You are on page 1of 15

MAKNA PROSESI PERKAWINAN JAWA TIMUR SEBAGAI KEARIFAN

LOKAL (PENDEKATAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI DALAM UPACARA


TEBUS KEMBAR MAYANG DI DESA JATIBARU KECAMATAN
BUNGARAYA KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU)

Oleh :
Usfatun Zannah
Email: difalistiarini@yahoo.com
Pembimbing : Dr. Noor Efni Salam, M.Si
Bibliografi : 8 Jurnal , 19 Buku, 8 Situs Internet

Jurusan Ilmu Komunikasi ± Prodi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Kampus bina widya jl.H.R. Soebrantas Km.12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

Tebus kembar mayang ceremony is one of culture product. Nowadays, this


ceremony is still running in village and done by community of east Java in jatibaru
village bungaraya district siak regency as one of social culture.That activity included
various society (human) and as local genius.Inside of that ceremony occur social
interaction between human, and this ceremony has symbolic meaning. The symbolic
meaning is a speech about truth of life for adult people who get marriage.This
research focused by aim to know what the meaning procession marriage east java to
society as local genius (approaching communication ethnography ceremony from
tebus kembar mayang in jatibaru village bungaraya district siak regency riau
province). For answering the problem above, The writer take the reseach include
phenomenology and symbolic interaction, in communication ethnography.
This reseach approach is qualitative reseach with support by communication
ethnography theory. The subject of this reseach is informant speaker that choosed by
purposive sampling technique consist of kembar mayang maker team, medical
practisioner of meet wedding, family of female wedding, clergy and society who
involve in wedding party. The data of this reseach got from interview deeply,
observation, documentation, library study and searching online data. For test of data
validity used creadibilitas test . for technique of analysis data with redraw data,
collecting data, serving data, take conclution and evaluation.

Result of this reseach showed that tradition of tebus kembar mayang


ceremony not reputed only as tradition that exist in wedding party but tebus kembar
mayang ceremony is a tradition that have values glorious and it will be given to two
subject of wedding in their new life at the future.1

x Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 1


Pendahuluan yang tinggi. Budaya Jawa penuh
dengan simbol sehingga dikatakan
Penelitian ini bertujuan untuk budaya Jawa adalah budaya simbolis.
mengetahui makna prosesi perkawinan Sebagai contoh adalah pada prosesi
Jawa Timur sebagai kearifan lokal perkawinan Jawa. Dalam pengertian
mengacu pada pendekatan etnografi ini simbol-simbol sangat berkaitan erat
komunikasi dalam upacara tebus dengan kehidupan masyarakat Jawa,
kembar mayang di Desa Jatibaru suatu kehidupan yang mengungkapkan
Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak perilaku dan perasaan manusianya
Provinsi Riau. Upacara tebus kembar melalui berbagai upacara adat.
mayang adalah salah satu produk
budaya, yang saat ini masih Simbol-simbol yang digunakan
berlangsung khususnya di daerah sampai saat ini mengandung nilai-nilai
pedesaan. Tebus kembar mayang budaya, etika, moral yang sangat
adalah salah satu ritual dalam upacara penting di jelaskan kepada generasi
perkawinan dalam keluarga, yang selanjutnya. Itu merupakan salah satu
dilaksanakan sebelum upacara produk budaya yang merupakan
perkawinan itu berlangsung. kearifan lokal yang perlu terus
difahami dan diresapi oleh
Perkawinan merupakan puncak masyaraktnya. 2
peristiwa perjodohan antara seorang
Dalam rangkaian upacara
laki-laki dengan seorang perempuan, perkawinan di Desa Jatibaru, kembar
melalui seentetan tindakan dari kedua mayang adalah salah satu property
belah pihak. Perkawinan di daerah
yang tidak pernah ditinggalkan. Dalam
pedesaan masih kental dengan proses pembuatannya kembar mayang
hubungan kekerabatan bersifat gotong melibatkan berbagai personil dengan
royong saling membantu dalam bentuk
peran masing-masing. Seorang yang
material maupun tenaga. memimpin proses pembuatan kembar
Masyarakat Jawa adalah salah mayang adalah seorang yang dianggap
satu etnis yang sangat bangga dengan sesepuh (Ki Wasitajati) sementara tim
budayanya meskipun kadang-kadang dari pembuat kembar mayang yaitu Ki
mereka tidak begitu faham dengan Surayajati yang mempunyai
kebudayaanya. Dalam pandangan kemampuan untuk memproses
beberapa orang, budaya Jawa termasuk pembuatan kembar mayang,
budaya kuno yang sudah tidak relevan menyerahkan kembar mayang kepada
dengan situasi masa kini. Padahal, orang tua calon pengantin, dengan cara
dalam era sekarang ini dibutuhkan tebus kembar mayang. Dalam aktivitas
pedoman dan nilai-nilai agar bangsa ini tersebut ada hubungan sosiologis yang
menjadi bangsa yang arif dan bijaksana diatur dalam pranata-pranata sosial
penuh dengan kedamaian dengan pada budaya masyarakat Jatibaru yang
toleransi yang tinggi antara satu suku GLVHEXW ³8SDFDUD 7HEXV .HPEDU
dengan suku lainnya. Untuk itu perlu
2
Mistaram 2009 Nilai Estetik dan Makna
digali kearifan lokal dalam bentuk
Simbolik Kembar Mayang Pesisiran malang
apapun yang mengandung nilai budaya diakses pada tanggal 08 Juli 2013

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 2


0D\DQJ´ .HJLDWDQ LQL VDPSDL VDDW LQL 2. Nilai- nilai lokal apa yang
masih berlangsung di Daerah terkandung dalam upacara tebus
Pedesaaan termasuk yang dilakukan kembar mayang?
oleh masyarakat Jawa Timur di Desa
Jatibaru Kecamatan Bungaraya Tujuan Penelitian
Kabupaten Siak Provinsi Riau. Berdasarkan identifikasi
Dari fenomena yang telah masalah diatas, maka Penulis
dikemukakan, maka penulis merasa menetapkan tujuan penelitian sebagai
tertarik untuk melakukan penelitian berikut:
bagaimana makna upacara tebus 1. Mengetahui makna prosesi
kembar mayang dalam etnografi perkawinan Jawa Timur
komunikasi yang terdapat pada prosesi sebagai kearifan lokal
perkawinan sebagai kearifan lokal. (Pendekatan Etnografi
Dengan judul ³Makna Prosesi Komunikasi dalam Upacara
Perkawinan Jawa Timur Sebagai Tebus Kembar Mayang di Desa
Kearifan Lokal (Pendekatan Etnografi Jatibaru Kecamatan Bungaraya
Komunikasi dalam Upacara Tebus Kabupaten Siak).
Kembar Mayang di Desa Jatibaru 2. Mengetahui nilai-nilai lokal
Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak yang terkandung dalam upacara
Provinsi Riau)´ tebus kembar mayang.

Rumusan Masalah Kegunaan Penelitian


Berdasarkan latar belakang
1. Kegunaan Akademis
diatas, maka penulis merumuskan
a. Hasil penelitian ini diharapkan
masalDK VHEDJDL EHULNXW ³ %DJDLPDQD
dapat berguna bagi peneliti
Makna Prosesi Perkawinan Jawa
berikutnya dan dapat
Timur sebagai Kearifan Lokal
memberikan sumbangsih
(Pendekatan Etnografi Komunikasi
pemikiran mengenai pentingnya
dalam Upacara Tebus Kembar Mayang
komunikasi budaya sebagai
di Desa Jatibaru Kecamatan Bungaraya
perkembangan ilmu komunikasi.
Kabupaten Siak Profinsi Riau)´
b. Memperoleh gambaran tentang
Identifikasi Masalah etnografi komunikasi yang
Mengacu pada rumusan terkandung dalam upacara tebus
masalah tersebut, maka peneliti kembar mayang ditinjau dari
melakukan identifikasi masalah sudut pandang komunikasi.
sebagai berikut: Diharapkan ini dapat
1. Bagaimana Makna Prosesi memperkaya kajian dalam
Perkawinan Jawa Timur sebagai bidang komunikasi, khususnya
kearifan local (Pendekatan komunikasi budaya terutama
Etnografi Komunikasi dalam kajian tentang etnografi
Upacara Tebus Kembar Mayang di komunikasi dan nilai-nilai lokal
Desa Jatibaru Kacamatan yang terdapat pada media
Bungaraya Kabupaten Siak)? komunikasi tradisional.

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 3


2. Kegunaan Praktis Makna adalah bagian yang
a. Penelitian ini berguna bagi tidak terpisahkan dari semantik dan
orang-orang yang belum selalu melekat dari apa yang kita
mengetahui bagaimana makna tuturkan. Pengertian dari makna sendiri
prosesi perkawinan Jawa Timur sangatlah beragam. Beberapa ahli
sebagai kearifan lokal mengungkapkan bahwa istilah makna
(Pendekatan Etnografi merupakna kata-kata dan istilah yang
Komunikasi dalam Upacara membingungkan. Makna tersebut
Tebus Kembar Mayang di Desa selalu menyatu pada tuturan kata
Jatibaru Kecamatan Bungaraya maupun kalimat. Ulman
Kabupaten Siak Profinsi Riau) mengemukakan bahwa makna adalah
b. Hasil penelitian ini akan berguna hubungan antara makna dengan
bagi masyarakat Jawa Timur pengertian.4
yang belum mengetahui akan Etnografi Komunikasi
adat sendiri agar nantinya dapat
memperkenalkan adat Jawa Etnografi berasal dari kata
Timur dan makna yang ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa
terkandung pada upacara tebus dan graphein yaitu tulisan atau uraian.
kembar mayang serta nilai-nilai Etnografi adalah kajian tentang
lokal yang terdapat dalam prosesi kehidupan dan kebudayaan suatu
perkawinan sebagai bentuk masyarakat atau etnik, misalnya
budaya kearifan lokal yang harus tentang adat istiadat, kebiasaan,
dilestarikan pada masyarakat hukum, seni, religi, bahasa. Bidang
luas. kajian yang sangat mendekat dengan
etnografi adalah etnologi, yaitu kajian
Tinjauan Pustaka perbandingan tentang kebudayaan dari
Definisi Makna berbagai masyarakat atau kelompok.
Menurut Kamus Besar Bahasa (Richards dkk., 1985). Istilah etnografi
sebenarnya merupakan istilah
Indonesia (2002:703) makna adalah
antropologi, lahir pada tahap pertama
arti, maksud penulis, pengertian yang dari perkembangannya sebelum tahun
diberikan kepada suatu bentuk 1800-an. Etnografi merupakan hasil
catatan penjelajah eropa. Mereka
kebahasaan. Makna adalah hubungan
mencatat semua fenomena menarik
antara subjek dengan lambangnya. yang dijumpai selama perjalanannya,
Makna pada dasarnya terbentuk antara lain berisi tentang adat istiadat,
susunan masyarakat, bahasa dan ciri-
berdasarkan hubungan antara lambang
ciri fisik dari suku-suku bangsa
komunikasi (simbol), akal budi tersebut.
manusia penggunanya (objek) 3

4
Diambil dari situs
http://luluvikar.wordpress.com/2010/12/29
3
Vardiansyah 2004. Pengantar Ilmu /makna-dan-tori-tentang-makna-tugas/35
Komunikasi Hal 70-71 Diakses tanggal 13 November 2013

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 4


Jadi layaknya seperti merupakan hal yang prinsip. Meski ada
penelitian yang lain, variabel dari juga perkawinan yang terjadi karena
penelitian ini lebih kepada kehidupan
dijodohkan orang tua yang terjadi
dan kebudayaan suatu masyarakat.
Penelitian etnografi juga merupakan dimasa lalu. Sementara orang-orang
kegiatan pengumpulan bahan tua zaman dulu berkilah melalui
keterangan atau data yang dilakukan
pepatah: Witing tresno jalaran soko
secara sistematik mengenai cara
kehidupan serta berbagai aktivitas kulino, artinya: cinta tumbuh karena
sosial dan berbagai benda kebudayaan terbiasa.
dari suatu masyarakat. Berbagai
Di Jawa Timur dimana
peristiawa dan kejadian unik dari
kehidupan kekeluargaan masih kuat,
komunitas budaya akan menarik
sebuah perkawinan tentu akan
perhatian peneliti etnografi. Peneliti
mempertemukan dua buah keluarga
justru banyak belajar dari pemilik
besar. Oleh karena itu, sesuai
kebudayaan, dan sangat respek pada
kebiasaan yang berlaku, kedua insan
cara mereka belajar tentang budaya.
yang berkasihan akan memberitahu
Itulah sebabnya pengamatan terlihat
keluarga masing-masing bahwa
penjadi penting dalam aktivitas
mereka telah menemukan pasangan
penelitian .
yang cocok yang ideal untuk dijadikan
Definisi etnografi komunikasi
suami/istrinya.
adalah pengkajian peranan bahasa
dalam perilaku komunikatif suatu
Upacara Tebus Kembar Mayang
masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana
bahasa dipergunakan dalam Tebus kembar mayang adalah
masyarakat yang berbeda-beda salah satu ritual dalam upacara
kebudayaannya. perkawinan dalam keluarga, yang
dilaksanakan sebelum upacara
5
Adat Perkawinan Jawa Timur perkawinan itu berlangsung.

Adat perkawinan Jawa Timur Upacara tebus kembar


merupakan suatu perkawinan yang mayang adalah salah satu produk
budaya, yang saat ini masih
dilaksanakan sepenuhnya dengan berlangsung khususnya didaerah
melaksanakan dengan segala pedesaan dan pesisiran.Upacara tebus
ketentuan-ketentuan yang telah kembar mayang di sebut juga sebagai
upacara Dol tinuku atau tebus kembar
digariskan dalam adat perkawinan
mayang. pada prinsipnya keduanya
Jawa Timur. sama, yaitu mengikuti cerita legenda
Di Jawa Timur seperti juga tentang turunnya wahyu kembar
mayang. Di gambar kan disini bahwa
ditempat yang lain, pada prinsipnya
perkawinan terjadi karena keputusan 5
Mistaram 2009. Nilai Estentik dan Makna
Simbolik Kembar Mayang . Skripsi S1 Jur. Seni
dua insan yang saling jatuh cinta. Itu diakses Pada Tanggal 10 Juli 2013

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 5


sang tuan rumah yang akan
mempunyai hajat untuk mencari Kerangka Pemikiran
kembar mayang sebagai syarat untuk
terselenggaranya acara panggih Dalam penelitian ini penulis
temanten. menggunakan model interaksional,
Upacara yang diselenggarakan karena penelitian penulis mengenai
sebelum upacara panggih ini makna simbolik yang erat kaitannya
mempunyai makna yang dalam. dengan model atau teori ini mengkaji
Dibalik upacara ini semua manusia tentang bagaimana cara seseorang atau
diingatkan bahwa untuk memcapai orang lain berinteraksi dengan
kebahagiaan hidup perlu usaha. Jer menggunakan bahasa melalui simbol-
basuki mawa bea yang artinya simbol dan memaknai simbol-simbol.7
kebahagiaan hidup harus Interaksi simbolik yang
GLSHUMXDQJNDQ GHQJDQ GD\D GDQ GR¶D
terjadi dalam upacara tebus kembar
Upacara ini sekaligus melambangkan mayang pada masyarakat Jawa Timur
turunnya anugrah tuhan lahir batin bagi di Desa Jatibaru, merupakan gambaran
kedua mempelai baik di dunia maupun
hubungan struktural keluarga dan antar
akhirat. manusia di masyarakat. Pada upacara
Tujuan upacara tebus kembar tebus kembar mayang dimana manusia
mayang dilaksanakan adalah sebagai dalam berinteraksi dengan
bentuk penghargaan atas hasil karya menggunakan simbol-simbol yang
yang telah dibuat oleh perakit sesepuh
terdapat pada kembar mayang tersebut
kembar mayang ( tim pembuat kembar kemudian memaknainya dengan
mayang) dengan cara membeli atau melakukan interaksi simbolik. Simbol-
menebus.
simbol tersebut yaitu: Janur,
Kearifan Lokal beringin,batang pisang, bunga mayang,
daun andhong, ketupat, manu-an (
Pengertian kearifan lokal burung-burungan), kitiran, dan puring
dilihat dari kamus Inggris Indonesia, yang nantinya akan dimaknai dengan
terdiri dari dua kata yaitu kearifan melakukan interaksi secara simbolik.
(wisdom) dan lokal (local). Local Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
berarti setempat dan wisdom berarti
kebijaksanaan. Dengan kata lain maka Tim pembuat kembar mayang
local wisdom dapat dipahami sebagai dapat di simbolkan dengan Ki
gagasan-gagasan, nilai-nilai, Surayajati adalah orang yang dipercaya
pandangan-pandangan setempat ( oleh keluarga calon pengantin
local) yang bersifat bijaksana, penuh perempuan untuk menghadap kepada
kearifan, bernilai baik, yang tertanam ketua perakit sesepuh kembar mayang
dan diikuti oleh anggota yaitu Ki Wasitajati agar bersedia
masyarakatnya. 6 membuatkan kembar mayang.
Berikutnya Ki Surayajati berangkat
6
Diambil dari situs
7
http://www.Naninorhandayani.blogspot. Yasir 2009 Pengantar Ilmu Komunikasi. Hal
com tanggal akses 10/7/2013 70-71

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 6


untuk menemui Ki Wasitajati. Setelah
1. Nilai Budaya
kembar mayang itu selesai dibuat, Ki Kearifan Lokal
2. Nilai Ekonomi
Surayajati meminta penjelasan kepada 3. Nilai Sosial
Metode Penelitian 4. Nilai Agama
Ki Wasitajati tentang makna yang 5. Nilai Pendidikan

terkandung didalam kembar mayang, Desain Penelitian


dengan demikian Ki Surayajati dapat
menjelaskan makna yang terkandung Metode penelitian yang
didalam kembar mayang kepada digunakan metode kualitatif deskriptif
keluarga calon pengantin perempuan. dengan Teori Etnografi Komunikasi
yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Makna simbolik dalam makna upacara tebus kembar mayang
kembar mayang disampaikan oleh Ki dalam prosesi perkawinan sebagai
Wasitajati kepada keluarga calon kearifan lokal di Desa Jatibaru
pengantin perempuan dengan Kecamatan Bungaraya Kabupaten
berinteraksi secara simbolik dan Siak. Penelitian kualitatif melibatkan
kemudian orang tua pengantin harus penggunaan dan pengumpulan
menyampaikan kepada kedua berbagai bahan empiris, seperti studi
mempelai yang biasa disampaikan oleh kasus, pengalaman pribadi, intropeksi,
pembawa acara pada waktu upacara riwayat hidup, wawancara,
temu manten atau tahap penggunaan pengamatan, teks sejarah,
kembar mayang yang memiliki nilai- interaksional, dan visual: yang
nilai yang telah disepakati bersama dan menggambarkan momen rutin dan
menjadi acuan dalam kehidupan problematis, serta maknanya dalam
sehari-hari khususnya bagi kedua kehidupan individual dan kolektif..
mempelai. Untuk menuju kejenjang Bogdan dan Taylor 1995
keluarga diperlukan persyaratan mendefinisikan metode kualitatif
psikologis dan fisik, agar mampu sebagai prosedur penelitian yang
mengarungi hidup bahagia lahir dan menghasilkan data deskriptif yang
batin. Interaksi simbolik pada upacara berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
tebus kembar mayang dapat orang- orang dan perilaku yang dapat
digambarkan sebagai berikut : diamati.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Lokasi dan Jadwal Penelitian

Upacara Tebus Kembar Mayang


Lokasi atau tempat penelitian
penulis mengambil empat Dusun yaitu
Proses Pemaknaan Simbol
Dusun I Jatimulya, Dusun II Jatirejo,
1. Tahap Persiapan Dusun III Medan Baru dan Dusun IV
2. Tahap Pembuatan
Srimersing. Jangka waktu penelitian
Etnografi Komunikasi

3. Tahap Upacara Tebusan


4. kualitatif cukup lama. Namun
Interaksi simbolik

Tahap Penggunaan
demikian kemungkinan jangka waktu
Simbol Kembar Mayang penelitian berlangsung dalam waktu
1. Debog/Batang Pisang 5. Kitiran yang pendek, bila ditemukan dalam
2. Janur 6. Puring dua minggu, dan telah teruji
3. Ketupat 7. Andhong
4. 0DQX¶DQ %XUXQJ 8. Ringin /Beringin
Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 7
kredibilasnya, maka penelitian ditentukan secara sengaja, secara
dinyatakan selesai, sehingga tidak khusus sebanyak 10 informan karena
memerlukan waktu yang lama. Susan mereka yang dianggap memahami
Stainback sebagaimana dikutip betul dan dapat memberikan informan
Sugiyono menyatakan bahwa tidak ada yang benar berkaitan dengan masalah
cara yang mudah untuk menentukan peneliti. Agar peneliti memiliki hasil
berapa lama penelitian kualitatif yang maksimal, maka informan
dilaksanakan. Tetapi lamanya dibedakan atas dua bagian yaitu
penelitian akan tergantung pada informan kunci dan informan
keberadaan sumber data, interes, dan pendukung. Informan kunci adalah
tujuan penelitian. Selain itu juga akan mereka yang dapat memberi informan
tergantung cakupan penelitian, dan mengenai masalah yang sedang diteliti,
bagaimana peneliti mengatur waktu informan tersebut terdiri dari Ketua
yang digunakan dalam setiap hari atau dan Tim perakit sesepuh kembar
tiap minggu. (Sugiyono 2005, 24). mayang, keluarga calon pengantin
Untuk itu perlu direncanakan jadwal perempuan, dan Masyarakat. Menurut
pelaksanaan yang berisi aktivitas yang (Moleong, 2005: 6), penelitian
dilakukan dan kapan akan dilakukan. kualitatif pada umumnya mengambil
Adapun jangka waktu penelitian jumlah informan yang lebih kecil
penulis rencanakan selama tiga bulan dibandingkan dengan bentuk penelitian
dengan jadwal sebagai berikut : lainnya. Informan berperan penting
Tabel 1 Jadwal Penelitian dalam penelitian ini, dan informan
No Bulan Kegiatan
pada penelitian ini merupakan orang-
orang yang terkait langsung dalam
1 Agustus ± Persiapan dan Penentuan
September bimbingan lokasi prosesi upacara tebus kembar mayang.
2013
2 Oktober ± Pelaksanaan Pengumpulan Objek penelitian adalah segala
November seminar proposal data
sesuatu permasalahan yang hendak
2013 dan revisi
3 Desember Pengolahan data Analisa data diteliti. Objek penelitian ialah hal yang
2013-Juli dikaji atau aspek-aspek yang menjadi
2014
4 September Tahap pelaporan Ujian skripsi fakta penelitian, yaitu mengenai makna
2014 dan penulisan simbolik upacara tebus kembar
hasil penelitian
mayang dalam prosesi perkawinan
sebagai kearifan lokal.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian adalah Jenis dan Sumber Data
penelitian yang menunjukkan kepada
orang/individu atau kelompok yang Ruslan mengatakan data
dijadikan unit atau sasaran (kasus) primer (primary data) adalah data yang
yang diteliti. dihimpun secara langsung dari
sumbernya. Data primer penulis
Subjek dipilih secara
dapatkan dari hasil observasi dan
purposive Sampling yaitu pemilihan
wawancara kepada masyarakat Desa
informan dalam penelitian ini
Jatibaru Kecamatan Bungaraya

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 8


Kabupaten Siak secara umum, pelaku manusia yang dapat diamati melalui
upacara tebus kembar mayang yang observasi lapangan.
terdiri dari keluarga yang mempunyai
hajat dan Perakit sesepuh kembar Wawancara
mayang (tim pembuat kembar mayang)
Tahap kedua yaitu dengan
serta masyarakat di Desa Jatibaru melakukan wawancara langsung secara
Kecamatan Bungaraya Kabupaten
mendalam dengan responden yang
Siak.
telah ditentukan sebelumnya. Menurut
Moleong ( 2002 :135), wawancara
Penelitian ini, penulis
adalah percakapan dengan maksud
mengumpulkan Data primer diperoleh
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh
melalui wawancara dan jawaban dari
kedua belah pihak, yaitu pewawancara
daftar pertanyaan yang diajukan pada
( interviewer) yang mengajukan
keluarga, tim pembuat kembar mayang
pertanyaan dan yang diwawancarai
yang melakukan upacara tebus kembar
(interviewee) yang memberikan
mayang dan masyarakat yang
jawaban atas pertanyaan itu.
mengetahui dan terlibat langsung
dalam upacara tebus kembar mayang Dokumentasi
ini.
Tahap dokumentasi dilakukan
Data sekunder (secondary data) untuk dapat memperkuat data dari hasil
adalah data yang diperoleh bukan dari observasi dan wawancara. Menurut
sumber asli atau sumber data yang Muliyono (2005 : 82) mengatakan
pertama. Data sekunder pada bahwa dokumen merupakan catatan
umumnya bersumber dari bahan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
bacaan seperti surat-surat pribadi, buku berbentuk tulisan (profil nagari),
harian, surat kabar, majalah, dan dokumentasi, kaset rekaman (VCD).
naskah dan hasil penelitian.
Teknik Analisis Data
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
Observasi analisis data yang bersifat kualitatif,
analisis ini akan mendeskripsikan
Tahap pertama observasi yaitu
mengenai makna simbolik dalam
pengamatan dan pencatatan dengan
upacara tebus kembar mayang dalam
sistematik terhadap gejala yang tampak prosesi perkawinan masyarakat Jawa
pada objek peneliti. Alat pengumpulan
Timur di Desa Jatibaru.
data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
sistematik yang diselidiki secara
Penelitian kualitatif adalah
langsung dilapangan. Observasi
instrumen itu sendiri. Keikutsertaan
merupakan alat yang diselidiki
sangat menentukan dalam
langsung untuk meneliti bermacam-
pengumpulan data. Keikutsertaan
macam gejala. Banyak aspek-aspek
tersebut tidak hanya dilakukan dalam
waktu singkat, tetapi memerlukan

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 9


perpanjangan keikutsertaan pada latar bahasa komunikasi masyarakat Jawa
penelitian.Dengan perpanjangan Timur yang berkaitan dengan
keikutsertaan pada penelitian ini dapat kebudayaan yang dilaksanakan hingga
menguji ketidakbenaran informasi saat ini. Hal-hal tersebut dapat
yang diperkenalkan oleh distorsi, baik dijabarkan sebagai berikut:
berasal dari peneliti maupun dari menyiapkan bahan bakunya, yang
informen dan membangun kepercayaan disiapkan oleh keluarga dekat, yang
subjek. Perpanjangan keikutsertaan dilaksanakan secara ikhlas, dengan
menurut peneliti untuk ikut langsung sepenuh hati dan bertanggung jawab.
kedalam lokasi dan dalam waktu yang Bahan-bahan kembar mayang
cukup panjang guna mendeteksi dan merupakan simbol pancaran cahaya
memperhitungkan distorsi yang suci, bibit yang unggul menjaga
mungkin mengotori data. Selain itu kelestarian lingkungan, keteguhan hati
perpanjangan keikutsertaan juga dan keiklasan. Proses pembuatannya
dimaksudkan untuk membangun yang dilaksanakan oleh perakit sesepuh
kepercayaan diri peneliti itu sendiri. kembar mayang adalah bekerja yang
sungguh-sungguh, dengan selalu
Triangulasi
memohon kepada Tuhan yang Maha
Triangulasi adalah teknik Esa akan keselamatan, dijauhkan dari
pemeriksaan keabsahan data yang segala godaan, dan rintangan.
memanfaatkan sesuati yang lain. Yaitu
Dari hasil penelitian diatas
dari luar data yang diperoleh untuk
maka dapat dikaitkan dengan teori
keperluan pengecekan atau sebagai
interaksi simbolik yang di kemukakan
perbandingan terhadap data yang
oleh George Herbert Mead yang
didapat. Teknik triangulasi yang paling
kemudian di modifikasi oleh Blumer
banyak digunakan adalah pemeriksaan
yaitu interkasi yang terjadi antar
melalui sumber.
individu berkembang melalui simbol-
Hasil dan Pembahasan simbol yang mereka ciptakan. Realitas
sosial merupakan rangkaian peristiwa
1. Makna Prosesi Perkawinan yang terjadi pada beberapa individu
Jawa Timur Sebagai Kearifan dalam masyarakat. Interaksi yang
Lokal (Pendekatan Etnografi dilakukan antar individu itu
Komunikasi dalam Upacara berlangsung secara sadar dan berkaitan
Tebus Kembar Mayang di Desa dengan gerak tubuh, vokal, suara, dan
Jatibaru Kecamatan Bungaraya ekspresi tubuh yang kesemuanya itu
Kabupaten Siak Provinsi Riau) mempunyai maksud dan disebut
dengan simbol.
Makna prosesi perkawinan
Jawa Timur pada upacara tebus Pendekatan interkasi simbolik
kembar mayang dimulai dari yang dimaksud Blumer mengacu pada
penyiapan bahan, proses pembuatan, tiga premis utama yaitu:
sistem tebusannya, dan
penggunaannya, dengan menggunakan

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 10


1). Manusia bertindak terhadap sesuatu Tebus Kembar Mayang. dalam
berdasarkan makna-makna yang ada aktivitas tersebut ada hubungan
pada sesuatu itu bagi mereka sosiologis yang diatur dalam pranata-
pranata sosial pada budaya masyarakat
2). Makna itu dipeoleh dari hasil -DZD 7LPXU \DQJ GLVHEXW ³ 8SDFDUD
interaksi sosial yang dilakukan oleh 7HEXV .HPEDU 0D\DQJ´ NHJLDWDQ LQL
orang lain. sampai saat ini masih berlangsung di
daerah pedesaan termasuk yang
3). Makna-makna tersebut
dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur
disempurnakan disaat proses
di Desa Jatibaru Kecamatan Bungaraya
interkasi sosial sedang berlangsung.
Kabupaten Siak.
2. Nilai -Nilai lokal yang Terkandung Tahap Persiapan
Dalam Upacara Tebus Kembar
Mayang di Desa Jatibaru Khusus penyiapan bahan-
Berdasarkan pada hasil bahan untuk membuat kembar mayang,
wawancara penulis dengan Bapak yang disiapkan adalah Janur kuning,
Miskam sebagai anggota Pembuat daun beringin, daun puring, daun
kembar mayang bahwa dalam prosesi andong, pucuk pohon pisang,batang
perkawinan adat Jawa Timur di kenal pisang, bunga mayang.
adanya istilah kembar mayang yang
merupakan benda sakral sebagai Tahap Pembuatan
simbol ikrar yang nantinya digunakan
Pada tahap pembuatan kembar
dalam upacara temu manten dengan
mayang, dilaksanakan pada malam hari
melalui serentetan kegiatan antara lain:
yaitu malam Midodareni (malam
1). Tahap Persiapan, 2). Tahap
sebelum upacara perkawinan
Pembuatan, 3). Tahap Upacara
berlangsung). Pembuatan kembar
Tebusan 4). Tahap Penggunaan.
mayang di pimpin oleh ketua perakit
Dalam rangkaian upacara sesepuh kembar mayang atau dukun
perkawinan pada masyarakat Jawa, manten) yang mempunyai wawasan
kembar mayang adalah salah satu dan keterampilan untuk membuat
property (ubo rampe) yang tidak kembar mayang. hal ini yang biasa
pernah di tinggalkan. Dalam proses dilakukan oleh Bapak Sumari yang
pembuatan kembar mayang melibatkan selaku dukun temu manten, ia sudah
berbagai personil, dengan peran cukup tua umurnya yaitu 61 tahun dan
masing-masing. Seorang yang nampak berwibawa. Pada proses
memimpin proses pembuatan kembar pembuatannya di bantu oleh tim
mayang adalah seorang yang dianggap pembuat kembar mayang berjumlah 4
sesepuh ( orang yang dituakan) yaitu orang dan harus dalam keadaan suci,
Ki Surayajati, yang mempunyai pada siang harinya telah melakukan
kemampuan untuk memproses bersih diri, dengan mandi keramas dan
pembuatan kembar mayang, menjalani puasa selama satu hari. Hal
menyerahkan kembar mayang kepada ini dilakukan agar pembuatan kembar
orang tua calon pengantin, dengan cara mayang tersebut berjalan dengan

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 11


lancar tidak ada suatu halangan apapun langsung oleh dukun temu manten
dan selalu mengharap ridho dari allah. disimbolkan dengan Ki Wasitajati.
Ketika upacara panggih akan dimulai,
Tahap Upacara Tebusan dua buah kembar mayang dikeluarkan
oleh dua orang manggolo ( yang
Upacara tebus kembar mayang ditunjuk untuk menjemput pengantin
yang dilaksanakan sebelum upacara pria), sedangkan dua kembar mayang
panggih ini mempunyai makna yang lain dibawa oleh dua orang putri domas
cukup dalam, dibalik upacara ini mengiringi penganten putri.
semua manusia diingatkan bahwa
untuk mencapai kebahagiaan hidup Nilai-nilai lokal yang
perlu usaha karena kebahagaian hidup terkandung dalam upacara tebus
harus diperjauangkan dengan daya dan kembar mayang sesui dengan teori
doa. Upacara ini sekaligus yang dikemukakan oleh John Dewey
melambangkan turunnya anugrah yang membahas tentang pengertian
Tuhan lahir batin bagi kedua mempelai nilai yaitu sesuatu bernilai apabila
baik di dunia maupun diakhirat. disukai dan dibenarkan oleh
sekelompok manusia. ( Syahrial,
Berkaitan dengan hasil Syarbani , 2009: 40) Dalam hal ini
penelitian diatas, teori yang digunakan Dewey mengutamakan kesepakatan
adalah Etnografi komunikasi dengan sosial masyarakat. Dengan demikian
melalukan dialog atau percakapan. nilai adalah sesuatu yang berharga,
Dimana dialog menurut Kamus Besar berguna, indah, memperkaya batin, dan
Bahasa Indonesia adalah Percakapan menyadarkan manusia akan harkat dan
antara dua tokoh atau lebih. martabatnya. Nilai bersumber pada
Percakapan ini dilakukan dengan budi yang mendorong dan
melakukan komunikasi lisan, tulis, mengarahkan sikap dan perilaku
isyarat, gerak tubuh dan tanda yang manusia yang merupakan salah satu
turut membangun kaidah-kaidah wujud kebudayaan disamping sistem
bahasa dalam etnografi komunikasi. sosial dan karya.
Selain itu etnografi komunikasi juga
memberikan perbedaan dalam Dalam upacara tebus kembar
berbicara atau dalam melakukan mayang yang sebelumnya melalui
percakapan misalnya kapan harus serentetan kegiatan seperti tahap
berbicara dan kapan haru diam. persiapan, tahap pembuatan, tahap
upacara tebusan, dan tahap
Tahap Penggunaan Kembar penggunaan mempunyai nilai yaitu :
Mayang
Pada tahap penggunaan 1. Nilai Budaya
2. Nilai Ekonomi
kembar mayang yaitu kembar mayang
3. Nilai Sosial
berjumlah empat buah yang digunakan 4. Nilai Agama
pada upacara panggih temanten atau 5. Nilai Pendidikan
pertemuan pengantin yang diletakkan
di sebelah kanan dan kiri dan dipimpin Kesimpulan

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 12


Kembar mayang merupakan ikut aktif dan terlibat ditengah
penanda syahnya perkawinan masayarakat dalam rangka
masyarakat Jawa Timur di Desa mengembangkan dan
Jatibaru Kecamatan Bungaraya membangkitkan kembali nilai-nilai
Kabupaten Siak Provinsi Riau.Kembar lokal ini, karena sepanjang
mayang merupakan makna estetik, penelitian ini berlangsung
simbolik dan mempunyai fungsi ditemukan bahwa upacara tebus
pendidikan sebagai nilai tuntunan kembar mayang memberikan aspek
hidup di masyarakat. Upacara tebus positif terhadap masyarakat dan
kembar mayang merupakan suatu juga dengan merevitalisasi nilai-
penghargaan atas hasil karya yang nilai tersebut, kita akan
dibuat oleh perakit sesepuh kembar menyempurnakan jati diri dari
mayang (tim pembuat kembar bangsa Indonesia ini yang dikenal
mayang), dan sebagai ajang sebagai bangsa berbudaya dan
pengakraban jalinan silaturahmi antar berkarakter. Kepada generasi muda
masyarakat terutama keluarga yang diharapkan lebih memahami makna
mempunyai hajat dan tim pembuata serta simbol-simbol yang
kembar mayang. terkandung dalam kembar mayang
serta cara pembuatanya, karna
Nilai-nilai lokal yang selain kembar mayang merupakan
terkandung dalam upacara tebus benda sakral, kembar mayang juga
kembar mayang Pertama, dari sejarah merupakan benda yang sangat
kembar mayang berasal dari agama penting untuk dipelajari dan
hindu yang kemudian di bawa oleh dilestarikan karna generasi muda
para wali songo dalam menyebarkan sebagai tonggak estafet berikutnya
agama islam tepatnya di daerah Jawa. dalam upaya pelestarian budaya-
Kedua Kembar mayang merupakan budaya lokal.
perwujudan dari, adat dan agama. 2. Dengan mengetahui makna
Prosesi adat dalam upacara tebus etnografi komunikasi yang
kembar mayang menandakan bahwa terkandung dalam upacara tebus
identitas keunikan masyarakat Jawa kembar mayang, diharapkan bisa
Timur yang masih dipertahankan menjadi modal utama dalam
keasliannya, melalui upacara temu pembentukan karakter bangsa
manten kembar mayang memberikan Indonesia, khususnya bagi
peluang untuk merevitalisasi kembali
masyarakat Jawa Timur Desa
atau menghidupkan kembali nilai-nilai Jatibaru Kecamatan Bungaraya
vital yang terdapat pada masyarakat Kabupaten Siak Provinsi Riau, serta
Jawa Timur. hendaknya nilai-nilai baik ini
ditanamkan sedini mungkin pada
Saran-saran
anak-anak melalui bidang
1. Kepada seluruh unsur masyarakat
pendidikan untuk memberikan mata
dan semua elemen pemerintahan,
pelajaran tentang budaya lokal
keluarga, alim ulama, cerdik pandai,
sehingga akan menumbuhkan
pemuda dan masyarakat diharapkan
kecintaan anak-anak terhadap
Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 13
budaya asal sendiri yang tentu akan
menjadi kekuatan penting dalam
Sartini, (2004) Menggali Kearifan Lokal
keberadaan budaya lokal di tengah ±
Nusantara Sebuah Kajian Filsafat,
tengah kemegahan budaya asing
Makalah, UGM.
yang jelas tidak sesuai dengan adat
kebiasaan masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Sulastri, 2013. Analisis Pelaksanaan Adat


Perkawinan Masyarakat Jawa.
Pekanbaru : Skripsi S1 Jur PPKN
Jurnal
Universitas Riau.
Amaliyah, Nur. 2012. Nilai-Nilai Buku
Moral Pancasila dalam Tradisi Agoes, Sri Hartati. 2001. Kiat Sukses
Siacuong Pada Upacara Menyelenggarakan Pesta Adat
Perkawinan Masyarakat Jawa . Jakarta : PT Balai
Melayu Kampar. Pekanbaru : Pustaka Utama.
Skripsi S1 Jur. PPKN
Universitas Riau. Alwasilah, Chaedar.A. 2002. Pokoknya
Kualitatif (Dasar-dasar
$SUL\DQWR < GNN ³.HDULIDQ Merancang dan Melakukan
Lokal dalam Mewujudkan Penelitian Kualitatif). Jakarta :
Pengelolaan Sumberdaya Air Dunia Pustaka Jaya.
\DQJ %HUNHODQMXWDQ´ 0DNDODK
Pada PKM IPB, Bogor. Bungin, Burhan. 2003. Metode
Penelitian Kualitatif. Jakarta :
arifni.pdf://nikolassutrisno.blogspot.co
Raja Grafindo Persada.
m/2010/11/interaksionisme
simbolik.Tanggal Akses Hamidin,Aep S. 2012. Adat
11/9/2013 Perkawinan Nusantara.
Jogjakarta : Difa Press.
Haryanis, Febrianti. 2008. Kearifan
Lokal Komunitas Nelayan Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya
dalam Pelestarian Kerang dalam Komunikasi Antar
Daerah (Andara Granosa). Budaya. Yogyakarta: PT LkiS
Pekanbaru : Skripsi S1 Printing Cemerlang.
Faperika Universitas Riau.
M.Hariwijaya. 2004. Tatacara
Mistaram, 2009. Nilai Estetik dan Makna Penyelenggaraan Perkawinan
Simbolik Kembar Mayang Adat Jawa. Yogyakarta:
Pesisiran. Malang: Skripsi S1 jur. Hanggar Kreator.
seni dan desain.
Maryati, Kun. 2006.Sosiologi Jilid 1
Ridwan, N.A, (2007) Landasan Keilmuan Untuk SMA dan MA. Jakarta:
Kearifan Lokal_X :µŒv o ^šµ ] /•o u Esis.
dan Budaya. Vol.5, (1), 27-38.

Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 14


Moleong, laxy J. 2002. Metodologi Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar
Penelitian Kualitatif. Bandung : Ilmu Komunikasi; Pendekatan
PT Remaja Rosdakarya. Taksonomi Konseptual. Depok
: Ghalia Indonesia.
2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Yasir. 2009. Pengantar Ilmu
PT Remaja Rosdakarya. Komunikasi. Pekanbaru : Pusat
Pengembangan Pendidikan
Riyadi, Soeprapto.2001. Interaksi
Universitas Riau
Simbolik Perspektif Sosiologi
Modern. Jakarta: Averroes Relevant Website
Press dan Pustaka Pelajar
http://id.wikipedia.Senirupanusantara.ac.i
Said, W.Edward. 2004. Power, politics d Tanggal Akses 08/7/2013
and culture: interviews with
Edward http:// www.Baliposco.id Tanggal Akses
10/7/2013
W.Said, Jakarta: Bloomsbury.
http://luluvikar.wordpress.com/2010/1
Setiadi. 2007. Buku Ilmu Sosial dan 2/29/makna-dan-tori-tentang-
Budaya Dasar. Yogyakarta : makna-tugas/35 Tanggal Akses
13/7/2013
Graha Ilmu

Sobur, Alex.2003. Semiotika http:// www.Naninorhandayani


Komunikasi. Bandung : Remaja .blogspot.com:Tanggal Akses 10/7
Rosdakarya. 2013

2004.Semiotika http://org/wiki/Upacara_pernikahan#A
Komunikasi. Bandung : Remaja dat_Jawa_Surakarta Tanggal
Rosdakarya. Akses 10/10/2013

Sulaiman,M. Munandar , 2001. Ilmu http://sosiologi.fisip.unair.ac.id/ teori-


Budaya Dasar Suatu interaksi-simbolik Tanggal Akses
Pengantar, Bandung : Refika 11/9/2013
Aditama.
http://charlie-
Sumarsono. 2011. Pengantar muhammad.blogspot.com/buda
Semantik, Yogyakarta : Pustaka ya-sebagai-sistem-simbol.
Pelajar Tanggal Akses 11/9/2013

Teer,Haar, 2001. Asas-Asas dan I Ketut Gobyah, (2003) Berpijak pada


Susunan Hukum Adat Jakarta : Kearifan Lokal,
PT Pratnya Paramita. http://www.balipos.co.id,
diakses pada tanggal 10 Juli
Tinambunan,W.E. 2001. Ilmu
2013, pukul 20.00 WIB.
Komunikasi Perspektif Asumsi
dan Pendekatan Metologis.
Jakarta : Swakarya.
Jom FISIP Volume 1 No.2 ± Oktober 2014 15

You might also like