Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research aims to understand meaning and function tayuban in the
tradition of clean village .Of research in hamlet Sambeng, Kepuhsari village,
Manyaran subdistrict, Wonogiri district to the subject research the community
hamlet sambeng and are involved in the event tayuban clean village .
This research using the kind of research qualitative by adopting
descriptive qualitative.In-depth interviews were conducted with key informants
namely the public hamlet Sambeng, while for supporting informants were
community figures and religious figures Sambeng. Observation done by observing
places danyangan. Documentation use documents something like data planning
rasulan hamlet Sambeng 2015, while documents a picture of a photograph
tayuban in hamlet Sambeng in september 2015.Technique the informants using a
technique purposive sampling. Technique data analysis use model interactive
consisting of reduction data, presentation of data, and the withdrawal of a
conclusion or verification.
Based on the research done can be concluded that tayuban in clean village
seen as local knowledge. The form of wisdom of the local community hamlet
Sambeng seen in tradition clean village. Tayuban purport to a tradition of clean
village come into being in relation the community to nature ( danyang). Tayuban
is a form of an offering the community hamlet Sambeng to danyang that serve as
FRPPXQLW\ HIIRUWV LQ ³ORRNLQJ IRU VDIHW\´ life. Function tayuban in clean village
that is as of social solidarity. Community social solidarity hamlet Sambeng
included in solidarity mechanical. Of social solidarity of this come into being in
the actions formed through the process of social interaction, including pay a fee
for tayuban, a community service cleaning up hamlet, rewang, kenduri or
kondangan, and when the peak of the event tayuban for individuals that are not
involved in tayuban, will get the sanction of out to the community and rebuke
directly .
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi tayuban
dalam tradisi bersih desa. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sambeng, Desa
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri dengan subyek penelitian
masyarakat Dusun Sambeng dan yang terlibat acara tayuban dalam bersih desa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Wawancara mendalam dilakukan
dengan informan kunci yaitu masyarakat Dusun Sambeng, sedangkan untuk
informan pendukung adalah tokoh masyarakat serta tokoh agama Sambeng.
Observasi dilakukan dengan mengamati tempat-tempat danyangan. Dokumentasi
menggunakan dokumen tulisan seperti data perencanaan rasulan Dusun Sambeng
tahun 2015, sedangkan dokumen gambar berupa foto tayuban di Dusun Sambeng
pada september 2015. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data mengunakan model interaktif yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tayuban dalam
bersih desa dimaknai sebagai kearifan lokal. Bentuk kearifan lokal masyarakat
Dusun Sambeng terlihat pada tradisi bersih desa. Pemaknaan tayuban dalam
tradisi bersih desa mewujud dalam relasi masyarakat dengan alam (danyang).
Tayuban merupakan bentuk persembahan masyarakat Dusun Sambeng kepada
danyang yang dijadikan sebagai upaya PDV\DUDNDW GDODP ³PHQFDUL NHVHODPDWDQ´
hidup. Fungsi tayuban dalam bersih desa yaitu sebagai solidaritas sosial.
Solidaritas sosial masyarakat Dusun Sambeng termasuk dalam solidaritas
mekanik. Solidaritas sosial ini mewujud dalam tindakan-tindakan yang terbentuk
melalui proses interaksi sosial, diantaranya membayar iuran untuk tayuban, kerja
bakti membersihkan Dusun, rewang, kenduri atau kondangan, dan saat puncak
acara tayuban Bagi individu yang tidak terlibat dalam tayuban, akan mendapatkan
sanksi yang berupa gunjingan masyarakat dan teguran langsung.
Citra yang melekat ini muncul karena nilai budaya leluhur sejak dulu. Menurut
pada saat pertunjukkan sering ditemukan (Simatupang, 2005 dalam Suwardi,
beberapa tindakan yang menyimpang, 2006:12) menegaskan bahwa manusia
dimana hal ini senada dengan penelitian ibarat makhluk yang terjerat dalam
Sukari (2008:710) bahwa setelah jaring-jaring makna yang dipintalnya
masuknya unsur budaya asing yang tidak sendiri. Tidak heran jika dalam setiap
cocok dengan norma dan aturan budaya tindakan atau pengambilan keputusan,
Jawa, maka tarian ini sengaja terdapat mitos-mitos yang diyakini oleh
dikeluarkan dari budaya keraton. Unsur masyarakat. Hal tersebut akan membawa
budaya asing yang mencemari tayub berkah apabila dilakukan, sebaliknya
dikenal dengan 3C, yaitu ciu (minuman akan mendatangkan bahaya jika
keras), colek dan cium. Oleh karena itu ditinggalkan.
dalam perkembangannya, tayub bukan Oleh karena itu penting untuk
lagi tarian sakral yang hanya bisa dikaji tayuban hingga saat ini masih
dipertontonkan oleh keraton, tetapi telah menjadi kebiasaan sebagai pola adat
menjadi hiburan yang bisa dalam tradisi bersih desa di dusun
diselenggarakan oleh siapa saja. Sambeng. Setiap tradisi kebudayaan
Tayuban dalam tradisi bersih mengandung unsur-unsur simbolik dan
desa merupakan bentuk manifestasi dari makna tersendiri. Dengan adanya
kebudayaan masyarakat Dusun tayuban dalam bersih desa dapat melihat
Sambeng. Dalam artian, suatu sisi lain dari kebudayaan masyarakat
masyarakat tidak akan mengadopsi suatu yang bersifat non material. Dalam artian
budaya bukan tanpa alasan. Budaya dan menemukan nilai-nilai masyarakat yang
masyarakat merupakan satu kesatuan tidak dapat diamati dalam kehidupan
holistik yang tidak dapat dipisahkan, sehari-hari sekaligus tentang eksistensi
artinya budaya sangat identik dengan mereka dalam menjaga tatanan sistem
kehidupan manusia dan sudah mendarah sosial budaya yang ada.
daging. Konstruksi budaya yang Dari hasil pemaparan latar
terbentuk ini merupakan akumulasi dari belakang masalah diatas, maka penulis
proses sosialisasi dan internalisasi tertarik untuk melakukan penelitian
pengetahuan-pengetahuan tentang nilai- dengan judul Tayuban dalam Tradisi
5
dasarnya tidak terlepas dari pengertian bersih desa adalah upaya manusia untuk
kebudayaan. Kebudayaan merupakan mencari keseimbangan atau hubungan
keseluruhan gagasan dan karya yang dengan makhluk yang tidak kasat mata
dipelajari, dibagi, dan dipertukarkan (gaib) dan diyakini sebagai penjaga atau
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai pelindung desa.
atau aspek penting yang mendasari Waktu pelaksanaan bersih desa
kehidupan dalam suatu masyarakat. yaitu satu tahun sekali, biasanya sesudah
Kebudayaan memiliki tiga wujud musim panen padi. Terkait soal bulan,
diantaranya adalah ide, aktivitas, dan hari, tanggal, dan cara pelaksanaannya
artefak. Wujud kebudayaan tersebut tidak selalu sama antara satu desa
dapat diuraikan melalui berbagai tradisi. dengan desa yang lain. Tempat
Tradisi merupakan warisan sosial penyelenggaraan bersih desa dan pesta
budaya yang diwariskan secara turun desa mengikuti kebiasaan desa setempat,
temurun dari generasi ke generasi oleh ada kegiatan yang merata dilakukan di
nenek moyang di masa lampau. Berbagai seluruh lingkungan desa beserta
tradisi yang ada di masyarakat misalnya penghuninya, disamping itu juga ada
tradisi slametan. Slametan pada kegiatan yang dipusatkan pada tempat-
masyarakat Jawa biasanya ditemui pada tempat tertentu, 1) tradisi puncak
siklus kehidupan manusia dari lahir dipusatkan di balai desa, 2) pesta desa
hingga meninggal dunia. dipusatkan di lapangan desa setempat, 3)
Bersih Desa dan Tayuban sedekah misal dilaksanakan di makam
Tradisi dalam masyarakat Jawa leluhur, 4) sesaji dan doa dilakukan di
mewujud dalam beragam bentuk, salah makam atau petilasan cikal bakal desa
satunya adalah tradisi bersih desa. (Suwardi, 2006:1-2).
Menurut Sumardi, dkk (1997:134) Menurut Muriatmono (1981:39),
menyatakan bahwa upacara bersih desa upacara bersih desa selalu didahului
mempunyai banyak sebutan, misalnya dengan membersihkan desa dari segala
sedekah bumi, rasulan, slametan bumi kotorannya yaitu sampah-sampah harus
suran dan lainnya. Pemberian nama ini dibersihkan, membersihkan got-got
biasanya tergantung dari daerah masing- saluran air agar lancar pengairannya,
masing. Namun pada prinsipnya upacara membenahi pagar halaman dan
7
fungsional bersifat otonom dan oleh Dusun Sambeng juga ikut serta dalam
jenis perilaku menyimpang apa saja membersihkan. Dalam kerja bakti,
yang merusakan kesadaran kolektif yang pembagian tugas tidak begitu rinci
kuat (Johnson, 1986:189). Perpecahan seperti pada solidaritas organis karena
kelompok-kelompok kecil ditandai pada solidaritas ini, ikatan utama yang
dengan kelompok minoritas keagamaan mempersatukan masyarakat bukan lagi
yang tidak mendukung keputusan kesadaran kolektif atau hati nurani
masyarakat Sambeng dalam kolektif (collective conscience),
mengadakan tayuban. melainkan kesepakatan yang terjalin
Pada solidaritas mekanik, diantara berbagai kelompok profesi
individu yang tidak terikat dalam sistem (Sunarto, 2005:128). Sedangkan, pada
akan mendapatkan sanksi sebagimana masyarakat Sambeng, walaupun hampir
menurut Sunarto bahwa sanksi terhadap mayoritas berprofesi sebagai petani
pelanggaran hukum di sini bersifat tetapi ikatan utama yang mempersatukan
represif, barang siapa yang melanggar masyarakat tetap pada kesadaran
solidaritas sosial akan dikenai hukuman kolektif. Pembagian tugas secara umum
pidana (Sunarto, 2004:128). Dalam bukan atas dasar keahlian melainkan
masyarakat Dusun Sambeng, sanksi keputusan dari perangkat dusun.
yang dilakukan berupa sanksi secara Ketiga, kesadaran kolektif yang
verbal. Sanksi ini dilakukan dengan dua terlihat saat kegiatan rewang. Terdapat
cara yaitu gunjingan dan teguran spesialisasi pembagian tugas antara
langsung. kaum laki-laki dan perempuan (Johnson,
Kedua, kesadaran kolektif 1986:187). Bapak-bapak serta Karang
terlihat saat kegiatan kerja bakti, terdapat Taruna Dusun Sambeng biasanya
pembagian tugas saat kerja bakti melakukan pekerjaan yang bersifat
membersihkan dusun. Pembagian tugas maskulin, sedangkan untuk ibu-ibu
ini ditentukan oleh Ketua RT masing- melakukan tugas dalam ranah domestik
masing saat pertemuan warga dan yaitu pekerjaan yang identik dengan
dilakukan secara bergilir tiap tahunnya. rumah tangga, seperti memasak untuk
Walaupun kerja bakti identik dengan keperluan acara tayuban. Pembagian
kaum lelaki, akan tetapi ibu-ibu di tugas antara bapak-bapak dan ibu-ibu
16
dilakukan supaya setiap warga Dusun ambengan. Dalam acara ini pun
Sambeng dapat mendapatkan pembagian pembagian tugas juga terlihat. Ada
tugas secara merata. Pada saat rewang beberapa pihak yang berperan serta
pun, tidak dijumpai pembagian tugas dalam menugurus tukar menukar
dalam hal memasak, pekerjaan ambengan,
dilakukan secara bersama-sama dan Kelima, kesadaran kolektif juga
saling membantu satu sama lain. Peran terlihat saat acara puncak tayuban yang
perangkat dusun seperti Ketua RT ditandai saat nyawer. Masyarakat
memiliki kuasa penuh dalam Sambeng sebagai tuan rumah lebih
menentukan perwakilan secara begilir mendahulukan tamu dari luar Dusun
untuk orang yang bertugas ke pasar, untuk nyawer. Selain itu, juga terdapat
yang berhak menugaskan warga untuk pembagian tugas seperti yang bertugas
persiapan tayuban adalah Ketua RT menyiapkan makanan di dapur untuk
masing-masing karena Ketua RT lebih penonton adalah ibu-ibu, yang melayani
mengetahui warganya dibandingkan makan dan minum adalah pihak Karang
dengan Ketua RW Taruna, sedangkan untuk bagian
Keempat, kesadaran kolektif keamanaan di handle oleh bapak-bapak.
terlihat saat acara kenduri, yang mana SIMPULAN DAN SARAN
setiap warga diharuskan untuk Berdasarkan tujuan penelitian,
membawa nasi beserta lauk pauk yang maka dapat diambil suatu kesimpulan
dibungkus sebanyak 4 buah dan mengenai tayuban dalam tradisi bersih
diletakkan di atas tampah. Tidak ada desa di Dusun Sambeng, Desa
ketentuan mengenai lauk pauk, dalam Kepuhsari, Kecamatan Manyaran,
artian bebas sesuai dengan keinginan Kabupaten Wonogiri sebagai berikut :
warga. Ambengan ini nantinya akan (1) Bentuk kearifan lokal masyarakat
ditukarkan dengan warga lain. Tujuan Dusun Sambeng terlihat pada tradisi
masyarakat Dusun Sambeng melakukan bersih desa. Pemaknaan tayuban dalam
hal tersebut untuk menjaga keteraturan tradisi bersih desa mewujud dalam relasi
sosial yang sudah lama ada. Masyarakat masyarakat dengan alam (danyang).
merasa perkewuh DWDX ³WLGDN HQDN´ Tayuban diartikan masyarakat sebagai
dengan tetangga apabila tidak membawa bentuk persembahan kepada danyang.
17