You are on page 1of 15

Aktivitas Judi Dadu Klutuk dalam Ritual Sedekah Bumi di Kabupaten Lamongan

Mochammad Ressa Amriza


Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga
ABSTRACT
The earth charity tradition carried out by the Songowareng village community is quite
unique. Where in the implementation there is klutuk dice gambling activity. This
gamble has existed and been done for generations by the community. In this study
revealed how the process of gambling klutuk dice in the earth charity ceremony and
the function of klutuk in the earth charity ceremony. This study uses a qualitative
method. In determining the informant using a purposive technique, namely by
determining the informant who is able to give answers according to the research
question. Malinowski's functionalism theory is used to analyze data obtained from the
field. From the research conducted, it is known how the form of the implementation of
the earth charity of Songowareng village, namely the ambar is brought to the spring to
be prayed, after which the residents fight for ambling. Along with the implementation
of the charity of the earth, the community is also done in the spring. In the evening
proceed with entertainment in the form of tayub, ludruk, campursari, and dangdut.
Klutuk has its own myth that people believe in. The existence of gambling activities in
the earth charity of Songowareng village is believed to be one of the elements of the
successful implementation of earth charity. The myth serves to fulfill one of the
elements and joins the other elements in earth's alms ritual, so that it becomes an
integrated whole.

Keywords: Alms of the earth, gambling, klutuk, functionalism, myth


Abstrak
Tradisi sedekah bumi yang dilakukan masyarakat desa Songowareng cukup unik. Di
mana dalam pelaksanaannya terdapat aktivitas judi dadu klutuk. Judi ini telah ada dan
dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat. Dalam penelitian ini mengungkap
bagaimana proses judi dadu klutuk dalam upacara sedekah bumi dan fungsi klutuk
dalam upacara sedekah bumi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam
penentuan informan menggunakan teknik purposive, yakni dengan menentukan
informan yang mampu memberi jawaban sesuai dengan pertanyaan penelitian. Teori
fungsionalisme dari Malinowski digunakan untuk menganalisa data yang didapatkan
dari lapangan. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bagaimana bentuk pelaksanaan
sedekah bumi desa Songowareng, yaitu ambengan di bawa ke sendang untuk di
panjatkan doa, setelahnya warga berebut ambengan. Bersamaan dengan pelaksanaan
sedekah bumi, klutuk juga di lakukan masyarakat di sendang. Malam harinya di
lanjutkan dengan hiburan berupa tayub, ludruk, campursari, dan dangdut. Klutuk
memiliki mitos tersendiri yang di percayai masyarakat. Keberadaan aktivitas judi
dalam sedekah bumi desa Songowareng diyakini sebagai salah satu unsur keberhasilan
pelaksanaan sedekah bumi. Mitos tersebut berfungsi memenuhi salah satu unsur dan
bergabung dengan unsur yang lainnya dalam ritual sedekah bumi, sehingga menjadi
keseluruhan yang terintegrasi.
1
Pendahuluan dipisahkan, karena keyakinan pada diri
manusia menuntun manusia dalam
Indonesia merupakan salah satu
membentuk tradisi-tradisi yang mereka
negara dengan masyarakat yang
lakukan. Salah satu tujuan tradisi
majemuk. Bermacam suku, bangsa, dan
dilaksanakan adalah untuk
etnis yang ada membuat negara ini
mendekatkan manusia secara jiwa
menjadi negara yang beragam.
dengan Tuhan sang pencipta. Oleh
Perbedaan bahasa, kebiasaan, dan
karena itu, masyarakat pendukung
sistem kepercayaan membuat negara
kebudayaan menjalankan tradisi
ini semakin beragam. Tiap daerah
sebagai media untuk mereka
memiliki tradisi tersendiri yang mereka
berkomunikasi dengan Tuhan sang
jalankan, sehingga hal itu juga
pencipta dengan memohon berbagai
memberikan corak atau ciri khas yang
kepentingan dan tujuan yang mereka
melekat dan menjadi identitas bagi
harapkan.
suatu kelompok itu sendiri.
Dalam kehidupan masyarakat
Tradisi tumbuh dan
terdapat empat komponen yang dapat
berkembang di suatu wilayah tidak
dilihat sebagai konsep religiusnya
terlepas dari pengaruh lingkungan dan
masyarakat. Empat komponen tersebut
masyarakat pendukung sekitarnya.
ialah emosi keagamaan, keyakinan
Kedua faktor tersebut akan menjadi
terhadap Tuhan serta kekuatan dan
dasar munculnya dan bertahannya
kehidupan lain di luar kehidupan
suatu tradisi dalam masyarakat. selain
manusia, adanya bentuk upacara dan
itu, keyakinan dan kepercayaan dalam
ritus-ritus yang berfungsi sebagai
masyarakat juga turut melatarbelakangi
penghubung antara manusia dengan
terbentuknya tradisi tersebut, sehingga
Tuhannya dan adanya kelompok
tradisi itu akan dilakukan terus-
religius itu sendiri. Dari semua
menerus dalam masyarakat demi tujuan
komponen ini sudah menjadi satu
tertentu yang di kehendaki.
kesatuan yang utuh dan saling
Keyakinan dalam berpengaruh satu dengan yang lainnya
masyarakatlah yang mendasari (Koentjaraningrat, 1974:145).
munculnya suatu tradisi. Keyakinan
Di masyarakat Jawa, terdapat
memberikan energi dan mendorong
ritus yang dilakukan untuk
manusia untuk berbuat sesuatu yang
memperingati tiap kejadian-kejadian
memenuhi batin mereka seperti
yang penting, seperti kelahiran,
beribadah, melakukan upacara, tradisi
kematian, waktu panen raya dan lain
dan lain sebagainya. keyakinan dan
sebagainya. Salah satunya adalah
tradisi dalam masyarakat tidak dapat

2
tradisi sedekah bumi yang dilakukan mengekspresikan rasa syukur atas apa
masyarakat Jawa pada umumnya. yang mereka dapatkan yang di
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan wujudkan dalam bentuk sesaji atau
salah satu bentuk ritual tradisional gunungan yang dipersembahkan
masyarakat di pulau Jawa yang sudah kepada sang pencipta dan berbagi
berlangsung secara turun-temurun dari dengan orang lain.
nenek moyang orang Jawa terdahulu.
Dalam masyarakat, tradisi
Ritual sedekah bumi ini pada umumnya
sedekah bumi memiliki bermacam-
dilakukan oleh masyarakat Jawa yang
macam istilah yang digunakan. Ada
berprofesi sebagai petani dan nelayan
yang menggunakan istilah slametan
yang menggantungkan pekerjaannya
dilakukan untuk mengirim doa setelah
dan memanfaatkan kekayaan alam
mendapat anugerah, larung sesaji yang
yang ada di bumi.
artinya melepas sesaji ke laut, grebeg
Masyarakat Jawa khususnya gunungan biasanya dilakukan oleh
masyarakat petani dan nelayan, tradisi kraton Yogyakarta atau Surakarta saat
ritual tahunan seperti sedekah bumi peringatan Maulid Nabi,
bukan hanya sebagai rutinitas atau kenduri/kenduren adalah perjamuan
ritual yang sifatnya tahunan belaka atau makan untuk memperingati suatu
tanpa esensi. Akan tetapi tradisi peristiwa, dan masih banyak lagi istilah
sedekah bumi mempunyai makna yang digunakan masyarakat untuk
spiritual dan psikis yang mendalam, menamai tradisi tersebut. Tradisi-
upacara tradisional sedekah bumi itu tradisi semacan itu menjadi wadah
sudah menjadi salah satu bagian yang bersama masyarakat yang
menyatu dengan masyarakat dan sulit mempertemukan berbagai aspek
dipisahkan dari budaya masyarakat kehidupan sosial serta pengalaman
Jawa. individual yang berbeda-beda, atau
singkatnya dalam hal ini sebagai
Sedekah bumi memiliki makna
mekanisme integrasi masyarakat.
simbolik sebagai penjagaan terhadap
Tradisi semacam ini dapat di temukan
kelestarian serta kearifan lokal yang
pada masyarakat yang pekerjaannya
khas bagi masyarakat agraris maupun
bergantung dengan alam seperti petani
masyarakat nelayan khususnya yang
dan nelayan. Pekerjaan yang
ada di pulau jawa. Tradisi ini
bergantung dengan alam ini sangat
merupakan bentuk dari ungkapan rasa
tidak menentu, terkadang hasil
syukur yang mereka lakukan, yang
melimpah namun juga kadang merugi.
dikenal dengan istilah sedekah bumi.
Tradisi semacam itu bertujuan untuk
Melalui tradisi itu masyarakat petani
mengucap rasa syukur kepada Tuhan

3
Yang Maha Esa atas segala rezeki hasil bisa menentukan kehendak Tuhan atau
panen yang telah mereka dapatkan. meramal masa depan. Pendeta-pendeta
Tradisi tersebut di wujudkan dalam kuno sangat mahir dalam menemukan
acara komunal dalam kelompok kejadian acak dari ilahi dengan
mereka dan dilakukan rutin tiap tahun menghubungkannya pada masa depan.
sesuai waktu panen raya. Antara lain dengan cara membaca isi
perut binatang yang disembelih, serat-
Pada tradisi sedekah bumi yang
serat pada batok kelapa, garis-garis
dilaksanakan masyarakat desa
pada telur yang pecah, kotoran dan air
Songowareng ada ciri khas tersendiri
kencing, kelopak mawar, retakan
yang membedakan dengan tempat lain,
tulang-tulang makhluk hidup, garis-
yakni adanya praktik judi dadu klutuk.
garis pada buah-buahan, rasi bintang,
Judi yang dimaksudkan adalah
dan yang baru adalah kartu tarot
permainan judi buah dadu yang
(Turner 2013:12).
dilakukan masyarakat desa. Kegiatan
ini dimulai pagi sebelum arak-arakan Penemuan arkeologi tentang
sesaji selesai dan berlangsung seharian perjudian ditemukan pada lukisan
penuh hingga dini hari. Menariknya keramik di Mesir yang terlihat sedang
kegiatan ini dibiarkan ada oleh menggambarkan aktivitas judi. Pada
masyarakat desa setempat. Hal ini tentu lukisan tersebut tergambar orang
saja menarik untuk dilakukan sedang melempar sebuah astragali.
penelitian karena sedekah bumi astragali yaitu semacam tulang kering
merupakan ritual yang sakral bagi tumit domba bagian bawah atau anjing
masyarakat Jawa. Sedekah bumi juga yang bisa pula di sebut tulang buka
bentuk representasi rasa syukur atas apa kaki. Dalam lukisan tersebut juga
yang telah di berikan oleh Tuhan Yang terdapat seperti papan pencatat untuk
Maha Esa kepada manusia melalui melihat skor antar pemain. Astragali
alam. Namun fakta di lapangan juga dimainkan oleh orang Yunani dan
menunjukkan bahwa adanya aktivitas Romawi untuk judi, namun mereka
judi bukankah justru mengurangi membuat tiruannya dari batu dan
kesakralan atau kesucian pelaksanaan logam.
sedekah bumi itu sendiri.
Di Indonesia seperti daerah
Judi telah lama dilakukan Kalimantan, Jawa, dan Bali perjudian
manusia sejak tahun 3.500 sebelum masih dengan mudah ditemui. Dalam
Masehi. Bangsa-bangsa kuno percaya buku yang di tulis Haryanto (2003)
bahwa dengan menggunakan semacam yang berjudul “Indonesia Negeri Judi”
prosedur acak seperti undian, mereka menjelaskan bahwa judi bukan

4
monopoli masyarakat perkotaan dalam jalannya permainan atau
melainkan masyarakat pedesaan. perlombaan. Kedua, judi bersifat
Praktik perjudian juga mudah ditemui untung-untungan yang artinya untuk
di berbagai acara yang bersifat massal, memenangkan suatu permainan atau
semisal peringatan hari-hari besar dan perlombaan judi, lebih banyak
perayaan-perayaan lainnya. Jejak didasarkan pada unsur kebetulan atau
arkeologisnya terlihat di beberapa relief spekulatif. Kemenangan didapatkan
di Candi Borobudur yang dari kebiasaan atau pengalaman para
menggambarkan sejenis permainan pemain. Ketiga, terdapat taruhan.
seperti aktivitas judi. Judi biasanya Dalam permainan judi ada taruhan yang
dilakukan dengan cara sembunyi atau dipasang oleh pihak bandar atau
secara terang-terangan. Hampir di pemain. Dalam taruhan melibatkan
setiap daerah dapat ditemukan uang ataupun harta benda lain yang di
permainan judi baik secara tradisional anggap bernilai. Adanya pihak yang
maupun dengan cara yang lebih modern diuntungkan dan ada yang dirugikan.
(Haryanto 2003:6). Ciri ketiga ini yang paling penting
dalam menentukan apakah sebuah
Menurut Kartono judi disebut
permainan dapat dikatakan sebagai
sebagai permainan atau pertaruhan
kegiatan judi atau bukan (Kartono
dengan sengaja mempertaruhkan
dalam Haryanto, 2003;8).
sesuatu yang dianggap bernilai (Seperti
uang, perhiasan, harta lainnya) dengan Penelitian tentang judi yang
menyadari adanya risiko ditimbulkan dilakukan oleh Sofyan Rubiyanto
dan harapan-harapan tertentu pada (2014) yang berjudul “Kalah Uang
peristiwa-peristiwa permainan, Menang Orang (Judi dan Relasi
pertandingan, perlombaan, atau Hubungan Patron-Klien di kalangan
kejadian-kejadian yang belum pasti Petani Karet Kalimantan Barat)
hasilnya (Kartono, 2007). Adapun ciri- menjelaskan bahwa judi sebagai ajang
ciri bahwa sesuatu aktivitas dapat unjuk gigi antara mandor (tokeh)
dikatakan sebagai kegiatan berjudi atau dengan petani karet. Dengan cara
tidak. Pertama, umumnya judi berjudilah mereka (Petani) dapat
berbentuk permainan atau perlombaan. melihat kemampuan si Tokeh sejauh
Judi biasanya bersifat reaktif dan mana untuk menjadi patokan hidup
dilakukan semata-mata untuk mereka.
bersenang-senang atau mengisi waktu
Aktivitas judi bukan hanya
luang. Para pelaku tidak harus terlibat
dilakukan oleh kaum laki-laki saja,
dalam permainan, namun bisa juga
melainkan juga kaum perempuan.
menjadi penonton yang ikut bertaruh

5
Penelitian yang dilakukan oleh Ria perjudian dan transaksi yang terjadi
Irawan Hasugian (2012) berjudul ”Judi pada perjudian ini dengan cara supply
Kartu Remi (Studi Etnografi Terhadap (Bandar) membayar kepada aparat
Judi Pada Ibu-Ibu di Desa Sei Belutu terkait untuk melindungi usahanya agar
Kecamatan Sei Bamban Kabupaten berjalan lancar. Ketiga, motif perjudian
Serdang Bedagai)” berhasil yang dilakukan oleh Bandar yakni
mengungkap bahwa kaum perempuan untuk mendapatkan profit dan
juga terlibat langsung dalam perjudian. memenuhi kebutuhan primernya
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa dengan membuat mekanisme yang
alasan ibu-ibu tersebut berjudi adalah dibuat oleh Bandar sendiri.
sebagai pengobat stres atau suntuk
Peneliti menggunakan teori
dalam menghadapi beratnya beban
fungsionalisme sebagai dasar analisis
pikiran kehidupan. Praktik judi tersebut
dalam penelitian ini. Data akan di
awalnya hanya berjumlah 3 orang
analisis mengunakan teori
hingga bertambah menjadi 8 orang.
fungsionalisme yang dikemukakn oleh
Adapun fungsi yang di dapat dari
Malinowski. Fungsionalisme adalah
aktivitas judi yaitu pertama, merasakan
salah satu teori yang di gunakan dalam
kesenangan. Kedua, sebagai tempat
ilmu sosial, yang menekankan saling
bersosialisasi antar anggota. Ketiga,
berhubungnya antara institusi (pranata)
sebagai tambahan penghasilan untuk di
dan kebiasaan (tradisi) pada
belanjakan kebutuhan sehari.
masyarakat tertentu. Analisis fungsi
Jurnal yang ditulis oleh Ghany menjelaskan bagaimana struktur sosial
Santika Pradana (2014) yang berjudul didukung oleh fungsi institusi-institusi
“Eksistensi dan Dinamika Transaksi seperti: negara, agama, keluarga, dan
Perjudian (Studi Kasus Judi Dadu di ekonomi. Menurut Malinowski suatu
Stasiun Wonokromo Surabaya)” budaya atau tradisi merupakan
berhasil mengungkap. Pertama, instrumen yang muncul dalam
perjudian di stasiun Wonokromo memenuhi kebutuhan psiko–biologis
Surabaya sudah ada sejak 1892. manusia. Hal itu yang menjadi acuan
Perjudian marak terjadi di masyaraka konsep “fungsi” dalam pengertian
karena judi merupakan salah satu cara Malinowski. Adanya suatu budaya atau
yang dilakukan untuk bertahan hidup tradisi tertentu telah memberikan
yang paling minimal. Kedua, aktivitas fungsi-fungsi tertentu dalam
perjudian dadu ini tetap eksis karena masyarakat. Fungsi tersebut tidak dapat
adanya dukungan aparat terkait. Hal ini di gantikan dengan instrumen lain,
dikarenakan aparat terkait bertugas karena tiap instrumen-instrumen
mengamankan jalannya aktivitas tertentu dalam sistem sosial memliki

6
konsekuensi tertentu terhadap kerja penelitian yang sedang dikaji.
keseluruhan sistem sosial. Oleh karena Diharapkan dengan metode ini data
itu setiap unsur yang ada dalam yang di temukan dapat dideskripsikan
kebudayaan hadir untuk memenuhi secara lebih rinci, lebih jelas dan akurat.
kebutuhan kebudayaan secara Sementara itu, metode deskriptif yaitu
menyeluruh, sedangkan kebudayaan menggambarkan fenomena-fenomena
yang menyeluruh itu hadir untuk yang telah ada baik itu fenomena secara
memenuhi kebutuhan-kebutuhan alami atau bukan ke dalam tulisan.
biologis dan psikologis (Marzali, Sehingga tujuan yang di capai ialah
2006:34). untuk membuat gambaran secara
sistematis, akurat, dan faktual terkait
Metode
fakta dan kebiasaan-kebiasaan
penelitian ini menggunakan masyarakat.
pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian ini berlokasi di Desa
deskriptif dan juga mempertimbangkan
Songowarang Kecamatan Bluluk
kesesuaian antara obyek yang diteliti
kabupaten Lamongan. Desa
dengan pendekatan ilmu yang
Songowarang ini termasuk salah satu
digunakan. Dengan menggunakan
desa tertua yang ada di kecamatan
metode kualitatif penelitian ini
Bluluk kabupaten Lamongan.
mempunyai beberapa tujuan yakni
pertama, untuk mengumpulkan Alasan peneliti memilih lokasi
informasi mengenai gejala yang ada penelitian di desa Songowarang
secara aktual dan rinci. Kedua, Kecamatan Bluluk Kabupaten
menggambarkan dan menangkap (to Lamongan adalah karena hanya di desa
describe and explore). Ketiga, tersebut yang meriah dalam peringatan
gambaran dan penjelaskan (describe sedekah bumi. Kemeriahan ini
and explain). Dalam penelitian berlangsung pagi hari hingga dini hari.
kualitatif hasil yang di dapatkan berupa Hal ini terjadi karena dalam
teks tertulis atau lisan hasil wawancara pelaksanaan sedekah bumi terdapat
mendalam dengan orang (informan). kegiatan judi yang dilakukan
Hal demikian di dapatkan setelah masyarakat. Serta juga beberapa
peneliti melakukan observasi secara hiburan seperti tayub, campursari,
mendalam dan berkala pada obyek ludruk, orkes, tari ular, dan lain
yang diteliti. Kemudian setelahnya sebagainya yang dilaksanakan seharian
menjelaskan fenomena yang ada dan di suntuk. Berangkat dari hal inilah
analisis melalui teori yang digunakan peneliti memilih desa Songowarang
sehingga memfokuskan dengan sebagai tempat peneliti karena dirasa

7
unik serta berbeda dengan tempat catatan lapangan, studi literatur dan
lainnya. Dan tentunya hal ini layak dokumentasi. Kemudian untuk
untuk diangkat atau mungkin bisa informan sudah ditentukan sesuai
menjadi sumber pengetahuan dengan kebutuhan akan data yang akan
bagaimana harmonisasi dan kekayaan di cari dalam penelitian ini.
ragam budaya yang ada di desa
Hasil penelitian yang di analisa
Songowarang ini.
merupakan data dari hasil observasi,
Dalam teknik penentuan wawancara mendalam dengan
informan dilakukan dengan cara informan serta studi literatur dari
mewawancarai masyarakat yang berbagai sumber ilmiah. Metode yang
dianggap mampu memberikan digunakan dalam pengumpulan data
informasi mengenai penelitian Judi tersebut merupakan metode yang
Dadu Sedekah Bumi Desa digunakan dalam penelitian kualitatif.
Songowareng Kecamatan Bluluk Untuk melakukan analisa data, peneliti
Kabupaten Lamongan atau dengan melakukan klasifikasi atau
istilah lain yaitu informan. penggolongan dari hasil wawancara.
Penggolongan atau klasifikasi ini
Untuk memperoleh kedalaman
dilakukan berdasarkan rumusan
data yang didapat serta validitas data
masalah dan teori. Setelah klasifikasi
yang diperoleh, maka pemilihan
yang dikaitkan dengan rumusan
informan menjadi sesuatu yang sangat
masalah dan teori maka, peneliti
penting mengingat dari informanlah
melakukan analisa data yang kemudian
awal mula data yang diperoleh dan
akan dilanjutkan ke tahap akhir yaitu
kemudian dikembangkan melalui
membuat kesimpulan. Dengan adanya
proses selanjutnya. Informan adalah
metode deskriptif kualitatif maka
orang atau pelaku yang memiliki
teknik analisa data dilakukan melalui 3
pengetahuan luas dan mendalam terkait
tahapan yakni reduksi, adanya
suatu masalah. Informan juga terlibat
penyajian data, kesimpulan.
langsung dengan masalah penelitian,
yang dapat memberikan informasi yang Pembahasan
bermanfaat. Pemanfaatan informan
Pelaksanaan Sedekah Bumi
bagi penelitian ialah untuk memberikan
informasi yang benar-benar terjangkau. Pada masyarakat di Desa Songowareng
Kecamatan Bluluk Kabupaten
Teknik pengumpulan data yang
Lamongan terdapat suatu tradisi
akan digunakan dalam penelitian ini
sedekah bumi. Tradisi ini telah
ada empat macam yakni observasi,
dilakukan secara turun-temurun dari
wawancara yang disertai dengan

8
leluhur mereka dan tiap tahun dengan yang lainnya. Tiap dusun
dilaksanakan oleh masyarakat desa. memiliki seperti syarat atau pakem
Sedekah bumi dilakukan seusai panen tersendiri. Penentuan hari dan tanggal
raya petani, biasanya terjadi pada ada yang melalui musyawarah dahulu
pertengahan tahun sekitar bulan April ada pula yang meneruskan pakem yang
hingga Juli. Tradisi bertujuan untuk sudah di tentukan sejak dulu. Contoh
ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang yaitu dusun Songo, Balongrejo dan
Maha Esa atas segala rezeki hasil panen Putuk menggunakan hitungan yang
yang telah mereka dapatkan. Dalam telah di tetapkan harus Sabtu Pon
pelaksanaannya sedekah bumi di Desa minggu pertama di bulan Syawal.
Songowareng di awali dengan proses Ketiga dusun ini acara sedekah
pertama pembentukan panitia tiap buminya bersamaan. Hari Sabtu
dusun. Panitia ini yang akan merupakan acara di Dusun Songo,
menjalankan sedekah bumi di tiap kemudian hari minggu acara sedekah
dusun masing-masing. Ketua panitia bumi di Dusun Balongrejo dan Putuk.
biasanya di pimpin oleh kepala dusun Kesamaan pelaksanaan kedua Dusun
dan di bantu oleh karang taruna untuk ini karena memang sudah sejak dulu
mengakomodir kegiatan sedekah bumi. berlangsung bersama dan Sendang
Panitia ini berfungsi sebagai tim yang digunakan sebagai tempat
perencanaan anggaran, menyusun sedekah bumi berada batas antara dua
kemudian menentukan kapan sedekah Dusun ini. Pembedaan hari dan tanggal
bumi dilakukan, dan hiburan apa yang pelaksanaan ini dilakukan bertujuan
akan di adakan. Anggaran berasal dari untuk membedakan dan menghindari
iuran antar warga dan sedikit dari jadwal yang sama antar dusun serta
bantuan desa. Iuran ini sebesar 50.000 tidak merepotkan masyarakat nantinya.
untuk tiap satu kepala keluarga. Iuran Tetapi antara dusun Patuk dan Songo
ini tidak mengikat tiap kepala keluarga dalam pelaksanaannya kedua dusun
boleh iuran lebih dari yang di tentukan menjadi satu di hari yang sama dan
dan boleh juga tidak ikut iuran. Artinya paling lama yakni selama 2 hari penuh.
iuran tersebut bersifat sukarela. Dalam Hal ini karena di kedua dusun tersebut
menentukan hari masyarakat Desa hanya terdapat satu sendang saja dan
Songowareng memiliki pakem juga jumlah penduduk mereka sedikit.
penanggalan Jawa. Sedekah bumi harus Dalam pelaksanaan ritual sedekah bumi
dilakukan hari Sabtu pon pada ada perlengkapan-perlengkapan yang
penanggalan Jawa pada musim panen harus dipenuhi untuk mendukung
raya. Kegiatan sedekah bumi tiap dusun proses ritual. Perlengkapan yang pada
berbeda waktu antara dusun satu umumnya tersedia dalam acara sedekah

9
bumi adalah semacam tumpengan. pengeras suara masjid dan ke rumah-
Namun masyarakat Desa Songowareng rumah bahwa ambengan yang telah
biasanya menyebutnya ambengan. selesai untuk segera di bawa ke
Ambengan yang berarti tumpengan Sendang. Kemudian masyarakat desa
atau gunungan yang di letakan di juga di himbau untuk datang dan
amben seperti tempat duduk berbentuk berkumpul di sendang. Ambengan yang
meja lebar sekitar lebar 1 meter x di bawa ke Sendang di tutup
panjang 2.5 meter. Kemudian di menggunakan kain, hal ini berfungsi
atasnya di isi dengan berbagai macam agar tidak terlihat isi yang ada didalam.
hasil pertanian seperti buah-buahan, Ambengan biasanya di bawa oleh laki-
makanan berupa nasi beserta lauk, laki ke sendang. Setelah berkumpulnya
kerupuk puli, renginang, jajanan, panitia, para undangan dan masyarakat.
rokok, kopi, dan sembako lainnya. Di Acara dimulai dengan sambutan kepala
bagian sisi amben di berikan pembatas desa Songowareng. Setelah itu acara di
agar sesaji yang di letakan di atasnya ambil alih oleh Pak Kastari (56 Tahun)
tidak mudah jatuh, pembatas ini selaku Modin yang telah di tunjuk
umumnya menggunakan batang pohon sebagai pemimpin doa dan melakukan
pisang atau dalam bahasa Jawa disebut penyampaian hajat atau dengan istilah
debog. Barang-barang yang digunakan ujub yang dilakukan masyarakat. Doa
tersebut merupakan hasil panen atau yang di panjatkan ialah doa dengan
barang-barang yang dijual masyarakat berbahasa Arab kemudian masyarakat
yang memiliki kios untuk dijadikan yang datang mengamini, setelah itu di
sesaji. Acara sedekah bumi dimulai tutup dengan membaca surat Al-
sekitar pukul 09.00 pagi. Semua Fatihah. Doa bagian sakral dari prosesi
ambengan segera di bawa ke sendang arak-arakan ambengan ini. Dalam doa
dalam hal ini sendang adalah tempat yang di panjatkan tersebut bermakna
sumber air yang telah disakralkan oleh sebagai rasa syukur atas apa yang
masyarakat desa. Namun sebelum itu masyarakat dapatkan dari sang pencipta
warga sudah lebih dulu mempersiapkan melalui alam serta bermakna untuk
segala bentuk ambengan berserta isinya masa depan agar mendapatkan berkah
yang hendak di bawa. Proses persiapan yang lebih berlimpah di hari kemudian.
tersebut dilakukan di rumah warga Doa tahlil bermakna bahwa memohon
masing-masing. Setelah semuanya siap, kepada Tuhan untuk menunjukkan
selanjutnya ialah pemberitahuan bahwa untuk selalu bersyukur atas nikmat
acara sedekah bumi akan segera yang diberikan. Kemudian memohon
dimulai. Hansip desa bertugas agar nikmat yang telah di dapat
memberitahukan warga menggunakan menjadikan berkah untuk menuju

10
kebaikan hingga anak cucu. Setelah itu siang dan malam. Hiburan siang diisi
penutupan doa di tutup dengan dengan hiburan untuk kaum muda.
pembacaan surat Al-Fatihah secara Musik elekton, dangdut, tari ular
bersama-sama dengan masyarakat yang diadakan siang setelah rangkaian acara
berada di sendang. Setelah doa dan sedekah bumi selesai sekitar pukul
hajat dari acara di panjatkan, kemudian 14.00 WIB hingga sore menjelang azan
camat, lurah, perangkat bersama-sama magrhib.
dengan masyarakat menikmati
Setiap sedekah bumi dusun-
tumpeng gunungan hasil bumi dan nasi
dusun di desa Songowareng pada
tumpeng yang disediakan oleh panitia.
malam hari merupakan acara ramah-
Bersamaan dengan itu acaranya
tamah. Acara ini dilakukan sekitar
selanjutnya ialah warga berebut
pukul 19.00 WIB dan di ikuti beberapa
gunungan yang ada di ambengan,
stakeholder seperti kepala kecamatan
semua isi di ambil. Prosesi perebutan
Bluluk berikut jajarannya, kepala Desa
ambengan dari hasil bumi ini
Songowareng beserta jajarannya,
berlangsung sangat meriah. Seluruh
kepala polsek Bluluk, serta tokoh-tokoh
warga baik bapak, ibu, dan anak-anak
lainnya. Ramah-tamah ini berlangsung
yang hadir sangat antusias dan berbaur
di halaman depan rumah Kepala Dusun
satu dengan yang lainnya untuk
yang menyelenggarakan sedekah bumi,
mendapatkan nasi tumpeng dan hasil
namun berbeda jika sedekah bumi
bumi lainnya seperti buah-buahan, ubi-
dusun Putuk dan Balongrejo panggung
ubian, dan jajanan pasar.
dan ramah-tamah dilakukan di sendang.
Hiburan Mengingat karena sedekah bumi ini
melibatkan dua dusun. Selanjutnya para
Pada acara selanjutnya merupakan
tamu undangan duduk di kursi dan
acara hiburan. Hiburan ini berlangsung
menghadap ke panggung pertunjukan
lama hingga malam hari. Berbagai
dan masyarakat yang melihat berada di
macam hiburan di sediakan oleh
belakang meja tamu undangan
panitia. Hiburan tersebut di antaranya
menghadap ke panggung. Acara dibuka
musik elektone, tari ular, dangdut,
dengan beberapa sambutan-sambutan.
campursari, ludruk, dan tayub. Namun
Para tamu undangan di suguhi dengan
tentu saja pelaksanaan sedekah bumi
bermacam hidangan seperti beberapa
tiap dusun berbeda-beda dalam acara
jajan pasar, buah-buahan hasil panen
hiburannya. Seperti dusun Putuk dan
warga, nasi kuah semur, hingga
Balongrejo kesenian tayub harus ada
minuman bir. Suasana ramah-tamah
dalam acara hiburan sedekah bumi,
sangat cair dan akrab. Acara sedekah
bahkan tayub dilakukan dua kali selama
bumi merupakan pesta bagi masyarakat

11
desa Songowareng suasana gembira mana dalam kebiasaan tersebut saling
dan akrab merupakan salah satu bagian tergantung satu sama lain.
dari tujuannya.
Judi klutuk juga dapat dilihat
Setelah itu acara dilanjutkan sebagai hiburan bagi masyarakat desa.
dengan beberapa macam hiburan. masyarakat merasa terhibur adanya
Umumnya hiburan awal di isi dengan aktivitas judi ini, hal ini dapat terlihat
hiburan seperti pertunjukan tari ular, dari antusiasme masyarakat ketika
musik elekton, dan dangdut. Hiburan aktivitas judi berlangsung. Ada yang
awal semacam hiburan untuk semua bermain ada pula yang sekedar melihat.
kalangan, mengingat waktu belum Jika menerapkan konsep menurut
terlalu malam sehingga dapat Malinowski aktivitas judi klutuk ini
menghibur semua kalangan baik anak- dapat dikatakan sebuah komponen atau
anak hingga dewasa. Kemudian waktu unsur yang berfungsi sebagai penopang
mulai larut malam hiburan di lanjutkan komponen atau unsur lainnya dalam
dengan ludruk dan tayub. Hiburan ritus sedekah bumi masyarakat.
tayub atau ludruk berlangsung hingga Kegiatan judi itu sendiri, kebiasaan
larut malam sekitar pukul 02.00 WIB. masyarakat, dan hiburan merupakan
komponen atau unsur yang berfungsi
Judi Dadu Klutuk
sebagai keseluruhan keutuhan kerja
Aktivitas judi klutuk dalam sistem ritus sedekah bumi masyarakat
acara Sedekah Bumi di masyarakat desa Songowareng. Lebih dari itu judi
Desa Songowareng yang peneliti klutuk merupakan bagian dari
lakukan, karena tradisi judi klutuk tentu keseluruhan sistem kepercayaan
saja memiliki fungsi atau guna masyarakat desa Songowareng, karena
tersendiri bagi masyarakat Desa judi klutuk memiliki mitos yang di
Songowareng. Hubungannya terletak percayai masayarakat.
pada kenyataan bahwa aspek
Judi Dadu klutuk dalam sedekah
fungsional ini menentukan kegiatan
bumi masyarakat Desa Songowareng
yang dilakukan oleh kelompok
merupakan bagian dari unsur-unsur
masyarakat tertentu. Dalam pandangan
yang ada dalam sedekah bumi itu
Malinowski tentang kebudayaan yaitu
sendiri. Aktivitas judi tidak dapat
semua usur kebudayaan dapat
dipisahkan dari pelaksanaan sedekah
dipandang sebagai hal yang memenuhi
bumi. Bagi masyarakat, judi memiliki
kebutuhan dasar bagi masyarakatnya.
mitos tersendiri yang di percayai
Teori fungsionalisme mengajarkan
masyarakat. Keberadaan aktivitas judi
tentang kepentingan relatif dari
dadu klutuk dalam sedekah bumi desa
berbagai kebiasaan yang beragam di

12
Songowareng diyakini sebagai salah pemain atau bandar bisa membawa
satu komponen keberhasilan pulang uang jutaan rupiah. Dengan
pelaksanaan sedekah bumi. Masyarakat modal yang tidak begitu banyak pemain
secara batin terpuaskan dengan adanya bisa mendapatkan uang banyak. Namun
aktivitas ini. Terpuaskan dalam hal ini tentu saja pendapatan ini bersifat
menyangkut kelancaran acara sedekah untung-untungan jika menang akan
bumi dan pandangan rezeki mereka ke mendapat uang banyak, sebaliknya jika
depannya. Kepercayaan semacam kalah akan merugi.
terhadap mitos ini yang mengisi relung-
Diketahui bahwa judi klutuk
relung dalam keyakinan masyarakat
sudah sejak lama ada dalam acara
Desa Songowareng. Sehingga judi
sedekah bumi desa Songowareng.
klutuk sebagai bentuk representasi
Aktivitas judi klutuk ini telah dilakukan
kepercayaan atas mitos masyarakat
secara turun-temurun. Tradisi judi dadu
memiliki fungsi tersendiri dalam ritual
klutuk akan tetap ada selagi masyarakat
sedekah bumi. Fungsi mitos judi
menganggap mitos tentang klutuk dan
tersebut yang memenuhi unsur-unsur
mempercayainya sebagai sebuah
dalam ritual sedekah bumi, sehingga
keyakinan.
menjadi keseluruhan yang terintegrasi.
Hanya desa Songowareng saja
Selain itu juga judi
dalam pelaksanaan sedekah buminya
berkontribusi dalam bidang ekonomi.
terdapat aktivitas judi dadu klutuk.
Dari aktivitas judi dadu klutuk yang
Dahulu desa-desa di kecamatan Bluluk
berlangsung seharian penuh pagi
setiap ada acara sedekah bumi terdapat
hingga dini hari, membawa rezeki
aktivitas judi dadu. Namun sampai hari
tambahan bagi masyarakat sekitar.
ini yang masih ada tinggal desa
Banyak masyarakat yang berbondong-
Songowareng saja.
bondong berjualan. Barang yang dijual
antara lain berupa makanan nasi, Simpulan
minuman, jajanan, juga yang berjualan
Sedekah bumi desa
rokok, dan lain sebagainya. Sehingga
Songowareng merupakan acara ritus
para pemain dan penonton judi tak
tahunan yang dilakukan masyarakat
perlu risau jika mencari makanan,
desa. Ritus dilakukan tiap usai panen
karena di sekitar kegiatan tersebut
raya masyarakat atau dalam tanggalan
banyak orang berjualan.
Jawa jatuh pada sekitar bulan suro.
Perputaran uang dalam aktivitas Sedekah bumi dilakukan di sendang
judi dadu klutuk ini sangat besar. Dalam tiap dusun masing-masing. Antusias
beberapa jam bermain saja seorang masyarakat terhadap acara sedekah

13
bumi begitu besar, karena dalam Turner, E Nigel
rangkaian acara sedekah bumi tersebut
2013 The History of Problem
banyak kegiatan hiburan hingga
Gambling Temperance,
aktivitas judi dadu klutuk. Sehingga
Substance Abuse,
menarik animo masyarakat untuk
Medicine, and
datang.
Metaphors. New York:
Judi dadu klutuk merupakan Springer.
judi tradisional yang dilakukan
Kartono, Kartini
masyarakat desa Songowareng dalam
acara sedekah bumi. Judi dadu klutuk 2009 Patologi Sosial.
berlangsung selama seharian dari pagi Jakarta: Rajawali Pres
hingga menjelang subuh dan dilakukan
BPS Jakarta Pusat
di sendang. Judi dadu klutuk juga
dijadikan sebagai sarana hiburan bagi 2010 Sensus Penduduk Tahun
masyarakat desa Songowareng. Selain 2010. Jakarta Pusat.
itu, fungsi judi dadu klutuk sebagai Haryanto
warisan leluhur yang dilestarikan
2003 Indonesia, Negeri
keberadaannya. Selanjutnya judi dadu Judi?. Jakarta: Yayasan
klutuk berfungsi memberikan Khasanah Insan Mandiri
pendapatan tambahan bagi para pemain
Hasugian, Ria Irawan
dan masyarakat yang berjualan di
sekitar sendang. 2012 Judi Kartu Remi (Studi
Etnografi Terhadap
Fungsi Judi Pada Ibu-
ibu di Desa Sei Blutu
Daftar Pustaka
kecamatan Sei
Koentjaraningrat. Bamban).

1974 Kebudayaan Mentalitas Marzali, Amri


2006 “Struktural-
dan Pembangunan.
FungsionalismeAntrop
Jakarta: PT ologi Indonesia Vol.
Gramedia. 30, No.2. Hal 127-
137. Jurnal Jakarta:
Universitas Indonesia

14
Koentjaraningrat.
1974 Kebudayaan Mentalitas
dan Pembangunan.
Jakarta: PT
Gramedia.
1987 Sejarah Teori
Antropologi I. Jakarta :
Rineka Cipta.
1990 Pengantar Antropologi.
Jakarta : UI-Press.
Pradana, Ghany Santika
2014 “Eksistensi dan
Dinamika Transaksi
Perjudian (Studi Kasus
Judi Dadu di Stasiun
Wonokromo
Surabaya)”, Jurnal,
Malang: Ilmu Ekonomi
FEB Universitas
Brawijaya.
Rubiyanto, Sofyan.
2014 Kalah Uang Menang
Orang, Judi dan Relasi
Hubungan Patron-Klien
di Kalangan Petani
Karet Kalimantan
Barat. Skripsi,
Yogyakarta:
Antropologi FIB
Universitas Gadjah
Mada. Skripsi. Medan:
Antropologi FISIP
Universitas Sumatera
Utara.

15

You might also like