You are on page 1of 17

1

Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus Modernisasi


(Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)
Muhammad Arifin, Siany Indria L, Atik Catur Budiati
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakatra
Arifin.4711@gmail.com
ABSTRACT

This research was conducted in order to determine the efforts of the society
in maintaining nyadran tradition in the midst of modernization in Krenen Village,
Kriwen, Sukoharjo District, Sukoharjo Regency. This research used a form of
qualitative descriptive approach with case study single fixed. Sources of data
obtained from respondent and documentation. The sampling technique was taken
by purposive sampling. The collecting data used interviews and documentation. To
search the data validity used triangulation sources and triangulation methods. Data
were analyzed used an interactive analysis model. Considering the result of
research, it could be concluded that the nyadran tradition in Krenen Village created
from the thoughts of the ancestors who viewed habits of people in Krenen Village
which almost every day doing grave pilgrimage. From here they made a mutual
agreement that the grave pilgrimage carried out jointly with the aim of bringing
together residents of Krenen Village. To that end this nyadran tradition should be
maintained as a means of binding solidarity that has been formed. The conclusions
of this research was an effort which were done by people in Krenen Village in
maintaining of the nyadran tradition are: (1) Institutions Families can get children
from an early age to follow the nyadran tradition. (2) Social community institutions
involving the younger generation in the nyadran traditions and provide training in
conducting nyadran tradition, as well as the necessary documentation that can be
used as lesson and develop the existing tradition. (3) Government agencies and
traditional leaders can work together to provide an understanding nyadran
tradition to the public to foster belief in the importance of nyadran tradition has
been done.

Keywords: nyadran, modernization, tradition.


2

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui upaya yang


dilakukan masyarakat dalam mempertahankan tradisi nyadran di tengah arus
modernisasi di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan bentuk pendekatan deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus tunggal terpancang. Sumber data
diperoleh dari narasumber dan dokumentasi. Teknik Sampling diambil dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
dan dokumentasi. Untuk mencari validitas data menggunakan trianggulasi sumber
dan trianggulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis
interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi nyadran di
Kampung Krenen tercipta dari pemikiran para leluhur yang melihat kebiasaan
masyarakat Kampung Krenen yang hampir setiap hari melakukan ziarah kubur.
Dari sini mereka membuat kesepakatan bersama bahwa ziarah kubur dilakukan
secara bersama-sama dengan tujuan untuk menyatukan warga masyarakat
Kampung Krenen. Untuk itu tradisi nyadran ini perlu dipertahankan sebagai sarana
pengikat solidaritas masyarakat yang telah terbentuk. Simpulan penelitian ini
adalah upaya yang dilakukan masyarakat Kampung Krenen dalam
mempertahankan tradisi nyadran antara lain: (1) Lembaga Keluarga dapat
membiasakan anak sejak dini mengikuti tradisi nyadran. (2) Lembaga masyarakat
melibatkan generasi muda dalam tradisi nyadran dan memberikan pelatihan-
pelatihan dalam melakukan tradisi nyadran, serta perlu pendokumentasian yang
dapat dijadikan pelajaran dan mengembangkan tradisi yang ada. (3) Lembaga
pemerintah dan tokoh adat dapat bekerja sama memberikan pemahaman tradisi
nyadran kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan akan pentingnya
tradisi nyadran yang selama ini dilakukan.

Kata kunci : nyadran, modernisasi, tradisi.

PENDAHULUAN tidak lepas dari ajaran Hindu-Budha


Latar Belakang Masalah yang banyak berkembang pada zaman
Masyarakat Jawa sangat identik dahulu dan bertahan samapai
dengan berbagai macam upacara sekarang. Salah satu tradisi yang
selamatan. Baik upacara selamatan sampai saat ini dipertahankan oleh
dalam pernikahan, kelahiran bayi, masyarakat Jawa adalah tradisi
bahkan sampai upacara selamatan nyadran. Tradisi nyadran merupakan
bagi seseorang yang telah meninggal sebuah tradisi selamatan peninggalan
dunia. Berbagai tradisi selamatan ini agama hindu dan budha yang
3

diakulturasikan dengan nilai-nilai Jawa, tetapi beberapa tahun terakhir


Islam oleh Wali Sanga untuk pelaksanaan tradisi nyadran di
menyebarkan agama Islam di Kampung Krenen, Kelurahan
masyarakat Jawa. Kriwen, Kecamatan Sukoharjo,
Tradisi nyadran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
dilakukan oleh sebagian besar waktu yang ditentukan. Biasanya
masyarakat Jawa sudah menjadi dilakukan pada hari libur melihat
bagian penting dalam kehidupan bagi situasi dan kondisi terkadang
masyarakat Jawa begitu juga pada pelaksanaan tradisi nyadran lebih
masyarakat di Kampung Krenen. cepat dan terkadang lebih lambat dari
Tradisi nyadran yang dilakukan di waktu yang telah ditetntukan. Dalam
Kampung Krenen dilaksanakan setiap pelaksanaan ada beberapa tata cara
tahun sekali, yaitu pada bulan ruwah yang dilakukan oleh masyarakat yang
dalam kalender Jawa untuk terbagi menjadi tiga bagian yaitu
menyambut datangnya bulan puasa. acara pembuka, acara inti, dan acara
Kepercayaan terhadap tradisi nyadran penutupan. (Riyanto/L/15 Desember
pada zaman sekarang ini difokuskan 2015).
kedalam bentuk syukur kepada Allah Sebagai acara pembuka
SWT. Masyarakat Jawa percaya sebelum dilaksanakannya tradisi
dengan dilakukannya tradisi nyadran nyadran warga masyarakat bergotong
dapat membantu kerabat atau royong untuk membersihkan makam
keluarga yang sudah meninggal untuk anggota keluarga. Kemudian satu hari
mendapatkan ketenangan dialam sebelum hari pelaksanaan tradisi
kubur. nyadran anggota keluarga melakukan
Seiring perkembangan zaman ritual nyekar (tabur bunga). Di acara
dan arus modernisasi yang cepat inti warga masyarakat berbondong-
tradisi nyadran di Kampung Krenen bondong mengunjungi makam
banyak mengalami perubahan. Salah dengan membawa sesaji. Sesaji ada
satunya dari segi waktu pelaksanaan, beberapa jenis antara lain, ayam
dahulu dilakukan pada tanggal 25 ingkung, nasi tumpeng, pisang,
pada bulan ruwah dalam kalender tembakau, dan makanan-makanan
4

lainya. Sesaji ini mempunyai banyak memberikan pelajaran-


merupakan sebuah simbol tertentu pelajaran bagi kehidupan masyarakat.
yang dikemas dalam sesaji. Simbol- Bertitik tolak dari latar
simbol ini memiliki makan dan belakang dan permasalahan di atas
nasehat tertentu untuk warga penulis tertarik melakukan penelitian
masyarakat. Dan sebagai acara tentang usaha mempertahankan
penutup dilakukan kenduri disalah tradisi nyadran ditengah-tengah arus
satu rumah warga. Dalam acara modernisasi yang sangat cepat
kenduri para warga berdatangan dengan judul penelitian Upaya
dengan membawa nasi tumpeng yang Mempertahankan Tradisi Nyadran Di
dilengkap dengan lauk pauk dan Tengah Arus Modernisasi (Studi
dikumpulkan untuk didoakan oleh Diskriptif Kualitatif Di Kampung
sesepuh sebagai ungkapan syukur Krenen, Kelurahan Kriwen,
yang telah diberikan kepada yang Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
maha kuasa. Nasi tumpeng yang telah Sukoharjo).
didoakan kemudian di bagi satu sama Tujuan Penelitian
lain. Bertitik tolak pada rumusan
Tradisi nyadran yang telah masalah di atas, maka maksud dan
lama berkembang di dalam tujuan penelitian ini adalah untuk
masyarakat Jawa mulai mengalami mendeskripsikan upaya masyarakat di
perubahan sebagai akibat modernisasi Kampung Krenen, Kelurahan
yang masuk dalam dalam kehidupan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo,
masyarakat. Perubahan-perubahan Kabupaten Sukoharjo dalam
yang terjadi pada tradisi nyadran lama mempertahankan tradisi nyadran.
kelamaan akan mengikis Kajian Pustaka
keberadaannya dan lama kelamaan Tradisi Nyadran Sebagai
tradisi nyadran akan ditinggalkan. Kebudayaan
Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha Tradisi berasal dari kata latin
agar keberadaan tradisi nyadran tetap traditio yang berkata dasar trodere,
ada sebagai kearifan lokal yang yang mempunyai arti menyerahkan,
meneruskan turun menurun (P.M
5

Laksono, 2009:9). Tradisi yang beraneka ragam. Seperti pada


berkembang di dalam suatu masyarakat Jawa yang sampai saat ini
kehidupan masyarakat dapat lahir masih memegang teguh tradisi yang
melalui dua cara. Cara yang pertama telah ditinggalkan oleh nenek moyang
muncul dari bawah melalui mereka. Baik tradisi kelahiran,
mekanisme kemunculan secara kematian, dan tradisi-tradisi
spontan dan tak diharapkan serta selamatan lainnya. Salah satu tradisi
melibatkan rakyat banyak. Cara yang yang dipegang oleh masyarakat Jawa
ke dua muncul dari atas melalui saat ini adalah tradisi nyadran.
mekanisme paksaan. (Piotr Tradisi Nyadran adalah
Sztompka, 2008: 71-72). upacara selamatan di Jawa untuk
Tradisi yang berkembang menghormati arwah leluhur yang
dimasyarakat mempunyai fungsi telah meninggal dunia yang
antara lain: (a) Tradisi adalah dilaksanakan rutin setahun sekali
kebijakan turun temurun. Tempatnya menjelang bulan ramadhan tepatnya
dikesadaran, keyakinan, norma, dan SDGD EXODQ 5XZDK DWDX 6\D¶EDQ
nilai yang kita anut kini serta di dalam (Imam Budi Santoso, 2012:53).
benda diciptakan di masa lalu. (b) Menurut Poerwadarminta (1939)
Memberikan legitimasi pandangan yang dikutip oleh Gatut Saksono
hidup, keyakinan, pranata dan aturan dalam bukunya yang berjudul faham
yang sudah ada. (c) Menyediakan keselamatan dalam budaya Jawa,
simbol identitas kolektif yang nyadran disebut juga dengan slametan
meyakinkan memperkuat loyalitas atau memberi sesaji ditempat yang
primordial terhadap bangsa, angker atau keramat, bisa juga berarti
komunitas dan kelompok. (d) selamatan (selametan) di bulan ruwah
Membantu menyediakan tempat untuk menghormati para leluhur
pelarian dari keluhan, ketidakpuasan, (biasanya dimakam atau tempat yang
dan kekecewaan kehidupan modern. keramat, sekaligus membersihkan
(Piotr Sztomka, 2008: 74-76). dan mengirim bunga (gatut saksono,
Tradisi yang berkembang 2012: 84). Masyarakat Jawa memiliki
didalam suatu masyarakat sangat anggapan bahwa makam nenek
6

moyang adalah tempat untuk leluhur yang telah tiada dengan


melakukan kontak dengan leluhurnya mendoakan agar memperoleh
(Koentjaraningrat, 1994:338-342). ketenangan dialamnya. Selanjutnya
Dari penjabaran diatas dapat dalam tradisi nyadran mengajarkan
disimpulkan bahwa tradisi nyadran kita untuk mensyukuri nikmat yang
adalah suatu acara adat selamatan telah kita peroleh dan dan
yang dilakukan sebagai bentuk mengajarkan kita untuk berbagi antar
ungkapan rasa syukur dan sesama, ini terlihat dari makanan-
penghormatan terhadap leluhur yang makanan yang dibagikan ke
dilaksanakan setahun sekali pada masyarakat seperti nasi tumpeng,
bulan ruwah dalam kalender Jawa. ayam ingkung dan masih banyak
Tradisi nyadran pada lainnya.
masyarakat Jawa termasuk dalam Kearifan lokal yang banyak
kearifan lokal yang diwariskan oleh kita temukan dalam kehidupan
para leluhur sebelumnya ke generasi- bermasyarakat mempunyai fungsi
generasi selanjutnya. Kearifan lokal antara lain: (a) Berfungsi untuk
merupakan prinsip-prinsip dan cara- konservasi dan pelestarian sumber
cara tertentu yang dianut, dipahami, daya alam. (b) Berfungsi untuk
dan diaplikasikan oleh masyarakat pengembangan sumberdaya manusia.
lokal dalam berinteraksi dan (c) Berfungsi untuk pengembangan
berinterelasi dengan lingkungannya kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
dan ditransformasikan dalam bentuk (d) Berfungsi sebagai petuah,
sistem nilai dan norma adat kepercayaan, sastra dan pantangan.
(Zulkarnain dan Febriamansyah, (e) Bermakna sosial misalnya upacara
2008: 72). integrasi komunal atau kerabat. (f)
Tradisi nyadran sebagai Bermakna etika dan moral. (g)
kearifan lokal mengandung nilai-nilai Bermakan politik, misalnya upacara
yang baik bagi kelangsungan hidup ngangkuk merana dan kekuasaan
bermasyarakat. Salah satunya adalah patron clien (Simanjuntak,
mengajarkan kita untuk menghargai 2014:115).
jasa-jas dan menghormati para
7

Kearifan lokal yang terkait dinantikan oleh manusia dan bagi


dengan kebudayaan itu, memiliki arti pemerintah modernisasi ini berusaha
penting untuk menjaga keberlanjutan direncanakan secara terarah demi
kebudayaan, sekaligus agar selalu terwujutnya kehidupan masyarakat
terjaga kelestariannya. Terlebih lagi, yang sejahtera.
di tengah-tengah arus modernisasi Dengan adanya modernisasi
sepeti saat ini yang dalam kehidupan masyarakat diberbagai
kenyataannya, modernisasi itu dapat bidang akan semakin maju. Baik dari
menggeser nilai-nilai budaya lokal segi ekonomi, transportasi, dan
oleh nilai budaya asing yang penyebaran informasi yang semakin
berkembang begitu pesat di dalam mudah. Seperti dalam bidang
kehidupan masyarakat di Indonesia, pendidikan kita dapat memanfaatkan
baik yang hidup di perkotaan maupun internet. Dengan adanya internet
perdesaan. berbagai informasi yang mendukung
Smith (1973) menjelaskan proses pendidikan dapat di akses
modernisasi adalah proses yang dengan mudah. Dengan tingkat
dilandasi dengan seperangkat rencana pendidikan yang semakin maju akan
dan kebijakan yang didasari untuk meningkatkan kehidupan manusia
mengubah masyarakat kearah menjadi semakin baik. Hal ini dapat
kehidupan masyarakat yang kita lihat dengan terciptanya alat-alat
kontemporer yang menurut penilaian teknologi modern yang
lebih maju dalam derajat kehormatan mempermudah manusia dalam
tertentu.(Elly M. setiadi, dkk, 2006: melakukan berbagai aktifitas.
60). Dari penjabaran diatas dapat Kemajuan-kemjuan berbagai
dipahami modernisasi merupakan bidang kehidupan dengan adanya
suatu proses transformasi disegala modernisasi juga akan memberikan
bidang kehidupan manusia baik dampak negatif bagi masyarakat
bidang politik, ekonomi dan lain luwas apabila modernisasi yang
sebagainya yang telah direncanakan terjadi tidak diarahkan secara benar.
kearah yang lebih maju. Kemajuan Dampak negatif dari modernisasi
diberbagai bidang kehidupan ini telah pada sebagian besar masyarakat saat
8

ini menganggap bahwa gaya hidup Fungsionalisme Bronislaw


orang barat adalah gaya hidup yang Malinowski
modern yang kita kenal dengan istilah Upaya mempertahankan
westernisasi. Selain sikap tradisi nyadran dapat dikaitkan
westernisasi modernisasi juga dengan Teori Fungsionalisme yang
mengakibatkan sikap sekularisme dikembangkan oleh Bronislaw
yaitu pandangan seseorang yang Malinowski dengan melihat fungsi
menganggap bahwa kehidupan dunia dari tradisi nyadran yang dilakukan
adalah kehidupan yang paling penting masyarakat Kampung Krenen,
daripada kehidupan akhirat. sehingga akan diketahui seberapa
Modernisai ini juga telah penting tradisi nyadran bagi
mngancam berbagai kebudayaan masyarakat yang patut untuk
masyarakat yang telah ada lebih dulu. dipertahankan. Teori yang terkenal
Seperti tradisi nyadran yang sampai oleh Malinowski adalah teori
saat ini masih dilakukan sebagian fungsional tentang kebudayaan atau
besar masyarakat Jawa. Pergeseran- yang disebut dengan a functional
pergeseran dalam tradisi nyadran theory of culture yang berusaha untuk
telah terjadi seperti pergeseran waktu menganalisa fungsi dari suatu
pelaksanaan tradisi nyadran yang kebudayaan manusia
semula dilaksanakan pada tanggal 25 (Koentjaraningrat, 1987:162).
bulan Ruwah pada kalender Jawa, Malinowski memandang bahwa
akan tetapi untuk saat ini tradisi setiap kebudayaan yang ada
nyadran dilakukan pada hari libur mempunyai fungsi.
dikarenakan kesibukan sebagian Malinowski lebih
besar masyarakat yang meningkat. memperhatikan individu sebagai
Bahkan untuk saat ini banyak juga sebuah realitas psiko-biologis di
masyarakat yang telah meninggalkan dalam sebuah masyarakat
tradisi tersebut. (kebudayaan). (Marzali, 2006:131).
Malinowski memandang bahwa
kebudayaan dan organisasi adalah
respons-respons terhadap kebutuhan-
9

kebutuhan biologis dan psikologis, VHWHUXVQ\D ³memodified´ NHJLDWDQ


kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh manusia. Dengan demikian, budaya
beberapa respons kebudayaan yang telah menghasilkan manusia-manusia
berbeda-beda, tidak hanya satu. dengan pola tingkah laku yang khas,
Saifuddin (2005:167-168) karena pola tingkah laku yang khas
Malinowski membedakan ini tidak dapat dipahami hanya dari
antara fungsi sosial dalam tiga sudut fisiologis saja. Pola tingkah
abstraksi, mengenai fungsi sosial dari laku manusia harus dikaji melalui
adat, tingkah laku manusia, dan pembahasan terhadap penentu
pranata-pranata sosial, yaitu: (a) kebudayaan yang berkaitan dengan
Mengenai pengaruh atau efeknya bagaimana proses pembentukan pola
terhadap adat, tingkah laku manusia tingkah laku tersebut, proses
dan pranata sosial yang lain dalam pembatasannya, dan proses
masyarakat. (b) Mengenai pengaruh pencetakannya (Marzali, 2006:132).
atau efeknya terhadap kebutuhan Berbicara tentang
suatu adat atau pranata lain untuk fungsionalisme, tidak lepas kaitannya
mencapai maksudnya, seperti yang dengan struktur sosial dan organisasi
dikonsepsikan oleh masyarakat sosial, karena bagi Malinowski
bersangkutan. (c) Mengenai pengaruh sasaran minat yang lebih besar bagi
atau efeknya terhadap kebutuhan fungsionalis adalah organisasi sosial,
mutlak untuk berlangsungnya secara dimana organisasi sosial adalah
terintegrasi dari suatu sistem sosial peranan-peranan yang dimainkan
tertentu (Koentjaraningrat, oleh individu-individu dalam
1987:167). hubungan mereka satu sama lain,
Bagi Malinowski, budaya atau sedangkan struktur sosial adalah
culture lebih menarik untuk menjadi status-status para pelaku yang
kajiannya. Budaya sebagai alat adalah menjalankan peranan-peranan
bersifat conditioning, yaitu tersebut (Saifuddin, 2005:170)
memberikan batasan-batasan Dengan demikian dapat
terhadap kegiatan manusia. Budaya, disimpulkan bahwa Malinowski
melalui latihan, ajaran, nilai dan menyatakan segala sesuatu itu
10

memilki fungsi, dalam hal ini lebih Teknik analisis menggunakan model
kepada fungsi dari kebudayaan. analisis data interaktif yakni
Masyarakat sebagai suatu pengumpulan data, reduksi data,
kebudayaan memiliki organisasi penyajian data, dan penarikan
sosial sebagai batasan-batasan kesimpulan.
terhadap kegiatan manusia, yang di Hasil Penelitian
Pelaksanaan Tradisi Nyadran di
dalamnya terdapat sistem, struktur
Kampung Krenen
dan fungsi.
Pada zaman dahulu
METODE PENELITIAN
masyarakat Kampung Krenen
Tujuan penelitian ini adalah
memiliki kebiasaan ziarah kubur.
untuk mendiskripsikan upaya-upaya
Kebiasaan ziarah kubur oleh
yang dilakukan masyarakat untuk
masyarakat Kampung Krenen ini
mempertahankan tradisi nyadran dari
hampir dilakukan setiap hari. Melihat
ancaman modernisasi yang masuk
kondisi masyarakat yang sedemikian
dalam kehidupan masyarakat. Lokasi
rupa menimbulkan pemikiran orang-
penelitian ini dilakukan di Kampung
orang zaman dahulu untuk
Krenen, Kelurahan Kriwen,
mempermudah masyarakat Kampung
Kecamatan Sukoharjo. Penelitian ini
Krenen yang hampir setiap hari
merupakan penelitian kualitatif
melakukan ziarah makam. Langkah
dengan metode studi kasus. Teknik
yang diambil untuk mempermudah
pengumpulan data berasal dari
masyarakat diambil keputusan ziarah
wawancara dengan sumber data
kubur dilakukan secara bersama-sama
utama yaitu ketua panitia nyadran dan
dengan menentukan waktu yang
anggotanya. Sedangkan data lainnya
disepakati bersama.
bersumber dari dokumentasi berupa
Tradisi nyadran di Kampung Krenen
profil Kampung Krenen dan foto-foto
rutin dilaksanakan setiap tahun
pelaksanaan tradisi nyadran. Teknik
sebagai bentuk pelestarian (nguri-uri)
pengambilan sampling menggunakan
kebudayaan yang ditinggalkan oleh
teknik purposive sampling. Uji
para leluhur. Pada tahap awal
validitas data menggunakan
pelaksanaan tradisi nyadran pengurus
trianggulasi sumber dan metode.
11

kampung akan membentuk panitia leluhur yang telah kembali disisi


yang bertugas mengurusi jalannya Allah SWT. Selain tujuan utama
acara dan merencanakan kerja bakti tradisi nyadran dijadikan sarana untuk
makam untuk mempersiapkan tradisi menginggatkan umat manusia bahwa
nyadran. Selanjutnya mendekati hari suatu saat nanti akan mengalami
pelaksanaan tradisi nyadran warga kematian. Selain itu, melalui tradisi
masyarakat baik dari dalam maupun nyadran dapat meningkatkan rasa
luar kampung akan melakukan persaudaraan dikalangan masyarakat
prosesi tabur bunga dimakam anggota karena pada pelaksanaan tradisi
keluarga dan cikal bakal Kampung nyadran hampir semua warga
Krenen yang sering disebut dengan kampung berbaur dalam acara
istilah nyekar. Di acara inti nyadran. Selain meningkatkan rasa
pelaksanaan tradisi nyadran persaudaraan, tradisi nyadran sebagai
masyarakat akan berdatangan ke bagian dalam rangka menjaga
makam dengan membawa berbagai kebersihan makam. Dengan adanya
makanan (sesaji) yang telah tradisi nyadran makam yang akan
dipersiapkan yang nantinya akan dijadikan tempat pelaksanaan
dimakan bersama dan dibagi-bagikan. diadakan kerjabakti bersih makam
Biasanya dalam membawa sesaji dikarenakan tidak adanya petugas
dengan cara dipikul dengan kebersihan makam.
menggunakan jodang. Jodang adalah Dari acara ini masyarakat
tempat makanan yang terbuat dari memanfaatkan untuk penggalangan
kayu berukuran 80 cm x 200 cm yang dana dengan menarik iuran wajib
berfungsi untuk wadah dalam yang ditarik pada setiap kelompok
membawa makanan yang akan yang mengikuti tradisi nyadran dan
disajikan dalam perayaan tradisi infak dari para peziarah. Dana yang
nyadran. didapat digunakan untuk membayar
Tradisi nyadran yang masih santri yang melakukan tahlil dalam
dipertahankan oleh masyarakat tradisi nyadran, sisanya dimasukkan
Kampung Krenen mempunyai tujuan kas makam yang nantinya dapat
utama untuk mendoakan para arwah digunakan untuk pembangunan dan
12

memperbaiki sarana prasarana Masyarakat Kampung Krenen


makam. dalam menyikapi pergeseran-
Seiring berjalannya waktu dan pergeseran tradisi nyadran sebagai
masuknya modernisasi di kehidupan akibat dari modernisasi mengambil
masyarakat telah mengeser tradisi- langkah-langkah untuk menjaga
tradisi yang diwariskan para leluhur. keberadaan tradisi nyadran agar tidak
Banyak masyarakat menganggap hilang dimakan usia. Usaha yang
tradisi nyadran hanya akan pertama dengan melibatkan generasi
menambah pemborosan, sehingga muda. Generasi muda adalah generasi
banyak masyarakat yang mulai penerus bangsa. Sejak awal generasi
meninggalkan tradisi tersebut. Hal ini muda telah dilibatkan dalam
disebabkan karena pengaruh- kepengurusan pelaksanaan tradisi
pengaruh modernisasi yang masuk nyadran. Dari sini mereka akan
dalam kehidupan masyarakat yang diajarkan tata cara dalam pelaksanaan
mengubah pandangan masyarakat tradisi nyadran dari awal acara sampai
dengan cara berpikir yang lebih akhir acara. Dengan melibatkan
modern. Lambat laun tradisi ini generasi muda diharapkan mampu
apabila tidak diperhatikan secara memupuk rasa banga dan menghargai
serius lama-lama akan hilang, budaya yang telah dimiliki. Karena
sehingga perlu didilakukan suatu rasa banga dan menghargai budaya
usaha yang dapat menjaga yang dimiliki adalah modal utama
keberadaan tradisi nyadran di tengah untuk menjaga keberadaan budaya
arus modernisasi yang masuk yang dimiliki, sehingga nantinya akan
dalamkehidupan masyarakat. Tradisi timbul kemauan untuk
ini patut dipertahankan karena melestarikannya. Sikap yang kurang
melalui tradisi nyadran dapat peduli dan kurang menghargai
meningkatkan rasa persaudaraan budaya yang kita miliki akan
dikalangan masyarakat. mempercepat hilangnya budaya yang
Upaya-upaya pelestarian tradisi kita miliki.
nyadran Yang kedua melalui lembaga
keluarga. Lembaga keluarga dapat
13

membiasakan anak sejak dini dalam pembelajaran anak cucu generasi


melakukan segala sesuatu yang baik, selanjutnya, yang kemungkinan
dengan sendirinya apa yang diajarkan nantinya dapat dijadikan acuan untuk
kepada anak akan mendarah daging mengembangkan tradisi nyadran yang
dalam dirinya. Begitu juga dengan lebih menarik bagi masyarakat.
mengajarkan anak tentang tradisi PEMBAHASAN
nyadran. Yang awalnya hanya meniru Tradisi Nyadran adalah
setelah tumbuh dewasa dengan upacara selamatan di Jawa untuk
bimbingan orang tua dan pemberian menghormati arwah leluhur yang
pemahaman tentang tradisi nyadran, telah meninggal dunia yang
kesadaran untuk meneruskan tradisi dilaksanakan rutin setahun sekali
nyadran akan tumbuh dengan menjelang bulan ramadhan tepatnya
sendirinya. SDGD EXODQ 5XZDK DWDX 6\D¶EDQ
Yang ketiga lembaga adat dan (Imam Budi Santoso, 2012:53).
lembaga pemerintah bekerjasama Tradisi nyadran yang berkembang
dalam memberikan pemahaman dimasyarakat Kampung Krenen dapat
kepada masyarakat terkait tradisi kita lihat sebagai suatu sistem yang
nyadran yang selama ini dilakukan. telah menyatu dalam kehidupan
Salah satu usaha dalam memberikan sebagian besar masyarakat. Tradisi ini
pemahaman dilakukan pada saat terbentuk melalui hasil dari pemikiran
pemberian sambutan oleh tokoh adat para leluhur pada zaman dahulu yang
dan perwakilan dari lembaga melihat kebiasaan masyarakat
pemerintahan. Dalam sambutan Kampung Krenen yang hampir setiap
secara tidak sadar memberikan hari melakukan ziarah makam leluhur
sugesti kepada masyarakat untuk mereka. Masyarakat Jawa memiliki
tetap menjaga keberadaan tradisi anggapan bahwa makam nenek
nyadran. Yang terakhir dengan moyang adalah tempat untuk
memanfaatkan teknologi modern melakukan kontak dengan leluhurnya
untuk pendokumentasian jalannya (Koentjaraningrat, 1994:338-342).
acara tradisi nyadran. Dokumentasi Malinowski memandang
ini nantinya dapat digunakan untuk bahwa setiap kebudayaan yang ada
14

mempunyai fungsi. Begitu juga solidaritas yang ada di dalam


dengan tradisi nyadran yang kehidupan masyarakat akan tetap
dilakukan oleh masyarakat Kampung terjaga. Yang kedua dari segi
Krenen. Malinoski mengatakan kebutuhan biologis seperti pangan.
bahwa segala aktifitas kebudayaan itu Tradisi nyadran terdapat sesaji atau
sebenarnya bermaksut memuaskan makanan-makanan yang telah
suatu rangkaian dari sejumlah dipersiapkan untuk dibagi-bagikan ke
kebutuhan naluri makhluk manusia masyarakat yang lain seperti nasi
yang berhubungan dengan seluruh tumpeng, ayam ingkung, pisang dan
kehidupannya (Sujarno, 2006: 105). makanan lainnya.
Malinowski lebih memperhatikan Berbicara tentang
individu sebagai sebuah realitas fungsionalisme, tidak lepas kaitannya
psiko-biologis di dalam sebuah dengan struktur sosial dan organisasi
masyarakat (kebudayaan). (Marzali, sosial, karena bagi Malinowski
2006:131). sasaran minat yang lebih besar bagi
Dengan teori fungsionalisme fungsionalis adalah organisasi sosial,
yang dikembangkan oleh Malinowski dimana organisasi sosial adalah
dapat melihat tradisi nyadran yang peranan-peranan yang dimainkan
dilakukan masyarakat Kampung oleh individu-individu dalam
Krenen. Dari segi psikologis tradisi hubungan mereka satu sama lain,
nyadran yang dilakukan oleh sedangkan struktur sosial adalah
masyarakat Kampung Krenen sebagai status-status para pelaku yang
ajang silaturahmi. Dengan adanya menjalankan peranan-peranan
tradisi nyadran yang dimanfaatkan tersebut (Saifuddin, 2005:170)
oleh masyarakat Kampung Krenen Tokoh adat yang menempati
sebagai alat pengikat rasa struktur sosial yang paling tinggi di
persaudaraan diantara warganya telah masyarakat, melalui tradisi nyadran
memenuhi kebutuhan batin manusia ini merupakan suatu bentuk
yang mempunyai naluri untuk hidup pembuktian atas peran yang didapat
bersama dengan manusia lainya. sebagai bagian dari struktur sosial
Dengan adanya silaturahmi, yang mereka tempati sebagai anggota
15

masyarakat. Tokoh adat mempunyai Bertolak dari fungsi dari


peran sentral sebagai seorang tradisi nyadran yang telah dijabarkan
pemimpin dalam pelaksanaan tradisi diatas, tradisi ini patut dipertahankan
nyadran di Kampung Krenen karena dari ancaman modernisasi yang lama-
telah mengetahui secara jelas dan kelamaan akan mengeser
memahai tradisi nyadran yang selama keberadaannya.
ini dilakukan. Beliau sebagai tokoh SIMPULAN DAN SARAN
adat bertugas mengkordinir Simpulan
anggotanya dalam pelaksanaan tradisi Berdasarkan rumusan
nyadran dari awal acara sampai akhir masalah dan telah disusunnya
acara. Sebagai seorang pemimpin deskripsi temuan penelitian serta
yang berwibawa dan disegani oleh permbahasan tentang fungsi tradisi
masyarakat, dia mempunyai nyadran di Kampung Krenen,
kemampuan besar dalam Kelurahan Kriwen, Kecamatan
mempengaruhi masyarakat. Dalam Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo
melaksanakan pekerjaanya pemimpin yang patut dipertahankan, peneliti
sangat fleksibel. Pemimpin inilah dapat mengambil kesimpulan bahwa
yang mendorong dan menggerakan upaya yang dilakukan masyarakat
orang lain agar mau bekerja sama dalam mempertahankan tradisi
mencapai tujuan yang telah nyadran antara lain: (1) melibatkan
ditentukan. Fungsi ini penting, sebab generasi muda dalam kepengurusan
bagaimana pun juga baiknya dan pemberian pelatihan tata cara
perencanaan, tertibnya organisasi dan pelaksanaan tradisi nyadran yang
tepatnya penempatan orang dalam dapat meningkatkan perasaan banga
organisasi, belum berarti menjamin dan menghargai atas budaya yang
geraknya organisasi menuju sasaran dimiliki. (2) melalui lembaga
dan tujuan. Untuk itu diperlukan keluarga dapat membiasakan anak
kecakapan, keulatan, pengalaman dan sejak dini mengikuti tradisi nyadran,
kesabaran, sehingga akan tercapainya dengan sendirinya apa yang diajarkan
visi dan misi yang telah disepakati kepada anak akan mendarah daging
bersama demi kemajuan masyarakat. dalam dirinya. (3) lembaga adat dan
16

lembaga pemerintah bekerjasama nilai asli yang terkandung dalam


dalam memberikan pemahaman tradisi nyadran. Bagi pmerintah
kepada masyarakat terkait tradisi didaerah diharapkan lebih
nyadran yang selama ini dilakukan meningkatkan partisipasi dan
yang dapat meningkatkan dukungannya demi terlaksananya
kepercayaan masyarakat. (4) tradisi nyadran di Kampung Krenen.
memanfaatkan teknologi modern Selain itu pemerintah juga harus
untuk pendokumentasian jalannya memberikan dorongan bagi warga
acara tradisi nyadran yang masyarakat untuk tetap
kemungkinan nantinya dapat mempertahankan tradisi nyadran
dijadikan acuan untuk yang ada di Kampung Krenen yang
mengembangkan tradisi nyadran yang mendorong menumbuhkan rasa
lebih menarik bagi masyarakat. kekluargaan dikalangan masyarakat.
Saran
Daftar Pustaka
Berdasarkan temuan penelitian maka
peneliti menyarankan kepada Warga Elly M. setiadi, dkk. 2006. Ilmu

masyarakat dan generasi muda harus Sosial Dan Budaya Dasar.

lebih menanamkan sikap banga dan Jakarta: Kencana

menghargai tradisi yang kita miliki Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan

agar eksistensi tradisi nyadran yang jawa :Seri Etnografi

dimiliki dapat terus bertahan Indonesia No.2. Jakarta:

meskipun modernisasi masuk dan Balai Pustaka.

memberikan pengaruh besar dalam Laksono,P,M. 2009. Tradisi: Dalam

kehidupan masyarakat. Selanjutnya Struktur Masyarakat Jawa

tokoh adat dapat bekerja sama dengan ,Kerajaan dan Pedesaan.

pemerintah untuk mengembangkan Yogyakarta: Kepel Press.

tradisi nyadran yang ada sesuai Marzali, Amir. 2006. Struktural-

dengan kehidupan modern untuk Fungsionalisme. Jurnal:

menarik perhatian warga masyarakat. Universitas Indonesia

Akan tetapi pengembangan tradisi Piotr Sztompka 2008. Sosiologi

nyadran harus memperhatikan nilai- Perubahan Sosial.


17

Yogyakarta: Prenanda
Media Group.
Saifudin, Achmad Ferdyani. 2005.
Anthropologi Kontemporer:
Suatu Pengantar
Saksono, Gatut, dkk. 2012. Faham
Keselamatan Dalam Budaya
Jawa. Yogyakarta: Amtama.
Santoso, Imam Budhi. 2012.
Spiritualisme Jawa: Sejarah,
Laku, Dan Intisari Ajaran.
Yogyakarta: Memayu
Publising.
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah,
R. (2008).Kearifan Lokal
dan Pemanfaatan dan
Pesisir. Jurnal Agribisnis
Kerakyatan

You might also like