You are on page 1of 10

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 ISSN CETAK.

2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

STUDI KELENGKAPAN PENJELASAN CARA PENGGUNAAN


SEDIAAN CONTROLLER INHALER (KOMBINASI
KORTIKOSTEROID DENGAN BETA-2 AGONIS) JENIS DISKUS®
DAN TURBUHALER® OLEH APOTEKER DI APOTEK
Submitted : 27 Juni 2016
Edited : 18 November 2016
Accepted : 30 November 2016

Amelia Lorensia1, Doddy De Queljoe1, Bella Lony Karina2, Astri Heru2


1
Departemen Farmasi Klinis-Komunitas, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA),
Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya, Indonesia
2
Mahasiswa Program Studi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA),
Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya, Indonesia
Email : amelia.lorensia@gmail.com

ABSTRACT
Asthma is a chronic disease that can be controlled by treatment with a controller containing a
corticosteroid combination with beta-2 agonists, which are available in the form Diskus® and
Turbuhaler® which is DPI (dry powder inhaler) in Indonesia. Techniques improper use can
give less than optimal results, therefore, the role of pharmacists to provide education in the
form of how to explain the inhaler. This study aims to find out information on how to use
Diskus® and Turbuhaler® by pharmacists to patients with asthma in the pharmacy area of the
city of Surabaya. This research is non-experimental research with cross sectional method, and
using observation techniques in the form of a checklist. Sampling by non-random sampling
method by using purposive. The data will be processed with descriptive statistical analysis.
Based on the results of research on the use of information studies preparation Diskus®
explanation is given, it can be concluded there is no pharmacist in the category optimal
technique that is able to mention all the steps properly. Most pharmacists categorized adequate
technique for the pharmacist is able to name all of the critical step. While on how to use
Turbuhaler® information provided by pharmacists in explaining Turbuhaler to patients in
pharmacies is still lacking for by an explanation of each step are not all pharmacists can
explain all the steps correctly and based on the critical step yet pharmacists who achieve
adequate and optimal techniques.

Keywords : completeness how to use inhalers, Diskus®, Turbuhaler®, pharmacist


PENDAHULUAN corticosteroid) dan LABA (long-acting
Asma merupakan salah satu dari beta-2 agonist) yang memiliki risiko adverse
masalah kesehatan mayor di dunia yang event lebih rendah dibandingkan ICS
dapat mengurangi kualitas hidup pasien, tunggal dosis tinggi, serta dapat berperan
peningkatan biaya pengobatan, bahkan sebagai reliever saat terjadi serangan akut.
menyebabkan kematian. Asma merupakan Kombinasi tersebut dikembangkan pada
penyakit kronis yang membutuhkan fixed combination inhaler(1,2).
pengobatan rutin dalam jangka panjang Rute pemberian controller melalui
untuk mengontrol gejala asma, disebut terapi inhalasi menggunakan alat yang disebut
controller(1). Jenis obat controller untuk inhaler yang memiliki keuntungan
tingkat asma sedang-parah lebih lebih efektif pemberian obat langsung ke sistem
dipilih kombinasi ICS (inhaled pernapasan dan efek samping yang lebih

137 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

sedikit dibandingkan rute sistemik(1,3,4). METODE


Obat-obat inhalasi tersedia dalam MDI Penelitian ini menggunakan metode
(Metered Dose Inhaler), DPI (Dry Powder cross sectional yang merupakan non-
Inhaler) dan nebulizer(1,5). Bentuk DPI eksperimental dengan teknik pengumpulan
menjadi inhaler yang sering digunakan data observasi berupa checklist yang berisi
untuk terapi asma karena mudah digunakan langkah-langkah penggunaan Turbuhaler®
dan dibawa, serta merupakan perkembangan dan Diskus® (4). Proses pengambilan data
dari bentuk MDI yang memiliki kekurangan penelitian ini dilakukan pada bulan April
dimana pasien kesulitan dalam sampai Agustus tahun 2014.
mengkoordinasikan tangan dan paru-paru
(6,7)
. DPI bahkan telah menjadi pilihan Populasi dan Subjek (Sampel) Penelitian
pertama dari perangkat inhalasi di negara- Populasi penelitian ini apoteker yang
negara Eropa. Kombinasi ICS dan LABA bekerja di apotek di Surabaya. Pada tahun
dalam bentuk DPI yang tersedia di Indonesia pertama, subjek (sampel) penelitian ini
adalah Diskus® (kombinasi budesonide- adalah tenaga kefarmasian (apoteker dan
formoterol) dan Turbuhaler® (kombinasi assisten apoteker) di apotek yang telah
salmaterol-fluticasone). Turbuhaler® dan dipilih melalui sampling. Pada penelitian ini
Diskus® merupakan jenis DPI multidose populasi target penelitian yang akan
yang populer di kalangan pasien asma dalam digunakan adalah apoteker penanggung
fixed combination inhaler yang hanya jawab di apotek wilayah Kota Surabaya
mengandalkan usaha aktuasi pasien saja(6,8). yang bersedia terlibat dalam penelitian ini.
National Asthma Council Australia Subjek dalam penelitian ini adalah
(2006) menyebutkan bahwa teknik inhaler populasi yang dapat ditemui peneliti. Pada
memiliki dampak klinis penting yang penelitian ini pengambilan subjek dilakukan
dikaitkan dengan kontrol asma. Penggunaan dengan metode purposive sampling dimana
inhaler yang tidak tepat adalah salah satu mengambil wakil dari setiap wilayah
penyebab paling umum yang menghambat geografis karena seluruh populasi
kontrol asma karena mempengaruhi mempunyai kesempatan yang sama untuk
penerimaan dosis pasien yang tidak optimal. dijadikan subjek penelitian.
Namun banyak penelitian menunjukkan Pada penelitian ini pengambilan
bahwa pasien tidak mampu menunjukkan subjek dilakukan dengan metode purposive
teknik penggunaan inhaler dengan sampling dimana mengambil wakil dari
benar(9,10,11). Dalam menggunakan alat-alat setiap wilayah geografis karena seluruh
inhalasi tersebut, pasien asma membutuhkan populasi mempunyai kesempatan yang sama
peran farmasi komunitas di apotek yang untuk dijadikan subjek. Berdasarkan data
akan sangat membantu secara signifikan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun
dalam edukasi teknik inhalasi(12,13,14). Namun 2013, total apotek yang ada di seluruh
sayangnya, tenaga medis termasuk apoteker wilayah Kota Surabaya sebanyak 743
tidak atau kurang memiliki keahlian dalam apotek. Sebanyak 743 apotek tersebut diberi
menjelaskan cara penggunaannya(15,16). informed consent 1 bulan sebelum skenario
Penelitian ini menggunakan metode pasien pasien misterius dilakukan untuk
misterius seperti pada penelitian menanyakan kesediaan apoteker terlibat
sebelumnya(4), agar terjadi pendekatan dalam penelitian ini dan sebanyak total 349
terhadap pelayanan secara langsung dengan apotek (N) di wilayah Kota Surabaya setuju
tujuan adanya perbaikkan terhadap untuk terlibat, dengan confidence level
pelayanan informasi obat oleh apoteker. sebesar 95% (p=q=0,5) dan margin of error
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebesar 5 (z=1,96), maka berdasarkan
kelengkapan informasi dari penjelasan yang rumus(17), sebagai berikut: n=
diberikan oleh apoteker di apotek (p.q.N.z2)/(N.d2+p.q.z2). Dari hasil
(komunitas) mengenai cara penggunaan perhitungan rumus diatas maka dapat
terapi asma bentuk Turbuhaler® dan diketahui besar sampel apotek minimal
Diskus® yang mengandung kortikosteroid yang harus dikunjungi dalam penelitian ini
sebagai terapi controller. adalah sebanyak 75 apotek.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 138


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

Cara Pengambilan Data Setelah sampai di apotek, pasien


Validasi checklist, bertujuan untuk misterius meminta apoteker untuk
menyamakan persepsi antar interrater yaitu menunjukkan bagaimana cara menggunakan
arti dan penilaian dari setiap step pada sediaan Diskus® dan berkata:
cheklist antar peer-reviewer. Pentingnya "Dokter saya baru saja meresepkan inhaler
kemampuan interrater terletak pada sejauh ini untuk saya, dosis yang digunakan sekali
mana data variabel yang diukur benar. sehari dan 1 kali puff/semprot, tapi dokter
Pengukuran kemampuan itu disebut saya tidak memberitahu saya bagaimana
kehandalan interrater. Kappa adalah salah cara menggunakannya dan saya lupa untuk
satu statistik yang paling sering digunakan bertanya. Bisakah anda tunjukkan kepada
untuk menguji kehandalan interrater. saya bagaimana cara menggunakannya?".
Pembagian informed consent dan
penentuan sampel penelitian. Di tiap apotek Cara Analisa Data
terpilih, pasien misterius akan bertanya Data dari setiap apotek yang berupa
untuk bertemu dengan apoteker terlebih checklist tersebut lalu diklasifikasikan ke
dahulu, apabila apoteker tidak ditempat atau dalam kategori yang telah dipersiapkan
berhalangan, maka peneliti akan sebelumnya. Checklist tersebut terdiri dari 9
menanyakan kapan bisa bertemu dengan step penggunaan sediaan Turbuhaler® dan
apoteker atau meminta untuk dibuatkan janji Diskus® yang benar (Tabel 1 dan Gambar
bertemu. Namun apabila apoteker menolak/ 1), dimana di dalam 9 step tersebut terdapat
tidak bisa ditemui maka peneliti akan 3 “critical step” utama (pada point 1, 2 dan
bertanya pada non-apoteker dari apotek 6 checklist) yang merupakan langkah
tersebut. penting dan harus disebutkan dalam setiap
penjelasan (Tabel 2)(4).

Tabel 1. Step Penggunaan Diskus® dan Turbuhaler® (4)


Step Turbuhaler®
No. Step Diskus®
1 Tempatkan jempol pada alur dan buka Buka dan lepaskan penutup Turbuhaler*
dengan cara mendorong alur ke kanan
hingga terdengar bunyi klik*
2 Geser tuas ke kanan sampai bunyi klik* Tegakkan turbuhaler

3 Memegang diskus dengan posisi horizontal Putar grip sejauh mungkin dan putar kembali
ke arah berlawan sampai terdengar bunyi klik *
4 Tariklah nafas dan hembuskan jauh dari Hembuskan nafas sampai mendapatkan volume
mouthpiece diskus residual
5 Tempatkan diskus di mulut antara gigi dan Pada saat menghembuskan nafas jauhkan
bibir turbuhaler
6 Tarik napas mantap dan mendalam* Letakkan mouthpiece diantara mulutmu dan
katupkan bibir anda
7 Lepaskan mouthpiece diskus dari mulut dan Bernafaslah dengan kuat dan dalam*
tahan nafas yang dalam selama 5-10 detik
8 Hembuskan dan bernapaslah perlahan-lahan Tahan nafas 5-10 detik

9 Tempatkan jempol pada alur dan geser Hembuskan nafas dan jauhkan dari turbuhaler
kembali ke arah kiri sampai terdengar bunyi
klik
Keterangan : * = “critical step”

139 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

Tabel 2. Penilaian Kelengkapan Informasi Sediaan DPI Diskus® dan Turbuhaler® (4)

Tingkat Penilaian Perincian penilaian


Teknik Dapat menyebutkan semua menjelaskan step 1 sampai dengan 9 secara lengkap
Optimal step secara tepat.
Teknik Dapat menjawab semua Minimal menjelaskan semua critical step Diskus® (
Adekuat “critical step”, tetapi tidak step 1, 2 dan 6) atau Turbuhaler® (step 1,3, dan 7)
semua step. secara lengkap
Teknik Tidak dapat menjawab semua Tidak menjelaskan semua critical step Diskus® ( step
Kurang “critical step” secara 1, 2 dan 6) atau Turbuhaler® (step 1,3, dan 7) secara
lengkap. lengkap
Tidak Tahu Tidak dapat Tidak bisa mendemonstrasikan penggunaan sediaan
mendemonstrasikan. Diskus® atau Turbuhaler®
Tidak Tidak pernah melihat alat Mengatakan belum pernah melihat sediaan Diskus®
Familiar tersebut sebelumnya. atau Turbuhaler® itu sebelumnya

atau tutup dengan bantuan thumbgrip


hingga terdengar bunyi klik. Penutup ini
berfungsi melindungi tuas dan
mouthpiece dari kelembaban dan faktor
lingkungan. Mouthpiece merupakan area
yang mengarahkan aliran partikel obat
keluar menuju rongga mulut dan
mengalir ke dalam paru-paru(4,619).
b. Step ke-2 dengan menggeser tuas ke
kanan sampai bunyi klik. Pada sliding
tuas berfungsi membuka blister foil
a bagian atas setiap dosis untuk naik ke
bagian mouthpiece dan dosis baru siap
untuk digunakan. Blister foil merupakan
pembungkus setiap dosis obat untuk
melindungi dry powder dari kelembaban
lingkungan dan kondisi lainnya agar
selalu tetap kering. Ketika tuas
diturunkan sebuah lubang kecil pada
mouthpiece terbuka, lubang ini
merupakan jalan kecil bagi partikel obat
agar dapat masuk ke dalam rongga mulut
ketika dihirup. Selain itu dapat terdengar
bunyi klik dan dapat dirasakan roda
indikator bergerak untuk menunjukkan
jumlah dosis yang tersisa melalui dosis
b counter yang memungkinkan pasien
untuk memantau jumlah dosis yang
Gambar 1. Diskus® (a), Turbuhaler® (b) (18)
tersisa. Ketika lima dosis terakhir telah
tercapai, maka akan muncul angka
Penjelasan manfaat masing-masing step berwarna merah pada dosis counter untuk
secara lengkap pada penjelasan cara memperingatkan pasien dosis yang masih
penggunaan Diskus® (Gambar 1a): tersisa(4,6,7,19).
a. Step ke-1 dengan menempatkan c. Step ke-3 dengan memegang Diskus®
menempatkan jempol pada alur dengan posisi horizontal(4).
(thumbgrip) untuk membuka slide d. Step ke-4 dengan menarik napas dan
penutup luar yang dapat digeser buka menghembuskan jauh dari mouthpiece

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 140


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

Diskus®, dimana volume yang mouthpiece Diskus® dari mulut dan


dikeluarkan disebut volume tidal dan tahan napas yang dalam selama 5-10
volume yang tersisa di paru-paru setelah detik. Hal ini untuk memberikan waktu
menghembuskan nafas secara maksimal kontak yang lama agar terdeposisi
disebut volume residual. Tujuan dari step optimal di dalam bronkeolus(4,19).
ini adalah untuk membantu h. Step ke-8 dengan menghembuskan dan
mempersiapkan diri untuk menarik nafas bernapaslah perlahan-lahan lewat mulut,
dalam dan sekuat mungkin agar dapat yang bertujuan memberikan waktu agar
menciptakan aliran udara inspirasi yang obat tetap kontak didalam bronkioulus
baik dan mampu menghirup dosis obat dan tidak terbuang(4,19).
secara maksimal. Buang napas normal i. Step ke-9 dengan menempatkan jempol
tetapi tidak di dekat mouthpiece Diskus® pada alur (thumbgrip) dan geser kembali
karena bisa menyebabkan dosis obat ke arah kiri sampai terdengar bunyi klik,
terbang atau hilang tertiup dan bisa bertujuan untuk menutup tutup pelindung
menyebabkan kelembaban di dalam atas agar mouthpiece akan tetap bersih
Diskus® sehingga dry powder dan kering serta secara otomatis me-reset
menggumpal dan sulit untuk kembali ke posisi awal dan posisi siap
dihirup(4,6,19). untuk digunakan lagi. Jika step ini tidak
e. Step ke-5 dengan menempatkan Diskus® dilakukan maka dikhawatirkan
di mulut antara gigi dan bibir, untuk kelembapan dan kondisi lingkungan
mencegah pasien kehilangan dosis jika dapat mempengaruhi stabilitas dry
posisi mulutnya rapat pada mouthpiece. powder(4,19).
Jika dosis hilang akan mengurangi dosis Penjelasan manfaat masing-masing step
inhalasi sehingga mengakibatkan pada penjelasan cara penggunaan
efektifitas obat tidak optimal(4,19). Turbuhaler® (Gambar 1b):
f. Step ke-6 dengan menarik napas mantap a. Step ke-1 dengan membuka dan
dan mendalam, yang merupakan critical melepaskan penutup Turbuhaler® yang
step terakhir sediaan Diskus® yang harus berfungsi untuk melindungi mouthpiece.
disebutkan pada setiap penjelasannya. Mouthpiece merupakan area yang
Pasien harus memastikan mengambil mengarahkan aliran partikel keluar
nafas penuh tidak terhalang dengan gigi menuju rongga mulut dan mengalir ke
atau bibir mengingat mekanisme dalam paru-paru(4,6,19).
Diskus® yang hanya mengandalkan b. Step ke-2 adalah menegakkan
usaha aktuasi pasien saja. Total Emitted Turbuhaler® sehingga dosis yang terukur
Dose (TED) adalah jumlah obat yang akan tepat, karena jika tidak ditegakkan
dirilis dari sebuah inhaler selama satu maka dosis terukur dan terisi pada dosing
aktuasi. Jika pasien tidak menarik napas unit oleh alat tidak benar dan dosis
yang mantap dan mendalam maka akan manjadi tidak tepat karena dry powder
mempengaruhi aliran udara inspirasi akan tumpah, karena untuk mendapatkan
sehingga menghasilkan drug release dosis yang tepat harus tegak 45o-90o (19).
yang buruk dan deposisi partikel obat di c. Step ke-3 dengan memutar grip sejauh
dalam mulut dan oropharyngeal. Massa mungkin dan putar kembali kearah
partikel obat yang cukup kecil untuk berlawanan sampai terdengar bunyi klik,
mencapai saluran udara selama inhalasi yang bertujuan untuk mendapatkan 1
yang disebut fine particle fraction (FPF) dosis sudah siap untuk digunakan dan
yang akan mempengaruhi deposisi obat jika step 3 tidak dilakukan maka 1 dosis
di dalam paru-paru. Ukuran partikel obat tidak didapatkan. Setiap diputar sejauh
<5 μm yang akan terdeposit dan mungkin dan terdengar bunyi klik hanya
memberikan efek yang optimal pada untuk 1 dosis, tidak dapat diklik
saluran pernafasan(4,6,19). sebanyak dua kali dengan maksud untuk
g. Step ke-7 melepaskan mouthpiece 2 dosis, hal tersebut tidak dapat
Diskus® dari mulut dan tahan napas dilakukan karena setelah di-klik tanpa
yang dalam selama 5-10 detik. Lepaskan

141 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

dihisap, indikator dosis akan tetap pasien tidak menarik nafas kuat dan
berjalan dan dosis akan terbuang(19). dalam maka aliran turbulen tidak
d. Step ke-4 dengan menghembuskan nafas terbentuk dan partikel obat yang
secara maksimal melalui mulut sampai terangkat(18,19).
volume residual tercapai, untuk h. Step ke-8 dengan menahan nafas 5-10
membantu mempersiapkan diri menarik detik untuk memberi waktu kontak yang
nafas dalam dan sekuat mungkin untuk lebih lama agar obat dapat mengendap
supaya dapat menciptakan aliran turbulen pada bronkiolus, namun apabila pasien
yang dapat mengangkat partikel ukuran asma tidak dapat menahan nafas selama
1-5 µm sehingga obat langsung 10 detik maka diperbolehkan menahan
terdeposisi ke bronkiolus. Step ini sangat kurang dari 10 detik (5-7 detik) selama
penting, jika pasien lupa pasien mampu melakukannya .Waktu
menghembuskan nafas maksimal maka minimal untuk menahan nafas yaitu 4
pasien tidak cukup kuat untuk menarik detik. Pasien asma yang melalukan step
napas kuat dan dalam agar obat ini bila menahan nafas lebih dari 10 detik
terdeposisi pada paru-paru(18,19). tidak akan menimbulkan optimal yield
e. Step ke-5 adalah menghembuskan nafas value atau tidak menimbulkan efektifitas
dengan menjauhkan Turbuhaler®, untuk obat berlebih(19).
mencegah udara masuk ke dalam i. Step ke-9 adalah menghembuskan nafas
Turbuhaler®. Jika step ini tidak dengan menjauhkan dari Turbuhaler®
dilakukan akan mengurangi dosis dan agar tidak terjadi kelembaban yang
udara yang dihembuskan akan menyebabkan penggumpalan pada serbuk
menyebabkan serbuk dalam Turbuhaler® kering(4,19).
menggumpal karena kelembaban akan
mempengaruhi dosis selanjutnya. Dosis HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya akan berkurang karena Total sampel yang bersedia ikut
sebagian serbuk pada saat dihisap akan
terlibat dalam masing-masing penelitian
terhambat adanya serbuk yang
menggumpal karena kelembaban(19). penilaian cara penggunaan Diskus® dan
f. Step ke-6 dengan meletakkan mouthpiece Turbuhaler® ini adalah 77 sampel
diantara mulut dan katupkan bibir, penelitian. Pada kelompok Diskus® terdiri
namun tidak boleh memasukkan dari 38 apoteker dan39 non-apoteker,
mouthpiece terlalu dalam karena akan sedangkan pada kelompok Turbuhaler terdiri
menghambat udara yang akan akan dari 33 apoteker dan 44 non-apoteker.
membantu pasien pada saat menarik
Tabel 3 menggambarkan kelengkapan
nafas kuat dan dalam untuk menciptakan
aliran turbulen yang dapat mengangkat penjelasan cara penggunaan Diskus® dan
partikel obat sehingga obat akan Turbuhaler® dari apoteker dan non-
langsung terdeposisi ke bronkiolus(19). apoteker. Pada penelitian ini tidak
g. Step ke-7 merupakan critical step dengan membandingkan kelengkapan informasi
bernafas dengan kuat dan dalam, agar antara apoteker dan non-apoteker, karena
aliran turbulen terbentuk agar serbuk obat berdasarkan Standar pelayanan kefarmasian
yang halus bergerak melalui inhalation
di apotek tahun 2004(12), menyebutkan
channel yaitu tempat deagregasi obat,
yang terdiri dari dua saluran spiral yang bahwa apoteker di apotek harus memberikan
dirancang untuk meciptakan aliran udara konseling mengenai sediaan farmasi,
yang turbulen pada mouthpiece. pengobatan dan perbekalan kesehatan
Selanjutnya tujuan dagregasi ini adalah lainnya sehingga dapat memperbaiki
membuat serbuk halus menjadi lebih kualitas hidup pasien atau yang
kecil, agar menjadi unit yang efektif
bersangkutan terhindar dari bahaya
dengan ukuran partikel yang
diharapakan adalah 1-5 µm sehingga obat penyalahgunaan atau penggunaan obat yang
akan langsung masuk ke bronkiolus, jika salah. Kriteria pasien yang memerlukan

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 142


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

pelayanan konseling salah satunya adalah cara penggunaan Diskus® sebagian besar
pasien asma dan apoteker harus berada pada tingkat mampu menjelaskan
melaksanakan monitoring penggunaan obat cara penggunaan inhaler pada tingkat
setelah penyerahan obat dilakukan. Pada adekuat (57,89%), dan lebih tinggi/lengkap
keadaan demikian peran apoteker di apotek dibandingkan apoteker yang menjelaskan
menjadi sangat penting untuk menjelaskan cara penggunaan Turbuhaler® yang
teknik penggunaan inhaler. Dalam sebagian besar pada tingkat kurang
menggunakan alat-alat inhalasi tersebut, (75,56%). Semua apoteker yang
pasien asma membutuhkan peran farmasi menjelaskan kedua inhaler lebih memilih
komunitas di apotek yang akan sangat informasi tambahan berupa membaca brosur
membantu secara signifikan dalam edukasi dibandingkan bertanya dengan tenaga
teknik inhalasi(13). Hubungan yang baik kefarmasian lainnya. Namun dari informasi
antara pasien dan apoteker dapat membantu yang didapatkan, banyak apoteker yang
pengobatan yang optimal bagi pasien dalam mengalami kesulitan dalam membaca brosur
memahami terapi obat, mengontrol gejala karena terkendala bahasa (brosur
asma, dan kemampuan penggunaan menggunakan bahasa inggris, sehingga
inhaler(14). sebagian lebih memilih melihat informasi
Tabel 4 memberikan deskripsi subjek dari gambar-gambar yang tersedia saja)
penelitian dari apoteker yang menjelasan (Tabel 5).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Masing-masing Step Penjelasan Penggunaan Sediaan Diskus®


dan Turbuhaler® yang Dijawab dengan Benar

Tenaga Kefarmasian
Apoteker Non- Apoteker

Step ke- Diskus® Turbuhaler® Diskus® Turbuhaler®


(n:38) (n:33) (n:39) (n:44)
Jumla
Jumlah (%) Jumlah (%) (%) Jumlah (%)
h
1 25* 32,47 27* 35,06 19* 24,67 34* 44,16
2 23* 29,87 2 2,60 17* 22,08 1 1,30
3 0 0,00 10* 12,99 0 0,00 2* 2,60
4 2 2,60 5 6,49 2 2,60 3 3,90
5 23 29,87 3 3,90 19 24,67 4 5,19
6 23* 29,87 21 27,27 19* 24,67 27 35,06
7 12 15,58 6* 7,79 3 3,90 7* 9,09
8 14 18,18 6 7,79 7 9,09 3 3,90
9 23 29,87 4 5,19 18 23,38 1 1,30
*critical step

143 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penjelasan Cara Penggunaan Sediaan Diskus® dan Turbuhaler®
Berdasarkan Critical Step

Tenaga Kefarmasian

Kelengkapan Apoteker Non- Apoteker


Penjelasan Diskus® Turbuhaler® Diskus® Turbuhaler®
Berdasarkan (n:38) (n:33) (n:39) (n:33)
Critical Step Persentas Persenta
Persentase Persentase
Jumlah e Jumlah Jumlah se Jumlah
(%) (%)
(%) (%)
Teknik Optimal 0 0 0 0 0 0 0 0
Teknik Adekuat 22 57,89 0 0 17 43,59 0 0
Teknik Kurang 3 7,89 25 75,76 2 5,13 29 65,91
Tidak Tahu 5 13,16 3 9,09 10 25,64 7 15,91
Tidak Familiar 8 21,05 5 15,15 10 25,64 8 18,18
TOTAL 38 100 33 100 39 100 44 100

Tabel 5. Tabulasi Silang antara Kelengkapan Penjelasan Cara Penggunaan Sediaan


Berdasarkan Critical Step dengan Informasi Tambahan yang Digunakan saat
Menjelaskan
Tenaga Kefarmasian
Kelengkapan Apoteker Non-Apoteker
Penjelasan Diskus® Turbuhaler® Diskus® Turbuhaler®
Berdasarkan (n:38) (n:33) (n:39) (n:44)
Critical Step TOT- TOT- TOT- TOT-
a b c d a b c d a b c d a b c d
AL AL AL AL
Teknik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Optimal
Teknik
1 20 1 0 22 0 0 0 0 0 2 12 0 3 17 0 0 0 0 0
Adekuat
Teknik
0 3 0 0 3 6 16 0 3 25 0 2 0 0 2 1 18 0 10 29
Kurang
Tidak Tahu 4 1 0 0 5 1 2 0 0 3 9 0 1 0 10 2 3 1 1 7
Tidak
6 2 0 0 8 1 3 0 1 5 9 1 0 0 10 1 5 0 2 8
Familiar

TOTAL 11 26 1 0 38 8 21 0 4 33 20 15 1 3 39 4 26 1 11 44

a : Tidak menggunakan informasi lain


b : Menggunakan brosur
c : Bertanya pada sesama rekan di apotek
d : Menggunakan brosur dan bertanya pada sesama rekan di apotek

Sedangkan pada subjek penelitian adekuat (43,59%), dan lebih


dari non-apoteker yang menjelaskan cara tinggi/lengkap dibandingkan non-
penggunaan Diskus® sebagian besar apoteker yang menjelaskan cara
berada pada tingkat mampu menjelaskan penggunaan Turbuhaler® yang sebagian
cara penggunaan inhaler pada tingkat besar pada tingkat kurang (65,91%).

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 144


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

Semua apoteker yang menjelaskan kedua SIMPULAN


inhaler lebih memilih informasi Berdasarkan hasil penelitian
tambahan berupa membaca brosur mengenai studi informasi penjelasan
dibandingkan bertanya dengan tenaga penggunaan sediaan Diskus® yang
kefarmasian lainnya. Walaupun pada diberikan, maka dapat disimpulkan tidak ada
tingkat kelengkapan informasi apoteker yang masuk kategori teknik
berdasarkan critical step pada non- optimal yaitu dapat menyebutkan semua step
apoteker serupa dengan apoteker, namun dengan benar. Sebagian besar apoteker
ada perbedaan pada pemilihan informasi masuk kategori teknik adekuat karena
tambahan yang digunakan non-apoteker apoteker mampu menyebutkan seluruh
pada saat menjelaskan inhaler. Pada non-
critical step (3 critical step pada checklist
apoteker yang menjelaskan sediaan
point 1, 2 dan 6) yaitu sebanyak 22 sampel
Diskus® lebih banyak yang tidak
apoteker (28,57%), 3 apoteker (3,90%)
memilih menggunakan informasi lain,
berbeda dengan non-apoteker yang masuk kategori teknik kurang karena tidak
menjelaskan sediaan Turbuhaler® yang dapat menjawab semua critical step dengan
lebih memilih menggunakan brosur lengkap, 5 apoteker (6,49%) masuk kategori
untuk membantu saat memberikan tidak tahu karena tidak dapat
penjelasan. Sayangnya, pada penelitian mendemonstrasikan penggunaan sediaan
ini tidak digali lebih jauh mengenai Diskus® dan 8 apoteker (10,39%) masuk
ketersediaan masing-masing inhaler di kategori tidak familiar karena tidak pernah
tempat tersebut. Serta apakah pilihan melihat sediaan Diskus® tersebut
informasi tambahan yang digunakan sebelumnya. Sedangkan pada informasi cara
sudah cukup memuaskan bagi subjek penggunaan Turbuhaler® yang diberikan
tersebut. oleh apoteker dalam menjelaskan
Sediaan Diskus® dan Turbuhaer® Turbuhaler kepada pasien di apotek masih
yang beredar di Indonesia mengandung kurang karena berdasarkan penjelasan setiap
ICS dan LABA. Pada apoteker yang step tidak semua apoteker dapat menjelaskan
menjelaskan mengenai cara penggunaan semua step dengan benar dan berdasarkan
sediaan Diskus®, hanya 1 apoteker saja
critical step belum ada apoteker yang
yang memberikan penjelasan terkait
mencapai teknik adekuat dan optimal, teknik
penggunaan ICS mengenai konseling
tidak tahu sebanyak 3 apoteker (9,09%),
kumur dengan air setelah penggunaan
ICS. Penjelasan ini diperlukan karena teknik tidak familiar 5 apoteker (15,15%),
ICS adalah obat yang dapat menurunkan teknik yang terbanyak adalah teknik kurang
sistem imun manusia sehingga pasien sebanyak 25 apoteker (75,75%).
menjadi lebih mudah terinfeksi jamur
Candida albicans yang menyebabkan UCAPAN TERIMAKASIH
oropharyngeal candidiasis [20]. Ucapan terimakasih kepada LPPM UBAYA
Sedangkan pada apoteker yang atas bantuan dan dukungannya dalam
menjelaskan cara penggunaan sediaan pelaksanaan penelitian ini.
Turbuhaler®, apoteker yang
menjelaskan efek samping yang DAFTAR PUSTAKA
sering/sering muncul akibat penggunaan 1. Global Initiative for Asthma. Global
ICS adalah 7 apoteker (39,39%) dan Strategy for Asthma Management &
penjelasan keharusan kumur dengan Prevention (Update), 2015.
menggunakan air setelah menggunakan 2. Berge MVD, ten Hacken NHT,
ICS sebanyak 10 apoteker (10,10%). Kerstjens HAM, Postma DS.
Management of Asthma with ICS and

145 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146, 2016 AMELIA LORENSIA

LABAs: Different Treatment Strategies. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang


Clinical Medicine: Therapeutics, Standar Pelayanan Kefarmasian di
2009;1:77-93. Apotek, 2004, Jakarta.
3. Odili VU dan Okoribe CO. Assessment 13. Hämmerlein A, Muller U, Schulz M,
of Pharmacists’ knowledge on correct Pharmacist-led intervention study to
inhaler technique. Research Journal of improve inhalation technique in asthma
Pharmaceutical, Biological and and COPD patients. Journal of
Chemical Sciences, 2010;1(3):768-772. Evaluation in Clinical Practice. 2010;1-
4. Osman A, Hassan ISA, Ibrahim MIM. 10.
Are Sudanese community pharmacists 14. Onda M, Sakurai H, Hayase Y,
capable to prescribe and demonstrate Sakamaki H, Arakawa Y, Yasukawa F.
asthma inhaler devices to patrons? A Effects of Patient-Pharmacist
mystery patient study. Pharmacy Communication on the Treatment of
Practice (Internet), 2012;10(2):110-115 Asthma, Yakugaku Zasshi,
5. Syamsudin & Keban SA. Buku Ajar 2009;129(4):427-433.
Farmakoterapi : Gangguan Saluran 15. Nadi E & Zeraati F. Evaluation of The
Pernafasan, Penerbit Salemba Medika, Metered-Dose Inhaler Technique
Jakarta, Indonesia 45-64, 2013. Among Healthcare Providers.
6. Chrystyn H. The Diskus® : A Review of Department of Internal Medicine,
Its Position Among Dry Powder Inhaler Mobasher Kashani Hospital, School of
Devices, Journal compilation Blackwell Medicine. Hamedan University of
Publishing Ltd Int J Clin Pract J. Medical Sciences, Hamedan, Iran.
2007;1022–1036. 2005;268-272.
7. Reddy CS, Swain K, Shivakumar HG, et 16. Lalani NS, A study of knowledge
al. Past And Present Trends of Dry assessment and competence in asthma
Powder Inhaler Devices: A Review. and inhaler technique of nurses
Journal of Drug Delivery & employed at university teaching
Therapeutics, 2014:97-107. hospital. TheHealth. 2012; 3(1): 16-18.
8. Mark S. Inhalation Therapy : An 17. Sari, I.P. Penelitian Famasi Komunitas
Historical Review. J. Primary Care dan klinik. Gadjah Mada University
Respiratory, 2007;16(2): 71-81. Press. p.31, 2004.
9. Lee SM, Chang YS, Kim CW, Kim TB, 18. Wahida A, Chrystyn H. Clarifying the
Kim SH, Kwon YE, et al., 2011, Skills dilemmas about inhalation techniques
in Handling Turbuhaler, Diskus, and for dry powder inhalers: integrating
Pressurized Metered-Dose Inhaler in science with clinical practice. Prim Care
Korean Asthmatic Patients. Allergy Respir J 2012; 21(2): 208-213
Asthma Immunol Res. 2011;3(1):46-52. 19. Beaucage D dan Nesbittt S, 2002, Using
10. National Asthma Council Australia, Inhalation Device, in Bourbeau, Nault,
Inhaler technique in adults with asthma Borycki, Comprehensive Management
or COPD (online), 2008. of Chronic Obstructive Pulmonary
(www.nationalasthma.org.au) Disease, BC Decker Inc., Canada, p.83-
11. Lee SM, Chang YS, Kim CW, Kwon 107.
YE. Skills in HandlingbTurbuhaler, 20. Centre For Disease Control and
Diskus, and Pressurized Metered-Dose Prevention, Medications that Weaken
Inhaler in Korean Asthmatic Patient, Your Immune System and Fungal
Allergy Asthma Immunology, Infections (online), 2014.
2011;3(1): 46-42 (http://www.cdc.gov/fungal/infections/i
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik mmune-system.html)
Indonesia Nomor

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 146

You might also like