You are on page 1of 15

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP,

DAN TINDAKAN MAHASISWA TERKAIT PENGGUNAAN


ALAT PELINDUNG TELINGA DARI BAHAYA KEBISINGAN
SAAT MENGGERINDA DI RUANG PENGELASAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURNAL

OLEH
FIRDA BAIHAQ
NIM 130612607877

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MEI 2017
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP,
DAN TINDAKAN MAHASISWA TERKAIT PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG TELINGA DARI BAHAYA KEBISINGAN
SAAT MENGGERINDA DI RUANG PENGELASAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURNAL
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana

Oleh
Firda Baihaq
NIM 130612607877

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MEI 2017
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN,
SIKAP, DAN TINDAKAN MAHASISWA TERKAIT
PENGGUNAANALAT PELINDUNG TELINGA DARI
BAHAYA KEBISINGAN SAAT MENGGERINDA
DI RUANG PENGELASAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Firda Baihaq
Marji
Erianto Fanani
Universitas Negeri Malang
e-mail: firdabaihaq1995@gmail.com

Abstract: The noise level from grinding activities in Welding Laboratory State
University of Malang is 98 dB exceeds the Threshold Limit Value (TLV) is 85 dB.
Students are not always use provided ear protective equipment which can cause
occupational diseases such as Noise Induced Hearing Loss. According to the World
Health Organization, counseling is one of health promotion technique to prevent
disease and provide health information. The variables which measured are knowledge,
attitude, and practice in using Ear Protective Equipment. This research use one group
pretest posttest method design with 17 students at Welding Laboratory State
University of Malang. Counseling was held by presentation and handout materials
which followed with lecture and discussion. Data analys with Wilcoxon Signed Ranks
Test, showed that: the value of Z -3.644 and Asymp. Sig. (2-tailed) of 0.000 at
knowledge variable, the value of Z -3.368 and Asymp. Sig. (2-tailde) 0.001 on attitude
variable, and the value of Z -3873 and Asymp. Sig. (2-tailed) 0.001 on practice
variable is smaller than 0.05. The conclusion of hypothesis is that there is any effect
of counseling to student knowledge, attitude, and practice in using Ear Protective
Equipment from grinding noise hazard at Welding Laboratory State University of
Malang.

Keywords: counseling, knowledge, attitude, practice, ear protective equipment

Abstrak: Kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan menggerinda di Ruang


Pengelasan Universitas Negeri Malang adalah 98 dB melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB) yaitu 85 dB. Mahasiswa saat menggerinda tidak selalu menggunakan Alat
Pelindung Telinga sehingga dapat menyebabkan penyakit akibat kerja berupa Noise
Induced Hearing Loss. Menurut World Health Organization, penyuluhan merupakan
salah satu cara promosi kesehatan untuk mencegah penyakit dan bertujuan
memberikan informasi kesehatan. Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa terkait penggunaan Alat Pelindung
Telinga. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest
posttest terhadap 17 mahasiswa di Ruang Pengelasan Universitas Negeri Malang.
Penyuluhan dilakukan dengan media presentasi dan handout materi serta metode
ceramah dan tanya jawab. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test
menunjukkan hasil: nilai Z -3,644 dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 pada variabel
pengetahuan, nilai Z -3,368 dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 pada variabel sikap,
serta nilai Z -3873 dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 pada variabel tindakan mahasiswa
berarti lebih kecil daripada 0,05. Kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut adalah
terdapat pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa
terkait penggunaan Alat Pelindung Telinga dari bahaya kebisingan saat menggerinda
di Ruang Pengelasan Universitas Negeri Malang.

Kata kunci: penyuluhan, pengetahuan, sikap, tindakan, alat pelindung telinga

1
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 2

Las yang merupakan kata dasar Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
pengelasan berarti penyambungan Kerja menegaskan bahwa NAB
besi dan sebagainya dengan cara Kebisingan adalah 85 dB.
membakar (Kamus Besar Bahasa Kesimpulannya adalah kegiatan
Indonesia, 2002: 642). Terdapat menggerinda yang dilakukan
kegiatan yang selalu dilakukan dalam mahasiswa di Ruang Pengelasan
proses pengelasan. Kegiatan tersebut Universitas Negeri Malang
adalah menggerinda. Kegiatan menimbulkan kebisingan yang
menggerinda dapat dilakukan pada melebihi NAB.
saat persiapan, repair (menata ulang), Kebisingan menyebabkan
maupun finishing (penyelesaian). berbagai gangguan, seperti gangguan
Tujuan menggerinda diantaranya fisiologis, gangguan psikologis,
memotong benda kerja, membentuk gangguan komunikasi, dan ketulian
benda kerja, dan menciptakan benda (Christy, 2010:6). Salah satu
kerja sesuai kebutuhan. gangguan akibat kebisingan adalah
Peraturan Menteri Tenaga Noise Induced Hearing Loss (NIHL).
Kerja dan Transmigrasi Republik Menurut The National Institute of
Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 Occupational Safety and Health
tentang Nilai Ambang Batas Faktor (2016), Noise Induced Hearing Loss
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat (NIHL) adalah sebuah penyakit akibat
Kerja menjelaskan bahwa kebisingan kerja berupa gangguan pendengaran
adalah semua suara yang tidak atau ketulian akibat kebisingan. Pada
dikehendaki yang bersumber dari tahun 2016, Centers for Disease
alat-alat proses produksi dan/atau Control and Prevention menerangkan
alat-alat kerja yang pada tingkat bahwa 82% penyakit akibat kerja
tertentu dapat menimbulkan yang terjadi adalah ketulian akibat
kebisingan. Peneliti melakukan kerja. Insidensi NIHL di Selandia
pengukuran kebisingan pada saat Baru sekitar 1077 sampai dengan
menempuh Mata Kuliah Praktikum 1537 kasus di tempat kerja (Laird,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2012:10). Penelitian yang dilakukan
(K3) di Ruang Pengelasan Universitas Prasetyo pada tahun 2015 terhadap
Negeri Malang terhadap mahasiswa pekerja Bengkel Las Purwareja
yang sedang menggerinda di Ruang menyimpulkan 63,33% pekerja
Pengelasan Universitas Negeri mengalami NIHL.
Malang. Peneliti mengukur Salah satu upaya yang dapat
kebisingan dengan menggunakan alat dilakukan untuk menghindari bahaya
ukur environmental meter. Hasil kebisingan adalah menggunakan Alat
yang diperoleh dari pengukuran Pelindung Telinga. Alat Pelindung
kebisingan tersebut adalah 98 dB. Telinga merupakan salah satu Alat
Nilai Ambang Batas (NAB) Pelindung Diri (APD) sebagaimana
kebisingan yang ditetapkan oleh yang tercantum pada Peraturan
Amerika Serikat, Inggris, Jerman Menteri Tenaga dan Transmigrasi
Barat, Yugoslavia, dan Jepang adalah Republik Indonesia Nomor 08 Tahun
90 dB (Marji, 2013:6). Sedangkan 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
menurut Peraturan Menteri Tenaga Observasi yang dilakukan oleh
Kerja dan Transmigrasi Republik peneliti terhadap mahasiswa yang
Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 menggerinda di Ruang Pengelasan
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Universitas Negeri Malang
3 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Mei 2017

menunjukkan bahwa tidak semua sebanyak 7 (41%) mahasiswa


mahasiswa selalu menggunakan Alat memiliki pengetahuan rendah.
Pelindung Telinga yang telah Gambar 2 Data Poosttest Variabel
disediakan, seperti earplug, earmuff, Pengetahuan Mahasiswa
dan alat yang terintegrasi dengan Alat
Pelindung Diri lain yaitu welding
helmet.

METODE
Jenis penelitian yang
digunakan adalah observasional
crossectional dengan desain
penelitian one group pretest posttest.
Populasi penelitian merupakan
populasi infinite yaitu mahasiswa Intervensi berupa penyuluhan
yang menggerinda di Ruang yang dilakukan kepada 17 mahasiswa
Pengelasan Universitas Negeri menunjukkan hasil data posttest yaitu
Malang. Sampel yang digunakan sebanyak 10 (59%) mahasiswa
dalam penelitian adalah 17 memiliki pengetahuan tinggi dan 7
mahasiswa yang menempuh (41%) mahasiswa memiliki
matakuliah Praktikum Pengelasan di pengetahuan sangat tinggi.
Ruang Pengelasan Universitas Negeri
Malang pada Januari-Februari 2017. Variabel Sikap Mahasiswa
Distribusi data hasil pretest
HASIL PENELITIAN dan posttest dari kuesioner sikap yang
Variabel Pengetahuan Mahasiswa telah diberikan pada 17 mahasiswa
Gambar 1 Data Pretest Variabel sebagai responden adalah sebagai
Pengetahuan Mahasiswa
berikut:
Gambar 3 Data Pretest Variabel Sikap
Mahasiswa

Hasil pretest yang dilakukan


menunjukkan bahwa klasifikasi
pengetahuan mahasiswa terkait Pretest sikap yang diisi 17
penggunaan Alat Pelindung Telinga mahasiswa menunjukkan data dengan
dari bahaya kebisingan saat tingkat sikap kurang baik sebanyak 14
menggerinda yaitu: (1) sebanyak 7 (82%) mahasiswa dan sebanyak 3
(41%) mahasiswa memiliki (18%) mahasiswa memiliki sikap
pengetahuan tinggi, (2) sebanyak 3 cukup baik.
(18%) mahasiswa memiliki
pengetahuan sedang, dan (3)
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 4

Gambar 4 Data Posttest Variabel Sikap Gambar 6 Data Posttest Variabel


Mahasiswa Tindakan Mahasiswa

Penyuluhan dilakukan kepada 17


mahasiswa dan didapatkan hasil
posttest yaitu 17 mahasiswa tersebut
memiliki sikap cukup baik. Intervensi berupa penyuluhan yang
dilakukan dapat menunjukkan data
Variabel Tindakan Mahasiswa posttest yakni sebanyak 16 (94%)
Distribusi data hasil pretest mahasiswa melakukan tindakan tepat
dan posttest observasi tindakan yang yakni menggunakan Alat Pelindung
telah diberikan pada 17 mahasiswa Telinga saat menggerinda dan
sebagai responden adalah sebagai seorang lainnya (5%) mahasiswa
berikut: masih melakukan tindakan kurang
Gambar 5 Data Pretest Variabel tepat.
Tindakan Mahasiswa
Uji Normalitas
Tepat Output uji normalitas variabel
6%
pengetahuan mahasiswa terkait
penggunaan Alat Pelindung Telinga
Kurang menunjukkan Shapiro-Wilk 0,028 dan
tepat 0,029 lebih kecil dari 0,05 yang
94 artinya data tidak berdistribusi
% normal.
Output uji normalitas variabel
sikap mahasiswa terkait penggunaan
Alat Pelindung Telinga menunjukkan
Gambar 5 dapat menjelaskan
Shapiro-Wilk 0,001 dan 0,025 lebih
bahwa tindakan 16 mahasiswa pada
kecil dari 0,05 yang artinya data tidak
saat pretest menunjukkan tindakan
berdistribusi normal.
kurang tepat saat menggerinda.
Tindakan yang dimaksud adalah tidak
Hasil Uji Hipotesis
menggunakan Alat Pelindung
Penelitian ini memiliki 3 (tiga)
Telinga. Hanya seorang mahasiswa
hipotesis kerja sebagai berikut:
menggunakan Alat Pelindung Telinga
1. Perbedaan Pemahaman
berupa Welding Helmet.
Pengetahuan Mahasiswa terkait
Setelah penyuluhan diberikan
Penggunaan Alat Pelindung
kepada 17 mahasiswa didapatkan data
Telinga dari Bahaya Kebisingan
posttest sebagai berikut:
saat Menggerinda di Ruang
5 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Mei 2017

Pengelasan Universitas Negeri terdapat pengaruh penyuluhan


Malang Sebelum dan Sesudah terhadap sikap mahasiswa terkait
Penyuluhan. penggunaan Alat Pelindung Telinga
dari bahaya kebisingan saat
Tabel 1 Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test menggerinda di Ruang Pengelasan
Variabel Pengetahuan Mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Posttest - Pretest
Z -3,644b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 3. Perbedaan Tindakan Mahasiswa
Menggunakan Alat Pelindung
Output dari pretest dan Telinga dari Bahaya Kebisingan
posttest kuesioner variabel saat Menggerinda di Ruang
pengetahuan mahasiswa Pengelasan Universitas Negeri
menunjukkan nilai Z yakni -3,644 dan Malang Sebelum dan Sesudah
Asymp. Sig. (2-tailed) yakni 0,000 Penyuluhan.
lebih kecil dari pada 0,05 dan Tabel 3 Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test
Variabel Tindakan Mahasiswa
hipotesis kerja diterima. Kesimpulan Posttest - Pretest
dari hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Z -3,873b
Test untuk variabel pengetahuan Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
mahasiswa adalah terdapat pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan Output dari pretest dan
mahasiswa terkait penggunaan Alat posttest tindakan mahasiswa
Pelindung Telinga dari bahaya menunjukkan nilai Z yakni -3,873 dan
kebisingan saat menggerinda di Asymp. Sig. (2-tailed) yakni 0,000
Ruang Pengelasan Universitas lebih kecil dari pada 0,05 dan
Negeri Malang. hipotesis kerja diterima. Kesimpulan
dari hasil uji Wilcoxon Signed Ranks
2. Perbedaan Sikap Mahasiswa Test untuk variabel tindakan
terkait Penggunaan Alat Pelindung mahasiswa adalah terdapat pengaruh
Telinga dari Bahaya Kebisingan penyuluhan terhadap tindakan
saat Menggerinda di Ruang mahasiswa terkait penggunaan Alat
Pengelasan Universitas Negeri Pelindung Telinga dari bahaya
Malang Sebelum dan Sesudah kebisingan saat menggerinda di
Penyuluhan. Ruang Pengelasan Universitas Negeri
Malang.
Tabel 2 Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test
Variabel Sikap Mahasiswa
Posttest - Pretest
PEMBAHASAN
Z -3.368b Deskripsi Variabel Pengetahuan
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 Mahasiswa
Gambar 1 data pretest yang
Output dari pretest dan dilakukan menunjukkan bahwa
posttest kuesioner variabel sikap klasifikasi pengetahuan mahasiswa
mahasiswa menunjukkan nilai Z terkait penggunaan Alat Pelindung
yakni -3,368 dan Asymp. Sig. (2- Telinga dari bahaya kebisingan saat
tailed) yakni 0,001 lebih kecil dari menggerinda yaitu: (1) sebanyak 7
pada 0,05 dan hipotesis kerja (tujuh) atau 41% mahasiswa memiliki
diterima. Kesimpulan dari hasil uji pengetahuan tinggi, (2) sebanyak 3
Wilcoxon Signed Ranks Test untuk (tiga) atau 18% mahasiswa memiliki
variabel sikap mahasiswa adalah pengetahuan sedang, dan (3)
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 6

sebanyak 7 (tujuh) atau 41% sebelum penyuluhan dilakukan


mahasiswa memiliki pengetahuan kepada mahasiswa, mereka memiliki
rendah. Intervensi berupa penyuluhan pengetahuan yang rendah dikarenakan
dilakukan kepada 17 mahasiswa. belum mendapatkan informasi
Hasil data posttest didapatkan kesehatan yang jelas. Data posttest
sebanyak 10 atau 59% mahasiswa yang diambil setelah penyuluhan
memiliki pengetahuan tinggi dan 7 menunjukkan perbedaan. Hasil
(tujuh) atau 41% mahasiswa memiliki posttest yang didapatkan
pengetahuan sangat tinggi. menggambarkan bahwa mahasiswa
World Health Organization memiliki pengetahuan yang berbeda
menerangkan bahwa salah satu atau meningkat tentang penggunaan
bentuk promosi kesehatan untuk Alat Pelindung Telinga dari bahaya
mencegah penyakit akibat kerja kebisingan saat menggerinda.
dalam hal ini adalah Noise Induced
Hearing Loss yaitu penyuluhan Deskripsi Variabel Sikap
(counceling) sebagai salah satu cara Mahasiswa
pemberian informasi yang sejelas- Sikap mahasiswa terkait
jelasnya sehingga masyarakat penggunaan Alat Pelindung Telinga
memiliki pemahaman dan dari bahaya kebisingan saat
pengetahuan (Afrianto, 2013:51). menggerinda dapat dideskripsikan
Pengetahuan mahasiswa terkait dari gambar 3 dan gambar 4. Pretest
penggunaan Alat Pelindung Telinga kuesioner sikap yang diisi 17
merupakan salah satu variabel yang mahasiswa menunjukkan data dengan
diukur dalam penelitian ini. Adapun klasifikasi kurang baik sebanyak 14
materi yang disampaikan dalam atau 82% mahasiswa dan sebanyak 3
penyuluhan diantaranya: (a) dasar (tiga) atau 18% mahasiswa memiliki
hukum, (b) kebisingan, (c) Noise sikap cukup baik. Penyuluhan yang
Induced Hearing Loss, dan (d) Alat dilakukan menghasilkan data posttest
Pelindung Telinga yang mahasiswa memiliki sikap cukup
digunakan saat menggerinda. baik.
Penelitian ini menunjukkan Sikap 17 mahasiswa sebagai
bahwa penyuluhan sebagai salah satu responden yang cukup baik setelah
cara dalam memberikan informasi dilakukan penyuluhan menunjukkan
kesehatan dapat memberi pemahaman bahwa mahasiswa dapat bersikap
terhadap pengetahuan mahasiswa dengan cukup baik apabila telah
terkait penggunaan Alat Pelindung diberikan pemahaman yang jelas
Telinga saat menggerinda. terkait penggunaan Alat Pelindung
Pengetahuan sangat penting dipahami Telinga dari bahaya kebisingan saat
sebagai indikator yang diukur dalam menggerinda di Ruang Pengelasan
keberhasilan promosi kesehatan. Universitas Negeri Malang.
Selain itu, pengetahuan merupakan Sikap merupakan suatu bentuk
pemahaman awal mahasiswa untuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar,
memiliki respon tertutup lainnya yaitu 2011:5). Reaksi perasaan yang
sikap. dituangkan oleh mahasiswa terwujud
Pengetahuan mahasiswa dapat dalam jawaban sangat setuju, setuju,
dibedakan dari hasil pretest dan tidak setuju, atau sangat tidak setuju.
posttest kuesioner pengetahuan. Hal Sikap mahasiswa menunjukkan
ini dapat menggambarkan bahwa peningkatan yang signifikan.
7 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Mei 2017

Penyuluhan yang dilakukan mampu kebisingan yaitu penyakit akibat kerja


membedakan sikap mahasiswa Noise Induced Hearing Loss
sebelum dan sesudah mengerti merupakan indikator bahwa
tentang materi penggunaan Alat penyuluhan dapat dijadikan cara
Pelindung Telinga saat menggerinda. untuk promosi kesehatan seperti yang
Sikap merupakan salah satu World Health Organization
presdiposisi tindakan (Notoadmodjo, terangkan.
2010:54). Sikap mahasiswa yang Peraturan Menteri Tenaga
cukup baik dalam memahami Kerja dan Transmigrasi Republik
penggunaan Alat Pelindung Telinga Indonesia Nomor 08 Tahun 2010
dari bahaya kebisingan saat tentang Alat Pelindung Telinga
menggerinda dapat dijadikan menjelaskan bahwa Alat Pelindung
indikator untuk mengamati tindakan Telinga merupakan salah satu alat
mahasiswa dalam menggunakan Alat pelindung yang diperlukan untuk
Pelindung Telinga saat menggerinda. melindungi telinga dari kebisingan
dan tekanan. National Institute of
Deskripsi Variabel Tindakan Occupational Safety and Health juga
Mahasiswa menguatkan penggunaan Alat
Observasi tindakan yang Pelindung Telinga perlu dilakukan
dilakukan kepada 17 mahasiswa untuk mencegah penyakit akibat kerja
sebagai responden pada saat pretest yaitu Noise Induced Hearing Loss
menunjukkan hanya ada satu orang sejak dini. Kesadaran mahasiswa
mahasiswa yang menggunakan Alat dalam menerapkannya masih kurang.
Pelindung Telinga berupa Welding Penyuluhan yang dilakukan dengan
Helmet. Sedangkan 16 mahasiswa tujuan penerangan informasi sejelas-
pada saat pretest menunjukkan jelasnya dapat disimpulkan mampu
tindakan kurang tepat saat mempengaruhi pengetahuan, sikap,
menggerinda. Tindakan yang dan tindakan mahasiswa terkait
dimaksud adalah tidak menggunakan penggunaan Alat Pelindung Telinga
Alat Pelindung Telinga. Data posttest dari bahaya kebisingan saat
yang didapatkan setelah penyuluhan menggerinda di Ruang Pengelasan
yakni sebanyak 16 atau 94% Universitas Negeri Malang.
mahasiswa melakukan tindakan tepat Ruang Pengelasan Universitas
yakni menggunakan Alat Pelindung Negeri Malang sebagai lokasi
Telinga saat menggerinda dan penelitian menyediakan Alat
seorang lainnya atau 6% mahasiswa Pelindung Telinga yang dimaksud
masih melakukan tindakan kurang yaitu earmuff, earplug¸dan welding
tepat. helmet. Setelah penyuluhan dilakukan
Tindakan merupakan salah pada minggu kedua praktikum
satu bentuk respon terbuka yang pengelasan, mahasiswa membawa
dilakukan mahasiswa terhadap earplug yang dimiliki secara individu
stimulus berupa penyuluhan yang dan dipakai saat praktikum minggu
dilakukan. Respon terbuka tersebut ketiga dan peneliti mengambil data
diwujudkan dengan menggunakan posttest tindakan mahasiswa
Alat Pelindung Telinga baik earmuff, menggunakan Alat Pelindung Telinga
earplug, maupun welding helmet saat dari bahaya kebisingan saat
menggerinda. Tindakan mahasiswa menggerinda di Ruang Pengelasan
untuk melindungi telinga dari bahaya Universitas Negeri Malang.
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 8

Alat Pelindung Telinga yang kesehatan dapat dilakukan dengan


dapat digunakan dan tersedia di memberikan beberapa bentuk
Ruang Pengelasan Universitas Negeri pendidikan kesehatan. Pendidikan
Malang berupa earplug, earmuff, dan tentang kesehatan dapat diberikan
welding helmet telah sesuai dengan secara formal dan non formal dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja salah satu implementasinya adalah
Republik Indonesia Nomor 08 Tahun memberikan penyuluhan di institusi
2010 tentang Alat Pelindung Diri pendidikan (B. K. Tones, 2014:22).
serta sesuai dengan aturan American Penyuluhan sebagai salah satu upaya
Welding Society. Peneliti pendidikan kesehatan dapat dilakukan
menggambarkan bahwa kesadaran dengan menganalisis latar belakang
mahasiswa dalam bertindak tepat sasaran. Latar belakang yang
menggunakan Alat Pelindung Telinga dimaksud adalah keadaan yang
dari bahaya kebisingan saat dipandang kurang dan atau tidak sehat
menggerinda di Ruang Pengelasan baik dikarenakan bahaya lingkungan,
Universitas Negeri Malang telah manusia, dan atau makhluk lainnya.
sesuai dengan ketentuan yang telah Pengamatan yang dilakukan
diatur. sebelum dan sesudah penyuluhan
Penelitian sebelumnya yang kepada 17 mahasiswa sebagai
bertujuan untuk mengetahui pengaruh responden menunjukkan perbedaan
penyuluhan terhadap pengetahuan, yang signifikan. Hal tersebut
sikap, dan tindakan petani paprika dikarenakan penyuluhan dilakukan
terkait penggunaan Alat Pelindung dengan menerangkan informasi
Diri dari bahaya pestisida telah kesehatan sebagai upaya promosi
dilakukan oleh Afrianto pada tahun kesehatan untuk mencegah penyakit
2013 di Desa Kumbo Kabupaten akibat kerja kepada mahasiswa.
Pasuruan. Hasil penelitian Perbedaan pengetahuan, sikap, dan
menyimpulkan bahwa ada pengaruh tindakan mahasiswa sebelum dan
penyuluhan terhadap pengetahuan, sesudah penyuluhan menunjukkan
sikap, dan tindakan petani paprika bahwa ada pengaruh penyuluhan
dengan membandingkan pretest dan terhadap pengetahuan, sikap, dan
posttest yang diberikan kepada petani tindakan mahasiswa terkait
paprika. Pengetahuan sebagai variabel penggunaan Alat Pelindung Telinga
pertama yang diukur dalam penelitian dari bahaya kebisingan saat
ini merupakan dasar seseorang dalam menggerinda di Ruang Pengelasan
berperilaku. Seseorang yang memiliki Universitas Negeri Malang.
pengetahuan berbanding lurus dengan
motivasi untuk berperilaku sehat KESIMPULAN
(Sriopas, dkk (2017:61). Hasil deskripsi data, pengujian
Kourorian Z, dkk (2014:180) hipotesis, dan pembahasan yang
menyimpulkan bahwa dalam dilakukan menghasilkan kesimpulan
meningkatkan pengetahuan, sikap, sebagai berikut:
dan tindakan individu diperlukan 1. Ada perbedaan pemahaman
pemberian intervensi yang positif. pengetahuan mahasiswa terkait
Intervensi yang dimaksud dapat penggunaan Alat Pelindung
berupa penyuluhan kesehatan sebagai Telinga dari bahaya kebisingan
salah satu bentuk langkah promotif saat menggerinda di Ruang
dan preventif. Intervensi dalam Pengelasan Universitas Negeri
9 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Mei 2017

Malang sebelum dan sesudah 3. Bagi Mahasiswa Jurusan Teknik


penyuluhan. Mesin
2. Ada perbedaan sikap mahasiswa Mahasiswa Teknik Mesin
terkait penggunaan Alat Pelindung yang menempuh Praktikum
Telinga dari bahaya kebisingan Pengelasan di Ruang Pengelasan
saat menggerinda di Ruang Universitas Negeri Malang
Pengelasan Universitas Negeri disarankan untuk selalu menggunakan
Malang sebelum dan sesudah Alat Pelindung Telinga yang tersedia
penyuluhan. yaitu earplug, earmuff, dan atau
3. Ada perbedaan tindakan welding helmet saat menggerinda
mahasiswa menggunakan Alat untuk melindungi diri dari bahaya
Pelindung Telinga dari bahaya kebisingan.
kebisingan saat menggerinda di
Ruang Pengelasan Universitas DAFTAR RUJUKAN
Negeri Malang sebelum dan Afrianto, D. 2013. Pengaruh
sesudah penyuluhan. Penyuluhan terhadap
Pengetahuan, Sikap, dan
SARAN Tindakan Petani Paprika di
Saran-saran yang peneliti Desa Kumbo Pasuruan terkait
berikan dapat dijadikan sebagai bahan Penggunaan Alat Pelindung
pertimbangan untuk beberapa pihak Diri (APD) dari Bahaya
yang menggunakan penelitian ini Pestisida Tahun 2014. Skripsi
sebagai referensi. Saran yang diterbitkan. Jakarta: Fakultas
dikemukakan oleh peneliti sebagai Kedokteran dan Ilmu
berikut: Kesehatan UIN Syarif
1. Bagi Penelitian Selanjutnya Hidayatullah.
Pengembangan variabel Amanah, S. 2007. Makna Penyuluhan
penelitian baik variabel bebas dan Transformasi Manusia.
maupun variabel terikat. Variabel Jurnal Penyuluhan, 3(1): 63-
bebas dapat dikembangkan menjadi 67.
pelatihan dan pendidikan. Variabel American Welding Society. 2013.
terikat dapat dikembangkan dengan Safety and Health Fact Sheet
perilaku dan kebiasaan. 6: Mechanical Hazards,
2. Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan (Online),
Masyarakat (http://www.aws.org/), diakses
Artikel dan jurnal penelitian pada 8 April 2017.
terdahulu dan relevan perlu diperbarui Arikunto, S. 2010. Prosedur
sehingga dapat menjadikan penelitian Penelitian. Jakarta: Rineka
selanjutnya kaya akan kajian Cipta.
penelitian terdahulu dan memiliki Azwar, S. 2011. Sikap Manusia:
kekhasan penelitian dengan penelitian Teori dan Pengukurannya.
lainnya. Referensi jurusan Ilmu Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kesehatan Masyarakat pada Barman, P. & Singh, B. Int. J. 2017.
umumnya dan pilar Keselamatan dan Influence of Tyre Buffings
Kesehatan Kerja (K3) pada and Cement on Strength
khususnya dapat bertambah tentang Behaviour of Soli-Fly Ash
penggunaan Alat Pelindung Diri dan Mixes. International Journal
promosi kesehatan.
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 10

of Geosynthetics and Ground Transmigrasi Nomor 08


Enginerring, 3 (10): 1-3. Tahun 2010 tentang Alat
Centers of Disease Control and Pelindung Diri. Jakarta:
Prevention:The National Kementerian Tenaga Kerja
Institute of Occupational dan Transmigrasi Republik
Safety and Health. 2016. Indonesia.
Noise and Hearing Loss Kementerian Tenaga Kerja dan
Prevention, (Online), Transmigrasi Republik
(https://www.cdc.gov/niosh/to Indonesia. 2011. Peraturan
pics/noise/), diakses pada 2 Menteri Tenaga Kerja dan
September 2016. Transmigrasi Nomor 13
Christy, C. C. 2010. Laporan Khusus: Tahun 2011 tentang Nilai
Dampak Faktor Bahaya Ambang Batas Faktor Fisika
Kebisingan terhadap Tenaga dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja di Bagian Unit Power Kerja. Jakarta: Kementerian
Plant Pusat Pendidikan dan Tenaga Kerja dan
Pelatihan Migas Bumi Cepu, Transmigrasi Republik
Blora, Jawa Tengah. Indonesia.
Surakarta: Fakultas Kirchner, D B et al. 2012.
Kedokteran Universitas Occupational Noise Induced
Sebelas Maret Surakarta. Hearing Loss. American
Expedisi Murah. 4 September 2015. Journal of Occupational and
Pengertian Mesin Gerinda Environmental Medicine,54:
sebagai Alat Potong Besi dan 106-108.
Stainless. General Discussion, Kourorian et al. 2014. The Effect of
(Online), Knowledge, Attitude, and
(https://www.bersosial.com/th Practice on the Function of
reads/pengertian-mesin- Thalassemic Patients. Iranian
gerinda-sebagai-alat-potong- Journal of Blood and Cancer,
besi-dan-stainless.26757) , 6 (4): 177-181.
diakses 20 November 2016. Kyoo Sang Kim. 2010. Occupational
Kustono, D. 2016. Ilmu Perilaku Hearing Loss in Korea.
sebagai Strategi Mencegah Journal of Korean Medical
Kecelakaan Kerja.Malang: Science, 30 (2): 33-45.
Fakultas Teknik Universitas Laird, I. 2012. The Epidemiology and
Negeri Malang. Prevention of NIHL in New
Kepala Pusat Promosi Kesehatan. Zeeland. Wellington: Massey
2011. Promosi Kesehatan di University.
Daerah Bermasalah Marji. 2013. K3 (Kesehatan dan
Kesehatan: Panduan bagi Keselamatan Kerja) seri
Petugas Kesehatan di Kebisingan. Malang: Gunung
Puskesmas. Jakarta: Samudera.
Kementerian Kesehatan Marzuki, M. S. 2009. Dimensi-
Republik Indonesia. Dimensi Pendidikan
Kementerian Tenaga Kerja dan Nonformal (M. Guntur
Transmigrasi Republik Waseso, Ed). Malang:
Indonesia. 2010. Peraturan Fakultas Ilmu Pendidikan
Menteri Tenaga Kerja dan Universitas Negeri Malang.
11 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Mei 2017

Mubarak, W. I., dkk. 2007. Promosi Sriopas, A., dkk. 2017. Occupational
Kesehatan: Sebuah Pengantar Noise Induced Hearing Loss
Proses Belajar Mengajar in Auto Part Factory Workers
dalam Pendidikan. in Welding Units in Thailand.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Journal of Occupational
Muninjaya. 2004. Manajemen Health, 59: 55-62.
Kesehatan. Jakarta: EGC. Swarjana, I. K. 2015. Metodologi
Mustafa, Z. 2009. Mengurai Variabel Penelitian Kesehatan:
Hingga Instrumentasi. Tuntutan Praktis Pembuatan
Yogyakarta: Graha Ilmu. Proposal Penelitian untuk
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Keperawatan, Kebidanan, dan
Kesehatan: Teori dan Profesi Bidang Kesehatan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Lainnya. Yogyakarta: Andi.
Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: R&D. Bandung: Alfabeta
Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pingili, R. R. 2012. Study of Safety in Pendidikan. Bandung:
Welding Process. Alfabeta.
International Journal of Syarifuddin, A. 2015. Pengaruh
Applied Engineering Penerapan Kesehatan dan
Research, 7 (11): 1-4. Keselamatan Kerja (K3)
Prasetyo, L. A. 2015. Hubungan terhadap Keamanan Kegiatan
Kebisingan Bengkel Las Praktik Listrik Otomotif dan
Terhadap Noise Induced Kenyamanan Belajar Siswa
Hearing Loss pada Pekerja Kelas XI Program Studi
Las di Kecamatan Purwareja Keahlian Otomotif SMK di
Klampok. Tesis diterbitkan. Malang.Skripsi diterbitkan.
Semarang: Fakultas Malang: Fakultas Teknik
Kedokteran Universitas Islam Universitas Negeri Malang.
Sultan Agung Semarang Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
Salawati, L. 2013. Noise Induced 2002. Kamus Besar Bahasa
Hearing Loss (NIHL). Jurnal Indonesia. Jakarta: Balai
Kedokteran Syiah Kuala, Pustaka.
13(1): 45-49. Tones, B. K. 2014. Training Needs
Sarjono, H. dan Julianita, W. 2011. for Health Education. Journal
SPSS VS LISRAEL: Sebuah of The Institute of Health
Pengantar Aplikasi untuk Education, 15 (1): 22.
Riset. Jakarta: Salemba. Tim Tetap Penyusun Pedoman
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Penulisan Karya Ilmiah. 2010.
Percobaan Praktis Bidang Pedoman Penulisan Karya
Pertanian. Yogyakarta: Ilmiah. Malang: UM PRESS.
Kanisius. United States Department of Labor:
Solichin, dkk. 2014. Dasar-Dasar Occupational Safety and
Keselamatan dan Kesehatan Health Administration.
Kerja. Malang: Universitas General Requirements:
Negeri Malang. Welding, Cutting, and
Brazzing, (Online),
Baihaq, Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 12

(http://www.osha.gov),
diakses pada 2 September
2016.
Z’gambo, J. 2015. Occupational
Hazards and Use of Personal
Protective Equipment among
Small Scale Welders in Lusaka
Zambia. Tesis diterbitkan.
Norway: University of
Bergen.

You might also like