You are on page 1of 12

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

STUDI PENCUCIAN BATUBARA MENGGUNAKAN


“CHANCE CONE” DENGAN MEDIA HEMATIT

Wanda Adinugraha
Widyaiswara Pusdiklat Mineral dan Batubara

ABSTRACT
The study of coal washing was conducted by designing and creating equipment called “chance
cone”, which was then continued by process performance test using hematite as a separating
medium. The variable used for this test was in the forms of feed coal size (-12.5 +5 mm; -5
+1.68 mm, and -1.68 +0.85 mm), mixer spinning speed (44, 53, 72, 96, and 120 rpm), and media
relative density (suspension of water and hematite) 1.3 and 1.4. The result of sink-float test on
each feed fraction showed the feed coal initial ash content of 7.91%, 5.73%, and 6.76% each.
Yield composite coal for media relative densities of 1.3 and 1.4 each were 67.11% and 73.6%.
While the ash content of composite coal for both of the media relative densities were 3.57%
and 4.04% respectively. From the result of the experiment (process performance test), the
influence of experiment variable on yield and washed coal ash is as follows: the higher the
speed of mixer spin (44–120 rpm) and the finer the size of coal grain size, the greater the yield
and the ash content of washed coal. The highest efficiency for media relative densities of 1.3
and 1.4 at a mixer spinning speed of 120 rpm, each 59.82% for feed size (-1.68 + 0.85 mm) and
73.00 % for feed size (-5 + 1.68 mm). The operation of “Chance Cone” was quite effective if it
was conducted at spinning speed of 120 rpm with a media relative density of 1.4 which
produced yield of 53.25% and efficiency of 65.56%.

Keywords : yield, coal ash, mixer spin, relative density, feed size and efficiency.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

362
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

ABSTRAK
Studi pencucian batubara ini dilakukan dengan merancang dan membuat alat “Chance Cone”,
yang kemudian dilanjutkan dengan uji kinerja proses menggunakan hematit sebagai media
pemisah. Variabel yang digunakan adalah ukuran batubara umpan (-12,5 +5 mm; -5 +1,68 mm,
dan -1,68 +0,85 mm), kecepatan putaran pengaduk (44, 53, 72, 96 dan 120 rpm), serta
densitas relatif media (suspensi air dan hematit) 1,3 dan 1,4. Hasil uji endap-apung terhadap
masing-masing fraksi umpan menunjukkan kadar abu awal batubara umpan masing-masing
7,91%, 5,73%, dan 6,76%. Perolehan batubara komposit untuk densitas relatif media 1,3 dan
1,4 masing-masing sebesar 67,11% dan 73,6%,sedangkan kadar abu batubara komposit untuk
kedua densitas relatif media tersebut masing-masing sebesar 3,57% dan 4,04%. Dari hasil uji
kinerja proses, pengaruh variabel terhadap perolehan dan abu batubara tercuci adalah
sebagai berikut: semakin tinggi kecepatan putaran pengaduk (44–120 rpm) dan semakin halus
ukuran butir batubara, perolehan dan kadar abu batubara tercuci semakin besar. Efisiensi
tertinggi untuk densitas relatif media 1,3 dan 1,4 pada kecepatan putaran pengaduk 120 rpm
masing-masing sebesar 59,82% untuk ukuran umpan (-1,68 +0,85 mm) dan 73,00% untuk
ukuran umpan (-5 +1,68 mm). Pengoperasian “Chance Cone” cukup efektif jika dilakukan pada
kecepatan putaran 120 rpm dengan densitas relatif media 1,4 yang menghasilkan perolehan
sebesar 53,25% dan efisiensi 65,56%.
Kata Kunci: Perolehan, abu batubara, putaran pengaduk, densitas relatif, ukuran umpan dan
efisiensi.

1. PENDAHULUAN Pemisahan bak media berat (dense


medium bath) seperti pada alat chance
Batubara biasanya tercampur dengan
cone, Barvoy’s bak, Drewboy dan Drum
batuan pemisah (batuan berbentuk
Wemco; (b) Pemisahan siklon media berat
lempengan yang menyelip di dalam lapisan
(dense medium cyclone). Penelitian
batubara), serpih batubara (lapisan
pencucian batubara ini menerapkan cara
batubara yang mengandung lanau), kayu
pemisahan menggunakan media berat
terkersikan (kayu yang membatu berupa
dengan alat chance cone, dengan
mineral silikat berbentuk bongkahan), atau
pertimbangan, prosesnya relatif lebih
juga batuan dari lapisan atap dan lantai
sederhana sehingga mudah untuk
(pada tambang bawah tanah). Pada saat
disebarluaskan kepada masyarakat dan
batubara dibakar, material tersebut akan
murah bila dibandingkan dengan proses
tersisa sebagai abu. Lebih banyak
lain terutama proses siklon media berat.
kandungan material tersebut dalam
Dengan demikian diharapkan hasil
batubara, maka kadar abu yang
penelitian ini selain dapat digunakan
terkandung akan makin tinggi, sehingga
sebagai bahan ajar suatu diklat,
dapat menimbulkan permasalahan
bermanfaat pula bagi perusahaan tambang
lingkungan. Upaya untuk mengurangi
skala kecil yang mempunyai modal dan
kadar abu tersebut bisa dilakukan dengan
kualitas sumber daya manusia terbatas.
pencucian.
Ada beberapa cara yang biasa
2. TINJAUAN PUSTAKA
digunakan pada pencucian batubara,
diantaranya adalah operasi pemisahan 2.1 Chance Cone
menggunakan media berat. Cara ini Chance Cone merupakan alat pemisah
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) komersial pertama yang menggunakan
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

363
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

metode media berat dan media padatnya bebas, gerak jatuh partikel tidak boleh
adalah pasir, serpih, mineral magnetit dan dipengaruhi oleh dinding ataupun partikel
hematit. Pada penelitian ini media yang lain, atau jarak suatu partikel dengan
dipakai adalah hematit, dan karena partikel lain harus 10x lebih besar dari pada
mempunyai densitas relatif tinggi maka diameter partikel yang diamati. Kondisi ini
hematit yang dipakai cukup sedikit. pada umumnya dicapai pada 0,11%
Suspensi air-hematit dapat tertahan di padatan (maksimum). Kondisi
dalam cone karena adanya arus air dari pengendapan di luar pengendapan bebas
bawah ke atas. Batubara bersih terapung di disebut pengendapan terintangi (hindered
permukaan media sementara amang settling). Laju endap (settling velocity)
(middling) dan material pengotor (reject) partikel dalam bak media berat sebanding
tenggelam masuk ke dasar cone. Putaran dengan volume partikel:
pengaduk menyebabkan gerakan air
Laju endap ≈ (mg–m’g) – R = g v (δ – ρ) – R
berputar melingkar, membawa fraksi
batubara bersih terapung sekitar tiga di mana:
perempat keliling di dalam bak sebelum g = percepatan gravitasi
akhirnya mengalir mengikuti aliran v = volume partikel
discharge. δ = densitas relatif partikel
Media dipisahkan dari produk dengan ρ = densitas relatif media
cara penyemprotan. Di dasar bak terdapat R = tahanan fluida
sebuah ruang yang berfungsi untuk
mengeluarkan material pengotor, yang Bila v berkurang (partikel semakin kecil),
dilengkapi dengan katup yang dapat gaya yang dinyatakan oleh g v (δ – ρ) akan
terbuka dan tertutup secara pneumatik. menurun dan nilainya sama dengan R
2.2 Teori Pengendapan Partikel untuk sehingga laju endap akan menjadi nol atau
sangat kecil. Jika R lebih besar dari nilai g v
Operasi Konsentrasi (δ–ρ) laju endap akan menjadi negatif
Pada umumnya, pencucian batubara sehingga partikel akan terapung. Laju
dilakukan di dalam media air (densitas endap berbanding lurus dengan gaya yang
relatif 1) atau media lain yang densitas menggerakkan partikel.
relatifnya bisa diatur di antara densitas 2.3 Evaluasi Uji Kinerja Proses
relatif pengotor dan batubara (densitas
relatif ~ 1,2–1,3) di dalam suatu media Evaluasi uji kinerja proses dilakukan
(air). Apabila batubara dengan ukuran lebih untuk mengetahui tingkat keberhasilan
kecil dari 5 cm dimasukkan ke dalam cairan suatu proses pencucian. Ada beberapa cara
yang densitas relatifnya 1,4 maka partikel yang digunakan untuk mengevaluasi
batubara akan terapung dan pengotornya kinerja proses pada pencucian batubara
akan tenggelam. Prinsip ini dipakai pada yaitu dengan perolehan batubara (yield
pencucian batubara, karena itu teori coal) dan efisiensi. Perolehan batubara
pengendapan partikel di dalam suatu adalah perbandingan berat batubara
media merupakan dasar dari pencucian bersih dengan berat batubara umpan dan
batubara. dirumuskan sebagai berikut:
Teori pengendapan bebas atau free
berat batubara bersih
settling adalah suatu proses pengendapan Coal Yield  x 100%
partikel padat tunggal di dalam fluida yang berat batubara umpan
stasioner. Pada kondisi pengendapan
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

364
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Rumus dari Fraser dan Yancey (1923) Pada bagian aliran discharge batubara
menyatakan bahwa perolehan batubara bersih dan pada dasar ruang material
tercuci sebagai persen perolehan dari pengotor terdapat pengayak drain yang
batubara mengapung dengan kandungan dilengkapi penandon bercorong (hopper)
abu sama yang terdapat dalam umpan dari dan berfungsi untuk memisahkan media
hasil analisis berat jenis dan ditulis sebagai dari batubara bersih dan material pengotor
berikut: untuk kemudian disemprot dengan air agar
produk tidak terkontaminasi. Media
yield batubara tercuci
Effisiensi  x 100% ditampung di dalam tangki media utama
yield batubara mengapung dengan kadar abu sama
dan selanjutnya disirkulasikan dengan
menggunakan pompa media ke dalam
Pada awal penggunaannya, rumus di atas
cone. Laju alir pompa media diatur untuk
hanya memerlukan analisis gravitasi
memperoleh densitas media yang sesuai.
batubara kotor dan analisis abu batubara
tercuci. Ternyata dengan cara tersebut, Pada bagian atas cone terdapat drum
pada beberapa kasus didapat harga lebih air yang pada bagian dasarnya terdapat
besar dari 100 %. Untuk batubara yang empat buah lubang aliran dan pada bagian
rapuh dan mengandung pengotor, proses sisi atas terdapat aliran luapan atas
degradasi pada proses pencucian dapat (overflow) yang berfungsi untuk menjaga
membebaskan batubara sehingga tekanan air masuk cone stabil. Untuk
menghasilkan perolehan lebih besar pengaturan laju alir air masuk cone
daripada yang dihasilkan pada uji endap- digunakan katup agar laju alir dapat
apung (sink and float testing) batubara disesuaikan. Aliran atas air dari tangki
kotor secara teoritis. Masalah ini dapat media utama dialirkan ke penampungan
dikurangi dengan menggunakan yang kemudian disirkulasikan kembali ke
rekonstruksi analisis berat jenis dari drum menggunakan pompa air. Untuk
analisis endap-apung batubara tercuci dan merangkai setiap bagian alat digunakan
pengotor (refuse). rangka yang terbuat dari besi siku seperti
pada Gambar 1.
3. METODE PENELITIAN
3.2 Uji Kinerja Proses
Penelitian ini dilakukan dalam dua
Sebelum dilakukan uji kinerja proses,
tahapan, yaitu tahap perancangan alat dan
terlebih dahulu dilakukan preparasi media
uji kinerja proses.
dan batubara umpan seperti ditunjukkan
3.1 Perancangan Alat pada Gambar 2.
Setelah preparasi media dan batubara
Sebuah pengaduk yang digerakkan oleh
umpan dilakukan, selanjutnya pada
motor terletak di tengah-tengah cone dan
batubara umpan dilakukan uji endap-
berfungsi untuk menjaga suspensi dan
apung sebagai acuan untuk hasil uji kinerja
menggerakkan air agar berputar melingkar.
proses pencucian dengan chance cone
Pada bagian dinding terdapat pipa air
(Gambar 3). Alur dari uji proses pencucian
masuk yang juga berfungsi menjaga agar
dengan chance cone ini dapat dilihat
media hematit berada di dalam suspensi.
seperti bagan alir pada Gambar 4.
Pada bagian dasar cone terdapat sebuah
Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa
ruang untuk mengeluarkan material
perolehan untuk densitas relatif 1,3 dan 1,4
pengotor batubara yang dilengkapi dua
pada batubara tercuci (ukuran -12,5 +0,85
buah katup yang dapat terbuka dan
mm) dengan persen berat 88,99% masing-
tertutup secara cepat.
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

365
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

masing adalah sebesar 67,11% dan 73,60%. pada fraksi ukuran (-1,68 +0,85 mm)
Kadar abu ROM sebesar 6,98% mengalami dengan putaran 120 rpm yaitu 59,75%, di
penurunan menjadi 3,57% jika dilakukan mana angka ini lebih kecil dari hasil uji
pencucian dengan densitas relatif 1,3 dan endap-apung batubara tercuci yaitu
4,04% pada densitas relatif 1,4. Smentara 67,11%. Sementara persen perolehan pada
nilai kalor (CV) mengalami peningkatan densitas relatif media 1,4 lebih besar jika
dari 5431 kkal/kg menjadi 5507 kkal/kg dibandingkan dengan densitas relatif
pada densitas relatif 1,3 dan 5497 kkal/kg media 1,3. Pada Gambar 6 terlihat
pada densitas relatif 1,4. peningkatan persen perolehan batubara
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pada densitas relatif media 1,4. Dari kurva
di atas dapat disimpulkan bahwa persen
Setelah dilakukan uji kinerja proses perolehan terbesar pada densitas relatif
dengan menggunakan beberapa variabel media 1,4 dicapai pada putaran 120 rpm
seperti fraksi ukuran batubara umpan, untuk fraksi ukuran batubara umpan (-1,68
kecepatan putaran pengaduk, dan densitas +0,85 mm) yaitu 71,70%. Sementara itu
relatif media, diperoleh hasil seperti pada berdasarkan hasil uji endap-apung
Tabel 2 dan 3. batubara tercuci, perolehan pada densitas
Secara umum, untuk kedua densitas relatif 1,4 sedikit lebih besar yaitu 73,6%.
relatif media pemisahan yaitu 1,3 dan 1,4 Berdasarkan hasil percobaan dengan
terdapat kecenderungan peningkatan chance cone untuk kedua densitas relatif
perolehan batubara tercuci, seiring dengan media pemisahan 1,3 dan 1,4, putaran
bertambahnya kecepatan pengadukan. pengaduk yang semakin cepat
Ketentuan ini dibatasi untuk kisaran menyebabkan persen abu batubara yang
kecepatan pengadukan antara 44–120 dihasilkan relatif semakin meningkat.
putaran per menit. Untuk melihat Demikian pula halnya dengan ukuran
pengaruh putaran pengaduk terhadap batubara umpan yang semakin halus
persen perolehan pada densitas relatif menyebabkan semakin besarnya persen
media 1,3 dan 1,4 dibuat kurva seperti abu batubara yang dihasilkan. Pengaruh
pada Gambar 5 dan 6. putaran pengaduk terhadap kadar abu
Perolehan yang dihasilkan dari batubara pada densitas relatif 1,3 dan 1,4
percobaan dengan chance cone pada diperlihatkan pada Gambar 7 dan 8.
densitas relatif media 1,3 maupun 1,4
masih di bawah perolehan hasil uji endap- Pengaruh kecepatan putaran pengaduk
apung batubara tercuci. Hal ini disebabkan terhadap kadar abu batubara yang
suspensi media padat (hematit) dan air dihasilkan untuk densitas relatif media 1,3
tidak lagi mencapai densitas relatif media terlihat cenderung meningkat, meskipun
yang diharapkan yaitu 1,3 dan 1,4. pada beberapa titik ditemukan adanya
Ketidakstabilan densitas relatif media ini anomali. Pada kecepatan putaran
dikarenakan media berangsur-angsur pengaduk 120 rpm untuk ukuran batubara
mengalami pengendapan pada kisaran (-5 +1,68 mm) kadar abu yang dihasilkan
waktu tertentu, sehingga kekentalan menurun tajam menjadi 2,55%. Pada
media menjadi berkurang. kecepatan putaran pengaduk 72 rpm untuk
Dari Gambar 5 terlihat bahwa persen ukuran batubara (-1,68 +0,85 mm) kadar
perolehan meningkat dengan abu yang dihasilkan melonjak tajam
bertambahnya putaran pengaduk (44–120 menjadi 6,5%. Pada fraksi ukuran (-1,68
rpm). Persen perolehan terbesar dicapai +0,85 mm) dengan kecepatan putaran 120
rpm, kadar abu mencapai angka tertinggi
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

366
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

yaitu 6,6%. Namun berdasarkan hasil uji pada kecepatan putaran pengaduk 120
endap-apung pada batubara tercuci untuk rpm dan ukuran -5 +1,68 mm adalah
densitas relatif media 1,3 kadar abunya sebesar 73,00%. Berdasarkan data
adalah 3,57%. Hal ini berarti bahwa komposit (-12,5 +5 mm) dari hasil
kandungan abu batubara tercuci hasil percobaan seperti terlihat pada Tabel 2
percobaan dengan chance cone lebih besar dan 3, dapat disimpulkan bahwa pencucian
dari hasil uji endap-apung. batubara menggunakan chance cone
Gambar 8 menunjukkan pengaruh sangat ideal digunakan untuk mengolah
putaran pengaduk terhadap abu batubara batubara pada putaran 120 rpm dengan
yang dihasilkan pada densitas relatif media densitas media relatif 1,4. Untuk keadaan
1,4. Pada fraksi ukuran batubara umpan - tersebut, perolehan batubara adalah
1,68 +0,85 mm dengan kecepatan putaran sebesar 53,25% dan efisiensi 65,56%.
120 rpm diperoleh persen abu yang
tertinggi yaitu 6,5%. Namun berdasarkan 5. KESIMPULAN
hasil uji endap-apung batubara tercuci,
Perbedaan kecepatan putaran
persen abu yang diperoleh sebesar 4,04%.
pengaduk dan ukuran butir umpan
Ini berarti bahwa persen abu batubara
menyebabkan perolehan batubara (yield)
yang dihasilkan dari chance cone lebih
dan kadar abu yang dihasilkan berbeda
besar jika dibandingkan dengan hasil uji
pula. Semakin cepat putaran pengaduk (44
endap-apung batubara tercuci. Pada
-120 rpm) dan semakin halus ukuran butir
densitas relatif media 1,4 juga ditemukan
umpan (pada selang ukuran -12,5 + 0,85
anomali persen abu batubara yang
mm), maka perolehan dan kadar abu
dihasilkan pada kecepatan putaran
batubara yang dihasilkan semakin besar.
pengaduk 120 rpm untuk ukuran batubara
Efisiensi tertinggi untuk media dengan
(-5 +1,68 mm) yang mengalami penurunan
densitas relatif 1,3 diperoleh pada
tajam menjadi 4,32%. Dari uraian di atas
kecepatan putaran 120 rpm dan ukuran
terlihat bahwa persen abu yang diperoleh
butir (-1,68 +0,85 mm) yaitu sebesar
dari percobaan dengan chance cone untuk
59,82%, sementara penggunaan media
kedua densitas relatif media 1,3 dan 1,4
dengan densitas relatif 1,4 untuk ukuran
menghasilkan nilai yang lebih tinggi
butir -5 +1,68 mm efisiensi yang diperoleh
daripada persen abu hasil uji endap-apung
adalah 73,00%. Penggunaan chance cone
batubara tercuci. Keadaan ini diperkirakan
cukup efektif pada densitas relatif media
karena adanya material pengotor yang ikut
1,4 dan putaran pengaduk berkecepatan
terbawa bersama batubara tercuci (yield),
120 rpm.
sehingga menyebabkan peningkatan kadar
Guna mendapatkan perolehan yang
abu dari yang semestinya. Namun
lebih besar, perlu dilakukan percobaan
demikian, hasil pencucian batubara dengan
lanjutan dengan variabel yang berbeda
chance cone pada kedua densitas relatif
menggunakan densitas relatif media 1,5;
media 1,3 dan 1,4 serta ukuran butir
1,55; 1,6; dan 1.7. Selain itu, diperlukan
tersebut berhasil menurunkan kadar abu
penyempurnaan alat agar dapat
batubara ROM.
dioperasikan secara kontinyu pada
Efisiensi tertinggi untuk densitas relatif
densitas relatif media yang lebih tinggi (≥
1,3 dihasilkan pada kecepatan putaran
1,5).
pengaduk 120 rpm dan ukuran -1,68 +0,85
mm yaitu sebesar 59,82%. Sementara
DAFTAR PUSTAKA
untuk densitas relatif 1,4 yang dihasilkan

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

367
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Brown, G.G. 1978. Unit Operation, 14th


Printing, Modern Asia Edition.
Japan.
Burt, R.O., (assisted by Chris Mills). 1984.
Gravity Concentration
Technology. Elsevier.
Kim H. Tan. 1991. Dasar-Dasar Kimia
Tanah. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Leonard, J.W, & Mitchell, D.R. 1968. Coal
Preparation. 3rd Ed., The American
Institute of Mining, Metallurgical,
and Petroleum Engineers, Inc.
New York.
McCabe, W.L., Smith, J.C, Harriot, P. 1982.
Unit Operation of Chemical
Engineering. McGraw-Hill.
Osborne, D.G. 1988. Coal Preparation
Technology Vol. 1 & 2. Graham
Trotman Limited; a Member of
Kluwer Academic Publisher Group.
Pryor, E.J. 1965. Mineral Processing.
Elsevier Publishing Co. Ltd. Essex.
England.
Sudarsono, A. 2003. Pengantar Preparasi
dan Pencucian Batubara.
Departemen Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi
Bandung.
Sule, D. 2004. Materi Kuliah Perancangan
Pabrik Pencucian Batubara.
Program Pascasarjana, Rekayasa
Pertambangan ITB.
Taggart, A.F. 1954. Handbook of Mineral
Dressing. John Wiley & Sons, Inc.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

368
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Gambar 1. Chance Cone

Hematit

Analisis Kimia

Kominusi
(Peremukan, Penggerusan)

Analisis Ayak

Pencucian

Pengeringan Analisis Densitas

Media
Gambar 2. Alur persiapan media

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat


369
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Batubara

Crusher 1

Pengayak 1

-12,5 mm +12,5 mm

Crusher 2

Pengayak 2

-12,5 +5 mm -5 +1,68 mm -1,68 +0,85 mm -0,85 mm

Uji Endap-Apung Di simpan

Gambar 3. Alur persiapan batubara umpan

Perancangan Alat
Preparasi Media Preparasi Umpan
Chance Cone

PROSES PENCUCIAN
(Variabel proses: ukuran umpan, kecepatan pengadukan dan densitas media)

Reject Batubara Tercuci

Analisis Abu

Evaluasi Hasil Percobaan

Kesimpulan

Gambar 4. Bagan alir proses pencucian batubara menggunakan chance cone.


Perolehan batubara, kadar abu dan nilai kalor pada batubara tercuci dan ROM
dari uji endap-apung batubara umpan ditunjukkan pada Tabel 1.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

370
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Tabel 1. Hasil perhitungan persen perolehan, kadara abu dan nilai kalor
batubara tercuci dan ROM
Fraksi ukuran Batubara tercuci
Densitas CV
batubara
relatif Perolehan Kadar (kkal/kg))
(mm)
(%) abu (%)
< 1.30 75,41 3,57 5507
Batubara 1.30 - 1.40 82,71 4,04 5497
tercuci 1.40 - 1.50 84,59 4,51 5488
(-12,5 +0,85) 1.50 - 1.60 85,14 4,70 5484
% berat: 1.60 - 1.70 86,53 5,30 5471
88,99 1.70 - 1.80 87,27 5,72 5461
> 1.80 88,99 7,03 5430
ROM
(-12,5 +0)
- - 6,98 5431
% berat:
11,01

Tabel 2. Hasil pemisahan untuk densitas relatif media 1,3

Batubara tercuci %
Fraksi ukuran Putaran CV
berat
batubara pengaduk Berat (Kkal/K Efisiensi
Abu (%) dari
(mm) (rpm) (%) g)
grafik
44 5,95 1,36 5547 55,86 10,65
-12.5 +5 53 11,40 1,44 5546 56,99 20,00
% berat: 72 14,25 1,67 5542 60,13 23,70
49,54 96 22,10 1,89 5538 63,03 35,06
120 31,00 1,89 5538 63,03 49,18
44 8,95 1,70 5541 88,33 10,13
-5 +1.68 53 23,60 2,21 5532 90,88 25,97
% berat: 72 38,35 2,89 5520 93,80 40,89
32,11 96 39,35 4,90 5479 99,17 39,68
120 49,40 2,55 5526 92,41 53,46
44 16,20 2,10 5534 86,58 18,71
-1.68 +0.85 53 36,40 4,67 5484 96,75 37,62
% berat: 72 41,00 6,50 5443 99,82 41,07
7,34 96 42,25 5,50 5466 98,58 42,86
120 59,75 6,60 5441 99,89 59,82
44 7,88 1,54 - - 11,13
Komposit
53 17,86 1,98 - - 23,61
-12,5 +0,85
72 25,15 2,51 - - 31,33
% berat:
96 29,99 3,27 - - 37,37
88,99
120 40,01 2,52 - - 51,60
Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

371
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Tabel 3. Hasil pemisahan untuk densitas relatif media 1,4

Batubara tercuci %
Fraksi ukuran Putaran CV
berat
batubara pengaduk Berat (Kkal/K Efisiensi
Abu (%) dari
(mm) (rpm) (%) g)
grafik
44 16,65 1,34 5547 55,58 29,96
-12.5 +5 53 19,00 1,99 5536 64,31 29,54
% berat: 72 25,30 1,61 5543 59,32 42,65
49,54 96 26,25 1,71 5541 60,67 43,27
120 40,25 2,23 5532 67,30 59,81
44 26,20 2,11 5534 90,41 28,98
-5 +1.68 53 31,95 2,26 5532 91,12 35,06
% berat: 72 37,20 2,13 5534 90,50 41,10
32,11 96 47,00 4,32 5492 98,12 47,90
120 69,10 3,12 5516 94,66 73,00
44 34,30 2,68 5524 89,48 38,33
-1.68 +0.85 53 42,50 2,96 5519 90,75 46,83
% berat: 72 42,90 3,11 5516 91,40 46,94
7,34 96 48,20 5,30 5471 98,20 49,08
120 71,70 6,50 5443 99,82 71,83
44 21,55 1,73 - - 30,30
Composite
53 25,61 2,17 - - 32,96
-12,5 +0,85
72 31,05 1,92 - - 42,44
% berat:
96 35,55 2,95 - - 45,42
88,99
120 53,25 2,90 - - 65,56

70

80
60
70

50
60

Yield, %
40 50
Yield, %

40
30

30
20
20

10
10

0 0
44 53 72 96 120 44 53 72 96 120
Putaran, rpm Putaran, rpm

Fraksi Ukuran -12.5 +5 mm Fraksi Ukuran -5 +1.68 mm Fraksi Ukuran -1.68 +0.85 mm Fraksi Ukuran -12.5 +5 mm Fraksi Ukuran -5 +1.68 mm Fraksi Ukuran -1.68 +0.85 mm

Gambar 5. Kurva hubungan kecepatan Gambar 6. Kurva hubungan kecepatan


putaran pengaduk dengan perolehan putaran pengaduk dengan perolehan
batubara pada batubara pada
densitas relatif media 1,3 densitas relatif media 1,4

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

372
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

10
10

9 9

8 8

7 7

6 6
Abu, %

Abu, %
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
44 53 72 96 120 0
Putaran, rpm 44 53 72 96 120
Putaran, rpm
Fraksi Ukuran -12.5 +5 mm Fraksi Ukuran -5 +1.68 mm Fraksi Ukuran -1.68 +0.85 mm Fraksi Ukuran -12.5 +5 mm Fraksi Ukuran -5 +1.68 mm Fraksi Ukuran -1.68 +0.85 mm

Gambar 7. Kurva hubungan kecepatan Gambar 8. Kurva hubungan kecepatan


putaran pengaduk dengan kadar abu putaran pengaduk dengan kadar abu
batubara pada batubara pada
densitas relatif media 1,3 densitas relatif media 1,4.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

373

You might also like