Professional Documents
Culture Documents
Utsman Bin Affan Perkembangan Ekonomi Pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan
Utsman Bin Affan Perkembangan Ekonomi Pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan
Abstract
This paper discusses the reign and development of Islam during the reign of Caliph
Uthman Bin Affan. After the death of the Prophet Muhammad, Muslims were led by the
Khulafaur Rashidin. The leadership of Uthman bin Affan which has been running for 12
years has an important role in the progress of Muslims. The field of government in
Uthman's time was well run, it can be seen from the glory of Islamic government.
During the reign of Uthman Bin Affan had a role in developing Islamic power. The aim
to be achieved by the author is to examine the background of the election of Uthman
Bin Affan as caliph, and the development of government especially in the economic
field. The method used in this study is a historical research method. Historical method is
the process of critically examining and analyzing recordings and relics of the past.
Conclusion: The research background of the election of Uthman ibn Affan as caliph was
seen from the role of Uthman ibn Affan in the government of Abu Bakr As-Siddiq and
Umar bin Khattab. The results of the government of the Caliph Uthman bin Affan in the
political sphere expanded Islamic rule by carrying out expeditions, developing
economies for the benefit of the people and also spreading Islam.
Keywords:
Uthman Bin Affan, Khulafaur Rashidin, Development of Islamic economics
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang masa pemerintahan dan perkembangan Islam pada masa
pemerintahan khalifah Utsman Bin Affan. Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, umat
Islam dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Kepemimpinan Utsman bin Affan yang
berjalan selama 12 tahun memiliki peran penting dalam kemajuan umat Islam. Bidang
pemerintahan pada masa Utsman dijalankan secara baik, hal tersebut bisa dilihat dari
kejayaan pemerintahan Islam. Masa Pemerintahan Utsman Bin Affan memiliki peran
dalam mengembangkan kekuasaan Islam. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah
mengkaji latar belakang terpilihnya Utsman Bin Affan sebagai khalifah, dan
perkembangan pemerintahan khususnya dalam bidang ekonomi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode sejarah adalah
proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
Kesimpulan penelitian latar belakang terpilihnya Utsman bin Affan sebagai khalifah
adalah dilihat dari peran Utsman bin Affan dalam pemerintahan Abu Bakar As-Shiddiq
dan Umar bin Khattab. Hasil dari pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan pada bidang
politik meluaskan wilayah kekuasaan Islam dengan melakukan ekspedisi,
mengembangkan perekonomian demi kemaslahatan umat dan juga menyebarkan agama
Islam.
Kata kunci :
Utsman Bin Affan, Khulafaur Rasyidin, Perkembangan ekonomi Islam
A. Pendahuluan
Khulafaur Rasyidin adalah khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan
kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) dan mengatur
semua urusan kenegaraan setelah Rasulullah SAW wafat. Tugas para khalifah yaitu
untuk melindungi dan mempertahankan wilayah. Masa Khulafaur Rasyidin pernah
dipimpin oleh empat khalifah, dimulai sejak tahun 632-661. Para Khalifah yang
menggantikan Rasulullah yakni Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga setelah menggantikan Umar bin
Khattab yang meninggal dunia. Umar bin Khattab Sebelum meninggal menunjuk enam
orang untuk menjadi anggota dewan syura yang bertujuan untuk memusyawarahkan
pemilihan khalifah berikutnya. Enam anggota yang terpilih adalah Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, Zubair bin Al-
awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Kaum muslimin memilih Utsman bin Affan
menjadi khalifah, karena kaum muslimin memandang Utsman bin Affan lebih tua dan
perilakunya dipandang lebih lembut.
Pemerintahan Utsman bin Affan pada dasarnya tidak jauh berbeda dari
pendahulunya. Kekuasaan tertinggi dan pelaksana kekuasaan eksekutif berada ditangan
khalifah. Khalifah Utsman bin Affan mempercayakannya kepada seorang gubernur
untuk setiap wilayah dan provinsi dalam melaksanakan administrasi pemerintahan.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh Dewan Penasihat atau Majelis Syura, tempat
khalifah untuk mengadakan musyawarah atau konsultasi. Tugas Dewan penasehat
adalah memberikan saran, usul, dan nasehat kepada khalifah tentang berbagai masalah
penting yang dihadapi negara.
Baitul Mal
Baitul Mal adalah tempat yang mengatur masalah keuangan. Bentuk peran Baitul
Mal ini mengurusi semua masalah keuangan negara. Tugas Baitul Mal mulai dari
membayar gaji para khalifah, gaji para pemimpin daerah (gubernur), gaji para tentara,
dan gaji para pegawai yang bekerja di pusat pemerintahan. Baitul Mal juga mengatur
semua masalah pajak, dan masalah-masalah sarana dan prasarana. Pemasukan yang
diambil dari hasil rampasan perang, pajak dan pengeluaran yang dikeluarkan untuk dana
haji, dana perang semua yang mengurusnya dan mengaturnya adalah Baitul Mal atas
izin khalifah Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan memilih tokoh-tokoh yang mampu memimpin kekuatan Islam
seperti al-Walid, Abu Musa al-Asy’ari, dan Said bin al-Ash. Tokoh militer tersebut
sangat berjasa dalam menumpas pemberontakan yang terjadi setelah pemerintahan
Umar. Keseriusan Utsman bin Affan dalam bidang militer menunjukkan bagaimana
kekuatan Islam pada waktu itu. Kemajuan pemerintahan Islam pada masa Utsman bin
Affan selama 12 tahun juga dikarenakan mampu menjaga kedaulatan di daerah
kekuasannya. Kemajuan militer pada waktu itu membawa pemerintahan Islam dibawah
kepemimpinan Utsman bin Affan kepuncak kejayaan.
Saran
Sebagai umat muslim dan kaum terpelajar, kita dapat mencontoh perjuangan dan
keberhasilan pemerintahan pada masa Khulafaur Rasyidin khususnya Khalifah Utsman.
Beliau merupakan orang yang memiliki tekad dan semangat yang sangat tinggi dalam
memperjuangkan kemaslahatan umat Islam dan tidak semata-mata hanya memperluas
wilayah untuk kekuasaan dalam hal materi, tetapi juga untuk memperluas dan
memperkuat agama Islam. Maka kita sebagai generasi muda harus mengesampingkan
kepentingan pribadi dan materi. Dalam hal apapun seperti menuntut ilmu, berbisnis,
atau berorganisasi jika kita memegang teguh iman, akhlak, dan perduli terhadap sesama,
insya Allah kesuksesan dunia akhirat akan kita dapati.
Daftar Pustaka