You are on page 1of 9

79

PENINGKATAN KADAR LEMAK SUSU SAPI PERAH DENGAN PEMBERIAN


PAKAN KONSENTRAT KOMERSIAL DIBANDINGKAN DENGAN AMPAS TAHU

IMPROVEMENT OF DAIRY MILK FAT CONTENT WITH FEEDING OF


COMMERCIAL CONCENTRATE FEED COMPARED TO A TOFU WASTE

Nabila Laryska 1 dan Tri Nurhajati 2


1 Student, 2 Department of Animal Husbandry Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga
University, Surabaya

ABSTRACT

The aim of this research was to know the potential of commercial concentrate feed than
waste tofu feedstuff to production milk fat. The research was conducted on eight cross breed
Frisian Holstein cows, 3-10 years of age with 400 kg body weight. Four cows were in the
second to third lactation and the rest were in the fourth to fifth lactation. The experimental
design study was completely randomized design with two factors and two repeatitions.
First factor were tofu waste and commercial concentrate feed while the second factor were
the second to third lactation and the fourth to fifth lactation. The Data was analysed using
Analysis of Variant (Anava), followed by Duncan’s Multiple Range Test to determine the
different of factors. The software that used to analyze the data is Windows Statistical Program
from Social Science (SPSS) 18. The result showed that milk fat in the afternoon production
showed that tofu waste with the fourth to fifth lactation had the highest percentage, while
the commercial concentrate feed with the second to third lactation was the lowest.

Keyword : tofu waste, commercial concentrate feed, production, milk fat, dairy cows

Pendahuluan
Selama ini pemberian pakan hanya produksi dan kadar lemak susu yang
terbatas pada rumput dan ampas tahu, rendah. Adanya tambahan pakan
bertitik tolak dari masalah tersebut konsentrat komersial menjadi salah satu
peneliti mencoba dan memberikan pakan pilihannya.
konsentrat komersial sebagai alternatif Pakan adalah bahan yang dapat
pemberian pakan tambahan. Diharapkan dimakan dan menyediakan zat pakan
dengan pemberian pakan konsentrat untuk ternak. Bahan baku pakan adalah
komersial dapat meningkatkan kadar satu bagian komponen atau suatu
lemak susu. Pakan mempunyai pengaruh penyusun dari suatu kombinasi atau
yang besar terhadap kualitas dan campuran suatu pakan, mempunyai nilai
kuantitas susu. Pada pemberian ransum nutrisi maupun tidak dalam pakan ternak,
yang tidak memadai menyebabkan termasuk pakan tambahan, bahan berasal
dari tanaman, hewan atau hewan air atau

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


80

bahan organik atau anorganik lain. Bahan bahan baik diolah, setengah jadi atau
pakan adalah satu atau beberapa macam bahan baku yang
bertujuan untuk dibuat menjadi pakan kandungan protein kasar minimal 18%
atau diberikan langsung kepada hewan dan Total Digestible Nutrient (TDN) atau
(Lammers and Ishler, 2011). bahan makanan yang dapat dicerna tidak
Pemberian pakan pada sapi dapat kurang dari 75%. Menurut Soetarno dan
dilakukan dengan 3 cara, yaitu sistem Adiarto (2002) pemberian ransum dengan
penggembalaan (pasture fattening), serat kasar antara 18 – 22% . Sumber
kereman (dry lot fattening), kombinasi cara utama konsentrat yang lazim diberikan
pertama dan kedua. Pakan yang diberikan pada sapi perah di daerah sentra produksi
berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan susu adalah yang diproduksi oleh
yang berupa jerami padi, pucuk daun Koperasi Unit Desa dengan bahan dasar
tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, limbah pertanian dan agro industri seperti
rumput benggala atau rumput raja. Pakan dedak padi, berbagai macam bungkil,
berupa rumput bagi sapi dewasa onggok dan lain-lain. Peternak juga bisa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari terbiasa menambahkan ampas tahu,
bobot badan (BB) dan pakan tambahan ampas kecap dan molasses. Fungsi utama
sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang konsentrat adalah untuk mencukupi
menyusui (laktasi) memerlukan pakan kebutuhan protein, karbohidrat, lemak
tambahan sebesar 25% hijauan dan dan mineral yang tidak dapat dipenuhi
konsentrat dalam ransumnya. Hijauan oleh hijauan (Eniza, 2004). Konsentrat
yang berupa rumput segar sebaiknya komersial yang diberikan pada pakan
ditambah dengan jenis kacang-kacangan mengandung bekatul, kalsium, molasses,
(legum). bungkil kedelai, garam, pollard, mineral,
Tambahan bahan konsentrat pada vitamin, dan aroma. Pakan yang diberikan
pakan diberikan sebagai pilihan peternak dalam penggunaan ini yaitu kandungan
sapi perah. Pemberian pakan konsentrat protein seimbang dan diperkaya dengan
yang memiliki nilai nutrisi lebih tinggi by-pass protein, kandungan vitamin dan
dari pada hijauan, ditujukan untuk diperkuat dengan vitamin E sebagai
memberikan peluang kepada ternak agar antioksidan yang berfungsi untuk
dapat memaksimalkan pertumbuhan/ mengontrol keutuhan sel, oksidasi dan
produksi. Pemberian konsentrat yang baik memiliki aroma yang spesifik sehingga
menurut Siregar (1996) adalah dengan dapat merangsang nafsu makan dan

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


81

meningkatkan kualitas cerna pakan lokal Komposisi air susu rata-rata adalah air
dan rumput. Kandungan nutrisi pakan (87,90%) dan bahan kering (12,10%) yang
konsentrat komersial bentuk pellet untuk terdiri dari lemak (3,45%) dan bahan
sapi protein 30,4%, lemak 13,5%, serat kering tanpa lemak (8,65%). Bahan kering
kasar 13,4%, abu 10%, kalsium 2,7%, bahan tanpa lemak terdiri dari protein (3,20%),
kering 91,3% (hasil analisis proksimat). laktosa (4,60%), dan vitamin, enzim, gas
Pemberian ampas tahu memiliki nilai (0,85%). Protein terbagi atas casein (2,70%)
nutrisi yang baik dan digolongkan ke dan albumin (0,50%) (Eniza, 2004).
dalam bahan pakan sebagai pelengkap Lemak susu seperti juga lemak-lemak
protein dari hijauan. Ampas tahu apabila lainnya yang terdapat dalam pakan,
diolah atau diawetkan, baik secara kering merupakan sumber cadangan energi yang
maupun secara basah dapat dimanfaatkan mudah dicerna. Seperti kita ketahui juga
dan disimpan dalam waktu yang cukup beberapa vitamin yang terlarut dalam
lama dan pemberian ampas tahu lemak antara lain vitamin A, D, E, K dan
memberikan pengaruh yang baik terhadap beberapa zat lain. Salah satu zat tersebut
performa ternak ruminansia sehingga adalah karoten yang memberi warna
menjadikan ampas tahu sebagai salah satu keemasan pada susu (Foley, 1998).
pilihan tepat bagi para peternak sapi perah Persentase lemak susu bervariasi antara
karena memiliki nutrisi yang baik bagi 2,4% - 5,5%. Lemak susu terdiri atas
performa sapi perah, mudah didapat atau trigliserida yang tersusun dari satu
dibuat sendiri dan juga dapat disimpan molekul gliserol dengan tiga molekul asam
dan diawetkan. Keuntungan pemberian lemak melalui ikatan-ikatan ester. Lemak
ampas tahu terhadap pakan sapi perah susu terbentuk dari kira-kira 12,5% gliserol
karena mempunyai nilai gizi yang cukup dan 85,5% asam lemak, serta mempunyai
baik, murah dan mudah didapat (Tarmidi, berat jenis 0,93. Asam lemak susu berasal
2002). Komponen-komponen susu yang dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen
terpenting adalah protein dan lemak. atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam
Kandungan protein susu berkisar antara 3 lemak disusun rantai hidrokarbon dan
- 5 persen sedangkan kandungan lemak golongan karboksil. Salah satu contoh dari
berkisar antara 3 - 8 persen. Kandungan asam lemak susu adalah asam butirat
energi adalah 65 kkal, dan pH susu adalah berbentuk asam lemak rantai pendek yang
6,7. akan menyebabkan aroma tengik pada
susu

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


82

ketika asam butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase (Ressang,.
1982), Lemak susu dikeluarkan dari sel susu/laktasi atau 50 kg susu/hari. Hal ini
epitel ambing dalam bentuk butiran sangat memerlukan nutrisi dan
lemak yang diameternya bervariasi manajemen pakan yang efektif. Bila
antara 0,1 – 15 µm. Butiran lemak pemberian pakan tidak cukup maka sapi
tersusun atas butiran trigliserida yang akan memobilisasi cadangan makanan
dikelilingi membran tipis yang dikenal dalam tubuh untuk produksi susu dan
dengan Fat Globule membran (FGM) atau akan kehilangan berat badan. Sapi perah
membran butiranlemak susu. Komponen memerlukan 2,5 kali energi untuk
utama dalam FGM adalah protein dan produksi susu dari pada yang dia
fosfolipid. FGM salah satunya berfungsi butuhkan untuk pemeliharaan tubuh.
sebagai stabilisator butiran-butiran lemak Ransum pakan harus mengandung
susu dalam emulsi dengan kondisi encer protein, energi, hijauan dan mineral yang
dari susu, karena susu sapi mengandung dibutuhkan (Hurley,2000).
air sekitar 87% (Ressang, 1982). Lemak Periode Laktasi pada Sapi Perah,
susu mengandung beberapa komponen adalah induk sapi setelah beranak
bioaktif yang sanggup mencegah kanker, kemudian memproduksi susu sekitar 8-
termasuk asam linoleat konjugasi, 10 bulan. Produksi susu semakin
sphingomyelin, asam butirat, lipid eter, meningkat dari awal bulan laktasi sampai
b-karoten, vitamin A, dan vitamin D. dengan bulan laktasi ke 4, mengalami
Lemak susu mengandung asam lemak penurunan pada laktasi selanjutnya dan
esensial, asam linoleat dan linolenat yang akhirnya mengalami dry periode (masa
memiliki bermacam-macam fungsi dalam kering) selama 2 bulan sebelum
metabolisme dan mengontrol berbagai melahirkan anak lagi. Sapi perah akan
proses fisiologis dan biokimia pada menghasilkan susu lagi setelah
manusia (Donald, 2002). Laktasi adalah melahirkan pedet berikutnya (Romziah,
proses sintesis susu oleh sel-sel epitel 2004). Selama periode laktasi kandungan
glandula lactifera dan proses mengalirnya protein susu secara umum mengalami
susu dari sitoplasma ke lumen alveoli kenaikan, sedangkan kandungan
serta pencurahan susu dari alveoli ke lemaknya mula-mula menurun sampai
sisterna, dan akhirnya keluar melalui bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.
puting. Pada peternakan modern, sapi Komposisi air susu berubah pada tiap
perah dapat memproduksi 15.000 kg tingkat laktasi dimana perubahan yang

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


83

terbesar terjadi pada saat permulaan dan tempat minum. Lantai kandang terbuat dari
terakhir periode laktasi (Mariyollo, 1991). beton dengan kemiringan 2-5 kearah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selokan dan beralaskan karpet ban. Ukuran
pengaruh pemberian pakan konsentrat kandang untuk 8 ekor sapi adalah 10x3 m.
komersial pada produksi dan kadar lemak Alat yang digunakan dalam penelitian ini
susu dibandingkan ampas tahu, pengaruh untuk analisis lemak menggunakan
periode laktasi berbeda pada produksi dan lactoscan.
kadar lemak susu dan ada atau tidaknya Penelitan ini dilakukan selama 3 minggu,
interaksi antara pemberian pakan konsentrat terdiri dari tahap adaptasi 1 minggu dan
dengan periode laktasi pada produksi dan tahap percobaan2 minggu. Ransum yang
kadar lemak susu. diberikan dihitung berdasarkan kebutuhan
protein dan energi pada sapi perah
Materi dan Metode berdasarkan berat badan 400 kg, produksi
Penelitian ini dilakukan di peternakan H. susu 10 liter/hari, dan kandungan lemak
Huda, desa Taman, kecamatan Sepanjang susu 3 %. Pakan yang diberikan ada 2
kabupaten Sidoarjo bulan Maret 2012 dan macam yaitu ampas tahu dan konsetrat
pemeriksaan sampel susu penelitian komersial pada periode laktasi ke 2-3 dan
dilakukan di KUD Kletek, Jl. Raya Kletek 96, periode laktasi ke 4-5. Perincian mengenai
desa Taman, Sidoarjo. Hewan yang pemberian pakan terhadap masing-masing
digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perlakuan adalah sebagai berikut :
perah betina peranakan friesian holstein PAL1:Pakan ampas tahu pada periode
dengan periode laktasi ke 2 – ke 5 dengan laktasi 2-3, PAL2:Pakan ampas tahu pada
berat badan rata rata 400 kg. Jumlah sapi periode laktasi 4-5; PKL1:Pakan konsentrat
yang digunakan untuk penelitian ini pada periode laktasi 2-3 dan PKL2:Pkan
sebanyak 8 ekor, yang terbagi menjadi 4 konsentrat pada periode laktasi 4-5
ekor pada periode laktasi ke 2 – ke 3, dan 4 Pemberian pakan dilakukan
ekor pada periode laktasi ke 4 - ke 5. Bahan sebanyak 2 kali pada pagi dan sore, untuk
konsentrat yang dipakai adalah pakan hijauan diberikan setelah proses pemerahan,
konsentrat komersial dari PT. Wirifa Sakti, sedangkan konsentrat maupun ampas tahu
rumput lapangan dan ampas tahu. Kandang diberikan saat pemerahan berlangsung.
untuk setiap ekor sapi seluas 1 x 3 meter Pemerahan dilakukan pada jam 5 pagi dan
dengan menggunakan sistem head to head jam 4 sore
yang dilengkapi dengan tempat pakan dan

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


84

Perincian mengenai perlakuan pakan dua kali, sehingga ada 8 (2x2x2)


sebagai berikut : (Kusriningrum, 2011).
P1 : 40 kg rumput grinting + 22 kg ampas Analisis Data
tahu/hari dan P2 : 40 kg rumput grinting + Data yang diperoleh dianalisis dengan
2,9 kg konsentrat komersial/hari. Waktu metode ANOVA menggunakan perangkat
pemberian kedua perlakuan pakan tersebut Windows SPSS, selanjutnya untuk
dilakukan setelah pemerahan. Pemerahan perbedaan rata-rata diantara perlakuan diuji
dilakukan jam 4 pagi dan jam 3 sore. Ampas dengan uji jarak Duncan’s (Duncan Multiple
tahu dan juga konsentrat komersial Range Test) (Kusriningrum, 2008).
diberikan sebelum pemberian rumput Hasil dan Pembahasan
grinting. Ampas tahu diberikan secara Berdasarkan Uji F menunjukkan bahwa
comboran sedangkan konsentrat komersial kadar lemak susu pada pagi hari
diberikan kering. Pemberian air minum didapatkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
untuk setiap kali makan sebanyak 25 terhadap pakan, tetapi tidak berbeda nyata
liter/ekor sapi. Pengambilan sampel susu (p>0,05) terhadap laktasi dan tidak terjadi
dilaksanakan pada 7 hari terakhir masa interaksi (p>0,05) antara pemberian pakan
percobaan pakan. Sampel susu diambil dan laktasi. Data kadar lemak susu pada
sebanyak 250 ml pada pagi hari dan sore pagi dan sore dapat dilihat pada tabel :
hari. Kadar lemak susu dihitung per ekor Berdasarkan Uji F menunjukkan bahwa
setiap hari dengan menggunakan lactoscan kadar lemak susu sapi perah pada sore hari
selama tujuh hari tidak didapatkan perbedaan yang nyata
Rancangan Penelitian terhadap pakan (p>0,05), tetapi didapatkan
Rancangan yang digunakan adalah perbedaan yang nyata terhadap laktasi
Percobaan Faktorial dengan Rancangan (p<0,05) dan tidak terjadi interaksi (p>0,05)
Acak Lengkap (RAL). Percobaan terdiri dari antara pemberian pakan dan laktasi. Setelah
2 faktor yaitu faktor pertama adalah faktor dilakukan Uji Duncan maka pada tabel
pakan terdiri dari 2 macam yaitu rumpu dapat dilihat bahwa PAL2 menghasilkan
dengan ampas tahu (PA) dan rumput kadar lemak yang tertinggi sedangkan PKL1
dengan konsentrat (PK). Faktor kedua menghasilkan kadar lemak yang terendah.
adalah periode laktasi terd laktasi 4-5 (L2), Dari hasil kandungan lemak susu pada sapi
sehingga diperoleh perlakuan sebanyak 2x2 yang diberi pakan konsentrat dibandingkan
dengan masing masing perlakuan diulang ampastahu dapat diketahui bahwa,

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


85

pemberian pakan ampas tahu terbukti dapat menghasilkan kadar lemak susu tertinggi.
Berdasarkan hasil analisis sampel ampas lebih singkat dibandingkan dengan hijauan,
tahu dan konsentrat protelis berdasarkan selain itu berakibat pada penurunan
bahan kering bebas air, ampas tahu produksi saliva sehingga pH rumen menjadi
mengandung serat kasar lebih tinggi rendah dan menyebabkan perbedaan
dibanding konsentrat komersial yakni komposisi asam lemak dalam rumen yang
sebesar 31,10%. Perbedaan kandungan SK menjadikan asam asetat kurang tersedia
ini menyebabkan kadar lemak susu lebih dalam rumen dan lemak susu akan
tinggi pada sapi yang diberi ampas tahu mengalami penurunan.
dibanding dengan konsentrat, sesuai dengan Dalam penelitian ini juga
pendapat Maheswari (2004) yang didapatkan perbedaan yang nyata terhadap
menyatakan bahwa lemak susu tergantung laktasi. Laktasi ke 4-5 terbukti dapat
dari kandungan serat kasar dalam pakan. menghasilkan kadar lemak yang lebih tinggi
Kadar lemak susu dipengaruhi oleh pakan dibandingkan laktasi ke2-3. Meningkatnya
karena sebagian besar dari komponen susu produksi susu sampai dengan sekitar 6 - 8
disintesis dalam ambing dari substrat yang minggu laktasi, kadar lemak susu akan
sederhana yang berasal dari pakan dan mengalami penurunan dan akan meningkat
diperkuat dengan pendapat Folley (1998) kembali pada akhir laktasi.
yang menyatakan bahwa adanya serat kasar Peningkatan ini adalah sekitar 0,5 -
yang tinggi dalam pakan akan menghasilkan 1,5% dibandingkan dengan kadar lemak
asam asetat dalam jumlah tinggi dalam susu pada permulaan laktasi. Kadar lemak
rumen. Apabila produksi asam asetat dalam susupun mengalami perubahan, walaupun
rumen berkurang, akan mengakibatkan perubahan ini kecil. Perubahan yang terjadi
kadar lemak susu yang rendah . Konsentrat sekitar 0,03% dari satu laktasi ke laktasi
komersial tidak dapat meningkatkan kadar berikutnya dan perubahan ini berlangsung
lemak karena pemberian secara kering dan terus sampai tercapai puncak produksi susu
dalam bentuk pellet sehingga tidak dapat (Basya, 2004)
merangsang saliva dalam proses ruminasi,
hal ini diperkuat oleh pendapat Basya (2004)
bahwa konsentrat dalam bentuk pellet tidak
akan lama tertahan dalam rumen, hal ini
menyebabkan waktu fermentasinya pun

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


86

Tabel :Rata-rata dan Sandart Deviasi Kadar Lemak Susu pada pagi hari (%)
PA PK
Rumput + Ampas tahu Rumput + Konsentrat komersial
L1 (Periode Laktasi 2-3) 3,86±0,37 3,57±0,50
L2(Periode Laktasi 4-5) 3,83±0,29 3,63±0,24

Tabel : Rata-rata dan Sandart Deviasi Kadar Lemak Susu pada Sore hari %)
PA PK
Rumput + Ampas tahu Rumput Konsentrat komersial
L1 (Periode Laktasi 2-3) 3,54ab±0,35 3,40b±0,51
L2(Periode Laktasi 4-5) 3,76a±0,27 3,56ab±0,22
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbedan nyata
(P<0,05)

Kesimpulan Dokumen Dirjen Peternakan, 2008. Pakan


dan Produksi Sapi Perah.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
http://www.deptan
bahwa: dirjennak/litbang/susu.go.id [12
Desember 2011]
1 Pemberian pakan konsentrat komersial
tidak dapat meningkatkan produksi Donald, P.Mc, RA Edwards, J.F.D.
Greenhalgh, and CA Morgan. 2002.
maupun kadar lemak susu dibandingkan
Ed. Prentice Hall.
dengan ampas tahu. London.
2. Periode laktasi ke 2-3 tidak dapat
Eniza Saleh. 2004. Dasar Pengolahan Susu
meningkatkan kadar lemak susu pagi dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi
Produksi Ternak Fakultas Pertanian
tetapi dapat meningkatkan kadar lemak
Universitas Sumatera Utara. Sumatera.
susu sore dibandingkan dengan laktasi ke
Herman Setyono, Kusriningrum R . S,
4-5.
Mustikoweni, Tri Nurhajati, Romziah
3. Tidak Terjadi interaksi antara pemberian Sidik, H . M . Anam Al-Arief, Mirni
Lamid, Widya Paramita Lokapirnasari.
pakan konsentrat komersial dengan
2009. Teknologi Pakan Hewan.
periode laktasi pada kadar lemak susu sapi Departemen Peternakan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas
perah.
Airlangga.

Kusriningrum, R.S. 2011. Buku Ajar


Daftar Pustaka Perancangan Percobaan. Dani Abadi.
Surabaya. Hal 31-51
Basya anshori. 2004. Berbagai Faktor yang
Mempengaruhi Lemak Susu Sapi Perah.
Balai Penelitian Ternak. Bogor

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013


87

Lammers, B.P. dan V.A. Ishler. 2011. Use of Ressang, A.A. dan A.M. Nasution. 1982.
Total Mixes Relation (TMR) for Dairy Pedoman Mata Pelajaran Ilmu
Cows. Dairy Cattle Feending and Kesehatan Susu. Fakultas Kedokteran
Manajement. Departement of Dairy and Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Animal Science. The Peninsula state
University . http/www,das.spu.edu/ Soetarno, T. dan Adiarto. 2002.
tendairy/pp:1-10[10 Desember 2011]. Pengendalian Mutu Konsentrat Sapi
Perah Secara terpadu, Seminar
Maheswari, R.R.A. 2004. Penanganan dan Pengawasan Mutu ternak, Dinas
Pengolahan Hasil Ternak Perah. Bogor. peternakan Propinsi Jawa Timur.
Institut Pertanian Bogor. Surabaya

Mariyollo, M..1991. Efisiensi Pakan Sapi Tarmidi, Ana R. 2002. Penggunaan Ampas
Perah Lokal Pada Empat BulanAwal Tahu dan Pengaruhnya Pada Pakan
Laktasi di daerah Grati-Pasuruan. Jurnal Ruminansia. Bandung. hal 11.
Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Sub
Balai Penelitian Ternak Grati. Pasuruan
.

AGROVETERINER Vol.1, No.2, Juni 2013

You might also like