You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/44140383

Analysis Of Protein Fas Expression And Caspase 3 Activated At The Supression


Phase To Sperm Quantity By Androgen/Progestin Combination

Article
Source: OAI

CITATION READS

1 2,423

1 author:

Syafruddin Ilyas
University of Sumatera Utara
51 PUBLICATIONS   73 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Syafruddin Ilyas on 03 June 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Biologi Sumatera, Juli 2007, hlm. 45 – 47 Vol. 2, No. 2
ISSN 1907-5537

ANALYSIS OF PROTEIN FAS EXPRESSION AND CASPASE 3 ACTIVATED


AT THE SUPRESSION PHASE TO SPERM QUANTITY BY
ANDROGEN/PROGESTIN COMBINATION

Syafruddin Ilyas
Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, Jl. Bioteknologi No. 1,
Padang Bulan, Medan 20155

Abstract

Analysis studied to Fas protein expression and caspase 3 activated at the Sprague Dawley rat.
Administration of Androgen/Progestin was done at the suppression phase of sperm. I used experiment method
and completely randomized design with 4 treatments (0, 6, 12, 18 and 24 weeks) and 5 replications. Androgen
(2,5 mg) and progestin (1,25mg) combination injection with interval of 6 and 12 weeks respectively. Result of
research during 24 weeks was found tend to increase Fas protein expression and Caspase 3 activated. Between
Fas protein and caspase 3 activated was strong correlation (r=0,92) and difference significantly (P<0,01). Sperm
concentration tend to decreased because increased of Caspase 3 activated and Fas protein of germ cell.

Keywords: fas protein, caspase 3 activated, androgen/progestin, sperm quality

PENDAHULUAN androgen/progestin yang dapat mengaktivasi caspase


3 begitu lama, memungkinkan terjadinya gangguan
Peran spermatogenesis dalam pembentukan (disregulasi) pada gen atau aktifitas caspase 3
spermatozoa tidak dapat dilepaskan dengan peran aksi tersebut. Sulpizi et al., (2003) menyatakan bahwa
metabolit yang ada di dalam testis tersebut. Ada dua disregulasi caspase-3 adalah faktor kunci
fungsi utama testis, yakni spermatogenesis (eksokrin) perkembangan berbagai penyakit, seperti Alzheimer,
dan biosintesis androgen (endocrin). Fungsi kedua hal Parkinson, dan kanker. Winter et al., (2001)
tersebut melalui pengaturan yang sangat rumit dan menyatakan bahwa, ekspresi caspase-3 menjadi marka
sangat kompleks. Studi tentang spermatogenesis bermakna untuk pemantauan penyakit kanker seperti
selalui berhubungan dengan aksi androgen. kanker prostat. Oleh sebab itu perlu analisis ekspresi
Keberadaan androgen terututama pada hipofise dan gen caspase-3 terhadap ekspos kombinasi
sel Leydig. androgen/progestin pada proses kematian apoptosis
Ada tipe sel yang berbeda pada testis, yakni jangka panjang sel germinal tikus (Rattus sp.).
sel Sertoli, Leydig, peritubular myoid dan sel
germinal pada beberapa tahap diferensial BAHAN DAN METODE
spermatogenik. Spermatogenesis sangat tergantung
pada komunikasi autokrin dan parakrin antara tipe sel Digunakan metoda eksperimen dan rancangan
berbeda dalam testis. Umpan balik negatif testosteron acak lengkap dengan delapan puluh ekor tikus jenis
pada poros hipotalamus-hipofisis-testis merupakan Sprague Dawley (dari Balai POM Depkes Jakarta)
suatu sistem komunikasi penting dari sel testis. dibagi dalam kelompok perlakuan dan control.
Pemberian kombinasi hormon androgen/progestin Kelompok perlakuan dibagi 5 kelompok. Kelompok
telah banyak dibuktikan dapat menekan testosteron pertama (minggu ke -4 s/d 0; kedua (minggu ke 6);
intratestikular sehingga mengganggu spermatogenesis ketiga (12 minggu), keempat (18 minggu), kelima (24
yang menyebabkan rendahnya produksi spermatozoa. minggu). Penyuntikan androgen (TU) 2,5 mg dengan
Menurunnya produksi spermatozoa dapat terjadi interval 6 minggu dan progestin (DMPA) 1,25 mg
karena pengaruh apoptosis sel germinal. Aktivasi serta dilakukan selama 24 minggu. Penghitungan
caspase 3 merupakan jalur eksekutor sebelum terjadi spermatozoa kauda epididimis dilakukan dengan
apoptosis (Kim et al., 2001; Said et al., 2004). mengambil dan diencerkan dengan menambahkan 250
Aktifitas caspase 3 yang lama secara tidak langsung μL NaCl 0,95%. Kemudian dilarutkan 1:20 dengan
dapat menyebabkan azoospermia. Untuk larutkan George dan diambil 1 tetes untuk dihitung
pengembangan hormon yang dijadikan pilihan untuk pada kamar hitung Neubaeur. Hasil hitungan (dari 10
kontrasepsi pada pria, tentu harus diperhatikan kotak kecil kamar hitung) dijumlahkan dan dikali
keamanan dan reversibelitasnya ketika pemberian dengan faktor pengalinya, yakni 2,5x20x10.000x4.
hormon dihentikan. Pemberian hormon

Universitas Sumatera Utara


46 ILYAS J. Biologi Sumatera

Pembuatan preparat testis dilakukan dengan Hasil uji perbandingan rata-rata (Mann-
metode paraffin dengan larutan fiksatif Bouin. Testis Whitney U) antara perlakuan (pemberian
dipotong setebal 6 μm dan ditempelkan pada frosted androgen/progestin) dan kontrol diperoleh adanya
slide yang telah di coated dengan poly-l-lysine perbedaan yang signifikan (P<0,05).
(Sigma) untuk pengecatan caspase 3 aktif (Cat no.
C8487 Sigma - Active antibody produced in rabbit). - Konsentrasi Spermatozoa
Sedangjan untuk analisis ekspresi protein Fas Konsentrasi spermatozoa setelah perlakuan
digunakan Antibodi primer Fas (Monoclonal Mouse, dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2
anti-human CD95, APO1/Fas, Clone DX2, Code merupakan konsentrasi spermatozoa setelah
M3654-DakoCytomation Denmark). Jaringan testis di pemberian androgen/progestin selama 24 minggu
counterstain dengan haematoxylin mayer’s. Untuk merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan
visualisasi digunakan diaminobenzidin (DAB) dan sel kelompok perlakuan.
germinal yang positif caspase 3 aktif akan berwarna
coklat. Penghitungan caspase 3 aktif dan protein Fas

Pemberian Androgen/Progestin
sel germinal dilakukan pada ±200 tubulus
seminiferus. Data dikalkulasi sebagai rata-rata dari
jumlah total dan dihitung rata-rata±SEM nya.

(Minggu)
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,


didapatkan hasil sebagai berikut:
- Caspase 3 Sel Germinal
Pada Gambar 1 telihat peningkatan caspase 3 Konsentrasi Spermatozoa (jt/mL)
aktif sel germinal mulai dari minggu ke 12 sampai
Gambar 2. Rata-rata konsentrasi spermatozoa selama
minggu ke 24 (A) dan (B) jika data dikelompokkan
pemberian androgen/progestin
menjadi 3 kelompok yakni praperlakuan, penekanan
dan pemeliharaan.
Hasil uji perbandingan rata-rata (Mann-
Pemberian Androgen/Progestin

Whitney U) antara perlakuan (pemberian


androgen/progestin) dan kontrol tidak diperoleh
adanya perbedaan yang signifikan (P<0,05), namun
(minggu)

sebenarnya telah terlihat adanya kecenderungan


penurunan konsentrasi sperma setelah pemberian
androgen/progestin.
A
- Korelasi antar Caspase 3 Aktif Sel Germinal,
Protein Fas Sel Germinal, dan Kosentrasi
Rata2 sel germinal caspase 3 aktif(+)/200 tub.seminiferus
Sperma
Pada Tabel 1 dapat dilihat korelasi antara
Pemberian Androgen/Progestin

caspase 3 aktif sel germinal, protein Fas sel germinal


dan konsentrasi spermatozoa.
(minggu)

Correlations

CASPASE3 FAS KONS_SP


CASPASE3 Pearson Correlation 1.000 .922* -.360
B Sig. (2-tailed) . .026 .552
N 5 5 5
FAS Pearson Correlation .922* 1.000 -.204
Rata2 sel germinal protein Fas/200 tub.seminiferus Sig. (2-tailed) .026 . .742
N 5 5 5
Gambar 1. (A) Rata-rata sel germinal caspase 3 aktif KONS_SP Pearson Correlation -.360 -.204 1.000
atau protein Fas (B) per 200 tubulus Sig. (2-tailed) .552 .742 .
seminiferus selama pemberian androgen/ N 5 5 5
progestin (minggu) dan (B) Data A *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
dikelompokkan berdasarkan tahap perlakuan

Universitas Sumatera Utara


Vol. 2, 2007 J. Biologi Sumatera 47

PEMBAHASAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian telah Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan


diperlihatkan efektifitas androgen/progestin karena bahwa peningkatan eskpresi protein Fas menimbulkan
adanya penekanan terhadap konsentrasi spermatozoa aktivitas caspase 3 sel germinal setelah pemberian
(Gambar 2). Hal ini berhubungan dengan androgen/progestin dan akhirnya menurunkan
meningkatnya aktivasi caspase 3 sel germinal konsentrasi spermatozoa. Ekspresi protein Fas dan
(Gambar 1A) dan ekspresi protein Fas (Gambar 1B) Caspase 3 aktif sel germinal dapat terjadi pada
mulai dari awal perlakuan (6 minggu) sampai spermatogonia, spermatosit dan spermatid. Adanya
perlakuan berakhir (minggu ke 24). Caspase 3 aktif regresi linear dan korelasi positif yang nyata antara
lebih jelas terlihat meningkat ketika data digambarkan protein Fas dan Caspase 3 aktif sel germinal
mendorong kecendrungan turunnya konsentrasi
dengan garis eksponensial (Gambar 1A). Aktivitas
spermatozoa.
caspase 3 ternyata dipengaruhi secara nyata oleh
pemberian kombinasi hormon yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
(P<0,05). Kemungkinan juga diakibatkan oleh
peningkatan ekspresi protein Fas yang mulai dari awal Kim, J.M., et al., 2001. Caspase-3 and caspase-
perlauan sampaia akhir (P<0,05). Ternyata activated deoxyribonuclease are associated
penyuntikan kombinasi hormon tersebut menimbulkan with testicular germ cell apoptosis resulting
negatif feed back dari poros hipotalamus-hipofisis dan from reduced intratesticular testosterone,
testis, sehingga testosteron intratestikular menurun. Endocrinology 142; 3809– 3916.
Hal ini menyebabkan terganggunya proses Meistrich, M.L and Gunapala Shetty. Inhibition of
spermatogenesis. Seperti laporan Meistrich and Shetty Spermatogonial Differentiation by
(2003) bahwa, rendahnya testosteron dapat Testosterone. Journal of Andrology,
menghambat penyempurnaan spermatogenesis. Said March/April 2003. Vol. 24, No. 2.
et al, (2004) dan Tesarik et al., (2002) menyatakan, Nair, R and Chandrima Shaha. Diethylstilbestrol
pengujian jaringan testikular telah membuktikan Induces Rat Spermatogenic Cell Apoptosis in
adanya reduksi konsentrasi testosteron intratestikular Vivo through Increased Expression of
yang dapat mempengaruhi caspase 3 menjadi caspase Spermatogenic Cell Fas/FasL System. J Bio
3 aktif. Chem. 2003; Vol. 278, No. 8, Issue of
Pemberian hormon dapat menyebabkan February 21, pp. 6470–6481.
rendahnya testosteron intratestikular sehinggan dapat Said, T.M., Uwe Paasch, Hans-Juergen Glander and
mengiduksi ekspresi protein Fas pada sel germinal. Ashok Agarwal. Role of caspases in male
Seperti yang dinyatakan oleh Nair, R and Chandrima infertility. Human Reproduction Update,
Shaha (2003), bahwa penurunan hormon testikular 2004; Vol.10, No.1 pp. 39-51.
dapat menimbulkan peningkatan ekspresi protein Fas. Sulpizi, M., U. Rothlisberger dan P. Carloni. 2003.
Molecular Dynamics Studies of Caspase-3.
Akibatnya terjadi peningkatan aktivitas caspase 3
Biophysical Journal 84:2207-2215.
melalui jalur apoptosis. Hal ini dibuktikan dengan iji
Tesarik J, Martinez F, Rienzi L, Iacobelli M, Ubaldi
korelasi yang signifikan (P<0,01) dan sangat kuat
F, Mendoza C and Greco E. In-vitro effects of
(r=0,92) antara ekspresi protein Fas dengan Caspase 3 FSH and testosterone withdrawal on caspase
aktif. Sehingga deoksiribonuklease (caspase-activated activation and DNA fragmentation in
deoxyribonuclease, CAD) teraktivasi pada nukleus different cell types of human seminiferous
yang akhirnya menginduksi apoptosis sel germinal. epithelium. Hum Reprod, 2002; 17,1811-
Ekspresi protein Fas dan Caspase 3 aktif sel germinal 1819.
terlihat pada hampir seluruh tahap sel germina Winter, R.N., Andrew Kramer, Andrew Borkowski
(spermatogonia, spermatosit dan spermatid). and Natasha Kyprianou. 2001. Loss of
Kemungkinan besar ini pemicu yang kuat sehingga Caspase-1 and Caspase-3 Protein Expression
produksi sperma menjadi menurun. in Human Prostate Cancer. Cancer Research
61, 1227-1232.

Universitas Sumatera Utara


JURNAL BIOLOGI SUMATERA (J Biol Sum)
Sumatran Journal of Biology

PEDOMAN PENULISAN

Naskah: Jurnal Biologi Sumatera menerima naskah Tulisan: Tulisan untuk naskah artikel hasil penelitian
dari berbagai bidang ilmu biologi baik murni maupun terdiri dari Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil,
terapan. Naskah yang dipublikasi di Jurnal Biologi dan Pembahasan. Hasil dan Pembahasan juga dapat
Sumatera (J. Biol. Sum.) merupakan naskah yang digabung. Untuk Ulas Balik dan Komunikasi Singkat
belum pernah diterbitkan dalam jurnal lainnya. ditulis sebagai naskah sinambung tanpa sub judul
Naskah dapat berupa artikel hasil penelitian (Original bahan dan metode, hasil dan pembahasan.
Article), ulas balik (Review/Minireview) dan Pendahuluan memberikan latar belakang yang cukup
komunikasi singkat (Rapid Communication). Panjang agar pembaca memahami dan memperkirakan hasil
maksimum naskah adalah 6, 8, dan 3 halaman cetak yang akan dicapai tanpa harus merujuk pada
masing-masing untuk artikel hasil penelitian, ulas penerbitan-penerbitan sebelumnya. Cara penulisan
rujukan dalam teks dengan menyebutkan penulis
balik dan komunikasi singkat. Naskah dapat ditulis
diikuti tahun penerbitan (contoh: bila di akhir teks
dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah
ditulis [Munir & Suryanto 2004) dan bila di awal teks
yang isinya tidak sesuai dengan pedoman penulisan ditulis Munir & Suryanto (2004)]. Bila penulis lebih
dan penulisannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa dari dua, ditulis nama penulis pertama saja dan diikuti
Indonesia dan bahasa Inggris tidak akan dipublikasi dengan kata et al. yang dicetak miring (contoh
dan Editor tidak berkewajiban mengembalikan naskah Suryanto et al. 2001). Pendahuluan juga harus
bersangkutan. berisikan latar belakang beserta tujuan dari penelitian.
Pada bagian Bahan dan Metode harus berisikan
Format: Seluruh isi naskah termasuk abstrak, isi, informasi teknis sehingga peneliti lain dapat
daftar pustaka, tabel, gambar dan keterangan gambar mengulangi berdasarkan teknik percobaan yang
diketik pada kertas ukuran HVS A-4 dengan jarak dua dikemukakan. Untuk kondisi tertentu nama dan merek
spasi dengan menggunakan huruf Times New Roman alat beserta kondisi percobaan harus dicantumkan.
ukuran 12 point. Setiap lembarnya diberi nomor Hasil dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau
halaman. Abstrak, isi, ucapan terima kasih, daftar isi, langsung dalam tubuh tulisan. Hasil yang disajikan
tabel, gambar, dan keterangan gambar harus dimulai dalam naskah merupakan hasil yang signifikan dan
dari halaman baru. Tabel, gambar, dan keterangan berarti penting bagi naskah. Hindari penggunaan
gambar diletakkan pada akhir naskah. Standar grafik atau gambar yang berlebihan bila dapat
abreviasi dan unit harus menggunakan standar disajikan dalam tubuh tulisan dengan singkat.
internasional. Abreviasi harus ditulis penuh untuk Pembahasan berisikan interpretasi terhadap hasil
pertama kali muncul dan penggunaan kependekan penelitian dan dikaitkan dengan hasil-hasil yang
dalam judul dan abstrak harus dihindari. Nama pernah dilaporkan. Hindari pengulangan metode dan
generik zat kimia yang digunakan harus ditulis. hasil penelitian serta hal-hal yang telah dicantumkan
Penggunaan nama genus dan spesies ditulis cetak dalam bagian Pendahuluan.
miring.
Daftar Pustaka: Daftar Pustaka ditulis memakai sistem
tahun nama (Harvard) dan diurut menurut abjad.
Judul: Judul harus singkat, spesifik, dan informatif.
Ketepatan penggunaan Daftar Pustaka merupakan
Pada bagian judul harus terdapat jenis naskah, nama
tanggung jawab penuh penulis. Data yang tidak
lengkap, dan alamat penulis, dan catatan kaki terhadap dipublikasi tidak dapat digunakan sebagai sumber
koresponden harus ditujukan lengkap dengan nomor kepustakaan, akan tetapi naskah yang sudah diterima
telepon, faksimili, dan/atau e-mail. untuk publikasi tetapi belum terbit dapat dimasukkan
dalam Daftar Pustaka dengan menyebutkan nama jurnal
Abstrak: Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan diikuti oleh kata diterima untuk publikasi atau in
(Abstract) dan tidak lebih dari 250 kata. Dalam press. Seluruh nama penulis dicantumkan dalam
abstrak harus terkandung tujuan, metode, hasil, dan daftar pustaka (tidak ada penggunaan et al dalam
kesimpulan. Data yang terdapat dalam abstrak Daftar Pustaka). Nama jurnal dipendekkan menurut
merupakan data yang sangat penting. Aspek-aspek abreviasi yang lazim dari The List of Serial Title
yang baru dan penting harus tercermin dalam abstrak. Word Abreviation yang dikeluarkan oleh Pusat
Maksimum lima kata kunci dalam bahasa Inggris Internasional ISSN dan dicetak miring. Cara penulisan
ditulis di bawah abstrak. dapat mengikuti salah satu dari berikut:

Universitas Sumatera Utara


Jurnal: Tabel: Tabel diberi nomor secara berurutan
Millar SL, Buyck B. 2002. Molecular phylogeny of sebagaimana muncul dalam teks. Setiap tabel diberi
the genus Russula in Europe with a comparison judul yang informatif. Bila dalam tabel terdapat
of modern infrageneric classification. Mycol Res kependekan harus dijelaskan dengan catatan kaki.
106:259-276. Lebar maksimum tabel harus sesuai dengan lebar
Buku: maksimum area cetak yaitu 8,5 cm atau 18 cm.
Boaden PJS, Seed R. 1985. An Introduction to Coastal
Ecology. New York: Blackie. Gambar: Seluruh gambar atau foto harus dirujuk di
Bab dalam Buku: dalam teks dan diberi nomor secara berurutan.
Admassu W, Korus RA. 1998. Engineering of Gambar atau foto hanya yang berwarna hitam putih
bioremediation process: Need and limitations. dan harus jelas untuk dapat diperbanyak. Masing-
Di dalam Crawford RL, Crawford DL (ed). masing gambar harus diserahkan dalam lembaran
Bioremediation: Principles and applications. yang terpisah dan siap jadi tanpa perlu perubahan
Cambridge: Cambridge University Press. ukuran dan bentuk dan masing-masingnya dilengkapi
Abstrak dengan keterangan yang cukup. Lebar maksimum
Priyani N, Simorangkir J, Flaherti V. 2003. The effect gambar harus sesuai dengan lebar maksimum area
of phosphor and nitrogen addition on crude cetak yaitu 8,5 cm atau 18 cm.
oil degradation by Candida sp. Abstrak
Seminar Nasional Kimia. Medan, 11 Oktober Kontribusi Penerbitan: Setiap penulis dibebani
2003. hlm 27. biaya cetak sebesar Rp. 100.000.- (seratus ribu rupiah)
Prosiding: untuk setiap artikel yang diterbitkan. Kelebihan
Nasution Z. 2004. The forest ecology in the Lake halaman dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.
Toba catchment area. Di dalam: Proceedings 50.000.- (lima puluh ribu rupiah) per halaman cetak.
of The 5th International Wood Science Penulis mendapatkan satu eksemplar terbitan dan 5
Symposium JSPS-LIPI Core University (lima) salinan artikel.
Program in the Field of Wood Science.
Kyoto, September 17-19. hlm 287-293. Pengiriman Naskah: Penulis diminta untuk
Skripsi/Tesis/Disertasi: mengirimkan dua eksemplar asli beserta dokumen
Rahmawati S. 2003. Pengaruh pemberian ekstrak biji (file) dalam disket atau compact disc (CD) dengan
pepaya (Carica papaya L.) terhadap program Microsoft Word. Pada disket atau CD
gambaran sel-sel Leydig mencit (Mus dituliskan nama penulis pertama dan nama
musculus L.) jantan dewasa strain DDW. dokumennya. Naskah dikirimkan kepada:
[Skripsi]. Medan: Fakultas MIPA, Universitas
Sumatera Utara. Editor Jurnal Biologi Sumatera
Internet: Departemen Biologi, Fakultas MIPA,
Phetteplace H, Jarosz M, Uctuk R, Johnson D, Universitas Sumatera Utara,
Sporleder R. 2000. Evaluation of single cell Jln. Bioteknologi No. 1, Kampus USU,
protein as a protein supplement for finishing Medan 20155.
cattle.
http://www.ansci.colostate.edu/documents/ren File elektronik dapat dikirim ke:
ut/2000/pdf/hp001.pdf. [20 Maret 2003]. biologi.usu@lycos.com

Universitas Sumatera Utara

View publication stats

You might also like