BONE RESPONSE TO MACHINED AND RESORBABLE BLAST

MATERIAL TITANIUM IMPLANTS: AN EXPERIMENTAL STUDY IN

RABBITS (RESPONSE BONE DENGAN MESIN DANTITANIUM
MATERIAL BLAST RESORABLEIMPLAN: STUDI EKSPERIMENTAL DI
RABBIT)

The aim of the present study was a comparison of implants’ responses to a machined
surface and to a surface sandblasted with hydroxyapatite (HA) particles (resorbable
blast material [RBM]). ( Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
respon implan terhadap permukaan mesin dan mengupas permukaan dengan
hydroxyapatite (HA) partikel (peledak yang bisa terabaikan [RBM])). Threaded
machined and RBM, grade 3, commercially pure, titanium, screw-shaped implants were used
in this study. (Mesin berulir dan RBM, nilai 3, murni secara komersial, titanium,
sekrup berbentuk implan telah digunakan dalam penelitian ini.) Twenty-four New
Zealand white mature male rabbits were used. (Dua puluh empat kelinci putih matang
telah digunakan). The implants were inserted into the articular femoral knee joint
according to a previously described technique. (Implan dimasukkan ke dalam sendi
lutut femur artikular seperti sebelumnya teknik yang dijelaskan). Each rabbit
received 2 implants, 1 test (RBM) and 1 control (machined). (Setiap kelinci menerima 2
implant, 1 test (RBM) dan 1 kontrol (mesin)). A total of 48 implants (24 control and
24 test) were inserted. ( Sebanyak 48 implan (24 kontrol dan 24 tes) dimasukkan).
The rabbits were anesthetized with intramuscular injections of fluanisone (0.7 mg/ kg body
weight) and diazepam (1.5 mg/kg b.wt.), and local anesthesia was given using 1 mL of
2% lidocaine/adrenalin solution. ( Kelinci telah disebarkan oleh injeksi
intramuskular fluanisone (0,7 mg / kg berat badan) dan diazepam (1,5 mg / kg
b.wt.), dan anestesi lokal diberikan menggunakan 1 mL larutan lidokain /
adrenalin 2%). Two rabbits died in the postoperative course. ( Dua ekor kelinci
mati kursus setelah operasi). Four animals were euthanatized with an overdose of
intravenous pentobarbital after 1, 2, 3, and 4 weeks; 6 rabbits were euthanatized after 8
weeks. (Empat hewan telah mengalami euthanasia dengan overdosis pentobarbital
intravena setelah 1, 2, 3, dan 4 minggu; 6 kelinci dikalahkan setelah 8 minggu).
A total of 44 implants were retrieved (Sebanyak 44 implan diambil). The specimens
were processed with the Precise 1 Automated System to obtain thin ground sections.
(Spesimen adalah diproses dengan Precise 1 Automated System untuk
mendapatkan bagian bawah yang tipis). A total of 3 slides were obtained for each
implant. ( Sebanyak 3 slide diperoleh untuk masing-masing implan). The slides were
stained with acid and basic fuchsin and toluidine blue. ( Slide itu ternoda dasar asam
dan fuchsin dan biru toluidin). The slides were observed in normal transmitted light
under a Leitz Laborlux microscope, and histomorphometric analysis was performed.
( Slide normal cahaya yang dipancarkan di bawah mikroskop Leitz Laborlux, dan
histomorphometric analisis dilakukan. ) With the machined implants, it was possible to
observe the presence of bone trabeculae near the implant surface at low magnification.
(Dengan implan mesin, mungkin terlihat kehadiran tulang trabekula di dekat
permukaan implan dengan pembesaran rendah). At higher magnification many
actively secreting alkaline phosphatase positive (ALP ) osteoblasts were observed. ( Pada
pembesaran tinggi aktif menyemprotkan fosfat positif alkali (ALP+) Osteoblas
diperhatikan). In many areas, a not yet mineralized matrix was present. (Di banyak
daerah, matriks ini belum menjadi mineral telah hadir). After 4 to 8 weeks, mature
bone appeared in direct contact with the implant surface, but in many areas a not yet
mineralized osteoid matrix was interposed between the mineralized bone and implant
surface. (Setelah 4 hingga 8 minggu, tulang matang muncul secara langsung
permukaan implan, tetapi di banyak area, matriks osteoid yang belum ditambang
adalah paralel antara tulang dan permukaan implan mineral). In the RBM
implants, many ALP osteoblasts were present and in direct contact with the implant
surface. (Di RBM implan, banyak ALP± osteoblas telah ada dan bersentuhan
langsung dengan permukaan implan). In other areas of the implant perimeter it was
possible to observe the formation of an osteoid matrix directly on the implant surface. ( Di
daerah lain dari perimeter implant, dapat dicatat pembentukan matriks osteoid
langsung di permukaan implan). Mature bone with few marrow spaces was present after
4 to 8 weeks. ( Tulang matang dengan beberapa ruang sumsum hadir setelah 4
sampai 8 minggu). Beginning in the third week, a statistically significant difference (P
< .001) was found in the bone- implant contact percentages in machined and RBM
implants. (Mulai dari ketiga minggu, perbedaan yang signifikan secara statistik (P
< .001) ditemukan di tulang tanaman persentase hubungan dalam implan mesin
dan RBM). It must be stressed that these results have been obtained in a passive, nonloaded
situation. (Itu harus ditekankan bahwa keputusan ini telah diperoleh dalam
keadaan pasif dan tidak membebani).
Resume : Setelah 4 hingga 8 minggu, tulang matang muncul secara langsung
permukaan implan, tetapi di banyak area, matriks osteoid yang belum ditambang
adalah paralel antara tulang dan permukaan implan mineral. Tulang matang
dengan beberapa ruang sumsum hadir setelah 4 sampai 8 minggu

PENDAHULUAN
dental implants’ surface morphology, including microgeometry and
roughness, has been shown to have a signi ficant effect on implant integration.
(Permukaan implan gigi morfologi, termasuk microgeometry dan kekasaran, telah
ditunjukkan memiliki efek yang signifikan pada implant integration).1-6 The
surfaces of titanium dental implants have been modified by additive methods
(titanium plasma spray) or by subtractive methods (acid-etching, sandblasting) to
increase the surface area. (Permukaan implan gigi titanium telah dimodifikasi oleh
aditif metode (titanium plasma spray) atau dengan metode subtraktif (pengikisan-
asam, sandblasting) untuk memperbaiki permukaan area).6 It has been shown that
considerable differences with respect to design and surface topography produced
by the surface treatment can be present among commercially prepared implants.
(Itu telah menunjukkan banyak hal perbedaan dalam desain dan topografi
permukaan dihasilkan oleh perawatan permukaan mungkin ada di antara implan
tersedia secara komersial Peningkatan kekasaran permukaan potensi biomekanik
interlocking).6 A greater surface roughness increases the potential for
biomechanical interlocking. (fitur Mikroskopis Permukaan implan memiliki efek
pada sel-sel yang terletak di bonebiomaterials antarmuka).7-12
In vitro, osteoblasts were affected by the surface roughness in their rate of
proliferation and differentiation. (In vitro, osteoblas dipengaruhi oleh
permukaannya kekasaran dalam tingkat perkecambahannya dan diferensiasi).11
Cells cultured on rougher surfaces showed an increased matrix production and an
increased alkaline phosphatase expression and the characteristics of more
differentiated osteoblasts. (Sel budaya Permukaan kasar menunjukkan
peningkatan produksi matriks dan peningkatan alkali fosfatase, dan lebih banyak
fitur yang dibedakan osteoblas).2 Osteoblast-like cells were shown to be able to
differentiate not only between surfaces of different roughness but also between
surfaces of similar roughness but different topography. (Sel seperti Osteoblas
terbukti dapat membedakan bukan hanya antara permukaan yang berbeda
kekasaran tetapi juga antar permukaan kekasaran yang sama tetapi topografi yang
berbeda).13 Not only the surface roughness, but also the ionic charge, surface
energy, surface tension, and other stillundefined properties may be of importance
in the osseointegration process. (Tidak hanya kekasaran permukaan, tetapi juga
muatan ionik, permukaan energi, tegangan permukaan, dll. masih menjadi subjek
alam mungkin penting dalam proses osseointegration).6 The optimal degree and
type of surface roughness have not yet been conclusively defined. (Judul dan jenis
permukaan yang optimal kekasaran masih belum lengkap didefinisikan).6

Surface blasting is a process by which metal surfaces are treated with different
types of materials (Al 2O3, TiO2, etc) to provide an irregular sur- face.14,15
(Ledakan permukaan adalah proses oleh permukaan logam yang dirawat dengan
itu berbagai jenis bahan (Al2O3, TiO2, dll.) Untuk memberikan permukaan yang
14,15
tidak teratur). Blasted surfaces show a rough, irregular topography.10
(Permukaan yang meledak menunjukkan kasar, topografi tidak beraturan).10 The
surface blasting also eliminates the surface contaminants and increases the
16
metal surface reactivity. (Permukaan Ledakan itu juga menghilangkan
permukaannya kontaminan dan meningkatkan logam reaktivitas permukaan).16
Some of the blasted implants showed the presence of areas ible material such as
hydroxyapatite (HA) has been considered useful as a blasting material.
(Beberapa ledakan Implan menunjukkan keberadaan daerah tersebut penggunaan
langsung tulang pada logam permukaan, dan tidak ada ruang di antaranya tulang
dan implan baru surfac)e.15 (Permukaan ledakan dapat meningkat tingkat dan
jumlah pembentukan tulang pada permukaan implan).15 (Meskipun tidak ada
Dampak negatif Alion terlihat jaringan tulang implan di Al2O3- Implan eksplosif,
10 sangat biokompatibel seperti hydroxyapatite (HA) telah dianggap berguna
sebagai bahan peledak. Surface roughness modifications can have a negative
influence on the microcomposition, crystallographic structure, and surface en-
ergy, and subsequently on the biologi- cal response, of the implant. (Kekasaran
permukaan modifikasi mungkin memiliki efek negatif pada mikro, kristalografi
struktur, dan energi permukaan, dan seterusnya biologi reaksi, implan). The aim
of the present study was a comparison of the bone response to implants with a
machined surface and with a surface sandblasted with HA particles (Tujuannya
Penelitian ini adalah perbandingan reaksi tulang implan Permukaan mesin dan
dengan permukaan sandblasted dengan partikel HA.)

Resume : Permukaan implan gigi morfologi, termasuk microgeometry dan

kekasaran, telah ditunjukkan memiliki efek yang signifikan pada implant
integration.1-6 Permukaan implan gigi titanium telah dimodifikasi oleh aditif
metode (titanium plasma spray) atau dengan metode subtraktif (pengikisan-asam,
sandblasting) untuk memperbaiki permukaan area.6 Tujuannya Penelitian ini
adalah perbandingan reaksi tulang implan Permukaan mesin dan dengan
permukaan sandblasted dengan partikel HA.

MATERIALS AND METHODS MATERI DAN METODE

Threaded machined and sandblasted with HA particles (resorbable blast

ma- terial [RBM]), grade 3, commercially pure, titanium, screw-shaped implants
(Restore, Lifecore, Chaska, Minn) were used in this study (Figure 1). (Berulir
bermesin dan sandblasted dengan partikel HA (peledak terabaikan) [RBM]), kelas
3, secara komersial murni, titanium, sekrup berbentuk implan (Pemulihan,
Lifecore, Chaska, Minn) adalah digunakan dalam penelitian ini (Gambar 1).) The
implants had been sandblasted with HA (HA crystallinity 67%, size of HA
particulate 40/ 80 mesh). (Implan telah terkena pasir dengan HA (HA
crystallinity 67%, ukuran HA partikel 40/80 mesh).) The implant was then
passivated (ASTM F04) to remove any HA particulate and cleaned using the
following steps: water rinse, 3 ultrasonic cleaning steps, water rinse, distilled
water agitation, alcohol agitation, and air-blown drying. (Implan kemudian
ditransfer (ASTM F04) untuk menghilangkan partikel HA dan dibersihkan
menggunakan langkah-langkah berikut: air bilas, 3 langkah pembersihan
ultrasonik, air bilas, dekomposisi air suling, alkohol perkelahian, dan pengeringan
udara). The protocol was approved by the ethics committee of our university. (
protokol telah disetujui oleh etika komite universitas kami). Twenty four New
Zealand white mature male rabbits were used for this study. (Dua puluh empat
Pria kulit putih Selandia Baru Kelinci digunakan untuk penelitian ini). The
implants were inserted into the articular femoral knee joint according to a
previously described technique (Figure 2).17 (The implan dimasukkan ke dalam
artikular sendi lutut femoralis menurut a teknik yang dijelaskan sebelumnya (Gbr
2) .17 )

Each rabbit received 2 implants, 1 test (RBM) and 1 control (machined).

(Setiap kelinci menerima 2 implant, 1 test (RBM) dan kontrol 1 (mesin)). A total
of 48 implants (24 control and 24 test) were inserted. (Total 48 implant (24
kontrol dan 24 tes) disertakan). The rabbits were anesthetiz d with intramuscular
injec- tions of fluanisone (0.7 mg/kg body weight) and diazepam (1.5 mg/kg
body weight), and local anesthesia was given using 1 mL of 2%
lidocaine/adrenalin solution. (Kelinci itu anestesi dengan injeksi intramuskular
fluanisone (0,7 mg / kg tubuh berat badan) dan diazepam (1,5 mg / kg penurunan
berat badan), dan anestesi lokal diberikan 1 mL lidocaine / adrenalin 2%
pemukiman). A skin incision with a periosteal flap was used to expose the
articular surface. (Kulit dipotong dengan Flap periosteal digunakan untuk
mengekspos permukaan artikular). The preparation of the bone site was done with
burs under generous saline irrigation. (Persiapan Tulang dibuat dengan buritan di
bawah ini irigasi garam yang dermawan). The implant insertion was performed by
hand. The periosteum and fascia were sutured with catgut and the skin with silk
(Implan penyisipan dilakukan dengan tangan Periosteum dan fascia telah
diarahkan dengan catgut dan kulit dengan sutra.) Two rabbits died in the first 3
days because of postoperative complications; the lost implants were 2 test and 2
controls. (Dua kelinci mati dalam 3 hari pertama karena komplikasi setelah
melahirkan; rugi Implan adalah 2 tes dan 2 kontrol). Four animals were
euthanatized with an overdose of intravenous pentobarbital after 1, 2, 3, and 4
weeks; 6 rabbits were euthanatized after 8 weeks. (Empat hewan telah dikurangi
overdosis pentobarbital intravena setelah 1, 2, 3, dan 4 minggu; 6 kelinci
dikosongkan setelah 8 minggu). A total of 44 implants were retrieved. (Jumlah
dari 44 implan diambil). Implants and surrounding tissues were washed in saline
solution and immediately fixed in 4% paraformaldehyde and 0.1% glutaraldehyde
in a 0.15 molar cacodylate buffer at 4 C and pH 7.4 to be processed for histology.
(Implan dan jaringan sekitarnya dicuci dengan larutan garam dan segera diatur
pada 4% paraformaldehyde dan 0,1% glutaraldehid dalam 0,15 molar buffer
cacodylate pada 40C dan pH 7,4 untuk diproses untuk histologi). The specimens
were processed to obtain thin ground sections with the Precise 1 Automated
System (Assing, Rome, Italy) and were dehydrated in an ascending series of
alcohol rinses and embedded in a glycolmethacrylate resin (Technovit 7200 VLC,
Kulzer, Wehrheim, Germany). (Spesimen telah diproses untuk penipisan bawah
dengan Precise 1 Automated Sistem (Assing, Roma, Italia) 18 dan dehidrasi saat
naik serangkaian pembakar alkohol dan tertanam dalam resin glikolmethacrylate
(Technovit 7200 VLC, Kulzer, Wehrheim, Jerman)). After polymerization, the
specimens were sectioned along their longitudinal axis with a high-precision
diamond disc at about 150m and ground down to about 30m with a specially
designed grinding machine. (Setelah polimerisasi, spesimen telah terbelah
bersama mereka secara longitudinal sumbu dengan berlian presisi tinggi cakram
sekitar 150 µ m dan tanah turun ke sekitar 30 µ m dengan keahlian khusus mesin
penggilingan yang dirancang). A total of 3 slides were obtained for each
implant.The slides were stained with acid and basic fuchsin and toluidine blue.
(Total 3 slide diperoleh untuk masing-masing implan.) (Slide ini diwarnai dengan
asam dan dasar fuchsin dan biru toluidin.) The slides were observed in normal
transmitted light under a Leitz Laborlux microscope (Leitz, Wetzlar, Germany).
(slide diamati dalam pengiriman normal cahaya di bawah mikroskop Leitz
Laborlux (Leitz, Wetzlar, Jerman). The histochemical analysis was done accordin
to a previously published protocol. (The Analisis histokimia dilakukan menurut ke
protokol yang diterbitkan sebelumnya).19

The histomorphometry was done under a Laborlux-S light microscope

(Leitz, Wetzlar, Germany) using an Intel Pentium II 300 MMX, a videoacquired
schedules Matrox, a videocamera, and KS 100 software (Zeiss, Hallbergmoos,
Germany). (Histomorfometri dilakukan di bawah mikroskop cahaya Laborlux-S
(Leitz, Wetzlar, Jerman) menggunakan Intel Pentium II 300 MMX, diperlukan
video Jadwal Matrox, video kamera, dan perangkat lunak KS 100 (Zeiss,
Hallbergmoos, Jerman)). The images acquired were analyzed using the described
software system. ( Gambar yang diperoleh dianalisis menggunakan yang
dijelaskan sistem perangkat lunak. )

FIGURES 1–4. FIGURE 1. The threaded titanium implants used in this study.
(GAMBAR 1-4. GAMBAR 1. Implan titanium implan yang digunakan dalam
penelitian ini). On the left-hand side the resorbable blast material (RBM) implant,
and on the right-hand side is the machined implant. (Di sebelah kiri bahan peledak
yang dapat dijual ulang (RBM) implan, dan di sebelah kanan implan mesin.)
FIGURE 2. The implant is inserted in the femoral knee joint. FIGURE 3. A
machined implant. (GAMBAR 2. Implan dimasukkan ke dalam sendi lutut
femoralis. GAMBAR 3. A mesin implan.) Typical machining grooves are present
on the surface ( x1000). FIGURE 4. A resorbable blast material (RBM) implant.
(Alur pemesinan yang khas ada di permukaan (x 1000). GAMBAR 4. Implan
eksplosif (RBM) yang dapat diabaikan.) The surface is highly irregular with
depressions and small diameter peaks (x1000). (Permukaannya tidak beraturan
dengan kurva dan puncak berdiameter kecil (x 1000).)

Three test and 3 control implants were analyzed under a Leo scanning electron
microscope (Zeiss, Hallbergmoos, Germany). (Tiga tes dan 3 kontrol implan
dianalisis di bawah ini Mikroskop elektron pemindaian Leo (Zeiss, Hallbergmoos,
Jerman).) Roughness measurements were performed for the machined and the
sandblasted implants using a Mitutoyo Surftest211 Profilometer (Mitutoyo
Corporation, Tokyo, Japan): an average of 3 readings was performed for each
surface. (Pengukuran kekasaran dilakukan untuk mesin dan sandblasted implan
menggunakan Mitutoyo Surftest 211 profilometer (Mitutoyo Corporation, Tokyo,
Jepang): rata-rata 3 bacaan dibuat untuk setiap permukaan). A total of 5 machined
and 5 sandblasted implants were analyzed. (Sebanyak 5 mesin dan 5 sandblasted
implan dianalisis.)

Resume : Setiap kelinci menerima 2 implant, 1 test (RBM) dan kontrol 1 (mesin).
A total 48 implant (24 kontrol dan 24 tes) disertakan. Kelinci itu anestesi dengan
injeksi intramuskular fluanisone (0,7 mg / kg tubuh berat badan) dan diazepam
(1,5 mg / kg penurunan berat badan), dan anestesi lokal diberikan 1 mL lidocaine /
adrenalin 2% pemukiman. Kulit dipotong dengan Flap periosteal digunakan untuk
mengekspos permukaan artikular. Persiapan Tulang dibuat dengan buritan di
bawah ini irigasi garam yang dermawan. Implan penyisipan dilakukan dengan
tangan. Periosteum dan fascia telah diarahkan dengan catgut dan kulit dengan
sutra. Dua kelinci mati dalam 3 hari pertama karena komplikasi setelah
melahirkan; rugi Implan adalah 2 tes dan 2 kontrol. Empat hewan telah dikurangi
overdosis pentobarbital intravena setelah 1, 2, 3, dan 4 minggu; 6 kelinci
dikosongkan setelah 8 minggu.

RESULTS (KEPUTUSAN)

Scanning electron microscopy (SEM) (Scanning electron microscopy (SEM))

It was possible to observe on the surface the presence of typical machining

grooves produced by the manufacturing instruments (Figure 3). ( Implant
Machined Adalah mungkin untuk mengamati di permukaan kehadiran mesin biasa
alur yang dihasilkan oleh manufaktur instrumen (Gambar 3)).

Rbm implants (Implant RBM)

The appearance of the implants’ surfaces was glazed and it was possible to
observe a very rough surface produced by the RBM procedure (Figure 4).
(Penampilan permukaan implan telah berlapis dan mungkin untuk mengamati
permukaan kasar yang dihasilkan oleh prosedur RBM (Gambar 4)). The surface
was highly irregular with many depressions and small diameter indentations. (
permukaannya sangat tidak beraturan banyak indentasi dan diameter kecil
perlengkapan.)

Surface Roughness (Kekasaran permukaan)

The surface roughness (Ra) of machined implants was 0.78 µ m, whereas

that of sandblasted implants was 2.14 µ m. (Kekasaran permukaan (Ra) dari mesin
Implan adalah 0,78 µ m, sementara implan injeksi pasir adalah 2.14 µ m.)

Light Microscopy (Mikroskop Cahaya)

One Week (control) (Satu minggu (kontrol) )

At low magnification it was possible to observe the presence of bone

trabeculaenear the implant surface (5.1% ± 0.94% bone-implant contact). (Pada
pembesaran rendah, itu mungkin mengamati keberadaan trabecula tulang dekat
permukaan implan (5,1%± 0,94% kontak tulang implan)). At higher
magnification many actively secreting alkaline phosphatase positive (ALP
±)osteoblasts were observed. (Pada tingkat yang lebih tinggi memperbesar banyak
rahasia aktif alkalin fosfatase positif (ALP±) osteoblas diamati.) In many areas, a
not yet mineralized matrix was present. (Di banyak area, matriks belum re-mineral
sekarang Maurizio Piattelli dkk Jurnal Implanologi)

One Week (test) (Satu minggu (tes) )

Newly formed bone surrounding implant surfaces and many osteoblasts producing
an osteoid matrix were observed. (Implan tulang baru terbentuk di sekitar
permukaan dan banyak osteoblas menghasilkan matriks osteoid diamati). Bone-
implant contact was similar to the control sites (5.1% ± 1.14%). (Hubungan
tulang-implan serupa ke situs kontrol (5,1%± 1,14%)). Many ALP ± osteoblasts
were present and in direct contact with the implant surface (Banyak ALP±
osteoblas telah hadir dan kontak langsung dengan implan permukaan). In other
areas of the implant perimeter it was possible to observe the formation of an
osteoid matrix directly on the implant surface. (Di area implantasi lainnya keliling
dimungkinkan untuk dicatat pembentukan langsung matriks osteoid di permukaan
implan.)
Two Weeks (Control) Dua minggu (kontrol)

An increase in the number of bone trabeculae was observed. Bone trabeculae were
present near the implant surface (15.1%± 1.74% bone-implant contact; Figure 5).
(Meningkatnya jumlah trabekula tulang perhatikan. Tulang trabekula telah hadir
di dekat permukaan implan (15,1%± 1,74% kontak tulang implan; Gambar 5)).
Many ALP± osteoblasts were present, and they were secreting an osteoid matrix
toward the implant surface (ie, in an implantopetal direction). (Banyak ALP±
osteoblas adalah sekarang, dan mereka menyembunyikan osteoid matriks ke
permukaan implan (yaitu, dalam arah implantopetal).)

Two Weeks (Test) (Dua minggu (ujian) )

A bone-implant direct contact in RBM implants was observed (Figure 6). (Implan
tulang tautan langsung di RBM Implan diamati (Gambar 6).) A great quantity of
newly formed bone was observed in close contact with implant RBM surfaces. (
sejumlah besar tulang baru terbentuk diamati dekat dengan implan Permukaan
RBM). Bone-implant contact was 17.1% ± 4.5% and revealed a great percentage
of bone osteoconductivity,which was probably due to the HA particles. (Kontak
tulang-implan 17,1%± 4,5% dan mengungkapkan a persentase osteokonduktivitas
tulang besar, yang mungkin disebabkan oleh Partikel HA). In some fields the
osteoid matrix was undergoing mineralization. (Di beberapa daerah, osteoid
matriks sedang mengalami mineralisasi.)

Three Weeks (Control) (Tiga Minggu (Kontrol) )

A higher quantity of bone (30% ± 1.82% bone-implant contact) and ALP±

osteoblasts around the implants were observed (Figure 7). (Lebih banyak tulang
(30%± 1,82% kontak tulang implan) dan ALP± osteoblas di sekitar implan
diamati (Gambar 7)). A 2- to 5m gap between the newly formed bone and implant
surface was observed. ( 2- hingga 5 m celah antara tulang yang baru terbentuk dan
permukaan implan diamati.)

Three Weeks (Test) (Tiga Minggu (Ujian) )

An increase in the number of ALP± osteoblasts and a bone-implant close contact
of 42.45% ± 2.95% were observed. (Meningkatnya jumlah ALP± penutup
osteoblas dan tulang-implan sebut 42,45%± 2,95% memperhatikan). Many
osteoblasts were located directly on the implant surface (Figure 8), whereas in
other regions an osteoid matrix and bone were present. (Banyak osteoblas berada
langsung di permukaan implan (Gbr 8), sedangkan di daerah lain adalah osteoid
presentasi matriks dan tulang). No gaps were present between the bone and the
implant. (Tidak ada celah hadir di antara tulang dan implan.)

Four Weeks (Control) (Empat Minggu (Kontrol))

Mature bone with few marrow spaces was present (45% ± 1.65% bone-implant
contact). (Tulang matang dengan beberapa ruang sumsum telah hadir (45% ±
1,65% implan tulang) kontak)). A sharp decrease in the number of ALP±
osteoblasts was seen (Tiba-tiba jatuh Nomor ALP± osteoblas terlihat. . Only in a
few areas was bone in direct contact with the implant. (Hanya di beberapa daerah
adalah tulang langsung hubungan dengan implan. )

Four Weeks (Test) (Empat Minggu (Ujian) )

The ALP ± osteoblasts decreased; these cells were present only in a few areas of
the interface. (ALP± penurunan osteoblas; ini sel hanya ada di beberapa area
antarmuka). Mature bone and marrow spaces were present in other areas of the
interface. ( Tulang dan sumsum dewasa ruang hadir di daerah lain antarmuka).
Bone-implant contact was 54.9% 2.80%. ( Kontak tulang-implan 54,9%± 2,80%).

Eight Weeks (Control) (Delapan minggu (kontrol) )

The quantity of bone was slightly higher than that observed at 4 weeks (51%±
1.90% bone-implant contact). (Jumlah tulang sedikit lebih tinggi dari yang
diamati pada 4 minggu (51% ± 1.90% kontak tulang implan)). Only in a few areas
were ALP ± osteoblasts observed. (Hanya di beberapa daerah adalah ALP±
Osteoblas perhatikan). Mature bone appeared in direct contact with the implant
surface (Figure 9), but in many areas a not yet mineralized osteoid matrix was
interposed between mineralized bone and the implant surface. (Tulang matang
muncul secara langsung hubungan dengan permukaan implan (Gambar 9), tetapi
di banyak bidang belummatriks osteoid mengambang antara tulang mineral dan
permukaan implan.)

Eight Weeks (Test) (Delapan minggu(Ujian))

Only a few ALP osteoblasts werepresent. ( Hanya beberapa ALP± osteoblas

adalah sekarang). Mature bone and a not yet mineralized osteoid matrix (although
only in a few areas) were present at the interface (Figure 10). (Tulang matang dan
belum matriks mineral osteoid (meskipun hanya di beberapa area) hadir di
antarmuka (Gambar 10)). Bone-implant contact was 62.3% 4.30%. (Implan tulang
kontak adalah 62,3% ± 4,30%. )

Resume : ALP± penurunan osteoblas sel hanya ada di beberapa area antarmuka.
Tulang dan sumsum dewasa ruang hadir di daerah lain antarmuka. Kontak tulang-
implan 54,9%± 2,80%. Jumlah tulang sedikit lebih tinggi dari yang diamati pada
4 minggu (51% ± 1.90% kontak tulang implan). Hanya di beberapa daerah adalah
ALP± Osteoblas perhatikan. Tulang matang muncul secara langsung hubungan
dengan permukaan implan, tetapi di banyak bidang belummatriks osteoid
mengambang antara tulang mineral dan permukaan implan. Jumlah tulang sedikit
lebih tinggi dari yang diamati pada 4 minggu (51% ± 1.90% kontak tulang
implan). Hanya di beberapa daerah adalah ALP± Osteoblas perhatikan. Tulang
matang muncul secara langsung hubungan dengan permukaan implan

Statistical analysis (Analisis statistik)

As expected, in both experimental groups the percentage of direct boneimplant

contact showed a statistically significant increase (test implants, F 1424.1, P .001;
control implants, F2764.6, P .001) through the study period. ( Seperti yang
diharapkan, di kedua eksperimen sekelompok persentase tulang langsung kontak
ditampilkan secara statistik peningkatan yang signifikan (uji implant, F =1424.1,
P < .001; kontrol implan, F = 2764.6, P <.001) melalui periode peninjauan). A
statistically significant greater amount of bone contact was observed in test
implants from the third week as compared with control implants (P.001). (Lebih
signifikan secara statistik Jumlah hubungan tulang diamati dalam tes implan dari
minggu ketiga sebagai dibandingkan dengan kontrol implan (P.<.001).)
Resume : Seperti yang diharapkan, di kedua eksperimen sekelompok persentase
tulang langsung kontak ditampilkan secara statistik peningkatan yang signifikan
(uji implant, F =1424.1, P < .001; kontrol implan, F = 2764.6, P <.001) melalui
periode peninjauan. (Lebih signifikan secara statistik Jumlah hubungan tulang
diamati dalam tes implan dari minggu ketiga sebagai dibandingkan dengan
kontrol implan (P.<.001).

DISCUSSION (DISKUSI )

The aim of the present study was a comparison of the response in implants
with a machined surface and Maurizio Piattelli et al implants with a surface
sandblasted with HA particles (RBM). (Tujuan dari penelitian ini adalah: a rasio
respons implan dengan permukaan mesin dan implan dengan permukaan yang
robek dengan partikel HA (RBM)). In machined implants, after 4 to 8 weeks
mature one appeared in direct contact with the implant surface, but in many areas
a not yet mineralized osteoid matrix was interposed between mineralized bone
and the implant surface. (Di mesin implan, setelah 4 hingga 8 minggu kedewasaan
tulang muncul langsung dengan permukaan implan, tetapi di banyak area matriks
osteoid belum menjadi mineral telah diisolasi di antara mineral permukaan tulang
dan implan). In RBM implants, on the contrary, many alkaline phosphatase
positive osteoblasts were present and in direct contact with the implant surface.
(Di RBM implan, sebaliknya, banyak alkali osteoblas fosfatase positif hadir dan
bersentuhan langsung dengan permukaan implan). In other areas of the implant
perimeter it was possible to observe the formation of an osteoid matrix directly on
the implant surface. (Di daerah lain di Malaysia perimeter implan dimungkinkan
untuk mengamati pembentukan osteoid matriks langsung di permukaan implan).
From the third week a great percentage of bone-implant close contact was present
in RBM implants, and this percentage increased after 4 and 8 weeks. (Dari
minggu ketiga persentase besar Hubungan dekat tulang-implan adalah ada dalam
implan RBM, dan persentase ini meningkat setelah 4 dan 8 minggu). In
conclusion, a higher bone-implant contact percentage was observed with the
sandblasted RBM implants, and this surface could be considered more
osteoconductive than a machined one. T (Kesimpulannya, implan tulang lebih
tinggi Persentase kontak diamati dengan sand RBM implant, dan Permukaan ini
bisa dianggap lebih osteokonduktif daripada satu mesin). The geometric surface
properties seem to affect the components of the cell cytoskeleton involved in cell
spreading and locomotion. (Fitur permukaan geometris tampaknya
mempengaruhi komponen sitoskeleton sel yang terlibat dalam sel spread dan
locomotion.) Surface roughness can also have an affect on the wettability features
of a solid: this wettability seems to have an affect on the configuration and
conformation of the proteins deposited on the surface and are important in cell
adhesion. (Permukaan Kekasaran juga bisa mempengaruhi karakteristik
wettability dari padatan: ini kebosanan tampaknya berpengaruh konfigurasi dan
kustomisasi protein yang disimpan di permukaan dan penting dalam
menempelkan sel). Cochran et al7 20 found significantly less coronal bone loss
for sandblasted and acid-etched (SLA) implants, and this could be due to the
higher osteoconductive properties of the SLA surface. (Cochran et al7 ditemukan
kurang Kerusakan tulang koronal untuk sandblasted dan implan asam-terukir
(SLA), dan ini dapat disebabkan oleh osteokonduktif yang lebih tinggi Sifat
permukaan SLA). Bowers et al found that the highest quantity of attached cells
was found on the rough, irregular, sandblasted surfaces. (Bowers dkk
menemukan yang tertinggi jumlah sel yang ditemukan permukaan kasar, tidak
beraturan dan berpasir). In the future, research efforts should be aimed at finding
an optimal surface microroughness and an improved understanding of the
relationship between the cytoskeletal arrangement of the cells and the
development of an underlying extracellular matrix and the surface
micromorphology. (Di masa depan, upaya penelitian harus ditujukan untuk
menemukan yang optimal microgoughness permukaan dan perbaikan mengerti
hubungan itu antara urutan cytoskeletal sel dan perkembangannya matriks
ekstraseluler yang mendasari dan permukaan mikromorfologi).9 The fact that
some cells can orient in the grooves of micromachined surfaces supports the
concept that cells are sensitive to microtopography. 13 (Fakta bahwa beberapa sel
dapat berorientasi alur permukaan micromachined mendukung konsep bahwa sel
sensitif untuk microtopography).13
FIGURES 5–8. FIGURE 5. A machined implant. (GAMBAR 5-8. GAMBAR 5.
Implan mesin). After 2 weeks it is possible to observe newly formed bone
trabeculae that are separated by a small gap from the implant surface (acid
fuchsin-toluidine blue x100). (Setelah 2 minggu dimungkinkan untuk melihat
tulang trabekula yang baru terbentuk dipisahkan oleh celah kecil dari permukaan
implan (asam fuchsin-toluidine biru x100).) FIGURE 6A resorbable blast material
(RBM) implant. (GAMBAR 6. Implan eksplosif (RBM) yang dapat diabaikan).
Osteoblasts are deposing an osteoid matrix and bone directly on the implant
surface (acid fuchsin-toluidine blue 100). (Osteoblas merusak matriks dan tulang
osteoid langsung di permukaan implan (asam biru fuchsin-toluidine 100)).
FIGURE 7. A machined implant. (GAMBAR 7. Implan mesin.) The osteoblasts
are producing bone toward the implant surface (acid fuchsin-toluidine blue x100).
(Osteoblas menghasilkan tulang ke arah permukaan implan (asam fuchsin-
toluidine biru x 100)). FIGURE 8. A resorbable blast material (RBM) implant.
(GAMBAR 8. Bahan eksplosif yang bisa diabaikan Implan (RBMs).) A rim of
osteoblasts is deposing an osteoid matrix and bone directly on the implant surface
(acid fuchsin-toluidine blue x200). (Satu lapisan osteoblas merusak matriks
osteoid dan tulang langsung di permukaan implan (asam biru fuchsin-toluidine
x200).)

FIGURE 9. A machined implant. Mature bone is present around the implant (acid
fuchsin-toluidine blue 12). (GAMBAR 9. Implan mesin. Tulang dewasa berada di
sekitar implan (asam fuchsin-toluidine biru 12)). FIGURE 10. A resorbable blast
material (RBM) implant. A high bone-implant contact percentage is present (acid
fuchsin-toluidine blue 12). (GAMBAR 10. Dapat diterima implant implant
(RBM). Persentase kontak tulang implan tinggi hadir (asam fuchsin-toluidine biru
x12).)

Bowers et al concluded that sandblasted implants provide a unique environment

and opportunity for initial cell attachment. (Bowers et al9 menyimpulkan bahwa
implan pasir berbahaya menyediakan lingkungan yang unik dan peluang untuk
lampiran sel awal). The morphometric analysis showed a relationship between the
increase in bone-implant contact and the surface roughness. (Analisis morfometrik
menunjukkan hubungan antara peningkatan di tulang-implan dan kekasaran
permukaan). The diameter of blasting particles also seems important. (Diameter
partikel eksplosif juga tampak penting). Wennerberg et al 21 found that the
percentage of bone-implant contact was greater for 25 µ m than 250 µ m; that the
surface roughness measurement (Ra) was 0.82, 1.32, and 2.11 for implants blasted
10,22,24 21–24
with 25, 75, and 250 µ m, respectively ; and that a stronger
inflammatory response was seen with the latter. (Wennerberg et al21-24
menemukan itu persentase kontak tulang implan lebih besar dari 25 µ m dari 250
µ m; bahwa pengukuran kekasaran permukaan (Ra) adalah 0,82, 1,32, dan 2,11
untuk Implan ditanamkan dengan 25, 75, dan 250 µ m, masing-masing.10,22,24; dan
itu lebih kuat peradangan reaksi terlihat dengan yang kedua). This fact could be
due to an increasing ionic leakage related to the increased surface roughness.
(Fakta ini bisa disebabkan untuk meningkatkan kebocoran ionik terkait untuk
meningkatkan kekasaran permukaan).22,24 Our histomorphometric results showed
a significantly higher percentage of bone -implant contact from the third week
onward, and these values are similar to those reported by Gotfredsen et al. 14
(Hasil histomorfometri kami menunjukkan Persentase jauh lebih tinggi daripada
sentuhan tulang implan dari yang ketiga minggu depan, dan nilai-nilai ini seperti
yang dilaporkan oleh Gotfredsen et al.14 ) These data could be related to the
higher surface roughness measurements of the RBM-sandblasted implants: the
values (Ra) were 2.14 vs 0.78 m for the machined control implants. (Data ini
dapat dikaitkan dengan pengukuran kekasaran permukaan yang lebih tinggi RBM-
sandblasted implants: Nilai (Ra) adalah 2,14 vs 0,78 µ m untuk implan kontrol
mesin). A different type of bone growth 22,24 was found around the machined
and the RBM implants: in the first group, the bone growth was implantopetal (ie,
from the host bed toward the implant surface), whereas in the second group the
growth appeared to be implantofugal (ie, from the implant toward the host bed).
(Berbagai jenis pertumbuhan tulang ditemukan di sekitar mesin dan implant
RBM: di batch pertama, pertumbuhan tulang implantopetal (yaitu, dari tempat
tidur tuan rumah ke implan permukaan), sedangkan di kelompok kedua
pertumbuhannya tampaknya implantofugal (yaitu dari implan menuju host bed))
.8,25 This fact could explain, together with the apparently higher osteoconductive
properties of an RBM surface, the significantly higher boneimplant contact
percentages observed in our study. ( Fakta ini bisa menjelaskan, bersama dengan
osteokonduktif yang lebih tinggi Properti RBM permukaan, tulang jauh lebih
tinggi persentase hubungan yang diamati dalam penelitian kami). More studies are
certainly needed, especially regarding the removal torque evaluations of implants
with different surface morphologies, 8,25 in order to try to find the surface that
could offer the best anchorage for dental implants. (Lebih banyak ulasan definitif
diperlukan terutama pada penghapusan evaluasi torsi implan dengan morfologi
permukaan yang berbeda, 24 untuk mencoba menemukan permukaannya dapat
menawarkan port terbaik untuk kedokteran gigi implan). It must also be stressed
that the different type of bone growth (implantofugal vs implantopetal) and the
higher bone-implant contact percentage found around RBM implants could be
especially useful in exacting clinical conditions like poor quality bone and early or
immediate loading. (Itu juga harus ditekankan bahwa berbagai jenis pertumbuhan
tulang (implantofugal vs implantopetal) dan persentase implantasi tulang lebih
tinggi ditemukan di sekitar implan RBM bisa sangat berguna dalam menuntut
kondisi klinis seperti kualitas buruk tulang dan beban awal atau langsung.)

Resume : Kesimpulannya, implan tulang lebih tinggi Persentase kontak diamati

dengan sand RBM implant, dan Permukaan ini bisa dianggap lebih osteokonduktif
daripada mesin. Fitur permukaan geometris tampaknya mempengaruhi komponen
sitoskeleton sel yang terlibat dalam sel spread dan locomotion.20 Permukaan
Kekasaran juga bisa mempengaruhi karakteristik wettability dari padatan: ini
kebosanan tampaknya berpengaruh konfigurasi dan kustomisasi protein yang
disimpan di permukaan dan penting dalam menempelkan sel. Cochran et al7
ditemukan kurang Kerusakan tulang koronal untuk sandblasted dan implan asam-
terukir (SLA), dan ini dapat disebabkan oleh osteokonduktif yang lebih tinggi
Sifat permukaan SLA. Fakta ini bisa menjelaskan, bersama dengan
osteokonduktif yang lebih tinggi Properti RBM permukaan, tulang jauh lebih
tinggi persentase hubungan yang diamati dalam penelitian kami.