Professional Documents
Culture Documents
3144 11860 2 PB PDF
3144 11860 2 PB PDF
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the main factors abortion in area of Agam Regency with 119
pregnant mothers in 2016 by using cross sectional approach and logistic binary regression test
analysis. The results found that 14.3% of mothers encountered abortion. There were six variables that
had significant relationship to major risk factors; mother’s education level (OR 6.161), mother’s
occupation (OR 8,000), family economic status (OR 0.138), mother’s psychology (OR 5,497), husband’s
role (OR 0, 95) and Ante Natal Care (ANC) quality (OR 10,714). Meanwhile mother’s age and parity
were considered insignificant. The result of logistic regression test found that ANC quality p = 0,021,
95% CI, Exp B 6.871 was the major risk factor of abortion and the confounding factors were mother’s
education level, family economic status and husband role due to change of OR> 10% in Agam regency
in 2016. Concultion is the implementation quality of ANC can decrease abortion. Researcher expects
that the Head of Health Department do coaching health workers to improve the quality of integrated
ANC.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor utama abortus di wilayah kabupaten Agam kepada 119
ibu hamil tahun 2016 dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan analisis uji regresi logistic
binary. Hasil penelitian ditemukan 14,3% ibu mengalami abortus, variabel tingkat pendidikan ibu (OR
6.161), pekerjaan ibu (OR 8.000), status ekonomi keluarga ibu (OR 0.138), kondisi psikologis ibu (OR
5,497), peran suami (OR 0,95) dan kualitas Ante Natal Care (ANC) (OR 10,714)terdapat hubungan
yang bermakna sebagai faktor risiko abortus. Dan variabelusia ibu, paritas tidak menjadi faktor risiko
penyebab abortus. Hasil uji regersi logistic ditemukan kualitas ANC p=0,021, CI 95%, Exp B 6.871
adalah faktor risiko utama abortus dan variabel tingkat pendidikan ibu, status ekonomi keluarga dan
peran suami menjadi faktor confounding karena perubahan OR> 10% di Kecamatan IV Koto tahun
2016. Kesimpulan pelaksanaan ANC berkualitas dapat menurunkan kejadian abortus, Harapan peneliti
kepada dinas kesehatan untuk melakukan pembinaan sumber daya kesehatan untuk meningkatkankan
kualitas ANC terpadu.
kali untuk mengalami abortus kejadian abortus sebesar 10%. Hasil uji
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak statistik didapatkan p value 0,278 (>0,05)
bekerja. artinya tidak ada hubungan yang bermakna
Diketahui juga bahwa kejadian antara jumlah paritas dengan kejadian
abortus lebih tinggi pada ibu dengan status abortus.
ekonomi tidak miskin dengan kejadian Diketahui bahwa kejadian abortus
abortus sebesar 25,9% dibandingkan lebih tinggi terjadi pada ibu hamil dengan
dengan ibu hamil dengan status ekonomi suami yang berperan dalam perawatan
miskin dimana kejadian abortus hanya kehamilan istrinya yaitu 54,5%
4,6%. Dari hasil uji statistik didapatkan p dibandingkan dengan ibu hamil yang
value 0,002 (<0,05) artinya ada hubungan suaminya tidak berperan dengan kejadian
yang bermakna antara status ekonomi abortus sebanyak 10,2%. Dari hasil uji
dengan kejadian abortus pada ibu hamil. statistik didapatkan p value 0,001 artinya
Hasil uji statistik diperoleh nilai OR sebesar ada hubungan yang bermakna antara peran
0,138 artinya ibu hamil dengan status suami dengan kejadian abortus, dan juga
ekonomi miskin merupakan faktor diperoleh nilai OR sebesar 0,95 artinya ibu
pencegah untuk mengalami abortus hamil yang memiliki suami tidak
dibandingkan dengan ibu hamil dengan melaksanakan perannya sebagai suami ibu
status ekonomi tidak miskin. hamil menjadi faktor pencegah bagi ibu
Diketahui juga kejadian abortus untuk tidak mengalami abortus
terbanyak terjadi pada ibu hamil dengan dibandingkan dengan ibu hamil yang
gangguan psikologis dengan kejadian memiliki suami lebih berperan dikala ibu
abortus sebesar 27,9% dibandingkan sedang hamil.
dengan ibu hamil yang tidak mengalami Tabel 1 ini juga diketahui bahwa ibu
gangguan psikologis dengan kejadian hamil yang mengalami abortus lebih tinggi
abortus sebanyak 6,6%. Hasil uji statistik pada ibu hamil yang tidak mendapatkan
didapatkan p value 0,003 (<0,05) artinya pelayanan ANC yang tidak berkualitas
ada hubungan yang bermakna antara yaitu 26,3% dibandingkan dengan ibu
gangguan kondisi psikologis ibu hamil hamil yang mendapatkan pelayanan ante
dengan kejadian abortus, dan juga natal care yang berkualitas dengan
diperoleh nilai OR sebesar 5,497 yang kejadian abortus sebanyak 3,2%. Hasil uji
artinya ibu hamil dengan gangguan statistis didapatkan p value 0,001(<0,05)
psikologis memiliki peluang sebesar 5,497 yang artinya ada hubungan bermakna
kali untuk mengalami abortus antara ibu hamil yang mendapatkan ANC
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak tidak berkualitas dengan kejadian abortus.
mengalami gangguan psikologis. Hasil uji statistik juga ditemukan nilai OR
Dapat diketahui juga bahwa kejadian sebesar 10,714 yang artinya ibu hamil
abortus lebih tinggi pada ibu hamil dengan dengan ANC tidak berkualitas memiliki
jumlah paritas berisiko yaitu sebesar 18,6% peluang 10,714 kali untuk mengalami
dibandingkan dengan ibu hamil dengan abortus dibandingkan dengan ibu hamil
jumlah paritas tidak berisiko dengan yang mendapatkan ANC berkualitas
Tabel 2 Hasil Uji Regresi Logistik Binary
95% C.I for
No Variabel Model 1 Model 2 Model 3 EXP (B) EXP (B)
Lower Upper
1 Pendidikan ibu hamil 0.156 0.139 0.088 4.560 0.796 26.124
2 Pekerjaan ibu hamil 0.625 - 1.723 0.162 18.307
3 Status ekonomi ibu hamil 0.224 0.141 0.092 0.260 0.054 1.247
4 Kondisi psikologis ibu hamil 0.163 0.134 - 2.779 0.730 10.587
5 Peran suami 0.044 0.030 0.024 0.134 0.024 0.765
6 Kualitas ante natal care care 0.053 0.052 0.021 6.871 1.338 35.274
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui hubungan antara usia ibu hamil dengan
bahwa variabel yang dikeluarkan secara kejadian abortus. Penelitian ini berbeda
bertahap dimulai dari tahap 1 yaitu variabel dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang memiliki nilai p terbesar yaitu Henik wahyuni (2011) di Kabupaten Kubu
variabel pekerjaan ibu hamil (p=0,625), Raya Kalimantan Barat yang mendapatkan
tahap 2 yaitu variabel kondisi psikologis bahwa ada hubungan antara usia ibu hamil
ibu hamil (p=0,134), dan pada tahap 3 dengan kejadian abortus dimana p value =
terlihat variabel kualitas ANC menjadi 0,018. Hasil serupa juga ditemukan oleh
variabel yang memiliki nilai p terkecil yaitu Noordiati (2014) di RSUD Dr.Doris
0,021 dengan CI 95% Exp B 6.871 yang Sylvanus Palangkaraya Kalimantan Barat
artinya ibu hamil dengan kualitas ANC dimana ada hubungan yang signifikan atara
yang tidak berkualitas memiliki peluang usia ibu dengan kejadian abortus, setelah
6.871 kali untuk mengalami abortus dilakukan uji statistik diperoleh nilai
didalam kehamilannya, dan menjadi p=0,0084, dan OR= 3,6 (95% CI= 1,17-
variabel paling dominan dalam penelitian 11,06).
ini. Penelitian yang dilakukan oleh Elvira
Setelah dilakukan analisis ditemukan (2013) di Rokan Hulu Riau juga
adanya counfounding karena terdapat menemukan bahwa ada hubungan yang
perubahan OR>10% yaitu pada variabel: signifikan antara usia ibu hamil dengan
variabel pendidikan, Perubahan OR= kejadian abortus dimana setelah dilakukan
4,560-3,686/4,560= uji statistik ditemukan p value 0,032.
0,19x100=19,1.Variabel status ekonomi Hal ini sesuai dengan teori yang
keluarga Perubahan OR= 0,260- mengatakan bahwa risiko terjadinya
1,349/0,260= 0,342 x 100 = 34,2. Variabel abortus spontan meningkat pada usia > 35
peran suami Perubahan OR= 0,134- tahun sebesar 26 % dan pada usia < 20
0,153/0,134 = 0,141 x 100 = 14,1. Pada tahun sebesar 12 % bersamaan dengan
variabel tingkat pendidikan ibu, status peningkatan usia ibu (Cunningham,1995).
ekonomi keluarga ibu hamil, dan peran Hasil penelitian ini juga berbeda dengan
suami memiliki nilai perubahan OR >10% hasil penelitian yang dilakukan Kusniati
maka ketiga variabel ini menjadi variabel (2007) dengan p value 0,005 dan dapat
counfoding pada penelitian ini.Berdasarkan dijelaskan bahwa ada hubungan yang
hasil penelitian tersebut dapat dibahas bermakna antara umur ibu dengan kejadian
bahwa: abortus spontan disebabkan karena
1. Hubungan Faktor Risiko Ibu Hamil pasangan usia subur masih kurang
Dengan Kejadian Abortus Di memahami tentang usia reproduksi sehat.
Wilayah Kerja Puskesmas Pengaruh negatif peningkatan usia
Kecamatan IV Koto Kabupaten ibu terhadap outcome kehamilan dapat
Agam Tahun 2015 dinilai dari penurunnya fertilitas,
Usia pada penjelasan sebelumnya keguguran, abnormalitas kromosom,
menunjukkan kematang fisik, psikologis komplikasi hipertensi dan stillbirth, karena
dan sosial seseorang (Prawiriharjo, 2002), semakin tua umur ibu berpengaruh
usia ibu yang belum siap menerima terhadap fungsi ovarium, dimana sel telur
kehamilan akan berpengaruh terhadap yang berkualitas akan semakin sedikit,
proses pembentukan kehamilan dan yang berakibat abnormalitas kromosom
pemeliharaan kehamilan yang berakibat hasil konsepsi yang selanjutnya akan sulit
pada ketidak mampuan menerima berkembang.
kehamilan. Dilihat dari hasil penelitian ini
Penelitian ini sejalan dengan dibandingkan dengan penelitian orang lain
penelitian yang dilakukan oleh Tyagita dan teori yang ada cukup berbeda, hal ini
(2011) di Tugurejo bahwa tidak adanya ditemukan oleh peneliti karena usia ibu
bahwa tingkat pendidikan ibu hamil hamil yang mengalami abortus di wilayah
mempengaruhi kejadian abortus dengan p kerja Puskesmas Kecamatan IV Koto ini
value 0,016. Menurut Gunarsa dalam sangat membutuhkan pendidikan kesehatan
Kurniati (2004) menyebutkan bahwa yang adekuat walaupun dalam
tingkat pendidikan ibu secara langsung kenyataannya sangat sulit bagi mereka
maupun tidak langsung, mempengaruhi memahami materi pendidikan kesehatan
baik dalam melakukan perawatan yang diberikan terkait dengan tingkat
kehamilan . pendidikan yang rendah tersebut.
Menurut peneliti pendidikan tentu Pendidikan yang rendah ini terjadi karena
berpengaruh banyak dengan tingkat status ekonomi mereka yang masih rendah,
kesejahteraan masyarakat, umumnya demikian juga dengan wanita usia subur
masyarakat yang memiliki pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
tinggi akan lebih sejahtera, karena mereka Kecamatan IV Koto dengan tingkat
mengetahui bagaimana cara mencari jalan pendidikan yang rendah.
keluar dari masalah-masalah mereka karena Solusinya ibu dengan tingkat
mereka memiliki potensi sumberdaya pendidikan yang rendah dapat menjadi
manusia yang lebih baik pula. Status faktor risiko terjadinya abortus, sehingga
pendidikan ibu hamil di Kecamatan IV bagi tenaga kesehatan yang melakukan
Koto dapat dipengaruhi oleh beberapa perawatan ANC kepada ibu hamil dengan
faktor seperti lingkungan yang tidak tingkat pendidikan yang rendah ini
mendukung, karena sebagian besar memberikan perhatian yang lebih
penduduk di Kecamatan IV Koto masih kepadanya, atau solusi lain dapat juga
berada pada tingkat pendidikan menengah memberikan pendidikan kesehatan bahwa
kebawah, sehingga dukungan lingkungan ibu dengan tingkat pendidikan rendah
keluarga untuk mendapatkan pendidikan diusahakan mengefektifkan kelompok
tinggi sangat kurang sehingga remaja kelas ibu hamil, dan kelompok UKBM.
maupun orang dewasa di Kecamatan IV Rendahnya tingkat pendidikan ibu
Koto akan lebih banyak bekerja kesawah mempersempit area ibu untuk mendapatkan
dibandingkan dengan sekolah. pekerjaan yang layak untuk memenuhi
Peneliti melihat rendahnya tingkat kebutuhan hidup sehari-hari termasuk saat
pendidikan ibu hamil mempengaruhi hamil, pekerjaan juga dapat diartikan
kemampuan ibu hamil dan keluarga dalam dengan aktifitas ibu hamil, bukanlah
menyerap materi atau ilmu pengetahuan bekerja diluar rumah atau institusi tertentu,
yang diberikan oleh tenaga kesehatan tetapi termasuk aktifitas dan kegiatan
dalam merawat kehamilan melalui didalam rumah tangga, termasuk mengasuh
pendidikan kesehatan yang diberikan saat anak, yang penting untuk diperhatikan
ibu hamil melakukan ANC. adalah keseimbangan dan toleran dalam
Rendahnya tingkat pendidikan ibu pekerjaan, dan apakah pekerjaan tersebut
juga akan mempengaruhi kemampuan ibu membahayakan kehamilan, termasuk
dalam merawat kehamilannya seperti bahaya terhadap stress pekerjaan, paparan
kemampuan penenuhan kebutuhan gizi radiasi, suhu, dan kapasitas fisik ibu (Yuni
didalam mengolah makanan yang minim Kusmiyati, 2010).
jumlah dan variasinya yang juga kurang, Hasil penelitian Retno Restuargo
sehingga dapat menimbulkan masalah (2008) dalam penelitiannya disemarang
gangguan status gizi karena ketidak juga menemukan ada hubungan yang
mampuan mengolah makanan dengan signifikan antara ibu hamil bekerja dengan
benar. kejadian abortus dibandingkan dengan ibu
Menurut peneliti dari 17 ibu hamil hamil tidak beker dimana didapatkan p
yang abortus 15 orang dengan tingkat value= 0,0001, namun pekerjaan yang
pendidikan yang rendah, sehingga ibu memiliki beban kerja yang lebihan yang
tidak sesuai dengan kemampuan ibu hamil mau mengerjakannya, termasuk ibu hamil
seperti mengangkat beban berat, waktu yang turut berpartisipasi melakukan
kerja lebih dari 5 jam, stress psikologis pekerjaan itu dengan membuat menerima
yang disebabkan oleh perkerjaan hal itu lah upah per kiloan bahan yang mau dibentuk.
yang menjadi salah satu faktor risiko dari Peneliti melihat kondisi ini
kejadian abortus (Misroh. 2012). merupakan kondisi yang belum bisa untuk
Menurut peneliti ibu hamil di wilayah kurangi bahkan dihindari oleh ibu hamil
kerja Puskesmas Kecamatan IV Koto sebagai pekerja, karena status ekonomi
mayoritas adalah ibu-ibu hamil dengan mereka yang masih lemah, sementara
pekerjaan tambahan selain ibu rumah kebutuhan hidup terus meningkat sehingga
tangga, observasi peneliti ibu hamil yang hal ini sulit untuk dikendalikan terutama
bekerja mengalami beban kerja yang oleh petugas kesehatan yang ada di wilayah
berlebihan, dimana dalam bekerja peneliti kerja Puskemas Kecamatan IV Koto.
menemukan ibu hamil sering mengangkat Hasil wawancara dengan bidang
hasil pertaniannya, berjalan ke ladang yang promosi kesehatan yang ada di Dinas
jaraknya tidak terlalu jauh namun posisi Kesehatan tidak aktif sebagaimana
ladang dilereng Gunung Singgalang diharapkan oleh semua bidang bahwa
membuat ibu hamil harus kuat mendaki kegiatan promosi kesehatan sebenarnya
lereng tersebut setiap hari dari pagi sampai telah diserahkan kemasing-masing bidang
sore dengan lama kerja sekitar 6-7 jam yang ada, sehingga masing-masing
sehari. program mengetahui masalah kesehatan
Bagi ibu hamil yang tidak ke ladang spesifik yang ada dilapangan, sehingga
seperti menjahit tenun suji Koto Gadang bidang promosi lebih berperan pada kasus-
peneliti juga mengobservasi bahwa kasus dengan Kejadian Luar Biasa (KLB),
pekerjaan yang dilakukan ibu tidaklah begitu juga dengan pengadaan leaflet dan
mengangkat beban yang berat atau berjalan banner yang tersedia juga tidak ada yang
jauh, namun lebih kepada jam kerja yang spesifik menjurus kepada komplikasi
memanjang, untuk pekerjaan di rumah lama kehamilan terutama abortus.
kerja bisa >10 jam karena setelah pekerjaan Menurut peneliti perlu kiranya garis
rumah tangga selesai, maka pekerjaan uraian tugas (job diskription) yang jelas,
menjahit tangan suji dilanjutkan ibu sampai sehingga fungsi Puskesmas sebagai
larut malam karena jahitan harus selesai penggerak promosi dan preventif lebih
tepat waktu, sehingga harus diselesaikan nyata terlihat, dan mengurangi aktifitas
sesegera mungkin, sehingga kuratif dan rehabilitative sehingga kembali
mengakibatkan keletihan karena kurang kejati diri sebenarnya Puskesmas yanitu
istirahatnya ibu hamil, hasil wawancara sebagian besar kegiatan bergerak dibidang
dengan ibu hamil upah yang mencapai 1 promosi kesehatan dan preventif. Termasuk
juta 1 helai kain lah yang mendorong penjelasan mengenai kondisi ibu yang
mereka untuk mau mengerjakan jahitan bekerja dengan kejadian abortus, karena
sampai larut malam. saat ini dilapang penelitian pekerjaan
Bidan pelaksana juga mengatakan ibu belum bisa dihindari oleh ibu hamil karena
hamil yang menjahit biasanya sampai larut terkait dengan status ekonomi mereka
malam sehingga saat esok harinya ibu sebagian besar adalah miskin.
hamil melakukan ANC sudah tampak Kegiatan usaha yang dilakukan ibu
keletihan karena kurang istirahat. untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat
Kecamatan IV Koto juga merupakan mempengaruhi kondisi status ekonomi
central produksi makanan khas Kota keluarga ibu hamil. Status ekonomi
Bukittinggi yaitu karupuak karak kaliang keluarga adalah besarnya pendapatan yang
dan karak kaliang talua, kegiatan produksi diterima rumah tangga, dan kondisi ini
ini melibatkan seluruh warga Nagari yang dapat menggambarkan kesejahteraan suatu
keluarga, namun data pendapatan yang anemia salah satunya status ekonomi,
akuran sangat sulit diperoleh, sehingga karena ekonomi seseorang mempengaruhi
didekati melalui data kuesioner standar dalam pemilihan makanan yang akan
Badan Pusat Statisti (BPS, 2013). dikonsumsi sehari-hari, seseorang dengan
Menurut Depkes RI (2000) dalam ekonomi tinggi kemudian hamil maka
Firman (2010) menjelaskan peran status kemungkinan besar sekali gizi yang
ekonomi dalam kesehatan sangat dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang, pemeriksaan membuat gizi ibu semakin
dan cenderung mempunyai ketakutan akan terpantau (Atikah Proverawati dan Siti
besarnya biaya untuk pemeriksaan, Asfuah, 2009 dalam Henik wahyuni 2011).
perawatan kesehatan dan persalinan. Ibu Berdasarkan hasil penelitian menurut
hamil dengan status ekonomi yang asumsi peneliti hasil penelitian yang
memadai akan mudah memperoleh menunjukkan ibu hamil dengan status
informasi yang dibutuhkan dibanding ekonomi baik justru banyak mengalami
dengan ibu yang memiliki status ekonomi abortus dibandingkan dengan ibu hamil
rendah. dengan status ekonomi rendah. Penelitian
Latar belakang status ekonomi yang karena dipengaruhi oleh gaya hidup
keluarga terutama kepada ibu hamil ibu hamil itu sendiri bila ibu memiliki
merupakan salah satu unsur penting yang status ekonomi baik yang lebih sering
ikut menentukan jenis dan jumlah makanan makan jajanan luar yang tidak hygienis saat
yang dikonsumsi oleh keluarga termasuk hamil. Hal itu bisa saja terjadi karena ibu
yang dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal terinfeksi virus Cytomegalovirus (CMV)
berbeda ditemukan oleh Atikah salah satu virus DNA dari keluarga virus
Proverawati dan Siti Asfuah (2009) dimana Herpes yang mempunyai kemampuan
ibu hamil yang memiliki status ekonomi latensi didalam tubuh.Infeksi CMV
lebih tinggi akan melakukan pemilihan berjalan asimptomatik pada penderita,
makanan untuk konsumsi keluarga tidak sistem imun tubuh tetap baik, namun
hanya didasarkan untuk memenuhi selera apabila individu berada dalam kondisi imun
keluarga saja tetapi juga didasarkan atas belum matang atau tertekan dapat
pemenuhan kebutuhan zat gizi dan menimbulkan gejala klinik yang nyata dan
kemampuan keluarga (dalam Henik 2011). berat (Suromo, 2007).
Hal sama menurut Hariyani Transmisi CMV terjadi melalui
Sulistyoningsi (2011) dalam Misroh kontak langsung dengan sekret, tidak
(2012), pendidikan kesehatan ibu hamil langsung, kontak seksual, transfusi darah,
tentang kadarzi dalam hal ini biasanya transplantasi organ dan
berkaitan dengan pengetahuan, akan urin.Cytomegalovirus juga dapat melewati
berpengaruh terhadap pemilihan bahan plasenta selama masa kehamilan sehingga
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi, menyebabkan infeksi in utero (Joseph,
misalnya prinsip yang dimiliki seseorang 2005).
dengan status ekonomi keluarga yang Infeksi CMV menyebabkan abortus,
rendah biasanya adalah yang penting pertumbuhan janin terhambat, cacat
menyenangkan tanpa memperhatikan bawaan pada wanita hamil serta
kualitas bahan makanan dan pengolahan permasalahan infertilitas (Mulyono,
makanan tersebut, sebaliknya kelompok 1998).Tempat umum memiliki potensi
orang dengan status ekonomi tinggi sebagai tempat penularan penyakit ataupun
memiliki kecendrungan memilih bahan gangguan kesehatan lainnya.Makan di
makanan yang bergizi, bervariasi dengan warung lesehan merupakan salah satu
kualitas bahan yang lebih baik. tempat umum dimana banyak dikunjungi
Faktor-faktor yang mempengaruhi oleh dewasa muda.Pencucian alat makan
gizi ibu hamil terutama untuk kejadian yang kurang bersih bisa meningkatkan
risiko penularan penyakit yang berasal dari status ekonomi rendah yang
penularannya melalui secret seperti saliva diawal menjadi faktor risiko yang dapat
(Chandra, 2007). menyumbang kasus abortus, namun untuk
Muhammad Gugun. A (2012) penelitian ini penyataan tersebut tidak bisa
menyatakan bahwa wanita yang bekerja dibuktikan karena 3orang ibu dengan status
seperti pegawai negari sipil, swasta, ekonomi yang rendah tersebut memiliki
wiraswasta, dan bahkan pelajar yang pekerjaan sebagai pedagang, artinya ibu
memiliki ekonomi baik cendrung untuk ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan
makan diluar rumah seperti makan di keluarga. 3 dari ibu tersebut terlihat bahwa
lesehan dengan pencucian alat makan yang lebih banyak ibu dengan status ekonomi
tidak menggunakan air mengalir, sehingga baik mengalami abortus dibanding ibu
kemungkinan kontak dengan saliva sebagai hamil dengan status ekonomi tidak baik, hal
media penularan terjadi, dan bila ini terjadi ini terjadi karena ibu dengan ekonomi tidak
pada wanita hamil akan mengalami baik terpaksa untuk bekerja dan kegiatan ini
keguguran karena cytomegalovirus dapat dapat menguatkan otot-otot panggul lebih
menembus placenta dan menginfasi janin. kuat lagi sehingga kejadian abortus rendah
Hasil wawancara dengan ibu hamil pada ibu yang bekerja dibanding dengan
yang mengalami abortus mengatakan ibu yang tidak bekerja. Untuk itu perlu
sebagian besar yang memiliki ekonomi promosi kesehatan yang dapat dilakukan
baik sering makan diluar rumah (jajan) oleh bidan selama ibu melakukan ANC
pada saat pulang bekerja, dan diasumsikan bahwa ibu dianjurkan tidak mengkonsumsi
pada waktu itu efek dari ibu kecapean makanan di tempat makan yang tidak
karena lama berjalan atau kurang istirahat. menggunakan alir mengalir dalam mencuci
Untuk itu peneliti menyebutkan peralatan makan agar tidak terinvesi virus
berdasarkan hasil observasi dan penelitian cytomegalovirus.
yang ada sebelumnya bahwa ibu hamil Butuh penelitian lebih lanjut yang
dengan status ekonomi yang rendah pada menyatakan secara pasti interaksi
penelitian ini tidak banyak mengalami cytomegalovirus dengan kebiasaan jajan
abortus karena ibu mampu memaksimalkan dan pengaruhnya terhadap kejadian abortus
persediaan makanan, maupun kecukupan di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan IV
pangan yang ada, sehingga kehamilan ibu Koto, agar dugaan awal dapat dibuktikan
dengan status ekonomi rendah dapat secara ilmiah dan teruji.
terjaga, demikian sebaliknya ibu hamil Selain itu banyak faktor yang dapat
dengan status ekonomi baik justru memiliki memmpengaruhi kehamilan ibu termasuk
pola hidup konsumsi makanan yang kurang juga dengan perilaku. Perilaku sangat dapat
baik seperti suka jajan di luar rumah pada mempengaruhi derajat kesehatan ibu
saat pulang bekerja sehingga kemungkinan selama hamil, keadaan ini dapat
besar terinveksi cytomegalovirus yang mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
terpapar dengan alat makan yang tidak Gangguan kondisi psikologis tidak hanya
dicuci bersih dimana sisa saliva masih ada datang dari dalam diri ibu hamil saja karena
di alat makan dan kondisi ini biasanya merasa belum bersedia menerima
berada pada tempat makanan lesehan atau kehamilan namun lebih kepada bagaimana
restoran yang murah, dimana penggunaan koping seseorang menerima sesuatu yang
air diminimalkan seperti makan bakso tidak diinginkannya (Betsaida, 2013)
dimana air pencuci piring hanya I atau 2 Bahaya risiko kecemasan ibu hamil
ember air saja, tanpa menggunakan air yang terhadap kesehatan pertumbuhan janin
mengalir. tidak boleh diabaikan oleh ibu hamil karena
Bila kita lihat dari 17 orang ibu yang pengaruh emosional dan stressor kehamilan
mengalami abortus maka ditemukan hanya baik itu kepada kesehatan ibu hamil sendiri
3 orang ibu hamil yang abortus yang maupun kepada janinnya.
Kondisi psikologis ibu hamil memulung, membuat ibu stress secara fisik
termasuk kecemasan ibu hamil ini memang dan mental.
lebih labil dibandingkan pada keadaan Hasil wawancara tersebut diketahui
sebelum hamil.Wanita yang sedang hamil juga bahwa ibu hamil yang mengalami
cenderung sekali emosi yang berkelanjutan abortus tersebut tidak mengetahui akan
karena kondisi kehamilan mereka, hormon, mengalami abortus sebagai akibat dari
dan kondisi kehidupan mereka. Saat wanita beratnya masalah yang mereka hadapi.
hamil mengalami ketakutan dan Butuh penanganan yang lebih
kecemasan, dan emosi lain yang kompleks dari tenaga kesehatan dalam
mengganggu, perubahan fisiologi terjadi terutama dalam memberikan penyuluhan
dan dapat mempengaruhi janinnya. kesehatan selain perubahan fisik yang
Contohnya produksi adrenalin sebagai terjadi yang menjadi bahan pendidikan
akibat dari ketakutan ibu dapat membantasi kesehatan, masalah psikologis juga
aliran darah ke daerah rahim dan seharusnya mendapatkan penjelasan dari
menghambat bayi memperoleh oksigen. tenaga kesehatan kepada ibu dan menjadi
Demikian pula, stress yang dialami ibu tanggung jawab dari suami sebagai suami
hamil dapat meningkatkan corticotrophin- siaga yang menjaga istrinya dari gangguan
releasing hormon (CRH) diawal kehamilan fisik maupun psikologis.
(Colti, 2010). Berdasarkan penelitian tersebut, stres
Stress ibu hamil juga dapat pada masa kehamilan akan berdampak
mempengaruhi janin secara tidak langsung buruk pada janinnya. Abortus atau
dengan meningkatkan kemungkinan bahwa keguguran bila terjadi stres pada usia
ibunya akan melakukan perilaku hidup kehamilan di triwulan pertama dapat
yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi menimbulkan keterlambatan pertumbuhan
obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh janin dalam rahim dan prematur atau lahir
medis dan dokter dan melakukan perawatan dengan janin kurang bulan bila terjadi pada
prakelahiran yang sangat berbahaya. Ibu trimester kedua dan ketiga.
hamil sangat dianjurkan untuk menghindari Untuk itu sangat dibutuhkan peran suami
stress. Pada beberapa kondisi ibu dapat dan keluarga sebagai lingkungan terdekat
memicut stress seperti masalah keuangan, dari ibu hamil untuk dapat menjauhkan ibu
hubungan, dan masalah-masalah lainnya hamil dari sress.
selama masa kehamilan. Stress pada ibu hamil dapat juga
Kondisi psikis ibu hamil dicetuskan oleh penerimaan ibu dalam
mempengaruhi bayi dalam kandungan dan menerima kehamilannya, termasuk jumlah
ditularkan kepada janin sehingga paritas yang tidak sesuai dengan harapan ini
berpengaruh buruk baik secara fisik, psikis dapat memicu stress pada ibu hamil. Paritas
ibu dan janin (Santrock, 2002). adalah wanita yang pernah melahirkan bayi
Kekhawatiran dan kecemasan ibu aterm (Manuaba, 2008).Pada penelitian
hamil yang berlebihan tidak jarang dapat Misroh (2008) di Lombok timur juga
menimbulkan abortus, 15%-20% menemukan tidak ada hubungan yang
kecemasan yang terdeteksi berakhir dengan bemakna antara jumlah paritas ibu dengan
abortus ( Boyles, 2000). kejadian abortus.
Hasil wawancara FGD dengan ibu Penelitian ini berbeda dengan
hamil juga ditemukan beberapa ibu hamil penelitian yang dilakukan oleh
sebelum mengalami keguguran, sebelumya (Maemunah, Hasifah, & Suryani, 2013) di
terpapar dengan stress yang ditimbulkan Rumah Sakit Ibu Dan Anak Fatimah
dari luar diri ibu sendiri seperti masalah Makasar bahwa ada hubungan yang
dengan suami, dengan keluarga, bahkan signifikan antara paritas dengan kejadian
beban hidup yang mengharuskannya turut abortus dengan p value= 0,001. Hasil
membantu suami mencari nafkah seperti serupa juga ditemukan oleh Noordiati
(2014), dalam penelitiannya di Palangka suami untuk dapat siaga selama ibu hamil.
Raya.Kelemahan otot panggul karena Berdasarkan asuhan perawatan pada masa
sering mengalami peregangan saat hamil kehamilan yang dikemukakan oleh
membuat otot-otot panggul sulit BKKBN (2008) bahwa suami hendaknya
berkontraksi sehingga sangat mudah untuk ikut membantu pekerjaan rumah tangga
terjadi pendarahan (Cuningham, 2009). yang biasanya dikerjakan oleh
Ada beberapa yang mempengaruhi istri.Menurut Yanuasti (2001) masih
jumlah paritas ibu hamil yaitu tingkat banyaknya suami yang enggan melakukan
pendidikan, bagi ibu hamil dengan pekerjaan rumah tangga adalah karena di
pendidikan yang tinggi akan berfikir Indonesia sendiri termasuk salah satu
jumlah anak dua adalah ideal sehingga negara yang banyak wilayah di dalamnya
diharapkan mampu memenuhi tanggung masih menganggap istri adalah konco
jawabnya sebagai orang tua untuk wingking, terutama di dalam masyarakat
mengasah, mengasih, dan mengasuh anak yang masih tradisional.Konco wingking
hingga pertumbuhannya optimal, artinya kaum wanita memang secara kodrat
pengetahuan ibu yang tinggi seorang ibu bertugas untuk melayani
hamil yang tinggi akan mempengaruhinya kebutuhan/keinginan suami, melakukan
dalam memprogram banyak anak dengan pekerjaan rumah tangga dan melahirkan
berbagai alasan. serta mengasuh anak.
Menurut asumsi peneliti perkerjaan Banyak faktor yang dapat
ibu juga mempengaruhi jumlah paritas ibu mempengaruhi peran suami di Kecamatan
hamil dimana kemampuan seseorang untuk IV Koto terhadap kesehatan ibu hamil yang
memperoleh uang banyak merubah hampir seluruh suami belum termasuk
pandangan seseorang tersebut akan dalam kategori suami yang berperan dalam
memenuhi kebutuahan anak sehari-hari menjaga kehamilan istrinya, faktor tersebut
dengan cukup. Keadaan ekonomi yang adalah faktor psikologis suami yang belum
tinggi, maka keluarga merasa mampu siap secara mental, fisik dan materiil
dalam memenuhi kebutuah anak, sosial terhadap kehamilan istri. Siap secara
budaya di masyarakat Minangkabau anak mental berarti suami siap secara mental
Perempuan adalah anak yang diimpikan untuk memberikan dukungan atau
oleh orang tua selain hak warisan jatuh semangat kepada istri, memberikan
pada anak perempuan, juga persiapan kelak perhatian yang khusus kepada istri, jalinan
saat tua tidak ada orang yang mau komunikasi yang dapat memberikan
mengurusnya, demikian hasil wawancara ketenagan kepada istri. Siap secara fisik
yang penulis temui, bagi ibu hamil yang berarti suami mempersiapkan dirinya untuk
masih belum memiliki anak perempuan, selalu menjaga dan melindungi istrinya
sedangkan ibu hamil sudah di paritas 5. seperti siap mendengarkan penjelasan
11 dari 17 ibu abortus memiliki kesehatan yang diberikan oleh tenaga
jumlah paritas sudah berisiko, pada kesehatan untuk dapat dilaksanakan oleh
penelitian ini menurut asumsi peneliti suami istri dirumah, siap selalu menjadi
selain skrining faktor risiko yang tidak pengawas bagi istrinya terutama saat
mampu terdeteksi dari awal sehingga mengkonsumsi fe, bila ditemukan tanda
menjadi penyebab kejadian abortus.Selain bahaya, dan siap mengantarkan istrinya
itu pelaksanaan program keluarga untuk melakukan ANC dan siap secara
berencana juga belum efektif untuk materiil berarti suami mempersiapkan
menggagalkan konsepsi, sehingga kejadian dana, pengawasan suami juga terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan. riwayat kehamilan istri yang meliputi usia
Fase kehamilan ini tidak hanya ibu saat hamil terakhir dan status kehamilan
yang memeiliki tanggung jawab dalam istri.
menjaga kehamilan tetapi juga ada peran
IV Koto ini terlihat dari pemeriksaan yang aktif kelas suami, sehingga suami yang
ada yaitu hanya haemoglobin (Hb) saja, minim datang kepelayanan kesehatan akan
berdasarkan Permenkkes No 97 Tahun mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan
2014 tentang pelayanan ANC berkualitas tentang perawatan kesehatan ibu hamil dan
harus memeriksa golongan darah ibu hamil tanda bahaya yang dapat saja muncul dalam
pada trimester pertama (RI, 2014). Hal ini kehamilan istrinya.
sangat penting karena pemeriksaan darah
seperti Hb dan golongan darah pada SIMPULAN
trimester permata dapat mendeteksi Pelayanan kesehatan kepada ibu
masalah faktor penyebab abortus lebih hamil yang tidak sesuai dengan Permekes
awal, karena perbedaan antara golongan RI No 97 Tahun 2014 tentang pelayanan
darah maupun resus ibu dan janin sangat kesehatan kepada ibu hamil, persalinan,
berisiko dengan terjadinya abortus sesudah melahirkan, penyelenggaraan
(Hassanzadeh-Nazarabadi, Shekouhi, & kontrasepsi dan pelayanan kontrasepsi
Seif, 2012) menjamin ANC yang berkualitas adalah
Wundashari (2012) dalam faktor risiko utama penyebab abortus di
penelitiannya di Maluku menemukan wilayah kerja Puskesmas IV Koto
bahwa ada hubungan antara kemampuan Kabupaten Agam.
pelayanan dengan mutu pelayanan dimana
kaitan kemampuan memberikan pelayanan UCAPAN TERIMA KASIH
tersebut berhubungan dengan hubungan Peneliti mengucapkan ribuan terima
interpersonal yang diciptakan oleh tenaga kasih kepada Bapak Kepala Dinas
kesehatan dengan ibu hamil, ketersediaan Kesehatan dan Kepala Puskesmas
fasilitas dan peralatan ante natal care care. Kecamatan IV Koto yang telah
Begitu juga dengan tingkat kepuasan ibu memberikan kesempatan peneliti untuk
dalam mendapatkan kepuasan pelayanan melakukan penelitian dan Ketua Stikes Fort
dimana ibu dengan tingkat ekonomi baik De Kock dan teman-teman yang telah
akan mencari pelyanan yang lebih baik mendukung kegiatan ini berjalan hingga
(Chemir, Alemseged, & Workneh, 2014). selesai.
Menurut peneliti kualitas selain
kemapuan tenaga kesehatan yang belum DAFTAR PUSTAKA
seluruhnya memiliki kemampuan untuk Bethsaida J. 2013.Pendidikan Psikologi
melakukan pelayanan ANC yang tidak Untuk Bidan. Rapha
berkualtas diiringi juga dengan sebagian Publising.Yogyakarta
ibu hamil dengan pendidikan yang rendah.
Dibeberapa Pustu, Polindes dan Poskesri di BKKBN.2006. Peran Suami dalam KB dan
Kecamatan IV Koto ada mengadakan kelas Kesehatan Reproduksi. Surabaya.
ibu hamil hal ini terlihat rendahnya kasus Badan Koordinasi Keluarga
abortus yang terjadi di wilayah tersebut, Berencana Nasional Propinsi Jawa
bila dibandingkan dengan wilayah yang Timur.
tidak memiliki kelas ibu hamil maupun
kelas suami dimana kejadian abortus Boyles.S.2013. Life Event Stress And The
meningkat di daerah tersebut. Assosiation With Pontaneous
Dengan perbandingkan tersebut perlu Abortion In Gravid Women At An
kiranya perhatian yang lebih dari Urban Emergency Departement.
Pemerintah Daerah seperti Jorong dan Health Psychol 2000 Nov;19(6):510-
Nagari untuk dapat lebih memberdayakan 4(diunduh 11 Februari 2015)
kesempatan yang telah disediakan oleh Tersedia dari URL: HYPERLINK
tenaga kesehatan untuk menunjang https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
kesehatan ibu hamil, seperti peran serta rticles/PMC2582116/