Professional Documents
Culture Documents
8898 804580458673 1 SM
8898 804580458673 1 SM
2 Maret 2015 18 - 25
Abstract. Rabies zoonotic disease are contagious diseases spread between animals and humans. The
pathogenesis for animal rabies is much the same of human rabies, the virus entering the body through
wounds or by direct contact with mucosal surfaces. Rabies has belong to the world. In East Nusa
Tenggara (NTT), since occur the first cases at 1997 in east Flores district, just over a year, rabies has
spread in nine districts in the land of Flores and Lembata. There are four subsystem which very
important role for coltrol and eradication zoonotic that is system surveylance and monitoring national,
early warning system and emergency preparedness, animal health information, and helth community
veterinary. Charakter lyssavirus are neutrop, virus will be enter bymeans of nerves go in the directipn
of medulla spinalis and brain which constitute they breeding place with rapidity 3
mm/hour.Furthhermore vieus will making a move again pass through nerves to saliva gland and enter
to saliva. Lyssavirus malignancy occors in domestic animals or wild animals and humans. Fatality
rate unto 100%, especialy in children at the age of less than fifteen years. Therefore it is important for
us to know how the transmission of rabies and the things that malignancy of the rabies virus.
Abstrak. Rabies adalah penyakit zoonosis didefinisikan sebagai penyakit infeksi yang dapat
ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia. Proses perjalanan penyakitnya rabies dari hewan
manusia atau sebaliknya sama, dimulai dari adanya kontak langsung luka atau bagian tubuh hewan
dan manusia dengan mukosa hewan penular. Rabies sudah lama ada di dunia. Di NTT, sejak terjadi
kasus rabies pertama tahun 1997 di Kabupaten Flores Timur, hanya dalam jangka waktu satu tahun
rabies telah mewabah di sembilan kabupaten di daratan Flores dan Lembata. Dalam kurun waktu 17
tahun 1997-2014, kasus rabies di Flores dan Lembata telah mencapai 32.740 kasus gigitan dengan
jumlah korban yang meninggal dunia 246 orang. Ada 4 subsistem yang sangat penting peranannya
untuk pengendalian dan pemberantasan zoonosis yaitu sistem surveilans dan monitoring nasional,
kewaspadaan dini dan darurat penyakit, informasi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner. Virus lyssa bersifat neurotrop, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla
spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka berkembangbiak dengan kecepatan 3mm/ jam.
Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Keganasan Lyssavirus terjadi pada hewan domestik atau hewan liar dan manusia. Tingkat fatalitas
mencapai 100% terutama pada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Oleh karena itu penting bagi
kita mengetahui bagaimana penularan rabies dan hal-hal yang mempengaruhi keganasan dari virus
rabies.
18
Keberadaan virus rabies di pulau flores dan lembata provisi nusa tenggara timur jurnal penyakit (Fridolina
Mau* Rais Yunarko*)
PENDAHULUAN
P
enyakit rabies merupakan penyakit Hingga saat ini rabies tersebar di 24 provinsi,
hewan menular yang diketahui hanya 9 provinsi yang masih dinyatakan
penyebabnya adalah virus dan dapat bebas, yakni Bangka Belitung (Babel),
menular ke manusia. Para ahli telah Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa
mengelompokan virus rabies sebagai berikut, Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa
termasuk ordo Mononegavirales, famili Tenggara Barat, Papua dan Papua Barat.7
Rhabdoviridae (diadopsi dari bahasa Yunani, Dilihat dari tingkat penyebaran tersebut
Rhabdos, yang berarti batang) dari genus tampaknya rabies sulit untuk dibebaskan
Lyssavirus (diadopsi dari bahasa Yunani dalam waktu singkat. Pada kegiatan GHSA
Lyssa, yang berarti mengamuk atau marah) diinformasikan cerita sukses adanya
dan spesies Rhabdovirus (Virus Rabies)1 penurunan kasus rabies di Bali 82 kasus pada
Rabies dikenal dengan banyak nama atau tahun 2010 menjadi 1 kasus di tahun 2013.3
sinonim dengan anjing gila, lyssa, Bertolak belakang dengan situasi rabies yang
rage,tollwut, dan hidrofobia (pada manusia). terjadi di Flores dan Lembata, Provinsi
Rabies adalah penyakit zoonosis berbahaya Tenggara Timur (NTT).
dan dapat menimbulkan kematian baik pada Perjalanan kasus rabies di pulau
hewan maupun manusia.2 Flores dan Lembata dimulai sejak terjadi
Penyakit zoonosis ini, menjadi kasus rabies pertama tahun 1997 di
permasalahan global sehingga dalam forum Kabupaten Flores Timur, sewaktu ditemukan
Regional Zoonotic Meeting SEARO yang orang yang sakit dengan gejala rabies dan
berlangsung di Jakarta pada November 2007 punya riwayat perbah digigit anjing dalam
lalu, rabies ditetapkan sebagai penyakit beberapa minggu sebelumnya, hasil
prioritas kedua setelah Avian Influenza dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan
diikuti Leptopirosis, Anthrax, Pes. Hal serupa orang tersebut positif rabies. Penyelidikan
disampaikan oleh Kepala Badan Litbangkes, epidemiologi menemukan penularan penyakit
Kementerian Kesehatan RI pada acara Global disebabkan oleh 3 ekor anjing dibawa oleh
Health Security Agenda (GHSA) yang nelayan dari Pulau Buton yang merupakan
diadakan di Idonesia sekaligus menjadi tuan endemis rabies. Anjing-anjing ini dibawa
rumah pada tanggal 20-21 Agustus 2014.3,4 secara ilegal oleh para nelayan ke Pulai
Menurut World Health Organization (WHO) Flores melalui Larantuka. Hanya dalam
diperkirakan lebih dari 60.000 kasus waktu satu tahun rabies sudah menyebar di
meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia. daratan Flores dan Lembata. Penularan di
Di Asia rata-rata ada 50.000 kasus gigitan Kabupaten Sikka (1998), Kabupaten Ende
rabies pertahunnya dan lebih dari 15 juta (1999), Kabupaten Ende (1999), Kabupaten
orang mengkonsumsi obat untuk menjaga diri Ngada (2000) dan dan terakhir kabupaten
dari penularan (prophylaxis) setiap tahunnya. Manggarai (2001). Pada Akhir tahun 2001
Dari data tersebut tingkat kematian akibat penyebaran rabies kearah timur yaitu di Pulau
rabies di Indonesia menduduki peringkat Lembata. Di Provinsi NTT, rabies hanya
kelima di Asia dengan rata-rata 125 kasus menyebar di sembilan kabupaten di Pulau
pertahun.5,6 Flores.8 Perjalanan wabah rabies 1997-2012,
Rabies atau penyakit anjing gila telah kasus rabies di Flores dan Lembata telah
mengganas yang penyebarannya cenderung mencapai 32.740 kasus gigitan dengan
meluas di berbagai daerah di Indonesia. jumlah korban yang meninggal dunia 228
19
Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Vol. 2 No.2 Maret 2015 18 - 25
orang. Hingga Februari tahun 2014 kematian ini terjadi di Flores dan Lembata.5,10 Agar
meningkat 7,89% menjadi 246 kasus.3,7,9 program pemerintah ini dapat terwujud maka
Kemenkes RI mentargetkan pada artikel ini akan menginformasikan
Indonesia bebas rabies 2020 dan Flores – beberapa faktor virulensi rabies, penularan
Lembata bebas rabies 2017, ini merupakan rabies antara hewan penular rabies (HPR) dan
komitmen bersama pemerintah pusat dan upaya-upaya pengendalian yang dapat
daerah agar tidak ada lagi rabies yang terjadi membantu strategi pengendalian rabies.
hingga jatuh korban jiwa seperti yang selama
(5) protein utama penyusun struktur virus
BAHAN DAN METODE rabies yaitu Nucleoprtein (N),
Bahan penulisan artikel ini Phosphoprotein (P), Matrix Protein (M),
merupakan kajian dari beberapa pustaka dan Glycoprotein (G) dan Polymerase (L).
artikel jurnal yang terkait dengan Semua virus termasuk species
epidemiologi penyakit virus rabies diperoleh Lyssavirus mempunyai dua komponen utama
melalui pencarian di internet melalui google yaitu inti dari rantai heliks (ribonucleoprotein
scholer. core (RNP)) dan Amplop yang menutupinya.
Didalam RNP, genom RNA diselimuti oleh
TELAAH PUSTAKA Nucleoprotein (N) sedangkan untuk protein
Karakteristik Virus Rabies penyusun struktur virus lain seperti,
Rabies virus adalah partikel Phosphoprotein (P) and polymerase (L)
berdiameter 180 nm panjang dan 75 nm lebar merupakan salah satu komponen penyusun
panjang spike atau duri 10 nm. Karakteristik yang berhubungan dengan RNP.
utama virus rabies ini adalah hanya memiliki Glycoprotein (G) merupakan protein
satu utas negatif RNA dengan ukuran 12 kb penyusun permukaan virus yang berbentuk
dan tidak bersegmen.11 Struktur tubuh virus spike atau duri berjumlah kurang lebih 400
rabies terdiri dari beberapa unsur penyusun duri dari virus ini sedangkan protein (M)
utama, terdiri dari ; 1) RNA (2-3%), pada bertanggung jawab sebagai struktur penyusun
bagian tengah struktur tersebut terdapat Amplop dan membungkus RNP. 3) Lemak
genom dari virus yang berupa protein RNA (20-26%) dan 4) Karbohidrat 3%). Struktur
yang berbentuk helix yang tunggal, tidak tubuh Lyssavirus (virus rabies) dapat
bersegmen dan mempunyai polaritas yang dilihat pada gambar 1. berikut.11
negatif, 2) Protein (67-74%), terdapat lima
20
Keberadaan virus rabies di pulau flores dan lembata provisi nusa tenggara timur jurnal penyakit (Fridolina
Mau* Rais Yunarko*)
21
Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Vol. 2 No.2 Maret 2015 18 - 25
sedikit tidak bisa lagi merasakan tubuhnya rabies/GHPR, bisa di Puskesmas atau RS),
sampai tidak lagi bernafas.15 penyelidikan epidemiologi dan surveilans
Transmisi Lyssavirus kepada manusia aktif (pencarian kasus GHPR) secara terpadu;
melalui gigitan atau jilatan pada luka terbuka Workshop dan pertemuan expert
oleh hewan yang menderita rabies. Penyakit Pengendalian Rabies; Meningkatkan capacity
ini bersifat fatal atau selalu berakhir dengan building petugas dengan mengikuti pelatihan-
kematian namun dapat di cegah. Hewan yang pelatihan di luar negeri; Pembuatan media
dapat menularkan rabies adalah hewan penyuluhan rabies; serta melakukan
berdarah panas terutama anjing, kucing, kera, komunikasi, edukasi dan informasi (KIE)
dan kelelawar. Sapi, kambing dan domba kepada berbagai lapisan masyarakat.21
dapat menderita apabila digigit oleh hewan Upaya preventif pengendalian rabies
penular rabies.16 berbasis Vaksin Anti Rabies (VAR) semua
HPR diberi suntikan VAR dan eliminasi total
Pengendalian Virus Rabies Di Flores kepada HPR dan elimisi selektif pada HPR
Lembata tidak dirantai/dikandang. Hal ini merupakan
Pengendalian penyebaran rabies upaya-upaya pemerintah memerangi rabies
harus didasarkan atas pengetahuan di Flores Lembata.17 Upaya kuratif dalam
epidemiologi penyakit dan pemahaman dan membatu penyembuhan kasus gigitan diberi
daur hidup hewan penular rabies di daerah suntukan VAR kepada penderita dan
tersebut. Pengendalian rabies telah himbauan kepada masyarakat bila digigit
dilaksanakan secara terintegrasi oleh dua hewan penular rabies (anjing atau lainnya)
sektor yang bertanggungjawab yaitu sektor pertama kali adalah mencuci luka dengan air
Peternakan untuk penanganan kepada hewan mengalir dan sabun selama 10 - 15 menit
penular dan pengawasan lalu lintasnya, serta kemudian diberi antiseptik. Segera berobat ke
sektor Kesehatan untuk penanganan kasus Puskesmas/Rabies Center atau sarana
gigitan pada manusia dan penderita rabies kesehatan lainnya untuk mendapatkan
(lyssa).8, 17 pertolongan dan pengobatan selanjutnya serta
Upaya pemerintah untuk vaksinasikanlah hewan peliharaan
pengendalian rabies yaitu dengan membuat (khususnya anjing) secara berkala. Tindakan
buku pedoman pengendalian rabies, nyata melaui vaksinasi dan eliminasi total
advokasi sosialisasi lintas sektor/lintas maupun selektif terus digalakan di Flores
program terkait di tingkat daerah, Lemabata. Untuk mencegah wilayah
pembentukan/pengaktifan Tim Koordinasi terjangkit rabies perlu dilakukan pengawasan
(TIKOR) Rabies di setiap tingkatan, terhadap arus lalu lintas hewan penular rabies
pelatihan dan sosialisasi petugas kesehatan (HPR)18,22
(dinkes, RS pemerintah/swasta, puskesmas),
pembentukan Rabies Center (pusat
penanganan kasus gigitan hewan penular
ekonomi, ahli sosial, hingga ahli
PEMBAHASAN perencanaan, untuk secara komprehensif
Penanganan penyakit zoonosis, mempelajari dan memahami bagaimana
diperlukan pengembangan disiplin ilmu perubahan ekosistem secara negatif
ecohealth dengan cara mempersatukan berdampak pada kesehatan manusia dan
berbagai kalangan, mulai dari dokter, dokter hewan. Penanggulangannya tidak hanya dari
hewan, ahli konservasi, ahli ekologi, ahli aspek kesehatan manusia saja, tapi faktor
22
Keberadaan virus rabies di pulau flores dan lembata provisi nusa tenggara timur jurnal penyakit (Fridolina
Mau* Rais Yunarko*)
dari hewan dan lingkungannya yang perlu tahunnya kerana terinfeksi rabies. Hal serupa
diperhatikan.18 disampaikan oleh Ditjen P2PL kematian
Virus rabies yang masuk ke tubuh penderita rabies di Indonesia sebagian besar
manusia melalui gigitan HPR, kebanyakan terjadi pada anak-anak antara 5-9 tahun
anjing. Menurut WHO 99% kasus rabies dengan angka kematian 100 persen.26,27
pada manusia ditularkan oleh anjing. Di Transmisi virus rabies yang terdapat
Indonesia 98 % kasus rabies ditularkan pada air liur hewan yang terinfeksi, kepada
akibat gigitan anjing dan 2 % adalah akibat hewan lainnya atau manusia melalui gigitan
gigitan kucing dan kera. Hal ini sejalan atau melalui jilatan pada kulit yang tidak
dengan hasil penelitian yang menyebutkan utuh. Virus akan masuk melalui saraf-saraf
anjing merupakan Population At Risk di menuju ke medulla spinalis dan otak, yang
Flores Lembata. merupakan tempat mereka berkembangbiak
Anjing, merupakan hewan yang dengan kecepatan 3mm / jam. Selanjutnya
paling dekat dengan manusia karena bersifat virus akan berpindah lagi melalui saraf ke
setia terhadap tuannya. Di Flores Lambata kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.26
anjing dapat digunakan sebagai hewan
penjaga keamanan dirumah maupun kebun KESIMPULAN
dan dipakai sebagai mas kawin. Disisilain Rabies adalah tragedi bagi kemanusiaan dan
Kepercayaan maysarakat Flores anjing kehewanan karena korban jiwa yang
dipercaya secara tradisional sebagai nenek ditimbulkannya. Keganasan virus rabies
moyang penemu air dan api anjing, sehingga yang menyerang susunan saraf pusat bauk
anjing sangat disayangi dan mendapat pada hewan maupun manusia berakibat fatal
perhatian khusus.20,21,26 dimana tingkat kematian mencapau 100%.
Vaksinasi merupakan salah satu Pada manusia tingkat kematian tertinggi
langkah pemerintah dalam pengendalian pada anak usia 4-15 tahun. Hewan penular
rabies di Flores Lembata, masih menjadi utama di Flores Lembata adalah anjing.
kendala karena keterbatasan vaksin yang Upaya yang telah dilakukan untuk
disiapkan.Hal in sejalan dengan hasil pengendalian rabies di melalui vasinasi VAR
penelitian yang meyebutkan sering terjadi pada manusia maupun HPR, dan eliminsai
kehabisan stok VAR. Hasil penelitian total maupun selektif belum menjamin
diperkuat oleh informasi Kepala Seksi keberhasilannya karena terbatasnya
Penanggulangan Penyakit dan Rabies Dinas ketersediaan vaksin dan perilaku masyarakat
Kesehatan Kabupaten Lembata bahwa kasus pemilik anjing kurang mendukung program
gigitan anjing terus meningkat namun pemerintah menyebabkan rabies masih tetap
Kabupaten Lembata kehabisan stok Vaksin bertahan dan kasus kematian tersmeningkat
Anti Rabies (VAR). Pasien yang dirujuk ke di Flores Lemabat.
kabupaten Flores Timur, tetap tidak
mendapat VAR karena permasahan yang SARAN
sama.20,28 Agar pengendalian rabies berjalan dengan
Virulensi virus rabies (lyssavirus) baik dan memenuhi target Indonesia bebes
sangat virulen terhadap hewan dan manuasi. rabies tahun 2020 maka perlu pemambahan
Tingkat fatalitas akibat rabies mencapai anggaran pengadaan VAR. Perlu koordinasi
100%, pada anak usia 4-15 tahun. Menurut yang lebih intesif pemeritan pusat dan
WHO 4 dari 10 anak meninggal dunia setiap daerah untuk menyadarkan masyarakat akan
23
Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Vol. 2 No.2 Maret 2015 18 - 25
24
Keberadaan virus rabies di pulau flores dan lembata provisi nusa tenggara timur jurnal penyakit (Fridolina
Mau* Rais Yunarko*)
15. http://www.in.gov, The Ins and Out of 23. Akoso TB. Rabies tragedi
Rabies. http://www.in.gov. kemanusiaan dan hewan. Tersaji dalam
http://www.ilunifk83.com/t460p90-
16. Center for Disease Control (CDC), U.,
penyakit-zoonosis. Diunduh tanggal 25
2007. Rabies, Animal. Number of
Agustus 2014
Reported Cases among Wild and
Domestic Animals, by Year, – United 24. Naipospos TSP. Kebijaknan
States-Puerto Rico, 1976-2006. Penanggulangan Zoonosis Berdasarkan
Summary of Notifiable Disease 2007. Prioritas Departemen Pertanian. Tersaji
Atlanta, US. dalam
http://tatavetblog.blogspot.com/2010/0
17. Departemen Pertanian, D.J.P.,
4/kebijakan-penanggulangan-
Direktorat Kesehatan Hewan, 2007.
penyakit.html. Diunduh tanggal 27
KIAT VETINDO Rabies Kesiagaan
Agustus 2014
Darurat Veteriner Indonesia Penyakit
Rabies. Departemen Pertanian, 25. Syamsudin. Masalah Rabies. Tersaji
Indonesia. dalam http://syamsudin-
kangoufu.blogspot.com/2013/12/makal
18. Anonymous. Penanganan zoonosis
ah-rabies_2057.html Diunduh tanggal
perlu ditegaskan tersaji dalam
26 Agustus 2014.
http://www.republika.co.id/berita/short
link/71691. Diunduh tanggal 26 26. World Health Organozation. Human
Agustus 2014. rabies. Tersaji dalam
http://www.who.int/rabies/human/en/
19. Departemen Pertanian, D.J.P.,
diunduh tanggal 26 Agustus 2014.a
Direktorat Kesehatan Hewan, 2007.
KIAT VETINDO Rabies Kesiagaan 27. Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Darurat Veteriner Indonesia Penyakit Penyehatan Lingkungan, Depkes. 24
Rabies. Departemen Pertanian, Provinsi di Indonesia Belum Bebas
Indonesia. Rabies. Tesaji dalam
http://wahyuandre.blog.com/2009/11/0
20. Mau F, Desato Y. Gambaran rabies
1/24-provinsi-di-indonesia-belum-
dan upaya pengendalian rabies di
Kabupateten Ngada Provinsi Nusa bebas-rabies/ Diunduh tanggal 26
Agustus 2014
Tenggara Timur. Bul. Penelit. Kesehat,
Vol. 40, No. 4, 2012: 162 – 170 28. Anonymus. Pasien suspek meningkat
Lambata kehabisan Faksin. Tersaji
21. Mau F, Desato Y, Yuliadi B. Pemetaan
dalam
daerah penyebaran kasus rabies dengan
http://www.floresbangkit.com/2014/04
metode GIS (geographical information
/pasien-suspek-rabies-meningkat-
system) di Kabupaten Sikka Provinsi
lembata-kehabisan-vaksin/. Diunduh
Nusa Tenggar Timor. Jurnal Vektora
tanggal 27 Agustus 2014
III Vol. 1 hal. 12-21
29. Akoso TB. Pencegahan dan
22. Direktorat Kesehatan Hewan. Rabies
Pengendalian Rabies (penyakit
Flores Lembata. Tersaji dalam
menular pada hewan dan manusia.
http://keswan.ditjennak.deptan.go.id/in
Penerbit Kanisius. 2007
dex.php/blog/read/publikasi/rabies-
flores-lembata Diunduh tanggal 27
Agustus 2014.
25