You are on page 1of 8

EMBRYO VOL. 7 NO.

2 DESEMBER 2010 ISSN 0216-0188

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN SUSU SEGAR


DI JAWA TIMUR
Amanatuz Zuhriyah
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Abstract

East Java Province is one of potential region of fresh milk supply in dairy farm development with
134.034 dairy cattle or 35,75% of dairy cattle population in Indonesia. The factors that is assumed
influenced to to fresh milk supply e.q. fresh milk price and dairy farm production. Fresh milk demand
influenced by fresh milk price, dairy product price, income per capita and other factors. These factors have
mutual relation an influence, therefore, analyzing fresh milk demand and supply by measuring variable
simultaneously is needed. The this research has aimed to : (1) Analyze influencing factors to fresh milk
demand at East Java (2) Analyze influencing factors to fresh milk supply at East Java (3) Analyze
influencing factors to fresh milk price at East Java. Research location is selected by purposive method at East
Java Province with consideration that the region is one of the biggest milk producer in Indonesia. The data is
derived from last twenty years. Data were analyzed by econometric method with simultaneous equation in
reduced form model. Parameter estimated by Two-Stage Least Square (2-SLS) for demand and supply
equation and Indirect Least Square (ILS) for fresh milk price equation. Research result shows, fresh milk
demand in East Java influence by fresh milk price, sweetened condensed milk price, milk consumption per
capita and income per capita. Fresh milk supply influence by fresh milk price, dairy farm production, export
and import. Based on reduced form coefficient obtain to fresh milk price, positive multiplier effect showed
by sweetened condensed milk price, total dairy product industry, population, milk consumption per capita,
income per capita, dairy farm production and import. Negative multiplier effect showed by milk powder
price and export.

Key Words: Demand-Supply Analysis, fresh Milk

Pendahuluan sumberdaya pertanian yang dapat diunggulkan


adalah subsektor peternakan, dengan
Sejalan dengan pertumbuhan bertambahnya penduduk dan meningkatnya
penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran gizi, pendapatan dan kesejahteraan
perubahan-perubahan sosial masyarakat, masyarakat akan semakin membuka pasar bagi
membawa perubahan pada pola konsumsi komoditas pertanian dalam arti luas termasuk
masyarakat yang lebih berorientasi pada selera susu segar.
dan mengutamakan gizi. Konsumsi susu segar Potensi subsektor peternakan Jawa
sebagai salah satu pangan sarat gizi, mengalami Timur dapat dilihat dari besarnya populasi sapi
peningkatan dari tahun ke tahun, namun perah tahun 2005 yang tercatat 134.043 ekor
peningkatan konsumsi tersebut tidak dapat atau 35,75% dari populasi sapi perah di
dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Untuk Indonesia (Tabel 1).
mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan Pengembangan sapi perah sebagian
berbagai kebijakan baik untuk meningkatkan besar dilakukan dengan pola koperasi, selain
produksi dari sisi peternak maupun kebijakan pola PIR dan Pola gaduhan. Pada pola koperasi
yang berkaitan dengan impor susu. peternak bergabung dalam koperasi
Provinsi Jawa Timur merupakan salah melaksanakan budidaya dengan fasilitas kredit,
satu sentra produksi susu segar yang susu yang diproduksi peternak ditampung
memberikan andil besar dalam persusuan di koperasi untuk dipasarkan. Harga susu
Indonesia. Kondisi tropis, iklim dan cuaca yang ditentukan pemerintah berdasarkan kesepakatan
dimiliki Jawa Timur sangat sesuai untuk peternak, GKSI dan IPS dengan
mendukung pertumbuhan dan pengembangan mempertimbangkan standar kualitas tertentu.
pertanian. Salah satu kekuatan potensial dari

130
Analisis Permintaan ... 130 – 137 (Amanatuz Zuhriyah)

Tabel 1. Perkembangan Populasi Sapi Perah, Produksi dan Konsumsi Susu di Jawa, Tahun 2001-
2005
Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
Populasi Sapi
Perah (ekor) : -
Jawa Barat 84. 934 91. 219 95. 513 98 .958 104 .143
- Jawa Tengah 114 .915 119. 026 127. 658 112. 155 114. 971
- Yogyakarta 4. 454 4 .917 6. 645 7 .772 8 .161
- Jawa Timur 130 .922 131 .262 131. 827 132. 789 134. 043
Total 335. 225 346. 424 361. 674 351. 674 361. 318
Produksi Susu
(ton) :
- Jawa Barat 184. 833 198. 510 207 .855 215.330 -
- Jawa Tengah 81. 578 80 .064 82. 906 78 .259 81. 206
- Yogyakarta 4 .405 5. 299 5 .597 7. 257 7. 330
- Jawa Timur 196. 947 197. 458 229. 515 237 .663 239. 908
Total 467 .763 481. 331 525. 873 538 .509 328 .444
Konsumsi Susu
(ton) :
- Jawa Barat 251. 840 263 .663 281. 419 281. 440*) -
- Jawa Tengah 104. 750 110. 014 112 .468 113 .817*) -
- Yogyakarta 5. 241 5. 585 6 .993 7 .063*) -
- Jawa Timur 232. 139 218. 068 252. 005 265. 132 277. 142
Total 593 .970 597. 330 652. 885 667.452
Sumber : Ditjennak, 2005
Keterangan : *) : angka sementara
- : tidak ada data

Potensi daerah yang demikian besar mengukur variabel-variabel pengaruh secara


tentunya merupakan peluang dalam bersamaan atau simultan.
pengembangan usaha peternakan sapi perah
serta memberikan kekuatan dari sisi penawaran Metodologi Penelitian
susu segar. Banyak faktor yang berpengaruh
pada penawaran susu segar baik secara Lokasi penelitian ditentukan secara
langsung misalnya harga susu segar dan tidak sengaja (purposive) di Provinsi Jawa Timur,
langsung misalnya produksi susu segar perekor berdasarkan pertimbangan bahwa Provinsi
yang dipengaruhi oleh faktor biologis sapi Jawa Timur merupakan salah satu daerah
perah. Dari sisi permintaan, susu segar yang penghasil susu segar terbesar di Indonesia.
merupakan barang konsumsi dan barang Populasi sapi perah di Jawa Timur tahun 2005
industri juga dipengaruhi oleh banyak faktor tercatat 134.043 ekor atau 35,75% dari populasi
misalnya harga susu segar, harga produk sapi perah di Indonesia, dengan produksi susu
olahan, pendapatan serta faktor lain. Faktor- segar pada tahun 2005 sebesar 239.907.700kg
faktor tersebut secara simultan berpengaruh atau 70% dari total produksi susu segar
terhadap penawaran dan permintaan. Indonesia yang sebesar 341.986.000kg. Data
Permintaan susu segar di Jawa Timur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang semakin meningkat tidak diikuti dengan data sekunder deret waktu (time series) tahunan
peningkatan penawaran susu segar dengan selama 20 tahun mulai tahun 1986-2005.
berbagai faktor yang berpengaruh pada kedua Analisis data menggunakan metode
sisi. Dengan adanya fenomena tersebut, perlu ekonometrik dengan persamaan simultan
dilakukan suatu analisa mengenai penawaran menggunakan model reduced form.
dan permintaan komoditas susu segar dengan

131
EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN 0216-0188

Perumusan model Y = f (JPK, JPH)


St = stok koperasi + stok IPS
1. Permintaan susu segar dimana :
Permintaan susu segar Jawa Timur qs = penawaran susu segar daerah
merupakan total permintaan susu segar industri (kg)
dan permintaan susu segar rumah tangga. Sp = penawaran susu segar dari
Dalam bentuk persamaan dapat ditulis peternak (kg)
sebagai berikut : qp = produksi susu segar dari
qd = DI + DRT ........................... ( 1 ) peternak (kg)
DI = f (PSS, PSB, PSM, qi) St = stok susu daerah (kg)
DRT = f (N, Mc, I) E = jumlah susu segar keluar
Dimana : daerah (kg)
qd = permintaan susu segar Im = jumlah susu segar masuk
daerah (kg) daerah (kg)
DI = permintaan susu segar Y = yield = produksi susu per
industri (kg) ekor (kg/ekor)
DRT = permintaan susu segar rumah JIL = jumlah induk sapi laktasi
tangga (kg) (ekor)
PSS = harga susu segar (Rp/lt) JPK = jumlah pakan konsentrat
PSB = harga susu bubuk (Rp/kg) JPH = jumlah pakan hijauan
PSM = harga susu kental manis
(Rp/kg) Persamaan penawaran susu segar (2)
qi = jumlah produksi industri dapat ditulis kembali menjadi :
(kg) qs = b0 + b1PSS + b2qp + b3St + b4E –
N = jumlah penduduk (jiwa) b5Im + e2
Mc = milk consumption/ konsumsi Dengan menyamakan permintaan dan
susu segar perkapita penawaran susu segar dalam persamaan
(kg/kapita) identitas:
I = pendapatan perkapita qd = qs ........................................ ( 3)
(Rp/kapita) a0+a1PSS+a2PSB+a3PSM+a4qi+a5N+a6
Mc+a7I+e1 = b0+b1PSS+b2qp+
Persamaan permintaan susu segar (1) b3St+b4E-b5Im+e2
yang merupakan persamaan struktural dapat Dapat diperoleh persamaan harga susu segar
ditulis kembali menjadi: (PSS) sebagai berikut:
qd = a0 + a1PSS + a2PSB + a3PSM + a4qi + PSS = H0 + H1PSB + H2PSM + H3qi + H4N +
a5N + a6Mc + a7I + e1 H5Mc + H6I + H7qp + H8St + H9E +
H10Im + Vt
2. Penawaran susu segar Pendugaan parameter :
Penawaran susu segar merupakan H1>0; H2>0; H3<0; H4>0; H5>0; H6>0; H7<0;
fungsi dari harga susu segar, produksi perekor H8<0; H9<0; H10>0;
dan jumlah induk sapi laktasi pada saat itu.
Jumlah produksi per ekor dipengaruhi antara Identifikasi Model
lain jumlah pakan konsentrat, jumlah pakan Model persamaan simultan dalam
hijauan. Sedangkan jumlah induk laktasi penelitian ini terdiri dari tiga persamaan, terdiri
merupakan jumlah induk yang mampu dari dua persamaan struktural dan satu
memproduksi susu yang merupakan jumlah persamaan identitas. Jumlah variabel sebanyak
populasi sapi perah dikalikan dengan faktor 13 variabel, terdiri dari 3 current endogen, dan
konversi yaitu 70,00% dari jumlah ternak yang 11 current eksogen. Hasil identifikasi dalam
diusahakan (Rindayati, 1995). Dalam bentuk model menunjukkan bahwa persamaan
persamaan penawaran susu segar dapat permintaan dan persamaan penawaran over
dituliskan sebagai berikut : identified, sedangkan persamaan harga susu
qs = Sp + St + ( E – Im ) ............. ( 2 ) segar exactly identified. Metode pendugaan
Sp = f (PSS, qp) model menggunakan 2-SLS untuk persamaan
qp = Y x JIL

132
Analisis Permintaan ... 130 – 137 (Amanatuz Zuhriyah)

permintaan dan penawaran, serta ILS untuk permintaan susu segar sebagian besar
persamaan harga susu segar. dilakukan oleh industri dan harga lebih banyak
dipengaruhi oleh perusahaan yang dominan.
Hasil Dan Pembahasan Harga susu segar merupakan harga yang
ditetapkan bersama oleh pemerintah, peternak,
Permintaan Susu Segar koperasi dan industri berdasarkan standar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tertentu. Namun dalam kenyataannya
permintaan susu segar di Jawa Timur adalah kesejahteran peternak masih dipertanyakan
harga susu segar, harga susu bubuk, harga susu karena tingginya harga susu hanya akan
kental manis, produksi industri, jumlah berlaku pada standar yang ditetapkan
penduduk, milk consumption atau konsumsi sedangkan hasil susu segar dari peternak masih
susu perkapita,dan pendapatan perkapita jauh dari kualitas yang diinginkan karena
penduduk. adanya keterbatasan pengetahuan, ketrampilan
Hasil analisis dengan metode dan teknologi.
pendugaan 2-SLS pada persamaan permintaan b. Harga susu bubuk (PSB)
susu segar diperoleh sbb: Hasil penghitungan koefisien
qd = a0 + a1PSS + a2PSB + a3PSM + a4qi + parameter harga susu bubuk memperlihatkan
a5N + a6Mc + a7I + e1 nilai sebesar – 803,106 dengan t hitung sebesar
qd = -6698508,225 + 41990,054 PSS - – 1,119 lebih kecil dari t tabel (1,895) artinya,
803,106 PSB + 166,867 PSM - 0,171 qi harga susu bubuk tidak mempunyai pengaruh
+ 0,756 N + 2287084,999 Mc + 4,484 I yang signifikan terhadap permintaan susu
Tanda parameter struktural yang diharapkan: segar.
a1<0; a2>0; a3>0; a4>0; a5>0; a6>0; a7>0; c. Harga susu kental manis (PSM)
Hasil analisis pengujian secara parsial Harga susu kental manis tidak
pengaruh faktor-faktor terhadap permintaan berpengaruh nyata terhadap permintaan susu
susu segar di Jawa Timur diperoleh hasil segar, hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
sebagai berikut: 0,741 yang lebih kecil dari nilai t tabel pada
a. Harga susu segar (PSS) alpha 0,05 sebesar 1,89.
Nilai t hitung untuk harga susu segar d. Produksi industri (qi)
diperoleh sebesar 2,806 lebih besar dari nilai t Produksi industri merupakan total
tabel pada α 0,05 sebesar 1,895 yang berarti produk berbahan baku susu segar yang
terdapat pengaruh nyata variabel harga susu dihasilkan oleh industri sedang dan besar di
segar terhadap permintaan susu segar. Jawa Timur. Nilai t hitung qi diperoleh sebesar
Koefisien parameter untuk harga susu segar – 1,374 lebih kecil dari nilai t tabel sehingga
sebesar 41.990,054, artinya setiap kenaikan produksi industri tidak memberikan pengaruh
harga susu segar sebesar Rp. 1,- maka yang signifikan terhadap permintaan susu
permintaan susu segar meningkat sebesar segar. Hal ini dapat disebabkan produksi
41.990,054 lt. Harga susu segar diharapkan industri tidak hanya dipengaruhi oleh susu
berpengaruh negatif terhadap permintaan susu segar sebagai input utama tetapi lebih
segar sesuai dengan hukum permintaan, namun dipengaruhi faktor-faktor lain seperti
hasil analisis menyatakan sebaliknya. Hal ini perkembangan teknologi pengolahan yang
dapat terjadi karena posisi susu segar sebagai lebih efisien dalam penggunaan bahan baku.
bahan baku industri susu olahan masih belum Produksi industri diharapkan memberikan
dapat digantikan oleh bahan baku lain pengaruh positif terhadap permintaan susu
misalnya susu skim yang masih harus diimpor, segar sesuai dengan pendugaan yang
sehingga meskipun harga susu segar naik, dikemukakan yaitu a4>0. Hasil pendugaan
permintaan susu segar tetap mengalami parameter struktural menunjukkan koefisien
kenaikan. produksi industri sebesar – 0,171 meskipun
Dalam kondisi ini, peternak sebagai tidak signifikan, hal ini dapat diartikan bahwa
produsen seharusnya merupakan pihak yang produksi industri berkorelasi negatif dengan
diuntungkan karena adanya kepastian harga permintaan susu segar.
dan pasar dimana susu segar merupakan e. Jumlah penduduk (N)
komoditi khas. Susu segar di Jawa Timur Nilai t hitung pada selang kepercayaan
berada pada struktur pasar oligopoli dimana 95% diperoleh sebesar - 0,336 lebih kecil dari

133
EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN 0216-0188

nilai t tabel sebesar 1,895, yang berarti jumlah industri tidak memberikan pengaruh
penduduk tidak mempunyai pengaruh signifikan.
signifikan terhadap permintaan susu segar.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien Penawaran Susu Segar
parameter struktural jumlah penduduk sebesar Faktor-faktor yang berpengaruh
0,756, artinya apabila jumlah penduduk terhadap penawaran susu segar yaitu harga susu
meningkat maka akan meningkatkan segar, produksi susu segar, ekspor dan impor
permintaan susu segar. susu. Hasil analisis dengan metode pendugaan
f. Konsumsi susu perkapita (Mc) 2 SLS pada persamaan penawaran susu segar
Konsumsi susu perkapita berpengaruh sebagai berikut:
positif terhadap permintaan susu segar di Jawa qs = b0 + b1PSS + b2qp + b3St + b4E – b5Im
Timur. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien + e2
struktural yang diperoleh sebesar 2287084,999, qs = -0,00000184774 + 4136,309PSS+ 0,934qp
yang berarti kenaikan konsumsi susu perkapita +0St – 0,000072E + 0,275Im
akan meningkatkan permintaan susu segar Tanda parameter struktural yang diharapkan:
sesuai dengan pendugaan yang dikemukakan b1>0; b2>0; b3>0; b4<0; b5>0
yaitu a6>0. Nilai koefisien tinggi menunjukkan Hasil analisis pengujian secara parsial
konsumsi susu perkapita sangat berpengaruh variabel-variabel yang berpengaruh pada
terhadap permintaan susu segar. Nilai t hitung penawaran susu segar, diperoleh sebagai
diperoleh sebesar 5,463 lebih besar dari nilai t berikut:
tabel (2,988) yang berarti bahwa konsumsi a. Harga susu segar
susu segar mempunyai pengaruh yang Nilai t hitung diperoleh sebesar 0,379
signifikan terhadap permintaan susu segar. lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,132 yang
g. Pendapatan perkapita (I) berarti harga susu segar tidak signifikan
Pendapatan perkapita penduduk pengaruhnya terhadap penawaran susu segar,
menunjukkan tingkat daya beli masyarakat, pengaruh harga susu segar yang tidak
meningkatnya daya beli akan mendorong signifikan kemungkinan disebabkan susu segar
masyarakat untuk meningkatkan konsumsi berada pada struktur pasar oligopoli dimana
kebutuhan sekunder dan tersier serta lebih harga tidak ditentukan oleh keseimbangan
memperhatikan gizi. Pendapatan perkapita pasar, kenyataan di lapang menunjukkan harga
penduduk berpengaruh nyata terhadap susu segar yang merupakan ketetapan
permintaan susu segar, hal ini ditunjukkan oleh pemerintah bersama-sama dengan KUD, GKSI,
nilai t hitung yang diperoleh yaitu sebesar peternak dan industri pengolah susu.
2,475 yang lebih besar dari t tabel pada alpha Hasil analisis ini menunjukkan
0,05 sebesar 1,895 sehingga Ho ditolak dan Ha peternak tidak mempunyai kekuatan daya tawar
diterima. Hasil analisis menunjukkan nilai dalam memasarkan hasil ternaknya, dimana
parameter struktural pendapatan perkapita harga yang diterima peternak merupakan harga
sebesar 4,484 berarti setiap peningkatan yang sudah ditetapkan dan meskipun terjadi
pendapatan perkapita akan meningkatkan perubahan harga penawaran susu segar tidak
permintaan susu segar. Hasil ini sesuai dengan dapat berubah dalam jangka pendek.
pendugaan parameter yang diharapkan yaitu b. Produksi susu segar
a7>0, artinya diduga perubahan pendapatan Produksi susu segar berpengaruh
perkapita berpengaruh positif terhadap positif terhadap penawaran susu segar, sesuai
permintaan susu segar. dengan pendugaan awal yaitu b2>0. Hasil
Hasil pengujian parsial variabel- analisis menunjukkan nilai koefisien struktural
variabel eksogen terhadap permintaan susu sebesar 0,934 yang berarti kenaikan produksi
segar menunjukkan variabel harga susu segar, susu segar sebesar 1 kg akan meningkatkan
konsumsi susu segar perkapita dan pendapatan penawaran susu segar sebesar 0,934 kg. Nilai t
perkapita penduduk memberikan pengaruh hitung yang diperoleh sebesar 6,458 lebih besar
nyata terhadap perubahan permintaan susu dari nilai t tabel pada α 0,01 yang berarti
segar sesuai dengan pendugaan yang terdapat pengaruh yang signifikan antara
dikemukakan, sedangkan harga susu bubuk, produksi dan penawaran susu segar. Produksi
harga susu kental manis dan jumlah produksi susu segar di Jawa Timur dipengaruhi oleh
produksi perekor dan jumlah induk laktasi.

134
Analisis Permintaan ... 130 – 137 (Amanatuz Zuhriyah)

Produksi perekor dipengaruhi oleh faktor susu segar disini merupakan persamaan harga
biologis sapi perah, jumlah pakan hijauan dan keseimbangan. Persamaan harga susu segar
konsentrat yang diberikan. Jumlah induk laktasi merupakan persamaan bentuk sederhana atau
adalah 70% dari total populasi sapi perah di reduced form dimana parameter atau koefisien
Jawa Timur. yang diperoleh adalah koefisien bentuk
c. Ekspor sederhana. Untuk memperoleh perkiraan
Nilai t hitung diperoleh sebesar 0,629 tentang koefisien struktural berdasarkan
lebih kecil dari nilai t tabel, artinya tidak perkiraan OLS dari koefisien bentuk sederhana
terdapat pengaruh yang signifikan antara dilakukan dengan metode Indirect Least Square
ekspor sebagai variabel eksogen pada (ILS) karena persamaan harga susu segar
penawaran susu segar. Koefisien struktural diidentifikasi tepat atau exacly identified
diperoleh sebesar – 0,000072 yang berarti (Supranto, 1984).
setiap kenaikan ekspor susu sebesar 1 kg akan Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
menurunkan penawaran susu segar Jawa Timur persamaan harga susu segar adalah harga susu
sebesar 0,000072 kg. Meskipun tidak bubuk, harga susu kental manis, produksi
signifikan, ekspor susu berpengaruh negatif industri, jumlah penduduk, konsumsi susu
terhadap penawaran susu segar sesuai dengan perkapita, pendapatan perkapita, produksi susu
pendugaan yang dikemukakan (b4<0). segar, stok, ekspor dan impor. Dari hasil
Ekspor susu merupakan sejumlah susu analisis persamaan harga susu segar diperoleh
segar yang keluar dari Jawa Timur, yang parameter reduced form sebagai berikut:
tentunya memberikan kontribusi pengaruh PSS = H0 + H1PSB + H2PSM + H3qi + H4N +
terhadap penawaran susu segar, data yang ada H5Mc + H6I + H7qp + H8St + H9E
menunjukkan bahwa ekspor susu tidak selalu + H10Im + Vt
dilakukan setiap tahun dengan fluktuasi nilai PSS = 176,958 - 0,021 PSB + 0,004 PSM +
ekspor yang tinggi. Ketidakpastian ekspor ini 4,518E-06 qi + 1,999E-05 N +
merupakan salah satu kemungkinan tidak 60,419 Mc + 0,0001 I + 2,467E-05 qp
nyatanya pengaruh ekspor terhadap penawaran + 0St – 1,9E-10 E + 7,265E-06 Im
susu segar. Pendugaan parameter reduced form:
d. Impor H1>0; H2>0; H3>0; H4>0; H5>0; H6>0; H7<0;
Koefisien struktural untuk variabel H8<0; H9>0; H10<0;
impor diperoleh sebesar 0,275 yang berarti Harga susu bubuk memberikan dampak
impor memberikan pengaruh positif terhadap pengganda negatif terhadap harga susu segar,
penawaran susu segar di Jawa Timur, apabila koefisien reduced form yang diperoleh sebesar
impor naik sebesar 1 kg maka penawaran akan –0,0212 yang berarti bahwa pada saat harga
meningkat sebesar 0,275 kg. Nilai t hitung susu bubuk mengalami kenaikan sebesar 1
diperoleh sebesar 2,575 lebih besar dari t tabel satuan maka harga susu segar akan mengalami
pada α 0,05 yaitu 1,746 artinya impor penurunan sebesar 0,0212 kali. Harga susu
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap segar sebagai input seharusnya berkorelasi
penawaran susu segar sebagai variabel positif dengan harga susu bubuk sebagai
endogen. output, artinya kenaikan harga susu bubuk
Hasil pengujian parsial variabel- secara teoritis diiringi kenaikan produksi yang
variabel eksogen terhadap penawaran susu akan meningkatkan permintaan susu segar dan
segar menunjukkan variabel harga susu segar selanjutnya diikuti kenaikan harga susu segar.
dan ekspor tidak memberikan pengaruh nyata Hal ini kemungkinan disebabkan produksi susu
terhadap perubahan penawaran susu segar, bubuk tidak hanya dipengaruhi oleh susu segar
sedangkan jumlah produksi susu segar dan sebagai input tetapi juga oleh faktor-faktor lain
impor susu memberikan pengaruh positif sesuai yang lebih berpengaruh misalnya
dengan pendugaan yang dikemukakan. perkembangan teknologi yang lebih efisien
dalam penggunaan input.
Harga Susu Segar Harga susu kental manis menunjukkan
Persamaan harga susu segar diperoleh koefisien reduced form sebesar 0,0044 yang
dari substitusi persamaan permintaan dan berarti perubahan harga susu kental manis
penawaran susu segar dalam persamaan sebesar 1 satuan akan meningkatkan harga susu
identitas yaitu qd = qs, jadi persamaan harga segar 0,0044 kali. Hal ini sesuai dengan

135
EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN 0216-0188

pendugaan yang dikemukakan bahwa susu yang ditawarkan tidak dapat ditambah
perubahan harga susu kental manis dalam jangka pendek.
berpengaruh positif terhadap harga susu segar. Ekspor dan impor susu menunjukkan
Koefisien reduced form untuk variabel koefisien reduced form positif sebesar 1,9E-10
produksi industri memberikan dampak dan 7,265E-06. Ekspor diduga berdampak
pengganda negatif terhadap harga susu segar, positif sedangkan impor berdampak negatif.
koefisien reduced form yang diperoleh sebesar Hasil analisis menunjukkan efek pengganda
4,518E-06 yang berarti bahwa pada saat ekspor terhadap harga susu segar sangat kecil
produksi industri mengalami kenaikan sebesar yang berarti ekspor tidak terlalu berpengaruh
1 satuan maka harga susu segar akan pada perubahan harga. Demikian pula pada
mengalami kenaikan sebesar 0,0000046 kali. variabel impor, meskipun efek pengganda tidak
Meskipun multiplier bernilai kecil, harga susu sesuai dengan dugaan awal, pengaruh
segar akan mengalami perubahan positif perubahannya terhadap harga sangat kecil.
apabila produksi industri mengalami kenaikan. Koefisien-koefisien reduced form pada
Jumlah penduduk berpengaruh positif persamaan harga susu segar menunjukkan efek
terhadap harga susu segar dengan koefisien pengganda variabel eksogen terhadap harga
reduced form 1,999E-05. Artinya kenaikan susu segar. Variabel yang memberikan efek
penduduk sebesar 1 satuan akan menyebabkan pengganda positif adalah harga susu kental
kenaikan harga susu segar 0,0000199 kali. manis, jumlah penduduk, konsumsi susu
Kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan perkapita, pendapatan perkapita, ekspor dan
konsumsi susu baik susu segar maupun susu impor. Sedangkan efek pengganda negatif
olahan yang pada akhirnya meningkatkan ditunjukkan oleh variabel harga susu bubuk,
permintaan susu segar yang kemudian secara produksi industri dan produksi susu segar.
simultan akan meningkatkan harga susu segar. Hasil analisis secara keseluruhan
Konsumsi susu perkapita menunjukkan menunjukkan bahwa komoditi susu segar
koefisien reduced form yang lebih besar merupakan komoditi khas dimana faktor-faktor
dibandingkan dengan variabel eksogen yang yang secara teori diduga berpengaruh, ternyata
lain yaitu sebesar 60,419. Kenaikan konsumsi tidak berpengaruh nyata. Pengaruh harga susu
susu perkapita sebesar 1 satuan akan segar yang signifikan pada permintaan dan
meningkatkan harga susu segar sebesar 60,419 tidak signifikan pada penawaran menunjukkan
kali. Besarnya angka pengganda ini bahwa posisi peternak merupakan price taker
menunjukkan bahwa konsumsi susu perkapita yang tidak mempunyai daya tawar, dengan kata
merupakan salah satu indikator yang dapat lain, industri sebagai konsumen utama susu
dijadikan pendorong bagi peternak untuk segar dapat menentukan berapapun jumlah
meningkatkan produksi susu segarnya. permintaan dan mempengaruhi tingkat harga,
Koefisien reduced form pendapatan sedangkan peternak tidak mempunyai pilihan
perkapita diperoleh sebesar 0,0001, artinya untuk memasarkan komoditinya. Penetapan
semakin meningkat pendapatan perkapita, harga ini juga berkaitan dengan struktur pasar
maka efek pengganda terhadap harga susu susu segar di Jawa Timur yaitu oligopoli
segar semakin tinggi. Meningkatnya dimana harga ditetapkan bersama, namun lebih
pendapatan perkapita sebesar satu satuan akan dipengaruhi oleh perusahaan yang dominan,
meningkatkan harga 0,0001 kali. disinilah intervensi pemerintah diperlukan
Produksi susu segar menunjukkan sebagai stabilisator dan pelindung usaha ternak
koefisien sebesar 2,467E-05, artinya apabila sapi perah rakyat.
produksi susu segar mengalami kenaikan
sebesar satu satuan akan meningkatkan harga Kesimpulan Dan Saran
susu segar. Pendugaan awal didasarkan pada
posisi susu segar sebagai input, apabila Kesimpulan
produksi meningkat berarti permintaan susu Permintaan susu segar di Jawa Timur
segar akan meningkat, tingginya permintaan sesuai hasil analisis dipengaruhi oleh harga
akan mendorong kenaikan penawaran yang susu segar, konsumsi susu segar perkapita dan
tentunya berakibat pada menurunnya harga pendapatan perkapita penduduk, sedangkan
susu segar. Ketidaksesuaian ini mungkin terjadi faktor lain yang diduga berpengaruh yaitu
karena dalam penawaran susu segar jumlah harga susu bubuk, harga susu kental manis dan

136
Analisis Permintaan ... 130 – 137 (Amanatuz Zuhriyah)

jumlah produksi industri tidak menunjukkan


pengaruh signifikan. Kawaguchi, Tsunemasa., Nobuhiro Suzuki dan
Penawaran susu segar dipengaruhi oleh Harry M Kaiser. 1997. A Spatial
jumlah produksi susu segar, dan impor susu, Equilibrium Model for Imperfectly
sedangkan variabel eksogen lain dalam Competitive Milk Markets dalam
persamaan yaitu harga susu segar dan ekspor American Journal of Agricultural
tidak menunjukkan pengaruh nyata. Economics Volume 79 August 1997.
Berdasarkan koefisien reduced form New York.
yang diperoleh untuk persamaan harga susu
segar diketahui efek pengganda positif Rianto, J. 1999. Analisis Penawaran dan
ditunjukkan oleh harga susu kental manis, Permintaan Susu Segar di Indonesia.
jumlah penduduk, konsumsi susu perkapita, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
pendapatan perkapita, ekspor dan impor.
Sedangkan efek pengganda negatif ditunjukkan Rindayati, W., Winarto dan SB Siswijono.
oleh variabel harga susu bubuk, produksi 1995. Analisis Keunggulan Komparatif
industri dan produksi susu segar. (Comparative Advantage) Pengolahan
Susu Segar Domestik Sebagai Dasar
Saran Formulasi Model Agroindustri
1. Untuk mencukupi permintaan susu segar Persusuan Di Jawa Timur
di daerah Jawa Timur khususnya, perlu Menyongsong Globalisasi Pasar Pada
dilakukan usaha peningkatan produksi Abad XXI. Malang: Universitas
susu segar. Disini pemerintah bersama Brawijaya.
koperasi/GKSI dapat berperan dengan
peningkatan jumlah sapi induk, perbaikan Siswati, Endang. 2004. Model Persamaan
sistem pemeliharaan sapi perah dan Simultan Dalam Pendugaan Penawaran
penanganan hasil produksi, penyediaan dan Permintaan Gula di Indonesia.
kredit bunga rendah serta pemberian Jurnal Ilmiah AGRI BISNIS. Volume 1,
subsidi harga pakan konsentrat. Nomor 1, Juli 2004. Surabaya:
2. Peternak sebagai pelaku utama penyedia Program Pascasarjana Universitas
komoditi dapat melakukan usaha Wijaya Kusuma Surabaya.
peningkatan kualitas susu yang diproduksi
dengan melakukan manajemen Supranto, J. 1984. Ekonometrik, Buku Dua.
pemeliharaan sapi perah yang baik. Selain Jakarta: LPFE Universitas Indonesia.
itu untuk memperoleh nilai tambah lebih
besar peternak dapat melakukan berbagai Tomek, William G. dan Kenneth L. Robinson.
alternatif pemasaran susu segar misalnya 1990. Agricultural Product Prices.
mengembangkan usaha kecil pengolahan Third edition. Ithaca and London:
susu menjadi produk olahan seperti krupuk Cornell University Press.
susu, permen susu, tahu susu dan berbagai
olahan lain, disini koperasi dapat berperan Vere, David., Gary Griffith dan Randall Jones.
sebagai pembina. 2000. The Spesification, Estimation
and Validation of a Quarterly
Daftar Pustaka Structural Econometric Model of the
Australian Grazing Industries. Glen
Ditjennak. 2005. Buku Statistik Peternakan. Osmond SA, Australia: CRC for Weed
Jakarta: Direktorat Jenderal Management Systems, University of
Peternakan. Adelaide.

137

You might also like