Professional Documents
Culture Documents
1 Mei 2016
Amin Khudlori
Abstract
143
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
144
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
terefleksi dalam teks sastra. Refleksi kaum Marxis. Kaum perempuan dapat
ini terwujud berkat tiruan dan direlasikan dengan kaum proletar yang
gabungan imajinasi pengarang berada dalam posisi tertindas (the
terhadap realitas kehidupan atau oppressed), sementara kaum pria dapat
realitas alam. Apa yang diungkapkan direlasikan dengan kaum pemilik
pengarang dalam karyanya merupakan modal sebagai kelas penindas (the
refleksi kehidupan atau alam yang oppressor). Meskipun demikian, kita
dilihatnya. Inilah salah satu alasan tidak bisa sepenuhnya dan secara tepat
mengapa dalam memahami suatu menganalogikan perjuangan gender
karya sastra diperlukan pendekatan dalam gerakan feminisme dengan
tertentu. perjuangan kelas sosial dalam
Untuk memahami pendekatan pandangan Marxisme. Pertama, karena
feminisme dalam kesusastraan, kita tujuan kaum feminis adalah equality,
juga perlu memahami feminisme bukan mengalahkan dan mengambil
sebagai gerakan. Hal ini didasarkan alih posisi serta menggantikan peran.
pada pemahaman bahwa feminisme Kedua, metode dan proses yang
sebagai pendekatan dalam karya sastra digunakan dalam mencapai tujuan
berangkat dari feminisme sebagai sangat berbeda. Metode yang dipakai
suatu gerakan, seperti dinyatakan dalam gerakan feminisme adalah
dalam kutipan berikut ini: “Pendekatan penyadaran dan prosesnya bersifat
feminis yang berkembang di bidang evolusioner-bertahap dan non-violent.
kesusateraan, terutama di Amerika dan Sementara itu, Marxisme
Inggris, tidak dapat dilepaskan dari menggunakan metode pertentangan
gerakan perempuan yang berkembang dan benturan antar kelas melalui
di kedua negara tersebut.” (Budianta, proses yang bersifat revolusioner
2002: 199). dengan menggunakan kekuatan politik
Dalam konteks tertentu, (massa pendukung dan institusi partai)
perjuangan kaum feminis dapat serta militer (kekuatan senjata).
direlasikan dengan konsep Adapun dasar pemikiran dalam
pertentangan kelas dalam pandangan analisis sastra berperspektif feminis
145
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
146
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
147
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
148
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
149
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
150
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
151
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
152
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
153
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
154
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
155
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
meskipun memang ada jenis puisi yang Ah, a solid, respectable family
terkesan sebagai ujaran atau „potret‟ man.
realitas sehari-hari (Budianta dkk, The family picture is on HER
2002: 33). desk.
Dalam puisi tersebut, seperti Umm, her family will come
dapat kita lihat dari judulnya, before her career.
digambarkan pandangan yang tidak Sangat dimungkinkan bahwa
setara dan tidak adil (bias gender) Josefowitz sengaja membuat susunan
terhadap laki-laki dan perempuan di semacam itu (memanfaatkan struktur
kantor (office). Meskipun gambaran puisi) untuk membuat pembaca
yang diberikan dalam puisi tersebut melihat secara jelas bias gender yang
berlangsung di tempat kerja, namun ingin disampaikan. Dengan melihat
apa yang diungkapkan mempunyai cara penulis memanfaatkan
spektrum yang lebih luas. perbandingan yang kontras melalui
Puisi tersebut dibagi dalam struktur penulisan puisi, kita dapat
bait-bait yang menggambarkan memahami hal yang lebih dalam lagi
peristiwa atau hal yang sama, yang (yang mungkin ingin disampaikan oleh
dialami atau dilakukan oleh laki-laki penulis), yaitu bahwa bias gender
dan perempuan, namun dipersepsikan seringkali kita jumpai dalam
secara berbeda. Dalam puisi tersebut, kehidupan sehari-hari karena bias
peristiwa yang dialami atau hal yang gender secara terstruktur telah tersusun
dilakukan oleh laki-laki dan dalam tatanan masyarakat dan tradisi
perempuan pada tiap baris gasal (baris kultural.
pertama dan ke tiga) diikuti oleh Pada bait pertama,
persepsi terhadap peristiwa yang digambarkan foto keluarga yang ada di
dialami atau hal yang dilakukan (baris atas meja kerja (pegawai) laki-laki dan
ke dua dan ke empat). perempuan. Foto keluarga yang berada
The family picture is on HIS di atas meja laki-laki “The family
desk. picture is on HIS desk” dipersepsikan
156
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
secara positif. Laki-laki tersebut will come before her career). Dua
dianggap sebagai kepala keluarga yang respon yang berbeda itu
menyayangi keluarganya dan suami menggambarkan bagaimana
yang setia pada istrinya sehingga ia masyarakat yang patriarkis secara
dianggap sebagai laki-laki terhormat sosial dan kultural mengkonstruksikan
“Ah, a solid, respectable family man”. stereotype dan menghasilkan stigma
Foto keluarga yang berada di atas meja yang tidak adil terhadap perempuan.
perempuan “The family picture is on Dalam bait ke dua
HER desk” dipersepsikan secara direfleksikan judgement yang bias
negatif sebagai ungkapan gender. Meja yang berantakan “HIS
keterikatannya pada keluarga dan desk is cluttered”, dipersepsikan
beban bagi karirnya “Umm, her family sebagai simbol pekerja keras dan sibuk
will come before her career”. bagi laki-laki “He‟s obviously a hard
Secara sosial dan kultural, worker and busy man”. Bagi
posisi dan peran perempuan perempuan, hal yang sama akan
dikonstruksikan untuk berada di dipersepsikan sebagai simbol
wilayah domestik (dalam rumah kekacauan pikiran “She‟s obviously a
tangga/keluarga) sementara laki-laki disorganized scatter brain”.
ditempatkan di wilayah publik. Hal Masyarakat yang dikonstruksikan dan
tersebut kemudian diasosiasikan didominasi oleh laki-laki menetapkan
dengan profesionalisme dan totalitas tuntunan perilaku dan nilai sosial yang
kerja mereka. Karena perempuan memungkinkan pemberian
dikonstruksikan untuk berada di pemakluman bagi laki-laki dan
wilayah domestik, maka ia dianggap sebaliknya memberikan tuntutan dan
tidak dapat dipisahkan dari keluarga sanksi sosial terhadap perempuan yang
dan dengan demikian tidak mampu tidak sesuai dengan tuntunan dan nilai
memisahkan dunia kerja dengan rumah sosial tersebut.
tangganya yang kemudian akan Dalam bait ke tiga
membebani kinerjanya serta digambarkan stereotype dalam
mempengaruhi karirnya (her family penggunaan waktu dan relasi sosial di
157
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
tempat kerja. Seorang laki-laki yang relevan dengan pekerjaan, tidak terarah
berbicara dengan rekan kerjanya di dan tidak produktif.
tempat kerja “HE is talking with his Pada bait ke empat
co-workers” (tanpa diketahui topik digambarkan stereotype dalam
pembicaraan dan dijelaskan konteks penggunaan waktu dan kedisiplinan,
waktunya), akan dicitrakan secara yang ditunjukkan pada kesan yang
positif karena telah dikonstruksikan berbeda terhadap laki-laki dan
kesan bahwa di tempat kerja laki-laki perempuan yang tidak sedang berada
membicarakan masalah pekerjaan “He di meja dan ruang kerja (tanpa
must be discussing the lattest deal”. dijelaskan dimana sebenarnya mereka
Kata rekan kerja (co-workers) dalam berada). Konstruksi berpikir yang tidak
konteks ini mengarahkan pikiran menerapkan kesetaraan gender
pembaca pada laki-laki sehingga menghasilkan cara pandang dan
menimbulkan persepsi bahwa konteks penilaian yang diskriminatif dan
berpikir dan topik pembicaraan laki- diwarnai prasangka. Laki-laki yang
laki berkaitan dengan hal-hal yang tidak berada di meja kerjanya “HE‟S
relevan, terarah dan produktif. not at his desk”, diasumsikan sedang
Dalam kasus yang sama namun mengikuti rapat “He must be at a
dilakukan oleh perempuan, hal tersebut meeting”. Hal ini mengarahkan kesan
akan dipersepsikan secara berbeda. pembaca bahwa laki-laki
Ketika perempuan sedang bercakap- menggunakan waktu kerjanya secara
cakap dengan rekan kerjanya “SHE is maksimal (untuk mengikuti rapat).
talking with her co-workers” dianggap Sementara bagi perempuan yang tidak
sedang menggosip “She must be berada di meja kerjanya “SHE‟S not ar
gossiping“ dengan rekan kerja (yang her desk” diasumsikan wanita tersebut
dikonotasikan) sesama perempuan. sedang ke toilet “SHE must be in the
Perempuan dipersepsikan ladies‟ room” yang mengesankan
membicarakan hal-hal yang tidak bahwa wanita tidak menggunakan
waktu kerjanya secara maksimal.
158
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
159
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
dan justru membawa efek yang positif adalah marah “Did he get angry?”.
dan produktif bagi dirinya. Sementara asumsi respon yang
Sementara perempuan diberikan oleh perempuan adalah
dianggap memberikan respon secara menangis “Did she cry?”. Reaksi
negatif, emosional dan kontra marah mengungkapkan bahwa laki-
produktif bagi dirinya. Kesan seperti laki digambarkan mempunyai
ini muncul karena konstruksi berpikir kekuatan dan keberanian untuk
masyarakat yang menganggap laki-laki melawan tekanan atau sesuatu yang
lebih mengandalkan rasio / kognisi merugikan dirinya.
sementara wanita lebih mengandalkan Sementara wanita digambarkan
perasaan / afeksi. Meskipun hal ini akan menangis ketika ia diperlakukan
mungkin terjadi pada perempuan tidak adil. Tangis merupakan
(tradisional), namun hal tersebut tidak gambaran kelemahan dan
dapat digeneralisir dan harus dipahami ketidakberdayaan, dan dalam konteks
sebagai hasil bentukan sosial / kultural tertentu kelemahan mental karena
yang dikonstruksi laki-laki. Sebagai tunduk terhadap tekanan dan tidak
bukti, perempuan (modern) yang berusaha melawannya. Harus dipahami
memperoleh pendidikan dan bahwa sudut pandang dan cara
pengalaman yang equal dengan laki- interpretasi bahwa marah
laki tidak hanya mengimbangi laki- melambangkan kekuatan dan
laki, bahkan mampu mengunggulinya. keberanian, sementara menangis
Pada bait ke delapan melambangkan kelemahan dan
digambarkan citra diri wanita sebagai ketidakberdayaan merupakan sistem
mahkluk yang lemah, tidak hanya nilai dan kerangka berpikir yang
secara fisik, namun juga secara mental terkonstruksi dalam konteks sosial /
ketika menerima perlakuan yang tidak budaya yang patriarkal.
adil “HE / SHE got an unfair deal”. Pada bait ke sembilan
Asumsi respon yang diberikan laki- digambarkan tentang konsekuensi dan
laki ketika diperlakukan tidak adil efek terhadap pekerjaan yang akan
160
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
161
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
162
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
163
Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N.
Josefowitz (Amin Khudlori)
http://kumpulankaryapuisi.blogspot.co
m/2010/05/natasha-josefowitz-
biography.html#ixzz4A7r05qxr
164