Professional Documents
Culture Documents
“It’s My Turn”
STUDY KASUS
oleh :
ALEX HANDANI SINAGA 5417220059
2019
Studi Kasus : ‘When Everything Isn’t Half Enough by Suzy Wetlaufer’
Dilihat dari paragraf berikut ini: Norman Spenser adalah seorang pengusaha
yang sangat sukses. Dalam dua dekade terakhir ia berhasil mendirikan sebuah
perusahaan investasi di San Francisco bernama Arrowhead. Saat ini
Arrowhead dikenal di Wall Street sebagai perusahaan butik top-notch dengan
aset sebesar $ 25 miliar. Namun hanya dikarenakan terjebak dalam rutinitas
yang menyita waktu dan perhatian Norman menjadi stress.
“Lately, he had been looking at Web sites about missing people. Part of him was
looking for his sister, Samantha. He hadn’t seen or heard from her since she ran away
from home—she’d be 41 now. For some crazy reason, Norm had started to miss her,
the same way he had started missing his mother now, ten years after she’d died.
But another part of Norm looked at the Web sites on missing people because he
desperately wanted to know something: How had they done it? How had these
people managed to escape their lives without a trace?”
o Dari 2 paragraf diatas dapat di artikan bahwa akhir-akhir ini, Norman mulai mencari
informasi tentang adik perempuannya samantha yang hilang. Namun di saat yang sama,
anehnya ia juga mencari tahu alasan bagaimana saudarinya samantha bisa pergi
menghilang tanpa diketahui kerabatnya.
4. Menurut Jean Hollands, (founder dan CEO dari Growth & Leadership Center di California):
Masa lalu Norman yang miskin, di bawah alam sadar membentuk sindrom merasa tidak
pernah cukup. Oleh karena itu Norman terus menaklukan tantangan pekerjaan.
Namun saat perusahaan sudah berjalan sukses tanpa perlu kerjakerasnya, ia kehilangan
tantangan
Sedangkan keluarganya merasa gagal untuk mendapatkan perhatian Norman.
5. Menurut Manfred F.R Kets de Vries, (Psikoanalis, seorang Professor Raoul de Vitry
d’Avaucourt di Human Resource Management at INSEAD in Fontainebleau, France):
Norman terjebak dalam Faust Syndrome, saat sudah mencapai sukses kemudian
mempertanyakan kembali apakah semua yang telah dicapai benar-benar berarti dalam
hidupnya.
Norman mengalami masalah krisis paruh baya dimana ia merasa tidak nyaman dengan
dirinya sendiri, kehilangan energi, fokus, ataupun ketertarikan terhadap hal-hal baik di
sekitar nya (dalam clinical parlance disebut quasi-anhedonia).
“But when Norman was a junior in high school, a miracle occurred, or at least it seemed
that way to him. For reasons he could never understand, another junior, Nancy Rogers,
fell in love with him. She was smart, kind, pretty, and, most astonishing to Norman, she
was rich—the only daughter of a self-made oil millionaire, Jack Rogers, a classic Texan
character as outspoken as he was revered by everyone in his huge extended family of
relatives, friends, and even employees.”
Norman yang tidak berprestasi di sekolah dan hidupnya dalam kesulitan sampai
pberbeda dengan Nancy Rogers seorang anak yang pintar, cantik dan kaya raya
yang anak dari milioner Jack Rogers, yaitu sosok pengusaha minyak yang sukses.
4. Everything Is Gone : Segala sesuatu nya berakhir sudah untuk Norman SPANSER,,,
Perhaps he shouldn’t have been surprised by Nancy’s anger when it finally caught his
attention. One evening he arrived home, buzzing with excitement over a great day in the
market. He burst into the dining room, where dinner was just wrapping up. “Hi, everyone,”
he said cheerily, “how you all doing?”
“What do you care?” Nancy replied. She didn’t even look up.
“Yeah, who are you?” asked Julie. He’d never seen so much rancor in the face of a 16-year-
old.
Tidak seperti bisnisnya yang sangat sukses, kehidupan keluarga Norman sangat
tidak bahagia meskipun kehidupan mereka berlimpah akan materi. Norman yang
tidak bisa mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga sehingga mengakibatkan
keluaganya merasa kehilangan sosok seorang suami dan ayah. Kenangan pahit
akan masa lalu membuat Norman terus mengejar kesuksesan yang kemudian
tanpa ia sadari ia telah kehilangan banyak waktu bersama keluarganya. Dan
akhirnya pada titik tertentu istri dan kedua anaknya mersa kecewa dan perlahan
mulai mengabaikan dan meninggalkan Norman.
Dengan bersyukur kita bisa melihat dunia lebih luas, yang sebelumnya tidak kita
lihat karena kita hanya terpaku akan keinginan kita yang tidak pernah habis.
Bersyukur bukan berarti menyerah namun dengan bersyukur kita bisa lebih
bijaksana dalam menentukan jalan terbaik yang harus kita tempuh untuk
mencapai tujuan tersebut tanpa merugikan orang lain. Dalam kasus Norman,
bersyukur akan membuat Norman tidak hanya memikirkan pekerjaannya saja
tetapi ia dapat lebih memeperhatikan keluarganya