You are on page 1of 17

Naskah Publikasi

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN MEMORI


JANGKA PENDEK MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1

Diajukan Oleh :

INICHE TINTA
N 101 14 054

Kepada

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
APRIL 2018
1
2

The Correlation Between Central Obesity With Short-Term Memory at Students


in Medical Faculty of Tadulako University
Iniche Tinta *, Sumarni **, Hasanuddin ***
* Medical Student, Faculty of Medicine, Tadulako University
** Lecturer Departement of Clinic Nutrition, Faculty of Medicine, Tadulako University.
*** Lecturer Departement of Cardiovasclar, Faculty of Medicine, Tadulako University.

ABSTRACT

Background: Students need good cognitive function to help the learning process.
Memory is one of the cognitive functions in which the speed of cognitive processes
depends on the level of short-term memory activation. The deterioration in short-
term memory may lead to decrease in learning ability. One of the conditions
affecting memory formation is an increase in lipid profile due to decreased
adiponectin in people with central obesity. The purpose of this study was to
determine the relationship between the central obesity and short-term memory at
students in Medical Faculty of Tadulako University.

Method: This study is an correlational research using observationals analytic


design with cross-sectional approach. The sample is 87 peoples obtained by
purposive sampling based on the criteria set by the researchers. Determination of
central obesity using waist ruler and short-term memory measurements using
digit span tests. The data has been obtained then processed using statistical
analysis.

Results: Medical students of Tadulako University with central obesity have an


average abdominal circumference of 91.30 and the most short-term memory
category is moderate. Central obesity has a relationship with short-term memory
at students in Medical Faculty of Tadulako University (p = 0.015). The higher of
abdomen circumference or obesity, then the lower of short-term memory (r = -
0.261).

Conclusion: There is a significant relationship between obesity and short-term


memory at students in Medical Faculty of Tadulako University.

Keywords: Central Obesity, Short Term Memory, Digit Digit Test.


3

Hubungan Obesitas Sentral Dengan Memori Jangka Pendek


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Iniche Tinta*, Sumarni**, Hasanuddin***
*Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
** Dosen Bagian Gizi Klinik Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
***Dosen Bagian Cardiovascular Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang: Mahasiswa memerlukan fungsi kognitif yang baik untuk
membantu proses belajar. Memori adalah salah satu dari fungsi kognitif dimana
kecepatan proses kognitif diketahui tergantung pada tingkat aktivasi memori
jangka pendek. Perburukan pada memori jangka pendek dapat menyebabkan
penurunan kemampuan belajar. Salah satu kondisi yang mempengaruhi
pembentukan memori adalah peningkatan profil lipid akibat penurunan
adiponektin pada orang dengan obesitas sentral. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan memori jangka pendek
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan


menggunakan desain observasional yang bersifat analitik dan menggunakan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 87 orang yang diperoleh secara
purposive sampling berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Penentuan obesitas sentral menggunakan pita pengukur dan penilaian
memori jangka pendek menggunakan digit span test. Data yang didapatkan
kemudian diolah menggunakan analisis statistik.

Hasil: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako dengan obesitas


sentral memiliki rata-rata lingkar perut 91,30 dan kategori memori jangka pendek
terbanyak adalah sedang. Obesitas sentral memiliki hubungan dengan memori
jangka pendek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako (p=0.015).
Semakin tinggi lingkar perut atau obesitas sentral maka semakin rendah memori
jangka pendek (r=-0.261).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan


memori jangka pendek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Kata Kunci: Obesitas Sentral, Memori Jangka Pendek, Digit Span Test.
4

PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari proses belajar dan mengingat.
Memori berguna untuk menyimpan informasi yang telah didapat dari proses
belajar dan informasi tersebut dapat dipanggil kembali untuk dipergunakan
beberapa waktu kemudian.[1] Pembentukan memori dimulai dari memori jangka
pendek. Memori ini berlangsung dalam beberapa detik sampai menit. Memori
jangka panjang merupakan memori yang dipertahankan dalam waktu hari hingga
tahun. Memori jangka panjang dibentuk dari memori jangka pendek yang
mengalami konsolidasi, yaitu pengulangan secara terus-menerus.[2]
Pembentukan memori dapat terganggu oleh berbagai penyebab, salah
satunya adalah peningkatan profil lipid akibat penurunan adiponektin pada orang
dengan obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan keadaan kelebihan lemak
yang terakumulasi di daerah abdomen (intraabdominal fat). Lingkar perut
merupakan metode yang digunakan untuk menentukan obesitas sentral. Pria
dinyatakan mengalami obesitas sentral apabila lingkar perut menunjukkan lebih
dari 90 cm.[3] Pola hidup yang tidak sehat seperti kurang melakukan aktivitas
fisik, asupan energi yang berlebihan, pola makan dan pola tidur yang tidak teratur
dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral.[4] World Health Organization
(2014) menyatakan bahwa obesitas merupakan suatu kondisi epidemik global,
sehingga obesitas sudah menjadi masalah kesehatan yang harus segera
ditangani.[5] revalensi obesitas sentral secara nasional tahun 2013 adalah 26.6%,
lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 yaitu 18,8%. Prevalensi obesitas
sentral terendah di Nusa Tenggara Timur (15,2 %) dan tertinggi di DKI Jakarta
(39,7 %). Prevalensi di Sulawesi Tengah adalah ±20%.[6]
Mahasiswa kedokteran memerlukan fungsi kognitif yang baik. Bila fungsi
kognitif tidak baik, maka akan menyebabkan penurunan prestasi akademik.
Mahasiswa membutuhkan memori yang baik untuk membantu proses belajar.[7]
Perburukan pada memori jangka pendek dapat mengganggu proses konsolidasi
memori sehingga menyebabkan penurunan prestasi mahasiswa.[2]
5

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui


hubungan antara obesitas sentral dan memori jangka pendek pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan menggunakan
desain observasional yang bersifat analitik dan menggunakan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
pada Maret 2018. Sampel berjumlah 87 orang yang diperoleh secara purposive
sampling berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah pita pengukur untuk mengukur
lingkar perut dalam penentuan obesitas sentral dan digit span test untuk menilai
memori jangka pendek. Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan
analisis korelasi Pearson.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Sampel Penelitian
Karateristik sampel berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini, yaitu :
Tabel 1 Distribusi Karateristik Subjek Penelitian berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 33 37,9
Perempuan 54 62,1
Total 87 100
Sumber : Data primer, 2018

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin


yaitu jumlah subjek perempuan yang mengalami obesitas sentral lebih banyak
dibandingkan subjek laki-laki, dimana jumlah perempuan sebanyak 54 orang
(62,1%) dan laki-laki sebanyak 33 orang (37,9%).
6

Tabel 2 Distribusi Karateristik Subjek Penelitian berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase (%)
16 1 1,1
17 8 9,2
18 23 26,4
19 19 21,8
20 14 16,1
21 17 19,6
22 4 4,7
23 1 1,1
Total 87 100

Sumber : Data primer, 2018

Distribusi mahasiswa yang mengalami obesitas sentral berdasarkan usia


didapatkan pada usia 16 tahun sebanyak 1 orang (1,1%), usia 17 tahun
sebanyak 8 orang (9,2%), usia 18 tahun sebanyak 23 orang (26,4%), usia 19
tahun sebanyak 19 orang (21,8%), usia 20 tahun sebanyak 14 orang (16,1%),
usia 21 tahun sebanyak 17 orang (19,6%), usia 22 tahun sebanyak 4 orang
(4,7%), dan usia 23 tahun 1 orang (1,1%). Jumlah terbanyak adalah usia 18
tahun yaitu 23 orang (26,4%). Jumlah yang paling sedikit adalah usia 16 dan
23 tahun yaitu masing-masing 1 orang (1,1%).

Tabel 3 Distribusi Memori Jangka Pendek berdasarkan penilaian Digit


Span Forward
Skor Frekuensi Persentase (%)
4 10 11,5
6 26 29,9
8 26 29,9
10 18 20,7
12 4 4,6
14 3 3,4
Total 87 100
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan hasil penilaian digit span forward ditemukan tidak ada


subjek yang mendapatkan skor 2, 10 orang (11,5%) mendapatkan skor 4, 26
7

orang (29,9%) mendapatkan skor 6, 26 orang (29,9%) mendapatkan skor 8,


18 orang (20,7%) mendapatkan skor 10, 4 orang (4,6%) mendapatkan skor
12, dan 3 orang (3,4%) mendapatkan skor 14. Jumlah terbanyak adalah
subjek yang mendapatkan skor 6 dan 8 yaitu 26 orang (29,9%).

Tabel 4 Distribusi Memori Jangka Pendek berdasarkan penilaian Digit


Span Backward
Skor Frekuensi Persentase (%)
2 8 9,2
4 38 43,8
6 25 28,7
8 10 11,5
10 4 4,6
12 1 1,1
14 1 1,1
Total 87 100
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan hasil penilaian digit span backward ditemukan 8 orang


(9,2%) mendapatkan skor 2, 38 orang (43,8%) mendapatkan skor 4, 25 orang
(28,7%) mendapatkan skor 6, 10 orang (11,5%) mendapatkan skor 8, 4 orang
(4,6%) mendapatkan skor 10, 1 orang (1,1%) mendapatkan skor 12, dan 1
orang (1,1%) mendapatkan skor 14. Jumlah terbanyak adalah subjek yang
mendapatkan skor 4 yaitu 38 orang (43,8%) dan paling sedikit adalah subjek
yang mendapatkan skor 12 dan 14 yaitu 1 orang (1,1%).

Tabel 5 Hubungan Usia Subjek Obesitas Sentral dengan Hasil Digit


Span Forward
Uji Korelasi Pearson Distribusi Signifikansi. 2-tailed (p)
Hubungan Usia Subjek Obesitas
Sentral dengan Hasil Digit Span 0,261 0,154
Forward

Uji korelasi dilakukan untuk menilai hubungan usia dengan hasil digit
span forward dan diperoleh hasil uji distribusi yaitu 0,261 yakni lebih besar
dari 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
8

korelasi Pearson dan didapatkan nilai signifikansi p=0,154 yakni lebih besar
dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dan
hasil digit span forward.

Tabel 6 Hubungan Usia Subjek Obesitas Sentral dengan Hasil Digit


Span Backward
Uji Korelasi Spearman Distribusi Signifikansi. 2-tailed (p)
Hubungan Usia Subjek Obesitas
Sentral dengan Hasil Digit Span 0,004 0,933
Backward

Uji korelasi dilakukan untuk menilai hubungan usia dengan hasil digit
span backward dan diperoleh hasil uji distribusi yaitu 0,004 yakni lebih kecil
dari 0,05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan
uji korelasi Spearman dan didapatkan nilai signifikansi p=0,933 yakni lebih
besar dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara usia
dan hasil digit span backward.

Tabel 7 Distribusi Memori Jangka Pendek Subjek Penelitian


Memori Jangka Pendek Frekuensi Persentase (%)
Buruk 12 13,8
Sedang 64 73,6
Baik 11 12,6
Total 87 100
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan hasil pengukuran memori jangka pendek didapatkan hasil


12 orang (13,8%) memiliki rentang skor 1-8 dengan predikat memori jangka
pendek buruk, 64 orang (73,6%) memiliki rentang skor 9-16 dengan predikat
memori jangka pendek sedang, dan 11 orang (12,6%) memiliki rentang skor
17-24 dengan predikat memori jangka pendek baik. Jumlah terbanyak adalah
memori jangka pendek sedang dan jumlah terkecil adalah memori jangka
pendek baik.
9

Tabel 8 Distribusi Memori Jangka Pendek berdasarkan Jenis Kelamin


Memori Jangka Pendek
Jenis
Buruk Sedang Baik Total
Kelamin
n % n % n % n %
Laki-laki 3 9,1 27 81,8 3 9,1 33 100
Perempuan 9 16,7 37 68,5 8 14,8 54 100
Total 12 13,8 64 73,6 11 12,6 87 100
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan hasil pengukuran memori jangka pendek ditemukan 3


orang (9,1%) laki-laki dengan memori jangka pendek buruk, 27 orang
(81,8%) laki-laki dengan memori jangka pendek sedang, dan 3 orang (9,1%)
laki-laki dengan memori jangka pendek baik. Sedangkan hasil pengukuran
memori jangka pendek pada mahasiswa perempuan ditemukan 9 orang
(16,7%) perempuan dengan memori jangka pendek buruk, 37 orang (68,5%)
perempuan dengan memori jangka pendek sedang, dan 8 orang (14,8%)
perempuan dengan memori jangka pendek baik. Jumlah terbanyak pada laki-
laki dan perempuan adalah memori jangka pendek sedang. Jumlah paling
sedikit pada laki-laki adalah memori jangka pendek buruk dan pada
perempuan adalah memori jangka pendek baik.

2. Analisis Hubungan Obesitas Sentral dengan Memori Jangka Pendek


Uji statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua
variabel yaitu obesitas sentral dan memori jangka pendek pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako. Hasil analisis yang didapatkan
sebagai berikut :

Tabel 9 Analisis Hubungan Obesitas Sentral dengan Memori Jangka


Pendek
Signifikansi. 2- Koefisien
Uji Korelasi Pearson Distribusi
tailed (p) Korelasi (r)
Hubungan Obesitas Sentral
Dengan Memori Jangka 0,316 0,014 -0,262
Pendek
10

Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada variabel obesitas sentral


dengan memori jangka pendek diperoleh hasil Asymp. Sig sebesar 0,316
yaitu lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disumpulkan data berdistribusi
normal. Uji korelasi dilanjutkan menggunakan uji korelasi Pearson. Nilai
signifikansi = 0,014 yaitu lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan terdapat
hubungan obesitas sentral dengan memori jangka pendek. Hasil uji juga
menunjukkan koefisien korelasi = -0,262 yang menunjukkan korelasi negatif
atau berbanding terbalik dengan kekuatan hubungan berada direntang 0,26 –
0,50 menunjukkan hubungan korelasi cukup kuat.

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan
memori jangka pendek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
Sampel yang diperoleh adalah 87 orang. Jumlah sampel telah memenuhi besar
sampel minimal yaitu 51 orang. Data yang diambil berasal dari data primer
berupa pengukuran lingkar perut dan tes digit span memori jangka pendek. Hasil
pengukuran tersebut dimasukkan ke dalam program SPSS untuk diolah lebih
lanjut.
Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral
dengan memori jangka pendek mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako adalah uji korelasi Pearson. Hasil penelitian berdasarkan uji tersebut
diperoleh bahwa nilai signifikansi = 0,014 yaitu nilai p<0,05 yang menunjukkan
terdapat hubungan obesitas sentral dengan memori jangka pendek mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako. Oleh karena itu, hipotesis kerja pada
penelitian ini adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji juga menunjukkan
koefisien korelasi = -0,262 yang menunjukkan semakin tinggi lingkar perut atau
obesitas sentral maka semakin rendah memori jangka pendek, dengan kekuatan
hubungan berada direntang 0,26 – 0,50 menunjukkan hubungan korelasi cukup
kuat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yusliana[8]
dimana terdapat hubungan obesitas dengan fungsi kognitif. Yusliana menemukan
11

bahwa sebagian besar subjek (70,8%) mengalami obesitas dengan penurunan


fungsi kognitif. Orang dengan obesitas sentral mengalami kekurangan lipoprotein
HDL yang dapat menyebabkan gangguan pembuangan oxysterol. Gangguan
pembuangan oxysterol akan menyebabkan meningkatnya proses inflamasi di
neuron yang dapat menimbulkan gangguan fungsi sinaptik. Kemampuan kognitif
yang terganggu akibat peningkatan lemak tubuh pada obesitas mencakup
pemikiran, penilaian, persepsi, perhatian, pemahaman, dan memori.
Penelitian Sri[9] dilakukan pada anak-anak usia 8-12 tahun. Penelitian ini
menemukan bahwa anak yang mengalami obesitas memiliki kemampuan memori
jangka pendek yang lebih buruk dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami
obesitas. Keadaan patologi pada obesitas yang menunjang bahwa keadaan
obesitas memperburuk fungsi memori, diantaranya adalah kadar HDL dan
adinoponektin yang dimiliki oleh orang obesitas. HDL berfungsi membawa
kolesterol menuju sel-sel yang membutuhkan kolesterol.
Penelitian yang dilakukan Bjorkhem dan Meaney[10] menemukan bahwa
obesitas menyebabkan berkurangnya daya belajar, memori dan fungsi eksekutif
seseorang. Pada obesitas sentral terjadi peningkatan risiko perburukan fungsi
memori yang lebih signifikan dibandingkan obesitas perifer. Hal ini terjadi karena
perubahan pada adipokin, sitokin, hiperinsulinemia, advanced glycosylation end
product (AGEs), dan gangguan serebro vaskular lebih tinggi pada obesitas sentral.
Penelitian Aryana, et al[11] menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang
bermakna antara obesitas sentral dengan kadar adiponektin plasma. Semakin
tinggi tingkat obesitas sentral maka kadar adiponektin akan semakin rendah.
Keadaan hipoadiponektinemia sering dihubungkan dengan gangguan sistem
neurologi. Rendahnya adiponektin akan menyebabkan terjadi hiperinsulinemia
yang selanjutnya akan mengganggu clearance beta amyloid di otak. Terjadinya
akumulasi plak amyloid inilah yang berperan dalam patogenesis perburukan
memori hingga demensia, terutama penyakit alzheimer. Hampir semua penderita
demensia mengalami gangguan memori pada awal perjalanan penyakitnya,
terutama memori jangka pendeknya. Penurunan adiponektin pada obesitas sentral
dapat menyebabkan peningkatan kolesterol yang menyebabkan perburukan fungsi
12

memori. Penurunan kadar adiponektin akan menyebabkan peningkatan agen


inflamasi. Obesitas sentral berhubungan dengan atrofi serebral dan substansia alba
(substansi putih) dimana faktor inflamatori disinyalir berhubungan dengan
perubahan fungsi kognitif.[10] Penurunan fungsi kognitif pada mahasiswa seperti
memori jangka pendek akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam proses
input, proses, dan output saat belajar sehingga kemampuan mahasiswa akan
menurun. Kemampuan mahasiswa dalam menerima dan memproses pelajaran
akan semakin menurun. Gangguan dalam proses belajar akan berakibat pada
kurangnya pengetahuan dan penurunan indeks prestasi mahasiswa.[12]
Hasil penelitian ini juga menunjukkan jumlah subjek perempuan yang
mengalami obesitas sentral lebih banyak dibandingkan subjek laki-laki, dimana
jumlah perempuan sebanyak 54 orang (62,1%) dan laki-laki sebanyak 33 orang
(37,9%). Jenis kelamin mempengaruhi terjadi obesitas sentral karena perbedaan
hormonal pada laki-laki dan perempuan. Hormon estrogen yang memiliki
hubungan dengan jaringan adiposa lebih tinggi pada perempuan. Faktor lain yang
mempengaruhi obesitas sentral adalah gaya hidup. Ketidakseimbangan energi
akibat kurangnya aktivitas fisik dan tingginya asupan makanan terutama glukosa .
Resiko obesitas sentral akan semakin meningkat dengan pertambahan usia.[13]
Obesitas yang terjadi pada usia dewasa dapat dimulai dari usia yang lebih muda,
yaitu usia remaja maupun anak-anak. Shankaran[14] menyatakan bahwa anak-anak
yang mengalami obesitas memiliki risiko obesitas dua kali lebih besar pada usia
remajanya. Prevalensi obesitas pada anak usia 4-6 tahun sebesar 31,0 %. Hal ini
dapat menyebabkan tingginya angka obesitas pada remaja dan dewasa.
Hasil pengukuran digit span forward didominasi oleh subjek dengan skor
6 dan 8 sedangkan pada digit span backward didominasi oleh subjek dengan skor
4. Skor 6 dan 8 digit span forward menunjukkan subjek mampu mengingat hingga
panjang digit 5 angka dan 6 angka sedangkan skor 4 digit span backward
menunjukkan subjek mampu mengingat hingga panjang digit 3 angka. Hal ini
sesuai dengan teori dimana tingkat kesulitan digit span backward lebih tinggi
daripada digit span forward karena digit span backward lebih membutuhkan
manipulasi mental dan visualisasi angka-angka.[15]
13

Usia subjek masih berada dalam satu kategori yaitu remaja akhir. Uji
korelasi antara usia dengan hasil digit span forward dan backward didapatkan
hasil tidak terdapat hubungan antara usia dengan hasil digit span forward maupun
usia dengan hasil digit span backward. Hal ini sesuai dengan penelitian Myelson,
et al[16] yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara usia dengan digit span
forward, namun terdapat hubungan antara usia dengan digit span backward pada
kelompok usia lanjut. Semakin tinggi usia makan semakin buruk digit span
backward akibat proses neurodegenerasi dan perubahan pada fungsi lobus frontal
yang mengarah ke penurunan fungsi eksekutif yang membutuhkan koordinasi
pemrosesan dan penyimpanan.
Berdasarkan hasil pengukuran memori jangka pendek dapat diketahui 12
orang (13,8%) memiliki memori jangka pendek buruk, 64 orang (73,6%) memiliki
memori jangka pendek sedang, dan 11 orang (12,6%) memiliki memori jangka
pendek baik. Hasil ini menunjukkah bahwa memori jangka pendek mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako didominasi oleh memori jangka
pendek sedang (73,6%). Distribusi memori jangka pendek berdasarkan jenis
kelamin baik pada laki-laki maupun juga menunjukkan hasil didominasi oleh
memori jangka pendek sedang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Putri[12] yaitu sebanyak 57
orang (58,8%) dari 97 subjek memiliki memori jangka pendek sedang. Penelitian
Neneng (2014) pada siswa SD didapatkan siswa yang memiliki memori jangka
pendek sedang sebanyak 65% dan baik sebanyak 35%. Fandokova, et al[17]
menemukan bahwa memori jangka pendek meningkat selama anak-anak hingga
remaja dan menurun pada usia tua. Usia remaja (13-15 tahun) dan dewasa awal
(20-25 tahun) memiliki memori yang lebih baik dibandingkan dewasa (55-75
tahun).
Gunstad, et al[18] melakukan penelitian pada dewasa muda dan dewasa
pertengahan usia 21-50 tahun. Gunstad menyimpulkan bahwa penurunan memori
jangka pendek pada subjek dengan obesitas tidak hanya terjadi pada usia dewasa
akhir, namun juga pada usia dewasa awal. Whitmer et al[19] yang melakukan
penelitian kohort terhadap subjek yang mengalami obesitas sentral menunjukkan
14

demensia terjadi antara 40-45 tahun kemudian setelah dilakukan penilaian


obesitas sentral. Whitmer[19] menyatakan bahwa seseorang yang mengalami
obesitas dan memiliki lingkat perut yang besar berisiko 3,6 kali lebih besar
mengalami demensia dibandingkan dengan orang dengan IMT dan lingkar perut
normal. Hal ini menunjukkan bahwa efek buruk obesitas sentral pada otak dimulai
lama sebelum gejala klinis demensia muncul dan tidak terbatas hanya pada orang
yang mengalami overweight tetapi juga pada individu normal yang mengalami
obesitas sentral.

KESIMPULAN
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako dengan obesitas
sentral memiliki rata-rata lingkar perut 91,30.
2. Kategori memori jangka pendek mahasiswa dengan obesitas sentral terbanyak
adalah sedang.
3. Terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan memori jangka pendek
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian untuk menilai hubungan obesitas sentral dengan
jenis memori lainnya.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai obesitas sentral dengan
menggunakan metode selain pengukuran lingkar perut seperti pengukuran
lemak sub kutan, bioelectrical impedance analysis dengan body fat monitor
dan dual-energy X-ray.
3. Perlu dilakukan penelitian kohort prospektif untuk menilai hubungan obesitas
sentral dan memori jangka pendek.
15

DAFTAR PUSTAKA

1. Tortora G.J. dan Grabowski S.R. Principles of Anatomy and Physiology.


Edisi 9. Canada: John Wiley & Sons; 2009.
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2014.
3. Flier J.S. dan Flier E.M. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi 18.
United State: Mc Graw Hill; 2012.
4. Jiao J., Moudon A.V., Kim S.Y., Hurvitz, Drenowski. Health implication of
adults’ eating at and living near fast food or quick service restaurants.
Nutrition and Diabetes. 2015; 5:e171.

5. World Health Organization. Obesity and Overweight. 2014. Diunduh dari


http://www.who.int/mediacenter/index.html.

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

7. Pratiwi, S.E., Handoko, W., Rahmatania, R. Pengaruh Senam Otak Terhadap


Memori Jangka Pendek Mahasiswa. Jurnal Vokasi Kesehatan. 2016; 2(1):
205-213.

8. Yusliana. Hubungan Obesitas Dengan Fungsi Kognitif. ETD; 2012: 10(3).

9. Sri. Analisis Pengaruh Berat Badan Lebih Terhadap Penurunan Fungsi


Memori Jangka Pendek pada Anak Umur 8-12 Tahun. 2012;

10. Bjorkhem I. Dan Meaney S. Brain Cholesterol: Long Life Behind a Barrier.
Atrerioscler Thromb Vasc Biol. . 2014; 24: 06-15.

11. Aryana, Kuswardhani, Suastika K., Santoso A. Korelasi Antara Obesitas


Sentral dengan Adiponektin pada Lansia dengan Penyakit Jantung Koroner.
Jurnal Penyakit Dalam. 2011; 12(2): 1-6.
12. Putri D.L., Handini M., Effiana. Hubungan antara Kualitas Tidur dengan
Memori Jangka Pendek Mahasiswa Universitas Diponegoro. 2016; 1(3): 1-7.
16

13. Tchernof A. dan Despres J. Pathophysiology of Human Visceral Obesity: An


Update. Physiol Rev. 2013; 93: 359-404.

14. Shankaran S., Bann C., Das A., Lester B., Baha H. Risk For Obesity in
Adolescence Starts in Early Childhood. Journal of Perinatology. 2011; 31:
711-716.

15. Kaufman A.S. dan Kaufman N.L. Essentials of WAIS IVAssessment. Edisi 2.
New Jersey: John Wiley and Sons Inc; 2013.

16. Myelson, Hester R.L., Kinsella G.J., Ong B. Effect Of Age On Forward And
Backward Span Tasks. J Int Neuropsychol Soc. 2014;10:475–481.
17. Fandakova Y., Sander M.C., Werkie-Bergner M., Shing Y.L. Age differences
in short-term memory binding are related to working memory performance
acress the lifespan. Psychol Aging. 2014;29(1):140-149.

18. Gunstad J., Paul R.H., Cohen R.H., Tate D.F., Gordon E. Obesity is
Assosiated With Memory Deficit In Young And Middle-Age Adults. Eat
Weight Disord. 2006; 11(1): 15-19.

19. Whitmer R.A., Gustafson D.R., Barret C.E., Haan M.N., Gunderson E.P.,
Yaffe K. Central Obesity and Incrased Risk of Dementia More Than Three
Decade Later. Neurology. 2010; 71(14): 1057-1064.

You might also like