Professional Documents
Culture Documents
ID Pengetahuan Hiv Dan Aids Pada Remaja Di PDF
ID Pengetahuan Hiv Dan Aids Pada Remaja Di PDF
Abstract
Abstrak
Latar belakang: Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja di Indonesia masih rendah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja di
Indonesia.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah
semua individu sampel Riskesdas 2010 pada remaja yang berumur 15-19 tahun. Kriteria inklusi sampel
pada penelitian ini adalah semua remaja yang berumur 15-19 tahun, termasuk dalam sampel Riskesdas
2010 yang belum menikah dan menandatangani inform consent. Data yang digunakan Riskesdas 2010
dengan rincian kuesioner RKDIO.RT dan RKDIO.IND. Data yang dikumpulkan meliputi pengenalan
tempat dan keterangan anggota rumah tangga (wilayah, umur, jenis kelamin, status kawin, pendidikan,
pekerjaan, status ekonomi), pengetahuan HIV dan AIDS dan perilaku seksual. Pengetahuan HIV dan AIDS
merupakan nilai komposit dari pertanyaan pada RKDIO.IND. Blok C02 sampai dengan C03. Pengetahuan
HIV dan AIDS dikatakan baik jika di atas atau sama dengan median, dan kurang jika di bawah nilai
median.
Hasil: Persentase pengetahuan HIV dan AIDS dengan katagori baik pada remaja di perkotaan sebesar 54
persen dan di perdesaan sebesar 46,6 persen.
Kesimpulan Pengetahuan HIV dan AIDS dengan katagori baik pada remaja dengan pendidikan di atas
SMP sebesar 58,6 persen lebih tinggi dibandingkan remaja dengan pendidikan di bawah SMP (48,3%).
145
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
146
Pengetahuan HIV dan AIDS Pada Remaja...( Sudikno, Bona & Siswanto)
menjadi penyebab kematian yang paling kumulatif infeksi baru HIV dapat mencapai
umum pada pasien yang terinfeksi HIV.9 1,7 juta orang.12
AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
orang di seluruh dunia. Pada mengungkapkan bahwa kasus HIV dan AIDS
Januari 2006, UNAIDS dan WHO memperki sampai dengan bulan Agusrus 2010 dari
rakan bahwa AIDS telah menyebabkan semua kelompok umur sejumlah 21.770
kematian lebih dari 25 juta orang sejak orang, termasuk remaja.13 Sementara itu
pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Kementerian Kesehatan (2010) melaporkan
Dengan demikian, penyakit ini merupakan bahwa sampai dengan akhir tahun 2010
salah satu wabah paling mematikan dalam terdapat kasus AIDS sejumlah 24.131 dengan
sejarah. AIDS telah menyebabkan kematian angka kematian 4.539. Kasus AIDS tertinggi
sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada terdapat pada kelompok usia muda (15-29
tahun 2005, dan lebih dari 570.000 jiwa di tahun), yaitu 50,5 persen.'4 Meningkatnya
antaranya adalah anak-anak.10 Sepertiga dari jumlah remaja penderita HIV dan AIDS
jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub- dimungkinkan karena keterbatasan akses
Sahara, sehingga memperlambat per- informasi dan layanan kesehatan yang
tumbuhan ekonomi dan menghancurkan berdampak pada rendahnya pengetahuan
kekuatan sumber daya manusia di sana. tentang HIV dan AIDS yang benar. Menurut
Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat KPA (2011) pemahaman remaja tentang HIV
mengurangi tingkat kematian dan parahnya dan AIDS masih sangat minim, padahal
infeksi HIV, namun akses terhadap remaja termasuk kelompok usia yang rentan
pengobatan tersebut tidak tersedia di semua dengan perilaku berisiko. Persentase remaja
negara.11 (15-24 tahun) yang mampu menjawab
dengan benar cara-cara pencegahan
Selanjutnya, fenomena "gunung es" dalam
penularan HIV dan AIDS serta menolak
kasus HIV dan AIDS di Indonesia menjadi
pemahaman yang salah mengenai penularan
diskursus yang perlu mendapat perhatian.
HIV dan AIDS hanya sebesar 14,3 persen.'3
Pada tahun 2007, perkembangan siruasi
epidemi HIV menunjukkan peningkatan yang Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
sangat tajam. Jumlah kasus HIV dan AIDS (SDK!) tahun 2003 menunjukkan sekitar 34
meningkat terus, dan dilaporkan pada akhir persen remaja putri dan 21 persen remaja
tahun 2007 terdapat 11.141 pasien AIDS dan laki-laki berumur 15-24 tahun belum pernah
6.066 orang HIV positif. Jumlah ini mendengar istilah HIV dan AIDS.15
diperkirakan hanya dari 10 persen dari Sedangkan hasil SDKI 2007 menunjukkan
seluruh orang yang terinfeksi HIV di bahwa persentase wanita pernah kawin yang
Indonesia.12 pernah mendengar tentang AIDS sebesar 61
persen dan pada laki-laki sebesar 71 persen.
Walaupun secara nasional prevalensi HIV
Wanita dengan umur 20-39 tahun, berstatus
masih tergolong rendah, tetapi di beberapa
kawin dengan pendidikan tinggi lebih banyak
tempat telah terjadi penularan yang cukup
mendengar AIDS dibanding kelompok
tinggi. Survei Terpadu HIV dan Perilaku
wanita lainnya. Demikian juga pada laki-laki
(Depkes RI 2006 - 2007) menemukan rata-
mengikuti pola yang sama. Laki-laki dengan
rata prevalensi HIV pada penduduk Papua
tingkat pendidikan lebih tinggi berstatus
mencapai 2,4 persen. Sementara di provinsi-
kawin dan tinggal di perkotaan cenderung
provinsi lain dengan tingkat epidemi tertinggi
lebih banyak mendengar AIDS dibandingkan
di Indonesia, ditemukan prevalensi yang
kelompok laki-laki lainnya. Meskipun sudah
tinggi pada penduduk paling berisiko.
banyak yang mempunyai pengetahuan dasar
Mereka adalah pengguna narkoba suntik
tentang AIDS, namun tingkat pengetahuan
(52%), penjaja seks (9%), dan laki-laki yang
tentang cara mengurangi risiko terinfeksi
seks dengan laki-laki (5%). Peningkatan
pada umumnya rendah.16
penularan HIV yang sangat tajam ini dipicu
oleh peningkatan penggunaan narkoba suntik Sedangkan laporan hasil Riset Kesehatan
di awal tahun 2000 dan hubungan seksual Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa
berisiko. Jika tidak dilakukan intervensi yang prevalensi nasional yang pernah mendengar
intensif, diperkirakan pada tahun 2020 total istilah HIV dan AIDS sebesar 44,4 persen,
147
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
dan 13,9 persen di antaranya yang individu sampel Riskesdas 2010 pada remaja
mengetahui dengan benar penularan HIV dan yang berumur 15-19 tahun. Kriteria inklusi
AIDS.17 Selanjutnya menurut Suryoputro, sampel pada penelitian ini adalah semua
dkk. (2006) mengemukakan bahwa remaja yang berumur 15-19 tahun, termasuk
peningkatan aktifitas seksual dikalangan dalam sampel Riskesdas 2010 yang belum
kaum remaja, tidak diiringi dengan menikah.
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
seksual dan reproduksi termasuk HIV dan Data yang dikumpulkan
AIDS, penyakit menular seksual (PMS) dan
Data yang dikumpulkan diambil dari
alat-alat kontrasepsi.18 Penelitian Sucipto
kuesioner rumah tangga (RKD07.RT) yang
(2007) terhadap 88 remaja menunjukkan
meliputi pengenalan tempat dan keterangan
bahwa 55,7 persen remaja berpengetahuan
anggota rumah tangga (wilayah, umur, jenis
baik, 42 persen berpengetahuan sedang dan
kelamin, status kawin, pendidikan, pekerjaan,
2,3 persen memiliki pengetahuan rendah.
status ekonomi). Sedangkan dari kuesiner
Sebanyak 55,7 persen remaja memiliki
individu (RKD07.IND) adalah pengetahuan
perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/
HIV dan AIDS dan perilaku seksual.
AIDS dan 44,3 persen berperilaku tidak
Pengetahuan HIV dan AIDS merupakan nilai
berisiko.19
komposit dari pertanyaan pada RKD10.IND.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010) Blok C02 sampai dengan Blok C03.
telah menghasilkan serangkaian informasi Berdasarkan distribusi data, maka
situasi kesehatan berbasis komunitas yang pengetahuan HIV dan AIDS dikelompokkan
spesifik berkaitan indikator Millenium berdasarkan median. Pengetahuan HIV dan
Development Goals (MDG), salah satunya AIDS dikatakan baik jika di atas atau sama
terkait dengan HIV dan AIDS, namun dengan median, dan kurang jika di bawah
analisis tentang pengetahuan HIV dan AIDS nilai median.
pada remaja 15-19 tahun belum dilakukan.
Analisis ini diharapkan dapat menjadi Prosedur pengumpulan data
masukan bagi pelaksana program kesehatan
Pengumpulan data dilakukan oleh tenaga
dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
lulusan Poltekkes atau petugas Dinas
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat yang
mengetahui gambaran pengetahuan HIV dan
terdiri dari empat orang pewawancara dan
AIDS pada remaja di Indonesia.
satu di antaranya menjadi ketua tim. Cara
pengumpulan data meliputi wawancara
METODE
dengan responden oleh petugas pengumpul
data untuk mendapatkan informasi tentang
Sumber data penelitian
pengenalan tempat dan keterangan anggota
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rumah tangga (wilayah, umur, jenis kelamin,
desain potong lintang (cross secsional). Data status kawin, pendidikan, pekerjaan, dan
yang digunakan untuk penelitian ini adalah status ekonomi), pengetahuan HIV dan
Riskesdas 2010 dengan rincian kuesioner AIDS.
RKD10.RT dan RKD10.IND. Dalam
Untuk mendapatkan kualitas data yang baik,
pelaksanaan Riskesdas 2010 yang
maka selain dilakukan pelatihan petugas
dilaksanakan oleh Badan Litbangkes
pengumpul data, juga dilakukan bimbingan
ditentukan jumlah sampel sebanyak 70 000
teknis dan supervisi oleh Penanggungjawab
rumah tangga meliputi seluruh wilayah
Tingkat Kabupaten/Kota (PJT
provinsi di Indonesia yang dikunjungi oleh
Kabupaten/Kota), Penanggung Jawab
tim pengumpul data kesehatan msyarakat.
Tingkat Provinsi (PJT Provinsi) dan tingkat
Sampel individu untuk kesehatan masyarakat
pusat (Balitbangkes). Selanjutnya kuesioner
diperkirakan sebanyak 315 000 individu.
untuk wawancara telah diuji-coba terlebih
dahulu untuk mengetahui masalah dalam
Besar sampel penelitian
tingkat kesulitan, pemahaman bahasa dan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua istilah kesehatan, serta alur pertanyaan.
148
Pengetahuan HIV dan AIDS Pada Remaja...( Sudikno, Bona & Siswanto)
Variabel n = 14355 %
Wilayah Perdesaan 5691 39,6
Perkotaan 8664 60,4
Jenis kelamin Laki-laki 7402 51,6
Perempuan 6953 48,4
Pendidikan <=SMP 10487 73,1
>SMP 3868 26,9
Pekerjaan Sekolah 7815 54,4
Tidak bekerja 3910 27,2
Bekerja 2630 18,4
Status ekonomi Kuintil 1 2709 18,9
Kuintil 2 2957 20,6
Kuintil 3 2963 20,6
Kuintil 4 3013 21,0
Kuintil 5 2713 18,9
149
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
Pertanyaan n=14355 %
Pertanyaan n = 14355 %
150
Pengetahuan HIV dan AIDS Pada Remaja...( Sudikno, Bona & Siswanto)
Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja baik tidak jauh berbeda pada laki-laki dan
menurut karakteristik perempuan. Sedangkan dari tingkat
pendidikan tampak bahwa persentase remaja
Pengetahuan remaja merupakan indeks
dengan pengetahuan HIV dan AIDS dengan
komposit dari pengetahuan tentang penularan
katagori baik pada remaja dengan pendidikan
dan pencegahan HIV dan AIDS. Dengan
di atas SMP sebesar 58,6 persen lebih tinggi
menggunakan cut-off = median (skor=71),
dibandingkan remaja dengan pendidikan di
diketahui bahwa persentase pengetahuan HIV
bawah SMP (48,3%). Demikian juga
dan AIDS kurang pada remaja sebesar 48,9
menurut pekerjaan yang menunjukkan
persen. Persentase remaja yang mampu
adanya kecenderungan persentase
menjawab dengan benar pengetahuan HIV
pengetahuan HIV dan AIDS lebih baik pada
dan AIDS hanya sebesar 0,3 persen. Tabel 4
remaja yang masih sekolah dibandingkan
menjelaskan tentang pengetahuan HIV dan
dengan remaja yang bekerja maupun remaja
AIDS pada remaja menurut karakteristik.
yang tidak bekerja (tidak sekolah).
Persentase pengetahuan HIV dan AIDS
Selanjutnya menurut status ekonomi keluarga
dengan katagori baik pada remaja di
tampak adanya penurunan persentase
perkotaan sebesar 54 persen, sedangkan di
pengetahuan HIV dan AIDS dengan katagori
perdesaan sebesar 46,6 persen. Menurut jenis
kurang dengan meningkatnya kelompok
kelamin diketahui bahwa persentase
kuintil (Tabel 4).
pengetahuan HIV dan AIDS kurang maupun
Tabel 4. Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia menurut Karakteristik
151
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 - 154
152
Pengetahuan HIV dan AIDS Pada Remaja...( Sudikno, Bona & Siswanto)
153
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
154