Professional Documents
Culture Documents
451 980 1 SM PDF
451 980 1 SM PDF
Abstrak
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam menyusui. Kontak kulit ke kulit segera setelah
bayi lahir merupakan faktor kunci dalam proses laktasi. Proses ini sangat tergantung dari keyakinan ibu dalam
menyusui bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontak kulit ke kulit segera terhadap
keyakinan ibu menyusui paska bedah sesar. Penelitian quasi eksperiment posttest only design with control groups
ini dilakukan pada 52 ibu dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing-masing 26 ibu
secara consecutive sampling di kota Langsa-Aceh. Pengambilan data menggunakan instrumen Breastfeeding Self-
Efficacy Scale-Short Form. Hasil uji statistik indenpendent t test menunjukkan adanya perbedaan nilai rerata
keyakinan ibu menyusui pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (59,00±6,54; 49,62±7,78; p=0,001).
Kontak kulit ke kulit dapat meningkatkan keyakinan ibu menyusui yang dapat memengaruhi proses laktasi.
Kata kunci: Bedah sesar, keyakinan ibu menyusui, kontak kulit ke kulit segera.
Abstract
There are several factors influence the succesness of breastfeeding. Skin contact immediately after delivery is the
key factor to stimulate the lactation process. This process depend on self efficacy of mother. The aim of this study
was to identify the effect of skin-to-skin contact immediately after cesarean section on maternal breastfeeding
self-efficacy. The method of this research was quasi-experiment, post-test only design with control group, used
consecutive sampling, conducted to 52 women divided into control n intervention group each group consist of 26
woman in Langsa-Aceh. Breastfeeding Self-Efficacy Scale-Short Form used to collect data. The results showed
mean value of mother’s self-efficacy whom are treated by skin-to-skin contact immediately of their baby after
cesarean section is better than control group (59.00 ± 6.54; 49.62 ± 7.78). The value is different significantly with
p= 0.001. Skin to skin contact was needed to increase mother’s self efficacy which influence the lactation process
pelatihan dan penyamaan persepsi tentang agar peneliti memperoleh informasi ibu-ibu
prosedur selama penelitian. Selanjutnya yang akan melaksanakan bedah sesar di RS
peneliti mengadakan sosialisasi awal untuk tersebut. Peneliti menentukan responden
melaksanakan tujuan, manfaat, prosedur berdasarkan kriteria inklusi yang telah
penelitian kepada bidang keperawatan, ditetapkan. Lembar persetujuan atau informed
kepala ruangan, dan instruktur klinik. Peneliti consent akan diberikan kepada responden
juga langsung melakukan komunikasi setelah peneliti memperkenalkan diri dan
interpersonal dan meminta izin untuk menjelaskan maksud dari pelaksanaan
melaksanakan SSC di ruang operasi kepada penelitian tersebut meliputi tujuan, hak dan
dokter obstetri dan ginekologi. kewajiban responden serta manfaat penelitian
Pelaksanaan SSC ini tidak hanya diketahui pada ibu paska bedah sesar.
oleh bagian obstetri dan ginekologi, tetapi juga Seluruh ibu-ibu yang sudah memenuhi
diketahui oleh bagian departemen anak rumah kriteria inklusi yang telah memperoleh
sakit (RS). Peneliti juga mengomunikasikan informasi mengenai intervensi SSC
perihal mengenai tindakan yang akan selanjutnya akan ditanyakan kesediaannya
dilakukan tersebut dan disambut baik untuk menjadi responden dalam penelitian.
oleh bagian departemen anak RS. Tahap Jika bersedia tahap selanjutnya adalah
selanjutnya adalah peneliti melakukan pelaksanakan intervensi SSC sesuai prosedur
pengumpulan data melalui langkah-langkah SSC di ruang operasi selama 15 menit
sebagai berikut; memilih responden sesuai sesuai panduan intervensi. Jika bayi dalam
kriteria inklusi, memberikan informasi kondisi baik (menangis kuat, tonus otot baik
penelitian kepada responden dengan jelas, dan warna kulit kemerahan) pada 30 detik
meminta persetujuan pasien untuk menjadi pertama kehidupan, selanjutnya pantau apgar
responden, menentukan responden yang akan skor menit pertama (nilai apgar 8-9). Bayi
menjadi kelompok intervensi dan kelompok dengan kondisi buruk tidak dilakukan SSC,
kontrol, dan melakukan kontrak dengan namun dilanjutkan dengan protokol bayi
responden baik pada responden kelompok ke ruang perawatan bayi. Tiga hari paska
intervensi maupun pada responden pada bedah sesar ibu-ibu yang telah mendapat
kelompok kontrol. kan intervensi SSC akan dilakukan penilaian
Waktu Pelaksanaan penelitian ini BSE dengan mengisi lembar kuesioner yang
dilakukan mulai tanggal 26 Mei sampai 17 telah tersedia.
Juni 2014 dengan pembagian kegiatan yaitu Responden untuk kelompok kontrol
melakukan kontak kulit ke kulit (SSC) segera dalam penelian ini diperoleh di RSUD Aceh
setelah bayi lahir di ruang operasi pada saat Tamiang. Peneliti dibantu oleh kolektor data
pertemuan pertama dengan responden serta yang telah ditentukan sebelumnya. Ibu-
melakukan penilaian keyakinan ibu menyusui ibu pada kelompok kontrol hanya dikaji
pada tiga hari paska bedah sesar. Pelaksanaan mengenai perawatan rutin paska bedah
penelitian dilakukan pada tiga Rumah Sakit, sesar di RS tersebut. Seluruh ibu-ibu yang
yaitu RSUD Kota Langsa dan RS Cut Nyak sudah memenuhi kriteria inklusi yang telah
Dhien Langsa pada kelompok ibu-ibu memperoleh informasi mengenai manfaat,
bedah sesar yang diberikan intervensi SSC, dan prosedur penelitian selanjutnya akan
sementara RSUD Aceh Tamiang adalah ibu ditanyakan kesediaannya untuk menjadi
dengan bedah sesar yang hanya mendapatkan responden dalam penelitian. Responden pada
perawatan rutin (kelompok kontrol) kelompok kontrol dilakukan penilaian BSE
Pelaksanaan penelitian di RSUD Kota setelah tiga hari paska bedah sesar dengan
Langsa dan RS Cut Nyak Dhien Langsa mengisi lembar kuesioner yang telah tersedia.
adalah ibu-ibu bedah sesar yang diberikan Instrumen penelitian menggunakan
intervensi SSC. Pelaksanaan intervensi SSC kuesioner terstruktur. Kuesioner terdiri dari
dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti dua kelompok. Kelompok pertama berisi
juga meminta kepada kepala ruangan untuk panduan intervensi SSC dan kelompok
diberikan contact person, hal ini diperlukan kuesioner kedua berisi tentang pernyataan
mendukung yaitu penelitian yang dilakukan banyak memeluk, menyentuh, memegang dan
oleh Keemer (2013) yang menjelaskan bahwa menunjukkan perilaku bicara positif, selain
SSC merupakan salah satu strategi utama itu bayi juga dapat memulai belajar menyusu.
yang dapat digunakan dalam meningkatkan Pengalaman yang dialami inilah yang dapat
BSE ibu. Hasil studi tersebut menunjukkan menyebabkan kepuasan ibu untuk merawat
bahwa hampir semua yakni sebesar (93%) bayi dan kepercayan diri ibu untuk menyusui
ibu dilaporkan melakukan kontak kulit ke bayinya mulai muncul. Hal ini sejalan dengan
kulit saat lahir dapat memberikan keyakinan konsep BSE yang dikemukakan oleh Dennis
ibu dalam menyusui bayinya. (1999) bahwa (performance accomplishment)
Keyakinan ibu dalam menyusui bayinya atau suatu pengalaman akan keberhasilan
merupakan salah satu aspek yang berkaitan yang telah dicapai sebelumnya merupakan
dengan kondisi psikologis ibu. Kondisi ini salah satu sumber informasi utama yang
dapat dimodifiksi dengan berbagai upaya dapat mempengaruhi BSE ibu.
intervensi serta menargetkan nilai BSE yang Pengalaman positif ibu saat dilakukan SSC
tinggi pada populasi ibu-ibu menyusui. segera selama di ruang operasi sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Damstra dapat memengaruhi keyakinan ibu dalam
(2012) menyebutkan bahwa pemberian merawat dan menyusui bayi selanjutnya.
intervensi serta menargetkan nilai BSE yang Metode SSC ini efektif untuk meningkatkan
tinggi pada ibu menyusui dapat dimulai kepuasan serta keyakinan ibu untuk menyusui
sejak masa kehamilan, sehingga pemberian bayinya, banyak bukti menunjukkan bahwa
ASI eksklusif dan durasi menyusui SSC dapat meningkatkan BSE ibu dan
dapat meningkat pada masa postpartum. kepusaan ibu untuk merawat bayi (Aghdas et
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif juga al., 2013; Philips 2013; Keemer 2013) serta
sangat ditentukan pada minggu pertama meningkatkan durasi menyusu hingga dua
postpartum sebagai fase kritis menyusui. Hal kali lipat (Philips 2013)
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penelitian ini dapat membuktikan
oleh Nurbaeti & Lestari (2013) yang bahwa salah satu cara untuk meningkatkan
menyebutkan bahwa pentingnya pemberian keberhasilan menyusui yaitu melaui
intervensi comprehensive breastfeeding pemberian intervensi skin to skin contact
education pada minggu pertama postpartum (SSC) segera antara ibu dan bayi terutama pada
dalam mensukseskan keberhasilan ASI ibu dengan bedah sesar saat berada di ruang
eksklusif operasi. SSC diketahui dapat meningkatkan
Ketika ibu menjalani persalinan melalui keyakinan ibu untuk menyusui (BSE). Selain
bedah sesar satu hal yang paling sering itu SSC juga dapat mensukseskan program
terjadi yaitu pemisahan antara ibu dan IMD yang masih belum merata dilaksanakan
bayi. SSC segera selama di ruang operasi di seluruh Indonesia.
merupakan salah satu cara yang dapat Perawat dapat menjadi konselor menyusui
dilakukan untuk meningkatkan attachment serta dapat memberikan pemahaman
dan menjalin interaksi segera antara ibu dan mengenai manfaat besar yang dapat diperoleh
bayi. SSC dapat meningkatkan hormon yang dengan melakukan SSC terutama pada ibu
mengatur perilaku attachment. Oksitosin dengan persalinan bedah sesar. Perawat
merupakan hormon yang banyak diteliti dapat memahami bahwa pentingnya SSC
kaitannya terhadap attachment dan sering segera antara ibu dan bayi untuk membantu
disebut sebagai “love hormone”. Hormon ini meningkatkan bonding and attachment,
terbukti meningkatkan relaksasi, daya tarik, mengurangi efek negatif dari pemisahan dini
pengenalan wajah, dan perilaku pengasuhan antara ibu dan bayi serta dapat meningkatkan
ibu serta semua perilaku yang penting untuk BSE ibu.
keberlangsungan hidup bayi (Philips 2013). Hasil penelitian ini juga dapat mengubah
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keyakinan tentang pelaksanaan IMD
SSC segera terutama pada ibu-ibu dengan khususnya SSC pada ibu dengan bedah
bedah sesar selama di ruang operasi juga sesar. Sejauh ini pelaksanaan IMD masih
diketahui dapat memfasilitasi interaksi segera menemukan berbagai masalah dalam
antara ibu dan bayi. Ibu dengan SSC lebih penerapannya di lapangan terutama pada ibu
Lauwers, J., & Swisher, A. (2011). & Hyde, M.J. (2012). Breastfeeding after
Counseling the Nursing Mother. A Lactation cesarean delivery: A systematic review and
Consultant’s Guide, (5th Ed.). Jones and meta-analysis of world literaure. American
Barlett Publishers, ISBN 978-0-7637-8652- Society for Nutrition, 95, 1113-35.
4, Sudbury, USA.
Rahayuwati, L., Ermiati, & Trisyani, M.
Meedya, S., Fahy, K., & Kable, A. (2010). (2016). Proses evaluasi: Standar, efektifitas,
Factors that positively influence breastfeeding efisiensi dan keberlangsungan pelayanan
duration to 6 months: A literature review. keperawatan maternitas. Jurnal Keperawatan
Women Birth, 23, 135–145. Padjajaran, 4(2), 127–138. ISSN: 2338-
5324.
Nurbaeti, I., & Lestari. K.B. (2013).
Efektivitas comprehensive breastfeeding Riordan, J. (2005). Breastfeeding and human
education terhadap keberhasilan Air Susu lactation (3rd Ed.). Massachusetts. Jones and
Ibu (ASI) pada periode postpartum. Jurnal Bartlett Publisher.
Keperawatan Padjajaran, 1(2), 27–36.
ISSN: 2338-5324. Roesli, U. (2008). Mitos menyusui. Makalah
dalam Seminar Telaah Mutakhir tentang ASI.
Pérez-Ríos, N., Ramos-Valencia, G., & Ortiz, Bali: FAOPS-Perinasia.
A.P. (2007). Cesarean delivery as a barrier
for breastfeeding initiation: The Puerto Rican Smith, L.J. (2010). Impact of birth practices
experience. Journal of Human Lactation, 24, on breastfeeding (2nd Ed.), Jones and Barlett
293-302. doi:10.1177/0890334408316078Pu Publishers, ISBN 978-0-7637-6374-9,
blishers, ISBN 978-0-7637-6374-9, Sudbury, Sudbury, USA.
USA.an (2012). Breastfeeding and the use of
human milk. Pediatrics, 129,827–841. Wardani, M.A. (2012). Gambaran tingkat
self-efficacy untuk menyusui pada ibu
Philips, R. (2013). The scared hour: primigravida. Skripsi. FIK UI. Depok: tidak
Uninterrupted skin to skin contact dipublikasikan.
immediately after birth. Newborn & infant
nursing reviews, 13, 67–72. Yulfitrawasih. (2011). Menyusui mencegah
risiko diabetes type 2. Diterima dari Rumah
Prior, Emily., Santhakumaram, Shalini., Sakit Islam Jakarta. Website: www.rsi.co.id.
Gale, Cris., Philipps, L.H., Modi, Neena.,