Adi, S. B. S. 2018.

“Analisis Stabilitas Concrete Block Anchor pada Hexagonal Floating

Breakwater dengan Pengujian Fisik”. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS,
Surabaya.

Badan Informasi Geospasial. 2018. “Rujukan Nasional Data Kewilayahan: Luas NKRI 8,3 Juta
Kilometer Persegi”, https://big.go.id/berita-surta/show/rujukan-nasional-data-
kewilayahan-luas-nkri-8-3-juta-kilometer-persegi, diakses pada 16 Februari 2019 pukul
18.00 WIB.

Bhattacharyya, R. 1972. Dynamic of Marine Vehicles. New York: a Wiley Intersience Publication,
John Wiley & Sons.

Briggs, M. J. 2013. “Basics of Physical Modeling in Coastal and Hydraulic Engineering”. US Army
Corps of Engineers.

Dean, R. G. dan Robert A. D. 1991. Water Wave Mechanics for Engineers and Scientists. New
York: World Scientific.

Djatmiko, E. B. 2007. “Analisis Beban Gelombang dalam Perancangan Struktur Global Kapal
SWATH”. Jurnal Teknik Kelautan, Vol. 11.

Djatmiko, E.B. 2012. Perilaku dan Operabilitas Bangunan Laut di Atas Gelombang Acak.
Surabaya: ITS Press.

Faltinsen, O. M. 1990. Sea Loads on Ships and Offshore Structures. UK: Cambridge University
Press.

Firdaus, Yanuar. 2011. “Desain Mooring pada Floating Breakwater”. Tugas Akhir Departemen
Teknik Kelautan ITS, Surabaya.

Fousert, M. W. 2006. “Floating Breakwater : Theoritical Study of a Dynamic Wave Attenuating

System”. Section of Hidraulic Engineering, Faculty of Civil Engineering and Geosciences,
Delft University of Technology, Netherland.

G. Van Der Lee Rope Factory. 2018. “Mooring line - "DYNEEMA® SK75" High modulus
Polyethylene”, https://store.mssdefence.com/ropes/482-g-van-der-lee-mooring-line-
dyneemar-sk75-high-modulus-polyethylene-ropes.html, diakses pada 14 Maret 2019 pukul
16.48 WIB.
Goda, Y. 1985. “Random Seas and Design of Maritime Structure”. University of Tokyo Press,
Japan.

Hales, L. Z. 1981. Floating Breakwaters: State-of-the-Art. U.S. Army, Corps of Engineers, Coastal
Engineering Research Center.

Hasselmann, K., T. P. Barnett, E. Bouws, H. Carlson, D. E. Cartwright, K. Enke, J. A. Ewing, H.

Gienapp, D. E. Hasselmann, P. Kruseman, A. Meerburg, P. Mller, D. J. Olbers, K. Richter,
W. Sell, dan H. Walden. 1973. Measurements of Wind Waves Growth and Swell Decay
during the Joint North Sea Wave Project (JONSWAP). Hamburg: Deutsches Hydrograph
Institut.

Hughes, S. A. 1993. Physical Models And Laboratory Techniques in Coastal Engineering. USA:
Coastal Engineering Research Center.

Ji, Chun-Yan, Xiang C., Jie C., Zhi-Ming Y., dan Atilla I. 2015. “Experimental Study of a New
Type of Floating Breakwater”. Journal of Ocean Engineering, Vol. 105, 295-303.

Kim, C. G. Ho S. K. Tae H. K. Chul I. B. 2001. “Monitoring of Fish Reef Installed in Koje Coastal
Waters”. Ocean and Polar Research, Vol 23 (3): 305-310

McCartney, B. L. 1985. “Floating Breakwater Design”. Journal of Waterway, Port, Coastal and
Ocean Engineering, Vol. 111, 304-318.

Pamungkas, Y. P. 2018. “Analisis Refleksi Gelombang pada Model Fisik Hexagonal Floating
Breakwater”. Tugas Akhir Departemen Teknik Kelautan ITS, Surabaya.

Ruol, P. Luca M., dan Paolo P. 2011. “Experimental and Numerical Investigation of the Effect of
Mooring Stiffness on the Behaviour of п-Type Floating Breakwaters”. ICEA Department,
University of Padova, Italy.

Sannasiraj, S. A., V. Sundar, dan R. Sundaravadivelu. 1996. “Mooring Forces and Motion
Responses of Pontoon-Type Floating Breakwaters”. Journal of Ocean Engineering, Vol. 25,
No. 1, 27–48.

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.

Tsinker, G. P. 1995. Marine Structures Engineering: Specialized Application. New York: An

International Thomson Publishing Company.
USACE. 1984. Shore Protection Manual Volume 1. Washington DC: Department of the Army US
Army Corps of Engineers.

Hs : Tinggi gelombang signifikan (m)

T : Periode gelombang (s)
d : Elevasi muka air (kedalaman laut) (m)
α : Sudut mooring
L : Panjang gelombang (m)
C : Kecepatan rambat gelombang (m/s)
a : Amplitudo gelombang (m)
ζ : Elevasi gelombang (m)
ζ𝑎 : Amplitudo gelombang semu (s)
Ha : Tinggi gelombang semu (m)
Tr : Periode lintas nol semu (s)
Tc : Periode semu (s)
Ts : Periode gelombang signifikan (s)
𝛾 : Peakness parameter (nilai sebesar 3,3)
𝜏 : Shape parameter
g : Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
ᴜ : Kecepatan angin pada 10 meter diatas permukaan air laut (m/s)
x : Panjang fetch (m)
nL : Skala panjang
Lp : Panjang prototipe (m)
Lm : Panjang model (m)
nt : Skala waktu
tp : Waktu prototipe (s)
tm : Waktu model (s)
nv : Skala kecepatan
vp : Kecepatan prototipe (m/s)
vm : Kecepatan model (m/s)
na : Skala percepatan
ap : Percepatan prototipe (m/s2)
am : Percepatan model (m/s2)
Fi : Gaya inersia (N)
Fg : Gaya berat (N)
Fμ : Gaya gesek (N)
Fσ : Gaya tegangan permukaan (N)
ρ : Densitas air (kg/m3)
l : Panjang (m)
v : Kecepatan (m/s)
μ : Viskositas dinamik (kg/ms)
σ : Tegangan permukaan (kg/ms2)
df : Draft floating breakwater (m)
TH : Gaya horizontal pada fairlead (N)
z : Jarak ujung floating breakwater sampai anchor secara vertikal (m)
TM : Tegangan pada tali mooring (N)
w : Berat rantai per satuan panjang (N/m)
Am : Luasan penampang tali mooring (m2)
Tdesign : Beban maksimum yang diijinkan (N)
Tbreak : Breaking strength dari mooring line (N)
Fw : Gaya gelombang (N)
FD : Gaya drag (N)
FI : Gaya inersia (N)
CD : Koefisien drag
CM : Koefisien inersia
Afb : Luas floating breakwater yang tercelup air (m2)
uw : Kecepatan partikel gelombang (m/s)
Vfb : Volume floating breakwater yang tercelup air (m3)
𝐷𝑢
: Percepatan partikel gelombang (m/s2)
𝐷𝑡
FA : Gaya apung (N)
(Fw)max : Gaya total maksimum gelombang (N)
𝑦̂ : Regresi
ac : Konstanta
bc : Koefisien regresi
Y : Variabel dependen/ variabel terkait/ variabel tak bebas (kejadian)
X : Variabel independen/ variabel bebas/ variabel prediktor (penyebab)
 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengujian fisik di wave flume mengenai floating breakwater
dalam uji tegangan mooring, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan variasi sudut mooring dan elevasi muka air didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :

 Berdasarkan variasi sudut mooring yaitu 30⁰, 45⁰, dan 60⁰, dapat diketahui bahwa tegangan
terbesar pada floating breakwater tipe gergaji pada setiap elevasi muka air semuanya terjadi
ketika sudut mooring 30⁰, dengan besar tegangannya 1,805 N, 2,708 N, dan 5,278 N.

 Berdasarkan variasi elevasi muka air yaitu 41 cm, 43 cm, dan 45 cm, diketahui bahwa
tegangan mooring terbesar pada floating breakwater tipe gergaji pada setiap sudut mooring
semuanya terjadi ketika elevasi muka air 45 cm, dengan besar teganganya adalah 5,278 N,
4,954 N, dan 4,395 N.

2. Nilai tegangan mooring pada kedua tipe Floating breakwater memiliki perbedaan yang
paling kecil terjadi pada sudut mooring 300 dan elevasi muka air 43 cm yakni sebesar 4,03%.
Meskipun keseluruhan hasil pengujian fisik floating breakwater memiliki tegangan terbesar
terjadi pada floating breakwater tipe gergaji, namun hal tersebut juga diimbangi dengan daya
redam gelombang yang lebih besar. Hal ini, bisa menjadi suatu pertimbangan dalam desain
dan pemilihan properties dalam pembuatan struktur floating breakwater.