Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
METODE
Hewan Uji
Penelitian telah mendapatkan persetujuan ethical clearance dari komite etik fakultas
kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dengan nomor 002/KEPK-FK
UNLAM/EC/I/2015. Hewan uji yang digunakan adalah mencit yang dibagi dalam 6
kelompok dan setiap kelompok terdiri atas 5 ekor mencit. Hewan uji mendapatkan
perlakuan sebagai berikut:
a) Hari pertama, kontrol normal (K.N) diberikan olive oil secara i.p sedangkan
kelompok kontrol toksikan (K.T), kontrol positif (K.P), kelompok uji (Ekstrak
Kajajahi dosis 280 mg/kgBB; 560 mg/kgBB dan 840 mg/kgBB) diberikan CCl4
secara intraperitonial (i.p).
b) Hari kedua sampai sepuluh, untuk K.N dan K.T mencit diberikan Na-CMC 0,5%;
K.P diberikan silimarin secara p.o serta kelompok uji diberikan ekstrak etanol daun
kajajahi dosis 280 mg/kgBB; 560 mg/kgBB dan 840 mg/kgBB).
c) Hari kesebelas, mencit darah diambil dari jantung mencit dan dilanjutkan dengan
pengambilan organ hati mencit. Darah yang diperoleh digunakan untuk pengujian
terhadap nilai SGPT dan SGOT sedang organ hati untuk dibuat preparat.
Analisis Data
Data yang diperoleh berupa kadar SGPT dan SGOT serta gambaran histopatologi
hati. Data dianalisis secara statistik dengan uji Shapiro Wilk untuk melihat distribusi
normal dan uji Levene untuk melihat varian data. Jika data terdistribusi normal dan
varians sama (hasil menunjukkan nilai signifikan > 0,05), maka dilanjutkan dengan
One-way ANOVA (Analysis of Varians). Jika hasil uji menunjukkan perbedaan yang
signifikan (nilai sig ≤ 0,05) mak a dilanjutkan dengan uji post hoc. Semua data yang
diperoleh akan disajikan dalam bentuk mean ± SEM (Standar Error Mean).
HASIL
Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan menggunakan tes uji warna dengan beberapa reagen
yang sesuai dengan kandungan senyawa yang akan diuji. Skrining fitokimia yang
dilakukan meliputi flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan steroid.
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ektstrak daun kajajahi
No. Identifikasi Warna/Tanda Keterangan
1. Flavonoid Jingga Positif
2. Tanin Hijau Kehitaman Positif
3. Saponin Busa Positif
4. Steroid Tidak Berwarna Hijau Negatif
5. Alkaloid Tidak terdapat endapan Negatif
jingga dan putih
Berdasarkan hasil skrining fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol daun kajajahi
(Leucosyke capitellata Wedd.) mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin.
Enzim SGPT & SGOT merupakan parameter yang peka terhadap kerusakan sel-sel
hati, karena kedua enzim ini akan meningkat terlebih dahulu jika terjadi kerusakan
pada hati. Kedua enzim tersebut akan disekresikan oleh hati saat selnya mengalami
gangguan. Pengukuran kadar SGPT & SGOT dilakukan dengan cara mengambil
darah dari jantung mencit sebanyak 1 mL pada hari kesebelas. Prinsip pengukuran
SGPT & SGOT adalah mengukur laju berkurangnya jumlah NADH menjadi NAD +
pada reaksi yang terjadi. NADH mempunyai serapan pada panjang gelombang 340
nm. Semakin besar serapannya maka NADH semakin sedikit.
Data kadar SGPT & SGOT dianalisis untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak kajajahi. Analisis dilakukan menggunakan uji Kruskal Walis, karena hasil
uji normalitas dan homogenitas menunjukkan kadar SGPT & SGOT dalam
penelitian ini tidak terdistribusi normal & varian tidak homogen. Oleh sebab itu
Hasil uji Kruskal Walis memperlihatkan bahwa kadar SGPT & SGOT memiliki
perbedaan secara bermakna (p≤ 0,05). Lebih lanjut dilakukan analisis Mann
Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda bermakna.
240
Rerata kadar SGPT & SGOT (U/L)
200
160
120
80 SGPT
* *
* * SGOT
* * *
40 * *
*
0
Normal Toksikan Positif Kajajahi Kajajahi Kajajahi
280 560 860
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Perlakuan
Gambar 1. Grafik Kadar SGPT & SGOT (Mean ± SEM)
Keterangan (*) : kelompok perlakuan berbeda bermakna (p≤ 0,05) dengan kontrol toksikan untuk kadar
SGPT dan SGOT
Berdasarkan hasil analisis Mann Whitney dan grafik diatas diketahui bahwa
kadar SGPT & SGOT untuk kontrol toksikan berbeda bermakna (p≤ 0,05)
dengan semua kelompok perlakuan. Hal ini menjelaskan bahwa paparan CCl 4
mengakibatkan kadar SGPT & SGOT meningkat. Kerusakan hati dapat
menyebabkan keluarnya enzim yang terdapat dalam hati yakni SGPT dan SGOT
bebas keluar sel dan masuk ke darah sehingga kadar SGPT & SGOT meningkat
bahkan melebihi batas normal.27 Karbon tetraklorida (CCl4) dapat merusak hati
melalui mekanisme metabolit reaktifnya (radikal bebas).11,28
Kontrol positif memiliki kadar SGPT & SGOT yang berbeda bermakna
dengan kontrol toksikan. Hal ini menunjukkan kontrol positif sudah mampu
menurunkan kadar SGPT & SGOT. Nilai rerata kontrol positif dalam penelitian ini
adalah 19,2 ± 2,6 U/L (SGPT) dan 43,4 ± 2,6 (SGOT). Menurut Wahyuni 9 kadar
SGPT untuk mencit berkisar 2,1 – 23,8 U/L dan kadar SGOT berkisar 23,2 – 48,4
U/L. Dengan demikian kadar SGPT & SGOT kontrol positif sudah masuk dalam
rentang normal. Kontrol positif yang digunakan adalah silymarin, silymarin mampu
menurunkan kadar SGPT & SGOT karena mengandung flavonoid yang bekerja
melalui beberapa mekanisme.5,7
Kelompok uji ekstrak etanol daun kajajahi dosis 280 mg/kgBB memiliki kadar
SGPT & SGOT yang berbeda bermakna dengan kontrol toksikan dan positif. Hal
ini berarti ekstrak etanol daun kajajahi dosis 280 mg/kgBB sudah mampu
menurunkan kadar SGPT & SGOT pada mencit yang diinduksi. Namun
penurunan ini masih belum mendekati kadar SGPT & SGOT dari kontrol kontrol
positif. Hal ini disebabkan kandungan flavonoid, tanin dan saponin ekstrak daun
kajajahi dosis 280 mg/kgBB masih belum cukup untuk memperbaiki kerusakan
sel.
Hasil analisis kadar SGPT & SGOT untuk kelompok uji ekstrak etanol daun
kajajahi dosis 560 mg/kgBB dan 840 mg/kgBB menunjukkan berbeda bermakna
dengan kontrol toksik, namun tidak berbeda bermakna (p> 0,05) dengan kontrol
positif. Dengan demikian ekstrak etanol daun kajajahi dosis 560 mg/kgBB dan 840
mg/kgBB sudah mampu menurunkan kadar SGPT & SGOT mendekati kontrol
positif. Kontrol positif yang digunakan adalah silymarin, silymarin memiliki
kandungan flavonoid dimana dalam ekstrak kajajahi juga terkandung senyawa
flavonoid. Ekstrak etanol daun kajajahi dosis 560 mg/kgBB dan 840 mg/kgBB
mampu menurunkan kadar SGPT & SGOT karena ekstrak etanol daun kajajahi
mengandung flavonoid, tanin dan saponin.
Karbon tetraklorida (CCl4) menyebabkan kerusakan hati melalui mekanisme
metabolit reaktifnya (radikal bebas). Radikal bebas menyebabkan peroksidasi
lipid yang akan merusak membran sel yang berlanjut menyebabkan stres oksidatif
dan akhirnya terjadi kerusakan sel. Kerusakan sel mengakibatkan permeabilitas
membran terganggu sehingga enzim SGPT & SGOT bebas keluar sel dan masuk
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan kadar SGPT & SGOT meningkat akibat
paparan CCl4. 29
Flavonoid bekerja sebagai hepatoprotektif diantaranya flavonoid memiliki
aktivitas antioksidan yang berperan sebagai akseptor radikal bebas sehingga
dapat menghambat reaksi rantai radikal bebas pada oksidasi lipid.24 Flavonoid
mampu berikatan dengan bagian polar pada membran fosfolipid sehingga dapat
melindungi membran sel dari peroksidasi lipid. Flavonoid mampu meningkatkan
kadar glutation dalam hati. Glutation berperan dalam detoksifikasi senyawa
xenobiotik yang masuk dalam tubuh dengan cara mengkonjugasi senyawa
xenobiotik agar lebih larut dalam air sehingga mudah dieksresikan melalui urin
atau empedu.24,30
Saponin dan tanin bekerja memperbaiki kerusakan hati melalui mekanisme
menghambat peroksidasi lipid dengan cara menangkap oksigen reaktif.31
Peroksidasi lipid yang terhambat/terputus menyebabkan permeabilitas membran
mengalami perbaikan sehingga enzim SGPT dan SGOT yang dihasilkan oleh hati
tidak bebas keluar sel lagi, sehingga terjadi penurunan kadar SGPT dan SGOT
dalam darah.29,32
Pemeriksaan Histopatologi Hati Hewan Uji
Pemeriksaan histopatologi hati dilakukan untuk mendukung deteksi
kerusakan hati. Pemeriksaan histopatologi diberikan skor pada kerusakan hati
berupa degenerasi hidropik dan lemak. Contoh pemberian skor pada preparat
histopatologi dapat dilihat pada gambar gambar 2.
Gambar 2.Gambaran skor histopatologi hati mencit yang mengalami degenerasi; (A) Tidak terdapat
degenerasi hidropik & lemak (Skor 0) (Sinusoid : Panah biru; sel Kupffer: Panah kuning); (B)
Degenerasi hidropik (Panah putih) untuk skor 1 (tingkat keparahan ringan dengan kerusakan <
25%) dan degnerasi lemak (Panah hijau) untuk skor 1 (tingkat keparahan ringan dengan
kerusakan < 25%); (C) Degenerasi hidropik (Panah putih) skor 2 (tingkat keparahan sedang
dengan kerusakan 25-50%); serta (D) Degenerasi hidropik (Panah putih) skor 1 dan degnerasi
lemak (Panah hijau) skor 1 (Sinusoid dilatasi : Kepala panah).
Kelompok Keterangan
Keterangan: Gambaran histopatologi hati dari masing-masing perlakuan. a. CV : vena sentral; b. Sel hepatosit
normal (Panah hitam); c. Sinusoid (Panah biru); d. Sel Kupffer (Panah kuning); e. Degenerasi
hidropik (Panah Putih); f. Degenerasi Lemak (Panah hijau); (Perbesaran 100 menggunakan
pewarnaan Hematoksilin Eosin).
Degenerasi Degenerasi
Hidropik Lemak
1) Kontrol normal 0,16 ± 0,748 a 0,12 ± 0,490 a
2) Kontrol toksikan 0,92 ± 0,102 b 0,60 ±
0,141b
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1) Ekstrak etanol daun kajajahi berpengaruh dalam menurunkan kadar SGPT dan
SGOT pada mencit yang diinduksi CCl4.
2) Ekstrak etanol daun kajajahi berpengaruh dalam memperbaiki gambaran
degenerasi hidropik dan lemak pada mencit yang diinduksi CCl4.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sundang, M, S.N.S. Nasir, C.S. Sipaut & H. Othman. 2012. Antioxidant Activity,
Phenolic and Tannin Content of Piper betle and Leucosyke capitellla. Malaysia
Journal of Fundamental & Applied Sciences. 8 (1): 1-6.
2. Ling, L. 2008. Evaluation of Anti Hyperglicaemic Effect of Leucosyke capitellata
Leaf In Normal And Streptozotocin Induced Diabetic Rats. Tesis School of
Science and Technology, University Malaysia Sabah, Malaysia.
3. Suwarno, M., M. Asetawan, T. Wresdiyati, S. Widowati, S. H. Bintari & Mursyid.
2014. Evaluasi Keamanan Tempe dari Kedelai Transgenik Melalui Uji
Subkronis pada Tikus. Jurnal Veteriner. 15.
4. Revianti, S., W. Prananingrum & R.P. Sari. 2007. Peranan Antioksidan Ekstrak
Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) sebagai Hepatoprotektor. Denta
Jurnal Kedokteran FK-UHT. 1 (2): 75-80.
5. Jurnalis, Y.D., Y. Sayoeti & Elfitrimelly. 2014. Peran Antioksidan pada Non
Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). Jurnal Kesehatan Andalas. 3 (1). 15-
20.
6. Vidyaniati, P., A. Ariyoga & H.S. Satramihardja. 2010. Perlindungan
Hepatotoksisitas Ekstrak Metanol Pegagan dibanding Vitamin E pada Tikus
Model Hepatitis. Bandung Medical Journal. 42 (3): 101-107.
7. Panjaitan, R.G.P., W. Manalu, E. Handharyani & Chairul. 2011. Aktivitas
Hepatoprotektor Ekstrak Metanol Akar Pasak Bumi dan Fraksi-Fraksi
Turunannya. Jurnal Veteriner. 12 (4): 319-325.
8. Hassan, S.W., K. Salawu, M.J. Ladan, L.G. Hassan, R.A. Umar & M.Y. Fatihu.
2010. Hepatoprotective, Antioxidant and Phytochemical Properties of Leaf
Extracts of Newbouldia Laevies. International Journal of Pharm Tech
Research. 2 (1): 573-584.
9. Wahyuni, S. 2005. Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata)
Terhadap Kadar SGOT & SGPT Tikus Putih. GAMMA. 1 (1): 45-53.
10. Sujono, T.A, Y.W. Widiatmoko & H. Karuniawati. 2012. Efek Infusa Bunga
Rosell (Hibiscus sabdariffa) Pada Serum Glutamate Piruvat Transminase Tikus
Yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksis. Pharmacon. 13 (2): 65-69.
11. Sulistianto, D.E., M. Harini & N.S. Handajani. 2004. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Buah Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl] terhadap
Struktur Histologis Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) setelah Perlakuan
dengan Karbon Tetraklorida (CCl4) secara Oral. Biosmart. 6 (2): 91-98.
12. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan
Aplikasinya dalam Kesehatan. Kanisius. Jakarta.
13. Murugesh, K.S., V.C. Yeligar, B.C. Maiti & T.K. Maity. 2005. Hepatoprotective
and Antioxidant Role of Berberis tinctoria Lesch Leaves on Paracetamol
Induced Hepatic Damage in Rats. Iranian Journal Of Pharmacology &
Therapeutics. 4 (1): 64-69.13
14. Qureshi, A.A., T. Prakash, T. Patil, A.H.M. V. Swamy, A.V. Gouda, Prabhu &
S.R Setty. 2007. Hepatoprotective and Antioxidant Activities of Flowers of
Calotropis procera (Ait) R. Br. In CCl4 Induced Hepatic Damage. Indian Journal
of Experimental Biology. 45 (1): 304-310.
15. Jain, S., V.K. Dixit, N. Malviya & V. Ambawatia. 2009. Antioxidant and
Hepatoprotective Activity of Ethanolic and Aqueous Extracts of Amorphallus
campanulatus Roxb Tubers. Aota Polomaceutics drug Research. 66 (4): 423-
428.
16. Arafah. E., D. Muchtadi, F.R. Zakaria, T. Wresdiyati & Sidik. 2004. Pengaruh
Perlindungan Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb) Terhadap
Kerusakan Hati Tikus Yang Diinduksi CCl4. Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan. 15 (3): 214-220.
17. Krishnakumar, N.M., P.G. Latha, S.R. Suja, V.J. Shine, S. Shyamal, G.I. Anuja,
S. Sini, S. Pradeep, P. Shika, P.K.S. Unni & S. Rajasekhran. Hepatoprotective
Effect of Hibiscus hispidissimus Griffth, Ethanolic extract Paracetamol and CCl4
induced Hepatoxicity in Wistar rats. Indian Journal of Experimenatl Biology. 46
(1): 653-659.
18. Musthaq, A. & M. Ahmad. 2013. Hepatoprotective Activity of Aqueous-
Ethanolic Extract of Solanum nigrum Against Nimesulide Intoxicated Albino
rats. European Journal of Zoological Research. 2 (2): 19-25.
19. Baud, G.S., M.S. Sangi & H.S.J. Koleangan. 2014. Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli L.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 14
(2) : 106-110.
20. Marliana, S.D., V. Suryanti & Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule
Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 3 (1): 26-31.
21. Marlinda, M., M.S. Sangi & A.D. Wuntu. 2012. Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.). Jurnal MIPA UNSRAT Online. 1 (1): 24-28.
22. Hayati, E.K & N. Halimah. 2010. Phytochemmcal Test and Brine Shrimp
Lethality Test Against Artemia salina Leach of Anting-Anting (Acalypha indica)
Plant Extract. Alchemy. 1 (2):53-103.
23. Sari, S.P., Azizahwati & R. Ariani. 2008. Efek Hepatoprotektif Rebusan Akar
Tapak Liman pada Tikus Putih yang Diinduksi Dengan Karbon Tetraklorida.
Jurnal Farmasi Indonesia. 4 (2): 75-81.
24. Kumar, S & A.K. Pandey. 2013. Chemistry and Biological Activities of
Flavonoids: An Overview. The ScientificWorld Journal. 10: 1-16.
25. Sunaryo, H., A. Situmorang & E. Gunawan. 2010. Efek Hepatoprotektor Fraksi
Kloroform Ekstrak Etanol 70% Herba Ceplukan (Physalis angulata L.) pada
Mencit yang Diinduksi Dengan Karbon Tetraklorida. Farmasains. 1 (1): 26-30.
26. Naz, L. & T. Mahboob. 2014. The Protective Effects of Urtica dioica Against
CCl4 Induced Hepatotoxity in Rats. IJSBAR. 13 (2): 266-279.
27. Kee, J.L. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. EGC.
Jakarta.
28. Tappi, E.K., P. Lintong & L.L. Loho. 2013. Gambaran Histopatologi Hati Tikus
Wistar Yang Diberikan Jus Tomat (Solanum lycopersicum) Pasca Kerusakan
Hati Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Jurnal e-Biomedik
(eBM). 1 (3): 1126-1129.
29. Bachri, M.S. 2011. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol Jahe Merah (Zingiber
officinale Roscoe) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi CCl4. Jurnal Ilmiah
Kefarmasian. 1 (2): 35-41.
30. Wulandari, T., M. Harini & S. Listyawati. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun
Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Struktur Mikroanatomi Hepar
dan Kadar Glutamat Piruvat Transaminase Serum Mencit (Mus musculus) yang
Terpapar Diazinon. Jurnal Bioteknologi. 4 (2): 53-58.(36)
31. Eram, S., M. Ahmad & S. Arshad. 2013. Experimental Evaluation of Echinops
echinatus as an Effective Hepatoprotective. Academic Journal. 8 (39): 1919-
1923.
32. Hestianah, E.P., N. Hidayat & S. Koesdarto. 2010. Pengaruh Lama Pemberian
Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Terhadap
Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus Musculus) Jantan. Veterinaria
Medika. 3 (1): 41-43.
33. Hussein, H.S. & M.F. Hamed. 2009. Pathological Studies On The Effect Of
Curcumin On Liver Fibrosis: Role Of TLR4, TGF β And Oxidative Stress. Vag.
Zat Journal. 37 (6): 131-146.
34. Kardena, M.I. & I.B.O Winaya. 2011. Kadar Perasan Kunyit yang Efektif
Memperbaiki Kerusakan Hati Mencit yang Dipicu Karbon Tetrachlorida. Jurnal
Veteriner Maret. 12 (1): 34-39.
35. Mescher, A. 2011. Histologi Dasar Junqueira. EGC. Jakarta
36. Govind, P. & Y.P. Sahni. 2011. A Review On Hepatoprotective Activity of
Silymarin. International Journal of Research. 2 (1): 75-79.
37. Husen, I.R & H.S. Sastramihardja. 2012. Efek Hepatoprotektif Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Model Hepatitis. MKB. 44 (2): 85-89.
38. Akhtar, M.S., M.I. Qayyum, N. Irshad, R. Hussain, A. Hussain, M. Yaseen, M.
Shafiq & A. Malik. 2013. Studies On Hepatoprotective Properties Of Different
Extracts Of Canscora Decussata (Schult) Against Carbon Tetrachloride Induce
Hepatotoxicity. International Journal of Current Pharmaceutical Research. 5
(1). 36-37.
39. Barbosa, A.D.P. 2014. An Overview On The Biological And Pharmacological
Activities Of Saponin. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. 6 (8): 47-50.