You are on page 1of 12

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Hlm.

415-425, Desember 2014

EFEKTIFITAS ALAT PEMELIHARAAN TERHADAP SINTASAN DAN


PERTUMBUHAN ANAKAN KERANG MUTIARA (Pinctada maxima)
DI TELUK KODEK, LOMBOK UTARA

EFFECTIVENESS OF REARING EQUIPMENT ON THE SURVIVAL AND


GROWTH OF PEARL OYSTER (Pinctada maxima) SEED AT KODEK BAY,
NORTH LOMBOK

M. S. Hamzah
UPT. Loka Pengembangan Bio Industri Laut, Puslit. Oseanografi LIPI,
Lombok, Nusa Tenggara Barat
E-mail: mats.cancuhou@yahoo.co.id

ABSTRACT
Oyster seeds mass mortality is one of the problemes in pearl farming business. Extreme
temperature changes may cause mortality in oyster seed within sehll size of 3-4 cm.
Modification in rearing equipment is therefore needed to maintain oyster survival from the
impact of seasonal temperature fluctuation. The aim of this research was to observe the
effectiveness and effect of rearing equipment on the survival and growth of pearl oyster
(Pinctada maxima) seed at Kodek Bay, North Lombok. This research conducted from March-
November 2009 was the continuation from the previous observation (December 2008-February
2009). Percentage of pearl oyster seed survival reared in “tento” basket was 84%, while that in
pocket was 53%. “Chi-square” test showed that pearl oyster survival rate was siginifcantly
affected by using the two equipment influence within 95% confidence level with ratio of
1.00:1.06. The growth of shell width, thickness, and weight of oyster seed tended to be higher
reared in a“tento” basket (having broader space for movement) than that reared in a pocket.
Length-weight relationship for those treatments showed similar pattern with minor allometry
(b<3).

Keywords: “Tento”basket, pocket, survival, growth, pearl oyster seed, Pinctada maxima

ABSTRAK
Kematian masal anakan kerang mutiara merupakan salah satu masalah dalam usaha budidaya
kerang mutiara. Perubahan kondisi suhu yang ekstrim adalah penyebab kematian anakan kerang
ukuran lebar cangkang antara 3-4 cm. Modifikasi alat pemeliharaan untuk mepertahankan
sintasan terhadap perubahan kondisi suhu musiman perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah mengamati efektifitas dan pengaruh alat pemeliharaan terhadap sintasan dan
pertumbuhan anakan kerang mutiara. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu Desember
2008 – Maret 2009 (Hamzah, 2009a) dan dilanjutkan dari Maret – Nopember 2009. Persentase
sintasan anakan kerang mutiara yang dipelihara menggunakan keranjang tento sebesar 84%,
sedangkan dengan poket 53%. Uji “Chi Square” memperlihatkan bahwa pemeliharaan kerang
mutiara dengan menggunakan dua alat memberikan pengaruh nyata terhadap sintasan kerang
mutiara pada tingkat kepercayaan 95% dengan perbandingan 1,00:1,06. Pertumbuhan lebar
cangkang, tebal, dan berat tubuh anakan kerang mutiara cenderung lebih besar dipelihara
menggunakan keranjang tento yang memiliki ruang gerak yang lebih luas dibandingkan dengan
poket. Analisis hubungan panjang-berat pada kedua perlakuan menunjukan pola serupa yaitu
“allometri minor” (b<3).

Kata kunci: Keranjang tento, poket, sintasan, pertumbuhan, anakan kerang mutiara, Pinctada
maxima.

@Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 415
Efektifitas Alat Pemeliharaan terhadap Sintasan…

I. PENDAHULUAN Penggunaan keranjang yang memiliki


ruang gerak telah diaplikasikan di
Budidaya pembesaran kerang Kabupaten Buleleng, Bali yaitu pada
mutiara (Pinctada maxima) yang berawal pemeliharaan spat kolektor dengan padat
dari spat kolektor hingga ukuran dewasa tebar 10 spat kolektor/keranjang hingga
(siap operasi penyuntikan) semakin ber- ukuran lebar cangkang 1 cm dan selanjut-
kembang dan tidak diimbangi dengan nya di pindahkan pada lembaran poket
modifikasi alat pemeliharaan yang lebih bendera untuk pembesaran lanjut (Nyo-
efektif. Metoda perawatan anakan kerang man et al., 2011). Demikian juga penang-
mutiara di laut yang biasa dilakukan oleh karan benih kerang mutiara di perairan
para pengembang budidaya kerang mutia- pantai Tahiti, Amerika Serikat Haws
ra di Indonesia umumnya masih menggu- (2002) dan perairan India (Victor et al.,
nakan metoda sisip pada lembaran poket 1995).
dengan ruang gerak terjepit (Nyoman et Aplikasi pemeliharaan benih
al., 2011; Hamzah, 2009a). Sebagai akibat kerang mutiara (Pinctada maxima) dengan
ruang gerak yang terjepit inilah yang alat yang berbeda telah diakukan oleh
menyebabkan peran bysus kerang mutiara Hamzah (2009a) dalam periode waktu 3
sebagai kaki tidak berfungsi untuk meng- bulan. Hasilnya memperlihatkan bahwa
gerakkan posisi sesuai dengan nalurinya. persentase sintasan anakan kerang mutiara
Selain itu bukaan mulut untuk menyaring yang dipelihara menggunakan keranjang
pakan alami yang ada disekitarnya tidak tento dan poket tidak berbeda nyata. Dari
leluasa, karena dibatasi oleh ruang gerak hasil kajian ini, maka dilakukan penelitian
yang sempit. Keterbatasan ruang gerak lanjutan dengan tujuan mengamati efekti-
yang sempit ini juga memungkinkan biota fitas dan pengaruh kedua alat pemeliha-
penempel maupun pemangsa mudah raan terhadap sintasan dan pertumbuhan
menyerang yang dapat memicu lambat anakan kerang mutiara.
tumbuh dan kematian bila tidak cepat Tingkah laku anakan kerang mu-
dibersihkan. Sementara keranjang tento tiara yang telah diamati selama ini
adalah modifikasi yang terbuat dari merupakan dasar kajian untuk memodi-
anyaman batangan plastik yang memiliki fikasi alat pemeliharaan yang disesuaikan
ruang, sehingga anakan kerang mutiara dengan sifat hidup secara alamiah yaitu
bisa leluasa bergerak merubah posisi bisa bergerak sesuai dengan nalurinya.
dengan menggunakan bysusnya (Hamzah, Mengingat anakan kerang mutiara ukuran
2009a). Keadaan ini terbukti pada saat lebar cangkang 3-4 cm, mengalamai
pretel (penjarangan) di laut maupun pene- kematian tinggi pada saat terjadi peru-
litian di laboratorium, ternyata anakan bahan suhu musiman yang ekstrim di laut
kerang mutiara yang berukuran kecil (Hamzah et al., 2005; Hamzah, 2007).
dengan lebar cangkang antara 0,5-4cm Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
lebih aktif berpindah-pindah posisi pada menjadi pustaka tambahan dalam pengem-
suatu tempat yang tidak terjepit (Hamzah, bangan budidaya kerang mutiara. Modifi-
2008; Hamzah dan Setyono, 2008; kasi alat pemeliharaan yang lebih meng-
Hamzah et al., 2008). untungkan diharapkan dapat menekan
Modifikasi alat pemeliharaan yang tingkat kematian massal anakan kerang
disesuaikan dengan sifat hidup memung- mutiara di laut pada ukuran kritis terhadap
kinkan anakan kerang mutiara mengalami kondisi suhu musiman yang berubah
sintasan yang cenderung lebih tinggi secara ekstrim pada periode waktu yang
dibandingkan dengan ruang yang terjepit. singkat.

416 http://itk.fpik.ipb.ac.id.ej_itkt62
Hamzah

II. METODA PENELITIAN poket lebar cangkang 60,31mm, tebal


13,34mm dan bobot tubuh 21,3 gr.
Penelitian ini merupakan lanjutan Hewan uji tiap kotak diisi seba-
pengamatan tahap 1 yang dilakukan oleh nyak 5 ekor dan diulang 4 kali sebagai
Hamzah (2009a) selama kurang lebih 3 ulangan perlakuan dan 2 ekor diantaranya
bulan yaitu tnggal 7 Desember 2008 - 6 dijadikan sebagai sampel pengukuran
Maret 2009 yang termasuk dalam musim pertumbuhan bulanan dan diberi tanda
barat dan awal musim peralihan I yang (tagging), sehingga pengukuran pertum-
dijadikan sebagai pengamatan pendahu- buhan tetap pada sampel bertanda. Alat
luan. Pengamatan berikutnya dilakukan pemeliharaan hewan uji poket (type A,18)
selama 9 bulan yaitu tgl 7 Maret 2009 – dan keranjang tento memiliki ruang (luas
30 Nopember 2009 yang dikelompokan 15cm x 30cm dan tinggi 100cm) diikat
dalam 3 musim yaitu musim peralihan 1 pada sayap ponton dan diturunkan pada ke
(Maret, April & Mei), musim timur (Juni, dalaman 2m. Contoh kedua alat tersebut
Juli & Agustus) dan musim peralihan II terlihat pada Gambar 2. Pengamatan
(September, Oktober & Nopember) dan pertumbuhan (lebar cangkang, tebal dan
dilakukan pada lokasi yang sama yaitu di bobot tubuh) diukur tiap bulan
Teluk Kodek, Lombok Utara (Gambar 1). menggunakan kalipper dan timbangan
Metoda kerja dalam penelitian ini digital. Pada saat yang sama dilakukan
adalah melanjutkan pengamatan yang pengamatan kondisi lingkungan dianta-
dilakukan pada tahap 1 (Hamzah, 2009a) ranya suhu, salinitas, pH dan kecerahan
dengan sintasan sampel hewan uji pada air serta dikaitkan dengan curah hujan
akhir pengamatan untuk keranjang tento rerata harian (sumber: Laporan BMGK
sebesar 96% dan poket 87,5%. Ukuran Mataram, Pos Pemenang, Lombok Utara,
pertumbuhan rerata bulanan dengan 2009)
menggunakan keranjang tento yaitu lebar Data sintasan yang dipelihara pada
cangkang 67.66 mm, tebal 14,04mm dan kedua alat yang berbeda dianalisa meng-
bobot tubuh 25,55 gr, sementara dengan gunakan uji square test (Gaspersz, 1989).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian kerang mutiara di Teluk Kodek, Lombok Utara.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Desember 2014 417
Efektifitas Alat Pemeliharaan terhadap Sintasan…

Keranjang tento Poket

Gambar 2. Alat pemeliharaan anakan kerang mutiara yang berbeda yaitu keranjang
tento (kiri) dan poket (kanan)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN dipelihara menggunakan keranjang tento


dan poket berbeda nyata. Hal ini terlihat
3.1. Sintasan dan Pertumbuhan jelas tingkat sintasan pada kedua alat yang
Hasil pengamatan tahap ke-1 digunakan (Gambar 3). Pada gambar
(Desember 2008–Maret 2009) yang meru- diperoleh alat pemeliharaan menggunkan
pakan penelitian pendahuluan menemukan keranjang tento berdasarkan variasi
bahwa pemeliharaan anakan kerang musiman hingga bulan April yang berte-
mutiara dengan menggunakan poket dan patan dengan pertengahan musim pera-
kranjang tento tidak berbeda nyata lihan I belum ada yang mati atau sintasan
(Hamzah, 2009a). Dikemukakan pula masih 96%, sementara untuk poket 6,5%
bahwa kematian anakan kerang mutiara dari sintasan sebesar 87,5%. Selanjutnya
yang dipelihara menggunakan poket mulai pada gambar terlihat bahwa pengaruh alat
terjadi pada bulan Pebruari sebesar 12,5% pemeliharaan berdasarkan variasi musim-
(sintasan 87,5%) yang bertepatan akhir an terhadap kematian anakan kerang
musim hujan barat (BMKG-Lombok mutiara hingga akhir pengamatan
Utara, 2009) dan bertahan hingga akhir (Nopember) yang bertepatan dengan akhir
penelitian (Maret). Sementara kematian musim peralihan II tercatat menggunakan
anakan kerang mutiara yang dipelihara keranjang tento cenderung lebih efektif
dengan keranjang tento hingga akhir yaitu sebesar 16% (sintasan 84%).
pengamatan tahap 1 sebesar 4% (sintasan Sementara dengan menggunakan poket
96%). kematian anakan kerang mutiara cukup
Penelitian lanjutan diperoleh hasil besar yaitu 34,5% (sintasan 53%).
yang bebeda yang diduga cenderung Efektifitas alat pemeliharaan
dipengaruhi oleh alat pemeliharaan yang menggunakan keranjang tento diduga
digunakan. Perbedaan ini terlihat pada uji selain terhindar dari biota penempel
“Chi Square”. Hasilnya memperlihatkan (tiram) maupun biota pemangsa juga
bahwa metoda pemeliharaan anakan leluasa untuk menggerakan tubuhnya,
kerang mutiara dengan menggunakan alat sehingga anakan kerang mutiara bebas
yang berbeda memberikan pengaruh nyata membuka mulut untuk menyaring pakan
pada tingkat keyakinan 95% dengan alami yang berupa fitoplankton yang telah
perbandingan 1,00:1,06. Hal ini meng- terperangkap dan juga lambat hanyut,
gambarkan sintasan kerang mutiara yang karena terhalang dinding kurungan

418 http://itk.fpik.ipb.ac.id.ej_itkt62
Hamzah

keranjang tento. Dugaan ini cukup kuat bobot tubuh) berdasarkan faktor musim
dan dapat dibenarkan sesuai hasil terlihat pada Gambar 4. Dapat dilihat
penelitian pendahuluan (tahap 1) yang bahwa pertumbuhan lebar cangkang, tebal
dilakukan oleh Hamzah (2009a) bahwa maupun penambahan bobot tubuh
kelangsungan hidup anakan kerang cenderung lebih cepat untuk pemeliharaan
mutiara yang dipelihara menggunakan menggunakan keranjang tento disbanding-
keranjang tento dan poket tidak berbeda kan dengan poket. Pertumbuhan lebar
nyata. Namun bila dilihat dari jumlah cangkang pada awal pengamatan tahap
rerata presentase sintasan ternyata keran- ke-2 menggunakan keranjang tento
jang tento cenderung lebih tinggi diban- tercatat 67.66 mm dan pada akhir penga-
ding dengan menggunakan poket. matan tumbuh menjadi 104,96 mm
Indikasi kerang mutiara sehat dan dengan laju pertumbuhan rerata bulanan
tumbuh cepat pada umumnya dilihat dari 4,66mm. Demikian juga pertumbuhan
daun “hasaky” mekar dan kulit cangkang tebal cangkang mengalami hal yang sama
ditempeli lumut, sebaliknya bila ditempeli yaitu tercatat 14,04 mm dan tumbuh
tiram, maka lambat laun menjadi kerdil menjadi 25,44 mm dengan laju partum-
dan pertumbuhannya menjadi lambat buhan rerata bulanan sebesar 1,43 mm.
(Hamzah, 2009b, 2014). Kemampuan Sementara bobot tubuh tercatat 25,55 gr
kerang dalam beradaptasi dan menyaring dan pada akhir pengamatan tumbuh
pakan alami berupa fitoplankton yang menjadi 120 gr dengan laju pertumbuhan
melayang-layang dalam kolom air, tentu rerata bulanan sebesar 11,81 gr. Sedang-
jumlah yang disaring sangat ditentukan kan pemeliharaan dengan menggunakan
oleh bukan mulut dan luas radius areal poket pada awal pengamatan tahap ke-2
penyedotan (Yukihita et al., 1998; 2000; tercatat lebar cangkang 60,31 mm dan
2006; Jonquiere et al., 1999). pada akhir pengamatan tumbuh menjadi
Hasil pengamatan pertumbuhan 81,61 mm dengan laju pertumbuhan rerata
tahap ke-2 untuk melihat efektifitas dan bulanan sebesar 2,66 mm. Selanjutnya
pengaruh alat pemeliharaan terhadap tebal cangkang dari 13.34 mm tumbuh
pertumbuhan (lebar cangkang, tebal dan menjadi 23,45 mm dengan laju pertum-

Gambar 3. Sintasan anakan kerang mutiara berdasarkan faktor musim dengan alat
pemeliharaan keranjang tento (KT) & poket (Pkt).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Desember 2014 419
Efektifitas Alat Pemeliharaan terhadap Sintasan…

Gambar 4. Pertumbuhan anakan kerang mutiara berdasarkan faktor musim dengan alat
pemeliharaan berbeda yaitu keranjang tento (KT) dan poket (Pkt).

420 http://itk.fpik.ipb.ac.id.ej_itkt62
Hamzah

pertumbuhan rerata bulanan sebesar 1,26 Analisis hubungan lebar cangkang


mm, sementara bobot tubuh dari 21,3 gr dan bobot tubuh anakan kerang mutiara
tumbuh menjadi 60,50 gr dengan laju (Pinctada maxima) dengan alat pemeli-
pertumbuhan rerata bulanan sebesar 4,9 haraan berbeda menunjukkan bahwa
gr. Dari ketiga faktor pertumbuhan (lebar anakan kerang mutiara yang dipelihara
cangkang, tebal dan bobot tubuh) berda- dengan menggunakan keranjang tento dan
sarkan faktor musim ternyata laju pertum- poket memiliki pola pertumbuhan yang
buhan rerata bulanan anakan kerang sama yaitu pertumbuhan yang bersifat
mutiara dengan menggunakan keranjang allometri minor (b<3) (Gambar 5). Hal ini
tento cenderung lebih efektif dibanding- menggambarkan bahwa pertumbuhan
kan dengan poket. Keadaan ini telah bobot tubuh tidak secepat pertumbuhan
dilaporkan oleh Hamzah (2009a) bahwa lebar cangkang (Effendie, 1979). Selanjut-
laju pertumbuhan dari ketiga faktor nya nilai korelasi (r) dari hubungan labar
pertumbuhan didominasi oleh anakan cangkang-bobot tubuh anakan kerang
kerang mutiara yang dipelihara dalam mutiara adalah positip dan sangat erat. Hal
keranjang tento dibanding dengan poket. ini menggambarkan bahwa pertumbuhan
Keranjang tento memiliki ruang, sehingga lebar cangkang sangat erat berkaitan
anakan kerang mutiara selain mudah dengan penambahan bobot tubuh dengan
menyaring pakan alami juga leluasa dalam tingkat keeratan hubungan 99%. Pola
merubah posisi sesuai dengan nalurinya pertumbuhan ini sama dengan hasil
serta terhindar dari ancaman biota penelitian yang diperoleh oleh Hamzah
pemangsa. dan Nababan (2011); Hamzah (2014).

Gambar 5. Hubungan lebar cangkang-bobot tubuh anakan kerang mutiara dengan alat
pemeliharaan yang berbeda. Keranjang tento (atas) dan Poket (bawah).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Desember 2014 421
Efektifitas Alat Pemeliharaan terhadap Sintasan…

3.2. Kondisi Lingkungan pengamatan disajikan pada Gambar 6.


Hasil pengamatan variasi musiman Gambar ini terlihat bahwa kondisi suhu
kondisi lingkungan selama periode pada level kedalaman 2m berkisar antara
26,5-30,2°C. Suhu terendah tercatat pada Laut yaitu antara 6,5-8,5 (KMNLH,
bulan September yang bertepatan dengan 2004).
awal musim peralihan II dan tertinggi Nilai kedalaman secchi terendah
ditemukan pada bulan April yang tercatat pada bulan Maret dan April yang
bertepatan dengan pertengahan musim bertepatan dengan awal dan petengahan
peralihan I. Sementara variasi musiman musim peralihan I, yaitu 5,5m dan 6,5m
kadar salinitas bervariasi antara 29-34ppt. serta tertinggi pada bulan September yang
Kadar salinitas terendah tercatat pada termasuk awal musim peralihan II, yaitu
bulan April dan tertinggi pada bulan Juli 18m. Nilai kecerahan terendah pada bulan
dan September termasuk pertengahan Maret, disusul pada bulan April dipenga-
musim timur dan awal musim peralihan II. ruhi oleh curah hujan musiman seperti
Nilai derajat keasaman (pH) merupakan terlihat pada Gambar 6. Pada gambar
salah satu parameter kimia penting yang nampak bahwa kaitan curah hujan dengan
dapat dijadikan sebagai indikator nilai kecerahan berdasarkan variasi
pemantau kestabilan perairan (Simanjun- musiman sangat jelas. Semakin besar
tak, 2012). Dijelaskan pula perubahan curah hujan musiman, maka semakin kecil
nilai pH dalam suatu perairan terhadap nilai kecerahan dan sebaliknya. Beberapa
organisme aquatik mempunyai batasan hasil penelitian telah diungkapkan bahwa
tertentu dengan nilai pH yang bervariasi. nilai kecerahan perairan Teluk Kodek,
Variasi musiman nilai pH selama periode Lombok Utara turut dipengaruhi oleh
pengamatan tercatat antara 7,4-8,5. curah hujan musiman (Hamzah, et al.,
Kisaran nilai pH ini masih berada dalam 2008). Dijelaskan pula bahwa curah
kondisi normal menurut kriteria Nilai hujan yang tinggi dapat memicu nilai
Ambang Batas (NAB) Baku Mutu Air kecerahan semakin rendah dan berdampak
pada tingkat kematian kerang yang tinggi

Gambar 6. Variasi musiman beberapa parameter lingkungan. Dimana: T=temperature,


Sal=salinitas, pH=derajat keasaman, Kec.=kecerahan air laut (m), dan CH =
curah hujan (mm).

422 http://itk.fpik.ipb.ac.id.ej_itkt62
Hamzah

IV. KESIMPULAN biologi. Penerbit CV. ARMICO,


Bandung. 472hlm.
Alat yang memiliki ruang lebih Hamzah, M.S., B. Kaplale, Sangkala, dan
luas (keranjang tento) memberi hasil Rustam. 2005. Kelangsungan
sintasan yang relatif lebih tinggi dan hidup anakan keran mutiara
berbeda nyata dibandingkan dengan alat (Pinctada maxima) dan fenomena
yang memiliki ruang lebih sempit (metoda arus dingin di perairan Teluk
sisip/poket). Pertumbuhan rerata lebar, Kombal, Lombok Barat. Dalam:
tebal, dan bobot tubuh cangkang anakan Nontji et al. (eds.). Prosiding
kerang mutiara yang dipelihara menggu- Pertemuan Ilmiah Tahunan ISOI,
nakan keranjang tento cenderung lebih Jakarta 10-11 Desember 2003.
besar dibanding dengan poket. Uji statistik Ikatan Sarjana Oseanologi Indone-
memperlihatkan bahwa pola pertumbuhan sia. Hlm.:171–178
anakan kerang mutiara dengan menggu- Hamzah, M.S. 2007. Prospek pengem-
nakan kedua alat tersebut bersifat allome- bangan budidaya kerang mutiara
tri minor (b<3). Hal ini menggambarkan (Pinctada maxima) dan kendala
bahwa pertumbuhan bobot tubuh tidak yang dihadapi serta alternatif
secepat pertumbuhan lebar cangkangnya. pemecahannya di beberapa tempat
di kawasan perairan tengah Indo-
UCAPAN TERIMA KASIH nesia. Dalam: Purnomo et al.
(eds.). Prosiding Aquaculture
Ucapan terima kasih ditujukan Indonesia, masyarakat akuakultur
kepada teknisi UPT. Loka Pengembangan Indonesia (MAI), Surabaya 5-7
Bio Industri Laut Mataram, Puslit. Juni 2007. Hlm.:212-223.
Oseanografi – LIPI, yaitu Irwan Rehalat, Hamzah, M.S., A.P. Dwiono, dan D.A.
Balkam F. Badi, Safriyadi Hafid dan Anggorowati. 2008. Studi peru-
Nurdin yang telah membantu dalam bahan kondisi suhu secara ekstrim
pelaksanakan kegiatan penelitian ini dan pengaruhnya terhadap kelang-
hingga selesai. Ucapan senada juga saya sungan hidup anakan kerang
sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Dwi Listyo mutiara (Pinctada maxima).
Rahayu & Dr. Ir. Sigit Anggoro Putro Dalam: Prosiding Seminar Nasio-
Dwiono yang telah membantu dalam nal Perikanan Indonesia 2008.
mengedit makalah ini hingga selesai. Teknologi Budidaya Perikanan,
Tidak lupa saya mengucapkan terima Sosial Ekonomi Kelautan dan
kasih kepada mitra bebestari yang telah Perikanan. Pusat Penelitian dan
banyak memberi masukan dan komentar Pengabdian Masyarakat Sekolah
untuk perbaikan paper ini. Tinggi Perikanan Jakarta. Hlm.:
467-473.
DAFTAR PUSTAKA Hamzah, M.S. 2008. Pertumbuhan dan
kelangsungan hidup anakan kerang
Effendie, M.I. 1979. Metode biologi mutiara (Pincrada maxima) pada
perikanan (cetakan pertama). kondisi salinitas yang berbeda.
Penerbit Yayasan Dwi Sri. Dalam: Prosiding Seminar Nasio-
Fakultas Pertanian IPB, Bogor: nal Perikanan Indonesia 2008.
112hlm. Teknologi Budidaya Perikanan,
Gaspersz, V. 1989. Metoda perancangan Sosial Ekonomi Kelautan dan
percobaan, untuk ilmu-ilmu perta- Perikanan. Pusat Penelitian dan
nian dan ilmu-ilmu teknik dan Pengabdian Masyarakat Sekolah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Desember 2014 423
Efektifitas Alat Pemeliharaan terhadap Sintasan…

Tinggi Perikanan Jakarta. Hlm.: Ikatan Sarjana Oseanologi Indone-


474-480. sia (ISOI). Hlm.:232-239.
Hamzah, M.S. dan D.E.D. Setyono. 2009. Hamzah, M.S. dan B. Nababan. 2011.
Studi pertumbuhan dan kelang- Kajian variasi musimanan kondisi
sungan hidup anakan kerang perairan pada level kedalaman
mutiara (Pinctada maxima) pada berbeda terhadap pertumbuhan dan
kondisi suhu yang berbeda. kelangsungan hidup kerang
Dalam: Putri et al. (eds.). Prosi- mutiara (Pinctada maxima) di
ding Pertemuan Ilmiah Tahunan Teluk Kodek, Lombok Utara. J.
ISOI 2008 di Bandung. Ikatan Ilmu dan Teknologi Kelautan
Sarjana Oseanologi Indonesia Tropis, 3(2):25-39.
(ISOI). Hlm.:240-246. Hamzah, M.S. 2014. Hubungan antara
Hamzah, M.S., M.D. Marasabessy, dan S. variasi musiman dan kedalaman
Dody. 2009. Variasi musiman terhadap pertumbuhan dan kelang-
beberapa parameter lingkungan, sungan hidup kerang mutiara
hubungannya dengan persentase (Pinctada maxima) di Teluk
kematian kerang mutiara (Pinctada Kapontori–Pulau Buton. J. Ilmu
maxima) dari berbagai ukuran di dan Teknologi Kelautan Tropis,
perairan Teluk Kodek, Lombok 6(1):143–155.
Utara. Dalam: Yulianda et al. Haws, M. 2002. The basic methods of
(eds.). Prosiding Seminar Moluska pearl faming: a Laymen’s manual.
2. Dep. Manejemen Sumberdaya Center for Tropical and Subtro-
Perairan. IPB Internat. Convention pical Aquaculture Publication No.
Center, Botani Square. Fakultas 127. Hilo, Hawai. 79p.
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Jonquieres, G. and P. Buestel. 1999.
Bogor, Tanggal 11-12 Feb. 2009. Filtration by the pearl oyster,
Hlm.:11-18. Pinctada margaritifera under
Hamzah, M.S. 2009a. Studi standarisasi condition of low seston load and
teknik pemeliharaan kerang small partickes. Aquaculture,
mutiara (Pinctada maxima) dengan 176:294-314.
menggunakan alat yang berbeda di Laporan BMKG Mataran. 2009. Pos
Teluk Kodek, Lombok Utara. Pemenang, Lombok Utara pada
Dalam: Prosiding seminar nasio- Lintang 8o 401 dan Bujur 116o 101.
nal, kebijakan dan penelitian Nusa Tenggara Barat. 50hlm.
bidang pertanian untuk mencapai Nyoman, I.A.G., I. Apri, Supii, dan
kebutuhan pangan dan agro- Sudewi. 2011. Pola kemitraan
industri, dalam rangka Dies Natalis dalam usaha pendederan larva
ke-42, Fakultas Pertanian,Univ. tiram mutiara (Pinctada maxima)
Mataram. Hlm.:131-142. di Kabupaten Buleleng-Bali.
Hamzah, M.S. 2009b. Studi pertumbuhan Dalam: Buku Refleksi pengem-
dan kelangsungan hidup anakan bangan budidaya kekerangan di
kerang mutiara (Pinctada maxima) Indonesia. Pusat Penelitian dan
dengan menggunakan keranjang Pengembangan Perikanan Budi-
tento pada ke dalaman yang daya, Jakarta. Hlm.:19-31.
berbeda di Teluk Kodek, Lombok KMNLH. 2004. Keputusan kantor Mentri
barat. Dalam: Putri et al. (eds.). Negara Kepndudukan dan
Prosiding Pertemuan Ilmiah Lingkungan Hidup No. 51 Tahun
Tahunan ISOI 2008 Bandung. 2004. Tentang baku mutu air laut.

424 http://itk.fpik.ipb.ac.id.ej_itkt62
Hamzah

Kantor Mentri Negara Lingkungan maxima. Marine Ecology Progress


Hidup Jakarta. 4hlm. Series, 170:19-130.
Simanjuntak, M. 2012. Kualitas air laut Yukihira, H., J.S. Lucas, and D.W.
ditinjau dari spek zat hara, oksigen Klump. 2000. Cmparative effects
terlarut dan pH di perairan of temperature on suspension
Banggai, Sulawesi Tengah. J. Ilmu feeding and energy budgets of the
dan Teknologi Kelautan Tropis, pearl oysters Pinctada margari-
4(2):290-303. tifera and P. maxima. Marine
Victor, A.C.C., A. Chellam, S. Dharmaj, Ecology Progress Series, 195:179-
and T.S. Velayudhan. 1995. 188.
Manual on pearl oyster seed Yukihira, H., J.S. Lucas, and D.W.
production, farming and pearl Klump. 2006. The pearl oysters,
culture. Special publication No. Pinctada maxima and P.
63. TTC. Manual Series No. margaritifera, respond in different
Central Marine Fisheries Research ways to culture in dissimillar
Institute. 1-53pp. environments. Aquaculture, 252:
Yukihira, H., D.W. Klump, and J.S. 208-224.
Lucas. 1998. Effects of body size
on suspension feeding and energy Diterima: 4 Nopember 2014
budgets of the perl oyster Pinctada Direview: 22 Desember 2014
margaritifera and Pinctada Disetujui: 26 Desember 2014

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 2, Desember 2014 425
426

You might also like