Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Oleh :
By
The bridge has a span of 15 m, a width of traffic lanes 2 x 5.5 m, using the same
bridge dimensions and the same diameter of reinforcement for any variations in
concrete strength. Variations quality made is K-200, K-225, K-250, K-275 and K-
300. Calculation Planning is a structure of a upper by refered to RSNI code T-02-
2005.
From calculations that have been done show that in pieces 2-2 , pieces 3-3 and
pieces 4-4 The lower concrete strength will obtains more reinforcement flexural
reinforcement needs with larger girder. However at pieces 1-1 the amount of
reinforcement on every concrete strength has the same amount of reinforcement
because the reinforcement ratio is the ratio of minimum reinforcement.
Shear reinforcement of girder using the same diameter will produce the
reinforcement needs with greater spacing while concrete strength increased.
Girder maximum deflection that occurs will be smaller if the concrete strength
increases. However, if the amount of reinforcement in the quality of K-200 more
greater then the value deflection will be smaller compared with the quality of K-
300. The lower quality of flexural strength concrete slab with the D16 will get
smaller reinforcement spacing. In the K-200 acquired D16-107,2881, for the quality
of acquired D16-109,8858 K-225, K-250 acquired quality reinforcement D16-
111,8636, the quality of K-275 acquired D16-111,4237 and D16- 114.6874 to the
quality of K-300. However, during installation the same spacing between
reinforcement is still use D16-100.
OLEH
Jembatan yang direncanakan memiliki bentang 15 m, lebar lajur lalu lintas 2 x 5,5
m , menggunakan dimensi jembatan dan diameter tulangan yang sama untuk setiap
variasi mutu. Variasi mutu yang dilakukan yaitu K-200, K-225, K-250, K-275 dan
K-300. Perencanaan yang dihitung merupakan struktur atas jembatan dengan
Standar pembebanan mengacu kepada RSNI T-02-2005.
Dari perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada potongan 2-2,
potongan 3-3 dan potongan 4-4 Semakin rendah mutu beton akan diperoleh luas
tulangan perlu tulangan lentur girder yang lebih besar. Namun pada potongan 1-1
jumlah tulangan pada setiap mutu memiliki jumlah tulangan yang sama karna rasio
tulangan yang digunakan adalah rasio tulangan minimum. Penulangan geser girder
dengan menggunakan diameter yang sama akan menghasilkan jarak antar
tulangan perlu yang semakin besar seiring meningkatnya mutu beton. Lendutan
maksimum girder yang terjadi akan semakin kecil jika mutu beton meningkat.
Namun jika jumlah tulangan pada mutu K-200 lebih banyak maka nilai
lendutannya akan lebih kecil dibanding dengan mutu K-300. Semakin rendah mutu
beton pada tulangan lentur slab dengan D16 akan didapat jarak antar tulangan
perlu semakin kecil. Pada K-200 diperoleh D16-107,2881, untuk mutu K-225
diperloleh D16-109,8858, mutu K-250 diperoleh jarak tulangan D16-111,8636,
pada mutu K-275 diperoleh D16-111,4237 dan D16-114,6874 untuk mutu K-300.
Namun saat pemasangannya digunakan jarak antar tulangan yang sama yaitu D16-
100.
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
*: *. Skripsi EYALTIASI TERENCAIIAAFI JBMBATAN
SETON BMRTUTANG BAL$K T T}ENGAN
,Ttsr luuru AhrrARA K2(}{}*K3o{}
hogram Studi
Fakultas
1.
q
grvrd.T.,M.T.
""i
,,.--rcD
'
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
MENGBSATTKAN
TimPmguji
Fenguji
tsukan Pernbimbing
akutrtas,,iTeknik
li ::: i
.1, i:tli: l
-durgan Yeriasi Mr*u d&ri K-?ffi * K-3ffi aelah jt dttl $lfftpi yeng dismbil
dari ide bapnl( Bnymni"S.T.,M"T selaku Fenrbin*ing 1 saya dan mya tid*k
melahrlca* pe{iipl*nfi stru pemg$tip&r et*s lffiy& penulis lain dcngur c*nn
yang tidak sffirai tata etilea ilmiah pg krtaku d*lam uaqffsrekat sk*&ntik
2- Hak intele**r*I afiar " ksrya itmish fui distd*srr sryffirrhilSra kcp&
Universitrs Lampog.
Aas pemyem inu Wbib dilsmrdisn fari tem:nra dimdran a&nya keti&k
bemral saye krsedia meranggmgahikt &n sffik$i ymgdfMfire&k@ mlnr
(TK) Dharma Wanita, Sidorejo, Sidomulyo, Lampung selatan pada tahun 1999-
Lalu penulis melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di SMA Negeri 1
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung. Kemudian pada
Januari 2016 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Datarajan
“Happiness is when what you think, what you say and what you do are in harmony”
(Mahatma Gandhi)
“Life is like a riding a bicycle to keep your balance, you must keep moving”
(Albert Einstein)
Manusia tidak dapat memilih untuk dilahirkan dan hidup sesuai keinginannya tetapi manusia bisa
memilih untuk menentukan jalan hidupnya
(Devie Arisandy Sumantri)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
K-200 – K-300”. Yang mana skripsi ini adalah salah satu syarat untuk
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
3. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
4. Bapak Bayzoni, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I atas pemberian judul,
masukan, bimbingan, motivasi dan waktu yang telah bapak berikan selama
6. Bapak Suyadi, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji, terima kasih atas masukan
dan ilmu pengetahuan yang bapak berikan disaat proses pengerjaan skripsi.
7. Bapak Nur Arifaini, IR.,M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih atas bimbingannya dalam hal pengarahan dan saran-saran serta masukan
dibidang akademik.
8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan semua pegawai Jurusan Teknik Sipil
9. Ayah, Ibu, nenek dan kakak tercinta yang tidak hentinya mendoakan dan
10. Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan serta do’a untuk
11. Orang-orang yang saya sayangi, sahabat, serta teman-teman dekat saya, Aditia
Reshi Dista, Alvio Rini , Ardini Yuliastri, Dyah Ayu P, Fakhriyah Putri,
12. Angkatan 2013 Teknik Sipil Universitas Lampung yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Terimaksih karena telah menjadi keluarga baru saya
dan telah menemani saya dari awal hingga akhir perkuliahan semoga kita
Ristanto, S.T., Vera Chania Putri, S.T., yang telah banyak membantu saya
14. Adik-adik dan kakak-kakak tingkat Teknik Sipil Universitas Lampung yang
Lampung.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
akan tetapi saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR NOTASI ................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
A. Jembatan Beton........................................................................... 6
D. Beton .......................................................................................... 27
A. Permodelan Struktur................................................................... 66
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR NOTASI
Tabel Halaman
20. Selimut beton untuk acuan kaku dan pemadatan intensif ..................... 31
21. Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar ....... 31
41. Nilai momen dan lintang hasil garis pengaruh .................................. 110
42. Kekuatan lentur girder (Kp) dan waktu getar (T) .............................. 119
43. Faktor beban untuk kombinasi pembebanan ...................................... 121
44. Gaya lintang setelah dikalikan dengan faktor beban .......................... 122
45. Gaya momen setelah dikalikan dengan faktor beban ......................... 122
46. Momen pada potongan 1-1 bentang 1,8750 m dari perletakan ......... 123
47. Momen pada potongan 2-2 bentang 3,75 m dari perletakan ............ 124
48. Momen pada potongan 3-3 bentang 5,6250 m dari perletakan ......... 125
49. Momen pada potongan 4-4 bentang 7,5 m dari perletakan ............... 126
Gambar Halaman
17. Grafik luas tulangan perlu lentur tiang railing dengan variasi
mutu antara K-200 sampai K-300....................................................... 77
18. Grafik jumlah tulangan geser tiang railing dengan variasi mutu
antara K-200 sampai K-300............................................................ 78
20. Grafik nilai momen nominal pada kerb dengan variasi mutu
antara K-200 sampai K-300.............................................................. 81
21. Grafik jarak tulangan pada tulangan geser kerb dengan variasi
mutu antara K-200 sampai K-300..................................................... 82
25. Momen akibat beban truk dan beban pada slab jembatan .......... 89
28. Grafik lendutan pada slab dengan variasi mutu antara K-200-
K-300.................................................................................................... 95
30. Grafik gaya geser pons pada slab dengan variasi mutu antara
K-200-K-300 ....................................................................................... 97
34. Grafik luas tulangan perlu pada penulangan lentur diafragma .... 102
35. Grafik luas tulangan perlu pada penulangan geser diafragma ..... 104
39. Beban merata ekivalen akibat beban mati tambahan .................... 108
43. Beban merata ekivalen akibat beban pejalan kaki. ........................ 113
49. Grafik luas tulangan perlu dan jumlah tulangan lentur girder
pada potongan 1-1............................................................................... 133
50. Grafik luas tulangan perlu dan jumlah tulangan lentur girder
pada potongan 2-2 .............................................................................. 133
51. Grafik luas tulangan perlu dan jumlah tulangan lentur girder
pada potongan 3-3 .............................................................................. 134
52. Grafik luas tulangan perlu dan jumlah tulangan lentur girder
pada potongan 4-4 .............................................................................. 134
53. Grafik jarak antar tulangan pada tulangan geser girder potongan
1-1................................................................................................ 137
54. Grafik jarak antar tulangan pada tulangan geser girder potongan
2-2 ............................................................................................... 137
55. Grafik jarak antar tulangan pada tulangan geser girder potongan
3-3............................................................................................... 138
56. Grafik jarak antar tulangan pada tulangan geser girder potongan
4-4 .............................................................................................. 138
59. Grafik jarak tulangan pada tulangan plat injak arah melintang
dengan variasi mutu antara K-200 sampai K-300 ........................ 143
60. Grafik jarak tulangan pada tulangan plat injak arah memanjang
dengan variasi mutu antara K-200 sampai K-300......................... 144
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terpisah oleh laut, sungai, lembah, rawa, dan sebagainya. Menurut Agus Iqbal
Manu (1995, p. 4), Jembatan adalah suatu struktur yang memungkinkan rute
transportasi melintasi sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api. Tujuan
beberapa jenis (Agus Iqbal Manu, 1995, p. 9), yaitu : jembatan kayu (log
(arch bridge), jembatan rangka (truss bridge), jembatan portal (rigid frame
bridge),
2
dalam kepulauan indonesia yang terputus oleh aliran sungai, sehingga untuk
dijangkau.
karena itu pembangunan jembatan dengan bentang yang terlalu panjang akan
mengalami banyak kendala baik itu dalam segi ekonomi maupun dalam
hasil desain yang efisien dan aman karena keamanan jembatan merupakan
Oleh karena perlu dibuat jembatan yang efisien terhadap kondisi daerah
terjangkau, pada umumnya dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup
struktur baja pembuatan jembatan beton bertulang lebih mudah dan cukup
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka untuk memperoleh desain jembatan beton
2. Bagaimana hasil analisis desain struktur atas dengan variasi mutu antara
K200-K300 ?
C. Batasan Masalah
jembatan dengan mutu beton normal (beton biasa) pada jarak < 5 km dari
pinggir pantai di daerah Kota Agung Timur Desa Suka Banjar dengan
bentang 15 m.
5. Tinjauan yang dianalisis hanya pada variasi mutu beton normal (beton
D. Tujuan Penelitian
jembatan beton balok T dengan berbagai variasi mutu beton yang dapat
beton minimum namun tetap sesuai standar kemanan untuk digunakan oleh
E. Manfaat Penelitian
minimum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jembatan Beton
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaran , gaya
1. Trotoar berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang
tinggi dari lantai jembatan/aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk dua
a. Pipa sandaran (Hand Raill), biasanya terbuat dari pipa besi, kayu dan
beton bertulang.
b. Tiang sandaran (Raill Post) berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu
jembatan agar memberikan rasa aman bagi lalu lintas kendaraan maupun
bertulang.
c. Ujung tepi trotoar (Kerb) dipasang lis dari baja siku untuk penguatan
d. Slab lantai trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi
2. Slab lantai kendaraan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang
`
8
ketebalan 20 cm.
tidak memikul beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.
4. Gelagar (Girder) merupakan balok utama yang memikul beban dari lantai
jembatan.
1. Aksi Permanen
Aksi permanen adalah beban yang bersumber pada sifat bahan yang
a. Berat sendiri
Berat sendiri dari bagian jembatan adalah berat dari bagian jembatan dan
elemen struktural lain yang dipikulnya. Termasuk berat bahan dan bagian
`
9
non-struktural yang dianggap tetap. Berat isi untuk berbagai jenis bahan
Berat / Kerapatan
No Bahan Sat uan isi Masa
(KN/m3) (KN/m3)
1 Campuran alumunium 26,7 2720
2 Lapisan permukaan beraspal 22,0 2240
3 Besi bertulang 71,0 7200
4 Timbunan tanah dipadatkan 17,2 1760
5 Kerikil dipadatkan 18,8-22,7 1920-2320
6 Aspal beton 22,0 2240
7 Beton ringan 12,25-19,0 1250-2000
8 Beton 22,0-25,0 2240-2560
9 Beton prategang 25,0-26,0 2560-2640
10 Beton bertulang 23,5-25,5 2400-2600
11 Timbal 111 11400
12 Lempung lepas 12,5 1280
13 Batu pasangan 23,5 2400
14 Neoprin 11,3 1150
15 Pasir kering 15,7-17,2 1600-1760
16 Pasir basah 18,0-18,8 1840-1920
17 Lumpur lunak 17,2 1760
18 Baja 77,0 7850
19 Kayu kering (ringan ) 7,8 800
20 Kayu basah ( keras ) 11,0 1120
21 Air murni 9,8 1000
22 Air garam 10,0 1025
23 Besi tempa 75,5 7680
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
`
10
FAKTOR BEBAN
JANGKA WAKTU K K
Biasa terkurangi
Baja, aluminium 1,0 1,1 0,9
Beton pracetak 1,0 1,2 0,85
Tetap Beton dicor ditempat 1,0 1,3 0,75
Kayu 1,0 1,4 0,7
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu
besarnya dapat berubah selama umur jembatan, seperti lapis aspal dan
FAKTOR BEBAN
JANGKA WAKTU K K
Biasa terkurangi
Tetap Keadaan umum 1,0 (1) 2,0 0,7
Keadaan khusus 1,0 1,4 0,8
Catatan (1) faktor beban daya layan 1,3 digunakan untuk berat utilitas
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
`
11
2. Aksi Transien
Aksi transien adalah semua beban bekerja pada waktu yang pendek namun
Beban lalu lintas merupakan beban hidup, arah vertikal dan horizontal
jembatan dapat dilihat dalam tabel 4. Lajur lalu lintas rencana harus
`
12
FAKTOR BEBAN
JANGKA K K
WAKTU
Transien 1,0 1,8
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
`
13
kendaraan di suatu jembatan itu sendiri. Beban lajur (D) terdiri dari
sebagai berikut :
L ≤ 30 m → q = 9 kPa………………………….……….…….2.1
Dengan pengertian :
memanjang jembatan.
`
14
intensitas 100%.
`
15
Gambar 5.
FAKTOR BEBAN
JANGKA WAKTU K K
Transien 1,0 1,8
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
`
16
jembatan.
jembatan dengan :
`
17
(tanpa peninggian )
`
18
dinamis berlaku pada BGT pada beban lajur ”D” dan beban truk “T”
dengan rumus :
Dimana :
Faktor beban dinamis untuk BGT pada beban lajur “D” tergantung
`
19
dimana :
persamaan 2.5
Faktor beban dinamis untuk beban truk “T”, FBD diambil 0,4.
5) Gaya rem
dan traksi harus ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. Pengaruh ini
D yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas tanpa dikalikan
dengan faktor beban dinamis dan dalam satu jurusan. Gaya rem
`
20
kendaraan.
Faktor beban
Jangka waktu K S;;TB; K U;;TB;
Transien 1 1,8
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
beban lalu lintas vertikal. Dalam hal dimana beban lalu lintas
beban lalu lintas vertikal. Pembebanan lalu lintas 70% dan faktor
pembesaran di atas 100% BGT dan BTR tidak berlaku untuk gaya
rem.
Faktor beban
Jangka waktu K S;;TP; K U;;TP;
Transien 1 1,8
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
Jembatan pejalan kaki dan trotoar pada jembaan jalan raya harus
`
21
Luas yang dibebani adalah luas yang terkait dengan elemen bangunan
yang ditinjau. Untuk jembatan pembebanan lalu lintas dan pejalan kaki
`
22
3. Aksi lingkungan
Aksi lingkungan terdiri dari pengaruh temperatur, angin, banjir, gempa, dan
a. Beban angin
Faktor beban
Jangka waktu K S;;EW; K U;;EW;
Transien 1 1,2
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
`
23
Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung
ditinjau
Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
jembatan rangka, luas ekuivalen ini dianggap 30% dari luas yang dibatasi
`
24
Tipe jembatan Cw
Bangunan atas masif : (1),(2)
b/d = 1,0 2,1 (3)
b/d = 2,0 1,5 (3)
b/d ≥ 6,0 1,25 (3)
Bangunan atas rangka 1,2
Catatan (1) b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi
luar sandaran
d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian
sandaran yang masif
Catatan (2) untuk harga antara dari b/d bisa diinterpolasi linier
Catatan (3) apabila bangunan atas mempunyai superelevasi Cw
harus dinaikan sebesar 3 % untuk setiap drajat
superelevasi dengan kenaikan maksimum 2,5%
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
FAKTOR BEBAN
JANGKA WAKTU KS;:ET; K U;:ET;
Biasa Terkurangi
Transien 1 1,2 0,8
(Sumber : Standar Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005)
tersebut
`
25
c. Beban gempa
dilakukan yaitu :
`
26
Dimana :
L : panjang bentang
1
= x b x h3 …………….………………...…...…….......…… 2.13
12
Dimana :
p = 48 x Ec x …………….……………...……............…..... 2.14
L3
Dimana :
t
T = 2 x g x p ………….………………...………..…...........… 2.15
`
27
S = 1 x F …………….…………………………….......….......… 2.17
Kh = C x S …………….…………………………...…...…........ 2.18
Dimana :
Kv = 50% Kh ……………...………………….……...….………2.19
TEQ = Kv x Wt …………….………………...…….....…………2.20
TE
E = …………….……..………..………………..…..……2.21
L
12. Gaya geser dan momen akibat beban gempa (EQ) dicari dengan
1
Lintang ( E )= x E x L ……….……..…...…….....……... 2.22
2
1
Momen (ME )= x E x L2 …………….………......…….…2.23
8
D. Beton
Beton adalah bahan bangunan yang dibuat dari air, semen, agregat halus, agregat
kasar yang bersifat keras seperti batuan (Tjokrodimuljo, 2007) . Beton memiliki
`
28
sifat getas sehingga mempunyai kuat tekan tinggi namun kuat tariknya lemah.
Kuat tekan beton dapat dipengaruhi oleh umur beton, faktor air-semen,
kepadatan, jumlah pasta semen, jenis semen, sifat agregat. Berdasarkan kuat
penahan beton. Beton normal dipakai untuk struktur beton bertulang, bagian-
bagian struktur penahan beban misalnya kolom, balok, dinding yang menahan
beban. Khusus untuk struktur beton yang berada di daerah gempa kuat tekan
minimum 20 MPa. Beton prategang untuk balok prategang yaitu balok dengan
baja tulangan yang ditarik sebelum diberi beban. biasanya digunakan untuk balok
jembatan dan balok gedung dengan bentang agak panjang ( 35m), tiang
pancang, sedangkan untuk beton kuat tekan tinggi dan sangat tinggi digunakan
pada konstruksi khusus misalnya bantalan rel kereta api , tiang pancang, balok
1. Modulus elastisitas
`
29
sebagai berikut :
Ec = C
1,5
x 0,043 x √f c untuk Wc = 15 - 25 ...........................................2.24
Dimana :
2. Angka poisson
mengurangi rasio air-semen yang digunakan. Bila dianggap perlu aditif bisa
Persyaratan pada standar ini berlaku untuk struktur dan komponen beton
bertulang dan beton prategang dengan umur rencana 50 tahun atau lebih
`
30
`
31
Tabel 20. Selimut beton untuk acuan kaku dan pemadatan intensif
Tabel 21. Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar
untuk digunakan tetapi apabila tidak ada alternatif lain dalam penggunaan
mutu beton dan struktur berada dalam klasifikasi lingkungan tersebut maka
`
32
E. Analisis balok T
dengan plat, sehingga plat beton diperhitungkan sebagai sebagai sayap dari balok.
a. be = ......................................................................................................2.27
b. be = sg ......................................................................................................2.28
c. be = 12 ts ..................................................................................................2.29
dimana :
`
33
berikut:
a. Lentur : 0,8
c. Aksial tekan
a. Tinggi efektif blok tegangan whitney (a) ≤ tebal sayap (ts) maka analisis
membedakan adalah lebar daerah tekan sama dengan lebar effektif sayap
(be).
b. Tinggi efektif blok tegangan whitney (a) > tebal sayap ( ts) maka analisis
`
34
f’c 600
a) ρb = x 0,85 x fy x (600 + fy) ……………….....……...…...……2.30
berlaku yaitu:
(2) = 0,85 – 0,008 (f’c -30) untuk f’c > 30 Mpa …....…2.32
1 2m x n
b) ρ = (1-√1- ) …….………...……………..……2.33
m fy
fy
m= ………………………..……………………..........2.34
0,85 x f c
1,4
c) ρmin = …………………………..…………………...………2.35
fy
(1) ρmin < ρ < ρmax nilai yang diambil adalah ρ (tulangan tunggal)
(2) ρmin > ρ nilai yang diambil adalah nilai ρmin (tulangan tunggal)
Karena beban yang dipikul cukup besar dan luas penampang yang
Mu
Mn = …………………………........……………………...……2.37
`
35
Mn
Rn = ………………………...………………....…….....…2.38
(be x d2)
dimana nilai be adalah lebar effektif dan d adalah tinggi effektif girder
yang dapat dicari dengan tinggi girder (h) dikurangi jarak pusat tulangan
d = h – d’ ……………………………..…………….…..…...……2.39
d’ = 0,1 x h ……………………..………………………..…..….…2.40
As = ρ x be x d ……………….…..……………....…...……...……2.41
AS
n= ………………………………..….....……...........…. 2.42
0,25 x x d2
1
Asbaru = n x 4 x x D2 …………………….………….......……...... 2.43
b - nd - 2p - 2 s
x = …………………………....….....………...……2.44
(n - 1)
dimana :
`
36
Ts = Asbaru x fy …………………….…………...…….......……2.46
Dimana :
dimana d adalah tinggi effektif girder dan c adalah sumbu netral yang
a = x c ………………………..……….……..……….....……2.49
a
c = ……....………………………..…….………..….....…...……2.50
As x fy
a = …………………….…………......……........…2.51
0,85 x f c x b
11) Mencari nilai Momen ultimit terpasang
a) Mencari nilai Mn
a
Mn = As x fy x (d - 2) ………………...….………….....…....…2.52
b) Mencari Mu terpasang
Mu
Mu = …………………….……….....………......……………2.53
`
37
didasarkan kepada :
u ≤ ФVn …………………….……………...………….….…………2.54
Vn = Vc + Vs …………………….……………...….…………….……2.55
Vs = Vn - Vc…………………….……………….……………….……2.56
Dimana :
melampaui nilai terbesar dari 250 mm, 2,5 kali tebal sayap atau ½
( )
……………….....………………...…….……2.57
Rumus ntuk komponen struktur yang dibebani geser dan lentur saja
`
38
√f c
c = ( ) x bw x d …………………………...……...………...…2.58
6
Batas spasi maksimum Smax dan luas tulangan geser Av dapat dihitung
Av x fy x (sin + cos ) d
s= ………..…….…….……......…2.59
s
1
a) atau 600 mm bila s ≤ 3 √f c x bw x d ……..…2.60
1
b) atau 300 mm bila s > 3 √f’ c x bw x d ……..…2.61
2
Dimana nilai smax ≤ 3 √f c x bw x d ………..…...……...……2.62
Menurut pasal 5.2.5 atau hasil analisis yang diperlukan tulangan geser
1 bw x s
Avmin = ………………………………………....…....……2.63
3 fy
Dimana :
`
39
5. Lendutan
……………………………………………………......………2.64
dimana :
b. Jarak garis netral terhadap sisi atas beton (c) dicari dengan menggunakan
rumus :
………………………………………………......…………2.65
dimana :
b : lebar girder
( - ) ……………………………….....…2.66
Dimana :
b : lebar girder
`
40
√ ……………………………………………..……...2.67
………………………………………………...……2.68
………………...………….....………………………..………2.69
………...……………...…………………………..……2.70
dimana :
e. Mencari nilai momen akibat beban mati dan beban hidup (Ma)
..……………………...…..….......…......…2.71
Dimana:
MS : berat sendiri
D : beban lajur
TB : gaya rem
( ) ( ( ) ) ……..………….......…...……2.72
……...………..………………………...……2.73
…………………….….……………...……2.74
`
41
………..........……..………2.75
…...………………..………………...……2.76
…………………….………….……...……2.77
……..……………………………....….……2.78
…….……………………………..…………2.79
2013
...…………………….…………………………..…….2.80
kekuatan nominal dalam lentur pada penampang kritis beton harus diambil
tidak < 1,2 Mcr (momen retak) yang dipenuhi oleh suatu persyaratan
pada balok T sederhana dengan bagian sayap tertarik Asmin tidak boleh
√f c
a. Asmin = x bw x d ……………………...…………..……….……2.81
2fy
`
42
√f c
b. Asmin = x bf x d …………………………….……………....……2.82
4fy
F. Analisis diafragma
1. Mencari gaya geser dan momen akibat beban sendiri (MS), gaya geser dan
momen akibat beban tambahan (MMA) dan gaya geser dan momen akibat
beban truk.
ultimit.
`
43
girder yang dapat dicari dengan tinggi girder (h) dikurangi jarak pusat
h. Mencari nilai Luas tulangan Perlu (As) didapat dengan persamaan 2.41
persamaan 2.42
didasarkan kepada
Dimana :
`
44
melampaui nilai terbesar dari 250 mm, 2,5 kali tebal sayap atau ½
( )
…………….....………………...…….……2.57
Untuk komponen struktur yang dibebani geser dan lentur saja di dapat
`
45
Menurut pasal 5.2.5 atau hasil analisis yang diperlukan tulangan geser
b. Jarak garis netral terhadap sisi atas beton (c) didapat dengan
e. Mencari nilai momen akibat beban mati dan beban hidup (Ma) didapat
`
46
persamaan 2.75
persamaan 2.76
persamaan 2.80
QMS = b x h x Wc ……………………………………………………2.83
Dimana :
`
47
QMA = beban lapisan aspal dan overlay + beban air hujan ………..…2.84
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk
pembebanan truk (DLA) diambil nilai 0,4 maka didapat beban truk
dengan tinggi (h) 2 m diatas lantai jembatan dan jarak antar roda jembatan
jembatan, sbb :
⁄
.....………………………...………………………......…2.86
`
48
-
………………….……………………........…………2.87
-
Koefisien muai panjang untuk beton
metode one way slab. Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan
dimana :
menggunakan kombinasi
8. Penulangan slab
`
49
akan menjadi :
fc 2x n
(1- √1- 0,85 ) ………………..…….…2.91
a) ρmin < ρ < ρmax nilai yang diambil adalah ρ (tulangan tunggal)
b) ρmin > ρ nilai yang diambil adalah nilai ρmin (tulangan tunggal)
dibutuhkan As tekan.
persamaan 2.38. dimana nilai b adalah lebar slab dan d adalah tebal
effektif slab.
`
50
-( )
Rmax = ….…................ 2.92
s= .…....……………………………........……2.93
2
Asbaru = x x ….…………………….…..…....….…2.94
`
51
persamaan 2.37
dimana nilai b adalah lebar slab dan d adalah tebal effektif slab.
digunakan.
e. Jarak garis netral terhadap sisi atas beton (c) dicari dengan menggunakan
persamaan 2.65
dimana :
b : lebar slab
`
52
Dimana :
b : lebar slab
dimana :
Ma = ….………………………….....……2.95
Dimana :
`
53
persamaan 2.72
j. Mencari nilai lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban
………...………………………….…….……………...…2.96
= ………………………………….…………..….....…2.97
1+(50 x ρ)
..………………………….…….…….....…2.98
( ) ….…………………………..……….……...……2.99
√ ..……………………………….…….…….…...…2.100
u = a + 2 x ta x h ….………………………………….…….……2.101
v = b + 2 x ta x h ….……………………………………….……2.102
Av = 2 x (u + h ) x d ….………………………………….….….2.103
Pn = Av x fv ….……………………………………….……...…2.104
`
54
Dimana :
Dimana :
Dimana :
KMS : faktor beban ultimit untuk berat sendiri pedesrian bernilai 1,3
`
55
dimalai nilai sesuai dengan ketentuan pada persamaan 2.31 dan 2.32
Dimana Mu adalah Momen ultimit dan adalah faktor reduksi lentur yang
dimana nilai b adalah lebar slab dan d adalah tebal effektif slab.
digunakan.
`
56
HTP = H1 + L ….…………………………………………………2.109
Dimana:
a. Tulangan lentur
berlaku.
`
57
persamaan 2.91
dimana nilai b adalah lebar slab dan d adalah tebal effektif slab.
b. Tulangan geser
sebagai berikut :
`
58
2. Vs = Vu - Vc ………………………………….……........... 2.113
.……….........……………….…….…….…..... 2.114
….………………………………….....…….…... 2.115
1. Analisa pembebanan
a. Beban vertikal
1
Mv = x q x L2 ................................................................................... 2.117
8
b. Beban horizontal
1
Mh = x q x L2 .................................................................................. 2.119
8
Mn = 0,9 x fy x x ...............................................................................2.120
Dimana :
Zx : Section modulus
Mv : Momen vertikal
`
59
Mh : Momen horisontal
Mr : Momen resultan
Mn : Momen nominal
d. Resultan momen
Mr
< 1 .................................................................................................2.122
Mn
2. Perhitungan Lendutan
a. Rumus lendutan maksimum yang terjadi pada pipa dapat dilihat pada
persamaan 2.80.
5 x qv x L4
= 384 x E x ............................................................................. 2.123
x
5 x qh x L4
= 384 x E x ............................................................................. 2.124
x
d. Resultan lendutan
=√ ............................................................................. 2.125
K. Perhitungan Kerb
Mn = P x h ................................................................................................. 2.126
Dimana :
h : tinggi kerb
`
60
h. Menentukan nilai gaya internal tarik baja tulangan (T) dengan persamaan
2.46
Cs = As’ x fy ...........................................................................2.129
C = T ...................................................................................... 2.130
C = Cc + Cs .............................................................................2.131
`
61
d -c
s = 0,003 x c
...............................................................................2.132
p. Menentukan nilai fs dari hasil tegangan baja tarik dan tekan dengan
fs = x Es ..........................................................................................2.133
( ) .................................................................2.134
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk
pembebanan truk (DLA) diambil nilai 0,4 maka didapat beban truk
`
62
1) ….…………………………………..….......….……2.135
Dimana :
….…………………………………………...….......……2.136
dimana :
3) Mencari momen max. Pada plat lantai injak akibat beban roda
√
* -( ) + ….……….….……….…....…2.137
Dengan :
….....…………………..…..…......……2.138
( ( - ) )
dimana :
ʋ : angka poisson
….………………………………..…....……2.139
Dimana :
`
63
`
64
yang digunakan
1) ….………………….………………...…………..…2.140
Dimana :
...……………...…………………………………….....…2.141
3) Mencari momen max. Pada plat lantai injak akibat beban roda
Dengan :
dimana :
ʋ : angka poisson
`
65
digunakan.
`
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan berbagai tahapan, yakni
pembebanan terbesar akan digunakan untuk mendesain tulangan lentur dan geser
A. Permodelan Struktur
Model struktur jembatan yang digunakan jembatan beton bertulang balok T yang
divariasikan mutu beton K-200, K-225, K-250, K-275, K-300 sesuai ketentuan
masing lajur sehingga total jalur lalu lintas pada jembatan adalah 11 m. Data
7. Mendesain diafragma, slab, trotoar, tiang railing, pipa sandaran, kerb dan plat
injak.
68
Analisis hasil dari penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil desain
tulangan dan kekuatan yang dihasilkan dari berbagai variasi mutu beton untuk
D. Model Jembatan
dimodelkan denan variasi mutu K-200, K-225, K-250, K-275, K-300. Dengan
Permodelan jembatan dapat dilihat pada gambar 12, gambar 13 dan gambar 14.
pipa sandaran
tiang railing
Trotoar
Abutment
Bearing
Girder
Mulai
Menyiapkan data
Studi literatur
Perhitungan Pembebanan
Rekapitulasi hasil
Pembahasan
Selesai
A. Kesimpulan
1. Pada potongan 2-2, potongan 3-3 dan potongan 4-4 Semakin rendah
mutu beton akan diperoleh luas tulangan perlu tulangan lentur girder yang
lebih besar. Namun pada potongan 1-1 jumlah tulangan pada setiap mutu
3. Lendutan maksimum girder yang terjadi akan semakin kecil jika mutu
beton meningkat. Namun jika jumlah tulangan pada mutu K-200 lebih
banyak maka nilai lendutannya akan lebih kecil dibanding dengan mutu
K-300.
4. Semakin rendah mutu beton pada tulangan lentur slab dengan D16 akan
didapat jarak antar tulangan perlu semakin kecil. Pada K-200 diperoleh
5. Lendutan maksimum pada slab akan semakin kecil jika mutu beton
ditingkatkan.
B. Saran
Putra Ryan Satria Sanjaya. 2013. Tugas Besar Struktur Jembatan Beton
Bangunan Transportasi. ITS