You are on page 1of 10

Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap


Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene
pada Rawat Inap RS Ananda Blitar

JAM Bramantya Surya Pratama


Mulyatim Koeswo
14, 4 Tita Hariyanti
Diterima, Agustus 2016
Direvisi, Oktober 2016 Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Disetujui, Nopember 2016

Abstract: Hospital-acquired infections (HAI) are infections that occur in healthcare while
undergoing treatment procedures and medical treatment. HAI causes elongation of hospi-
talization, do harm to the patient and increases maintenance costs. The most effective way to
limit the spread of HAI is to implement hand hygiene by the rules. The results of preliminary
study in Ananda Hospital Srengat Blitar found that nosocomial infection rates is high (infu-
sion phlebitis incident is 12.4%) and nurses hand hygiene compliance is low (hand hygiene
compliance is 26%). The purpose of this study was to find the relationship between the
completeness of handrub and posters on the nurses’s intention to change to perform hand
hygiene correctly. The research method is use the design explanatory research with cross
sectional approach. The results showed that the completeness of handrub clinically signifi-
cant influence intention to change to perform hand hygiene (P = 0.000), while between the
poster and the intention to change had effect but not significant (P = 0.128) and complete-
ness of handrub and posters simultaneously significant effect on the intention to change (P
= 0.000). This study can be concluded that the completeness of handrub and posters are a
combination that can help to increase the nurse’s intention to change to perform hand
hygiene than partially effect.

Keywords: intention to change, hand hygiene, nosocomial infections

Abstrak: Hospital-acquired infections (HAI) adalah infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan
selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis. HAI menyebabkan pemanjangan
lama rawat inap, sehingga merugikan pasien dan meningkatkan biaya perawatan. Cara paling
efektif untuk membatasi penyebaran dari HAI adalah melaksanakan hand hygiene sesuai aturan.
Hasil studi pendahuluan di RS Ananda Blitar ditemukan bahwa angka infeksi nosokomial
tinggi (infusion phlebitis sebesar 12,4%) dan kepatuhan melaksanakan hand hygiene rendah
(kepatuhan sebesar 26%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara
Jurnal Aplikasi
kelengkapan handrub dan poster terhadap kemauan perawat untuk berubah melaksanakan
Manajemen (JAM) hand hygiene dengan benar. Metode penelitian adalah dengan menggunakan desain explana-
Vol 14 No 4, 2016 tory research dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Terindeks dalam kelengkapan handrub mempengaruhi kemauan untuk berubah melaksanakan hand hygiene
Google Scholar
(P=0,000) secara signifikan, sedangkan antara poster dan kemauan untuk berubah tidak
berpengaruh secara signifikan (P=0,128) dan kelengkapan handrub dan poster secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk berubah (P=0,000). Dari penelitian ini dapat
Alamat Korespondensi: disimpulkan bahwa kelengkapan handrub dan poster merupakan kombinasi yang dapat
Bramantya Surya Pratama,
Magister Manajemen Rumah
Sakit FK Universitas Brawijaya,
DOI: http://dx.doi.org/10.
18202/jam230 26332.14.4.16

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 757 ISSN: 1693-5241 757


Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

membantu untuk lebih meningkatkan kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand hygiene dibandingkan
pengaruh secara parsial.

Kata Kunci: hand hygiene, infeksi nosokomial, kemauan untuk berubah

Hospital-acquired infections (HAI) atau infeksi oleh petugas kesehatan masih di bawah 50%. Pittet,
nosokomial adalah infeksi yang terjadi di pelayanan et al. (2000) mengemukakan bahwa pelaksanaan cuci
kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tangan hanya sekitar 40-50% pada petugas kese-
tindakan medis setelah  48 jam dan setelah  30 hatan. Meskipun secara umum petugas kesehatan
hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan. Menurut mengetahui tentang pentingnya hand hygiene dalam
Petersen, et al. (2010) HAI menyebabkan peman- mencegah infeksi, tetapi pelaksanaan cuci tangan
jangan lama rawat inap, sehingga merugikan pasien sesuai dengan prosedur masih rendah pada petugas
dan meningkatkan biaya perawatan sehingga HAI kesehatan (Akyol, 2007). Rendahnya pelaksanaan
menjadi permasalahan di seluruh dunia karena meru- cuci tangan petugas kesehatan dipengaruhi oleh
gikan pasien dan rumah sakit. Gaynes (1997) menye- beberapa faktor. Menurut penelitian yang dilakukan
butkan bahwa di Amerika Serikat 2 juta orang per oleh Sofyani (2012) menyebutkan bahwa faktor ren-
tahunnya menderita HAI, menyebabkan meningkatnya dahnya pelaksanaan cuci tangan petugas kesehatan
biaya hingga 4,5 milyar dolar. salah satunya disebabkan oleh ketidaktahuan petugas
Penyebab utama dari HAI adalah flora transien. kesehatan tentang penyebab tangan dapat terkonta-
Mikroorganisme yang tergolong flora transien diper- minasi dan pentingnya hand hygiene dalam mengu-
oleh petugas kesehatan saat kontak langsung dengan rangi penyebaran infeksi. Faktor lain yang menjadi alas-
pasien atau dengan kontak langsung lingkungan yang an rendahnya pelaksanaan cuci tangan yaitu kurang
sudah terkontaminasi. Sumber utama kontaminasi mengertinya petugas kesehatan tentang langkah-
silang di rumah sakit adalah perpindahan mikroorga- langkah mencuci tangan yang benar, beban kerja yang
nisme dari tangan petugas kesehatan yang melakukan terlalu berat, ketersediaan fasilitas cuci tangan yang
kontak secara langsung dari satu pasien ke pasien kurang, iritasi kulit karena pajanan sabun dan air dan
lain. Salah satu komponen penting untuk membatasi rendahnya komitmen institusi untuk pelaksanaan hand
penyebaran dari HAI adalah melaksanakan pengen- hygiene. Penelitian yang lain mengungkapkan menge-
dalian infeksi dengan baik. Cara pengendalian infeksi nai faktor rendahnya pelaksanaan hand hygiene yaitu
yang terbukti paling efektif adalah memastikan staf karena waktu yang terbatas, meningkatnya beban
rumah sakit melaksanakan hand hygiene sesuai kerja, menurunnya jumlah tenaga, keyakinan bahwa
aturan (Lankford, et al., 2003). menggunakan sarung tangan sudah tidak membutuh-
Untuk melaksanakan hand hygiene dapat kan hand hygiene, jauh untuk mencapai bak cuci,
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mencuci ketidakpedulian dan tidak setuju perawat terhadap
tangan dan disinfeksi tangan. World Health Organi- aturan. (Sofyani 2012)
zation (2014) menyebutkan bahwa ketika terjadi Penelitian awal dilakukan di Rumah Sakit Ananda
peningkatan kepatuhan cuci tangan dari buruk (<60%) Blitar yang merupakan rumah sakit tipe D dengan
menjadi sangat baik (90%) akan menurunkan angka kapasitas 50 tempat tidur (TT). Tingkat kinerja RS
HAI sebesar 24%. Jika dihitung secara cost benefit Ananda pada tahun 2014 cukup berjalan dengan baik
pada rumah sakit dengan 200 tempat tidur, setiap dan efisien dengan nilai BOR 64%, TOI 3, BTO 59,
peningkatan kepatuhan cuci tangan sebesar 1% akan dan ALOS 3 hari, serta telah lulus akreditasi tingkat
menghemat pengeluaran rumah sakit sebesar 39.650 dasar pada tahun 2012. Berdasarkan laporan tim Pen-
dollar setiap tahunnya. cegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Penerapan hand hygiene yang sesuai prosedur (PPIRS) Ananda tahun 2014 ada 2 indikator yang
oleh petugas kesehatan masih rendah. Secara umum, masih menunjukkan tingginya angka infeksi nosoko-
tingkat pemenuhan hand hygiene sesuai prosedur mial, yaitu angka infusion phlebitis sebesar 12,4%

758 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016
Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

dan kepatuhan cuci tangan sebesar 26%. Dari indi- handrub merupakan solusi yang tepat untuk mening-
kator yang ada, dapat dihubungkan bahwa angka katkan kepatuhan hand hygiene. Untuk membukti-
infeksi nosokomial yang tinggi dapat disebabkan oleh kan pengaruh penambahan poster pengingat 5 (lima)
kepatuhan mencuci tangan yang rendah. Hal ini sesuai waktu mencuci tangan & kelengkapan handrub di
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pittet, Allegranzi RS Ananda, maka dilakukan penelitian kemauan
dan Boyce (2009) yang menyebutkan bahwa rendah- perawat untuk berubah melaksanakan hand hygiene
nya kepatuhan mencuci tangan mempunyai hubungan setelah mendapatkan fasilitas berupa kelengkapan
yang signifikan dengan tingginya angka infeksi handrub dan pemasangan poster.
nosokomial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Untuk membuktikan bahwa faktor pengetahuan H1 : Kelengkapan handrub mempengaruhi ke-
yang kurang adalah faktor penyebab rendahnya kepa- mauan perawat untuk berubah terkait hand
tuhan hand hygiene, telah dilakukan studi pendahu- hygiene
luan di RS Ananda untuk menilai tingkat pengetahuan H2 : Pemasangan poster mempengaruhi kemauan
perawat terkait hand hygiene. Hasil penelitian pen- perawat untuk berubah terkait hand hygiene
dahuluan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penge- H3 : Kombinasi antara jumlah handrub yang me-
tahuan perawat RS Ananda sebesar 83% dengan nilai menuhi standar dan poster mempengaruhi
antara 77-100% sehingga dapat disimpulkan bahwa kemauan perawat untuk berubah terkait hand
pengetahuan perawat tentang hand hygiene baik. hygiene.
Pengetahuan tentang waktu mencuci tangan cukup,
sehingga kesimpulan sementara adalah pengetahuan METODE
bukan merupakan faktor utama penyebab rendahnya Penelitian ini menggunakan desain explanatory
kepatuhan hand hygiene. Studi pendahuluan berikut- research dengan pendekatan cross sectional. Peneli-
nya dilakukan observasi untuk menilai jumlah handrub tian ini menjelaskan dan menganalisis tentang penga-
yang ada dan dibandingkan dengan standar dari ruh kelengkapan handrub dan poster di ruang rawat
WHO. Hasil observasi menunjukkan RS Ananda inap terhadap kemauan berubah perawat melaksana-
masih kekurangan jumlah handrub. Jumlah handrub kan hand hygiene. Penelitian ini dilakukan di ruang
yang ada masih 20-50% jumlah seharusnya. Dampak rawat inap RS Ananda Blitar. Penelitian diawali
dari kurangnya jumlah handrub adalah rendahnya dengan pemasangan poster dan melengkapi handrub
kepatuhan melaksanaan hand hygiene karena yang dilakukan mulai 1 Mei 2015. Pengambilan data
perawat kesulitan untuk mengakses handrub. primer dengan pendistribusian dan pengisian kuisioner
Dalam penelitian Bischoff, et al. (2000) keleng- penelitian kepada responden dilakukan selama 1
kapan handrub akan berpengaruh pada kepatuhan (satu) minggu mulai 8-15 Juni 2015. Penyebaran
perawat melaksanakan hand hygiene, jika jumlah kuisioner untuk uji coba instrumen penelitian dilakukan
handrub sesuai standar maka kepatuhan perawat di sebuah rumah sakit di Kabupaten Tulungagung
melaksanakan hand hygiene akan meningkat. Solusi kepada 10 orang responden. Populasi dalam penelitian
penambahan poster pengingat 5 (lima) waktu men- adalah seluruh perawat rawat inap yang berjumlah
cuci tangan juga bertujuan untuk persepsi dan kemau- 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara
an berubah perawat melaksanakan hand hygiene
total sampling sehingga sampel dalam penelitian ini
karena sesuai teori “S-O-R” atau Stimulus– Organisme– adalah seluruh perawat ruang rawat inap RS Ananda
Respon yang menyebutkan bahwa perilaku terjadi yang berjumlah 30 orang. Dalam proses penelitian
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
digunakan pengukuran dengan media kuisioner.
dan kemudian organisme tersebut merespons, poster Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan
dalam penelitian ini digunakan sebagai stimulus untuk
metode korelasi Product Moment dan metode peng-
meningkatkan persepsi dan kemauan berubah pera- ujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini meng-
wat melaksanakan hand hygiene yang pada akhirnya gunakan uji statistik Cronbach’s alpha (). Analisis
akan meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Oleh
data pada penelitian ini dengan teknik statistik regresi
karena itu, pemasangan poster & kelengkapan linier berganda dan pengujian hipotesis dengan cara

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 759


Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

analisis korelasi parsial (r), analisis korelasi ganda (R), 1-2 tahun sebanyak 15 orang (50%). RS Ananda
analisis determinasi (R2), uji koefisien regresi secara memiliki banyak perawat dengan masa kerja baru dan
parsial (uji t) dan uji koefisien regresi secara bersama usia yang muda dikarenakan setahun terakhir jumlah
(uji F atau ANOVA). pasien meningkat sehingga dilakukan rekrutmen
perawat baru hingga dua kali lipat jumlah sebelumnya.
HASIL Saat ini RS Ananda masih terus menambah jumlah
perawat agar dapat memenuhi standar. Didapatkan
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah perawat
data bahwa perawat wanita sebanyak 76,7% diban-
rawat inap RS Ananda sebanyak 30 orang. Karakte-
dingkan perawat laki-laki. Pendidikan terakhir pera-
ristik responden sebanyak 30 orang perawat berdasar-
wat yang terbanyak adalah D3 keperawatan sebanyak
kan kriteria usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir
22 orang (73,3%). Jumlah perawat D3 yang tinggi
dan lama kerja ditunjukkan Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden


No. Karakteristik Frekuensi Persentase
1. Usia :
a. 20 – 25 tahun 13 43,3%
b. 26 – 30 tahun 12 40,0%
c. 31 – 35 tahun 4 13,3%
d. Lebih dari 35 tahun 1 3,3%
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki 7 23,3%
b. Wanita 23 76,7%
3. Pendidikan terakhir
a. SMA sederajat 2 6,7%
b. D-3 22 73,3%
c. D-4 3 10,0%
d. S-1 3 10,0%
4. Masa Kerja
a. 1 – 2 tahun 15 50,0%
b. 3 – 4 tahun 6 20,0%
c. 5 – 6 tahun 4 13,3%
d. Lebih dari 6 tahun 5 16,7%
Sumber: Hasil penelitian, 2015

Data tentang karakteristik responden (Tabel 1) merupakan kebijakan manajemen RS untuk menem-
menunjukkan bahwa usia perawat terbanyak antara patkan perawat lulusan D3 di rawat inap, sedangkan
20-25 tahun yaitu 13 orang (43,3%), dan menunjukkan lulusan S1 lebih diarahkan untuk menempati posisi
jumlah terbanyak pada usia muda (20-30 tahun). Hal struktural.
ini dikarenakan rata-rata perawat RS Ananda adalah Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase
fresh graduate. Masa kerja perawat terbanyak adalah kemauan berubah tertinggi terdapat pada usia lebih
Tabel 2. Analisis Usia responden dengan Kemauan Berubah
Kemauan Berubah
Umur Total P Value
Rendah Sedang Tinggi
20 – 25 tahun 0 0% 4 30,8% 9 69,2% 13 43,3%
26 – 30 tahun 0 0% 2 16,7% 10 83,3% 12 40,0%
31 – 35 tahun 0 0% 1 25,0% 3 75,0% 4 13,3% 0,799
Lebih dari 35 tahun 0 0% 0 0,0% 1 100,0% 1 3,3%
Total 0 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%
Sumber: Hasil penelitian, 2015

760 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016
Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

dari 35 tahun yaitu 100%, sedangkan yang tertinggi Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa lulusan S1
kedua terdapat pada usia 26-30 tahun. Dari hasil memiliki kemauan berubah tertinggi yaitu 100%
analisis juga didapatkan nilai P Value sebesar 0,799 sedangkan pada lulusan D3 hanya 77,3%. Dari hasil
dan jika dibandingkan dengan Q <0,05 maka dapat analisis disimpulkan bahwa pendidikan tidak memiliki
disimpulkan bahwa umur tidak memiliki hubungan hubungan dengan kemauan untuk berubah karena nilai
dengan kemauan untuk berubah. P Value lebih besar dari Q (0,05) yaitu sebesar 0,598.

Tabel 3. Analisis Jenis Kelamin Responden dengan Kemauan Berubah


Kemauan Berubah
Jenis Kelamin Total P Value
Rendah Sedang Tinggi
Laki - Laki 0 0% 2 28,6% 5 71,4% 7 23,3%
perempuan 0 0% 5 21,7% 18 78,3% 23 76,7% 0,708
Total 0 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%
Sumber: Hasil penelitian, 2015

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa perempuan Dari hasil uji validitas didapatkan nilai korelasi
memiliki persentase kemauan berubah tertinggi yaitu untuk butir instrumen variabel kemauan untuk berubah
78,3% dan pada laki-laki hasilnya tidak terlalu berbeda (Y) no. 4 dan 5 kurang dari 0,632. Nilai korelasi untuk
yaitu sebesar 71,4%. Pada tabel didapatkan nilai P butir instrumen variabel kelengkapan handrub (X1)
Value sebesar 0,708 yang lebih besar dari nilai maksi- No. 7 dan 8 kurang dari 0,632. Butir instrumen variabel
mal Q (0,05) dan menunjukkan bahwa jenis kelamin poster (X2) No. 2, 5, dan 9 kurang dari 0,632. Butir-
tidak memiliki hubungan dengan kemauan untuk butir instrumen variabel penelitian yang valid akan
berubah.

Tabel 4. Analisis Masa Kerja responden dengan Kemauan Berubah


Kemauan Berubah
Masa Kerja Total P Value
Rendah Sedang Tinggi
1 – 2 tahun 0 0% 5 33,3% 10 66,7% 15 50,0%
3 – 4 tahun 0 0% 0 0,0% 6 100,0% 6 20,0%
5 – 6 tahun 0 0% 1 25,0% 3 75,0% 4 13,3% 0,44
Lebih dari 6 tahun 0 0% 1 20,0% 4 80,0% 5 16,7%
Total 0 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%
Sumber: Hasil penelitian, 2015

Dari tabel 4 didapatkan masa kerja 3-4 tahun digunakan pada proses analisis selanjutnya sedangkan
memiliki persentase kemauan berubah tertinggi yaitu yang tidak valid dikeluarkan.
100%, sedangkan nilai P Value sebesar 0,44 sehingga Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian
disimpulkan bahwa masa kerja tidak memiliki hubungan dapat diketahui bahwa butir-butir pertanyaan/instru-
dengan kemauan untuk berubah. men yang sudah dinyatakan valid pada tiap variabel

Tabel 5. Analisis Pendidikan responden dengan Kemauan Berubah


Kemauan Berubah
Pendidikan Total P Value
Rendah Sedang Tinggi
SMA sederajat 0 0% 1 50,0% 1 50,0% 2 6,7%
D-3 0 0% 5 22,7% 17 77,3% 22 73,3%
D-4 0 0% 1 33,3% 2 66,7% 3 10,0% 0,598
S-1 0 0% 0 0,0% 3 100,0% 3 10,0%
Total 0 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%
Sumber: Hasil penelitian, 2015

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 761


Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

mempunyai nilai koefisien Cronbach’s Q lebih dari (H1) bahwa kelengkapan handrub mempunyai pe-
0,60 yang berarti reliable. ngaruh signifikan terhadap kemauan perawat untuk
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan hasil uji berubah dapat diterima.
normalitas data dengan Shapiro-Wilk Test bahwa Pada pengaruh poster terhadap kemauan untuk
besarnya nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk ketiga berubah, dari hasil uji regresi parsial didapatkan nilai
variabel > 0,05 (nilai signifikansi) berarti data residual thitung (1,568) < ttabel (1,701) dan nilai signifikansi =
terdistribusi normal. Hasil uji linieritas menunjukkan 0,128 > 0,05 () yang berarti H0 diterima dan H2
kedua variabel independen memiliki hubungan linier ditolak, artinya secara parsial tidak berpengaruh signi-
secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil fikan. Jadi hipotesis kedua (H2) bahwa poster berpe-
uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi ngaruh signifikan terhadap kemauan perawat untuk
variabel kelengkapan handrub (X1) sebesar 0,519 > berubah melaksanakan hand hygiene dengan baik
0,05 dan nilai signifikansi variabel poster (X2) sebesar ditolak.
0,235 > 0,05. Jadi secara keseluruhan dapat disim- Dari pengujian secara simultan (uji F) didapatkan
pulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas nilai Fhitung (15,235) > Ftabel (3,37) dan nilai sig.= 0,000
pada penelitian ini. Dari hasil output SPSS 21 diketa- < 0,05 () yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
hui nilai VIF variabel kelengkapan handrub (X1) Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yaitu
adalah 1,213 dan variabel poster (X2) adalah 1,213 kelengkapan handrub dan poster secara simultan ber-
masing-masing kurang dari 10, sehingga bisa diduga pengaruh signifikan terhadap kemauan untuk berubah
bahwa antar variabel independen tidak terjadi masalah dapat diterima.
multikolinearitas. Hasil analisis korelasi ganda menunjukkan nilai
Pada penelitian ini hasil output uji korelasi me- R adalah 0,728 (interval 0,60-0,799) berarti kekuatan
nunjukkan kedua variabel independen mempunyai nilai hubungan antara kelengkapan handrub (X1) dan
p value < 0,25 maka kedua variabel independen ter- poster (X2) dengan variabel kemauan untuk berubah
sebut dapat lanjut ke model multivariat. Analisis kore- (Y) adalah kuat (Sugiyono 2011). Hasil uji F menun-
lasi parsial atau korelasi Pearson Product Moment jukkan nilai p value (sig.) = 0,00 < 0.05 berarti penga-
untuk mengetahui keeratan hubungan antara masing- ruh 2 variabel independen terhadap variabel dependen
masing variabel independen (X1 dan X2) dengan adalah signifikan. Hasil analisis didapatkan nilai R
variabel dependen (Y). Berdasarkan output Pearson Square sebesar 0,530 artinya kedua variabel indepen-
Correlation nilai koefisien korelasi parsial pada varia- den (kelengkapan handrub dan poster) dapat menje-
bel kelengkapan handrub (X1) menunjukkan nilai laskan variabel dependen (kemauan untuk berubah)
0,698 berarti tingkat hubungan dengan dengan variabel sebesar 53% sedangkan sisanya yaitu 47% dijelaskan
kemauan untuk berubah menurut interpretasi Sugiyono oleh variabel independen lain diluar model.
(2011) adalah kategori kuat. Pada variabel poster (X2)
menunjukkan koefisien korelasinya 0,480 berarti ting- PEMBAHASAN
kat hubungan dengan variabel kemauan untuk berubah
Pengaruh Kelengkapan Handrub terhadap
adalah kategori cukup kuat. Setelah tahap bivariat
selesai, tahap berikutnya melakukan analisis multi-
Kemauan Perawat untuk Berubah
variat secara bersama-sama. Dari penelitian dapat dibuktikan bahwa keleng-
Uji hipotesis regresi linear berganda berdasarkan kapan handrub mempunyai pengaruh yang positif
hasil uji t pada bagian coefficients B maka dapat dan signifikan terhadap kemauan perawat untuk ber-
dibuat persamaan model garis regresi linier berganda ubah. Hal ini berarti makin banyak jumlah handrub
dengan persamaan: Y = 0,603 X1 + 0,228 X2 + E. yang ada maka makin meningkat kemauan perawat
Hasil uji regresi parsial pada pengaruh handrub untuk berubah untuk menjalankan hand hygiene
terhadap kemauan untuk berubah adalah nilai thitung dengan baik. Hasil penelitian terdahulu yang mendu-
(4,149) > ttabel (1,701) dan nilai signifikansi = 0,000 < kung hipotesis ini dilakukan oleh Bischoff, et al. (2000)
0,05 () yang berarti H0 ditolak artinya secara parsial yang melakukan penelitian dengan membandingkan
mempunyai pengaruh signifikan. Jadi hipotesis pertama kepatuhan hand hygiene tanpa alkohol gel, 1 alkohol

762 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016
Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

gel untuk 4 tempat tidur kemudian satu banding satu biaya untuk pembelian alkohol gel yang digunakan
tempat tidur. Hasil penelitian ini menunjukkan perbe- setiap bulannya, namun hasilnya diharapkan jauh lebih
daan yang signifikan dengan penggunaan alkohol gel. besar. Kelengkapan handrub yang diberikan akan
Sebelum menggunakan alkohol gel tingkat kepatuhan meningkatnya kemauan perawat untuk berubah dan
hanya 19%, setelah ditambah satu dispenser tiap 4 diharapkan akan meningkatkan kepatuhan perawat
tempat tidur menjadi 23% dan ketika ditambah satu untuk melaksanakan hand hygiene. Apabila kepatuhan
dispenser untuk tiap tempat tidur menjadi 48%. Hal melaksanakan hand hygiene sudah baik maka
ini menunjukkan bahwa penambahan alkohol gel diharapkan akan menurunkan biaya yang tidak perlu
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan hand akibat infeksi nosokomial yang ditimbulkan petugas
hygiene. kesehatan di rumah sakit. Hal ini sudah dibuktikan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas oleh World Health Organization (2014) yang menye-
responden setuju kelengkapan handrub memiliki butkan bahwa ketika terjadi peningkatan kepatuhan
pengaruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. cuci tangan dari buruk (<60%) menjadi sangat baik
Perawat berpendapat dengan bertambahnya jumlah (90%) akan menurunkan angka HAI sebesar 24%
handrub akan memberikan kemudahan akses kepada dan penelitian lain menyebutkan bahwa peningkatan
mereka untuk melaksanakan hand hygiene dengan kepatuhan cuci tangan menurunkan infeksi MRSA
baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari (Methicillin Resistant Staphyloccous aureus)
Bischoff, et al. (2000) yang menyebutkan bahwa sebesar 48,2–87%. Jika dihitung dengan cost benefit
kelengkapan handrub memberikan kemudahan bagi analysis pada rumah sakit dengan 200 tempat tidur,
perawat untuk melaksanakan hand hygiene dan me- setiap peningkatan kepatuhan cuci tangan sebesar 1%
ningkatkan kepatuhan melaksanakan hand hygiene akan menghemat pengeleluaran rumah sakit sebesar
secara signifikan. Mayoritas responden setuju keleng- 39.650 dollar setiap tahunnya.
kapan handrub dapat mempersingkat waktu untuk Penelitian lain dilakukan oleh Shoham, et al.
melaksanakan hand hygiene. Hal ini menunjukkan (2010) yang melakukan penelitian tentang mencuci
bahwa kelengkapan handrub dapat mengurangi wak- tangan dengan cara memberikan alkohol gel kepada
tu untuk melaksanakan hand hygiene. Bischoff, et 35 petugas rumah sakit di ICU, neonatal ICU dan
al. (2000) menyatakan bahwa kelengkapan handrub UGD di suatu rumah sakit. Penelitian dilakukan
dapat mempersingkat waktu untuk melaksanakan dengan cara memberikan alkohol portable pada
hand hygiene hingga 50%. setiap petugas. Setelah itu dilakukan pengambilan
Dalam penelitian ini, mayoritas responden juga kuisioner kepada daftar setiap petugas. Hasil dari
setuju bahwa kelengkapan handrub memiliki penga- kuisioner menunjukkan bahwa 89% petugas menga-
ruh terhadap peningkatan kepatuhan hand hygiene. takan bahwa alkohol mudah untuk digunakan, 71%
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Hugonnet, berpendapat bahwa menggunakan alkohol membuat
Perneger dan Pittet (2002) yang menyebutkan bahwa mencuci tangan menjadi lebih mudah, 66% berpen-
kelengkapan handrub berpengaruh signifikan dalan dapat bahwa mereka lebih sering mencuci tangan
meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Hanya se- dengan menggunakan alkohol. Hasil dari penelitian
bagian responden saja yang setuju bahwa kelengkapan ini menunjukkan bahwa alkohol gel diterima dengan
handrub memiliki fungsi sebagai pengingat. baik oleh petugas rumah sakit di berbagai ruangan
Picheansathian, Pearson dan Suchaxaya (2008) dan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan untuk
menyatakan bahwa kelengkapan handrub bersama mencuci tangan.
dengan pemasangan poster, stiker maupun media lain Berdasarkan hasil analisis deskriptif, pengujian
dapat digunakan sebagai pengingat. Akan tetapi hipotesis dan hasil penelitian terdahulu dapat diambil
apabila kelengkapan handrub sendiri tanpa kombinasi kesimpulan bahwa kelengkapan handrub berpenga-
dengan pengingat yang lain akan kurang efektif. ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. Arti-
Penambahan dan kelengkapan jumlah handrub nya pendapat tentang kelengkapan handrub dapat
yang diselenggarakan oleh manajemen rumah sakit meningkatkan kemauan perawat untuk berubah
memang membutuhkan dana yang besar dan juga perlu terbukti benar dan dapat diterima ketika diterapkan

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 763


Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

kepada seluruh perawat rawat inap RS Ananda. aspek tersebut karena kemungkinan terjemahan
Kelengkapan handrub dapat membantu rumah sakit bahasa yang kurang tepat atau dari kombinasi desain
untuk melaksanakan program PPI dan akreditasi dan tulisan yang kurang tepat.
dengan baik dan menurunkan angka infeksi Perawat RS Ananda menyatakan bahwa poster
nosokomial. dapat meningkatkan kepatuhan perawat untuk
melaksanakan hand hygiene dengan baik. Pittet, et
Pengaruh Poster terhadap Kemauan perawat al. (2000) melakukan penelitian dengan memasang
untuk berubah poster yang berkaitan dengan infeksi nosokomial,
penyebaran infeksi, hand hygiene dan disinfeksi
Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa ada
kuman. Poster dipasang di berbagai tempat strategis
hubungan antara poster dengan kemauan perawat
di rumah sakit. Setelah dilakukan penelitian ternyata
untuk berubah, akan tetapi hubungannya tidak terlalu
poster dapat meningkatkan kepatuhan hand hygiene
kuat. Hal ini menunjukkan bahwa poster kurang mam-
secara signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
pu meningkatkan kemauan perawat untuk berubah
dilakukan di RS Ananda ini.
untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik atau
Peran poster sebagai pengingat belum begitu
hanya sebagian perawat saja yang mempunyai ke-
efektif pada perawat RS Ananda. Menurut Allegranzi
mauan untuk berubah tinggi dan sebagian yang lain
et al. (2010) poster berperan efektif sebagai pengingat
masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam penelitian tentang peningkatan kepatuhan hand
makin banyak poster yang dipasang, maka kemauan
hygiene. Dengan melihat poster secara teratur selama
untuk berubahnya semakin meningkat meskipun tidak
8 bulan efektif meningkatkan kepatuhan mencuci
terlalu besar perubahannya. Poster saja belum mampu
tangan sebesar 21,8% dari sebelumnya hanya 8%.
mempengaruhi kemauan berubah perawat untuk
Poster belum efektif sebagai pengingat bisa disebab-
melaksanakan hand hygiene dengan baik.
kan oleh kurang lamanya paparan poster terhadap
Secara keseluruhan hanya sebagian perawat saja
perawat yang hanya dalam jangka waktu 1 bulan.
yang setuju bahwa poster dapat menjadi pusat perha-
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan peng-
tian. Menurut perawat RS Ananda poster 5 momen
ujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
membersihkan tangan yang diciptakan oleh WHO
poster berpengaruh positif namun tidak signifikan
kurang menarik. Para perawat berpendapat bahwa
terhadap kemauan perawat untuk berubah. Artinya,
poster kurang menarik perhatian mereka dan tulisan
sesuai pendapat Hugonnet, et al. (2002) bahwa poster
kurang mudah dibaca. Menurut Sherman (2010) pos-
apabila dipasang tanpa intervensi yang lain hasilnya
ter yang menarik harus memiliki ruang kosong yang
tidak memuaskan, poster sebagai sumber informasi
cukup, kata-kata yang jelas, menggunakan gambar,
dan pengingat akan berfungsi efektif apabila dikombi-
mudah dibaca, jenis huruf yang jelas dan warna yang
nasikan dengan intervensi yang lain.
sesuai. Apabila poster menarik maka akan dapat me-
narik perhatian individu yang melihatnya. Berdasarkan
Pengaruh Kelengkapan handrub dan Poster
hasil penelitian, poster dianggap kurang memenuhi
aspek-aspek tersebut atau kurang cocok dengan bu- secara Simultan terhadap Kemauan perawat
daya perawat Indonesia karena poster dibuat secara untuk berubah
global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkap-
Para perawat RS Ananda juga berpendapat bah- an handrub dan poster secara simultan berpengaruh
wa poster kurang bisa memberikan informasi. Menu- signifikan dan memiliki hubungan yang kuat terhadap
rut Gosling (2012) peran poster dalam memberikan kemauan perawat untuk berubah. Dari hasil penelitian
informasi adalah dapat “berbicara” dengan pembaca juga menunjukkan bahwa kelengkapan handrub dan
untuk menyampaikan informasi yang ada. Kombinasi poster sangat berpengaruh terhadap kemauan pera-
dari gambar, tulisan dan desain yang ada dapat mem- wat untuk berubah yang pengaruhnya mencapai 53%.
perjelas informasi yang diberikan. Berdasarkan hasil Meskipun masih banyak faktor lain yang bisa mem-
penelitian, poster dianggap kurang memenuhi aspek- pengaruhi kemauan perawat untuk berubah, akan

764 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016
Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

tetapi dominasi dari kelengkapan handrub dan poster KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan bahwa kelengkapan dari keduanya sejak
Kesimpulan
dipasang di rawat inap RS Ananda mempengaruhi
kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand Kelengkapan handrub dan poster merupakan
hygiene dengan baik dan benar. faktor pendorong agar kemauan perawat untuk beru-
Hampir dari semua penelitian terdahulu menun- bah melaksanakan hand hygiene dengan benar
jukkan hasil yang positif terhadap intervensi kombinasi meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
untuk meningkatkan kemauan perawat untuk berubah. disimpulkan bahwa kelengkapan handrub berpenga-
Seperti penelitian dari Allegranzi, et al. (2013) yang ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. Na-
melakukan penelitian di 5 negara yaitu Kosta Rika, mun poster saja, tidak berpengaruh terhadap kemauan
Mali, Arab Saudi, Pakistan dan Italia. Penelitian perawat untuk berubah terkait dengan hand hygiene.
bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian Apabila kelengkapan handrub dikombinasikan
intervensi kombinasi untuk meningkatkan kepatuhan dengan pemasangan poster, maka akan memberikan
hand hygiene. Kombinasi intervensi yang dilakukan pengaruh yang lebih besar terhadap kemauan perawat
adalah dengan pemasangan poster, kelengkapan untuk berubah terkait dengan hand hygiene. Keleng-
handrub, pelatihan melalui film, lagu hand hygiene, kapan handrub dan poster ini terbukti memiliki penga-
leaflet, stiker, pin, t-shirt dan banner. Penelitian ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah dan
dilakukan sebelum dan sesudah intervensi selama 6 dapat dipergunakan untuk meningkatkan kepatuhan
bulan. Hasilnya terjadi peningkatan kepatuhan hand perawat untuk membersihkan tangan.
hygiene secara signifikan. Hal ini menunjukkan bah-
wa kombinasi intervensi berperan secara signifikan Saran
untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Dalam Kelengkapan handrub dan poster diharapkan
penelitian ini kelengkapan handrub berfungsi mem- dapat dilaksanakan oleh manajemen RS Ananda Blitar
permudah perawat untuk membersihkan tangan karena dapat meningkatkan kemauan perawat untuk
sedangkan poster berfungsi sebagai pengingat pera- berubah. Kelengkapan handrub dan poster yang ada
wat untuk melaksanakan hand hygiene sesuai 5 diharapkan akan meningkatkan kepatuhan hand
momen membersihkan tangan. hygiene. Poster perlu dievaluasi kembali terkait
Keterbatasan Penelitian pengaruhnya terhadap perawat sebagai pengingat dan
Penelitian ini awalnya merupakan penelitian yang sumber informasi untuk melaksanakan hand hygiene
mengamati perubahan perilaku. Perubahan perilaku dengan baik. Perlu diperhatikan kombinasi dari gam-
yang diharapkan adalah meningkatnya kepatuhan bar, tulisan dan desain yang ada agar dapat memper-
untuk melaksanakan hand hygiene. Kepatuhan paling jelas informasi yang diberikan sehingga dapat efektif
baik diukur dengan observasi langsung. Akan tetapi untuk meningkatkan kemauan untuk berubah dan ke-
penelitian untuk merubah perilaku membutuhkan patuhan perawat untuk melaksanakan hand hygie-
waktu yang lama. Norcross, Krebs dan Prochaska ne dengan baik. Selain itu, untuk meningkatkan kepa-
(2011) menyebutkan bahwa untuk berubah, individu tuhan melaksanakan hand hygiene dapat ditambah-
memerlukan melalui 6 tahap dan waktu minimal 6 kan faktor pendorong lain seperti pelatihan, role mo-
bulan. Oleh karena itu peneliti menggunakan kemauan del, pemberian insentif dan melibatkan pasien sebagai
untuk berubah sebagai indikator kepatuhan dan pengingat agar peningkatan kepatuhan lebih baik.
kuisioner untuk menilai kemauan untuk berubah.
Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya dapat DAFTAR RUJUKAN
melakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih Akyol, A.D. 2007. ‘Hand hygiene among nurses in Tur-
lama (> 6 bulan) dan metode pengukuran yang akurat key: opinions and practices’, Journal of clinical nurs-
(dengan observasi langsung) agar hasil penelitian lebih ing, vol. 16, no. 3, pp. 431-7.
baik dan akurat.

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 765


Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

Allegranzi, B., Gayet-Ageron, A., Damani, N., Bengaly, L., Picheansathian, W., Pearson, A., & Suchaxaya, P. 2008.
McLaws, M.L., Moro, M.L., Memish, Z., Urroz, O., ‘The Effectiveness of a Promotion Programme on
Richet, H., & Storr, J. 2013. ‘Global implementation of Hand Hygiene Compliance and Nosocomial Infec-
WHO’s multimodal strategy for improvement of hand tions in a Neonatal Intensive Care Unit’, International
hygiene: a quasi-experimental study’, The Lancet in- Journal of Nursing Practice, vol. 14, no. 4, pp. 315-
fectious diseases, vol. 13, no. 10, pp. 843-51. 21.
Allegranzi, B., Sax, H., Bengaly, L., Riebet, H., Minta, D.K., Pittet, D., Allegranzi, B., & Boyce, J. 2009. ‘The World
Chraiti, M.N., Sokona, F.M., Gayet-Ageron, A., Health Organization Guidelines on Hand Hygiene in
Bonnabry, P., & Pittet, D. 2010. ‘Successful imple- Health Care and Their Consensus Recommendations’,
mentation of the World Health Organization hand hy- World Health, vol. 30, no. 7, pp. 611-22.
giene improvement strategy in a referral hospital in Pittet, D., Hugonnet, S., Harbarth, S., Mourouga, P., Sauvan,
Mali, Africa’, Infection Control, vol. 31, no. 02, pp. V., Touveneau, S., & Perneger, T.V. 2000. ‘Effective-
133-41. ness of a hospital-wide programme to improve com-
Arfianti, D.R. 2010. Faktor-faktor yang bErhubungan pliance with hand hygiene’, The Lancet, vol. 356, no.
dengan Tingkat Kepatuhan Cuci Tangan Perawat 9238, pp. 1307-12.
di RSI Sultan Agung Semarang, Undergraduate The- Robbins, S.P. 2003. ‘Perilaku Organisasi. (judul asli: Orga-
sis, Universitas Muhammadiyah Semarang. nizational Behavior Concept, Controversies, Appli-
Bischoff, W.E., Reynolds, T.M., Sessler, C.N., Edmond, cations 8th edition) Jilid 1’, Penerjemah Hadyana
M.B., & Wenzel, R.P. 2000. ‘Handwashing compliance Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prenhallindo.
by health care workers: the impact of introducing an Setiawati. 2009. Analisis faktor-Faktor yang Mempe-
accessible, alcohol-based hand antiseptic’, Archives ngaruhi Ketaatan Petugas Kesehatan Melakukan
of internal medicine, vol. 160, no. 7, pp. 1017-21. Hand Hygiene dalam Mencegah Infeksi Nosokomial,
Gaynes, R.P. 1997. ‘Surveillance of nosocomial infections: Universitas Indonesia.
a fundamental ingredient for quality’, Infection con- Sherman, R.O. 2010. ‘How to create an effective poster
trol and hospital epidemiology, pp. 475-8. presentation’, in American Nurse Today, vol. Volume
Gosling, P.J. 2012. Scientist’s Guide To Poster Presenta- 5, pp. 13-5.
tions, Springer Science & Business Media. Shoham, S., Donegan, N., & Shoham, G. 2010. ‘Personal
Hugonnet, S., Perneger, T.V., & Pittet, D. 2002. ‘Alcohol- Portable Alcohol Gel Dispensers: A Novel Approach
based handrub improves compliance with hand hy- for Improving Hand Hygiene Practices ‘, ed. WHC
giene in intensive care units’, Archives of internal Department of Infection Control, Washington.
medicine, vol. 162, no. 9, pp. 1037-43. Medonyx Incorporated, Toronto.
Lankford, M.G., Zembower, T.R., Trick, W.E., Hacek, D.M., Sofyani, A. 2012. Persepsi Perawat Tentang Pemenuhan
Noskin, G.A., & Peterson, L.R. 2003. ‘Influence of role Pelaksanaan Hand Hygiene Perawat Di Intensive
models and hospital design on the hand hygiene of Care Unit (ICU) Rumah Sakit MH Thamrin Salemba
health-care workers’, Emerging infectious diseases, Tahun 2012 Universitas Indonesia
vol. 9, no. 2, p. 217. Sukron 2013, Tingkat kepatuhan perawat dalam
Mahesa, D. 2010, Analisis Pengaruh Motivasi dan pelaksanaan five moment hand hygiene di instalasi
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan ruang rawat inap C Rumah Sakit Umum Pusat
dengan Lama Kerja sebagai Variabel Moderating Fatmawati, Undergraduate Thesis, Universitas
(Studi pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Cen- Indonesia.
tral Java), Universitas Diponegoro. Van de Mortel, T., Bourke, R., McLoughlin, J., Nonu, M., &
Petersen, M.H., Holm, M.O., Pedersen, S.S., Lassen, A.T., Reis, M. 2001. ‘Gender influences handwashing rates
& Pedersen, C. 2010. ‘Incidence and prevalence of in the critical care unit’, American Journal of Infec-
hospital-acquired infections in a cohort of patients tion Control, vol. 29, no. 6, pp. 395-9.
admitted to medical departments’, Danish medical World Health Organization. 2014. ‘Evidence of hand hy-
bulletin, vol. 57, no. 11, pp. A4210-A. giene to reduce transmission and infections by multi
- drug resistant organisms in health - care settings’,
ed. WHO.

766 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016

You might also like