You are on page 1of 12

Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

127

IDENTIFIKASI MATERI LOKAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SAINS


BIOLOGI SMP DI KOTA PALEMBANG

Heni Indri Yastuti, Meilinda, Khoiron Nazip


(Pendidikan Biologi FKIP Univesitas Sriwijaya)
Email : yheniindri@yahoo.com

Abstrac: This study aimed to obtain information about local materials on Palembang
covering local wisdom, local potential and local environmental problems that qualify as
learning resources of biology science for junior high school. The experiment was
conducted in Palembang with sample location includes Kecamatan Bukit Kecil, Ilir Barat
I, Gandus, Sukarami, Kalidoni, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II dan Kertapati, runs from
February to May 2014 method used is descriptive and information regarding the material
locally obtained through observation, in-depth interviews and related literature. The
results showed that there are many local materials on Palembang is qualified as biology
learning resource for junior high school consisting of local wisdom, local potential, and
local environmental problems. On local wisdom include myths around the garden tombs
Bukit Siguntang towards the preservation of ecosystems and habits of the people living in
Rumah Panggung. At the local potential include the Musi River ecosystem; natural park
ecosystems Punti Kayu; utilization of Kambang Iwak Besar as a place of sports; waste
into a product that does not damage the environment; cultivation of fish in fish breeding
centers; interaction pattern formed on the fields; cultivation butterflies in the butterfly
garden; and diversity of living things in the area Agropolitan. On local environmental
problems include changes in water quality from the disposal of liquid dye songket; silting
up of rivers due to sand mining; water hyacinth population explosion as a result of fish
farming cages; over the land of swamps to residential areas; and the impact of air
pollution from vehicle fumes, factory smoke fertilizers, as well as a rubber factory smoke.
The results of this study can be used as a reference for teachers in implementing the
science learning biology for junir high school and in the development of teaching
materials sourced locally on the material in Palembang.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai materi lokal
Kota Palembang yang meliputi kearifan lokal, potensi lokal dan permasalahan lingkungan
lokal yang memenuhi syarat sebagai sumber belajar sains Biologi SMP. Penelitian
dilaksanakan di Kota Palembang dengan sampel lokasi meliputi Kecamatan Bukit Kecil,
Ilir Barat I, Gandus, Sukarami, Kalidoni, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II dan Kertapati,
berlangsung pada bulan Februari sampai Mei 2014. Metode yang digunakan adalah
deskriptif dan informasi mengenai materi lokal didapatkan melalui observasi, wawancara
128 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

mendalam serta literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat materi
lokal Kota Palembang yang memenuhi syarat sebagai sumber belajar sains Biologi SMP
yang terdiri atas kearifan lokal, potensi lokal, dan permasalahan lingkungan lokal. Pada
kearifan lokal meliputi mitos masyarakat di sekitar makam taman Bukit Siguntang
terhadap pelestarian ekosistem dan kebiasaan masyarakat menetap di rumah panggung.
Pada potensi lokal meliputi ekosistem Sungai Musi; ekosistem taman wisata alam Punti
Kayu; pemanfaatan Kambang Iwak Besar sebagai tempat berolahraga; pengolahan
sampah menjadi produk yang tidak merusak lingkungan; budidaya ikan di balai benih
ikan; pola interaksi yang terbentuk pada sawah; budidaya kupu-kupu di taman kupu-
kupu; dan keanekaragaman makhluk hidup di kawasan Agropolitan. Pada permasalahan
lingkungan lokal meliputi perubahan kualitas air dari pembuangan cair zat pewarna
songket; pendangkalan sungai akibat pertambangan pasir; peledakan populasi enceng
gondok akibat budidaya ikan keramba; alih fungsi lahan dari rawa menjadi pemukiman;
dan dampak pencemaran udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik
pupuk, serta asap pabrik karet. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran sains biologi SMP dan dalam pengembangan
bahan ajar bersumber pada materi lokal di Kota Palembang.

Keywords : Local Materials, Learning Resource, Science Biology, Palembang

PENDAHULUAN Sains pada dasarnya bertujuan


mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang
Pembelajaran sains merupakan
dunia sekitar, sehingga materi pelajaran sains
pembelajaran yang menekankan pada
yang diajarkan di SMP harus dihubungkan
pemahaman terhadap konsep sains, melibatkan
dengan lingkungan sekitar. Pola belajar siswa
pemahaman siswa terhadap hasil produk
dalam pembelajaran sains saat ini lebih fokus
teknologi yang terkait, serta memanfaatkannya
ke materi yang diberikan oleh guru. Siswa SMP
bagi masyarakat. Pembelajaran sains dapat
masih mengalami kesulitan untuk memahami
digunakan untuk mengembangkan potensi dan
konsep pembelajaran sains yang terkait dengan
kemampuan-kemampuan siswa baik dalam
kehidupan sehari-hari (Mundilarto, 2005). Hal
aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif.
ini mengakibatkan motivasi siswa untuk lebih
Pembelajaran sains yang dilakukan saat ini
memperdalam materi pelajaran menjadi
bersifat textbook dan tidak terkait dengan
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
kehidupan sehari-hari siswa. Proses
kebanyakan siswa masih sangat tergantung
pembelajaran sains seharusnya tidak boleh
pada materi yang diberikan oleh guru.
menggunakan sistem ceramah saja tetapi harus
Pembelajaran sains berbasis lingkungan
dikolaborasikan dengan praktek. Oleh sebab
memerlukan konsep belajar yang baik. Konsep
itu, dalam pembelajaran sains perlu mengaitkan
belajar yang dapat membantu guru mengaitkan
antara pemahaman siswa tentang konsep sains
materi yang diajarkan dengan kehidupan
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
sehari-harinya yaitu konsep pendekatan
kontektual. Pendekatan kontekstual merupakan
Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip. 129

konsep belajar yang dapat mendorong siswa lokal, potensi lokal, dan permasalahan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya di lingkungan lokal yang sesuai dengan kriteria
kehidupan sehari-hari (Mundilarto, 2005). sumber belajar dan kompetensi dasar pada
Pembelajaran kontekstual akan ditunjukkan pembelajaran sains biologi di SMP.
dengan adanya perubahan pada pola pikir b. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
siswa. Perubahan yang terjadi dapat kearifan lokal yaitu pandangan yang
ditunjukkan dalam bentuk bertambahnya terdapat di kehidupan masyarakat yang
pengetahuan, pengalaman, berubah sikap dan timbul tanpa sepengetahuan dan
tingkah laku menjadi lebih baik. Oleh karena menjadi acuan berperilaku secara turun-
itu, dalam pembelajaran sains berbasis menurun.
lingkungan diperlukan sumber belajar guna c. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
mencapai tujuan pembelajaran yang terdapat di potensi lokal yaitu sumber daya alami
kulrikulum 2013 khususnya pada kompetensi maupun buatan yang terdapat di Kota
inti 2. Palembang.
Sumber belajar yang menarik dapat d. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
meningkatkan pemahaman siswa. Pada permasalahan lingkungan lokal yaitu
umumnya sumber belajar saat ini terbatas pada kerusakan dan pencemaran lingkungan yang
guru dan buku paket, padahal banyak sumber merubah tatanan lingkungan kota
belajar lainnya baik di dalam maupun di luar Palembang.
kelas , antara lain: benda nyata, poster, e. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
lingkungan alam dan sosial. Lingkungan alam sumber belajar yaitu semua materi lokal
merupakan segala sesuatu yang berada di yang terdiri dari kearifan lokal, potensi
sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan lokal, dan permasalahan lingkungan lokal
tingkah laku organisme (Syamsudduha dan yang layak digunakan sebagai sumber
Muh, 2012). Sumber belajar berbasis belajar.
lingkungan alam yang digunakan dapat berupa Penelitian ini dilaksanakan di Kota
materi lokal. Materi lokal yang diteliti dalam Palembang dengan sampel lokasi meliputi
penelitian ini berupa kearifan, potensi, dan delapan kecamatan yaitu Seberang Ulu I,
masalah lokal yang terdapat di kota Palembang. Seberang Ulu II, Kertapati, Bukit kecil, Ilir
Materi lokal terbagi atas 3 kategori yaitu Barat I, Gandus, Sukarami, Kalidoni.
kearifan lokal, potensi lokal, dan permasalahan Metode yang digunakan dalam
lingkungan lokal. Permasalahan yang diteliti pengumpulan data yaitu memadukan antara
pada penelitian ini adalah apa saja materi lokal hasil observasi, wawancara mendalam, serta
yang meliputi kearifan lokal, potensi lokal, dan literature terkait (Sugiyono, 2012). Data yang
permasalahan lingkungan lokal Kota terkumpul dianalisis mengacu pada (Sugiyono,
Palembang yang memenuhi syarat sebagai 2012) yaitu secara deskriptif, terdiri atas 3 alur
sumber belajar sains Biologi di SMP. kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penyimpulan data. Kegiatan pertama yaitu
METODE PENELITIAN kegitatan reduksi data, berupa proses pemilihan
Definisi Operasional data melalui analisis kelayakan materi lokal
a. Materi lokal yang dimaksud dalam sebagai sumber belajar sains biologi SMP
penelitian ini adalah substansi lokal Kota mengacu pada Sudjana (2012) dan Arikunto
Palembang yang mencakup tentang kearifan
130 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

(2010) yaitu a) ekonomis, berarti jarak dari 2. Mengkonservasi total nilai skor kriteria
sekolah sangat dekat dengan sumber belajar; b) sumber belajar menjadi nilai mutu kelayakan
praktis, berarti proses pembelajaran sangat materi lokal dengan menggunakan rumus:
mudah dilaksanakan; c) fleksibel, berarti
sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan pembelajaran; dan d)
Kesesuainnya dengan tujuan pembelajaran,
berarti komponen-komponen dari sumber
belajar memiliki kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Langkah-langkah menganalisis
kelayakan materi lokal yang disesuaikan
dengan kriteria sumber belajar dijabarkan
sebagai berikut:
1. Memberikan skor terhadap kriteria sumber
Tabel 2. Skala Penilaian Kelayakan Materi
belajar
Lokal yang Berpotensi sebagai Sumber
Tabel 1. Skor Penilaian Kriteria Sumber
Belajar Sains Biologi SMP.
Belajar pada Materi Lokal yang Berpotensi
sebagai Sumber Belajar Sains Biologi SMP

Data yang dinyatakan tidak layak dan


sangat tidak layak dijadikan sebagai sumber
belajar direduksi dan data yang dinyatakan
layak dan sangat layak dijadikan sebagai
sumber belajar dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu kearifan lokal, potensi lokal, dan
permasalahan lokal. Setelah dikelompokkan,
data dianalisis kesesuainnya dengan tuntutan
kompetensi dasar kurikulum 2013 di SMP.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan
keadaan data atau objek masing-masing sumber
belajar disusun pula garis besar cara
pemanfaatannya yang diharapkan dapat
menjadi pertimbangan guru dalam
memanfaatkan masing-masing sumber belajar.
Kegiatan selanjutnya yaitu data disajikan dalam
bentuk tabel. Kegiatan terakhir dalam
penelitian ini yaitu penarikan kesimpulan.
Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip. 131

interaksi yang terbentuk pada sawah; budidaya


kupu-kupu di taman kupu-kupu;
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan identifikasi terhadap keanekaragaman makhluk hidup di kawasan
materi lokal di Kota Palembang, diperoleh data Agropolitan; perubahan kualitas air dari
tentang materi lokal yang memiliki potensi pembuangan cair zat pewarna songket;
untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Dari pendangkalan sungai akibat pertambangan
data awal yang ditemukan terdapat 23 materi pasir; peledakan populasi enceng gondok akibat
lokal yang kemudian dianalisis kelayakannya budidaya ikan keramba; alih fungsi lahan dari
sebagai sumber belajar berdasarkan Sudjana rawa menjadi pemukiman; dan dampak
dan Ahmad (2009) bahwa kriteria sumber pencemaran udara yang berasal dari asap
belajar antara lain: ekonomis, praktis, fleksibel, kendaraan bermotor, asap pabrik pupuk, serta
dan kesesuaiannya dengan tujuan asap pabrik karet.
pembelajaran. Hasil analisis kelayakan materi Materi lokal yang layak dijadikan
lokal sebagai sumber belajar ditemukan 8 sebagai sumber belajar kemudian
materi lokal yang tidak layak dijadikan sebagai dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu
sumber belajar dan 15 materi lokal yang layak kearifan lokal, potensi lokal, dan permasalahan
dijadikan sebagai sumber belajar. lingkungan lokal. Setelah dilakukan
Materi lokal yang tidak layak dijadikan penggolongan, maka dianalisis kesesuainnya
sebagai sumber belajar meliputi mitos pohon dengan kompetensi dasar yang tertera pada
beringin di pulau kemaro; aliran air dan kurikulum 2013 di SMP. Selanjutnya dengan
ekosistem sungai yang terjaga di bawah rumah mempertimbangkan keadaan data atau objek
apung; ekosistem Danau OPI; habitat kera ekor masing-masing sumber belajar disusun pula
panjang di Punti Kayu; banjir di Kecamatan garis besar cara pemanfaatannya yang
Kertapati; tumpukan sampah di Kambang Iwak diharapkan dapat menjadi pertimbangan guru
Besar; udara dan cahaya matahari yang lebih dalam memanfaatkan masing-masing sumber
banyak masuk melalui jendela yang lebar di belajar.
rumah Kapitan; dan pencemaran air akibat dari
limbah detergen di Danau OPI. Hal ini PEMBAHASAN
dikarenakan kedelapan materi lokal tersebut 1. Kearifan Lokal
tidak memenuhi persyaratan kriteria sumber Berdasarkan hasil observasi ditemukan
belajar. kearifan lokal berupa budaya dan keyakinan
Materi lokal yang layak dijadikan turun menurun yang terdapat di masyarakat
sebagai sumber belajar, meliputi mitos Kota Palembang. Kearifan lokal yang dapat
masyarakat di sekitar makam taman Bukit digunakan sebagai sumber belajar sains Biologi
Siguntang terhadap pelestarian ekosistem; di SMP yaitu:
kebiasaan masyarakat menetap di rumah
panggung; ekosistem Sungai Musi; ekosistem a. Mitos masyarakat di sekitar makam taman
taman wisata alam Punti Kayu; pemanfaatan Bukit Siguntang terhadap pelestarian
Kambang Iwak Besar sebagai tempat ekosistem, kesesuaian dengan kompetensi
berolahraga; pengolahan sampah menjadi dasar yaitu K.D. 1.1 mengenai keteraturan
produk yang tidak merusak lingkungan; dan kompleksitas ciptaan Tuhan yang
budidaya ikan di balai benih ikan; pola tergambar jelas pada keindahan alam taman
132 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

Bukit Siguntang yang menciptakan kawasan 2. Potensi Lokal


tersebut menjadi asri dan sejuk sehingga Berdasarkan hasil observasi ditemukan
manusia dapat menikmati keindahan yang potensi lokal berupa sumber daya alami
diciptakan oleh Tuhan, sedangkan K.D. 3.3; maupun buatan yang terdapat di Kota
3.8; 4.3; dan 4.8 mengenai interaksi antara Palembang. Potensi lokal yang dapat digunakan
makhluk hidup dengan lingkungannya sebagai sumber belajar sains Biologi di SMP
sehingga pelestarian ekosistem tetap terjaga yaitu:
yang tergambar dengan jelas pada vegetasi a. Ekosistem Sungai Musi, kesesuaian dengan
tumbuhan yang berada di sekitar makam. kompetensi dasar yaitu K.D. K.D. 3.8 dan
Makam yang diyakini sebagai orang besar 4.12 mengenai interaksi makhluk hidup
membuat masyarakat yang mamasuki dengan lingkungannya yang tergambar jelas
kawasan tersebut memiliki rasa takut untuk pada pemanfaatan Sungai Musi dalam
melakukan hal-hal yang sembarangan memenuhi kebutuhan hidup dan aktivitas
sehingga vegetasi tumbuhan yang berada di manusia. Berdasarkan informasi dari
sana menjadi terlindungi dan masyarakat, manusia memanfaatkan Sungai
keanekaragaman hayatinya pun tetap Musi untuk berbagai macam kegiatan
terjaga. seperti perikanan, pertanian, keperluan
rumah tangga, industri, dan transportasi.
b. Kebiasaan masyarakat menetap di rumah Manusia memanfaatkan sumber air yang
panggung, kesesuaian dengan kompetensi berasal dari Sungai Musi untuk kebutuhan
dasar yaitu K.D 3.8 dan 4.8 mengenai sehari-harinya. Ikan yang tumbuh dan
interaksi antara makhluk hidup dengan berkembang dengan baik di Sungai Musi
lingkungan yang tergambar dari ekosistem dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
dan aliran air yang terjaga di bawah tiang menunjang kehidupan makannya. Selain itu,
rumah panggung. Berdasarkan hasil sungai juga menjadi jalur transportasi yang
wawancara, masyarakat menggunakan dimanfaatkan oleh masyarakat Kota
bagian bawah rumah panggung sebagai Palembang untuk mencapai suatu daerah
tempat ternak unggas seperti ayam dan yang dituju. Makhluk hidup lainnya juga
bebek. Selain itu, aliran air yang terjaga melakukan interaksi di lingkungan sungai,
tergambar dari rumah yang dibangun seperti interaksi antara ikan dengan plankton
dengan bidang lantai terangkat dari dan ikan dengan enceng gondok. Keadaan
permukaan tanah dan dibangun bertiang. demikian merupakan contoh interaksi antara
Keadaan tersebut merupakan salah satu makhluk hidup dengan lingkungan.
adaptasi ekologis terhadap kondisi
lingkungan. Keadaan yang demikian itu b. Ekosistem taman wisata alam Punti Kayu,
merupakan contoh interaksi manusia dengan kesesuaian dengan kompetensi dasar yaitu
lingkungan yang saling menguntungkan, K.D K.D. 1.1, 3.3, 3.8, 4.3 dan 4.8
dimana aktivitas manusia tidak merusak mengenai interaksi antara makhluk hidup
ekosistem dan aliran air, sebaliknya manusia dengan lingkungannya sehingga
mendapatkan kondisi yang nyaman menimbulkan rasa kagum atas keteraturan
sehingga menghasilkan sebuah kehidupan dan kompleksitas ciptaan Tuhan. Manusia,
yang harmoni dengan alam. tumbuhan, dan hewan membutuhkan
Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip. 133

komponen yang lain yang terdapat di d. Pengolahan sampah menjadi produk yang
lingkungannya dalam mempertahankan tidak merusak lingkungan, kesesuaian
hidupnya. Manusia sangat membutuhkan dengan kompetensi dasar yaitu K.D. 3.10
udara untuk bernapas, air untuk minum dan dan 4.10 mengenai proses dan produk yang
untuk kebutuhan lainnya. Oksigen yang tidak merusak lingkungan. Pada tempat
dihirup oleh manusia sebagian besar berasal pembuangan akhir, pemanfaatan sampah
dari tumbuhan yang melakukan proses yang diolah menjadi beberapa macam
fotosintesis, sebaliknya gas karbondioksida produk. Sampah yang berasal dari rumah
yang dihasilkan oleh manusia pada saat tangga dan pasar tersebut diolah melalui
bernafas bermanfaat bagi tumbuhan untuk proses daur ulang, pengomposan, dan
proses fotosintesis. Hal ini menunjukkan mengubah gas metan menjadi listrik.
bahwa dengan adanya tumbuhan hijau, Material yang bisa didaur ulang terdiri dari
maka akan menimbulkan hawa lingkungan sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
menjadi sejuk, asri, dan segar sehingga dan barang elektronik. Selain daur ulang,
makhluk hidup yang berada di dalamnya terdapat juga cara lain dalam mengolah
menikmati keindahan alam yang diciptakan sampah yaitu pengomposan. Pengomposan
oleh Tuhan secara teratur dan kompleks. merupakan penanganan limbah organik
menjadi pupuk kompos yang dimanfaatkan
c. Pemanfaatan Kambang Iwak Besar sebagai sebagai pupuk melalui proses fotosintesis.
tempat berolahraga, kesesuaian dengan Bahan baku untuk membuat kompos yaitu
kompetensi dasar yaitu K.D. 3.8 dan 4.8 sampah kering, sisa bahan makanan dan
mengenai interaksi manusia dengan kotoran hewan (Djaja, 2010). Tanaman
lingkungan pada ekosistem dengan membutuhkan unsur-unsur hara yang
komponen lingkungan yang sangat terdapat di dalam kompos. TPA
kompleks. Kolam retensi di taman Kambang Sukawinatan juga mengolah sampah
Iwak yang berfungsi sebagai tempat tersebut menjadi listrik. Sampah organik
penampungan air yang berguna untuk mengandung metana setelah dilakukan
mencegah banjir dimanfaatkan oleh perombakan oleh bakteri yang berpotensi
masyarakat sebagai tempat jogging track menjadi sumber energi primer pembangkit
dan tempat bersantai pada sore hari. Hal listrik yang berguna untuk proses
tersebut dikarenakan kolam retensi penerangan dalam kehidupan manusia.
dikelilingi oleh tumbuhan hijau yang Keadaan tersebut menggambarkan bahwa
menghasilkan O2 yang dibutuhkan oleh sampah di TPA dimanfaatkan menjadi
manusia untuk bernapas. Selain itu, beberapa produk melalui proses daur ulang,
tumbuhan hijau juga berfungsi dalam pengomposan, dan mengubah sampah
mengurangi pencemaran udara, dimana CO2 menjadi energi listrik sehingga volume
dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses sampah berkurang, kemudian makhluk
fotosintesis. Keadaan demikian merupakan hidup dapat menikmati produk olahan dari
contoh interaksi antara manusia dengan sampah dan tidak menerima dampak dari
lingkungan, dimana aktivitas manusia tidak pencemaran lingkungan yang dihasilkan
merusak ekosistem, sebaliknya makhluk dari penumpukan sampah.
hidup mendapatkan kondisi yang nyaman.
134 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

e. Budidaya ikan di balai benih ikan, seperti padi tikus ular elang.
kesesuaian dengan kompetensi dasar yaitu Keadaan tersebut secara tidak langsung akan
K.D. 3.2 mengenai reproduksi pada hewan, membentuk interaksi antar makhluk hidup
sifat keturunan, serta kelangsungan hidup. dengan lingkungannya.
Pada balai benih ikan, reproduksi tersebut
tergambar jelas pada saat proses g. Budidaya kupu-kupu di taman kupu-kupu,
pembenihan ikan. Menurut Yuniarti, dkk kesesuaian dengan kompetensi dasar, yaitu
(2009) tahapan kegiatan dalam proses K.D. 3.2 mengenai reproduksi pada hewan.
pembenihan antara lain pematangan induk, Pada taman Kupu-kupu, reproduksi
pemijahan, penetasan telur, dan pendederan. tergambar jelas pada saat terjadi
Pemijahan sebagai salah satu aspek dari perkembangbiakan kupu-kupu. Kupu-kupu
reproduksi merupakan mata rantai dari merupakan salah satu hewan yang
siklus hidup yang menentukan bermetamorfosis sempurna. Kupu-kupu
kelangsungan hidup spesies. Pemijahan berkembang biak secara generatif. Daur
adalah proses pengeluaran sel telur oleh hidup kupu-kupu meliputi telur, larva, pupa,
induk betina dan sperma oleh induk jantan dan kupu-kupu dewasa. Pada saat sedang
yang kemudian diikuti dengan perkawinan. melakukan reproduksi, kupu-kupu
Induk yang akan dipijahkan harus sehat memerlukan kondisi yang nyaman yaitu
secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh dengan cara memerhatikan suhu,
penyakit parasit dan luka akibat benturan, temperature, kelembaban, dan cahaya dalam
pukulan, goresan, dan sayatan. Induk jantan taman tersebut sehingga melancarkan proses
dan induk betina dipelihara bersama-sama perkembangbiakan pada kupu-kupu.
pada satu kolam atau bisa terpisah. Keadaan Keadaan demikian dapat menumbuhkan
tersebut menunjukkan bahwa reproduksi pengetahuan siswa tentang cara reproduksi
ikan memerlukan situasi dan kondisi yang pada kupu-kupu.
tepat untuk menentukan kelangsungan hidup
spesies. h. Keanekaragaman makhluk hidup di kawasan
Agropolitan, kesesuaian dengan kompetensi
f. Pola interaksi yang terbentuk pada sawah, dasar yaitu K.D. 3.8 dan 4.8 mengenai
kesesuaian dengan kompetensi dasar yaitu klasifikasi makhluk hidup (hewan dan
K.D. 3.8 dan 4.8 mengenai interaksi antara tumbuhan). Pada kawasan Agropolitan,
makhluk hidup dan lingkungan. Pada lahan interaksi tergambar jelas pada kegiatan
sawah, interaksi tergambar jelas pada rantai usaha pertanian dan perikanan. Kegiatan
makanan. Semua makhluk hidup yang hidup usaha pertanian dan perikanan ini juga tetap
secara heterotrof memakan tumbuhan atau menjaga kawasan ini bebas dari dampak
hewan lain. Sebagai produser, tumbuhan penggunaan pupuk, pestisida dan
menyediakan makanan bagi makhluk hidup sedimentasi dari makanan ikan. Berdasarkan
lainnya. Tumbuhan dimakan konsumer I, hasil informasi dari pengelola kawasan
konsumer I dimakan konsumer II, konsumer Agropolitan, pada kawasan tersebut terdapat
II dimakan konsumer III, dan seterusnya beberapa zona yang berfungsi
hingga karnivor puncak. Peristiwa makan mempertahankan biota asli daerah tersebut,
dan dimakan pada sawah dapat digambarkan diantaranya zona fauna, zona flora, dan zona
Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip. 135

konservasi. Pada zona fauna terdapat secara langsung ke alam akan berdampak
budidaya ikan dan peternakan beberapa kepada kualitas air tanah. Air tanah sangat
jenis hewan. Pada zona flora terdapat penting bagi kehidupan masyarakat karena
sawah, perkebunan, dan apotik hidup. Pada air tanah merupakan sumber kehidupan
zona konservasi, masyarakat dapat masyarakat.
melibatkan diri dalam pengamatan terhadap
jenis-jenis flora dan fauna yang disediakan b. Pendangkalan sungai akibat pertambangan
oleh pengelola. Dengan demikian daerah ini pasir, kesesuaian dengan kompetensi dasar
tidak hanya menjadi daerah pertanian yaitu Pada K.D. 3.9 mengenai pencemaran
(agropolitan) tapi juga dapat menjadi areal lingkungan dan dampaknya bagi makhluk
yang tetap mempertahankan kelestarian hidup. Menurut pemilik usaha
lingkungannya yang dapat dikategorikan pertambangan pasir, tambang pasir
sebagai unsur ekologi (ecology), juga merupakan bisnis pertambangan yang dapat
sebagai areal pendidikan (education) dan membuat perekonomian masyarakat
memberikan unsur wisata (entertainment). menjadi tercukupi dan segala kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Walaupun
3. Permasalahan Lingkungan Lokal bisnis pertambangan ini sangat berdampak
Berdasarkan hasil observasi ditemukan positif bagi perekonomian masyarakat, akan
permasalahan lingkungan lokal yang terdapat di tetapi pertambangan ini sangat berdampak
kota Palembang yang menimbulkan perubahan negatif bagi lingkungan. Dampak negatif
tata lingkungan kota. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan yaitu pendangkalan
lokal yang dapat digunakan sebagai sumber sungai, gangguan pada kelestarian
belajar sains Biologi di SMP yaitu: ekosistem lingkungan dan keberadaan
a. Perubahan kualitas air dari pembuangan cair bangunan di sekitarnya. Oleh karena itu,
zat pewarna songket, kesesuaian dengan pengerukan pasir yang dilakukan secara
kompetensi dasar yaitu K.D. 3.9 mengenai terus menerus dalam jangka waktu yang
pencemaran lingkungan dan dampaknya lama dapat menimbulkan penurunan dasar
bagi makhluk hidup. Pencemaran sangat Sungai Musi karena tumpukan pasir sungai
jelas tergambar pada air limbah pewarna Musi terus berkurang.
sintetis yang digunakan pada saat proses c. Peledakan populasi enceng gondok akibat
pewarnaan songket. Air limbah pewarna budidaya ikan keramba, kesesuaian dengan
sintetis yang bersumber dari pabrik tekstil kompetensi dasar yaitu Pada K.D. 3.9
maupun tenun dapat mengakibatkan mengenai pencemaran lingkungan dan
perubahan warna dan derajat keasaman dampaknya bagi makhluk hidup. Banyaknya
badan penerima air. Limbah tersebut jumlah permintaan terhadap produksi ikan
didominasi oleh pencemaran karena membuat permintaan pakan ikan terus
penggunaan zat warna sintetis dalam proses meningkat. Pakan ikan yang digunakan
produksinya. Limbah ini dikategorikan yaitu pellet. Tidak semua pakan yang diberi
sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan akan dimakan oleh ikan. Hal ini membuat
Beracun). Bahan dasar pewarna sintesis pakan terbuang ke badan air sungai sebagai
berupa zat kimia. Zat kimia sangat sulit limbah. Selain itu, ikan juga mengeluarkan
terurai di alam. Air limbah yang dibuang limbah sisa metabolisme seperti urine dan
136 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

feses yang semuanya terbuang ke badan air. e. Dampak pencemaran udara yang berasal dari
Oleh sebab itu, permasalahan ini akan asap kendaraan bermotor, asap pabrik
berdampak serius terhadap perairan, dimana pupuk, serta asap pabrik karet, kesesuaian
limbah organik tersebut akan mengalami dengan kompetensi dasar yaitu K.D. 3.9,
dekomposisi oleh mikroorganisme, sehingga 3.10, dan 4.10 mengenai pemanasan global
akan menghasilkan sejumlah nutrient ke serta pencemaran lingkungan dan
badan air, dan selanjutnya akan memicu berdampak kepada makhluk hidup yang
pertumbuhan fitoplankton dan tumbuhan air lain. Pembangunan yang berkembang
secara berlebihan. Keadaan tersebut sejalan khususnya dalam industri dan teknologi
dengan pendapat Mantau (2009) yaitu serta meningkatnya jumlah kendaraan
pembusukan akumulasi sisa-sisa pakan yang bermotor yang menggunakan bahan bakar
tidak termanfaatkan oleh ikan dapat fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita
menimbulkan konflik di antara pengguna hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh
perairan, serta kematian masal ikan akibat gas-gas buangan hasil pembakaran
gas beracun (NH3 dan H2S). (Rachmawati, 2006). Hal ini memberikan
d. Alih fungsi lahan dari rawa menjadi dampak terhadap kesehatan manusia karena
pemukiman, kesesuaian dengan kompetensi proses pernapasan dan kontak anggota tubuh
dasar yaitu K.D. 3.3 dan 4.3 mengenai terjadi secara langsung dengan udara.
perkembangan penduduk dan dampaknya Berdasarkan informasi dari masyarakat,
bagi lingkungan. Bertambahnya jumlah pengaruh udara terhadap kesehatan sangat
penduduk di Kota Palembang menyebabkan ditentukan dengan komposisi kimia,
bertambahnya kebutuhan akan lahan untuk biologis, maupun fisik udara. Meningkatnya
dijadikan tempat pemukiman. Pergeseran kadar karbondioksida (CO2), metana (CH4),
fungsi lahan dari daerah resapan air, nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-
kawasan hutan, tempat penampungan air, gas yang digunakan untuk kulkas dan
berubah fungsi menjadi pemukiman, pendingin ruangan (CFC) di udara akan
perumahan, pergudangan, dan perkantoran. mengakibatkan efek rumah kaca. Gas CO2
Hal ini akan mengganggu kestabilan air. yang dihasilkan dari proses pembakaran
Banyak lahan rawa yang beralih fungsi meningkatkan kadar CO2 di atmosfer.
menjadi pusat komoditi bisnis yang Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-
dijalankan perusahaan swasta. Hal ini akan debu pencemar. Kandungan gas CO2
mengakibatkan hancurnya tatanan ekosistem semakin tinggi karena banyak hutan
rawa. Daerah resapan air berkurang dengan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap
adanya pengalihan fungsi rawa menjadi CO2 sehingga cahaya matahari yang masuk
bangunan-bangunan sehingga air yang ke bumi tidak dapat dipantulkan lagi ke
seharusnya dapat tertampung di rawa angkasa, sebab terperangkap gas-gas dan
menjadi beralih ke kawasan jalanan dan debu. Seolah-olah bumi diselubungi oleh
menyebabkan banjir di lokasi-lokasi “kaca” yang berupa gas pencemar yang
tertentu. Keadaan demikian merupakan memerangkap panas. Akibatnya suhu bumi
contoh penyebab perkembangan penduduk semakin meningkat dan menyebabkan gas
yang menimbulkan dampak negatif bagi rumah kaca.
lingkungan.
Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip. 137

Materi lokal yang layak dijadikan saran


sebagai sumber belajar sains Biologi SMP Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya
dapat diaplikasikan dalam kegiatan untuk mengaplikasikan materi lokal sebagai
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar sumber belajar sains biologi SMP di Kota
kelas dengan berbagai media dan metode Palembang dalam bentuk media pembelajaran.
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedural
KESIMPULAN Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Berdasarkan penelitian yang telah Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka
dilakukan di Kota Palembang mengenai Cipta.
identifikasi materi lokal Kota Palembang yang
memenuhi syarat sebagai sumber belajar sains Djaja, Willyan. 2010. Langkah Jitu membuat
biologi SMP di Kota Palembang adalah sebagai Kompos dari Kotoran Ternak dan
berikut: Sampah. Jakarta: Agromedia Pustaka
1. Kategori kearifan lokal Kota Palembang
meliputi mitos masyarakat di sekitar makam Mantau, Zulkifli. 2012. Analisis Kelayakan
taman Bukit Siguntang terhadap pelestarian Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas
ekosistem dan kebiasaan masyarakat dan Nila dalam Keramba Jaring Apung
menetap di rumah panggung. Ganda di Pesisir Danau Tondano
Propinsi Sulawesi Utara. Balai
2. Kategori potensi lokal Kota Palembang Pengkajian Teknologi Pertanian
meliputi ekosistem Sungai Musi; ekosistem Propinsi Sulawesi Utara.
taman wisata alam Punti Kayu; pemanfaatan Mundilarto. Pendekatan Kontekstual dalam
Kambang Iwak Besar sebagai tempat Pembelajaran Sains. Makalah
berolahraga; pengolahan sampah menjadi disampaikan pada PPM Terpadu di
produk yang tidak merusak lingkungan; SMPN 2 Mlati Sleman Yogyakarta,
budidaya ikan di balai benih ikan, pola pada tahun 2007 di Yogyakarta
interaksi yang terbentuk pada sawah;
budidaya kupu-kupu di taman kupu-kupu; Rachmawati. 2006. Uji Pencemaran Udara oleh
dan keanekaragaman makhluk hidup di Partikulat Debu di Sekitar Terminal
kawasan Agropolitan. Lebak Bulus Berdasarkan Bioindikator
Stomata pada Tanaman Glodogan.
3. Kategori permasalahan lingkungan lokal Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan
meliputi perubahan kualitas air dari Teknologi Universitas Islam Negeri
pembuangan cair zat pewarna songket; Syarif.
pendangkalan sungai akibat pertambangan
pasir; peledakan populasi akibat budidaya Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistik.
ikan keramba; alih fungsi lahan dari rawa Bandung: Tarsito
menjadi pemukiman; dan dampak
pencemaran udara yang berasal dari: asap Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009.
kendaraan bermotor, asap pabrik pupuk, Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar
serta asap pabrik karet. Baru Algensindo
138 Identifikasi Materi Lokal. Heni Indri Yastuti, Meilinda , Khoiron Nazip.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Jurnal Lentera Pendidikan, 15 (1): 18-
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. 31.
Alfabeta.
Yuniarti, Tristiana, Sofi Hani, Teguh Prayoga,
Syamsudduha, St. dan Muh. Rapi, 2012. dan Suroso, 2009. Teknik Produksi
Penggunaan Lingkungan Sekolah Induk Betina Ikan Nila (Oreochromis
Sebagai Sumber Belajar Dalam niloticus) Tahap Verifikasi Jantan
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Fungsional (XX), Jurnal Saintek
Perinakanan, 5(1): 38--43

You might also like