You are on page 1of 9

PENGARUH BEBAN VERTIKAL TERHADAP DAYA DUKUNG LATERAL

PONDASI TIANG

Rudy Suryadi1), Soewignjo Agus Nugroho2), Muhardi3)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2)3)Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293
E-mail : rudy.suryadi20@gmail.com

ABSTRACT

Pile foundations are intended to hold both vertical and horizontal loads. Pile
foundation design must take into account the lateral carrying capacity, especially on those
that experience large lateral force. In fact, vertical load and horizontal load work
simultaneously on the piles. Therefore it is necessary to look at the effect of the vertical
load towards the carrying capacity the lateral piles. This study uses several models of pile
foundation. The inclination of which the models are varied pile into three kinds, namely
the inclination of 0° (upright pole), the inclination of 15o and 30o. While the vertical load
is varied into four kinds, namely 0 kg load (no-load), 0,5 kg, 1 kg and 2 kg.
The tests were done by inflicting horizontal loading on each variation of test
models. Load test results are interpreted using the Tangent Intersection, Davisson method,
the Chin method, and Mazurkiewicz method to get the ultimate lateral bearing capacity.
The interpretation result of Tangent Intersection method showed the tendency to increase
the carrying capacity of the lateral pile models as the vertical load increase. While the
results of interpretation met of Chin method, generally showed the same trend. However,
the interpretation of Davisson method and Mazurkiewicz methods did not indicate any
trend of increasing the lateral carrying capacity with the increase of vertical load. The
relationship between the carrying capacity and the inclination of the pile, from the
interpretation of the data of load test results, did not indicate a trend of increasing the
lateral carrying capacity of the pile models as the inclination of the piles increase.

Keywords : pile foundation, model, lateral, vertical load

I. PENDAHULUAN pondasi tiang adalah dengan


Latar Belakang memiringkan pondasi tiang. Dalam
Pondasi tiang merupakan suatu beberapa konstruksi, pondasi tiang
konstruksi bangunan yang berfungsi sengaja dimiringkan untuk menahan
sebagai penopang bangunan dan beban horisontal yang melebihi daya
meneruskan beban bangunan di atasnya dukung izin lateral pada pondasi tiang
ke lapisan tanah dalam yang cukup kuat tegak (vertikal). Menurut Pect et al.,
daya dukungnya. Pondasi tiang tidak (1953) dan McNulty (1956) di dalam
selalu mengalami beban vertikal saja. Manoppo (2008) pondasi tiang miring
Pada beberapa jenis konstruksi, ada dapat digunakan untuk menaikkan
kemungkinan beban vertikal lebih kecil kapasitas dukung jika pondasi tiang
dari pada beban horisontal. Oleh karena vertikal tidak mampu memikul beban
itu pondasi tiang juga digunakan untuk lateral yang ada.
menahan beban horisontal. Pada kenyataannya beban yang
Salah satu cara mengatasi beban berkerja pada pondasi tiang tidak hanya
horisontal yang besar dalam perencanaan beban vertikal atau beban horisontal saja,

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 1


tetapi kedua beban tersebut berkerja Batasan Masalah
bersamaaan. Pondasi tiang yang Adapun batasan masalah pada
mendapat tekanan kebawah akibat beban penelitian ini adalah:
vertikal, mestinya mengalami defleksi a. Model tiang yang digunakan
akibat gaya horisontal lebih kecil berpenampang lingkaran diameter 2
dibandingkan dengan pondasi tiang yang cm dengan bentuk seragam yang
tidak mendapat tekanan kebawah. Karena terbuat dari beton mortar.
akan membutuhkan gaya horisontal yang b. Tanah yang digunakan adalah pasir
lebih besar lagi bila tiang mendapatkan yang dikeringkan terlebih dahulu.
tekanan dari atas akibat beban vertikal. c. Berat pondasi tiang diabaikan.
Zhang (2002) meneliti tentang afek d. Metode yang digunakan untuk
beban mati terhadap respon lateral interpretasi data hasil uji
pondasi tiang miring grup. Penelitian pembebanan menggunakan metode
dilakukan dengan metode centrifuge test. Tangent Intersection, metode
Zhang melakukan delapan belas variasi Davisson, metode Mazurkiwiecz dan
pada tiang grup 3x3 dan tiang grup 4x4. metode Chin.
Beban mati yang diberikan mulai dari
20% hingga 80% dari kapasitas ultimit II. TINJAUAN PUSTAKA
vertikal tiang grup. Dari penelitiannya Pondasi tiang
disimpulkan bahwa efek dari beban mati Pondasi tiang digunakan pada suatu
vertikal terhadap tahanan lateral pondasi bangunan yang tanah dasarnya tidak
tiang tergantung dari susunan tiang, mempunyai daya dukung (bearing
keiringan tiang, dan kepadatan tanah. capacity) yang cukup untuk memikul
Penelitian ini merupakan tentang beban yang diterimanya, sedangkan tanah
pengaruh beban vertikal terhadap daya keras terletak pada kedalaman yang
dukung lateral pondasi tiang tunggal pada sangat dalam. Pondasi tiang juga
tanah pasir. Jika beban vertikal dapat diperlukan apabila terdapat beban lateral
meningkatkan daya dukung lateral yang diperhitungkan, karena pondasi
pondasi tiang, maka penggunaan tiang tiang tiang dapat menahan lateral dengan
miring dapat dihindari. Karena lenturannya. Pemasangan pondasi tiang
pemancangan pondasi tiang miring di dapat dilakukan dengan pemancangan
lapangan lebih sulit dibandingkan dengan tiang-tiang baja/beton pracetak atau
pemancangan pondasi tiang tegak dengan membuat tiang-tiang beton
(vertikal). bertulang yang langsung dicor di tempat
(cast in place), yang sebelumnya telah
Tujuan dan Manfaat disiapkan lubang terlebih dahulu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari kecenderungan kapasitas Gaya lateral pondasi tiang
dukung lateral pondasi tiang yang Perencanaan pondasi tiang tidak
mendapat tekanan akibat beban vertikal, hanya memperhitungkan gaya aksial saja,
sehingga dapat: tetapi sering harus dirancang dengan
a. Mengkaji bagaimana pengaruh beban memperhitungkan beban horisontal atau
vertikal terhadap kapasitas dukung lateral. Gaya lateral yang diterima
lateral pondasi tiang dan korelasinya. pondasi tiang dapat disebabkan oleh
b. Mengkaji bagaimana pengaruh angin, gelombang air, benturan kapal
kemiringan tiang terhadap kapasitas pada struktur dermaga, dan lain-lain.
dukung lateral pondasi tiang dengan Gaya lateral pondasi tiang bergantung
menggunakan panjang tiang yang pada kekakuan atau tipe tiang, macam
sama. tanah, penanaman ujung tiang ke dalam

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 2


pelat penutup kepala tiang, sifat gaya- Sedangkan metode CRP adalah
gaya dan besar defleksi (Hardiyatmo, dengan membebani tiang secara terus-
2010). Apabila pondasi tiang menerima menerus hingga kecepatan penetrasi tiang
gaya lateral yang besar, maka dapat ke dalam tanah konstan. Pada tanah
digunakan tiang miring. lempung umumnya diambil patokan
Berdasarkan ikatan dengan pelat sebesar 0,245 cm/menit atau lebih
penutup tiang, pondasi tiang dapat rendah.
dibedakan menjadi dua macam, yaitu
tiang ujung bebas (free end pile) dan Interpretasi Data Hasil Uji
tiang ujung jepit (fix end pile). Pembebanan
Tiang panjang atau tiang tidak kaku Interpretasi data hasil uji
adalah dimana kondisi tiang terjadi gaya pembebanan metode Tangent Intersection
lateral ultimit tiang lebih ditentukan oleh menggunakan kurva beban-penurunan
besarnya momen maksimum yang dapat (defleksi). Pada metode Tangent
ditahan tiang, dimana tekanan tanah Intersection digambarkan dua garis yang
belum terlampaui pada saat gaya lateral saling berpotongan. Garis pertama
telah bekerja penuh. Momen maksimum digambarkan untuk mewakili bagian
yang bekerja pada tiang tidak boleh kurva awal atau bagian elastis, sedangkan
melampaui tahanan momen tiangnya garis kedua digambarkan untuk mewakili
sendiri. Jika momen yang bekerja lebih kurva bagian akhir atau bagian plastis.
besar dari momen tahanan tiang, dengan Kemudian digambarkan suatu garis lurus
menganggap tahanan tanah telah yang bermula dari titk perpotongan dua
termobilisasi sepenuhnya, maka akan garis sebelumnya, hingga memotong
terjadi patah pada tiang. sumbu beban. Maka didapatlah daya
dukung ultimit dari kurva beban-
Uji pembebanan pondasi tiang penurunan tersebut secara langsung.
Secara umum uji beban pondasi ada Coduto (2001), menyebutkan
tiga, yaitu Slow Maintained Load test bahwa interpretasi hasil uji pembebanan
(SML), Quick Load Test, dan Constant statik metode Davisson (1973)
Rate of Penetration (CRP). merupakan salah satu yang paling
Uji pembebanan pondasi tiang terkenal. Namun Kulhawy (2009)
metode SML ada dua jenis, yaitu menyebutkan bahwa moetode Davisson
monotonik dan siklik. Pada metode SML masih konservatif, namun dapat
monotonik beban tetap dipertahankan diterapkan pada hampir semua data uji
hingga penambahan beban tahap beban. Metode ini dikemukakan oleh
selanjutnya, sedangkan pada metode Davisson sebagai beban yang sesuai
SML siklik dilakuakan pelepasan beban dengan pergerakan dimana melebihi
sebelum dilakukan penambahan beban tekanan elastis (yang diasumsikan
tahap selanjutnya. sebagai kolom yang berdiri bebas)
Berbeda dengan metode SML, pada dengan suatu nilai 0,15 inch dan suatu
metode ini dikontrol oleh waktu dan faktor sepadan dengan ukuran diameter
penurunan. Setiap delapan tahapan beban tiang yang dibagi seratus dua puluh
ditahan dalam waktu yang singkat tanpa (Arifin, 2007).
memperhatikan kecepatan pergerakan Chin (1971) mengemukakan bahwa
tiang. Waktu yang dibutuhkan pada kurva beban-penurunan berbentuk
pengujian ini adalah 3 hingga 6 jam. hiperbola dan dianggap bahwa hanya
Pengujian dilakukan hingga tiang terjadi deformasi geser. Meskipun uji
mencapai keruntuhan atau hingga beban tiang belum dilakukan hingga
mencapai beban tertentu. batas beban kegagalan, dengan anggapan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 3


grafik tersebut maka beban kegagalan Prosedur Pengujian
dapat diperkirakan. Pengujian terdiri dari dua macam,
Prakash, S. dan Sharma, H. (1990) yaitu pengujian pendahuluan dan
didalam Arifin (2007) mengatakan pengujian utama. Pengujian pendahuluan
metode ini diasumsikan bahwa dengan adalah pengujian terhadapa propertis
kapasitas tahanan terbesar akan tanah, sedangkan pengujian utama adalah
didapatkan dari beban yang berpotongan, sebagai berikut:
diantaranya beban yang searah sumbu a. Memasukkan pasir kedalam bak uji
tiang untuk dihubungkan beban dengan secara bertahap, yang dibagi menjadi
titik-titik dari posisi garis terhadap sudut tiga tahap atau tiga lapis. Setiap lapis
45o pada beban sumbu yang berbatasan dibebani tekanan sebesar 0,009
dengan beban. kg/cm2, kemudian diuji kepadatan
dengan menggunakan alat Nuclear
III. METODOLOGI PENELITIAN Density.
Umum b. Merangkai alat uji pembebanan dan
Metode penelitian berisikan tentang memancang model pondasi tiang
tahapan jalannya penelitian, mulai dari kedalam pasir dengan perlahan.
persiapan alat dan bahan, setting alat, c. Melakukan uji beban horisontal pada
instalasi model pondasi tiang, serta tahap model pondasi tiang. Model pondasi
pengujian. Penelitian dilaksanakan di tiang dipancang dengan berbagai
Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan variasi kemiringan, yaitu kemiringan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas dengan sudut 0o (tiang tegak), sudut
Riau. 15o, dan sudut 30o. Namun panjang
tiang yang tertanam dalam tanah
Bahan dan Alat Pengujian tetap sama, yaitu 55 cm.
Bahan yang digunakan pada Pembebanan ada 4 variasi, yaitu
penelitian ini adalah pasir bersih yang pembebanan horisontal, pembebanan
berasal dari sungai kampar, yang horisontal dengan dibebani beban
dikeringkan terlebih dahulu. Pada vertikal sebesar 0,5 kg, pembebanan
penelitian ini diperlukan berbagai macam horisontal dengan dibebani beban
alat sebagai penunjang dalam melakukan vertikal sebesar 1 kg, dan
penelitian. Adapun peralatan yang pembebanan horisontal dengan
digunakan adalah sebagai berikut: dibebani beban vertikal sebesar 2 kg.
Dial Gauge
a. Alat uji propertis tanah (kadar air,
berat volume, specific gravity, direct Beban Vertikal Portal
shear, dan lain-lain).
b. Dial gauge.
c. Satu set beban terukur. Katrol

d. Model pondasi tiang penampang Sling Kawat


Model Pondasi Tiang
lingkaran dengan diameter 2 cm dan
panjang 55 cm yang terbuat dari Beban
adukan semen dan pasir.
e. Satu set bak pengujian berukuran Gambar 1. Detail pembebanan
lebar 1,5 m, lebar 0,9 m, tinggi 0,9 m d. Mencatat defleksi yang terjadi pada
yang dilengkapi portal, katrol, sling saat uji beban. Pembebanan
kawat, dan lain-lain. dilakukan secara bertahap.
f. Alat bantu lainnya. Penambahan beban dilakukan jika
tidak ada pergerakan tiang lagi.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 4


Pemebebanan dihentikan pada saat gr/cm3. Hasil pengujian kepadatan
defleksi telah mencapai 1 cm. menggunakan alat Nuclear Density pada
pasir di dalam bak uji dapat dilihat pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3.
Propertis Tanah
Hasil pengujian propertis tanah Tabel 3. Berat volume pasir
dapat dilihat pada Tabel 1. menggunakan alat Nuclear Density
Lapisan Berat Volume (gr/cm3)
Tabel 1. Hasil pengujian propertis tanah I 1,50
Pengujian Nilai II 1,52
Kadar Air (w) 0,071 % III 1,51
Berat Jenis (Gs) 2,649
D10 0,190 mm Dari uji geser langsung yang
D30 0,324 mm dilakukan, maka didapatlah nilai φ tanah
D60 0,563 mm pasir dengan kepadatan 1,520 gr/cm3
Coefficient of uniform (Cu) 2,96 adalah 32,54o dan nilai kohesi (c) adalah
Coefficient of curvature (Cc) 0,98 0,0169 kg/cm2.
Dengan nilai γ adalah 1,520 gr/cm3,
Dari data pengujian didapat Cu < 6 γmaks adalah 1,777 gr/cm3, dan γmin adalah
dan Cc < 1, maka berdasarkan ASTM 1,478 gr/cm3, maka nilai keraptan relatif
D2847 pasir yang digunakan pada (Dr) pasir adalah 17%. Sehingga pasir
penelitian ini termasuk dalam klasifikasi dapat digolongkan kedalam pasir lepas
pasir dengan pembagian ukuran butiran atau tidak padat.
buruk atau poorly graded sand (SP).
Hasil Pengujian Model Pondasi Tiang
Berat Volume, Kuat Geser, dan Hasil pengujian model pondasi
Kerapatan Relatif Pasir tiang disusun berdasarkan kemiringan
Dari beberapa pengujian berat tiang, yaitu tegak, kemiringan 15o, dan
volume metode tinggi jatuh yang telah kemiringan 30o. Masing-masing variasi
dilakukan, maka didapatkan hasil berat kemiringan mempunyai 4 macam
volume pasir dengan cara pengujian pembebanan lateral, yaitu pembebanan
metode tinggi jatuh pada ketinggian lateral tanpa beban vertikal pada model
tertentu seperti pada Tabel 2. pondasi tiang, pembebanan lateral dengan
beban vertikal pada model pondasi tiang
Tabel 2. Berat volume berdasarkan sebesar 0,5 kg, 1 kg, dan 2 kg. Hasil
pengujian metode tinggi jatuh pengujian disajikan dalam grafik
Tinggi Jatuh  rata-rata (gr/cm3) hubungan defleksi dan beban yang
50 cm 1,498 ditampilkan pada Gambar 3, Gambar 4,
60 cm 1,501 dan Gambar 5.
70 cm 1,519
80 cm 1,516
90 cm 1,520
100 cm 1,510

Berdasarkan pengujian berat


volume pasir, maka kepadatan pasir di
dalam bak pengujian ditetapkan pada
berat volume 1,501 gr/cm3 sampai 1,520

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 5


Gambar 6. Nilai Qult lateral pondasi tiang
tegak

Gambar 3. Grafik hasil pengujian Gambar 6 memperlihatkan bahwa


pembeban lateral model pondasi tiang pada interpretasi metode Tangent
tegak Intersection terjadi kecenderungan nilai
Qult lateral meningkat seiring
bertambahnya beban vertikal pada
pondasi tiang. Terlihat bahwa beban
vertikal berpengaruh terhadap daya
dukung lateral pondasi tiang. Namun
pada interpretasi metode Mazurkiewicz,
Chin, dan Davisson tidak
memperlihatkan perubahan Qult lateral
secara linier.
Hubungan nilai Qult lateral hasil
interpretasi model pondasi tiang
Gambar 4. Grafik hasil pengujian kemiringan 15o dengan pembebanan
pembeban lateral model pondasi tiang horsitanl dan beban vertikal disajikan
kemiringan 15o dalam Gambar 7.

Gambar 7. Nilai Qult lateral pondasi tiang


kemiringan 15o

Gambar 5. Grafik hasil pengujian Gambar 7 memperlihatkan bahwa


pembeban lateral model pondasi tiang pada interpretasi metode Tangent
kemiringan 30o Intersection terjadi kecenderungan nilai
Qult lateral meningkat seiring
Pengaruh Beban Vertikal Terhadap bertambahnya beban vertikal pada
Qult Lateral Pondasi Tiang pondasi tiang. Namun pada interpretasi
Hubungan nilai Qult lateral hasil metode Mazurkiewicz, Chin, dan
interpretasi model pondasi tiang tegak Davisson tidak memperlihatkan
dengan pembebanan horsitanl dan beban perubahan Qult lateral secara linier.
vertikal disajikan dalam Gambar 6. Hubungan nilai Qult lateral hasil
interpretasi model pondasi tiang

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 6


kemiringan 30o dengan pembebanan Pada Gambar 9 menunjukkan
horsitanl dan beban vertikal disajikan bahwa dari empat metode interpretasi
dalam Gambar 8. yang digunakan, hanya metode Tangent
Intersection yang menunjukkan
kcenderungan perilaku pondasi tiang
sesuai dengan hipotesa sebelumnya, yaitu
daya dukung lateral pondasi tiang
bertambah seiring bertambahnya
kemiringan tiang.

Gambar 8. Nilai Qult lateral pondasi tiang


kemiringan 30o

Gambar 8 memperlihatkan bahwa


pada interpretasi metode Tangent
Intersection dan metode Chin terjadi
kecenderungan nilai Qult lateral Gambar 10. Hubungan kemiringan tiang
meningkat seiring bertambahnya beban dengan Qult lateral model pondasi tiang
vertikal pada pondasi tiang. Namun pada dengan beban vertikal 0,5 kg
interpretasi metode Mazurkiewicz dan
Davisson tidak memperlihatkan Pada Gambar 10 menunjukkan
perubahan Qult lateral secara linier. bahwa dari empat metode interpretasi
yang digunakan, hanya metode Tangent
Pengaruh kemiringan tiang terhadap Intersection yang menunjukkan
Qult lateral pondasi tiang kcenderungan perilaku pondasi tiang
Hubungan kemiringan tiang dengan sesuai dengan hipotesa sebelumnya, yaitu
Qult lateral model pondasi tiang daya dukung lateral pondasi tiang
ditampilkan dalam bentuk grafik pada bertambah seiring bertambahnya
Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11, dan kemiringan tiang.
Gambar 12. Pada gambar tersebut
disajikan Qult lateral model pondasi tiang
yang diperoleh dari interpretasi data hasil
uji beban lateral dengan menggunakan
metode Tangent Intersection, metode
Davisson, metode Chin, dan metode
Mazurkiewicz.

Gambar 11. Hubungan kemiringan tiang


dengan Qult lateral model pondasi tiang
dengan beban vertikal 1 kg

Pada Gambar 11 menunjukkan


bahwa dari empat metode interpretasi
yang digunakan, tidak ada yang
Gambar 9. Hubungan kemiringan tiang menunjukkan kcenderungan perilaku
dengan Qult lateral model pondasi tiang pondasi tiang sesuai dengan hipotesa
tanpa beban vertikal sebelumnya, yaitu daya dukung lateral

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 7


pondasi tiang bertambah seiring c. Secara umum hasil interpretasi
bertambahnya kemiringan tiang. metode Chin juga menunjukkan
kecenderungan adanya peningkatan
daya dukung lateral pondasi tiang
seiring bertambahnya beban vertikal,
namun pada beberapa variasi model
uji memberikan hasil diluar
kecenderungan tersebut.
d. Interpretasi metode Davisson dan
Mazurkiewicz tidak menunjukkan
Gambar 12. Hubungan kemiringan tiang kecenderungan adanya pengaruh
dengan Qult lateral model pondasi tiang beban vertikal terhadap peningkatan
dengan beban vertikal 2 kg daya dukung laterel pondasi tiang.
e. Daya dukung lateral hasil interpretasi
Pada Gambar 12 menunjukkan menggunakan beberapa metode tidak
bahwa dari empat metode interpretasi menunjukkan kecenderungan adanya
yang digunakan, metode Mazurkiewicz peningkatan daya dukung lateral
menunjukkan kcenderungan perilaku pondasi tiang terhadap penambahan
pondasi tiang sesuai dengan hipotesa kemiringan tiang.
sebelumnya, yaitu daya dukung lateral f. Analisa langsung terhadap grafik
pondasi tiang bertambah seiring hubungan defleksi dan beban
bertambahnya kemiringan tiang. menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan daya dukung lateral
V. KESIMPULAN pondasi tiang pada tahap-tahap awal
Berdasarkan hasil pengujian pembebanan.
pendahuluan terhadap pasir yang g. Adanya beberapa hasil yang berada
digunakan dalam penelitian maka pasir diluar kecenderungan kemungkinan
digolongkan dalam klasifikasi Poorly disebabkan oleh kondisi tanah
Graded Sand (SP) atau pasir dengan disekitar model pondasi tiang
pembagian ukuran butiran buruk. Serta mengalami perubahan akibat proses
berdasarkan nilai kerapatan relatif yang pemancangan, dan diperkirakan
diperoleh maka pasir dikategorikan dalam perubahan kondisi tersebut tidak
pasir tidak padat. sama atau tidak seragam pada setiap
Pengujian utama terdiri dari model uji.
beberapa variasi tiang dan beberapa
variasi pembebanan. Dari hasil DAFTAR PUSTAKA
pembahasan dapat diambil kesimpulan ASTM Comminte on Standard. (2008).
sebagai berikut: Standard Test Methods for Deep
a. Pengaruh beban vertikal terhadap Foundations Under Lateral Load. In
daya dukung lateral pondasi tiang ASTM D 3966.
tunggal mempunyai kecenderungan Coduto, D. P. (2001). Foundation Design
hasil yang berbeda-beda berdasarkan (Second). New Jersey: Prentice-
beberapa metode interpretasi data Hall, Upper Saddle River, NJ.
hasil uji pembebanan. Das, B. (2002). Principles of foundation
b. Hasil interpretasi metode Tangent engineering (Seventh Ed). Cengage
Intersection menunjukkan learning.
kecenderungan adanya peningkatan Hardiyatmo, H. C. (2010). Analisis dan
daya dukung lateral pondasi tiang Perancangan FONDASI Edisi
seiring bertambahnya beban vertikal. Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 8


University Press. Canadian Geotechnical Journal,
Hirany, A., & Kulhawy, F. H. (2002). On 39(3), 561–575.
the interpretation of drilled
foundation load test results. Deep
Foundations 2002, 1018–1028.
Karthigeyan, S. (2009). Lateral Response
of 2 × 2 Pile Group Under
Combined Axial and Lateral
Loading. Indian Geotech Conf, 665–
669.
Kishida, H. (1967). Ultimate bearing
capacity of piles driven into loose
sand. Soils and Foundations, 7(3),
20–29.
Kulhawy, F. H., & Hirany, A. (2009).
Interpreted Failure Load for Drilled
Shafts via Davisson and L1-L2. In
Proceedings of the 2009
International Foundation Congress
and Equipment Expo (pp. 127–134).
Liang, F., Zhang, H., & Wang, J. (2015).
Variational solution for the effect of
vertical load on the lateral response
of offshore piles. Ocean
Engineering, 99(MAY), 23–33.
Liang, F., Zhang, H., & Wang, J. (2015).
Variational solution for the effect of
vertical load on the lateral response
of offshore piles. Ocean
Engineering, 99(MAY), 23–33.
Manoppo, F. J. (2008). Pengaruh
Kemiringan Tiang Pada Kapasitas
Dukung Tiang Pancang Kelompok
Di Tanah Lempung Lunak Akibat
Beban Aksial. Tekno, 06(No.48).
Nugroho, S. A. (2011). Studi Daya
Dukung Pondasi Dangkal pada
Tanah Gambut dengan Kombinasi
Geotekstil dan Grid Bambu, 18(1),
31–40.
Robinsky, E. I., & Morrison, C. F.
(1964). Sand Displacement and
Compaction around Model Friction
Piles. Canadian Geotechnical
Journal, 1(2), 81–93.
Zhang, L. M., McVay, M. C., Han, S. J.,
Lai, P. W., & Gardner, R. (2002).
Effects of dead loads on the lateral
response of battered pile groups.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 9

You might also like