Professional Documents
Culture Documents
Wa0000 PDF
Wa0000 PDF
ABSTRAK
$NXW 0LRNDUG ,QIDUN $0, DGDODK NHDGDDQ QHNURVLV RWRW MDQWXQJ DNLEDW NHWLGDNVHLPEDQJDQ DQWDUD
NHEXWXKDQGDQVXSODLRNVLJHQ\DQJWHUMDGLVHFDUDPHQGDGDN)DNWRU\DQJGDSDWPHPSHQJDUXKLWLPEXOQ\D
$0,DGDODKREHVLWDVVHQWUDOKLSHUWHQVLSHQLQJNDWDQJXODGDUDKSXDVDNHQDLNDQNDGDUWULJOLVHULGD
GDQSHQXUXQDQNDGDUKLJKGHQVLW\OLSRSURWHLQ+'/\DQJOHELKGLNHQDOGHQJDQVLQGURPPHWDEROLN
7XMXDQXQWXNPHQJHWDKXLIDNWRUIDNWRUGRPLQDQVLQGURPPHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ
$NXW0LRNDUG,QIDUN$0,GLUXDQJ,QWHQVLYH&DUGLRYDVNXOHU&DUH8QLW,&9&8568''U0RHZDUGL
WDKXQ-HQLVSHQHOLWLDQDGDODKHNVSODQDWRU\ULVHWGHQJDQSHQGHNDWDQFURVVVHFWLRQDO6DPSHO\DQJ
GLJXQDNDQVHEDQ\DNSDVLHQ$0,\DQJPHQMDODQLSHUDZDWDQGLUXDQJ,&9&8WDQJJDO)HEUXDUL
$SULO 8QWXN PHQJHWDKXL IDNWRU GRPLQDQ VLQGURP PHWDEROLN PHQJJXQDNDQ XML UHJUHVL ORJLVWLN
+DVLOSHQHOLWLDQGDULUHVSRQGHQSDVLHQ$0,GLSHUROHKRUDQJPHQJDODPLREHVLWDVVHQWUDO
RUDQJPHQJDODPLKLSHUWHQVLRUDQJPHQJDODPLNHQDLNDQJXODGDUDKSXDVD
RUDQJPHQJDODPLNHQDLNDQNDGDUWULJOLVHULGDRUDQJPHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU
+'/GDQSDVLHQ\DQJPHQJDODPL67(0,SDVLHQGDQ\DQJ167(0,SDVLHQ
+DVLOPHQXMXNNDQIDNWRUGRPLQDQVLQGURPPHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ$0,DGDODK
SHQLQJNDWDQ NDGDU WULJOLVHULGD GHQJDQ QLODL ([S % .HVLPSXODQ IDFWRU GRPLQDQ VLQGURP
PHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ$0,DGDODKSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
Kata kunci: Akut Miokard Infark, sindrom metabolik, faktor dominan
ABSTRACT
$FXWH0\RFDUGLDO,QIDUFWLRQ$0,LVDVWDWHRIFDUGLDFPXVFOHQHFURVLVGXHWRDQLPEDODQFHEHWZHHQ
GHPDQGDQGVXSSO\RIR[\JHQWKDWRFFXUVVXGGHQO\)DFWRUVWKDWPD\DIIHFWWKHLQFLGHQFHRI$0,LVFHQWUDO
REHVLW\ K\SHUWHQVLRQ LQFUHDVHG IDVWLQJ EORRG VXJDU LQFUHDVHV LQ WULJO\FHULGH OHYHOV DQG GHFUHDVHG
OHYHOV RI KLJK GHQVLW\ OLSRSURWHLQ +'/ EHWWHU NQRZQ DV PHWDEROLF V\QGURPH$LP WR GHWHUPLQH WKH
GRPLQDQW IDFWRUV RI WKH PHWDEROLF V\QGURPH DUH DVVRFLDWHG ZLWK WKH LQFLGHQFH RI $FXWH 0\RFDUGLDO
,QIDUFWLRQ $0, LQ WKH ,QWHQVLYH &DUH 8QLW FDUGLRYDVFXODU ,&9&8 +RVSLWDO 'U 0RHZDUGL
7KLVW\SHRIUHVHDUFKLVH[SODQDWRU\UHVHDUFKZLWKFURVVVHFWLRQDODSSURDFK7KHVDPSOHVXVHGZHUH
SDWLHQWVZLWK$0,ZKRXQGHUJRWUHDWPHQWDWURRP,&9&8RQ)HEUXDU\WR$SULO7R
GHWHUPLQHWKHGRPLQDQWIDFWRURIWKHPHWDEROLFV\QGURPHXVLQJORJLVWLFUHJUHVVLRQ7KHUHVXOWVRIWKH
UHVSRQGHQWVREWDLQHG$0,SDWLHQWVKDGFHQWUDOREHVLW\SHRSOHKDGK\SHUWHQVLRQ
SHRSOHH[SHULHQFHGDQLQFUHDVHLQIDVWLQJEORRGVXJDUSHRSOHLQFUHDVHGOHYHOVRI
WULJO\FHULGHVSHRSOHGHFUHDVHGOHYHOVRI+'/DQGSDWLHQWVZLWK67(0,SDWLHQWV
DQGWKH167(0,SDWLHQWV7KHUHVXOWVVKRZHGWKHGRPLQDQWIDFWRURIWKHPHWDEROLFV\QGURPH
DVVRFLDWHGZLWKWKHLQFLGHQFHRI$0,LVHOHYDWHGWULJO\FHULGHOHYHOVZLWK([S%&RQFOXVLRQ7KH
105
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
GRPLQDQWIDFWRUVRIPHWDEROLFV\QGURPHDVVRFLDWHGZLWKWKHLQFLGHQFHRI$0,LVHOHYDWHGWULJO\FHULGH
OHYHOV
Keywords: Acute Myocardial Infarction, metabolic syndrome, the dominant factor
106
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 +\SHUWHQVLRQ
107
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
+\SHUWHQVLRQ
stres oksidatif akan meningkat karena gangguan 4.2 Analisis uji univariat
metabolisme sehingga lebih berisiko terkena pe- Akut Miokard Infark
nyakit kardiovaskuler.
Jenis kelamin
Obesititas sentral
,QWHUQDWLRQDO -
Hasil penelitian menunjukkan bahwa re- ,QWHUQDWLRQDO -
sponden paling banyak berjenis kelamin laki-laki
yaitu 63,3%.
Sitepoe (1993) menjelaskan bahwa laki-
laki memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada
perempuan untuk terjadinya AMI, karena pada
laki-laki, tidak mempunyai efek protektif antia- Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak
terogenik yang dipengaruhi oleh hormon estero- responden yang tidak mengalami obesitas sentral
gen seperti perempuan. Hormon esterogen me- atau lingkar pinggang normal (<90 cm pada laki-
ningkatkan kadar HDL sehingga menekan kadar laki dan <80 cm pada perempuan), yaitu seba-
LDL dalam darah. Meningkatnya usia seseorang nyak 53,3%.
risiko kerentanan terhadap aterosklerosis ko- Gotera (2006) menjelaskan obesitas sentral
roner meningkat sehingga dapat terkena serang- adalah seseorang yang mengalami penimbunan
an IMA, namun jarang timbul penyakit serius lemak yang berlebih di rongga perut. Price &Wil-
sebelum usia 40 tahun sedangkan usia 40 tahun son (2006) menjelaskan obesitas saling keterkait-
hingga 60 tahun insiden infark miokard mening- an dengan peningkatan tekanan darah, peningkat-
kat lima kali lipat. an kolesterol darah, diabetes melitus yang tidak
Pada perempuan yang telah mengalami tergantung pada insulin dan tingkat aktivitas ren-
menopouse risiko terjadinya AMI meningkat dah. Pada obesitas kadar kolesterol akan mening-
dikarenakan perempuan yang telah dua tahun kat, selain itu dapat mengalami hipertensi karena
mengalami menopouse rata-rata kadar LDL me- terjadi gangguan pembuluh darah, sehingga jan-
ningkat 9% dan kadar kolesterol total meningkat tung bekerja lebih keras untuk memompa darah
6,5% (Trubus, 2010). dan semakin parah dengan adanya aterosklerosis
Peningkatan umur berpengaruh terhadap koroner yang dapat meningkatkan beban kerja
peningkatan tekanan darah karena menurunnya jantung, hal ini merupakan konstribusi dari ter-
fungsi organ tubuh, terutama jantung dan pembu- jadinya infark miokard. Hasil penelitian Gotera
luh darah terutama intima mengalami perubahan (2006) menyimpulkan sebagian besar responden
dimana terbentuknya. Hasil penelitian yang di- mempunyai rata-rata IMT 24,99±3,11 kg yang
lakukan menunjukkan bahwa jumlah responden masuk dalam kategori gemuk.
laki-laki sebanyak 19 responden (63,3%) dan 11 Hasil penelitian diketahui 53,3% atau 16
responden berjenis kelamin perempuan. Hasil ini responden masuk dalam kategori normal 46,7%
sesuai teori yang menyebutkan bahwa laki-laki atau 14 responden mengalami obesitas sentral.
berisiko terkena AMI daripada perempuan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor
yang mempengaruhi obesitas seperti gaya hidup,
kebiasaan konsumsi makanan, dan keturunan.
Menurut Trubus (2010) kondisi obesitas sentral
108
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
memicu stress kelenjar endokrin sehingga saraf latasi dan payah jantung dengan semakin ter-
yang mengatur terganggu. Metabolisme lemak ancam oleh semakin parahnya aterosklerosis
yang terganggu menyebabkan pelepasan asam koroner, hal ini meningkatkan kemungkinan ter-
lemak bebas terjadi sangat cepat. Dampaknya kena serangan angina serangan infark miokard
adalah sirkulasi asam lemak bebas di hati sa- akut. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko
ngat tinggi dan mengakibatkan kemampuan hati yang paling membahayakan, karena biasanya
dalam mengikat dan mengekstrak insulin dari tidak menunjukkan gejala sampai telah men-
darah berkurang. Dari melonjaknya asam lemak jadi kronis. Tekanan darah tinggi menyebabkan
bebas tersebut juga menghambat sel otot meng- tingginya gradien tekanan yang harus dilawan
ambil glukosa sehingga terjadi peningkatan in- oleh ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan
sulin dalam darah dan menyebabkan terjadinya tinggi yang terus-menerus menyebabkan suplai
resistensi insulin yang memicu terjadinya AMI. kebutuhan oksigen jantung meningkat.
,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO 2I +LSHUWHQVLRQ Hasil penelitian diketahui 53,3% atau 16 re-
(2013) menyebutkan bahwa prevalensi obesitas sponden mengalami hipertensi. Lebih dari sete-
juga meningkat di seluruh dunia dan menjadi ngah responden mengalami hipertensi dan hal
masalah kesehatan masyarakat yang utama kare- ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
na berhubungan dengan penyakit kronis seperti pasien yang mengalami hipertensi berisiko meng-
diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, sleep alami AMI. ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO 2I +LSHUWHQ-
apnea, penyakit osteoarticular, dan cardio dan pe- sion (2013) menjelaskan bahwa hipertensi adalah
nyakit serebrovaskular. Menurut data dari WHO penyakit yang sangat umum di seluruh dunia dan
tahun 2008, prevalensi global obesitas (indeks sangat umum di antara pasien dengan diabetes.
PDVVD WXEXK %0, NJP DGDODK Hal ini meningkatkan risiko terjadinya komplika-
pada pria dan 14% pada wanita. Data dari Survei si makrovaskuler (infark miokard, stroke) dan
Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional menunjukkan juga komplikasi mikrovaskuler (nefropati dan
bahwa prevalensi overweight dan obesitas pada retinopati). Pasien yang menderita obesitas dan
orang dewasa meningkat dari 55,9% menjadi hipertensi memiliki tingkat mortalitas dan morbi-
64,5% dari tahun 1999-2000. ditas kardiovaskuler yang lebih tinggi.
+LSHUWHQVL Peningkatan tekanan darah sistemik me-
ningkatkan resistensi terhadap pemompaan da-
rah dari ventrikel kiri, akibatnya beban jantung
EHUWDPEDK 7HUMDGL KLSHUWUR¿ YHQWULNHO XQWXN
meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi,
kemampuan ventrikel untuk mempertahankan
FXUDKMDQWXQJGHQJDQKLSHUWUR¿VHEDJDLNRPSHQ-
sasi akhirnya terlampaui, sehingga terjadi dilatasi
dan payah jantung. Jantung menjadi semakin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa re- terancam karena semakin parahnya aterosklero-
sponden yang mengalami hipertensi sebanyak sis koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut,
56,7%. maka suplai oksigen miokardium berkurang.
Kebutuhan miokardium akan oksigen yang me-
Price dan Wilson (2006), menyebutkan QLQJNDWDNLEDWKLSHUWUR¿YHQWULNHOGDQSHQLQJND-
tekanan darah tinggi menyebabkan tekanan pada tan beban kerja jantung akhirnya menyebabkan
jantung dan sirkulasi meningkat.Tekanan darah angina atau infark miokardium. Sekitar separuh
tinggi pada pembuluh nadi akan merusak din- kematian karena hipertensi adalah akibat infark
ding pembuluh nadi dan merangsang timbulnya miokardium.
ateroma. Jantung juga harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah yang bertekanan tinggi Penelitian yang dilakukan Alderman dan
tanpa suplai oksigen yang memcukupi sebagai Madhavan (2008) menyebutkan bahwa, Rata-
DNLEDWQ\D WHUMDGL KLSHUWUR¿ YHQWULNHO WHUMDGL GL rata ( ± SD ) tekanan darah pada awal adalah 151
109
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
110
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
oleh tubuh menjadi kolesterol. Lemak kemudian Hasil penelitian menunjukkan bahwa re-
diserap oleh lambung dan usus lalu diteruskan ke sponden yang mengalami penurunan kadar HDL
hati yang akan dipecahkan diedarkan ke seluruh (+LJK'HQVLW\/LSRSURWHLQV sebanyak 46,7 %.
tubuh untuk pemberian energi, atau disimpan Hodoglugil (2005) dalam Ercho (2013)
dalam sel-sel lemak. Lemak kemudian beredar yang menyatakan bahwa nilai IMT yang tinggi
keseluruh tubuh melalui darah dalam pecahan menunjukkan adanya hubungan dengan kadar
kecil yang mengandung campuran kolesterol dan kolesterol HDL. Rendahnya kadar HDL berisiko
lemak lain. Asupan makanan berlebih terutama 2 kali lebih besar terkena AMI karena rendahnya
karbohidrat dan lemak yang disertai penurunan kadar HDL menggambarkan banyaknya cabang
pengeluaran energi akan menimbulkan akumu- pembuluh darah koroner yang tersumbat. Ber-
lasi lemak berlebih. Setiap jumlah lemak dan dasarkan data terdapat 50 % atau 15 responden
karbohidrat makanan yang tidak langsung digu- dengan kadar HDL rendah. Hal ini sesuai dengan
nakan akan disimpan di jaringan adiposa dalam teori bahwa rendahnya kadar HDL berpengaruh
bentuk trigliserida. Pada umumnya 3% dari jum- terhadap terjadinya AMI.
lah glukosa makan yang dapat disimpan sebagai
Salah satu gangguan lipoprotein mayor
glikogen di hati dan otot, 30% disimpan sebagai
pada sindrom metabolik adalah berkurangnya
trigliserida dan 67% langsung dbakar sebagai en-
HDL kolesterol. Berkurangnya HDL ini meru-
ergi.
pakan akibat dari perubahan pada komposisi dan
Tingkat kolesterol dijumlahkan dalam dua metabolisme HDL. Pada keadaan hipertrigliseri-
macam unsur yakni LDL (ORZGHVLQW\ OLSRSUR- demia, penurunan jumlah HDL kolesterol meru-
tein), dan HDL (KLJKGHVLQW\ OLSRSURWHLQ). LDL pakan hasil dari penurunan dari jumlah choles-
adalah lemak jahat yang menempel di dinding teryl ester dari inti lipoprotein dengan perubahan
pembuluh nadi yang disebut ateroma yang meru- peningkatan trigliserida. Bolulogne (2004) me-
pakan penyebab utama penyakit jantung. Tim- nyebutkan bahwa angka kejadian sindrome me-
bulnya lemak yang disebabkan kolesterol yang tabolik di Amerika Serikat sebanyak 25% dari
disebut plak, terbentuk pada dinding pembuluh jumlah penduduk dan di Perancis 10% dari total
nadi. Inilah yang membuat semakin sempit se- jumlah penduduk. Penderita obesitas dan hiper-
hingga menghambat aliran darah pada daerah trigliserida akan lebih beresiko terkena sindrome
yang terkena dan menghambat darah ke bagian metabolik dan akan memiliki risiko 2-4 kali lipat
otot jantung. untuk menderita penyakit jantung koroner.
Hasil penelitian menunjukkan 66,7% atau Semakin tinggi kadar LDL dan kian rendah
20 responden mengalami kenaikan kadar trigli- kadar HDL, maka makin tinggi risiko untuk men-
serida. Peningkatan kadar rigliserida dapat di- derita AMI. Dan begitu juga sebaliknya, semakin
pengaruhi oleh asupan makanan dan gaya hidup rendah kadar LDL dan kian tingginya kadar HDL
responden. Hasil yang didapat menujukkan bah- mak semakin rendah sesorang mengalami AMI.
wa peningkatan kadar trigliserida dapat berisiko Setiap peningkatan 1mg/dl kadar LDL, mening-
terkena AMI. katkan 1% risiko AMI. Sebaliknya setiap pening-
katan 1mg/dl kadar HDL, justru mengurangi
Penurunan HDL
risiko AMI hingga 3% (Trubus, 2010). Kelebihan
LDL melayang-layang dalam darah, dan terjadi
penumpukan atau pengendapan pada dinding
pembuluh darah arteri koroner yang menyebakan
ateroskerosis. Sehingga terjadi iskemik miokard,
dan akhirnya miokard mengalami infark kondisi
inilah yang disebut AMI (Soeharto, 2004).
'LVWULEXVL
4.3 AnalisisIUHNXHQVL
bivariat SDVLHQ $0, \DQJ 'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
SHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
obesitas sentral
K\SH
Hasil analisis bivariat menunjukkan peningkat-
Hasil analisis bivariat menunjukkan obesitas sen- an trigliserida berpengaruh pada kejadian AMI
tral berpengaruh pada kejadian AMI dengan taraf GHQJDQ WDUDI VLJQL¿NDQ VHKLQJJD K\S
VLJQL¿NDQ VHKLQJJD YDULDEHO LWX variabel itu dilanjutkan dalam analisis multi-
'LVWULEXVL dalam
dilanjutkan IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
analisis multivariate.
PHQJDODPLKLSHUWHQVL 'LVWULEXVL
variate. IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL PHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU+'/
KLSHUWHQVL 'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
SHQXUXQDQNDGDU+'/
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
PHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU+'/
PHQJDODPLKLSHUWHQVL
jadian AMI. Trigliserida merupakan salah satu luh darah semakin sempit sehingga menghambat
jenis lemak yang berada dalam darah yang si- aliran darah pada daerah yang terkena dan meng-
fatnya merugikan seperti LDL. Saat kita makan, hambat darah ke bagian otot jantung. Kenaikan
tubuh mengubah sebagian kalori yang tidk ter- kadar kolesterol dalam hal ini berbanding lurus
pakai menjadi trigliserida. Trigliserida disimpan dengan kejadian AMI (Karyadi, 2006). Cara
di dalam sel-sel lemak tubuh dan nantinya akan menurunkan kadar trigliserida tinggi adalah de-
dilepaskan untuk menghasilkan energi antara ngan memiliki gaya hidup sehat seperti olahraga
waktu-waktu makan. Apabila seseorang lebih setiap hari minimal 30 menit, tidak merokok, ti-
banyak mengkonsumsi kalori melebihi kebutuh- dak mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi
an seperti karbohisrat dan lemak maka kemung- makanan sehat seperti sayuran hijau,buah-buah-
kinan menyebabkan peningkatan kadar trigliseri- an, kacang-kacangan, makanan berserat tinggi,
da (K\SHUWULJO\FHGLGHPLD(Karyadi, 2006). dan makanan beromega 3 dan ikan yang dapat
Di dalam darah, trigliserida menyimpan ka- menurunkan risiko penyakit jantung.
lori yang tidak terpakai oleh tubuh untuk cadang-
Keterbatasan Penelitian
an energi sedangkan kolesterol dalam jumlah
normal (dibawah 200 mg%) digunakan untuk 1. Penelitian tidak menggunakan sampel kon-
membangun sel-sel tubuh dan hormon tertentu. trol, sebab penelitian ini merupakan pen-
Kadar trigliserida yang tinggi dapat dipengaruhi litian analisis faktor yang fungsinya untuk
pola makan yang tidak sehat, gaya hidup kurang mengetahui faktor-faktor yang dominan
berolahraga, konsumsi alkohol, perokok, dan pada kejadian AMI. Sehingga hasil pene-
gangguan genetik. Makanan yang mengandung litian hanya mengetahui faktor dari pasien
trigliserida tinggi seperti kulit ayam, ayam po- yang telah mengalami AMI tanpa mengeta-
tong, kuning telur ayam horn, lele, gurami, ga- hui penyakit cardiovaskuler lainnya, seperti
jis sapi/kambing, keju, kepiting, udang, kerang, gagal jantung, angina pectoris, dan lainnya.
santan kelapa, susu sapi, coklat, mentega, cumi- 2. Sampel yang diambil merupakan batas mini-
cumi, otak sapi, dan berbagai macam jeroan he- mal sehingga data yang diperoleh kurang ob-
wan. jektif.
3. Keterbatasan waktu penelitian, sehingga
Lemak kemudian diserap oleh lambung dan
dapat mempengaruhi pencarian sampel ber-
usus lalu diteruskan ke hati yang akandipecah
dasarkan criteria inklusi.
dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk pemberian
4. Kadar SGOT/SGPT tidak diteliti sehingga
energi atau disimpan dalam sel-sel lemak. Lemak
kadar kolesterol yang tinggi tidak diketahui
kemudian beredar ke seluruh tubuh melalui da-
secara pasti apakah akibat pola hidup yang
rah dalam pecahan kecil yang mengandung cam-
kurang sehat atau karena gangguan fungsi
puran kolesterol dan lemak lain. Dalam hal ini,
hati
keterkaitan trigliserida dengan AMI adalah pe-
5. Pengambilan data hipertensi tidak dilihat
ningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL.
dari riwayat penyakit responden sebab hi-
Trigliserida bersirkulasi di dalam darah bersama
pertensi dapat dipengaruhi oleh berbagai
dengan LDL yang bersifat aterogenik (mampu
kondisi.
membentuk aterosklerosis) sehingga LDL dan
trigliserida berbanding lurus, apabila LDL me- 5. KESIMPULAN
ningkat kemungkinan kadar trigliserida juga me- D $GDKXEXQJDQ\DQJVLJQL¿NDQDQWDUDREHVL-
ningkat (Sitepoe, 1993). tas sentral dengan kejadian AMI.
LDL adalah lemak jahat yang menempel E $GDKXEXQJDQ\DQJVLJQL¿NDQDQWDUDKLSHU-
di dinding pembuluh nadi yang disebut ateroma tensi dengan kejadian AMI.
yang merupakan penyebab utama penyakit jan- F $GD KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ DQWDUD SH
tung. Timbulnya lemak khusunya akibat koles- ningkatan gula darah puasa dengan kejadian
terol yang disebut plak terbentuk pada dinding AMI.
pembuluh darah. Hal ini yang membuat pembu-
113
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
114
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
115
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2013). Soeharto, Iman. (2004). PJK & Serangan Jan-
Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD Dr. tung. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moewardi Sudoyo et all. 2009. ,OPX 3HQ\DNLW 'DODP Ja-
Renaldi, Olly. (2009). 3HUDQ $GLSRQHNWLQ 7HU- karta: Interna Publishing.
KDGDS .HMDGLDQ ,QVXOLQ 3DGD 6LQGURP Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Metabolik. KWWSMXUQDOSGLLOLSLJRLG" Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
DGPLQ"MXUQDO"SGI Diakses 12
Sutomo, Budi. (2008). Menu Sehat Penakluk
Mei 2014.
+LSHUWHQVL. Jakarta: DeMedia.
Riwidikdo, Handoko. (2008). Statistik Tera-
Trubus. (2010). My Healthy Life Kegemukan
SDQ 'HQJDQ 3URJUDP 5 9HUVL 2SHQ
Pergi & Tak Kembali. Jakarta: Trubus Swa-
6RXUFH %LGDQJ .HVHKDWDQ GDQ 8PXP Yo-
daya.
gyakarta: Mitra Cendikia.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). .HSHUDZDWDQ.DU-
Riwidikdo, Handoko. (2010). Statistik Kesehat-
diovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
DQYogyakarta: Mitra Cendikia.
WHO. (2011). (SLGHPLRORJL RI QRQ FRPPXQL-
Sitepoe, Mangku. (1993). Kolesterolfobia Keter-
FDEOHGLVHDVH5HSRUWRI:+2FRQVXOWDWLRQ
kaitannya Dengan Penyakit Jantung. Jakar-
Geneva. Switzerland. WHO
ta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yuliani, Fadma; Fadil Oemzil. (2014). Hubungan
Smeltzer, Suzanne C. (2001). %XNX$MDU.HSHU-
%HUEDJDL )DNWRU 5LVLNR 7HUKDGDS 3HQ\DNLW
DZDWDQ 0HGLNDO%HGDK %UXQQHU 6XGGDUWK
Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes
Volume 2. Jakarta: EGC.
0HOLWXV7LSH KWWSMXUQDO).XQDQGDFLG
Soegondo, Sidartawan dan Dyah Purnamasari. Diakses 12 Mei 2014.
(2009). %XNX$MDU,OPX3HQ\DNLW'DODP-LOLG
,,, Jakarta: Internal Publising.
-oo0oo-
116