You are on page 1of 12

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

FAKTOR-FAKTOR DOMINAN SINDROM


METABOLIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) DI
RUANG INTENSIVE CARDIOVASKULER CARE UNIT
(ICVCU) RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2014
Mentari Rosriyana Dewi1), Dwi Susi Haryati2) , Sumardino3)
1,
3URGL',9.HSHUDZDWDQ3ROLWHNQLN.HVHKDWDQ6XUDNDUWD
2,3
-XUXVDQ.HSHUDZDWDQ3ROLWHNQLN.HVHKDWDQ6XUDNDUWD

ABSTRAK
$NXW 0LRNDUG ,QIDUN $0,  DGDODK NHDGDDQ QHNURVLV RWRW MDQWXQJ DNLEDW NHWLGDNVHLPEDQJDQ DQWDUD
NHEXWXKDQGDQVXSODLRNVLJHQ\DQJWHUMDGLVHFDUDPHQGDGDN)DNWRU\DQJGDSDWPHPSHQJDUXKLWLPEXOQ\D
$0,DGDODKREHVLWDVVHQWUDOKLSHUWHQVLSHQLQJNDWDQJXODGDUDKSXDVDNHQDLNDQNDGDUWULJOLVHULGD
GDQSHQXUXQDQNDGDUKLJKGHQVLW\OLSRSURWHLQ +'/ \DQJOHELKGLNHQDOGHQJDQVLQGURPPHWDEROLN
7XMXDQXQWXNPHQJHWDKXLIDNWRUIDNWRUGRPLQDQVLQGURPPHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ
$NXW0LRNDUG,QIDUN $0, GLUXDQJ,QWHQVLYH&DUGLRYDVNXOHU&DUH8QLW ,&9&8 568''U0RHZDUGL
WDKXQ-HQLVSHQHOLWLDQDGDODKHNVSODQDWRU\ULVHWGHQJDQSHQGHNDWDQFURVVVHFWLRQDO6DPSHO\DQJ
GLJXQDNDQVHEDQ\DNSDVLHQ$0,\DQJPHQMDODQLSHUDZDWDQGLUXDQJ,&9&8WDQJJDO)HEUXDUL
$SULO  8QWXN PHQJHWDKXL IDNWRU GRPLQDQ VLQGURP PHWDEROLN PHQJJXQDNDQ XML UHJUHVL ORJLVWLN
+DVLOSHQHOLWLDQGDULUHVSRQGHQSDVLHQ$0,GLSHUROHKRUDQJ  PHQJDODPLREHVLWDVVHQWUDO
RUDQJ  PHQJDODPLKLSHUWHQVLRUDQJ  PHQJDODPLNHQDLNDQJXODGDUDKSXDVD
RUDQJ  PHQJDODPLNHQDLNDQNDGDUWULJOLVHULGDRUDQJ  PHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU
+'/GDQSDVLHQ\DQJPHQJDODPL67(0,SDVLHQ  GDQ\DQJ167(0,SDVLHQ  
+DVLOPHQXMXNNDQIDNWRUGRPLQDQVLQGURPPHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ$0,DGDODK
SHQLQJNDWDQ NDGDU WULJOLVHULGD GHQJDQ QLODL ([S %   .HVLPSXODQ IDFWRU GRPLQDQ VLQGURP
PHWDEROLN\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHMDGLDQ$0,DGDODKSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
Kata kunci: Akut Miokard Infark, sindrom metabolik, faktor dominan

ABSTRACT
$FXWH0\RFDUGLDO,QIDUFWLRQ $0, LVDVWDWHRIFDUGLDFPXVFOHQHFURVLVGXHWRDQLPEDODQFHEHWZHHQ
GHPDQGDQGVXSSO\RIR[\JHQWKDWRFFXUVVXGGHQO\)DFWRUVWKDWPD\DIIHFWWKHLQFLGHQFHRI$0,LVFHQWUDO
REHVLW\ K\SHUWHQVLRQ LQFUHDVHG IDVWLQJ EORRG VXJDU LQFUHDVHV LQ WULJO\FHULGH OHYHOV DQG GHFUHDVHG
OHYHOV RI KLJK GHQVLW\ OLSRSURWHLQ +'/  EHWWHU NQRZQ DV PHWDEROLF V\QGURPH$LP WR GHWHUPLQH WKH
GRPLQDQW IDFWRUV RI WKH PHWDEROLF V\QGURPH DUH DVVRFLDWHG ZLWK WKH LQFLGHQFH RI $FXWH 0\RFDUGLDO
,QIDUFWLRQ $0,  LQ WKH ,QWHQVLYH &DUH 8QLW FDUGLRYDVFXODU ,&9&8  +RVSLWDO 'U 0RHZDUGL 
7KLVW\SHRIUHVHDUFKLVH[SODQDWRU\UHVHDUFKZLWKFURVVVHFWLRQDODSSURDFK7KHVDPSOHVXVHGZHUH
SDWLHQWVZLWK$0,ZKRXQGHUJRWUHDWPHQWDWURRP,&9&8RQ)HEUXDU\WR$SULO7R
GHWHUPLQHWKHGRPLQDQWIDFWRURIWKHPHWDEROLFV\QGURPHXVLQJORJLVWLFUHJUHVVLRQ7KHUHVXOWVRIWKH
UHVSRQGHQWVREWDLQHG$0,SDWLHQWV  KDGFHQWUDOREHVLW\SHRSOH  KDGK\SHUWHQVLRQ
SHRSOH  H[SHULHQFHGDQLQFUHDVHLQIDVWLQJEORRGVXJDUSHRSOH  LQFUHDVHGOHYHOVRI
WULJO\FHULGHVSHRSOH  GHFUHDVHGOHYHOVRI+'/DQGSDWLHQWVZLWK67(0,SDWLHQWV  
DQGWKH167(0,SDWLHQWV  7KHUHVXOWVVKRZHGWKHGRPLQDQWIDFWRURIWKHPHWDEROLFV\QGURPH
DVVRFLDWHGZLWKWKHLQFLGHQFHRI$0,LVHOHYDWHGWULJO\FHULGHOHYHOVZLWK([S % &RQFOXVLRQ7KH

105
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

GRPLQDQWIDFWRUVRIPHWDEROLFV\QGURPHDVVRFLDWHGZLWKWKHLQFLGHQFHRI$0,LVHOHYDWHGWULJO\FHULGH
OHYHOV
Keywords: Acute Myocardial Infarction, metabolic syndrome, the dominant factor

1. PENDAHULUAN penyakit jantung koroner dibandingkan risiko


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan lainnya seperti merokok, usia, jenis kelamin, ras,
salah satu penyebab tingginya angka kematian dan riwayat keluarga.
di dunia. Angina pectoris dan Akut Miokard Penelitian 0XOWLSOH5LVN)DFWRU,QWHUYHQWLRQ
Infark (AMI) merupakan salah satu PTM yang pada 356.222 orang menunjukkan angka kenai-
menyumbang angka kematian tinggi. Penyakit kan kolesterol berbanding lurus dengan pening-
jantung menurut WHO (:RUOG+HDOWK2UJDQLVD- katan terjadinya serangan AMI. Setiap penurunan
tion) (2002) yang dikutip Alikhani (2005) adalah HDL 4mg% maka akan meningkatkan risiko se-
salah satu penyebab angka kesakitan dan kema- rangan AMI sekitar 10%. Hasil penelitian Bolu-
tian yang tinggi. Sebanyak 60% dari total pasien logne tahun 2004 yang berjudul “(SLGHPLRORJL-
meninggal dan 40% menjadi masalah yang serius cal data and screening criteria of the metabolic
terjadi di dunia, 75% dari total penderita yang syndrome“ menyebutkan bahwa angka kejadian
meninggal karena penyakit jantung terjadi di sindrom metabolik di Amerika Serikat sebanyak
negara berkembang. WHO tahun 2011 menjelas- 25% dari jumlah penduduk dan di Perancis 10%
kan bahwa di Indonesia jumlah kematian pada dari total jumlah penduduk. Penderita obesitas
tahun 2008 terdapat 1.064.000 jiwa dikarenakan dan hipertrigliserida akan lebih berisiko terkena
penyakit tidak menular. Penyakit kardiovaskuler sindrom metabolik dan memiliki risiko 2-4 kali
merupakan penyebab kematian terbesar seba- lipat untuk menderita penyakit jantung koroner.
nyak 39%, diikuti kanker 27%, penyakit perna- Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh
fasan kronis 30%, dan diabetes 4%. Suastika tahun 2007 yang dikutip Parlindungan
'DWDGDUL3UR¿O.HVHKDWDQ-DZD7HQJDKWD- (2009) yang mengambil 501 subyek masyarakat
hun 2011 terdapat kasus penyakit jantung koroner pedesaan di Bali menemukan angka sindrom me-
(PJK) sebesar 59 per 1.000 penduduk, terdiri dari tabolik sebanyak 17,2%. Penelitian di Makasar
Angina pektoris sebesar 13 per 1.000 penduduk, yang melibatkan 330 orang pria berusia 30-65
AMI sebesar 9 per 1.000 penduduk, dan Dekomp tahun menemukan prevalensi sindrom metabolik
Kordis sebesar 37 per 1.000 penduduk. Data dari sebesar 33,9%. Kelompok pria dengan obesitas
rekam medis RSUD Dr. Moewardi pada tahun sentral menunjukkan prevalensi lebih tinggi yai-
2011 terdapat 198 pasien AMI pada tahun 2012 tu 62%. Kriteria dari sindrom metabolik seperti
terdapat 175 pasien dan pada tahun 2013 terdapat obesitas sentral, hipertensi, darah tinggi, dan dis-
234 pasien. AMI merupakan penyakit kedua ter- lipidemia merupakan faktor yang dapat diubah
besar setelah gagal jantung selama tahun 2013 di sehingga diharapkan nantinya risiko penyakit
ruang ICVCU. kardiovaskuler dapat diturunkan.
Rahmawansa (2009) menjelaskan jika pe- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nyakit jantung koroner telah menduduki pering- faktor-faktor dominan dan bagaimana keter-
kat pertama sebagai pembunuh nomor satu dan kaitan antara sindrom metabolik dan kejadian
ke depannya akan semakin meningkat seiring Akut Miokard Infark (AMI) Di Ruang Intensive
perubahan pola makan serba lemak dan instan. Cardiovaskuler Care Unit (ICVCU) RSUD Dr.
Gaya hidup seperti stres, obesitas, merokok, dan Moewardi Surakarta Tahun 2014 .
NXUDQJQ\DDNWLYLWDV¿VLNPHUXSDNDQIDNWRUULVLNR
2. PELAKSANAAN
terjadinya PJK. Menurut Suastika (2007) yang
dikutip Parlindungan (2009) sindrom metabolik a. Lokasi dan Waktu Penelitian
merupakan hasil interaksi antara gangguan gene- Penelitian ini telah dilakukan di ruang
tik dengan perubahan gaya hidup. Sindrom me- Intensive Cardiovascular Care Unit
tabolik memberikan risiko lebih besar terhadap (ICVCU) RSUD Dr. Moewardi.

106
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 +\SHUWHQVLRQ

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


12 Februari-12 April 2014. 4.1 Karakteristik responden
b. Populasi dan sampel penelitian
Usia
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
dengan diagnosa medis AMI yang dirawat di
ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi.
Besar sampel yang digunakan dalam pene-
litian ini sebanyak 30 pasien, sesuai dengan
jumlah populasi yang ada pada 12 Febru-
ari-12 April 2014.
Pada penelitian ini menggunakan teknik Hasil penelitian menunjukkan bahwa re-
WRWDO VDPSOLQJ yaitu, semua pasien dengan VSRQGHQSDOLQJEDQ\DNEHUXVLD•WDKXQ\DLWX
60%. •
diagnosa medis AMI yang baru pertama
kali di rawat di Ruang ICVCU RSUD Dr. Kozier (2010) menjelaskan AMI adalah pe-
Moewardi pada bulan Februari-April 2014 nyakit utama orang yang berusia lebih dari 60
sebanyak 30 pasien. tahun. Seiring dengan pertambahan usia yang
dapat berpengaruh terhadap penurunan fungsi
3. METODE PENELITIAN tubuh seseorang. AMI berhubungan dengan
Desain yang dilakukan dalam penelitian pembuluh darah koroner yang mengalirkan da-
ini adalah HNSODQDWRU\ ULVHW (NSODQDWRU\ ULVHW rah ke otot-otot jantung. Trubus (2010) juga me-
adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk negaskan bahwa pada usia muda, mulai timbul
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih vari- guratan-guratan lemak pada pembuluh darah.
able. Dalam model penelitian H[SODQDWRU\ ULVHW Semakin bertambah usia, tumpukan lemak juga
peneliti perlu menyiapkan beberapa pertanyaan kian bertambah dan begitu juga dengan kejadian
sebagai penuntun untuk memperoleh data primer AMI (Setianto,2007). Hasil penelitian Hermawa-
VHSHUWL LGHQWLWDV GDWD GHPRJUD¿ GDQ LQIRUPDVL nto (2011) juga menunjukkan bahwa responden
dasar lain (Paul, 2005). Design waktu pengam- penelitian diketahui 55% berusia lebih dari 60
bilan data dengan pendekatan retrospektif yaitu tahun.
peneliti mengambil data dari masa lalu pasien Berdasarkan hasil penelitian diketahui 18
melalui status pasien responden (60%) berusia lebih dari 60 tahun dan
Metode pengumpulan data meliputi data 12 responden (40%) berusia kurang dari 60 ta-
primer yaitu data yang diperoleh dari informan hun. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dike-
(penderita AMI dan keluarga) adalah lingkar mukakan bahwa semakin banyak usia semakin
pinggang pasien dengan cara pengukuran dan tinggi pula risiko menderita AMI. Peningkatan
tanda tangan informed concent sebagai bukti per- umur berpengaruh terhadap peningkatan tekanan
setujuan menjadi responden. Data sekunder yaitu darah karena menurunnya fungsi organ tubuh,
data yang diperoleh dari catatan kesehatan pasien terutama jantung dan pembuluh darah terutama
meliputi nama, umur, alamat, pendidikan, dan je- intima mengalami perubahan dimana terben-
nis kelamin. Data diambil dari hasil laboratorium tuknya ateroma dan perubahan pembuluh da-
(kadar trigliserida, kolesterol HDL, dan kadar rah, sehingga mengganggu absorbsi nutrien oleh
gula darah ) dan tekanan darah pasien yang telah sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding
ada di laporan status pasien. Data laboratorium pembuluh darah sehingga menyumbat aliran da-
dan tekanan darah pasienyang diambil adalah rah dan membentuk jaringan parut, selanjutnya
data pertama kali pasien masuk rumah sakit dan lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
data laboratorium pertama kali. terhambat olek plak sehingga memungkinkan ter-
kena hipertensi (Price dan Wilson, 2006). Inter-
QDWLRQDO-RXUQDO2I+\SHUWHQVLRQ (2013) menye-
butkan bahwa semakin bertambahnya usia maka

107
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014
+\SHUWHQVLRQ

stres oksidatif akan meningkat karena gangguan 4.2 Analisis uji univariat
metabolisme sehingga lebih berisiko terkena pe- Akut Miokard Infark
nyakit kardiovaskuler.
Jenis kelamin

Obesititas sentral
,QWHUQDWLRQDO -
Hasil penelitian menunjukkan bahwa re- ,QWHUQDWLRQDO -
sponden paling banyak berjenis kelamin laki-laki
• yaitu 63,3%.
Sitepoe (1993) menjelaskan bahwa laki-
laki memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada
perempuan untuk terjadinya AMI, karena pada
laki-laki, tidak mempunyai efek protektif antia- Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak
terogenik yang dipengaruhi oleh hormon estero- responden yang tidak mengalami obesitas sentral
gen seperti perempuan. Hormon esterogen me- atau lingkar pinggang normal (<90 cm pada laki-
ningkatkan kadar HDL sehingga menekan kadar laki dan <80 cm pada perempuan), yaitu seba-
LDL dalam darah. Meningkatnya usia seseorang nyak 53,3%.
risiko kerentanan terhadap aterosklerosis ko- Gotera (2006) menjelaskan obesitas sentral
roner meningkat sehingga dapat terkena serang- adalah seseorang yang mengalami penimbunan
an IMA, namun jarang timbul penyakit serius lemak yang berlebih di rongga perut. Price &Wil-
sebelum usia 40 tahun sedangkan usia 40 tahun son (2006) menjelaskan obesitas saling keterkait-
hingga 60 tahun insiden infark miokard mening- an dengan peningkatan tekanan darah, peningkat-
kat lima kali lipat. an kolesterol darah, diabetes melitus yang tidak
Pada perempuan yang telah mengalami tergantung pada insulin dan tingkat aktivitas ren-
menopouse risiko terjadinya AMI meningkat dah. Pada obesitas kadar kolesterol akan mening-
dikarenakan perempuan yang telah dua tahun kat, selain itu dapat mengalami hipertensi karena
mengalami menopouse rata-rata kadar LDL me- terjadi gangguan pembuluh darah, sehingga jan-
ningkat 9% dan kadar kolesterol total meningkat tung bekerja lebih keras untuk memompa darah
6,5% (Trubus, 2010). dan semakin parah dengan adanya aterosklerosis
Peningkatan umur berpengaruh terhadap koroner yang dapat meningkatkan beban kerja
peningkatan tekanan darah karena menurunnya jantung, hal ini merupakan konstribusi dari ter-
fungsi organ tubuh, terutama jantung dan pembu- jadinya infark miokard. Hasil penelitian Gotera
luh darah terutama intima mengalami perubahan (2006) menyimpulkan sebagian besar responden
dimana terbentuknya. Hasil penelitian yang di- mempunyai rata-rata IMT 24,99±3,11 kg yang
lakukan menunjukkan bahwa jumlah responden masuk dalam kategori gemuk.
laki-laki sebanyak 19 responden (63,3%) dan 11 Hasil penelitian diketahui 53,3% atau 16
responden berjenis kelamin perempuan. Hasil ini responden masuk dalam kategori normal 46,7%
sesuai teori yang menyebutkan bahwa laki-laki atau 14 responden mengalami obesitas sentral.
berisiko terkena AMI daripada perempuan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor
yang mempengaruhi obesitas seperti gaya hidup,
kebiasaan konsumsi makanan, dan keturunan.
Menurut Trubus (2010) kondisi obesitas sentral

108
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

memicu stress kelenjar endokrin sehingga saraf latasi dan payah jantung dengan semakin ter-
yang mengatur terganggu. Metabolisme lemak ancam oleh semakin parahnya aterosklerosis
yang terganggu menyebabkan pelepasan asam koroner, hal ini meningkatkan kemungkinan ter-
lemak bebas terjadi sangat cepat. Dampaknya kena serangan angina serangan infark miokard
adalah sirkulasi asam lemak bebas di hati sa- akut. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko
ngat tinggi dan mengakibatkan kemampuan hati yang paling membahayakan, karena biasanya
dalam mengikat dan mengekstrak insulin dari tidak menunjukkan gejala sampai telah men-
darah berkurang. Dari melonjaknya asam lemak jadi kronis. Tekanan darah tinggi menyebabkan
bebas tersebut juga menghambat sel otot meng- tingginya gradien tekanan yang harus dilawan
ambil glukosa sehingga terjadi peningkatan in- oleh ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan
sulin dalam darah dan menyebabkan terjadinya tinggi yang terus-menerus menyebabkan suplai
resistensi insulin yang memicu terjadinya AMI. kebutuhan oksigen jantung meningkat.
,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO 2I +LSHUWHQVLRQ Hasil penelitian diketahui 53,3% atau 16 re-
(2013) menyebutkan bahwa prevalensi obesitas sponden mengalami hipertensi. Lebih dari sete-
juga meningkat di seluruh dunia dan menjadi ngah responden mengalami hipertensi dan hal
masalah kesehatan masyarakat yang utama kare- ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
na berhubungan dengan penyakit kronis seperti pasien yang mengalami hipertensi berisiko meng-
diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, sleep alami AMI. ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO 2I +LSHUWHQ-
apnea, penyakit osteoarticular, dan cardio dan pe- sion (2013) menjelaskan bahwa hipertensi adalah
nyakit serebrovaskular. Menurut data dari WHO penyakit yang sangat umum di seluruh dunia dan
tahun 2008, prevalensi global obesitas (indeks sangat umum di antara pasien dengan diabetes.
PDVVD WXEXK %0,  •  NJP  DGDODK  Hal ini meningkatkan risiko terjadinya komplika-
pada pria dan 14% pada wanita. Data dari Survei si makrovaskuler (infark miokard, stroke) dan
Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional menunjukkan juga komplikasi mikrovaskuler (nefropati dan
bahwa prevalensi overweight dan obesitas pada retinopati). Pasien yang menderita obesitas dan
orang dewasa meningkat dari 55,9% menjadi hipertensi memiliki tingkat mortalitas dan morbi-
64,5% dari tahun 1999-2000. ditas kardiovaskuler yang lebih tinggi.
+LSHUWHQVL Peningkatan tekanan darah sistemik me-
ningkatkan resistensi terhadap pemompaan da-
rah dari ventrikel kiri, akibatnya beban jantung
EHUWDPEDK 7HUMDGL KLSHUWUR¿ YHQWULNHO XQWXN
meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi,
kemampuan ventrikel untuk mempertahankan
FXUDKMDQWXQJGHQJDQKLSHUWUR¿VHEDJDLNRPSHQ-
sasi akhirnya terlampaui, sehingga terjadi dilatasi
dan payah jantung. Jantung menjadi semakin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa re- terancam karena semakin parahnya aterosklero-
sponden yang mengalami hipertensi sebanyak sis koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut,
56,7%. maka suplai oksigen miokardium berkurang.
Kebutuhan miokardium akan oksigen yang me-
Price dan Wilson (2006), menyebutkan QLQJNDWDNLEDWKLSHUWUR¿YHQWULNHOGDQSHQLQJND-
tekanan darah tinggi menyebabkan tekanan pada tan beban kerja jantung akhirnya menyebabkan
jantung dan sirkulasi meningkat.Tekanan darah angina atau infark miokardium. Sekitar separuh
tinggi pada pembuluh nadi akan merusak din- kematian karena hipertensi adalah akibat infark
ding pembuluh nadi dan merangsang timbulnya miokardium.
ateroma. Jantung juga harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah yang bertekanan tinggi Penelitian yang dilakukan Alderman dan
tanpa suplai oksigen yang memcukupi sebagai Madhavan (2008) menyebutkan bahwa, Rata-
DNLEDWQ\D WHUMDGL KLSHUWUR¿ YHQWULNHO WHUMDGL GL rata ( ± SD ) tekanan darah pada awal adalah 151

109
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

““PP+JSDGDVXE\HNGHQJDQSUR¿O 50% atau 15 responden, hal ini dapat terjadi kare-


renin tinggi , 151 ± 19/97 ± 10 mm Hg pada me- na pengaruh gaya hidup serta faktor keturunan.
UHNDGHQJDQSUR¿OQRUPDOGDQ““ Price dan Wilson (2006), menjelaskan resistensi
PP+JSDGDPHUHNDGHQJDQORZSUR¿OH6HODPD terhadap hormon insulin yang mengontrol penye-
8,3 tahun masa tindak lanjut , ada 27 infark mio- baran glukosa ke sel-sel diseluruh tubuh melalui
kard. Kejadian infark miokard per 1000 orang aliran darah kadar glukosa yang tinggi di dalam
DGDODK  DQWDUD VXE\HN GHQJDQ SUR¿O WLQJJL darah dapat menyebabkan sel kehilangan glu-
UHQLQGLDQWDUDPHUHNDGHQJDQSUR¿OQRUPDO kosa. Terjadinya hiperglikemia dan glukosuria,
GDQ  GL DQWDUD PHUHND GHQJDQ SUR¿O UHQGDK penurunan lipogenesis, peningkatan lipopisis dan
Hal ini juga diperkuat dengan penelitian Yuliani peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai
(2014) menyimpulkan bahwa tekanan darah yang terjadinya pembentukan benda keton dalam plas-
tinggi (hipertensi) mempunyai pengaruh ter- ma menyebabkan peningkatan ketosis. Pening-
hadap kejadian Jantung Koroner Pada Penderita katan pembentukan keton akan mengakibatkan
Diabetes Melitus Tipe 2. Dari penelitian tersebut peningkatan beban ion hidrogen dan asidosis me-
menunjukkan bahwa hipertensi berpengaruh be- tabolik. Smeltzer dan Bare (2002) menjelaskan
sar pada kejadian Akut miokard Infark (AMI). pada penderita DM akan mengalami penyakit
vaskuler sehingga terjadi makro vasklerisasi dan
.HQDLNDQJOXNRVDGDUDKSXDVD terjadi aterosklerosis, dari aterosklerosis dapat
menyebabkan emboli yang kemudian menyum-
bat dan terjadi iskemik pada jantung, sehingga
perfusi ke otot jantung menurun sehingga terjadi
kegagalan jantung dalam kontraksi
Menurut Luman (2007), menyebutkan
bahwa terapi insulin meurunkan angka kejadi-
an Akut Miokard Infark sebesar 33%. Hal ini
Distribusi responden berdasarkan kenaikan
menunjukkan bahwa insulin berpengaruh dalam
glukosa darah puasa ditampilkan pada tabel 4.6
mengurangi kejadian penyakit Akut Miokard In-
Renaldi (2009) menerangkan bahwa insu- fark (AMI), sedangkan pada penderita diabetes
lin merupakan hormon yang memiliki dua fungsi mellitus yang produktivitas insulinnya menurun
penting dalam nebjaga homeostasis metabolisme dapat meningkatkan risiko Akut Miokard Infark
dalam tubuh. Fungsi pertama, mengusahakan (AMI). Pasien dengan riwayat diabetes mellitus
agar tetap tersedianya sumber energi yang cu- menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kup dalam masa perkembangan, pertumbuhan, kejadian penyakit jantung koroner (PJK) pada
dan reproduksi. Sedangkan fungsi kedua adalah wanita usia >45 tahun.
untuk mengatur konsentrasi glukosa plasma. Se-
hingga dari kedua fungsi tersebut berefek pada Kenaikan kadar trigliserida
penyimpanan karbohidrat, protein, dan lemak.
Pada penderita obesitas sentral yang mengalami
penurunan kadar adiponektin dapat menyebab-
kan resistensi insulin. Pada keadaan ini jika terus
menerus tubuh mendapatkan asupan energi akan
semakin banyak asam lemak bebas yang masuk
ke pembuluh koroner. Dengan demikian akan
bermanifestasi pada peradangan vaskuler yang
menyebabkan sumbatan pada arteri dan akhirnya Distribusi responden berdasarkan kenaikan
menghentikan suplai darah ke miokard. kadar trigliserida ditampilkan pada tabel 4.7.
Hasil penelitian menunjukkan pasien de- Baraas (1993) menyatakan makanan yang
ngan kenaikan glukosa darah puasa diketahui mengandung banyak lemak hewani yang diubah

110
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

oleh tubuh menjadi kolesterol. Lemak kemudian Hasil penelitian menunjukkan bahwa re-
diserap oleh lambung dan usus lalu diteruskan ke sponden yang mengalami penurunan kadar HDL
hati yang akan dipecahkan diedarkan ke seluruh (+LJK'HQVLW\/LSRSURWHLQV sebanyak 46,7 %.
tubuh untuk pemberian energi, atau disimpan Hodoglugil (2005) dalam Ercho (2013)
dalam sel-sel lemak. Lemak kemudian beredar yang menyatakan bahwa nilai IMT yang tinggi
keseluruh tubuh melalui darah dalam pecahan menunjukkan adanya hubungan dengan kadar
kecil yang mengandung campuran kolesterol dan kolesterol HDL. Rendahnya kadar HDL berisiko
lemak lain. Asupan makanan berlebih terutama 2 kali lebih besar terkena AMI karena rendahnya
karbohidrat dan lemak yang disertai penurunan kadar HDL menggambarkan banyaknya cabang
pengeluaran energi akan menimbulkan akumu- pembuluh darah koroner yang tersumbat. Ber-
lasi lemak berlebih. Setiap jumlah lemak dan dasarkan data terdapat 50 % atau 15 responden
karbohidrat makanan yang tidak langsung digu- dengan kadar HDL rendah. Hal ini sesuai dengan
nakan akan disimpan di jaringan adiposa dalam teori bahwa rendahnya kadar HDL berpengaruh
bentuk trigliserida. Pada umumnya 3% dari jum- terhadap terjadinya AMI.
lah glukosa makan yang dapat disimpan sebagai
Salah satu gangguan lipoprotein mayor
glikogen di hati dan otot, 30% disimpan sebagai
pada sindrom metabolik adalah berkurangnya
trigliserida dan 67% langsung dbakar sebagai en-
HDL kolesterol. Berkurangnya HDL ini meru-
ergi.
pakan akibat dari perubahan pada komposisi dan
Tingkat kolesterol dijumlahkan dalam dua metabolisme HDL. Pada keadaan hipertrigliseri-
macam unsur yakni LDL (ORZGHVLQW\ OLSRSUR- demia, penurunan jumlah HDL kolesterol meru-
tein), dan HDL (KLJKGHVLQW\ OLSRSURWHLQ). LDL pakan hasil dari penurunan dari jumlah choles-
adalah lemak jahat yang menempel di dinding teryl ester dari inti lipoprotein dengan perubahan
pembuluh nadi yang disebut ateroma yang meru- peningkatan trigliserida. Bolulogne (2004) me-
pakan penyebab utama penyakit jantung. Tim- nyebutkan bahwa angka kejadian sindrome me-
bulnya lemak yang disebabkan kolesterol yang tabolik di Amerika Serikat sebanyak 25% dari
disebut plak, terbentuk pada dinding pembuluh jumlah penduduk dan di Perancis 10% dari total
nadi. Inilah yang membuat semakin sempit se- jumlah penduduk. Penderita obesitas dan hiper-
hingga menghambat aliran darah pada daerah trigliserida akan lebih beresiko terkena sindrome
yang terkena dan menghambat darah ke bagian metabolik dan akan memiliki risiko 2-4 kali lipat
otot jantung. untuk menderita penyakit jantung koroner.
Hasil penelitian menunjukkan 66,7% atau Semakin tinggi kadar LDL dan kian rendah
20 responden mengalami kenaikan kadar trigli- kadar HDL, maka makin tinggi risiko untuk men-
serida. Peningkatan kadar rigliserida dapat di- derita AMI. Dan begitu juga sebaliknya, semakin
pengaruhi oleh asupan makanan dan gaya hidup rendah kadar LDL dan kian tingginya kadar HDL
responden. Hasil yang didapat menujukkan bah- mak semakin rendah sesorang mengalami AMI.
wa peningkatan kadar trigliserida dapat berisiko Setiap peningkatan 1mg/dl kadar LDL, mening-
terkena AMI. katkan 1% risiko AMI. Sebaliknya setiap pening-
katan 1mg/dl kadar HDL, justru mengurangi
Penurunan HDL
risiko AMI hingga 3% (Trubus, 2010). Kelebihan
LDL melayang-layang dalam darah, dan terjadi
penumpukan atau pengendapan pada dinding
pembuluh darah arteri koroner yang menyebakan
ateroskerosis. Sehingga terjadi iskemik miokard,
dan akhirnya miokard mengalami infark kondisi
inilah yang disebut AMI (Soeharto, 2004).

'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ

+LJK 'HQVLW\ /LSRSURWHLQV 111


'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD

'LVWULEXVL
4.3 AnalisisIUHNXHQVL
bivariat SDVLHQ $0, \DQJ 'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
SHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
obesitas sentral

K\SH
Hasil analisis bivariat menunjukkan peningkat-
Hasil analisis bivariat menunjukkan obesitas sen- an trigliserida berpengaruh pada kejadian AMI
tral berpengaruh pada kejadian AMI dengan taraf GHQJDQ WDUDI VLJQL¿NDQ     VHKLQJJD K\S
VLJQL¿NDQ     VHKLQJJD YDULDEHO LWX variabel itu dilanjutkan dalam analisis multi-
'LVWULEXVL dalam
dilanjutkan IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
analisis multivariate.
PHQJDODPLKLSHUWHQVL 'LVWULEXVL
variate. IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL PHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU+'/
KLSHUWHQVL 'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
SHQXUXQDQNDGDU+'/
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
PHQJDODPLSHQXUXQDQNDGDU+'/
PHQJDODPLKLSHUWHQVL

Hasil analisis bivariat menunjukkan hipertensi


berpengaruh pada kejadian AMI dengan taraf Hasil analisis bivariat menunjukkan penurunan
VLJQL¿NDQ     VHKLQJJD YDULDEHO LWX HDL berpengaruh pada kejadian AMI dengan
dilanjutkan dalam analisis multivariat. WDUDI VLJQL¿NDQ  !   VHFDUD VWDWLVWLN
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVL IUHNXHQVL SDVLHQ $0, \DQJ
'LVWULEXVLIUHNXHQVLSDVLHQ$0,\DQJPHQJDODPL
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQJXODGDUDKSXDVD
tidak dapat lanjut ke multivariat, namun secara
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQJXODGDUDKSXDVD
SHQLQJNDWDQJXODGDUDKSXDVD
substansi variabel penurunan HDL sangat penting
maka variabel ini dapat dianalisis multivariat.
4.4 Analisis Multivariat

Hasil analisis bivariat menunjukkan peningkat-


an gula darah puasa berpengaruh pada kejadian
$0, GHQJDQ WDUDI VLJQL¿NDQ     VH-
hingga variabel itu dilanjutkan dalam analisis
multivariate. Berdasarkan hasil penelitian diketahui fak-
tor peningkatan kadar trigliserida merupakan
'LVWULEXVL
'LVWULEXVL IUHNXHQVL
IUHNXHQVLSDVLHQ
SDVLHQ$0,
$0,\DQJ
\DQJ
faktor paling dominan dalam mempengaruhi ke-
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
PHQJDODPLSHQLQJNDWDQNDGDUWULJOLVHULGD
112
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

jadian AMI. Trigliserida merupakan salah satu luh darah semakin sempit sehingga menghambat
jenis lemak yang berada dalam darah yang si- aliran darah pada daerah yang terkena dan meng-
fatnya merugikan seperti LDL. Saat kita makan, hambat darah ke bagian otot jantung. Kenaikan
tubuh mengubah sebagian kalori yang tidk ter- kadar kolesterol dalam hal ini berbanding lurus
pakai menjadi trigliserida. Trigliserida disimpan dengan kejadian AMI (Karyadi, 2006). Cara
di dalam sel-sel lemak tubuh dan nantinya akan menurunkan kadar trigliserida tinggi adalah de-
dilepaskan untuk menghasilkan energi antara ngan memiliki gaya hidup sehat seperti olahraga
waktu-waktu makan. Apabila seseorang lebih setiap hari minimal 30 menit, tidak merokok, ti-
banyak mengkonsumsi kalori melebihi kebutuh- dak mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi
an seperti karbohisrat dan lemak maka kemung- makanan sehat seperti sayuran hijau,buah-buah-
kinan menyebabkan peningkatan kadar trigliseri- an, kacang-kacangan, makanan berserat tinggi,
da (K\SHUWULJO\FHGLGHPLD (Karyadi, 2006). dan makanan beromega 3 dan ikan yang dapat
Di dalam darah, trigliserida menyimpan ka- menurunkan risiko penyakit jantung.
lori yang tidak terpakai oleh tubuh untuk cadang-
Keterbatasan Penelitian
an energi sedangkan kolesterol dalam jumlah
normal (dibawah 200 mg%) digunakan untuk 1. Penelitian tidak menggunakan sampel kon-
membangun sel-sel tubuh dan hormon tertentu. trol, sebab penelitian ini merupakan pen-
Kadar trigliserida yang tinggi dapat dipengaruhi litian analisis faktor yang fungsinya untuk
pola makan yang tidak sehat, gaya hidup kurang mengetahui faktor-faktor yang dominan
berolahraga, konsumsi alkohol, perokok, dan pada kejadian AMI. Sehingga hasil pene-
gangguan genetik. Makanan yang mengandung litian hanya mengetahui faktor dari pasien
trigliserida tinggi seperti kulit ayam, ayam po- yang telah mengalami AMI tanpa mengeta-
tong, kuning telur ayam horn, lele, gurami, ga- hui penyakit cardiovaskuler lainnya, seperti
jis sapi/kambing, keju, kepiting, udang, kerang, gagal jantung, angina pectoris, dan lainnya.
santan kelapa, susu sapi, coklat, mentega, cumi- 2. Sampel yang diambil merupakan batas mini-
cumi, otak sapi, dan berbagai macam jeroan he- mal sehingga data yang diperoleh kurang ob-
wan. jektif.
3. Keterbatasan waktu penelitian, sehingga
Lemak kemudian diserap oleh lambung dan
dapat mempengaruhi pencarian sampel ber-
usus lalu diteruskan ke hati yang akandipecah
dasarkan criteria inklusi.
dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk pemberian
4. Kadar SGOT/SGPT tidak diteliti sehingga
energi atau disimpan dalam sel-sel lemak. Lemak
kadar kolesterol yang tinggi tidak diketahui
kemudian beredar ke seluruh tubuh melalui da-
secara pasti apakah akibat pola hidup yang
rah dalam pecahan kecil yang mengandung cam-
kurang sehat atau karena gangguan fungsi
puran kolesterol dan lemak lain. Dalam hal ini,
hati
keterkaitan trigliserida dengan AMI adalah pe-
5. Pengambilan data hipertensi tidak dilihat
ningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL.
dari riwayat penyakit responden sebab hi-
Trigliserida bersirkulasi di dalam darah bersama
pertensi dapat dipengaruhi oleh berbagai
dengan LDL yang bersifat aterogenik (mampu
kondisi.
membentuk aterosklerosis) sehingga LDL dan
trigliserida berbanding lurus, apabila LDL me- 5. KESIMPULAN
ningkat kemungkinan kadar trigliserida juga me- D $GDKXEXQJDQ\DQJVLJQL¿NDQDQWDUDREHVL-
ningkat (Sitepoe, 1993). tas sentral dengan kejadian AMI.
LDL adalah lemak jahat yang menempel E $GDKXEXQJDQ\DQJVLJQL¿NDQDQWDUDKLSHU-
di dinding pembuluh nadi yang disebut ateroma tensi dengan kejadian AMI.
yang merupakan penyebab utama penyakit jan- F $GD KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ DQWDUD SH
tung. Timbulnya lemak khusunya akibat koles- ningkatan gula darah puasa dengan kejadian
terol yang disebut plak terbentuk pada dinding AMI.
pembuluh darah. Hal ini yang membuat pembu-

113
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

G $GDKXEXQJDQ\DQJVLJQL¿NDQDQWDUDSHQLJ- Alderman, MH, Madharan SH, Ooi WL. (2013).


katan trigliserida dengan kejadian AMI. $VRFLDWLRQ 2I 5HQLQ 3UR¿OH :LWK 7KH 5LVN
H $GD KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ SHQXUXQDQ 2I 0LRNDUG ,QIDUFWLRQ ,Q 3DWLHQW :LWK +L
kadar kolesterol HDL dengan kejadian AMI. SHUWHQVLRn. N England: J Med.
f. Faktor peningkatan kadar trigliserida meru- Alikhani, Siamak. (2005). $ QDWLRQDO SUR¿OH RI
pakan faktor dominan sindrom metabolik 1&' 5LVN )DFWRUV ,Q WKH ,5,5$1KWWS
yang berhubungan dengan kejadian AMI di ZZZZKRLQWFKSVWHSV,5B,UDQ67(365H-
Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Tahun SRUWSGIIran: Ministry of Health and Medi-
2014. cal Education Islamic Repiblic of Iran diak-
SARAN ses tanggal 25 September 2013.
1. Pasien AMI Alwi, Indrus. (2009). %XNX $MDU ,OPX 3HQ\DNLW
Responden setelah mengetahui faktor-fak- Dalam Jilid II. Jakarta: Internal Publishing.
tor yang mempengaruhi kejadian AMI, di- Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Pene-
harapkan dapat dijadikan informasi untuk litian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
menghindarkan diri dari faktor-faktor yang Rineka Cipta.
mempengaruhi kejadian AMI dan dapat Arisman. (2010). Obesitas, Diabetes Meli-
menjaga pola makan tidak mengandung WXV  'LVOLSLGHPLD .RQVHS 7HRUL 'DQ
kolesterol seperi jeroan, kuning telur ayam 3HQDQJDQDQ$SOLNDWLI. Jakarta: EGC.
horn, makanan olahan, cumi-cimu, kerang, %DUDDV)DLVDO  Mencegah Serangan Jan-
udang, dan lainnya, berolahraga ringan 15- tung Dengan Menekan Kolesterol. Jakarta:
30 menit setiap hari seperti lari-lari kecil dan 37*UDPHGLD3XVWDND8WDPD
tidak melalukan olahraga yang terlalu berat
Boulogne A, Vantyghem MC  Epidemio-
atau sesuai kemampuan agar kerja jantung
logical data and screening criteria of the
tidak terbebani.
metabolic syndrome KWWSZZZ QFELQOP
2. Bagi Rumah sakit QLKJRYSXEPHG 'LDNVHV  6HS-
Hasil penelitian ini dapat membantu untuk WHPEHU
meningkatkan mutu penatalaksaan serta
Budiono, Bambang. (2011). Seminar “Sindrom
pencegahan kejadian AMI yang dapat di-
Metabolik dan Penyakit Kardiovaskuler”
lakukan di rumah sakit dengan uapaya pre-
www.sindrom-metabolik-dan-penyakit.
ventif sehingga kejadian serangan AMI ber-
html. Makasar: Pusat Jantung Rumah Sakit
ulang dapat diminimalkan.
Dr. Wahidin Sudirohusodo Konsultan Jan-
3. Bagi peneliti selanjutnya tung Rumah Sakit Akademis Jaury diakses
Peneliti selanjutnya yang berminat untuk 14 Januari 2014.
melakukan penelitian dengan tema serupa
Corwin, E.J. (2009). %XNX 6DNX 3DWR¿VLRORJL.
diharapkan dapat melakukan penelitian yang
Alih bahasa: Pendit, B.U. Jakarta: EGC.
lebih luas dan kompleks variable maupun
jumlahnya, dan juga penentuan instrument Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2011). 3UR¿O
penelitian yang tepat. Metode penelitian .HVHKDWDQ -DZD 7HQJDK 7DKXQ .KWWS
sebaiknya menggunakan metode kontrol ZZZGLQNHVMDWHQJSURYJRLGGRNXPHQSUR-
dan penentuan kriteria inklusi serta ekslusi ¿OSUR¿O7DEHOSGIDiakses tanggal
lebih dipertajam sehingga dapat dilihat fak- 30 September 2013.
tor mana saja yang benar-benar berpengaruh Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan
pada AMI. GDQ'RNXPHQWDVL.HSHUDZDWDQ Edisi 3. Ja-
karta: EGC.
6. REFERENSI Ercho. (2013). Hubungan Obesitas Dengan Ka-
Aaronson, Philip I dan Ward, Jeremy P.T.(2008). GDU +'/ /'/ 3DGD 0DKDVLVZD 3UHNOLQLN
At A Glance System Cardiovaskuler Edisi 3. )DNXOWDV .HGRNWHUDQ /DPSXQJ. KWWSZZZ
Jakarta: Erlangga.

114
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

MXNHNHGRNWHUDQXQLODDFLG Diakses 30 Juni Mannuci B, Mykletun A, Hole T, et al. (2007).


2014. $JHVSHVL¿F SUHYDOHQFH RI WKH PHWDEROLF
Ford ES. (2005). Prevalence of metabolic syn- V\QGURPH GH¿QHG E\ WKH LQWHUQDWLRQDO GLD-
GURPHGH¿QHGE\LQWHUQDWLRQDOGLDEHWHVIHG- betes federation and the national cholesterol
eration among adults in the US. Diabetes HGXFDWLRQ SURJUDP WKH QRZHUJLDQ +817
Care study. BMC public Helath
Gibney, Michael J, dkk. (2008). *L]L.HVHKDWDQ Muttaqin, Arif. (2009). $VXKDQ .HSHUDZDWDQ
0D\DUDNDW Jakarta: EGC Klien Dengan Gangguan Sistem Kardio-
vaskuler Dan Hematologi. Jakarta: Salemba
Gotera, Wita; Aryana, Suka; Suastika, Ketut &
Medika.
Kuswardhani, Tuty. (2006). Hubungan An-
WDUD 2EHVLWDV 6HQWUDO 'HQJDQ $GLSRQHN- NCEP ATP-III. (2001). ([SHUW SDQHO RQ 'HWHF-
tin Pada Pasien Geritari Dengan Penyakit tion, Evaluation, and Treatment of High
-DQWXQJ .RURQHU KWWSHMRXUQDOXQXGDFLG %ORRG&KROHVWHUROLQ$GXOWV([HFXWLYH6XP-
Diakses 27 Juni 2014. PDU\ RI WKH 7KLUG 5HSRUW RI WKH 1DWLRQDO
Cholesterol Education Program (NCEP)
Hermawanto, Sonny. (2012). 6NULSVL “Hubungan
([SHUW3DQHORQ'HWHFWLRQ(YDOXDWLRQDQG
$QWDUD2EHVLWDV6HQWUDO'DQ'LVOLSLGHPLD
Treatment of High Blood Cholesterol in
7HUKDGDS .HMDGLDQ $0, GL 56 7HORJRUHMR
Adults (Adult Treatment Panel III). JAMA
Semarang”. Stikes Telogorejo Semarang.
Nursalam. (2003). .RQVHS GDQ 3HQHUDSDQ 0H-
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Peneli-
WRGRORJL 3HQHOLWLDQ .HSHUDZDWDQ Jakarta:
WLDQ.HSHUDZDWDQGDQ7HNQLN$QDOLVLV'DWD.
Salemba Medika.
Jakarta: Salamba Medika.
Nursalam.(2008). .RQVHS GDQ 3HQHUDSDQ 0HW-
International Journal of Hypertension (2013).
RGRORJL3HQHOLWLDQ,OPX.HSHUDZDWDQHGLVL
,PSDFWRI'LDEHWHVRQ&DUGLRYDVFXODU'LV-
I. Jakarta: Salemba Medika.
HDVH$Q8SGDWH9ROXPH. KWWSG[GRL
RUJ Diakses 23 Juni Parlindungan, Faisal. (2009). Jurnal ”Sindrom
2014. Metabolik dan Penyakit Kardiovaskuler”.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Karyadi. (2006). +LGXS %HUVDPD 3HQ\DNLW +LS-
Utara.
HUWHQVL$VDP8UDW-DQWXQJ.RURQHUJakar-
ta: PT Intisari Mediatama Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. 
.Practical Research: Planning and Design
Kementerian Kesehatan RI. (2011). .HSXWXVDQ
5HVHDUFK (GLVL  Ohio : Pearson Merrill
Kementerian Kesehatan Tentang Pedoman
Prentice Hall.
Intensive Care Unit (ICU). Jakarta: Kement-
erian Keseharan Republik Indonesia. Price, S & Wilson, L, (2005). 3DWR¿VLRORJL.RQ-
VHS .OLQLV Proses3URVHV 3HQ\DNLW (GLVL .
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., dan Snyder, S.
Jakarta: EGC.
J. (2010). %XNX $MDU )XQGDPHQWDO .HSHU-
DZDWDQ .RQVHS 3URVHV 'DQ 3UDNWLN. Ja- Rahmawansa, Sanny. (2009). 'LVOLSLGHPLD
karta: EGC. Sebagai Faktor Utama Penyakit Jan-
tungKoroner.KWWSZZZNDOEHFRLG
Luman, Andi. (2010). Diabetes dan Penyakit
ILOHVFNGILOHVB'LVOLSLGHPLD
.UGLRYDVNXOHU Medan: FK USU Medan.
SGIB'LVOLSLGHPLDSGI Diakses 21 Jan-
KWWSZZZLNDDSGDFRP Diakses 15 Juni
uari 2014.
2014.
Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2011).
Machfoedz, Ircham. (2007). Statistika Induksi
Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD Dr.
%LGDQJ.HVHKDWDQ.HSHUDZDWDQGDQ.HEL-
Moewardi
GDQDQ %LR6WDWLVWLND  Yogyakarta: Fitraya-
ma. Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2012).
Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD Dr.
Moewardi

115
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi. (2013). Soeharto, Iman. (2004). PJK & Serangan Jan-
Prevalensi AMI. Surakarta: RSUD Dr. tung. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moewardi Sudoyo et all. 2009. ,OPX 3HQ\DNLW 'DODP Ja-
Renaldi, Olly. (2009). 3HUDQ $GLSRQHNWLQ 7HU- karta: Interna Publishing.
KDGDS .HMDGLDQ ,QVXOLQ 3DGD 6LQGURP Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Metabolik. KWWSMXUQDOSGLLOLSLJRLG" Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
DGPLQ"MXUQDO"SGI Diakses 12
Sutomo, Budi. (2008). Menu Sehat Penakluk
Mei 2014.
+LSHUWHQVL. Jakarta: DeMedia.
Riwidikdo, Handoko. (2008). Statistik Tera-
Trubus. (2010). My Healthy Life Kegemukan
SDQ 'HQJDQ 3URJUDP 5 9HUVL  2SHQ
Pergi & Tak Kembali. Jakarta: Trubus Swa-
6RXUFH  %LGDQJ .HVHKDWDQ GDQ 8PXP Yo-
daya.
gyakarta: Mitra Cendikia.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). .HSHUDZDWDQ.DU-
Riwidikdo, Handoko. (2010). Statistik Kesehat-
diovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
DQYogyakarta: Mitra Cendikia.
WHO. (2011). (SLGHPLRORJL RI QRQ FRPPXQL-
Sitepoe, Mangku. (1993). Kolesterolfobia Keter-
FDEOHGLVHDVH5HSRUWRI:+2FRQVXOWDWLRQ
kaitannya Dengan Penyakit Jantung. Jakar-
Geneva. Switzerland. WHO
ta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yuliani, Fadma; Fadil Oemzil. (2014). Hubungan
Smeltzer, Suzanne C. (2001). %XNX$MDU.HSHU-
%HUEDJDL )DNWRU 5LVLNR 7HUKDGDS 3HQ\DNLW
DZDWDQ 0HGLNDO%HGDK %UXQQHU 6XGGDUWK
Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes
Volume 2. Jakarta: EGC.
0HOLWXV7LSH KWWSMXUQDO).XQDQGDFLG
Soegondo, Sidartawan dan Dyah Purnamasari. Diakses 12 Mei 2014.
(2009). %XNX$MDU,OPX3HQ\DNLW'DODP-LOLG
,,, Jakarta: Internal Publising.

-oo0oo-

116

You might also like