You are on page 1of 12

PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KAWASAN SUMMARECON SERPONG

UNTUK MENCIPTAKAN ARSITEKTUR YANG BERKELANJUTAN

Adinda Estiana Saraswati

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta


e-mail: adindaestiana25@gmail.com

ABSTRACT

The growth of Jakarta as a metropolitan city moves towards the development of “City within the
city” or commonly called a satellite city. The increase in the population of Jakarta as the capital city
affected the reduced amount of land, so it required the development of satellite city. Most of this
development is based on the green concept of observing the environment by taking responsible land
retrieval. One of the satellite city in Jakarta is Summarecon Serpong. Summarecon Serpong is a
business unit area that is part of PT Summarecon Agung Tbk (real estate). This area is located in the
West Jakarta, Serpong, Tangerang, Banten. Summarecon Serpong has developed an area of 850
hectares consisting of various functions, 50 clusters, 11,000 units of houses, 1,100 units of
apartments, 2,000 shophouses and shopping centers. This area consists of four sub-regions namely
Pondok Hijau Golf, The Springs, Scientia Garden, and Symphonia. The concept applied to the entire
area is green and sustainable architecture with a difable-friendly feature. In achieving the main
objectives and concept, the developers developed several technologies. Not only pay attention to
environmental sustainability, but Summarecon prioritisizes the comfort of its occupants. Technology
used in accordance with the principles of green architecture. However, this causes the high price of
rent and the land purchase so the community that can enjoy is the high society.

Keywords: Green Architecture, Sustainable Architecture, Technology, Summarecon Serpong


ABSTRAK

Pertumbuhan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan bergerak ke arah pembangunan “kota
di dalam kota” atau yang biasa disebut kota satelit. Peningkatan jumlah populasi penduduk di Kota
Jakarta sebagai ibukota mempengaruhi berkurangnya jumlah lahan sehingga diperlukan adanya
pengembangan kota satelit. Sebagian besar pembangunan ini berlandaskan konsep green yaitu
memperhatikan lingkungan dengan melakukan pengambilan lahan secara bertanggungjawab. Salah
satu diantaranya adalah Summarecon Serpong. Summarecon Serpong merupakan sebuah kawasan
unit bisnis yang merupakan bagian dari PT. Summarecon Agung Tbk (real estate). Kawasan ini
terletak di sebelah barat Jakarta yaitu Serpong, Tangerang, Banten. Summarecon Serpong telah
mengembangkan area seluas 850 hektar yang terdiri dari berbagai fungsi di antaranya 50 cluster,
11.000 unit rumah, 1.100 unit apartemen, 2.000 ruko dan pusat perbelanjaan. Kawasan ini terdiri
dari 4 sub-kawasan yaitu Kawasan Pondok Hijau Golf, The Springs, Scientia Garden, dan
Symphonia. Konsep yang diterapkan pada seluruh kawasan Summarecon Serpong adalah green and
sustainable architecture dengan fitur difable-friendly. Dalam mencapai tujuan dan konsep utama
tersebut, para developer mengembangkan beberapa teknologi. Tidak hanya memperhatikan
keberlanjutan lingkungan, namun Summarecon sangat mengutamakan kenyamanan para
penghuninya. Teknologi yang digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip green architecture. Namun
hal ini menyebabkan tingginya harga sewa dan harga beli tanah sehingga yang dapat menikmati
fasilitas tersebut hanya masyarakat kalangan atas.

Kata kunci: Green Architecture, Sustainable Architecture, Teknologi, Summarecon Serpong


Pendahuluan
Pertumbuhan Kota Jakarta sebagai kota Salah satu visi Summarecon Serpong
metropolitan saat ini adalah pembangunan adalah menyediakan hunian serta fasilitas publik
pemukiman berskala besar (menciptakan kota yang memberikan kepuasan bagi konsumen.
baru) yang dilakukan oleh para developer. Kepuasan dapat dicapai apabila penghuni
Proses pembangunan ‘kota baru’ dan merasa nyaman, aman, dan terjamin
pengambilan alih lahan seringkali tidak kesehatannya. Untuk itu, muncul sebuah konsep
memperhatikan keberlanjutan. Summarecon yaitu green and sustainable architecture. Green
Serpong merupakan salah satu kawasan ‘kota di architecture merupakan perancangan arsitektur
dalam kota’ yang mengusung konsep green and ramah lingkungan yang berusaha meminimalisir
sustainable architecture. Konsep ini berangkat dampak yang buruk bagi lingkungan alam dan
dari permasalahan yang akhir-akhir ini sedang manusia, dengan memanfaatkan sumber energi
hangat dibicarakan yaitu pemanasan global. secara efisien. Sedangkan sustainable
architecture adalah sebuah cara untuk
Kota Jakarta merupakan kota mempertahankan sumber daya alam agar dapat
metropolitan yang dipenuhi oleh bangunan- bertahan lebih lama. Dengan menerapkan
bangunan bertingkat tinggi. Perancangan konsep tersebut, Summarecon Serpong
bangunan bertingkat tinggi disebabkan oleh menggunakan banyak teknologi yang akan
minimnya lahan di perkotaan sedangkan dibahas pada penulisan karya ilmiah ini.
populasi urban semakin bertambah. The United
Nations melaporkan pada tahun 2008 bahwa
populasi urban lebih banyak daripada populasi Metode Penelitian
di pedesaan (rural). Terlebih lagi pada tahun Metode yang dilakukan yaitu melalui
2014, World Urbanization Prospects observasi langsung dan pengamataan ke lokasi
mengindikasikan bahwa 3.9 milyar penduduk untuk mendapatkan data primer. Observasi
atau 54% dari populasi dunia tinggal di dilakukan dengan sistem menyusun logbook
perkotaan. harian dan logbook tematik, yang berisi foto-
foto di tiap lokasi beserta kalimat pendukung
Peningkatan jumlah penduduk yang yang menjelaskan isi foto tersebut. Data juga
pesat di perkotaan dengan kegiatan mobilitasnya diperoleh dari penyampaian materi oleh pihak
berpengaruh pada lingkungan hidup terutama pengelola beserta divisinya.
polusi udara. Peningkatan jumlah penduduk
juga meningkatkan jumlah perjalanan yang Waktu pelaksanaan observasi adalah
berarti meningkatnya jumlah kendaraan pada hari Selasa, 9 April 2019. Pada pukul 09.00
bermotor. Sedangkan sumber polusi udara sampai dengan pukul 12.00 di kantor Pengelola
terbesar adalah asap kendaraan bermotor. Summarecon Serpong, penulis dan peserta
Menurut World Health Organization (WHO), Kuliah Lapangan PPLK lainnya menyimak
30% bangunan di dunia mengalami masalah penjelasan dan materi yang disampaikan oleh
kualitas udara dalam ruangan. Dalam dunia narasumber. Narasumber terdiri dari 9 kepala
arsitektur muncul istilah sick building syndrome divisi masing-masing bagian di pengelolaan
yang merupakan ketidaknyamanan atas kualitas Summarecon Serpong.
udara yang berpengaruh terhadap produktivitas
dan kesehatan penghuni. Setelah penyampaian materi oleh para
narasumber, kegiatan observasi dilanjutkan
dengan turun langsung ke lapangan. Kegiatan ini Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam
dilakukan pada pukul 12.00 hingga pukul 16.00 perancangan green architecture adalah:
dengan mendatangi setiap sub-kawasan yang
memiliki konsepnya masing-masing. Pada saat a. Conserving Energy
itu merupakan jam padat aktivitas penghuni dan b. Working with Climate
kegiatan konsumen pengguna kantor ataupun c. Minimize New Resources
kegiatan jual beli lainnya. Selain menggunakan d. Respect for User and Site
metode berupa observasi langsung, data-data
Sustainable Architecture
pelengkap diambil dari beberapa situs valid dari
Sustainable Architecture adalah sebuah
jurnal dan internet, khususnya situs resmi
konsep perancangan arsitektur untuk
Summarecon Serpong
mempertahankan sumber daya alam agar
(www.summareconserpong.com).
bertahan lebih lama. Eksploitasi sumber daya
Pada kegiatan observasi ini didapatkan alam telah berada pada taraf pengrusakan secara
data bahwa di Kawasan Summarecon Serpong menyeluruh, sehingga mau tidak mau, lambat
dibagi lagi menjadi 4 (empat) sub-kawasan yang namun pasti, akan berpengaruh mengurangi
memiliki konsep dan fungsi yang berbeda-beda. potensi bumi untuk mendukung kegiatan
Kegiatan observasi memperhatikan elemen- manusia dan rangkaian ekologi di dalamnya.
elemen yang ikut membangun kawasan tersebut Berkelanjutan bukan hanya tentang bagaimana
seperti signage, ruang publik, pohon dan mengatasi permasalahan arsitektur masa kini
tanaman, serta teknologi yang digunakan. namun juga meminimalisir dampak negative
yang terjadi di masa yang akan datang.

Dalam bukunya yang berjudul “The


Studi Pustaka / Studi Literatur
Philosophy of Sustainable Design” (2004, hal.
Green Architecture 4), Mclennan mengatakan bahwa, “Desain
Green Architecture adalah sebuah berkelanjutan adalah dasar filosofi dari
pendekatan arsitektur yang memperhatikan gerakan yang berkembang dari individu dan
lingkungan dengan menggunakan efisiensi organisasi yang benar-benar berusaha untuk
energi pada bangunan dan memaksimalkan mendefinisikan kembali bagaimana bangunan
penggunaan energi alamiah. Konsep ini dirancang, dibangun dan digunakan agar lebih
berupaya meminimalisir berbagai pengaruh bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
yang dapat membahayakan kesehatan manusia responsive terhadap manusia.” Hal ini
maupun lingkungan di masa yang akan datang. menunjukkan bahwa perencana dan perancang
Beberapa manfaat yang diperoleh diantaranya bangunan harus memperhatikan bagaimana
bangunan bertahan lebih lama, hemat energi, dampak bangunan tersebut terhadap
perawatan bangunan lebih minimal, lebih lingkungannya. Khususnya dari tahapan desain,
nyaman untuk ditinggali. Arsitektur hijau lebih konstruksi, hingga operasional bangunan. Tidak
dari sekedar menanam rumput atau menambah hanya menghasilkan karya arsitektur yang
tanaman di sebuah bangunan, namun dalam penuh estetika namun juga memiliki kualitas
artian lebih luas, misalnya menciptakan ruang- sebagai arsitektur binaan.
ruang hijau untuk publik, menciptakan alat
pemberdayaan masyarakat, hingga
menggunakan energi terbarukan.
PVD diendapkan. Proses ini dilakukan
Pre-fabricated Vertical Drain (PVD) dengan pengadukan secara lambat
adalah sistem drainase buatan yang dipasang dengan aliran air yang tenang.
secara vertikal. Sistem ini berupa sabuk Biasanya ditambahkan senyawa
berpenampang persegi panjang yang terdiri dari kimia untuk mengikat kotoran-
bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar kotoran tersebut.
terbuat dari bahan synthetic/geotextile yang 3. Filtrasi adalah proses penyaringan
berfungsi sebagai penyaring. Sedangkan bagian yang dapat menggunakan teknologi
dalam berfungsi sebagai media aliran air yang membran maupun media lainnya
terbuat dari plastik atau serabut organik. Sistem seperti Multimedia Filter, UF
PVD dapat memperpendek jarak pengaliran pori (Ultrafiltration) System, NF
sehingga dapat mempercepat proses konsolidasi (Nanofiltration) System, MF
tanah. (Microfiltration) System, RO
(Reverse Osmosis) System.
Konsolidasi merupakan proses
keluarnya air dari dalam pori-pori tanah yang Backbone Fiber Optic
menyebabkan terjadinya perubahan volume air Backbone merupakan saluran atau
tanah (memampat). Peristiwa ini dipicu oleh koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi
adanya beban/muatan di atas tanah. Muatan lintasan mutlak dalam suatu jaringan. Jaringan
tersebut dapat berupa konstruksi bangunan yang backbone menghubungkan beberapa jaringan
didirikan di atas tanah (Wesley, 1977). dengan kecepatan tinggi melalui gateway.
Masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan
Water Treatment Plant dapat teratasi dengan memakai jaringan
Water Treatment Plant adalah sebuah backbone. (Gerald, 2002)
sistem yang berfungsi untuk mengolah air yang
telah terkontaminasi untuk dijadikan air yang Untuk membangun jaringan backbone,
memenuhi standar untuk menjadi air bersih. ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti
Beberapa proses harus dilewati agar air yang membutuhkan bandwidth yang besar, kecepatan
dihasilkan benar-benar bersih bahkan layak transmisi yang tinggi, serta didukung oleh
untuk dikonsumsi. Langkah-langkah dibedakan infrastruktur dengan kehandalan tinggi. Media
menjadi tiga yaitu koagulasi, flokulasi, dan transmisi yang paling tepat adalah fiber optic
filtrasi. (The Cooperative Research Centre for karena media tersebut dapat memenuhi
Water Quality and Treatment, 8 July 2004) kebutuhan untuk bandwidth yang besar. Dengan
demikian, kinerja jaringan akan lebih maksimal.
1. Koagulasi adalah proses
destabilisasi partikel, atau dalam Solar Panel on Grid
kata lain proses untuk memisahkan Panel surya merupakan sebuah alat yang
air dengan kotoran lain (flocs) yang mengubah intensitas cahaya matahari menjadi
terlarut bersamaan. Proses ini dapat energi listrik. Panel surya terdiri dari
dilakukan baik dengan pengadukan, photovoltaic, yaitu menyerap energi dan
hidrolis, maupun menambahkan menghasilkan energi saat intensitas cahaya
bahan kimia. berkurang (mendung, berawan, hujan). (Rif’an,
2. Flokulasi adalah sebuah proses M., 2012)
untuk memperbesar floks yang telah
Pembahasan dan Analisis Summarecon Serpong memberikan
desain rumah yang ramah lingkungan misalnya
Pada kegiatan observasi didapatkan data dengan mengganti penggunaan kayu dengan
bahwa Kawasan Summarecon Serpong bahan aluminium sebagai kusen dan baja ringan
merupakan sebuah kawasan unit bisnis yang untuk konstruksi atap. Konsep pelestarian alam
merupakan bagian dari PT. Summarecon Agung diperkuat dengan semen nortar dan cat yang
(real estate). Kawasan ini terletak di sebelah ramah lingkungan. Pada unit rumah di cluster
barat Jakarta yaitu Serpong, Tangerang, Banten. terbaru, Summarecon menggunakan lampu LED
Summarecon Serpong telah mengembangkan 50 untuk menghemat energi. Misalnya dengan
cluster sampai saat ini. Area seluas 850 hektar memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan
terdiri dari 4 sub-kawasan yaitu Pondok Hijau alami melalui cross ventilation, serta
Golf, The Springs, Scientia Garden, dan memanfaatkan energi matahari (diaplikasikan
Symphonia. Masing-masing kawasan tersebut melalui solar panel) pada lampu penerangan
memiliki area dengan luas sekitar 200 hektar. jalan.
Kawasan tersebut terdiri dari berbagai fungsi
Setiap unit sub-kawasan memiliki
dan fasilitas di antaranya adalah 11.000unit
konsepnya masing-masing yang unik dan
rumah, 1.100unit apartemen, 2.000 ruko dan
menarik. Masing-masing sub-kawasan memiliki
pusat perbelanjaan.
area kira-kira seluas 200 hektar dan terdiri dari
Gambar 1 200-300unit rumah. Sub-kawasan tersebut
memiliki satu pintu untuk sirkulasi keluar masuk
yang biasa disebut dengan gate, dan dilengkapi
dengan berbagai fasilitas seperti club house,
kolam renang, taman bermain anak-anak, serta
kantor badan pengelolaan manajemen estate dari
Summarecon Serpong.

Sub-kawasan yang pertama kali


Master Plan Summarecon Serpong
didirikan oleh Summarecon Serpong adalah
(sumber: salesmurah.com) Kawasan Pondok Hijau Golf. Penamaan
kawasan ini berdasarkan letaknya yang
Setiap sub-kawasan di Summarecon berbatasan langsung dengan area golf Gading
Serpong memiliki danau dan area hijau yang Raya. Hal ini menjadi salah satu kelebihan
disebut Water Catchment Area, area ini sebagai kawasan, yaitu pemandangan istimewa berupa
daerah resapan untuk mengurangi permasalahan hamparan hijau lapangan golf. Kelebihan ini
utama Kota Jakarta yaitu banjir. Diterapkan menjadikan kawasan ini sebagai hunian
PVD soil treatment sebagai cara untuk eksklusif bernilai tinggi di area Serpong.
mempercepat proses konsolidasi tanah.
Pengolahan tanah diperlukan sebagai penguat
struktur bangunan yang akan didirikan.
Summarecon Serpong mewujudkan konsep
keberlanjutan yang sangat memperhatikan
lingkungan.
pendaurulangan air, peresapan air hujan,
pembuatan lubang biopori, dan
mempertahankan lahan terbuka hijau. Kawasan
Scientia Garden telah berkembang sebanyak
2.100unit rumah dan ruko, serta 1.125unit
apartment.

The Springs merupakan kawasan hunian


yang memanfaatkan lahan berkontur dengan
beberapa danau yang mengelilingi. Di kawasan
Gambar 2
ini juga dibangun The Springs Club yaitu sports
Kawasan Pondok Hijau Golf
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9 club terbesar dan paling lengkap di Jabodetabek,
April 2019 pukul 15.06 WIB) terbangun di area seluas 3,8 hektar dengan
fasilitas internasional untuk memenuhi rekreasi
Ada juga kawasan Scientia Garden dan kebutuhan olahraga penghuni. Kawasan The
dengan area seluas 200 hektar yang mengusung Springs dibangun di area seluas 120 hektar dan
konsep “Smart and Green Environment”. telah dibangun lebih dari 1.000unit rumah.
Disebut ‘smart’ karena didominasi oleh fasilitas Kebutuhan hunian hijau yang nyaman dijawab
pendidikan serta penunjangnya seperti dengan kawasan yang berada di antara dua
Universitas Multimedia Nusantara, Pradita lapangan golf dengan beberapa danau alami.
Institute, Scientia Business Park, Apartment
Scientia Residence, hingga Scientia Square
Park.

Gambar 4
Rainbow Spring Condovillas sebagai low-rise
apartment yang meraih penghargaan World
Gambar 3 Gold Winner untuk Kategori Residential Low
Universitas Multimedia Nusantara dan Hotel JHL Rise pada tahun 2015
Solitaire terletak di Kawasan Scientia Garden (foto diambil oleh penulis pada hari Selasa,
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9 April 2019 pukul 16.19 WIB)
9 April 2019 pukul 16.46 WIB)

Kawasan Scientia Garden merupakan Sub-kawasan yang keempat adalah


kawasan residen modern berteknologi masa kini Kawasan Symphonia. Pintu masuk dan keluar
yang dipadukan dengan alam. Di kawasan ini berupa sebuah gate berupa pohon baobab
telah menerapkan sistem yang berorientasi pada sebagai ikon dari konsep yang diterapkan.
lingkungan seperti pendaurulangan sampah, Pohon baobab merupakan tree of life yang dapat
bertahan hidup hingga ratusan tahun di segala Rumah-rumah yang dibangun di
musim. Para developer mengharapkan Summarecon tidak menggunakan sumur,
Summarecon Serpong dapat bertahan di segala sehingga sebisa mungkin memanfaatkan air
kondisi dan masalah yang merintangi. bersih secara langsung. Oleh karena itu
dibuatlah beberapa danau sebagai sumber air.
Setiap sub-kawasan memiliki danau masing-
masing. Tidak hanya sebagai sumber air, danau-
danau di Summarecon Serpong berfungsi
sebagai fasilitas rekreasi dan nilai tambah untuk
view hunian. Salah satu contoh danau yang
menjadi point of view di Summarecon adalah
Danau Cihuni yang terletak di antara unit
apartemen Rainbow Springs dan Cluster Grisea.

Gambar 5
Pohon Baobab, “Tree of Life”
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa,
9 April 2019 pukul 16.54 WIB)
Gambar 6
Danau Cihuni sebagai salah satu sumber air di
Kawasan Summarecon
Kawasan ini masih terbilang baru karena
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
diresmikan pada tahun 2017. Lokasi strategis April 2019 pukul 15.18 WIB)
serta mengusung konsep green home, smart
home, and green energy menjadi kelebihan
Kawasan Symphonia. Setiap unit rumah telah Penggunaan STP (Sewage Treatement
dipasang Solar Panel sebagai sumber energi Plant) juga diterapkan, jika selokan di
listrik (convert energi panas matahari pada siang Summarecon dibuka, airnya akan terlihat jernih
hari untuk energi listrik). Tidak hanya untuk karena limbah tidak disalurkan langsung ke
kalangan sendiri, namun energi tersebut bisa selokan. Limbah rumah tangga sebisa mungkin
ditabung dan diekspor ke PLN sehingga diproses terlebih dahulu agar layak untuk
Summarecon menjadi salah satu pemasok dibuang dan tidak mengontaminasi tanah.
energi. Konsep rumah pintar juga menjadi
kelebihan kawasan ini dengan adanya CCTV di
setiap unit rumah, energy management, alert
system, temperature control. Penghuni rumah
dapat menghidupkan AC bahkan mematikan
lampu dengan smartphone-nya.
menerapkan solusi teknologi seperti ini karena
menanggapi isu bahwa air minum semakin
berkurang, lahan berkurang, namun manusia
kerap bertambah jumlahnya. Oleh karena itu
sebisa mungkin air yang tersedia dapat
disalurkan kembali dan digunakan untuk
menyiram tanaman.

Rumah hunian di Summarecon sudah


menggunakan Backbone Fiber Optic dan Solar
Gambar 7
Panel. Solar Panel dapat menghasilkan listrik di
Penerapan Water Treatment Plant pada Kawasan
Summarecon dalam mendaur ulang air kotor siang hari, dan dapat disalurkan kembali ke PLN
sehingga bisa digunakan untuk menyiram atau digunakan saat malam, perhitungannya
tanaman. menggunakan KWH meter. Summarecon tidak
hanya menghemat penggunaan listrik namun
juga menjadi pemasok listrik bagi PLN.

Gambar 8
Penerapan Water Treatment Plant pada Kawasan
Gambar 9
Summarecon dalam mendaur ulang air kotor
Penerapan Solar Panel on Grid pada
sehingga bisa digunakan untuk menyiram
Kawasan Scientia di Summarecon Serpong
tanaman.
(foto diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
(Gambar 7 dan 8 diambil oleh penulis pada hari Selasa, 9
April 2019 pukul 16.59 WIB)
April 2019 pukul 16.04 WIB)
Teknologi yang diterapkan pada
Summarecon Serpong juga mengolah air
kawasan Summarecon Serpong tersebut
limbah agar dapat dimanfaatkan kembali. Salah
tentunya memakan biaya yang cukup tinggi,
satunya dengan Pengelolaan Air Kotor (WWTP)
ditambah dengan biaya operasional dan
dimana air limbah bekas mandi dan cucian
perawatannya. Salah satu fasilitas yang
dialirkan melalui pipa yang tidak mudah bocor
diberikan adalah jasa perawatan taman bagi
agar tidak mengkontaminasi tanah, ke tempat
masing-masing hunian, penghuni dapat
Pengelolaan Limbah Cair yang terdapat di setiap
membayar jasa tersebut sebesar Rp 400.000,00
cluster-cluster. Mesin Pengelolaan Limbah Cair
per bulan. Sedangkan harga beli tanah per
terletak di dalam tanah dan permukaannya
meternya berkisar antara Rp 19.000.000,00
tertutup oleh rumput. Hasil pengelolaan limbah
hingga Rp 25.000.000,00. Satu unit rumah
cair kemudian digunakan untuk menyiram
tipikal dibanderol dengan harga minimal Rp
tanaman dan mencuci mobil. Alasan
900.000.000,00. Sudah jelas hunian yang kalangan dapat menikmati hunian dan fasilitas
ditawarkan di Summarecon Serpong ditujukan tersebut. Teknologi yang digunakan memakan
untuk golongan menengah ke atas. biaya cukup tinggi sehingga hanya kalangan
menengah ke atas saja yang dapat menyewa
Sedangkan fasilitas lainnya seperti pusat kavling atau bahkan membeli salah satu properti
perbelanjaan, ruko, perkantoran, sekolah dan di Summarecon Serpong.
universitas, serta taman rekreasi dapat dinikmati
oleh semua golongan. Hanya beberapa fasilitas Daftar Pustaka
seperti club house dan kolam renang hanya
dapat dinikmati oleh penghuni saja. Saraswati, A.E., 2019, Catatan Kuliah Lapangan
PPLK Jakarta, Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Kesimpulan Atma Jaya Yogyakarta
PT Summarecon Agung Tbk, perusahaan
properti ternama di Indonesia mengembangkan Sudarwani, M.M., 2012, Penerapan Green
beberapa kota satelit yang akan mendukung Architecture dan Green Building
perkembangan ibukota. Summarecon melihat Sebagai Upaya Pencapaian Sustainable
potensi besar dan akhirnya memutuskan untuk Architecture, Majalah Ilmiah
mengembangkan sebuah kawasan yang terletak Universitas Pandanaran
sekitar 21 km di sebelah Barat Jakarta yaitu di
kawasan Serpong, Tangerang. Kwanda, T., 2003, Pembangunan Permukiman
yang Berkelanjutan Untuk Mengurangi
Teknologi yang digunakan pada seluruh Polusi Udara, Jurusan Teknik
Kawasan Summarecon Serpong merupakan Arsitektur, Universitas Kristen Petra
teknologi masa kini yang dapat mendukung
terciptanya “Green Development”. Dengan Ischak, M., Setioko, B., Nurgandarum, D., 2018,
melihat permasalahan yang ada seperti krisis air Measuring The Scale of Sustainability
bersih dan krisis lahan sedangkan populasi of New Town Development Based On
penduduk semakin bertambah, Summarecon the Assessment of The Residents of The
Serpong dengan cermat mengatasinya dengan Native Settlement Around The New
sangat solutif. Solusi tersebut berupa Town Area of Gading Serpong
penyediaan danau sebagai sumber air bersih, Tangerang, IOP Conference Series:
pengolahan limbah sehingga layak untuk Earth and Environmental Science, The
dibuang, mengganti kabel listrik dengan 4th International Seminar on
jaringan backbone fiber optic, serta Sustainable Urban Development
menggunakan solar panel sebagai sumber listrik
Ischak, M., 2016, Measuring the Scale of
dan pemasok listrik ke PLN.
Sustainability of New Town Development
Sesuai dengan visi Summarecon Serpong, Based on the Assessment of the Residents
keamanan dan kenyamanan pengguna adalah hal of the Native Settlement Around the New
yang diutamakan. Tidak dapat diragukan lagi Town Area of Gading Serpong Tangerang,
bahwa penghuni dan pengunjung Summarecon IOP Conference Series: Earth and
Serpong merasa aman dan nyaman menikmati Environmental Science
fasilitas yang diberikan. Namun tidak semua
Sarbidi, 2014, Kriteria Desain Drainase Kawasan
Permukiman Kota Berwawasan University Malaysia
Lingkungan, Pusat Litbang Permukiman,
Badan Litbang Kementrian Pekerjaan Lee, W. Y., Kim, S. S., 2007, Maximum
Umum, Bandung Power-Conversion Efficiency for The
Utilization of Solar Energy, New
Wahyudi, H.M., 2002, Mengenal Teknologi Kabel York, International Journal of Energy
Serat Optik (Fiber Optic), Jakarta Barat Research, Volume 15, Issues 4, pp.
257-267.
Asyari, R.A.I, 2017, Perancangan Jaringan
Backbone dan Distribusi 4G LTE di Rif’an, M., 2012, Optimasi Pemanfaatan
Sleman Berbasis Jaringan Optik, Energi Listrik Tenaga Matahari,
Prosiding SNATIF Ke-4, Universitas Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Islam Indonesia Brawijaya.

Suriza, A.Z., 2011, Analysis of Rain Effects on http://www.summareconserpong.com/about


Terrestrial Free Space Optics Based
on Data Measured in Tropical http://www.summareconserpong.com/about/gre
Climate, IIUM Engineering Journal, en-development
Electrical and Computer Engineering
Department, International Islamic

You might also like