You are on page 1of 12

PENGARUH LAMA PENGHANGATAN DALAM ALAT PEMASAK NASI TERHADAP MUTU

NASI BERAS MERAH (Oryza nivara)

ARTIKEL ILMIAH

OLEH

ROBIATUL HADAWIYAH
J1A013114

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN PUBLIKASI

Dengan ini kami menyatakan bahwa artikel yang berjudul “Pengaruh Lama Penghangatan dalam
Alat Pemasak Nasi Terhadap Mutu Nasi Beras Merah (Oryza nivara) disetujui untuk di publikasikan.

Nama : Robiatul Hadawiyah

No. Mahasiswa : J1A 013 114

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

Minat kajian : Teknologi Pengolahan

Mengesahkan dan Menyetujui :

2
PENGARUH LAMA PENGHANGATAN DALAM ALAT PEMASAK NASI TERHADAP MUTU NASI
BERAS MERAH (Oryza nivara)

[The Effect of Heating Time on Rice Cooker After Cooking to The Quality of Red Rice (Oryza nivara)]

Robiatul Hadawiyah1)*, I Wayan Sweca Yasa2) dan Yeni Sulastri2)


1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, FATEPA UNRAM
2)
Staf Pengajar Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, FATEPA UNRAM
Jl. Majapahit No. 58 Mataram
Email: robiatulhadawiyah140@gmail.com

ABSTRACT

The aimed of this research was to investigate the effect of heating time after cooking on the rice cooker to
the quality of red rice (Oryza nivara). The experiments were conducted in laboratory and arranged with
Randomized Completely Block Design (RCBD) with five replications of heating time of 4, 8, 12 and 16 hours. The
parameter of red rice quality observed were the chemical properties (moisture content, reducing sugar, and
anthocyanin), organoleptic properties (texture, flavour and taste) and phisical properties (colour). Data was
analysed with analyses of variance and post hoc test with Honestly Siginificant Difference at five percent level of
significancy. The results showed that the heating time on the rice cooker after cooking affected on reducing
sugar, but did not affect to moisture content, total anthocyanin and colour value. The red rice with 8 hours
heating time was the best result. The rice had 66.18% of moisture content, 3,94% of reducing sugar and 1.52
mg/100 g of total anthocyanin. The texture, flavor and taste of the rice were rather favorably. The physical colour
of the rice had L value 45.33 and oHue value 48.29.

Keywords: red rice, rice cooker, warming.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penghangatan dalam alat pemasak nai terhadap
mutu nasi beras merah (Oryza nivara). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari
4 perlakuan (lama penghangatan 4, 8, 12 dan 16 jam) dengan 5 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis
dengan menggunakan Analisis keragaman (Analysis Of Variance) pada taraf nyata 5%. Apabila terdapat beda
nyata akan diuji lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lama penghangatan dalam alat pemasak nasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap gula reduksi,
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kadar air, total antosianin dan warna nasi beras merah. Nasi beras merah
dengan lama penghangatan 8 jam merupakan hasil terbaik. Berdasarkan uji hedonik nasi beras merah dengan
lama penghangatan 8 jam memiliki nilai tekstur, aroma dan rasa agak disukai, serta penerimaan uji skoring
tekstur agak pulen, aroma agak beraroma nasi beras merah dan rasa agak berasa nasi beras merah. Pada kondisi
tersebut, nasi beras merah memiliki kadar air 66,18%, gula reduksi 3,94%, total antosianin 1,52 mg/100g, serta
nilai warna (nilai L 45,33, nilai oHue 48,29).

Kata kunci: alat pemasak nasi, nasi beras merah, penghangatan.

3
PENDAHULUAN penghangatan yang dapat menurukan mutu
nasi diantaranya adalah retrogradasi, hidrolisis
Nasi beras merah merupakan nasi yang pati, denaturasi pada protein dan terjadinya
berasal dari gabah padi beras merah yang gelatinisasi serta aktivitas mikroorganisme. Hal
memiliki sifat pera dan pulen, yang tersebut menyebabkan perubahan dan
dipengaruhi oleh kandungan amilosa dan penurunan mutu nasi.
amilopektinnya. Di Indonesia sendiri konsumsi Faktor lain yang dapat menurunkan mutu
nasi beras merah masih rendah. Hal tersebut nasi diantaranya yaitu cara memasak, alat
dikarenakan kebiasaan masyarakat yang lebih yang digunakan, perbandingan air dan beras,
dominan mengonsumsi nasi beras putih. Nasi lama pemasakan dan lainnya. Pemasakan
beras merah sendiri biasanya dikonsumsi berpengaruh pada kandungan gula pereduksi,
untuk penderita diabetes ataupun untuk diet. karena terjadi perubahan komposisi dari
Hal ini dikarenakan nasi beras merah polisakarida menjadi oligosakarida, disakarida
mengandung karbohidrat dalam bentuk dan monosakarida. Setelah pemasakan jumlah
kompleks yang mampu mengontrol kenaikan monosakarida lebih banyak tetapi kandungan
indeks glikemik (IG) dalam darah sehingga gula pereduksi total dapat lebih rendah karena
tidak meningkat secara drastis. Seiring dengan terdapat karbohidrat yang hilang dan gula
pengetahuan masyarakat mengenai pereduksi yang rusak selama proses
manfaat dan kandungan gizi pada nasi beras pengolahan (Puspowidowati, 2011). Semakin
merah, sehingga masayarakat mulai lama nasi disimpan didalam rice cooker
mengkonsumsi nasi beras merah sebagai salah mutunya akan turun akibat rusaknya
satu alternatif pengganti nasi beras putih. kandungan nutrisi nasi akibat penghangatan.
Adapun manfaat dari nasi beras merah Anugrahwati, 2005 dalam Islamiyah., dkk
selain dapat mengontrol IG juga mengandung (2013), panas digunakan untuk menaikan suhu
pigmen antosianin yang termasuk komponen pangan dan berperan dalam merangsang
flavonoid, yaitu turunan polifenol yang suatu reaksi kimia, misalnya pembunuh
mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, mikroba dan inaktivasi enzim. Akan tetapi
antikanker dan antiatherogenik (Indrasari, pemberian panas dalam waktu yang lama
dkk., 2010). Selain mengandung antosianin, dapat mengakibatkan menurunya mutu bahan
beras merah juga mengandung serat 3,32 g pangan seperti kandungan glukosa. Oleh
lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih karena itu, perlu dilakukan penelitian
yaitu 0,74 g (Gebhardt et al., 2004 dalam mengenai pengaruh lama penghangatan dalam
Nuryani, 2013). Seiring dengan perkembangan alat pemasak nasi terhadap mutu nasi beras
teknologi masyarakat mulai memanfaatkan merah yang dihasilkan.
alat elektronik seperti rice cooker untuk
keperluan memasak nasi dan penyimpanann BAHAN dan METODE
agar nasi tetap hangat dan awet dalam waktu
yang lama. Alat dan Bahan
Akan tetapi, penyimpanan nasi dalam Alat-alat yang digunakan pada penelitian
penghangat dapat menurunkan kualitas nasi ini adalah botol timbang, oven, rice cooker
baik dari segi fisik ataupun kimia. Dimana Miyako Mini kapasitas 0,6 L (500 g), baskom,
perubahan fisik yang terjadi ditandai dengan desikator, labu ukur, kertas saring, pipet ukur,
perubahan tekstur, rasa dan aroma nasi beras erlenmeyer, biuret, timbangan analitik, gelas
merah dan pada nasi beras putih terjadi beaker, batang pengaduk, bakul kecil, gelas
perubahan warna menjadi kekuningan. Hal ini piala, garisan, kamera, alat tulis, sendok,
sesuai dengan pendapat Sholihin., dkk. (2010) plastik, tampah, spektrofotometer UV-Visable,
penurunan kualitas nasi ditandai dengan colorimeter, cawan porselen, piring kecil,
warna nasi menjadi kekuningan, nasi menjadi tabung reaksi, evaporator, plastik klip, batu
tengik dan rasa nasi berubah. Reaksi kimia didih, kertas label, rak tabung reaksi,
yang terjadi selama pemasakan dan

1
stopwatch, centrifuge, sendok, mortar, kertas yang digunakan yaitu beras yang memiliki
label, tissue, hot plate,dan muffle. mutu baik. Dimana beras harus memenuhi
Bahan-bahan yang digunakan pada standar yaitu tidak berbau apek, tidak mudah
penelitian ini adalah air, beras merah varietas patah, tidak berbubuk dan berkutu. Beras
Beaqganggas yang diperoleh dari desa dengan mutu baik dapat menghasilkan nasi
Sembalun Lombok Timur. Bahan Kimia yang yang memiliki cita rasa dan penampakan yang
digunakan untuk analisis berupa aquadest, baik pula, selain dari cara pengolahan dan
larutan buffer KCl, buffer Na-Asetat, larutan jenis beras yang digunakan.
Nelsion, Kl 20 %, iodium, Na-tiosulfat 0,1 N, 2. Penyortiran
indikator amilum, NaOH 20%, reagensia Sebelum beras dimasak perlu dilakukan
Arsenomolybat, reagensia Nelsion, larutan penyortiran atau pembersihan dengan
H2SO4 26,5%, larutan sodium asetat 0,4 M pH menggunakan alat tampah pada beras dengan
4,5, larutan potasium klorida (0,025 M) pH 1 , tujuan untuk memisahkan beras dari kotoran.
15% HCl 1,5N dan 85% methanol. Kotoran tersebut kemungkinan terikut selama
proses pasca panen, baik berupa serangga,
Metode daun, kerikil, sekam dan benda-benda lain
Metode yang digunakan pada penelitian yang tidak diharapkan ada pada beras yang
ini adalah metode eksperimental yang akan dimasak.
dilaksanakan di Laboratorium. 3. Pencucian
Rancangan percobaan yang digunakan Beras Merah yang telah dibersihkan
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan
Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor kotoran yang masih tersisa berupa debu
yaitu lama penghangatan nasi beras merah ataupun sisa sekam yang tidak tersortir.
berdasar atas empat taraf perlakuan yaitu Pencucian dilakukan dengan mengunakan 1 L
lama penghangatan 4 jam, 8 jam, 12 jam dan air secara berulang-ulang sebanyak 2 kali,
16 jam. sehingga diperoleh beras yang benar-benar
Masing-masing perlakuan diulang bersih dari segala macam kotoran. Beras yang
sebanyak 5 kali sehingga didapatkan 20 unit bersih akan menghasilkan nasi yang bersih
percobaan. Data hasil pengamatan dianalisa dan warna yang baik pula.
dengan analisis keragaman (Analisis of 4. Penirisan
Variance) pada taraf nyata 5% dengan Setelah melalui proses pencucian, beras
menggunakan software Co-stat. Apabila ditiriskan menggunakan bakul kecil atau
terdapat beda nyata akan diuji lanjut dengan ayakan selama ±2 menit untuk mengurangi air
menggunakan Uji BNJ pada taraf 5% untuk yang ada pada beras. Penirisan dapat
parameter kimia, fisik dan organoleptik mempermudah dalam penentuan volume air
(Hanafiah, 2005). yang akan ditambahkan pada saat memasak
Parameter yang dianalisa meliputi mutu nasi, karena penambahan air akan
kimia yaitu kadar air (AOAC, 1995;Sudarmadji, mempengaruhi tekstur nasi yang akan
dkk., 2007), kadar gula reduksi (Sudarmadji, dihasilkan.
dkk., 1997), total antosianin (Giusti dan 5. Penambahan Air
Wrolstad, 2001), mutu fisik (warna) Penambahan air bertujuan untuk
(Andarwulan, dkk., 2011) serta organoleptik menghasilkan nasi yang bertekstur baik dan
(tekstur, aroma dan rasa) (Rahayu, 1998). membantu dalam proses pemasakan nasi.
Pada percobaan pendahuluan air yang
Proses Pemasakan Nasi terserap oleh beras sebanyak 500 g yaitu
1. Persiapan Bahan Baku ±100 ml seingga air yang akan ditambahkan
Bahan baku yang digunakan adalah untuk memasak nasi dengan perbandingan
Beras Merah. Beras Merah didapatkan dari 5 : 10 yaitu ±900 ml. Penentuan volume air
desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur yang terserap dalam beras dilakukan dengan
dengan varietas Beaq ganggas. Beras merah cara berat beras setelah dicuci dikurangi berat

2
beras sebelum dicuci, sehingga volume air (2005), kadar air yang tinggi menyebabkan
(1000 ml) yang akan digunakan untuk mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk
memasak nasi dikurangi dengan volume air berkembang biak, sehingga akan terjadi
yang terserap dalam beras. Volume air perubahan pada bahan pangan. Kadar air juga
tersebut lebih banyak dibandingkan dengan air salah satu parameter penting dalam
yang digunakan untuk memasak beras putih. menentukan kualitas bahan pangan karena
Hal ini dikarenakan beras merah memiliki sifat kadar air dapat mempengaruhi penampakan,
yang pera dan agak keras serta tidak terlalu tekstur dan cita rasa pada bahan pangan.
pulen. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
6. Penanakan Nasi bahwa kadar air nasi beras merah tertinggi
Penanakan nasi beras merah terdapat pada perlakuan lama penghangatan 4
menggunakan rice cooker selama ±36 menit jam yaitu 67,30% dan terendah pada
dengan suhu ±90℃. Nasi yang telah matang perlakuan lama penghangatan 16 jam yaitu
kemudian disimpan dalam rice cooker dengan 59,60%. Semakin lama penghangatan nasi
lama pemanasan yang berbeda yaitu 4 jam, 8 dalam alat pemasak nasi, kadar air nasi beras
jam, 12 jam dan 16 jam pada suhu ±70-80℃. merah cenderung semakin menurun. Hal ini
dikarenakan semakin lama waktu
HASIL dan PEMBAHASAN penyimpanan nasi dalam alat pemasak nasi
terjadi proses penguapan yang menyebakan
Mutu Kimia air dalam bahan keluar akibat adanya suhu
Analisis mutu kimia nasi beras merah yang cukup tinggi. Hal yang sama dinyatakan
meliputi kadar air, gula reduksi dan total Rasulu (2012) bahwa semakin lama waktu
antosianin. Purata dan hasil uji lanjut BNJ pemanasan maka pemecahan komponen-
terhadap mutu kimia dapat dilihat pada Tabel komponen bahan semakin meningkat yang
1. berakibat pada jumlah air terikat yang
Tabel 1. Purata dan Hasil Uji Lanjut BNJ dibebaskan semakin banyak.
Terhadap Parameter Kadar Air, Gula
Reduksi dan Total Antosianin Nasi 2. Gula Reduksi
Beras Merah Gula reduksi merupakan senyawa
Purata penting dari karbohidrat yang mempunyai
Lama
Kadar Gula Total peran utama dalam penyediaan kalori bagi
penghangatan
Air Reduksi Antosianin makhluk hidup dan merupakan senyawa
(Jam)
(%) (%) (mg/100g) utama yang dapat dijumpai pada tumbuh-
4 67,30 3,53 a 0,27 tumbuhan. Kadar gula reduksi yang tinggi
8 66,18 3,94 ab 1,52 dalam suatu bahan pangan ditandai dengan
12 65,92 4,27 ab 0,61 rasanya yang manis. Dengan demikian
16 59,60 5,01 b 0,72 semakin manis rasa suatu produk maka
BNJ 5 % - 1,33 - semakin tinggi kadar gula reduksinya (Hairani,
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh 2017). Pengaruh lama penghangatan dalam
huruf- huruf yang sama pada alat pemasak nasi terhadap kadar gula reduksi
kolom yang sama menunjukkan nasi beras merah dapat dilihat pada Gambar 1.
tidak ada perbedaan nyata pada
taraf 5%

1. Kadar Air
Kadar air merupakan parameter jumlah
air yang terkandung dalam bahan pangan.
Menurut Winarno (2002) kandungan air dalam
bahan makanan ikut menentukan tingkat
penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan
pangan tersebut. Menurut Dwijoseputro

3
semakin tinggi kadar air bahan maka
kandungan lainnya menurun, begitu juga
kandungan gula reduksi. Menurut hasil
penelitian Yani (2006), konsentrasi kadar gula
reduksi yang cukup tinggi akan menyebabkan
terjadinya penetrasi gula reduksi tersebut ke
dalam bahan dan tertariknya air keluar bahan.
Hal ini disebabkan oleh adanya sifat
hidroskopis gula yang berkaitan dengan air
yang terdapat dalam nasi beras merah
sehingga jumlah kadar gula reduksi dalam
Gambar 1. Pengaruh Lama Penghangatan
bahan berubah atau bertambah,
dalam Alat Pemasak Nasi
bertambahnya kadar gula reduksi pada bahan
Terhadap Kadar Gula Reduksi
akan menurunkan kadar air. Hal ini sesuai
Nasi Beras Merah
dengan hasil penelitian yang menunjukkan
terjadinya penurunan kadar air dan
Gambar 1 menunjukkan bahwa lama
peningkatan kadar gula reduksi.
penghangatan berpengaruh terhadap kadar
gula reduksi nasi beras merah. Kadar gula 3. Total Antosianin
reduksi tertinggi diperoleh pada perlakuan Antosianin merupakan pigmen merah
lama pemanasan 16 jam yaitu sebesar 5,01%, yang terkandung pada pericarp dan tegmen
sedangkan kadar gula reduksi terendah (lapisan kulit) beras, atau dijumpai pula pada
diperoleh pada perlakuan lama penghangatan setiap bagian gabah (Hernawan, 2016).
4 jam yaitu sebesar 3,94%. Kandungan antosianin yang terdapat pada
Berdasarkan hasil penelitian beras merah berfungsi sebagai antioksidan
mnunjukkan bahwa semakin lama (Suliartini et al., 2011 dalam Hernawan, 2016).
penghangatan dalam alat pemasak nasi kadar Antosianin selain berfungsi sebagai antioksidan
gula reduksi pada nasi beras merah mengalami juga bermanfaat sebagai anti kanker dan anti
peningkatan. Hal ini diduga karena kandungan glikemik tinggi. Pengaruh lama penghangatan
pati mampu meningkatkan kandungan gula dalam alat pemasak nasi terhadap total
reduksi. Pernyataan ini didukung oleh antosianin nasi beras merah dapat dilihat pada
pendapat Desrosier (1988) dalam Fadilah Tabel 1.
(2018) bahwa perlakuan penghangatan yang Berdasarkan hasil analisis keragaman
lama akan menyebabkan terjadinya menunjukkan bahwa lama penghangatan
pemecahan pati menjadi gula sederhana yakni dalam alat pemasak nasi memberikan
glukosa, seingga dapat meningkatkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap
kandungan gula reduksi pada nasi beras total antosianin nasi beras merah. Total
merah. Selain terjadi gelatinisasi pada pati antosianin tertinggi diperoleh pada perlakuan
akibat panas terjadi pula proses hidrolisis. lama penghangatan 8 jam yaitu 1,57 mg/100g
Dimana proses hidrolisis tersebut akan dan terendah pada perlakuan lama
memecah molekul amilum menjadi bagian penghangatan 16 jam yaitu 0,64 mg/100g.
yang lebih sederhana seperti dekstrin, Semakin lama penghangatan nasi dalam rice
isoaltosa, maltose dan glukosa (Purba, 2009). cooker, kadar antosianin nasi beras merah
Menurut Waspadji (2003) semakin tinggi suhu cenderung semakin semakin menurun. Hal ini
dan tekanan yang diberikan tehadap suatu dikarenakan semakin lama waktu
bahan makanan semakin mudah karbohidrat penghangatan nasi dalam alat pemasak nasi,
untuk dicerna. antosianin mengalami degradasi akibat
Selain pengaruh panas, kandungan pemasakan (pengolahan) yang mempengaruhi
kadar gula reduksi pada nasi beras merah juga kualitas warna dan juga nilai gizinya.
dapat dipengaruhi oleh kandungan kadar air, Suhartatik, dkk (2013) semakin tinggi suhu

4
pemanasan dan semakin lama waktu dan 120. Nilai a menunjukkan warna kromatik
pemanasan, menyebabkan kerusakan antara +10 dan +100 dengan intensitas warna
antosianin semakin banyak. Penurunan kadar merah dan -0 sampai -80 dengan intensitas
antosianin >50% dialami pada antosianin yang warna hijau. Nilai b menunjukkan warna
dipanaskan pada suhu >70℃. Pemanasan kromatik antara +10 sampai +100 dengan
selama lebih dari 30 menit akan mengurangi intensitas warna kuning dan -0 sampai -80
kadar antosianin lebih dari 50%. Selain itu, dengan intensitas warna biru (Gokmen et al.,
penurunan antosianin disebabkan oleh 2007). Pengaruh lama penghangatan dalam
hilangnya antosianin pada saat pencucian alat pemasak nasi terhadap nilai kecerahan
beras sebelum dimasak. (L) dan oHue nasi beras merah dapat dilihat
pada Tabel 2.
Mutu Fisik Tabel 2 menunjukkan bahwa adanya
Analisis mutu kimia nasi beras merah pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap
meliputi nilai L dan nilai oHue. Purata dan hasil nilai L dan oHue. Nilai L menunjukkan tingkat
uji lanjut BNJ terhadap mutu fisik dapat dilihat kecerahan suatu bahan pangan, semakin
pada Tabel 2. tinggi nilai L maka semakin cerah bahan
Tabel 2. Purata dan Hasil Uji Lanjut BNJ pangan tersebut, begitupula sebaliknya. Jika
Terhadap Parameter Nilai L dan Nilai dilihat dari purata tingkat kecerahan atau nilai
o
Hue Nasi Beras Merah L yang diperoleh adalah berkisar antara 44,00-
Lama Purata 46,04. Nilai L tertinggi ada pada lama
penghangatan penghangatan 4 jam dan nilai L terendah pada
Nilai L Nilai oHue
(Jam) lama penghangatan 12 jam. Hal ini diduga
4 46,04 49,37 karena semakin lama nasi dihangatkan akan
8 45,33 48,29 terjadi degradasi warna oleh panas serta
12 42,99 49,01 terjadi aktivitas mikroba. Hal ini didukung oleh
16 44,00 48,02 pendapat Sholihin, dkk., (2010) bahwa
BNJ 5% - - penyimpanan nasi dalam pemanas dapat
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh menurunkan kualitas nasi ditandai dengan
huruf- huruf yang sama pada warna nasi menjadi kekuningan, nasi menjadi
kolom yang sama menunjukkan tengik dan rasa nasi berubah.
tidak ada perbedaan nyata pada
Nilai oHue merupakan hasil pembagian
taraf 5%
dari nilai a dan b. Nilai oHue pada Tabel 2
1. Nilai L dan oHue menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan
Warna merupakan salah satu atribut nasi dalam alat pemasak nasi secara
mutu yang sangat penting pada bahan dan keseluruhan memberikan pengaruh yang tidak
produk pangan. Peranan warna sangat nyata berbeda nyata. Nilai oHue berkisar antara
karena umumnya konsumen akan mendapat 49,37-48,02, berdasarkan tabel nilai oHue pada
kesan pertama, baik suka ataupun tidak suka rentang nilai antara 18-54 menunjukkan warna
terhadap suatu produk pangan dari warnanya red (merah) sehingga hasil pada pengujian
(Andarwulan, 2011). Pada bahan makanan warna secara fisik menunjukkan warna nasi
warna merupakan faktor yang ikut beras merah yang dihasilkan berwarna merah
menentukan mutu, selain itu warna juga dapat karena adanya kandungan antosianin pada
digunakan sebagai indikator kesegaran atau beras merah. Antosianin merupakan salah satu
kematangan. Warna bahan makanan biasa dari sekian banyak pigmen yang terdapat di
diukur dengan urut L*a*b* yang merupakan alam. Antosianin dapat memberikan warna
standar internasional pengukuran warna, yang bervarisi dari biru ke merah (Yahya,
diadopsi oleh Commission Internationale 2010).
d’Eclairage (CIE). Penerangan atau Lightness Warna nasi yang dihasilkan selain
berkisar antara 0 dan 100 sedangkan dipengaruhi oleh lama penghangatan dan
parameter kromatik (a,b) berkisar antara -120 kandungan pigmen alami dari beras merah itu

5
sendiri. juga dipengaruhi oleh kandungan air, mekanis. Dengan kata lain tekstur merupakan
karbohidrat dan protein. Dimana kandungan manifestasi struktur bagian dalam produk yang
protein serta karbohidrat apabila dipanaskan dirasakan atau diukur oleh saraf taktil pada
akan menyebabkan terjadinya reaksi maillard. permukaan kulit tangan, bibir atau lidah
Reaksi maillard sendiri terjadi pada bahan (Meilgaard et, al., 2007). Pengaruh lama
yang mengandung kadar air rendah. Reaksi penghangatan dalam alat pemasak nasi
maillard merupakan reaksi pencoklatan non terhadap nilai tekstur (hedonik dan skring)
enzimatis yang terjadi antara karbohidrat nasi beras merah dapat dilihat pada Tabel 3.
khususnya gula pereduksi denga gugus asam Berdasarkan Tabel 3 pengaruh lama
amino yang terdapat pada bahan sehingga penghangatan terhadap parameter tekstur
akan menghasilkan bahan berwarna coklat menunjukkan bahwa nasi beras merah dengan
yang disebut melanoidin (Winarno, 2002). lama penghangatan 8 jam memberikan nilai
Sehingga menyebabkan warna nasi yang terbaik dari segi tekstur berdasarkan uji
dihasilkan mendekati warna merah kecoklatan hedonik yaitu 3,35 berbeda nyata dengan lama
seiring dengan lama penghangatan dalam alat penghangatan 16 jam yaitu 3,45 yang memiliki
pemasak nasi. kriteria yang sama yaitu agak disukai. Uji
skoring menunjukkan nilai 3,55 yang
Mutu Organoleptik merupakan nilai tertinggi dengan kriteria
Analisis mutu organoleptik nasi beras tekstur nasi agak pulen. Hal ini disebabkan
merah menggunakan uji kesukaan (Hedonik) karena beras merah mengandung amilosa
dan uji penerimaan konsumen (Skoring) rendah dan amilopektin yang tinggi sehingga
meliputi parameter tekstur, aroma dan rasa. daya ikat airnya tinggi. Menurut Koswara
Purata dan hasil uji lanjut BNJ terhadap mutu (2009), kandungan karbohidrat pada nasi
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 3. beras merah mengandung 20-25% amilosa
Tabel 3. Purata dan Hasil Uji Lanjut BNJ dan 75-80% amilopektin yang mampu
Terhadap Parameter Organoleptik mempengaruhi mutu nasi yang dihasilkan.
(Hedonik dan Skoring) Nasi Beras Menurut Rasyda (2016), tekstur produk
Merah pangan dipengaruhi oleh kemampuannya
Lama Purata dalam mengikat air, dimana semkin rendah
penghanga Tekstur Aroma Rasa kadar air suatu bahan maka semakin kompak
tan (Jam) H S H S H S
dan padat tekstur yang dihasilkan. Hal ini
3,05 3,85 3,15
4 3,15 3,20 3,10 didukung oleh pendapat Mayasar (2015),
a b b
3,70 3,60 3,80 bahwa perubahan tekstur dapat disebabkan
8 3,35 3,55 3,55 hilangnya kandungan air atau lemak, pecahnya
a a a
2,95 3,10 3,15 emulsi, hidrolisis karbohidrat dan koagulasi
12 3,05 3,00 3,25
b ab b atau hidrolisis protein. Sehingga menyebabkan
3,40 3,55 3,50 perlakuan lama pemanasan 8 jam memiliki
16 3,45 3,25 3,30
ab a ab tekstur yang agak disukai dan agak pulen yaitu
BNJ 5% - - 0,49 0,58 0,38 -
3,35 dan 3,55.
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh
huruf- huruf yang sama pada
2. Uji Organoleptik Aroma dan Rasa
kolom yang sama menunjukkan
tidak ada perbedaan nyata pada Aroma merupakan salah satu faktor
taraf 5% terpenting bagi konsumen dalam memilih
produk makanan yang disukai. Winarno (2002)
1. Uji Organoleptik Tekstur menyatakan bahwa dalam banyak hal
Tekstur merupakan manifestasi dari kelezatan makanan ditentukan oleh aroma
struktur bagian dalam produk terutama atau bau dari makanan tersebut. Aroma
bagaimana reaksinya terhadap stress yang dihasilkan oleh senyawa-senyawa volatil yang
diukur oleh rasa kinestetik dalam otot tangan, terdapat pada bahan pangan dan dapat
jari, lidah, rahang atau bibir sebagai sifat digunakan sebagai indikator kelezatan suatu

6
makanan. Panelis suka atau tertarik untuk memberikan nilai tertinggi yaitu 3,70 dan 3,60
mencoba suatu makanan karena timbulnya dengan kriteria agak disukai mendekati suka
aroma yang dirasakan oleh sensori penciuman. dan agak beraroma nasi beras merah. Hal
Aroma bahan pangan dipengaruhi oleh jenis, tersebut dikarenakan pada lama penghangatan
tingkat kematangan, proses pengolahan dan 8 jam mutu nasi beras merah yang dihasilkan
penyimpanan (Salunkhe, 1976). Selain faktor memiliki mutu organoleptik yang terbaik.
aroma, rasa juga memiliki peranan penting Lama penghangatan 8 jam menunjukkan
dalam menentukan tingkat kesukaan panelis. tekstur nasi agak pulen yang mngindikasikan
Hal ini dikarenakan rasa merupakan salah satu bahwa kadar air nasi cukup tinggi. Kandungan
faktor penting untuk menentukan tingkat air pada nasi juga dapat mempengaruhi
penerimaan suatu bahan pangan atau tingkat penerimaan panelis terhadap rasa nasi
makanan. Meskipun warna dan aroma baik, beras merah yang dihasilkan. Dimana
jika tidak diikuti rasa yang enak maka kandungan air pada bahan akan membantu
makanan tersebut tidak akan diterima oleh terjadinya hidrolisis pada pati menjadi gula
konsumen. Rasa dari suatu bahan makanan selama proses pemanasan. Kandungan air
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang meningkat akan menyebabkan
senyawa kimia, temperatur, konsentrasi dan kandungan gula reduksi menurun dan
interaksi dengan komponen rasa yang lain begitupula sebaliknya apabila kadar air
serta jenis dan lama pemasakan (Winarno, menurun kadar gula reduksi mengalami
2004). Pengaruh lama penghangatan dalam peningkatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
alat pemasak nasi terhadap nilai rasa Yani (2006) yang menyatakan bahwa adanya
(Hedonik) dan aroma (hedonik dan skoring) sifat hidroskopis gula yang berkaitan dengan
nasi beras merah dapat dilihat pada Gambar 2. air yang terdapat dalam nasi beras merah
sehingga jumlah kadar gula reduksi dalam
bahan berubah atau bertambah,
bertambahnya kadar gula reduksi pada bahan
akan menurunkan kadar air. Selain itu selama
penghangatan dalam alat pemasak nasi kadar
gula reduksi pada nasi beras merah mengalami
peningkatan akibat dari proses hidrolisis pati
yang memecah molekul amilum menjadi
bagian yang lebih sederhana seperti dekstrin,
isoaltosa, maltose dan glukosa (Purba, 2009).
Sehingga meningkatkan kandungan gula
Gambar 2. Pengaruh Lama Pemanasan dalam reduksi pada nasi dan menyebabkan rasa nasi
alat pemasak nasi Terhadap Nilai beras merah cenderung semakin manis dan
Rasa (Hedonik) dan Aroma agak disukai panelis.
(Hedonik dan Skoring) Nasi Beras Seiring dengan meningkatnya kadar gula
Merah. reduksi pada nasi beras merah maka akan
mmpengaruhi warna dan aroma dari nasi
Gambar 2 menunjukkan bahwa lama beras merah tersebut. Hal ini dikarenakan
penghangatan 8 jam merupakan perlakuan proses pemanasan dapat menyebabkkan
terbaik dibandingkan perlakuan yang lain. Hal terjadinya reaksi maillard. Reaksi maillard
ini berdasarkan parameter organoleptik rasa merupakan reaksi pencoklatan non enzimatis
(hedonik) dan aroma (hedonik dan skoring). yang terjadi antara karbohidrat khususnya gula
Pada penilaian rasa (hedonik) panelis pereduksi denga gugus asam amino yang
memberikan nilai tertinggi pada lama terdapat pada bahan sehingga akan
penghangatan 8 jam yaitu 3,80 dengan kriteria menghasilkan bahan berwarna coklat yang
agak disukai mendekati suka. Parameter disebut melanoidin (Winarno, 2002). Sehingga
aroma baik hedonik maupun skoring, panelis menyebabkan warna nasi yang dihasilkan

7
mendekati warna merah kecoklatan seiring menghasilkan nasi dengan kualitas mutu
dengan lama penghangatan dalam rice cooker. organoleptik terbaik (penerimaan
Selain memengaruhi warna, reaksi maillard organoleptik hedonik baik parameter
dapat mempengaruhi aroma pada nasi, tekstur, aroma dan rasa agak disukai,
sehingga aroma nasi menjadi beraoma tidak penerimaan organoleptik skoring tekstur
sedap. Hal ini dikarenakan adanya reaksi kimia agak pulen, aroma agak beraroma nasi
dan aktifitas mikroba yang dapat beras merah dan rasa agak berasa nasi
mempengaruhi aroma dari nasi. Pendapat ini beras merah) dan mengandung kadar air
didukung oleh pernyataan Meija (1990) 66,18%, kadar gula reduksi 3,94%, total
menyatakan bahwa nasi yang tersimpan dalam antosianin 1,52 mg/100g, nilai L sebesar
magic-com akan mengalami perubahan bau 45,33 dan nilai oHue 48,29.
karena pengaruh pemanasan dalam waktu
yang lama. Lamanya pemanasan DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan tiamin hidroklorida terurai
menjadi tiofen sehingga menyebabkan bau Andarwulan, N., Kusnandar, F. dan Herawati,
yang tidak enak. Selain itu hasil penelitian D. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat.
Suprayogi (2008) menemukan bahwa Jakarta.
pemanasan secara terus menerus dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan Anwar, K., 2009. Nyoman Kantun : Dukun
perubahan fisik, seperti warna nasi yang Tanaman Padi Lokal. Kompas.
berubah menjadi kekuningan, berbau tengik Lombok.
dan rasanya berubah. Perubahan ini
disebabkan oleh adanya aktifitas bakteri pada Dwijoseputro, D., 2005. Dasar-Dasar
nasi, dan biasanya terjadi setelah nasi Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
disimpan selama ±12 jam dalam alat
penghangat nasi. Fadilah, N., dkk. 2018. Pengaruh Penambahan
Air Terhadap Kualitas Nasi Beras
KESIMPULAN Merah Dengan Metode Pemasakan
Berdasarkan hasil analisis dan Menggunakan Rice Cooker. Skripsi.
pembahasan yang terbatas pada ruang lingkup Fatepa. UNRAM.
penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Hernawan, E dan Vita, M. 2016. Analisis
1. Perlakuan pengaruh lama penghangatan Karakteristik Fisikokimia Beras Putih,
dalam alat pemasak nasi terhadap mutu Beras Merah Dan Beras Hitam (Oryza
nasi beras merah memberikan pengaruh sativa L., Oryza nivara dan Oryza
yang berbeda nyata terhadap kadar gula sativa L.indica). Jurnal Kesehatan Bakti
reduksi, nilai aroma dan rasa (hedonik) Tunas Husada, Vol. 15 (1).
serta nilai aroma (skoring). Namun,
memberikan pengaruh yang tidak berbeda Indrasari, S.D., Prihadi, W. dan E.Y. Purwani.
nyata terhadap kadar air, total antosianin, 2010. Evaluasi Mutu Fisik, Mutu Giling,
nilai oHue, nilai L, nilai tekstur dan rasa dan Kandungan Antosianin Kultivar
(skoring) dan nilai tekstur (hedonik). Beras Merah.Jurnal Penelitian
2. Semakin lama penyimpanan nasi beras Pertanian Tanaman Pangan, Vol. 29
merah dalam alat penghanngat nasi terjadi (1).
peningkatan kadar gula reduksi seiring
dengan penurunan kadar air nasi beras Islamiyah, U., Siang, T.G., dan Indarini, D. P.
merah. 2013. Profil Kinetika Perubahan Kadar
3. Perlakuan lama penghangatan nasi beras Glukosa Pada Nasi Dalam Pemanas.
merah dalam alat penghangat nasi selama Jurnal Akademika Kimia, Vol. 2 (3).
8 jam merupakan perlakuan yang

8
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Beras Waspadji S, Suyono S, Sukardji K, Moenarko R.
(Teori dan Praktek). 2003. Indeks Glikemik Berbagai
eBookPangan.com. Makanan Indonesia Hasil Penelitian.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Nuryani. 2013. Potensi Substitusi Beras Putih
Dengan Beras Merah Sebagai Makanan Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan. PT
Pokok Untuk Perlindungan Diabetes Gramedia, Jakarta.
Mellitus. Jurnal Media Gizi Masyarakat
Indonesia, Vol. 3 (3). Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Puspowidowati, A. 2011. Penentuan Profil Gula
Reduksi Dari Beras, Jagung Giling Dan Yahya, N. S. W., 2010. Indeks Glikemik Beras
Jagung Pipilan. Skripsi. Fakultas Analog Berbahan Baku Menir dengan
Farmasi Universitas Airlangga Penambahan Ekstrak Teh Hitam.
Surabaya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Rahayu, W.P. 1998. Penuntun Praktikum Yani, H.I., 2006. Karaktristik Fisika Kimia
Penilaian Organoleptik. Fakultas Permen Jelly dari Rumput Laut
Teknologi Pertanian. Institute (Eucheuma Spinosum dan Eucheuma
Pertanian Bogor. Cottonii). Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Sholihin, H., Permanasari, A., dan Haq, I. G. Bogor.
2010. Efektivitas Penggunaan Sari
Buah Jeruk Nipis Terhadap Ketahanan
Nasi. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia,
Vol. 1 (1), 44-58.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2007.


Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.


Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Fakultas Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.

Suhartatik, N., Merkuria, K., Akhmad, M.,


Muhammad, N.C., Sri, R. dan Endang,
S.R. 2013. Stabilitas Ekstrak Antosianin
Beras Ketan (Oryza sativa
var.glutinosa) Hitam Selama Proses
Pemanasan dan Penyimpanan. Jurnal
Agritech, Vol.33 (4).

Suprayogi, D. 2008. Pengaruh Lama Waktu


Penggunaan Magic Jar Terhadap
Perubahan Kualitas Nasi yang Meliputi
Bau, Warna, Tekstur dan Rasa. Skripsi
Thesis. Universitas Airlangga.

You might also like