You are on page 1of 121

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “ FA” UMUR 27 TAHUN

MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III


SAMPAI MASA NIFAS DAN BAYI UMUR 28 HARI

Pembinaan Kasus Dilakukan di Keluarga Bapak “AF”


Alamat Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura III, No. 61 A Denpasar Barat
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat

Oleh

NI PUTU WANGI PUSPITA ULANDARI


NIM. P07124013035

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “FA” UMUR 27 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI NIFAS DAN BAYI UMUR 28 HARI

Pembinaan Kasus Dilakukan di Keluarga Bapak “AF”


Alamat Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura III, No. 61 A Denpasar Barat
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar

Oleh:

NI PUTU WANGI PUSPITA ULANDARI


NIM.P07124013035

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2016
MIDWIFERY CARE OF MOTHER "FA" 27 YEARS OLD MULTIGRAVIDA
FROM PREGNANCY, THE THIRD TRIMESTER UNTIL THE PARTURITION
PERIOD AND 28 DAYS OLD BABY

Founding Is Done In The Case Of Puskesmas II Denpasar Barat

2016

ABSTRACT

Pregnancy, childbirth, parturition and new born is physiological process, that it


can’t control regulary become patological. The main indicator of public health
level are Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR), that
can reflect the situation of midwifery services. The higest level of MMR and IMR
can difficult impact to reach Millenium Development Goals (MDG’s) target. This
situation made Sustainable Development Goals (SDG’s) target. The goverment
held many program to decrease the insident of MMR and IMR. Midwifes are
which one of health workers that related with mother, and who give the
comprehensive care to the] pregnancy, childbirth, and parturition. The case
report aim to determine the development of preganancy “FA” who the 27th years
old’s pregnancy mother, since III trimester of pregnancy until parturition who
given standard of midwifery service. The method to collect include history taking,
general physical examination, laboratorium test, and documentation from KIA
book refference. The result of case management have to give information that
preganancy phase, childbirth phase, parturition phase and newborn do
physiologically process. This situation can not be separated from the services
include the compherensive midwifery service, the management who midwife. Case
report can be developed to reduce MMR and IMR , it have to do early detection
with the complications.

Keywords: Pregnancy; Childbirth; Parturition; Newborn bab


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “FA” UMUR 27 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III SAMPAI MASA
NIFAS DAN BAYI UMUR 28 HARI

Pembinaan Kasus Diambil di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat


Tahun 2016

ABSTRAK

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan proses yang
fisiologis, dan jika tidak dipantau dengan baik dapat menjadi patologis. Salah satu
indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah tinggi rendahnya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dapat mencerminkan
baik dan buruknya kualitas pelayanan kebidanan. Masih tingginya AKI dan AKB
berdampak pada sulitnya pencapaian target (Millenium Development Goals)
MDG’s. Belum tercapainya target MDG’s maka di bentuklah (Sustainable
Development Goals) SDG’s. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
berhubungan erat dengan perempuan dan bertugas memberikan asuhan secara
komprehensif pada ibu dari kehamilan, persalinan, hingga masa nifas. Laporan
Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kehamilan ibu “FA”
umur 27 tahun sejak kehamilan trimester III sampai masa nifas yang diberikan
asuhan kebidanan sesuai standar. Teknik pengambilan data yaitu wawancara,
pemeriksaan fisik lengkap, uji laboratorium dan dokumentasi dari buku KIA ibu
“FA”. Hasil manajemen kasus menunjukkan bahwa masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir berlangsung secara fisiologis. Keadaan ini tidak terlepas
dari upaya yang telah diberikan berupa asuhan kebidanan yang komprehensif
dengan manjemen kebidanan. Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat
dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan
melakukan deteksi dini terhadap komplikasi.

Kata kunci: Kehamilan; Persalinan; Nifas; Bayi baru lahir.

iii
RINGKASAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Asuhan Kebidanan Sesuai Standar Pada Ibu “FA” Multigravida Normal


Sejak Trimester III Sampai Masa Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari
Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat
Tahun 2016

Oleh: NI PUTU WANGI PUSPITA ULANDARI (NIM: P07124013035)

Internasional Classification of Diseases Revision 10 (ICD-10) memaparkan


kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil
atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada
tempat atau usia kehamilan (WHO, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
kematian bayi di suatu daerah dalam 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).
Menurut survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata
angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan
Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Masih
tingginya AKI dan AKB berdampak pada sulitnya pencapaian target MDGs untuk
menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23
per 100.000 kelahiran hidup yang harus di capai (Kemenkes RI, 2014).
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan AKI
di Indonesia yaitu pada tahun 1990 di keluarkan Program Four Of Safe
Motherhood. Pada tahun 2000 di bentuk strategi Making Pregnancy Safer (MPS)
yang juga untuk membantu menurunkan AKI dan AKB. Pada tahun 2012
pemerintah meluncurkan program Exapanding Maternal dan Neonatal Survival
(EMAS). Program EMAS dilakukan dengan meningkatkan kualitas PONED yang
merupakan pelayanan untuk menaggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetrik neonatal dan PONEK untuk pelayanan obstetri perinatal
esensial/emergency komprehensif di RS.
Ibu “FA” dan suami telah menyetujui dan menandatangani informed consent
bahwa ibu dan keluarga bersedia menjadi subjek dalam penulisan laporan akhir
ini. Ibu “FA” terpilih sebagai subjek dalam penulisan laporan akhir ini yaitu

iv
kehamilan ibu merupakan kehamilan yang fisiologis, tafsiran persalinannya awal
bulan Mei 2016. Tempat tinggal, tempat pemeriksaan dan rencana tempat bersalin
ibu mudah dijangkau oleh penulis (berdomisili di wilayah Denpasar) dan ibu
cukup kooperatif dalam memberikan informasi.
Laporan tugas akhir ini menunjukkan bahwa dengan diberikan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu, maka perkembangan kondisi ibu
dan janin dapat berlangsung fisiologis. Hingga saat ini kondisi ibu dan janin
masih normal dan ibu tidak memiliki faktor risiko yang mengarah ke komplikasi
dalam kehamilannya. Ibu tetap memerlukan asuhan kebidanan sesuai standar
dalam kehamilan, persalinan, maupun masa nifas dan bayi baru lahir.
Hasil menunjukkan perkembangan kondisi ibu “FA” berlangsung secara
fisiologis ditinjau dari riwayat kehamilan dan keluhan serta hasil pemeriksaan
yang masih dalam batas normal. Setiap pemeriksaan ibu sudah mendapatkan
asuhan sesuai dengan 10T. Keluhan fisiologis yang pernah dialami sering
kencing, dan oedema pada kaki. Kesejahteraan janin baik ditandai dengan DJJ
baik dan gerak janin dirasakan aktif. Proses persalinan berlangsung secara
fisiologis. Proses kala I berlangsung selama 7 jam. Ibu datang sudah dengan fase
aktif pembukaan 4 cm dan dalam empat jam terjadi kemajuan hingga pembukaan
6 cm, kemudian dalam waktu 3 jam pembukaan sudah lengkap. Proses persalinan
kala II berlangsung selama 20 menit. Dipimpin dari pukul 15.00 WITA dan bayi
lahir pukul 15.20 WITA berlangsung secara normal, tanpa penyulit. Keadaan ini
menunjukkan persalinan kala II berlangsung secara fisiologis tidak lebih dari satu
jam pada multipara (Saifuddin, dkk., 2009). Persalinan kala III berlangsung
selama 10 menit dimana plasenta lahir lengkap tidak ada klasifikasi dan persalinan
kala IV berlangsung secara fisiologis, tidak ada komplikasi.
Perkembangan masa nifas ibu “FA” dari 2 jam sampai 42 hari postpartum
berlangsung fisiologis. Proses involusi, lokia dan laktasi juga berjalan dengan
normal. Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan kunjungan
yaitu KF1, KF2 dan KF3 serta fokus asuhan yang diberikan adalah untuk
komunikasi, informasi dan edukasi sehingga meningkatkan kepercayaan ibu
menjalani masa nifas dan merawat bayinya. Perkembangan bayi baru lahir ibu
“FA” sampai 28 hari berlangsung fisiologis. Asuhan yang diberikan sesuai dengan

v
standar pelayanan dan kunjungan KN1, KN2 dan KN3. Kondisi fisik neonatus
normal. Penambahan berat badan bayi baru lahir sampai 42 hari berlangsung
normal. Intervensi yang tepat sebagai fokus asuhan neonatus untuk kondisi fisik
dan peningkatan berat badan yang normal pada neonatus adalah pemberian ASI
Eksklusif dan perawatan berdasarkan prinsip asah, asih dan asuh.
Setelah melakukan asuhan berkesinambungan dari masa kehamilan
trimester III sampai dengan masa nifas dan asuhan pada bayi baru lahir sampai
dengan neonatus telah diberikan pada Ibu “FA” dan bayinya. Dapat disimpulkan
bahwa kehamilan trimester III, proses persalinan dan bayi baru lahir, masa nifas,
serta neonatus berlangsung secara fisiologis. Asuhan yang diberikan pada ibu
“FA” telah disesuaikan dengan standar asuhan kebidanan. Diharapkan pembinaan
kasus selanjutnya dilakukan dari trimester awal agar penulis dapat memberikan
asuhan yang lebih banyak kepada ibu hamil sampai masa nifas dan bayi baru
lahir.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat

pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu

“FA” Umur 27 Tahun Multigravida dari Kehamilan Trimester III sampai Masa

Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari ”. Pembinaan kasus dilakukan di keluarga Bp.

“AF” yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura III, No. 61A,

Denpasar wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Laporan Tugas Akhir ini

disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Denpasar.

Penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak

yang berhubungan dengan penyusunan laporan kasus dan kegiatan yang

dilaksanakan. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. A. A. Ngurah Kusumajaya, SP., MPH., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Denpasar.

2. Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Denpasar.

3. Ni Wayan Ariyani, SST., M.Keb., selaku Ketua Program Studi DIII Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar dan selaku pembimbing utama

yang telah banyak meluangkan waktu dalam proses bimbingan.

4. Dra. I Gusti Ayu Surati, M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu dalam proses bimbingan.

vii
5. dr. Lanawati, selaku Kepala Puskesmas II Denpasar Barat yang telah

memberikan izin pengambilan data pada wilayah kerja Puskesmas II Denpasar

Barat.

6. Ibu “FA” dan keluarga, selaku responden dalam Laporan Tugas Akhir yang

telah bersedia berpartisipasi.

7. Teman-teman, dan rekan-rekan lain yang selalu memberikan dukungan dan

semangat.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, sudah tentu banyak

kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu,

diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran dan masukan yang

membangun demi lebih baiknya Laporan Tugas Akhir ini.

Denpasar, Juli 2016

Penulis

viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

ABSTRACT ……………………………………………………………... .. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

RINGKASAN LAPORAN TUGAS AKHIR ............................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

SURAT BEBAS PLAGIAT ....................................................................... xi

DAFTAR ISI................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ... ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .... .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ........................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ............................................................................ ............. 1

B.Rumusan Masalah...................................................................................... 5

C.Tujuan........................................................................................................ 5

D.Manfaat...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka………………………………………………………… 8

1. Kehamilan ................................................................................................. 8

2. Persalinan .................................................................................................. 15

3. Masa Nifas ................................................................................................ 20

4. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 25

x
B.LandasanTeori ........................................................................................... 28

C.KerangkaKonsep ……………………………………………………… .. 30

BAB III INFORMASI KLIEN/KELUARGA

A. Informasi Klien/Keluarga………………………………………………. 31

B. Rumusan Masalah Diagnosa Kebidanan………………………………… 35

C. Jadwal Pengumpulan Data Kegiatan…………………………………….. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................................... 37

B. Pembahasan ............................................................................................. 73

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................. 91

B. Saran ........................................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94

LAMPIRAN ................................................................................................ 96

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kenaikan Berat Badan Berdasarkan IMT ....................................... ….. 9

Tabel 2. Perkembangan Kondisi Ibu dan Janin Selama Kehamilan ........... ...... 38

Tabel 3. Perkembangan Kondisi Ibu dan Janin Selama Proses Persalinan .. ..... 50

Tabel 4. Perkembangan Kondisi Ibu Selama Masa Nifas ............................ ..... 59

Tabel 5. Perkembangan Masa Nifas.............................................................. ..... 65

Tabel 6. Perkembangan Kondisi Bayi Ibu Selama Masa Neonatus .............. ..... 66

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep ........................................................... 31

Gambar 2. Perkembangan Berat Badan ........................................................ 48

Gambar 3. Perkembangan Tekanan Darah ................................................... 48

Gambar 4. Perkembangan Nadi, Suhu, Respirasi ......................................... 49

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kegiatan Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 2 : Lembar Naskah Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Pengambilan Kasus

Lampiran 5 : Surat Ijin Telah Selesai Melakukan Asuhan Kebidanan

Lampiran 6 : Partograf

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan periode sembilan bulan atau lebih yang dilewati

seseorang wanita dengan membawa embrio yang berkembang menjadi janin

dalam rahimnya. Selama masa kehamilan dapat muncul berbagai risiko penyulit

dan masalah, sehingga penting bagi semua wanita pada masa kehamilan

mendapatkan pemantauan atau perawatan kesehatan (WHO, 2014). Persalinan

merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus

melalui vagina ke dunia luar (Saifuddin, dkk., 2010). Masa nifas merupakan masa

dari satu jam setelah kelahiran plasenta sampai 42 hari (Saifuddin, dkk., 2010).

Bayi yang lahir adalah bayi yang lahir genap pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, segera

menangis kuat dan tanpa cacat bawaan (Ota,E., et al, 2014).

Internasional Classification of Diseases Revision 10 (ICD-10) memaparkan

kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil

atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan (WHO, 2011). Angka

Kematian Bayi (AKB) adalah kematian bayi di suatu daerah dalam 1000 kelahiran

hidup (Kemenkes RI, 2012). Menurut survei demografi dan kesehatan indonesia

(SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per

100 ribu kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000

kelahiran hidup. Masih tingginya AKI dan AKB berdampak pada sulitnya

pencapaian target Millenium Development Goals (MDG’s) untuk menurunkan

AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23 per 1000

kelahiran hidup yang harus di capai (Kemenkes RI, 2015).


Pencapaian target MDG’s telah berakhir pada tahun 2015, namun target

MDGs belum tercapai. Belum tercapainya target MDG’s, maka di bentuklah

Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2015. SDG’s adalah target global

internasional untuk pembangunan yang berkelanjutan. Pada tahun 2030, SDG’s

menargetkan AKI secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup

dengan target nasional AKI kurang dari 140 per 100.000 kelahiran hidup dan

target AKB secara global yaitu kurang dari 25 per 1000 kelahiran hidup dan AKB

nasional yaitu kurang dari 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Bali tahun 2013, yaitu 72,1 per

100.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 70,5 per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 tercatat 5,5

per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 5,9 per

1000 kelahiran hidup. Jika dilihat menurut Dinkes Provinsi Bali tahun 2015,

terlihat bahwa AKI dari tahun 2005 sampai 2014 mengalami peningkatan yang

fluktuaktif. Harapannya AKI setiap tahunnya dapat diturunkan dan AKI

khususnya di Provinsi Bali mampu mencapai target yang sudah ditargetkan oleh

SDG’s (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2015).

Menurut data Direktorat Kesehatan Ibu tahun 2013 penyebab kematian ibu

yaitu perdarahan 30,3%, disusul hipertensi dalam kehamilan 27,1%, infeksi 7,3%,

dan penyebab lain-lain 40,8% cukup besar, termasuk didalamnya penyebab

penyakit non obstetrik. Yang dimaksud penyebab lain-lain adalah penyebab

kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,

jantung, tuberculosis atau penyakit lainnya yang diderita ibu (Kemenkes, 2013).

Selain penyebab yang telah disebutkan diatas adapun penyebab tidak langsung

2
kematian ibu menurut Riskesdas tahun 2013 adalah 4T, Terlalu tua hamil (diatas

usia 35 tahun), Terlalu muda untuk hamil (di bawah usia 20 tahun), Terlalu

banyak (jumlah anak lebih dari empat), Terlalu dekat (jarak antar kelahiran

kurang dari dua tahun) (Kemenkes, 2013).

Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan AKI di

Indonesia yaitu pada tahun 1990 dikeluarkan Program Four Of Safe Motherhood.

Pada tahun 2000 dibentuk strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang juga

membantu untuk menurunkan AKI dan AKB. Pada tahun 2012 pemerintah

meluncurkan program Exapanding Maternal dan Neonatal Survival (EMAS).

Program EMAS dilakukan dengan meningkatkan kualitas Pelayanan Obstetri

Neonatal Esensial Dasar (PONED) yang merupakan pelayanan untuk

menanggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri neonatal dan Pelayanan

Obstetri Neonatal Esensial Komprehensif (PONEK) untuk pelayanan obstetri

perinatal esensial/emergency komprehensif di RS.

Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dapat dilihat dari hasil

penelitian atau pendataan. Salah satunya hasil Riskesdas 2013 yang menyatakan

bahwa cakupan K1 mencapai 81,6 % sedangkan cakupan K4 hanya berada pada

angka 70,4%. Terlihat selisih yang cukup besar antara cakupan K1 dan K4 yaitu

sebesar 12% padahal K1 dan K4 adalah indikator evaluasi pelayanan ANC di

Indonesia yang merujuk pada kesehatan ibu, yang artinya cakupan K1 dan K4

diharapkan masing-masing harus mencapai target.

Salah satu faktor masalah tersebut dikarenakan K1 tidak melanjutkan ANC

sesuai standar minimal (K4). Kepemilikan buku KIA dan pelaksanaan program

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Hasil analisis

3
menunjukkan bahwa 80,8% mempunyai buku KIA namun yang bisa

menunjukkan hanya 40,4 %. Kedua hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga

kesehatan untuk memberikan informasi dan advokasi kepada ibu dan keluarga

pada saat ANC masih lemah sehingga pengetahuan dan masyarakat untuk

membuat perencanaan juga rendah.

Bidan merupakan profesi yang erat dan paling dekat dengan upaya

kesehatan ibu dan anak sehingga bidan salah satu tenaga kesehatan yang menjadi

ujung tombak dalam memberikan asuhan komprehensif sesuai standar asuhan

kebidanan dan standar pelayanan kebidanan. Kewenangan bidan yang tercantum

dalam PERMENKES NO. 1464/MENKES/PER/X/2010 yaitu bidan berwenang

memberikan asuhan pada kasus fisiologis dan kegawatdaruratan dilanjutkan

dengan kolaborasi atau perujukan sehingga pelaksanaan asuhan yang diberikan

oleh bidan harus dengan standar asuhan kebidanan agar sesuai dengan

kewenangan. Standar asuhan kebidanan merupakan acuan proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu kiat kebidanan, mulai dari pengkajian,

perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,

evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan (Kemenkes RI, 2010).

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang paling

dekat dengan masyarakat. Salah satu puskesmas di wilayah Denpasar adalah

Puskesmas II Denpasar Barat. Puskesmas II Denpasar Barat merupakan salah satu

puskesmas PONED yang ada di kota Denpasar khusus pada pelayanan KIA/KB,

setiap pasien yang datang diberikan asuhan sesuai dengan standar asuhan

kebidanan. Setiap ibu hamil yang datang telah dilakukan tes PPIA. Asuhan juga

4
diberikan pada keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi

kehamilan dan nifas serta asuhan bayi baru lahir.

Responden dalam laporan kasus ini Ibu “FA” yakni Multigravida yang

berumur 27 tahun bertempat tinggal di Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura III No

61A, Denpasar dan berada di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Ibu

secara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke BPM IAT dan di dokter

spesialis kebidanan. Data sekunder dari buku KIA menunjukkan bahwa kehamilan

trimester III yang fisiologis dengan HPHT 27-7-2015 dengan tafsiran 4-5-2016

dan menurut hasil USG ibu pada tanggal 19 Januari 2016 dengan hasil tafsiran

persalinan pada tanggal 6 Mei 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah laporan

kasus yaitu “Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu “FA” umur 27 tahun

Multigravida sejak trimester III sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari yang di

berikan asuhan kebidanan sesuai standar”?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

asuhan pada bayi baru lahir Ibu “FA” di BPM IAT wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan kesehatan ibu dan kesejahteraan janin selama trimester III.

5
b. Mendiskripsikan proses persalinan mencakup kesejahteraan ibu, kemajuan

persalinan dan kesejahteraan janin.

c. Mendiskripsikan perkembangan kondisi ibu selama masa nifas.

d. Mendiskripsikan perkembangan kondisi bayi baru lahir sampai umur 28 hari

selama masa neonatus.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi kesehatan dan Petugas kesehatan

Laporan kasus ini di harapkan dapat memberikan masukan dalam perbaikan

mutu pelayanan kebidanan khususnya pada asuhan kebidanan komprehensif pada

ibu hamil hingga masa nifas dalam rangka menurunkan AKI.

b. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswa

dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, bayi dan keluarga berencana.

c. Bagi ibu hamil dan keluarga

Dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu serta keluarga

menjadi lebih paham dan mengerti akan asuhan kebidanan selama ibu hamil,

bersalin, sampai 42 hari masa nifas.

2. Manfaat Teoritis

Hasil dari pembinaan kasus ini dapat di jadikan panduan untuk penulisan

laporan kasus selanjutnya dan dapat menambah wawasan mengenai ilmu

kebidanan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

6
hamil trimester III sampai dengan masa nifas dan bayi baru lahir dan sebagai

bahan kepustakaan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh didalam tubuhnya berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari

awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan adalah periode

sembilan bulan atau lebih yang dilewati seorang wanita dengan membawa embrio

yang berkembang menjadi janin dalam rahimnya yang perlu perawatan kusus agar

dapat berlangsung dengan baik. Risiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu

hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi

(WHO, 2014).

Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada. Ibu merasa

tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir bayinya akan lahir

sewaktu-waktu. Makin meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan

gejala persalinan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa

aneh, jelek serta gangguan body image. Beberapa wanita menerima kehamilannya

sampai merasa berat badannya bertambah serta tidak modis dalam berpenampilan

(Saifuddin, dkk., 2009).

b. Proses Adaptasi dan Perubahan Fisiologis selama kehamilan Trimester III

Pada kehamilan terjadi adaptasi fisiologi yang nyata. Selama kehamilan

uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta

dan cairan amnion. Perubahan fisiologi seperti tinggi fundus uteri yang berkaitan
dengan usia kehamilan serta berat janin. Pertumbuhan janin normal pada

kehamilan 28 minggu maka tinggi fundus uteri sekurang-kurangnya 25 cm, pada

32 minggu setinggi 27 cm pada 36 minggu setinggi 30 cm serta pada kehamilan

40 minggu turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari di bawah prossesus xifodeus

(Saifuddin, dkk., 2010). Perubahan metabolik juga terjadi sebagai respon terhadap

janin dan plasenta yang tumbuh pesat serta meningkatnya kebutuhan keduanya.

Perubahan metabolik akan terlihat dari perubahan berat badan selama kehamilan

berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan

ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg

(Saiffuddin, dkk., 2010).

Rekomendasi Rentang Peningkatan Berat Badan Total untuk Wanita Hamil

Tabel 1
Peningkatan Berat Badan
Kategori Peningkatan Berat Badan (Kg)
Ringan (BMI < 19,8) 12,5-18
Normal (BMI 19,8-26) 11,5-16
Tinggi (BMI >26-29) 7,0-11,5
Gemuk (BMI >29,0) <7
Sumber: Bobak, dkk., Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi, 2005

Peningkatan berat badan berlebihan pada ibu hamil dapat disebabkan oleh

pola makan yang berlebihan dan kurangnya aktifitas fisik. Makan menjadi suatu

kebiasaan, bukan lagi sebagai kebutuhan sehingga menimbulkan berat badan

berlebih. Selain itu kurangnya aktifitas fisik menyebabkan penurunan

metabolisme (Saifuddin, dkk., 2010). Sedangkan pada perubahan fisiologis,

umumnya mayoritas wanita selama masa kehamilan banyak mengalami depresi

9
atau gangguan psikologis yang banyak dipengaruhi oleh faktor sosial, fisik dan

psikologis (Saifuddin, dkk., 2010).

c. Kebutuhan Ibu Hamil

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012

kebutuhan dasar ibu hamil adalah:

1. Kebutuhan Nutrisi

Pada masa kehamilan ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi

pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Seperti yang kita ketahui kebutuhan

makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Ini

bertujuan untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan, untuk

mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri dan guna mengadakan

cadangan untuk persiapan laktasi (Saifuddin, dkk., 2010). Makanan yang

dianjurkan untuk ibu hamil adalah makanan yang memenuhi kebutuhan zat gizi

sesuai dengan ketentuan gizi seimbang. Sedangkan makanan yang tidak

dianjurkan pada ibu hamil adalah minuman yang mengandung kafein misalnya

kopi, makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, pewarna, pemanis,

penyedap rasa dan makanan yang tercemar. Pada ibu hamil dianjurkan

mengkonsumsi tambahan energi dan protein.

2. Istirahat dan Pakaian

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat

pada perut terjadi perubahan sikap tubuh. Hal ini cenderung membuat ibu

mengalami kelelahan dan membutuhkan istirahat. Istirahat miring sangat

dibutuhkan untuk transfer oksigen, meningkatkan perfusi uterin. Tidur terlentang

dengan kaki ditinggikan juga mencegah oedema pada kaki. Relaksasi juga sangat

10
diperlukan untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil tua. Biasanya ibu hamil

memerlukan istirahat 8-9 jam/hari. Tidur malam 6-7 jam dan siang hari 1-2 jam.

Pakaian untuk ibu hamil adalah yang longgar dan juga mudah menyerap keringat.

Pakailah bra yang menyokong payudara, tidak memakai sepatu yang bertumit

tinggi dan pakaian selalu dalam keadaan bersih.

3. Exercise/senam hamil

Senam hamil bukan sebuah keharusan, namun dapat sangat bermanfaat

bagi ibu hamil pada proses persalinannya. Dapat melatih pernapasan, relaksasi,

menguatkan otot-otot panggul serta melatih cara mengedan yang benar.

d. Perubahan dan adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan

Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena

kelahiran bayi. Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita

mulai mengalami perasaan senang. Pada akhir kehamilan kebanyakan wanita

hamil tidak sabar untuk menjalani proses persalinannya, apakah disertai dengan

suka cita, rasa takut atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat

hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita

siap untuk ke tahap persalinan (Bobak, dkk., 2005).

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

1. Usia

Faktor usia ibu yang berkaitan dengan usia reproduksi akan berpengaruh

dari akhir kehamilan. Sebagian besar para remaja mengalami anemia dan berisiko

tinggi mengalami persalinan prematur (Bobak, dkk., 2005).

Kehamilan tua memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak

negatifnya adalah kondisi ibu hamil yang rentan terhadap masalah kesehatan

11
apalagi hamil diatas umur 35 tahun. Pada masa pembuahan kualitas sel telur

perempuan pada usia ini sudah menurun sehingga mengakibatkan komplikasi.

Selain itu juga kontraksi uterus sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika

kondisi ibu mengalami penurunan biasanya pada primi tua (>40 tahun) harus

diwaspadai (Cunningham, dkk., 2009).

2. Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap kehamilan terutama beberapa bahan dapat

meningkatkan resiko kehamilan seperti pada pekerja industri yang sedang hamil

seperti mengangkat beban berat. Selain itu, ibu hamil yang merokok akan sangat

merugikan bagi ibu dan janin. Ibu hamil dengan perokok berat baik perokok pasif

ataupun aktif akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah,

keguguran dan juga IUFD (Cunningham, dkk., 2009).

3. Exercise

Pada sebagian besar wanita hamil dapat melakukan latihan fisik selama

kehamilannya. Namun latihan fisik atau exercise yang dilakukan tidak

membahayakan kehamilan atau menyebabkan masalah keseimbangan dan

relaksasi sendi yang dapat menyebabkan masalah cedera tulang (Cunningham,

dkk., 2009).

4. Riwayat Reproduksi dan Penyakit

Riwayat reproduksi yang mencakup konsepsi sebelumnya, ada tidaknya

infertilitas dan hasil akhir kehamilan yang tidak normal, termasuk abortus,

kehamilan ektopik dan kematian janin berulang (Cunningham, dkk., 2009).

12
f. Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, 2010 menjelaskan bahwa ketetapan

frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan

ketentuan waktu pemberian pelayanan yaitu:

a) Minimal 1 kali pada Trimester Pertama

b) Minimal 1 kali pada Trimester Kedua

c) Minimal 2 kali pada Trimester Ketiga

Pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah lambat haid satu minggu dan

setelah itu di lakukan pemeriksaan secara berkala (Saifuddin, dkk., 2010).

Pemeriksaan berkala yang dimaksud yaitu:

d) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

e) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28-36 minggu

f) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai

masa melahirkan.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI, 2006) memaparkan beberapa asuhan kebidanan

pada kehamilan trimester III yaitu:

1) Standar 3: identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat

secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya

sejak dini dan secara teratur.

2) Standar 4: pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama

13
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan risiko tinggi atau kelainan.

3) Standar 5: palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan

palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa posisi janin, bagian

terendah janin, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, dan untuk

mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4) Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5) Standar 7: pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenal tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil

tindakan yang tepat dan merujuknya dimana ibu hamil dengan gejala tersebut

mendapat perawatan yang tepat waktu.

6) Standar 8: persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta

keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan

yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan

dengan baik, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawatdarurat.

Standar pelayanan kebidanan pada masa kehamilan menurut Kemenkes

RI, 2010 dalam penerapannya mencakup 10 hal, yaitu:

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

14
b. Ukur tekanan darah

c. Ukur lingkar lengan atas (LILA)

d. Ukur tinggi fundus uteri

e. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

f. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

g. Berikan tablet tambah darah

h. Tes laboratorium

i. Tatalaksana kasus

j. Temu wicara/konseling

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko

rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan (Diana,

2007). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin (Cunningham, dkk., 2009).

b. Proses Persalinan

Tahapan persalinan dibagi 4 fase atau kala, yaitu kala I, II, III, dan IV

(Sylvie, 2011). Pada kala I persalinan ada dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.

Fase laten dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm.

Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik. Fase laten

memiliki durasi bervariasi rata-rata 8 jam dalam nulipara dan 5 jam pada

15
multipara. Lamanya fase laten dianggap tidak normal apabila berlangsung selama

20 jam pada nulipara atau lebih dari 12 jam pada multipara. Fase aktif di bagi

menjadi 3 fase lagi yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi

menjadi 4 cm. Kedua, fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. Ketiga, fase deselerasi

pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm

menjadi lengkap. Fase aktif berlangsung 5 sampai 7 jam pada nulipara dan 2

sampai 4 jam pada multipara (Sylvie, 2011).

Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam untuk dilakukan pemantauan

kemajuan persalinan. Semua pemantuan kala I tercatat dalam lembar partograf.

Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan (pembukaan, penurunan

bagian terendah janin), kesejahteraan ibu ( tekanan darah, nadi, hidrasi dan

eliminasi) serta kesejahteraan janin (detak jantung janin dan molase) dan

membantu petugas dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.

Pencatatan partograf dimulai sejak memasuki kala I fase aktif (Brown, 2013).

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Batasan kala dua persalinan

menurut JNPK-KR (2008), yaitu pembukaan dari servik sudah lengkap atau 10

cm sampai bayi lahir. Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang

hasilnya adalah pembukaan serviks telah lengkap dan ubun-ubun kecil berada di

pinggir bawah simpisis, atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus

vagina (JNPK-KR, 2008).

Batasan kala III dimulai dari setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras

dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus

16
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta

lepas dalam 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau

dengan tekanan pada fundus uteri (Saifuddin, dkk., 2010). Manajemen kala III

yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali dan masase

fundus uteri. Manajemen aktif kala III mengupayakan kontraksi yang adekuat dari

uterus dan mempersingkat waktu kala III, mengurangi jumlah kehilangan darah

dan menurunkan angka kejadian retensio plasenta (JNPK-KR, 2008).

Batasan kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir

setelah 2 jam dari lahirnya plasenta (JNPK-KR, 2008). Selama kala IV dilakukan

pemantauan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua

setelah persalinan (Cunningham, dkk., 2009). Pemantauan meliputi tekanan

darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan, kandung

kemih dan pemantauan keadaan bayi (Saifuddin, dkk., 2010).

c. Standar Pelayanan Kebidanan dalam Persalinan

Menurut IBI (2006), terdapat empat standar dalam pelayanan intranatal,

yaitu :

1) Standar 9: Asuhan Persalinan Kala I, bidan menilai secara tepat bahwa

persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang

memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan

berlangsung.

2) Standar 10: Persalinan Kala II yang Aman, bidan melakukan pertolongan

persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan

penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat.

17
3) Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III, bidan melakukan

manajemen aktif kala III seperti pemeriksaan janin kedua yang dilanjutkan dengan

penyuntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri

untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

4) Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi,

bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan

segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan,

diikuti dengan penjahitan perineum.

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yang sering disebut

dengan 5 P (Bobak, dkk., 2005) yaitu:

1) Tenaga (power) meliputi:

a) Kekuatan primer yaitu kontraksi involuter ialah frekuensi, waktu antara awal

suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya, durasi, dan intensitas (kekuatan

kontraksi).

b) Kekuatan sekunder yaitu segera setelah bagian bawah janin mencapai

panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, dan ibu merasa

ingin mengedan. Usaha untuk mendorong ke bawah inilah yang disebut dengan

kekuatan sekunder.

2) Jalan lahir (Passage) yaitu panggul ibu, yang meliputi tulang yang padat,

dasar panggul, vagina, introitus (lubang luar vagina).

3) Passanger yang meliputi janin dan plasenta.

4) Faktor psikologis ibu, yaitu pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional

terhadap persiapan persalinan, dukungan dari keluarga maupun lingkungan yang

18
berpengaruh terhadap proses persalinan. Psikologis ibu sangat erat hubungannya

dengan produksi hormon oksitosin. Ibu yang kurang mendapatkan dukungan, stres

dan emosi, merasa cemas dan khawatir, serta ketakutan selama proses

persalinannya, akan mengakibatkan penurunan aliran hormon oksitosin.

5) Faktor posisi ibu, mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.

e. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

JNPK-KR (2008) memaparkan kebutuhan dasar ibu bersalin yaitu:

1) Dukungan emosional. Perasaan takut dalam menghadapi persalinan bisa

meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi lebih cepat lelah,

yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses persalinan sehingga dibutuhkan

dukungan dari keluarga atau petugas kesehatan.

2) Kebutuhan makanan dan cairan. Makanan padat tidak dianjurkan diberikan

selama persalinan aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung

daripada makanan cair, sehingga proses pencernaan berjalan lebih lambat selama

persalinan. Anjurkan anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan

makanan ringan selama proses persalinan.

3) Kebutuhan eliminasi. Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam

selama proses persalinan demikian pula dengan jumlah dan waktu berkemih juga

harus dicatat. Bila pasien tidak mampu berkemih sendiri, dapat dilakukan

kateterisasi, karena kandung kencing yang penuh akan menghambat penurunan

bagian terbawah janin.

19
4) Mengatur posisi. Persalinan dan kelahiran merupakan suatu fenomena

fisiologis. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, ibu dapat memilih

posisi sendiri dalam persalinannya.

5) Peran pendamping. Kehadiran suami atau orang terdekat ibu untuk

memberikan dukungan pada ibu yang bersalin dapat membantu proses persalinan

sehingga ibu merasa lebih tenang dan proses persalinannya dapat berjalan dengan

lancar.

6) Pengurangan rasa nyeri. Mengurangi rasa nyeri bisa dilakukan dengan

pijatan. Pijatan dapat dilakukan pada lumbosakralis dengan gerakan memutar.

7) Pencegahan infeksi. Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting

dalam mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya, juga

akan melindungi penolong persalinan dan pendamping dari infeksi.

3. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu atau 42 hari (Saifuddin, dkk., 2009). Postpartum

merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi

kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, dkk., 2005).

b. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

1) Proses involusi

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. (Bobak, dkk., 2005). Involusi uterus

dari luar dapat diamati dengan memeriksa tinggi fundus uteri. Segera setelah

20
persalinan, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Pada hari kedua setelah

persalinan tinggi fundus uteri 1 cm di bawah pusat. Pada hari ketiga sampai

keempat setelah persalinan tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat. Pada hari

ketujuh setelah persalinan tinggi fundus uteri pada pertengahan pusat simfisis dan

pada hari kesepuluh sampai keempat belas tinggi fundus uteri sudah tidak teraba

(Saifuddin, dkk., 2009).

Setelah dua hari pertama uterus mulai mengecil sehingga dalam dua

minggu uterus telah turun ke dalam rongga panggul dan dalam waktu empat

minggu uterus memperoleh ukuran seperti sebelum hamil. Terjadinya penurunan

kadar hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan terjadinya autolisis

atau perusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan hal ini terjadi

pada masa periode postpartum. Apabila uterus gagal untuk kembali ke masa

sebelum hamil maka disebut dengan subinvolusi.

2) Lokia

Lokia adalah cairan rahim selama masa nifas yang mengandung darah dan

sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Pengeluaran lokia setelah

persalinan dapat berupa lokia rubra, ini muncul pada hari pertama sampai hari

keempat masa nifas, cairan yang keluar berwarna merah. Lokia sanguinolenta,

cairan yang keluar berwarna merah kecokelatan dan berlendir, dari hari keempat

sampai hari ketujuh masa nifas. Lokia serosa, berwarna kuning kecokelatan, ini

muncul hari ketujuh sampai hari keempat belas masa nifas. Lokia alba, berwarna

putih kekuningan, berlangsung selama 2 minggu sampai 6 minggu masa nifas

(Cunningham, dkk., 2009).

21
3) Proses Laktasi

Menurut Bobak, dkk., 2005 proses laktasi terjadi dibawah pengaruh

hormon-hormon hipofisis yaitu prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi

oleh isapan bayi dan emosi ibu. Isapan bayi berpengaruh terhadap timbulnya

refleks penting dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran (Let

Down Refleks). ASI dapat di bagi menjadi 3 yaitu kolostrum merupakan ASI

yang muncul dari hari pertama sampai hari ketiga. ASI peralihan sudah terbentuk

dari hari keempat sampai hari kesepuluh. ASI matur dihasilkan mulai dari hari

kesepuluh sampai seterusnya (Bobak, dkk., 2005).

c. Perubahan psikologis

Periode nifas menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan

lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Masa nifas merupakan

masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.

Menurut Reva Rubin (Varney, dkk., 2007) periode ini dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu:

1) Fase taking in, periode ini terjadi 1-2 hari setelah melahirkan, umumnya ibu

pasif dan tergantung terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami

antara lain rasa mules, nyeri pada luka jaritan, kurang tidur dan kelelahan.

2) Fase taking hold, periode ini berlangsung 2-4 hari setelah melahirkan,

perhatian ibu tertuju pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan

meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga

mudah tersinggung.

3) Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat

22
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu merasa percaya diri

dengan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan

bayinya

d. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Menurut Saifuddin, dkk., 2010, kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara

lain:

1) Nutrisi dan cairan. Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori

setiap hari, minum sedikitnya tiga liter setiap hari atau minum setiap kali setelah

menyusui, minum tablet zat besi selama masa nifas, minum kapsul vitamin A

1x200.000 IU yaitu segera setelah melahirkan.

2) Mobilisasi dini. Setelah persalinan, ibu disarankan untuk tidur telentang untuk

mencegah terjadinya perdarahan. Pada 2 jam setelah persalinan, ibu disarankan

untuk tidur miring kanan/kiri untuk mempercepat proses kembalinya fungsi usus

dan kandung kemih. Pada 6 – 8 jam setelah persalinan, ibu disarankan untuk

belajar duduk. Jika duduk tidak menyebabkan ibu merasa pusing, maka 12 jam

setelah persalinan ibu diperbolehkan untuk belajar berdiri dan berjalan.

3) Istirahat. Istirahat sangat di perlukan pada ibu nifas. Ibu nifas membutuhkan

istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan keadaannya dan untuk

kebutuhan menyusui. Pola istirahat ibu nifas akan berubah dengan adanya

kelahiran bayi, oleh karena itu ibu dianjurkan untuk istirahat ketika bayi sedang

tertidur.

4) Perawatan Payudara. Menjaga kebersihan payudara setiap kali sebelum dan

setelah menyusui juga kebutuhan dasar bagi ibu nifas yang di lakukan secara

sederhana dengan mengolesi payudara dengan ASI untuk menghindari lecet.

23
5) Personal Hygiene. Selama masa nifas ibu harus tetap menjaga kebersihan diri

dan lingkungannya, yaitu dengan menjaga kebersihan payudara pada bagian

areola dan puting susu setiap kali akan memberikan ASI, mengganti pembalut

minimal setiap dua kali sehari dan membersihkan daerah disekitar vulva terlebih

dahulu sebelum membersihkan daerah anus dari depan ke belakang.

e. Standar Pelayanan Kebidanan dalam Masa Nifas

Standar Pelayanan Kebidanan menurut IBI (2006), terdapat tiga standar

dalam pelayanan nifas, yaitu:

1) Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernapasan

spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan

tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau

menangani hipotermia.

2) Standar 14: Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi

dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.

3) Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah

pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan, untuk

membantu proses pemulihan dan bayi serta KB.

Pelayanan kesehatan ibu nifas menurut Kemenkes, 2012, adalah pelayanan

kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh

tenaga kesehatan. Asuhan yang diberikan meliputi:

24
a Kunjungan nifas pertama (KF1) diberikan pada enam jam sampai tiga hari

setelah persalinan. Asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari

vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, pemberian

kapsul Vitamin A, minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB

pasca persalinan.

b Kunjungan nifas kedua (KF2) diberikan pada hari ke-4 sampai hari ke-28

setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda

vital, pemantuan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari

vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, minum

tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB pasca persalinan.

c Kunjungan nifas lengkap (KF3), pelayanan yang dilakukan hari ke-29 sampai

hari ke-42 setelah persalinan. Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan

asuhan pada KF2.

4. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi yang lahir adalah bayi yang lahir genap pada usia kehamilan genap

37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,

segera menangis kuat dan tanpa cacat bawaan (Ota,E., et al, 2014).

b. Perubahan fisiologi

Menurut Hillman, et al, (2013) adaptasi dari lingkungan didalam uterus

menjadi ektrauterine dilalui oleh setiap bayi baru lahir. Dalam adaptasi bayi

mempunyai banyak perubahan fisiologi yang terjadi diantaranya:

25
1) Sistem sirkulasi dan pernafasan

Efek yang segera terjadi setelah tali pusat dipotong adalah peningkatan

tahanan pembuluh darah sistemik. Peningkatan ini terjadi secara bersamaan

dengan tarikan napas pertama bayi baru lahir. Sistem pembuluh darah paru akan

relaksasi dan terbuka sehingga menjadi sistem bertekanan rendah akibat oksigen

dari nafas pertama serta tekanan akibat peningkatan aliran darah disisi kiri jantung

menyebabkan foramen ovale menutup.

2) Termoregulasi

Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui evaporasi,

konduksi, konveksi dan radiasi sehingga segera setelah lahir kehilangan panas

pada bayi harus dicegah dengan upaya mengeringkan tubuh bayi segera setelah

lahir tanpa membersihkan verniks, malakukan kontak kulit antara ibu dan bayi

melalui IMD, menyelimuti ibu dan bayi saat kontak kulit dan pakaian topi

dikepala bayi serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

(JNPK-KR, 2008).

3) Gastrointestinal

Kapasitas lambung pada bayi terbatas, yaitu kurang dari 30 cc untuk bayi

baru lahir cukup bulan. Dihasilkannya Immunoglobulin A (IgA) sekretori yang

menstimulasi poliferasi enzim usus maka pemberian ASI akan mempercepat kerja

usus. Kolon pada bayi baru lahir kurang efisien menyimpan cairan sampai

cenderung mengalami komplikasi kehilangan cairan. Kondisi ini menyebabkan

penyakit diare menjadi serius pada bayi muda (Varney, dkk., 2007).

26
4) Metabolisme glukosa

Glukosa diperlukan untuk memfungsikan otak. Pada saat tali pusat diklem,

seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Kadar

glukosa akan menurun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar

glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui pemberian

ASI, melalui penggunaan cadangan glikogen dan melalui pembuatan glukosa dari

sumber lain terutama lemak, khususnya lipid (glukoneogenesis) dapat menjadi

koreksi penurunan kadar glukosa darah.

5) Sistem Imun

Menurut Varney, dkk., 2007, imunitas alami terdiri atas struktur tubuh

yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Imunitas alami tersedia pada tingkat

sel yaitu fagositosis atau menelan dan membunuh penyerang yaitu neutrofil

polimorfonuklear (PMN), monosit dan makrofag. Selain imunitas alami, neonatus

juga di lahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus/bakteri yang pernah di

hadapi ibu. Janin mendapatkan imunitas ini melalui perjalanan transplasenta dari

immunoglobulin varietas IgG.

d. Asuhan Sesuai Standar

1) Kunjungan neonatal pertama (KN1)

Kunjungan dilakukan dari 6-48 jam setelah kelahiran bayi. Bayi diberikan

asuhan berupa menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan Air Susu Ibu (ASI)

eksklusif, pencegahan infeksi, perawatan mata, perawatan tali pusat, dan

imunisasi.

27
2) Kunjungan neonatal kedua (KN2)

Kunjungan ini dilakukan dalam kurun waktu 3-7 hari setelah bayi lahir.

Asuhan yang diberikan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI

eksklusif, memandikan bayi, perawatan tali pusat, dan imunisasi.

3) Kunjungan neonatal lengkap (KN3)

Ini dilakukan pada saat usia bayi 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang

diberikan kepada bayi adalah memeriksa ada atau tidaknya tanda bahaya dan

gejala sakit, menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI eksklusif, dan

imunisasi (Kemenkes, 2012)

A. Landasan Teori

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan yang

berkesinambungan yang di berikan kepada wanita sepanjang siklus hidupnya.

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang

tumbuh didalam tubuhnya. Selama masa kehamilan, terjadi beberapa perubahan di

dalam tubuh ibu. Perubahan yang terjadi menimbulkan ketidaknyamanan sehingga

ibu hamil memiliki kebutuhan yang berbeda dengan keadaan sebelum hamil.

Perubahan-perubahan fisiologi maupun psikologi akan terjadi pada masa

kehamilan dan tidak sesuai dengan kondisi ibu. Perubahan yang di tunjukkan

meliputi perubahan uterus yang dapat di ukur melalui tinggi fundus uteri,

perubahan metabolik yang terukur dari peningkatan berat badan dan perubahan

lain sebagai periode adaptasi terhadap kehamilan yang memunculkan keluhan

pada masa hamil. Asuhan kebidanan yang komprehensif dan berkualitas

diharapkan dapat membantu ibu dalam menjalani masa kehamilan.

28
Proses persalinan dimulai dengan adanya kontraksi yang mengakibatkan

adanya pembukaan serviks. Selama proses persalinan juga terjadi perubahan

fisiologis dan psikologis dimana perubahan tersebut menimbulkan kebutuhan-

kebutuhan yang harus dipenuhi selama proses persalinan dengan harapan dapat

menurunkan morbiditas dan mortalitas. Kontraksi menyebabkan ibu mengalami

rasa nyeri. Rasa nyeri tersebut dapat menyebabkan ibu mengalami kecemasan,

takut dan rasa tidak nyaman yang menyebabkan jalannya oksitosin terhambat

sehingga akan menghambat proses persalinan. Asuhan persalinan yang di berikan

adalah asuhan pada kala I, persalinan kala II yang aman, penatalaksanaan aktif

kala III dan penanganan pada kala IV. Asuhan sesuai standar ini juga

memperhatikan lima benang merah berupa pembuatan keputusan klinik, asuhan

sayang ibu, pencegahan infeksi, pencatatan dan rujukan sehingga asuhan yang di

berikan tepat dan komprehensif.

Masa nifas dimulai saat lahirnya plasenta sampai 42 hari setelah

melahirkan. Selama masa nifas, ibu kembali mengalami perubahan fisiologis dan

psikologis. Perubahan fisiologis pada masa nifas dapat diamati melalui trias nifas,

yaitu proses involusi, pengeluaran lokia dan proses laktasi. Faktor-faktor lain

seperti tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan budaya dapat menyebabkan

perubahan fisiologis tersebut menjadi patologis Bayi baru lahir juga harus

menyesuaikan diri dengan lingkungan luar sehingga akan mengalami adaptasi

fisiologis berupa perubahan sistem sirkulasi, termoregulasi, metabolisme glukosa

dan perubahan gastrointestinal yang menyebabkan terjadinya penurunan berat

badan bayi pada 10 hari pertama. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi

baru lahir yaitu pencegahan infeksi, penilaian segera setelah lahir, pencegahan

29
kehilangan panas, asuhan tali pusat, IMD, manajemen laktasi, pencegahan infeksi

mata, pemberian Vitamin A, pemberian imunisasi, pemeriksaan bayi baru lahir

sangatlah dibutuhkan oleh bayi diawal kehidupannya. Asuhan kebidanan

diberikan hingga 42 hari yang meliputi pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

B. Kerangka Konsep

Asuhan kebidanan secara


komprehensif dan
berkesinambungan

Kehamilan Persalinan Nifas Bayi Baru


Lahir

Fisiologis Patologis

Gambar 1.
Bagan Kerangka Konsep

30
BAB III
INFORMASI KLIEN DAN KELUARGA

Data dari dokumentasi pasien yaitu pada buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) dan hasil dari wawancara ibu “FA” yang dilakukan pada tanggal 12

Februari 2016 pukul 19.00 WITA, didapatkan data sebagai berikut :

a) Informasi Klien/Keluarga

1. Data subjektif

Identitas Ibu Suami

Nama : Ibu “FA” : Bp. “PA”

Umur : 26 tahun : 29 tahun

Suku, bangsa : Jawa, Indonesia : Jawa, Indonesia

Agama : Islam : Islam

Pendidikan : SMP : SMP

Pekerjaan : Tidak Bekerja : Buruh

Penghasilan : - : Rp 2.500.000,-

Alamat rumah : Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura III, No. 61A Denpasar

No. Tlp : 081337667xxx

Jamkesmas : Tidak ada (umum)

a) Keluhan

Ibu merasa sakit pada pinggang.

b) Riwayat menstruasi

Umur menarche ibu adalah 15 tahun, siklus haid teratur, mengganti

pembalut sebanyak dua sampai tiga kali sehari dan lama haid tiga sampai empat

hari, saat haid tidak mengalami dismenorhea, spoting, menorhagia, premenstrual


syndrome. Ibu mengatakan haid terakhir sekitar tanggal 27 Juli 2015, tapsiran

persalinan menurut hari pertama haid terakhir adalah 4 Mei 2016 sedangkan

menurut USG pada tanggal 19 Januari 2016 didapatkan tafsiran persalinan yaitu

tanggal 6 Mei 2016.

c) Riwayat perkawinan

Ibu menikah satu kali pada umur 22 tahun dan suami 25 tahun, lama

pernikahan tujuh tahun, dan sudah sah secara agama dan hukum.

d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ini merupakan kehamilan ibu yang kedua. Kehamilan pertama ibu

berlangsung normal, melahirkan tahun 2013 di Bidan, usia kehamilan saat

melahirkan cukup bulan, jenis persalinan spontan belakang kepala, kondisi saat

bersalin dan nifas baik, anak lahir jenis kelamin perempuan berat badan lahir 2800

gram, saat ini anak ibu FA dalam keadaan sehat.

e) Riwayat hamil ini

Kehamilan Trimester I, ibu melakukan pemeriksaan sebanyak satu kali

pada tanggal 17 September 2015 di BPM IAT. Pada saat kunjungan ibu

mengatakan haid terakhir sekitar tanggal 27 Juli 2015 dan merasakan mual, tetapi

tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu

PP test dan hasilnya positif. Suplemen yang di dapatkan selama trimester I yaitu

asam folat dan B6.

Kehamilan Trimester II, ibu melakukan pemeriksaan sebanyak empat kali

di BPM IAT dan dua kali di dr. SpOG. Gerakan janin sudah dirasakan sejak umur

kahamilan lima bulan. Berdasarkan tafsiran persalinan menurut hari pertama haid

32
terakhir adalah 4 Mei 2016, sedangkan menurut USG 6 Mei 2016. Suplemen yang

didapatkan berupa SF, Kalk dan Vitamin C.

Pada trimester III, ibu kunjungan sebanyak satu kali di BPM IAT yang

dilakukan pada tanggal 2 Maret 2016 pada usia kehamilan 30 minggu 5 hari, hasil

pemeriksaan menyatakan kondisi ibu dan janin dalam batas normal.

Ibu mengatakan tidak memiliki prilaku yang membahayakan kehamilan

seperti merokok. Minum-minuman keras, minum jamu, narkoba, kontak dengan

hewan peliharaan maupun diurut dukun.

f) Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu/riwayat operasi

Ibu tidak pernah mengalami atau sedang menderita penyakit kronis seperti

penyakit kardiovaskuler, hipertensi, asma, epilepsy, torch, Diabetes Mellitus

(DM), tuberculosis (TBC), dan hepatitis. Selain itu, ibu tidak pernah mengalami

riwayat penyakit ginekologi seperti infertile, mioma, polip serviks, kanker

kandungan, operasi kandungan, dll.

g) Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, Adik, Paman, Bibi) yang pernah

menderita sakit keturunan

Keluarga dari ibu maupun suami tidak pernah mengalami atau memiliki

penyakit seperti kanker, asma, hipertensi, DM, penyakit jiwa, kelainan bawaan,

hamil kembar, epilepsy, alergi dan penyakit menular (penyakit hati, TBC,

PMS/HIV/AIDS).

h) Riwayat kontrasepsi

Setelah kehamilan pertama, ibu belum pernah menggunakan alat

kontrasepsi.

33
i) Data Bio Psikososial, dan spiritual

Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan bernafas. Pola makan teratur

sebanyak 3 kali sehari dengan porsi makan sedang dan komposisi berupa satu

piring nasi, sepotong daging ayam, tahu, tempe dan sayur. Menu makanan

bervariasi setiap harinya dan tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap

makanan. Ibu minum 6-7 gelas sehari dengan jenis air mineral. Pola eliminasi

buang air kecil (BAK) 5-6 kali sehari dengan warna urin kuning jernih dan buang

air besar (BAB) satu kali sehari dengan konsistensi agak keras warna kuning

kecoklatan serta tidak memiliki keluhan. Pola istirahat kurang lebih 8-9 jam sehari

dan tidak ada keluhan. Kehamilan ini di rencanakan serta mendapat dukungan

suami, orang tua, mertua dan keluarga.

Ibu sudah mengetahui pemenuhan nutrisi selama kehamilan trimester III,

ASI eksklusif, IMD, P4K, keluhan-keluhan lazim dan cara mengatasinya, namun

ibu belum mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III dan belum melakukan

senam hamil.

1. Data objektif

Data yang tercantum merupakan hasil pendokomentasian dari buku KIA,

tercatat ibu ANC sebanyak enam kali di BPM IAT, pemeriksaan terakhir ibu

tanggal 2 Maret 2016. Tinggi badan 156 cm dan LILA 26 cm. Berat badan

sebelum hamil 59 kilogram. Berat badan sekarang adalah 68 kilogram. Selama

kehamilan ibu dalam keadaan sehat dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Ibu

juga sudah memperoleh imunisasi TT. Status imunisasi sekarang adalah TT5.

Pada pemeriksaan terakhir usia kehamilan 30 minggu 5 hari ibu tidak

memiliki keluhan. Tanda-tanda vital pada pemeriksaan terakhir semua dalam

34
batas normal. Tekanan darah terakhir dalam batas normal yaitu 110/70 mmHg,

suhu 36,50C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit. Hasil pemeriksaan pada

trimester III umur kehamilan 30 minggu 5 hari adalah tinggi fundus uteri yaitu 26

cm dan hasil pemeriksaan auskultasi DJJ 146x/menit diperoleh di bagian kiri

bawah, sehingga dilakukan pemeriksaan Leopold untuk memastikan bagian

terendah janin. Setelah dilakukan Leopold didapatkan bagian terendah janin

adalah kepala. Ibu sudah melakukan pemeriksaan darah di BPM IAT dengan hasil

Hb : 11 gr%, PPIA : NR, urine protein : negatif dan golongan darah ibu B. Ibu

juga sudah pernah melakukan pemeriksaan USG sebanyak dua kali dan hasil

pemeriksaan terakhir 19 Januari 2016 dengan janin tunggal hidup, jenis kelamin

perempuan, perkiraan berat janin 3550 gram, letak kepala, air ketuban cukup,

plasenta di fundus dan tafsiran persalinan tanggal 6 Mei 2016.

b) Diagnosa Kebidanan

Dari hasil pengkajian maka dapat di rumuskan diagnose kebidanan yaitu:

ibu “FA” umur 27 tahun G2P1001 UK 30 minggu 5 hari tunggal hidup

intrauterine.

Masalah:

a. Ibu belum mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III.

b. Ibu belum melakukan senam hamil.

c) Jadwal Pengumpulan Data Kegiatan

Penulis merencanakan beberapa kegiatan yang dimulai dari bulan Februari

2016 sampai bulan Juli 2016. Diawali dari kegiatan penyusunan laporan akhir

35
tugas, konsultasi laporan di lanjutkan dengan pelaksanaan seminar laporan tugas

akhir dan perbaikan. Setelah mendapatkan izin, penulis akan memberikan asuhan

kepada ibu “FA” selama kehamilan Trimester III sampai 42 hari postpartum

beserta bayinya yang diikuti dengan analisa dan pembahasan asuhan, penyusunan

laporan, sehingga pada bulan Juli 2016 dapat dilaksanakan seminar hasil laporan

kasus serta dilakukan perbaikan laporan.

36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Ibu “FA” umur 27 tahun Multigravida merupakan responden dalam laporan

kasus ini yang berdomisili di Jalan Imam Bonjol Gang Kertapura III No 61A,

wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Asuhan kebidanan diberikan pada ibu

“FA” umur 27 tahun Multigravida hamil fisiologis trimester III dari umur

kehamilan 33 minggu 1 hari sampai 42 hari masa nifas.

Ibu “FA” melakukan pemeriksaan secara rutin dari kehamilan trimester I

sampai dengan trimester III di BPM IAT sebanyak sepuluh kali dengan rincian

satu kali trimester pertama, empat kali pada trimester kedua dan lima kali pada

trimester III. Selain itu, ibu juga sudah melakukan pemeriksaan penunjang berupa

USG (ultrasonografi) sebanyak tiga kali dengan hasil baik yaitu kehamilan

tunggal, air ketuban cukup, janin presentasi kepala dan implantasi di fundus dan

pemeriksaan laboratorium sebanyak dua kali dengan hasil tes PPIA: non reaktif,

hemoglobin (HB): 11 g/dl, golongan darah: B, protein urin: negatif dan reduksi

urin : negatif. Persalinan ibu “FA” berlangsung pada umur kehamilan 39 minggu

6 hari dengan persalinan normal, bayi lahir dengan berat badan 3200 gram,

menangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan. Selama

masa nifas proses involusi uterus, pengeluaran lochea, proses laktasi dan adaptasi

berlangsung fisiologis. Masa neonatus berlangsung fisiologis. Perkembangan

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi sampai umur 28 hari di paparkan sebagai

berikut:
1. Perkembangan kondisi ibu “FA” umur 27 tahun Multigravida dan

janin pada masa kehamilan trimester III

Perkembangan kehamilan trimester III ibu “FA” dilihat setiap ibu

melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sebanyak

empat kali kunjungan antenatal dari umur kehamilan 33 minggu 1 hari sampai

umur kehamilan 38 minggu 4 hari. Perkembangan kehamilan pada ibu “FA” di

paparkan sebagai berikut :

Tabel 2
Perkembangan Kondisi Kesehatan Ibu “FA” dan Janin Pada Masa
Kehamilan Trimeser III

1 2 3 4

Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 Kamis, 17 S : Terkadang ibu mengeluh perut mulas. (Bidan
Maret 2016 Ibu belum memahami tanda bahaya “IAT”)
Pukul 18.00 kehamilan trimester III dan ibu mengalami (Wangi
WITA bengkak pada kedua kakinya. Puspita)
Nafsu makan baik, dengan frekuensi tiga kali
sehari dengan porsi cukup, komposisi satu
piring nasi putih, satu potong tahu, satu
mangkuk sayur, satu potong ayam, kadang di
sertai buah. Setiap hamil minum 7 – 8 gelas
air putih. Frekuensi buang air kecil (BAK)
yaitu ±8 kali sehari, warna jernih kekuningan.
Frekuensi buang air besar (BAB) satu kali

38
1 2 3 4
sehari, teratur, dengan konsistensi agak keras.
Tidur malam ± 8 jam dari pukul 22.00 WITA
sampai 06.00 WITA, tidur siang ± 1 jam.
Aktifitas yang di lakukan ibu seperti
memasak, bersih-bersih serta merawat anak
pertama. Setiap sore ibu jalan-jalan di depan
rumah.
O:
1. keadaan umum : baik, kesadaran :
compos mentis, Berat Badan : 68 kg,
Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, respirasi : 20x/menit, suhu :
36,30C.
2. Pemeriksaan fisik yaitu :
a. Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan,
tidak ada kelainan
b. Muka tidak ada oedema, konjungtiva
merah muda, sklera putih, telinga bersih
tidak ada kelainan. Hidung bersih, tidak
ada pengeluaran. Mukosa bibir lembab,
bersih dan tidak ada karies.
c. Leher tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe, dan tidak ada bendungan vena
jugalaris.
d. Mamae simetris, puting susu datar dan
bersih, areola hiperpigmentasi, tidak ada
massa, sudah ada pengeluaran kolostrum.
e. Pemeriksaan inspeksi, abdomen
membesar dengan arah memanjang dan
tidak ada luka bekas operasi.

39
1 2 3 4
Pemeriksaan palpasi abdominal dengan
tehnik Leopold belum di lakukan. Tinggi
fundus uteri (TFU) menggunakan pita
ukur yaitu 30 cm, auskultasi denyut
jantung janin (DJJ) 138x/ menit kuat dan
teratur.
f. Tungkai simetris, tidak ada oedema dan
refleks patela positif pada kedua kaki.
g. Pemeriksaan genetalia tidak ada oedema,
tidak ada pengeluaran, tidak ada infeksi,
tidak ada pembengkakan kelenjar scene
dan bartholini.
A : Ibu “FA” umur 27 tahun G2P1001 usia
kehamilan 33 minggu 1 hari tunggal/hidup
intrauterine.
Masalah:
1. Ibu belum memahami tanda dan bahaya
kehamilan trimester III
2. Ibu mengalami bengkak dikedua kaki
dan tidak mengetahui cara mengatasinya.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE mengenai :
a. Tanda bahaya dalam kehamilan trimester
ketiga yaitu perdarahan, keluar air
ketuban, sebelum waktunya bersalin,
gerakan janin berkurang, demam tinggi,
bengkak pada kaki, tangan dan wajah

40
1 2 3 4
disertai nyeri kepala hebat, ibu
memahami serta dapat menyebutkan
kembali tanda bahaya yang dijelaskan.
b. Cara mengatasi perut terasa mulas,
bahwa perut mulas dengan jarak waktu
yang jauh dan tidak teratur merupakan
hal yang fisiologis pada ibu hamil
trimester III dan meminta ibu untuk
melakukan teknik relaksasi setiap ibu
merasakan mulas, ibu memahami dan
bersedia melakukannya.
c. Cara mengatasi kaki bengkak (oedema),
ibu memahami dan mau melakukannya.
3. Suplemen yang diberikan ibu di
lanjutkan yaitu Sulfat Ferosus 1x200 mg
sebanyak 15 tablet, ibu mengerti dan
bersedia meminumnya sesuai aturan.
4. Menyepakati ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu lagi pada
tanggal 31 Maret 2016 atau jika ibu
mengalami keluhan. Ibu mengerti dan
bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang.
2 Kamis, 31 S : Ibu bersama suami datang ke BPM “IAT” (Bidan
Maret 2016 untuk melakukan pemeriksaan kehamilan “IAT”)
Pukul 18.00 rutin dan mengeluh pusing. (Wangi
WITA Ibu tidur malam ± 8 jam dari pukul 22.00 Puspita)
WITA sampai 06.00 WITA, tidur siang ± 1
jam. Aktifitas yang dilakukan ibu seperti
memasak, bersih-bersih serta merawat anak
pertama. Setiap sore ibu jalan-jalan di depan

41
1 2 3 4
rumah.
O:
1. Keadaan umum : baik, kesadaran :
compos mentis, Berat Badan : 69 kg,
Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Nadi :
80x/menit, respirasi : 20x/menit, suhu :
36,20C.
2. Pemeriksaan fisik yaitu :
Konjungtiva tidak pucat, payudara dalam
keadaan bersih, puting susu datar, adanya
pengeluaran kolostrum, ekstremitas tidak
oedema, refleks patela positif. Pada
pemeriksaan inspeksi, abdomen
membesar dengan arah memanjang dan
tidak ada luka bekas operasi.
Pemeriksaan palpasi abdominal dengan
tehnik Leopold belum di lakukan. Tinggi
fundus uteri (TFU) menggunakan pita
ukur yaitu 33 cm, auskultasi denyut
jantung janin (DJJ) 140x/ menit kuat dan
teratur.Pemeriksaan genetalia tidak ada
oedema, tidak ada pengeluaran, tidak ada
infeksi, tidak ada pembengkakan kelenjar
scene dan bartholini.
A : Ibu “FA” umur 27 tahun G2P1001 usia
kehamilan 35 minggu 1 hari tunggal/hidup
intrauterine.
Masalah :
Ibu mengeluh pusing
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan

42
1 2 3 4
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE mengenai cara mengatasi
keluhan pusing, ibu memahami dan
bersedia melakukannya.
3. Melakukan evaluasi persiapan persalinan
sesuai P4K, ibu dan suami telah
memutuskan untuk memilih tempat
bersalin di BPM IAT, penolong bidan “T”
dan penulis, dana persalinan menggunakan
dana pribadi, kendaraan yang akan di
gunakan adalah sepeda motor milik
pribadi, pendamping yang akan menemani
adalah suami, calon donor adalah suami
dan kakak kandung ibu, serta KB yang di
gunakan setelah melahirkan adalah Suntik
KB 3 bulan.
4. Memberikan suplemen Vitonal 1x400 mg
sebanyak 15 tablet, ibu mengerti dan
bersedia meminumnya sesuai dosis.
5. Menyepakati ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu lagi pada
tanggal 14 April 2016 atau jika ibu
mengalami keluhan. Ibu mengerti dan
bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang.
3 Sabtu, 16 S : Ibu mengeluh sering buang air kecil (Bidan
April 2016 (BAK), frekuensi BAK bertambah menjadi 10 “IAT”)
Pukul 19.00 kali sehari. (Wangi
WITA Ibu telah berusaha untuk menjaga kebersihan Puspita)

43
1 2 3 4
genetalia dengan cara cebok dan
mengeringkan dengan tissue sesudah BAK.
Ibu sudah memahami mengenai tanda-tanda
persalinan, IMD, posisi dalam bersalin, teknik
meneran, proses persalinan, mobilisasi dalam
persalinan, tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester ketiga.
O:
1. Keadaan umum : baik, kesadaran : compos
mentis, Berat Badan : 70 kg, Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 78x/menit,
respirasi : 20x/menit, suhu : 36,20C.
2. Pemeriksaan fisik dalam batas normal
payudara dalam keadaan bersih, puting
susu datar, adanya pengeluaran kolostrum,
ekstremitas tidak oedema, refleks patela
positif. Pada pemeriksaan inspeksi,
abdomen membesar dengan arah
memanjang dan tidak ada luka bekas
operasi. TFU menggunakan pita ukur yaitu
33 cm, pemeriksaan Leopold dengan hasil
Leopold I teraba bokong serta tinggi
fundus uteri 3 jari di bawah prosesus
xifoideus (px). Leopold II janin dalam
posisi punggung kanan, pada Leopold III
teraba kepala tidak dapat di goyangkan,
leopold IV kepala sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul), auskultasi denyut jantung
janin (DJJ) 138x/ menit kuat dan teratur.
Pemeriksaan genetalia tidak ada oedema,
tidak ada pengeluaran, tidak ada infeksi,

44
1 2 3 4
tidak ada pembengkakan kelenjar scene
dan bartholini.
A: Ibu “FA” umur 27 tahun G2P1001 usia
kehamilan 37 minggu 3 hari Preskep U Puka
tunggal/hidup intrauterine.
Masalah :
Ibu mengeluh sering kencing
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE bahwa sering kencing
disebabkan oleh penurunan bagian
terendah janin dan merupakan hal yang
fisiologis dan meminta ibu untuk
mengosongkan kandung kemih saat ada
dorongan ingin kencing, mengurangi
asupan cairan pada sore hari dengan
memperbanyak minum di siang hari.
3. Memberikan ibu suplemen Vitonal 1x400
mg sebanyak 10 tablet, ibu bersedia
mengkonsumsi suplemen yang di berikan.
4. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu
lagi tanggal 23 April 2016 atau sewaktu-
waktu bila ibu mengalami keluhan, ibu
mengerti dan mau melakukannya.
4 Minggu, 24 S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. (Bidan
April 2016 Saat ini ibu sudah memahami mengenai “IAT”)
Pukul 18.00 tanda-tanda persalinan, IMD, posisi dalam (Wangi
WITA bersalin, teknik meneran, proses persalinan, Puspita)

45
1 2 3 4
mobilisasi dalam persalinan, tanda-tanda
bahaya kehamilan trimester ketiga serta P4K.
O:
1. Keadaan umum : baik, kesadaran : compos
mentis, Berat Badan : 71 kg, Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit,
respirasi : 20x/menit, suhu : 360C.
2. Pemeriksaan fisik dalam batas normal
payudara dalam keadaan bersih, puting
susu datar, adanya pengeluaran kolostrum,
ekstremitas tidak oedema, refleks patela
positif. Pada pemeriksaan inspeksi,
abdomen membesar dengan arah
memanjang dan tidak ada luka bekas
operasi. TFU menggunakan pita ukur yaitu
tetap 33 cm, hasil pemeriksaan leopold
dengan hasil leopold I teraba bokong serta
tinggi fundus uteri 3 jari di bawah prosesus
xifoideus (px). Leopold II janin dalam
posisi punggung kanan, pada Leopold III
teraba kepala tidak dapat di goyangkan,
leopold IV kepala sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul), auskultasi denyut jantung
janin (DJJ) 141x/menit kuat dan teratur.
Pemeriksaan genetalia tidak ada oedema,
tidak ada pengeluaran, tidak ada infeksi,
tidak ada pembengkakan kelenjar scene
dan bartholini.
A : Ibu “FA” umur 27 tahun G2P1001 usia
kehamilan 38 minggu 4 hari Preskep U Puka
tunggal/hidup intrauterine.

46
1 2 3 4
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima hasil
pemeriksaan.
2. Mengevaluasi ibu mengenai tanda-tanda
persalinan dan posisi bersalin, ibu mampu
menyebutkan dan siap menyambut
kelahiran bayinya.
3. Memberikan ibu suplemen Vitonal 1x400
mg sebanyak 10 tablet, ibu bersedia
mengkonsumsi suplemen yang diberikan.
4. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu
lagi tanggal 1 Mei 2016 atau sewaktu-
waktu bila ibu mengalami keluhan, ibu
mengerti dan mau melakukannya.
5 Kamis, 28 Ibu “FA” melakukan ANC di dokter spesialis
April 2016 untuk pemeriksaan USG. Hasil menunjukkan
Pukul 20.00 bahwa janin tunggal hidup dengan jenis
WITA kelamin perempuan, perkiraan berat janin
3550 gram, letak kepala, ketuban normal,
plasenta di fundus dan tapsiran persalinan
tanggal 6 Mei 2016. Suplemen yang di
berikan dilanjutkan ibu yaitu Vitonal 1x400
mg sebanyak 10 tablet.

Berikut grafik peningkatan berat badan ibu “FA” selama masa kehamilan

trimester I sampai trimester III.

47
80 71
60 61 63 65 67 68 68 69 70
59
40
20
0
Sebelum 7 minggu 16 21 25 30 33 35 37 38
hamil 4 hari minggu 3 minggu 2 minggu 5 minggu 5 minggu 1 minggu 1 minggu 3 minggu 4
hari har hari hari hari hari hari hari

BB

Gambar 2
Perkembangan Berat Badan

Data pada gambar 2 menunjukkan peningkatan berat badan selama masa

kehamilan. Ibu mulai diasuh oleh penulis sejak umur kehamilan 33 minggu satu

hari. Setelah diberikan asuhan, adanya peningkatan berat badan.

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah

Hasil pemantauan tekanan darah selama penulis memberikan asuhan pada

trimester III tersaji pada gambar 3.

140
120 120 120 120 120
100
80 80 80 80
60 70
Sistolik
40
20 Diastolik
0
33 35 37 38
minggu 1 minggu 1 minggu 3 minggu 4
hari hari hari hari

Gambar 3
Perkembangan Tekanan Darah

Gambar 3 menunjukkan data tekanan darah ibu selama diberikan asuhan.

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap dilakukan kunjungan. Hasil

48
pengukuran tekanan darah dalam batas normal dan tidak ada penurunan atau

peningkatan tekanan darah yang memicu pada kondisi patologis. Tekanan darah

sistolik berkisar 120 mmHg dan tekanan diastolik antara 70-80 mmHg.

b) Perkembangan nadi, suhu, dan respirasi

100
90
80 80 80 78 80
70
60
50 Nadi
40 Suhu
36.3 36.2 36.2 36
30
Respirasi
20 20 20 20 20
10
0
33 35 37 38
minggu 1 minggu 1 minggu 3 minggu 4
hari hari hari hari

Gambar 4
Perkembangan nadi, suhu, dan respirasi

Perkembangan nadi, suhu, dan respirasi dalam batas normal. Nadi berkisar

80 kali permenit, suhu berkisar 360C, dan respirasi 20 kali permenit.

49
2. Perkembangan kondisi ibu “FA” dan janin selama masa persalinan yang

di berikan asuhan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

Ibu “FA” memilih tempat persalinan di BPM IAT, proses persalinan yang

di tolong oleh bidan berlangsung selama 9 jam 30 menit dengan rincian kala I 7

jam, kala II 20 menit, kala III 10 menit dan kala IV 2 jam. Selama proses

persalinan berlangsung, ibu tidak mengalami masalah. Ibu senang atas kelahiran

bayinya. Hasil dari proses persalinan di paparkan dalam bentuk SOAP yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3
Perkembangan Kodisi Ibu “FA” dan Janin Selama Proses Persalinan

Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 Selasa, 3 S : Ibu bersama suami datang ke BPM IAT (Bidan
Mei 2016 dikarenakan ibu mengeluh sakit perut hilang “IAT”)
Pukul 08.00 timbul setiap 10 menit lamanya kira-kira 25- (Wangi
WITA Di 30 detik. Ibu mengatakan tidak ada keluar air Puspita)
BPM ketuban namun keluar lendir campur darah
“IAT” dari jalan lahir dan gerak janin masih di
rasakan aktif. Sakit perut hilang timbul yang
disertai pengeluaran lendir campur darah di
rasakan sejak pukul 07.30 WITA. Ibu tidak
memiliki keluhan saat bernafas. Ibu sudah
makan dan minum. Ibu sudah membawa
perlengkapan persalinan yang sudah di
siapkan meliputi perlengkapan ibu dan bayi,

50
1 2 3 4
biaya dan pendamping yaitu suami. Sarana
transportasi yang di gunakan adalah motor
pribadi. Calon donor darah yaitu saudara
kandung ibu yang bergolongan darah sama
dengan ibu yang pada saat itu ikut
mendampingi ibu.
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu 36,50C.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal, pada
palpasi abdominal bagian terendah adalah
kepala sudah masuk PAP dengan punggung
janin berada pada bagian kanan perut ibu,
perlimaan 4/5, TFU 3 jari bawah px dengan
menggunakan pita ukur 32 cm. Pukul 08.00
WITA, dilakukan pemeriksaan dalam oleh
bidan dengan hasil vulva dan vagina (v/v)
normal, ditemukan pengeluaran lendir campur
darah, tidak ada pengeluaran berupa ketuban,
tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada
tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak,
dan nyeri, pada vagina tidak ada skibala, tidak
ada massa, porsio teraba lunak, dilatasi empat
cm, penipisan (efficement) 25%, selaput
ketuban masih utuh, presentasi kepala,
denominator ubun-ubun kecil posisi di kanan,
tidak ada moulage, penurunan di pintu atas
panggul (Hodge I), tidak teraba bagian kecil
janin dan tali pusat (ttbk/tp), kesan panggul
normal, pada anus tidak ada hemoroid. His
teratur 2-3 kali dalam sepuluh menit dengan

51
1 2 3 4
durasi 25-30 detik dan DJJ dalam batas
normal yaitu 148 x/menit.
A : G2P1001 UK 39 minggu 6 hari preskep U
puka tunggal/hidup intrauterine + fase aktif
kala I
Masalah: ibu mengeluh sakit perut hilang
timbul tetapi rasa sakit masih bisa ditoleransi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
2. Memberikan informed consent atas
asuhan yang di berikan, ibu dan suami
menyetujui informed consent
3. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan ibu
bersalin melibatkan peran pendamping
seperti:
a. Membantu mengurangi rasa nyeri dengan
memandu ibu melakukan pernapasan
penuh dan relaksasi, ibu merasa relaks
dan nyaman.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu minum
air putih kadang di selingi dengan teh
c. Memastikan kandung kemih kosong, ibu
BAK dan kandung kemih kosong
d. Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dan
istirahat, suami membantu mengelap
keringat ibu dan ibu tidur miring
e. Memantau kesejahteraan ibu dan janin
serta kemajuan persalinan dengan
partograf, hasil terlampir di partograf.

52
1 2 3 4
2 Selasa, 3 S : Ibu mengeluh sakit perut (Bidan
Mei 2016 O: Keadaan umum baik, TD: 120/80 mmHg, “IAT”)
Pukul 12.00 N: 80x/menit, S : 36,20C, R: 20x/menit. Pukul (Wangi
WITA Di 12.00 WITA, dilakukan pemeriksaan Puspita)
BPM abdominal, bagian terendah adalah kepala
“IAT” sebagian besar sudah masuk PAP, perlimaan
3/5, his 3 kali dalam 10 menit durasi 30-35
detik dan DJJ 139x/menit, kuat dan teratur.
Hasil pemeriksaan dalam, pada vulva di
temukan pengeluaran berupa lendir bercampur
darah, tidak ada pengeluaran ketuban, tidak
ada varises, tidak ada oedema, tidak ada tanda
infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pada
vagina tidak ada skibala, tidak nyeri, tidak ada
tanda ada masa, portio lunak, dilatasi 6 cm,
penipisan (efficement) 50%, selaput ketuban
masih utuh, presentasi kepala UUK depan,
tidak ada moulase, penurunan pinggir atas
panggul (Hodge II), tidak teraba bagian kecil
janin dan tali pusat, kesan panggul normal,
pada anus tidak ada hemoroid.
A : G2P1001 UK 39 minggu 6 hari preskep U
puka tunggal/hidup intrauterine + partus kala I
fase aktif
Masalah: ibu merasakan sakit perut hilang
timbul
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami
2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan ibu

53
1 2 3 4
bersalin melibatkan peran pendamping
seperti:
a. Membantu mengurangi rasa nyeri dengan
memandu ibu melakukan pernapasan
penuh dan relaksasi, ibu merasa relaks
dan nyaman.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu minum
air putih kadang diselingi dengan teh
c. Memastikan kandung kemih kosong, ibu
BAK dan kandung kemih kosong
d. Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dan
istirahat, suami membantu mengelap
keringat ibu dan ibu tidur miring
e. Memantau kesejahteraan ibu dan janin
serta kemajuan persalinan dengan
partograf, hasil terlampir di partograf.
3 Selasa, 3 S: Ibu mengeluh sakit perut bertambah keras (Bidan
Mei 2016 dan seperti ingin buang air besar. “IAT”)
Pukul 15.00 O: Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran (Wangi
WITA Di compos mentis. Hasil pemeriksaan dalam Puspita)
BPM yaitu v/v normal, porsio tidak teraba,
“IAT” pembukaan lengkap, ketuban jernih,
presentasi kepala, denominator UUK
didepan pukul 12.00 WITA, moulase 0,
penurunan hodge III, dan ttbk/tp.
Sedangkan hasil pemantauan his di
dapatkan bahwa his lima kali dalam 10
menit dengan durasi 55-60 detik.
Pemeriksaan DJJ di peroleh 146 x/menit
kuat dan teratur. Adanya tanda dan gejala
kala II pada ibu, yaitu adanya dorongan

54
1 2 3 4
meneran pada ibu, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
A : G2P1001 UK 39 minggu 6 hari preskep U
puka T/H intrauterine + partus kala II
P:
1. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
2. Memeriksa kelengkapan alat, obat, bahan
dan alat kegawatdaruratan dengan cepat,
semua telah siap
3. Menyiapkan ibu dengan posisi bersalin,
ibu memilih posisi setengah duduk di
bantu oleh suami
4. Memakai APD, penolong sudah memakai
APD
5. Membimbing ibu meneran saat ada
kontraksi, ibu mampu meneran efektif
6. Memeriksa DJJ saat tidak ada his, DJJ
terpantau dalam batas normal 142x/menit
7. Memimpin kembali ibu meneran, ibu
mampu meneran efektif, vulva membuka
5-6 cm
8. Membantu proses persalinan ibu dan
memimpin ibu meneran. Bayi lahir pukul
15.20 WITA PsptB, segera menangis,
gerak aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan
9. Mengeringkan dan membersihkan bayi,
bayi telah kering dan bersih

55
1 2 3 4
4 Selasa, 3 S : Ibu mengatakan perutnya masih mulas (Bidan
Mei 2016 Ibu mengajak bayinya berbicara, melihat “IAT”)
Pukul 15.20 dan menatap dengan penuh kasih sayang (Wangi
WITA Di O : Keadaan umum baik, kesadaran compos Puspita)
BPM mentis, tampak semburan darah dari jalan
“IAT” lahir, TFU sepusat, fundus tampak
globuler, tidak ada janin kedua, nampak
pemanjangan tali pusat
A : G2P1001 PsptB ( partus spontan belakang
kepala) + Partus kala III + neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima
2. Memberikan KIE kepada ibu bahwa sakit
perut mules yang dirasakan merupakan hal
yang fisiologis dan meminta ibu tetap
rileks dengan melakukan tehnik relaksasi
saat perut terasa mules, ibu memahami dan
bersedia melakukannya
3. Memeriksa janin kedua, tidak ada janin
kedua
4. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM
(intramuscular) pada paha kanan ibu.
Oksitosin telah di suntikkan ibu tidak
mengalami reaksi alergi
5. Memotong tali pusat, tali pusat sudah di
klem dan di potong perdarahan aktif (-)
6. Memfasilitasi bayi IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) dengan menaruh bayi di

56
1 2 3 4
atas perut ibu dalam posisi kodok dan
kepala berada di tengah dada sedikit lebih
rendah dari puting susu ibu, di pakaikan
selimut dan kepala bayi di pakaikan topi,
bayi skin to skin contact dengan ibu dan
terlihat nyaman
7. Melakukan PTT (Penegangan Tali Pusat
Terkendali ), Pukul 15.30 WITA, plasenta
lahir lengkap, klasifikasi (-)
8. Melakukan masase fundus uteri selama 15
detik, kontraksi uterus (+) baik, perdarahan
aktif (-)
5 Selasa, 3 S : Ibu merasa lega karena plasenta telah lahir (Bidan
Mei 2016 O : Keadaan umum baik, kesadaran compos “IAT”)
pukul 15.30 mentis, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi (Wangi
WITA Di uterus baik, kandung kemih tidak penuh, ada Puspita)
BPM laserasi perineum grade II, perdarahan aktif(-)
“IAT” A : P2002 PsptB + Partus Kala IV + neonatus
aterm vigorous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
memahami dan menerima
2. Melakukan heacting jelujur, luka robekan
terpaut
3. Membersihkan ibu, mendekontaminasi
alat dan merapikan lingkungan, ibu
merasa nyaman, alat telah di
dekontaminasi, lingkungan bersih dan
rapi
4. Mengajarkan ibu dan suami menilai

57
1 2 3 4
kontraksi uterus dan melakukan masase
uterus, ibu dan suami dapat
melakukannya
5. Melakukam pemantauan kala IV dengan
memantau tekanan darah, nadi, TFU,
kontraksi, kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua, mengukur suhu setiap 1 jam, hasil
terlampir di partograf
6. Memantau kemajuan IMD dalam 20
menit pertama bayi diam dan sesekali
matanya terbuka lebar melihat ke muka
ibu, setelah 30 menit bayi mencium dan
menjilat tangan, mengeluarkan air liur
dan setelah 1 jam bayi belum berhasil
mencapai puting susu ibu.
7. Memfasilitasi ibu memenuhi kebutuhan
nutrisi dan eliminasi, ibu makan roti dan
air putih

3. Perkembangan kondisi ibu “FA” pada masa nifas yang di berikan

asuhan sesuai standar

Masa nifas ibu berlangsung secara fisiologis. Kunjungan selama masa

nifas di lakukan di rumah ibu “FA” dan di BPM “IAT”. Pada tanggal 4 Mei 2016

merupakan 2 jam postpartum ibu “FA”, pemeriksaan yang dikaji yaitu trias nifas

meliputi proses involusi, laktasi dan lochea. Pemantauan masa nifas yang lakukan

oleh penulis selama 42 hari postpartum yang meliputi kunjungan nifas pertama

58
(KF I ) yang di lakukan di rumah ibu “FA” tanggal 5 Mei 2016 pukul 17.00

WITA, kunjungan nifas kedua (KF II) dilakukan di rumah ibu “FA” tanggal 17

Mei 2016 pukul 19.00 WITA dan kunjungan nifas (KF III) dilakukan di rumah

ibu “FA” tanggal 14 Juni 2016 pukul 18.00 WITA. Hasil catatan perkembangan

nifas ibu “FA” di paparkan dalam bentuk SOAP sebagai berikut:

Tabel 4
Perkembangan Kondisi Kesehatan Ibu “FA” Selama Masa Nifas

Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 Selasa 3 S : Ibu mengatakan nyeri pada luka jaritan dan (Bidan
Mei 2016 perut mules telah berkurang, ibu merasa “IAT”)
pukul 17.30 bahagia dapat menjalani persalinan yang (Wangi
WITA di lancar dan bahagia atas kelahiran bayinya. Ibu Puspita)
BPM sudah makan nasi, ibu belum BAK dan sudah
“IAT” mobilisasi miring kiri dan kanan. Ibu belum
mengetahui tentang kebutuhan ibu nifas, tanda
bahaya ibu nifas, perawatan BBL dan tanda
bahaya BBL.
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 360C,
wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda,
mukosa bibir lembab, kolostrum keluar
lancar, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di
bawah pusat, darah yang keluar tidak aktif,
proses laktasi baik, pengeluaran lokia rubra,

59
1 2 3 4
kaki ibu tidak oedema.
A : P2002 PsptB 2 jam postpartum + neonatus
aterm vigorous baby dalam masa adaptasi
Masalah :
a. Ibu belum mengetahui tanda bahaya masa
nifas
b. Ibu belum mengetahui kebutuhan ibu nifas
c. Ibu belum mengetahui perawatan BBL
(Bayi Baru Lahir)
d. Ibu belum mengetahui tanda bahaya BBL
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
2. Memberikan KIE mengenai:
a. Kebutuhan ibu nifas dan menyusui
meliputi nutrisi, istirahat, mobilisasi,
eliminasi, serta menghubungkannya
dengan tanda bahaya pada ibu nifas, ibu
dan suami dapat memahami dan bersedia
akan memenuhi kebutuhan ibu, serta
bersedia waspada dan segera memanggil
bidan bila menemukan tanda bahaya
b. Perawatan BBL meliputi menjaga
kehangatan, menyusui on demand,
menjaga kebersihan tali pusat dan
menghubungkannya dengan tanda bahaya
pada BBL, ibu dan suami memahami dan
bersedia melakukan perawatan pada
bayinya serta segera memanggil bidan
bila menemukan tanda bahaya pada bayi

60
1 2 3 4
3. Memfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg, amoxicillin
3x500 mg, masing-masing berjumlah
sepuluh tablet dan vitamin A 1x200.000
IU sebanyak 2 tablet serta memberitahu
cara meminumnya, ibu bersedia
mengkonsumsi sesuai informasi yang di
berikan
4. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang
nifas, ibu dan bayi rooming in
5. Memfasilitasi ibu menyusui, ibu
menyusui dengan posisi duduk dengan
menyusui yang benar dan bayi dapat
menyusu efektif
6. Memfasilitasi ibu dan bayi istirahat
setelah ibu menyusui, ibu dan bayi
istirahat
2 Jumat, 5 S : Ibu mengatakan saat ini merasa kurang (Wangi
Mei 2016 tidur, karena harus menyusui bayinya setiap 2 Puspita)
Pukul 17.00 jam. Ibu sudah makan siang dengan jenis dan
WITA porsi makan yaitu satu piring nasi, daging
Di Rumah ayam satu potong, satu potong tempe dan
Ibu “FA” sayur satu mangkok kecil, ibu juga
mengatakan lebih sering makan-makanan
selingan seperti roti. Minum sehari ± delapan
kali dengan jenis air putih satu gelas (±200
cc) dan segelas susu di pagi hari.
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 360C.
Pemeriksaan payudara tidak ditemukan

61
1 2 3 4
kelainan, jumlah ASI yang keluar cukup.
Pemeriksaan abdomen yaitu tidak ada
distensi, TFU tiga jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik. Pemeriksaan genetalia
eksterna pada inspeksi vulva ada pengeluaran
berupa lokia rubra, bau amis, berwarna merah,
jumlah sehari sampai 3 kali ganti pembalut,
tidak ada infeksi dan luka jahitan terawat serta
tidak ada nyeri tekan.
A : Ibu “FA” umur 27 tahun P2002 2 hari
postpartum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami hasil
pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada ibu untuk
beristirahat di antara waktu menyusui, ibu
memahami dan menyatakan sudah sempat
istirahat
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
mengenai pembagian peran dalam
mengasuh bayi, ibu dan suami memahami
4. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya
masa nifas 2-6 hari, ibu memahami dan
dapat menguraikan kembali secara
sederhana
5. Memantau involusi uterus, lokea dan
laktasi serta luka jahitan, kontraksi uterus
baik, TFU 3 jari bawah pusat, lokea rubra,
perdarahan aktif (-), laktas (+), tidak ada

62
1 2 3 4
perdarahan luka jahitan
3 Selasa, 17 S : Ibu mengatakan luka jahitan sudah (Wangi
Mei 2016 terpaut. Ibu sudah menentukan kontrasepsi Puspita)
Pukul 19.00 yang akan di gunakan. Kecukupan dan pola
WITA eliminasi tidak ada keluhan. Pola nutrisi
Di Rumah makan tiga kali sehari dengan komposisi satu
Ibu “FA” piring nasi, satu mangkok sayur, daging ayam,
atau ikan, tahu dan buah, minum air putih 8-9
gelas per hari. Istirahat ibu di siang hari
kurang lebih satu jam dan di malam hari
kurang lebih 6 jam. Ibu tidak memiliki
keluhan dalam BAK dn BAB. Menyusui tidak
ada keluhan dan sampai saat ini masih
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Tali pusat bayinya sudah pupus saat bayi
berusia 9 hari. Saat ini ibu juga tidak memiliki
keluhan namun belum mengetahui tanda
bahaya masa nifas 2-6 minggu
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 360C.
Pemeriksaan payudara yaitu tidak ada
kelainan, pengeluaran ASI banyak.
Pemeriksaan abdomen tidak ada distensi, TFU
tidak teraba, kontraksi uterus tidak teraba.
Pemeriksaan genetalia eksterna, pada inpeksi
vulva terdapat pengeluaran lokia alba, tidak
ada tanda infeksi, tidak ada kelainan dan luka
jahitan terawat serta tidak ada nyeri tekan
A : Ibu “FA” umur 27 tahun P2002 14 hari
postpartum

63
1 2 3 4
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami hasil
pemeriksaan
2. Memberi dukungan atas rencana ibu
menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3
bulan, ibu semakin yakin akan pilihannya
3. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya
masa nifas 2-6 minggu, ibu dan suami
memahami
4 Selasa, 14 S : Ibu mengatakan sudah dapat mengasuh (Wangi
Juni 2016 bayinya lebih mandiri. Kecukupan nutrisi dan Puspita)
Pukul 18.00 eliminasi ibu tidak ada keluhan. Menyusui
WITA Di tidak ada keluhan dan sampai saat ini ibu
Rumah Ibu masih memberikan ASI kepada bayinya.
“FA” O : Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,30C.
Pemeriksaan payudara yaitu tidak ada
kelainan, pengeluaran ASI banyak.
Pemeriksaan abdomen tidak ada distensi, TFU
tidak teraba, kontraksi uterus tidak teraba.
Pemeriksaan genetalia eksterna, pada inspeksi
vulva tidak terdapat pengeluaran lokia, tidak
ada tanda infeksi, tidak ada kelainan, luka
jahitan terpaut dan tidak ada nyeri tekan
A : Ibu “FA” umur 27 tahun P2002 42 hari
postpartum.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan

64
1 2 3 4
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami hasil
pemeriksaan
2. Memberi dukungan atas rencana ibu
menggunakan alat kontrasepsi suntik KB
3 bulan, ibu semakin yakin akan
pilihannya.
3. Memantau adaptasi bayi, bayi berhasil
beradaptasi yang di tunjukkan dengan
suhu bayi 36,70C, pernapasan 48 x/menit,
heart rate 145 x/menit.

Berikut ini adalah perkembangan masa nifas ibu “FA”

Tabel 5
Perkembangan Masa Nifas

Waktu Tinggi Fundus Kontraksi Pengeluaran Laktasi


Uteri Uterus Lokea
2 jam 2 jari di bawah Baik Rubra Lancar
postpartum pusat
3 hari 3 jari di bawah Baik Rubra Lancar
postpartum pusat
14 hari Tidak teraba Tidak teraba Alba Lancar
postpartum
42 hari Tidak teraba Tidak teraba Tidak ada Lancar
postpartum pengeluaran

4. Perkembangan Kondisi Bayi Baru Lahir (BBL) ibu “FA” sampai

masa Neonatus Yang diberikan Asuhan Kebidanan Sesuai Standar

Bayi ibu “FA” lahir pukul 15.20 WITA, segera menangis, gerak aktif,

kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin perempuan. Asuhan yang

diberikan kepada bayi setelah lahir berupa melakukan IMD. Setelah dilakukannya

65
pemotongan tali pusat, bayi langsung di letakkan di atas dada ibu agar

berlangsungnya proses IMD. Penulis memberikan asuhan pada bayi baru lahir

sampai masa neonatus yang meliputi kunjungan neonatus I (KN I) tanggal 5 Mei

2016 saat bayi berumur 2 hari pukul 17.00 WITA yang di lakukan oleh penulis, di

rumah ibu “FA” kunjungan neonatus II (KN II) yang di lakukan penulis tanggal

17 Mei 2016 pukul 19.00 WITA, saat bayi berumur 14 hari yang di lakukan di

rumah ibu “FA” dan kunjungan neonatus III (KN III) tanggal 31 Mei 2016 pukul

18.00 WITA, saat bayi berumur 28 hari. Pemeriksaan fisik pada bayi dalam batas

normal. Hasil perkembangan pada BBL sampai masa neonatus dipaparkan dalam

bentuk SOAP yaitu:

Tabel 6
Perkembangan Kondisi Kesehatan Bayi Ibu “FA” Selama Masa Neonatus

Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 Selasa, 3 S : Bayi belum mendapatkan ASI (Bidan
Mei 2016 O : Keadaan umum baik, kesadaran compos “IAT”)
Pukul 16.20 mentis, suhu 36,70C, heart rate 140 x/menit, (Wangi
WITA di respirasi 48 x/menit, lingkar kepala 33 cm, Puspita)
BPM lingkar dada 34 cm. Bayi tidak ada
“IAT” perdarahan tali pusat, hipotermi/hipertermi,
hipoglikemia. Namun bayi belum dapat
menyusu karena ibu masih dalam keadaan
pemulihan.
A : bayi ibu “FA” lahir PsptB umur 1 jam
neonatus aterm vigorous baby dalam masa

66
1 2 3 4
adaptasi, dengan masalah belum mendapatkan
ASI.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
keluarga menerima dan memahami.
2. Melakukan penimbangan berat badan bayi,
berat badan bayi 3200 gram. Memberikan
injeksi Vitamin K 1 mg secara IM pada
paha kiri anterolateral, injeksi telah di
berikan dan tidak ada reaksi alergi setelah
15 menit pemberian.
3. Memberikan salep mata, salep mata telah
di berikan dan tidak ada rekasi alergi.
4. Memberikan KIE mengenai ASI secara on
demand, ibu dan suami mengerti dan
bersedia melakukannya.
2 Selasa, 5 S : Bayi sudah mendapatkan ASI namun ibu (Wangi
Mei 2016 belum memahami tanda-tanda bahaya pada Puspita)
Pukul 17.00 BBL, perawatan sehari-hari pada bayi, cara
WITA Di menyendawakan bayi
Rumah Ibu O : Keadaan umu baik, tangis kuat, gerak
“FA” aktif, kulit kemerahan, dan turgor kulit baik.
Tanda-tanda vital berupa heart rate 125
x/menit, respirasi 45x/menit, suhu 36,80C.
Hasil pemeriksaan antropometri adalah berat
badan 3200 gram, panjang badan 49 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm.
Bentuk kepala normal, sutura terpisah, ubun-
ubun datar, tidak ada cepal hematoma dan
caput succedanium. Wajah simetris, tidak
pucat, tidak oedema. Mata simetris, tidak ada

67
1 2 3 4
nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran.
Pada pemeriksaan mulut tidak ada kelainan,
reflek sucking (+), refleks swallowing (+),
leher tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
dan kelenjar tiroid, refleks tonik neck (+).
Dada tidak ada retraksi, puting susu datar,
tidak ada benjolan. Bentuk punggung normal,
tidak ada kelainan. Perut tidak ada distensi,
tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada
kelainan. Labia mayora. Telah menutupi labia
minora, terdapat lubang uretra dan
vagina,ekstremitas tidak ada kelainan,
gerakannya simetris, jumlah jari tangan dan
kaki masing-masing 10, refleks moro (+),
refleks graps (+), refleks babynski (+), refleks
stapping (+). Ibu memandang, membelai,
mendekap serta mengajak bayi berkomunikasi
penuh dengan kasih sayang (bounding score
12).
A : Bayi ibu “FA” lahir PsptB umur 2 hari
lahir PsptB neonatus sehat, dengan masalah
ibu belum memahami tanda-tanda bahaya
pada BBL, perawatan sehari-hari pada bayi,
cara menyendawakan bayi
P:
1. Menginformasikan kasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami.
2. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda
bahaya pada BBL, ibu dan suami mengerti
dan bersedia menginformasikan kepada

68
1 2 3 4
petugas bidan bila menemukan tanda-tanda
tersebut.
3. Memberikan KIE mengenai perawatan
sehar-hari pada bayi, ibu dan suami
mengerti
4. Memberikan KIE mengenai cara
menyendawakan bayi, ibu dan suami
memahami serta mampu melakukannya.
3 Jumat, 17 S : Bayi masih di berikan ASI secara on (Wangi
Mei 2016 demand dan eksklusif, dimana tidak ada Puspita)
Pukul 10.00 makanan tambahan lain yang di berikan bagi
WITA bayinya. Saat menyusui, ibu tampak menatap
bayi sambil sesekali mengajaknya berbicara
dan tersenyum serta mengelus bayi dengan
penuh kasih sayang. Ibu belum mengetahui
stimulasi perkembangan anak. Pola eliminasi
bayi terdiri dari BAB 1-2 kali dalam sehari
dengan konsistensi lembek berwarna
kekuningan dan BAK 7-8 kali dalam sehari
warna kuning jernih. Bayi terbangun saat ingi
menyusui, BAK atau BAB. Bayi tertidur 15
jam dalam sehari, tidak ada masalah pada pola
tidurnya.
O : Keadaan umum bayi baik, gerak aktif,
warna kulit kemerahan, heart rate 135
x/menit, respirasi 44 x/menit, suhu 36,80C.
Pengukuran antropometri di peroleh hasil BB:
3100 gram, LK: 33 cm, LD: 34 cm, PB: 49
cm. Pemeriksaan fisik di mulai dari
pemeriksaan kepala dan leher yaitu bentuk
kepala normal, sutura terpisah, ubun-ubun

69
1 2 3 4
datar, tidak ada cepal hematoma dan caput
succedanium. Pemeriksaan mata simetris,
konjungtiva merah muda dan sklera putih.
Hidung tidak ada nafas cuping hidung dan
tidak ada pengeluaran. Telinga simetris,
bersih tidak ada pengeluaran. Leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis. Pemeriksaan
refleks di dapatkan refleks glabella, refleks
rooting, refleks sucking, refleks swallowing
dan refleks tonic neck di dapatkan hasil
positif. Pada pemeriksaan dada dan aksila
tidak ada tarikan intercosta, payudara
simetris, dan tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe pada aksila. Pada abdomen
terdapat peristaltik usus, tidak ada distensi,
dan tali pusat tida terjadi perdarahan maupun
tanda infeksi. Ekstremitas, tungkai simetris,
tidak ada oedema, dan warna kuku jari merah
muda. Tidak ada tanda bayi
hipotermi/hipertermi serta hipoglikemia.
A : Bayi ibu “FA” umur 14 hari lahir PsptB
neonatus sehat. Masalah yang di peroleh dari
kasus, yakni ibu belum mengetahui tentang
stimulasi perkembangan bayi.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengerti.
2. Memberikan KIE mengenai stimulasi

70
1 2 3 4
perkembangan bayinya sesuai umur, ibu
mengerti dan mampu mengulanginya
kembali
3. Mengingatkan kembali mengenai jadwal
imunisasi selanjutnya serta tetap
memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayinya, ibu memahami
dan mau melakukannya
4. Membimbing ibu untuk melakukan pijat
bayi, ibu dapat memahami dan
melukannya dengan baik.
4 Selasa, 31 S : Ibu “FA” mengatakan tidak memiliki (Wangi
Mei 2016 kesulitan yang di hadapi selama mengasuh Puspita)
Pukul 18.00 bayinya. Saat menyusui, ibu tampak menatap
WITA di bayi sambil sesekali mengajaknya berbicara
Rumah Ibu dan tersenyum serta mengelus bayi dengan
“FA” kasih sayang. Sudah mendapatkan imunisasi
BCG di BPM IAT pada tanggal 11 Mei 2016.
Saat ini bayi masih menyusu ASI secara on
demand setiap 2 jam sekali atau sewaktu-
waktu bila bayi haus dan saat ini ibu masih
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Bayi
BAB sebanyak dua kali sehari warna
kekuningan dan BAK ± 8-9 kali sehari warna
kuning jernih. Bayi tidur sebanyak 15 jam
sehari dan terbangun sewaktu-waktu jika
merasa haus dan BAB atau BAK.
O : Keadaan umum baik, gerak aktif, warna
kulit kemerahan, heart rate 135 x/menit,
respirasi 44 x/menit, suhu 36,80C, berat badan
3600 gram, panjang bayi 50 cm, LK: 34 cm,

71
1 2 3 4
LD: 35 cm. Pemeriksaan fisik dimulai dari
pemeriksaan kepala dan leher yaitu kepala
simetris, konjungtiva merah muda, ubun-ubun
datar, sutura normal. Pemeriksaan mata
simetris, konjungtiva merah muda dan sklera
putih. Hidung tidak ada nafas cuping hidung
dan tidak ada pengeluaran. Telinga simetris,
bersih tidak ada pengeluaran. Leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis. Pemeriksaan
refleks di dapatkan refleks glabella, refleks
rooting, refleks sucking, refleks swallowing
dan refleks tonic neck di dapatkan hasil
positif. Pada pemeriksaan dada dan aksila
tidak ada tarikan intercosta, payudara
simetris, dan tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe pada aksila. Pada abdomen
terdapat peristaltik usus, tidak ada distensi,
dan tali pusat tida terjadi perdarahan maupun
tanda infeksi. Ekstremitas, tungkai simetris,
tidak ada oedema, dan warna kuku jari merah
muda. Tidak ada tanda bayi
hipotermi/hipertermi serta hipoglikemia.
A : Bayi “FA” umur 28 hari lahir PsptB
neonatus sehat
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami memahami
dan dapat menerima
2. Memberikan KIE mengenai tumbuh

72
1 2 3 4
kembang pada bayi sesuai umurnya. Ibu
memahami dan mampu mengulang
kembali apa yang di sampaikan
3. Mengingatkan kembali mengenai tanda
anak sakit dan ibu lebih memahami.

B. Pembahasan

1. Perkembangan kondisi ibu “FA” dan janin selama masa kehamilan

trimester III yang di berikan asuhan sesuai dengan standar asuhan

kebidanan

Kondisi perkembangan ibu “FA” berlangsung secara fisiologis ditinjau dari

riwayat kehamilan dan keluhan serta hasil pemeriksaan yang masih dalam batas

normal. Setiap pemeriksaan ibu sudah mendapatkan asuhan sesuai dengan 10T.

Perkembangan kondisi ibu dan janin pada masa kehamilan dapat dilihat sebagai

berikut :

a. Timbang Berat Badan (BB) dan ukur Tinggi Badan (TB)

Penimbangan berat badan di lakukan setiap pemeriksaan ANC, sedangkan

pemeriksaan tinggi badan hanya dilakukan sekali pada kunjungan pertama. Tinggi

badan ibu 156 cm, hal ini menunjukkan tinggi badan ibu dalam batas normal.

Penambahan berat badan selama kehamilan adalah 12 kg, ibu “FA” dengan berat

badan sebelum hamil 59 kg dan tinggi badan 156 cm, memiliki BMI 24,24 yang

termasuk kategori normal.

Berat badan sebelum hamil adalah 59 kg. Pada trimester I ibu tidak

mengalami penurunan berat badan namun mengalami peningkatan berat badan

73
sebanyak 1 kg. Kenaikan berat badan juga dirasakan pada trimester II dan terus

mengalami peningkatan berat badan sampai trimester III. Selama penulis

memberikan asuhan berat badan ibu mengalami peningkatan. Peningkatan berat

badan yang di alami ibu adalah 12 kg. Berdasarkan tinjauan tersebut maka ibu

“FA” mengalami peningkatan berat badan yang normal. Penambahan berat badan

ibu selama kehamilan di sebabkan oleh penambahan berat badan bayi, plasenta,

cairan amnion, peningkatan volume darah serta pembesaran rahim payudara

(Manuaba, 2012).

b. Pemantauan tanda-tanda vital

Pada masa kehamilan tekanan darah ibu berkisar antara 110-120 mmHg

untuk tekanan sistolik dan 70-80 mmHg untuk tekanan diastolik. Pemeriksaan

tekanan darah selama dilakukan setiap ANC sesuai dengan 10T. Selama

kehamilan trimester III suhu, nadi dan respirasi ibu dalam batas normal

c. Nilai Status Gizi

Pola nutrisi ibu “FA” selama masa kehamilan adalah ibu makan baik,

dengan frekuensi tiga kali sehari dengan porsi cukup, komposisi satu piring nasi

putih, satu potong tahu, satu mangkuk sayur, satu potong ayam, kadang di sertai

buah. Aktifitas yang dilakukan ibu seperti pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

pada ibu hamil juga di lakukan pada ibu “FA” yaitu 27 cm, pengukuran LILA ini

dilakukan untuk menilai status gizi ibu dimana ibu hamil dengan LILA <23,5 di

nyatakan mengalami KEK (Kementerian RI, 2010). Hal ini menunjukkan ibu

“FA” tidak mengalami KEK.

74
d. Pengukuran TFU

Perkembangan TFU pada asuhan pertama saat umur kehamilan 33 minggu

satu hari didapatkan 29 cm, dan umur kehamilan 38 minggu empat hari hasil

pemeriksaan TFU didapatkan 33 cm dan hasil pemeriksaan palpasi Leopold III

dan Leopold IV yaitu bagian terendah janin tidak dapat digoyangkan dan tangan

pemeriksa konvergen tidak bertemu, hal tersebut menunjukkan sebagian kecil

janin sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).

Pemeriksaan tinggi fundus uteri mengalami penurunan sebesar satu cm. Hal

ini merupakan fisiologis yang sesuai dengan pendapat Manuaba (2012), pada

primigravida masuknya kepala janin ke pintu atas panggul (PAP) telah tercapai

sebelum dimulainya proses persalinan sekitar umur kehamilan 36 minggu. Akibat

dari masuknya kepala ke PAP, menyebabkan terjadi penurunan tinggi fundus

uteri.

Sejak umur kehamilan 36 minggu, pengukuran TFU dengan McDonald

dilakukan untuk menghitung taksiran berat janin yang dikombinasikan dengan

teori Johnson dan Tausack. Cara penghitungannya adalah jika bagian terendah

janin sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus

dalam cm dikurangi 11 dikalikan 155 (Mandriwati, 2011). Maka didapatkan

taksiran berat janin pada tanggal 4 Mei 2016 yaitu 3.410 gram.

e. Tentukan presentasi janin dan DJJ

Pemeriksaan untuk menentukan presentasi janin di lakukan dengan

pemeriksaan leopold. Pemeriksaan Leopold pada ibu di lakukan pada usia 37

minggu 4 hari. Pemeriksaan leopold di lakukan mulai usia kehamilan 36 minggu

(Kemenkes RI, 2015). Pada ibu dilakukan pemeriksaan Leopold saat usia

75
kehamilan 37 minggu 4 hari dengan TFU tiga jari di bawah px, bagian terendah

janin adalah kepala, dengan posisi punggung kanan dan bagian terendah janin

mulai memasuki PAP saat usia kehamilan 36 minggu (Bobak, dkk., 2005). Hal ini

menunjukkan kondisi kehamilan ibu “FA” berlangsung secara fisiologis.

f. Skrining status TT

Ibu hamil wajib mendapatkan pelayanan yang sesuai standar 10T selama

kehamilan. Status imunisasi TT pada ibu hamil merupakan salah satu

indikatornya. Ibu “FA” memiliki status TT yaitu TT5. Saat kelas 1 dan 2 SD ibu

sudah mendapatkan imunisasi TT. Sebelum menikah ibu juga sudah mendapatkan

imunisasi TT calon pengantin (catin). Pada usia kehamilan 12 minggu tiga hari

ibu mendapatkan imunisasi TT. Satu bulan berikutnya tanggal 28 September 2016

ibu mendapatkan imunisasi TT tersebut sehingga status TT pada ibu “FA” adalah

TT5. Perlindungan imunisasi TT tersebut adalah seumur hidup (Kemenkes RI,

2015). Imunisasi TT di berikan dengan dosis 0,5 cc dan di suntikkan secara

subcutan.

g. Pemberian tablet besi selama kehamilan

Selama kehamilan ibu “FA” mulai mendapatkan tablet besi sejak usia

kehamilan 14 minggu enam hari. Tablet besi yang di dapatkan oleh ibu adalah

berupa multivitamin dengan dosis 2x1 tablet. Dalam 1 tablet mengandung

ferrosus glocunate adalah 300 mg. Zat besi murni yang terkandung pada 300 mg

ferrosus glocunate adalah 30 mg (Kemenkes RI, 2015). Sehingga dengan dosis

2x1 tablet dalam sehari, asupan zat bei telah memenuhi kebutuhan zat besi pada

ibu hamil yaitu sebanyak 60 mg perhari. Pemberian tablet besi sesuai kebutuhan

ibu hamil mampu mempertahankan keadaan fisiologis. Di samping itu, ibu telah

76
terhindar dari resiko anemia, terutama dampak yang berlanjut pada persalinan

seperti kelahiran prematur, melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah dan

perdarahan pasca persalinan (Saifuddin, dkk., 2009).

h. Tes Laboratorim

Selama kehamilan ibu “FA” sudah melakukan pemeriksaan penunjang

berupa pemeriksaan laboratorium pada usia kehamilan 27 minggu 3 hari. Sesuai

dengan kebijakan program pemeriksaan kehamilan, semua ibu hamil wajib

mendapatkan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan Hb, golongan darah,

PPIA, IMS dan pemeriksaan urin pada trimester I dan pemeriksaan Hb kembali di

lakukan pada trimester III serta pemeriksaan urin di lakukan kembali jika ada

indikasi. Hal ini menunjukkan bahwa selama kehamilan ibu “FA” tidak sesuai

standar karena pemeriksaan laboratorium di lakukan pada trimester II.

i. Tatalaksana kasus

Tatalaksana kasus telah di lakukan sesuai dengan kebutuhan ibu “FA”.

Penulis memberikan pengetahuan tentang proses persalinan dan perubahan

fisiologisnya, serta hubungannya dengan kebutuhan ibu bersalin untuk

memperlancar proses persalinan, membuat ibu memahami tentang segala

kemungkinan yang dapat terjadi pada dirinya selama persalinan, dan mengetahui

cara memenuhi kebutuhannya untuk mengantisipasi hambatan dan memperlancar

proses persalinan. Ibu menjadi lebih siap menghadapi persalinan dan lebih

semangat dalam memenuhi kebutuhannya menjelang persalinan. Suami dan

keluarga juga menjadi tahu apa yang harus mereka lakukan untuk membantu ibu

memperoleh kehamilan dan persalinan yang lancar.

77
j. Temu wicara atau konseling

Hal yang penting dilakukan sejak kehamilan dan menjelang persalinan

adalah mempersiapkan peran pendamping untuk persalinan ibu. Suami yang

mengerti dengan perannya lebih mudah untuk diajak bekerja sama dalam

memenuhi kebutuhan ibu. Pendamping tidak hanya membantu memenuhi

kebutuhan ibu, namun dapat memberi ketenangan, rasa aman dan nyaman (Bobak,

dkk., 2005). Melalui perubahan yang sudah dimiliki ibu, kekawatiran berkurang,

ibu dapat memikirkan banyak hal yang positif terkait kehamilan dan

persalinannya.

Saat kehamilan ibu “FA”sudah dijelaskan mengenai kontrasepsi pasca

persalinan yaitu IUD pasca plasenta. Namun setelah dijelaskan mengenai IUD

plasenta, ibu tidak mau menggunakan alat kontrasepsi IUD, dikarenakan pada

kehamilan pertama ibu pernah menggunakan IUD, namun tidak cocok. Maka dari

pada itu ibu telah memilih dan diskusi dengan suaminya untuk memilih

kontrasepsi suntik KB 3 bulan.

Berdasarkan hasil diatas, pemberian asuhan kebidanan yang didapatkan oleh

ibu “FA” tidak sesuai standar karena pemeriksaan laboratorium dilakukan pada

trimester II. Penulis telah melakukan kunjungan rumah untuk memastikan

persiapan persalinan dan merencanakan persalinan yang direncanakan, sesuai

dengan standar tentang persiapan persalinan. Ibu “FA” dan janin memiliki

perkembangan kehamilan yang fisiologis, dimana hal ini jug telah sesuai dengan

kewenangan bidan yang tercantum pada pasal 10 PERMENKES RI NO.

1464/MENKES/PER/X/2010 yaitu memberikan pelayanan antenatal pada

kehamilan normal.

78
2. Perkembangan kondisi ibu “FA” dan janin selama proses persalinan

yang di berikan asuhan sesuai dengan standar asuhan kebidanan

Perkembangan ibu dan janin pada persalinan ibu “FA” berlangsung secara

fisiologis dengan pemberian asuhan sesuai standar, dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Persalinan

Ibu “FA” melahirkan secara normal pada tanggal 3 Mei 2016 dengan usia

kehamilan 39 minggu enam hari, lahir spontan belakang kepala. Keadaan ini

menunjukkan proses persalinan berlangsung secara fisiologis yaitu pada umur

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) (JNPK-KR, 2012). Adapun tahapan kala

persalinan akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Kala I

Proses kala I berlangsung selama 7 jam. Ibu datang sudah dengan fase aktif

pembukaan 4 cm, pada saat dilakukan pemeriksaan dalam empat jam terjadi

kemajuan pembukaan hanya 6 cm yang seharusnya pembukaan sudah mencapai 8

cm. Hal ini terjadi karena his kurang adekuat dimana his terjadi tiga kali dalam 10

menit durasi 30-35 detik. Seperti yang kita ketahui, kemajuan persalinan meliputi

pembukaan servik menjadi lebih besar dan penurunan kepala. Pada saat posisi

persalinan kala I ini, ibu hanya miring kiri. Menurut JNPK-KR, (2008)

menjelaskan bahwa, posisi persalinan seperti jongkok, berdiri (jalan-jalan) dapat

mempercepat penurunan kepala. Selain untuk mengatur posisi ibu, bidan juga

memberitahukan untuk pilin puting susu untuk memperkuat kontraksi. Kemudian

dalam waktu 3 jam pembukaan sudah lengkap. Proses persalinan berlangsung

fisiologis sesuai dengan pendapat Saifuddin, dkk., (2009) yang menyatakan kala I

79
persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten yang ditandai dengan

pembukaan serviks sampai tiga cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan empat

cm hingga pembukaan lengkap (10 cm) yang berkisar selama tujuh jam. Proses

persalinan ini disebabkan oleh his yang sangat adekuat dan jalan lahir telah siap,

karena asuhan yang diberikan sudah sesuai standar, ibu mampu memahami dan

memenuhi kebutuhannya, serta mendapat dukungan dari pendamping.

Menurut JNPK-KR (2012), untuk menentukan ibu termasuk inpartu

menggunakan tiga indikator yaitu adanya kontraksi uterus dengan frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit, keluarnya cairan lendir darah dari vagina dan

adanya penipisan serta pembukaan serviks. Berdasarkan hal tersebut penentuan

dimulainya kala I tidak bisa dikatakan dari mulainya ibu merasakan sakit perut,

keluar lendir dan air merembes dari jalan lahir, namun hal ini hanya bisa menjadi

kemungkinan saja karena tidak pasti apakah ada pembukaan dan penipisan

serviks. Total waktu untuk kala I tidak bisa diketahui, namun jika dinilai dari

mulainya subjek merasakan kontraksi minimal 2 kali dalam 10 menit yang datang

teratur dan adanya keluar lendir campur darah, kemungkinan kala I dimulai dari

pukul 08.00 WITA dan berakhir pukul 15.00 WITA, sehingga total lama kala I

kemungkinan 7 jam. Hal ini normal karena persalinan kala I normal berlangsung

tidak lebih dari 7 jam pada multipara (JNPK-KR, 2012).

Dukungan kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan yang baik

diantisipasi dengan pembekalan pengetahuan sejak hamil tentang perubahan

fisiologis dalam persalinan yang dikaitkan dengan proses persalinan dan

kebutuhan ibu bersalin, serta peran pendamping untuk kelancaran proses

persalinan. Pendamping persalinan ibu “FA” yaitu suaminya yang telah di

80
bimbing untuk melakukan pijatan pada pinggang ibu untuk membantu proses

relaksasi ibu. Sehingga pada saat kontraksi (his) kondisi ibu tidak terlalu

kesakitan. Ibu disarankan untuk miring kiri karena dengan interval yang terlalu

singkat akan mengurangi aliran darah ke plasenta, sehingga dengan miring ke kiri

maka sirkulasi optimum di peroleh (Bobak, dkk., 2005). Semua asuhan yang

diberikan tersebut sudah disampaikan penulis dari sejak kehamilan, sehingga saat

penerapannya menjadi lebih mudah dimana ibu dan suami mampu melakukannya

saat proses persalinan telah berlangsung. Asuhan yang yang diberikan saat

persalinan menjadi efektif dan efisien.

2. Kala II

Proses persalinan kala II berlangsung selama 20 menit. Dipimpin dari pukul

15.00 WITA dan bayi lahir pukul 15.20 WITA lahir secara normal, tanpa

penyulit. Selama 20 menit ibu mengedan kurang lebih 10 kali dimana his terjadi 5

kali dalam sepuluh menit durasi 50-60 detik. Saat terjadi kontraksi ibu dapat

menarik nafas panjang untuk mengedan, sedangkan disela-sela kontraksi ibu dapat

bernafas seperti biasa. Keadaan ini menunjukkan persalinan kala II berlangsung

secara fisiologis tidak lebih dari satu jam pada multipara (Saifuddin, dkk., 2009).

Proses persalinan kala II berlangsung lancar selain dikarenakan dari power

(tenaga ibu) saat mengedan, passage (jalan lahir) panggul yang normal, passanger

(kondisi janin dan plasenta) dan psikologi yang sudah baik. Pemilihan posisi,

pengetahuan tentang cara mengedan dan pengaturan nafas serta pemimpin

persalinan yang baik sangat menentukan kelancaran kala II.

Posisi persalinan yang baik yaitu setengah duduk dengan kaki dibuka lebar

tanpa merangkul paha hingga mendekati dada. Saat proses persalinan

81
berlangsung, ibu memilih posisi setengah duduk. Selain memberikan rasa nyaman

bagi ibu dan memberikan kemudahan untuk beristirahat diantara kontraksi (JNPK-

KR, 2012). Posisi selama persalinan di harapkan memberikan rasa nyaman pada

ibu sehingga mampu menjalani proses persalinannya dengan baik.

Bidan harus memastikan benar bahwa ibu telah memasuki kala II, mampu

mengenali tanda gejala kala II, yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada

anus, perineum menonjol, vulva membuka dan mampu mengetahui bahwa

pembukaan benar telah lengkap. Sabar dalam memimpin dengan menunggu

kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Ibu sudah mengetahui cara mengedan yang

efektif dan kapan saja harus mengedan dan mengatur nafas. Ketika his mulai

datang, ibu menyiapkan posisi yang dipilihnya, mengambil nafas panjang dan

mulai mengedan efektif, setelah kepala bayi lahir sampai suboksiput, ibu

diintruksikan untuk berhenti mengedan, kemudian ibu secara mandiri bernafas

seperti meniup lilin bersamaan dengan itu bidan dapat melakukan pemeriksaan

lilitan tali pusat dan setelah terjadi putaran paksi luar, segera dilakukan menolong

kelahiran bahu dengan cara biparietal dan sangga susur untuk melahirkan badan

bayi. Proses kelahiran bayi berlangsung normal dan lancar. Berdasarkan hal

tersebut kala II dinyatakan berlangsung fisiologis dengan pertolongan dilakukan

sesuai dengan standar 10 tentang persalinan kala dua yang aman dan dilakukan

dengan menerapkan asuhan sayang ibu (JNPK-KR, 2012).

3. Kala III

Persalinan kala III berlangsung selama 10 menit dimana plasenta lahir

lengkap tidak ada klasifikasi. Setelah bayi lahir dan segera di keringkan, di

lakukan pemeriksaan janin kedua. Setelah memastikan tidak ada janin kedua,

82
bidan menyuntikan oksitosin 10 IU secara intramuscular pada paha kanan ibu.

Penyuntikkan oksitosin segera sudah dilakukan sesuai standar asuhan persalinan

normal yaitu yang dilakukan dalam satu menit setelah bayi lahir. Pemotongan tali

pusat dilakukan setelah penyuntikan oksitosin dan tidak ada perdarahan aktif pada

tali pusat. Hal ini sudah dilakukan sesuai dengan standar asuhan sesuai persalinan

bahwa pemotongan tali pusat dilakukan dalam 2 menit setelah bayi lahir (JNPK-

KR, 2012).

Selanjutnya bayi di lakukan IMD. Saat proses IMD yang berlangsung

selama satu jam, ibu senantiasa menatap bayinya, berkomunikasi dengan bayinya

dengan tatapan penuh kasih sayang. Bayi tampak nyaman berada diatas dada ibu

dengan ditutupi selimut dan topi. Proses IMD bertujuan untuk meningkatkan

ikatan antara ibu dan bayi, selain itu juga mempengaruhi produksi hormon

oksitosin untuk mempercepat proses pengeluaran plasenta. Setelah memposisikan

bayi untuk IMD, bidan melakukan penegangan pusat terkendali saat kontraksi,

tangan kiri melakukan teknik dorsokranial. Saat plasenta muncul di introitus

vagina, plasenta di keluarkan dengan teknik memutar searah jarum jam sampai

seluruh bagian plasenta dan selaput plasenta lahir. Kemudian masase uterus

dilakukan selama 15 detik dan kontraksi dalam kondisi baik. Persalinan kala III

berlangsung secara fisiologis tidak lebih dari 30 menit dengan asuhan sesuai

standar (JNPK-KR, 2012).

Manajemen kala III bertujuan mempersingkat persalinan kala III, mencegah

terjadinya perdarahan akibat atonia uteri dan mencegah kejadian retensio plasenta,

selain itu manfaat IMD juga membantu merangsang timbulnya kontraksi sehingga

pelepasan plasenta menjadi lebih cepat.

83
4. Kala IV

Persalinan kala IV berlangsung secara fisiologis, tidak ada komplikasi.

Laserasi dari jalan lahir grade II, robekan terjadi secara spontan. Robekan ini

terjadi secara spontan dan dilakukan penjahitan tanpa menggunakan anastesi

lidokin dengan teknik penjahitan luka menggunakan teknik jelujur. Dari hasil

pemantauan dalam 30 menit pertama, tekanan darah ibu dalam batas normal

berkisar antara 110/70-120/mmHg. Frekuensi nadi dan suhu selama dua jam

pemantauan tetap dalam batas normal. TFU 2 jari di bawah pusat dengan

kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak penuh dan perdarahan tidak aktif. Ibu

diajarkan cara menilai kontraksi dan masase uterus untuk mencegah perdarahan.

3. Perkembangan kondisi ibu “FA” dan janin selama masa nifas yang di

berikan asuhan sesuai dengan standar asuhan kebidanan

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan enam minggu (42 hari) (Saifuddin, dkk., 2010). Masa nifas ibu

“FA” berlangsung dengan baik dan fisiologis tanpa ada penyulit yang

menimbulkan komplikasi pada ibu. Menurut JNPK-KR (2012), standar 14 yaitu

penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan. Asuhan yang diberikan sudah

sesuai standar berupa pemantauan kondisi ibu “FA” dan bayi terhadap terjadinya

komplikasi, sementara itu membimbing ibu memberi ASI kepada bayi dan

membimbing ibu melakukan senam kegel dilakukan setelah 6 jam pertama karena

sehubungan dengan proses pemulihan ibu postpartum.

Mobilisasi secara tahap sangat membantu jalannya penyembuhan. Ibu sudah

dapat miring kiri dan kanan setelah 2 jam postpartum. Ibu sudah dapat berjalan di

84
sekitar tempat tidur dan ke kamar mandi dengan dituntun oleh suaminya.

Semangat ibu untuk sembuh dan dapat merawat bayinya sangat besar. Ibu dan

keluarga dapat menerima anaknya dengan baik. Ibu juga sangat telaten dalam

menjaga dan merawat luka jahitnya agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi.

Proses involusi berjalan dengan normal. Berdasarkan tabel 5, proses involusi

berjalan dengan normal. Pola makan dan minum ibu sudah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan masa nifas ditambah sekitar 500 gram kalori karena ibu

menyusui. Saat ini ibu sudah dapat menyusui bayinya dengan baik.

Kunjungan pada ibu “FA” selama masa nifas telah sesuai dengan standar 15

yaitu pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas. Menurut Kemenkes RI (2012),

pelayanan kunjungan nifas pertama (KF1) di berikan pada 6 jam sampai 3 hari

setelah persalinan, kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada hari ke-4 sampai

hari ke-28 setelah persalinan dan kunjungan nifas lengkap (KF3) dilakukan hari

ke-29 sampai hari ke-42 setelah persalinan. Pada KF1, ibu “FA” telah dikunjungi

pada hari kedua. Berdasarkan data subjektif, ibu mengeluh sedikit mengantuk

artinya ibu mengalami masalah dalam mengatur waktu istirahatnya. Ini terjadi

karena ibu belum terbiasa melakukan perawatan pada bayi, tetapi hal ini mampu

diatasi setelah diberi asuhan. Ibu “FA” dianjurkan untuk beristirahat sesuai

kebutuhan dengan melibatkan suami dan mertua dalam mengasuh bayinya.

Menurut Saifuddin, dkk., (2009), apabila ibu kurang istirahat, jumlah ASI

yang diproduksi akan berkurang, proses involusi menjadi lambat, terjadi

pendarahan, dan ibu akan mengalami ketidaknyamanan serta depresi dalam

merawat bayinya. Ini menjadi alasan bagi seorang ibu nifas untuk dapat

memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan baik. Pada saat KF1, ibu mengatakan

85
bahwa merasa khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya, namun ibu

selalu mendapat dukungan dari suami sehingga ibu percaya dapat merawat

bayinya dengan baik.

Ibu juga diberi asuhan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan

jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina yaitu lokia

rubra, pengeluaran ASI sudah lancar, ibu juga diingatkan untuk minum tablet

tambah darah setiap hari dan diberi bimbingan senam nifas lanjutan. Pada KF2

yang dilakukan pada hari ke 14, keadaan ibu baik, hubungan ibu dan bayi pun

baik. ASI keluar lancar dan tidak ditemukan adanya peradangan maupun puting

susu lecet. Ini dikarenakan posisi menyusui ibu yang sudah benar dan ibu

menyusui bayinya secara on demand. Dalam proses eliminasi (BAK dan BAB)

ibu juga tidak mengalami kesulian. Memberikan konseling kontrasepsi kepada ibu

dan ibu sudah berencana untuk menggunakan kontrasepsi suntik kb 3 bulan. Pada

KF2 ini diberikan asuhan yang hampir sama dengan menambah wawasan ibu

“FA” dan suaminya mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas 2-6 minggu. Pada

KF3 asuhan yang diberikan fokus pada dukungan terhadap metode kontrasepsi

yang diputuskan oleh ibu.

Menurut standar 15 pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pelayanan bagi

ibu dan bayi pada masa nifas, disebutkan bahwa bidan memberikan pelayanan

selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan

minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan

bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau

rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan

penjelasan tentang kesehatan secara umum, keberhasilan perorangan, makanan

86
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

Berdasarkan hal tersebut diatas, kondisi dan perkembangan masa nifas ibu dari 2

jam postpartum hingga 6 minggu postpartum berjalan dengan normal dan ibu

sudah mendapatkan asuhan sesuai standar.

4. Perkembangan kondisi bayi baru lahir ibu “FA” sampai masa neonatus

yang diberikan asuhan sesuai dengan standar asuhan kebidanan

Proses pemantauan perkembangan bayi dilakukan dari tanggal 3 Mei sampai

tanggal 31 Mei 2016. Saat bayi lahir, dilakukan pemotongan tali pusat dan bayi

langsung diletakkan diatas dada ibu dengan posisi kodok kemudian diselimuti

dengan selimut serta topi agar berlangsungnya proses IMD. Menurut Saifuddin,

dkk., (2010), IMD bermanfaat untuk membantu stabilisasi pernafasan,

mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dari inkubator dan menjaga kolonisasi

kuman yang aman untuk mencegah infeksi nosokomial. IMD ini juga bermanfaat

bagi ibu untuk mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin dan

secara psikologis memperkuat ikatan batin ibu dengan bayi. IMD ini dapat

membantu penilaian bounding attachment untuk mengetahui hubungan antara ibu

“FA” dan bayinya.

Bayi ibu “FA” telah diberikan asuhan BBL 1 jam yaitu penimbangan berat

badan dengan hasil 3200 gram, pemberian vitamin K 1 mg dan salep mata.

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K dapat dicegah melalui pemberian vitamin

K 1 jam setelah kelahiran bayi. Salep mata ini dianjurkan untuk mencegah

penyakit mata berupa oftalmia neonatorum (Saifuddin, dkk., 2009). Asuhan yang

87
diberikan pada bayi saat umur 6 jam sudah diberikan berupa pemeriksaan fisik

lengkap bayi untuk mengetahui kelainan fisik pada bayi.

Bayi telah mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 pada umur 1 hari, yang

bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B pada bayi terutama jalur penularan

ibu dan bayi. Jadwal pemberian sudah sesuai dengan pedoman buku KIA yaitu

bayi umur 0-7 hari. Pada tanggal 11 Mei 2016 di BPM IAT, pemberian imunisasi

BCG dan polio I sudah di berikan dan sesuai pedoman pada buku KIA yaitu tidak

lebih dari dua bulan dari rentangan umur bayi 0-2 bulan.

Menurut Kemenkes RI (2012), kunjungan neonatal pertama (KN1)

dilakukan dari 6-48 jam setelah kelahiran bayi, kunjungan neonatal kedua (KN2)

dilakukan dalam kurun waktu 3-7 hari setelah bayi lahir, kunjungan neonatal

lengkap (KN3) saat bayi umur 8-28 hari setelah lahir. Kunjungan pertama pada

bayi ibu “FA” dilakukan pada saat umur bayi 2 hari saat ibu dan bayi sudah di

rumah. Kunjungan kedua saat umur bayi 14 hari dimana ibu dibimbing mengenai

stimulasi perkembangan bayinya sesuai umur dan membimbing ibu untuk

melakukan pijat bayi serta memberikan pemahaman kepada ibu mengenai

imunisasi bagi bayinya. Kunjungan ketiga saat usia bayi 28 hari, bayi tidak

mengalami masalah dan ibu diberi pengetahuan mengenai pertumbuhan dan

perkembangan bayi sampai usia 3 bulan dan tanda bayi sakit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil berat badan bayi lahir adalah

3200 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm dan lingkar dada 34 cm.

Bayi baru lahir normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut, berat badan 2500-4000

gram, panjang badan lahir 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm dan lingkar dada 33-

35 cm. Hasil pengukuran berat badan bayi, didapatkan mengalami penurunan

88
pada kunjungan pertama. Berat bayi baru lahir adalah 3.200 gram menurun pada

hari ketiga sebesar 50 gram sehingga berat badan bayi 3.150 gram. Apabila

dilakukan penghitungan, penurunan berat badan bayi sebesar 1,6% dari berat

badan lahir. Pada hari ketiga sampai keempat, berat badan neonatus bisa menurun

secara drastis normalnya sekitar 10% berat badan lahir karena hilangnya cairan

ekstraseluler dan mekonium yang banyak serta terbatasnya asupan cairan terutama

pada bayi yang mendapatkan ASI. Berat bayi akan kembali normal pada hari

kesepuluh (Wong, et.al., 2009). Sehingga penurunan berat badan bayi dalam batas

normal. Hasil pemantauan selama 42 hari, berat badan telah bertambah dari 3200

gram menjadi 4150 gram. Menurut JNPK-KR (2008), berat badan bayi naik

setidaknya 160 gram per minggu (± 15 gram/hari). Berat badan bayi yang

bertambah 950 gram dalam enam minggu masih dikatakan peningkatan dalam

batas normal. Hal ini disebabkan oleh asupan nutrisi yang diperoleh bayi cukup

karena bayi mendapatkan ASI eksklusif. Eliminasi bayi juga teratur dan tidak

terjadi masalah.

Kebutuhan imunisasi sudah diberikan sesuai jadwal yang ditentukan.

Berdasarkan hal tersebut, peningkatan berat badan bayi ibu “FA” sesuai dengan

usia bayi. Bayi tidur ±15 jam dalam sehari serta tidak ada masalah pada pola

tidurnya. Bayi baru lahir biasanya akan lebih banyak tidur diantara waktu

makannya, namun cenderung waspada dan bereaksi ketika terjaga. Hal ini normal

dalam dua minggu pertama.

Menurut Direktorat Bina Gizi dan KIA dalam Kemenkes RI (2015),

kebutuhan dasar bayi baru lahir meliputi : asah, asih dan asuh. Asuh yang meliputi

: kebutuhan gizi (ASI eksklusif, pemantauan panjang badan dan berat badan

89
secara teratur), perawatan kesehatan dasar (imunisasi sesuai jadwal, pemberian

vitamin K), hiegiene dan sanitasi, sandang dan papan. Asih adalah ikatan yang

sangat erat, serasi dan selaras antara ibu dan anaknya, seperti kontak kulit antara

ibu dan bayi serta menimang dan membelai bayi. Asah merupakan proses

pembelajaran pada anak agar anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang

cerdas, ceria dan berakhlak mulia seperti memberikan stimulasi berupa mengajak

anak berbicara.

90
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, disimpulkan mengenai perkembangan

kehamilan Ibu “FA” dari trimester III sampai masa nifas, sebagai berikut:

1. Perkembangan kehamilan ibu “FA” ditinjau dari kondisi janin berlangsung

fisiologis. Ibu melakukan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan standar

minimal jadwal kunjungan. Asuhan yang diberikan belum sesuai standar yaitu

pemeriksaan penunjang laboratorium tidak dilakukan pada trimester pertama

namun dilakukan pada trimester kedua.

2. Proses persalinan pada ibu “FA” berlangsung fisiologis. Kala I berlangsung

selama tujuh jam, kala II berlangsung selama 20 menit, kala III berlangsung

selama 10 menit dan kala IV tidak ada komplikasi. Asuhan yang diberikan adalah

asuhan sayang ibu dengan melibatkan peran suami dan sudah sesuai dengan

standar pelayanan.

3. Perkembangan masa nifas ibu “FA” dari 2 jam sampai 42 hari postpartum

berlangsung fisiologis. Proses involusi, lokia dan laktasi juga berjalan dengan

normal. Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan kunjungan

yaitu KF1, KF2, dan KF3 serta fokus asuhan yang diberikan adalah untuk

komunikasi, informasi dan edukasi sehingga meningkatkan kepercayaan diri dari

ibu menjalani masa nifas dan merawat bayinya.

4. Perkembangan bayi baru lahir sampai umur 28 hari berlangsung fisiologis.

Bayi lahir segera menangis kuat, dan gerak aktif dengan berat badan lahir 3.200
gram. Hingga umur 42 hari, berat badan bayi meningkat menjadi 4.150 gram pada

akhir masa neonatus. Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan

kunjungan yaitu KN1, KN2 dan KN3. Berdasarkan manajemen kasus ini, maka

intervensi yang tepat sebagai fokus asuhan neonatus untuk kondisi fisik dan

peningkatan berat badan yang normal pada neonatus adalah pemberian ASI

ekslusif dan perawatan berdasarkan prinsip asah, asih dan asuh.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus tidak

pernah lepas dari dua aspek penting yaitu kesejahteraan ibu dan bayi. Berdasarkan

kasus dan manajemen kasus pada laporan ini maka kepada petugas kesehatan

khusunya bidan, diharapkan dapat melakukan pendekatan dan pengkajian data

lebih spesifik agar asuhan yang diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan

klien, serta dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan sesuai dengan

pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan untuk mengupayakan pencegahan

komplikasi selama kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir sehingga

dapat meningkatkan derajat masyarakat.

2. Kepada ibu hamil, diharapkan untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan yang

telah diberikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman

mengenai masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas dan perawatan bayi baru

lahir.

92
3. Kepada keluarga diharapkan tetap membantu memenuhi kebutuhan ibu,

memberi dukungan psikologis serta mengenali sedini mungkin komplikasi atau

penyulit yang mungkin dirasakan oleh ibu dan bayinya.

93
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. dkk. 2005. Maternity Nursing Fourth Edition. Mosby-Year Bool, Inc.
California. Terjemahan. R. Komalasari, 2005, Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Cetakan 1, Jakarta: EGC
Brown. H L. 2013. Management of Normal Labor, (online), available at:
http://www.merckmanuals.com/professional/gynecology_and_obstetrics/nor
mal labor_and_delivery / managementof_normal_labor.html, (3 Februari
2016)
Cunningham. dkk. 2009, William Obstetrics, 21 Ed. The McGraw-Hill
Companies, Texas, Terjemahan. A. Hartono, Y. J. Suyono, dan B. U.
Pendit, 2009, Obstetri Williams, Edisi 21. Volume 1, Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun
2013, (online), Available: http://www.depkes.go.id/.../profil-
kesehatan.../profil-kesehatan-indonesia-2013... (4 Februari 2016).
. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014, (online), Available:
http:// www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf
(5 Februari 2016).
Diana. D P. 2007, Juta’s Clinical Guide for Midwives,Normal Birth, (online),
available at: https://books.google.co.id/book (9 Februari 2016)
Hillman. et al. 2013. Physiology of Transition from Intrauterine to Ekstrauterine,
(online) available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3504352/, (10 Februari
2016)
Ikatan Bidan Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta: Pengurus
Pusat IBI
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). 2008.
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
. 2012. Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi segera
Pascapersalinan dan Nifas. Jakarta. Depkes RI
Kemenkes RI. 2007, Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan, Jakarta: KementerianKesehatan RI
. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010, Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
. 2012. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil, Jakarta: Kemenkes RI
. 2012b. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012,
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

94
. 2013. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu di
Indonesia . (online), Available: www. Gizi kia.depkes.go.id (20 Maret
2016).
. 2015, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)-Revisi, Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
Mandriwati, G.A.2011, Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta. EGC
Manuaba. I. dkk. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta.
EGC
Nugroho. T. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
Ota. E. et al. 2014. Risk Factors and Adverse Perinatal Outcomes among Term
and Preterm Infantss Born Small-for-Gestational-Age: Secondary Analyses
of the WHO Multi-Country Survey on Maternal and Newborn Health,
(online), available at:
http://www.healthynewbornnetwork.org.sites.default/files/resources/Risk%2
0Factors.pdf (10 Februari 2016)
Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar, (online), Available:
http://www.depkes.go.id/resources/download/.../Hasil%20Riskesdas%2020
13.p... (4 Februari 2016)
Saifuddin. dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
. 2010. Ilmu Kebidanan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Jakarta: EGC
Sylvie. D. 2011. Promoting Normal Birth: Reasearch, Reflections and Guidelines
(British Edition), Normal Birth, available: https://books.google.co.id/book
(9 Februari 2016)
Varney. H. dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Varney’s Midwifery)
volume 2 edisi keempat, Jakarta: EGC
WHO. 2011. International Statiscal Classification of Diseases and Related Health
Problems, 10th revision, Geneva: World Health Organization
.2014. Maternal Mortality (online), available at:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/, (6 Februari 2016)
. 2015. The Millennium Development Goals Report, New Work: United
Nations
Wong. dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Jilid 1 Edisi 6, Jakarta:
EGC

95
RENCANA KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN TUGAS AKHIR

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Tahap Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
a. Penyusunan Laporan Kasus
b. Konsultasi Usulan Kasus
c. Seminar Usulan Kasus
d. Perbaikan Usulan Kasus
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan izin laporan kasus
b. Pelaksanaan asuhan selama
trimester III hingga 42 hari masa
nifas
3. Tahap Pengakhiran Penelitian
a. Mengolah data hasil kasus
binaan
b. Penyusunan laporan tugas akhir
c. Seminar Laporan Tugas Akhir
d. Perbaikan Laporan Tugas Akhir
e. Pengesahan Laporan Tugas
Akhir
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI SUBJEK LAPORAN TUGAS

AKHIR

Denpasar, Februari 2016

Kepada:

Yth. Ibu “FA” di Tempat

Dengan hormat,

Saya Ni Putu Wangi Puspita Ulandari, selaku mahasiswa Program DIII Politeknik

Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan akan membuat Laporan Kasus

dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada Ibu “FA” Umur 27 Tahun Multigravida

dari Kehamilan Trimester III Sampai Masa Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari”.

Berdasarkan tujuan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi subjek

dalam laporan ini. Saya menjamin kerahasiaan dari identitas dan hasil

pemeriksaan yang akan dilakukan. Kesediaan ibu sangat saya harapkan untuk

kelancaran proses pembuatan laporan ini. Atas kerjasama dan bantuannya, saya

mengucapkan terimakasih.

Penulis,

Ni Putu Wangi Puspita Ulandari

NIM. P07124013035
NASKAH PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Ibu yang terhormat, saya Ni Putu Wangi Puspita Ulandari, selaku

mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar akan

menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu

“FA” Umur 27 Tahun Multigravida Dari Kehamilan Trimester III Sampai Nifas

Dan Bayi Umur 28 Hari”. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untu

mengidentifikasi perkembangan kehamilan trimester III sampai masa nifas. Saya

akan meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam Laporan Tugas

Akhir ini. Jika ibu bersedia, saya akan mewawancarai ibu dengan tetap menjamin

kerahasiaan dari identitas dan hasil pemeriksaan yang dilakukan. Partisipasi ibu

bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan dapat menolak atau

sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa snksi apapun. Penelitian ini tentu

saja akan menyita waktu ibu untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Walaupun

demikian ibu akan mendapat cinderamata yaitu satu set baju bayi. Apabila ibu

membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat menghubungi

Nama : Ni Putu Wangi Puspita Ulandari

Alamat : Jalan Letda Reta No. 45 Renon, Denpasar

No. Hp : 081239300089

98
99
100
101
102

You might also like