You are on page 1of 21
Trade 100 Bonus - Dapatkan $100 gratis Belajar untuk menghasilkan di akun real dengan $100 gratis id-fbs.asia Trade 100 Bonus - Dapatkan $100 gratis Belajar untuk menghasilken di akun real dengan $100 gratis id-fbs.asia Start Download - View PDF Merge & Conver Files into PDFs w/ EasyPDFCombine- Free! Start Download - View PDF Merge & Convert Files into PDFs w/ EasyPDFCombine- Free! 1-Click Import 1000+ Reviews Boost Your Sales 10X with All Reviews. No coding. No extra cast. Try It for Free. Fiteapps All Reviews Segala bentuk yang menyudut biasanya memperkecil rongga, karena masing-masing sudutnya akan mengisi rongga yang ada, dan karenanya akan memberikan kemas yang lebih ketat. Hal ini terutama akan memperbesar permukaan butir dan memperkecil porositas, terutama juga permeabilitasnya. 4) PENYUSUNAN BUTIR Penyusunan butir adalah pengaturan kepadatan deripada susunan bola butir satu terhadap yang lainnya. Suatu batuan Klastik terdiri dari butiran yang merupakan unsur bundar yang berukuran seragam dan memberikan berbagai macam kemungkinan bagaimana semua bola tersebut dapat diatur Dalam bentuk dan ukuran yang lebih beranekaragam laqi akan memberikan cara pengaturan yang lebih kontras lagi Penyusunan butiran dan kemas saling berhubungan dengan eratnya, tetapi tidaklah merupakan hal yang sama, Penyusunan butir sangat mempengaruhi porositas ee oe Gambar ... Pengaruh susunan butir Butiran yang berbentuk bola dan terhadap porositas (Graton, 1963), seragam akan memberikan angka pQrositas 47,85 untuk penyusunan kubus yang paling terbuka, dan 25,9% untuk _penyusunan rhombohedral (Gambar ). Permeabilitas tergantung pada besar butir, bentuk dan juga pada penyusunan butiran tersebut. Untuk besar butir yang seraqam maka porositas hanya tergantung pada cara penyusunan butiran (packing) dan secara teoritis tak tergantung dari besar butir, Penyusunan butir ditentukan oleh kompaksi setelah sedimentasi 5) Kompaksi dan sementasi Kompaksi dan sementasi juga mempengaruhi besar kecilnya rongga-rongga yang ada, dan pada umumnya memperkecil atau menyusutkan porispori yang telah ada. Kompaksi akan menyebabkan penyusunan yang lebih ketat sehingga sebagian rongge-rongga akan hilang. Sementasi terjadi jika rongge-rongga terisi oleh larutan yang diendapkan semen, misalnya ‘sparry calcite’. Suatu batupasir yang tidak tersementasikan, misalnye, akan mempunyai porositas lebih beser tetapi biasanya bersifat lepas-lepas Penyebaran butir dalam reservoir sangat tergantung pada tekstur batuan dan tekstur erat sekali hubungannya dengan mekanika pengendapannya. Misalnya, batupasir yang diendapkan oleh arus traksi pada umumnya lebih baik karena pemilahannya lebih baik, kebundarannya lebih sempurna dan besar butirnya lebih seragam. Di lain fihak kalau terjadi suatu sementasi atau penyusunan, maka terjadilah penyusutan daripada ronggarongga pori. Batupasir yang diendapkan arus turbidit sama sekali tidak memperihatkan pemilahan, sehingga berbaqai macam besar butir didapatkan bersama-sama, Selain itu didapatkan pula masadasar lempung diantara butiran sehingga membuat lapisan batupasir turbidit suatu reservoir yang kurang baik. Dalam hal batugamping, banyak sekali butirannya yang khusus terdiri daripada klastik atau yang disebut kalkarenit. Bagi batugamping berlaku pula pengaruh berbagai faktor geologi yang sama seperti pada batupasir: yaitu pemilahan, penyusunan butir, besar butir dan sebagainya. Misalnya saja, sebagai suatu contoh extrim adalah gamping oolit, yang terdiri deripada susunan bola yang hampir sempurna, sehingga porositasnya besar sekali Dilain fihak batugamping yang terdiri dari berbagai fragmen fosil (misalnya bioklastik) dengan butiran yang —menyudut, memberikan penyusunan butir yang ketat sehingga porositasnya kurang baik karena ronggarongga akan sangat kecil. Dalam hal batuan karbonat, sementasi merupakan faktor yang sangat penting, terutama karena semen berasal dari butirannya sendiri sehingga terdapat sementasi dalam Klastik batuan karbonat. Hal yang demikian sering sekali terjadi Pembesaran dan penyusutan pori-pori: Rongga-rongga yang telah terbentuk dapat _mengalami pembesaran ataupun penyusutan kerena beberapa proses tertentu. Penyusutan biasanya terjadi karena kompaksi dan penyemenan sebagaimana telah dibahas di atas, sedangkan pembesaran biasanya dibentuk karena pelarutan. Proses ini terutama terjadi di dalam batuan kerbonat dan lebih jarang di dalam batuan pasir. RONGGA PORI SEKUNDER Pori-pori yang terjadi setelah batuan dibentuk biasanya tidak ‘mempunyai hubungan dengan proses sedimentasi. Porositas sekunder terjadi karena diinduksikan. Proses pembentukan pori-pori sekunder adalah sebagai berikut: 1) PORI-PORI PELARUTAN. Proses ini terutama terjadi dalam batuan karbonat, Selain merupakan proses utama dalam menambah porositas merupakan, pula proses pembesaran rongqa-rongga pori yang telah ada. Rongga-rongga terjadi atau dibesarkan karena daya larut yang berbeda-beda daripada mineral pembentuknya, misalnya perbedaan daya larut antara mineral kalsit, aragonit, dolomit, dan magnesit. Pori-pori pelarutan biasanya terjadi di dekat jalur pelapukan atau pada bidang ketidakselarasan Macam porositas yang didapatkan adalah jenis gerowong (vug). 2) PORI-PORI RETAKAN ATAU REKAH-REKAH Rongga-ronqga jenis ini terutama didapatkan dalam batuan yang pegas, misalnya batuan karbonat, batuan serpih dan juga rijang. Beberapa penyebab terbentuknya rekahan ialah: a) DILATANS! PADA GEJALA STRUKTUR., Disfokasi sering menyangkut perubahan volum batuan yang sering diimbangi oleh terjadinya kekosongan. Hal ini dapat terjadi karena patahan dan pelipatan. Patahan. Lapisan batuan yang mengalami pematahan dapat retak-retak dan rekah-rekah sepanjang bidang pematahan ataupun dapat menutup, terutama dalam keadaan penyobekan (shearing). Tertutupnya atau terbukanya sobekan yang terjadi tergantung dari kompetensi batuan, dimana terutama sudut gesekan dalam_(angle of internal friction) memeganq peranan. Gambar 3-8 memperiihatkan patahan melalui 3 lapisan’batuan dengan perbedaan sudut sehingga menyebabkan refraksi yang mengakibatkan kekesongan dalam lapisan tengah yang dikompensir oleh rekahan yang membuka sehingga memberikan porositas (Billings, 1960). zs Gambar 3-5 a Refraksi dari patahan antiklin dan ‘ ai = lembahtembah —sinkiin yang mengakibatkan dilatasi dan retakan pada batuan sepanjang patanan b) Contoh porositas rekahan yang berasosiasi dengan patahan ialah lapangan minyak Tanjung di Kalimantan dan mungkin juga lapangan minyak Jatibarang di Jawa Barat. Pelipatan. Pada pelipatan konsentris, terjadilah tegangan atau gaya tarikan pada puncak-puncak antiklin dan lembah- lembah sinklin sehingga menimbulkan retak-retak. Contoh daripada gejala ini adalah lapangan minyak Kirkuk,di Irak, dimana gamping dari formasi Asmari retak-retak pada puncak antiklin, PENGEMBANGAN BATUAN PADA PENGHILANGAN BEBAN YANG BERADA DI ATASNYA. Dalam keadaan terpendam, lapisan batuan terdapat dalam kompresi. Pengangkatan serta erosi menghilangkan beban ini dapat mengakibatkan dilatansi atau perekahan. Jenis rekahan semacam itu dapat diharapkan pada bidang ketidakselarasan. REDUKSI VOLUM KARENA KOMPAKSI. Pengendapan lempung biasanya disertei kadar air yang tinggi. Kompaksi mengakibatkan keluarnya air tersebut dan reduksi volum terjadi karena kompaksi yang dikompensasi oleh adanya rekahan-rekahan. Menurut Waldschmidt, Fitzgerald dan Lunsford (1956), rekahan dapat dibagi menjadi 4 golongan besar: Terbuka, dengan pemisahan dinding rekahan yang jelas. Sebagian terisi, dengan dinding rekahan dilapisi oleh Kristal. Terisi, dengan rekahan seluruhnya diisi oleh kristal. Tertutup, tidak kelihatan adanya pemisahan dinding rekahan Retakan dan rekahan ini dapat tertambahkan di atas pori- pori intergranuler dan memperbaiki porositas. Pada suatu batuan reservoir bisa didapatkan 2 jenis perme‘abiTi~as"oleh karena retakan ini: Permeabiltas dan porositas rendah di dalam bongkahan di antara retakan; permeabilitas dan porositas tinggi di dalam rekahannya sendiri. Porositas rekahan biasanya dapat ditentukan dari perbedaan perhitungan log sonik dan log densitas. Log sonik tidak dapat mendeteksi rekahan yang vertikal BAB X MENGENAL TAHAPAN EKSPLORASI MIGAS Seperti yang telah dibahas diatas bahwa eksplorasi adalah kegiatan penting dalam industry migas. Dengan kegiatan ini dinarapkan dapat ditemukan cadangan-cadangan baru, balk pada daerah baru maupun daerah lama yang sebelumnya pemah dilakukan eksplorasi. Kenyataan membuktikan bahwa suatu daerah yang pernah dieksplorasi oleh perusahaan asing yang besar sampai pada keglatan beberapa pemboran dan dinyatakan tidak menghasikan minyak atau gas. Ketika daerah tersebut diambil Kembali oleh perusahaan lain temyata Pada daerah yang sama tersebut dilemukan minyak atau gas dan dapat diproduksl Beberapa konsepsi dari teori anliklin, perangkap stratigrafi, dan konsepsi mengenal hidrodinamika, menunjukkan bahwa terjadi perkernbangan pemikiran yang terus¢menerus dan menghasilkan timbulnya Konsepsi baru tentang terdapatnya dan keadaan geologi minyak bumi. Ditunjang oleh berkembangnya dan semakin majunya metode geofisika-untuk eksplorasi akan menamhah kemampuan untuk melakukan interpretasi Kondisi geologi bawah permukaan dengan lebih detall dari seg! resolusi maupun kedalamanya Gambar antiktin Ekplorasi masa kini dan mendatang akan munggunakan hasil penelitian dan konsepsi baru, dan metode yang lebih canggih. Kegiatan eksploras! yang terus-menerus dengan mempergunakan metode yang lehin maju diharapkan akan dapat menemukan cadangan tambahan pada daerah yang dulu diperkirakan tidak terdapat lagi minyak dan gas bum Pada kegiatan eksplorasi pekerjaannya kebanyakan dilakukan oleh ahii geologi, termasuk juga mereka yang berspesialisasi dalam geofisika, pemboran, geokimia, geodesi, dl Di dalam eksplorasi migas, tahapan pekerjaan yang dilakukan tidak berbeda dengan bahan galian lainnya. Tahapan operasi eksplorasi meliputi proses sebagai berikut a) Perencanaan eksporasi b) Operasi survai lapangen ¢) Pemboran Eksplorasi @) Pengembangan dan reevaluas! Penjelasan tahap-tahapan eksplorasi diberikan sebagai berikut 4. Perencanaan Eksplorasi Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka dlperlukan perencanaan berdasarkan prinsip- prinsio dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan Lingkup pekerjaan perencanaan eksplorasi tergantung kepada data yang telah tersedia dan data tambahan yang masin diperlukan untuk mendapatkan minyak dan gas bumi, Perencanaan — eksplorasi mecakup: a) Pemilihan daerah eksplorasi Hal yang menjadi dasar pemillhan daerah eksplorasi adalah : © Keadaan geologi Keadaan geologi mempunyai peran sangat penting di dalam menentukan pemilihan daerah eksplorasi. Keadaan geolog! ini misainya adalah © Jenis dan ketebalan batuan sedimen © Penyebaran batuan sedimen baik lateral maupun vertikal © Bentuk / pola dasar cekungan © Geologi sejarah © Struktur geologi © Tektonik regional Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi ini menyangkut misalnya: © kesampaian daerah co keadaan infrastruktur (kondisi jalan, pelabuhan, landasan udara) © keadaan burun setempat, apakah mudah mencari buruh atau tidak. © fasiitas produksi, misalnya adanya halangan dalam pembuatan jaringan pipa, kemungkinan penyaluran minyak. o perpajakan, syarat kontrak dengan pemerintah © pembagian Keuntungan o dil. Sosial politik dan budaya Keadaan sosial politik dan budaya suatu daerah seringkall juga menentukan apakah daerah itu dipilin untuk eksplorasi atau tidak. Misalnya © © Sikap pemerintah setempat dan penduduk setempat, apakah penduduk setempat itu tradisinya terlalu kuat dalam keagaamaan dan kebudayaanya. Karena kegiatan eksplorasi ini akan mendatangkan tenaga-tenaga dari berbagal bangsa yang tentunya memiliki latar belakang agama dan kebudayaan yang berbeda dengan penduduk setempat.

You might also like