You are on page 1of 9

Jumal Petemakan Vol 6 No 2 September 2009 (44 - 52) ISSN 1829 - 8729

SIFAT FISIK BAKSO DAGING SAPI DENGAN BAHAN

PENGENYAL DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

TAHRIR AULAWI1) DAN RETrY NINSIX2)


l)Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif ~im Riau
Kampus Raja Ali Raji fl. R.R. Soebrantas Km 16 Pekanbaru Telp. (0761) 7077837, fax (0761) 21129
2) Fakultas Pertanian Universitas Islam Jndragiri fl. Provinsi Parit 1 Tembilahan Rulu.

ABSTRACT

Meatball is emulsion product which use additional ingredient to produce it The additional ingredient is to
influence quality and also give taste and to influence the structUre produce characteristic of :meatball One of
general additional ingredient is Sodium Tripolifosfat (STPP). STPP is anorganic which th~ untion to increase pH
and tying the water, the water level decrease during process of cook, increase rubbey and easy to slice, stabilize
colour and uniformity with un oxidation. The purpose of this research was to compare kind of rubbery effect
(STPP and Karagenan) and keep long time toward characteristic of meatball in refrigerator. This research used .
Random Project Complete (RPC) with pattern factoria12 x 4 which is 3 replication. The effect toword influence in
this analysis with use variety investigate, if treatment have the obvious effect,the Polinomial test will be done.
The result of this research showed the difference mark of meatball pH is very obvious (P<O.01), the use of STPP
and karagenan to produce pH mark that is not difference obvious (P>O.05). The storage time will give a difference
effect toword pH mark. Meatball pH mark is very difference obvious between before storage and after storage.

Keywords: meatball, sodium tripolipoBfot, wagenan

PENDAHULUAN dati daging (Soeparno,1994), selain mutu


protemnya tinggi, daging mengandung
Daging didefinisikan sebagai asam-asam amino (amino acids) esensial,
jaringan hewan yang kaya protein dan asam-asam amino non esensial dan
dimanfaatkan sebagai bahan pangan bagi senyawa nitrogen non protein yang
manusia (Lawrie, 2003). Menurut SNI. lengkap dan seimbang untuk m~enuhi
01-3947-1995, dagingadalah urat daging kebutuhan tubuh (Astawan, 2004).
yang melekat pada kerangka, kecuali urat Komposisi berbagai jenis daging
daging dari bagian bibir, hidung dan berbeda-beda, tetapi pada umumnya
telinga yang berasal dari hewan yang mengandung 'sekitar 1% mineral, 1%
sehat pada saat dipotong (Dewan karbohidrat, 5% lemak, 21 % komponen
Standardisasi Indonesia, 1995). bernitrogen dan sisanya 72% air .
Hasil pemotongan ternak dapat (Kauffman, 2001). Hammes et al (2003)
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian menyatakan bahwa daging· merupakan
karkas dan bagian non karkas. Bagian komponen esensial dalam makanan
karkas mempunyai ni1ai ekonomis manusia untuk mendukung pertumbuhan
dibanding bagian non karkas. Karkas dan perkembangan tubuh optimal karena
tersusun dari lemak, tulang, tulang rawan, kandungan zat gizi daging yang lengkap.
jaringan ikat dan tendon. Komponen­ Daya mengikat air oleh protein
komponen tersebut menentukan ciri-ciri daging atau Water Holding capacity

kualitas dan kuantitas daging (Soeparno, (WHC) adalah kemampuan daging untuk

1994). . mengikat air atau air yang ditambahkan

Daging mengandung beberapa selama ada pengaruh kekuatan dari luar,


unsur pokok seperti air, protein, lemak misalnya pemotongan daging,
dan abu, dengan protein sebagai pemanasan, penggilingan dan tekanan
komponen bahan kering yang terbesar (Soeparno, 1994). Menurut Lawrie (2003),
air dalam otot dibagi menjadi tiga bagian
Sifat Fisik Bakso Daging Sapi dengan Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan yang Berbeda

yaitu air yang terikat secara kimiawi oleh tersebut tidal< saling berbaur, tetapi saling
protein otot, air tidak bergerak dan air antagonistik. Bagian yang berbentuk
bebas. Perubahan molekul protein otot butiran, memiliki konsentrasi lebih keci1
tidak mempengaruhi air terikat dan air dari bagian yang lain disebut fase .
tidak bergerak, sehingga bagian air terdispersL sedangkan media tempat fase
bebaslah yang bertanggung jawab pada terdispersi tersebut memiliki· konsentrasi
tinggi rendahnya daya mengikat air lebih besar disebut lase pendispersi
protein otot. (Winarno, 1993).
Komponen utama nutrisi daging Selain fase terdispersi dan fase
,terdiri dari air, protein, lemak dan pendispersL bagian penting dalam sistem
sebagian kecil mineral serta beberapa emulsi adalah pengemulsi (emulsifier).
vitamin B (Soeparno, 1994). Ekstraksi Pengemulsi berfungsi menjaga agar lase
protein saat penggilingan dan terdispersi tetap tersuspensi dalam lase
pembentukan adonan merupakan laktor pendispersinya. Emulsifier yang lazim
utama dalam pembentukan produk digunakan dalam produk olahan daging
daging (Zayas, 1997). Peran lain dari adalah protein (Soeparno, 1994).
protein adalah menahan air, protein
Bahan pengisi dan pengenyal
membentuk jaringan yang kompak
merupakan bahan bukan dagingyang
selama proses pemasakan bakso, sehingga
ditambahkan dalam pembuatan bakso.
meningkatkan daya mengikat air produk Fungsi penambahan bahan pengisi dan
(Ranken, 2000).
pengenyal adalah memperbaiki stabilitas
Bakso daging menurut SNI 01-3818­ emulsi, mereduksi penyusutan selama
1995 adalah produk makanan berbentuk pemasakan, memperbaiki sifat irisan, .
bulatan atau behtuk lain yang diperoleh meningkatkan citarasa dan mengurangi
dari campuran daging temak (kadar biaya produksi (kecuali bahan pengisi),
daging tidal< kurang dari 50%) dan pati bahan ini dapat mengabsorpsi air dua
atau serealia dengan atau tanpa Bahan sampai tiga kali lipat dari berat semula,
Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan sehingga adonan bakso menjadi lebih
(Dewan Standardisasi Indonesia, 1995). besar (Ockerman, 1978).
Menurut Tarwotjo et al (1971), bakso Bahan pengenyal yang 1azim
merupakan daging yang dihaluskan, ditemukan dan digunakan oleh pembuat
dicampur tepung pati, dibentuk bulat­ bakso bukan tepung berprotein,
bulat dengan tangan sebesar kelereng melainkan tepung berkarbohidrat tinggL
atau lebih besar lagi dan dimasak dengan misalnya tepung pati singkong, pati aren
air panas untuk dikonsumsi. Bakso atau sagu. Bahan-bahan tersebut memiliki
umumnya dibuat menggunakan daging kadar karbohidrat yang tinggi dan kadar
pre-rigor agar dihasilkan bakso yang protein yang rendah. Berdasarkan SNI 01­
kenyal dan kompak (Dewan Standardisasi 3818-1995 penggunaan bahan pengisi
Indonesia, 19~5.). Menurut Ockerman maksimum 50% dari berat daging. Fadlan
(1978) prinsipPembuatan bakso daging (2001) menyatakan bahwa penggunaan
sapi terdiri atas empat tahap yaitu: bahan pengisi yang optimum sebaiknya
penghancuran daging, pembuatan ditambahkan sebanyak 25%.
adonan, pencetakan bakso dan
Bahan pengisi dan pengenyal yang
pemasakan.
lazim ditemukan dan digunakan oleh
Adonan bakso merupakan sistem pembuat bakso adalah STPP yang
emulsi minyak dalam air. Emulsi adalah merupakan produk sintesis yang memiliki
dispersi atau suspensi cairan dalam cairan pembatas (self-limiting), karena STPP
lain dan molekul-molekul kedua cairan memiliki rasa agak pahit pada konsentrasi
Sifat Fisik Bakso Daging S«pi. dengal1 Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan yang Berbeda

tertentu, sehingga penggunaan umumnya (rendah) sampai 3% (tinggi) tergantung


berkisar antara 0p.D,5%, sedangkan baban produk yang ingin dihasilkan.
.,
pengenyal yang organik berupa Penyimpanan merupakan salah satu
karagenan (Ranken, 2000). cara untuk merigawetkan dan
Karagenari' memiliki nama latin mengamankan daging dan produk
Kappaphycus alvarezii atau nama dagang daging. Tujuan penyUhpanan menurut
Eeucheuma cottonii yangmempunyai berat Soeparno (1994) adalah untuk
molekul tinggi dan merupakan mengam.ankan daging dan produk daging
polisakarida linier yang tersusun dari dari kerusakan atau pembusukan yang,
, unit-unit galaktosa. Karagenan diberi diakibatkan oleh mikroorganisme juga
nama berdasarkan persentase kandungan bertujuan untuk memperpanjang umur
ester sulfatnya, yaitu: Kappa (25 - 30%), simpan. Temperatur penyimpanan terbagi
Iota (28 - 35%) dan Lamda (32 - 39%). menjadi tiga jenis, yaitu 1) penyimpanan
Karagenan dapat menyerap air sehingga beku (-20 sampai -300c), 2) penyimpanan
menghasilkan tekstur yang kompak, dingin (-2 sampai 100C) dan
meningkatkan rendemen, meningkatkan 3) penyimpanan pada suhu kamar (sekitar
daya mengikat air, menambah kesan 27CC).
JUlcmess, meningkatkan kemampuan Pengemasan pangan berfungsi
potong produk dan melindungi produk untuk melindungi daging dan hasil
dari efek pembekuan dan thawing
olahannya dari kerusakan ,yang
(Keeton, 2001). Karagenan dapat disebabkan perubahan fisik, kimia
diaplikasikan pada berbagai produk maupun akibat dari kontaminasi
sebagai pengontrol kadar air, tekstur,
mikroorganisme sekaligus untuk
pensuspensi, pembentuk tekstur emulsi,
menampilkan produk daging dengan cara
terutama pada produk-produk jelly,
menarik, memudahkan penyimpanan dan
permen, sirup, dodol, nugget, produk
pengangkutan serta memperpanjang
susu, bahkan untuk industri kosmetik dan umur simpan. Bahan pengemas yang
obat-obatan, menambah ketebalan
sedang berkembang dan banyak '
(thickening) dan pembentuk gel atau
digunakan' adalah plastik. Penggunaan
penstabil (Suptijah, 2002).
kemasan plastik sebagai bahan pengemas
Penggunaan karagenan sebagai memungkinkan banyaknya variasi cara
bahan penstabil karena mengandung pengemasan yang dapat diterapkan.
gugus sulfat yang bermuatan negatif Kemasan plastik berkembang pesat baik
disepanjang rantai polimemya dan yang fleksibel, berbentuk lembaran,
bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air maupun kemasan kaku (Benning, 1983).
atau gugus hidroksil lainnya (Moirano, Sifat plastik diantaranya mempunyai
1977). Berdasarkan sifatnya yang ketahanan terhadap absorpsi air, tahan
hidrofilik tersebut, maka penambaban asam dan basa, permeabilitas yang rendah
karagenan dalam produk emulsi akan terhadap uap air dan gas, serta taban
meningkatkan viskositas fase kontinu terhadap lemak dan minyak (Syarifet al.,
sehingga emulsi menjadi stabil (Frashier 1989). Pada umumnya kemasan plastik
dan Parker, 1985). yang sering digunakan adalah ,plastik
Menurut Winarno (1993) standar polietilen (PE) dan plastik polipropilen
mutu karagenan dalam bentuk tepung (PP) (Benning 1983).
adalah 99% lolos dari saringan 60 mesh, Plastik PE mempunyai kekuatan
tepung yang terendap 'alkohol 0,7 dan benturan serta kekuatan sobek yang baik.
kadar air 15% pada RH 50 dan 25% pada Plastik ini banyak digunakan sebagai,
RH 70. Penggunaan ini biasanya pengemasmakanan karena sifatnya yang
dilakukan pada konsentrasi 0,005% thermoplastik dan mudah dibuat kantong
Sifat Fisik Bakso Daging Sapi dengan Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan yang Berbeda

dengan derajat kerapatan yang bail<. bunsen, gelas ukur, hockey stick dan
Plastik PP mempunyai suat utama ringan, pencatat waktu (stopwatch).
mudah dibentuk, lebih kaku, tidak Rancangan yang gigunakan adalah
gampang sobek, permeabilitas uap air Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
rendah, permeabilitas gas sedang, tidak faktorial 2 x 4 dengan3 uJangan. Model
baik untuk makanan yang peka terhadap matematika yang digunakan menurut
oksigen, tahan terhadap suhu tinggi Steel dan Tome (1995) adalah:
ltingga 1500c, titik lebur tinggi, tahan
terhadap asam kuat, basa dan minyak
pada suhu tinggi serta mempunyai
k~kuatan tarik lebih besar, akan tetapi
Keterangan:
harganya lebih mahal dibandingkan Yljk == hasil pengamatan suat fisik bakso
plastik PE (Syarlf et aI., 1989). dengan perlakuan bahan
Penelitian ini bertujuan untuk pengenyal ke-i, lama
membandingkan pengaruh jenis bahan penyimpanan ke-j dan uJangan
pengenyal (STPP dan karagenan) dan ke-k
lama penyimpanan terhadap suat fisik J..I. == nilai rataan pengamatan
bakso sapi selama penyimpanan berbeda. aj = pengaruh faktor perlakuan bahan
pengenyal ke-i
MATERI DAN METODA I3i == pengaruh faktor perlakuan lama
penyimpanan ke-j
1. Tempat dan Waktu Penelitian a~j . = pengaruh interaksi faktor
Penelitian dilaksanakan di perlakuan bahan pengenyal ke-i
Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian dan faktor perlakuan lama
Universitas Islam Indragiri pada bulan penyimpanan ke-j
Oktober sampai November 2008. Eijk = pengaruh galat percobaan. pada
perla.kUan bahan pengenyal ke-i,
2. Metoda lama penyimpanan ke-j dan
uJangan ke-k.
Bahan yang digunakan dibedakan
menjadi dua jenis yaitu bahan utama dan 3. Prosedur Penelitian
bahan tambahan. Bahan utama adalah
daging sapi pre-rigor bagian pendasar a. Persiapan pembuatan bakso daging
gandik (silver side) sebanyak 250 gram. sapi
Bahan tambahan yang digunakan adalah b. Penelitian suat fisik (menganalisis
tepungtapioka 20%, ditambah 0,3% bahan suat fisik bakso daging. sapi yang
pengenyal STPP dan karagenan, meliputi nilai pH, daya mengikat air
5% garam dapur, 20% es batu, 0,5% lada, (DMA), rendemen dan kekenyalan)
satu siung bawang putih dati berat bakso daging sapi .
daging. Bakso yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam plastik PP dan Pembuatan bakso dagit;.g sapi : potongan
dikemas vakutll untuk disimpan pada daging yang telah dibersihkan lemak
suhu 100(: se1ama 0, 1, 2 dan 3 minggu. permukaannya dipotong keci1;..keci1,
Peralatan yang digunakan adalah dimasukkan ke dalam food processor
timbangan analitik Sartorius, pisau, food bersama dengan air es, garam, STPP/
processor, panei, kompor gas, blender, karagenan laIu digiling halus. Setelah
gilingan, alat pengemas, lemari halus, ditambah lada, bawang pntih dan
pendingin, plastik PE, plastik PP, pH tepung tapioka, laIn digiling ltingga kalis.
meter, kertas saring, inkubator, peralatan Setelah kalis, adonan didiamkan selama
ge1as, pipet volumetrik, cawan petri, 10 menit, laIn dibentuk bulatan-bulatan
Sifat Fisik Bakso Daging Sapi dengan Bahan Pengertyal dL2ri Lama Penyimpannn yang Berbeda

untuk ditnasukkan ke dalam air panas 4. Analisis Data


(800C) selama kurang lebih 10 menit dan Analisis data berdasarkan prosedur
sel.anjutnya bakso ditiriskan selama sidik ragam (ANOVA) dan bila terdapat
15 menit. Bakso yang akan mendapatkan perbedaan yang nyata, maka dilak:ukan
perlakuan penyimpanan dikemas vakum uji l.anjut menggunakan uji polinomial
menggunakan plastik PP. Prosedur Ortogonal (Steel and Tome, 1995).
pembuatan bakso daging sapi menurut
Fadh1an dalam Syamsul (2007) dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dilihat pada Gambar 1.
1. NUaipH
, Gambar 1 Prosedur Pembuatan Bakso
Pengukuran ni1ai pH dilakukan
Daging Sapi Segar untuk mengetahui sifat asam, netral atau
basa dari suatu produk pangan. Nilai pH
penghanJan Daging bakso yang menggunakan bahan
pengenyal dan lama penyimpanan yang
. *
Pencampuran Bahan dan Bumbu berbeda berkisar 5,20 ± 0,09 - 6,02 ± 0,04.

. *
Pencetakan dengan Tangan
Penggunaan bahan pengenyal· yang
berbeda tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pH bakso. Interaksi

*
Perebusan 7()o - BOO C, 15 Menit antara jenis bahan pengenyal dan lama.
waktu penyimpanan juga tidak

*
Perebusan 1000 C,15 Menit
(pematangan Bakso)
berpengaruh nyata terhadap pH bakso.

Bakso Dalmg Sapi

Tabe11 Rata an Nil' . Bah an PengenyaIdan Lama peny lmpanan


aJ. )JH Bakso Berdasarkan Jems
LiUDa Penyimpanan (JDinggu)
Bahan pengenyal Ratailll
0 1 .2 3
STPP 5,93±O,O5 5,5S±0,06 5,20 ±O,09 5,50 ± 0,07 5,54 ±O,07
Karagenan 6,02± 0,04 5,45 ±O,05 5,66 ± 0,10 5,55± 0,11 5.67 ± O,OS
Rataan S,97 ±o,osa S,50± 0,06h 5,43 ± 0,091' 5,S2±O,09b
Ket : superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<O,Ol)

Penggunaan STPP dan karagenan Sudrajat (2007) yang menyatakan bahwa


menghasilkan ni1ai pH yang tidak penggunaan STPP dan karagenan dalam
berbeda nyata. Sunarlim (1992) jumlah yang sarna tidak memberlkan·
menyatakan bahwa niIai pH.STPP pada pengaruh yang berbeda nyata. Perbedaan
umumnya bersifat basa 9 - 9,7, karagenan nilai pH sangat nyata (P<O,Ol) terjadi
pada penelitian ini mempunyai ni1ai pH pada lama penyimpanan bakso yang
yang relatif normal 6 - 7. Nilai pH kedua berbeda. Bakso yang belum mengalami
bahan tambahan pangan tersebut tidak proses penyimpanan memiliki rataan nilai
mempengaruhi ni1ai pH akhir bakso. pH yang lebih tinggi dibandingkan
Karagenan dengan pH relatif normal dengan bakso yang telah mengalami
cenderung tidak mempengaruhi nilai pH proses penyimpanan selama 2 ataupun 3
bakso. Hal ini sesuai dengan penelitian minggu.
Sifizt Fisik Bakso Daging Sapi dengan Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan yang Berbtda

2. Daya Mengikat Air (DMA) Rataan persentase air bebas dengan


Daya mengikat air sangat penting bahan pengenyal STPP 34,45 ± 3,75 dan
dalam menentukan kualitas dari suatu karagenan 31,97 ± 3,57 tidak berbeda
produk pangan. Winarno (1993) nyata. Hal ini seperti yang diungkapkan
menyatakan bahwa, air merupakan Ockerman (1983) bahwa, STPP
komponen penting dalam bahan pang~ mempunyai gugus fosfat jika bersinergi
karena air dapat mempengaruhi dengan NaG dapat meningkatkan .
penampakan, tekstur serta cita rasa ekstraksi . atau kelarutan protein yang
makanan. akan meningkatkan daya mengikat air
dengan cara meningkatkan ruang antar
Daya mengikat air diprediksi filamen pada protein. Sedangkan
. setelah diberikan tekanan menggunakan karagenan dengan gugus polisakarida
carverpress. Rataan persentase Mg H:zO (air berguna meningkatkan daya mengikat air
yang keluar) pada bakso daging sapi dengan cara membentuk gel (Whistler
30,20 ± 1,11 - 37~ 5± 2,07. Semakin tinggi dan Daniel, 1990). Pembentukan gel
jumlahair yang keluar, maka daya menjadi fenomena penggabungan rantai
mengikat air bakso semakin rendah. polimer, sehingga membentuk suatu jala
Perbedaan bahan pengenyal, lama bersambungan yang dapat menangkap
penyiinpanan dan interaksi antara bahan atau mengimobilisasi air didalamnya dan
pengenyal dan lama penyimpanan tidak membentuk struktur yang kuat dan kaku.
berpengaruh nyata terhadap jumlah
MgHzO yang keluar dari bakso.

Tabel 2.Rataan nilai MgHzO Bakso Berdasarkan Perbedaan Jenis Bahan Pengenyal dan Lama
PenyimpananJ%)
Lama Penyimpanan (minggu)
Bahan pengenyal Rataan
2~
0 1 3
STPP 32,54±4,30 30,22±5,16 37,02±3A 37,85 ±2,07 34A5±3,75
Karagenan 32,98 ± 3,05 32,05 ± 5,11 32,67 ± 5,00 30,20 ± I,ll 31,97 ±3,57
Rataan 32,76 ± 3,68 31,13 ± 5,14 34,84 ± 4,24 I 34,02±1,59

Data pada Tabel 2 dapat dilihat 3. Rendemen


bahwa bakso daging sapi menunjukkan
Rendemen adalah selisih antara
hasil yang tidak berbeda nyata pada
bobot setelah dan sebelum mengalami
berbagai lama penyimpanan. Hal ini
proses pemasakan yang dipengaruhi
menunjukkan bahwa metoda
suhu, bahan pengisi dan lama pemasakan
penyimpanan yang digunakan baik untuk (Soeparno, 1994). Menurut Ockerman
pengemasan bakso daging sapi. Suhu
(1978) semakin banyak air yang ditahan
yang digunakan dalam penyimpanan ini
oleh protein semakin sedikit air yang
adalah refrigerator yaitu antara 2 - 100c.
keluar sehingga rendemen bertambah
dengan pengemasan plastik pp
tinggi. Pen:ingkatan suhu dan lama
membuktikan bahwa daya mengikat air
pemasakan secara terus menerus
dalam jangka waktu penyimpanan tiga
menyebabkan peningkatan rendemen,
minggu tidak menunjukkan perubahan.
karena memperbaiki tekstur bakso dan
men:ingkatkan nilai jual. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan Sunarlim
(1992) bahwa rendemen penting bagi
produsen bakso dalam perhitungan
ekonorrlls, karena rendemen dapat
digunakan untuk memperkirakan berat
Sifot Fisik BtWO Daging Sapi dengan Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpamm yang BeTbeda

atau banyaknya bakso yang dihasilk:an karagenan sebagai pengganti STPP


dari sejumlah daging yang digunakan sebagai bahan pengenyal dapat
dalam pembuatan bakso. Fungsi penting dilakukan.
STPP pada produk bakso sapi adalah Kekenyalan. bakso daging sapi
meningkatkan . ekstraksi protein dari
berhubungan dengan kekuatan gel yang
daging yang akan meningkatkan daya. terbentuk alabat pemanasan. Menurut
mengikat air dan daya tarik menarik Indrarmono (1987), gelatinisasi pada
antara partikel daging. Hal ini yang bakso terdiri dari gelatinisasi pati dan
menyebabkan peningkatan rendemen dan gelatinisasi protein, tetapi gelatinisasi pati
kualitas produk. lebih dominan mempengaruhi kekenyalan
Tabel 3. Rataan Nilai Rendemen Bakso Sapi bakso. Proses gelatinisasi melibatkan
Berdasarkan Perbedaan Jenis Bahan pengenyalan· air oleh jaringan yang·
Pengellyal1% 1 dibentuk rantai molekul pati atau protein.
Bahan pengenyal Rendemen
Kemampuan STPP mengekstrak
STPP 6,98 ± 0,96
protein daging dapat meningkatkan daya
Karagenan 6,09 ± 0,57
mengikat air yang a.kan mempengaruhi
kekenyalan. Penggunaan karagenan dapat
Data pada Tabe13 memper1ibatkan membantu pembentukan gel (dipengaruhi
bahwa rendemen tidak berbeda nyata oleh tipe dan konsentrasi karagenan serta
antara bakso daging sapi menggunakan adanya ion-ion) dan memperbaiki sifat
pengenyal STPP 6,98 ± 0,96 maupw1 kekenyalan. Karagenan dapat berikatan
karagenan 6,09 ± 0,57. Nilai rendemen baik antara protein dan air, sehingga
bakso daging sapi dipengaruhi oleh daya bakso memiliki kekuatan menahan.
mengikat air. Menurut Sunarlim (1992), tekanan dari luar. Hal ini sejalan dengan
semakin· tinggi daya mengikat air, maka yang diungkapkan oleh Keeton (2001)
akan semakin tinggi nilai rendemen bakso bahwa, adanya sejumJah air pada bakso
dan tekstur bakso akan semakin baik. berpengaruh terhadap kekenyalan yang
Sebaliknya, daya mengikat air yang disebabkan air, lemak dan tersedianya
rendah akan menyebabkan rendemen basil ekstraksi protein yang menyebabkan
rendah dan tekstur yang kurang baik. terjadinya emulsi, sehingga bakso sapi
menjadi lebih kompak dan tidak pecah. .
4. Kekenyalan
Penyimpanan vakum dengan
Kekenyalan sangat mempengaruhi plastik PP selama tiga minggu dalam
kualitas bakso. Rataan nilai kekenyalan suhu refrigerator juga tidak menunjukkan
bakso daging sapi 0,15 ± 0,07 - 0,25 ± 0,06. perubahan kekenyalan yang berarti. Hal
Penggunaan bahan pengenyal dan lama ini diduga karena pengaruh daya
penyimpanan yang berbeda memberikan mengikat air yang tidal< berbeda nyata.
basil yang tidak berbeda nyata pada nilai Keberadaan air dalam produk bakso sapi
kekenyalan bakso daging sapi crabel 4). mempengaruru. kekenyalan dan· daya
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan potong.

Tabel 4. Rataan Kekenyalan Bakso Berdasarkan Jenis Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan
yang Berbeda (kg/moo).
Lama Penyimpanan (minggu)
Bahan pengenyal Rataan
0 1 2 3
STPP 0,23 ±O,O4 0,25± 0,06 0,21 ±O,05 O,15± 0,07 0,21 ± 0,06
Karagenan 0,21 ± 0,01 0,21 ±O,O4 0,23 ± 0,02 0,15 ±O,08 O,21±0,02
Rataan 0,22 ± 0,02 O,23± 0,05 O,22± 0,04 . O,15±O,07
JumalPetemakan Vol 6 No 2 September 2009 (44 -51) ISSN 1829 - 8729

KESIMPULAN DAN SARAN


Hammes, W.P., D. Haller dan C. Canzle. 2003.
Kesimpulan Fermented Meat in: E. R Farriworth ."
(Ed). Handbook, of Fermented
Functional Foods. CPC Press, Boca
Jenis bahan pengenyal S1PP dan
Raton.
karagenan selama penyimpanan tidak
berpengaruh terhadap pH, daya Indrarmono, T. P. 1987. Pengaruh Lama
mengil<at air, rendemen dan Pelayuan Dan Jenis Daging Karkas Serta
kekenyalan bakso sapi. Hal 1IU Jumlah Es Yang Ditambahkan Ke
Dalam Adonan T~rhadap Sifat Fisiko­
~enunjukkan bahwa karagenan dapat
. Kimia Bakso Sapia Skripsi. Jurusan
mtmjadi bahan pengganti S1PP dalam . TeknologiPangan dan Cizi. Fakultas
pembuatan.bakso. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Saran
Kauffman. R. C. 2001. Meat composition.
Dalam: Y. H. Hui, W. K Nip, R. W.
Penelitian lanjutan . perlu Rogers dan O. A. Young (editor). Meat
dilakukan untuk mengetahui jenis Science and Applications. Marcel
bakteri yang tumbuh pada dekker, Inc., New York.
penyimpanan dingin dan penelitian
serupa dengan menggunakan rumput Keeton, J.T. 2001. Formed and Emulsion
Product Dalam: A. R. Shams (Ed).
laut sebagai pengganti S1PP atau Poultry Meat Processing. CRC Press.
karagenan yang harganya lebih Boca Raton.
murah.
Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan:
DAFrAR PUSTAKA Parakassi, A dan Y. Amulia. Meat
Science UI Press. Jakarta.
Astawan, M. 2004. Mengapa Kita Perlu Makan
Daging. http://www.diffy.com/ Moirano, T.W. 1977. Sulphated Seaweed
kesehatan/ detail. php?id=235 Polysaccharides. Dalam: Food Colloids.
(24 Desember 2004). The Avi Publishing. We$tporl
Connecticut P: 347-381.
BellIlin~ C.J. 1983. Plastic Film far Packaging
Technomic Publishing Company, Inc.. Ockerman. RW. 1978. Source Book of Food
Pennsylvania. Scientist The avi publ. Co. Inc.
Westport Connecticut .
Dewan Standardisasi Indonesia, 1995. SNI 01­
3947-1995. Daging sapi/ . kerbau. Ockerman. H.W. 1983. Chemistry of Meat
Departemen Per industrian dan Tissue. 10th Ed. Dept Of Animal
Perdagangan. Science. The Ohio State University and
the Agricultural Research and
Fadlan, F. 2001. Mempelajari Pengaruh Bahan Development center, New York.
Pengisi dan Balum Makanan Tambahan
.}

Terhadap Mutu Fisik dan Organoleptik Ranken. M.D. 2000. Water Holding Capacity
Bakso Sapi. Skripsi. Fakultas Teknologi of Meat and Its Control Them. And inc
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, 24: 1502.
Bogor. .
Soepamo. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging.
Fashier, L.R dan N.S. Par~r. 1985. How do UCM Press. Yogyakarta.
Food Emulsion Stabilizers' Work?
CRISCO Food Research Quaterley.45
(2): 33-39.
Sifat Fisik Bakso Daging Sap; dengan Bahan Pengenyal rum Io:mJ1. Penyimpanan yang Berbeda

Steel, R.G.D and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Syarif R, S. Santasa, Isyana. 1989. Teknologi
Prosedur Statistfk Suatu Pendekatan Pengemasan Pangan. Departemen
Biometrik. Terjemahan: Sumantri, B. Pr. Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Gramedia Utama. Jakarta. Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar
. Universitas Pangan'dan Gizi Institut
Sudrajat, G. 2007. Sifat fisik dan orgarioleptik
Pertanian Bogor.
bakso daging sapi dan daging kerbau
dengan penambahan karagenan .dan
Tarwotjo, L 5., S. Hartini, S. Soekirman dan
khitosan. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Sumartono. 1971. Komposisi tiga jenis .
IPB, Bogor.
baksodi Jakarta. Akademi Gizi. Jakarta.
Sunarlim, R. 1992. Karakteristik mutu bakso
Whistler, R, J.R Daniel. 1990. Functions of
daging sapi dan pengaruh penambahan
Polysaccharides in Foods. Dalam: A. L.
NaO dan natrium tripolyfosfat
Branen. P. M. Davidson. S. Salminen
terhadap perbaikan mutu. Disertasi
(Eds). Food Additives. Marcel Dekker,
program pascasarjana. IPB, Bogor.
Inc., New York.
Suptijah, P. 2002. Rumput Laue Prospek dan
Winamo, F. G., 1993. Pangan, Gizi Teknologi dan
Tantangannya.
http://rudycttripod.com/sem2­
Konsumen. Pr. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
0121.html.(5 Juni 2002).
Zayas, J.F. 1997. Functionality of Proteins in
Syamsul, 2007. Pengaruh Perbedaan Umur ltik
terhadap Sifat Fungsional Bakso ltikl Food. Springer, New York.
Skripsi Fakultas Pertanian dan·
Peternakan Universitas· Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
l

You might also like