Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Meatball is emulsion product which use additional ingredient to produce it The additional ingredient is to
influence quality and also give taste and to influence the structUre produce characteristic of :meatball One of
general additional ingredient is Sodium Tripolifosfat (STPP). STPP is anorganic which th~ untion to increase pH
and tying the water, the water level decrease during process of cook, increase rubbey and easy to slice, stabilize
colour and uniformity with un oxidation. The purpose of this research was to compare kind of rubbery effect
(STPP and Karagenan) and keep long time toward characteristic of meatball in refrigerator. This research used .
Random Project Complete (RPC) with pattern factoria12 x 4 which is 3 replication. The effect toword influence in
this analysis with use variety investigate, if treatment have the obvious effect,the Polinomial test will be done.
The result of this research showed the difference mark of meatball pH is very obvious (P<O.01), the use of STPP
and karagenan to produce pH mark that is not difference obvious (P>O.05). The storage time will give a difference
effect toword pH mark. Meatball pH mark is very difference obvious between before storage and after storage.
kualitas dan kuantitas daging (Soeparno, (WHC) adalah kemampuan daging untuk
yaitu air yang terikat secara kimiawi oleh tersebut tidal< saling berbaur, tetapi saling
protein otot, air tidak bergerak dan air antagonistik. Bagian yang berbentuk
bebas. Perubahan molekul protein otot butiran, memiliki konsentrasi lebih keci1
tidak mempengaruhi air terikat dan air dari bagian yang lain disebut fase .
tidak bergerak, sehingga bagian air terdispersL sedangkan media tempat fase
bebaslah yang bertanggung jawab pada terdispersi tersebut memiliki· konsentrasi
tinggi rendahnya daya mengikat air lebih besar disebut lase pendispersi
protein otot. (Winarno, 1993).
Komponen utama nutrisi daging Selain fase terdispersi dan fase
,terdiri dari air, protein, lemak dan pendispersL bagian penting dalam sistem
sebagian kecil mineral serta beberapa emulsi adalah pengemulsi (emulsifier).
vitamin B (Soeparno, 1994). Ekstraksi Pengemulsi berfungsi menjaga agar lase
protein saat penggilingan dan terdispersi tetap tersuspensi dalam lase
pembentukan adonan merupakan laktor pendispersinya. Emulsifier yang lazim
utama dalam pembentukan produk digunakan dalam produk olahan daging
daging (Zayas, 1997). Peran lain dari adalah protein (Soeparno, 1994).
protein adalah menahan air, protein
Bahan pengisi dan pengenyal
membentuk jaringan yang kompak
merupakan bahan bukan dagingyang
selama proses pemasakan bakso, sehingga
ditambahkan dalam pembuatan bakso.
meningkatkan daya mengikat air produk Fungsi penambahan bahan pengisi dan
(Ranken, 2000).
pengenyal adalah memperbaiki stabilitas
Bakso daging menurut SNI 01-3818 emulsi, mereduksi penyusutan selama
1995 adalah produk makanan berbentuk pemasakan, memperbaiki sifat irisan, .
bulatan atau behtuk lain yang diperoleh meningkatkan citarasa dan mengurangi
dari campuran daging temak (kadar biaya produksi (kecuali bahan pengisi),
daging tidal< kurang dari 50%) dan pati bahan ini dapat mengabsorpsi air dua
atau serealia dengan atau tanpa Bahan sampai tiga kali lipat dari berat semula,
Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan sehingga adonan bakso menjadi lebih
(Dewan Standardisasi Indonesia, 1995). besar (Ockerman, 1978).
Menurut Tarwotjo et al (1971), bakso Bahan pengenyal yang 1azim
merupakan daging yang dihaluskan, ditemukan dan digunakan oleh pembuat
dicampur tepung pati, dibentuk bulat bakso bukan tepung berprotein,
bulat dengan tangan sebesar kelereng melainkan tepung berkarbohidrat tinggL
atau lebih besar lagi dan dimasak dengan misalnya tepung pati singkong, pati aren
air panas untuk dikonsumsi. Bakso atau sagu. Bahan-bahan tersebut memiliki
umumnya dibuat menggunakan daging kadar karbohidrat yang tinggi dan kadar
pre-rigor agar dihasilkan bakso yang protein yang rendah. Berdasarkan SNI 01
kenyal dan kompak (Dewan Standardisasi 3818-1995 penggunaan bahan pengisi
Indonesia, 19~5.). Menurut Ockerman maksimum 50% dari berat daging. Fadlan
(1978) prinsipPembuatan bakso daging (2001) menyatakan bahwa penggunaan
sapi terdiri atas empat tahap yaitu: bahan pengisi yang optimum sebaiknya
penghancuran daging, pembuatan ditambahkan sebanyak 25%.
adonan, pencetakan bakso dan
Bahan pengisi dan pengenyal yang
pemasakan.
lazim ditemukan dan digunakan oleh
Adonan bakso merupakan sistem pembuat bakso adalah STPP yang
emulsi minyak dalam air. Emulsi adalah merupakan produk sintesis yang memiliki
dispersi atau suspensi cairan dalam cairan pembatas (self-limiting), karena STPP
lain dan molekul-molekul kedua cairan memiliki rasa agak pahit pada konsentrasi
Sifat Fisik Bakso Daging S«pi. dengal1 Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan yang Berbeda
dengan derajat kerapatan yang bail<. bunsen, gelas ukur, hockey stick dan
Plastik PP mempunyai suat utama ringan, pencatat waktu (stopwatch).
mudah dibentuk, lebih kaku, tidak Rancangan yang gigunakan adalah
gampang sobek, permeabilitas uap air Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
rendah, permeabilitas gas sedang, tidak faktorial 2 x 4 dengan3 uJangan. Model
baik untuk makanan yang peka terhadap matematika yang digunakan menurut
oksigen, tahan terhadap suhu tinggi Steel dan Tome (1995) adalah:
ltingga 1500c, titik lebur tinggi, tahan
terhadap asam kuat, basa dan minyak
pada suhu tinggi serta mempunyai
k~kuatan tarik lebih besar, akan tetapi
Keterangan:
harganya lebih mahal dibandingkan Yljk == hasil pengamatan suat fisik bakso
plastik PE (Syarlf et aI., 1989). dengan perlakuan bahan
Penelitian ini bertujuan untuk pengenyal ke-i, lama
membandingkan pengaruh jenis bahan penyimpanan ke-j dan uJangan
pengenyal (STPP dan karagenan) dan ke-k
lama penyimpanan terhadap suat fisik J..I. == nilai rataan pengamatan
bakso sapi selama penyimpanan berbeda. aj = pengaruh faktor perlakuan bahan
pengenyal ke-i
MATERI DAN METODA I3i == pengaruh faktor perlakuan lama
penyimpanan ke-j
1. Tempat dan Waktu Penelitian a~j . = pengaruh interaksi faktor
Penelitian dilaksanakan di perlakuan bahan pengenyal ke-i
Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian dan faktor perlakuan lama
Universitas Islam Indragiri pada bulan penyimpanan ke-j
Oktober sampai November 2008. Eijk = pengaruh galat percobaan. pada
perla.kUan bahan pengenyal ke-i,
2. Metoda lama penyimpanan ke-j dan
uJangan ke-k.
Bahan yang digunakan dibedakan
menjadi dua jenis yaitu bahan utama dan 3. Prosedur Penelitian
bahan tambahan. Bahan utama adalah
daging sapi pre-rigor bagian pendasar a. Persiapan pembuatan bakso daging
gandik (silver side) sebanyak 250 gram. sapi
Bahan tambahan yang digunakan adalah b. Penelitian suat fisik (menganalisis
tepungtapioka 20%, ditambah 0,3% bahan suat fisik bakso daging. sapi yang
pengenyal STPP dan karagenan, meliputi nilai pH, daya mengikat air
5% garam dapur, 20% es batu, 0,5% lada, (DMA), rendemen dan kekenyalan)
satu siung bawang putih dati berat bakso daging sapi .
daging. Bakso yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam plastik PP dan Pembuatan bakso dagit;.g sapi : potongan
dikemas vakutll untuk disimpan pada daging yang telah dibersihkan lemak
suhu 100(: se1ama 0, 1, 2 dan 3 minggu. permukaannya dipotong keci1;..keci1,
Peralatan yang digunakan adalah dimasukkan ke dalam food processor
timbangan analitik Sartorius, pisau, food bersama dengan air es, garam, STPP/
processor, panei, kompor gas, blender, karagenan laIu digiling halus. Setelah
gilingan, alat pengemas, lemari halus, ditambah lada, bawang pntih dan
pendingin, plastik PE, plastik PP, pH tepung tapioka, laIn digiling ltingga kalis.
meter, kertas saring, inkubator, peralatan Setelah kalis, adonan didiamkan selama
ge1as, pipet volumetrik, cawan petri, 10 menit, laIn dibentuk bulatan-bulatan
Sifat Fisik Bakso Daging Sapi dengan Bahan Pengertyal dL2ri Lama Penyimpannn yang Berbeda
. *
Pencetakan dengan Tangan
Penggunaan bahan pengenyal· yang
berbeda tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pH bakso. Interaksi
*
Perebusan 7()o - BOO C, 15 Menit antara jenis bahan pengenyal dan lama.
waktu penyimpanan juga tidak
*
Perebusan 1000 C,15 Menit
(pematangan Bakso)
berpengaruh nyata terhadap pH bakso.
Tabel 2.Rataan nilai MgHzO Bakso Berdasarkan Perbedaan Jenis Bahan Pengenyal dan Lama
PenyimpananJ%)
Lama Penyimpanan (minggu)
Bahan pengenyal Rataan
2~
0 1 3
STPP 32,54±4,30 30,22±5,16 37,02±3A 37,85 ±2,07 34A5±3,75
Karagenan 32,98 ± 3,05 32,05 ± 5,11 32,67 ± 5,00 30,20 ± I,ll 31,97 ±3,57
Rataan 32,76 ± 3,68 31,13 ± 5,14 34,84 ± 4,24 I 34,02±1,59
Tabel 4. Rataan Kekenyalan Bakso Berdasarkan Jenis Bahan Pengenyal dan Lama Penyimpanan
yang Berbeda (kg/moo).
Lama Penyimpanan (minggu)
Bahan pengenyal Rataan
0 1 2 3
STPP 0,23 ±O,O4 0,25± 0,06 0,21 ±O,05 O,15± 0,07 0,21 ± 0,06
Karagenan 0,21 ± 0,01 0,21 ±O,O4 0,23 ± 0,02 0,15 ±O,08 O,21±0,02
Rataan 0,22 ± 0,02 O,23± 0,05 O,22± 0,04 . O,15±O,07
JumalPetemakan Vol 6 No 2 September 2009 (44 -51) ISSN 1829 - 8729
Terhadap Mutu Fisik dan Organoleptik Ranken. M.D. 2000. Water Holding Capacity
Bakso Sapi. Skripsi. Fakultas Teknologi of Meat and Its Control Them. And inc
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, 24: 1502.
Bogor. .
Soepamo. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging.
Fashier, L.R dan N.S. Par~r. 1985. How do UCM Press. Yogyakarta.
Food Emulsion Stabilizers' Work?
CRISCO Food Research Quaterley.45
(2): 33-39.
Sifat Fisik Bakso Daging Sap; dengan Bahan Pengenyal rum Io:mJ1. Penyimpanan yang Berbeda
Steel, R.G.D and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Syarif R, S. Santasa, Isyana. 1989. Teknologi
Prosedur Statistfk Suatu Pendekatan Pengemasan Pangan. Departemen
Biometrik. Terjemahan: Sumantri, B. Pr. Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Gramedia Utama. Jakarta. Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar
. Universitas Pangan'dan Gizi Institut
Sudrajat, G. 2007. Sifat fisik dan orgarioleptik
Pertanian Bogor.
bakso daging sapi dan daging kerbau
dengan penambahan karagenan .dan
Tarwotjo, L 5., S. Hartini, S. Soekirman dan
khitosan. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Sumartono. 1971. Komposisi tiga jenis .
IPB, Bogor.
baksodi Jakarta. Akademi Gizi. Jakarta.
Sunarlim, R. 1992. Karakteristik mutu bakso
Whistler, R, J.R Daniel. 1990. Functions of
daging sapi dan pengaruh penambahan
Polysaccharides in Foods. Dalam: A. L.
NaO dan natrium tripolyfosfat
Branen. P. M. Davidson. S. Salminen
terhadap perbaikan mutu. Disertasi
(Eds). Food Additives. Marcel Dekker,
program pascasarjana. IPB, Bogor.
Inc., New York.
Suptijah, P. 2002. Rumput Laue Prospek dan
Winamo, F. G., 1993. Pangan, Gizi Teknologi dan
Tantangannya.
http://rudycttripod.com/sem2
Konsumen. Pr. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
0121.html.(5 Juni 2002).
Zayas, J.F. 1997. Functionality of Proteins in
Syamsul, 2007. Pengaruh Perbedaan Umur ltik
terhadap Sifat Fungsional Bakso ltikl Food. Springer, New York.
Skripsi Fakultas Pertanian dan·
Peternakan Universitas· Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
l