You are on page 1of 9

Jurnal Peternakan Vol 10 No 1 Februari 2013 (9 - 17) ISSN 1829 – 8729

MUTU KIMIA DENDENG SEMI BASAH DAGING AYAM YANG


DIRENDAM JUS DAUN SIRIH (Piper betle L.) DENGAN
KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN BERBEDA

E. PURNAMASARI1, D.S. MUNAWARAH2, dan S.I. ZAM1


1Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2Alumni Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau

Email : endahpurnamasari79@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in September until October 2012 in the Laboratory of Post-Harvest Technology;
Laboratory of Patology, Entomology and Microbiology Islamic State University of Sultan Syarif Kasim Riau, and in the
Food Chemistry Laboratory Faculty of Fisheries and Marine Science Riau University. The aims of this research was to know
the protein content, fat content, water content and ash content. This research was based on Completely Randomized Design
with factorial pattern (two factors) with two repetitions. The first factor was the concentration of betle leaf juice ( 0%, 5%,
10% and 15% ) and the second factor was the soaking duration (0, 5, 15 and 15 hours). The results showed that increasing
betle leaf juice and soaking duration gave very significant effect (P<0,01) to increase protein content, to lower fat content and
water content but no significant effect on ash content. The best treatment of protein content 15% and soaking duration 15
hours (29,35%), fat content 15% and soaking duration 15 hours (0,50%), water content 15% and soaking duration 15 hours
(45,45%) and ash content 15% and soaking duration 5 hours (1,40%).

Keyword : betle leaf juice, dendeng, meat chicken quality, soaking duration.

PENDAHULUAN Salah satu cara efektif dalam


pengawetan daging adalah dengan
Daging ayam atau daging unggas
mengolah daging tersebut menjadi
merupakan daging yang mempunyai nilai
dendeng. Dendeng merupakan kombinasi
gizi tinggi (Kurt dan Kilinççeker, 2011).
proses curing dan pengeringan. Dendeng
Dianalisis dari nilai gizinya, setiap 100 g
dapat dibuat dari berbagai jenis daging
daging ayam mengandung 75,52% air,
ternak. Dendeng yang umum dijumpai
22,26% protein, lemak 1,92% (Husak et al.,
dipasaran adalah dendeng sapi, namun
2008), 13 mg zat kalsium, 190 mg zat
belakangan ini mulai dikenal dendeng
fosfor dan 1,5 mg zat besi (Qiao et al.,
ayam, ikan, udang, bekicot, dan bahkan
2002). Daging ayam mengandung vitamin
keong emas (Astawan, 2004).
A yang tinggi, mengandung vitamin C
dan E (Kurt dan Kilinççeker, 2011). Dendeng tergolong bahan makanan
Daging ayam mengandung kadar lemak semi basah (intermediate moisture food),
yang rendah. Lemak daging ayam yaitu bahan pangan yang mempunyai
sebagian besar adalah asam lemak tidak kadar air tidak terlalu tinggi dan juga
jenuh. tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50%
(Legowo dkk., 2002). Istilah dendeng
Daging pada ayam biasanya banyak
sering digunakan pada “dry cured meat”
terdapat pada bagian dada dan paha.
yang mempunyai ciri bahan pangan
Daging ayam atau unggas bersifat mudah
dengan kelembaban rendah dan kadar
rusak akibat benturan fisik maupun
protein tinggi (Lorenzo et al., 2011).
aktivitas mikroba, sehingga diperlukan
Penurunan kadar air tersebut dapat
penanganan yang tepat agar dapat
dicapai dengan penggunaan suhu tinggi
disimpan lama. Daging ayam merupakan
pengolahan dan atau penggunaan bahan
sumber protein hewani yang baik dan
pengawet (Saleh dkk., 2012). Spesifikasi
mengandung asam amino yang cukup
persyaratan mutu dendeng dapat dilihat
lengkap (Jariyah dan Susiloningsih, 2006).
pada Tabel 1.

9
PURNAMASARI, dkk Jurnal Peternakan

Tabel 1. Karakteristik mutu dendeng menurut SNI 01-2908-1992


Syarat
Karakteristik
Mutu I Mutu II
Warna dan Bau Khas Dendeng Khas Dendeng
Kadar air (bobot/bobot) Maks 12 % Maks 12 %
Kadar Protein (bobot/bobot kering) Min 30 % Min 25 %
Abu tidak larut asam (bobot/bobot kering) Maks 1 % Maks 1 %
Benda asing (bobot/bobot kering) Maks 1 % Maks 1 %
Kapang dan serangga Tidak nampak Tidak nampak
Sumber : Standar Nasional Indonesia (1992)
Pembuatan dendeng ayam dapat meningkatkan kualitas fisik, dan
merupakan salah satu usaha diversifikasi menekan kerusakan mikrobiologis,
pangan sekaligus membantu program terutama pada penggunaan level
pemerintah Indonesia dalam penyediaan konsentrasi 30%. Nurhasni (2012)
produk olahan daging ayam, karena melaporkan perendaman dendeng daging
ternak ayam mempunyai pola produksi kambing dalam jus daun sirih pada
dan reproduksi yang cepat. Keuntungan konsentrasi 20% dan lama penyimpanan
pengolahan daging ayam menjadi 1 bulan, memperlihatkan penurunan
dendeng adalah masa simpan daging kadar lemak dan nilai TBA. Huang et al.,
lebih panjang, volume produk menjadi (2011) merekomendasikan penggunaan
ringkas sehingga memudahkan dalam sodium metasilikat maksimum 3% untuk
pengepakan dan pengangkutan, serta menghambat pertumbuhan mikroba pada
mempunyai cita rasa yang khas (Suradi, daging unggas.
2009).
Ekstrak daun sirih termasuk dalam
Masalah yang sering timbul pada golongan antioksidan primer terhadap
penyimpanan dendeng adalah ketengikan radikal lipid. Mekanisme reaksi
akibat oksidasi lemak yang dipercepat antioksidan ekstrak daun sirih terjadi
oleh adanya peroksidan. Daun sirih melalui pemberian atom hidrogen dari
merupakan salah satu bahan alami yang gugus hidroksil dengan cepat kepada
mengandung zat antioksidan, karena radikal substrat. Radikal bebas yang
senyawa yang ada di dalam ekstrak daun terbentuk dari mekanisme reaksi
sirih yaitu kavikol dan eugenol antioksidan tersebut cukup stabil dengan
menunjukkan aktivitas antioksidan mencegah dari reaksi berikutnya (Jariyah
(Sundari dkk., 1992). Perendaman daging dan Susiloningsih, 2006).
ayam dalam jus daun sirih dapat
Bahan pangan akan mengalami
memperpanjang masa simpan, karena
perubahan mutu kimia selama proses
daun sirih mengandung senyawa yang
pengolahan. Pengolahan yang diberikan
bersifat bakterisidal dan antioksidan,
pada produk dendeng antara lain proses
sehingga dapat menghambat
penggunaan bahan pengawet dan
pertumbuhan mikroba dan
pemanasan. Namun, belum ada laporan
memperlambat ketengikan (Jariyah dan
sejauh mana perubahan mutu kimia
Susiloningsih, 2006). Menurut Legowo
daging ayam yang telah diolah menjadi
dkk. (2002) daging sapi yang direndam
dendeng yang direndam dengan jus daun
dalam jus daun sirih sebelum curing
sirih.
selama 20 jam dengan konsentrasi 10%
bisa menurunkan kandungan bakteri dan Penelitian ini bertujuan untuk
masih layak dikonsumsi sampai 3 bulan. mengetahui mutu dendeng ayam yang
Juliasti (2012) menyatakan perendaman direndam dalam jus daun sirih dengan
dendeng kambing dalam jus daun sirih lama perendaman berbeda. Variabel yang

10
Vol 10 No 1 MUTU KIMIA DENDENG

diamati meliputi kadar protein, kadar kedua lama perendaman yang terdiri dari
lemak, kadar air dan kadar abu. 4 taraf perlakuan. Terdapat 16 kombinasi
perlakuan dengan masing-masing
Diharapkan penelitian ini dapat
perlakuan dilakukan 2 kali pengulangan
memberikan informasi dan referensi
sehingga diperoleh 32 unit percobaan.
mengenai mutu dendeng daging ayam
Faktor K (konsentrasi jus daun sirih),
yang direndam dalam jus daun sirih
terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu =
dengan lama perendaman berbeda yang
meliputi kadar protein, kadar lemak, K0 : konsentrasi jus 0%,
kadar air dan kadar abu. Perendaman
K1 : konsentrasi jus 5%,
dendeng ayam pada tingkat konsentrasi
jus daun sirih dan lama perendaman K2 : konsentrasi jus 10%,
berbeda dapat mempertahankan kadar K3 : konsentrasi jus 15%.
protein, menurunkan kadar lemak, kadar
air dan kadar abu. Faktor S (lama perendaman), terdiri dari 4
taraf perlakuan yaitu =
MATERI DAN METODE
S0 : lama perendaman 0 jam,
Penelitian telah dilaksanakan pada
bulan September sampai Oktober 2011 di S1 : lama perendaman 5 jam,
Laboratorium Teknologi Pasca Panen, S2 : lama perendaman 10 jam,
Laboratorium Patologi, Entomologi dan
Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan S3 : lama perendaman 15 jam.
Peternakan Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau dan Daging dada ayam (6,4 kg)
Laboratorium Kimia Pangan Fakultas ↓
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pencucian
Riau. ↓
Daging diiris dengan ketebalan 3 - 5 mm
Bahan yang digunakan adalah daging

ayam broiler tanpa tulang (chicken boneless)
Perendaman dalam bumbu 20 menit
bagian dada, ekstrak daun sirih, gula

merah (15%), bawang merah (15%),
Penirisan selama 15 menit
bawang putih (15%), ketumbar (5%),

lengkuas (2%), garam dapur (5%), asam
Perendaman dalam jus daun sirih (0%, 5%,
jawa (4%), dan cabe merah (1%).
10%, 15%) t = 0, 5, 10, 15 jam
Alat yang digunakan meliputi pisau, ↓
talenan, keranjang peniris, blender, oven, Pengeringan dengan oven T = ±70°C; t = 6
baskom, pipet tetes, gelas ukur, labu jam
Kjedhal, buret/alat titrasi, soxhlet, ↓
desikator, timbangan analitik, cawan Petri. Dendeng semi basah daging ayam
Bagan alir pembuatan dendeng ayam ↓
yang direndam dalam jus daun sirih pada Pengemasan
level konsentrasi dan lama perendaman ↓
yang berbeda diperlihatkan pada Gambar Penyimpanan
1.
Metode yang digunakan adalah Gambar 1. Bagan alir proses pembuatan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola dendeng semi basah daging
faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor ayam yang direndam jus daun
pertama konsentrasi jus daun sirih yang sirih (Sumber: Jariyah dan
terdiri dari 4 taraf perlakuan dan faktor Susiloningsih yang Dimodifikasi,
2006)

11
PURNAMASARI, dkk Jurnal Peternakan

Peubah yang diukur pada penelitian ini menggunakan daging ayam. Selain itu,
adalah mutu kimia yang meliputi : kemungkinan faktor metode pembuatan
dendeng yang berbeda.
a. Kadar protein menggunakan metode
Kjeldhal, Berdasarkan hasil uji DMRT terdapat
interaksi antara tingkat konsentrasi jus
b. Kadar lemak menggunakan metode
daun sirih dan lama perendaman
ekstraksi Soxhlet,
terhadap kadar air. Kadar air tertinggi
c. Kadar air menggunakan metode dihasilkan pada perlakuan perendaman
pengovenan (Sudarmadji et al., 1997) dendeng ayam dalam jus daun sirih 0%
dan selama 0 jam (72,58%). Kadar air terendah
d. Kadar abu menggunakan metode dihasilkan pada perendaman dendeng
pengovenan dalam tanur (AOAC, ayam dalam jus daun sirih 15% selama 15
1993). jam (45,45%). Dengan demikian,
perlakuan terbaik dihasilkan pada
Data penelitian yang diperoleh diolah perendaman dendeng ayam dalam jus
secara statistik dengan menggunakan daun sirih 15% selama 15 jam.
analisis ragam. Jika perlakuan
berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut Kadar air merupakan salah satu
Duncan Multiple Range Test (DMRT). penentu ketahanan suatu bahan pangan
terhadap perubahan fisik, kimia maupun
HASIL DAN PEMBAHASAN mikrobiologis. Kadar air 45,45%
Kadar Air merupakan hasil perlakuan terbaik,
menandakan dendeng demikian semi
Hasil analisis sidik ragam
basah, artinya, bila akan dikonsumsi,
menunjukkan dendeng semi basah daging
dendeng tidak perlu mengalami
ayam yang diberi perlakuan perendaman
pembasahan kembali sebelum dimasak.
jus daun sirih dengan konsentrasi dan
lama perendaman yang berbeda Penurunan kadar air pada dendeng
menghasilkan interaksi sangat berbeda daging ayam semi basah dapat
nyata (P<0,01) terhadap kadar air. Data disebabkan oleh proses osmosis, hal ini
hasil penelitian disajikan pada Tabel 2. dikarenakan jus daun sirih
bersifat hipertonis. Osmosis adalah
Hasil penelitian pada Tabel 2.
proses perpindahan air dari zat yang
memperlihatkan nilai rerata kadar air
berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
pada faktor konsentrasi jus daun sirih
larutan yang berkonsentrasi tinggi
berkisar antara 65,80% - 49,83%, faktor
(hipertonis), proses ini melalui membran
lama perendaman berkisar antara 63,9% -
permeabel selektif dari bagian yang lebih
55,23%. Ini menunjukkan tingkat
encer ke bagian yang lebih pekat.
konsentrasi dan lama perendaman yang
Membran semipermeabel harus dapat
berbeda mengakibatkan penurunan kadar
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
air. Namun demikian, berdasarkan
terlarut, yang mengakibatkan gradien
Standar Nasional Indonesia tentang mutu
tekanan sepanjang membran. Osmosis
dendeng sapi, kadar air maksimum
merupakan suatu fenomena alami, tapi
12% (b/b). Dengan demikian, kadar air
dapat dihambat secara buatan dengan
yang diperoleh pada penelitian ini masih
meningkatkan tekanan pada bagian
termasuk tinggi (>12%). Hal ini
dengan konsentrasi pekat menjadi
disebabkan penggunaan jenis daging yang
melebihi bagian dengan konsentrasi yang
berbeda. Bahan penelitian ini
lebih encer (Salahuddin, 2011).

12
Vol 10 No 1 MUTU KIMIA DENDENG

Tabel 2. Rerata kadar air dendeng semi basah daging ayam dengan perendaman jus daun sirih
dengan konsentrasi dan lama perendaman berbeda (%)
Lama Perendaman
(jam) Rerata Kadar Air
Konsentrasi Jus Daun Sirih (%)
(%)
0 5 10 15
0 72,58a 60,75d 65,72b 64,17bc 65,80
5 64,69b 55,60e 62,51cd 61,21d 61,00
10 62,37cd 52,30f 49,89g 51,45fg 54,00
15 55,97e 52,30f 45,59h 45,45h 49,83
Rerata Kadar Air (%) 63,90 55,23 55,93 55,57 57,66
Ket. : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata
(P<0,01).
tertinggi dihasilkan pada perendaman
Penurunan kadar air pada dendeng dendeng ayam dalam jus daun sirih 0%
semi basah daging ayam diduga selama 0 jam (15,78%). Dengan demikian,
dipengaruhi oleh proses penyimpanan. perlakuan terbaik dihasilkan pada
Hal ini didukung oleh hasil penelitian perendaman dendeng ayam dalam jus
Tapotubun dan Soedirjo (2008), daun sirih 15% selama 15 jam.
menyatakan faktor lama penyimpanan Berdasarkan SNI 01-2908-1992, dendeng
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar mutu II mengandung kadar protein
air. minimal 25%, sedangkan mutu I
Kadar Protein mengandung minimal kadar protein 30%.
Dendeng yang dihasilkan dalam
Hasil analisis sidik ragam penelitian ini telah memenuhi persyaratan
menunjukkan dendeng daging ayam semi kandungan protein sesuai SNI.
basah daging ayam dengan perlakuan
perendaman jus daun sirih pada Tingkat protein yang tetap tinggi
konsentrasi yang berbeda berpengaruh pada dendeng semi basah daging ayam
sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar yang direndam dengan jus daun sirih
protein, demikian juga lama perendaman pada konsentrasi berbeda diduga
yang berbeda berpengaruh sangat nyata dipengaruhi oleh tingkatan konsentrasi
(P<0,01) terhadap kadar protein, minyak atsiri yang menghambat
sedangkan interaksi konsentrasi jus daun pertumbuhan mikroba. Minyak atsiri
sirih dengan lama perendaman yang berperan sebagai antimikroba dengan cara
berbeda tidak berpengaruh nyata mengganggu proses terbentuknya
terhadap kadar protein. Data hasil membran atau dinding sel sehingga tidak
penelitian disajikan pada Tabel 3. terbentuk atau terbentuk tidak sempurna.
Hasil penelitian Rahmani dkk. (2007),
Hasil penelitian pada Tabel 3. menunjukkan rerata kadar protein
memperlihatkan nilai rerata kadar protein cenderung meningkat dengan
faktor konsentrasi jus daun sirih berkisar meningkatnya lama perendaman. Hal ini
antara 18,27% - 26,30%, faktor lama disebabkan proses salting out, sehingga
perendaman berkisar antara 20,84% - daya larut protein berkurang. Akibatnya,
26,25%. Hal ini menunjukkan tingkat protein akan terpisah sebagai endapan.
konsentrasi dan lama perendaman yang Selain itu, garam mempunyai tekanan
berbeda dapat meningkatkan kadar osmosis yang tinggi sehingga dapat
protein. Kadar protein terendah menarik air dari daging, dengan
dihasilkan pada perlakuan perendaman menurunnya kadar air maka kadar
dendeng ayam dalam jus daun sirih 15% protein akan meningkat.
selama 15 jam (29,35%). Kadar protein

13
PURNAMASARI, dkk Jurnal Peternakan

Tabel 3. Rerata kadar protein dendeng semi basah daging ayam dengan perendaman jus daun sirih
dengan konsentrasi dan lama perendaman berbeda (%)
Lama perendaman
(jam) Rerata kadar protein
Konsentrasi jus daun sirih (%)
(%)
0 5 10 15
0 15,78 17,43 19,18 20,70 18,27c
5 22,38 24,68 25,80 26,71 24,90b
10 22,42 24,77 26,44 28,23 25,45b
15 22,80 25,68 27,35 29,35 26,30a
Rerata kadar protein (%) 20,84d 23,14c 24,69b 26,25a 11,87
Keterangan: Superskrip yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01).
Kadar Lemak berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar lemak, sedangkan
Hasil analisis sidik ragam
interaksi konsentrasi jus daun sirih
menunjukkan dendeng semi basah daging
dengan lama perendaman yang berbeda
ayam dengan perlakuan perendaman jus
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
daun sirih dengan konsentrasi yang
lemak. Data hasil penelitian disajikan
berbeda berpengaruh sangat nyata
pada Tabel 4.
(P<0,01) terhadap kadar lemak, demikian
juga lama perendaman yang berbeda

Tabel 4. Rerata kadar lemak dendeng semi basah daging ayam dengan perendaman jus daun sirih
dengan konsentrasi dan lama perendaman berbeda (%)
Lama perendaman
Konsentrasi jus daun sirih (%) (jam) Rerata kadar lemak (%)
0 5 10 15
0 1,23def 1,23efg 1,39bc 1,29cde 1,25
5 1,48 b 1,27 cde 1,05 g 0,62 ij 1,10
10 1,36bcd 1,17efg 1,10fg 0,66i 1,07
15 1,71 a 1,17 efg 0,85 h 0,50 j 1,06
Rerata kadar lemak (%) 1,45 1,18 1,10 0,76 1,12
Ket. : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata
(P<0,01).

Hasil penelitian pada Tabel 4. perendaman dendeng ayam dalam jus


memperlihatkan nilai rerata kadar lemak daun sirih 15% selama 15 jam (0,50%).
pada faktor konsentrasi jus daun sirih Kadar lemak tertinggi dihasilkan pada
berkisar antara 1,25% - 1,06%, faktor lama perendaman dendeng ayam dalam jus
perendaman berkisar antara 1,45% - daun sirih 0% selama 15 jam (1,71%).
0,76%. Hal ini menunjukkan tingkat Dengan demikian, perlakuan terbaik
konsentrasi dan lama perendaman yang dihasilkan pada perendaman dendeng
berbeda mengakibatkan menurunnya ayam dalam jus daun sirih 15% selama 15
kadar lemak. jam. Berdasarkan SNI 01-2908-1992, kadar
lemak belum menjadi standar mutu.
Berdasarkan hasil uji DMRT terdapat
Namun demikian, dendeng hasil
interaksi antara tingkat konsentrasi jus
penelitian mengandung kadar lemak yang
daun sirih dan lama perendaman
rendah. Perendaman dendeng ayam
terhadap kadar lemak. Kadar lemak
dalam jus daun sirih dapat
terendah dihasilkan pada perlakuan

14
Vol 10 No 1 MUTU KIMIA DENDENG

direkomendasikan untuk diaplikasikan terhidrolisis, reaksi hidrolisis terjadi


guna menurunkan kadar lemak. karena terdapatnya sejumlah air pada
produk tersebut, sehingga lemak akan
Hal ini diduga karena adanya
berubah menjadi asam lemak bebas dan
aktivitas senyawa fenolik yang
gliserol (Sugeng dkk., 2004).
terkandung dalam daun sirih. Senyawa
fenolik dapat menghambat oksidasi lemak Kadar Abu
sehingga mencegah kerusakan lemak.
Hasil analisis sidik ragam
Selama penyimpanan, kadar lemak
menunjukkan bahwa konsentrasi dan
cenderung menurun, ini menunjukkan
lama perendaman yang berbeda
mulai terjadi penguraian lemak karena
menunjukkan tidak memberi pengaruh
proses oksidasi atau hidrolisis yang
nyata (P>0,05) terhadap kadar abu.
keduanya dapat terjadi secara autolisis
Demikian juga tidak terdapat interaksi
maupun kegiatan mikroba (Legowo dkk.,
antara konsentrasi jus daun sirih dengan
2002)
lama perendaman yang berbeda terhadap
Selain faktor daun sirih, penurunan kadar abu. Data hasil penelitian disajikan
lemak pada penelitian ini diduga pada Tabel 5.
diakibatkan oleh proses pemanasan yang
Hasil penelitian pada Tabel 5
sempurna sehingga menyebabkan
memperlihatkan nilai rerata kadar abu
pelepasan lemak dalam produk. Pelepasan
pada faktor konsentrasi jus daun sirih
lemak akibat pemanasan diduga terjadi
berkisar antara 3,30% – 2,65%, faktor lama
karena terputusnya ikatan antar radikal
perendaman berkisar antara 3,40% -
lemak yang menghasilkan asam lemak
2,65%. Tingkat konsentrasi jus daun sirih
bebas. Emulsi daging akan terpisah atau
dan lama perendaman pada dendeng semi
menjadi tidak stabil apabila partikel
basah daging ayam tidak berpengaruh
lemaknya berukuran kecil sehingga luas
nyata terhadap kadar abu. Tidak
seluruh permukaan lemak yang harus
terdapatnya pengaruh perlakuan dapat
diselubungi oleh protein terlalu besar,
diakibatkan oleh tidak adanya komponen
ketidakstabilan emulsi ini dapat
organik, garam, anorganik yang
menyebabkan terjadinya pelepasan
terabsorbsi pada dendeng secara
minyak atau lemak selama pemanasan.
signifikan.
Selain itu diduga karena lemak

Tabel 5. Rerata kadar abu dendeng semi basah daging ayam dengan perendaman jus daun
sirih dengan konsentrasi dan lama perendaman berbeda (%)
Lama perendaman
Konsentrasi jus daun sirih (%) (jam) Rerata kadar abu (%)
0 5 10 15
0 3,60 2,20 3,00 3,82 3,21
5 3,20 3,00 3,10 1,50 2,65
10 3,00 4,00 3,70 2,50 3,30
15 2,70 1,40 3,80 3,60 2,88
Rerata kadar abu (%) 3,13 2,65 3,40 2,86 3,01

Berdasarkan SNI 01-2908-1992, persyaratan kandungan abu sesuai SNI.


dendeng mutu I ataupun mutu II Namun demikian, kadar abu hasil
mengandung kadar abu maksimal 1%. perlakuan perendaman dendeng dalam
Dendeng yang dihasilkan dalam jus daun sirih 15% dan lama perendaman
penelitian ini belum memenuhi 5 jam, menghasilkan kadar abu yang

15
PURNAMASARI, dkk Jurnal Peternakan

paling mendekati sesuai yang disyaratkan adanya penambahan bahan penyusun


dalam SNI. adonan dan tapioka yang akan menambah
jumlah kadar abu yang terkandung pada
Kadar abu suatu bahan pangan
produk akhir. Bahan baku yang
menunjukkan besarnya jumlah mineral
ditambahkan merupakan bahan pangan
yang terkandung dalam bahan pangan
hewani yang cukup tinggi kadar abunya.
tersebut. Kadar abu adalah sisa yang
Penurunan kadar air pada bahan pangan
tertinggal bila suatu sampel bahan pangan
akan menyebabkan peningkatan
dibakar sempurna di dalam tungku
konsentrasi kadar abu (Winarno, 1991).
pengabuan. Kadar abu menggambarkan
banyaknya mineral yang tidak terbakar KESIMPULAN
menjadi zat yang mudah menguap
Dari hasil penelitian dapat diambil
(Legowo dkk., 2005). Mineral atau kadar
kesimpulan sebagai berikut : lama
abu bahan pangan biasanya ditentukan
perendaman dan konsentrasi jus daun
dengan pengabuan atau pembakaran yang
sirih berpengaruh terhadap peningkatan
merusak senyawa organik dan hanya
kadar protein, penurunan kadar lemak
tersisa mineral. Sudarmaji dkk. (1997)
dan penurunan kadar air, sedangkan
menyatakan makanan yang berasal dari
kadar abu tidak dipengaruhi. Perendaman
hewan biasanya mengandung kadar abu
daging ayam dengan jus daun sirih dapat
yang tinggi, hal ini disebabkan oleh
mempertahankan mutu kimia dendeng
kandungan beberapa mineral seperti
semi basah daging ayam. Tingkat
kalsium, besi dan fosfor.
konsentrasi dan lama perendaman terbaik
Pada proses pengabuan, zat-zat untuk kadar protein yaitu pada
organik diuraikan menjadi air dan konsentrasi 15% dan perendaman selama
karbondioksida, tetapi bahan anorganik 15 jam (29,35%), kadar lemak pada
(mineral) tidak. Fannema (1985), konsentrasi 15% dan perendaman selama
menyatakan kadar mineral tidak berubah 15 jam (0,50%), kadar air pada konsentrasi
dengan adanya perlakuan pemanasan, 15% dan perendaman selama 15 jam
tetapi mineral tersebut akan hilang pada (45,45%) dan kadar abu pada konsentrasi
saat pemasakan daging, sedangkan kadar 15% dan perendaman selama 5 jam
abu yang terkandung dalam komposisi (1,40%). Terdapat interaksi antara tingkat
daging ayam adalah 1%. kosentrasi dan lama perendaman
terhadap kadar lemak, dan kadar air,
Hasil penelitian Rahmani dkk. (2007),
sedangkan pada kadar protein dan kadar
rerata kadar abu cenderung meningkat
abu tidak terdapat interaksi.
dengan meningkatnya konsentrasi garam
dan lama perendaman. Peningkatan kadar DAFTAR PUSTAKA
abu sangat erat kaitannya dengan faktor AOAC. 1993. Official Methods of Analysis of
penambahan garam sebagai senyawa The Assosiation of Official Analytical
anorganik. Semakin tinggi kadar garam Chemists. Assosiation of Official
maka semakin tinggi pula kadar abu. Chemists Washington, DC.
Menurut Harmayani (2000) dalam Astawan, M. 2004. Mengapa Kita Perlu Makan
Rahmani dkk. (2007), pemberian garam Daging. Departemen Teknologi Pangan
menyebabkan pertambahan jumlah dan Gizi IPB. Kompas Cyber Media. Jumat,
mineral (terutama natrium) di dalam 23 April 2004.
daging sehingga kadar abu juga Fannema, O.R. 1985. Food Chemistry. Marcel
meningkat. Decker Inc. New York and Bozel.
Hasil penelitian Sugeng dkk. (2004), Huang, H., S. K. Williams, C. A. Sims, and A.
menunjukkan kadar abu cenderung Simmone. 2011. Sodium metasilicate
meningkat. Hal ini disebabkan oleh affects antimicrobial, sensory, physical,

16
Vol 10 No 1 MUTU KIMIA DENDENG

and chemical characteristics of fresh between raw broiler breast meat color and
commercial chicken breast meatstored at composition. Poult. Sci. 81:422–427 .
4°C for 9 days. Poult. Sci. 90: 1124 - 1133.
Rahmani, Yunianta, dan E. Martati. 2007.
Husak, R.L., J. G. Sebranek, and K. Pengaruh metode penggaraman basah
Bregendahl. 2008. A survey of terhadap karakteristik produk ikan asin
commercially available broilers marketed gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal
as organic, free-range, and conventional Teknologi Pertanian. 8(3) : 142-152.
broilers for cooked meat yields, meat
Salahuddin. A. 2011. Proses Difusi, Osmosis,
composition, and relative value. Poult.
Permeabilitas dan Semi Permeabilitas.
Sci. 87:2367–2376.
http://klanapujangga.wordpress.com/20
Jariyah dan Susiloningsih. 2006. Pengaruh 11/03/31/prosesdifusiosmosispermeabili
perendaman daging ayam dalam jus daun tas-dan-semi-permeabilitas/. Diakses 4
sirih terhadap daya simpan dendeng April 2011.
ayam. Jurnal Protein. 13(2): 154-160.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. SNI
Juliasti, R. 2012. Kualitas dendeng kambing 01- 2908- 1992. Dendeng Sapi. Badan
yang direndam jus daun sirih dengan Standardisasi Nasional. Jakarta.
level yang berbeda. Skripsi. Fakultas
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Pertanian dan Peternakan UIN Suska
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
Riau. Pekanbaru.
dan Pertanian. Penerbit Liberty.
Kurt, S. and O. Kilinççeker. 2011. Mixture Yogyakarta.
optimization of beef, turkey,
Sugeng, H., P. Suptiah dan D. S. Wahyuni.
and chicken meat for some of the
2004. Pengaruh penambahan daging
physical, chemical, and sensory properties
lumat ikan nilem (Ostheochilus hasselti)
of meat patties. Poult. Sci. 90: 1809 - 1816.
pada pembuatan simping sebagai
Legowo, A.M., Soepardi., R. Miranda, Y. makanan camilan. Buletin Teknologi
Anisa, dan Rohidayah. 2002. Pengaruh Hasil Perikanan. 7(1) : 44-55.
perendaman daging pra curing dalam jus
Sundari, S., Koensoemardiyah, dan
daun sirih terhadap ketengikan dan sifat
Nusrantini. 1992. Minyak atsiri daun sirih
organoleptik dendeng sapi selama
dalam pasta gigi. stabilitas fisis dan daya
penyimpanan. Jurnal Teknologi dan
antibakteri. Warta Tumbuhan Obat
Industri Pangan.
Indonesia. 1: 65-66.
Legowo, A.M, Nurwantoro dan Sutaryo. 2005.
Suradi, K. 2009. Karakteristik dendeng ayam
Analisis Pangan. Badan Penerbit
broiler pada berbagai suhu dan lama
Universitas Diponegoro. Semarang.
pengeringan. Skripsi. Fakultas
Lorenzo, J.M., L. Purriños, S. Temperán, R. Peternakan. Universitas Padjadjaran.
Bermúdez, S. Tallón, and D. Franco. 2011. Bandung.
Physicochemical and nutritional
Tapotubun, A.M. dan F. Soedirjo. 2008.
composition of dry-cured duck breast
Pengaruh waktu pengeringan terhadap
Poult. Sci. 90: 931 - 940.
kualitas dendeng ikan rucah selama
Nurhasni. 2002. Nilai thiobarbituric acid (TBA) penyimpanan. Seminar nasional tahunan
dan kadar lemak dendeng daging V hasil penelitian perikanan dan
kambing yang direndam dalam jus daun kelautan.
sirih (Piper betle L.) pada konsentrasi dan
Saleh, E., B. Kuntoro, E. Purnamasari, dan
lama penyimpanan yang berbeda.
W.N.H. Zain. 2012. Dasar Teknologi
Skripsi. Fakultas Pertanian dan
Hasil Ternak. UIN Suska Press.
Peternakan UIN Suska Riau. Pekanbaru.
Pekanbaru
Qiao, M., D. L. Fletcher, J. K. Northcutt, and
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
D.P. Smith. 2002. The relationship
PT. Gramedia Utama. Jakarta

17

You might also like