Professional Documents
Culture Documents
27 - 36
DOI 27
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 27 - 36
28
Deny Suryana | Otomatisasi Pada Panel Surya...
29
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 27 - 36
panel surya dapat berotasi secara halus/ Perancangan dan Realisasi Kendali
smooth. Motor DC yang digunakan sudah Mikrokontroler ATMega8535
dilengkapi dengan gearbox sebagai sistem
Mikrokontroler ATMega8535 merupakan
pereduksi kecepatan putaran. Gambar 3
salah satu kelas dari prosesor Alf and
di bawah ini motor jenis motor DC yang
Vegard’s Risc (AVR processor) yang dikem-
digunakan pada penelitian.
bangkan oleh vendor Atmel. AVR meng-
gunakan arsitektur Reduce Instruction Set
Computer (RISC) yang mempunyai lebar
pulsa delapan bit dengan frekuensi kerja
sama dengan frekuensi osilator eksternal.
Tabel 3. Spesifikasi Mikrokontroler ATMega8535
Memori - 8 KB Flash
- 512 byte SRAM
- 512 byte EEPROM
Timer/Counter - 2 buah 8 bit timer / counter
Gambar 3. Motor DC jenis RS
- 1 buah 16 bit timer / counter - 4 kanal
PWM
- 8 kanal ADC 10 bit atau 8 bit.
Tabel 2. Spesifikasi motor DC jenis RS
Kecepatan 2200 rpm
Input power 3,5 watt
Tegangan 12 Volt
30
Deny Suryana | Otomatisasi Pada Panel Surya...
• Set point adalah intensitas matahari yang yaan semakin naik maksudnya adalah
diterima di sisi timur panel surya karena pengukuran dilakukan dari tingkat kuat
pada saat start-up (pukul 07:30 WIB) pencahayaan terendah menuju tingkat kuat
posisi panel surya menghadap barat pencahayaan tertinggi (pukul 07:00-12:00
(posisi terakhir pada hari sebelumnya, WIB). Sedangkan pengujian dengan kuat
yaitu panel menghadap ke barat). pencahayaan semakin turun maksudnya
• Variabel yang dikendalikan (keluaran) adalah pengukuran dilakukan dari tingkat
adalah posisi panel surya berdasarkan kuat pencahayaan tertinggi menuju tingkat
perbedaan intensitas matahari yang kuat pencahayaan terendah (pukul 12:00-
diterima di sisi timur dan barat panel 17:00 WIB). (Amin, Azim, and Sopian
surya. 2008), (Puji Hartono 2008)
• Variabel terukur (measurement variable) Pengujian Panel Surya
adalah intensitas matahari di sisi barat
panel surya. Pengujian panel surya dilakukan untuk
• Sinyal feedback dari sensor LDR adalah mengetahui hubungan kuat pencahayaan
tegangan. dengan tegangan yang dihasilkan oleh Pan-
• Kendali menggunakan mikrokontroler, el Surya. Pengujian dilakukan sama halnya
dengan masukan eror tegangan dan dengan pengujian pada sensor LDR. (Puji
menghasilkan keluaran sinyal kendali. Hartono 2008), (Alata, Al-Nimr, And Qa-
roush 2005)
Pengujian ADC Pengambilan Data
Pengujian ADC (Analog ke Digital) dilaku- Pengambilan data dilakukan di atap rumah
kan untuk mengetahui tingkat keakuratan dengan bantuan kompas sebagai alat ini-
ADC dalam mengambil sampling data dari sialisasi arah timur dan barat. Pencatatan
sinyal analog. Hal ini dilakukan dengan hasil pegukuran dilakukan setiap 30 menit
cara membandingkan hasil display LCD meliputi nilai arus, tegangan, kuat cahaya,
dan hasil perhitungan konversi tegangan sudut kemiringan dan suhu. Pernyataan ini
analog ke digital secara manual. Pengujian mengaitkan bahwa jika matahari berubah
ADC pada PORT A.0, PORT A.1, PORT posisi sebesar 8o, akan membutuhkan wak-
A.2 pada mikrokontroler ATMega8535 ini tu sekitar 30 menit atau setiap 15 derajat
dilakukan dengan dua cara, yaitu pengu- pergeseran matahari membutuhkan waktu
jian ADC dengan variasi tegangan input satu jam. (Amin, Azim, and Sopian 2008),
naik dan pengujian ADC dengan variasi (Puji Hartono 2008) (Cid-Pastor et al.
tegangan input turun. (Rizal, Wibowo, and 2011)
Feriyadi 2013)
Pengujian sensor LDR U
Pengujian Sensor LDR dilakukan untuk B T
mengetahui hubungan kuat pencahayaan
dengan tegangan yang dihasilkan oleh
S
LDR. Pengujian dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengujian sensor dengan kuat
pencahayaan semakin naik dan pengujian
sensor dengan kuat pencahayaan semakin
turun. Pengujian dengan kuat pencaha- Gambar 6. Posisi penelitian pada 7o18’50’’LS 112o
43’07”BT
31
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 27 - 36
Gambar 6 menunjukan titik koordinat Terkait dengan hal di atas, dalam pem-
untuk pengambilan data menggunakan bahasan mengenai respon sistem, variabel
Google Earth versi 5.1. Kemudian diketa- tegangan panel surya diasumsikan mampu
hui bahwa penelitian dilakukan pada posisi mewakili intensitas radiasi matahari
7o18’50’’ LS 112o 43’07”BT. sehingga set point sistem bisa diwakili
oleh tegangan panel surya ketika start-up,
yaitu ketika pagi hari pukul 07:30 WIB
HASIL DAN PEMBAHASAN artinya pada pagi hari matahari berada di
Set point dalam sistem ini adalah intensitas sebelah timur panel surya sedangkan panel
matahari pada pagi hari pukul 07:30 WIB. surya menghadap barat sehingga tegangan
Intensitas matahari sebanding dengan sensor LDR Timur lebih besar dari LDR
tegangan dan arus listrik yang dihasilkan Barat dan menghasilkan sinyal eror positif.
oleh panel surya. semakin tinggi tingkat Tegangan sensor LDR Timur lebih besar
intensitas radiasi matahari, semakin besar karena menerima energi foton yang lebih
pula tegangan dan arus yang dihasilkan besar dari LDR Barat. Hal ini bisa terjadi
panel surya. (Duffie and Beckman 2013), karena LDR Barat terhalang oleh sekat
(Eke and Senturk 2012) yang terpasang diantara kedua sensor
Tabel 4. Hasil pengambilan data (Bin Juine Huang et al. 2013) (B. J. Huang, Ding, and Huang 2011)
Tracking Surface Fixed Surface Cuaca
32
Deny Suryana | Otomatisasi Pada Panel Surya...
tersebut. (Amin, Azim, and Sopian 2008), Dari Tabel 4 dapat dilihat pada jam
(Puji Hartono 2008), (Jiang et al. 2005) 07:00 WIB sistem tracking aktif dengan
Pengujian alat ini dilakukan pada sudut kemiringan 350 diperoleh hasil pen-
bulan Oktober 2012, start-up pukul 07:00 gukuran daya sebesar 0,70 Watt dibanding-
WIB dan berakhir pukul 16:00 WIB, dima- kan dengan posisi panel surya statis yang
na ada dua buah panel surya (spesifikasi mempuyai nilai pengukuran sebesar 0,61
mendekati sama) yang digunakan dalam Watt. Pada pukul 11:00 WIB sampai den-
pengambilan data ini seperti yang ditun- gan pukul 12:30 WIB daya yang dihasilkan
jukkan pada Gambar 7. Tabel 4 menunju- oleh kedua panel surya sama besar.
kan hasil pengambilan data setiap 30 menit Pada Gambar 7 menunjukan posisi
yang dimulai pada pukul 07:00 WIB sam- panel surya tipe tracking aktif dibanding-
pai dengan pukul 16:00 WIB pada selama kan dengan tipe fixed.
bulan oktober 2012.
Gambar 7. Posisi panel surya kondisi Tracking (a) dan Posisi panel surya kondisi Fixed (b)
33
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 27 - 36
Gambar 8 menunjukkan perubahan surya kondisi tracking dan fixed pada pukul
kuat pencahayaan yang diikuti dengan 12:00 WIB juga tidak jauh berbeda, yaitu
perubahan suhu. Mulai pukul 07:00 - 12:00 9,57 dan 9,54 Watt.
WIB hubungan kedua variabel tersebut Kuat pencahayaan terendah terjadi
semakin naik dan kemudian semakin turun pada pukul 07:00 WIB, yaitu mencapai
pada pukul 12:00 - 16:00 WIB. Perubahan 16130 lux. Suhu terendah terjadi pada
paling signifikan kuat cahaya terjadi pukul 07:00 WIB, yaitu sebesar 27,3 oC.
pada pukul 09:00 - 09:30 WIB, yaitu dari Daya listrik yang dihasilkan panel surya
57600 lux menjadi 97300 lux, sedangkan kondisi tracking dan fixed pada pukul 07:00
perubahan suhu yaitu dari 31,1 oC menjadi WIB, yaitu 0,70 dan 0,61 Watt. Jadi jika
34,9oC dan pada pukul 13:00 - 13:30 WIB, kuat pencahayaan rendah dan suhu rendah,
yaitu dari 105400 lux menjadi 68300 lux, daya listrik panel surya juga rendah.
sedangkan perubahan suhu, yaitu dari Grafik suhu lingkungan pada Gambar
35,9 oC menjadi 32,8 oC. 9 tidak berbeda jauh dengan grafik kuat
Kuat pencahayaan tertinggi terjadi pencahayaan, yaitu mencapai maksimum
pada pukul 12:00 WIB, yaitu mencapai pada pukul 12:00 dengan suhu sebesar 36,3
110.600 lux, suhu tertinggi juga terjadi o
C. Gambar 4 dan 5 menunjukkan keter-
pada pukul 12:00 WIB yaitu sebesar kaitan antara daya listrik panel surya dengan
36,3 oC. Daya listrik yang dihasilkan panel variabel kuat pencahayaan dan suhu. Pada
Gambar 10. Grafik perbandingan daya listrik panel surya tracking vs survace
34
Deny Suryana | Otomatisasi Pada Panel Surya...
35
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 27 - 36
Huang, B. J., W. L. Ding, and Y. C. Huang. Rizal, Yusie, Sunu Hasta Wibowo, and
2011. “Long-Term Field Test of Feriyadi. 2013. “Application of Solar
Solar PV Power Generation Using Position Algorithm for Sun-Tracking
One-Axis 3-Position Sun Tracker.” System.” Energy Procedia 32. El-
Solar Energy 85(9). Elsevier Ltd: sevier B.V.: 160–65. doi:10.1016/j.
1935–44. doi:10.1016/j.solen- egypro.2013.05.021.
er.2011.05.001.
Sefa, Ibrahim, Mehmet Demirtas, and
Huang, Bin Juine, Yin Chen Huang, Guan Ilhami Çolak. 2009. “Application
Yu Chen, Po Chien Hsu, and Kang of One-Axis Sun Tracking System.”
Li. 2013. “Improving Solar PV Energy Conversion and Management
System Efficiency Using One-Axis 50(11): 2709–18. doi:10.1016/j.
3-Position Sun Tracking.” In Energy enconman.2009.06.018.
Procedia, 33:280–87. doi:10.1016/j.
egypro.2013.05.069. Singh, G.K. 2013. “Solar Power Genera-
tion by PV (Photovoltaic) Technol-
Jiang, Joe-air, Tsong-liang Huang, Ying- ogy: A Review.” Energy 53: 1–13.
tung Hsiao, and Chia-hong Chen. doi:10.1016/j.energy.2013.02.057.
2005. “Maximum Power Tracking
for Photovoltaic Power Systems.” Yilmaz, Alper, Omar Javed, and Mubarak
Tamkang Journal of Science and En- Shah. 2006. “Object Tracking: A Sur-
gineering 8(2): 147–53. doi:10.1109/ vey.” ACM Computing Surveys 38(4):
IAS.2002.1042685. 13. doi:citeulike-article-id:1008678.
Mudhofiroh, Novi, and M Fathuddin Noor.
2014. “Karakteristik Solar Cell
10-WP Pada Pemanfaatan Sumber
Energi Terbarukan” 4(2): 12–19.
Puji Hartono. 2008. Analisis Pengendali
Kecepatan Motor Dc Menggunakan
Metoda Logika Fuzzy.
36