You are on page 1of 13

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP

PREFERENSI PEMBELIAN ANTARA PRODUK KOSMETIK RAMAH LINGKUNGAN DAN


KONVENSIONAL
Alvin Pranoto
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Machung
Villa Puncak Tidar N-01
Telepon 0341-550171, Fax 0341-550175
Email: info@machung.ac.id

ABSTRACT

A green product purchasing has already become a lifestyle nowadays. A Green product is better
than convensional product because a green product deosn’t have a dangerous chemical for it’s
produc.The example of a green product which will be explained is cosmetic. Cosmetic is the
needed product everyday and everywhere. Everyone have different buying interest for green
cosmetic product no matter woman or man need cosmetic everyday include models, teenagers,
oldman. Especially in this new world cosmetic manifold green product is more interest than
convensional product. At the time of developing era many people buy and choos the natural ones
more than convensional, it isn’t seen from the result but it’s about naturally and safety.
Supported by increasing advanced in information technology, make cosmetic not only sell for
beauty but sell to care for the skin. Consumers can get many benefits if they buy a green product.
Whitout additives and fresher when consumer use the green product, and if we see in different
views convensional product is danger because people made them with preservatives and harmful
ingredients which harm our body skin. That is what causes counsumers start to move and make
decision to buying for green product than convensional product. Seen from consumer buying
interest, consumer really care and racing to use natural cosmetic. They race to look attractive
with green cosmetic product. Beside this if we buy a cosmetic product we have participated in
the development of positive efforts made by the goverment.
Keywords: green product, convensional product, cosmetic, buyinng interest

PENDAHULUAN dicari dan diburu oleh masyarakat yang masi


memikirkan kesehatan mereka. Konsumen
Produk ramah lingkungan saat ini ingin terlihat sempurna dengan
sangat disegani dibandingkan dengan produk menggunakan produk alami, dimana produk
buatan manusia atau dapat kita sebut dengan tersebut ramah ingkungan dan tidak
konvensional produk. Dengan adanya berbahaya terhadap kulit tubuh kita.
konvensional produk masyarakat Indonesia
mulai beralih terhadap sesuatu yang bersifat Menurut Tranggono (2007),
buatan. Tidak sedikit masyarakat yang kosmetik menjadi salah satu bagian di dunia
beralih kepada produk konvensional, hal itu usaha, bahkan sekarang teknologi kosmetik
disebabkan karena produk konvensional ini semakin maju dan merupakan paduan antara
lebih cepat menghasilkan dan terlihat kosmetik dengan obat atau yang disebut
perubahannya di mata konsumen. Produk dengan kosmetik medik. Kosmetik adalah
ramah lingkungan ini yang sekarang mulai campuran bahan bahan yang dikenakan pada
kulit manusia untuk membersihkan, berperan dalam pengembangan teknologi
memelihara, menambah daya tarik serta menuju produk ramah lingkungan. Pada
merubah rupa penggunanya. Kosmetik yang sektor produksi, berbagai ragam cara dapat
digunakan akan mempengaruhi kulit kita, dilakukan guna menghasilkan suatu produk
sehingga kulit akan memberikan berbagai yang ramah lingkungan yaitu salah satunya
macam respon. Didukung oleh pendapat dengan menggunakan konsep green product
Wasitaatmadja (1997), kontak kosmetik yang berkelanjutan.
dengan kulit menimbulkan pengaruh positif
berupa manfaat dari kosmetik dan akibat Pada intinya, green product adalah
negatif yang merugikan berupa efek samping upaya untuk meminimalkan limbah ketika
kosmetik. Hal ini dapat terjadi dikarenakan proses produksi di samping memaksimalkan
adanya perusahaan yang menciptakan produk yang dibuat sekaligus memenuhi
kosmetik berbahan dasar alamiah dan ada syarat ramah lingkungan. Green product
pula yang menciptakan kosmetik berbahan sendiri harus mempunyai kualitas produk
dasar zat-zat yang diciptakan oleh manusia. yang tahan lama dalam artian tidak mudah
Secara sadar maupun tidak, semua orang rusak, tidak mengandung racun, dibuat dari
pasti pernah menggunakan dan mengalami bahan yang dapat di daur ulang dan memiliki
efek positif maupun negatif dari kosmetik. packaging yang minimalis. Kualitas produk
Menurut Mansur (2009) kosmetik yang seperti diatas masih menggunakan energi
berbahan dasar alamiah jarang sekali atau sumber daya yang menghasilkan emisi
berdampak negatif bagi kulit penggunanya. saat proses pembuatan maka dari itu, green
Hal ini justru memicu konsumen agar product adalah dimana suatu produk
menggunakan kosmetik yang berbahan dasar memberikan dampak yang sekecil mungkin
alamiah dibandingkan dengan kosmetik dalam pengaruhnya terhadap lingkungan.
buatan manusia yang didalamnya telah Yang harus diperhatikan dari produk adalah
tercampur banyak zat yang berbahaya bagi mengenai harga, kualitas, kenyamanan dan
kulit penggunanya. ketersediaan dari produk. Konsumen akan
Kemajuan teknologi yang semakin membayar lebih untuk green product. Harga
berkembang membuat green product yang lebih mahal dari harga rata-rata yang
kushusnya pada dunia kosmetik semakin telah ditentukan hanya dapat di jual dengan
mengalami peningkatan dalam menambahkan value pada produk. Banyak
penjualannya, produk alamia semakin orang berpikir bahwa keefektivitasan green
langkah dan semakin diburu oleh banyak product akan berkurang dari produk biasa.
orang yang masi memikirkan kesehatan dan Jaminan dari kualitas produk merupakan hal
keamanan kulit. Green product merupakan yang mendasar dan harus dikomunikasikan
sebuah produk dimana produk tersebut secara meyakinkan. Kualitas dinilai dari
bersifat alamiah. Junaedi (2005) beberapa fitur termasuk performance,
mendefinisikan bahwa produk hijau (Green tampilan, perasaan, kenyamanan dan
product) adalah produk yang tidak ketahanan dari suatu produk.
berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, Menurut KomiteIlmiah Komisi
tidak boros sumer daya, dan tidak Eropa kosmetik tidak boleh menyebabkan
menghasilkan sampah berlebihan. Green kerusakan pada kesehatan kulit konsumen
product harus mempertimbangkan aspek- apabila diterapkan dalam kondisi normal
aspek lingkungan dalam siklus hidup produk dari penggunanya. Sehingga konsumen perlu
sehingga dapat meminimalkan dampak memilah milah pada saat pembelian dan
negatif terhadap alam. Upaya minimalisasi penggunaan kosmetik. Pada zaman yang
tersebut untuk mendorong semua pihak agar
berkembang ini konsumen hanya akan peduli juga dalam memilih produk
memikirkan bagaimana mereka terlihat elok dimana produk tersebut ramah terhadap
di depan teman-temannya tanpa ingkungannya. Faktor ketiga ialah
mempertimbangkan keamanan pada kulit penampilan dimana jika seseorang memiliki
tubuh mereka. Dengan menggunakan kepedulian yang tinggi terhadap
kosmetik yang mengandung zat-zat penampilannya maka seorang konsumen
berbahaya lama kelamaan akan berdampak akan memilih menggunakan kosmetik yang
sangat buruk bagi kesehatan kulit dapat mengekspresikan dan meningkatkan
penggunanya. Walaupun konsumen banyak citra penampilan konsumen tersebut,
yang tidak memperhatikannya tetapi terdapat sehingga konsumen perlu untuk emmilih
banyak konsumen yang masi kosmetik yang tahan lama dan cocok pada
memperdulikan kesehatan dan keamanan saat konsumen menggunakan produk
kulit mereka, konsumen yang masi tersebut.
mempertahankan ambisi tersebut berani
untuk mengeluarkan dana yang lebih mahal Dengan mengetahui fenomena yang
demi keamanan kulit mereka. Konsumen terjadi sekarang ini, pemasar haruslah
akan mempertimbangkan terlebih dahulu berfikir cerdas untuk menjual produk
pada saat memilih dan ingin menggunakan kecantikan mereka dengan memanfaatkan
kosmetik oleh karena itu kosmetik yang dan mempelajari apa saja yang dibutuhkan
tidak mengandung zat berbahaya bagi kulit- konsumen dalam penampilan mereka yang
lah yang dicari oleh konsumen. Oleh karena beraneka ragam. Teknologi meracik bahan
itu kosmetik yang bertipe green produk yang kimia dalam kosmetik perlu dilakukan
dicari dan diburu oleh konsumen dengan sangat teliti sehingga tidak terjadi
dibandingkan dengan kosmetik konvensional kerusakan kulit pada saat konsumen
(buatan manusia). menggunakannya. Hal ini pula yang
menyebabkan tingkat pembelian semakin
Minat beli terhadap produk hijau naik dan hal ini pula yang menyebabkan
berupa kosmetik ini sangatlah meningkat konsumen sangat senang dan tertarik
dari tahun ke tahun dibandingkan dengan membeli produk kosmetik tersebut.
konvensional kosmetik. Hal ini disebabkan Dengan demikian, dengan
karena beberapa alasan yang mempengaruhi mengetahui faktor yang mempengaruhi
minat beli konsumen antara membeli green minat beli konsumen terhadap produk
kosmetik dan konvensional kosmetik. Minat kosmetik ramah lingkungan memberikan
beli konsumen ini dipengaruhi oleh beberapa pelajran terhadap perusahaan dalam
faktor antara lain ialah kesadaran konsumen mengolah produknya. Dimana konsumen
akan kesehatan kulit mereka, lingkungan juga akan sangat berhati hati pada saat
disekitar mereka, dan penampilan memilih produk kosmetik tersebut. Karena
konsumen. Kesehatan kulit sangat pada penelitian sebelumnya belum ada yang
dipedulikan oleh konsumen karena bila kulit membahas tentang faktor- faktor apa saja
mereka mengalami masalah/ iritasi maka yang mempengaruhi minat beli konsumen
konsumen akan mengeluarkan biaya lebih terhadap green product berupa kosmetik
hal inilah yang membuat konsumen menjadi dibanding dengan produk kosmetik
sangat teliti dalam memilih dan konvensional, maka kajian tentang hal ini
menggunakan produk kosmetik. Faktor perlu dibahas. Tujuan dari pembahasan yang
kedua ialah kepedulian konsumen akan ingin dicapai adalah mendeskripsikan faktor
lingkungan dimana jika konsumen peduli apa saja yang berpengaruh signifikan dan
terhadap lingkungannya maka konsumen dapat ditingkatkan secara lebih maksimal
oleh perusahaan kosmetik ramah lingkungan dari perusahaan-perusahaan produk
yang dapat mendorong konsumen kecantikan yang tidak bertanggung jawab
melakukan pembelian lebih dibanding mengunakan campuran zat-zat kimiawi
membeli produk kosmetik konvensional. berbahaya ke dalam produk kecantikannya
guna untuk menghemat biaya produksi. Hal
tersebut dapat membahayakan bagi
TINJAUAN PUSTAKA konsumen yang mengkonsumsi produk
Pengertian Green Product tersebut.
Pada akhirnya, dengan adanya green
Banyak perusahaan-perusahaan yang marketing product memberikan suatu
mulai sadar akan keramahan lingkungan tantangan kepada para perusahaan-
yaitu dengan saling berupaya menghadirkan perusahaan yang memproduksi produk
produk kosmetik aman dikarenakan, kecantikan. Tantangan yang didapatkan
perusahaan khawatir akan image perusahaan yaitu memperhatikan mengenai aspek
itu sendiri. Image perusahaan harus di keramahan lingkungan apakah produk
bangun sebaik mungkin guna memberikan kosmetik yang di hasilkan oleh masing-
keamanan bagi konsumen yang masing perusahaan telah ramah lingkungan
menggunakan produk ramah lingkungan sehingga aman untuk digunakan oleh para
tersebut. Dengan memberikan keamanan konsumen. Perusahaan yang pintar akan
kepada konsumen, maka dapat tantangan ini bukan sebagai suatu ancaman
mempengaruhi konsumen dari pemilihan melainkan sebagai peluang untuk
green product. Selain dapat mempengaruhi memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen dalam hal pemilihan produk, konsumen.
dapat juga mempengaruhi dari segi
pemasaran produknya. Konsumen lebih Penjelasan Conventional Cosmetic Product
memilih suatu produk yang bertanggung
Produk konvensional merupakan sebuah
jawab dan ramah terhadap lingkungan hidup
produk yang non organic dimana
serta di dukung dengan munculnya Green
mengandung bahan yang berbahaya bagi
Consumerism. Green consumrism
tubuh jika digunakan oleh pemakainya.
merupakan gerakan konsumerisme global
Bahan atau zat berbahaya yang terkandung
yang dimulai dengan adanya kesadaran
dalam produk non organik ini dapat
konsumen akan hak-haknya untuk
menyebabkan kanker bagi tubuh atau kulit
mendapatkan produk yang layak, aman, serta
bagi para penggunanya. Konsumen
produk yang ramah lingkungan
menggunakan produk konvensional karena
(environment friendly). Produk yang ramah
produk tersebut mampu bereaksi membuat
lingkungan adalah produk yang dihasilkan
tubuh lebih indah seara cepat. Konsumen
melalui proses dan menggunakan bahan
tidak pernah menyadari dan menelitinya
yang dapat mengurangi tingkat kerusakan
terlebih dahulu sehingga mereka hanya
lingkungan (Haryadi, 2009).
melihat efek positif sementara tanpa
Persaingan sengit yang terjadi pada
memperhatikan efek negative di kemudian
bisnis produk kosmetik dimana masing-
harinya.
masing perusahaan terus menerus berusaha
memproduksi produk yang berkualitas tinggi Produk kosmetik konvensional mulai
dan bervariasi sehingga dapat bersaing beredar di masyarakat Indonesia biasanya
dengan produk-produk yang ada lainnya. dikenal dengan kosmetika pemutih.
Meskipun adanya usaha untuk meningkatkan Kosmetik non organic atau lebih dikenal
kualitas produk, akan tetapi masih banyak
kosmetika pemutih ini mengandung bahan kelamaan akan mengendap di dalam kulit.
berbahaya antara lain merkuri, hidrokinon, Pemakaian bertahun-tahun akan
dan bahan pewarna berbahaya bila menyebabkan kulit biru kehitaman dan
digunakan pada tubuh dalam jangka waktu memicu timbulnya kanker kulit.
yang lama dan secara terus menerus. Efek-
efek negatif yang sering kali timbul dari Meskipun penggunaan hidroquinon
pemakaian kosmetik non organic adalah dibatasi 2% dan merkuri atau air raksa
kelainan kulit berupa kemerahan, gatal, (Hg) sudah dilarang oleh pemerintah,
atau noda-noda hitam (Retno I.S. namun banyak kosmetika pemutih yang
Tranggono,1996:32). Kosmetika pemutih beredar di pasaran mengandung kedua
merupakan campuran bahan kimia dan bahan tersebut. Biasanya kosmetika
atau bahan lainnya yang berkhasiat mampu pemutih tersebut merupakan kosmetika
memucatkan noda hitam atau coklat pada impor yang banyak diminati oleh
kulit. (Hati-hati Memilih Pemutih masyarakat kosmetika legal yang harganya
Kulit. http://www.indosiar. Com/newlife murah. Oleh karena itu konsumen
styl read htm id.). (1 Juli 2005). pengguna kosmetik perlu berhati hati
dalam memilih dan menggunakan
kosmetika pemutih adalah kosmetika kosmetik.
yang mengandung bahan aktif pemutih dan
penggunaannya bertujuan untuk Penjelasan Green Cosmetic Product
mencerahkan kulit atau memutihkan kulit. Green Cosmetic adalah kosmetik
Sesuai dengan tujuan penggunaannya, ramah lingkungan yang terbuat dari bahan
pemutih kulit yang beredar di pasaran alami tanpa bahan pengawet dan pewarna
dapat berupa skin lightening untuk buatan. Green Cosmetic juga tidak
mencerahkan kulit dan skin bleaching membahayakan lingkungan karena proses
untuk memudarkan noda-noda hitam. pengerjaannya menggunakan efisiensi
Bahan aktif yang digunakan tentu saja energi, bahkan kemasannya dapat di daur
berbeda. Skin lightening biasanya ulang. Saat ini ada dua macam green
mengandung bahan aktif seperti asam- cosmetic yaitu natural dan organik.
asaman yang berkhasiat untuk a. Natural : bahan-bahan
mencerahkan kulit, sedangkan pada skin kosmetiknya menggunakan
bleaching biasanya mengandung bahan bahan alami dari alam seperti
aktif seperti hidroquinon, merkuri atau tumbuh-tumbuhan dan mineral,
bahan lainnya yang dapat memutihkan tetapi dalam proses
atau memudarkan noda hitam pada kulit. pembuatannya masih
menggunakan bahan kimia
Hidroquinon merupakan bahan aktif b. Organik : bahan-bahan yang
pemutih yang masih tergolong aman untuk digunakan dalam kosmetiknya
digunakan tetapi hanya dibatasi 2% saja, dikembangkan dengan standar
karena jika lebih dari 2% dapat organik. Misalnya tumbuh-
membahayakan kesehatan kulit karena tumbuhan yang digunakan
dapat menyebabkan kanker sebagai akibat produknya tidak disemprot
terhambatnya pembentukan melamin yang pestisida dan tidak menggunakan
berfungsi sebagai pelindung kulit dari pupuk dari bahan kimia
sinar. Sedangkan merkuri atau air raksa (www.hilo.co.id, 2014).
(Hg) penggunaannya sudah dilarang. Biasanya di balik kemasan green
Penggunaan merkuri yang berlebih lama- cosmetic terdapat tanda bahwa produk
tersebut tidak menggunakan hewan sebagai yang kontras, kandungan senyawa kimia
bahan percobaan (no animal testing), jika yang semakin tinggi dalam kosemtik
terdapat tanda tersebut berarti tidak ada merujuk pada berbagai masalah kulit.
hewan yang tersiksa selama pembuatan Bersamaan dengan gencarnya produk
kosmetik tersebut. Terbuat dari bahan-bahan kosmetik yang menawarkan informasi
yang biodegradable yaitu bisa mudah terurai mutakhir, dunia menyerukan suatu langkah
dengan tanah. Mulai dari bahan untuk perubahan. Pemanasan global menjadi isu
wadahnya hingga bahan pembuat bersama dan memunculkan berbagai
kosmetiknya. Untuk wadah kosmetiknya, gerakan demi menyelamatkan lingkungan
beberapa produk sudah mengganti plastik termasuk didunia kecantikan. Produk
dengan bahan yang lebih ramah lingkungan kosmetik dengan kandungan kimia tinggi
seperti karton dan kertas. Sedangkan untuk dari pabrik besar dianggap tidak ramah
bahan pembuat kosmetik, zat kimia yang lingkungan. Hal itu karena proses
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pembuatannya mencemari alam. Dari situlah
pun sudah mulai dikurangi, menggunakan lahir varian baru yaitu green cosmetic yang
bahan-bahan alami. Sekarang ini para merupakan rangkaian kosmetik dan
produsen kosmetik berlomba-lomba perawatan kulit ramah lingkungan.
mengiklankan bahwa produknya terbuat dari Lebih banyak keuntungan yang kita
bahan alami, seperti buah-buahan, bunga, dapat ketika menggunakan green cosmetic,
biji-bijian dan aneka tanaman. Kosmetik seperti produknya lebih cepat diserap oleh
yang terbuat dari bahan alami bukan hanya tubuh karena sifat bahan- bahannya yang
lebih bagus untuk tubuh, tapi juga alami, dan biasanya tidak menimbulkan efek
bersahabat bagi lingkungan samping seperti reaksi alergi. Dengan
(www.gadis.co.id, 2014). menggunakan green cosmetic kita juga bisa
Salah satu sektor perindustrian yang mengurangi bahan kimia yang digunakan
sering disoroti pada kalangan masyarakat untuk kulit, dan produk dengan ramah
mengenai produknya kerap hubungannya lingkungan ini mengandung antioksidan
dengan keramahan lingkungan adalah bisnis lebih banyak yaitu ±40%. Namun
produk kosmetik. Bisnis produk kosmetik kerugiannya adalah karena menggunakan
terus berkembang setiap tahunnya serta bahan alami dan tanpa bahan pengawet
memberikan peluang yang cukup besar sehingga produk-produknya lebih cepat
bilamana perusahaan-perusahaan lainnya mengalami kadaluarsa.
ingin memasuki sektor industri ini. Dimana Organisasi yang mengatur tentang
menurut Persatuan Kosmetik Indonesia kosmetik ramah lingkungan adalah Asosiasi
(Petosmi) dikatakan bahwa omset penjualan Produk Alami (NPA) meskipun belum
kosmetik tiap bulannya mencapai Rp. 40 diresmikan, namun sudah ada beberapa
miliar untuk perusahaan besar (Darmadji, aturan mengenai kosmetik ramah
2008:1). Dengan adanya hal tersebut dapat lingkungan:
disimpulkan bahwa pemakaian kosmetik di 1. Sebuah produk bisa
Indonesia cukup besar dan seiring dengan menempelkan label 100%
perkembangan zaman kosmetik menjadi organik jika keseluruhan bahan
kebutuhan yang harus terpenuhi di kalangan pembuatnya sudah teruji
wanita. organik atau memenuhi standar
Kini kemajuan teknologi kosmetik organik Dewan Strandarisasi
telah berpadu dalam bahan alami.Namun Organik Nasional. Bahan-
teknologi mutakhir yang diinjeksikan ke bahan tersebut bisa berasal dari
dalam kosmetik terkadang membawa hasil flora, fauna, mineral dan
termasuk produk yang ramah lingkungan (Kim dan Chung,
sampingannya. 2011). Penelitian ini membahas tiga nilai
2. Sebuah produk bisa yang di anut oleh konsumen, yaitu yang
menempelkan label organik pertama kesadaran akan kesehatan.
jika 95% bahan pembuatnya Seseorang yang memiliki kesadaran akan
sudah teruji dan memenuhi kesehatan, akan berusaha melibatkan dirinya
standar organik. Sisanya 5 % dalam perilaku kesehatan (Hong, 2011).
bisa menggunakan bahan Kedua adalah kesadaran akan lingkungan.
sintetis, jika keberadaannya Seseorang yang peduli terhadap lingkungan
memang tidak cenderung memiliki sikap yang positif untuk
membahayakan kesehatan atau membeli produk yang ramah lingkungan
keselamatan penggunanya atau (Jaolis, 2011). Selain itu, seseorang yang
jika memang sudah tidak ada memiliki tingkat kesadaran yang tinggi juga
alternatif alami penggantinya. akan mempertimbangkan apakah produk
3. Sebuah produk bisa yang akan dikonsumsi sudah aman bagi
menempelkan label terbuat dari lingkungan. Ketiga adalah kesadaran akan
bahan-bahan organik jika lebih penampilan. Seseorang yang sadar akan
dari 70% bahan pembuatnya penampilan memiliki ketertarikan yang kuat
sudah teruji dan melalui terhadap suatu produk. Ketertarikan tersebut
standar organik. terjadi apabila produk tersebut dapat
Sebuah produk bisa menempelkan mengekspresikan dan meningkatkan citranya
label organic hydrosols jika 70% bahan (Kim dan Chung, 2011).
pembuatnya berasal dari air. Air sebenarnya Sikap didefinisikan sebagai perasaan
tidak termasuk dalam bahan organik, namun mendukung atau memihak atau perasaan
beberapa produsen kosmetik kemudian tidak mendukung atau tidak memihak
mencampurkan air ini dengan tanaman, terhadap suatu objek (Hidayat dan Nugroho,
misalnya bunga-bungaan dan kemudian 2010). Perasaan ini timbul dari adanya
mencantumkan bahan pembuatnya terbuat evaluasi individual atas keyakinan terhadap
dari air bunga-bungaan (www.hilo.co.id, hasil yang didapatkan dari suatu perilaku
2014). tertentu. Sehingga, apabila seseorang
memiliki sikap untuk membeli yang positif
Faktor-faktor yang Mempengaruhi terhadap suatu produk maka akan t imbul
Konsumen Dalam Membeli Green minat untuk membeli.
Cosmetic Product Norma subjektif terbentuk dari
Terdapat beberapa faktor pendukung keyakinan normatif dan kemauan untuk
mengapa konsumen perlu membeli sebuah menuruti kemauan orang lain yang dianggap
produk kosmetik yang ramah lingkungan. penting (Tjahjono dan Ardi, 2008). Masih
Konsumen melakukan banyak pertimbangan menurut Tjahjono dan Ardi keyakinan
saat ingin membeli dan akan menggunakan normatif berkaitan dengan kondisi
kosmetik tersebut. pentingnya bahwa individu atau kelompok
Nilai yang dianut oleh konsumen referen akan setuju atau tidak setuju dengan
merupakan faktor yang mempengaruhi sikap pelaksanaan perilaku. Sehingga, apabila
konsumen dalam membeli produk perawatan norma subjektif setuju terhadap suatu
diri yang ramah lingkungan. Konsumen perilaku dan memiliki pengaruh yang kuat,
yang memiliki sistem nilai yang berbeda maka akan mendorong minat beli seseorang
akan menunjukkan perilaku yang juga Perceived behavioral control
berbeda terhadap produk perawatan diri merupakan persepsi seseorang. Persepsi
tentang kemudahan atau kesulitan untuk mencemari lingkungan, baik dalam
melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005). produksi, pendistribusian dan
Selain itu, kontrol keyakinan merupakan pengkonsumsianya. Hal ini dapat dikaitkan
keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor- dengan pemakaian bahan baku yang dapat
faktor yang mempermudah atau didaur ulang. Ottman (2006) mendefinisikan
menghambat dalam menampilkan tingkah green product are typically durable,
laku tersebut (Ajzen, 2005). nontoxic, made from recycled materials or
Individu yang memiliki sikap positif minimally packaged (produk hijau biasanya
untuk membeli, belum tentu memiliki minat tahan lama, tidak beracun, terbuat dari bahan
untuk melakukannya apabila terdapat daur ulang). Sedangkan menurut Christoper
kesulitan dalam pelaksanaannya (Kim dan Pass dan Bryan Lowes (269-270), Green
Chung, 2011). apabila seseorang memiliki Product adalah suatu produk yang dirancang
sikap positif untuk membeli produk ramah dan diproses dengan suatu cara untuk
lingkungan, namun tidak memiliki sumber mengurangi efek-efek yang dapat
daya seperti uang, maka orang tersebut akan mencemari lingkungan baik dalam produksi,
membatalkan niatnya untuk membeli. pendistribusian, dan pengkonsumsiannya.
Sehingga dengan demikian produsen Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian
akan mengetahui delapan faktor pendukung bahan baku yang dapat didaur ulang.
konsumen akan menggunakan green Produk hijau sebagai produk yang
cosmetic product. Selain itu pula perusahaan tidak akan mencemari bumi atau sumber
perlu untuk mengubah system perusahaan daya alam, dapat didaur ulang, produk yang
yang masih minim, sesuai dengan faktor memiliki konten yang lebih ramah
pendorong konsumen dalam mengkonsumsi lingkungan atau kemasan dalam
dan menggunakan sebuah kosmetik. mengurangi dampak lingkungan
(Elkington dan Makower, 1998; Wasik,
Manfaat Membeli dan Menggunakan 1996).
Green Cosmetic Product Adapun manfaat dan tujuan dalam
Produk kosmetik yang ramah memproduksi kosmetik ramah lingkungan
lingkungan baik digunakan oleh konsumen agar kosmetik ini aman digunakan oleh
yang selalu sering menggunakan kosmetik konsumen. Tujuan ekologi dalam merancang
apalagi konsumen yang tidak bisa terlihat produk menyebabkan penurunan sumber
alami (tanpa kosmetik). Hal ini didukung daya dan pencemaran di sumber daya dan
karena green cosmetic product ini tidak polusi dan meningkatnya kelangkaan sumber
mengandung racun dan bahan berbahaya daya alam (Swazey, 1978). Green Products
bagi kulit tubuh penggunanya. Dalam melindungi dan mengembangkan lingkungan
penelitiannya, Kasali (2005) mendefinisikan, dengan mempertahankan energi dan
produk hijau (Green product) adalah produk menghilangkan polusi dan pemborosan
yang tidak berbahaya bagi manusia dan (Ottman et al.,2006). Dengan kata lain,
lingkungannya, tidak boros sumber daya, produk hijau tidak membahayakan
tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan lingkungan (Dahl et al.,2008) dan prestasi
tidak melibatkan kekejaman pada binatang. termasuk proses perbaikan, renovasi,
Selanjutnya, Nugrahadi (2002) reproduksi dan daur ulang bahan (Prakash,
mengemukakan, produk hijau (green 2002). Secara umum, atribut produk yang
product) adalah produk yang berwawasan berkelanjutan dapat mencakup sebagai
lingkungan. Suatu produk yang dirancang berikut :
dan diproses dengan suatu cara untuk
mengurangi efek-efek yang dapat 1. Tidak berbahaya bagi konsumen
2. Memuaskan kebutuhan riil Perkembangan teknologi membuat
konsumen konsumen lebih memilih menggunakan
3. Hijau seumur hidup produk kosmetik non organic, karena
4. Efisiensi serta hemat energi yang kosmetika ini lebih cepat menghasilkan efek
tahan lama, dan memiliki positif bagi penggunanya. Tetapi konsumen
persyaratan perawatan yang tidak mengetahui betapa berbahayanya
rendah menggunakan kosmetik non organic ini.
5. Menggabungkan konten daur Sehingga perlu bagi perusahaan mempelajari
ulang faktor faktor dimana membuat konsumen
6. Dapat dengan mudah didaur lebih memilih produk organic dan ramah
ulang lingkungan dibandingkan produk kosmetik
7. Diperoleh dari sumberdaya local konvensional. Maka pemasar haruslah
dan manufaktur mengetahui faktor mana yang paling
Dalam pemasaran lanjut, green dominan dalam memunculkan minat beli
product harus produktif, tahan lama, konsumen terhadap green cosmetic product.
dapat didaur ulang, dapat digunakan Berikut akan diuraikan faktor-faktor apa saja
kembali, non-kontaminan, non- yang dominan berdasarkan pada peneliian-
kandungan racun (Charter et al . , penelitian terdahulu.
2002). Sehingga hal ini lah yang harus Banyak faktor yang mempengaruhi
diperhatikan dan dilakukan oleh konsumen dalam memutuskan untuk
konsumen dalam membeli green membeli green product maupun
product kushusnya kosmetik. konvensional product. Berdasarkan hasil
penelitian Ikanita (2012) menemukan bahwa
faktor yang paling berpengaruh dalam minat
PEMBAHASAN beli adalah citramerek dibandingkan dengan
. Terdapat tiga faktor utama kualitas produk dan harga. Sedangkan
pendorong munculnya minat beli konsumen menurut Jayanti (2013) faktor yang paling
saat membeli kosmetik, yaitu kesadaran berpengaruh terhadap pembelian green
akan kesehatan, kesadaran akan lingkungan, product ialah pengetahuan ekologikal
dan kesadaran akan penampilan. Jika seseorang dan green attitude. Bisa kita lihat
seseorang peduli akan kesehatannya maka dari dua hasil penelitian di atas bahwa citra
mereka lebih memilih kosmetik yang aman merek berpengaruh besar tetapi orang yang
untuk digunakan bagi kulit mereka. Dengan memperhatikan kesehatannya mereka akan
adanya kesadaran konsumen akan situasi meminta sebuha tester agar mereka dapat
lingkungannya, maka konsumen akan menggunakannya saat itu. Setelah mereka
cenderung memilih kosmetik yang ramah meminta tester maka konsumen baru
lingkungan dimana berupa green product . memberi respon terhadap citra merek
Jika seseorang ingin berpenampilan menarik tersebut, apakah merek itu berpengaruh
maka orang perlu agar memilih kosmetik positif atau negative terhadap kulit
yang tahan lama dimana memberikan efek konsumen. Biasanya konsumen melihat
positif sehingga penampilan mereka makin sebuah merek dengan jeli, mereka akan
menarik, unsur-unsur itu tertera dalam green mengamati apakah terdapat logo green
cosmetic product. Faktor-faktor tersebutlah product pada kemasan kosmetik tersebut
yang dapat menimbulkan minat beli sehingga setelah konsumen selesai
konsumen secara sadar maupun tidak mengamati, konsumen akan meminta sedikit
melakukan pembelian kosmetik. tester dimana tester ini hanya digunakan
agar konsumen dapat merasakan bau dari
kosmetik ini wangi tidaknya kosmetik ini bila konsumen membeli dan menggunakan
saat digunakan oleh konsumen. Faktor secara jarang tidak perlu kawatir produk
selanjutnya ialah pengetahuan ekologikal, akan rusak atau tidak bisa digunakan. Green
ekologikal menggambarkan bagaimana cosmetic product memiliki sifat dapat didaur
pengetahuan dan kepedulian seseorang ulang terutama pada kemasan yang
mengenai lingkungan, bagaimana seseorang digunakan, sehingga bila konsumen sering
berpartisipasi dalam menjaga ekosistem membeli kosmetik hijau ini mereka bisa
lingkungannya, mempertahankan lingkungan menjual kembali kemasan kosmetik itu. Hal
yang bersih dan hijau. Sehingga faktor itu merupakan salah satu sisi positif dari
ekologikal ini mempengaruhi sesorang green cosmetic product yang harus
dalam pembelian produk kosmetik ramah konsumen dalami secara lebih, sehingga
lingkungan atau green product cosmetic, jika konsumen tidak hanya konsumtif tetapi
seseorang berpikir lingkungan ialah konsumen diajarkan untuk berpikir
segalanya maka seseorang yang peduli mengolah lagi. Hal terakhir yang akan
terhadap lingkungan akan mengutamakan dibahas merupakan hal terpenting bagi
sebuah produk kosmetik dimana produk konsumen pencinta dan pengguna kosmetik
tersebut ramah lingkungan. Faktor ialah kometik ramah lingkungan ini dibuat
selanjutnya ialah green attitude, green tanpa mengandung bahan racun atau zat-zat
attitude merupakan sebuah presepsi dimana yang berbahaya bagi tubuh manusia,
konsumen memiliki pemikiran serba hijau sehingga konsumen yang menggunakannnya
dan serba ramah lingkungan. Sehingga untuk tidak perlu khawatir dalam menjaga
tipe konsumen seperti ini sangat perawatan kulitnya. Tetapi ada kalanya
mengutamakan sebuah produk yang ramah dimana green cosmetic product ini justru
lingkungan, produk tidak mengandung menambah jerawat atau kelainan kulit
bahan berbahaya bagi lingkungan dan lainnya, hal ini disebabkan karena kosmetik
dirinya sehingga konsumen yang berpikiran ini salah sasaran. Salah sasaran yang
dan bervisi go green akan cenderung dimaksud ialah konsumen menyadari bahwa
membeli produk kosmetik hijau atau produk konsumen memiliki jerawat, tetapi
kosmetik ramah lingkungan. konsumen membeli produk kosmetik bukan
Beberapa penelitian membuktikan untuk jerawat, sehingga jerawat konsumen
jika seseorang memiliki presepsi green maka bertambah banyak. Hal ini perlu
konsumen harus membeli green product. diperhatikan oleh konsumen karena dengan
Faktor yang mengharuskan seseorang masalah sekecil ini presepsi konsumen dapat
membeli green cosmetic product ialah berubah yang awalnya berpresepsi green
produktif, tahan lama, dapat didaur ulang, malah berpikir bahwa green product ini
dapat digunakan kembali, non-kontaminan, membahayakan dirinya.
non- kandungan racun (Charter et al . , Berdasarkan uraian-uraian dari faktor
2002). Green cosmetic product yang diatas, faktor utama yang mempengaruhi
produktif dimaksud ialah menghasilkan konsumen membeli green cosmetic product
kosmetik produk sebanyak banyaknya untuk dibanding conventional cosmetic ialah
kepentingan orang banyak dengan prinsip green consumerism. Dengan adanya
menggunakan sedikit sumber daya. Hal ini konsumen yang memiliki presepsi green
yang membuat green consumen perlu untuk maka perusahaan yang menjual green
selalu membeli green cosmetic product. cosmetic tidak perlu berpikir bahwa akan
Green product merupakan produk yang tersingkir oleh perusahaan conventional
tahan lama, tidak mudah rusak karena cosmetic. Green cosmetic product harus
mengandung bahan bahan alami sehingga mengandung beberapa unsur antara lain
ramah lingkungan, tidak mengandung bahan didaur ulang. Hal ini yang mendorong
berbahaya, dan tahan lama. Itulah faktor konsumen perlu memilih kosmetik hijau
utama pendorong konsumen harus memilih dibanding dengan kosmetik
dan membeli green cosmetic product. konvensional (buatan manusia).

KESIMPULAN SARAN

Dari uraian-uraian yang telah Dari uraian-uraian tersebut berikut


dijabarkan di atas, artikel ilmiah ini saran yang dapat diberikan.
menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai 1. Bagi pemilik perusahaan hijau atau
berikut. green company harus menambahkan
1. Faktor yang mempengaruhi seseorang tingkat promosi agar konsumen lebih
dalam membeli green cosmetic product memilih menggunakan green cosmetic
ialah kesadaran akan kesehatan, product dibanding conventional cosmetic
kesadaran akan lingkungan, kesadaran product.
akan penampilan. Konsumen yang peduli 2. Perusahaan kosmetik ramah lingkungan
akan kesehatan akan memilih kosmetik perlu mengadakan penyuluhyan
hijau karena kosmetik ini tidak mengenai green cosmetic product, agar
mengandung bahan berbahaya bagi konsumen menyadari bahwa green
tubuh mereka, sedangkan konsumen product bersifat lebih alami, lebih ramah
yang sadar akan lingkungan akan lingkungan, lebih tahan lama, lebih baik
membeli kosmetik hijau karena kosmetik digunakan dalam jangka waktu lama
ini tidak banyak menggunakan sumber tanpa merusak kulit wajah konsumen.
daya alam yang ada dan kosmetik ini 3. Bagi pengusaha yang akan memasuki
mudah untuk diolah kembali. Kesadaran bidang kosmetik harus memperhatikan
akan penampilan juga merupakan faktor barang yang mereka jual, karena
yang mempengaruhi seseorang dalam konsumen saat ini mulai peduli terhadap
membeli green cosmetic product. lingkungan karena kesadaran konsumen
Konsumen yang sadar akan penampilan akan green product lebih meningkat saat
akan lebih memilih kosmetik hijau ini. Sehingga perusahaan perlu memberi
karena kosmetik ini tahan lama karena perhatian kuhus terhadap kosmetik dan
mengandung bahan yang alami dan tidak jenis jenisnya yang akan mereka
mudah luntur saat digunakan pada kulit produksi.
mereka.
2. Faktor yang mendorong konsumen lebih DAFTAR PUSTAKA
memilih green cosmetic product Anjani, Ni Luh Gde Geeta. 2012. “Pengaruh
dibanding conventional cosmetic product Fashion Involvement, Emosi Positif
ialah green product tidak berbahaya bagi dan Hedonic Consumption Tendency
konsumen atau penggunanya, green Terhadap Pembelian Impulsif di
product memuaskan kebutuhan riil Department Store”. Jogjakarta. Tesis
konsumen, green product memiliki Program Studi Magister Manajemen
konsep hijau seumur hidup, green Program Pascasarjana, Universitas
product merupakan produk yang hemat Atmajaya Jogjakarta.
energy serta tahan lama dan persyaratan
Ajzen, I. (2005). Attitude, Personality and
perawatan yang rendah, green product
Behavior .New York: McGraw Hill
menggabungkan konten daur ulang,
education. Ajzen,
green product dapat dengan mudah
I. dan M. Fishbein. (2010). Grant, John. (2007). The Green Marketing
Predicting and Changing Behavior. Manifesto. John Wiley & Sons Ltd,
New York: Taylor and The Atrium, Southern Gate,
FrancisGroup, LLC. Chichester, West Sussex, England.
Ajzen, I. (2005). Attitude, Personality and Grant, R.M. (2003). “The Greening of
Behavior .New York: McGraw Hill Business: The Role of Green
education. Ajzen, Consumerism, the limits of Earth”.
Department of Marketing, University
I. dan M. Fishbein. (2010). of Southern California.
Predicting and Changing Behavior.
New York: Taylor and Kartajaya, Hermawan. (2005). “Marketing in
FrancisGroup, LLC. Venus”. PT. Gramedia Pustaka.
Albert Wenben Lai. (1995). Consumer Kotler, P. (2003). “A Generic Concept of
Values, Product Benefits and Marketing”. Journal of Marketing
Customer Value: A Consumption Vol. 36 No. 2
Behavior Approach, in Advances in
Consumer Research. Vol 22: 381- Haryadi, R. (2009). “Pengaruh Strategi
388. Green Marketing Terhadap Pilihan
Konsumen Melalui Pendekatan
Chandra, H.P & Cristian, D. (2002). Analisa Marketing Mix”.
Sistem Manajemen Lingkungan (ISO
14000) dan Kemungkinan Hidayat, W. dan Nugroho, A.A. (2010).
Implementasinya oleh Para Studi Empiris Theory of Planned
Kontraktor Kelas A di Surabaya. Behavior dan Pengaruh Kewajiban
Dimensi Vol. 4 No. 2 September Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan
2002 pp: 77-84. Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. 12,
82-93.
Chang, Nai-Jen. (2010). “Green Product
Quality, Green Corporate image, Hillhouse, J., Turrisi, R., & Kastner, M.
Green Customer Satisfaction, And (2000). Modeling tanning salon
Green Customer Loyalty”. African behavioral tendencies using
Journal of Business Management appearance motivation, self-
Vol. 4 (13), October 2010. monitoring and the theory of planned
behavior. Health Education
Chamarro, A., & Miranda, F.J. (2009). Research, 15(4), 405-414.
“Characteristics of Research on
Green Marketing”. Journal Business, Hong, Hyehyun. (2011). Scale Development
Strategy and The Environment, Vol. for Measuring Health
18, No. 4. Consciousness: Re-
conceptualization,
Darmadji, B. (2008). Industri Kosmetik Di www.instituteforpr.org university of
Indonesia. Retrieved from Missouri
http://kosmetik/JawaPos.html.
Hong, Hyehyun. (2011). Scale Development
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis for Measuring Health
Multivariate dengan Program SPSS, Consciousness: Re-
Badan Penerbit Universitas conceptualization,
Diponegoro, Semarang.
www.instituteforpr.org university of Ottman, J.A., et al. (2011). “Green
Missouri Marketing: Challenges and
Opportunities For The New
Jaolis, F. (2011). Profil Green Consumers Marketing Age”. NTC Business
Indonesia: Identifikasi Segmen dan Books, Lincolnwood.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Pembelian Green Products. Sari, H. (2008). “Pemasaran Produk Hijau:
2, 1, 115-136. Profil Pelanggan Berdasarkan Usia,
Gender, Pendidikan dan Pengalaman
Junaedi, S.M.F. (2005). “Pengaruh Membeli”, MBA-ITB Volume. 3 No.
Kesadaran Lingkungan pada Niat 4.
Beli Produk Hijau: Studi Perilaku
Konsumen Berwawasan Tirone, A. (2007, October 25). Natural &
Lingkungan” Benefit Jurnal body care drivers growth,
Manajemen dan Bisnis, Vol. 9, No. insidecosmeceuticals, Retrieved from
2, hal. 189-201. http://www.insidecosmeceuticals.co
m/articles/market- research.html
Kim, H.Y., dan Chung, J. E. (2011).
Consumer Purchase Intention For Tjahjono, H.K. dan Ardi, H. (2008). Kajian
Organic Personal Care Products, 28, Niat Mahasiswa Manajemen
40 – 47 Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta untuk Menjadi
Manongko, Allen. (2011). “Greeen Wirausaha. 16, 1, 46-53.
Marketing dan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian Wibowo, B. (2002). “Green Consumerism
Melalui Minat Membeli Produk dan Green Marketing:
Organik”. Perkembangan Perilaku Konsumen
dan Pendekatan Pemasaran”.
Moisander, J.(2007). Motivational Usahawan, No. 6 Th XXXI Juni, pp :
complexity of green consumerism. 12-15.
International Journal of Consumer
Studies, 31(4), 404-409. doi: Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural
10.1111/j.1470 6431.2007.00586.x Equation Modeling dengan Lisrel
8.8 (1st ed).Yogyakarta: Graha
Mosainder, J. and Personen, S. (2002). Ilmu.
'Narratives of sustainable ways of
living: constructing the self and Yazdanifard, Rashad. (2011). “The Impact
other as green consumer'. Of Green Marketing Satisfaction and
Management Decision. 40(4), 329 - Environmental Safety”. International
342. Conference on Computer
Communication and Management,
Ottman, J.A., et al. (2006). ”Green Vol.5.
Marketing Myopia: Ways to Improve
Consumer Appeal for Zheng, Y. (2010). Past purchase and
Environmentally Preferable intention to purchase in e-commerce
Products”. Environment Volume 48, The mediation of social presence and
Number 5 pp 22-36 Heldref trust. 37, 55 – 69.
Publications, 2006.

You might also like