You are on page 1of 15

PSIKOBORNEO, 2018, 6 (4) 748:762

ISSN 2477-2674 (online), ISSN 2477-2666 (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2018

PENGARUH CITRA TUBUH IDEAL DAN DAYA TARIK


FISIK TERHADAP KEMAMPUAN INTERPERSONAL
Pada Pria yang Berolahraga di Pusat Kebugaran atau Fitness Center di
Samarinda Seberang

Muh. Yasser Arafat1

Abstract
In Indonesia, there are many individuals who are obese, causing them
to lack self-confidence and self-esteem. This then weakens his interpersonal
ability to synchronize with his environment. There are many individuals,
especially men who feel dissatisfied with their body shape, doing fitness as a way
to get an ideal body and physical attractiveness according to their wishes. This
aims to strengthen their interpersonal abilities in interacting with their social,
especially with the opposite sex.
This study aims to determine the effect of ideal body image and physical
attractiveness on male interpersonal abilities that exercise fitness at a fitness
center. This study uses a quantitative approach. The subjects of this study were
100 member members from Nagano, Master, Brilliant and Project Fitness who
were selected using simple random sampling technique. Data collection methods
used are ideal body image scale, physical attractiveness and interpersonal ability.
The collected data were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM)
method with the help of Amos software version 22
The results of this study indicate that the ideal body image with
interpersonal ability shows C.R value of 2.257 ≥ 1.96 and P value of 0.024> 0.05,
which means that the ideal body image has an influence on interpersonal ability.
Then the physical attractiveness with interpersonal ability shows a C.R value of
1.126 ≤ 1.96 and a P value of 0.260> 0.05 which means that physical attraction
has no influence on interpersonal ability.

Keywords : ideal body image, physical attractiveness, interpersonal ability

Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk obesitas
terbanyak didunia. Menurut Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) pada
tahun 2016 menunjukkan penduduk dewasa berusia delapan belas tahun yang
mengalami kegemukan atau obesitas sebesar 20,7 persen. Angka itu menunjukkan
peningkatan pesat dari tahun 2013 ketika penduduk obesitas hanya mencapai 15,4
persen. Hal ini membuat Indonesia manjadi Negara kesepuluh terbesar yang
1
Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universiitas
Mulawarman. Email: muhammadyasserarafat4@gmail.com
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

memiliki penduduk obesitas terbanyak (dalam Darmayana, 2017). Tidak dapat


dihindari bahwa kemampuan interpersonal merupakan salah satu aspek penting
bagi seorang individu dalam menarik lawan jenisnya. Menurut Leny dan Suyasa
(2006) kemampuan interpersonal adalah kecakapan yang mendukung hubungan
antar individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain kemampuan
interpersonal mampu meningkatkan kemungkinan seseorang akan diterima oleh
sosialnya. Menurut Baron dan Byrne (2003) daya tarik fisik adalah aspek-aspek
penampilan seseorang yang dianggap menarik atau tidak oleh orang lain secara
visual. Hal ini meningkatkan motivasi individu untuk memperindah tubuhnya
dengan melakukan olahraga fitness. Daya tarik fisik pada kesan pertama dari
lawan jenis juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan bagi setiap
individu. Setiap individu memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang tubuh
idealnya
Menurut Nugraha (2010), citra tubuh adalah fondasi dasar dari
keseluruhan kepribadian manusia. Jika memiliki cara berpikir positif, akan dapat
menerima perubahan penampilan fisik yang alami, tetapi jika berpikir secara
negatif, akan bersikap kurang menerima atau menolak. Menurut Dayakisni (2012)
bahwa individu yang memiliki wajah yang cantik dan tampan akan lebih efektif
dalam mempengaruhi pendapat orang lain dan diperlakukan lebih sopan
dibandingkan individu yang sebaliknya. Hal inilah yang kemudian membuat
banyak kaum pria berlomba-lomba untuk meningkatkan daya tarik fisik, citra
tubuh ideal dan kemampuan interpersonalnya melalui metode fitness sehingga
dapat membuat dirinya lebih menarik dikalangan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dan beberapa penelitian yang telah
dijelaskan yang memperlihatkan peningkatan kemampuan daya tarik fisiknya
yang disebabkan oleh meningkatnya pandangan tentang citra tubuh dan
kemampuan interpersonal yang dimiliki, untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “pengaruh antara citra tubuh ideal dan daya
tarik fisik terhadap kemampuan interpersonal” pada pria yang melakukan
olahraga fitness dipusat kebugaran atau fitness center di samarinda seberang.

Tinjauan Pustaka
Kemampuan Interpersonal
Menurut Nashori (2015), kemampuan interpersonal adalah kemampuan
seorang individu untuk melakukan komunikasi yang efektif. Kemampuan
interpersonal di sini terdiri atas kemampuan- kemampuan yang diperlukan untuk
membentuk suatu interaksi yang efektif. Kemampuan ini ditandai oleh adanya
karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam
menciptakan dan membina hubungan antarpribadi yang baik dan memuaskan.
Menurut Nashori (2015) terdapat lima aspek untuk mengetahui apakah seseorang
mememiliki kemampuan interpersonal adalah kemampuan berinisiatif,
kemampuan untuk bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap

749
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan


mengatasi konflik.

Citra Tubuh Ideal


Menurut Ridha (2012), citra tubuh adalah gambaran individu tentang
seberapa jauh individu merasa puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan
fisik secara keseluruhan serta menambahkan tingkat penerimaan citra tubuh
sebagian besar tergantung pada pengaruh sosial budaya. Menurut Ridha (2015)
terdapat tiga aspek untuk mengetahui apakah seseorang mememiliki citra tubuh
ideal adalah persepsi terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara
keseluruhan, aspek perbandingan dengan orang lain, dan aspek sosial budaya
(reaksi terhadap orang lain).

Daya Tarik Fisik


Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2012), daya tarik fisik adalah stereotip
yang menyatakan bahwa orang yang menarik juga memiliki kualitas kehidupan
yang baik sehingga mempengaruhi bagaimana cara orang lain menilai dan
memperlakukan individu dengan daya tarik fisik yang menarik. Menurut
Dayakisni dan Hudaniah (2012) terdapat empat aspek untuk mengetahui apakah
seseorang mememiliki citra tubuh ideal bahwa aspek-aspek daya tarik fisik adalah
adalah persepsi sosial, contrass effect, harga diri, dan social skill.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan penelitian
kuantitatif, yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang
diolah dengan metode statistika. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan menggunakan simple
random sampling. Hal ini pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2016). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pria yang berolahraga di
Pusat Kebugaran atau Fitness Center di Samarinda Seberang yang berjumlah 103
orang yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Metode penelitian ini
menggunakan skala likert.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Karakteristik Responden
Penelitian ini dilaksanakan di empat lokasi pusat kebugaran atau gym
yang terdapat di samarinda seberang. Individu yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah anggota dari keempat pusat kebugaran tersebut. Penentuan
subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan tehnik probability sampling
dengan sampel jenuh, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

750
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

ini adalah seluruh anggota member tetap yaitu 103 anggota. Karakteristik subjek
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia


No. Usia Jumlah Persentase
1 18-22 14 14
2 23-28 55 55
3 29-34 28 28
4 35-40 6 6
Jumlah 103 103

Berdasarkan tabel 19 tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian


dengan usia 18-23 berjumlah 14 anggota (14 persen), anggota dengan usia 23-28
berjumlah 55 anggota (55 persen), anggota dengan usia 29-34 berjumlah 28
anggota (28 persen) dan anggota dengan usia 35-40 berjumlah 6 anggota (6
persen). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian didominasi
oleh anggota dengan usia 23-28 yaitu sebesar 55 persen.

Tabel 20. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tempat Fitness


No. Tempat Fitness Jumlah Persentase
1 Project fitness 26 25
2 Nagano fitness 26 26
3 Master gym 25 25
4 Palaran fitness 26 24
Jumlah 103 103

Berdasarkan tabel 20 tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian


berasal dari project fitness sebanyak 26 anggota ( 26 persen) berasal dari nagano
fitness sebanyak 26 anggota (26 persen) berasal dari master gym sebanyak 25
anggota (25 persen) dan berasal dari Palaran fitness sebanyak 26 anggota (26
persen). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian didominasi
oleh anggota berasal dari nagano fitness sebanyak (26 persen)

Tabel 21. Karakteristik Subjek Berdasarkan Senioritas atau Lama


Berfitness
No. Durasi (Tahun) Jumlah Persentase
1 1-3 83 83
2 4-6 14 14
3 7-9 4 4
4 10-12 1 1
5 13-15 1 1
Jumlah 103 103

751
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

Berdasarkan tabel 21 tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian


berdasrkan durasi melakukan fitness dari 1-3 tahun sebanyak 83 anggota (83
persen), 4-6 sebanyak 14 anggota (14 persen), 7-9 tahun sebanyak 4 anggota (4
persen), 10-12 tahun sebanyak 1 anggota (1 persen) dan 13-15 tahun sebanyak 1
anggota (1 persen). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian
didominasi oleh anggota yang melakukan fitness selama 1-3 tahun sebanyak (80
persen).

Analisis Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen


Analisis faktor konfirmatori yang pertama meliputi variabel eksogen yaitu
citra tubuh ideal dan daya tarik fisik. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2,
yaitu sebagai berikut:

Gambar 2. Analisis Konfrimatori


Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik

Terdapat dua uji dasar dalam confirmatory factor analysis, yaitu uji
kesesuaian model dan uji signifikansi loading factor.

Tabel 26. Uji Kesesuaian Model Variabel Eksogen


Goodness of Fit Indeks Cut Off Value Hasil Uji Model Kriteria
2
X Chi-Square* Diharapkan kecil 24,510 Tidak
Signifikan
Significance Probablity* ≥ 0.05 0.027 Signifikan
CMIN/DF ≤ 5.00 1.885 Baik
AGFI ≥ 0.90 0.870 Marginal
GFI ≥ 0.90 0.940 Baik
TLI ≥ 0.90 0.827 Marginal
CFI ≥ 0.90 0.893 Marginal
RMSEA ≤ 0.08 0.093 Marginal

Dari hasil analisis konfrimatori terhadap variabel eksogen citra tubuh


ideal dan daya tarik fisik menunjukan bahwa adanya kelayakan pada model
tersebut. Menurut Ghozali (2017) menyatakan jika terdapat satu atau dua kriteria
goodnes of fit yang telah memenuhi maka model dikatakan baik. Hal ini dapat

752
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

dilihat pada tabel 26 dimana angka-angka goodness of fit index memenuhi syarat
yang ditentukan. Indeks-indeks kesesuaian model seperti CMIN/DF (1.885),
AGFI (0.870), GFI (0.940), TLI (0.827), CFI (0.893), dan RMSEA (0.093)
memberikan konfrimasi yang cukup untuk dapat diterimanya hipotesis
unidimensionalitas bahwa kedua variabel tersebut dapat mencerminkan variabel
laten yang dianalisis. Oleh karena itu model ini Oleh karena itu model ini sudah
memenuhi convergent validity. Langkah selanjutnya melihat nilai loading factor
yaitu nilai convergent validity dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten.
Untuk mengetahui nilai loading factor dapat dilihat dari nilai probabilitas (P)
(Ghozali, 2017).

Tabel 27. Regression Weight Konfrimatori Variabel Eksogen


Estimate S.E. C.R. P Label
Citra tubuh ideal (Persepsi
X1_1 <--- 1.095 0.257 4.255 *** Par_1
bagian tubuh)
Citra tubuh ideal
X1_2 <--- 1.090 0.250 4.359 *** Par_2
(Perbandingan orang lain)
Citra tubuh ideal (Sosial
X1_3 <--- 1.817 0.335 5.427 *** Par_3
budaya)
Daya tarik fisik
X2_4 <--- 2.023 0.363 5.570 *** Par_4
(Kemampuan Sosial)
Daya tarik fisik (Harga
X2_3 <--- 2.485 0.401 6.199 *** Par_5
diri)
Daya tarik fisik (Efek
X2_2 <--- 1.593 0.380 4.193 *** Par_6
kontras)
Daya tarik fisik (Persepsi
X2_1 <--- 1.809 0.365 4.956 *** Par_7
Sosial)

Pada tabel 27 di atas menunjukan bahwa pada semua aspek dari masing-
masing variabel citra tubuh ideal dan daya tarik fisik memiliki nilai probabilitas di
bawah 0,05 yang dilihat dari tanda bintang. Sehingga, tidak ada yang dikeluarkan
dari model. Untuk mengetahui nilai loading factor dapat dilihat dari standarized
regression weight dapat dilihat dari nilai estimate.

Tabel 28. Standardized Regression Weights Eksogen


Estimate
Citra tubuh ideal (Persepsi
X1_1 <--- 0.517
bagian tubuh)
Citra tubuh ideal
X1_2 <--- 0.538
(Perbandingan orang lain)
X1_3 <--- Citra tubuh ideal (Sosial 0.797

753
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

Estimate
budaya)
Daya tarik fisik
X2_4 <--- 0.617
(Kemampuan Sosial)
X2_3 <--- Daya tarik fisik (Harga diri) 0.706
Daya tarik fisik (Efek
X2_2 <--- 0.486
kontras)
Daya tarik fisik (Persepsi
X2_1 <--- 0.570
Sosial)

Pada tabel 28 di atas, terdapat cara lain untuk mengetahui dimensi-


dimensi tersebut membentuk faktor laten yaitu dengan melihat nilai loading
factor. Nilai yang disyaratkan adalah diatas 0.50. Hasil analisis konfrimatori
faktor menunjukan beberapa aspek memiliki nilai loading factor diatas 0.50
sehingga X2_2 (Persepsi Sosial) adalah aspek yang dikeluarkan yang dikeluarkan
dari model.

Analisis Uji Konfrimatori Kontruk Endogen


Analisis faktor konfirmatori yang kedua meliputi variabel endogen yaitu
kemampuan interpersonal. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 3, yaitu
sebagai berikut:

Gambar 3. Analisis Konfrimatori Kemampuan Interpersonal

Terdapat dua uji dasar dalam confirmatory factor analysis, yaitu uji
kesesuaian model dan uji signifikansi loading faktor.

Tabel 29. Uji Kesesuaian Model Variabel Endogen


Goodness of Fit Indeks Cut Off Value Hasil Uji Model Kriteria
X2 Chi-Square* Diharapkan kecil 30.310 Tidak
Signifikan
Significance Probablity* ≥ 0.05 0.000 Signifikan
CMIN/DF ≤ 5.00 6.062 Marginal
AGFI ≥ 0.90 0.708 Marginal
GFI ≥ 0.90 0.903 Baik
TLI ≥ 0.90 0.707 Marginal

754
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

CFI ≥ 0.90 0.854 Marginal


RMSEA ≤ 0.08 0.223 Marginal

Dari hasil analisis konfrimatori terhadap variabel endogen pemikiran


radikalisme menunjukan bahwa adanya kelayakan pada model tersebut. Menurut
Ghozali (2017) menyatakan jika terdapat satu atau dua kriteria goodnes of fit
yang telah memenuhi maka model dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel
29 dimana angka-angka goodness of fit index memenuhi syarat yang ditentukan.
Indeks-indeks kesesuaian model seperti CMIN/DF (6.062), AGFI (0.708), GFI
(0.903), TLI (0.707), CFI (0.854), dan RMSEA (0.223) memberikan konfrimasi
yang cukup untuk dapat diterimanya hipotesis unidimensionalitas bahwa kedua
variabel tersebut dapat mencerminkan variabel laten yang dianalisis. Oleh karena
itu model ini Oleh karena itu model ini sudah memenuhi convergent validity.
Langkah selanjutnya melihat nilai loading factor yaitu nilai convergent validity
dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten. Untuk mengetahui nilai
loading factor dapat dilihat dari nilai probabilitas (P) (Ghozali, 2017).

Tabel 30. Regression Weights Konfrimatori Variabel Endogen


Estimate S.E. C.R. P Label
Kemampuan
Y1 <--- interpersonal 1.132 0.190 5.971 *** Par_1
(Berinisiatif)
Kemampuan
Y2 <--- interpersonal 1.690 0.271 6.241 *** Par_2
(Keterbukaan diri)
Kemampuan
Y3 <--- interpersonal 2.389 0.294 8.124 *** Par_3
(Bersikap asertif)
Kemampuan
interpersonal
Y4 <--- 1.386 0.223 6.221 *** Par_4
(Memberikan
dukungan emosional)
Kemampuan
Y5 <--- interpersonal 1.662 0.220 7.545 *** Par_5
(Mengatasi konflik)

Pada tabel 30 di atas menunjukan bahwa pada semua aspek dari masing-
masing variabel kemampuan interpersonal memiliki nilai probabilitas di bawah
0,005 yang dilihat dari tanda bintang. Sehingga, tidak ada yang dikeluarkan dari
model. Untuk mengetahui nilai loading factor dapat dilihat dari standarized
regression weight dapat dilihat dari nilai estimate.

755
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

Tabel 31. Standardized Regression Weights Endogen


Estimate
Y1 <--- Kemampuan interpersonal (Berinisiatif) 0.591
Y2 <--- Kemampuan interpersonal (Keterbukaan diri) 0.636
Y3 <--- Kemampuan interpersonal (Bersikap asertif) 0.785
Kemampuan interpersonal (Memberikan dukungan
Y4 <--- 0.636
emosional)
Y5 <--- Kemampuan interpersonal (Mengatasi konflik) 0.751

Pada tabel 31 di atas, terdapat cara lain untuk mengetahui dimensi-


dimensi tersebut membentuk faktor laten yaitu dengan melihat nilai loading
factor. Nilai yang disyaratkan adalah diatas 0.50. Hasil analisis konfrimatori
faktor menunjukan beberapa aspek memiliki nilai loading factor diatas 0.50
sehingga tidak ada aspek yang dikeluarkan dari model.

Analisis Model
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Amos 22.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis model struktural adalah
penskalaan variabel laten, kecukupan jumlah indikator setiap konstruk,
perhitungan loading dan perhitungan loading ganda.

Tabel 36. Uji Kesesuaian Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik
terhadap Kemampuan Interpersonal
Goodness of Fit Indeks Cut Off Value Hasil Uji Model Kriteria
2
X Chi-Square* Diharapkan kecil 90.660 Tidak
Signifikan
Significance Probablity* ≥ 0.05 0.000 Signifikan
CMIN/DF ≤ 5.00 2.399 Baik
AGFI ≥ 0.90 0.794 Marginal
GFI ≥ 0.90 0.880 Marginal
TLI ≥ 0.90 0.755 Marginal
CFI ≥ 0.90 0.826 Marginal
RMSEA ≤ 0.08 0.117 Marginal

Dari hasil pengujian Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan


program Amos versi 22.0 pada tabel 36 terlihat bahwa model utama penelitian ini
memiliki nilai X2 Chi-Square yaitu sebesar 90.660 dengan nilai probabilitas
signifikansi model sebesar 0.000. Menurut Ghozali (2017), ada kecenderungan
Chi-Square akan selalu signifikan. Oleh karena itu, nilai Chi-Square yang
signifikan dianjurkan untuk diabaikan dan melihat ukuran goodness of fit lainnya.
Hasil pengujian terhadap indeks lainnya seperti CMIN/DF (2.399), AGFI (0.794),
GFI (0.880), TLI (0.755), CFI (0.826), dan RMSEA (0.117) memberikan

756
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

konfrimasi yang memadai bahwa seluruh variabel dalam model dapat diterima
dengan baik.

Gambar 5. Model Struktural Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik
Fisik terhadap Kemampuan Interpersonal

Hasil perhitungan nilai koefisien regresi (loading factor) dan tingkat


signifikansi variabel utama penelitian dari program Amos 22.0 hasil secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 37 berikut ini:

Tabel 37. Regression Weights


Estimate S.E. C.R. P
Kemampuan Citra tubuh ideal 0.382 0.138 2.759 0.006
<---
interpersonal
Kemampuan Daya tarik fisik 0.000 0.001 -0.669 0.504
<---
interpersonal

Hasil Uji Hipotesis


Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra
tubuh ideal dan daya tarik fisik terhadap kemampuan interpersonal. Tehnik
analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM). Untuk
menganalisas hasil output, pengaruh antar variabel signifikan jika nilai, C.R ≥1.96
dan nilai P < 0.05.
Berdasarkan tabel 28, dapat diketahui bahwa pada citra tubuh ideal dengan
kemampuan interpersonal menunjukan nilai C.R sebesar 2.759 ≥ 1.96 dan nilai P
sebesar 0.006 < 0.05 yang artinya citra tubuh ideal memiliki pengaruh terhadap
kemampuan interpersonal. Kemudian pada daya tarik fisik dengan kemampuan
interpersonal menunjukan nilai C.R sebesar -0.669 ≤ 1.96 dan nilai P sebesar
0.504 > 0.05 yang artinya daya tarik fisik tidak memiliki pengaruh terhadap
kemampuan interpersonal.

Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh antara citra tubuh ideal
dan daya tarik fisik terhadap kemampuan interpersonal pria yang berolahraga di
pusat kebugaran atau fitness center di samarinda seberang. pada penelitian ini
menggunakan metode analisis teknik structural equation model (SEM) veriabel

757
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

bebas dalam penelitian ini adalah citra tubuh ideal dan daya tarik fisik sedangkan
variabel terikatnya adalah kemampuan interpersonal. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pada citra tubuh ideal dengan kemampuan interpersonal
menunjukan nilai C.R sebesar 2.759 ≥ 1.96 dan nilai P sebesar 0.006 < 0.05 yang
artinya semakin tinggi citra tubuh seseorang semakin tinggi pula kemampuan
interpersonalnya dan sebaliknya semakin rendah citra tubuh ideal maka semakin
rendah pula kemampuan interpersonalnya, hal ini membuktikan bahwa terdapat
hubungan positif antara citra tubuh ideal dan kemampuan interpersonal seseorang.
Hubungan yang positif tersebut dibuktikan dengan nilai mean empiric yang lebih
tinggi dari pada mean hipotetiknya, yaitu 78.33≥57.5 yang artinya subjek
memiliki citra tubuh yang tinggi memiliki kepuasan yang ideal terhadap
tubuhnya.
Aspek-aspek yang dimiliki citra tubuh ideal memiliki nilai estimate lebih
tinggi dari angka 0.500 dalam uji endogen yang artinya ketiga aspek citra tubuh
ideal memang memiliki pegaruh terhadap kemampuan interpersonal seseorang,
hal ini membuktikan bahwa subjek memiliki pandangan yang positif terhadap
tubuhnya setelah melakukan olahraga fitness, subjek merasa adanya perubahan
tertentu pada beberapa bagian tubuhnya maupun pada kesehatan tubuhnya.
Subjek juga merasakan adanya perbedaan terhadap tubuhnya jika dibandingkan
orang lain yang tidak melakukan fitness. Selain itu, subjek juga merasa bahwa
lingkungan sosial juga memberikan penilaian yang baik terhadap penampilan
subjek setelah melakukan fitness secara rutin baik dari keluarga maupun lawan
jenis, sehingga tercipta citra tubuh ideal pada diri subjek.
Selain itu dari hasil uji deskriptive dapat dilihat gambaran sebaran data
pada subjek penelitian secara umum pada pria yang melakukan fitness di
Samarinda Seberang. Berdasarkan skala kemampuan interpersonal yang telah
terisi diperoleh mean empirik 99.83 lebih tinggi dari mean hipotetik 75 dengan
kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa subjek berada pada kategori tingkat
kemampuan interpersonal yang tinggi. Adapun sebaran frekuensi data untuk skala
tersebut berada pada kategori sangat tinggi dengan rentang nilai ≥ 97.5 dengan
frekuensi sebanyak 77 anggota dengan persentase 78.6 persen. Hal tersebut
menunjukan bahwa pria yang melakukan fitness di Samarinda Seberang memiliki
kemampuan interpersonal yang sangat tinggi. Kemudian hasil pengukuran melalui
skala citra tubuh ideal yang telah terisi diperoleh mean empiric 78.15 lebih tinggi
dari mean hipotetik 57.5 dengan kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa
subjek berada pada kategori tingkat citra tubuh ideal yang tinggi. Adapun sebaran
frekuensi pada subjek yang berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai antara
≥74.75 memiliki frekuensi sebanyak 83 orang dengan persentase 86.5 persen. Hal
tersebut menunjukan bahwa pria yang melakukan fitness di Samarinda Seberang
memiliki citra tubuh ideal yang tinggi.
Kemudian pada daya tarik fisik dengan kemampuan interpersonal
menunjukan nilai C.R sebesar -0.669 ≤ 1.96 dan nilai P sebesar 0.504 > 0.05
yang artinya daya tarik fisik tidak memiliki pengaruh terhadap kemampuan

758
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

interpersonal atau memiliki pengaruh yang bersifat negatif. Hal ini menjelaskan
bahwa daya tarik fisik subjek bukanlah faktor yang mampu meningkatkan
kemampuan bersosialnya dikarenakan subjek merasa bahwa penampilan fisik
bukanlah satu-satunya hal yang utama yang diperhatikan oleh sosial ketika kita
melakukan interaksi hal ini dibuktikan dengan rendahnya daya tarik fisik subjek
yang dibuktikan dengan nilai mean empirik 55.5 ≤ mean hipotetik 77.5 yang
artinya daya tarik fisik yang dimiliki sebagian besar subjek berada dalam kategori
rendah. Hal ini kemudian diperkuat dengan gugurnya aspek X2_2 yaitu efek
kontras dan aspek X2_4 yaitu kemampuan sosial dengan nilai estimate ≤ 0.500.
Dari definisi aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapatnya aspek
dari daya tarik fisik yang gugur dalam penelitian menjadi salah satu penyebab
tidak adanya pengaruh daya tarik fisik terhadap kemampuan interpersonal. Subjek
merasa bahwa lingkungan dan kelompoknya memiliki penampilan fisik dan wajah
yang sesuai dan selaras dengan diri subjek tanpa adanya perasaan terdeskriminasi,
subjek juga merasakan bahwa wajah menarik sama sekali tidak membuat subjek
mendapatkan perlakuan yang berbeda dari sosialnya walaupun sebagian besar
subjek memang merasa kurang menarik dari segi penampilan wajah. Ketika
seorang individu memiliki wajah yang cantik atau tampan maka sosial akan
menganggap individu tersebut memiliki sifat yang baik, walaupun pada kenyataan
hal tersebut belum pasti. Dengan gugurnya aspek X2_2 dan X2_4 dalam penelitan
maka hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian subjek memiliki lingkungan
sosial yang baik dikarenakan lingkungan sosial subjek tidak membeda-bedakan
yang mana individu yang cantik maupun tampan sehingga subjek tidak merasakan
diskriminasi dalam sosialnya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan tidak adanya hubungan antara daya tarik fisik dan kemampuan
interpersonal subjek. Dapat dilihat dari hasil screening yang dilakukan peneliti
bahwa subjek merasa bahwa daya tarik fisik yang dimilikinya memang kurang
menarik dari segi penampilan wajah, sehingga merasa bahwa dirinya harus
berubah. Subjek melakukan alternative untuk meningkatkan daya tarik fisiknya
secara menyeluruh bukan hanya terfokus pada wajah tapi juga fokus keseluruh
bagian tubuh yaitu dengan menggunakan metode fitness. Hal ini kemudian dapat
meningkatkan daya tarik fisik subjek secara keseluruhan untuk menutupi
kekurangan pada tampilan wajah.
Menurut Dayakisni (2012) bahwa daya tarik fisik hanya berfokus pada
cantik dan tampannya seseorang. Selain itu sebaran frekuensi data untuk skala
tersebut berada pada kategori sangat rendah dengan rentang nilai ≥ 54.25 dengan
frekuensi sebanyak anggota dengan persentase 56.3 persen. Hal tersebut
menunjukan bahwa pria yang melakukan fitness di Samarinda Seberang memiliki
daya tarik fisik yang sangat rendah. Dari hasil uji deskriptive dapat dilihat bahwa
subjek memang merasa bahwa daya tarik fisik dari segi penampilan wajahnya
memang kurang menarik subjek menilai daya tarik fisiknya bukan berasal dari
ketampanan wajah semata, melainkan seluruh bagian tubuh yang sudah dilatih
melalui fitness seperti dada dan bahu yang ideal mampu meningkatkan daya tarik

759
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

fisiknya secara keseluruhan. Hal ini juga didukung dengan aspek-aspek lain yang
diterima yaitu harga diri subjek yang baik dan persepsi sosial yang baik juga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh antara
daya tarik fisik dan kemampuan interpersonal merupakan hal yang baik pada
subjek dimana subjek tidak merasakan deskriminasi dari sosialnya tentang
penampilan fisiknya serta subjek memandang bahwa daya tarik fisik bukan hanya
dari wajah melainkan dari seluruh bagian tubuh yang dimiliki. Keterbatasan
penelitian ini terletak pada data screening awal yang tidak dibahas sehingga
penelitian ini dianggap kurang faktual dalam menjelaskan fenomena yang akan
diteliti. Penelitian ini hanya melakukan beberapa wawancara dan observasi pada
beberapa subjek sehingga kurang dapat mewakili secara secara keseluruhan
fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun penelitian ini hanya membahas
tentang pria yang melakukan olahraga gym namun tidak bahas secara mendalam
kaitannya dengan psikologi olahraga, dan kurangya data tentang data-data pria
obesitaspun kurang terlalu dibahas dalam penelitian ini, sehingga tidak muncul
alasan-alasan pria-pria tersebut melakukan olahraga khusus fitness.

Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh citra tubuh ideal terhadap kemampuan interpersonal pada
pria yang melakukan fitness di pusat kebugaran atau gym di Samarinda
Seberang.
2. Tidak terdapat pengaruh daya tarik fisik terhadap kemampuan interpersonal
pada pria yang melakukan fitness di pusat kebugaran atau gym di Samarinda
Seberang.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
dapat peneliti berikan berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pria yang Berolahraga di Fitness Center Samarinda Seberang
Beberapa saran untuk Pria yang Berolahraga di Fitness Center Samarinda
Seberang, yaitu:
a. Kepada pria-pria atau member-member yang menjadi subjek penelitian, agar
bisa lebih disiplin kembali dalam melakukan fitness sehingga dapat
mendapatkan citra tubuh ideal yang lebih baik lagi.
b. Selanjutnya peneliti juga menyarankan agar bisa berintraksi dengan anggota
member lain karena dapat membantu ketika mengangkat beban yang lebih
berat. Pria yang fitness wajib membuat catatan progress dalam mengangkat
beban karena semakin berat beban yang diangkat semakin kuat juga otot yang
terbentuk.

760
Pengaruh Citra Tubuh Ideal dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan .... (Yasser)

c. Peneliti juga menyarankan bahwa pria yang fitness untuk mengatur pola
makan karena jika hanya fitness tidak barengi dengan diet maka citra tubuh
ideal yang diidamkan tidak akan tercapai.
2. Bagi Personal Trainer di Fitness Center Samarinda Seberang
Beberapa saran untuk personal trainer di Fitness Center Samarinda
Seberang, yaitu:
a. Personal trainer diharapkan dapat melatih member-member dengan pola
program latihan yang sesuai dengan kondisi dan bentuk tubuh yang diharapkan
oleh trainee. Selain itu program tidak hanya terbatas pada pembentukan otot
namun juga mampu melibatkan kerjasama dan interaksi antar member
sehingga akan timbul rasa kepercayaan dan komunikasi dua arah.
b. Peneliti juga menyarankan agar personal trainer memberikan saran tentang
makronutri harian bagi member yang ingin fokus membentuk tubuhnya.
c. Selanjutnya peneliti menyarankan personal trainer agar tidak hanya mengatur
program latihan, makronutrisi harian, namun juga mampu membantu
memotivasi trainee yang sedang down atau tidak merasa percaya diri dengan
bentuk tubuh atau jenuh dalam berfitness.
3. Bagi Owner Fitness Center di Samarinda Seberang
Beberapa saran owner fitness center di Samarinda Seberang untuk
memajukan dan mengembangkan fasilitas khususnya alat alat gym yang baru
seperti treadmill listrik, squat rack, rowing machine, dan lain-lain.Peneliti
menyarankan untuk menambah jam operational gym dari jam 6 pagi hingga jam
10 malam, karena hampir semua fitness center di Samarinda Seberang hanya buka
setengah hari dan waktu operational tidak fleksibel.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Beberapa saran untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian yang
sejenis atau pokok bahasan yang sama, yaitu:
a. Sebaiknya menggunakan metode penelitian kualitatif disertai dengan
wawancara dan observasi secara langsung agar informasi yang diperoleh lebih
akurat, komprehensif dan mendalam.
b. Jika peneliti selanjutnya ingin membahas tema yang sama, sebaiknya
mengembangkan penelitian ini dengan dimulai dari proses pengumpulan
fenomena yang dilapangan atau membuat data screening dengan subjek yang
lebih banyak untuk latar belakang. Ketika masuk dalam proses alat ukur, alat
ukur yang digunakan akan lebih akurat dan sesuai dengan fenomena yang
terjadi di lapangan.
c. Peneliti selanjutnya untuk memfokuskan dengan memasukkan dalam psikologi
olahraga, sehingga penelitian lebih luas dalam pokok pembahasannya. Peneliti
juga harus memasukkan data tentang pria yang mengalami obesitas, sehingga
penelitian ini lebih faktual dan terpercaya.
d. Peneliti selanjutnya harus lebih memperhatikan tata cara pembuatan alat ukur,
terlebih dalam pengunaan bahasa agar aitem tidak mengandung arti yang
ganda yang dapat memunculkan kebingungan pada subjek penelitian.

761
PSIKOBORNEO, Volume 6, Nomor 4, 2018 : 748-762

Daftar Pustaka
Azwar, S. (2017). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____. (2016). Reliabilitas dan Validitas, Edisi 7. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Barelds, D.P,H., Dijkstra, P., Koudenberg, N., dan Swami, V. (2011). An
Assessment of Positive Illusions of the Physical Attractiveness of
Romantic Partners. Journal of Social and Personal Relationship, 0(0), 1-
15.
Darmayana, H. (2017). Semakin Banyak Orang Indonesia yang Mengalami
Obesitas. CNN Indonesia. Diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170302223030-255-
197500/semakin-banyak-orang-indonesia-alami-obesitas. Diakses pada
03 Oktober 2017.
Dayakisni, T., dan Hudaniah. (2012). Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Malang:
UMM Press. Fitness News Europe. (2016). European Gym Market on
the Rise, Issue N(4), 1-12. Diakses dari
https://www.gymlib.com/doc/static/press/2016/04/fitness-news.pdf.
Diakses pada 03 Oktober 2017.
Ghozali, I. (2017). Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 24. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro
Semarang.
Hadi, S. (2004). Methodology Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Leny dan Suyasa, P. (2006). Keaktifan Organisasi dan Kompetensi Interpersonal.
Journal Phronesis Universitas Tarumanegara, 8(1), 71-99.
Maner, J.K. (2003). Sexually Selective Cognition: Beauty Captures the Mind of
The be Holder. Journal of Personality and Social Psychology, 85(6),
1107-1120.
Nashori, F. (2015). Psikologi Sosial Islam. Bandung: PT Refika Aditama.
Nugraha, J.A. (2010). Pengaruh Kepuasan Citra Tubuh terhadap Kepercayaan
Diri Orang yang Mengikuti Fitness Center. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Diakses dari
https://id.123dok.com//document/eqokneky-pengaruh-kepuasan-citra-
tubuh-terhadap-kepercayaan-diri-orang-yang-mengikuti-fitnes-
center.html. Diakses pada 03 Oktober 2017.
Prawono, V.I. (2013). Hubungan antara Body Image Satisfication dan dan Self
Esteem pada Perempuan Dewasa Muda yang Berdiet di Jakarta.
Psibernetika, 6(1), 39-55.
Ridha, M. (2012). Hubungan antara Body Image dengan Penerimaan Diri pada
Mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Jurnal Empathy, 1(1), 111-121.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

762

You might also like