Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL ILMIAH
OLEH
REZA MARIZKA
BP/NIM : 2006/73394
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM
DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN
DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT (TAHUN 2006 – 2011)
Effect of Local Revenue, Shared Revenue, General Allocation Fund, and Special Allocation Fundon
Financial Self-sufficiency Level of Local Goverments in Districs an Cities at West Sumatera
Reza Marizka
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: kojak.jackbygod@gmail.com
Abstract
The purpose of this research is aimed to examine 1) Influence of local revenue, to the Financial
self-sufficiency of local governments 2) Effect of Shared Revenue to the Financial Self-sufficiency of local
governments 3) Influence of General Allocation Fund to the Financial Self-sufficiency of local
governments 4) Influence of Special Allocation Fund, to the level of Local Financial Independence on
ditricts and cities in West Sumatera. The method of this research is cauvative research design. Budget
realization report from each districts and cities in West Sumatera as population from the year 2006 to
2011. The sample set is determined by use total sampling technique, as 19 districts and cities in West
Sumatera. The data utilizes is secondary data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) of West
Sumatera Province. Techniques of data analysis using multiple linear regression. The results showed that
1) Local Revenue impact positively significant on the level of Local Financial Independence 2) Shared
Revenue did not significantly effect the level of local financial independence level, 3) the General
Allocation Fund had no significant effect on the level of Local Financial Independence and 4) Special
Allocation Fund impact negatively significant on the level of Local Financial Independence.
Key Word : Local Financial Independence Level, Local Revenue, Shared Revenue, General Allocation
Fund and the Special Allocation Fund.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh pendapatan asli daerah terhadap tingkat
kemandirian keuangan daerah. 2) Pengaruh dana bagi hasil terhadap tingkat kemandirian keuangan
daerah. 3) Pengaruh dana alokasi umum terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. 4) Pengaruh
dana alokasi khusus terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah pada kabupaten dan kota di Sumatera
Barat. Jenis penelitian ini adalah bersifat kausatif. Populasi berupa laporan realisasi APBD kabupaten dan
kota di Sumatera Barat dari tahun 2006-2011. Penetapan sampel ditetapkan dengan teknik total sampling
yaitu sebanyak 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat. Teknik analisis data dengan
menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) pendapatan asli daerah
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah, 2) dana bagi hasil tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat tingkat kemandirian keuangan daerah, 3) dana alokasi umum
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah dan 4) dana alokasi khusus
berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
Kata Kunci : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
A. Pendahuluan PAD kemandirian keuangan daerah juga
1. Latar Belakang Penelitian disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
Otonomi daerah adalah kewenangan dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus alokasi khusus.
kepentingan masyarakat setempat menurut Menurut Undang-Undang Nomor 33
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi Tahun 2004 Pasal 1, pendapatan asli daerah
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
undangan. Masalah yang penting dalam dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
kerangka otonomi daerah adalah menyangkut dengan peraturan perundang-undangan. Dana
pembagian atau perimbangan pusat dan daerah. bagi hasil adalah dana yang bersumber dari
Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
sangat penting dan harus memperhatikan daerah berdasarkan angka persentase untuk
keadilan politik dan keadilan ekonomi. Hal mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
tersebut sesuai dengan ketentuan umum dalam pelaksanaan desentralisasi. Dana alokasi umum
UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian adalah dana yang bersumber dari pendapatan
diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun 2004 APBN yang dialokasikan dengan tujuan
tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
dengan UU No 33 Tahun 2004 tentang pelaksanaan Desentralisasi. Dana alokasi
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah khusus adalah dana yang bersumber dari
Pusat dan Daerah. pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
terfokus kepada dana bantuan dari pusat dalam mendanai kegiatan khusus yang merupakan
bentuk dana perimbangan saja. Lebih penting urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
dari itu adalah daerah dapat mandiri untuk nasional.
mengurus rumah tangganya sendiri termasuk Penelitian mengenai tingkat kemandirian
kemandirian keuangan daerah dengan keuangan daerah telah banyak dilakukan,
memanfaatkan dan mendayagunakan, serta dimana menunjukkan hasil temuan yang
mengelola potensi-potensi yang ada di daerah berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh
dalam rangka meningkatkan pelayanan publik Nofiyanto (2005) menunjukkan bahwa struktur
kepada masyarakat dan pembangunan daerah. penerimaan keuangan di kabupaten dan kota di
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun Daerah Istimewa Yogyakarta masih didominasi
2004, kemandirian keuangan daerah berarti oleh sumbangan dan bantuan dari pusat.
pemerintah dapat melakukan pembiayaan dan Kontribusi PAD dan DBH seluruh kabupaten
pertanggungjawaban keuangan sendiri, dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
melaksanakan sendiri dalam rangka asas terhadap total penerimaan daerah masih rendah
desentralisasi. Menurut Halim (2007 : 232), serta belum bisa mengoptimalkan pinjaman
kemandirian keuangan daerah menunjukkan daerah (pinjaman jangka panjang) sehingga
kemampuan pemerintah daerah dalam daerah tergantung pada pemerintah pusat dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, memperoleh dana pinjaman daerah.
pembangunan, dan pelayanan kepada Penelitian yang dilakukan Suprajitno
masyarakat yang telah membayar pajak dan (2003) menunjukkan bahwa kemampuan
retribusi sebagai sumber pendapatan yang keuangan pemerintah daerah Kabupaten
diperlukan daerah. Banjarnegara masih kurang, atau dapat
Menurut Halim (2007:232) kemandirian dinyatakan bahwa tingkat ketergantungan
keuangan daerah ditunjukkan oleh besar terhadap pemerintah pusat masih cukup tinggi.
kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) Hal ini ditandai dari proporsi bantuan dari
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang pemerintah pusat terhadap total pendapatan
berasal dari sumber lain seperti bantuan daerah yang relatif semakin besar, sebaliknya
pemerintah pusat ataupun dari pinjaman, selain
4
maka kemandirian keuangan daerah juga kemampuan keuangan relatif kecil akan
meningkat, sebaliknya jika PAD rendah maka memperoleh DAU yang relatif besar. Jadi
kemandirian keuangan daerah juga rendah. dengan kata lain, jika pemerintah pusat
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti mengalokasikan DAU relatif besar maka daerah
menduga bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut kurang mandiri. Hal ini kemungkinan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat disebabkan karena PAD daerah tesebut kecil
kemandirian keuangan daerah. Karena jika sehingga pemerintah pusat perlu
suatu daerah mempunyai PAD yang relatif besar mengalokasikan dana kepada daerah tersebut.
maka akan meningkatkan penerimaan daerah Penelitian yang dilakukan oleh Muliana
dan menurunkan ketergantungan daerah pada (2009) menjelaskan bahwa DAU berpengaruh
pemerintah pusat. Dengan berkurangnya tingkat signifikan negarif terhadap tingkat kemandirian
ketergantungan daerah pada pemerintah pusat keuangan daerah pada Pemerintahan
maka daerah tersebut bisa dikatakan mandiri. Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti
b. Hubungan Dana Bagi Hasil dengan menduga bahwa Dana Alokasi Umum (DAU)
Tingkat Kemandirian Keuangan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian
Daerah. keuangan daerah. Jika DAU yang dialokasikan
Menurut Yani (2002:46) Dana Bagi Hasil pemerintah pusat ke daerah relatif besar maka
adalah dana yang bersumber dari pendapatan daerah tersebut dikatakan kurang mandiri
APBN yang dibagihasilkan kepada daerah karena daerah tersebut masih mengandalkan
berdasarkan angka persentase tertentu. Semakin dana dari pemerintah pusat sebagai penerimaan
besar persentase dana yang dibagihasilkan utamanya.
kepada daerah maka semakin besar kontribusi d. Hubungan Dana Alokasi Khusus
yang diberikan DBH terhadap penerimaan dengan Tingkat Kemandirian
daerah, sebaliknya semakin kecil persentase Keuangan Daerah.
dana yang dibagihasilkan kepada daerah maka Menurut Yani (2002:166) dana alokasi
semakin kecil kontribusi yang diberikan DBH khusus dimaksudkan untuk mendanai kegiatan
terhadap penerimaan daerah. Penelitian yang khusus yang menjadi urusan daerah dan
dilakukan oleh Nofiyanto (2005) menunjukkan merupakan prioritas nasional, dengan kata lain
bahwa dana bagi hasil mempunyai pengaruh daerah tersebut masih rendah pendapatan asli
positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerahnya dan juga masih harus berbenah diri
daerah di kabupaten dan kota Daerah Istimewa untuk membangun daerahnya sendiri. Jika DAK
Yogyakarta Tahun 1994/1995-2003. yang dialokasikan pemerintah pusat relatif besar
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti maka daerah tersebut belum mandiri dari segi
menduga bahwa dana bagi hasil (DBH) fiskalnya.
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Penelitian yang dilakukan Muliana
kemandirian keuangan daerah. Jika suatu daerah (2009), menunjukkan bahwa DAK berpengaruh
mempunyai DBH yang relatif besar maka akan signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian
meningkatkan penerimaan daerah dan keuangan daerah pada pemerintahan
menurunkan ketergantungan daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Hal
pemerintah pusat. Dengan berkurangnya tingkat ini berarti semakin besar DAK yang diterima
ketergantungan daerah pada pemerintah pusat oleh daerah maka kemandirian keuangan daerah
maka daerah tersebut bisa dikatakan mandiri. semakin rendah, sebaliknya semakin kecil DAK
c. Hubungan Dana Alokasi Umum yang diterima daerah maka kemandirian
dengan Tingkat Kemandirian keuangan daerah semakin besar.
Keuangan Daerah. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti
Menurut Sidik (2004:96) distribusi DAU menduga bahwa dana alokasi khusus (DAK)
kepada daerah-daerah yang memiliki berpengaruh terhadap tingkat kemandirian
kemampuan relatif besar akan lebih kecil dan keuangan daerah. Jika DAK yang dialokasikan
sebaliknya daerah-daerah yang mempunyai pemerintah pusat ke daerah relatif besar maka
8
daerah tersebut dikatakan kurang mandiri digunakan juga sebanyak 19 kabupaten dan kota
karena daerah tersebut masih mengandalkan di Sumatera Barat.
dana dari pemerintah pusat sebagai penerimaan 3. Jenis dan Sumber Data
utamanya. Jenis dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: 1) berdasarkan cara
4. Kerangka Konseptual memperolehnya, jenis data ini adalah data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekunder, 2) berdasarkan waktu, data penelitian
pengaruh pendapatan asli daerah, dana bagi ini adalah data pooling yaitu gabungan antara
hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi data silang (time series) dengan data runtut
khusus terhadap tingkat kemandirian keuangan waktu (cross section), 3) berdasarkan sifat, data
daerah kabupaten dan kota di Sumatera Barat. yang digunakan adalah data kuantitatif.
Kerangka konseptual yang menggambarkan 4. Teknik Pengumpulan Data
hubungan antar variabel dalam penelitian ini, Cara-cara yang digunakan dalam
dapat dilihat pada gambar 1 pada lampiran. pengambilan data adalah: 1) dokumentasi yaitu
5. Hipotesis Penelitian pengumpulan data yang diperoleh dari instansi-
H1 : Pendapatan asli daerah berpengaruh instansi yang terkait yaitu pada Badan Pusat
signifikan positif terhadap tingkat kemandirian Statistik Sumatera Barat, 2) studi pustaka yang
keuangan daerah kabupaten/kota di Sumatera dilakukan di Universitas Negeri Padang, 3)
Barat. tulisan dan penggunaan sistem komunikasi
H2 : Dana Bagi Hasil berpengaruh internet yang erat kaitannya dengan penelitian
signifikan positif terhadap tingkat kemandirian ini.
keuangan daerah kabupaten/kota di Sumatera
Barat. 5. Variabel Penelitian dan Pengukuran
H3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh Variabel
signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian Berikut ini adalah variabel-variabel
keuangan daerah kabupaten/kota di Sumatera penelitian yang digunakan serta pengukurannya
Barat. a. Variabel Terikat (Y)
H4 : Dana Alokasi Khususberpengaruh Variabel terikat dalam penelitian ini
signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian adalah tingkat kemandirian keuangan daerah.
keuangan daerah kabupaten/kota di Sumatera Tingkat kemandirian keuangan daerah diukur
Barat. sebagai berikut :
C. Metode Penelitian TKKD = PAD x 100%
1. Jenis Penelitian Bantuan Pemerintah
Dalam penelitian ini penulis Pusat/Provinsi dan Pinjaman
menggunakan metode yang bersifat kausatif, b. Variabel Bebas (X)
yaitu untuk mengetahui dan menganalisis Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
pengaruh pendapatan asli daerah, dana bagi (1) Pendapatan Asli Daerah (X1)
hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi Pengukuran PAD dengan mencari
khusus terhadap tingkat kemandirian keuangan kontribusi terhadap pendapatan daerah yaitu :
daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera PAD x 100%
Barat. Total Pendapatan Daerah
2. Populasi dan Sampel (2) Dana Bagi Hasil (X2)
Populasi yang digunakan dalam penelitian Pengukuran DBH dengan mencari
ini adalah seluruh kabupaten dan kota di kontribusi terhadap pendapatan daerah yaitu :
Sumatera Barat. Penentuan sampel ditetapkan DBH x 100%
dengan teknik total sampling, yakni seluruh Total Pendapatan Daerah
populasi dijadikan sampel. Jumlah daerah (3) Dana Alokasi Umum (X3)
kabupaten dan kota di Sumatera Barat adalah 19 Pengukuran DAU dengan mencari
kabupaten dan kota, berarti sampel yang kontribusi terhadap pendapatan daerah yaitu :
DAU x 100%
9
d. Model dan Teknik Analisis Data sedangkan 0,6 % dipengaruhi oleh faktor lain
1) Analisis Regresi Berganda yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode OLS Adjusted R Square
b
Model Summary
(Ordinary Least Square),hasil pengolahan data
Adjusted R Std. Error of the
dapat dilihat pada Tabel 13 (lampiran). Model R R Square Square Estimate
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas 1 .994
a
.994 .994 .00582
diperoleh persamaan tingkat kemandirian
keuangan daerah (Y) sebagai berikut :
2) Uji F (F-Test)
LnY = - 0.009 + 1.062 LnX1 + 0.001 LnX2 Uji F digunakan untuk mengetahui
-0.004 LnX3 - 0.004 LnX4
pengaruh variabel bebas secara keseluruhan
Dimana: terhadap variabel terikat. Jika nilai sig yang
Y = Tingkat Kemandirian Keuangan
diperoleh < derajat signifikasi = 5%, berarti
Daerah
bahwa secara bersama-sama variabel bebas
X1 = Pendapatan Asli Daerah
berpengaruh terhadap variabel terikat. Dan
X2 = Dana Bagi Hasil
sebaliknya jika nilai sig yang diperoleh ≥
X3 = Dana Alokasi Umum
derajat signifikasi = 5%, berarti bahwa
X4 = Dana Alokasi Khusus
secara bersama-sama variabel bebas tidak
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -
berpengaruh terhadap variabel terikat.
0.009. Hal ini berarti bahwa jika variabel Hasil Uji F Statistik
independen yaitu PAD, DBH, DAU dan ANOVA
b
0.673 > 0.05. Nilai koefisien β dari variabel X2 dalam wilayah daerah yang bersangkutan
bernilai positif yaitu sebesar 0.001. Jadi sehingga optimalisasi sumber-sumber PAD
hipotesis tidak sesuai dengan hasil penelitian perlu dilakukan untuk meningkatkan
sehingga H2 ditolak. kemampuan keungan daerah.
Hipotesis 3: dana alokasi umum b. Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap
berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat Tingkat Kemandirian Keuangan
kemandirian keuangan daerah. Hasil olahan data Daerah di Provinsi Sumatera Barat
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar Hasil penelitian menunjukan bahwa dana
0.616 > 0.05. Nilai koefisien β dari variabel X3 bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan
bernilai negatif yaitu sebesar -0.004. Jadi terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
hipotesis tidak sesuai dengan hasil penelitian Dana bagi hasil merupakan komponen dana
sehingga H3 ditolak. perimbangan yang memiliki peranan penting
Hipotesis 4: Dana alokasi khusus dalam menyelenggarakan otonomi daerah
berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat karena penerimaannya didasarkan atas potensi
kemandirian keuangan daerah. Hasil olahan data daerah penghasil sumber pendapatan daerah
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar yang cukup potensial dan merupakan salah satu
0.043 < 0.05. Nilai koefisien β dari variabel X4 modal dasar pemerintah daerah dalam
bernilai negatif yaitu sebesar -0.004. Jadi mendapatkan dana pembangunan dan
hipotesis yang telah dirumuskan sesuai dengan memenuhi belanja daerah yang bukan berasal
hasil penelitian bahwa H4 dapat diterima, dari pendapatan asli daerah selain dana alokasi
dimana semakin tinggi dana alokasi khusus umum dan dana alokasi khusus. Oleh karena itu,
maka semakin rendah tingkat kemandirian jika pemerintah daerah menginginkan transfer
keuangan daerah. bagi hasil yang tinggi maka pemerintah daerah
2. Pembahasan harus dapat mengoptimalkan potensi pajak dan
a. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-
terhadap Tingkat Kemandirian masing daerah, sehingga kontribusi yang
Keuangan Daerah di Provinsi diberikan dana bagi hasil terhadap pendapatan
Sumatera Barat daerah dapat meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Namun dana yang berasal dari
pendapatan asli daerah memiliki pengaruh pemungutan pajak dan bukan pajak yang
positif dan signifikan terhadap tingkat diserahkan oleh pusat kepada setiap daerah
kemandirian keuangan daerah di Provinsi kabupaten dan kota di Sumatera Barat terus
Sumatera Barat. Jika PAD suatu daerah lebih mengalami penurunan setiap tahunnya, selain
besar dibandingkan dengan bantuan pemerintah itu penerimaan dari sumber daya alam setiap
pusat/provinsi dan pinjaman maka daerah daerah tidak sama, ada daerah dengan sumber
tersebut sudah mandiri dari segi finansialnya daya alam tidak besar dan ada daerah dengan
sehingga pemerintah daerah bisa mengurangi sumber daya alam yang yang cukup besar,
pengalokasian dana perimbangan kepada daerah sehingga masih belum memberikan kontribusi
tersebut. Sebaliknya jika PAD suatu daerah signifikan terhadap penerimaan daerah secara
lebih kecil dibandingkan dengan pinjamam keseluruhan. Demikian halnya dalam sistem
daerah serta bantuan pemerintah pusat/provinsi dana bagi hasil yang bersumber dari pajak,
seperti DBH, DAU dan DAK maka daerah peranan pajak dalam penerimaan pendapatan
tersebut dikatakan belum mandiri dari segi daerah masih sangat rendah karena adanya
finansialnya karena daerah tersebut masih perbedaan yang sangat besar dalam jumlah
bergantung pada pemerintah pusat. penduduk, keadaan geografis dan kemampuan
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, masyarakat.
sumber keuangan yang berasal dari pendapatan Dalam hal penyaluran DBH permasalahan
asli daerah lebih penting dibandingkan dengan yang sering muncul adalah adanya praktek
sumber-sumber pendapatan lain karena PAD pembagian triwulanan yang tidak tepat waktu
merupakan sumber keuangan daerah yang digali merupakan keluhan bagi daerah penerima DBH,
13
Model t Sig.
1 (Constant) .000 1.000
lnx1 .000 1.000
lnx2 .000 1.000
lnx3 .000 1.000
lnx4 .000 1.000
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber : hasil olahan SPSS 17.0 (2013)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.009 .015 -.607 .545
lnx1 1.062 .002 .999 533.12 .000
0
lnx2 .001 .001 .001 .423 .673
lnx3 -.004 .007 .000 -.503 .616
lnx4 -.004 .002 -.004 -2.052 .043
a. Dependent Variable: lny
Sumber : hasil olahan SPSS 17.0 (2013)