Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Anak laki-laki umur 10 tahun 9 bulan dirawat di bangsal anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang dengan keluhan sukar berdiri sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat
penyakit sekarang adalah pasien sering kram otot betis dan jika mau berdiri,
berjongkok terlebih dahulu, kedua tangan bertumpu pada kedua lutut (manuver
Gowers) sejak usia 3 tahun. Pasien sering jatuh ketika berjalan sejak usia 5 tahun
dan dada mulai tampak membusung ke depan. Sejak usia 8 tahun harus di bantu
untuk berdiri dan berjalan dengan posisi kaki berjinjit. Riwayat keluarga dengan
kelainan otot tidak ada. Pemeriksaan fisik ditemukan lordosis, pseudohipertropi
m.gastrocnemeus, kekuatan otot ekstremitas inferior berkurang dari normal.
pemeriksaan kadar creatine kinase meningkat yaitu 1860 U/L (normal : 24- 170
U/L). elektromiogram menyokong untuk miopati dengan gambaran gelombang
positif, fibrilasi, amplitudo rendah dan pontensial polifasik. Biopsi otot tidak
dilakukan karena keluarga menolak. Pada pasien ini diberikan prednison 0,75
mg/kg BB/hari, suplemen kalsium dan vitamin D.
Kata kunci : distrofi muskular duchenne, manuver Gowers, creatine kinase
Abstract
A 10 years and 9 months old boy was hospitalized in Pediatric Department
of Dr.M. Djamil Hospital Padang with chief complaint need help for standing
since 2 years ago. The Symptons were he had recurrent cramps and needing to
turn onto his front and rise to standing from the floor using a broad-based stance
with the support of his hand on his thigh (Gowers maneuver) since seven years
ago. He often fall when he walked and appearance lordotic posture since five
years old. Since eight years old he needed for standing and walking with his toes.
The patient was born with vaccum extraction, with body birth weight 2900 grams,
full term. No family history of muscle disease. Physical examination founded
lordosis, pseudohypertrophy of the calves, weakness of muscles of inferior
extremities with sensory was normal. Level of creatine kinase was 1860U/L
(normal: 24-170 U/L). Electromyography showed myopathic with characterized
fibrillations, positive waves, low amplitudepolyphasic potentials. Muscle biopsy
could not be done because his parents not agree. The therapy for this patient was
prednisone 0,75 mg/kgbb/day, supplement orally calcium and vitamin D.
Key words : Duchenne Muscular Dystrophy, Gowers maneuver, muscle disease
196
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 197
KASUS Pedigree
Seorang anak laki-laki A, ♀ >< ♂
berumur 10 tahun 9 bulan dirawat di
IRNA D IKA RSUP Dr. M. Djamil ♂ >< ♀ ♀ ♀ ♂
Padang dari tanggal 6 April sampai 16 ♀ ♂
April 2009, kiriman RSUD
Payakumbuh dengan keterangan Pasien merupakan anak pertama
suspek Distrofi Muscular Progresif dari tiga bersaudara, lahir vakum, di
(DMP). Alloanamnesis diperoleh dari rumah sakit, cukup bulan, ditolong
ibu kandung dengan keluhan utama dokter dengan berat badan lahir 2900
sukar berdiri sejak 2 tahun sebelum gram, ibu tidak ingat panjang badan
masuk rumah sakit. lahir, anak langsung menangis kuat.
Riwayat penyakit sekarang, Pasien telah mendapat imunisasi dasar
Anak sering kram otot betis sejak 7 lengkap, ada scar BCG. Riwayat
tahun sebelum masuk rumah sakit, tumbuh kembang terlambat dimana
dibawa ke tukang pijit, anak tampak anak bisa tengkurap pada umur 5 bulan,
kesakitan atau menangis jika kram duduk umur 9 bulan, berdiri umur 12
terjadi. Anak kesulitan kalau berdiri bulan, berjalan dengan baik umur 24
sejak 7 tahun sebelum masuk rumah bulan, bicara umur 24 bulan. Ayah
sakit, ketika akan berdiri anak pasien berusia 36 tahun, pendidikan
berjongkok terlebih dahulu, kedua SMA bekerja sebagai sopir dengan
tangan bertumpu pada kedua lutut penghasilan + Rp.1500000. Ibu berusia
secara pelan satu persatu dan anak 32 tahun, pendidikan MAN, sebagai
sering terjatuh sewaktu berjalan sejak 5 Ibu rumah tangga. Riwayat makanan:
tahun sebelum masuk rumah sakit dan ASI dari lahir sampai umur 4 bulan,
diikuti dada mulai membusung susu formula dari umur 4 bulan sampai
kedepan. Sejak 2 tahun sebelum masuk sekarang, buah biskuit umur 4 bulan,
rumah sakit, kadang anak harus dibantu nasi tim umur 8 bulan, nasi biasa umur
untuk berdiri dan berjalan dengan 12 bulan, 2-3 kali sehari 5 sendok
posisi kaki berjinjit. Ketika berumur 7 makan/kali, daging ayam 4 kali
bulan anak pernah jatuh dari tempat seminggu, ikan 3 kali seminggu, telur 3
tidur ketinggian 30 cm, anak tidak kali seminggu. Kesan kualitas dan
mengalami kelainan apapun setelah kuantitas kurang. Tinggal di rumah
trauma. Tidak ada demam, batuk pilek permanen, sumber air minum dari
dan mual muntah. Buang air kecil dan sumur, jamban keluarga di dalam
buang air besar tidak ada keluhan. rumah, sampah dibakar, dengan kesan
Anak telah dibawa berobat ke RSUD higiene dan sanitasi cukup.
Payakumbuh, kemudian dirujuk ke Pada pemeriksaan fisik anak tampak
RSUP Dr. M Djamil Padang dengan sakit ringan dan sadar. Tekanan darah 100/70
keterangan suspek Distrofi Muscular mmHg, laju nadi 90 x/menit, laju nafas 24
x/menit, suhu 37 C tinggi badan 112 cm, berat
Progesif (DMP).
badan 15,5 kg. Berat badan menurut umur
Pasien pernah mendapat terapi (BB/U) 44,28%,
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama
6 bulan, kontrol ke dokter Spesialis
Anak dan dinyatakan sembuh. Tidak
ada anggota keluarga yang menderita
sakit seperti ini.
Iskandar Syarif, Widiasteti, DISTROFI MUSKULAR DUCHENNE 198
tinggi badan menurut umur (TB/U) tanda vital dalam batas normal. Hasil
78,8%, berat badan menurut tinggi pemeriksaan EKG didapatkan fre-
badan (BB/TB) 77,5%. Kesan status kuensi jantung 96 kali/menit, irama
gizi kurang. Kulit teraba hangat. Tidak sinus, interval P-R normal, tidak ada
teraba pembesaran kelenjer getah tanda-tanda LVH-RVH. Kadar creatine
bening. Konjungtiva tidak anemis, kinase 1860 U/L (normal: 24-170 U/L).
sklera tidak ikterik, pupil isokor Kesan: peningkatan kadar creatine
diameter 2 mm, reflek cahaya +/+ kinase.
normal. Tonsil ukuran T2-T2 tidak Hari ke-10 rawatan, dilakukan
hiperemis, faring tidak hiperemis. Dada pemeriksaan Elekromiogram
simetris, tidak ada retraksi. Pada m.Gastrocnemius kanan pada istirahat
pemeriksaan paru didapatkan suara (resting) ditemukan gelombang positif,
nafas vesikuler, serta tidak ditemukan fibrilasi, recruitment ditemukan
adanya ronki dan mengi. Pada amplitudo rendah dan potensial
pemeriksaan jantung tidak terlihat iktus polifasik. EMG tidak dapat dilanjutkan
tapi teraba 1 jari medial linea midclavi- karena pasien tidak kooperatif. Kesan:
cularis sinistra ruang intercostals V, menyokong untuk miopati, disarankan
irama teratur, tidak ada bising. biopsi otot. Untuk terapi diberikan
Abdomen datar, perabaan supel, hati prednison dengan dosis 3 x 3,5 mg,
dan limpa tidak teraba dan terlihat lycalvit 2x1 cth, dan kepada keluarga
punggung lordosis. Status pubertas dijelaskan kegunaan prednison bukan
A1M1P1. Pada anggota gerak untuk menyembuhkan penyakit anak,
didapatkan akral hangat, perfusi perifer tetapi prednison hanya untuk memper-
baik, reflek fisiologis menurun, tidak lambat progresifitas penyakit. Pasien
ditemukan reflek patologis, muskulus diperbolehkan pulang dengan anjuran
gastrocnemeus membesar dan tidak ada untuk kontrol secara rutin ke poli Anak
spasme. Kekuatan otot 5555 / 5555 , di RSUP Dr. M. Djamil Padang atau ke
5543 / 3455 RSUD Payakumbuh.
dengan sensoris normal. Berjalan
dengan cara berjinjit (waddling gait). TINJAUAN PUSTAKA
Hasil pemeriksaan laborato- Definisi
rium: hemoglobin 10,6 gr%, leukosit Distrofi muskular Duchenne
7.300/mm3, hitung jenis 0/1/2/59/35/3. adalah suatu penyakit otot herediter
Pada pemeriksaan urine didapatkan yang disebabkan oleh mutasi genetik
protein negatif, reduksi negatif, pada gen dystropin yang diturunkan
leukosit 0-1/LPB, eritrosit negatif. secara x-linked resesif mengakibatkan
Feces dalam batas normal. Diagnosis kemerosotan dan hilangnya kekuatan
sementara suspek distrofi muskular otot secara progresif.(1,6)
progresif tipe Duchenne, Gizi kurang
dengan perawakan pendek dan Epidemiologi
psikomotor delay. Insiden distrofi muskular Duchenne
Pasien di tatalaksana dengan hampir 1 kasus dari 3300 kelahiran hidup bayi
laki-laki. Bentuk paling sering dari penyakit ini
pemberian makanan biasa 1300 kkal
adalah x-linked resesif (ibu carrier), 70% dari
dan roborantia. Direncanakan untuk kasus pria dengan kelainan ini mewarisi
pemerik-saan creatinin kinase, EKG, mutasinya dari ibu yang membawa satu
EMG dan biopsi otot. salinan gen DMD tetapi
Hari ke-2 rawatan, pasien tidak
ada keluhan. Pada pemeriksaan fisik
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 199
hampir 30% kasus terjadi mutasi dari 2 juta pasangan dasar, produknya
(1,5,9,10)
spontan. Oleh karena itu hampir dinamakan dystropin.
sepertiga laki-laki dengan distropfi Dystropin merupakan protein
muskular Duchenne tidak memiliki dengan jumlah sedikit yang
riwayat keluarga dengan distrofi membentuk 0,002% dari total protein
(7) otot. Dystropin adalah protein
muskular. Pasien distrofi muskular
Duchenne yang tidak memiliki riwayat sitoskeletal dengan globular amino
keluarga mungkin merupakan hasil seperti tangkai terpusat dan globular
germinal mosaicism pada kromosom X carboxy. Dystropin terletak pada
(suatu mutasi yang muncul sebelum permukaan dalam sarcolemma,
kelahiran ibu), dimana ibu adalah berkumpul sebagai homotetramer yang
carrier, tetapi tidak ada anggota keluarga dihubungkan dengan aktin pada amino
lain yang terkena distrofi muskular terminus dan dengan glikoprotein pada
(1,9)
Duchenne. Kemungkinan lain adalah ibu carboxy terminus. Dystropin
atau ayah memiliki gonadal mosaicism, berperan dalam memberikan kekuatan
(1)
suatu mutasi baru pada sel-sel bibit otot dan kestabilan membran otot.
(1) Mutasi gen yang terjadi pada
maternal atau paternal. Distrofi
muskular Duchenne merupakan bentuk distrofi muskular Duchenne adalah
yang paling banyak dan paling dikenal delesi dan duplikasi. Fenotip distrofi
diantara distrofi muskular, dimana gejala mulekular Duchenne tidak selalu
dapat terlihat berhubungan dengan ukuran delesi
pada usia 3- 5 tahun atau sebelum usia pada gen dystropin, tetapi sangat
12 tahun.(3,4) berpengaruh pada sintesis dystropin.
Delesi merusak codon triplet sehingga
Etiologi merubah konsep pembacaan, terjadi
Pada distropi muskular penghentian prematur codon dan
Duchenne terjadi mutasi pada gen sintesis dystropin terhenti dan
dystropin pada kromosom X berupa mengalami degradasi, menghasilkan
delesi, duplikasi dan mutasi titik (point molekul protein kecil, terpotong tanpa
mutations), sehingga tidak carboxy terminal.(1)
dihasilkannya protein dystropin atau Dystropin merupakan bagian
terjadi defisiensi dan kelainan struktur dari kompleks protein sarkolemma dan
dystropin. Kira-kira 60% pasien gliko-protein. Kompleks dystropin-
distrofi muskular Duchenne terjadi glikoprotein dapat menghasilkan
mutasi secara delesi dan 40% stabilitas sarkolemma, dimana
merupakan akibat mutasi-mutasi kecil kompleks ini dikenal sebagai
dan penduplikasian.(1,5,8) dystropin-associated protein (DAP)
dan protein-associated glycoprotein
Patogenesis (DAG).(3) Bagian yang terpenting lainnya
Gen untuk distrofi muskular pada kompleks ini adalah dystroglycan, suatu
glikoprotein yang berikatan dengan matriks
Duchenne terletak pada lengan pendek ekstraseluler merosin. Jika terjadi defisiensi
(Xp) kromosom X tepatnya pada Xp21, salah satu bagian kompleks tersebut akan
meliputi 86 exon yang membuat hanya menyebabkan terjadinya abnormalitas pada
0,6% dari seluruh gen tersebut, sisanya komponen lainnya. Kehilangan dystropin
terdiri dari intron. Gen ini 10 kali lebih bersifat paralel dengan
besar dari tiap-tiap gen lain yang
dikarakterkan saat ini dan terdiri
Iskandar Syarif, Widiasteti, DISTROFI MUSKULAR DUCHENNE 200
Diagnosis (1,3,9-11)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Adapun
pemeriksaan penunjang untuk distrofi
muskular Duchenne antara lain: Gambar 2. Biopsi Otot a. normal b.
biopsi abnormal: ukuran serat
Pemeriksaan laboratorium bervariasi, degenerasi, regenerasi,
Kadar creatine kinase serum infiltrasi sel dan fibrosis. c analisis
adalah yang paling bernilai dan umum immunofloresen normal. d. hilangnya
digunakan untuk mendiagnosis (5)
sarcolemma.
distropinopati Duchenne. Kadar
creatine kinase serum berkisar 10-20 Pemeriksaan genetik
kali normal atau lebih (normal: <160 Pemeriksaan genetik untuk
IU/L). mengetahui adanya delesi pada kedua
titik penting gen dengan PCR
Elektromiogram (EMG) (Polymerase Chain Reaction)
Elektromiogram menunjukkan multipleks dapat mengidentifikasi
gambaran miopati dan tidak spesifik adanya delesi sekitar 60% pasien, tetapi
untuk distrofi muskular Duchenne. teknik ini tidak bisa digunakan
EMG menunjukkan fibrilasi, mengidentifikasi adanya pendup-
gelombang positif, amplitude rendah, likasian atau untuk menentukan genotip
potensial motor unit polipasik kadang- pada wanita carrier. Untuk
kadang frekuensi tinggi. menentukan carrier dengan multiplex
amplifiable probe hybridization.
Biopsi Pemeriksaan DNA pada sel darah putih
Secara histologis menunjukkan atau sel otot akan dapat memperlihatkan
variasi ukuran serat, degenerasi dan adanya mutasi gen dystropin.
regenerasi serat otot, kelompok fibrosis
Iskandar Syarif, Widiasteti, DISTROFI MUSKULAR DUCHENNE 202