You are on page 1of 7

Chemical Engineering Science 00 (2015) 000–000

Prototype Panel Akustik dari Limbah Sabut Kelapa dan Styrofoam


sebagai Resin
Dinda Karina Saputri, Wira Junanda
Program Studi Teknik Kimia, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 55584, Indonesia

Corresponding author: 15521048.students.uii.ac.id

Abstrak

This study reviewed the value of the parameters of the kinetic models which were proposed by Akande and used the models to
evaluate the effect of mass transfer resistances. The values of parameter of kinetic models obtained in this study were nearly same
as those obtained by Akande. There was a typo at the value of activation energy on the original journal on the equation of kinetic
model based on mechanism. The equation should been written as –rA = (2.08 × 103e–4428/RTFA)/([1 + 3.83 × 107 FA]2. This typo
caused the model becomes invalid (Average Absolut Deviation (AAD) becomes 385.52%). During this study, it was found one
literature which refer to this journal wrote down this wrong equation. A questionable values was found on AAD for power law
model (–rA = 3.123 × 10–2 e–4400/RTFA0.43). Akande et al. (2006) reported the power law model had an AAD of 4.5%. This study
obtained the value of AAD for power law model of 8.98%. Mears’ criterion has been found to be a value of 5.59×10 –3 thus the
external mass transfer resistance can be ignored. The internal diffusion has negligible effect to overall reaction rate since the
Thiele Modulus was found to be 0.57. The concentration difference between catalyst surface and catalyst core only ranged about
0.022% – 0.032%.

Keywords: Journal review; Ni catalyst; Catalytic reforming; Mass transfer resistance; Internal diffusion

1. Pendahuluan

Panel akustik adalah absorber yang memiliki fungsi sebagai pereduksi gema, pereduksi pantulan suara yang
tidak diinginkan dan menghilangkan frekuensi tertentu pada ruangan. Berbagai jenis bahan telah digunakan untuk
membuat panel akustik. Hal inilah yang membuat kami terinspirasi untuk meneliti panel akustik limbah serbuk sabut
kelapa dan styrofoam. Sebagai bahan baku kedua limbah tersebut mudah didapat di sekitar kehidupan sehari – hari.
Limbah serbuk sabut kelapa yang diperoleh dari limbah sisa pengerutan kulit kelapa saat produksi sabut/serat kulit
kelapa yang terbuang.

Serbuk kulit kelapa merupakan limbah sisa pengerutan kulit kelapa (sisa produksi sabut/serat kulit kelapa)
yang terbuang dan dianggap sampah, pemanfaatan serbuk kulit kelapa sangat terbatas, dipergunakan hanya sebatas
sebagai bahan media tanam di pertanian. Sedangkan styrofoam merupakan limbah industri yang sangat melimpah.
Pemda kota Bandung telah melarang penggunaan streofom oleh masyarakat karena styrofoam dianggap limbah
penyebab banjir di kota Bandung belakangan ini. Penggunaan streofoam terbatas sebagai bahan
pembungkus/kemasan alat-alat elektronik dan bahan-bahan yang mudah pecah. Apabila fungsinya telah berakhir
styrofoam akan terbuang sebagai sampah. Styrofoam belum termanfaatkan dan apabila menjadi sampah sulit hancur
karena streofoam terbuat dari bahan sejenis plastik bernama styrofoam yang bisa terurai dalam waktu yang cukup
lama. Pembuatan panel akustik dengan memanfaatkan limbah streofom yang diubah menjadi resin sebagai bahan
mentrik dan serbuk sabut kelapa sebagai bahan pengisi dalam komosit disamping menanggulangi limbah, juga
memiliki nilai ekonomis tinggi.

2. Metodologi Penelitiam

Pembuatan Sampel

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, perinciannya adalah sebagai berikut :


1. Penyediaan Bahan Baku
Sabut Kelapa diurai menjadi Serbuk Sabut Kelapa dengan menggunakan mesin pengurai sabut kelapa
2. Pengayakan dan Pemisahan Serbuk Sabut Kelapa
Sabut Kelapa yang telah diurai menjadi serbuk kelapa diayak dan dipisahkan sesuia kehalusan serbuk kelapa
3. Pembuatan Resin
Styrofoam dilarutkan dengan menggunakan bensin, hingga styrofoam terlarut dan bensin yang melarutkan
styrofoam menguap
4. Penentuan Komposisi Sampel
Sampel yang dibuat berjumlah 4 yang diberi nama I1, I2, II1, II2. Dengan uraian
I1 berat bahan baku 150 gram, berat resin 250 gram dan ketebalan 1 cm, I2 berat bahan baku 150 gram, berat
resin 250 gram dan ketebalan 1.5 cm, II1 berat bahan baku 150 gram, berat resin 300 gram dan ketebalan 1
cm, II2 berat bahan baku 150 gram, berat resin 300 gram dan ketebalan 1.5 cm
5. Pencampuran Bahan Baku dengan Resin
Serbuk Sabut Kelapa dicampur dengan Resin hingga merata
6. Pencetakan Sampel
Bahan baku dan resin yang telah tercampur dicetak dengan variabel ketebalan 1 cm dan 1.5 cm dan dilapisi
dengan kain kasa ditengah sampel dan atas dan bawah sampel dilapisi alumunium foil
7. Pengepresan Sampel
Sampel yang telah dicetak di press menggunakan mesin Hot Press dengan tekanan 125 bar, dan suhu 200℃
8. Pengeringan
Sampel dikeringkan dengan suhu ruangan salam 2 hari
9. Pemotongan
Setelah sampel kering, sampel dipotong bebrbentuk lingkaran dengan diameter ± 9.5 cm
10. Pengujian Sampel

3. Hasil dan Pembahasan

1.1. Hasil Pengujian

Dari 4 sampel yang telah dibuat, dilakukan pengujian koefisien penyerapan suara dan koefisien pemantulan
suara pada tiap sampel.
Hasil pengujian sampel untuk koefisien penyerapan suara pada table 1, sedangkan hasil pengujian sampel
untuk koefisien pemantulan suara pada table 2.

Table 1 Koefisien Penyerapan Suara

Sampel 250 Hz 500 Hz 800 Hz 1000 Hz 1250 Hz 1600 Hz


I1 0.016 0.087 0.120 0.168 0.286 0.496
I2 0.058 0.192 0.287 0.381 0.578 0.743
II1 0.013 0.112 0.149 0.212 0.386 0.569
II2 0.030 0.123 0.231 0.338 0.531 0.781
Table 2 Koefisien Pemantulan Suara
0.8
Sampel
0.7 250 Hz 500 Hz 800 Hz 1000 Hz 1250 Hz 1600 Hz
I1 0.624001837 0.939073268 0.882539831 0.869147824 0.798319224 0.560688909
0.6
I2 0.612713419 0.883704482 0.798761001 0.760006987 0.642974311 0.501370167
0.5
II1 0.584157858 0.937759327 0.899189509 0.87202044 0.778369362 0.646566248
0.4
II2 0.625566317 0.918168093 0.81856819 0.773571167 0.655852948 0.42456423
0.3
0.2
Grafik hubungan I1 dan I2 dalam hasil uji koefisien penyerapan bunyi dijelaskan pada grafik 1.1, Grafik
hubungan II1 dan II2 dalam hasil uji koefisien penyerapan bunyi dijelaskan pada grafik 1.2
0.1
0
250 Hz 500 Hz 800 Hz 1000 Hz
Grafik 1. 1 Hubungan Koefisien penyerapan Bunyi
1250 Hz 1600 Hz
I1 Col umn3
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
250 Hz1. 2 Hubungan
Grafik 500 HzKoefisien800 Hz
Penyerapan 1000 Hz
Bunyi 1250 Hz 1600 Hz
II1 Col umn1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
250 Hz2. 1 Hubungan
Grafik 500 HzKoefisien800 Hz
Penyerapan 1000 Hz
Bunyi 1250 Hz 1600 Hz
I1 Col umn1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
250 Hz 500 Hz 800 Hz 1000 Hz 1250 Hz 1600 Hz
Grafik 2. 2 Hubungan Koefisien Penyerapan Bunyi
II1 Col umn1

1. Kesimpulan
The value of parameters obtained by Akande et al. (2006) has been confirmed by using NonlinearModelFit
provided by mathematical software Mathematica©. There was a typo in original journal on the kinetic model based
on the mechanism. The value of activation energy should has minus sign (–rA = (2.08 × 103e–4428/RT NA)/([1 + 3.83 ×
107 NA]2). This mistake caused the model becomes invalid (AAD becomes 385.52%). During this study, there was
one literature which refer to this journal write the equation with the mistake. A questionable values is found on AAD
for power law model of -ra = 3.123 × 10–2 e–4400/RTNA0.43. Akande et. al. (2006) reported the power law model had
an AAD of 4.5%. This study obtained the value of AAD for power law model is 8.98%. Mears’ criterion has been
found to be a value of 5.59 × 10 –3 thus the resistance of external mass transfer can be ignored. The profile of crude
ethanol concentration inside the catalyst was predicted based on the assumption of steady state and no temperature
variation in spherical geometric. The internal diffusion resistance has no effect toward overall reaction rate. The
value of Thiele Modulus has been found to be 0.57. The concentration difference between catalyst surface and
catalyst core only ranged about 0.022% – 0.032%.

References

1. H. Intan, E. Gumbira Sa-id, I. T. Saptono. 2003. Jurnal Strategi Pengembangan Industri Pengolahan
Sabut Kelapa Nasional, IPB, Bogor.

2. Ansoff, dan E. Mcdonnell. 1990. Implanting Strategic Management, 2nd edition Prentice hall international
(UK) ltd.

3. APPC, 1997. Coconut statistical year book.

4. Awang, S. A. 1991. Kelapa: Kajian social ekonomi. Aditya Media. Yogyakarta.

5. Ketaren, S. Dan B. Jatmiko. 1985. Daya Guna Hasil Kelapa, Agroindustri press, Jurusan teknologi
pertaniaan, Fateta, IPB, Bogor.

6. Tuasikal, Gustaf, Anjar. 2010. Kulit Tiruan dan pemanfaatan Sabut Kelapa

7. Tuasikal, Haedi D, Rasyid, 2016. Panel Akustik Pemanfaatan serbuk Sabut Kelapa dan Stereopom
sebagai Resin Menggunakan Teknologi Komposit.

8. Vaisal dan Raga. 2016. Pembuatan Papan Lantai dari Sekam Padi dengan Resin sebagai perekat.

9. Warisno. 1998. Budidaya Kelapa Kopyor. Kanisius. Yogyakarta.

You might also like