You are on page 1of 3

TUGAS PENGAJARAN BAHASA

Oleh

NABILA PUTRI YAYU (18/434459/PSA/08436)


NIKE PERTIWI (18/434465/PSA/08442)

My name is Nabila
Putri Yayu and I came from
Padang, West Sumatera,
Indonesia. Before I decided
to continue my study at
Gadjah Mada University,
Yogyakarta, I tried to
merantau to Jakarta to find a job. The word merantau is not a foreign word for me who came
from West Sumatera. Merantau is a philosophy of Minangkabau people, the etnic group of West
Sumatera, Indonesia, which means ‘to migrate to another place to get a job, to do business, to
study, to learn something new, so that one can return to the hometown with dignity. When I
explored Jakarta to expand my views, I saw and learn the diversity of cultures. As the capital city
of Indonesia, Jakarta is filled with so many people from other places, other provinces, other cities.
This heterogenity especially with arrival of foreigners seems to affect most Indonesian and their
cultures. They do not aware and care of their own culture anymore.

However, when I came to


Yogyakarta, I found the same culture
with one from my hometown, that is a
practice of bowing your head and body
when you in front of people. This
practice is no longer found in Jakarta.
This practice of politeness is still used in
Yogyakarta, which is one of the biggest
city in Java island. The purpose of this
action of bowing your body is to excuse
yourself from the possibility of
disturbing others. With the application of this practice, especially to the people who are in
musyawarah, to older people and to the people you look up to, you are one of the millennial
generation who maintains the custom of politeness.

Cultural Note :
In Yogyakarta it’s common to see people bent their
head and body (bowing) while walking in front of
people, especially the people who are in discussion,
older people, and people who you look up to. This
practive is called as sopan santun, a kind of costum
that still exist in the a big city such as Yogyakarta.

Kosa kata Penting

Merantau : a philosophy of migration to the other places to get to get a


job, to do business, to study, to learn something new so that
one can go back to one’s hometown with dignity.
Sopan Santun : politeness (one kind of custom)
Membungkukkan badan : bow
Pulau Jawa : Java island
Kota besar : big city
Musyawarah : discussion
Kebudayaan : culture
Generasi milenial : millennial generation (individuals who reached adulthood
around the turn of 21st century, individuals who are aware
of technological development)
Terjemahan :

Nama saya Nabila Putri Yayu, saya berasal dari Padang, Sumatera Barat. Sebelum
memutuskan untuk melanjutkan studi di UGM, saya mencoba merantau ke Jakarta untuk
mencari pekerjaan. Kata merantau bukanlah kata yang asing untuk saya yang berasal dari daerah
Sumatera Barat. Merantau adalah filosofi masyarakat Minangkabau, suku yang berasal dari
Sumatera Barat, Indonesia yang berarti “untuk berpindah ke tempat lain guna mendapatkan
pekerjaan, melakukan usaha, belajar serta untuk mempelajari hal baru sehingga nantinya bisa
kembali ke kampung halaman bermartabat. Ketika saya menjelajahi Jakarta untuk memperluas
pandangan saya, saya melihat dan mengetahui beraneka ragam kebudayaan. Sebagai ibu kota
negara Indonesia, Jakarta dipenuhi oleh berbagai orang dari berbagai tempat, berbagai kota serta
bebagai negara. Keberagaman ini, terlebih ketika kedatangan orang-orang asing, tampaknya
membawa pengaruh pada masyarakat Indonesia dan kebudayaan mereka di sana. Mereka tidak
lagi tahu dan peduli akan budaya mereka sendiri.

Namun, setelah saya berada di Yogyakarta, saya kembali menemukan salah satu budaya
yang ada di kampung halaman saya, yaitu budaya membungkukkan kepala dan badan ketika
ingin lewat didepan orang, yang tidak lagi saya temukan di kota besar seperti Jakarta. Aplikasi
dari tindak sopan-santun ini ternyata masih hidup di kota Yogyakarta yang notabene nya juga
merupakan salah satu kota besar yang ada di pulau Jawa. Tujuan dari gerakan ini
membungkukkan kepala dan badan ini adalah untuk meminta izin dari kemungkinan
mengganggu orang atau sekelompok orang. Dengan mengaplikasikan gerakan ini, terutama
ditujukan kepada orang yang sedang bermusyawarah, orang yang lebih tua dan kepada orag yang
dihormati, kamu sudah menjadi salah satu generasi milenial yang menjaga adat sopan santun.

You might also like