Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Supply chain of raw rattan into raw materials ready to use should be shortened so as to suppress the
price of raw materials. The aims of this research was to obtain the amount of supply allocations for the three
regions of the four sources of rattan raw materials to change lanes. The results showed that the distribution of
rattan supply chain consists of several actors are farmers / collectors wicker, rattan collectors, major
collectors of local, inter-island traders, rattan exporter. Distribution costs from the rattan supply four areas
namely rattan raw material suppliers West Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan and Sumatra to the main
objectives of Cirebon, Surabaya and Jakarta. With the transportation’s methods in the form of VAM and
MODI. The use of Linear Programming with the Lindo 6.1 software shows the same result that is equal to Rp
204,775,375,000.00 to the allocation of supply to the three regions of the four sources of raw materials are
the same. Optimal allocation amount for the supply of rattan raw materials to Cirebon from West Nusa
Tenggara 520 tons / month, from Sulawesi by 4910 tons / month, from Borneo by 2770 tons / month. Supply
to Surabaya, from Sulawesi, amounting to 270 tons / month and from Borneo by 1330 tons / month. Supply
rattan to Jakarta from Sumatra by 200 tons / month.
100
Analisis Rantai Pasokan... 100 – 107 (Banun Diyah P., Yandra Arkeman)
Pengrajin rotan di wilayah Cirebon, bawah ini. Jaringan rantai pasokan rotan pada
memperoleh pasokan bahan baku dari pemasok gambar 1 menunjukkan adanya keterkaitan
melalui jalur dari Kalimantan atau Sulawesi antara para pelaku dalam jaringan rantai
kemudian ke Surabaya. Baru selanjutnya ke pasokan rotan. Petani/pemungut rotan mentah
Cirebon. Jalur pasokan ini menjadikan harga mendistribusikan rotan tersebut kepada
bahan baku menjadi lebih tinggi. Rantai pengumpul. Biasanya dari beberapa kelompok
distribusi rotan mentah menjadi bahan baku petani/pemungut rotan diserahkan kepada
siap pakai seharusnya dipersingkat sehingga pengumpul di wilayah tertentu. Pengumpul-
dapat menekan harga bahan baku. Bila rantai pengumpul ini akan menyerahkan kepada
distribusi benar-benar efisien, harga bahan pengumpul besar lokal di wilayah dalam pulau
baku sebenarnya dapat ditekan sekitar 20%. tersebut terutama di masing-masing pulau yaitu
Salah satu rantai distribusi yang perlu Kalimantan dan Sulawesi. Pengumpul besar
dipersingkat yaitu rute kapal pengangkut rotan lokal akan mendistribusikan rotan mentah ini
asalan. Rute yang dipakai seharusnya dari langsung kepada pedagang antar pulau namun
daerah penghasil rotan, yaitu Kalimantan atau ada juga pengumpul besar lokal ini yang
Sulawesi, langsung ke Cirebon. Rute yang melakukan proses pengolahan rotan mentah
dipakai selama ini, yaitu melalui Surabaya, terlebih dahulu baru mendistribusikan kepada
dianggap memboroskan biaya transportasi pedagang antar pulau.
karena jarak yang ditempuh lebih jauh. Distribusi rotan mentah di Pulau Jawa
Pasokan bahan baku rotan juga tidak selanjutnya diterima oleh pemasok lokal.
dapat lepas dari sistem distribusi pasokan Pemasok lokal inilah yang langsung
bahan baku. Permasalahan-permasalahan inilah mendistribusikan rotan mentah maupun rotan
yang mendasari analisis terhadap rantai setengah jadi kepada pengrajin rotan ataupun
pasokan rotan di Indonesia. Bagaimana jalur langsung ke industri besar penghasil barang
rute supply pasokan bahan baku rotan dan jadi rotan. Pengrajin rotan merupakan pelaku
kontribusi biaya transportasi pada rantai dalam jaringan rantai pasokan rotan yang
pasokan rotan ini juga menjadi suatu mengolah rotan mentah dan rotan setengah jadi
permasalahan yang pantas untuk dicermati. hingga menjadi produk-produk berupa furnitur,
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk barang kerajinan dan barang-barang ekspor
memperoleh jumlah alokasi pasokan untuk tiga lainnya. Beberapa pengrajin rotan merupakan
wilayah dari empat sumber bahan baku rotan pengrajin independen yang dapat langsung
dengan skenario baru. menjual produk hasil olahannya kepada
konsumen domestik, namun beberapa pengrajin
Metode Penelitian merupakan pemasok utama bahan baku untuk
produk-produk ekspor industri rotan. Biasanya
Penelitian dilakukan mulai dari dilakukan dalam bentuk sub kontrak dengan
identifikasi jalur pasokan, pelaku dan industri besar penghasil barang jadi rotan.
lokasi supply bahan baku rotan mentah Distribusi produk selanjutnya
hingga rotan jadi. Analisis data dilakukan dilakukan kepada eksportir barang jadi rotan
dengan analisis deskriptif kualitatif, penerapan dan kepada konsumen domestik. Beberapa
metode transportasi dan linier programming. Industri besar penghasil barang jadi rotan juga
Analisis data dilakukan dengan analisis merangkap sebagai eksportir barang jadi,
deskriptif kualitatif, analisis SWOT, penerapan sehingga tidak melalui perantara dalam
metode transportasi dan linier programming perdagangan ekspor. Namun sebagian besar
dengan penggunaan software Lindo 6.1. menggunakan jasa eksportir rotan. Gambaran
jaringan rantai pasokan rotan di atas melibatkan
Hasil Dan Pembahasan beberapa asosiasi pengusaha. Asosiasi tertsebut
yaitu Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia
Rantai Distribusi Pasokan Rotan (APRI), Asosiasi Pengusaha Eksportir Rotan
Rantai distribusi pasokan rotan terdiri Indonesia (ASPERI), Asosiasi Pengusaha
dari beberapa pelaku yaitu petani/pemungut Mebel Indonesia (ASMINDO). Dukungan
rotan, pengumpul rotan, pengumpul besar jaringan transportasi sangat diperlukan dalam
lokal, pedagang antar pulau, industri rotan, jaringan pasokan rotan ini.
eksportir rotan seperti tampak pada gambar 1 di
101
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
Pengumpul
besar lokal
Pedagang
antar pulau
Industri Rotan
102
Analisis Rantai Pasokan... 100 – 107 (Banun Diyah P., Yandra Arkeman)
NTB
Surabaya
Sulawesi
Cirebon Industri
Kalimantan Cirebon
Sumatera
Jakarta
NTB
Sulawesi
Surabaya Cirebon
Kalimantan
Sumatera
103
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
Kemampuan supply bahan baku total baku dengan kebutuhan pasokan seperti tampak
dari semua sumber asal bahan baku tersebut pada tabel 3:
sebesar 120.000 ton per tahun untuk pulau
Jawa, sehingga rata-rata setiap bulan sebanyak Tabel 3. Kebutuhan Pasokan Bahan Baku
10.000 ton. Oleh sebab itu tabel 1 di atas Rotan
digunakan sebagai dasar perhitungan Kebutuhan
kemampuan supply bahan baku dari masing- Pusat Permintaan Pasokan
masing sumber asal pasokan bahan baku, (Ton/Bulan)
dengan mengalikan masing-masing persentase Cirebon 8.200
ketersediaan bahan baku dengan total Surabaya 1.600
kemampuan supply bahan baku, sehingga Jakarta 200
diperoleh hasil sebagaimana tampak pada tabel Total kebutuhan Pasokan 10.000
2 di bawah ini ;
Pengiriman bahan baku berupa rotan
Tabel 2. Kemampuan Supply Bahan Baku mentah ini menggunakan truk langsung ke
No Wilayah Asal Kemampuan kapal, kecuali untuk wilayah pulau berdekatan
Bahan Baku Supply Bahan Baku seperti Pulau Sumatera ke Jakarta, Surabaya ke
(Ton/bulan) Pulau Madura, Pulau Jawa ke Bali serta NTB.
1 Pulau Sulawesi 5.180 Penggunaan truk dilakukan untuk perjalanan
2 Pulau Kalimantan 2.770 darat. Biaya pengiriman bahan baku ini cukup
3 Pulau Sumatra 1.530 mahal. Biaya ini berpengaruh pada biaya
4 Nusa Tenggara pengadaan bahan baku bagi para pemilik
Barat 520 industri rotan. Oleh sebab itu, rantai distribusi
rotan diharapkan juga tidak terlalu panjang.
Alokasi pasokan bahan baku tersebut Rantai pasokan bahan baku diharapkan
dikirimkan ke pusat-pusat permintaan bahan optimal sehingga pasokan-pasokan dari
berbagai daerah berjalan kontinyu sesuai
104
Analisis Rantai Pasokan... 100 – 107 (Banun Diyah P., Yandra Arkeman)
Kalimantan Minimize TC = ∑∑ Ci S
i =1 j =1
ij ij
S31+S32 + S33 = R
4. Kendala Jumlah pasokan rotan dari
Sumatera Atau
S41+S42 + S43 = T
Analisis terhadap model pasokan rotan menunjukkan bahwa total biaya yang
ini dilakukan dengan melalui hasil perhitungan diperlukan untuk pasokan bahan baku dari
menggunakan empat metode transportasi empat sumber asal bahan baku ke tiga tujuan
dengan menggunakan excell office sehingga pasokan bahan baku sebanyak
diperoleh solusi optimal untuk masing-masing Rp206.293.000.000,00. Daerah Jakarta tidak
metode transportasi yang digunakan. Empat memperoleh pasokan rotan dari Sumatera,
metode transportasi tersebut yaitu North West Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat. Daerah
Corner, Vogel Aproximation Method, Stepping Cirebon langsung memperoleh pasokan dari
Stone dan Modified Distribution. empat wilayah sumber bahan baku, dan daerah
Hasil iterasi solusi optimal dengan Surabaya hanya dipasok dari Sulawesi dan
menggunakan metode North West Corner
105
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
tidak memperoleh pasokan dari NTB, Cirebon sebanyak 4.910 ton/ bulan, dari
Kalimantan dan Sumatera. Kalimantan ke Cirebon sebanyak 2.770 ton per
Hasil iterasi solusi optimal dengan bulan. Pasokan untuk wilayah Surabaya
menggunakan metode Vogel’s Aproximation diperoleh dari Sulawesi 270 ton/bulan, dari
Method menunjukkan bahwa total biaya yang Sumatera 1.330 ton per bulan. Wilayah Jakarta
diperlukan untuk pasokan bahan baku dari memperoleh pasokan dari Sumatera sebanyak
empat sumber asal bahan baku ke tiga tujuan 200 ton per bulan. Hasil yang diperoleh
pasokan bahan baku sebanyak Rp dengan menggunakan LINDO 6.1 untuk
204.775.375.000,00. Daerah Cirebon langsung programa linier ini hampir menyerupai hasil
memperoleh pasokan dari tiga wilayah sumber dengan menggunakan metode transportasi
bahan baku kecuali dari Sumatera. Daerah Modified Distribution. Oleh sebab itu, biaya
Surabaya hanya dipasok dari Sulawesi dan supply bahan baku yang minimal dengan
Sumatera. Daerah Jakarta hanya memperoleh pemerataan distribusi dari empat sumber
pasokan rotan dari Sumatera saja. pasokan bahan baku setiap ton yaitu sebesar
Hasil iterasi solusi optimal dengan Rp. 204.775.375.000,00 setiap bulan.
menggunakan metode Stepping Stone Biaya ini cukup besar, sehingga untuk
menunjukkan bahwa total biaya yang pengadaan bahan baku biasa dilakukan
diperlukan untuk pasokan bahan baku dari semaksimal mungkin untuk menghemat biaya
empat sumber asal bahan baku ke tiga tujuan pengadaan bahan baku. Hal inilah yang
pasokan bahan baku sebanyak Rp membuat harga barang jadi rotan cukup tinggi
204.967.750.000,00. Daerah Cirebon langsung di pasaran ekspor. Hasil di atas dapat
memperoleh pasokan dari tiga wilayah sumber menggambarkan bahwa pasokan rotan dari
bahan baku kecuali dari Sumatera. Daerah berbagai sumber pasokan bahan baku apabila
Surabaya hanya dipasok dari Kalimantan dan langsung menuju ke wilayah Cirebon
Sumatera. Daerah Jakarta hanya memperoleh memerlukan biaya yang lebih sedikit
pasokan rotan dari Sumatera saja. dibandingkan apabila semua pasokan ke
Hasil iterasi solusi optimal dengan wilayah Cirebon dipenuhi melalui Surabaya.
menggunakan Modified Distribution Method Hasil iterasi perhitungan di atas
menunjukkan bahwa total biaya yang memang belum sempurna karena tidak dapat
diperlukan untuk pasokan bahan baku dari diterapkan pada kondisi yang berbeda
empat sumber asal bahan baku ke tiga tujuan mengingat ada beberapa asumsi yang
pasokan bahan baku sebanyak Rp mendasari. Oleh sebab itu perlu dilakukan
204.775.375.000,00. Daerah Cirebon langsung analisis dengan menggunakan beberapa metode
memperoleh pasokan dari tiga wilayah sumber lain sehingga gambaran kondisi real rantai
bahan baku kecuali dari Sumatera. Daerah pasokan dalam agroindustri rotan di Indonesia
Surabaya hanya dipasok dari Sulawesi dan dapat tergambar dengan jelas.
Sumatera. Daerah Jakarta hanya memperoleh
pasokan rotan dari Sumatera saja. Kesimpulan
Penggunaan metode linier
programming juga dilakukan dengan Analisis terhadap rantai pasokan bahan
menggunakan LINDO 6.1. Hasil yang baku rotan ini dapat diambil beberapa
diperoleh menunjukkan bahwa solusi optimal kesimpulan yaitu biaya distribusi pasokan rotan
diperoleh pada iterasi ke – 6 dengan total biaya dari empat wilayah supplier bahan baku rotan
yang diperlukan untuk pasokan bahan baku dari yaitu Nusa Tenggara Barat, Sulawesi,
empat sumber asal bahan baku ke tiga tujuan Kalimantan dan Sumatera ke daerah tujuan
pasokan bahan baku sebanyak Rp utama yaitu Cirebon, Surabaya, dan Jakarta
204.775.375.000,00. Daerah Cirebon langsung dengan metode transportasi berupa VAM dan
memperoleh pasokan dari tiga wilayah sumber MODI dan Programa Liniear LINDO 6.1
bahan baku kecuali dari Sumatera. Daerah menunjukkan hasil yang sama yaitu sebesar Rp
Surabaya hanya dipasok dari Sulawesi dan 204.775.375.000,00 dengan alokasi pasokan
Kalimantan. Daerah Jakarta hanya untuk tiga wilayah dari empat sumber bahan
memperoleh pasokan rotan dari Sumatera saja. baku juga sama. Jumlah alokasi optimal untuk
Pasokan dari NTB ke Cirebon pasokan bahan baku rotan ke Cirebon yaitu
sebanyak 520 ton/bulan, dari Sulawesi ke dari Nusa Tenggara Barat 520 ton/bulan, dari
106
Analisis Rantai Pasokan... 100 – 107 (Banun Diyah P., Yandra Arkeman)
Chang Y , Makatsoris H. 2000. Supply Chain Wouda FHE, Van Beek P, Van der Vorst JGAJ,
Modeling Using Simulation. Int. J. of Tacke H. 2001. An Application of
Simulation Vol 2 No.1 : 24-30. Mixed Integer Linier Programming
Models on Redesign of the Supply
Pramudiarto DB. 2006. Analisis Nilai Tambah Network of Nutricia Dairy & Drink
dan Ketercukupan Pemanfaatan Group in Hungary. OR Spectrum. 24
: 449-465.
107