Professional Documents
Culture Documents
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs
ABSTRACT
usia dibagi menjadi 9 kategori yaitu Soetomo pada tahun 2013-2016 dapat
kelompok balita (0-5 tahun), kanak- dilihat pada diagram berikut ini.
kanak (5-11 tahun), remaja awal (12-
16 tahun), remaja akhir (17-25
37
tahun), dewasa awal (26-35 tahun), 32
dewasa akhir (36-45 tahun), lansia 26
awal (46-55), lansia akhir (56-65
13
tahun), manula (>65 tahun) [12].
Pada data usia korban meninggal HANGING NON
asfiksia gantung diri adalah paling HANGING
banyak terjadi pada usia dewasa
tidak kerja kerja n=108
akhir yaitu usia 36-45 tahun sebanyak
12 korban. Sedangkan jumlah korban Diagram 3. Gambaran pekerjaan
yang meninggal asfiksia tidak korban meninggal karena asfiksia di
gantung diri (non hanging) juga yang Instalasi Kedokteran Forensik &
terbanyak adalah usia produktif Medikolegal RSUD Dr Soetomo pada
sejumlah 48 orang dan usia tidak tahun 2013-2016.
produktif sejumlah 15 korban. Kelompok bekerja korban asfiksia
Setelah data dianalisis dengan uji di Instalasi Kedokteran Forensik &
Chi-square, didapatkan nilai p=0,036. Medikolegal RSUD Dr Soetomo pada
Hal ini berarti p lebih kecil nilainya tahun 2013-2016 lebih banyak
dibandingkan dengan taraf dibanding kelompok tidak bekerja,
signifikansi (α = 0,05) sehingga H0 yaitu 69 orang dengan presentase
ditolak dan H1 diterima yang berarti 64%. Sedangkan jumlah korban
ada hubungan antara usia dengan asfiksia yang tidak bekerja adalah 39
terjadinya asfiksia gantung diri. orang dengan presentase 36%. Pada
Selanjutnya, dianalisis untuk dengan diagram 5.3 menunjukkan bahwa
contingency coefficient untuk jumlah korban bekerja meninggal
mengetahui kekuatan hubungannya, karena asfiksia gantung diri
didapatkan hasil 0,221 yang berarti (hanging) di Instalasi Kedokteran
hubungannya berkekuatan lemah. Forensik & Medikolegal RSUD Dr
Soetomo pada tahun 2013-2016 lebih
3.3 Pekerjaan dengan Kejadian banyak yaitu 32 korban dengan
Asfiksia Gantung Diri rincian pekerjaan swasta paling
Pekerjaan adalah suatu kegiatan banyak yaitu 20 korban. Sedangkan
yang dilakukan oleh seseorang untuk korban tidak bekerja asfiksia gantung
mendapatkan penghasilan [13]. Skala diri lebih sedikit yaitu 13 korban.
datanya adalah nominal. Pekerjaan ini Sedangkan jumlah korban yang
akan dikelompokan menjadi bekerja meninggal asfiksia tidak gantung diri
dan tidak bekerja. Gambaran (non hanging) juga yang terbanyak
pengelompokan pekerjaan korban adalah kelompok bekerja yaitu 37
asfiksia di Instalasi Kedokteran orang dan tidak bekerja sejumlah 26
Forensik & Medikolegal RSUD Dr korban.
gantung diri dan 63 data korban terdapat perbedaan rentang usia, yaitu
asfiksia tidak gantung diri serta usia yang terbanyak pada usia 19-45 tahun
produktif dan tidak produktif. yang dalam pengolompokan
Pada gambaran usia korban penelitian ini termasuk kelompok
asfiksia, usia paling banyak terjadi usia produktif [31]. Menurut WHO
pada usia produktif. Pada gambaran dan CDC (2015) hal ini disebabkan
usia korban asfiksia gantung diri, karena pada masa muda tingkat
paling banyak juga terjadi pada usia ketergantungan dengan individu lain
produktif yaitu usia di antara 15-64 meningkat membuat individu bunuh
tahun. Hasil ini sejalan dengan diri dengan ciri karakter egoistik,
penelitian yang dilakukan oleh yang memiliki ciri rusaknya
Nasution et al., (2014) bahwa hubungan personal atau dalam hal ini,
kelompok umur yang terbanyak sesuatu yang mereka andalkan,
melakukan gantung diri yang menghilang [31].
diperiksa di Departemen Forensik
RSUP Dr. Muhammad Hoesin 4.3 Hubungan pekerjaan dengan
Palembang tahun 2011-2012 adalah terjadinya asfiksia gantung diri
yang berumur 24-49 tahun, dan Hasil penelitian dari 108 data
paling sedikit terdapat pada umur korban asfiksia dikelompokkan
diatas 50 tahun [29]. Penelitian oleh menjadi 45 data korban asfiksia
Nurina (2010), juga mengungkapkan gantung diri dan 63 data korban
bahwa bahwa kelompok umur yang asfiksia tidak gantung diri serta
terbanyak melakukan gantung diri bekerja dan tidak bekerja.
adalah pada rentang usia 24-49 tahun, Pada gambaran korban asfiksia,
sedangkan paling sedikit terdapat paling banyak terjadi pada kelompok
pada umur > 50 tahun.20 Penelitian bekerja. Pada gambaran korban
Alvarado et al. (2016) di Mexico juga asfiksia gantung diri, paling banyak
mengungkapkan bahwa pada juga terjadi pada kelompok bekerja.
penelitiaanya usia 15-24 tahun Faktor-faktor menyebabkan depresi
merupakan korban gantung diri antara lain berhubungan dengan
terbanyak [30]. ekonomi [32]. Stress akibat kerja di
Uji chi square antara usia dengan usia produktif dapat memicu
kejadian asfiksia gantung diri seseorang untuk melakukan bunuh
menunjukkan ada korelasi yang diri [33].
signifikan dimana nilai p = 0,036 Uji chi square antara pekerjaan
yaitu p lebih kecil nilainya dengan kejadian asfiksia gantung diri
dibandingkan dengan taraf menunjukkan tidak ada korelasi yang
signifikansi (α = 0,05). Nilai signifikan dimana nilai p = 0,264
contingency coefficient sebesar 0,221 yang mana p>0,05 yang artinya tidak
yang berarti hubungan antara usia dan ada hubungan antara pekerjaan
terjadinya asfiksia gantung diri dengan kejadian asfiksia gantung diri.
berkekuatan lemah. Hasil penelitian Hasil penelitian ini sejalan dengan
ini sejalan dengan penelitian yang hasil systematic review yang
dilakukan oleh Hariadi (2011) dilakukan oleh Rane dan Nadkarni
Siti Ermawati, Bendrong Moediarso, Soedarsono
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas
Airlangga, Surabaya
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Airlangga, Surabaya
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2018; 1 : 12 -30 Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs