Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh:
Bayu Ariyadi
NIRM : E 100 13 0004
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
2
3
4
ABSTRACT
Yogyakarta city is study area in this research. The purpose of this research was to
determine the morphological pattern of Yogyakarta, knowing the direction and extent of
morphological development of the urban area of Yogyakarta, knowing the relationship
between accessibility to urban morphology, knowing the spatial interaction between the
city center and the surrounding urban area know what the dominant factor affecting the
development of urban morphology. The advantage who can be taken from research is
provide information about cultivation in Yogyakarta urban areas, towards community
and other parties related especially Yogyakarta goverment.
The method used in the study is the analysis of remote sensing data interpretation
and analysis of secondary data from relevant agencies and the results of field surveys.
The purpose doing this interpretation analisist was discovering building density whose
used as a material information againts extabilishing townscape boundaries and also to
percive direction of townscape morphology. The analisist method used tu calculate scale
of spatial interaction between region is gravity theory calculation.
The results from research map of morphology patterns of Yogyakarta city, map of
line and extents townscape, the dominant element who have implication in the
development urban areas. Map of interaction came from calculation using gravity theory
the packed into a map.
ABSTRAK
Oleh :
Bayu Ariyadi
E 100 130 004
juga memiliki nilai efektifitas dan tentang kelas pola keruangannya dalam
efisiensi. Peneliti menggunakan dua wilayah perkotaan, masing-masing
cara pengumpulan data, yaitu dengan zonasi wilayah tersebut apabila di
pengumpulan data primer dan overlay untuk menggambarkan pola
pengumpulan data sekunder. morfologi wilayah kajian.
Lahan Kekotaan
Jalur Transportasi
yang bukan kota disebut built up area. wilayah perkotaan, faktor-faktor tersebut
Percepatan pertumbuhan kenampakan adalah pusat perekonomian, jarak dari
fisik kekotaan tidak sama untuk setiap pusat kota (CBD), jaringan aksesibilitas,
bagian terluar kota, maka bentuk sosial budaya masyarakat.
morfologi kota yang terbentuk akan
sangat bervariasi. Seiring dengan Kabupaten Sleman merupakan
berjalannya waktu perkembangan wilayah yang sudah bertranformasi dari
perkotaan akan terus mengalami yang sebelumnya wilayah pedesaan
perubahan dan terus bergerak untuk menjadi wilayah perkotaan yang sangat
mencari ruang-ruang baru dalam potensial. Keberadaan pusat-pusat
pembentukan wilayah perkotaan. Batas ekonomi serta jarak dari pusat kota
garis administrasi kota akan relatif sama Yogyakarta yang tidak terlalu jauh
dalam periode waktu yang lama, batas menjadi penyebab wilayah ini
garis administrasi ini dapat digunakan berkembang dengan sangat cepat, selain
sebagai penentuan batas permasalahan- itu banyaknya pusat-pusat pendidikan
permasalahan perkotaan yang timbul, berupa universitas yang tersebar di
sehingga mempermudah dalam mencari beberapa wilayah yang ada di
solusi atau pemecahan masalah. Kabupaten Sleman terdapat pertukaran
Permasalahan yang kerap timbul dalam informasi akibat interaksi antara
perkembangan kota adalah persoalan mahasiswa dan penduduk lokal, dimana
politik, sosial, ekonomi, budaya, pertukaran informasi tersebut
teknologi dan fisik. Batas fisik wilayah menjadikan masyarakat lokal menjadi
yang masuk dalam kategori perkotaan lebih modern dalam melakukan kegiatan
selalu berubah setiap saat, maka sering sehari-hari. Universitas-universitas besar
sekali terlihat batas fisik wilayah tersebut juga mempunyai peranan dalam
perkotaan telah berada jauh diluar batas perkembangan bentuk fisik perkotaan,
administrasi suatu wilayah. ini dikarenakan kegiatan perekonomian
disekitar pusat pendidikan atau
Bentuk fisik perkotaan yang universitas sangat tinggi dan potensial,
terbentuk di wilayah Kota Yogyakarta Menyebabkan terbentuknya wilayah-
mempunyai hubungan antara batas wilayah baru yang dapat dikategorikan
administrasi setiap wilayah dengan kedalam wilayah perkotaan.
perkembangan pertumbuhan perkotaan
yang ada. Wilayah-wilayah yang sangat Perkembangan wilayah perkotaan
terpengaruh dengan adanya juga berdampak langsung kepada
perkembangan bentuk fisik perkotaan kondisi pembangunan, perekonomian
secara administratif adalah wilayah dan sosial budaya, wilayah yang
Kabupaten Sleman dan Kabupaten merasakan dampak tersebut adalah
Bantul. Penyebab wilayah tersebut Kabupaten Bantul selain Kabupaten
menjadi alternatif dalam penyediaan Sleman. Kabupaten Bantul yang
kebutuhan ruang dalam perkembangan berjarak sekitar 16 km tidak jauh dari
wilyah perkotaan dipengaruhi oleh pusat kegiatan perkotaan Yogyakarta
beberapa faktor yang diperlukan suatu secara perlahan telah bertransformasi
wilayah dapat dikategorikan kedalam dari yang semula daerah pedesaan
10
Besar Interaksi
Nama Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Depok Gondokusuman
Depok - 3921303113
Mlati 92643997 708684385
Ngaglik 69114927 123108991
Gondokusuman 3921303113 -
Jetis 717464396 967292142
Tegalrejo 309695965 1159819358
Gambar 2. Pembagian zona Tabel 1. Hasil perhitungan wilayah
analisis utara Kota Yogyakarta
jarak dan jumlah penduduk yang hampir Tabel 3. Hasil Perhitungan wilayah
sam disetiap kecamatan tersebut. selatan Kota Yogyakarta
Besar Interaksi
Nama Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kotagede Umbulharjo
Banguntapan 157072521 268266272
Pleret 28249159 53192448
Sewon 69114927 123108991
Kotagede - 3921303113
Umbulharjo 3921303113 -
14
Besar Interaksi
Nama Kecamatan Kecamatan
Kecamatan Kotagede Umbulharjo
Depok 69114927 123108991
Berbah 65767627 82524795
Piyungan 62136663 77968685
Banguntapan 157072521 268266272
Tabel 4. Hasil perhitungan wilayah
timur kota Yogyakarta Gambar 4 Peta interaksi spasial wilayah timur
perkotaan DIY
15
2.Ketersediaan aksesibilitas
Gambar 3.7 Peta jaringan jalan Contoh lain adalah Kecamatan Depok
wilayah perkotaan D.I.Y yang sedang mengalami proses
perkembangan yang sangat besar baik
dari segi pembangunan sarana prasarana
Aksesibilitas dalam perkembangan perekonomian yang baru maupun yang
wilayah perkotaan sangat penting karena sudah ada. Letak kecamatan Depok yang
pada suatu wilayah perkotaan akan memiliki jarak dari beberapa pusat
terjadi banyak jenis interaksi untuk perekonomian yang terdapat di D.I
menunjang kegiatan di wilayah Yogyakarta tidak terlalu jauh membuat
perkotaan. Peran aksesibilitas yang baik kecamatan ini berkembang dengan
akan membantu dalam waktu yang cepat, salah satunya dapat dilihat dari
dibutuhkan untuk menjalankan interaksi harga lahan yang terus melonjak naik
yang satu dengan yang lain, sehingga setiap tahunnya.
waktu yang dibutuhkan akan lebih
efisien dan ini juga akan menjadi faktor KESIMPULAN
dalam kualitas wilayah perkotaan.
Beberapa kesimpulan yang dapat
3.Jarak dan waktu tempuh ditarik dari hasil penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
Faktor jarak dan waktu tempuh pada 1. Peta Morfologi Kota D.I Yogyakarta
wilayah perkotaan akan berdampak merupakan salah satu hasil dari
kepada pemilihan lokasi-lokasi kegiatan penelitian ini, dari peta tersebut
baru maupun lokasi pemilihan tempat dapat dilihat bahwa arah
tinggal masyarakat yang ada perkembangan wilayah perkotaan
didalamnya. Lokasi-lokasi tersebut akan terus bergerak kearah Kabupaten
memilih wilayah dengan aksesibilitas Sleman dan Kabupaten Bantul.
yang mudah dijangkau serta memiliki Sedangkan untuk wilayah
waktu tempuh dari lokasi tempat tinggal Kabupaten Kulonprogo dan
masyarakat yang sedikit, sehingga Kabupaten Gunung Kidul masuk
interaksi yang terjadi antara wilayah kedalam wilayah yang sedang dalam
dalam satu wilayah perkotaan akan proses transformasi dari yang
sangat padat yang berdampak akan dahulunya wilayah desa menjadi
kebutuhan ruang baru untuk menunjang wilayah kota.
wilayah perkotaan. Sebagi contoh lokasi 2. Interaksi spasial yang terjadi sangat
perekonomian yang terdapat di terpengaruh oleh pusat atau lokasi
Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo bisnis pada suatu wilayah sehingga
memiliki waktu tempuh yang efisien menyebabkan efek domino dalam
apabila dijangkau dari wilayah-wilayh perkembangan morfologi perkotaan.
yang di jadikan kawasan tempat tinggal Efek domino itu saling
seperti Kecamatn Banguntapan dan mempengaruhi pertumbuhan area
Sewon. Sementara apabila wilyah yang perkotaan dari satu wilayah ke
terdapat di arah berlawanan seperti wilayah lain.
Kecamtan Godean masih cukup cepat 3. Interaksi antara satu wilayah dengan
dijangkau apabila inngin menuju ke wilayah lain yang berupa kerja sama
Kecamtan Umbulharjo dan Kotagede. pemerintah setiap daerah ataupun
17