You are on page 1of 17

CULTURE Vol.2 No.

1 Mei 2015

Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah


di Song Terus Pacitan

Sri Dwi Ratnasari

Prodi Pendidkan Sejarah, STKIP PGRI PACITAN


Jl. Cut Nyak Dien No 4A, Kec. Pacitan
Email: sridwiratnasari@yahoo.com

Abstrak
Pacitan with the title "Capital of Prehistory" has a lot of sites that are a reflection of
prehistoric life. Song Terus wich is one of sites, the located in the village of Wereng, Punung,
Pacitan. Song Terus a series of Thousand Mountains stretching from Yogyakarta, Wonosari,
Wonogiri and Pacitan. This research aims (1), to determine the general picture Song Terus,
(2) To determine the findings associated with prehistoric sites in Song Terus and (3) to
determine prehistoric human cultural heritage trail in Song Terus. This study used a
qualitative descriptive study using the approach of the writing of history (historical). The
results showed that Song Terus is a prehistoric site that reflects the picture of prehistoric
human life. Song Terus as cave prehistoric human settlements, with the discovery of relics
result of the findings of human fossils, animal fossil and the results of human culture. The
first human fossils were found including Australomelanesid race. One of the human fossils is
called the "Mbah Sayem" which is regarded as the oldest man in the village of Wereng.
Animal fossil found are many types of monkeys, buffalo, cows, birds, reptiles, deer and
antelope. Results of human culture in the form of artifacts constitute the equipment of
prehistoric human fulfillment that comes from rocks and animal bones. Artifacts such as
kapak genggam, kapak perimbas, serpih, flakes, and alat tulang. Activity of a society that is
still moving, grouping and division of tasks between them is reflected in the cultural relics
and remains of fauna show that the Song Terus a residential sites Palaeolithic (Old Stone
period).

Keywords: Prehistoric Culture, Song Terus, Paleolithic

1. Pendahuluan pada zamannya. Hal ini dapat diketahui


Di pulau Jawa, khususnya Pacitan dari situs-situs prasejarah yang terdapat di
terdapat banyak sekali penemuan situs- Pacitan, tepatnya di Kecamatan Punung.
situs peninggalan zaman prasejarah yang Di Kecamatan Punung terdapat hunian
merupakan peninggalan pada zaman manusia prasejarah seperti Song Terus,
paleolitikum, mesolitikum dan neolitikum. Song Keplek, Song Gupuh, dan
Bentang alam pegunungan Sewu Ngrinjangan.
(pegunungan Seribu) yang membentang Situs-situs prasejarah yang
dari Yogyakarta, Wonogiri hingga Pacitan, ditemukan di Pacitan selain merupakan
menjadikan daerah yang dilewati tersebut tempat ditemukannya fosil manusia
menjadi hunian bagi manusia prasejarah prasejarah juga ditemukan hasil

37
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
peninggalan budaya yaitu peralatan yang sehingga kemudian peneliti tertarik untuk
dihasilkan oleh manusia prasejarah. meneliti Song Terus dengan permasalahan
Peralatan tersebut digunakan sebagai terkait gambaran umum Song Terus dan
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, jejak peninggalan budaya manusia
sebagian besar peralatan yang ditemukan prasejarah di Song Terus.
berbahan dasar batu yang kemudian 1.1 Rumusan Masalah
digunakan untuk membantu mereka dalam 1. Bagaimana gambaran umum Song
mengumpulkan makanan dan kegiatan Terus?
berburu. Hal ini dikarenakan mereka 2. Apa hasil penemuan terkait dengan
masih sangat bergantung pada alam, situs prasejarah di Song Terus?
semua yang disediakan oleh alam 3. Apa saja jejak peninggalan budaya
dimanfaatkan bagi kehidupan mereka. manusia prasejarah di Song Terus?
Situs yang menggambarkan zaman 1.2 Tujuan Penelitian
Paleolitikum di Pacitan adalah Song Terus, 1. Untuk mengetahui gambaran umum
terletak di Dusun Weru, Desa Wereng, Song Terus.
Kecamatan Punung. Song Terus termasuk 2. Untuk mengetahui hasil penemuan
wilayah Gunung Sewu (pegunungan terkait dengan situs prasejarah di
Seribu) dan merupakan bagian dari Song Terus.
Pegunungan Selatan Jawa. Song Terus 3. Untuk mengetahui jejak
dapat dijadikan tempat tinggal manusia, peninggalan budaya manusia
berdasarkan pengamatan yang telah prasejarah di Song Terus.
dilakukan terdapat ciri-ciri gua hunian. Di 1.3 Metode Penelitian
sekeliling Song Terus terdapat hutan-hutan Penelitian yang digunakan dalam
yang kaya akan flora dan fauna, kemudia penelitian ini adalah metode penelitian
pada kedalaman 15 meter di temukan deskriptif kualitatif. Menurut Basrowi dan
sungai bawah tanah, yang diperkirakan di Suwandi, bahwa penelitian kualitatif
gunakan sebagai sumber kehidupan dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang
manusia zaman prasejarah. Sebagai salah temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
satu situs prasejarah Song Terus belum prosedur statistik atau bentuk hitungan lain
begitu terkenal bagi mahasiswa sejarah (Hendratno, 2011: 12). Penelitian ini
ataupun siswa dan masyarakat setempat. menggunakan pendekatan kesejarahan atau
Peninggalan-peninggalan budaya yang ada historis, karena penelitian ini berhubungan
di Song tersebut juga belum banyak dengan kenyataan yang terjadi pada masa
diketahui oleh kalangan akademisi lampau. Pengertian metode sejarah disini
38
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

adalah suatu proses sejarah mengacu dan penemuan selain dibawa ke Jakarta juga
menganalisis secara kritis rekaman dan diletakkan di museum sebagai koleksi.
peninggalan masa lampau atau sumber Teknik analisis data adalah teknik
sejarah (Gottschalk, 1975:32 Metode dalam memeriksa dan menganalisis data
sejarah mencakup empat langkah, yaitu sehingga menghasilkan data sehingga akan
heuristik (pengumpulan sumber), menghasilkan data yang benar dan dapat
pengujian sumber (kritik sumber), dipercaya. Dalam penelitian historis
intepretasi dan (penulisan) historiografi sebelum data dijadikan sebagai sumber
(Notosusanto, 1984: 22-23). penulisan, dilakukan kritik sumber. Kritik
Teknik pengumpulan data atau sumber atau verifikasi, terdiri atas kritik
dalam pendekatan sejarah adalah heuristik ekstern dan kritik intern (Gottschalk, 95).
yang terkait dengan pengumpulan sumber- Kritik ekstern terkait dengan kondisi fisik
sumber penelitian tentang hasil budaya arsip atau dokumen yang ditemukan dalam
Song Terus dilakukan melalui studi pengumpulan data, sedangkan kritik intern
pustaka, studi arsip, observasi, dan lebih yang mengarah pada isi dari buku,
wawancara. Studi pustaka merupakan laporan ataupun arsip.
penelitian di perpustakan yang ditujukan Teknik analisis yang digunakan
untuk mengumpulkan data seperti: buku- dalam penelitian ini adalah teknik analisis
buku, majalah, artikel, jurnal. Kegiatan historis atau lebih dikenal dengan
pengumpulan data dilakukan dengan penafsiran atau interpretasi. Kegiatan
mencari dan mengumpulkan sumber- untuk menentukan atau menetapkan
sumber yang berkaitan dengan Song makna dan saling mengaitkan antara fakta
Terus. yang satu dengan fakta yang lainnya dalam
Wawancara dilakukan untuk hubungan kausalitas atau sebab akibat
memperoleh kepada pihak Museum (Kuntowijoyo, 1995: 100). Interpretasi
Buwono Keling dan petugas yang menjaga dapat dilakukan dengan analisis dan
Song Terus yaitu Bapak Suroto. Peneliti sintesis. Analisis adalah salah satu bentuk
juga melakukan observasi, dalam upaya interpretasi degan cara menguraikan,
pengamatan di lapangan di mana lokasi sedangkan sintesis adalah penyatuan data-
penelitian itu berada. Observasi dilakukan data yang dikelompokkan menjadi satu
dengan cara terjun langsung ke tempat kemudian disimpulkan.
yang memiliki kaitan dengan penelitian, Tujuan kegiatan kritik sumber dan
yaitu Song Terus dan Museum Buwono interpretasi yang dilakukan terhadap
Keling. Karena sebagian besar hasil sumber atau data yang telah diperoleh
39
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
adalah untuk mencari otensitas dan Masa Prasejarah dilihat dari aspek
kredibilitas sumber yang didapat. Sehingga teknologi peralatan hidupnya dibagi
akan diketahui sumber-sumber yang menjadi 4 (empat) yaitu:
benar-benar dibutuhkan dan relevan a. Masa Paleolitik, yaitu masa yang
berupa fakta-fakta terkait dengan tertua dengan peralatan batunya
penelitian mengenai pemerintahan Front dibuat hanya dengan pemangkasan
Nasional Daerah Madiun 1948. Fakta- sederhana. Masa ini berlangsung
fakta yang telah dianalisis kemudian dapat sejak adanya manusia dengan
disusun menjadi laporan sebuah hasil budayanya hingga pada sekitar 10.
penelitian untuk karya ilmiah yang dalam 000 tahun yang lalu.
metode historis disebut dengan penulisan b. Masa Mesolitik, yaitu masa dengan
sejarah (historiografi). teknologi batu yang lebih maju
dibandingkan masa paleolitik,
2. Kajian Teori dengan peralatan batu yang telah
2.1 Kajian Pustaka mengalami pengerjaan lanjutan
2.1.1. Jejak Peninggalan Prasejarah seperti peretusan, berkisar 10.000
Prasejarah adalah zaman sebelum tahun yang lalu hingga 6.000 tahun
mengenal tulisan (Soekmono, 2006: 15). yang lalu.
Zaman prasejarah dimulai sejak dari c. Masa Neolitik merupakan masa
permulaan adanya manusia dan yang dianggap revolusi kehidupan
kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masa prasejarah, karena oada masa
Masehi. Pada zaman tersebut kehidupan ini telah dikenal teknik bercocok
manusia masih sangat sederhana dan tanam yang baik. Berlangsung
begitu juga dengan kebudayaan yang berkisar 6.000 tahun yang lalu
dihasilkan. Manusia masih bergantung hingga awal Masehi.
sepenuhnya terhadap alam untuk d. Masa Perunggu/Besi, merupakan
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia masa di mana manusia telah
mulai membuat peralatan yang digunakan mengenal teknologi pengolahan
untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari- logam. Babakan Masanya kerap
hari. Hal tersebut kemudian dijadikan dianggap bersamaan dengan masa
dasar untuk membagi zaman prasejarah Neolitik (Wiradnyana, 2011: 7).
berdasarkan benda-benda atau peralatan Menurut Kamus Besar Bahasa
yang digunakan pada zaman tersebut. Indonesia (KBBI) secara harfiah
pengertian jejak adalah bekas yang
40
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

menunjukkan adanya perbuatan dan kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu:


sebagainya yang telah dilakukan (2008, pertama, gagasan (Wujud Ideal), wujud
573). Sedangkan peninggalan adalah ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
barang sisa (bekas, rerruntuhan dan berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
sebagainya) dari zaman dahulu (Tim nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
Penyusun, 2008: 1468). Jejak peninggalan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
manusia prasejarah yang dapat kita ketahui dapat diraba atau disentuh. Wujud
adalah hasil budaya manusia tersebut. Dari kebudayaan ini terletak dalam kepala-
hasil budaya tersebut kita dapat kepala atau di alam pemikiran warga
mengetahui gambaran kehidupan masyarakat. Kedua, Aktivitas (Tindakan)
masyarakat pada waktu itu, khususnya adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
terkait dengan Song Terus. tindakan berpola dari manusia dalam
2.1.2. Kebudayaan Prasejarah masyarakat itu. Wujud ini sering pula
Kata “budaya” berasal dari kata disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
Sansekerta buddhayah yang berarti “budi” ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
atau “kekal”. Budaya juga berasal dari yang saling berinteraksi, mengadakan
istilah culture, dari bahasa Latin colere kontak, serta bergaul dengan manusia
yang artinya “mengolah” atau lainnya menurut pola-pola tertentu yang
“mengerjakan”. Secara lengkapnya berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
kebudayaan adalah keseluruhan sistem konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia hari, dan dapat diamati dan
dalam rangka kehidupan masyarakat yang didokumentasikan.
dijadikan milik diri manusia dengan Ketiga, Artefak adalah wujud
belajar (Koentjaraningrat, 2009: 146). kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
Kebudayaan manusia berkembang seiring aktivitas, perbuatan, dan karya semua
dengan perkembangan otak manusia. manusia dalam masyarakat berupa benda-
Kebudayaan merupakan hasil dari benda atau hal-hal yang dapat diraba,
keseluruhan yang dimiliki oleh manusia. dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
Kebudayaan ada sejak manusia itu ada di paling konkret diantara ketiga wujud
muka bumi ini, sehingga pada zaman kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
prasejarah manusia juga sudah bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
menghasilkan kebudayaan. yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud
Menurut J.J. Hoenigman (dalam kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:
Koentjaraningrat, 2009: 150), wujud wujud kebudayaan ideal mengatur dan
41
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) sekarang). Alat ini banyak ditemukan di
dan karya (artefak) manusia. Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan,
Kebudayaan manusia prasejarah dan Timor (Soekmono, 2006: 31-32)
dapat diketahui dengan adanya jejak b. Kebudayaan Ngandong
peninggalan yang ditemukan atau Di sekitar daerah Ngandong dan
dilakukan penggalian terhadap tempat- Sidorejo (dekat Ngawi, Madiun, Jawa
tempat yang dianggap sebagai hunian dari Timur) didapatkan banyak alat-alat dari
manusia prasejarah. Berdasarkan hal tulang di samping kapak-kapak genggam
tersebut kebudayaan prasejarah yang dari batu. Alat-alat Kebudayaan Ngandong
pertama atau tertua yang ada di Indonesia ditemukan oleh Von Koenigswald pada
adalah kebudayaan zaman paleolitikum tahun 1941 dan yang banyak ditemukan
yang ditemukan di daerah Pacitan dan alat-alat dari tulang (semacam alat
Ngandong, maka menurut tempat penusuk = belati), dan tanduk rusa
penemuannya tersebut kebudayaan terutama di gua Sampung. Rupa-rupanya
paleolitikum dibagi menjadi: alat-alat ini untuk mengorek ubi dan keladi
a. Kebudayaan Pacitan dari dalam tanah. Ada juga alat-alat seperti
Alat-alat kebudayaan Pacitan ujung tombak dengan gigi-gigi pada
ditemukan oleh Von Koenigswald pada sisinya, yang mungkin dipergunakan untuk
tahun 1935. Di daerah Pacitan banyak menangkap ikan. Jenis alat ini ditemukan
ditemukan alat-alat dari batu yang masih di lapisan pleistosen atas; sedangkan
sangat kasar. Alat-alat tersebut berbentuk pendukung Kebudayan Ngandong adalah
kapak, yakni kapak perimbas (chooper), jenis manusia purba Homo Soloensis dan
karena tidak memakai tangkai maka Homo Wajakensis (Soekmono, 2006: 32).
disebut Kapak Genggam. Alat budaya 2.1.3. Situs Prasejarah
Pacitan diperkirakan dari lapisan Situs Prasejarah ialah segala
pleistosen tengah (lapisan Trinil); bentuk bukti yang nyata berupa
sedangkan pendukung kebudayaan peninggalan kebudayaan baik berupa alat
tersebut ialah Pithecantropus Erectus kehidupan maupun peninggalan mengenai
(Soekmono, 2006: 30). Selain Kapak suatu peradaban yang pernah ada di masa
Genggam, juga dikenal jenis lain, yakni lampau, untuk menyebut sebelum masa
alat Serpih (flake). Alat Serpih ini sekarang (KBBI, 1991:850). Peristiwa
digunakan untuk menguliti binatang prasejarah sendiri di perkirakan terjadi
buruan, mengiris daging dan memotong sejak dari permulaan adanya manusia dan
ubi-ubian (seperti pisau pada masa kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5
42
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

Masehi (Soekmono, 2006:16). Maka hal pengkonsumsian bahan makanan


ini akan lebih mudah akan menjadikan kita (consumption area). Temuan fragmen
lebih mudah dalam mengamati tentang tulang binatang, fragmen alat tulang, tatal,
peradaban prasejarah, karena di Pacitan batu inti dan sejumlah alat batu. Analisis
sendiri terdapat beberapa situs prasejarah awal terhadap temuan alat batu
yang dapat di pelajari dan dapat menjadi menunjukkan dominasi alat non-masif
sumber referensi secara lebih jelas dari (serpih, gurdi, lancipan, dan serut)
hasil dari kebudayaannya. terhadap alat masif. Temuan alat tulang
Kehidupan manusia pada masa pra dapat ditipologikan menjadi sudip, kapak,
aksara dapat diketahui dari jenis-jenis jarum dan lancipan. Jenis-jenis binatang
peninggalan yang ditinggalkan manusia yang ditemukan, antara lain banteng, gajah
pada masa itu. Peninggalannya bisa berupa (elephas), monyet dan rusa diyakini pernah
artefak maupun fosil. Artefak berwujud hidup pada kala Plestosen akhir atau
sebagai benda-benda purbakala. Dengan Holosen awal. Berdasarkan jenis-jenis alat
adanya hal ini, maka kita dapat yang dihasilkan dan teknologi pembuatan
mengetahui perkembangaan kehidupan alat dapat disimpulkan bahwa jenis dan
manusia prasejarah pada masa itu melalui teknologi alat tersebut dapat
artefak. Sedangkan fosil adalah sisa-sisa diklasifikasikan sebagai industri alat serpih
tulang belulang baik manusia, hewan, dam dan bilah serta tulang dari masa mesolitik.
tumbuhan yang sudah berbentuk batu atau Kesimpulan ini juga dikuatkan dengan
membatu. Fosil dapat digunakan untuk jenis binatang pada kala Plestosen akhir
mempelajari mengenai pertumbuhan fisik atau Holosen awal yang dapat dikaitkan
manusia pada masa prasejarah. dengan kehidupan masa mesolitik.
2.2. Penelitian Yang Relevan Interpretasi terhadap seluruh data, baik
Pertama, J. A. Sonjaya (2003) yang berupa data artefaktual maupun data
penelitian yang berjudul “Identifikasi Jejak ekofak serta aktifitas kehidupan
Hunian di Situs Song Agung” manusianya menunjukkan bahwa Situs Song
menunjukkan adanya temuan artefak dan Agung merupakan situs hunian gua dari masa
ekofak yang didominasi oleh fragmen mesolitik.

tulang dari berbagai jenis binatang, alat Kedua, A. A. Putu Santiasa Putra,

tulang, alat batu, dan cangkang kerang dkk. Penelitian yang “ Pola Budaya dan

semakin memperkuat dugaan bahwa Migrasi Manusia Purba Di Situs Song

tempat tersebut pada masa lampau telah Gentong” hasil penelitian menunjukkan

digunakan sebagai lokasi pengolahan dan bahwa Song Gentong merupakan sebuah

43
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
situs prasejarah yang berada di kabupaten artefak dalam lapisan hunian
Tulungagung. Situs ini secara geografis mengindikasikan adanya keterkaitan erat
berada pada pegunungan karst, dan apabila antara manusia dengan hewan tersebut.
dilihat secara luas maka situs ini juga Keduanya menjadi indikator kuat adanya
berada didalam susunan pegunungan kegiatan perolehan makanan hewani.
selatan, yang dimana di sepanjang Spesimen Macaca sp. yang ditemukan
Pegunungan Selatan banyak terdapat situs- pada lapisan berumur Holosen di Situs
situs prasejarah lainnya, yakni: Song Song Terus dalam jumlah melimpah dan
Keplek, Song Terus, Situs Sampung, Situs berasal dari berbagai bagian tubuh.
Wajak, Song Gentong, dan Gua Jimbe. Artefak yang ditemukan pada lapisan yang
Banyaknya situs dan temuan yang berada sama terdiri dari artefak batuan berbentuk
di Pegunungan Selatan menandakan jalur serpih, artefak dari cangkang moluska
persebaran manusia di Pulau Jawa bagian berupa serut dan lancipan, dan artefak dari
selatan, temuan arkeologis si situs tersebut tulang hewan vertebrata berupa spatula,
mempertegas adanya jalur migrasi lancipan dan jarum. Sisa fauna dan artefak
manusia purba, disamping itu ekskavasi ini yang ditemukan di Song Terus tersebut
merupakan ekskavasi penyelamatan dari dapat dianggap sebagai satu himpunan
kegiatan penambangan marmer yang yang dapat menunjukkan adanya kegiatan
berada di sekitar situs. manusia pendukung subsistensi manusia masa lalu, yang salah
situs Song Gentong telah memiliki satu kemungkinannya adalah aktivitas
teknologi yang bisa dibilang maju, hal perburuan Macaca.
tersebut terlihat dengan adanya artefak Ketiga, Budiman (2003) penelitian
berupa bola-bola batu dari batuan andesit yang berjudul “Pemanfaatan Moluska di
dan alat batu yang terbuat dari batuan Situs Song (Gua) Terus, Kecamatan
rijang merah, selain itu mereka juga telah Punung Kabupaten Pacitan Jawa Timur”.
dapat membuat alat serut dari cangkang Hasil penelitian mengkaji aspek
moluska. subsistensi manusia yaitu dalam
Ketiga, Etik Mahareni (2000) yang pemanfaatan sumber daya fauna dalam hal
berjudul “Sisa-sisa Macaca (Monyet) di ini dari jenis moluska sebagai bahan
Situs Song Terus, Pacitan, Jawa Timur dan makanan dan peralatan. Pemanfaatan
Hubungannya dengan Kegiatan Perolehan fauna sebagai salah satu alternatif
Makanan Hewani” yang secara garis besar makanan manusia pada masa lalu
penelitian tersebut menelitia sisa Macaca tercermin dan banyaknya temuan
sp. yang ditemukan berasosiasi dengan arkeologis di situs arkeologi dan temuan
44
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

lukisan gua yang menggambarkan jenis- ditemukan dalam bentuk cangkangnya


jenis fauna dan aktivitas perburuan. baik utuh maupun pecahan (fragmen).
Melimpahnya deposit sisa fauna, selain 3. Hasil dan Pembahasan
dapat menjelaskan pola makan manusia 3.1. Gambaran Umum Situs Song Terus
melalui sisa makanan, juga dapat Kecamatan Punung merupakan
memberikan keterangan tentang kondisi bagian dari kawasan Pegunungan Sewu
lingkungan, kebiasaan (habit), atau yang memanjang antara Teluk Parangtritis
kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh dan teluk paling timur dari Pacitan. Dan
manusia masa lalu, Selain sebagai bahan merupakan “Ibukota Prasejarah”
makanan, temuan sisa fauna sering dikarenakan banyak sekali situs prasejarah
ditemukan dalam bentuk perkakas atau yang mencerminkan kehidupan dan
peralatan. Sisa fauna yang ditemukan kebudayaan pada masanya. Song Terus
dalam suatu penelitian arkeologi dapat adalah salah satu situs prasejarah yang
dikelompokan menjadi ; fauna-fauna kecil terletak di Desa Wareng, Kecamatan
(micro fauna), seperti burung, ikan, Punung, Kabupaten Pacitan. Song Terus
serangga, tikus, ikan dan moluska ; dan berorientasi barat-timur memiliki lebar 20
fauna-fauna besar (macro fauna), seperti m dan panjang 100 m, dengan ketinggian
sapi, gajah, bison. Sisa fauna kecil (micro ± 330 m dari permukaan laut. Lokasi Song
fauna) yang dominan yaitu moluska yang ini kurang lebih 25 km dari kota Pacitan,
arah ke Kabupaten Wonogiri.

Gambar 1. Song Terus. Dokumentasi Pribadi.


Song Terus merupakan semacam Kecamatan Punung. Sebutan Song oleh
ceruk yaitu goa yang tidak begitu dalam, masyarakat sekitar sebetulnya kurang tepat
terletak di pinggir jalan di Desa Wereng dikarenakan goa ini membentuk ruangan

45
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
memanjang di dalam tanah. Sebutan dan Basoeki, dan penelitian di situs ini
tersebut terdengar kemungkinan karena sendiri dilakukan sejak tahun 1994 oleh
sebagian besar blok batu gamping Puslitbang Arkenas, yang berkerja sama
menutupi sebagian ruang gua sehingga dengan museum Nasional d’historie
terlihat dari luar tidak dalam. Song Terus naturalle di Prancis. Sampai saat ini
terdiri dari batuan kapur yang membentuk penelitian di Song Terus masih berlanjut
rongga goa, stalagtit dan stalagmit terbuat sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah
dari endapan yang diperkirakan sudah ada ditetapkan. Tujuan dari penelitian yang
berjuta-juta tahun yang lalu. dilakukan adalah untuk lebih memahami
Song ini memiliki kelembaban pemukiman atas pleistosen dalam goa dari
yang tinggi hal ini disebabkan karena letak kehidupan manusia prasejarah.
Song yang berada di dataran tinggi dan Bekas penggalian juga telah
terdapat sungai bawah tanah. Berdasarkan dilindungi dengan pagar dan ditutupi oleh
penelitian diketahui bahwa sungai tersebut asbes, hal ini ditujukan agar tempat galian
mengalir sekitar 20 m di bawah goa. Di tidak rusak akibat dari orang-orang yang
sekitar Song Terus juga banyak ditemukan berkunjung di sana. Dan untuk mencegah
tumbuhan pakis, rumput-rumputan dan para pengunjung yang ingin turun ke
pohon semak belukar. Pintu masuk Song bawah untuk melihat bekas galian yang
Terus telah didesain dan ditata ulang oleh telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu
Tim Publissing Arkeologi Nasional juga dikarenakan tempat penggalian yang
(Arkenas), Moseum Nsional d’historie dalamnya sekitar 4-8 m dari atas
Naturalle, dan tim penggalian situs Song permukaan tanah akan berbahaya jika
Terus, yang berkerja sama dengan Dinas dibiarkan terbuka dan tidak tertutup.
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Berbagai macam temuan yang dihasilkan
Raga Pemerintah Daerah Tingkat II sudah mencapai hitungan puluhan ribu
Pacitan dan kedutaan Besar Perancis di sejak awal penelitian hingga 5 tahun
Indonesia. Sehingga ketika kita melewati belakangan ini. Song Terus telah
pintu kita akan disambut dengan gambaran memberikan andil yang sangat besar dalam
atau miniatur dari kehidupan manusia yang peranannya sebagai salah satu sumber data
ditemukan di Song Terus. Selain itu juga prasejarah yang tertua di Pacitan.
terdapat penjelasan mengenai awal Menurut Suroto (Wawancara, 6
mulanya ditemukan song Terus. November 2013), salah satu juru pelihara
Song Terus pertama kali digali (Jupel) Song Terus mengatakan bahwa
tahun 1950an oleh Prof. Dr. R.P Soejono dalam sebulan pengunjung yang datang di
46
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

situs Song Terus hanya berkisar 10 hingga disebut “Mbah Sayem” yang saat
20 orang. Mereka yang berkunjung ditemukan dalam posisi di tepian dinding
kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa. song. Posisi fosil tersebut meringkuk dan
Termasuk peneliti dari luar negeri yang menghisap salah satu jempol tangannya.
datang antara Juli hingga Agustus. Temuan fosil itu dinamakan Mbah Sayem
Penemuan yang ditemukan di Song Terus karena masyarakat setempat mengira
sekarang terdapat di Museum Buono bahwa fosil tersebut adalah seorang
Keling Kecamatan Punung Kabupaten perempuan sehingga dinamakan Mbah
Pacitan. Sayem (Wawancara Suroto, 6 November
3.2 Hasil Penemuan di Situs Song Terus 2013). Namun setelah dilakukan penelitian
3.2.1. Fosil Manusia di laboratorium diketahui bahwa fosil
Hasil penelitian yang dilakukan selama ini, tersebut merupakan manusia prasejarah
tinggalan sisa-sisa manusia yang yang berjenis kelamin laki-laki dengan
diketemukan di Song Terus sangat terbatas kapasitas otak tengkorak tersebut adalah
sekali, dan secara kuantitas sangat sedikit 900 – 1.100 cc. Kapasitas otak ini lebih
jumlahnya dibandingkan dengan temuan kecil daripada rata-rata manusia modern,
lainnya yang ada di Pacitan seperti di Song dan alis mata tebal, dan dahi yang
Keplek dan Song Gupuh. Pada umumnya, menonjol. Berdasarkan ciri-ciri tersebut
temuan tersebut berwujud fragmen maka bisa dikatakan bahwa fosil yang
(pecahan) tengkorak, tulang-tulang jari, bernama Mbah Sayem termasuk dalam ras
dan gigi-gigi lepas yang tersebar tidak Australomelanesid.
merata pada setiap kotak ekskavasi.
Di Song Terus di temukan fosil
Homo Erectus oleh warga setempat sering

Gambar 2. Replika Fosil “Mbah Sayem”. Dokumentasi Pribadi.

47
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
3.2.2. Fosil Fauna pencarian di sungai, telaga atau di daerah
Selain fosil manusia dan artefak, di pantai. Sampai sejauh ini, jenis temuan
Song Terus juga ditemukan fosil sisa-sisa cangkang kerang di Song Terus
fauna berupa tulang-tulang yang masih merupakan temuan yang cukup banyak
utuh maupun fragmentaris, gigi-geligi, dan setelah industri litik dan sisa-sisa fauna
bagian tengkorak yang bercampur dengan (Wawancara Suroto, 6 November 2013).
peninggalan-peninggalan artefak dan 3.2.3. Hasil Budaya Manusia
ekofak lainnya. Hasil analisis yang Prasejarah di Song Terus
dilakukan terhadap temuan sisa-sisa fauna Hasil budaya manusia prasejarah
tersebut, dapat diketahui terdapat empat pada masa ini adalah ditemukannya
kelas golongan “penghuni” vertebrata di berbagai macam artefak. Artefak tersebut
Song Terus, yaitu jenis ikan (kelas Pisces), berupa alat-alat batu litik di Song Terus
jenis fauna melata (kelas Reptilia), jenis merupakan temuan yang paling melimpah
unggas (kelas Aves), dan jenis hewan disamping temuan sisa-sisa tulang hewan.
menyusui (kelas Mamalia). Seperti biawak Ciri-ciri temuan tersebut terletak di lapisan
(Varanidae), kura-kura (Testudinidae), bagian atas penggalian, dan
tikus pohon (Soricidae), kelelawar memperlihatkan peralihan dari budaya
(Chiropteridae), landak (Hyastricidae), paleolitik menuju corak budaya dari
tupai (Sciuridae), tikus (Muridae), anjing Mesolitik yaitu zaman batu tengah. Hal
liar (Canidae), kucing (lelidae), musang tersebut ditandai dengan ditemukannya
(Viverridae) Di antaranya, yang sangat alat serpih dan alat tulang, sedangkan di
dominan adalah jenis monyet/ kera lapisan bagian bawah ditemukan alat-alat
(Macaca sp), jenis kerbau, sapi, dan dari batu seperti kapak genggam dan
banteng (Bovidae) serta jenis kijang dan kapak penetak. Inilah yang kemudian
rusa (Cervidae). menjadi dasar bagi penyebutan kebudayan
Penemuan sampah dapur yang yang ditemukan di Pacitan pada masa
berupa cangkang moluska juga prasejarah disebut dengan Kebudayaan
menunjukkan adanya biota marin (laut) Pacitan.
Keberadaan sisa-sisa fauna di dalam Hasil identifikasi sementara
konteks budaya dan hunian di Song Terus terhadap temuan alat batu litik di Song
jelas memperlihatkan keterikatan yang erat Terus, dapat diketahui adanya beberapa
dengan manusia penghuni song. Fauna tipe kategori kelompok alat litik, pertama
tersebut kemungkinan diperoleh dari yaitu kelompok alat-alat masif yang
daerah sekitar melalui perburuan dan bentuknya besar dan berat. Jenis kelompok
48
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

alat-alat masif tersebut antara lain: kapak digunakan manusia pada masa itu untuk
penetak (chopping tools), kapak perimbas melindungi diri dari binatang buas.
(choppers), batu pukul (hammers) dan Contoh alat-alat non-masif
serpih-serpih yang tergolong besar. Kedua, diantaranya adalah serpih-serpih yang
kelompok non-masif yaitu alat-alat yang mempunyai ciri jejak-jejak pemakaian,
berbentuk kecil seperti alat serpih bilah. antara lain: bilah (blades), serut samping
Kapak genggam dan perimbas berfungsi (side scrapers), serut cekung (notched
untuk membelah kayu, pohon, bambu dan scrapers), serut ujung (end scrapers),
untuk mencari umbi-umbian (Herimanto, lancipan (point), dan gurdi (borer).
2012: 45). Artefak selain untuk berburu
dan mengumpulkan makanan juga

Gambar 3. Alat Serpih Bilah. Dokumentasi Pribadi.


Artefak yang di temukan di Song Kapak genggam berfungsi menggali
Terus antara lain: Pertama, Kapak umbi, memotong, dan menguliti binatang.
genggam banyak ditemukan di daerah Proses pembuatan kapak batu: (1).
Pacitan. Alat ini biasanya disebut Memilih batu yang cocok dan mudah
"chopper" (alat penetak/pemotong). Alat dibentuk (2). Batu tersebut dipukulkan
ini dinamakan kapak genggam karena alat dengan menggunakan batu yang lebih
tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak keras (3). Pembentukan dengan cara
bertangkai dan cara mempergunakannya dihaluskan menggunakan kapak tulang,
dengancara menggenggam. Pembuatan tangan juga dilindungi dengan kulit. Selain
kapak genggam dilakukan dengan cara kapak genggam juga berfungsi untuk
memangkas salah satu sisi batu sampai merimbas kayu, memahat tulang dan
menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa sebagai senjata. Alat ini juga ditemukan di
adanyasebagai tempat menggenggam. Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa

49
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Koenigswald disebut kebudayan pacitan
Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling (Soekmono, 2006: 32).
banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa
Tengah sehingga oleh Ralp Von

Gambar 3. Hasil Budaya “Kapak Genggam”. Dokumentasi Pribadi.

Kedua, alat tulang adalah salah satu pada umumnya berbentuk sudip (spatula)
alat peninggalan zaman paleolithikum lancipan dan jarum. Eksploitasi sumber
yaitu alat dari tulang-tulang binatang. daya fauna di Song Terus ternyata tidak
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil hanya terbatas pada fauna darat (terutama
kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari filum Vertebrata) saja, tetapi juga dari
dari tulang berupa alat penusuk (belati) biota marin (laut). Sampai sejauh ini, jenis
dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari temuan cangkang kerang di Song Terus
alat ini adalah untuk mengorek ubi dan merupakan temuan yang cukup banyak
keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini setelah industri litik dan sisa-sisa fauna
juga biasa digunakan sebagai alat untuk (Wawancara Suroto, 6 November 2013).
menangkap ikan. Ketiga, Flakes yaitu alat-alat kecil
Sisa-sisa tulang dari binatang yang terbuat dari batu Chalcedon, yang
buruan digunakan sebagai alat untuk dapat digunakan untuk mengupas
membantu pemenuhan kebutuhan hidup makanan. Flakes termasuk hasil
manusia pada zaman tersebut. pecahan kebudayaan Ngandong sama seperti alat-
tulang yang dimanfaatkan sebagai alat, alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-
terutama jenis tulang panjang dan tulang alat ini pada umumnya untuk berburu,
betis, serta tanduk dari hewan Macaca sp, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan
Hovidae, dan Cervidae. Alat-alat tersebut buah-buahan.alat-alat ini pada umumnya

50
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

untuk berburu, menangkap ikan, kebutuhan sehari-hari mereka masih


mengumpulkan ubi dan buah-buahan. berburu dan mengumpulkan makanan.
3.3 Gambaran Kehidupan Masyarakat Manusia pada masa itu telah mampu
Prasejarah di Song Terus membuat alat-alat dari batu, kayu dan
Manusia pendukung, artefak dan tulang binatang untuk membuat peralatan
fauna yang ditemukan di Song Terus berburu baik berburu hewan dan
mencerminkan periodisasi kehidupan tumbuhan. Mereka berburu binatang yang
prasejarah yang ada di Pacitan. terdapat di hutan yaitu sejenis monyet,
Berdasarkan penemuan-penemuan di atas gajah, kijang dan rusa. Dari sampah dapur
maka dapat disimpulkan bahwa Song dan fosil cangkang moluska yang
Terus merupakan hunian prasejarah pada ditemukan di Song Terus terdapat sejenis
zaman Paleolitikum. Manusia pada masa kerang ini menunjukkan bahwa manusia
tersebut hidup berkelompok yang yang tinggal di Song tersebut juga berburu
beranggotakan sekitar 10-15 orang. sampai ke pantai. Karena masih
Mereka masih hidup nomaden atau bergantung pada alam, mereka belum
berpindah-pindah di dalam goa atau song mengenal bercocok tanam karena tidak
yang layak huni. Karena termasuk dalam ditemukan alat-alat pertanian. Walaupun
zaman Paleolitikum maka pemenuhan belum mengenal bercocok tanam, mereka
kehidupan sehari-hari mereka dengan cara sudah mengenal api. Api digunakan untuk
berburu dan meramu. Mereka memburu memasak hasil perburuan, melindungi diri
binatang, menangkap ikan dan mengambil dari binatang buas dan menghangatkan
hasil hutan sebagai makanan sehari-hari tubuh.
(Poesponegoro: 2011: 134). Tempat Kehidupan bermasyarakat dalam
tinggal yang berpindah-pindah sangat kelompok kecil juga sudah mengenal
disesuaikan dengan iklim dan persediaan dengan adanya pembagian kerja yang jelas
makanan yang bisa di dapatkan di sekitar pada manusia prasejarah. Pembagian kerja
hunian, hal ini dikarenakan manusia manusia prasejarah di Song Terus dapat
prasejarah pada zaman paleolitikum masih dilihat dari jejak peninggalan yang telah
sangat bergantung pada alam ditemukan. Kegiatan perolehan makanan
lingkungannya. Mereka memanfaatkan yang dilakukan dengan berburu
segala sesuatu yang disediakan oleh alam. ditunjukkan pada alat-alat batu yang
Artefak berupa alat-alat dari batu ditemukan seperti kapak genggam dan
yang ditemukan di Song Terus serpih bilah. Kegiatan dalam pembagian
menunjukkan bahwa dalam pemenuhan makanan ditunjukkan dengan adanya sisa-
51
Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di Song Terus Pacitan (Sri Dwi
Ratnasari)
sisa tulang binatang yang telah menfosil budaya yang ditemukan adalah artefak
yang terdiri dari beberapa bagian yang dihasilkan oleh manusia prasejarah
kemungkinan pada saat itu binatang yang pada waktu itu. Artefak tersebut berupa
sudah didapatkan saat berburu di bawa ke kapak genggam, kapak perimbas, flakes
goa dan dibagi-bagi dengan para penghuni dan alat tulang. Alat-alat tersebut
goa lainya. Kegiatan mengolah makanan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
juga sudah dilakukan oleh manusia hidup sehari-hari manusia prasejarah.
prasejarah yang ada di Song Terus, ini Berdasarkan penemuan fosil manusia
ditunjukkan dengan adanya tulang terbakar pendukung, fauna dan artefak di Song
yang diperkirakan pada saat mereka sudah Terus menggambarkan kehidupan manusia
mengenal api maka hewan hasil buruan prasejarah pada zaman Paleolitikum.
tidak lagi dimakan secara mentah tapi juga Manusia prasejarah pada zaman
sudah dimasak dengan cara pembakaran. Paleolitikum hidup berkelompok dengan
Dengan demikian nampaklah pembagian skala kecil dan masih berpindah-pindah.
kerja yang dilakukan oleh manusia Pembagian kerja dalam kelompok terdiri
prasejarah yang hidup di Song Terus. dari berburu dan mengumpulkan makanan,
pembagian hasil berburu serta pengolahan
4. Kesimpulan dan Saran makanan.
Song Terus terletak di Desa
Wereng, Kecamatan Punung, Kabupaten 5. Daftar Pustaka
Pacitan. Sebagai situs prasejarah yang
Gottschalk, Louis, 1983. Mengerti
layak huni di Pacitan, di Song Terus Sejarah, terjemahan Nugroho
ditemukan sisa-sisa kehidupan prasejarah. Notosusanto Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Manusia prasejarah yang ditemukan
adalah termasuk dalam jenis Homo Hendratno, Djoni. 2011. “Metodologi
Penelitian Kualitatif”. Surabaya:
Erectus dan termasuk ras Revka Petra Media.
Australomelanesid. Salah satu fosil yang
Herimanto. 2012. Sejarah Indonesia Masa
ditemukan pertama kali adalah “Mbah Praaksara. Yogyakarta: Ombak.
Sayem” yang merupakan manusia pertama
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu
di Desa Wereng dan diyakini sebagai cikal Antropologi. Jakarta: PT. Rineka
bakal penduduk di daerah tersebut. Fosil Cipta.

binatang juga ditemukan di Song Terus, Kutowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi


yang paling banyak ditemukan adalah Kedua (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2003).
sejenis monyet. Sedangkan peninggalan
52
CULTURE Vol.2 No.1 Mei 2015

(http://santiasansas-
Mahareni, Etik. 2010. “Sisa-sisa Macaca fisip09.web.unair.ac.id/ diunduh pada
(Monyet) di Situs Song Terus, 20 Maret 2015).
Pacitan, Jawa Timur dan
Hubungannya dengan Kegiatan
Perolehan Makanan Hewani” Soekmono. 2006. Pengantar Sejarah
Skripsi. Skripsi tidak atau belum Kebudayaan Indonesia I.
diterbitkan. Jakarta: Universitas Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Indonesia.
Sonjaya J. A. (2003) “Identifikasi Jejak
Notosusanto, Nugroho. 1984. Hakekat Hunian di Situs Song Agung”.
Sejarah dan Metode Sejarah. Artikel. Artikel tidak diterbitkan.
Jakarta: Mega Book Store. Yogyakarta: UGM.

Poesponegoro, Marwati Djoned dan Tim Publissing Arkeologi Nasional


Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. (Arkenas) Pacitan. Song Terus.
Sejarah Nasional Indonesia Jilid I .
Jakarta: Balai Pustaka. Wiradnyana, Ketut. 2011. Pra Sejarah
Putra, A. A. Putu Santiasa, dkk. Penelitian Sumatera Bagian Utara:
yang “ Pola Budaya dan Migrasi Kontribusinya pada Kebudayaan
Manusia Purba Di Situs Song Kini. Jakarta: Buku Obor.
Gentong”. Artikel. Surabaya: UNAIR.

53

You might also like