Professional Documents
Culture Documents
Junqueira S Basic Histology Text and Atlas 14th Edition
Junqueira S Basic Histology Text and Atlas 14th Edition
tHIrteentH edItIon
Junqueira’s
Basic Histology T E X T A N D AT L A S
ISBN: 978-0-07-180720-3
MHID: 0-07-180720-9
The material in this eBook also appears in the print version of this title: ISBN: 978-0-07-178033-9,
MHID: 0-07-178033-5.
All trademarks are trademarks of their respective owners. Rather than put a trademark symbol after every occurrence of a trademarked name, we use names in an
editorial fashion only, and to the benefit of the trademark owner, with no intention of infringement of the trademark. Where such designations appear in this book, they
have been printed with initial caps.
McGraw-Hill eBooks are available at special quantity discounts to use as premiums and sales promotions, or for use in corporate training programs. To contact a
representative please e-mail us at bulksales@mcgraw-hill.com.
Notice
Medicine is an ever-changing science. As new research and clinical experience broaden our knowledge, changes in treatment and drug therapy are required. The author
and the publisher of this work have checked with sources believed to be reliable in their efforts to provide information that is complete and generally in accord with the
standards accepted at the time of publication. However, in view of the possibility of human error or changes in medical sciences, neither the author nor the publisher
nor any other party who has been involved in the preparation or publication of this work warrants that the information contained herein is in every respect accurate or
complete, and they disclaim all responsibility for any errors or omissions or for the results obtained from use of the information contained in this work. Readers are
encouraged to confirm the information contained herein with other sources. For example and in particular, readers are advised to check the product information sheet
included in the package of each drug they plan to administer to be certain that the information contained in this work is accurate and that changes have not been made
in the recommended dose or in the contraindications for administration. This recommendation is of particular importance in connection with new or infrequently used
drugs.
TERMS OF USE
This is a copyrighted work and McGraw-Hill Education. (“McGraw-Hill Education”) and its licensors reserve all rights in and to the work. Use of this work is subject
to these terms. Except as permitted under the Copyright Act of 1976 and the right to store and retrieve one copy of the work, you may not decompile, disassemble,
reverse engineer, reproduce, modify, create derivative works based upon, transmit, distribute, disseminate, sell, publish or sublicense the work or any part of it without
McGraw-Hill’s prior consent. You may use the work for your own noncommercial and personal use; any other use of the work is strictly prohibited. Your right to use
the work may be terminated if you fail to comply with these terms.
THE WORK IS PROVIDED “AS IS.” McGRAW-HILL AND ITS LICENSORS MAKE NO GUARANTEES OR WARRANTIES AS TO THE ACCURACY,
ADEQUACY OR COMPLETENESS OF OR RESULTS TO BE OBTAINED FROM USING THE WORK, INCLUDING ANY INFORMATION THAT CAN
BE ACCESSED THROUGH THE WORK VIA HYPERLINK OR OTHERWISE, AND EXPRESSLY DISCLAIM ANY WARRANTY, EXPRESS OR IMPLIED,
INCLUDING BUT NOT LIMITED TO IMPLIED WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. McGraw-Hill and
its licensors do not warrant or guarantee that the functions contained in the work will meet your requirements or that its operation will be uninterrupted or error free.
Neither McGraw-Hill nor its licensors shall be liable to you or anyone else for any inaccuracy, error or omission, regardless of cause, in the work or for any damages
resulting therefrom. McGraw-Hill has no responsibility for the content of any information accessed through the work. Under no circumstances shall McGraw-Hill and/
or its licensors be liable for any indirect, incidental, special, punitive, consequential or similar damages that result from the use of or inability to use the work, even if
any of them has been advised of the possibility of such damages. This limitation of liability shall apply to any claim or cause whatsoever whether such claim or cause
arises in contract, tort or otherwise.
Untuk mendapatkan bahan dari cakram yang
menyertai versi cetak
buku elektronik ini, silakan klik di sini.
Daftar Isi
iii
iv ntents
......-_ ........
.,.. _"'..,._
--- ~
.........
..............
.. -...........
......
--.. ----- ·-·-NWl.-•-
""'" ...............
.. ...... -------
_
...._...,...._.1................. . ___..._.....___,..._,._..
........._................
"'"' ........_.._ ......
........................
..._... ......
..,.,__,,_
chapter list main points concisely for very
easy review
..... _
"' _..._....__._......
__ __________
~===-..=-'-=
·-----.41
....,...._ _____
.......................
____ --....--·•--...-·
__.._______
..;:.:.-...;...-::..7.::::::::·.=:..
- ..............................................
,....., ..,....._ ......__... ...,..._
....... .........,.,... _. .... .-......_
............................ .,.
• Many new tables help integrate each
.._ --.-
...... --...-- ................ _....................... . ......_
..............
-... ,.......
, ".,, .,.
--~-,..."'
histological topic with relevant physiological
aspects of the system
:::......... :"=
.......
~ ::.-:.::.::.-:-i.=."'~=-=
....,.._____..............._..,.
=:==-~::-.:.=: • New, detailed tables of contents within
each chapter.
____ ____
..____ _--.....
---------·- ___·--
.. _. ___ __
__ _
_,....._
.,.
------
c;:
. - _.. _,_ __ .._.
-----·--....
----------
.,.
:-.::==.::::::=:::--.:.
Ii
__
............
~-__,~
. --
_ ____
----·---·--
·-· _-.-----
------.-..
....... _,..
---·-----.....-
--- -------
--
..__ ... ___
------·--
........
-----·--..a-•-
_
===--====--:. =---------
---------
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kata Pengantar
Sekarang dalam edisi ke-13-nya, Junqueira’s Basic Histology lagi mereka membuat sebuah atlas lengkap sel, jaringan,
terus sebagai sumber unggul informasi ringkas namun dan struktur organ sepenuhnya kompatibel dengan koleksi
menyeluruh tentang struktur jaringan manusia dan fungsi. siswa sendiri dari kaca atau slide digital. Sebuah mikroskop
Selama lebih dari 40 tahun sumber daya pendidikan ini telah virtual dengan lebih dari 150 slide dari semua jaringan
memenuhi kebutuhan peserta didik untuk presentasi manusia dan organ tersedia: http://medsci.indiana.edu/
terorganisir dengan baik dan ringkas biologi sel dan junqueira/virtual/junqueira.htm.
histologi yang mengintegrasikan materi dengan itu biokimia Seperti edisi sebelumnya, buku memfasilitasi belajar
dan fisiologi dan memberikan landasan terbaik untuk studi oleh organisasi:
berikutnya dalam patologi. teks disiapkan khusus untuk
mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya yang ■ Sebuah ulasan bab membuka bagaimana struktur sel
dan jaringan yang dipelajari.
berhubungan, serta untuk program pendidikan lanjutan
dalam biologi jaringan. Sebagai hasil dari nilai dan daya tarik ■ Dua bab kemudian meringkas organisasi struktural dan
fungsional dari sitoplasma sel manusia dan inti.
untuk siswa dan instruktur sama, Junqueira’s Basic Histology
digunakan di seluruh dunia di hampir selusin bahasa yang ■ Tujuh bab berikutnya mencakup empat jaringan dasar
berbeda. yang membentuk organ-organ kita: epitel, jaringan ikat
Untuk edisi ini saya telah merevisi teks dan dipersingkat (dan subtipe utama), jaringan saraf, dan otot.
setiap bab sambil menambahkan informasi baru dan ■ Sisa bab menjelaskan organisasi dan signifikansi
memperluas cakupan topik tertentu yang diperlukan. Studi fungsional jaringan ini di masing-masing sistem organ
juga difasilitasi oleh gaya dan desain halaman baru. tubuh, menutup dengan pertimbangan up-to-date dari
Dimasukkan di setiap bab yang lebih banyak, paragraf sel-sel di mata dan telinga.
pendek yang menunjukkan bagaimana informasi yang
Untuk mahasiswa ulasan dan asimilasi yang cepat dari
disajikan dapat digunakan secara medis dan yang
bahan di Junqueira’s Basic Histology, McGraw-Hill telah
menekankan relevansi dasar dari materi yang dipelajari.
menerbitkan satu set 200 penuh warna Dasar Histologi Flash
Didorong oleh permintaan mahasiswa, saya juga sekarang
Card, baik sebagai kartu yang sebenarnya dan sebagai sebuah
menutup setiap bab dengan daftar poin-poin penting
aplikasi untuk ponsel pintar, tablet, atau menggunakan
meringkas bab itu. Lebih banyak gambar dan tabel
komputer, dengan setiap kartu memiliki struktur kunci
ringkasan mengorganisir informasi untuk memfasilitasi
untuk mengidentifikasi ringkasan fakta-fakta penting dan
belajar siswa juga telah ditambahkan ke setiap bab.
komentar klinis.
Seni baru tambahan dan gambar-gambar lain yang
hadir dalam setiap bab, dengan tujuan untuk mempermudah Dengan fitur baru ini, saya yakin bahwa Junqueira Basic
pembelajaran dan integrasi dengan materi yang terkait. Histologi akan terus sebagai salah satu sumber daya
McGraw-Hill ilustrasi medis sekarang digunakan di seluruh pendidikan yang paling berguna dan banyak digunakan di
teks, dilengkapi dengan berbagai animasi di versi elektronik histologi.
dari teks, yang paling berguna, menyeluruh, dan menarik Anthony L. Mescher
dari setiap buku teks medis yang sama. Elektron dan cahaya mescher@indiana.edu
mikrograf telah diganti seluruh buku yang diperlukan, dan
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
Ucapan Terima Kasih
Saya ingin berterima kasih kepada mahasiswa di Indiana Saya juga berterima kasih kepada guru-guru, siswa, dan
University dengan siapa saya telah mempelajari histologi pengguna lain di seluruh dunia yang telah membuat saran
selama lebih dari 30 tahun dan dari siapa saya telah belajar yang berharga untuk perbaikan. Bantuan dari Sue Childress
bagaimana untuk menyajikan konsep dasar yang paling dan Dr Mark Braun sangat berharga dalam persiapan slide
efektif. Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan saya dan presentasi slide histologi pada mikroskop virtual,
Dr Matt Allan, Dr Vince Gattone, dan Dr James C. Williams, masing-masing. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih
yang menyumbangkan keahlian yang sangat berharga, kritik, kepada staf dari McGraw-Hill Medis, terutama editor
dan foto-foto asli untuk edisi ini. ilustrasi berguna juga Michael Weitz dan Brian Kearns, yang karyanya
disediakan pada permintaan saya oleh banyak ahli ilmiah dimungkinkan penerbitan edisi baru Junqueira’s Basic
lainnya yang diakui di legenda tokoh mereka memberikan Histology ini.
kontribusi.
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
B A B
Fiksasi
1
PERSIAPAN JARINGAN UNTUK PENGKAJIAN
Histologi & Metode
Pengkajiannya
1
2
AUTORADIOGRAFI
KULTUR & SEL JARINGAN
10
10
Pemendaman & Pemotongan 3
Pemulasan 3 HISTOKIMA & SITOKIMIA 11
MIKROSKOPI CAHAYA 5 ANTAR MOLEKUL 12
Mikroskopi Lapang-Terang Mikroskopi 5 Imunohisto kimia 13
Fluoresensi 6 Teknik Hibridisasi 15
Mikroskopi Fase Kontras & Mikroskopi 7
Mikroskopi Konfokal 7 MASALAH PADA PENGKAJIAN SEDIAAN JARINGAN 16
Mikroskopi Polarisasi 8 IKHTISAR KUNCI 17
MIKROSKOPI ELEKTRON 8
Mikroskopi Elektron Transmisi 9
Mikroskopi Elektron Pemindai 10
H
istologi adalah ilmu tentang jaringan tubuh dan cara pengenalan sejumlah besar subtipe jaringan oleh mahasiswa'
jaringan ini menyusun organ-organ. Akar kata Yunani Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa jenis
histo dapat diterjemahkan sebagai 'Jaringan' atau 'ja- jaringan, kecuali susunan saraf pusat, yang hampir seluruhnya
ring' karena kebanyakan jaringan merupakan jaringan filamen terdiri atas jaringan saraf. Kombinasi yang tepat dari
dan serat yang saling terjalin, baik selular maupun non-selular jaringanjaringan tersebut memungkinkan berfungsinya setiap
dengan lapisan membranosa. Histologi mencakup semua aspek organ dan organisme secara keseluruhan.
biologi jaringan, yang berfokus pada mekanisme susunan dan Ukuran sel dan matriksnya yang kecil menyebabkan
struktur sel dalam mengoptimalkan fungsi yang spesifik untuk histologi bergantung pada penggunaan mikroskop. Kemajuan di
setiap organ. bidang kimia, biologi molekular, fisioiogi, imunologi dan
Jaringan yang dibentuk oleh dua komponen yang saling patologi-dan interaksi di antara bidang-bidang tersebut penting
berinteraksi sel dan matriks ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang biologi
atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan di antaranya sangat jaringan. Pembiasaan dengan alat dan metode setiap cabang ilmu
rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut penting untuk memahami topik pembelajaran dengan baik. Bab
kolagen dan membran basal. Fungsi utama yang dulu dikatakan ini membahas beberapa metode yang lebih umum dipakai dalam
sebagai fungsi matriks ekstrasel adalah sebagai penunjang mempelajari sel dan jaringan serta prinsip-prinsip yang terkait
mekanis bagi sel-sel, mengangkut nutrien ke sel-sel, dan dengan metode tersebut.
membawa katabolit dan produk sekresi. Kita kini mengetahui
bahwa, meskipun menghasilkan matriks ekstrasel, sel tersebut ❯ PERSIAPAN JARINGAN UNTUK
dipengaruhi dan terkadang diatur oleh molekul-molekul PENGKAJIAN
matriks. Jadi, terdapat semacam interaksi intensif antara sel-sel Prosedur yang paling sering digunakan dalam mempelajari
dan matriks, dengan sejumlah komponen matriks yang dikenali jaringan persiapan sediaan histologi atau irisan jaringan yang
oleh dan tertambat pada reseptor-reseptor dipermukaan sel. dapat dipetajari dengan bantuan mikroskop cahaya. Di bawah
kebanyakan reseptor tersebut adalah molekul yang melewa mikroskop cahaya, jaringan diamati melalui berkas cahaya yang
membran sel dan berhubungan dengan komponen struktural menembus jaringan. Karena jaringan dan organ biasanya terlalu
didalam sitoplasma.Jadi, sel dan matriks ekstrasel membentuk tebal untuk ditembus cahaya, jaringan tersebut harus diiris
semacam kesatuan yang berfungsi dan bereaksi terhadap menjadi lembaran-lembaran tipis yang translusen dan kemudian
rangsangan dan inhibisi secara bersama-sama. dilekatkan di atas kaca objek sebelum jaringan tersebut dapat
Setiap jaringan fundamental tersebut dibentuk oleh diperiksa.
beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan matriks Sediaan jaringan mikroskopik yang ideal harus dibuat
ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini mempermudah sedemikian rupa sehingga jaringan pada sediaan tersebut tetap
1
2 BAB 1 ■ Histologi & Metode Pengkajiannya
52°-60°C
Roda kemudi
Jaringan
Pisau baja
memiliki struktur dan komposisi molekul yang sama seperti atau secepat mungkin setelah organ diangkat dari tubuh hewan.
ditubuh. Namun pada praktiknya, hal ini jarang dapat dilakukan Pengolahan ini fiksasi dapat dilakukan secara kimiawi atau,
dan hampir selalu terdapat artefak, distorsi, dan hilangnya lebih jarang, dengan cara fisika. pada fiksasi kimiawi, jaringan
komponen-komponen akibat proses persiapannya. Tahap-tahap biasanya direndam dalam larutan yang menstabilkan atau dalam
dasar yang diterapkan pada persiapan jaringan untuk pengkajian bahan pengikat yang disebut bahan fiksasi. Karena bahan
histologi diperlihatkan pada Gambar 1-1 . fiksasi memerlukan waktu untuk meresap sepenuhnya ke dalam
jaringary jaringan tersebut biasanya dipotong menjadi fragmen
kecil sebelum difiksasi untuk mempermudah penetrasi bahan
Fiksasi fiksasi dan unfuk menjamin pengawetan jaringan. Penyuntikan
Jika sediaan yang permanen dikehendaki, jaringan harus intravaskular bahan fiksasi dapat di lakukan. Dalam hal ini,
difiksasi. Untuk menghindari pencernaan jaringan oleh enzim bahan fiksasi sampai di jaringan secara cepat melalui pembuluh
di dalam sel (autolisis) atau oleh bakteri dan untuk darah sehingga fiksasi semakin baik.
mempertahankan struktur dan komponen molekul, potongan Salah satu bahan fiksasi terbaik untuk pemeriksaan
organ harus segera diolah dengan tepat, sebelum mikroskop cahaya rutin adalah larutan dapar isotonik dari
Persiapan Jaringan untuk Studi 3
formaldehid 37%. Proses kimiawi yang terlibat dalam fiksasi ion dan ingstrom (1 A = 0,1 nm atau 10-4 μm)' Lembaran
tersebut sangat rumit dan tidak selalu dimengerti dengan baik. jaringan diapungkan di atas air dan dipindahkan ke atas kaca
BAB
Formaldehida dan glutaraldehida, yaitu bahan fikiasi lain yang objek untuk dipulas.
and examination.
4 BAB 1 ■ Histologi & Metode Pengkajiannya
GAMBAR 1–2 Pemulasan Hematoksilin & Eosin (H&E) dan asam periodat-Schiff (PAS)
G G
G
L
L
a b
Mikrograf dari lapisan epitel silindris usus halus, (a) mikrograf yang tonjolan mikrovili memiliki lapisan glikoprotein (ujung panah) dan di
dipulas dengan H&E, dan (b) mikrograf yang dipulas reaksi asam granula sekretorik yang kaya akan musin di sel goblet. Musin dan
periodat-Schiff (PAS) untuk glikoprotein. Dengan H&E, inti sel glikoprotein permukaan sel memberikan hasil positif untuk PAS
basofil terpulas ungu, sedangkan sitoplasma terpulas merah karena tingginya kandungan oligosakarida dan polisakarida.
muda. Daerah sel dengan sejumlah besar oligosakarida pada Jaringan yang terpulas dengan PAS dipulas-balik dengan
glikoprotein, seperti ujung apikal sel atau sel golbet penyekresi hematoksilin untuk memperlihatkan inti sel. Kedua 300x.
mukus di lapisan yang tidak terpulas dengan baik. Pulasan PAS
paling intens pada permukaan sel, tempat
menjadi merah muda (Gambar 1-2). Banyak pewarna lain, Rantai gula bercabang pendek (oligosakarida) melekat pada
seperti trikrom (misalnya, pewarna Mallory, pewarna Masson), asam amino glikoprotein sehingga kebanyakan glikoprotein
dipakai pada prosedur histologi lainnya. Trikrom, selain terpulas positif oleh PAS. Gambar 1-2b memperlihatkan suatu
menampakkan inti dan sitoplasma dengan jelas, lebih baik dalam contoh sel yang dipulas oleh reaksi PAS. Glikosaminoglikan
membanfu membedakan komponen jaringan ekstrasel (GAG) merupakan polisakarida anionik yang berantai panjang
ketimbang dengan H&E. dan tidak bercabang dan mengandung gula teraminasi. Banyak
Dasar kimiawi untuk prosedur pemulasan lainnya lebih glikosaminoglikan yang disintesis ketika melekat pada inti
sulit daripada interaksi elektrostatik yang mendasari basofilia protein dan membentuk suatu golongan makromolekul yang
dan asidofilia. DNA secara spesifik dapat diidentifikasi dan disebut proteoglikan, yang menjadi bagian penting matriks
dikuantifikasi dalam inti sel dengan menggunakan reaksi ekstrasel (ECM) ketika disekresi (lihat Bab 5 dan 7). GAG dan
Feulgen; pada reaksi ini, gula deoksiribosa dihidrolisis oleh asam banyak glikoprotein asam tidak mengalami reaksi PAS, tetapi
hidroklorat lemah, yang diikuti dengan pengolahan dengan menunjukkan interaksi elektrostatis yang kuat dengan biru alcian
reagen asam periodat dan Schiff (PAS). Teknik PAS didasarkan dan pewarna basa lain, karena tingginya kandungan gugus
pada transformasi gugus 1,2-glikol yang terdapat dalam gula karboksil dan sulfat anionik pada senyawa-senyawa tersebut.
menjadi residu aldehid, yang lalu bereaksi dengan reagen Schiff Material basofilik atau yang terpulas positif dengan PAS
untuk menghasilkan warna magenta atau ungu. selanjutnya dapat diidentifikasi oleh pengolahan awal sediaan
Polisakarida membentuk suatu kelompok yang sangat jaringan melalui pencernaan enzim dengan suafu enzim yang
heterogen di jaringan dan terdapat baik dalam bentuk bebas atau secara spesifik mencerna suatu substrat, dan membiarkan bagian
kombinasi dengan protein dan lipid. Karena kandungan gula lainnya yang berdekatan. Contohnya, pengolahan awal dengan
heksosanya, sejumlah besar polisakarida juga dapat diperlihatkan ribonuklease akan sangat mengurangi sifat basofilia sitoplasma
dengan reaksi PAS. Polisakarida bebas yang berlimpah di sel dengan sedikit efek pada kromosom, yang mengindikasikan
hewan merupakan glikogen yang dapat diperlihatkan oleh PAS kepentingan RNA untuk pemulasan sitoplasma, Demikian
di hati, otot lurik, dan jaringan lain yang menimbunnya. halnya, polisakarida bebas dicerna oleh amilase, sehingga dapat
5
BAB
pada mikroskop lapang-terang.
Pada banyak prosedur, struktur tertentu seperti inti sel
yang dapat membuang lipid. Sediaan beku dipulas dalam larutan Lensa objektif
Penahan spesimen
alkohol yang tersaturasi dengan suatu pewarna lipofilik seperti Panel Mekanis
Sudan black. Zat warna larut dalam droplet lipid sel dan struktur Tombol
lain yang kaya lipid, yang menjadi terpulas hitam. Metode khusus Kondensor
hidup/mati
memerlukan waktu dari 12 jam sampai 2 1/2 hari,yang Fotograf mikroskop cahaya lapang-terang yang memperlihatkan
bergantung pada ukuran jaringan bahan fiksasi, media komponen-komponen utamanya dan jalur cahaya dari lampu di
pemendaman dan metode pemulasan. Langkah terakhir sebelum bawah stage mekanis ke mata pengamat. Sistem optis memiliki
pengamatan adalah meletakkan kaca penutup pada kaca objek tiga set lensa:
dengan media perekat. ■ Kondensor mengumpulkan dan memfokuskan cahaya, yang
membentuk suatu kerucut cahaya yang menyinari kaca objek
jaringan pada stage tersebut
icroscop ■ Lensa objektif memperbesar dan memproyeksikan bayangan
objek yang disinari dalam arah lensa okular. Untuk studi
Mikroskopi cahaya konvensional serta mikroskopi fluoresensi, histologis rutin, lensa objekiif yang memiliki tiga pembesaran
fase-kontras, interferens diferensial, konfokaf dan polarisasi berbeda umumnya digunakan:4x untuk pengamatan dengan
semua bekerja berdasarkan interaksi cahaya dengan komponen pembesaran lemah untuk area (lapang) jaringan yang besar;
jaringan dan dapat digunakan unfuk memperlihatkan dan 10x untuk pembesaran medium lapang yang lebih kecil; dan
40x untuk pembesaran kuat area yang lebih detail.
mempelajari gambaran jaringan.
■ Lensa okular selanjutnya memperbesar bayangan tersebut
MIkroskopi Lapang-Terang 10x dan memproyeksikannya ke retina pengamat, sehingga
menghasilkan pembesaran total 40x, 100x, atau 400x.
Dengan mikroskop lapang-terang yang banyak digunakan (Atas izin dari Nikon lnstruments.)
mahasiswa histologi, sediaan yang sudah, dipulas diperiksa
dengan menggunakan cahaya yang menembus spesimen. memperlihatkan kedua partikel tersebut sebagai objek terpisah.
Mikroskop terdiri atas bagian mekinis dan optik (Gambar 1-3). Daya resolusi maksimal mikroskop cahaya adalah sekitar 0,2 μm
Bagian optik terdiri atas 3 sistem lensa. Kondensor menampung daya ini memberikan gambar yang baik dengan pembesaran
dan memfokuskan cahaya, yang membenfuk kerucut cahaya 1000 sampai 1500 kali. Objek dengan ukuran yang ebih kecil
yang menyinari obyek yang diamati. Lensa objektif memperbesar atau lebih tipis dari 0,2 μm (misalnya, ribosom, membran atau
dan meneruskan bayangan dari objek ke arah okular. Eyepiece filamen aktin) tidak dapat dibedakan dengan alat ini. Demikian
atau lensa okular memperbesar bayangan ini dan halnya, dua objek seperti mitokondria akan tampak sebagai satu
memproyeksikannya ke retina pengamat, suatu lempeng objek bila letak keduanya berjarak kurang dari 0,2 μm. Kualitas
fotografik, atau (untuk mendapatkan bayangan digitai detektor gambar kejelasan dan rincian bergantung pada daya resolusi
seperti kamera CCD (charged coupled device). Pembesaran total mikroskop tersebut. Pembesaran hanya berguna bila disertai
diperoleh dengan mengalikan daya pembesaran lensa objektif dengan daya resolusi yang tinggi. Daya resolusi sebuah
dan lensa okular. mikroskop terutama bergantung pada kualitas lensa objektifnya.
Faktor penentu dalam memperoleh bayangan yang tajam dan Lensa okular hanya memperbesar bayangan yang diperoleh dari
rinci dengan mikroskop cahaya adalah daya resolusinya, yaitu lensa objektif lensa okular tidak memperbaiki resolusi. oleh
jarak terkecil di antara dua partikel yang masih dapat
6 BAB 1 ■ Histologi dan Metode Pengkajiannya
sebab itu, bila kita membandingkan lensa-lensa objektif dengan Mikroskopi Fluoresensi
pembesaran yang berbeda-beda, kita akan melihat bahwa
mikroskop dengan pembesaran lebih kuat juga memiliki daya Bila zat tertentu disinari cahaya dengan panjang gelombang yang
resolusi yang Iebih tinggi. sesuai, zat tersebut dapat memancarkan cahaya dengan panjang
Video kamera yang sangat sensitif meningkatkan daya gelombang yang lebih panjang. Fenomena ini disebut fluoresensi.
mikroskop lapang-terang dan mikroskop cahaya lain dan Pada mikroskopi fluoresensi, sediaan jaringan biasanya disinari
memungkinkan perolehan gambar yang dapat disimpan di dengan sinar ultraviolet (UV) dan emisinya terdapat dalam
dalam komputer untuk analisis bayangan secara kuantitatif dan bagian spektrum cahaya-tampak. Zat fluoresen tampak sebagai
dicetak. Keterbatasan mikroskop cahaya telah berubah adanya partikel halus mengilap dengan latar belakang gelap. Dalam hal
kamera video yang sangat sensitif terhadap cahaya. Dengan ini, diperlukan mikroskop dengan sumber cahaya ultraviolet
kamera dan program penajam-gambar (contohnya, untuk yang kuat dan filter khusus yang menyeleksi cahaya dengan
memperkuat kontras), objek yang semula tidak tampak dengan berbagai panjang gelombang yang dipancarkan oleh zat.
mikroskop cahaya melalui lensa okular, dapat dilihat pada layar Senyawa fluoresen yang mempunyai afinitas terhadap
video. Sistem video ini juga bermanfaat untuk mempelajari sel- makromolekul sel, digunakan sebagai pewarna fluoresen. Salah
sel hidup untuk waktu yang lama, karena sistem ini satu contohnya adalah jingga akridin, yang dapat bergabung
menggunakan cahaya berintensitas rendah sehingga akan dengan DNA dan RNA. Bila diamati dengan mikroskop
menghindari kerusakan sel yang dapat timbul akibat fluoresen, asam nukleat tersebut memendarkan fluoresensi yang
pencahayaan yang intensif. Selain itu, perangkat lunak untuk sedikit berbeda sehingga lokasi asam-asam
analisis gambar memungkinkan pemeriksaan struktur
mikroskopis.
N R
a b
Komponen sel dalam biakan sering terlihat dipulas dengan yang mengikat DNA, dan dengan phalloidin, yang mengikat filamen
senyawa yang dengan mikroskopi fluoresensi aktin lnti sel-sel tersebut memperlihatkan warna fluoresensi biru
(a) Sel ginjal yang dipulas dengan jingga akridin, yang mengikat dan filamen aktin terlihat hijau. Informasi penting seperti densitas
asam nukleat. Dengan mikroskop fluoresensi, DNA inti mikrofilamen yang lebih besar di bagian tepi sel mudah terlihat.
mengeluarkan warna kuning terang dan sitoplasma yang kaya Kedua 500x.
akan RNA tampak kemerahan atau jingga. (Gambar 1-4b,atas izin dari Drs. Claire E. Walczak dan
(b) Biakan sel ginjal yang kurang padat dan dipulas dengan DAPI Rania Risk, Indiana University School of Medicine, Bloomington.)
(4',6-diamino-2-phenylindole)
7
tersebut dapat ditentukan secara terpisah dalam sel (Gambar kultur jaringan dan sel-sel hidup, dan mikroskop semacam itu
1-4a). Senyawa lain seperti pulasan Hoechst dan DAPI secara menjadi alat yang penting ini semua laboratorium kultur sel.
BAB
spesifik mengikat DNA dan digunakan untuk memulas inti Cara lain untuk mengamati sel atau sediaan jaringan yang tidak
GAMBAR 1–5 Gambaran sel-sel yang tidak terpulas dengan tiga jenis mikroskop cahaya.
a b c
Sel-sel krista neuralis (neural crest cells) yang tumbuh berupa (c) Mikroskop interferens diferensial: detail sel ditonjolkan secara
sebuah lapisan dalam biakan tampak berbeda dengan berbagai berbeda dengan menggunakan optik Nomarski. Mikroskopi fase
teknik mikroskopi cahaya. Sel-sel tersebut tidak dipulas, dan sel kontras, dengan atau tanpa mikroskop inteferens, digunakan
yang sama, termasuk dua sel pigmen yang berdiferensiasi, muncul secara luas untuk mengamati sel hidup yang tumbuh di biakan
di setiap foto. (Semua 200x pembesaran): jaringan.
(a) Mikroskop lapang-terang: tanpa fiksasi dan pemulasan, hanya (Atas izin, dari Dr Sherry Rogers, Departemen Biologi Sel dan
dua sel pigmen yang dapat dilihat Fisiologi, Universitas New Mexico, Albuquerque, NM.)
(b) Mikroskop fase kontras: tepi sel, inti, dan struktur sitoplasma
dengan indeks refraksi yang berbeda memengaruhi sinkronisasi
cahaya secara berbeda dan menghasilkan bayangan tersebut di
semua sel.
8 BAB 1 ■ HistologI & Metode Pengkajiannya
GAMBAR 1–6 Prinsip mikroskop konfokal. GAMBAR 1–7 Gambaran jaringan dengan
mikroskop lapang-terang dan polarisasi.
Sumber laser
Pemindai
Detektor
Lempeng
dengan
lubang kecil Pemisah
(pinhole) berkas
Lensa
Bidang lain
yang berada
bidang fokus
Spesimen di luar fokus
b
Meskipun suatu titik cahaya yang berasal dari satu bidang
irisan mampu menembus lubang kecil (pinhole) dan mencapai
detektor, berkas cahaya lainnya tertahan oleh lempeng Mikroskop cahaya polarisasi menghasilkan gambar material yang
penutup. Jadi, hanya satu bidang tipis spesimen yang memiliki struktur makromolekul periodik yang berulang;
difokuskan pada satu waktu. Diagram memperlihatkan gambaran tanpa struktur semacam itu tidak terlihat. Pada
susunan praktis suatu mikroskop konfokal. Cahaya dari gambar ini, tampak sepotong mesenterium tipis yang dipulas
sumber laser menerpa spesimen dan dipantulkan. Sebuah dengan pikrosirius merah, orsein, dan hematoksilin, dan lalu
pemisah berkas mengarahkan cahaya yang dipantulkan ke diletakkan secara langsung pada suatu kaca objek dan diamati
lubang kecil dan detektor. Cahaya dari komponen spesimen dengan mikroskop lapang-terang dan polarisasi
yang berada di atas atau di bawah bidang fokus ditahan oleh (a) Dengan mikroskop lapang-terang biasa, serat kolagen tampak
suatu penutup. Laser memadai spesimen sehingga area merah dengan serat elastin yang tipis dan gelap serta inti sel.
spesimen yang diamati dapat lebih luas. (b) Dengan mikroskop polarisasi, hanya serat kolagen yang dapat
terlihat dan serat ini menunjukkan birefringensi kuat dan tampak
suatu bidang fokus yang sangat tipis digunakan untuk merah atau kuning terang; serat elastin dan inti sedikit memiliki
menghasilkan suatu 'irisan optik' bidang tersebut. Selain itu, struktur makromolekular yang terorientasi sehingga tidak terlihat,
(a: 40x; b: 100x).
pembentukan irisan optik pada serangkaian bidang fokus
melalui spesimen tersebut memungkinkan irisan tersebut
pertama, tidak akan ada cahaya yang lewat. Akan tetapi, jika
direkonstruksi secara digital menjadi bayangan tiga-dimensi.
struktur jaringan dengan molekul terorientasi terdapat di antara
Fitur penting mikroskop konfokal diperlihatkan pada Gambar
dua filter polarisasi, struktur repetitif molekul tersebut akan
1-6.
mengitari (rotasi) sumbu cahaya yang keluar dari polarisator
Mikroskopi Polarisasi dan tampak sebagai struktur terang dengan latar belakang yang
Mikroskopi polarisasi memungkinkan terlihatnya strukfur gelap (Gambar 1-7). Kemampuan merotasi arah vibrasi
struktur yang dibentuk oleh molekul yang sangat rumit. Bila terpolarisasi disebut birefringensi (birefringence) dan
cahaya normal melewati filter polarisasi (seperti Polaroid), merupakan karakteristik zat berkristal atau zat yang
cahaya tersebut akan bervibrasi hanya dalam satu arah. Jika filter mengandung molekul dengan susunan yang sangat terorientasi,
kedua diletakkan di dalam mikroskop di atas filter yang pertama misalnya selulosa, kolagen, mikrotubulus, dan mikrofilamen.
dengan sumbu utamanya yang tegak lurus terhadap sumbu filter
9
❯ MIKROSKOPI ELEKTRON berlaku untuk molekul atau partikel yang terisolasi. Irisan
jaringan yang sangat tipis dapat diamati secara rinci dengan
BAB
Mikroskop elektron transmisi dan mikroskop elektron pemindai pembesaran sampai sekitar 120.000 kali. Fungsi TEM berdasar
3 mm
Anoda Anoda
Kisi-kisi tembaga
Lensa kondensor dengan 3 irisan sediaan Lensa
penahan Kolom
Kumparan listrik spesimen Lensa
Kolom Pemindai
Lensa objektif Detektor elektron
Layar fuluoresen
Spesimen
Film forografik
Mikroskop elektron merupakan instrumen besar yang biasanya Dengan TEM, area spesimen yang dapat dilalui elektron tampak
diletakkan dalam fasilitas mikroskop elektron yang khusus. terang (electron lucent), sementara area yang padat atau mengikat
(a) Gambaran skematis mikroskop elektron transmisi (TEM), Yang logam berat selama pembuatan atau 'pemulasan' spesimen
dikonfigurasi Agak seperti cahaya mikroskop Terbalik. Dengan menyerap atau membiaskan elektron dan terlihat gelap (electron
keseluruhan kolum mikroskop dalam suatu ruang hampa, elektron dense). Jadi, bayangan semacam itu selalu terlihat hitam, putih atau
dilepaskan dengan memanaskan suatu filamen (katoda) logam abu-abu.
(biasanya tungsten) yang sangat tipis" Elektron yang terlepas (b) Gambaran skematis mikroskop elektron pemindai (SEM) dengan
kemudian diberikan perbedaan tegangan sebesar 60-120 kV sejumlah besar kemiripan dengan TEM. Namun, pada gambar ini,
antara katoda dan anoda, Dengan keseluruhan kolum mikroskop berkas elektron yang difokuskan oleh lensa elektromagnetik tidak
dalam suatu ruang hampa, elektron dilepaskan dengan melalui spesimen, tetapi digerakkan secara berurutan (dipindai) dari
memanaskan suatu filamen (katoda) logam (biasanya tungsten) satu titik ke titik lain melalui permukaannya yang serupa dengan
yang sangat tipis" Elektron yang terlepas kemudian diberikan pemindaian berkas elektron melalui suatu tabung televisi. Spesimen
perbedaan tegangan sebesar 60-1 20 kV antara katoda dan anoda, sebelumnya dilapisi oleh suatu lapisan atom logam yang sangat tipis
Lensa pertama merupakan suatu kondensor yang dan berkas tersebut berinteraksi dengan atom-atom tersebut, dan
memfokuskan berkas elektron pada irisan jaringan. Beberapa menghasilkan elektron yang dipantulkan dan elektron sekunder yang
elektron berinteraksi dengan atom irisan tersebut dan melanjutkan baru dilepaskan. Semua elektron tersebut ditangkap oleh suatu
perjalanannya, sementara yang lain menembus spesimen tanpa detektor dan ditransmisikan ke penguat dan perangkat lain yang
berinteraksi. Kebanyakan elektron mencapai lensa objektif, yang membentuk suatu sinyal ke layar tabung sinar katoda, dan
membentuk perbesaran bayangan yang kemudian diprojeksikan menghasilkan bayangan hitam-putih. SEM hanya menunjukkan
melalui lensa pembesar lainnya. Karena mata manusia tidak gambaran permukaan spesimen yang dilapisi, tetapi dengan kualitas
sensitif terhadap elektron, bayangan tersebut diprojeksikan ke tiga-dimensi yang mencolok. Bagian dalam organ atau sel dapat
suatu layar fluoresensi atau terdeteksi oleh lempeng fotografik dianalisis dengan mengirisnya untuk memaparkan permukaan
atau suatu kamera CCD. internalnya.
10 BAB 1 ■ HistologI & Metode Pengkajiannya
dan mengubah perjalanannya, sedangkan sebagian lagi melalui radiasi lemah yang terbatas pada regio selular tempat molekul
spesimen tanpa berinteraksi. Elektron yang melewati spesimen tersebut berada. Sediaan jaringan atau sel yang terlabel radioaktif
mencapai lensa objektif, yang membentuk suatu bayangan yang diletakkan dalam ruang gelap dengan emulsi fotografik yang
diperbesar dan terfokus, yang kemudian diperbesar lagi melalui mengandung kristal perak bromida, yang bekerja sebagai
lensa lain dan tertangkap pada layar monitor. Bayangan mikrodetektor radiasi tersebut dengan cara yang sama seperti
spesimen memperlihatkan area berwarna putih, hitam dan abu- mikrodetektor yang berespons terhadap cahaya pada film
abu yang menyatakan area yang mudah dilalui elektron (tampak fotografik yang umum digunakan. Setelah diletakkan dalam
terang atau electron lucent) dan area tempat elektron diserap kotak yang terlindung dari cahaya dalam waktu cukuplama, slide
atau dibiaskan (terlihat gelap atau electron dense). dibuat secara fotografi. Kristal perak bromida yang tereduksi
Agar dapat terjadi interaksi yang baik antara spesimen dan oleh radiasi dikurangi menjadi butiran hitam perak kecil, yang
elektron, mikroskopi elektron memerlukan sediaan yang sangat mengindikasikan lokasi makromolekul yang terlabel dengan
tipis (40-90 nm); karena itu, pemendaman dikerjakan dengan radioaktif di jaringan. prosedur umum tersebut dapat digunakan
larutan plastik epoksi keras dan pemotongan dikerjakan dengan pada persiapan mikroskopi cahaya dan TEM (Gambar 1-9).
pisau kaca atau intan. Sediaan yang sangat tipis tersebut Banyak informasi yang dapat diperoleh melalui
dikumpulkan pada kisi-kisi logam dan dipindahkan ke bagian autoradiografi sel atau jaringan. Jadi, jika suatu asam amino
interior mikroskop untuk dianalisis. radioaktif digunakan, sel jaringan yang menghasilkan banyak
Teknik pembekuan (fraktur beku, cryofracture, freeze protein dan sel yang sedikit menghasilkan protein akan
etched) yang dikombinasi dengan mikroskopi elektron sangat diketahui, karena jumlah butiran perak yang terbentuk di atas sel
berguna untuk memeriksa strukfur membran. Spesimen sebanding dengan intensitas sintesis protein. Jika prekursor DNA
jaringan yang sanpiat kecil cepat dibekukan dalam nitrogen cair radioaktif (seperti timin radioaktif) digunakan, kita dapat
dan dipatahkan dalam suatu ruang hampa dengan pisau. Suatu mengetahui sel dalam jaringan (dan jumlahnya) yang siap untuk
replika permukaan yang masih beku dihasilkan dengan membelah. Peristiwa dinamis dapat pula dianalisis. Misalnya,
menaruh lapisan tipis uap karbon platinum atau- atom 1ain. jika seseorang ingin mengetahui tempat protein dihasilkan di
Jaringan kemudian dilarutkan dan replika permukaan tersebut dalam sel, dan jalur yang diikuti di dalam sel sebelum protein
diperiksa dengan mikroskop elektron pemindai. Bidang patahan tersebut disekresikan, sejumlah hewan akan diberi suntikan asam
yang acak sering memisahkan lapisan ganda-lipid membran, amino radioaktif dan jaringan dikumpulkan beberapa saat
dan memaparkan protein dengan ukuran, bentuk dan distribusi setelah penyuntikan. Autoradiograf dari sediaan-sediaan, yang
yang kemudian dapat dipelajari. diambil pada waktu yang berbeda sepanjang percobaan, akan
menunjukkan migrasi proteinradioaktif. Jika seseorang ingin
Mikroskopi Elektron Pemindai mengetahui tempat pembentukan sel yang baru di dalam organ
dan arah migrasinya, sejumlah hewan akan diberi suntikan
Scanning electron microscopy (SEM) Mikroskopi elektron
timidin radioaktif dan jaringannya dikumpulkan pada waktu
pemindai memungkinkan pandangan pseudo-tiga dimensi dari
yang berbeda setelah penyuntikan. Autoradiografi sediaan
permukaan sel, jaringan dan organ. Seperti TEM. mikroskop ini
tersebut akan menunjukkan tempat pembelahan sel-sel dan arah
menghasilkan dan memfokuskan berkas elektron yang sangat
sel-sel tersebut bermigrasi.
halus, tetapi berkas elektron di alat ini tidak menembus
spesimen (Gambar 1-8b). Alih-alih, permukaan spesimen
pertama-tama dikeringkan dan dilapisi dengan suatu lapisan ulture
tipis atom logam yang tidak mudah ditembus elektron. Ketika Sel-sel dan jaringan hidup dapat dipertahankan dan dipelajari di
berkas dipindai dari satu titik ke titik lain melalui spesimen, luar tubuh. Pada organisme yang kompleks, jaringan dan organ
berkas tersebut berinteraksi dengan atom logam dan dibentuk oleh beberapa jenis se1. Sel-sel ini bermandikan plasma
menghasilkan elektron yang dipantulkan atau elektron darah, yang mengandung ratusan molekul yang berbeda-beda.
sekunder yang dilepaskan dari logam tersebut. Elektron tersebut Biakan se1 dan jaringan sangat menolong kita mengisolasi efek
ditangkap oleh suatu detektor dan sinyal yang terbenfuk sebuah molekul terhadap satu jenis sel atau jaringan. Biakan sel
diproses untuk menghasilkan bayangan hitam putih pada dan jaringan juga memungkinkan pengamatan langsung
monitor. Bayangan SEM biasanya mudah dipahami karena terhadap perilaku sel hidup dengan mikroskop fase-kontras.
bayangan tersebut menyajikan gambar yang tampak seperti Banyak eksperimen yang tidak dapat dilakukan pada hewan
disinari dari atas, seperti halnya dunia makroskopik kita yang hidup, dapat dilakukan secara in vitro.
Sel dan jaringan ditumbuhkan dalam larutan kompleks yang
dipenuhi oleh cahaya dan bayangan yang terbentuk akibat
diketahui komposisinya (garam, asam amino, vitamin) yang
penyinaran dari atas.
ditambahkan dengan komponen serum atau faktor pertumbuhan
❯ AUTORADIOGRAPI yang spesifik. Dalam menyiapkan biakan dari jaringan atau
Autoradiografi adalah suatu metode untuk menentukan lokasi organ, sel-sel harus diuraikan terlebih dahulu secara mekanis
makromolekul yang baru disintesis (DNA, RNA, protein, atau enzimatis. Setelah diisolasi, sel dapat dikembangbiakkan
glikoprotein dan polisakarida) di sel atau sediaan jaringan pada cawan Petri tempat sel tersebut melekat, yang biasanya
Metabolit yang terlabel secara radioaktif (nukleotida, asam berupa selapis sel (Gambar 1-5). Biakan sel yang diisolasi dengan
amino) dan bergabung dengan makromolekul melepaskan cara ini disebut biakan sel primer. Banyak jenis se1 yang pernah
normal
memilikimemiliki batas rentang
batas rentang hidup
hidup yang yang terprogram
terprogram secara
secara genetik.
genetik. Akan tetapi,
Akan tetapi, perubahan'perubahantertentu
perubahan-perubahan tertentll (beberapa
(beberapa
perubahan berhubungan denp;an onkogen; lihatlihat Bab
Bab 3),
3), dapat
dapat
menimbulkan imortalitas sel, yakni suatu
suatu proses
proses yang
yang disebut
disebut
transformasi, yang mirip dengan perubahan
perubahan awal
awal suatu
suatu sel
sel
E 11
BAB
1 Histologi & Metode Pengkajiannya ■ Enzin Histokimia
L
G
G
a b
Autoradiograf merupakan sediaan jaringan dengan partikel (yang (a) 'Butiran perak' hitam yang terlihat pada daerah granula sekretorik
disebut bubuk perak) yang mengindikasikan daerah sel dengan dan duktus yang mengindikasikan lokasi glikoprotein. 1500x.
makromolekul spesifik yang disintesis sesaat sebelum fiksasi. Gambar (b) Jaringan yang sama yang disiapkan untuk autoradiografi TEM
ini memperlihatkan kelenjar submandibula mencit yang disuntik dengan memperlihatkan butir perak dengan gambaran bergelung atau amorf
3H-fukosa 8 jam sebelum disuntikkan. Fukosa bergabung dengan yang berlokasi di granula tersebut (G) dan di lumen kelenjar (L).
oligosakarida dan hasilnya memperlihatkan lokasi glikoprotein yang 7500x.
baru disintesis yang mengandung gula tersebut. (Gambar 1-9b, atas izin dari Ticiano G. Lima dan A.Antonio
Haddad, School of Medicine, Ribeirão preto, Brazil.)
diisolasi dengan cara ini dari jaringan normal atau patologis dan ❯ HISTOKIMIA & SITOKIMIA
sejak saat itu telah dipertahankan secara in vitro karena sel-sel
tersebut telah dipertahankan dan menghasilkan garis keturunan Istilah histokimia dan sitokimia terutama digunakan untuk
menunjukkan metode penetapan lokasi struktur sel dalam
sel yang permanen. Kebanyakan sel yang diperoleh dari jaringan
normal memiliki batas rentang hidup yang terprogram secara sediaan jaringan dengan menggunakan aktivitas enzimatik
genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan tertentu (beberapa yang khas di struktur tersebut. Untuk mempertahankan enzim-
enzim tersebut, prosedur histokimia biasanya diterapkan pada
perubahan berhubungan dengan onkogen; lihat Bab 3), dapat
jaringan yang tidak terfiksasi atau sedikit terfiksasi, yang sering
menimbulkan imortalitas sel, yakni suatu proses yang disebut
dipotong pada suatu cryostat untuk menghindari efek simpang
transformasi, yang mirip dengan perubahan awal suatu sel
panas dan parafin terhadap aktivitas enzimatik. Histokimia
normal menjadi sel kanker. Karena perbaikan teknologi biakan,
enzim biasanya bekerja sebagai berikut: (1) sediaan jaringan
kebanyakan jenis sel kini dapat dipertahankan di laboratorium.
dicelupkan dalam larutan yang mengandung substrat enzim
Semua prosedur dengan se1 dan jaringan hidup harus dilakukan
yang lokasinya akan ditentukan; (2) enzim tersebut dibiarkan
di daerah yang steril dengan larutan dan alat yang steril untuk
bekerja pada substratnya; (3) pada tahap ini atau pada tahap
menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme.
lebih lanjut, sediaan diberi senyawa penanda; (4) senyawa ini
❯❯ APLIKASI MEDIS bereaksi dengan suatu molekul yang terbentuk akibat kerja
enzimatik pada substrat tersebut; (5) produk akhir reaksi
Kultur sel sangat banyak digunakan untuk mempelajari perubahan tersebut, yang tidak larut dan tampak dengan mikroskop
molekul yang terjadi pada kanker; untuk menganalisis virus cahaya atau mikroskop elektron hanya jika dipulas atau padat
menular ,mikroplasma, dan beberapa protozoa; dan bagi banyak elektron akan mengendap di tempat yang mengandung enzim.
kromosom genetik atau rutin analisis. Sel-sel kanker serviks dari Sewaktu kita mengamati sediaan demikian dengan mikroskop,
pasien kemudian diidentifikasi sebagai Henrietta Lacks, yang kita akan melihat sel-sel (atau organel) yang ditutupi oleh zat
meninggal akibat penyakit ini pada tahun 1951, yang digunakan warna atau zat padat-elektron.
untuk menetapkan salah satu jalur sel pertama, yang disebut sel Beberapa contoh enzim yang dapat dideteksi secara
HeLa, yang masih digunakan dalam penelitian tentang struktur histokimiawi adalah sebagai berikut:
selular dan fungsi di seluruh dunia.
■ Fosfatase, mengurai ikatan antara gugus fosfatase dan
residu alkohol dari molekul yang terfosforilasi. Hasil reaksi
Seperti terlihat pada bab berikutnya, inkubasi sel hidup ln fosfatase, yang tidak larut dan berwarna, umumnya berupa
vitro dengan berbagai macam senyawa fluoresen baru yang plumbum fosfat atau plumbum sulfida. Fosfatase alkali, yang
disimpan dan dimetabolisme di dalam kompartemen spesifik sel beraktivitas maksimum pada pH alkali dan fosfatase asam
tersebut menjadi sebuah pendekatan baru untuk memahami dapat dideteksi (Gambar 1-10).
kompartemen-kompartemen ini, baik secara strukfural maupun ■ Dehidrogenase, melepaskan satu hidrogen dari satu
fisiologis. Teknik-teknik histologi laln yang dipakai untuk sel substrat dan memindahkannya ke substrat yang lain. Seperti
biakan sangat penting untuk memahami lokasi dan fungsi fosfatase, dehidrogenase berperan penting pada berbagai
mikrotubulus, mikrofilamen, dan komponen sitoskeleton lainnya. proses metabolik. Dehidrogenase dideteksi secara histokimiawi
12 BAB 1 ■ HistologI & Metode Pengkajiannya
❯❯ APLIKASI MEDIS
L Banyak prosedur histokimia sering dipakai dalam diagnosis
L
laboratorium, seperti reaksi prussia Perl untuk besi (digunakan
untuk mendeteksi penyakit penimbunan besi hemokromatosis
dan, hemosiderosis), reaksi PAS-amilase dan biru alcian untuk
aa
glikogen dan glikosa minoglikan (untuk mendeteksi glikogenosis
dan mukopolisakaridosis), dan reaksi untuk lipid dan sfingolipid
(untuk mendeteksi sfingolipidosis).
olecules
Ly
■ Protein A diperoleh dari Staphylococcus fiureus dan terikat mikroskop elektron bergantung pada jenis senyawa yang
BAB
pada daerah Fc molekul imunoglobulin (antibodi). Jadi, protein digunakan untuk memberi label antibodi tersebut. Antibodi
A yang sudah diberi label dapat digunakan untuk menentukan umumnya dilabel dengan senyawa fluoresensi, dengan
Antibodi
sekunder
Antibodi Antibodi berlabel
berlabel primer tidak
berlabel
Antigen Antigen
Bagian jaringan
Kaca objek
Imunositokimia (atau imunohistokimia) dapat dilakukan secara tama diberikan pada potongan jaringan untuk mengikat antigen
langsung (direk) atau tidak langsung (indirek). Pemeriksaan spesifiknya. Kemudian, antibodi sekunder yang terlabel diperoleh,
imunositokimia direk menggunakan suaiu antibodi yang dibuat yang (1) dibentuk pada spesies vertebra lain terhadap protein
terhadap protein jaringan yang ingin diperiksa dan dilekatkan secara imunoglobulin (antibodi) dari spesies yang membentuk antibodi
langsung dengan suatu label seperti senyawa fluoresen atau primer dan (2) lalu dilabel dengan suatu senyawa fluoresen atau
peroksidase. Ketika diletakkan dengan polongun jaringan pada suatu peroksidase. Bila antibodi sekunder terlabel diberikan pada
kaca objek, antibodi yang terlabel tersebut berikatan secara spesifik sediaan jaringan, antibodi tersebut secara spesifik mengikat
dengan protein (antigen) dan dapai diperlihatkan dengan metode antibodi primer, yang secara tidak langsung melabeli protein yang
yang sesuai. Teknik imunositokimia indirek yang lebih sering dipakai diinginkan pada kaca objek. Karena lebih dari satu antibodi
menggunakan dua antibodi yang berbeda. Suatu antibodi primer sekunder dapat mengikat setiap molekul antibodi primer,
dibuat terhadap protein (antigen) yang ingin diperiksa dan pertama- pelabelan protein yang diinginkan diperkuat oleh metode indirek.
14 BAB 1 ■ HistologI & Metode Pengkajiannya
Berbagai klon limfosit akan menghasilkan berbagai antibodi menghilangkan antibodi yang tidak berikatan, diproses dengan
terhadap berbagai bagian protein x. Setiap klon dapat dipisahkan metode yang sesuai dan diperiksa dengan mikroskop untuk
dan dibiak terpisah sehingga dapat diperoleh antibodi yang mempelajari lokasi atau aspek lain protein x (Gambar 1-12).
berbeda-beda terhadap protein x secara terpisah. Setiap antibodi Metode imunositokimia tak-langsung lebih sensitif, tetapi
ini adalah antibodi monoklonal. Keuntungan dari penggunaan membutuhkan dua antibodi dan langkah-langkah tambahan.
antibodi monoklonal ketimbang antibodi poliklonal adalah, Alih-alih melabel antibodi (primer) yang spesifik untuk protein x,
bahwa antibodi monoklonal dapat diseleksi dengan sangat label yang dapat terdeteksi dikonjugasikan dengan suatu antibodi
spesifik dan terikat kuat pada protein yang akan dideteksi sekunder yang terbentuk di suatu spesies 'asing' yang berbeda
sehingga jumlah ikatan nonspesifik pada protein lain yang terhadap suatu golongan antibodi (antibodi primer tercakup
serupa menjadi lebih sedikit. dalam golongan tersebut). Contohnya, antibodi primer yang
Pada metode imunositokimia langsung, antibodi (baik terbentuk oleh limfosit mencit (seperti kebanyakan antibodi
monoklonal maupun poliklonal) harus diberi label yang sesuai. monoklonal) secara spesifik berikatan dengan antibodi kelinci
Sediaan jaringan diinkubasi dengan antibodi untuk beberapa anti-mencit.
waktu sehingga antibodi tersebut berinteraksi dengan dan terikat Pendeteksian imunositokimia tak-langsung diawali dengan
pada protein x. Sediaan tersebut kemudian dibilas untuk menginkubasi potongan jaringan manusia yang diyakini
GAMBAR 1–12 Sel dan jaringan yang dipulas oleh metode imunohistokimia.
c
a
BAB
Antigen Diagnosis
❯❯ APLIKASI MEDIS
Teknik Hibridisasi Hibridisasi in situ memperlihatkan bahwa banyak sel epitel dalam
irisan kutil genital ini mengandung papilomavirus manusia (HPV),
Tantangan utama dalam biologi sel modern adalah memahami yang menyebabkan kondisi proliferasi jinak ini. Irisan tersebut
kerja sel secara molekular. Tujuan ini memerlukan teknik yang diinkubasi dalam suatu larutan yang mengandung suatu probe
dapat menganalisls molekul yang terlibat dalam proses informasi cDNA yang dilabel dengan digoksigenin untuk DNA HPV. Probe
yang dihantarkan dari DNA menuju protein. Banyak teknik yang tersebut lalu divisualisasikan oleh metode imunohistokimia direk
dengan menggunakan antibodi yang dilabel dengan peroksidase
bekerja berdasarkan hibridisasi. Hibridisasi adalah penggabungan terhadap dogoksigenin. Prosedur tersebut hanya memberi
dua untai tunggal asam nukleat (DNA dengan DNA, RNA dengan pulasan warna coklat pada sel-sel yang mengandung HPV. 400x.
RNA atau RNA dengan DNA) yang saling mengenal bila untaian Pulasan balik H&E.
tersebut bersifat komplementer. Semakin banyak kemiripan (Atas izin, dari Dr Jose E. Levi, Virologi Lab, Institute of Tropical
Medicine, University of São Paulo, Brasil.)
sekuensnya, semakin mudah untai komplementer membentuk
molekul untaian ganda 'hibrid'. Jadi, hibridisasi memungkinkan ❯❯ APLIKASI MEDIS
pengenalan sekuens DNA atau RNA yang spesifik. Hal tersebut
Kutil pada kulit alat kelamin dan tempat lain yang
biasanya terlaksana dengan asam nukleat dalam larutan, tetapi
disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (HPV) yang
hibridisasi juga terjadi ketika larutan asam nukleat diberikan
menyebabkan karakteristik pertumbuhan proliferatif jinak.
secara langsung pada sediaan sel dan jaringan, suatu prosedur Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-13 sel yang
yang disebut hibridisasi in situ (ISH, in situ hybridization). terinfeksi virus tersebut sering dapat ditunjukkan oleh ISH.
Teknik tersebut ideal (1) untuk menetapkan apakah sebuah Sel kanker tertentu dengan ekspresi unik atau peningkatan
sel memiliki urutan DNA yang khas (seperti gen atau bagian dari gen tertentu juga dilokalisasi pada tumor dan dipelajari
gen), (2) untuk mengidentifikasi sel yang mengandung mRNA mikroskopis oleh ISH.
16 BAB 1 ■ Histologi & Metode Pengkajiannya
BAB
1 Histologi & Metode Pengkajiannya
Persiapan Jaringan untuk Studi Autoradiografi
■ Fiksatif kimia seperti formalin digunakan untuk mengawetkan ■ Proses ini melokalisasi komponen sel disintesis menggunakan
struktur jaringan dengan terikat silang dan denaturing protein, prekursor radioaktif dengan mendeteksi butir perak yang dihasilkan
enzim menonaktifkan, dan mencegah autolisis sel atau diri oleh radiasi yang dipancarkan lemah dalam emulsi fotografi lapisan
pencernaan. bagian jaringan atau sel.
■ Dehidrasi jaringan yang tetap dalam alkohol dan kliring dalam ■ Dengan baik mikroskop cahaya atau TEM, autoradiografi
pelarut organik mempersiapkan untuk pemendaman dan memungkinkan studi yang unik dari proses seperti pertumbuhan
pengikisan. jaringan (menggunakan prekursor DNA radioaktif) atau seluler jalur
sintesis makromolekul.
■ Pemendaman dalam lilin parafin atau resin epoksi memungkinkan Sel & Kultur Jaringan
jaringan yang akan dipotong menjadi beberapa bagian yang sangat
tipis (irisan) dengan sebuah mikrotom.
■ Sel dapat tumbuh in vitro dari jaringan baru explanted (budaya
primer) atau baris sel selama didirikan dan dapat diperiksa di negara
■ Bagian yang dipasang pada kaca untuk pemulasan, yang kembali hidup dengan mikroskop cahaya fase kontras.
quired untuk mengungkapkan spesifik c komponen seluler dan
jaringan dengan mikroskop. Enzim Histokimia
■ Metode pemulasan yang paling umum digunakan adalah kombinasi ■ Histokimia (atau cytochemical) teknik menggunakan spesifik
DIFERENSIASI SEL
2 Sitoplasma
18 Mitokondria
Peroksisom
39
41
ORGANEL SITOPLASMA 18
Membran Plasma 19 SITOSKELETON 41
Ribosom 28 Mikrotubulus 41
Retikulum Endoplasma 29 Mikrofilamen (Filamen Aktin) 47
Apparatus Golgi 32 Filamen Intermedia 48
Granula atau Vesikel Sekretorik 33 BADAN INKLUSI 49
Lisosom 33
IKHTISAR KUNCI 53
Proteasom 36
18
19
BAB
khusus.
(akan dibahas kemudian), yang berperan penting dalam
2
Kegiatan Seluler Umum Sel khusus interaksi sel dengan lingkungannya.
Tabel membran berkisar dari 7,5 sampai 10 nm dan
O
Asam CH3
CH2 O C
lemak jenuh
O (lurus) CH3
CH O C
O
Asam lemak
CH2 O P O X Tak jenuh OH
O– (miring)
Fosfolipid
Permukaan hidrofilik
Regio hidrofobik
Cairan ekstraseluler
Permukaan hidrofilik
Kolestrol
Sitoplasma
(a) Membran sel hewan memiliki sel lipid utama sel komponen kolesterol mempengaruhi struktur dari rantai asam lemak,
fosfolipid dan kolestrol Fosfolipid bersifat amfipatik, dengan dengan efek utama pada fluiditas membran. Lapisan luar dari
kelompok fosfat pada kepala polar dan panjang dua rantai asam membran sel juga mengandung glikolipid dengan rantai
lemak nonpolar, yang dapat langsung (lurus) atau miring (pada karbohidrat yang diperpanjang.
ikatan tak jenuh). Kolestrol membran hadir dalam jumlah yang Terpotong, membran sel osmium-tetap dapat memiliki
sama seperti fosfolipid. penampilan trilaminar samar dengan mikroskop elektron
(b) Sifat amfipatik fosfolipid menghasilkan struktur bilayer transmisi (TEM), menunjukkan dua garis gelap (elektron-padat)
membran seperti yang ditunjukkan (hidrofilik) kepala kutub melampirkan jelas (electron-lucent) garis. Mengurangi osmium
spontan terbentuk setiap permukaan membran, bersentuhan diendapkan pada group fosfat hidrofilik hadir di setiap sisi
langsung dengan air, dan rantai asam lemak nonpolar hidrofobik wilayah internal rantai asam lemak dimana osmium tidak
tertimbun di tengah membran, jauh dari air. Molekul kolesterol diendapkan. Materi "samar" pada permukaan luar membran
amfipatik dan juga kurang rata diselingi di seluruh lapisan mewakili glikokaliks oligosakarida dari glikolipid dan glikoprotein.
ganda lipid, 100,000x.
melintasi kedua lapis lipid dan dapat menonjol dari kedua Studi dengan protein membran berlabel dari sel kultur
permukaan membran. Residu karbohidrat dari glikoprotein mengungkapkan bahwa banyak protein tersebut tidak terikat
dan glikolipid menonjol dari permukaan luar membran secara rigid di tempat dan mampu bergerak secara lateral
plasma; karbohidrat tersebut merupakan komponen penting (Gambar 2–4). Pengamatan tersebut dan data dari
dari molekul spesifik yang disebut reseptor, yang ikut serta mikroskop elektron, dan studi biokimiawi lainnya
dalam interaksi penting seperti adhesi sel, pengenalan, dan memperlihatkan susunan mosaik protein membran dan sifat
respons terhadap hormon protein. Seperti lipid, penyebaran cair lapisan lipid ganda serta menghasilkan model mosaik
protein membran berbeda pada kedua permukaan membran cair bagi struktur membran (Gambar 2–2a).
sel. Jadi, semua membran di sel asimetris.
21
2BAB
Rantai gula Rantai gula
glikolipid glikoprotein
Lipid
Permukaan P
Namun, berbeda dengan lipid, kebanyakan protein membran Ini bersama dengan kehadiran protein perancah yang
memiliki keterbatasan dalam hal difusi lateralnya karena mempertahankan hubungan spasial antara enzim dan
protein tersebut tertambat pada komponen sitoskeletal. Pada mempertahankan hubungan spasial antara enzim dan lipid
kebanyakan sel epitel, taut erat (lihat Bab 4) juga membatasi untuk tetap dekat dan berinteraksi secara lebih efisien.
difusi lateral protein transmembran yang tidak tertambat
dan lipid di lapisan luar menuju domain membran yang Transmembran Protein dan
spesifik. Membran Transpor
Protein membran berfungsi sebagai komponen
kompleks dari enzim besar (mobilitas rendah), terutama Membra plasma adalah tempatterjadinya pertukaran zat
enzim yang terlibat dalam transduksi sinyal dari luar sel. antar sel dan lingkungannya, dengan banyak molekul
bergerak melalui membran dengan mekanisme umum yang
Protein kompleks tersebut terletak di permukaan membran
ditunjukkan pada (Gambar 2-5). Kecil, lipofilik molekul
khusus disebut lipid rafts memiliki konsentrasi kolesterol
(larut dalam lemak) dapat melewati bilayers lipid dengan
yang lebih tinggi dan asam lemak jenuh yang mengurangi
fluiditas lipid. difusi sederhana.
BAB 2 ■ Sitoplasma
Cairan interstitial
Fosfolipid
Glikolipid Karbohidrat
kepala polar
molekul
fosfolipid
Bilayer
fosfolipid
Glikoprotein
Ekor nonpolar
molekul Kolesterol Protein
fosfolipid
protein Integral
Protein perifer
Filamen
sitoskeleton
Sitosol
1. Pembatas fisik: menciptakan suatu batas yang fleksibel, melindungi 3. Gradien elektrokimia: Membangun dan mempertahankan
kandungan sel, dan menyangga sel. Lapisan ganda fosfolipid memisahkan perbedaan listrik melintasi membran plasma
zat di dalam dan diluar sel. 4. Komunikasi: mengandung reseptor yang mengenali dan
2. Permeabilitas selektif: mengatur masuk dan keluarnya ion, nutrien, dan berespon terhadap molekul sinyal.
molekul sisa melalui membran
Kedua protein dan lipid komponen kovalen rantai oligosakarida molekul memasuki sel.
sering memiliki komponen terekspos pada permukaan membran
Protein transmembran sering memiliki beberapa regio
ekstrasel. Protein dan lipid ini berkontribusi di sel glikokaliks,
hidrofobik yang tertimbun dalam lapisan ganda lipid untuk
yang memberikan sifat antigenik dan fungsional penting ke
menghasilkan saluran atau situs aktif lainnya untuk transfer zat
permukaan sel. Protein membran berfungsi sebagai reseptor
spesifik melalui membran.
untuk berbagai sinyal yang datang dari luar sel, sebagai bagian
dari koneksi intraselular, dan sebagai gerbang selektif untuk
Beberapa ion, seperti Na+, K+, dan Ca2+, diangkut melintasi Vesikular Transportasi: Endositosis dan Eksositosis
membran sel melalui protein membran integral yang
Pemasukan zat besar-besaran juga terjadi melalui membran
bertindak sebagai saluran ion atau pompa ion. Hal tersebut plasma dalam suatu proses umum yang dikenal sebagai
dapat melibatkan difusi pasif melalui kenal ion atau transpor
endositosis, yang melibatkan pelipatan dan penggabungan
aktif via pompa ion dengan menggunakan energi dari hasil
membran untuk membentuk vesikel yang menyelubungi
perombakan adenosin trifosfat (ATP). Ion lainnya dan
material yang diangkut. Sel menunjukkan tiga tipe umum
banyak molekul hanya membran lintas setelah mengikat
endositosis (Tabel 2-2 dan Gambar 2-6).
protein pembawa atau protein transporter, yang merupakan
protein membran integral di mana perubahan konformasi 1. Fagositosis. Fagositosis secara harfiah berarti 'memakan
memberikan molekul terikat ke sisi lain (Gambar 2–5). sel'. Sel darah putih tertentu, seperti makrofag dan
Sementara difusi sederhana adalah bersifat pasif (tidak leukosit polimorfonuklear, dikhususkan untuk
memerlukan energi), pompa ion, dan protein pembawa menyelubungi dan membuang materi partikel seperti
melibatkan transpor aktif, menggunakan energi dari bakteri, protozoa, sel-sel mati, dan unsur ekstrasel yang
pemecahan adenosin trifosfat (ATP). Proses transportasi ini tak diperlukan. ketika bakteri terikat pada permukaan
dirangkum dengan rincian lebih lanjut dan contoh pada neutrofil, tonjolan sitoplasma
Tabel 2-2.
23
BAB
GAMBAR 2–4 Eksperimen yang memeprlihatkan fase-cair, dengan mekanisme yang serupa dengan
sifat cair (fluiditas) protein membran.
mekanisme fagositosis, terbentuk invaginasi kecil pada
2
membran sel, yang menangkap cairan ekstrasel dan apa
Lipofilik dan beberapa molekul bermuatan kecil bisa dan melepaskan molekul ke sisi lain dari membran (c). Saluran
menyeberang membran dengan difusi sederhana (a). dan pembawa protein dapat difasilitasi tidak memperlukan
Kebanyakan ion diangkut melalui membran protein yang difusi energi atau mungkin melibatkan transpor aktif yang
strukturnya termasuk saluran ion-spesifik (b). membutuhkan energi dari ATP.
Banyak molekul besar lainnya, larut dalam air memerlukan
pengikatan ke situs pada protein pembawa selektif atau
transporter, yang kemudian mengubah konformasi molekul
Ligan biasanya dipindahkan ke endosom bentuk lanjut. ■ Sekresi diatur terjadi sebagai respons terhadap sinyal
Meskipun begitu, beberapa ligan dikembalikan ke yang datang ke sel, seperti pelepasan enzim pencernaan
lingkungan ke lingkungan ekstrasel untuk dipakai lagi. dari sel-sel pankreas dalam menanggapi rangsangan
Contohnya adalah protein transferin pengangkut-besi: atom tertentu.
ferri berdisosiasi dari molekul pembawa pada pH endosom Selama endositosis, bagian-bagian membran sel menjadi
yang rendah dan baik apotransferin maupun reseptor vesikel endositotik; selama eksositosis, membran kembali ke
kembali ke permukaan sel. endosom bentuk lanjut paling permukaan sel. Proses pergerakan membran tersebut dan
sering bergantung dengan lisosom untuk penguraian isi di daur-ulangnya disebut lalu lintas membran (Gambar 2-7a).
dalamnya. Lalu lintas dan pemeliharaan komponen membran terjadi
Perakan massal molekul besar dari dalam ke luar sisi sel secara kontinu pada sebagian besar sel dan tidak hanya
dapat melibatkan bentuk transportasi vesikular disebut penting untuk pemeliharaan sel, melainkan juga penting
eksositosis. Dalam proses ini vesikel sitoplasma membran secara fisiologis pada proses seperti penurunan kadar lipid
terbatas sekering dengan membran plasma, sehingga darah.
pelepasan isinya ke dalam ruang ekstraselular tanpa Sub populasi vakuola antara endosomes awal dan akhir
mengorbankan integritas membran plasma (Gambar 2-7a). dalam banyak sel menumpuk vesikel kecil dan tubulus dalam
Eksositosis dipicu di banyak sel oleh peningkatan transien lumen mereka dengan invaginasi lebih lanjut dari membran
Ca2+ sitosol. penyatuan membran selama eksositosis yang membatasi mereka, menjadi badan multivesikular.
merupakan suatu proses yang sangat diatur dan melibatkan Sementara tubuh multivesikular mungkin bergabung dengan
interaksi antar sejumlah protein membran yang spesifik. lisosom untuk degradasi selektif isinya, organel ini juga dapat
Eksositosis produk yang disimpan dari sel epitel sering berfusi dengan membran plasma dan melepaskan vesikula
terjadi secara spesifik di bagian apikal sel, seperti di kelenjar intralumenal di luar sel. Kecil (<diameter 120 nm) vesikel
eksokrim pankreas dan kelenjar liur (Bab 4). dirilis (disebut exosomes) memungkinkan transfer protein
membran dan bahan lainnya untuk sel terdekat.
Sekresi protein melibatkan eksositosis dapat mengikuti
dua jalur: Penerimaan dan tranduksi Sinyal
■ Sekresi konstitutif digunakan untuk produk yang Sel-sel dalam organisme multiseluler memerlukan komun-
dilepaskan dari sel-sel terus menerus, setelah sintesis ikasi satu sama lain untuk mengatur perkembangannya
selesai, seperti prokolagen untuk ECM. menjadi jaringan, untuk mengendalikan pertumbuhan
25
BAB
Proses Jenis Gerakan Contoh
2
Gerakan substansi menurunkan konsentrasi gradien karena energi zat kinetik; tidak ada pengeluaran
PROSES PASIF
Difusi sederhana Gerakan tanpa bantuan dari, zat nonpolar Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
menurunkan gradien konsentrasi darah dan jaringan tubuh
sehingga melintasi membran selektif
permeabel
Difusi terfasilitasi Gerakan ion dan kecil, molekul polar
menurunkan gradien konsentrasi molekul;
dibantu melintasi membran selektif
permeabel oleh protein transpor
Saluran-mediasi Gerakan ion menurunkan gradien Na+ bergerak melalui saluran Na+ ke dalam sel
konsentrasi melalui saluran protein
Pembawa-mediasi Gerakan kecil, molekul polar menurunkan Transportasi glukosa ke dalam sel oleh pembawa glukosa
gradien konsentrasinya oleh protein pembawa
Osmosa Difusi air melintasi membran selektif Zat terlarut dalam darah di kapiler sistemik
permeabel; arah ditentukan oleh konsentrasi "menarik" cairan dari ruang interstitial kembali ke
zat terlarut relatif; berlanjut sampai dalam darah
kesetimbangan tercapai
PROSES AKTIF Gerakan zat membutuhkan pengeluaran energi sel
GAMBAR 2–6 Tiga bentuk utama dari endositosis. dan pembelahannya, serta untuk mengoordinasikan
fungsinya. Banyak sel membentuk tautan komunikasi yang
Cairan ekstraseluler menyatukan sel-sel yang berdekatan, dan memungkinkan
pertukaran ion dan molekul kecil lain (lihat Bab 4). Melalui
Pseudopodi saluran tersebut, yang juga disebut taut celah (gap junctions),
Partikel sinyal dapat diteruskan langsung dari sel ke sel tanpa melalui
cairan ekstrasel.
Molekul pemberi sinyal ekstrasel mengikat protein
Membran reseptor yang hanya ditemukan pada sel target. Setiap jenis
plasma sel di tubuh memiliki serangkaian protein reseptor yang
Vakuola membuatnya mampu berespons terhadap serangkaian
molekul penghantar-sinyal dengan cara yang terprogram dan
Sitoplasma spesifik. Penjalaran sinyal seperti demikian dapat terjadi
a Fagositosis melalui beberapa jalur:
■ Pada sinyal endokrim, molekul sinyal (disebut hormon)
dibawah dalam darah ke sel sasaran di seluruh tubuh.
■ Pada sinyal parakrin, mediator kimia dengan cepat
dimetabolisme sehingga mediator ini hanya berkerja pada
Membran sel setempat yang berada berdekatan dengan sumber
Vesikel plasma sinyal.
■ Pada sinyal sinaptik, suatu jenis khusus interaksi
parakrim, neurotransmiter hanya berkerja pada sel-sel
yang berdekatan melalui daerah kontak khusus yang
disebut sinaps (lihat Bab 9)
■ Pada sinyal autokrin, sinyal mengikat reseptor pada jenis
sel yang sama yang menghasilkan molekul messenger.
b Pinositosis
■ Pada sinyal jukstakrin, yang penting pada interaksi
embrionik awas, molekul penghantar sinyal tetap
Reseptor menjadi bagain dari permukaan sel dan berikatan pada
reseptor permukaan sel target kedua sel ini berkontak
secara langsung.
Membran
plasma Molekul pemberi sinyal hidrofilik, yang meliputi
kebanyakan hormon, mediator kimia setempat (sinyal
parakrin), dan neorotransmiter mengaktivasi protein reseptor
Vesikel
pada permukaan sel sasaran. Tiga kelas fungsional penting
sitoplasma dari reseptor tersebut ditunjukkan pada (Gambar 2-8):
■ Reseptor saluran-linked terbuka pada ligan mengikat
c Endositosis yang diperantarai reseptor
untuk memungkinkan transfer ion melintasi membran.
■ Reseptor enzimatik, dimana ligan menginduksi
mengikat aktivitas katalitik protein perifer terkait.
Ada tiga utama dari endositosis:
(a) Fagositosis melibatkan penjuluran bagian sel yang disebut ■ G-protein-coupled reseptor pada ligan mengikat
pseudopodia yang mengurung partikel, contohnya bakteri, perubahan yang terkait "protein G" yang kemudian
dan lalu menelan material ke dalam suatu vakuola sitoplasma mengikat nukleotida guanin GTP dan dilepaskan untuk
atau fagosom. mengaktifkan protein sitoplasma lainnya.
(b) Pada pinositosis, membran sel berinvaginasi (melekuk ke
dalam) untuk membentuk suatu cekungan yang berisi cairan
❯❯ APLIKASI MEDIS
ekstrasel. Cekungan tersebut terlepas di dalam sel ketika
membran sel bergabung dan membentuk suatu vesikel Beberapa penyakit telah dibuktikan terjadi karena defek
pinositotik yang berisi cairan. reseptor. Misalnya, pseudohipoparatiroidisme dan sejenis
(c) Endositosis yang diperantarai-reseptor mencakup protein dwarfisme (cebol), timbul akibatreseptorhormon paratiroid
membran yang disebut reseptor yang mengikat molekul dan reseptor hormon pertumbuhan yang tidak berfungsi.
spesifik (ligan). Ketika sejumlah besar reseptor tersebut Pada kedua kondisi ini, kelenjar menghasilkan hormon
terikat dengan ligannya, reseptor ini berkumpul pada suatu terkait, tetapi sel sasaran tidak berespons karena tidak
area membran yang lalu berinvaginasi dan terlepas untuk
memiliki reseptor yang normal.
membentuk vesikel atau endosom yang berisi reseptor dan
ligan yang terikat.
27
2BAB
Kompleks
Reseptor
Dilapisi pit
Domain
apikal Dinamin
membran Protein
sel adaptor Clathrin
Lapisan
protein Lapisan CP CP
daur ulang pembuluh
darah CV
Daur ulang
reseptor
Endosom
awal
Endosom
akhir
Transitosis b
Degradasi
lisosom
Domain
basolateral
membran sel
a
Langkah-langkah utama selama dan setelah endositosis Ligan memiliki kondisi yang berbeda dalam kompartemen
ditunjukkan diagram di bagian a. Ligan mengikat pada afinitas endosomal:
tinggi untuk reseptor permukaan spesifik, yang kemudian
■ Reseptor dan ligan dapat dibawa untuk endosom akhir dan
mengaitkan dengan protein sitoplasma tertentu, termasuk
kemudian ke lisosom untuk degradasi.
clathrin dan protein adaptor, serta agregat di regio membran
untuk membentuk pit terlapisi. Clathrin memfasilitasi invaginasi ■ Ligan dapat dilepaskan secara internal dan reseptor didaur
dari pit, dan protein membran perifer lainnya, dinamin, ulang ke permukaan sel.
membentuk cekungan konstriksi sekitar leher berkembang dari ■ Vesikel mungkin pindah dan menyatu dengan permukaan
pit, yang menyebabkan regio ini untuk melipat sebagai vesikel sel lain, dimana ligan dilepaskan lagi di luar sel
dilapisi. Clathrin pit terlapisi (CP) dan vesikel (CV) ditunjukkan (Transitosis).
secara ultrastruktural di bagian b.
(Gambar 2-7b, dengan izin, dari Dr John Heuser, Departemen
Vesikel yang diinternalisasi kehilangan lapisan clathrin dan Biologi Sel dan Fisiologi, Washington University School of
biasanya menyatu oleh fusi membran dengan vesikel Medicine, St. Louis, MO.)
endosomal lainnya.
Reseptor-reseptor tersebut, yang sering berupa protein disebut efektor yang menyebabkan sinyal ke dalam sel
transmembran, menyampaikan informasi ke serangkaian (Gambar 2-8). Protein efektor biasanya merupakan kanal ion
parantra intasel yang akhirnya meneruskan sinyal (first atau enzim yang menghasilkan sejumlah besar molekul
messenger) ke tujauan akhirnya dalam sitoplasma atau messenger kedua (second messenger) kecil, seperti 1,2-
nukleus dalam suatu proses yang disebut transduksi sinyal. diasilgliserol (DAG), adenosin monofosfat siklik (cAMP),
Salah satu golongan protein perantara yang paling banyak dan ionsitol 1,4,5-trifosat (IP3). Ion atau messenger sekunder
diteliti tersebut, protein G, mengikat nukleotida gunain dan berdifusi melalui sitoplasma, yang memperkuat sinyal
berkerja pada zat perantara yang terkait-membran yang pertama dan mencetuskan kaskade reaksi molekular yang
BAB 2 ■ Sitoplasma
Saluran terbuka
Ion
Ligan Ligan
Saluran
tertutup
Protein dan ligan yang paling kecil adalah molekul hidrofilik yang (c) Reseptor berpasangan G-protein-digabungkan mengikat ligan,
mengikat reseptor protein transmembran untuk memulai mengubah konformasi dari subunit G-protein, memungkinkan
perubahan dalam sel target. (a) Reseptor saluran-terikat untuk mengikat GTP, dan mengaktifkan serta melepaskan
mengikat ligan seperti neurotransmiter dan terbuka untuk protein ini untuk mengaktifkan protein lain seperti saluran ion
memungkinkan masuknya ion tertentu. (b) Reseptor enzimatik dan adenyl siklase.
biasanya protein kinase yang diaktifkan untuk memfosforilasi
(dan biasanya yg mengaktifkan) protein lain pada ligan mengikat.
menimbulkan perubahan ekspresi gen atau perilaku sel. steroid, pengikatan reseptor mengaktifkan protein tersebut
Utusan kedua mungkin menyebar melalui sitoplasma atau yang membuat kompleks tersebut bergerak ke dalam inti dan
dipertahankan secara lokal oleh protein perancah untuk berikatan pada sekuens DNA yang spesifik dengan afinitas
lebih fokus pada kegiatan amplifikasi. tinggi. Hal ini umumnya meningkatkan derajat, transkripsi
dari gen yang spesifik. Setiap hormon steroid dikenali oleh
Molekul pemberi sinyal hidrofobik, seperti hormon berbagai anggota famili protein reseptor yang homolog.
tiroid dan streoid, berikatan secara reversibel pada protein
pembawa (carrier) dalam plasma, yang membawa hormon Ribosom
tersebut dalam darah. Hormon-hormon tersebut bersifat Ribosom merupakan partikel kecil padat-elektron, yang
lipofilik dan begitu terlepas dari protein pembawanya, berukuran sekitar 20 x 30 nm. Ribosom terdiri atas 4 segmen
hormon-hormon ini berdifusi melalui lapisan ganda protein
rRNA dan sekitar 80 protein yang berbeda.
reseptor intrasel yang spesifik. Dengan banyaknya hormon
29
2BAB
3′
POLIRIBOSOM BEBAS 5′ POLIRIBOSOM RE-TERIKAT 3′
Sisterna dari
RE kasar
Poliribosom bebas (tidak melekat pada retikulum Protein diproduksi oleh ribosom ini dipisahkan selama translasi ke
endoplasma, atau RE) mensintesis protein sitosol dan dalam interior sisterna membran RE.
sitoskeleton serta protein-protein lain untuk masuk ke dalam
nukleus, mitokondria, dan peroksisom. Dalam kedua jalur protein yang gagal melipat terkonjugasi
Protein yang akan dimasukkan ke dalam membran, untuk ubiquitin dan ditargetkan untuk degradasi proteosom.
disimpan dalam lisosom, atau akhirnya dikeluarkan dari sel
yang dibuat pada polisom melekat pada membran RE.
Ribosom mitokondria (dan kloroplas), seperti ribosom banyak mengandung ribosom akan terpulas secara intens
prokariotik, agak lebih kecil dengan konstituen yang lebih dengan pewarna basa, seperti metilen dan biru toluidin.
sedikit. semua ribosom terdiri atas dua subunit yang berbeda Lipatan yang tepat dari protein baru diatur oleh
ukuran. pendamping protein (sering hadir di kompleks kaperonin);
Pada sel eukariotik, molekul RNA kedua subunit protein terdenaturasi atau mereka yang tidak dapat melipat
disintesis dalam nukleus. Sebagian besar proteinnya dibuat di benar terkonjugasi dengan ubiquitin protein yang
dalam sitoplasma dan kemudian memasukin inti dan menargetkan mereka untuk kerusakan oleh proteasom
bergabung dengan rRNA. Subunit tersebut kemudian (dibahas nanti). Seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 2-9),
meningkatkan inti, melalui pori-pori inti, masuk ke dalam protein disintesis untuk digunakan dalam sitosol (misalnya,
sitoplasma dan ikut serta dalam pembuatan protein. enzim glikolitik) atau protein-protein untuk masuk ke dalam
Subunit ribosom besar dan kecil bertemu melalui nukleus dan organel tertentu lainnya disintesis pada
ikatannya dengan intai mRNA (Gambar 2-9) dan biasanya poliribosom ada klaster sitoplasmik terisolasi. Poliribosom
sejumlah besar ribosom terdapat pada mRNA berupa terpasang melalui subunit besar pada membran retikulum
poliribosom (polisom). Sekuens nukleotida mRNA endoplasma (RE) translasi kode mRNA dari protein
menentukan sekuens asam amino dari protein yang membran di RE, aparatus Golgi, atau membran sel; enzim
disintesis, dengan ribosom yang merakit polipeptida dari untuk disimpan di lisosom; dan protein menjalani eksositosis
asam amino yang dihantarkan oleh RNA transfer (tRNA). vesikel sekretorik.
Inti setiap ribosom yang padat mengandung molekul rRNA
Retikulum Endoplasma
yang tidak hanya memberikan penyangga pembacaan yang
tepat dan ketika ribozim mengatalisis pembentukan ikatan Sitoplasma kebanyakan sel mengandung jaringan membran
peptida kovalen. protein ribosom yang berada lebih perifer kompilasi disebut retikulum endoplasma (RE). Jaringan ini
tampaknya berfungsi menstabilkan inti RNA katalitik. (retikulum) memanjang dari permukaan inti untuk membran
sel dan membungkus serangkaian hubungan saluran dan
Ribosom bersifat sangat basofilik karena banyaknya
kantung disebut sisterna (Gambar 2-10). Dengan membran
gugus fosfat sebagai unsur rRNA, yang bertindak sebagai
permukaan hingga 30 kali dari membran sel, RE menyediakan
polianion. Jadi, tempat-tempat dalam sitoplasma yang
situs utama untuk kegiatan selular vital,
BAB 2 ■ Sitoplasma
Inti sel
Sisterna
Ribosom
a c
Ribosom RE kasar
RE halus
Fungsi Retikulum Endoplasma
(a) Retikulum endoplasma adalah jaringan anastomosis dari (b) Oleh mikroskop transmisi elektron (MTE) sisterna dari (REK)
hubungan saluran atau sisterna dibentuk oleh membran secara retikulum endoplasma kasar muncul terpisah, tapi mereka benar-
terus menerus, dengan beberapa regio yang menanggung benar membentuk saluran secara terus menerus atau
polisom kasar muncul dan regio lainnya menjadi halus muncul. kompartemen dalam sitoplasma. Sisterna membran yang saling
Tiga aktivitas utama yang terkait dengan retikulum endoplasma berhubungan dari retikulum endoplasma kasar (REK) diratakan,
halus adalah (1) biosintesis lipid, (2) detoksifikasi senyawa yang sementara dari retikulum endoplasma kasar (REH) sering
berpotensi bahaya, dan (3) sekuestrasi ion Ca2+. Jenis sel tubular.14,000X.
tertentu dengan retikulum endoplasma halus (REH) berkembang (c) Pada sel endotel yang dibiakkan dan sangat tipis, retikulum
dengan baik biasanya khusus untuk salah satu fungsi tersebut. endoplasma (hijau) dan mitokondria (jingga) dapat divisualisasi-
kan dengan pewarna fluoresen vital yang terikat secara spesifik
dengan organel tersebut. Metode pemulasan ini dengan sel utuh
memperlihatkan secara jelas retikulum endoplasma kontinu yang
berbentuk seperti tali sepatu dan terdapat di semua regio
sitoplasma.
(Figure 2–10c, atas izin dari Invitrogen.)
termasuk biosintesis protein dan lipid. Selain itu, RE sisterna Retikulum Endoplasma Kasar
(L. sisterna, waduk), yang muncul sebagai ruang terpisah di Retikulum endoplasma kesar (REK), banyak dijumapai di
elektron bagian mikroskopis, terdiri kompartemen sel dalam sel yang dihkususkan untuk sekresi protein, seperti sel
internal yang terus menerus yang mengumpulkan protein asini pankreas (enzim pencernaan), fibroblas (kolagen), dan
untuk modifikasi dan pengiriman yang baru disintesis ke sel plasma (imunoglobulin). RER tersusun dari tumpukan
jalur yang mengarah ke organel lain dan untuk sekresi. sisterna gepeng yang menyerupai kantong (Gambar 2-10),
Dalam kebanyakan sel lebih dari seperempat dari semua dan dibatasi oleh membran yang berhubungan langsung
protein diimpor ke dalam lumen RE atau diintegrasikan ke dengan membran luar selubung inti. Adanya poliribosom
dalam membran RE. juga menyebabkan terpulasnya organel ini secara basofilik
Di banyak tempat, sisi sitosolik membran tersebut bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
diliputi oleh poliribosom yang menyintesis molekul protein
Fungsi utama RER adalah untuk memisahkan protein
yang disuntikkan ke dalam sisterna. Hal tersebut
yang tidak diperuntukkan untuk sitosol. Fungsi lainnya
memungkinkan perbedaan antara dua jenis retikular
meliputi glikosilasi awal (inti) glikoprotein,
endoplasma: kasar dan halus.
31
BAB
mRNA tRNA
2
Urutan sinyal dihapus
Polipeptida baru
dengan peptida
sinyal awal SRP terikat pada
peptida sinyal
Terminus amino baru ditranslasi dari protein yang akan struktural dari subunit ribosom besar, lebih tegas melampirkan
dimasukkan ke dalam membran atau diasingkan ke vesikel ribosom ke RE. Sinyal peptida hidrofobik translokasi melalui
mengandung 15-40 asam amino yang mencakup urutan tertentu pori protein (translocon) dalam membran RE, dan SRP
dari residu hidrofobik yang terdiri urutan sinyal atau sinyal dibebaskan untuk digunakan kembali. Peptida sinyal dihapus
peptida. Urutan ini dibatasi oleh sinyal-pengakuan partikel (SRP), dari protein tumbuh oleh peptida dan translokator polipeptida
yang kemudian lebih tegas dan mengikat reseptor di berkembang terus sampai benar-benar dipisahkan ke dalam
UGD.reseptor lain dalam membran RE mengikat protein sisterna RE.
sintesi fosfolipid, perikatan protein dengan banyak-rantai, Protein disintesis di RER mempunyai beberapa tujuan:
dan modifikasi pasca-translasi tertentu pada polipeptida yang penyimpanan intrasel (misalnya dalam lisosom dan granula
baru dibentuk. Kegiatan ini dimediasi oleh enzim sendiri spesifik leukosit), penyimpanan protein intrasel yang bersifat
RER dan oleh kompleks protein yang bertindak sebagai sementara sebelum eksositosis (misalnya, di pankreas,
chaperones molekul membimbing lipat protein baru beberapa sel endokrin), dan sebagian komponen membran
terbentuk, menghambat agregasi, dan umumnya pemantauan lainnya (misalnya, protein integral). (Gambar 2-12)
kualitas protein dalam RER. memperlihatkan beberapa jenis sel dengan perbedaan jelas
Semua sintesis protein dimulai pada poliribosom yang pada tujuan produk protein utamanya dan mekanisme
tidak melekat pada retikulum endoplasma. RNA messenger perbedaan tersebut dalam menentukan tampilan histologis
dari protein yang dipisahkan di retikulum endoplasma, sel.
mengandung sederhana basa tambah pada ujung 5' yang RER memiliki sistem yang sangat terlergurasi untuk
mengkode sekitar 15-40 asam amino, terutama asam amino mencegah protein tidak terproses diteruskan ke jalur untuk
hidrofobik sehingga membentuk sekuen sinyal protein RE. sekresi atau organel lainnya. Protein baru yang tidak dapat
Saat diterjemah, sekuens sinyal berinteraksi dengan suatu dilipat atau dipasang dengan benar oleh chaperones
kompleks-6 polipeptida yang berbeda dan terikat pada menjalani RE-terkait degradasi (ERAD), dimana protein
molekul RNA kecil, suatu kompleks yang disebut sebagai unsalvageable translokasi kembali ke sitosol, konjugasi
pertikel pengenal sinyal (SRP). SRP menghambat ubiquitin, dan kemudian terdegradasi oleh proteosom.
pemanjangan polipeptida lebih lanjut sampai kompleks
poliribosom-SRP terikat pada suatu reseptor di membran RE.
Setelah kompleks tersebut terikat, SRP dibebaskan dari ❯❯ APLIKASI MEDIS
poliribosom, dan memungkinkan translasi selanjutnya Kontrol kualitas selama produksi protein dalam RER dan
(Gambar 2-11) rantai polipeptida yang sedang terbentuk berfungsi dengan ERAD untuk membuang protein yang
ditranslokasikan ke membran melalui suatu pori yang rusak sangat penting dan beberapa penyakit keturunan
dibentuk oleh kompleks protein lainnya. Begitu berada dalam hasil dari malfungsi dalam sistem ini. Sebagai contoh,
lumen RER, sekuens sinyal dipindahkan oleh suatu enzim, dalam beberapa bentuk sel tulang osteogenesis imperfekta
yaitu peptidase sinyal. Dengan ribosom merapat di mensintesis dan mensekresikan molekul prokolagen cacat
permukaan RE, translasi berlanjut dengan polipeptida yang yang tidak bisa merakit dengan baik dan menghasilkan
sedang tumbuh mendorong sendiri sementara pendamping jaringan tulang sangat lemah.
dan protein lain berfungsi untuk "menarik" polipeptida baru
lahir melalui kompleks translokator. Setelah melepaskan dari
ribosom, translasi modifikasi paskah dan lipat tepat dari
polipeptida di melanjutkan.
BAB 2 ■ Sitoplasma
(a) Eritroblast (b) Leukosit eosinofilik (c) Sel plasma (d) Sel asinin pankreas
Ultrastruktur dan banyak aspek histologi umum sebuah sel (c) Sel dengan sejumlah besar RER dan apparatus Golgi yang
ditentukan oleh sifat protein dominan yang dibuat sel. berkembang baik memperlihatkan sedikit granula sekretorik
(a) Sel yang tidak atau sedikit menyintesis protein untuk karena protein mengalami eksositosis sesaat setelah pemro-
disekresi memiliki sangat sedikit retikulum endoplasma sesan di Golgi terselesaikan. Banyak sel, terutama sel epitel,
kasar, dengan poliribosom yang hampir kesemuanya berada terpolarisasi, yang berarti bahwa distribusi RER dan vesikel
bebas dalam sitoplasma sekretorik berbeda di berbagai regio atau kutub sel.
(b) Sel yang menyintesis, memisahkan, dan menyimpan (d) Sel epitel yang dikhususkan untuk sekresi memiliki polaritas
berbagai protein dalam vesikel atau granula sekretorik yang tersendiri, dengan RER yang banyak terdapat pada ujung
spesifik selalu memiliki retikulum endoplasma kasar, basalnya dan granula sekretorik matur pada kutub apikal yang
aparatus Golgi, dan sejumlah granula berisi protein yang siap mengalami eksositosis ke dalam kompartemen ekstrasel yang
disekresikan. tertutup, yakni lumen kelenjar.
Retikulum Endoplasma Halus toksik tertentu, seperti alkohol dan barbiturat. Suatu contoh
Daerah retikulum endoplasma tanpa adanya poliribosom penting reaksi detoksifikasi tersebut adalah detoksifikasi
yang melekat membentuk retikulum halus (SER) pada yang dikatalisis oleh famili sitokrom P-450 enzim.
kebanyakan sel, jumlah retikulum ini lebih sedikit ketimbang Fungsi SER lainnya yang penting adalah mengikat dan
RER tetapi berhubungan secara kontinu dengan RER melepaskan Ca2+ secara berkendali, yang merupakan bagian
(Gambar 2-10). Kekurangan poliribosom, REH tidak bersifat dari respons cepat sel terhadap berbagai stimulus eksternal.
basofilik dan terbaik dilihat dengan MTE. Sistem RER lebih Fungsi tersebut sangat berkembang pada sel otot, dengan
tubular dan lebih cenderung tampak sebagai tumpukan SER yang berperan serta pada proses kontraksi dan menjadi
saluran-saluran yang saling berhubungan, dengan bentuk suatu bentuk khusus yang disebut retikulum sarkoplasma
dan ukuran yang bervariasi, dan bukan menyerupai (lihat Bab 10).
tumpukan sistem gepeng. REH berisi beberapa enzim yang
ditemukan di REK, tetapi khusus untuk fungsi yang berbeda ❯❯ APLIKASI MEDIS
lainnya, termasuk glikogen dan metabolisme lipid, reaksi
Penyakit kuning menunjukkan perubahan warna kekuningan
detoksifikasi, dan penyerapan sementara Ca2+.
Peran utama SER adalah sintesis berbagai molekul pada kulit dan disebabkan oleh akumulasi cairan
fosfolipid yang menyusun semua membran sel. The ekstraseluler bilirubin dan senyawa pigmen lainnya, yang
phospholipids are transferred from the SER to other biasanya dimetabolisme oleh enzim SER di sel-sel hati dan
membranes in various ways: (1) melauikomunikasi langsung diekskresikan sebagai empedu. Penyebab penyakit kuning
sering pada bayi baru lahir karena belom berkembangnya
dengan RER yang memungkinkan difusi later, (2) melalui
REH di sel-sel hati, sehingga bilirubin gagal yang akan
vesikel yang melepaskan diri, bergerak ke dan bergantung
dikonversi ke bentuk yang mudah dikeluarkan.
dengan organel bermembran lainnya, atau (3) melaui
pengangkutan terpisah oleh protein transfer fosfolipid pada
sel yang membuat hormon steroid (misalnya, sel korteks
adrenal), SER memenuhi sebagian besar sitoplasmanya dan
mengandung sejumlah enzim yang diperlukan untuk Apparatus Golgi
menyintesis steroid. Apparatus Golgi yang sangat dinamis atau kompleks Golgi
SER banyak dijumpai dalam sel hati dengan enzim- melengkapi modifikasi pascatranslasi dan mengemas serta
enzim yang berfungsi untuk proses oksidasi, konjungsi, dan
metilasi, ynang memecah hormon dan menetralisasi zat
33
BAB
Lisosom adalah tempat pencernaan intrasel dan penggantian
histologi, Camilo Golgi yang menemukannya pada tahun komponen sel. Lisosom (Yun. Iysis, larutan, + soma, badan)
2
1898, terdiri atas saccula bermembran yang halus dengan adalah vesikel bermembran yang mengandung sekitar di
fungsi-fungsi yang telah disebutkan (Gambar 2-13). Pada sel
TV Regio
pengiriman
vaskular
CF Vesikel
sekretori
SV
TF
SV
Vesikel
Vesikel
transpor
transpor
Lumen sisterna
yang terisi dengan
TV produk sekreteri
ER
G
M
b c
Apparatus Golgi merupakan suatu sistem vesikel membran dan (b) Aspek morfologis apparatus Golgi diperlihatkan oleh SEM,
sisterna yang kompleks secara morfologis dan sangat plastis; yang menunjukkan gambaran tiga-dimensi regio antara RER
dalam organel ini, protein dan molekul lain yang dibuat di RE dan kompartemen membran Golgi. Sel dapat memiliki beberapa
mengalami modifikasi dan maturasi lalu dipisahkan ke dalam apparatus Golgi, masing-masing dengan tumpukan sisterna dan
vesikel spesifik yang ditujukan untuk sejumlah peran pada sel. permukaan cis dan trans yang dinamis, dan struktur tersebut
(a) Mikroskop transmisi elektron (MTE) apparatus Golgi biasanya berada di dekat inti sel. 30,000X.
memberikan bukti awal tentang bagaimana fungsi organel ini. (c) Fibroblas dipulas oleh metode imunositokimiawi dengan
Untuk sebelah kiri adalah sisterna dari retikulum endoplasma antibodi terhadap golgin-97 untuk memperlihatkan sejumlah
kasar (REK) dan dekat dengan banyak vesikel kecil di besar kompleks vesikel Golgi (hijau), di dekat inti sel, dengan
permukaan cis (CF), atau menerima permukaan, aparatus Golgi, latar belakang mikrofilamen yang tersusun sebagai serabut
penggabungan dengan yang pertama dari beberapa yang stres dan dipulas dengan phalloidin fluoresen (ungu). Karena
diratakan Golgi sisterna. Di tengah adalah karakteristik yang banyaknya lipid di membran tersebut, apparatus Golgi sulit
diratakan, melengkung, dan ditumpuk sisterna medial divisualisasikan dengan mikroskop cahaya pada irisan yang
kompleks. Data sitologi dan molekuler menunjukkan bahwa dipendam dalam parafin dan dipulas dengan H&E.Namun, pada
protein vesikel transportasi lainnya (VT) membawa protein sel dengan kompleks Golgi yang sangat aktif, seperti leukosit
sisterna sampai di wajah trans (WT), atau regio pengiriman, yang sedang berkembang, organel tersebut terkadang dapat
lebih besar kondensasi vesikel sekretori (VS) dan vakuola dilihat sebagai suatu regio yang tidak terpulas di dekat inti
lainnya muncul untuk membawa protein dimodifikasi tempat (terkadang disebut 'hantu Golgi' [Golgi ghost]) dan dikelilingi
lain dalam sel. Pembentukan dan fusi dari vesikel melalui sitoplasma basofilik.
apparatus Golgi dikendalikan oleh protein membran spesifik. (Figure 2–13 diproduksi ulang atas izin T. Naguro dan A. lino:
30,000x. Inset: daerah kecil dari apparatus Golgi di bagian 1 μm Prog. Clin. Biol. Res. 1989;295:250. Hak cipta ©1989 oleh Wiley
dari sel berwarna perak, menunjukkan glikoprotein berlimpah Liss, Inc., cabang dari John Wiley & Sons, Inc. Gambar 2-20c,
dalam sisterna. atas izin dari Invitrogen.)
35
2BAB
Sitoplasma ■ Organel Sitoplasma
RE kasar
Dalam REK
• Protein baru translokasi ke RE sisterna
• Pra Rakitan oligosakarida kaya mannosa ditambahkan
ke residu asparagin spesifik (N-terikat)
• Protein dilipat, dipandu oleh pendamping, dengan
RER kontrol kualitas yang ketat
Poliribosom
• Ikatan disulfida terbentuk antara residu sistein spesifik
Vesikel transpor
dari RER ke Golgi
Dalam jaringan Golgi cis (JGC),
Golgi cis • Gerakan vesikel dari RER dan meneruskan melalui
JGC dipromosikan oleh COPII protein lapis
• Demikian pula, COP I mengontrol gerakan vesikel retrograd
• Manosa 6-fosfat ditambahkan ke enzim lisosom yang akan datang
• N-terkait oligosakarida dibatasi dan gula lain ditambahkan
Lisosom
Granul sekretori
Protein
Eksositosis membran
Proses-proses molekul utama tercantum di sebelah kanan, berikutnya hingga mencapai tujuannya.
dengan kompartemen utama di mana molekul terjadi. Dalam
jejaring trans Golgi, glikoprotein dan protein bergabung dengan
reseptor spesifik yang memandunya ke tahap
yang memulai lisis sitoplasma yang terselubungi. Dalam sel yang harus mencerna substrat yang hilang atau
Autofagosom diperkuat dalam sel sekretoris yang telah rusak oleh enzim autofagotosis berikutnya, lisosom tidak
dipenuhi dengan granula sekretorik. Produk pencernaan dari dapat berfungsi dengan baik. Sel-sel tersebut terakumulasi
autofagosom digunakan kembali dalam sitoplasma. lisosom sekunder besar atau badan residual diisi dengan
makromolekul tercerna. Akumulasi vakuola ini akhirnya
dapat mengganggu sel normal atau fungsi jaringan, gejala
❯❯ APLIKASI MEDIS
penyakit menyebakan. Beberapa penyakit penyimpanan
Penyakit dikategorikan sebagai gangguan penyimpanan lisosomal yang tercantum dalam Tabel 2-3, dengan enzim
lisosomal berasal dari enzim yang hilang atau rusak dalam yang terlibat untuk masing-masing dan jaringan yang
satu atau lebih dari enzim pencernaan hadir dalam lisosom, terkena.
biasanya karena mutasi yang mengarah ke kekurangan
salah satu enzim, atau cacat karena pengolahan rusak
paska translasi.
36 BAB 2 ■ Sitoplasma
C
S
G
Pemeriksaan TEM suatu area sel asinar pankreas lebih padat. Pada irisan yang dipulas dengan H&E, granula
memperlihatkan banyak granula sekretorik padat-elektron (S) sekretorik sering terlihat sebagai struktur eosinofilik, yang pada
dengan vakuola yang berkondensasi (C) di apparatus Golgi (G). sel epitel terpolarisasi, terkonsentrasi di bagian apikal sebelum
Granula tersebut terbentuk saat isi vakuola Golgi menjadi terjadinya eksositosis. 18.900x.
Proteasom.
Proteasom adalah sejumlah besar kompleks protein yang protein (terdiri atas 76 asam amino) sitosol yang ditemukan
tidak berhubungan dengan membran, dan ukuran setiap pada semua sel. Protein yang mengalami denaturasi atau
struktur ini kira-kira sebesar subunit ribosom kecil. protein dengan asam amino yang teroksidasi menjadi
polipeptida yang tidak diperlukan lagi oleh sel dan menjadi sasaran untuk dihancurkan setelah dikenali oleh kompleks
suatu mekanisme yang penting untuk membatasi aktivitas enzim yang mengkonjugasikan suatu molekul ubikuitin
suatu protein spesifik dalam periode waktu tertentu. dengan suatu residu lisin dalam protein tersebut, yang
Proteasom juga mengeluarkan protein yang tidak lagi diikuti dengan pembentukan rantai multi-ubikuitin. Protein
dibutuhkan oleh sel dan memberikan mekanisme penting yang mengalami ubikuitinisasi dikenali oleh partikel
untuk membatasi aktivitas dari protein khusus untuk jendela pengatur proteasom, yang diuraikan oleh ATPase dengan
waktu tertentu. Sedangkan lisosom mencerna organel dan memanfaatkan energi dari ATP dan mengalami translokasi
membran oleh autofagi, kesepakatan proteasom terutama ke dalam partikel inti, tempat protein tersebut dirombak
dengan protein bebas sebagai molekul individu. menjadi peptida-peptida pendek. Peptida ini dipindahkan ke
Seperti yang ditunjukan pada (Gambar 2-9) proteasom dalam sitosol dan molekul ubikuitin dibebaskan oleh partikel
merupakan suatu struktur silindris yang terdiri atas empat pengatur untuk digunakan kembali.
cincin yang saling bertumpukan; setiap cincin terdiri atas Peptida tersebut dapat dirombak lebih lanjut menjadi
tujuh protein termasuk protease. Di setiap ujung silinder asam amino atau ditujukan untuk kepentingan yang Iain,
tersebut terdapat sebuah partikel pengatur yang kompleks penyaji antigen sel yang mengaktifkan respons
mengandung ATPase dan mengenali protein dengan imun.
molekul ubikuitin yang tertambat. Ubikuitin adalah suatu
GAMBAR 2–16 Lisosom.
2 BAB
Sitoplasma ■ Organel Sitoplasma
N
b
N
L G
L G
L
L
L
L
L
a c
Lisosom merupakan vesikel sferis besar berselubung-membran (b) Lisosom dalam sel endotel vaskular yang dibiakkan dapat
yang berfungsi sebagai tempat pencernaan intrasel dan dipulas secara spesifik dengan pewarna fluoresen yang
khususnya banyak terdapat dalam sel yang aktif pada berbagai tersekuestrasi dengan organel tersebut (hijau), yang banyak
tipe endositosis. Lisosom tidak terlihat dengan jelas pada sel terdapat di sekitar inti sel yang dipulas dengan biru Hoechst.
yang dipulas H&E, tetapi dapat diperlihatkan dengan Mitokondria (merah) tersebar di antara lisosom.
mikroskop cahaya setelah pemulasan dengan biru toluidin. (c) Dengan TEM, lisosom (L) memiliki tampilan khas yang padat-
(a) Sel di sebuah tubulus ginjal memperlihatkan sejumlah elektron dan tampak pada gambar ini di dekat kelompok
lisosom ungu (L) di area sitoplasma antara inti sel (N) pada sisterna Golgi (G). Lisosom yang kurang dipadati elektron
basal dan ujung apikal sel di bagian tengah tubulus. Dengan menggambarkan heterolisosom dengan pencernaan isinya yang
menggunakan endositosis, sel-sel ini secara aktif menangkap sedang berlangsung. Sel merupakan suatu makrofag dengan
protein kecil di lumen tubulus, menguraikan protein di lisosom, sejumlah besar penjuluran sitoplasma halus (panah). 15.000x.
dan melepaskan asam amino yang terbentuk untuk digunakan (Figure 2–16b,atas izin dari Invitrogen.)
kembali. 300x
TABEL 2–3 Contoh penyakit penyimpanan lisosom yang disebabkan oleh enzim lisosom yang rusak.
Penyakit Enzim yang cacat Organ utama yang terpengaruh
Fagositosis
bakteri atau puing-
puing (oleh neutrofil)
Vesikel
Vakuola
endotoksin
fagositosis
Pelepasan
nutrisi selama
pencernaan
Endosom
awal
Endosom
akhir Lisosom Tubuh residu yang
sekunder mengandung
bahan dicerna
Lisosom
primer
Autofagosom
Apparatus
Golgi
Sekresi enzim
hidrofilik (mis, oleh
osteoklas)
Vakuola
autofagi
membentuk sekitar
mitokondria
Inti
RER
Sintesis enzim terjadi di RE kasar, dan enzim dikemas dalam diperlukan diselubungi membran dan struktur yang terbentuk
apparatus Golgi. Endositosis menghasilkan vesikel yang menyatu bergabung dengan suatu lisosom. Produk dari lisosom
dengan endosom sebelum bergabung dengan lisosom. Vakuola pencernaan yang didaur ulang ke sitoplasma, tetapi molekul
fagositosis (atau fagosom) seiring dengan lisosom primer yang tidak dicerna tetap dalam badan residu membran-tertutup,
menjadi lisosom sekunder (atau hetero lisosom), di mana bahan yang dapat terakumulasi dalam sel berumur panjang sebagai
tercerna terdegradasi. Autofagosom, seperti yang diperlihatkan lipofusin. Pada beberapa sel, seperti osteoklas, enzim lisosom
di sini dengan RE dan mitokondria dalam proses pencernaan, disekresi ke sejumlah kompartemen ekstrasel.
dibentuk setelah kelebihan organel atau organel yang tidak
39
Mitokondria
GAMBAR 2–18 Autofagi
BAB
Mitokondria (Yun. mitos, benang, + chondros, granula)
adalah organel bermembran dengan sederetan enzim yang
2
dikhususkan untuk respirasi aerob dan produksi adenosin
a b
(a) Pada irisan sel yang dipulas dengan H&E, seperti sel-sel sepanjang mikrotubulus. Persiapan tersebut juga menunjukkan
tertentu pada lapisan internal lambung, mitokondria biasanya bahwa bentuk mitokondria bisa sangat plastik dan variabel.
tampak berupa sejumlah besar struktur eosinofilikMitokondria Pulasan spesifik untuk mitokondria seperti pada gambar ini
biasanya tampak bundar atau sedikit memanjang dan lebih mencakup proses inkubasi sel-sel hidup dengan senyawa
banyak di daerah sitoplasma dengan kebutuhan energi yang fluoresen yang spesifik dan berikatan secara spesifik dengan
lebih tinggi, seperti di dekat membran sel pada sel yang organel tersebut, yang diikuti dengan fiksasi dan pemulasan
mengalami banyak transpor aktif. Inti sel di bagian sentral juga imunositokimiawi mikrotubulus. Pada sediaan ini, mikrotubulus
terlihat jelas di sel-sel tersebut. terpulas hijau dan mitokondria tampak berwarna kuning atau
(b) Keseluruhan mitokondria dapat terlihat di sel-sel yang jingga, yang bergantung pada hubungannya dengan mikro-
dibiakkan, seperti sel endotel yang tampak pada gambar ini tubulus hijau. Inti sel dipulas dengan DAPI.
dan sering terlihat sebagai struktur memanjang (tampak (Gambar 2–19b, atas izin dari Invitrogen.)
berwarna kuning atau jingga), yang biasanya tersusun paralel di
setiap kompleks sintase menghasilkan lebih dari 100 molekul ❯❯ APLIKASI MEDIS
ATP per detik.
BAB
Peran lain untuk mitokondria terjadi pada waktu stres Beberapa gangguan yang cukup langka timbul dari protein
2
sel, ketika sitokrom c dilepaskan dari ruang antarmembran perokisomal rusak. Adrenoleukodistrofi neonatal yang
Sitoplasma ■ Sitoskeleton
ke dalam sitoplasma. Dalam sitoplasma protein ini disebabkan oleh suatu defek protein membran integral, yang
mengaktifkan set protease yang mendegradasi semua ikut serta dalam pengangkutan asam lemak rantai panjang
komponen seluler dalam proses yang diatur disebut yang akan menjalani oksidasi-β ke dalam peroksisom.
apoptosis yang menyebabkan kematian sel dengan cepat Akumulasi asam lemak ini dalam cairan tubuh akan
cepat (lihat Bab 3). merusak selubung mielin di jaringan saraf, yang
Mitokondria yang baru berasal dari mitokondria yang menyebabkan gejala neurologis hebat. Kekurangan enzim
sudah ada melalui pertumbuhan dan pembelahan organel itu perokisomal menyebabkan sindrom Zellweger yang
sendiri selanjutnya. Selama proses mitosis, setiap sel anak mempengaruhi struktur dan fungsi dari beberapa sistem
menerima lebih kurang separuh dari mitokondria asal yang organ.
terdapat dalam sel induk.
Tidak seperti kebanyakan organel mitokondria adalah ❯ SITOSKELETON
sebagian otonom sebagaian dari nukleus dan aktivitasnya.
Sitoskeleton sitoplasma adalah jaringan kompleks yang
Matriks mitokondria juga mengandung sejumlah kecil
terdiri atas (1) mikrotubulus, (2) mikrofilamen (filamen
kromosom DNA sirkular ribosom, RNA messenger (mRNA)
aktin), dan (3) filamen intermediat. Struktur protein ini
dan RNA transfer, semua dengan kemiripan yang dijumpai
memberi bentuk pada sel, berperan penting bagi pergerakan
pada komponen bakteri. Sintesis protein terjadi di mito-
organel dan vesikel sitoplasma, dan juga memungkinkan
kondria, tetapi karena kurangnya jumlah DNA mitokondria,
pergerakan keseluruhan sel. Sifat penting, fungsi, dan lokasi
hanya sebagian kecil protein mitokondria yang diproduksi
komponen sitoskeletal dirangkum dalam Tabel 2-4.
setempat. Sebagian besar dikode oleh DNA inti dan di-
sintesis dalam sitoplasma. Protein tersebut memiliki sekuens Mikrotubulus
asam amino yang kecil yang merupakan suatu sinyal untuk
ambilannya melalui membran mitokondria. Fakta bahwa Di dalam matriks sitoplasma sel-sel eukariotik terdapat
mitokondria memiliki karakteristik bakterial tertentu telah struktur tubular halus yang dikenal sebagai mikrotubulus
memunculkan hipotesis bahwa mitokondria berasal dari lihat (Tabel 2-4; Gambar 2-22). Mikrotubulus juga
nenek moyang prokariot aerob yang telah beradaptasi ditemukan dalam tonjolan sitoplasma yang disebut silia
dengan kehidupan simbiosis di dalam nenek moyang sel (dibahas dalam Bab 4) dan flagela. Setiap mikrotubulus
pejamu eukariotik. adalah bersifat hampa udara, dengan diameter luar 25 nm
dan dinding 5 nm tebal, struktur yang menganugerahkan
Peroksisom kekakuan signifikan untuk membantu mempertahankan
Peroksisom adalah organel bulat tertutup oleh membran bentuk sel. Panjang mikrotubulus bervariasi, dan setiap
tunggal dan untuk enzim ini memproduksi dan tubulus dapat mencapai panjang beberapa mikrometer.
mendegradasi hidrogen peroksida, H2O2 (Gambar 2-21). Kadang-kadang, lengan atau jembatan menghubungkan dua
Oksidase yang terletak di sini mengoksidasi substrat dengan atau lebih mikrotubulus, yang sangat penting di silia dan
menghapus atom hidrogen yang ditransfer ke molekul flagela
oksigen (O2), memproduksi H2O2. Peroksidase seperti Seperti ditunjukkan pada Tabel 2-4, Subunit protein
katalase segera memecah H2O2, yang berpotensi merusak sebuah mikrotubulus adalah suatu heterodimer yang terdiri
sel. enzim ini juga menonaktifkan berbagai molekul atas molekul tubulin α dan β yang tersusun dari asam amino
berpotensi toksik, termasuk beberapa resep obat, khususnya yang berhimpitan, dan setiap tubulin memiliki berat molekul
di sel hati dan sel ginjal peroksisom besar dan berlimpah. sekitar 50 kDa. Pada kondisi yang sesuai, (in vivo atau in
Enzim beragam lainnya di peroksisom melengkapi vitro), heterodimer tubulin berpolimerisasi membentuk
fungsi tertentu REH dan mitokondria dalam metabolisme mikrotubulus dengan susunan berbentuk sedikit spiral yang
lipid dan molekul lainnya. Dengan demikian, β-oksidasi dapat terlihat dengan sediaan mikroskop elektron khusus.
asam lemak rantai panjang (18 karbon dan lebih lama) yang Seluruhnya terdapat 13 unit dalam satu putaran lengkap dari
istimewa dicapai oleh enzim peroxisomal yang berbeda dari spiral. Subunit yang tersusun secara longitudinal memben-
rekan-rekan mitokondria ini. Reaksi tertentu yang mengarah tuk protofilamen dan 13 protofilamen yang paralel
pada pembentukan asam empedu dan kolesterol juga terjadi membentuk suatu mikrotubulus.
di peroksisom. Polimerisasi tubulin yang membentuk mikrotubulus
Peroksisom membentuk dua cara: tunas vesikel secara in vivo diarahkan oleh pusat pengatur mikrotubulus
prekursor dari RE atau pertumbuhan dan pembelahan yang (MTOCs), yang mengandung kompleks cincin y-tubulin yang
sudah ada sebelumnya peroksisom. organel ini tidak bekerja sebagai tempat nukleasi untuk polimerisasi.
memiliki asam nukleat; enzim ini disintesis di poliribosom Mikrotubulus merupakan struktur terpolarisasi dan
sitosol bebas dan menanggung urutan sinyal kecil dari asam pertumbuhan, melalui polimerisasi tubulin, berlangsung
amino di ujung karboksil. Sinyal ini dikenal oleh reseptor lebih cepat pada salah satu ujung mikrotubulus yang sudah
yang terletak di membran perokisomal dan protein yang ada (Gambar 2–23).
diimpor.
BAB 2 ■ Sitoplasma
a b
Luar
membran
mitokondria
Dalam
membran
mitokondria
Krista
Matriks
Asam lemak
CO2
ATP β Oksidasi
H+ 2H+
H+
Elektron kompleks
II
H+ H+ H+ rantai transpor
H+ I III
Ruang antarmembran H+ IV
H+ H+
H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+
H+ H+
H+
H+ Sintase ATP
H+ H+
H+
H+
ATP ATP
H+ ATP ADP + Pi ADP + Pi
ADP + Pi
Sintesis ATP
H+ H+
H+
43
Kedua membran mitokondria dan matriks dapat dilihat di MTE protein dari sistem transpor elektron membran dalam yang
BAB
dan diagram. disertai dengan gerakan diarahkan proton (H+) dari matriks ke
ruang intermembranous. Membran dalam kedap proton, dan
2
(a) Membran luar yang halus dan membran dalam memiliki
banyak lipatan tajam yang disebut krista yang sangat hasilnya adalah gradien elektrokimia melintasi membran.
Sitoplasma ■ Sitoskeleton
meningkatkan luas permukaan. Krista lebih banyak di Protein membran-terkait lainnya membentuk sistem ATP
mitokondria sel yang sangat aktif. Matriks mitokondria terdalam sintase, yang masing-masing membentuk kompleks globular
adalah gel yang mengandung banyak enzim. Permukaan pada struktur tangkai-seperti proyeksi dari sisi matriks dari
membran dalam kontak dengan matriks dipenuhi dengan banyak membran dalam. Saluran di kompleks enzim ini memungkinkan
kompleks protein multimerik menyerupai unit globular pada aliran proton menuruni gradien elektrokimia dan melintasi
batang pendek. Ini berisi sintase kompleks ATP yang membran kembali ke matriks. Gerakan ini disalurkan proton
menghasilkan sebagian besar ATP sel. menyebabkan berputar cepat polipeptida tertentu dalam
globular ATP sintase kompleks, mengubah energi dari aliran
(b) Metabolit seperti piruvat dan asam lemak masukkan proton menjadi energi mekanik. Protein subunit lain dari
mitokondria melalui porins membran dan dikonversi menjadi tempat kompleks energi ini dalam ikatan fosfat baru dari ATP
asetil CoA oleh enzim matriks siklus asam sitrat (atau siklus yang kemudian meninggalkan mitokondria untuk digunakan di
Krebs), menghasilkan beberapa ATP dan NADH (nicotinamide seluruh sel.
adenine dinukleotida), sumber utama dari elektron untuk
transpor elektron rantai. Pergerakan elektron melalui kompleks
P G
a b c
Peroksisom. Peroksisom (atau badan mikro) adalah organel (c) Sel endotel biakan yang diproses dengan metode
kecil sferis bermembran berisi enzim yang menggunakan O2 imunositokimiawi memperlihatkan banyak peroksisom (hijau)
untuk memindahkan atom hidrogen dari substrat, biasanya yang terdistribusi di seluruh sitoplasma di antara mitokondria
asam lemak, dalam suatu reaksi yang menghasilkan hidrogen panjang yang terpulas vital (merah) di sekitar inti sel yang
peroksida (H2O2) yang harus diuraikan menjadi air dan O2 oleh dipulas dengan DAPI (biru). Peroksisom yang diperlihatkan di sini
enzim lain, katalase. secara spesifik dipulas dengan suatu antibodi terhadap protein
(a) Dengan TEM, peroksisom (P) biasanya memperlihatkan membran PMP70.
matriks homogen dengan kepadatan elektron derajat-sedang, (Gambar 2–21c, , atas izin dari Invitrogen.)
tetapi dapat mencakup struktur internal kristaloid yang lebih
gelap dan menggambarkan padatnya konsentrasi enzim. Panah
mengindikasikan agregat kecil glikogen (G). (30.000x)
(b) Peroksisom (P) di sebagian besar spesies ditandai dengan
pusat, lebih elektron-padat kristaloid agregat enzim konstituen,
seperti yang ditunjukkan di sini. 60,000x.
44 BAB 2 ■ Sitoplasma
TABEL 2–4 Sifat komponen sitoskeletal (mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen menengah).
Mikrofilamen
Protofibril
Polimer
Protofilamen
N C
α αβ β
C N
Subunit Heterodimer dari αβ-tubulin Monomer G-aktin Tetramer antiparalel mirip seperti 2
batang lilitan
Keseluruhan Tabung berongga dengan 2 filamen terlilit dari F- Kabel dari 4 protofibrils terjalin,
struktur dinding dari 13 protofilamen aktin masing-masing terdiri dari tetramer
paralel dibundel terkait ujung ke ujung
Diameter 25 nm 5-7 nm 8-10 nm
Protein α dan β tubulin (54 kDa) Bulat G-aktin (42 kDa) Berbagai α-heliks batang seperti
monomer protein (~ 55 kDa, Tabel 2-5)
Polaritas + dan − ujungnya + dan− ujungnya Tidak ada polaritas nampak
Relatif stabil Dinamik dalam sitoplasma; Dinamik Stabil
stabil di axonemes
Lokasi umum Memancar melalui sitoplasma Terkonsentrasi di bawah Tersusun seluruh sitoplasma; di
dari konsentrasi centrosome; membran sel; di ekstensi sel desmosom; dalam amplop
axonemes seperti mikrovili nukleus
Fungsi tombol Mempertahankan bentuk dan polaritas Sel kontrak da sel bergerak ; Memperkuat sel dan struktur jaringan;
sel; menyediakan jalur untuk organel mengubah bentuk sel; mempertahankan bentuk sel;
dan gerakan kromosom; mengarahkan sitokinesis; transportasi mempertahankan bentuk nukleus
silia dan flagela sitoplasma dan streaming (lamin)
Mikrotubulus menunjukkan instabilitas yang dinamis, Stabilitas mikrotubulus sangat bervariasi dengan lokasi
dengan polimerisasi tubulin dan depolimerisasi yang seluler dan fungsi; mikrotubulus silia sangat stabil,
bergantung pada konsentrasi Ca2+, Mg2+, GTP dan oleh sedangkan yang dari pemintal mitosis yang berumur
protein terkait-mikrotubulus yang spesifik MAP memendek.
(microtubule-associated protein). Energi untuk perakitan MTOC dominan dalam sel yang paling somatik adalah
berasal dari GTP terikat tubulin, dan mikrotubulus individu sentrosom, yang diselenggarakan sekitar dua sentriol
mempersingkat sebagai depolimerisasi melebihi pertumbuh- silinder, masing-masing sekitar 0,2 m dan diameter 0,3-0,5 m
an. panjang. Setiap sentriol terdiri atas 9 triplet mikrotubulus
dan mikrotubulus-mikrotubulus yang berdekatan berbagi
sejumlah protofilamen. (Gambar 2–24 ). With their long axes
at right angles,
45
GAMBAR 2–22 Mikrotubulus dan filamen aktin GAMBAR 2–23 Ketidakstabilan dinamik mikrotubulus.
BAB
dalam sitoplasma.
2
Sitoplasma ■ Sitoskeleton
MF Pemanjangan GTP puncak
dengan
MF (+) menambahkan GTP
tubulin
Tubulin
GTP
MT
Tubulin
MT PDB
(−)
Konsentrasi tinggi Konsentrasi
GTP tubulin bebas rendah dari
tubulin GTP
bebas
PDB puncak
b Pertumbuhan Stabil,
yang stabil atau depolimerisasi
terus-menerus protofilamen
(a) Filamen mikro aktin (MF) dan mikrotubulus (MT) dapat
jelas dibedakan pada gambar sitoplasma fibroblas dengan
TEM ini. Gambar tersebut juga memberikan perbandingan
yang baik pada diameter relatif kedua komponen sitoskeletal
ini. 60.000x.
(b) Susunan dari mikrofilamen dan mikrotubulus mudah
diperlihatkan oleh imunohistokimia menggunakan antibodi
terhadap protein subunit mereka, seperti dalam sel kutul ini.
Filamen aktin (merah) paling terkonsentrasi di tepi sel, yang
membentuk berkas sirkumferensial mencolok yang
menjulurkan filamen halus ke dalam tonjolan transien sel di
tepi sel dan mendorong membran sel. Susunan filamen aktin Pada konsentrasi tubulin stabil beberapa mikrotubulus
semacam itu membentuk suatu jejaring yang penting untuk tumbuh sementara yang lain menyusut, masing-masing yang
perubahan sel seperti pada pembelahan sel, lokomosi dan ada dalam kondisi yang disebut ketidakstabilan dinamin. Di
pembentukan tonjolan sel, lipatan, pseudopodia, lamelipodia, daerah sitoplasma di mana konsentrasi tubulin tinggi, tubulin
selubung, mikrovili dan sebagainya, yang mengubah luas GTP ditambahkan pada mikrotubulus (+) dan lebih cepat
permukaan sel atau mengarahkan pergerakan merangkak sel. daripada GTP dimasukkan dapat dihidrolisis. Yang dihasilkan
Mikrotubulus (hijau/kuning) terdapat di seluruh sitoplasma "GTP puncak " menstabilkan bahwa akhir mikrotubula dan
dan terorientasi dalam susunan yang umumnya melebar dari mempromosikan pertumbuhan yang cepat lebih lanjut.
area di sekitar inti sel ke dalam penjuluran yang paling perifer. Sebagai konsentrasi tubulin bebas menurun, laju
Selain berfungsi menstabilkan bentuk sel, mikrotubulus pertumbuhan juga menurun, sehingga memungkinkan
membentuk jalur transpor vesikel dan organel berdasarkan- hidrolisis GTP untuk mengejar ketinggalan. Yang dihasilkan
dinein menuju inti sel. "cap PDB " pada akhir mikrotubulus tidak stabil dan nikmat
depolimerisasi cepat (disebut "catastrophe"). Hal ini
(Figure 2–22b,atas izin dari Albert Tousson, University of meningkatkan konsentrasi lokal bebas, tubulin monomer
Alabama —Birmingham High Resolution imaging Facility.) yang "menyelamatkan" mikrotubula sebelum benar-benar
menghilang dan menghasilkan waktu singkat lain
mikrotubula elongasi.
Ketidakstabilan dinamin memungkinkan ujung tumbuh
dari mikrotubulus untuk mengeksplorasi sitoplasma dan
menjadi stabil ketika mereka menghubungi struktur stabil,
seperti kinektor pada kromosom awal mitosis (lihat Bab 3).
BAB 2 ■ Sitoplasma
Triplet mikrotubulus
Sentriol
Mikrotubulus
Potongan
memanjang sentriol Sentrosom
Sentrosom merupakan pusat pengatur-mikrotubulus untuk belum diketahui dengan baik, sentrosom berduplikasi sendiri
gelondong mitosis dan terdiri atas pasangan sentriol. TEM dan terbelah dua secara merata pada interfase sel; kedua
memperlihatkan bahwa dua sentriol dalam suatu sentrosom belahan memiliki suatu pasang sentriol yang sudah terduplikasi.
terdapat pada sudut tegak lurus satu sama lain dalam suatu Pada onset mitosis, dua kromosom anak bergerak ke sisi inti sel
matriks padat subunit tubulin bebas dan protein lain. Setiap yang berlawanan dan menjadi dua kutub gelondong mitosis
sentriol terdiri atas 9 triplet mikrotubulus. Pada proses yang mikrotubulus yang melekat pada kromosom.
sentriol dipasangkan untuk mengatur kompleks tubulin di Kinesin membawa organel dari MTOC menuju ujung plus
dekatnya dan protein lain sebagai matriks pericentriolar mikrotubulus; dinein sitoplasma membawa vesikel dalam
ditemukan di dekat inti sel membelah. Sebelum terjadi arah yang berlawanan. Peran penting untuk sistem ini
pembelahan, khususnya selama periode S interfase, setiap termasuk memperluas RE dari amplop nukleus untuk
sentrosom berduplikasi sehingga setiap sentrosom memiliki plasmalemma dan mengerak vesikel ke dan melalui
dua pasang sentriol. Selama mitosis, sentrosom membelah apparatus Golgi.
dua, masing-masing bergerak ke kutub yang berlawanan
arah, dan menjadi pusat pengatur bagi pembentukan
gelondong mitosis.
Mikrotubulus juga merupakan bagian dari sistem untuk ❯❯ APLIKASI MEDIS
intraseluler transportasi dari vesikel membran, kompleks Beberapa senyawa penghambat digunakan oleh ahli
makromolekul, dan organel. Contoh dipelajari dengan baik biologi sel untuk mempelajari rincian dari dinamika
termasuk transportasi axoplasmik di neuron, transportasi mikrotubulus juga banyak digunakan dalam kemoterapi
melanin dalam sel pigmen, gerakan kromosom oleh kanker untuk memblokir aktivitas gelendong mitosis pada
gelendong mitosis, dan gerakan vesikel antara kompartemen- sel neoplastik berkembang pesat. Obat tersebut termasuk
kompartemen sel yang berbeda. Dalam setiap contoh, vinblastin, vincristin, dan paklitaksel, semua yang awalnya
gerakan ditangguhkan jika mikrotubulus terganggu. ditemukan sebagai turunan tanaman.
Transportasi di sepanjang mikrotubulus berada di bawah
kendali protein yang disebut protein motor, yang
menggunakan ATP dalam menggerakkan struktur yang lebih
besar.
47
BAB
Mikrofilamen terdiri dari aktin memungkinkan motilitas sel
dan aktivitas kontraktil yang paling kontraksi dalam sel,
2
dengan pemasangan reversibel dari filamen aktin dan
Sitoplasma ■ Sitoskeleton
interaksi antara filamen tersebut dan terkait protein, miosin.
Filamen aktin tipis (5-7 nm diameter), polimer terpolarisasi,
lebih pendek dan lebih fleksibel daripada mikrotubulus a
(Gambar 2-22). Mikrofilamen terdiri dari globular G-aktin
monomer yang berkumpul di hadapan K+ dan Mg2+ menjadi
helix ganda beruntai dari filamen F-aktin (Tabel 2-4). G-
aktin umumnya ditambahkan ke pra filamen yang ada, tetapi
filamen baru dapat dibentuk dari kolam G-aktin oleh aksi
faktor nukleasi seperti formin. (–) (+)
Susunan stabil dari filamen aktin terintegrasi dengan ■ Neurofilamen terdiri atas sekurang-kurangnya 3 polipe-
susunan tebal (16-nm) miosin filamen memberikan ptida dengan berat molekul tinggi dan struktur kimiawi
kontraksi yang sangat kuat di sel khusus seperti yang dari serta peran yang berbeda. Semuanya hanya terdapat di
otot (lihat Bab 10). neuron.
■ Lamin terdiri atas tiga protein dengan berat rerata
sekitar 70 kDa yang terdapat dalam inti sel hewan.
Protein tersebut membentuk suatu kerangka struktural
tepat di sebelah dalam selubung inti.
49
TABEL 2–5 Kelas utama dan perwakilan dari protein filamen intermediate, ukuran dan lokasinya
2BAB
Kelas Protein Ukuran (kDa) Distribusi Sel Keterlibatan Penyakit (Jika diketahui)
Sitoplasma ■ Inklusi
I Sitokeratin asam 40-65 Sel epitel Gangguan kulit-terik tertentu
V Lamin 62-72 Inti dari semua sel Kardiomiopati; distrofi otot; progeria
VI Nestin 230 Beberapa batang dan embrio sel
❯ INKLUSI
Tidak seperti organel, badan inklusi sitoplasma terutama
IF
terdiri atas tumpukan metabolit atau zat lain dan sering kali
IF berupa komponen sementara sitoplasma. Karena tidak
bergerak dan tidak memiliki atau hanya sedikit menunjukkan
aktivitas metabolik, badan inklusi tidak dianggap sebagai
J organel. Badan inklusi yang penting dan umum dijumpai
meliputi:
J ■ Droplet lemak, (Gambar 2–28a), akumulasi molekul
lipid yang mencolok pada adiposit (sel lemak), sel
korteks adrenal, sel hati dan sel-sel lain
■ Granula glikogen, (Gambar 2–28b), yang disimpan dan
juga dapat terlihat pada beberapa tipe sel, terutama sel
Filamen intermedia (IF) memperlihatkan diameter rerata hati, dalam bentuk gumpalan material (terpulas positif
berukuran 8-10 nm, antara diameter filamen aktin dan
mikrotubulus, dan berfungsi memberikan daya mekanis atau
dengan PAS atau padat-elektron) yang tidak teratur.
stabilitas bagi sel. Sebuah kelas besar dan penting dari
filamen intermediate terdiri dari subunit keratin, yang
■ Granula lipofusin, badan inklusi kecil berpigmen (emas-
coklat) yang terdapat pada banyak sel, tetapi akan
menonjol dalam bebrapa sel epitel. Bundel filamen keratin
disebut tonofibrils asosiasi dengan kelas tertentu menumpuk seiring pertambahan usia pada sel yang tidak
persimpangan seluler (J) umum di sel epitel dan mudah membelah dan stabil (misalnya, neuron, otot jantung).
dilihat dengan TEM, seperti yang ditunjukkan di sini dalam Kadang-kadang disebut pigmen "mengenakan-dan-
dua ekstensi dalam sel epidermis terikat ke sel tetangga. robek," Granula lipofusin mengandung campuran
60,000X. kompleks material yang berasal dari badan residu setelah
pencernaan lisosom.
BAB 2 ■ Sitoplasma
PD
a b c
Inklusi adalah struktur sitoplasma atau deposito diisi dengan ditampilkan. Glikogen merupakan sumber siap energi, dan
makromolekul disimpan dan semua tidak hadir di semua sel. butiran tersebut sering melimpah di sel dengan aktivitas
(a) tetesan lipid yang melimpah di sel dari korteks adrenal dan metabolik tinggi. X30,000.
muncul dengan TEM sebagai struktur bola kecil dengan matriks (c) Pigment deposito (PD) terjadi pada banyak tipe sel dan
homogen (L). Mitokondria juga terlihat di sini. Sebagai aggreates dapat mengandung berbagai zat yang kompleks, seperti
molekul lipid hidrofobik inklusi ini diapit oleh monolayer tunggal lipofuscin atau melanin. butiran lipofuscin mewakili
fosfolipid dengan berbagai protein perifer, termasuk enzim untuk mengumpulkan oleh-produk dari lisosom pencernaan dalam
metabolisme lipid. Dalam proses rutin jaringan untuk paraffin, sel berumur panjang, tapi butiran melanin berfungsi
tetesan lemak umumnya dihapus, meninggalkan ruang kosong melindungi inti sel dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh
di dalam sel. sel-sel lemak yang umum telah sitoplasma cahaya. Banyak sel mengandung deposit berpigmen butiran
dasarnya diisi dengan satu tetesan lipid besar. X19,000. hemosiderin mengandung feritin protein, yang membentuk
(b) TEM dari sitoplasma sel hati menunjukkan banyak partikel kompleks penyimpanan untuk besi. butiran hemosiderin
elektron-padat individu atau berkerumun mewakili butiran sangat padat elektron, tetapi dengan mikroskop cahaya
glikogen, meskipun butiran ini tidak memiliki membran. Elycogen mereka muncul kecoklatan dan menyerupai lipofuscin. Sel-sel
butiran biasanya membentuk agregat karakteristik seperti yang hati yang ditunjukkan memiliki daerah sitoplasma besar yang
penuh dengan deposito pigmen, yang mungkin mewakili
hemosiderin mengandung besi. X400. Giemsa.
■ Hemosiderin (Gambar 2-28 c) adalah agregat coklat padat penyerapan zat besi, gangguan pemanfaatan besi, atau
protein feritin didenaturasi dengan banyak atom besi dengan lisis berlebihan sel darah merah. Hemosiderosis
terikat. Hal ini terjadi di sel fagosit, terutama makrofag sendiri tidak merusak fungsi sel atau organ. Namun,
dari hati dan limpa, di mana hasil dari fagositosis sel darah akumulasi ekstrim zat besi dalam hemosiderin seluler
merah. dapat menyebabkan gangguan seperti sindrom
hemokromatosis dan kelebihan zat besi, di mana jaringan
hati dan organ lainnya yang rusak.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Sebuah kondisi disebut hemosiderosis, di mana besi yang Sebagai ringkasan fitur struktural dan fungsional utama
mengandung inklusi hemosiderin terjadi pada sel-sel organ dari semua komponen sitoplasma terdapat pada Tabel 2-6.
di seluruh tubuh, dapat dilihat dengan peningkatan
TabEL 2–6 Ringkasan dari komponen struktural sel.
Komponen Struktur Fungsi utama Gambar
Membran Kontainer bilayer fosfolipid Bertindak sebagai penghalang fisik Membran plasma
BAB
plasma yang mengandung kolesterol untuk menyertakan isi sel;
dan protein (integral dan mengatur gerakan materi ke dalam
2
perifer) dan beberapa dan keluar dari sel; menetapkan
Sitoplasma ■ IInklusi
karbohidrat (eksternal); dan mengembangkan muatan
bentuk selektif permeabel listrik di seluruh diferenkia
batas sel membran plasma; fungsi dalam
komunikasi sel
Silia Pendek, banyak ekstensi Zat bergerak (misalnya, lendir, dan Silia
membran yang didukung oleh bahan terlarut) di atas permukaan
mikrotubulus, membran yang sel
trdapat pada permukaan
terkena beberapa sel
Flagellum Panjang, ekstensi tunggal Mendorong sperma
membran didukung oleh
mikrotubulus; hadir dalam sel Flagellum
sperma
Mikrovili Banyak lipatan membran tipis Meningkatkan luas permukaan Mikrovili
memproyeksikan dari permukaan membran untuk penyerapan
sel bebas; didukung oleh yang lebih besar
mikrofilamen
Inti Struktur besar yang tertutup Membungkus DNA sebagai materi
dalam membran ganda; genetik Berfungsi untuk
mengandung kromatin, mengarahkan sintesis protein Inti
nukleus, dan nukleoplasma
Amplop Batas membran ganda antara Memisahkan inti dari sitoplasma
Pori-pori
neuron sitoplasma dan membran batas nukleus
isi nukleus; Dengan terus
Nukleolus
menerus retikulum endoplasma kasar Amplop
nukleus Kromatin
Pori-pori neuron Pembukaan melalui amplop Memberikan bagian dari pertukaran
nukleus bahan antara sitoplasma dan
nukleoplasma, memperlakukan termasuk
asam ribonukleat (RNA), protein, ion, dan
molekul yang larut dalam air kecil
Nukleolus Besar, struktur menonjol Fungsi dalam sintesis ribosom
dalam nukleus
Sitoplasm
Sitoplasma Antara isi membran sel Bertanggung jawab untuk
plasma dan amplop banyak proses seluler a Sitoplasma Organel
nukleus
Sitosol Dengan zat terlarut media cairan Memberikan dukungan untuk organel;
terlarut kental (misalnya, ion, berfungsi sebagai media cairan kental
protein, karbohidrat, lipid) melalui difusi yang terjadi
Organel Struktur membran terikat Melakukan kegiatan metabolik
dan membran ridak terikat spesifik sel Inklusi
Inklusi Agregat dari tipe molekul Sebagai penyimpanan sementara Penampilan variabel
tertentu (misalnya, melanin untuk molekul-molekul
protein, glikogen, atau lipid)
Inklusi 53
BAB
2 Sitoplasma ■ Iinklusi
■ Sel diferensiasi adalah proses dimana sel-sel dari embrio menjadi ■ Protein dalam vesikel transportasi memasuki cis atau menerima
struktural khusus untuk meningkatkan kegiatan sitoplasma permukaan Golgi, bergerak melalui sisterna medis dari jaringan
khusus untuk fungsi pada tingkat jaringan dan organ. Golgi untuk kation modifikasi enzimatik, dan dilepaskan dalam
■ Organel secara metabolisme struktur aktif kompleks, dengan vesikel lainnya di permukaan trans.
atau tanpa membran, dalam sitoplasma sel eukariotik. ■ Gerakan vesikel melalui apparatus Golgi dipandu oleh lipatan
protein tertentu seperti COP II dan COP I.
Membran Plasma
■ Modifikasi protein penting dalam aparatus Golgi termasuk
■ Membran plasma (membran sel atau plasmalemma) adalah sulfatasi dan banyak reaksi glikosilasi.
lapisan ganda lipid dengan protein tertanam yang mengelilingi
sel dan hanya terlihat hanya dengan MTE. ■ Potein yang dimodifikasi meninggalkan apparatus Golgi setelah
■ Bentuk bilayer lipid dari fosfolipid amfipatik, distabilkan oleh dikemas di vesikel dengan lapisan protein yang langsung ke
kolesterol, dan mengandung banyak tertanam (integral) protein lisosom, membran plasma, atau disekresi oleh eksositosis.
dan banyak protein perifer di permukaan sitoplasma nya. Lisosomes
■ Protein membran bergerak secara lateral dalam bilayer lipid, ■ Lisosom primer muncul dari apparatus Golgi mengandung asam
dengan gerakan kurang di daerah disebut sebagai "rakit" lipid, hidrolisis aktif khusus untuk degradasi berbagai makromolekul
yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari kolesterol dan seluler.
asam lemak jenuh. ■ Lisosom sekunder lebih heterogen, setelah menyatu dengan
vesikel yang dihasilkan oleh endositosis yang mengandung bahan
■ Protein membran integral meliputi reseptor untuk ligan
yang akan dicerna oleh enzim hidrolitik.
eksternal, saluran untuk gerakan pasif atau aktif molekul
melintasi membran, dan pompa untuk transportasi membran
■ Selama autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak dibutuhkan
aktif. atau nonfungsional setelah ini dikelilingi oleh membran yang
kemudian berfusi dengan lisosom
■ Endositosis adalah pengambilan makromolekul atau cairan oleh ■ Produk pencernaan dalam lisosom sekunder dilepaskan ke
lekukan membran plasma lipatan atau invaginasi, diikuti oleh
sitoplasma untuk digunakan kembali; vesikel kondensasi akhir
"melipat" dari vesikel membran di dalam sitoplasma.
mengandung molekul dicerna disebut badan residu.
■ Jenis utama dari endositosis termasuk fagositosis (penyerapan
dari materi partikulat), pinositosis (penyerapan zat terlarut), dan Proteasomes
endositosis reseptor-mediasi (penyerapan dari molekul spesifik ■ Proteasomes adalah sitoplasmik kecil kompleks protein yang
terikat dengan protein reseptor membran integral). mendegradasi protein terdapat tidak benar dilipat setelah ditandai
■ Eksositosis adalah jenis sekresi seluler di mana vesikel membran dengan ubiquitin polipeptida.
sitoplasma berfusi dengan membran plasma dan melepaskan
isinya ke ruang ekstraselular. Mitokondria
■ Semua jenis sel sinyal penggunaan membran protein reseptor ■ Mitokondria adalah situs utama dari sintesis ATP dan melimpah
yang sering dikaitkan dengan enzim seperti kinase atau siklase di sel atau regio sitoplasma di mana sejumlah besar energi yang
adenilat yang kegiatannya melakukan jalur sinyal intraselular.. dikeluarkan.
Ribosom ■ Mitokondria biasanya adalah organel memanjang dan bentuk
■ Dua subunit ribosomal, masing-masing kompleks rRNA dan oleh fisi dari mitokondria yang sudah ada sebelumnya.
banyak protein, menempel mRNA serta menerjemahkan pesan
yang menjadi protein. ■ Mitokondria memiliki dua membran: membran luar berpori
membungkus ruang antarmembran dan membran dalam dengan
■ Beberapa ribosom pada mRNA yang sama membuat sebuah banyak lipatan (krista) melampirkan matriks seperti gel.
polyribosome (polysome), dan ribosom ini menghasilkan
sitoplasma basofilik belakang pada pewarnaan H&E. ■ Matriks mitokondria mengandung pembentukan enzim untuk β-
Retikulum Endoplasma oksidasi asam lemak dan siklus asam sitrat (Krebs).
■ RE adalah jaringan berbelit-belit dari membran melampirkan ■ Membran dalam meliputi majelis enzim dari sistem
transpor elektron dan ATP sintase.
ruang kontinu disebut sisterna dan membentang secar aktif dari
inti ke membran plasma.
■ Mitokondria sel stres mungkin melepaskan sitokrom c dari
membran dalam, memicu serangkaian yang diatur peristiwa yang
■ RE kasar memiliki granular, permukaan sitoplasma basofilik kulminasi pada kematian sel (apoptosis).
karena kehadiran polysomes membuat sebagian besar protein
membran, protein dalam organel tertentu lainnya, atau Peroksisom
eksositosis; REK selalu berkembang baik di sel aktif mensekresi ■ Peroksisom adalah organel bulat kecil yang berisi enzim untuk
protein. berbagai reaksi metabolisme, terutama untuk oksidasi dan
■ Protein untuk diproses melalui REK berisi peptida sinyal awal detoksifikasi, dan katalase yang memecah H2O2 yang dihasilkan
yang mengikat reseptor di membran RE, lokalisasi mereka untuk dari reaksi tersebut.
organel itu. Sitoskeleton
■ Memanjang translokasi melintasi membran ke sisterna, protein ■ Sitoskeleton berisi tiga jenis polimer: (1) mikrotubulus 25 nm
menjalani modifikasi dan paska translasi modifikasi dan lipat diameter; (2) filamen aktin atau mikrofilamen (5-7 nm); dan (3)
dalam proses monitor oleh pendamping kompone molekul REK antara filamen (8-10 nm).
dan enzim. ■ Mikrotubulus adalah semi kaku struktur tubular dengan dinding
■ RE halus (REH) tidak memiliki ribosom, tetapi mencakup enzim terdiri dari heterodimer tubulin terpolimerisasi; struktur ini
untuk lipid dan metabolisme glikogen, reaksi detoksifikasi, dan mereka sering sangat dinamis, dengan penambahan baik dan
untuk Ca2+ penyerapan sementara. disosiasi pada tubulin.
Apparatus Golgi ■ Mikrotubulus adalah penting dalam menjaga bentuk sel dan
■ Apparatus Golgi adalah organel yang dinamis yang terdiri dari sebagai jalur untuk transportasi vesikel dan organel oleh protein
ditumpuk sisterna membran di mana protein disusun di REK motor kinesin dan dynein.
diproses lebih lanjut dan dikemas untuk sekresi atau peran
lainnya.
BAB 2 ■ Sitoplasma
■ Mikrofilamen adalah pendek, fleksibel, filamen yang sangat ■ Filamen Intermediat terdiri dari berbagai subunit protein dalam
dinamis pada subunit aktin, di mana perubahan dalam panjang sel yang berbeda; subunit protein termasuk vimentin; lamins
dan interaksi dengan protein yang mengikat mengatur viskositas nukleus; protein neurofilamen; dan keratin, yang sangat penting
sitoplasmik dan gerakan. dalam sel epitel.
■ Miosin adalah protein motor yang mengikat dan bergerak
sepanjang filamen aktin, membawa vesikel atau menghasilkan Inklusi
gerakan sitoplasmik. ■ Tidak seperti organel, inklusi tidak aktif secara metabolik dan
merupakan situs utama penyimpanan, seperti tetesan lipid,
■ Mutasi sitoplasma yang dihasilkan oleh filamen aktin dan
granula glikogen, granula pigmen, atau badan residual (juga
miosins penting untuk endositosis, pembelahan sel setelah
disebut lipofuskin).
mitosis, dan pergerakan sel pada substrat.
■ Filamen Intermediat adalah komponen sitoskeletal paling stabil,
berunding stabilitas mekanik yang kuat untuk sel.
BAB
55
55
SEL PUNCA DAN PEMBARUAN JARINGAN
MEIOSIS
65
67
Kromatin 55
APOPTOSIS 69
Nukleolus 58
IKHTISAR KUNCI 71
SIKLUS SEL 60
MITOSIS 63
B
FSJTJ LPEF untuk semua enzim sel dan protein lain, disebut lamin yang berikan pada protein membran dan
inti sel adalah pusat komando dari sel. Inti sel juga menghubungkannya dengan kromatin pada sel yang tidak
mengandung perangkat molekul untuk mereplikasi membelah.
DNA-nya dan untuk menyintesis dan memproses semua Membran nukleus dalam dan luar dijembatani di
jenis RNA. Selama interfase kompleks pori di membran kompleks pori inti (Gambar 3-2 melalui 3-6). Berbagai protein
NFOVOKVLLBO OVLMFVT mengatur perpindahan makro- inti dari kompleks pori nukleus, yang disebut nukleoporin,
molekul antara kompartemen nukleus dan sitoplasmik. menampilkan simetri delapan kali lipat sekitar lumen.
.olekul 3/" ZBOH matang masuk ke sitoplasma untuk Meskipun ion dan zat kecil terlarut melewati saluran dengan
peran molekul dalam sintesis protein, sementara protein difusi sederhana, kompleks pori mengatur gerakan
yang diperlukan untuk aktivitas nukleus berasal dari makromolekul antara nukleus dan sitoplasma. Sebuah sel yang
sitoplasma. Membatasi sintesis protein untuk sitoplasma tumbuh seperti memiliki 3000-4000 saluran, setiap bagian
membantu memastikan bahwa molekul RNA yang baru menyediakan sampai 1000 makromolekul per detik. Pori-pori
dibuat tidak terlibat dalam translasi sebelum proses selesai. individu mengizinkan transfer molekul di kedua arah secara
bersamaan. Makromolekul dikirim keluar dari nukleus
termasuk subunit ribosom dan RNA lain yang terkait dengan
❯ KOMPONEN INTI SEL protein, sementara lalu lintas inbound terdiri dari protein
kromatin, protein ribosom, faktor transkripsi, dan enzim.
Inti sel sering tampak sebagai struktur bulat atau lonjong,
Menggunakan mekanisme yang sama dengan yang mana
biasanya di bagikan pusat sel (Gambar 3–1). Terdiri dari
protein spesifik diketahui dan di translokasi melintasi
selaput nukleus, massa DNA dan protein terkait yang membran REK, protein kompleks diperuntukan untuk
disebut kromatin, dan subdomain khusus yang disebut sitoplasma yang memiliki urutan ekspor nukleus spesifik dan
nukleolus, inti biasanya BEBMBI struktur terbesar dalam sel. protein yang akan diimpor memiliki urutan lokalisasi nukleus.
Ukuran dan ciri morfologis inti sel dalam jaringan normal
Urutan seperti mengikat khusus untuk transpor protein
tertentu cenderung seragam.
(importin, exportin, dll) yang pada gilirannya berinteraksi
dengan protein dari kompleks pori untuk transfer di selaput
Selaput Inti nukleus. Energi untuk transportasi ini berasal dari guanosin
Selaput inti membentuk pembatas selektif permeabel antara 5'-trifosfat (GTP), dengan GTPases spesifik membantu
kompartemen nukleus dan sitoplasmik. Mikroskop elektron menyediakan direktionaliti untuk transfer.
memperlihatkan bahwa inti sel sel disekelilingi oleh 2 unit
Kromatin
membran paralel, yang dipisahkan oleh celah sempit (30-50
nm), yang disebut ruang perinuklear (Gambar 3-2). Ruang Dalam inti yang tidak membelah, kromatin, merupakan
ini dan membran nukleus luar yang kontinu dengan jaringan material kromosom yang kebanyakan berada dalam keadaan
luas sitoplasmik retikulum endoplasma kasar (REK). Di terurai. Dua jenis kromation dapat diferensiasi baik dengan
dekat membran internal membran inti terdapat suatu jalinan mikroskop cahaya maupun elektron (Gambar 3–2).
protein fibrosa yang disebut lamina nuklear (Gambar 3-4), Heterokromatin (Yun, heteros, lain, + chroma, warna), yang
yang ikut menstabilkan selaput inti. Komponen utama padat elektron, tampak sebagai granula kasar dengan
laminan tersebut merupakan protein filamen intermedia yang mikroskop elektron dan tampak sebagai gumpalan basofilik
dalam mikroskop cahaya. Eukromatin merupakan bagian
55
BAB 3 ■ Inti Sel
BAB
Inti
3
Inti Sel ■ Komponen Inti
Pori-pori
inti Selaput inti
Nukleolus
Kromatin
Ribosom
Retikulum
endoplasma kasar
Fungsi Inti
1. Pengaturan sel: meyimpan material genetik, yang
mengarahkan semua aktivitas sel dan mengatur struktur sel
2. Produksi: Memproduksi subunit ribosom di nukleolus dan
mengirimnya ke dalam sitoplasma untuk dirakit menjadi
ribosom.
Gambar tiga -dimensi sebuah inti sel memperlihatkan sebuah tersebut. Membran luar selaput nukleus kontinu dengan REK.
nukleolus yang besar dan distribusi pori-pori pada selaput MTE 20,000x.
❯❯ APLIKASI MEDIS separuh jumlah diploid kromosom (n), dan setiap pasang
kromosom telah mengalami pemisahan selama meiosis
Studi kromatin seks mengungkapkan seks genatik pada (dijabarkan kemudian).
pasien, yang organ eksternal seksnya tidak menunjukkan Analisis mikroskopis kromosom biasanya dimulai
penetapan jenis kelamin, seperti pada hermafrodit dan dengan sel kultur ditangkap di sel mitosis selama metafase
pseudohermafrodit. Analisis kromatin seks membantu dengan menggunakan kolkisin yang meningkat tubulin dan
strudi anomali lain yang melibatkan kromosom seks menggangu mikrotubulus. Kromosom mitotik dari satu inti
misalnya, sindrom Klinefelter, dengan kelainan testis, lalu difoto dengan mikroskop cahaya, dan gambar setiap
azoospermia (ketidaan spermatozoal), dan gejala lain kromosom dipotong dan disusun untuk menghasilkan suatu
disertai adanya kromosom XXY kariotipe, yang memungkinkan analisa pita kromosom yang
sudah terpulas (Gambar3–10).
Regio eukromatin dan heterokromatin menampilkan kerapatan lamina nukleus. Heterogen elektron padat subdomain adalah
elektron variabel dengan mikroskop elektron transmisi (MTE). nukleus (N), tempat sintesis rRNA dan perakitan subunit
Nukleus aktif biasanya yang banyak terasosiasi, cahaya ribosom. 25,000x.
pewarnaan eukromatin dan subdomain yang lebih kecil dari
elektron padat heterokromatin (H), dengan banyak dari yang
terkait di perifer terkait dengan
GAMBAR 3–4 Selaput inti, lamina inti, dan kompleks pori inti
BAB
Ruang RE kasar Kompleks pori
3
perinuklear inti
NPC
NL
a b
(a) Terikat pada membran bagian dalam selaput nukleus adalah (NPC). Persiapan adalah oosit amfibi aktif yang tumbuh.
lamina inti, jaringan-jaringan dirakit dari lamina (protein Nukleus dari sel-sel yang sangat besar dapat diisolasi secara
kelas V filamen intermedia). Kompleks pori nukleus manual, memfasilitasi studi ultrastruktural dari selaput
mengandung lebih dari 30 protein inti (nukleoporin), nukleus. 100,000x.
menjangkau kedua membran dari selaput nukleus, dan
mengatur transfer dua arah kompleks makromolekul antara (Digunakan, dengan izin, dari Dr M.W. Goldberg,
nukleus dan sitoplasma. Departemen Biologi dan Ilmu Biomedis, Durham University,
(b) Memindai EM dari membran nukleus dalam (permukaan Inggris.)
nukleoplasmik) menunjukkan bagian dari lamina nukleus (NL)
jaringan-jaringan dengan banyak tertanam kompleks pori nukleus
C
N
a
Mikrograf elektron yang diperoleh melalui fraktur beku suatu sel membran selaput inti (kiri) tetapi kebanyakan tepat di sebelah
usus memperlihatkan dua komponen selaput inti dan pori-pori dalam selaput dengan kromatin yang menjahuinya. Ukuran
inti. Bintang fraktur sebagian terbentuk di antara kedua dan distribusi kompleks pori inti jelas terlihat. 60,000x.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Siklus sel memiliki empat fase yang berbeda mitosis dan
Mutasi tertentu dalam gen yang lamin A berhubungan tiga periode interfase yang disebut G1 (jeda waktu antara
dengan sub tipe dari gangguan progeria, yang menyebabkan mitosis dan replikasi DNA), S (periode sintesis DNA), dan
prematur penuaan. Dalam hal ini "laminopatis," selaput G2 (jeda waktu antar duplikasi DNA dan mitosis berikutnya).
nukleus adalah secara abnormal, tapi bagaimana terkait Perkiraan lama fase-fase tersebut pada sel yang sangat cepat
dengan gangguan ini tidak jelas. Laminopathies membelah dilukiskan dalam (Gambar 3–12). Selama fase G1
mempengaruhi beberapa jaringan jauh lebih dari yang lain, terjadi sintesis aktif RNA dan protein, termasuk protein
meskipun lamin terlibat dalam semua sel-sel tubuh. yang mengatur siklus sel, dan volume sel yang ukurannya
telah berkurang separuh akibat mitosis kembali ke ukuran
semula. Fase S ditandai dengan sintesis DNA dan histon dan
cle awal duplikasi sentrosom. Pada fase G2 yang relatif singkat,
protein yang diperlukan untuk mitosis menumpuk. saat sel
Sebelum diferensiasi, kebanyakan sel melalui siklus berulang pascamitotik mulai mengalami spesialisasi dan diferensiasi,
dari sintesis makromolekul (pertumbuhan) dan divisi aktivitas siklus sel dapat terhenti sementara atau permanen
(mitosis). Rangkaian reguler dari peristiwa yang dan sel dalam keadaan ini dikatakan berada dalam fase G0.
mengakibatkan sel-sel baru disebut siklus sel. Peningkatan Beberapa sel yang terdiferensiasi seperti sel hati,
pengetahuan tentang bagaimana setiap fase dari siklus sel memperbarui siklus pada kondisi tertentu; sel-sel lain,
dikendalikan dan bagaimana kualitas sintesis molekul, termasuk kebanyakan sel otot dan saraf, terdiferensiasi secara
terutama replikasi DNA, dipantau telah menyebabkan terminal.
pemahaman penyebab dari berbagai jenis kanker, di mana
sel-sel berkembang biak tanpa kontrol tersebut.
61
GAMBAR 3–7 Wilayah kromosom dari nukleus GAMBAR 3–8 Kompenen sebuah nukleosom.
BAB
fibroblas manusia. Bagian pusat yang terdiri Histon H1
3
atas 8 molekul histon:
H2A, H2B, H3, dan H4
DNA sentral
Ikatan DNA
10 nm
a
GAMBAR 3–9 Dari DNA menjadi kromatin. GAMBAR 3–10 Kariotipe manusia.
DNA 2 nm
Nukleosom
(DNA dan inti 11 nm
histon) 1 2 3 4 5
Nukleusom
terbungkus dalam
30 nm
30-nm 6 7 8 9 10 11 12
serat kromatin
Lekukan
memanjang 13 14 15 16 17 18
kromatin 300 nm
transkriptional
aktif, ditambatkan
ke perancah
protein 19 20 21 22 XY
Heterokromatin
BAB
Retinoblastoma adalah jenis kanker yang terjadi di mata,
3
biasanya pada anak-anak. Salah satu bentuk penyakit ini
NE C
s
Periode pembelahan sel, atau mitosis (Yun. Mitos, seperti
benang), adalah satu-satunya fase siklus sel yang dapat secara
checkpoint tidak dapat dikoreksi ketika siklus sedang rutin diamati dengan mikroskop cahaya. Selama mitosis,
berhenti, protein atau gen supresor tumor akan teraktifkan induk sel membelah dan masing-masing dari dua sel anak
dan aktivitas sel diarahkan ulang menuju 'bunuh diri' atau menerima kromosom set identik dengan sel punca.
apoptosis sel. Kromosom direplikasi selama fase S sebelumnya
didistribusikan ke sel anak. Masa pertumbuhan panjang
antara mitosis juga biasa disebut interfase. Peristiwa mitosis
❯❯ APLIKASI MEDIS dapat dibagi menjadi empat fase (Gambar 3-12). Rincian
Banyak kode gen untuk protein penting dalam kontrol penting dari setiap fase mitosis termasuk dalam (Gambar
proliferasi dan diferensiasi sel normal dikendalikan 3-14) dan dirangkum di sini. Selama profase relatif lama,
sekelompok gen yang disebut proto-onkogen; perubahan beberapa perubahan terjadi:
pada struktur atau ekspresi gen-gen ini meningkatkan ■ Nukleolus menghilang dan kromatin direplikasi
produksi tumor. Diubah proto onkogen yang terkait dengan mengembun menjadi kromosom benang diskrit, masing-
berbagai jenis tumor dan kanker hematologi. Proto-onkogen masing terdiri dari duplikat kromatid bergabung dengan
mengkode hampir semua protein yang terlibat pada kohesi.
pengaturan aktivitas mitosis, termasuk berbagai faktor
■ Pada regio sentromer dari setiap kromosom, sebuah
pertumbuhan yang spesifik, reseptor untuk faktor
kompleks protein besar yang disebut kinetokor berfungsi
pertumbuhan, dan berbagai kinase dan protein lain yang
sebagai situs untuk dipasang pada mikrotubulus.
terlibat dalam penghantaran sinyal intrasel faktor
pertumbuhan. ■ Sentrosom dengan sentriol dengan mereka sekarang
diduplikasi terpisah dan bermigrasi ke kutub sel yang
berlawanan.
BAB 3 ■ Inti Sel
8 Jam
Profase
( ± 1 h)
G2
2.5-3 Jam +
Kestabilan atau G0
diferensiasi Intafase Mitosis M Metafase
(< 1 h)
Anafase
25 Jam (< 1/2 h)
G1
Telofase
Pertumbuhan (beberapa
dalam ukuran menit)
Kemampuan mengenali sel secara mikroskopis selama mitosis itu sendiri. Pada jaringan manusia yang cepat tumbuh, lama
dan replikasi DNA (melalui autoradiografi setelah pemberian siklus sel bervariasi dari 24 hingga 36 jam. Lama G1
timidin yang dilabel yang dilabel zat radioaktif) menghasilkan bergantung pada banyak faktor dan biasanya merupakan
konsep "siklus" sel dengan kejadian fase-fase terjadi seperti periode yang paling lama dan paling bervariasi; lama fase S
yang ditunjukkan di sini. Pada sel yang cepat membelah, fase G1 sebagian besar merupakan fungsi dan ukuran genom. Fase
merupakam periode ketika sel menumpuk enzim dan nukleotida mitosis dan G2 biasanya hanya berlangsung selama 2-3 jam.
yang diperlukan untuk replikasi DNA, S adalah periode yang Mendiferensiasi sel dalam jaringan yang tumbuh mungkin
ditunjukan terutama untuk replikasi DNA, G2 biasanya memiliki sangat panjang periode G1 dan sel-sel tersebut sering
merupakan periode singkat untuk persiapan mitosis dan M dikatakan dalam fase G0 dari siklus sel.
mencakup semua fase mitosis
■ Mikrotubulus dari gelondong mitotik polimerisasi antara ■ Depolimerisasi gelondong dan selaput nukleus mulai
dua sentrosom. berkumpul kembali setiap set sekitar kromosom anak.
■ Akhir profase, lamin dan membran nukleus
terfosforilasi, menyebabkan lamina nukleus dan ■ Sebuah cincin seperti kontraktil cincin filamen aktin
kompleks pori nukleus membongkar dan membubarkan terkait dengan miosins berkembang dalam sitoplasma
dalam vesikel membran sitoplasmik. perifer di khatulistiwa sel. Selama sitokinesis pada akhir
telofase, penyempitan cincin ini menghasilkan alur
Selama metafase, kromosom berkondensasi lebih lanjut pembelahan dan berlangsung sampai di sitoplasma dan
dan melekat ke gelondong mitotik pada elektron padat yang organel yang dibagi menjadi dua sel anak, masing-
besar kompleks protein yang disebut kinetokor (Gr. kinetos, masing dengan satu nukleus
bergerak) pada setiap sentromer (Gambar 3-15). Sel sekarang Sebagian besar jaringan menjalani pergantian sel dengan
lebih bulat dan kromosom dipindahkan untuk pembelahan sel lambat dan kematian sel. Jaringan saraf dan
menyelaraskan di bidang ekuator nya. otot jantung adalah pengecualian karena sel-sel jaringan saraf
Dalam anafase kromatid (sekarang disebut kromosom dan otot jantung diferensiasi tidak dapat menjalani mitosis.
diri) yang terpisah dan bergerak menuju kutub gelondong
Seperti yang dibahas dalam bab-bab selanjutnya, kapasitas
yang berlawanan dengan kombinasi mikrotubulus protein
untuk mitosis dalam jaringan, baik diferensiasi oleh sel
motor dan perubahan dinamis dalam panjang mikrotubulus
diferensiasi atau oleh sel cadangan, sangat menentukan
sebagai kutub gelondong bergerak jauh terpisah.
potensi jaringan untuk regenerasi. Tingkat pergantian sel
Pada telofase terjadi hal berikut: terjadi secara cepat pada epitel yang melapisi saluran
■ Dua set kromosom yang di kutub gelondong dan mulai pencernaan dan rahim atau menutupi kulit. Sel mitosis
mengembalikan keadaan kondensasi kromosom. biasanya sulit untuk mengidentifikasi secara meyakinkan di
bagian organ dewasa tapi mungkin sering terdeteksi dalam
jaringan yang berkembang pesat dengan kromatin kental
(Gambar 3-16).
65
BAB
Mulai (G1/S) pemeriksaan:
3
• Adalah nutrisi sel, ukuran
Metafase/anafase checkpoints: M G2
• Apakah semua DNA utuh?
• Apakah semua kromosom
melekat pada gelondong mitotik? G2/M pemeriksaan:
• Apakah DNA sepenuhnya direplikasi?
Mulailah pemisahan kromatid dan
mempersiapkan diri untuk sitokinesis Masuk mitosis
Setiap fase dari siklus sel memiliki satu atau lebih checkpoints di ■ Metafase gelondong checkpoints yang memastikan
mana kualitas kegiatan sel tertentu diperiksa. Perkembangan ke bahwa semua kromosom akan dipisahkan
tahap berikutnya dari siklus tidak terjadi sampai semua kegiatan
Perkembangan keseluruhan dalam siklus diatur oleh
tahap sebelumnya selesai memuaskan. Tiga checkpoints penting
protein yang disebut siklin dan Kinase Dependen-Siklin
yang ditampilkan di sini, termasuk
(CDKs) yang memfosforilasi/mengaktifkan enzim dan protein
■ Awal atau pembatasan pemeriksaan sebelum dimulainya S lain yang diperlukan untuk fungsi fase spesifik. Siklin utama,
■ G2/M checkpoints yang memastikan bahwa replikasi DNA CDKs mereka, dan target protein penting diringkas dalam
selesai Tabel 3-1.
Kompleks Aktif
Tahap siklus atau titik pemeriksaan Siklin-CDK Contoh Sasaran Protein
G1 awal Siklin D-Cdk4 atau 6 Memfosforilasi Rb protein, melepaskan E2F, faktor
transkripsi yang mengaktifkan gen untuk banyak kegiatan
G1 dan siklin A
Akhir G1 /masuknya S Siklin E-CDK2 Aktivasi lebih lanjut E2F-dimediasi transkripsi gen; p53
protein; kinase lainnya
Kemajuan melalui S Siklin A-CDK2 DNA polimerase dan protein lain untuk replikasi DNA
G2 / masuknya M Siklin A-CDK1 Fosfatase yang spesifik dan siklin B
Kemajuan melalui M Siklin B-CDK1 Lamin nukleus; histone H1; kromatin dan protein
sentrosom terkait
BAB 3 ■ Inti Sel
GAMBAR 3–14 Gambar sel yang sedang bermitosis dengan imunofluoresen konfokal
a b
c d
e f
67
Gambar yang diperoleh dengan mikroskop scanning laser satu dari lainnya menjadi kromosom yang ditarik ke arah kutub
BAB
konfokal dari biakan sel dengan berbagai fase mitosis gelondong. Kutub tersebut bergerak menjauh dan mikrotubulus
kromosom terpulas jingga dan mikrotubulus. (a) Profase: kinetokar memendek. (e) Awal telofase: Kedua set kromosom
3
Kromosom telah melalui replikasi DNA dan masing-masing terdiri anak telah sampai di kutub gelondong. (f) Telofase akhir dan
atas dua kromatid saudara yang sangat berdekatann. Dua sitokinesis: Suatu cincin kontraktif filamen aktin yang terkait-
s
Meiosis adalah suatu proses khusus yang melibatkan dua
pembelahan sel yang terikat erat yang hanya terjadi pada sel
yang akan membentuk sel telur dan sperma di goned.
Diferensiasi kedua bentuk 'sel benih' tersebut atau gamet
dibahas secara lengkap pada Bab 21 dan 22, tetapi aspek
kromosomal meiosis dibahas di sini untuk pembandingan
yang lebih baik dengan peristiwa mitosis (Gambar 3–18).
Dua gambaran utama memandai meiosis. (1) Pada awal
proses tersebut, kromosom homolog di setiap pasang (satu
dari ibu, satu dari ayah) secra fisis berhubungan di sepanjang
bagiannya dalam suatu aktivitas yang disebut sinapsis.
Selama sinapsos, pemutusan dan perbaikan untai ganda
C terjadi di DNA; beberapa di antaranya menimbulkan
pertukarang DNA resiprokal yang disebut crossover antara
susunan kromosom maternal dan paternal. Crossover
menghasilkan kombinasi baru gen di kromosom pada sel
benih sehingga hanya sedikit, bila ada, kromosom yang sama
TEM potongan sel dalam metafase meperlihatkan sejumlah
gambaran perangkat mitosis, termasuk kromosom padat- persis dengan kromosom ayah dan ibu. (2) Sel yang
elektron yang terikat di kinetokornya (panah) pada mikrotu- dihasilkan bersifat haploid, dengan hanya satu kromosom
bulus gelondong. Mikrotubulus tampak berkonvergensi di dari setiap pasang yang terdapat di sisa sel tubuh (somatik).
sentrosom (C), disetiap sentrosom terdapat struktur yang Penyatuan sel sperma dan telur haploid pada fertilisasi
menyerupai sentriol. Vesikel membran pipih yang besar di membentuk suatu sel diploid baru (zigot) yang dapat
dekat gelendong mitosis dapat menggambarkan kepingan
selaput inti yang terbentuk kembali pada telofase akhir. berkembang menjadi seseorang individu baru.
19,000x. Seperti diperlihatkan pada (Gambar 3–18),
(Atas permission, dari Richard McIntosh, Department of peristiwa penting meiosis adalah sebagai berikut:
Molecular, Cellular and Developmental Biology, University of ■ Sel yang memasuki meiosis telah menyelesaikan replikasi
Colorado, Boulder.)
DNA pada suatu fase S yang tipikal sehingga setiap
kromosomnya memiliki dua salinan identik yang disebut
sebagai kromatid saudara.
BAB 3 ■ Inti Sel
a b c d
Sel yang membelah pada tahap mitosis yang dapat dikenali cell dalam mitosis, yaitu progeni sel punca yang berdekatan
jarang diamati pada jaringan dewasa karena sel ini langka dan yang belum sepenuhnya terdiferensiasi, dapat ditemukan pada
sel-sel kecil, dengan bentuk variabel dan orientasi. Namun, area di atas regio kriptus intestinal yang paling basal. Kro-
angka mitotik, nukleus dengan berkelompok kromatin, pe- mosom sel yang terkondensasi pada anafase dan telofase akhir
warnaan gelap, tetapi terkadang dapat diidentifikasi seperti dapat diferensiasi. (b) Sel metafase pada kelenjar endometrium
yang diperlihatkan di sini berbagai jaringan yang cepat rahim yang berproliferasi. (c) Sel telofase di lapisi esofagus. (d)
mengalami pembaruan. Metafase di lapisan basal epidermis. 400x. H&E.
(a) Pada lapisan usus halus, banyak transit amplifying
BAB
terjadinya kerusakan DNA atau sebagai bagian proses
perkembangan normal.
3
Sel punca
Berkomitmen
sel progenitor Apoptosis dikontrol oleh protein sitoplasmik di
atau sel keluarga Bcl-2, yang mengatur pelepasan faktor promosikan
memperkuat kematian dari mitokondria. Diaktifkan baik dengan sinyal
transit
eksternal maupun kerusakan internal ireversibel, protein
Bcl-2 spesifik menginduksi proses dengan fitur berikut:
■ Hilangnya fungsi mitokondria dan aktivasi kaspase:
Protein Bcl-2 yang terkait integritas membran mito-
kondria tidak bertahan, yang mengakhiri aktivitas
normal dan pelepasan sitokrom c ke dalam sitoplasma
tempat sitokrom ini mengaktifkan enzim proteolitik
yang disebut kaspase, Kaspase awal mengaktifkan suatu
kaskade kaspase lainnya yang menimbulkan degradasi
protein di seluruh sel.
■ Fragmentasi DNA: Endonuklease menjadi aktif yang
Sel
diferensiasi membelah DNA di antara nukleosom menjadi fragmen
kecil. (ujung baru yang terbentuk di DNA yang
terfragmentasi memungkinkan pemulasan histokimiawi
spesifik sel apoptotik dengan menggunakan suatu enzim
Pada jaringan, dewasa yang cepat tumbuh dan mungkin di
yang menambahkan nukelotida bertabel di tempat ini).
jaringan lain, terdapat populasi sel punca yang lambat
membelah. Sel punca membelah secara asimetris, dan ■ Pengerutan inti dan volume sel: Penghancuran
menghasilkan hanya satu sel yang tepat bertindak sebagai sel sitoskeleton dan kromatin menyebabkan sel menyusut
punca dan satu sel lainnya yang mengikuti jalur diferensiasi
tertentuk tetapi membelah beberapa kali dengan laju yang
dengan kepadatan, menghasilkan struktur kecil dengan
lebih tinggi. Sel semacam itu disebut "transit amplifying cell" padat, nukleus piknosis pewarnaan gelap yang bisa
masing-masing akhirnya berhenti membelah dan terdiferen- diidentifikasi dengan mikroskop cahaya (lihat Gambar
siasi sepenuhnya. 3-19).
■ Perubahan membran sel: Membran plasma dari sel
menyusut mengalami perubahan bentuk yang dramatis
seperti pembentukan 'bleb' ketika protein membran yang
s terdegradasi dan peningkatan mobilitas lipid.
Proses yang lebih jarang ditemui, tetapi tidak kalah penting ■ Pembentukan dan penghapusan fagositosis: sisa-sisa
ketimbang proliferasi sel bagi fungsi tubuh adalah proses membran terikat sitoplasma dan nukleus memisahkan
'bunuh diri' atau kematin sel terprogram yang disebut badan apoptosis yang sangat kecil (Gambar 3-20).
apoptosis (Yun. apo, off + ptosis, terjatuh). Apoptosis adalah Fosfolipid yang baru terkena di badan-badan ini
kegiatan regulasi yang sangat cepat, yang diatur seluler yang menginduksi fagositosis dengan sel sebelah atau sel
menyusut dan menghilangkan sel-sel yang rusak dan tidak darah putih.
dibutuhkan (Gambar 3-19). Hasilnya badan apoptotik kecil ❯❯ APLIKASI MEDIS
berselubung-membran, yang cepat mengalami fagossitosis
oleh sel-sel yang berdekatan atau makrofag yang Nukleus sel pada tumor ganas sering membesar, berbentuk
dikhususkan untuk pembuangan debris. Tidak seperti sel abnormal, dan pewarnaan sangat gelap, dengan nukleolus
yang mengalami nekrosis sebagai hasil dari jejas yang tidak yang abnormal, dibandingkan dengan nukleus dari sel-sel
melepaskan isinya. Perbedaan tersebut sangat penting karena normal. Perubahan tersebut berguna untuk patologi mencari
pelepasan komponen sel menyebabkan serangkaian reaksi bukti kanker selama pemeriksaan mikroskopis biopsi.
BAB 3 ■ Inti Sel
MITOSIS
Mitosis
menambah dan
menggantikan
sel yang
identik.
MEIOSIS
Meiosis II
Meiosis I
Meiosis
menghasilkan sel
haploid dengan
kombinasi
genetik baru.
Mitosis dan meiosis memiliki banyak kesamaan dalam hal secara disis tersusun dalam sinapsis dan regio saling bertukar
kondensasi dan pemisahan kromatin, tetapi berada dalam tempat melalui crossing over atau rekombinasi. Proses ini
berbagai proses utama. Mitosis menghasilkan dua sel diploid tersebut diikuti oleh dua pembelahan meiosis tanpa diselingi
sama secara genetis. Saat kondensasi kromosom bermula pada fase S.
meiosis, kedua kromosom homolog material dan paternal
Beberapa contoh berikut akan menggambarkan (morfogenesis), seperti jaringan di antara jari pada tunas
pentingnya proses apoptosis. Di dalam timus, limfosit T ekstremitas yang yang sedang terbentuk. Apoptosis juga
dengan potensial bereaksi terhadap antigen-diri menerima berperan penting pada pembentukan sistem saraf pusat.
sinyal yang mengaktifkan program apoptosis dan sel tersebut Dipicu oleh p53 dan protein supresor tumor lainnya,
mati melalui apoptosis sebelum meninggalkan timus. Pada apoptosis juga merupakan cara penting untuk menghilang-
ovarium yang matus, apoptosis merupakan mekanisme kan sel dengan ketahanan hidupnya yang terhenti akibat
kehilangan sel luteal bulanan dan pembuangan kelebihan kekurangan nutrien atau kerusakan yang disebabkan oleh
oosit dan folikelnya. Kematian sel terprogram pertama kali radikal bebas atau radiasi. Pada semua contoh yang sudah
ditemukan dalam embrio yang sedang berkembang , saat dipelajari, apoptosis terjadi sangat cepat dengan waktu yang
kematian sel terprogram menjadi proses yang penting bagi lebih sedikit ketimbang waktu yang diperlukan untuk
pemebentukan berbagai organ atau regio tubuh mitosis dan sel yang terkena dilenyapkan tanpa meninggal-
kan jejak.
Apoptosis 71
3BAB
A
a b
A
A
A
TEM sebuah sel dalam proses apoptosis lanjut
c d
memperlihatkan bahwa bentuk sel berubah secara redikal
dengan yang bergelembung membran dan pembentukan
berbagai regio sitoplasmik membran terikat. Badan-badan
Sel apoptotik pada jaringan dewasa juga diamati karena apoptosis ini mungkin terpisah satu sama lain, tetapi tetap
proses tersebut selesai sangat cepat. Selain itu, dengan berada dalam membran plasma sehingga tidak ada
kromatin yang sangat terkondensasi dalam inti pikosis dan kandungan sitoplasma yang dilepaskan ke dalam ruang
berbentuk bulat, sel-sel di awal apoptosis mungkin secara ekstrasel. Membran yang mengelilingi badan apoptotik
superfisial menyerupai beberapa sel mitosis. sel ini tersebut berubah sedemikian rupa sehingga bleb ibi kenal
memperlihatkan sel apoptotik (A) pada epitel suatu vilus dari oleh sel yang berdekatan atau makrofag dan difagositosis
lapisan usus halus (a), pada corpus luteum yang mulai secara cepat. 10,000x.
mengalami involusi (b), dan epitel kelenjar endometrium
rahim pada onset haid (c), dan dalam hati (d). 400x. H&E.
■ Ekstra kromosom X pada sel mamalia betina membentuk ■ Sel berkomitmen untuk membedakan (transit memperkuat atau
heterokromatin fakultatif dan dapat dilihat sebagai badan Barr. sel progenitor) biasanya membelah lebih cepat dari sel punca
sebelum memperlambat atau menghentikan divisi untuk
Nukleolus membedakan.
■ Nukleolus adalah area yang padat basofilik atau elektron-padat dari
kromatin terlokalisasi di mana rRNA transkripsi dan subunit Meiosis
ribosom terjadi saat perakitan. ■ Meiosis adalah proses dimana dua divisi sel berturut menghasilkan
sel yang disebut gamet yang mengandung setengah jumlah
■ Oleh MTE, sebuah nukleolus aktif dilihat memiliki bagian berserat kromosom yang ditemukan dalam sel-sel somatik.
dan bergranular di mana bentuk rRNA dan subunit ribosom
dirakit, masing-masing. ■ Profase dari pembelahan meiosis pertama adalah, periode
berpanjangan unik di mana pasangan kromosom homolog dan
Siklus Sel rekumbinasi dijalan genetik selama proses disebut sinapsis.
■ Siklus sel adalah urutan peristiwa yang mengontrol ■ Pasangan sinapsis dipembelah menuju dua sel anak di divisi
pertumbuhan dan pembelahan sel. meiosis pertama.
■ Fase G1, bagian terpanjang dari siklus, dimulai segera setelah ■ Pembelahan meiosis kedua terjadi tanpa fase S intervensi dan
mitosis dan mencakup semua persiapan untuk replikasi DNA. memisahkan kromatid menjadi dua sel akhir yang haploid.
■ Masa DNA (dan histon) sintesis adalah fase S.
■ Dalam fase singkat G2 sel mempersiapkan untuk membelah Apoptosis
selama mitosis (M).
■ Apoptosis adalah proses dimana sel-sel berlebihan atau sel-sel
■ Siklus sel dikendalikan oleh penampilan berurutan protein rusak dengan cepat dieleminasi dengan cara yang tidak
sitoplasmik kunci, siklin, yang mengikat siklin-dependen kinase memprovokasi reaksi inflamasi lokal dalam jaringan.
(CDKs).
■ Apoptosis melibatkan tahapan kejadian dikendalikan oleh Bcl-2
■ CDKs memfosforilasi dan mengaktifkan enzim dan faktor keluarga protein yang mengatur pelepasan faktor kematian-
transkripsi yang fungsinya ciri setiap fase dari siklus sel. mempromosikan dari mitokondria.
■ Kemajuan melalui tahapan siklus sel dipantau di pos ■ Sitokrom c dari mitokondria mengaktifkan protease sitoplasma
pemeriksaan, termasuk titik pembatasan G1 hanya ketika disebut kaspase, yang menurunkan protein dari sitosol,
kegiatan setiap tahap ini selesai adalah siklin berubah untuk sitoskeleton, dan membran sel.
memicu dari fase berikutnya. ■ Endonuklease diaktifkan, yang menurunkan semua DNA nuklir.
Mitosis ■ Sel dan volume nukleus menyusut cepat, dan perubahan membran
sel menghasilkan gelembung luas permukaan sel.
■ Tahapan pembelahan sel mitosis meliputi profase, ketika
kromosom berkondensasi, selaput nukleus membongkar, dan
■ Akhir apoptosis, sel pecah menjadi banyak badan apoptosis
kecil yang mengalami fagositosis oleh sel tetangga.
bentuk-bentuk mikrotubular gelondong; metafase, ketika
kromosom selaras; anafase, ketika mereka mulai memisahkan ■ Apoptosis terjadi dengan cepat, dengan sedikit atau tanpa pelepasan
menuju dua sentrosom; dan telofase, ketika reformasi selaput protein yang akan memicu peradangan, tidak seperti kematian sel
nukleus di seluruh kromosom terpisah. terluka oleh nekrosis yang biasanya menyebabkan peradangan
■ Telofase berakhir dengan sitokinesis atau pembelahan sel lokal.
menjadi dua sel anak dengan cincin kontraktil filamen aktin dan
miosin.
Membran Basal
4
GAMBARAN KHAS SEL EPITEL
Jaringan Epitel
73
74
JENIS EPITEL
Epitel Pelapis atau Penutup
81
81
Adhesi Antarsel & Taut Lain 75 Kelenjar Epitel & Kelenjar Sekretori 86
KEKHUSUSAN PERMUKAAN SEL TRANSPOR MELALUI EPITEL 90
APIKAL 78
PEMBARUAN SEL EPITEL 91
Mikrovili 79
Stereosilia 81 IKHTISAR KUNCI 93
Silia 81
73
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
BAB
Laminan basal melekat pada serat retikular yang
4
terbentuk dari kolagen tipe III di lapisan jaringan ikat di
bawahnya oleh fibril penambat yang terdiri atas kolagen tipe
Mikrovili
Taut erat
(Occluding junction)
Taut adheren
(taut penambat)
Desmosom
(taut penambat)
Filamen
intermedia
Taut celah
(Taut berkomunikasi)
Hemidesmosom
(taut penambat)
Lamina basal
Tiga sel epitel kuboid, tanpa isinya, memperlihatkan empat Desmosom dan taut celah membentuk plak berbentuk bercak
tipe utama kompleks taut antarsel, seperti yang ditunjukkan di antara dua sel. Karena terikat pada filamen intermedia dalam
secara skematis di sini. Pada akhir apikal, taut erat (zonula sel, desmosom membentuk titik perlekatan yang sangat kuat
occludens) dan taut adheren (zonula adherens) biasanya dengan memperkuat peran zonula adherens dan berperan utama
terletak berdekatan dan masing-masing membentuk suatu mempertahankan intergritas epitel. Taut celah, suatu bercak
pita kontinu di sekeliling ujung apikal sel. Beberapa rigi (ridge) dengan sejumlah besar connexon di membran sel yang
taut erat mencegah aliran zat secara pasif di antara sel, tetapi berdekatan, memiliki sedikit kekuatan tetapi berfungsi sebagai
tidak sangat kuat; taut adheren yang berada tepat di kanal intrasel untuk aliran molekul. Semua tipe taut ini juga
bawahnya berperan menstabilkan dan memperkuat pita ditemukan pada tipe sel tertentu selain epitel. Hemidesmosom
sirkular ini di sekitar sel dan membantu menahan lapisan sel mengikat sel epitel ke lamina basal yang dibawah.
bersama-sama.
77
TABEL 4–2 Taut sel epitel, fitur struktural utama dan fungsi, serta signifikansi medis.
4 BAB
Taut Erat Taut adheren Desmosom Taut Celah
Taut (Zonula Occludens) (Zonula Adherens) (Macula Adherens) Hemidesmosom (Nexus)
Taut erat juga melayani menunjukan yang terkait dalam sabuk di sekeliling sel. Macula adherens atau desmosom
epitel. Zona kontinu ini di sekitar sel-sel epitel mencegah adalah suatu struktur berbentuk cakram pada permukaan
protein membran pada permukaan sel apikal pindah dari satu sel yang berpasangan dengan struktur identik pada
membran ke basal dan permukaan lateral, serta sebaliknya. permukaan sel yang bersebelahan (Gambar 4–4 dan 4–5).
Ini menghasilkan dua domain membran (apikal dan Desmosom berisi anggota yang lebih besar dari famili
basolateral) dengan populasi protein yang berbeda, cadherin disebut desmoglein dan desmoplakin. Pada sisi
memungkinkan kedua sisi epitel tersebut mempertahankan sitoplasmik setiap membran sel, protein berjenis-cadherin ini
reseptor dan fungsi yang berbeda. Membran apikal sel epitel menyelip ke dalam suatu plak penambat yang padat pada
adalah bagian dari kompartemen luminal dari jaringan atau protein penambat (plakoglobin, dan desmoplakin) yang
organ, sedangkan domain basolateral sel epitel adalah bagian mengikat filamen intermedia dan bukan filamen aktin.
dari kompartemen basal yang juga meliputi jaringan ikat Filamen sitokeratin yang berbentuk mirip-kabel paling
yang dibawahnya. sering terdapat di desmosom epitel. Karena, filamen
Jenis taut berikut yang ditemukan adalah zonula intermedia sitoskeleton sangat kuat, desmosom membentuk
adherens (Gambar 4–4 dan 4–5), taut ini mengelilingi sel adhesi yang kokoh antarsel. Pada sel non-epitelial, filamen
epitel, yang biasanya berada tepat di bawah zonula intermedia yang melekat pada desmosom terdiri atas protein
occludens. Ini adalah taut adheren, dengan kuat penahan sel lain, seperti desmin atau vimentin.
bersebelahan. Adhesi diperantarai oleh glikoprotein ❯❯ APLIKASI MEDIS
transmembran sel, cadherin, yang kehilangan sifat
adhesifnya tanpa keberadaan Ca2+. Di dalam sel, cedherin Berbagai penyakit melepuh (bulosa), seperti pemfigus
mengikat protein cetanin yang diikat oleh protein pengikat- vulgaris, yang melibatkan epidermis atau epitel skuamosa
aktin pada filamen aktin. Sejumlah filamen aktin zonula (gepeng) berlapis dari mukosa mulut, adalah karena fungsi
adheren membentuk bagian terminal web, yakini suatu desmosom abnormal yang disebabkan oleh reaksi
gambaran sitoskeletal di kutub apikal di banyak sel epitel, autoimun terhadap desmoglein tertentu yang mengurangi
yang berperan pada motilitas sitoplasma dan fungsi lain. adhesi sel-sel. Gangguan serupa muncul dengan mutasi
Bersama-sama, taut erat dan adheren melingkari ujung genetik untuk berbagai protein taut.
apikal sel epitel berfungsi seperti bentuk plastik yang
memegang enam minuman kaleng bersama-sama.
Taut celah memediasi komunikasi daripada adhesi atau
Taut lain yang dikhususkan untuk adhesi adalah oklusi antara sel-sel (Gambar 4-7). Melimpah di banyak
desmosom atau macula adheren (L. macula, bercak). epitel, penting secara fungsional taut celah hampir semua
Seperti yang diisyaratkan dari namanya, tipe taut ini jaringan mamalia. Setelah mengalami cryofracture,
menyerupai suatu 'bercak las' dan tidak membentuk suatu
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
GAMBAR 4–5 Kompleks tautan sel epitel GAMBAR 4–6 Melihat dari taut erat setelah
cryofracture.
MV
TJ
MV
TJ
AJ
Tepat di bawah mikrovili apikal (MV) dari sel epitel ini, lanjutan
lempeng cryofracture menyatu sel membran menunjukan
penyatuan helai protein transmembran membentuk taut yang
ketat (zonula occludens). 100.000x.
IF
4 BAB
Jaringan Epitel ■ Fitur karakteristik dari Sel Epitel
Sel A Sel B
a b
(a) Diagram taut celah (pandangan oblik) memperlihatkan lapisan-ganda lipid di setiap membran sel. Kanal yang melintasi
elemen-elemen struktur yang memungkinkan pertukaran zat jembatan selindris (panah) berdiameter 1,5 nm, yang mem-
nutrisi dan molekul sinyal di antara sel-sel tanpa kehilangan batasi ukuran molekul yang dapat melaluinya, (b) Sebuah
materi ke dalam ruang antarsel. Kanal komunikasi di bentuk persiapan cryofracture dari taut celah, menunjukkan lembaran
oleh pasangan partikel berbentuk (connexon), yang terdiri atas agregat kompleks protein transmembran, yang connexon.
enam subunit protein berbentuk (connexins) yang merentangi 150.000x.
Fungsi ini baik untuk memperluas area permukaan sel untuk membran plasma di sekitarnya oleh protein lain (Gambar 4–
penyerapan atau memindahkan zat yang terikat pada epitel. 8). Susunan mikrofilamen menstabilkan mikrovilus dan
memungkinkannya berkontraksi dalam derajat kecil dan
secara interminten yang membantu mempertahankan
Mikrovili kondisi optimal untuk obsorpsi melalui plasmalemmanya.
Bila dilihat dengan mikroskop elektron, sejumlah besar sel Filamen ini terselip ke dalam filamen aktin terminal web
terlihat memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasmik. Ekstensi filamen di dasar mikrovili tersebut.
seperti biasanya memperlihatkan pergerakan dan aktivitas
filamen aktin sitoplasmik dengan sementara keduanya serta
variabel panjang, bentuk, dan nomor. Namun, dalam sel-sel ❯❯ APLIKASI MEDIS
epitel khusus untuk absorpsi, permukaan apikal menyajikan
sebuah susunan dari proyeksi disebut mikrovili (L. villus, Penyakit seliak, juga disebut enteropati gluten-sensitif atau
berkas rambut). Dalam sel seperti epitel pelapis usus halus, sariawan, adalah gangguan usus kecil di mana salah satu
permukaan apikal yang padat ditutupi dengan mikrovili perubahan patologis pertama adalah hilangnya sikat
seragam, yang terlihat sebagai kuas atau perbatasan lurik mikrovili perbatasan sel absorbtif. Hal ini disebabkan oleh
pada sel-sel ini (Gambar 4–8). Mikrovillus rata-rata memiliki reaksi kekebalan terhadap hutan protein gandum selama
tinggi sekitar 1 m dan lebar 0,1 m, tetapi dengan ratusan atau pencernaan, yang menghasilkan enteritis difus (radang
ribuan yang terdapat pada ujung setiap sel absorptir, luas usus), perubahan pada sel-sel epitel yang mengarah ke
permukaan total dapat bertambah sebesar 20 hingga 30 kali malabsorpsi, dan akhirnya perubahan patologis di dinding
lipat. Glikokaliks meliputi mikrovili usus tebal dan termasuk usus. Masalah malabsorpsi dan perubahan struktural
enzim untuk pencernaan makromolekul tertentu. reversibel saat gluten dihapus dari diet.
Di dalam setiap mikrovili, terdapat berkas filamen
aktin yang saling berikatan dan juga berhubungan dengan
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
TW
TW
a
b
Filamen aktin
(mikrofilamen)
Sel absorbtif yang melapisi usus halus memperlihatkan Miosin II
mikrovili dengan jelas. (a) dengan mikroskop cahaya,
menunjukkan banyak mikrovili paralel dan ke koneksi terminal
web (TW) dalam sitoplasma yang dibawah. 6500x. (b) SEM dari
sel epitel membelah menunjukkan baik struktur internal dan
permukaan mikrovili individu serta asosiasi dengan filamen
aktin dan filamen intermedia dari terminal web (TW). 7000x.
(c) TEM dari mikrovili membelah longitudinal dan melintang
(inset) menunjukkan susunan mikrofilamen yang membentuk
inti dari proyeksi ini. terminal web (TW) dari sitoskeleton juga
terlihat. Glikokaliks (G) membentang dari glikoprotein dan
glikolipid dari plasmalemma mikrovili mengandung enzim d Filamen Intermedia (keratin)
tertentu untuk tahap akhir dari makromolekul pencernaan.
15,000x.
treadmilling dan berbagai interaksi berdasarkan miosin. Motor
(d) Diagram ini mengindikasikan protein penting di mikrovilus miosin mengimpor berbagai komponen mikrovili sepanjang
dengan berbagai protein aktin penting untuk perakitan F-aktin, filamen aktin. (Gambar 4-8b, dengan izin, dari Dr John Heuser,
membatasi, silang, dan gerakan. Seperti mikrofilamen di regio Washington University School of Medicine, St. Louis, MO.)
lain sitoskeleton, itu dari mikrovili yang sangat dinamis, dengan
81
BAB
oleh membran sel dan mengandung suatu aksonema dengan
sepasang mikrotubulus di pusatnya yang dikelilingi oleh
4
sembilan pasang mikrotubulus perifer. Sembilan duplet
Silia
Silia yang panjang memproyeksikan struktur, lebih besar dari
pithelia
mikrovili, yang mengandung susunan internal mikrotubulus Epitel dibagi dua kelompok utama berdasarkan struktur dan
(Gambar 4-10). Sebagian besar (jika tidak semua) jenis sel fungsinya: epitel pelapis (atau penutupi dan epitel
memiliki setidaknya satu silia panjang variabel, biasanya kelenjar. Pembagian ini bukan merupakan pembagian yang
disebut silia primer, yang tidak motil tapi diperkaya dengan tegas, karena ada epitel pelapis dengan semua selnya yang
reseptor dan kompleks transduksi sinyal untuk mendeteksi bersekresi (misalnya, lapisan lambung) atau sel-sel kelenjar
cahaya, bau, gerak, dan cairan melewati sel. Silia primer juga yang tersebar di antara sel-sel pelapis (misalnya, sel mukosa
penting dalam embrio awal. di usus halus atau trakea).
Silia motil yang banyak pada epitel, di mana silia motil yang
melimpah pada domain apikal banyak sel kuboid atau sel Epitel Pelapis atau Penutup
kolumnar (silindris). Silia tipikal memiliki panjang 5-10 μm Epitel pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang
dan diameter sebesar 0,2 μm yang jauh lebih panjang dan dua tersusun dalam lapisin yang menutupi permukaan luar atau
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
G
C
a b
melapisi rongga tubuh. Epitel ini dapat digolongkan Bentuk sel tersebut menjadi tidak teratur dan gepeng saat sel
berdasarkan jumlah lapisan sel dan ciri morfologi sel pada ini menumpuk keratin pada proses keratinisasi, dan
lapisan permukaan (Tabel 4-3). Epitel selapis hanya bergerak semakin dekat ke permukaan; ditempat ini, sel
mengandung satu lapis sel, dan epitel berlapis mengandung tersebut menjadi keratin pipih yang tidak aktif secara
lebih dari satu lapis sel. metabolik (skuama) dan tidak memiliki inti. Lapisan
Berdasarkan bentuk sel, epitel digolongkan menjadi permukaan sel ini membentuk mencegah terjadinya
epitel skuamosa (gepeng) (sel pipih), kuboid (sel dengan kehilangan cairan melalui epitel ini. Epitel berlapis
ketebalan yang kira-kira sama dengan lebarnya), atau skuamosa (gepeng) tanpa lapisan tanduk (Gambar 4-15)
kolumnar (silindris) (sel dengan tinggi lebih besar daripada melapisi permukaan yang basah (seperti mulut, esofagus, dan
lebarnya). Contoh epitel selapis diperlihatkan pada Gambar vagina). Diarea tersebut dengan kehilang air yang tidak
4-12 dan 4-14. menjadi masalah, sel epitel gepeng pada lapisan permukaan
Epitel berlapis Gambar 4-15) digolongkan berdasar- merupakan sel hidup yang memiliki lebih sedikit keratin dan
kan bentuk sel di lapisan superfisialnya: skuamosa mempertahankan intinya.
(gepeng), kuboid, dan kolumnar (silindris). Epitel kuboid berlapis dan kolumnar (silindris) berlapis
Sel epitel skuamosa (gepeng) berlapisan yang sangat jarang ditemukan. Epitel kuboid berlapis dapat ditemukan
tipis dapat "berkeratin" (kaya akan filamen intermedia pada konjungtiva yang melapisi kelopak mata, yang bersifat
keratin) atau "tidak berkeratin" (dengan jumlah keratin yang protektif dan menyekresi mukus. Epitel kolumnar (silindris)
berlapis terbatas pada epitel duktus kelenjar liur dan
relatif sedikit). Epitel berlapis skuamosa (gepeng) dengan
keringat: (Gambar 4-15) di tempat ini, epitel tersebut
lapisan tanduk, khusunya ditemukan pada epidermis kulit
tampaknya membentuk lapisan yang lebih kuat ketimbang
(Gambar 4-15). Selnya membentuk banyak lapisan, dan sel-
lapisan epitel selapis.
sel yang lebih dekat dengan jaringan ikat di bawahnya
umumnya berbentuk kuboid atau sillindris rendah. Epitel transisional atau urotel, yang hanya melapisi
kandung kemih, ureter, dan ureter bagain atas, ditandai
dengan lapisan permukaan
GAMBAR 4–11 Aksonemasilia.
BAB
B kolam dinamis tubulin,
mikrotubulus protein prekursor silia
A lainnya, dan protein motor
4
"lengan" Dinein
Mikrotubulus
sentral
Mikrotubulus
duplet
Selubung dalam
Nexin ikat silang
antara duplet
Transportasi protein ke atas b
melalui silia melibatkan
kinesin motor ll bergerak
sepanjang mikrotubulus dari
duplet perifer
Membran plasma
Badan basal
Mikrotubulus
triplet
Akar kecil
(a) Diagram dari silium dengan aksonema terdiri dari dua silia, dan protein diangkut ke dalam dan keluar dari struktur oleh
mikrotubulus pusat yang dikelilingi oleh sembilan duplet kinesin dan dinein sitoplasmik motor bergerak sepanjang duplet
mikrotubular perifer terkait dengan protein lainnya. Dalam perifer mikrotubulus.
duplet, mikrotubulus A selesai, yang terdiri dari 13 protofilamen, (b) Gerakan silia melibatkan serangkaian perubahan cepat
sedangkan B saham mikrotubulus beberapa A heterodimer dalam bentuk aksonema tersebut. Disepanjang setiap duplet,
protofilamen. Aksonema elastis tetapi relatif kaku, dengan serangkaian dipasangkan "lengan" dengan dinein aksonemal
struktur dikelola oleh nexin menghubungkan duplet perifer dan terikat mikrotubulus A, dengan masing-masing pasangan
kompleks protein lainnya membentuk selubung dan radial jari diperpanjang ke arah mikrotubulus B dari duplet berikutnya.
antara duplet dan mikrotubulus pusat. Ketika diaktifkan oleh ATP, lengan dinein sebentar mengikat
Aksonema kontinu dengan badan basal yang terletak di mikrotubulus berdekatan dan duplet bergeser sedikit melewati
sitoplasma apikal. Badan basal secara struktural sangat mirip satu sama lain. Gerakan menggeser dibatasi oleh nexin tautan
dengan sentriol, yang terdiri dari sembilan triplet mikrotubular silang antara duplet, menyebabkan aksonema untuk
relatif singkat dihubungkan bersama dalam susunan seperti membungkuk. Sebuah pergantian yang cepat dari gerakan ini
kincir. Sebuah kolam tubulin dan protein lain terdapat distal di sepanjang aksonema menghasilkan gerak silia.
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
Bertingkat (lapisan sel dengan Melapisi trakea, bronkus, Proteksi, sekresi;transpor yang
inti di berbagai tingkat; tidak rongga hidung diperantarai silia untuk partikel yang
semua sel mencapai permukaan terperangkap dalam mukus agar dapat
tetapi semuanya menempel pada keluar dari saluran napas.
laminan basal)
Berlapis (dua lapisan atau lebih) Gepeng berkeratin Epidermis Proteksi;mencegah kehilangan air.
(kering)
Gepeng tidak Mulut, esofagus, laring, Protein, sekresi; mencegah kehilangan air
berkeratin (basah) vagina, kanal anus
Epitel
Membran
basal
Lamina
propria
Kapiler
a c
Sel pada lapisan tunggal berbentuk pipih dan biasanya bawahnya. Sel pipih sering memperlihatkan transitosis. Contoh
sangat tipis, dengan hanya inti sel tebal yang tampak sebagai yang diperlihatkan di sini adalah epitel yang melapisi ansa Henis
tonjolan untuk mengenali sel. Epitel selapis biasanya ginjal (a), mesotel yang melapisi suatu mesenterium (b), dan
dikhususkan sebagai lapisan pembuluh drah dan rongga endotel yang melapisi permukaan internal kornea (c). a, c 400x; b
serta mengatur zat yang dapat memasuki jaringan di 600x. H&E.
85
4BAB
Epitel
Kapiler b
a c
Sel epitel kuboid selapis memiliki tinggi yang bervariasi tetapi melalui epitel dalam derajat tinggi. Contohnya epitel kuboid
besarnya kurang lebih sama dengan lebarnya. Ketebalannya selapis yang diperlihatkan di sini diambil dari tubulus koligen
yang lebih besar sering mencangkup sitoplasma yang kaya akan ginjal (a), suatu duktus pankreas (b), dan mesotel yang melapisi
mitokondria yang menyediakan energi untuk transpor aktif zat ovarium (c). Semua 400x. H&E
Terminal
Silia bars
Epitel
Membran
basal
Lamina
propria
Kapiler b
a c
Sel epitel kolumnar (silindris) selapis memiliki tinggi yang lebih cepat ke ruang antarsel ketimbang transpor di sepanjang sel.
besar daripada lebarnya. Sel tersebut biasanya dikhususkan Sitoplasma tambahan sel di sel silindris memungkinkan
untuk absorpsi, dengan mikrovili, dan sering memiliki sebaran tambahan mitokordia dan organel lain yang diperlukan untuk
sel sekretorik atau sel bersilia. Sel epitel tersebut selalu absorpsi dan pemrosesan. Contoh yang diperlihatkan di sini
memiliki kompleks taut erat dan adheren di ujung aplikasinya, diambil dari duktus koligen ginjal (a), lapisan tubu uterina,
tetapi sering longgar di area yang terletak lebih basolateral. Hal dengan sel sekretorik dan sel bersilia (b), dan lapisan kandung
ini memungkinkan transfer material yang diabsorpsi secara empedu (c). Semua 400x. H&E.
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
Epitel
Membran
basal
Lamina propria
a b
c d
Epitel skuamosa (gepeng) berlapis memiliki fungsi protektif; Epitel yang melapisi banyak permukaan internal seperti
perlindungan dari invasi mikroorganisme dan perlindungan dan esofagus (b), atau melapisi kornes (c). Sel disini menumpuk
kehilangan air. Di kulit, perlindungan terhadap kehilangan air lebih sedikit keratin dan mempertahankan intinya epitel
dan dessication sangat penting dan epitel ini berkeratin. Saat semacam itu masih memberikan perlindungan dari mikroorga-
sel epidermis kulit berdiferensi (a), sel-sel ini menjadi terisi nisme.
dengan keratin dan zat lain dan akhirnya kehilangan inti dan Epitel kuboid atau kolumnar (silindris) berlapis cukup langka,
organel lainnya. Skuama superfisial yang pipih membentuk tetapi ditemukan pada duktus ekskretorik sejumlah kelenjar (d)
lapisan yang menghambat kehilangan cairan dan akhirnya dengan lapisan ganda sel yang tampaknya membentuk lapisan
terlepas dan digantikan dari bawah. Keratinisasi akan dibahas yang lebih kuat daripada epitel selapis. Semua 400x. (b) PT. (a,
sepenuhnya pada Bab 18. c, dan d) H&E.
yang terdiri atas sel mirip-kubah yang bukan berbentuk ❯❯ APLIKASI MEDIS
skuamosa (gepeng) maupun silindris (Gambar 4-16). Sel-sel
ini, yang terkadang disebut sel payung, terutama bersifat Pada bronkitis kronis, umum di kalangan kebiasaan perokok,
protektif dari efek urine yang hipertonik dan berprotensi jumlah sel goblet pada lapisan saluran udara di paru-paru
sitotoksik. Hal yang penting, bentuk sel permukaan berubah sering sangat meningkat. Hal ini menyebabkan produksi
sesuai derajat peregangan kandung kemih. Jelas epitel ini mukus yang berlebihan di daerah yang terdapat ada sedikit
dibahas secara rinci. sel bersilia untuk dapat cepat menghilangkan berkontribusi
Selain berbagai epitel berlapis tersebut, terdapat tipe untuk obstruksi saluran udara. Epitel semu bersilia yang
melapisi bronkus perokok juga dapat diubah menjadi epitel
lain yang diklasifikasikan, ada jenis lain yang disebut semu
skuamosa (gepeng) berlapis oleh metaplasia.
epitel kolumnar (silindris) (Gambar 4-17). Berikut tinggi,
sel-sel tidak teratur semua melekat pada membran basal
mesikipun inti-intinya berada di beberapa lapisan epitel dan
tinggi sejumlah sel tidak mencapai lapisan permukaan. Epitel & Kelejar Sekretori
Contoh epitel kolumnar (silindris) bertingkat yang paling Sel-sel epitel yang berfungsi terutama untuk memproduksi
dikenal adalah epitel yang melapisi salurun napas atas, sel dan mengeluarkan berbagai makromolekul dapat terjadi
epitel silindris ini juga memiliki banyak silia. dalam epitel dengan fungsi utama
87
BAB
urotel.
Mukus Silia
4
Epitel Terminal bars
lainnya atau organ khusus yang disebut kelenjar. Produk Kelenjar berkembang pada masa kehidupan jenin dari
menjadi disekresikan umumnya disimpan dalam sel berupa epitel pelapis melalui proliferasi dan invasi sel ke dalam
vesikel-vesikel kecil bermembran disebut granula sekretorik. jaringan ikat di bawahnya, yang selanjutnya, diikutin proses
Sel-sel epitel kelenjar dapat menyintesis, menyimpan, diferensiasi (Gambar 4–19). Kelenjar eksokrin tetap
dan menyekresi protein (misalnya, di pankreas), lipid berhubungan dengan epitel permukaan hubungan ini
(misalnya, kelenjar adrenal, kelenjar sebasea), atau senyawa berbentuk saluran tubular yang dilapisi sel-sel epitel, yang
karbohidrat dan protein (misalnya, kelenjar liur). Kelenjar akan dilalui sekret kelenjar ke permukaan. Kelenjar endokrin
payudara menyekresi ketiga zat tersebut. Sel-sel sejumlah kehilangan koneksi ke epitel asli kelenjar endokrin dan
kelenjar memiliki aktivitas sintesis yang rendah (misalnya, karena kekurangan saluran. Berdinding pembuluh darah tipis
kelenjar keringat) dan menyekresi sebagian besar air dan (kapiler) yang berdekatan dengan sel-sel endokrin menyerap
elektrolit (ion) yang dipindahkan ke dalam kelenjar dari produk hormon yang disekresikan sel endokrin untuk
darah. transportasi dalam darah ke sel target seluruh tubuh.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4-20, epitel
Sel sekretori tersebar, kadang-kadang disebut kelenjar
kelenjar eksokrin diatur sebagai sistem kontinyu terdiri dari
uniseluler, yang umum di kuboid selapis, kolumnar
banyak bagian sekretori kecil dan duktus untuk diangkut
(silindris) selapis, dan epitel semu dari banyak organ. Sebuah
sekresi dari kelenjar. Dalam kedua eksokrin dan endokrin
contoh kelenjar uniseluler adalah sel goblet yang ikut
kelenjar unit sekretori yang didukung oleh stroma jaringan
melapisi usus halus (Gambar 4-18) atau saluran napas, yang
ikat.
mengeluarkan mukus yang membantu fungsi organ-organ.
BAB 4 ■ Jenis Epitel
M
G
R SG
a b
Suatu irisan lapisan epitel usus besar memperlihatkan sebaran inti basal yang dikelilingi RER (R), suatu kompleks Golgi (G) besar
sel goblet nyereksikan mukus ke ruang ekstrasel. (a): Dengan yang berada tepat di atas ini, dan ujung aplikasi yang terisi
pilasan untuk glikoprotein yang digunakan pada gambar ini, dengan granula sekretorik (SG) besar yang musim. Zat yang
prekursor mukus yang disimpan di franula sitoplasmik sel goblet sangat kental ini disekresikan melalui eksositosis dan
serta mukus yang disekresikan terpulas biru gelap. 400x. PAS- mengalami hidrasi untuk membentuk mukus pada lumen yang
PT. (b): Secara ultrastruktual, suatu gel goblet memperlihatkan dilapisi mikrovili (M). 17.000x.
Sebuah lapisan jaringan ikat juga membungkus kelenjar sel lengkap dengan merilis produk dan puing-puing sel
sebagai kapsulnya, mengelilingi duktus yang lebih besar, dan ke lumen kelenjar ini. Hal ini paling jelas terlihat pada
membentuk partisi atau septa yang memisahkan kelenjar kelenjar sebasea kulit (Gambar 4–22).
dalam lobulus, masing-masing berisi unit sekretori
3. Sekresi apokrin: Produk sekretorik biasanya berupa
terhubung ke bagian kecil dari sistem duktus (Gambar 4-20). droplet lipid besar dan dilepaskan bersama dengan
Struktur bagian sekretori dan duktus memungkinkan sejumlah sitoplasma atipikal dan plasmalemma. Ini
kelenjar eksokrin harus diklasifikasikan sebagai skematis adalah mekanisme oleh tetesan lipid yang disekresikan
diperlihatkan pada Tabel 4-4. Meskipun morfologi tiga dalam kelenjar susu (Gambar 4-23).
dimensi sering tidak menonjol di bagian histologis, poin-
poin penting adalah sebagai berikut:
■ Duktus dapat sederhana (tidak bercabang) atau
majemuk (dengan dua atau lebih cabang) ❯❯ APLIKASI MEDIS
■ Bagian sekretorik dapat tubular (dapat pendek atau pan- Kelenjar sebasea holokrin adalah struktur utama yang
jang dan bergelung) atau asinar (bundar atau globular) terlibat dalam bentuk umum dari jerawat, jerawat vulgaris.
■ Kelenjar majemuk dapat memiliki bagian sekretorik Sekresi holokrin berlebihan dari sebum dan keratin dipicu
tubular, asinar, atau tubuloasinar. oleh lonjakan hormon testosteron steroid yang terjadi pada
kedua jenis kelamin pada masa pubertas sering
Sel-sel epitel di kelenjar multiseluler memiliki tiga menyebabkan saluran tersumbat dalam kelenjar. Aktivitas
mekanisme dasar untuk merilis produk epitel (Gambar kulit normal komensal kulit sejenis bakteri propioni-
4-21), dan sel-sel yang terlibat dalam setiap jenis sekresi bakterikum jerawat dalam saluran tersumbat umumnya
mudah dikenali secara histologis: menghasilkan peradangan lokal.
1. Sekresi merokrin: Ini adalah metode yang paling umum
dari sekresi protein dan melibatkan eksositosis tipikal
pada protein atau glikoprotein dari vesikel terikat Kelenjar eksokrin dengan sekresi merokrin dapat
membran.
digolongkan lebih lanjut menjadi serosa atau mukosa
2. Sekresi holokrin: Dalam proses ini sel mengakumulasi berdasarkan sifat protein atau glikoprotein yang disekresikan
produk pada saat sel dewasa dan menjalani diferensiasi dan sifat pemulasan sel sekretorik tersebut. Sel asinar
sel terminal, yang berpuncak pada gangguan
kelenjar liur parotis dan pankreas merupakan contoh tipe
serosa yang menyekresi enzim percernaan. Ujung basal sel
serosa memiliki RER dan kompleks Golgi yang berkembang
baik dan sel-sel terisi di bagian apikalnya dengan granula
sekretorik pada berbagai tahap pematangan
89
BAB
Epitel
4
Lamina basal
Jaringan Epitel ■
Jaringan ikat
Jenis Epitel
Hilangnya
sel duktus
Duktus
Bagian
Sekretorik
Bagian
sekretorik
Kelenjar endokrin
Selama perkembangan janin, sel epitel berproliferansi dan Sel-sel kelenjar endokrin, yang menyekresikan hormon dapat
mempenetrasi jaringan ikat di bawahnya. Epitel tersebut dapat— tersusun dalam bentuk barisan (korda) atau folikel dengan
atau tidak dapat—mempertahankan hubungan dengan epitel lumen untuk menyimpan produk sekretorik. Baik dari korda
permukaan. Jika hubungan tersebut dipertahankan, kelenjar (kiri) atau folikel (kanan) sel endokrin, produk sekretorik
eksokrin akan terbentuk; bila hubungan ini tidak ada, kelenjar dilepaskan di luar sel dan diambil oleh pembuluh darah untuk
endokrin akan terbentuk. Kelenjar eksokrin bersekresi ke didistribusikan ke seluruh tubuh.
permukaan tubuh atau melalui sistem duktus yang dibentuk dari
hubungan epitel.
(Gambar 4–24). Jadi, sel serosa terpulas secara intens dengan menyebabkan granula mukinogen untuk pewarnaan kurang
pewarna basofilik atau asidofilik. Asinus pankreas dan air baik dengan eosin (Gambar 4–25). Oligosakarida yang cukup
liur kelenjar parotid terdiri dari sel-sel serosa. biasanya tetap, namun, untuk memungkinkan sel-sel mukosa
Sel-sel mukosa, misalnya sel goblet, juga kaya akan RER menjadi terpulas baik dengan metode asam periodat Schiff
dan kompleks Golgi terisi di bagian apikal dengan granula (PAS) (Gambar 4–18a).
sekretorik yang berisi glikoprotein hidrifilik yang disebut Sel mukosa kelenjar besar bersusun sebagai tubulus
musin. Ketika musin dilepaskan dari sel, musin mengalami sekretorik dan dalam liur campuran kelenjar seromukosa,
hidrasi dan membentuk mukus. Sebagian besar musin gumpalan sel mukosa berbentuk sabit sering berbagi ujung
hidrofilik dibersihkan oeh sel selama persiapan histologis tubulus yang sama dalam bentuk demilun serosa (Gambar
rutin, 16–6). Produk kelenjar tersebut adalah campuran enzim
pencernaan dan mukus berair.
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
Lobus
Vesikel sekretorik
pithelia
Seperti dibahas pada Bab 2, semua sel memiliki kemampuan
untuk mentranspor ion tertentu melawan suatu gradien
kosentrasi dan potensial-listrik. Suatu contoh penting adalah
pengeluaran aktif Na+ dengan menggunakan sistem Na+/K+-
ATPase (pompa natrium) yang diaktivasi sehingga sel dapat
mempertahankan kosentrasi natrium intrasel yang rendah
Asinus Duktus
(bagaian sekretorik) (bagian penghubung) (5-15 mmol/L vs ~ 140 mmol/L). Sebuah skematis dari
pompa Na+/aktivitas K+ ditunjukkan pada Gambar 4-27.
Beberapa sel epitel khususkan di dalam ion transfer
(oleh pompa ion) dan air (melalui saluran membran disebut
Kelenjar eksokrin, menurut definisi, memiliki duktus yang aquaporin) di kedua arah di epitel, hal ini dikenal sebagai
berujung pada organ atau permukaan tubuh. Di dalam transpor transselular (Gambar 4–28). Taut erat apikal
kelenjar, duktus berjalan melalui septa penghubung dan mencegah difusi paraseluler atau aliran balik antara sel-sel.
bercabang berulang kali hingga cabang terkecilnya berakhir di
bagian sekretorik kelenjar.
Tubulus ginjal adalah situs yang sangat penting dari ion
dan transpor air, menjaga keseimbangan tubuh dari garam
dan air. Sel tubulus ginjal proksimal khusus struktural untuk
Selain sel-sel sekretori, banyak epitel kelenjar eksokrin transpor transelular. Permukaan apikal pada lumen tubulus
(misalnya, kelenjar keringat, lakrimal, liur, mamma) secara bebas permeabel terhadap Na+, dan membran sel
mengandung sel mioepitel berbentuk gelondong atau basolateral memiliki natrium pompa untuk ekstrusi aktif Na+
bintang yang terletak di antara lamina basal dan kutub basal ke dalam cairan interstitial luar tubulus. Osmotik dan
sel duktus atau sekretorik (Gambar 4-26). Juluran panjang keseimbangan listrik dikelola oleh transfer pasif dari ion
sel ini mengepung asinus seperti seekor gurita yang sedang klorida (Cl-) dan air ke dalam sel. Di antara lipatan tersebut
memeluk batu bulat. Penambahan duktus, lebih longitudinal terdapat mitokondria yang tersusun secara vertikel, yang
diatur. Sel tersebut berhubungan satu sama lain dan memasok ATP untuk pompa Na+/K+ (Gambar 4-29). Lateral
berhubungan dengan sel epitel oleh taut celah dan membran interdigitasi antara sel-sel lebih meningkat luas
desmosom, sel-sel mioepitel kaya filamen aktin dan miosin. permukaan untuk transpor. Transfer diatur dari ion dan air
Fungsi utamanya adalah berkontraksi di sekitar bagian oleh berbagai sel epitel sepanjang tubulus ginjal
sekresi atau duktus kelenjar sehingga membantu mendorong mempertahankan keseimbangan ion dalam tubuh dan
produk sekresi ke dalam duktus. memungkinkan ekskresi kelebihan air dan garam dalam urin.
Sel penghasil hormon dari kelenjar endokrin biasanya Seperti dibahas dalam Bab 2 dengan membran sel,
khusus baik untuk protein atau sintesis steroid, dengan semua sel juga dapat menginternalisasi molekul ekstraseluler
karakteristik sitoplasmik pewarnaan dari RER atau RER, dan cairan menggunakan endositosis dan pembentukan
masing-masing. Protein yang dirilis oleh eksositosis dan sitoplasmik, vesikel terikat membran. Aktivitas ini jelas
steroid lipofilik oleh difusi melalui membran sel untuk terlihat pada epitel selapis skuamosa (gepeng) yang melapisi
absorpsi dengan mengikat protein di luar sel. Seperti kapiler darah dan limfe (endotel) atau rongga tubuh
disebutkan sebelumnya, sinyal endokrin melibatkan (mesotel). Sel-sel ini memiliki sedikit organel, selain
transpor hormon dalam darah sel target manapun pada sejumlah besar vesikel pinositosik, yang melintasi sel-sel tipis
tubuh, sering di dalam kelenjar endokrin lainnya. Reseptor dalam dua arah dan menyekresikan isinya pada sisi yang
dapat pula berada pada sel yang sangat berdekatan dengan berlawanan melalui eksositosis. Proses transitosis juga
sel penghasil-hormon atau pada sel penyekresi itu sendiri; terjadi antara membran apikal dan membran basolateral
pada kasus ini, penghantaran sinyal masing-masing disebut domain dalam sel-sel selapis eoitel kolumnar (silindris) dan
parakrin atau autokrin. kuboid selapis dan penting pada berbagai proses fisiologis.
Penting namun jarang diperhatikan sel endokrin atau sel
parakrin juga terdapat secara sendiri atau dalam
R 91
TABEL 4–4 Golongan struktural kelenjar eksokrin, fitur dari masing-masing kelas, dan contoh-contoh.
BAB
Kelenjar SELAPIS (saluran tidak becabang)
4
Kelas Tubular selapis Tubular Bercabang Tubular Melingkar Asinar (atau alveolar) Asinar Bercabang
Bagian
sekretorik
Fitur Bagian sekretori Beberapa bagian Bagian sekretori Bulat, bagian Beberapa bagian
memanjang; duktus sekretorik panjang sangat panjang sekretori saclike sekretori saclike
biasanya pendek bergabung mengalir dan melingkar (seperti kantong) (seperti kantong)
atau tidak ada ke 1 duktus memasuki duktus
yang sama
Contoh Kelenjar mukus Kelenjar di dalam Kelenjar keringat Kelenjar mukosa Kelenjar sebasea
usus; kelenjar usus uterus dan perut kecil sepanjang dari kulit
atau kriptus (dari uretra
Lieberkuhn)
Kelenjar CAMPURAN (Duktus dari Beberapa Unit Sekretori Menyatu ke Duktus yang lebih besar)
Kelas Tubular Asinar (alveolar) Tubuloakinar
Duktus
Bagian
sekretorik
Fitur Beberapa memanjang, beberapa Beberapa unit sekretori saclike Duktus dari kedua unit
unit sekretori melingkar dan duktus (seperti kantong) dengan duktus sekretori tubular dan asinar
berkumpul untuk membentuk kecil berkumpul di sebuah duktus berkumpul di duktus yang
duktus yang lebih besar yang lebih besar lebih besar
Contoh Kelenjar mukosa dan kelenjar Pankreas eksokrin Kelenjar air liur
submukosa (dari Brunner) di
duodenum
Vesikel
sekretori
Inti sel sekretori
Sel yang membelah
Inti
Vesikel sekretori yang Pelepasan
melepaskan isinya bagian apikal
melalui eksositosis sel sekretori
Tiga jenis dasar dari sekresi selular digunakan di lengkap yang menyebabkan terisi dengan produk. kelenjar
kelenjar eksokrin, bergantung pada zat yang disekresikan. sebasea folikel rambut merupakan contoh terbaik kelenjar
(a) Kelenjar merokrin menyekresi produk, yang biasanya holokrin.
mengandung protein, melalui eksositosis di ujung apikal sel (c) Sekresi kelenjar apokrin melibatkan hilangnya bagian
sekretorik. Kebanyakan kelenjar eksokrin adalah kelenjar sitoplasma apikal berselubung-membran, yang biasanya
merokrin. mengandung satu atau lebih droplet lipid. Sekresi apokrin beserta
(b) Sekresi kelenjar holokrin dihasilkan oleh disintegrasi sel dengan sekresi merokrin terlihat pada kelenjar payudara.
sekretorik itu sendiri karena sel ini mengalami diferensiasi
GAMBAR 4–22 Sekresi holokrin di kelenjar GAMBAR 4–23 Sekresi apokrin pada kelenjar
BAB
sebasea. payudara.
4
Jaringan Epite l ■ Pembaharuan Sel Epitel
C
■ Epitel adalah jaringan di mana sel-sel terikat erat bersama-sama Membran Basal
secara struktural dan fungsional untuk membentuk sheetlike ■ Membran basal semua epitel adalah ekstraseluler lapisan tipis
(seperti lembaran) atau tubular struktur dengan bahan protein khusus, biasanya memiliki dua bagian: lamina basal dan
ekstraseluler kecil antara sel-sel. retikular lamina lebih berserat.
■ Sel-sel pada epitel masing-masing memiliki sisi apikal ■ Lamina basal adalah jaringan-jaringan tipis kolagen tipe IV
menghadap lembaran permukaan bebas dan sisi basal dan laminin diproduksi oleh sel-sel epitel.
menghadap membran basal dan jaringan ikat yang mendasari. ■ Retikuler lamina mengandung kolagen tipe III dan penambat
fibril dari kolagen VII, semua disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat
■ Epitel adalah secara khusus sering untuk absorpsi atau
yang berbatasan langsung.
transitosis, pinositosis material pada sisi apikal dan eksositosis di
sisi basolateral (atau sebaliknya). ■ Bersama-sama, komponen ini melampirkan epitel ke jaringan ikat,
mengatur (penyaring) zat yang lewat dari jaringan ikat dalam
■ Sel-sel yang paling epitel menunjukkan pembaharuan terus epitel, memberikan petunjuk atau perancah selama regenerasi
menerus, dengan lokasi dari sel punca dan tingkat variabel jaringan setelah cedera, dan kompartemen sel epitel dari jaringan
pergantian sel dalam berbagai epitel khusus. lain.
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
G
SG
D
a b
Asinus serosa kecil dari pankreas eksokrin masing-masing bersifat basofilik kuat di basal. Sebuah duktus kecil (D) terlihat,
memiliki 5-10 sel dengan lumen yang berada sangat kecil. tapi lumen dari asinus terlalu kecil untuk menjadi mudah terlihat.
Setiap sel asinar kira-kira berbentuk piramid dengan apeksnya Regio tertutup sebanding dengan yang ditunjukkan di bagian b.
yang berada di lumen. (a) Seperti yang terlihat dengan 300x. H&E. (b) Bagian sebuah sel asinar diperlihatkan secara
mikroskop cahaya, ujung apikal sangat eosinofilik karena ultrastruktural, yang mengindikasikan banyaknya RER (R),
granula sekretorik berlimpah hadir di sana. Ujung basal sel Kompleks Golgi (G), granula sekretorik (SG) dan lumen asinus
mengandung inti besar bunder dan banyaknya RER, yang yang berukuran sangat kecil (L). 13.000x.
membuat sel ini menjadi
4 BAB
a
■ Epitel transisional atau urotel, ditemukan hanya pada lapisan dari ■ Kelenjar endokrin kekurangan duktus; subunit disekresikan
sistem urin, yang bertingkat, dengan sel-sel permukaan bulat besar adalah hormon membawa di seluruh tubuh melewati cairan
protektif terhadap urine. interstitial dan darah, dengan spesifisitas yang dihasilkan oleh
reseptor hormon sel target.
Kelenjar epitel/Kelenjar Sekresi ■ Kelenjar memiliki tiga dasar mekanisme sekretori: merokrin, yang
■ Fungsi utama di banyak sel epitel adalah sintesis dan sekresi menggunakan eksositosis; holokrin, di mana sel-sel
produk khusus; terutama organ terdiri dari epitel disebut kelenjar. berdiferensiasi terminal diisi dengan produk lipid dilepaskan; dan
■ Kelenjar eksokrin memiliki duktus epitel membawa sekresi ke apokrin, di mana apikal, area produk diisi dari sel yang diekstrusi.
situs tertentu; duktus kelenjar selapis tidak bercabang dan itu dari ■ Kelenjar eksokrin yang memproduksi mukus, atau sel-sel
kelenjar senyawa yang bercabang. individual yang serupa disebut sel goblet, disebut kelenjar mukus;
■ Bagian sekresi kelenjar eksokrin dapat membentuk putaran, saclike komponen oligosakarida dari mukus pewarna kurang baik dengan
(seperti kantong) asinus (juga disebut alveoli) atau tubulus pewarna rutin tapi diwarnai baik dengan PAS pewarna.
memanjang; kedua jenis unit sekretori sendiri mungkin bercabang.
■ Kelenjar eksokrin yang memproduksi sebagian besar enzim
(protein) yang disebut kelenjar serosa dan diwarnai gelap dengan
H&E karena kandungan sel dari RER dan granula sekresi.
BAB 4 ■ Jaringan Epitel
Cairan Sitosol
interstitial fosfolipid bilayer
(IF)
ATP
situs
pengikat
K+
ATP
Na+
Protein
transpor
Pompa ADP
Na+/ K+ Na+
K+ P
Protein
transpor resume Transpor merubah bentuk
kembali ke protein (membutuhkan
bentuk asli energi dari ATP kerusakan)
4 Protein transpor ini beralih kembali ke bentuk 2 ATP dibagi menjadi ADP dan ion fosfat, sehingga
aslinya, sehingga pelepasan ion K+ ke dalam kedua pengikatan ion fosfat ke pompa dan pelepasan
sitosol. Pompa Na+/K+ sekarang siap untuk energi yang menyebabkan pompa Na+/K+ untuk
memulai proses lagi. IF Sitosol mengubah konformasi (bentuk) dan melepaskan ion
Na+ ke dalam cairan interstitial.
K+
Na+
P
Na+/K+ adalah -ATPase terletak di membran plasma dari banyak N+ dan K+ melalui membran di arah yang berlawanan,
sel menggunakan ATP untuk mengangkut atau pompa kation terhadap kosentrasi gradien mereka.
97
4 BAB
Lumen Lumen Transpor ion dan air dapat berlangsung dalam arah yang
berbeda, bergantung pada jaringan yang terkena. (a) Arah
MV
Kompleks
Pinositosis Na+ taut
Pencernaan
protein Na+
oleh lisosom Tempat
interdigitasi
M
membran
lateral
b
C
a Na+
Suatu diagram ultrastruktural dan TEM sel epitel yang khusus taut antara sel-sel individual memisahkan kompartemen apikal
untuk absorpsi: sel tubulus kontortus proksimal ginjal. Invaginasi dan basolateral. Ion natrium berdifusi secara pasif melaui
panjang membran sel basal membatasi regio yang terisi membran apikal sel epitel ginjal dan ditranspor secara aktif
mitokondria (M). Interdigitasi dari sel-sel yang bersebelahan keluar dari sel oleh Na+/K+ATPase yang berada di membran
saling mengunci interdigitas sel ini. Langsung di bawah mikrovili basolateral sel. Tepat di bawah lamina basal terdapat kapiler (C)
(MV) banyak vesikel pinositotik, yang mungkin berfusi dengan untuk memindahkan air yang melalui bagian epitel ini. 9600x.
lisosom seperti yang ditunjukkan atau memediasi transitosis
dengan mengeluarkan isinya di membran basolateral. Kompleks
BAB
98
99
Serat Retikular
Serat Elastin
108
111
Adiposit 99 SUBSTANSI DASAR 113
Makrofag & Sistem Fagosit
99 jENIS JARINGAN IKAT 117
Mononuklear
101 Jaringan Ikat Umum 117
Sel Mast
104 Jaringan Retikular 119
Sel Plasma
105 Jaringan Mukosa 122
Leukosit
105 IKHTISAR KUNCI 122
SERAT
Kolagen 106
98
99
GAMBAR 5–1 Mesenkim embrionik. prosessusnya lebih sedikit dan lebih sedikit RE kasar serta
BAB
mengandung inti heterokromatik yang lebih gelap.
5
Fibroblas merupakan target berbagai faktor pertumbuh-
an yang memengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Kapasitas regeneratif jaringan ikat tampak jelas bila
jaringan dirusak oleh peradangan atau cedera traumatik.
Pada keadaan tersebut, ruang-ruang yang terbentuk akibat
cedera di jaringan dengan sel-sel yang tidak membelah
(misalnya otot jantung), akan diisi oleh jaringan ikat, yang
Mesenkim terdiri atas populasi sel yang tidak berdiferensiasi,
membentuk suatu perut. Penyembuhan perbaikan jaringan
yang umumnya memanjang tetapi dengan banyak bentuk,
memiliki inti sukromatik besar dan nukleolus mencolok yang ikat. Jenis sel utama yang terlibat dalam proses perbaikan
mengindikasikan tingginya tingkat aktivitas sintesis. sel-sel ini adalah fibroblas.
disebut sel mesenkimal. Sel mesenkimal dikelilingi oleh Bila rangsangannya memadai, seperti selama
matriks ekstrasel yang dihasilkannya dan yang mengandung
penyembuhan luka, fibrosit kembali menjadi fibroblas, dan
banyak subtansi dasar sederhana kaya hialuronat (asam
hialuronat). Potongan ini dipulas dengan trikom. Masson yang aktivitas sintesisnya pulih kembali. Dalam hal ini, bentuk
memulas serat kolagen menjadi biru dan sedikitnya kolagen di dan tampilan selnya kembali seperti fibroblas. Mlofibroblas,
mesenkim terlihat jelas. 200x. trichrome Mallory. yaitu sel dengan ciri fibrolas dan otot polos, juga ditemukan
pada penyembuhan luka. Sel ini memiliki sebagian besar
ciri miosin dan berlaku sebagai otot polos. Aktivitas sel
menetap selama beberapa hari dan mati, biasanya melalui tersebut akan menutup luka setelah terjadinya cedera
apoptosis. jaringan, yakni suatu proses yang disebut kontraksi luka.
Fibroblas Adiposit
Fibroblas (Gambar 5-3) merupakan sel yang paling banyak Adiposit (L. adeps, lemak + Gr. kytos, sel), atau sel-sel lemak,
terdapat di jaringan ikat dan bertugas menyintesis ditemukan dalam jaringan ikat dari banyak organ. Ini besar,
komponen matriks ekstrasel. Fibroblas menyintesis sel mesenkimal yang berasal adalah khusus untuk
kebanyakan komponen jaringan ikat ECM, termasuk penyimpanan sitoplasmik dari lipid sebagai lemak netral,
protein, seperti kolagen dan elastin, yang membentuk serat atau untuk produksi panas. Deposito besar dari lemak dalam
kolagen, retikular, dan elastin, serta glikosaminoglikan, sel-sel jaringan ikat adiposa juga berfungsi untuk bantal dan
proteoglikan, dan glikoprotein substansi dasar. Seperti melindungi kulit serta organ lainnya. Adiposit sering disebut
dijelaskan kemudian, sebagian besar komponen ECM sel lemak, sel tersebut memiliki kepentingan metabolik yang
disekresikan mengalami modifikasi lebih jauh di luar sel bermakna dan dibahas mendalam pada Bab 6.
sebelum perakitan sebagai matriks.
Dua tingkat aktivitas fibroblas dapat diamati secara Makrofag dan Sistem Fagosit Mononuklear
histologis (Gambar 5-3b). Sel-sel dengan aktivitas sintesis yang Makrofag yang dikenali oleh kemampuan fagositosis yang
tinggi secara morfologis berbeda dari fibroblas tenang, yang berkembang dengan baik dan mengkhususkan dalam
tersebut dalam matriks yang telah disintesis sel-sel tersebut. mengubah omset serat protein serta pengangkatan sel mati,
Beberapa ahli histologi memakai istilah fibroblas untuk jaringan debris, atau bahan partikulat lainnya. Makrofag
menyebut sel yang aktif dan fibrosit untuk sel yang tenang. memiliki spektrum yang luas dari fitur morfologis yang
Fibroblas aktif memiliki banyak percabangan sitoplasma yang sesuai untuk keadaan dari aktivitas fungsional dan jaringan
iregular. Intinya lonjong, besar, terpulas-pucat, dengan yang makrofag tempati. Makrofag yang tipikal berdiameter
kromatin halus dan anak inti yang nyata. Sitoplasmanya antara 10 dan 30 μm dan terletak eksentris, memiliki inti
banyak mengandung RE kasar, dan aparatus Golgi yang berbentuk lonjong atau bentuk-ginjal. Makrofag adalah
berkembang baik. Fibroblas tenang, atau fibrosit lebih kecil terdapat dalam jaringan ikat dari sebagian besar organ dan
dari fibroblas aktif dan biasanya berbentuk gelondong dengan sering disebut oleh ahli patologi sebagai "histiosit."
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
GAMBAR 5–2 Komponen seluler dan komponen ekstraseluler dari jaringan ikat.
Pembuluh darah
Substansi dasar
Matriks
ekstraseluler Serat protein
Serat elastis
Serat kolagen
Serat retikular
Sel menepat
Sel mesenkimal
Makrofag
Adiposit
Fibroblas
Jaringan ikat terdiri dari fibroblas dan sel-sel lain serta matriks dikelilingi oleh substansi dasar berair. Dalam semua jenis dari
ekstraselular (ECM) dari berbagai serat protein, dari semua yang jaringan ikat dimana volume ekstraseluler melebihi dari sel.
❯❯ APLIKASI MEDIS
TABEL 5-1 Fungsi jaringan ikat.
Selain fungsi makrofag di pergantian dari serat ECM,
makrofag merupakan komponen kunci dari sistem
Jenis sel Produk atau aktivitas terkait pertahanan imun bawaan suatu organisme, menghilangkan
Fibroblas (fibrocytes) Serat ekstraseluler dan sel debris, sel-sel neoplastik, bakteri, dan patogen lainnya.
substansi dasar Makrofag juga merupakan sel antigen penyajian penting
yang dibutuhkan untuk aktivasi dan spesifikasi limfosit.
Sel Plasma Antibodi
Ketika makrofag distimulasi (dengan suntikan
Limfosit (beberapa jenis) Berbagai fungsi imun/ substansi asing atau oleh infeksi), mereka mengubah
fungsi pertahanan karakteristik morfologi dan sifat, menjadi makrofag
Leukosit eosinofi Memodulasi alergi / reaksi diaktifkan. Selain menampilkan peningkatan kapasitas
vasoaktif dan pertahanan mereka untuk fagositosis dan pencernaan intraseluler,
terhadap parasit
makrofag yang diaktifkan metabolisme ditingkatkan dan
Leukosit neutrofil Fagositosis bakteri aktivitas enzim lisosom. Makrofag juga merupakan sel
Makrofag Fagositosis dari komponen sekretori memproduksi dari berbagai substansi, termasuk
ECM dan debris; pemrosesan berbagai enzim untuk memecah ECM dan berbagai faktor
antigen dan kemunculan sel- pertumbuhan atau sitokin yang membantu mengatur sel-sel
sel imun; sekresi dari faktor
pertumbuhan, sitokin, dan imun dan fungsi reparatif.
agen lainnya Bila cukup dirangsang, makrofag dapat bertambah
Sel mast dan leukosit Pembebasan molekul
besar dan menyatu membentuk sel raksasa multinuklear,
basotil farmakologis aktif umumnya hanya ditemukan dalam keadaan patologis.
(misalnya, histamin)
Adiposit Penimbunan lemak netral
101
5BAB
Jaringan Ikat ■ Sel-sel Jaringan Ikat
C
a b
(a) Fibroblas biasanya memperlihatkan inti aktif yang besar (b) Fibroblas aktif dan terang terkadang dapat dibedakan,
dan sitoplasma eosinofilik yang menyempit dalam dua arah di seperti pada potongan dermis. Fibroblas aktif merupakan sel
sepanjang aksis inti, suatu merfologi yang biasanya disebut besar dengan inti eukromatik besar dan sitoplasma basofilik,
"bentuk gelondong". Inti (panah) jelas terlihat, tetapi prosessus sedangkan fibroblas inaktif atau fibrosit lebih kecil dengan inti
sitoplasma menyerupai berkas kolagen (C) yang mengisi hetorokromatik yang kurang mencolok. Sel bunder yang sangat
matriks ekstrasel dan sulit dibedakan pada potongan yang basofilik (b) adalah leukosit. Keduanya 400x. H&E.
dipulas H&E.
Pada mikroskop elektron, makrofag ditandai dengan Di berbagai organ, sel yang mirip-makrofag memiliki
permukaan yang tidak teratur dengan lipatan, tonjolan dan sebutan khusus, misalnya sel Kupffer di hati, sel mikroglia di
lekukan, yang menandakan aktivitas pinositosis dari susunan saraf pusat, sel Langerhans di kulit, dan osteoklas di
fagositosisnya berdasarkan morfologi. (Gambar 5–4). jaringan tulang. Namun, semuanya berasal dari monosit.
Makrofag umumnya memiliki aparatus Golgi yang Semuanya adalah sel panjang usia dan dapat bertahan hidup
berkembang baik, banyak lisosom. selama berbulan-bulan di jaringan. Penambahan untuk
Makrofag berasal dari sel-sel prekursor sumsum tulang pembersihan debris, sel-sel ini sangat penting untuk serapan,
yang membelah, dan menghasilkan monosit yang beradar di pemrosesan, dan penyajian dari antigen untuk aktivasi
dalam darah. Sel-sel ini menembus dinding venula dan limfosit, kemudian fungsi dibahas dengan sistem imun
kapiler ke dalam jaringan ikat, tempat sel tersebut menjadi tubuh. Transformasi monosit menjadi makrofag di jaringan
matang dan memiliki ciri marfologis sebuah makrofag. Jadi, ikat melibatkan peningkatan sintesis protein, ukuran sel dan
monosil dan makrofag adalah sel yang sama dengan tahap peningkatan jumlah kompleks Golgi dan lisosom.
pematangan yang berbeda. Makrofag memainkan peran
penting pada tahap awal dari perbaikan setelah kerusakan
jaringan, dan dalam kondisi seperti peradangan dari sel-sel
ini terakumulasi dalam jaringan ikat oleh proliferasi setempat Sel Mast
dari makrofag sebagai tambahannya pada rekrut monosit dari Sel mast merupakan sel jaringan ikat berbentuk bulat sampai
darah. Makrofag, yang tersebar di seluruh tubuh, terdapat lonjong, berdiameter 7 dan 20 μm, yang sitoplasmanya
dalam sebagian besar organ. Bersama dengan sel yang dipenuhi granula sekretori basofilik. Inti bulatnya yang agak
turunan-monosit lainnya, makrofag membentuk suatu famili kecil terletak di tengah dan dapat ditutupi sitolasmanya
sel yang disebut sistem fagosit mononuklear (Tabel 5-2). (Gambar 5-5).
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
Nu
Gambaran khas makrofag yang terlihat dengan TEM sebuah sel Panah menunjukkan vakuol fagositik di dekat tanjolan dan
tersebut adalah inti (N) dan anak inti (Nu) yang mencolok dan indentasi permukaan sel. X10,000.
sejumlah lisosom sekunder (L).
Granula sekretorik sel mast berdiameter 0,3-0,2 μm. Bagian metakromasia karena banyak mengandung radial asam
dalamnya tampak heterogen, dan bersifat padat-elektron. dalam glikosaminoglikan tersulfasinya, yaitu granula ini
Fungsi utama sel mast adalah pelepasan setempat banyak zat dapat mengubah warna beberapa anilin basa (misalnya biru
bioaktif dengan peran pada respons inflametorik, imunitas toluidin) dari biru menjadi ungu atau merah. Granula
bawaan, dan perbaikan jaringan. Granula sel mast bersifat tersebut tidak dapat tertahan kuat dengan fiksatif umum
sehingga sel mast sering sulit diidentifikasi.
TABEL 5-2 Distribusi dan fungsi utama sel-sel sistem fagosit mononuklear.
Jenis Sel Lokasi Utama Fungsi Utama
5 BAB
Jaringan Ikat ■ Sel-sel Jaringan Ikat
E
G
BV
M
N
C
a b
Sel mast merupakan komponen jaringan ikat longgar, yang mitokondria (M) yang terkadang dijumpai. Granula yang terpulas
sering berada dekat pembuluh darah kecil (BV). (a) Sel-sel ini tampak heterogen dengan TEM dan bervariasi di sel mast dari
biasanya berbentuk oval dengan sitoplasma yang terisi granula berbagai jaringan; pada pembesaran yang lebih kuat, sejumlah
bosofilik kuat. 400x. PT. granula dapat memperlihatkan substruktur (sisipan) berbentuk
(b) Secara ultrastruktural, sel mast memperlihatkan titik kecil di gulungan yang khas dan mengandung mediator seperti histamin
sekeliling inti (N) di samping granula sitoplasma (G), kecuali dan proteoglikan. ECM di dekat sel mast ini mencakup serat
elastis (E) dan berkas serat kolagen (C).
Sel mast berfungsi secara melepaskan setempat dari Sel mast berasal dari sel progenitor sumsum tulang. Sel
banyak substansi bioaktif dengan peran dalam respon progenitor ini beredar dalm darah, menembus dinding
inflamasi setempat, imunitas bawaan, dan perbaikan venula dan kapiler, dan masuk ke dalam jaringan ikat,
jaringan. Sebagai daftar molekul penting yang dilepaskan tempat sel tersebut berproliferasi dan berdiferensiasi.
dari granula ini mencakup: Meskipun sel progenitor memiliki banyak persamaan
■ Heparin, suatu glikosaminoglikan tersulfasi yang dengan leukosit basofil, kedua jenis sel tersebut berasal dari
bekerja setempat sebagai antikoagulan. sel punca yang berbeda.
■ Histamin, yang meningkat permeabilitas vaskular dan Pelepasan mediator kimia yang disimpan dalam
kontraksi otot polos. kebanyakan sel mast menimbulkan reaksi alergi yang dikenal
■ Protease serin, yang mengaktifkan berbagai mediator sebagai reaksi hipersensitivitas cepat, karena reaksi ini
inflamasi. timbul dalam beberapa menit setelah masuknya suatu
■ Eosinofil dan faktor kemotaktik neutrofil yang antigen pada individu yang tersensitisasi sebelumnya dengan
menarik leukosit tersebut. antigen yang sama. Banyak contoh reaksi hipersensitivitas
■ Sitokin, polipeptida mengarahkan aktivitas leukosit dan cepat demikian; contoh yang dramatis adalah syok
sel-sel lain dari sistem imunitas. anafilaktik, suatu kondisi yang berprotein fatal. Proses
■ Prekursor fosfolipid untuk konversi ke prostaglandin, anafilaksi terdiri atas urutan kejadian berikut: Pemaparan
leukotrien, dan mediator lipid penting lainnya dari terhadap antigen (alergen), seperti bisa lebah, berakibat
respon inflamasi. pembentukan imunoglobulin kelas IgE (antibodi) oleh sel
plasma. IgE terikat erat pada permukaan sel mast.
Sel mast terdapat di banyak jaringan ikat, tetapi
Pemaparan kedua terhadap antigen tersebut berakibat
umumnya banyak berada dekat pembuluh darah kecil di
terikatnya antigen pada IgE di sel mast. Kejadian ini memicu
kulit kulit dan mesenterium (sel mast perivaskular) dan di
pelepasan granul-granul sel mast, yang akan membebaskan
mukosa yang melapisi saluran cerna dan saluran napas (sel
histamin, leukotrien, ECF-A, dan heparin (Gambar 5-6).
mast mukosa), isi granula dari dua populasi sedikit berbeda.
Degranulasi sel mast ikut berpartisipasi dalam reaksi
Lokasi utama ini menunjukkan bahwa sel-sel mast
imunologis yang dibahas pada Bab 14.
menempatkan diri secara strategis untuk fungsi sebagai
sentinel yang mendeteksi invasi oleh mikroorganisme.
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
Antigen 2
IgE
Reseptor IgE
3
Adenilat siklase Ca 2 +
Penyatuan granula
ATP Protein
cAMP terfosforilasi
Protein Mikrofilamen
ATP Heparin
Kinase aktif
Histamin
Protein 4
kinase inaktif Proteoglikan
1
ECF-A
Eksositosis
Fosfolipit 5
Fosfolipase membran
Leukotrien
Reseptor IgE
Sekresi sel mast dipicu oleh paparan ulang terhadap antigen Ca2+ dan eksositosis sejumlah granula (4). Selain itu,
dan alergen tertentu. Molekul antibodi IgE dalam suatu respons fosfolipase berkerja pada fosfolipid membran spesifik, yang
inisial terhadap suatu alergen seperti serbuk sari atau bisa ular menyebabkan produksi dan pelepasan leukotrien (5).
terikat pada reseptor permukaan untuk IgE (1), 300.000 IgE di Komponen yang dilepaskan dari granula, serta leukotrien,
antaranya terdapat di setiap sel mast. segera menjadi aktif pada lingkungan mikro setempat dan
Saat paparan kedua terhadap alergen terjadi, molekul IgE meningkatkan berbagai reaksi yang dikontrol setempat yang
mengikat antigen ini dan beberapa reseptor IgE cepat terikat- bersama-sama menjadi bagian respons inflamatorik yang
silang (2). Hal tersebut mengaktifkan adenilat siklase, yang disebut reaksi hipersensitivitas cepat. ECF-A, eosinophil
menimbulkan fosforilasi protein spesifik dan (3) masuknya chemotactic factor of anaphylaxis.
BAB
5 Jaringan Ikat ■ Serat
a b
Sel plasma mensekresi antibodi terdapat dalam jumlah Aparatus Golgi besar yang pucat (panah) di dekat setiap
variabel dalam jaringan ikat dari banyak organ. nukleus merupakan tempat glikosilasi terminal antibodi
(a) Sel plasma adalah besar, sel bulat telur, dengan sitoplasma (glikoprotein). Sel plasma dapat meninggalkan tempat asalnya
basofilik. Inti bulat sering menunjukkan gumpalan perifer di jaringan limfoid, bergerak ke jaringan ikat, memproduksi
heterokromatin, memberikan penampilan struktur "jam- antibodi yang memperantarai imunitas. 400x.PT.
wajah" (clock-face). X640. H&E.
(b) Plasma lebih banyak berlimpah dalam jaringan yang
terinfeksi, seperti dalam lamina propria meradang ditampilkan
di sini.
5BAB
Jaringan Ikat ■ Serat
C
Sintesis kolagen terjadi di banyak jenis sel tetapi Heliks tripel mengalami eksositosis dan dibelah menjadi
spesialisasi dari sel yang memproduksi berbagai jenis dari seperti batang molekul prokolagen (Gambar 5-9) yang
jaringan ikat. Polipeptida yang awalnya dibentuk di ribosom merupakan subunit dasar dari mana serat atau lembaran
RE kasar disebut rantai prokolagen α. Famili gen kolagen dirakit. Molekul prokolagen dapat berupa hemotrimerik,
sangat besar, dan banyak rantai α yang berbeda telah dengan ketiga rantai yang identik, atau berupa
diidentifikasi, bervariasi dalam panjang dan sekuen. Di RE heterotrimerik, dengan dua atau tiga rantai yang memiliki
tiga rantai α yang dipilih, selaras, dan distabilkan oleh ikatan sekuens berbeda. Berbagai kombinasi rantai prokolagen α di
disulfida pada terminal karboksil, dan dilipat sebagai heliks molekul prokolagen terutama berperan pada berbagai tipe
tripel, yang merupakan mendefinisikan ciri dari kolagen. kolagen dengan sifat struktural dan fungsional yang berbeda.
8.6 nm
Pada bentuk kolagen yang paling banyak tipe I, masing-masing ke kanan dan disatukan oleh ikatan hidrogen dan interaksi
molekul prokolagen terdiri atas dua rantai peptida α1 dan satu hidrofobik. Setiap putaran lengkap heliks menempuh jarak
rantai peptida α2, masing-masing dengan massa molekul 8,6 nm. Panjang setiap molekul tropokolagen adalah 300 nm
sekitar 100 kDa, yang terpilih sebagai heliks dengan arah dan lebarnya adalah 1,5 nm.
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
5BAB
Lingkungan
Intrasel
Gal-Glu OH
Perlekatan gula galaktosil dan glukosil yang
dapat larut pada residu hidroksllisil spesifik
OH Gal-Glu
Propeptida nonheliks.
Vesikel
Pengangkutan Transpor prokolagen terlarut ke kompleks Golgi
Molekul kolagen
Berkas mikrotubulus
Hidroksilasi dan glikosilasi rantai α prokolagen dan perakitannya untuk rantai α prokolagen dan produksi kolagen bergantung
menjadi heliks tripel terjadi pada RE kasar dan perakitannya lebih pada sejumlah peristiwa pascatranslasi yang melibatkan
lanjut menjadi serabut terjadi di ECM setelah sekresi prokolagen. sejumlah enzim lain, banyak penyakit dengan defek sintesis
karena terdapat banyak gen yang sedikit berbeda kolagen yang telah ditemukan.
Serat Retikular
Ditemukan pada jaringan ikat halus dari banyak organ, serat Kolagen ini membentuk jaringan luas (retikulum) yang
retikular kini diketahui terutama terdiri atas kolagen tipe III. sangat tipis (berdiameter 0,5-2 μm)
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
TABEL 5–4 Contoh kelainan klinis akibat defek pada sintesis kolagen.
Subunit prokolagen
300 nm
300 nm
Serabut kolagen
Diagram ini memperlihatkan sekumpulan molekul kolagen, 4. Serabut bergabung dan dihubungkan bersama dalam serat
serabut, serat, dan berkas. kolagen yang lebih besar terlihat dengan mikroskop cahaya.
1. Molekul kolagen heliks tripel mirip-batang, masing-masing 5. Serat tipe I sering membentuk menjadi berkas agregat
berukuran 300 nm, merakit sendiri dalam pengaturan lebih besar dan dihubungkan oleh kolagen lainnya.
secara ketat, pengaturan panjang pada regio tumpang
Gambar memperlihatkan sebuah pandangan mikroskop
tindih (overlapping)
elektron dari serabut kolagen tipe I berdekatan digabungkan
2. Secara regular, pengaturan yang overlapping dari subunit sebagai bagian dari serat kolagen. Striasi yang terlihat di
kontinu sebagai serabut besar perakitan kolagen. permukaan serabut.
3. Struktur ini menyebabkan serabut memiliki guratan-
guratan melintang dengan karakteristik pita gelap dan
terang ketika diamati di mikroskop elektron.
111
5BAB
Jaringan Ikat ■ Serat
a b
Pada irisan korteks adrenal (a) dan kelenjar getah bening (b) untuk perlekatan sel. Saraf retikulum mengandung kolagen
yang dipulas dengan perak, gambaran yeng mencolok adalah tipe III yang sangat terglikosilasi, yang menghasilkan sifat
jejaring serat retikulum yang menyediakan kerangka argirofilia. Inti sel juga tampak gelap tetapi sitoplasmanya
tidak terpulas. 100x.
0.5-2 μm), dan serat-serat yang terglikosilasi. Serat retikular perlekukan dan peregangan. Sesuai namanya, serat elastis
tidak terlihat pada sediaan HE (hematoksilin-eosin), tetapi memiliki sifat fisik yang mirip dengan karet, yang
mudah terpulas hitam oleh impegnasi dengan garam perak memungkinkan jaringan untuk diregangkan atau tarik dan
(Gambar 5–12) dan disebut argirofilik (Yun. argyros, perak). kembali ke bentuk aslinya. Di dinding pembuluh darah besar,
Serat retikular juga bersifat PAS (periodis acid-Schiff) positif, terutama arteri, elastin juga terdapat berupa lembaran
dan argirofilia dianggap terjadi karena kandungan yang fenestra yang disebut lamellae elastica. Serat elastis dan
tinggi dari rantai gula terikat untuk kolagen tipe III. Serat lamela asidofilik tidak kuat dan tidak baik diwarnai dengan
retikular mengandung 10% karbohidrat sebagai memper- H&E; serat elastis berwarna lebih gelap daripada kolagen
selisih untuk 1% pada serat kolagen. dalam warna lain seperti orsein dan aldehida fuchsin
Serat retikular diproduksi oleh fibroblas terjadi pada (Gambar 5-13).
lamina retikular dari membran basal dan biasanya juga Serat elastis (dan lamela) adalah gabungan dari
mengelilingi adiposit, otot polos serta serabut saraf, dengan mikrofibril fibrilin tertanam dalam massa yang lebih besar
pembuluh darah kecil. Jaringan retikular halus berfungsi dari elastin terikat silang. Kedua komponen disekresikan
sebagai stroma penyangga untuk sel-sel sekretori oleh fibroblas di jaringan ikat (dan sel otot polos pada
parenkimal dan mikrovaskulatur mengandung dari kelenjar dinding pembuluh darah) dan memproduksi serat elastis
hati dan endokrin. Serat retikular banyak juga menjadi secara bertahap. Pada tahap pertama, bagian pusat
karakteristik stroma jaringan hematopoetik (sumsum tulang) mikrofibril berukuran 10 nm membentuk sejumlah
dan beberapa organ limfoid (misalnya, limpa dan kelenjar glikoprotein yang berbeda, terutama glikoprotein besar yang
getah bening) di mana serat retikular menyangga cepat disebut fibrilin (350 kDa). Mikrofibril bertindak sebagai
mengubah populasi dari sel berkembang biak dan sel fagosit. perancah atas yang elastin diendapkan pada langkah kedua
dari pembentukan serat elastis. Elastin terakumulasi antara
mikrofibril, sebagian besar dikelilingi, dan akhirnya sebagian
Serat Elastin besar terdiri dari serat elastis. Tahap pembentukan serat
Serat elastin juga lebih halus daripada rerata serat elastin diperlihatkan pada (Gambar 5–14).
kolagen tipe I dan membentuk jejaring yang tersebar dengan Sifat-sifat dari serat elastis dan hasil lamela dihasilkan
berkas kolagen di banyak organ sering mengalami oleh struktur 60 kDa subunit elastin dan terikat silang secara
unik menahan serat elastis bersama-sama.
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
a b c
Serat atau lamela (lembar) elastin menambah ketahanan (b) Pada pembesaran yang lebih kuat, potongan serat elastin
jaringan ikat. Serat ini sulit dikenali pada materi yang pulas dapat dilihat di antara berkas kolagen eosinofilik pada dermis.
dengan H&E dan biasanya diperlihatkan pada sediaan yang 400x. Aldehida fuchsin.
dibuat dengan menggunakan senyawa seperti aldehid fusin (c) Lamela elastin pada dinding dari aorta lebih berwarna gelap,
yang memulas elastin menjadi magenta gelap. lembaran inkomplit pada elastin antara lapisan otot polos
(a) Panjang dan densitas serat elastin halus paling jelas dilihat eosinofilik. 80x. H&E.
pada sediaan urai jaringan ikat di mesenterium yang tipis.
200x. Hematoxylin dan orcein.
a b c
Tahap-tahap pembentukan serat elastis dapat dilihat dengan TEM. Molekul elastin juga disekresikan oleh fibroblas dan cepat
(a) Pada awalnya, serat-serat yang berkembang terdiri atas 10 nm seperti molekul prokolagen, cepat berpolimerisasi.
mikrofibril yang terdiri atas glikoprotein fibrilin yang disekresi oleh (c) Elastin mengumpal, dan akhirnya menempati bagian tengah
fibroblas, sel otot polos atau sel lain. serat elastin, yang menahan mikrofibril fibrilin pada per-
(b) Elastin diendapkan pada perancah dari mikrofibril, tumbuh mukaan. Serat kolagen, yang terlihat pada potongan melin-
membentuk , struktur komposit amorf. tang, juga ditemukan. 50.000x.
113
BAB
GAMBAR 5–15 Dasar molekular elastisitas dalam tiga golongan: glikosaminoglikan (atau GAG),
proteoglikan dan glikoprotein multiadhesif. Campuran
5
serat elastis
kompleks molekul substansi dasar bersifat transparan dan
F C
TEM matriks ekstrasel jaringan ikat memperlihatkan substansi elastis (E) dan mengelilingi sel-sel dan prosessus fibroblas (F).
dasar baik dalam keadaan kosong maupun berisi materi Granularitas di substansi dasar adalah artifak akibat prosedur
granula halus yang memenuhi ruang antar serat kolagen (C) dan fiksasi asam tanat–glutaraldehida. 100.000x.
Heparan sulfat Asam D-glukuronat d-galaktosamin Aorta, paru-paru, hati, Tingkat menengah interaksi,
atau asam L-iduronat lamina basal terutama dengan jenis kolagen
III dan IV
Keratan sulfat D-galaktosa d-glukosamin Tulang rawan, Tidak ada
nukleus pulposus,
anulus fibrosus
G 115
5BAB
Kondroitin sulfat
Keratan sulfat
a Sebuah glikoprotein tipikal
SO3–
HO
CH2OH
4 O
CH2OH
O 3 1 O 4 O
OH
HO 3 1 O
NH
n
Ac
Glikosaminoglikan
tersulfat
Hialuronat
CO2– CH2OH
O 4 O HO 4 O
0.5 µm
HO 3 1 O 1 O
Protein inti Protein terikat OH 3 NH
n
b Proteoglikan terkait dengan hialuronat Ac
Kedua makromolekul memiliki inti protein yang glikosilasi ke mana proteoglikan utama adalah aggrekan. Protein inti dari
derajat variabel dalam aparatus Golgi. proteoglikan yang sangat besar ini telah terhidrasi kondroitin
(a) Glikoprotein biasanya bercabang protein globular dengan sisi sulfat dan sisi rantai keratan sulfat, serta melekat ke hialuronat
rantai oligosakarida. Konten polipeptida umumnya lebih besar oleh protein terikat. Fitur-fitur ini termasuk dalam diagram yang
dari konten polisakarida. mewakili sebagian kecil dari gambar. Struktur kimia dari subunit
disakarida berulang juga ditunjukkan dari hialuronat, kondroitin
(b) Proteoglikan mengandung inti protein dengan satu atau sulfat, dan keratan sulfat.
banyak sisi rantai GAG sulfat serta oligosakarida bercabang, (Gambar 5-17b, Reproduksi, dengan izin, dari Rosenberg L,
umumnya memiliki lebih banyak karbohidrat daripada Hellman W, Kleinschmidt AK: Electron studi mikroskopis agregat
glikoprotein. Seperti diperlihatkan di sini adalah gambar TEM proteoglikan dari tulang rawan artikular sapi J Biol Chem 1975;
darkfield dari proteoglikan banyak terkait dengan aksis 250:1877. ©1975 American Society for Biochemistry dan
hialuronat. Agregat besar ini dimurnikan dari tulang rawan, di Molecular Biologi.)
protein dan berfungsi sebagai tambahan penghubung dari sel proteoglikan ekstrasel dan permukaan juga mengikat derta
ke ECM. Salah satu proteoglikan terbaik, aggrekan, sangat menyimpan protein penghantar sinyal, misalnya faktor
besar (250 kDa), dengan protein inti banyak bantalan pertumbuhan fibroblas (FGF). Degradasi proteoglikan
kondroitin sulfat dan rantai keratan sulfat. Aggrekan terikat selama fase awal perbaikan jaringan lepas ini tersimpan
melalui protein terikat ke polimer asam hialuronik (Gambar faktor pertumbuhan ini, yang lalu menstimulasi
5-17). Dalam tulang rawan aggrekan-hialuronat, kompleks pertumbuhan sel baru dan sintesis ECM.
mengisi ruang antara serat kolagen dan sel-sel serta
berkontribusi besar terhadap sifat fisik dari jaringan ini. ❯❯ APLIKASI MEDIS
GAG mengikat air dalam jumlah besar, yang Degradasi proteoglikan dilaksanakan oleh beberapa jenis
menyebabkan polianion membengkak dan menempati ruang sel dan bergantung pada beberapa enzim lisosom.
besar dalam jaringan. Embrio mesenkim (Gambar 5-1) Beberapa penyakit telah ditemukan, yaitu defisiensi enzim
sangat mengandung hialuronat dan air, menghasilkan jarak lisosom menyebabkan hambatan degradasi glikosami-
yang lebar karakteristik dari sel dan matriks ideal untuk noglikan, yang berakibat penimbunan senyawa tersebut
migrasi sel dan pertumbuhan. Kedua matriks terkait dan
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
di jaringan. Kurangnya hidrolase spesifik dalam lisosom fibroblas membentuk struktur yang disebut adhesi focal
ternyata menjadi penyebab beberapa penyakit pada yang dapat dilokalisasi oleh TEM atau imunohistokimia.
manusia, meliputi sindro Hurler, sindrom Hunter, Sindrom Jenis dari taut adhesif biasanya ditemukan di ujung dari
Sanfilippo, dan sindrom Morqulo. berkas filamen aktin oleh α-aktin sebagai serat stres
Karena viskositas tinggi, HA dan proteoglikan sitoplasma.
cenderung membentuk penghalang terhadap penetrasi
bakteri dari jaringan. Bakteri yang menghasilkan GAMBAR 5–18 Laminin dan fibronektin dilokalisasi
hialuronidas, enzim yang menghidrolisis asam hialuronik dan oleh imunohistokimia.
memecah kompleks proteoglikan, mengurangi viskositas
dari substansi dasar jaringan ikat dan memiliki daya invasif
yang lebih besar.
❯❯ APLIKASI MEDIS
GAMBAR 5–19 Integrin dan interaksi filamen aktin.
BAB
Edema dipicu oleh penimbunan air di ruang ekstrasel. Air di
kompertemen ekstrasel jaringan ikat berasal dari darah,
5
Domain penghubung yang masuk menembus dinding kapiler ke dalam
Intergrin
Kapiler di jaringan ikat di seluruh tubuh membawa
Rantai α Rantai β berbagai nutrien yang diperlukan selnya dan membawa
produk limbah metabolisme ke organ detoksifikasi dan
Ekstrasel
S ekskretorik, yaitu hati dan ginjal. Air interstisial menyedia-
S kan pelarut untuk substansi ini.
Dua daya memengaruhi air di kapiler (Gambar 5-20):
Membran sel ■ Tekanan hidrostatik dari darah yang disebabkan oleh
aksi pemompaan dari jantung, yang memaksa air keluar
di dinding kapiler
Sitosol
■ Tekanan osmotik koloid yang dihasilkan oleh protein
plasma seperti albumin, yang menarik air kembali ke
Talin
dalam kapiler.
Vinkulin Protein tundung
(capping protein) Tekanan osmotik koloid yang dihasilkan protein darah—
yang tidak dapat menembus dinding kapiler—tidak
diimbangi tekanan dari luar dan cenderung mengembalikan
air ke dalam pembuluh darah (Gambar 5–20). (Karena ion
dan senyawa dengan berat molekul rendah yang mudah
Aktin F menembus dinding kapiler, memiliki kosentrasi kurang lebih
sama di dalam maupun di luar pembuluh darah, tekanan
osmotik yang dihasilkan kurang lebih sama pada kedua sisi
kapiler dan saling meniadakan).
Jumlah air yang ditarik kembali lebih sedikit daripada
jumlah yang keluar melalui kapiler. Alih-alih menumpuk di
Dengan bergabung pada protein matriks dan sitoskeleton jaringan ikat, kelebihan cairan ini secara kontinu dialirkan
aktin (via talin) di dalam sel, integrin berfungsi sebagai oleh kapiler limfe dan akhirnya kembali ke darah. Pembuluh
penghubung transmembran yang melekatkan sel pada
limfe terkecil, kapiler limfe berasal dari jaringan ikat halus,
komponen ECM. Molekul ini berupa suatu heterodimer,
dengan rantai α dan β. Bagian kepala dapat menonjol dari membuka-tutup tabung endotel (Gambar 5-20).
permukaan membran sel sejauh 20 nm ke dalam matriks
ekstrasel, tempat kepala tersebut berinteraksi dengan
fibronektin, laminin atau kolagen.
e
Kombinasi yang diferensiasi dan kepadatan dari sel-sel, serat,
Kinase adhesi focal menyediakan mekanisme yang menarik dan makromolekul ekstraseluler hanya dijelaskan mem-
kekuatan atau sifat fisik lainnya dari ECM dapat mengubah produksi variasi bergradasi dalam struktur histologis dalam
aktivitas dalam sitoplasma. jaringan ikat. Hal ini berujung pada penggunaan nama atau
klasifikasi untuk berbagai jenis jaringan ikat, merujuk pada
Selain substansi dasar terhidrasi dari jaringan ikat, komponen utama dalam jaringan atau ciri struktural
sejumlah kecil dari cairan interstisial bebas, dengan jaringan tersebut. Tabel 5-6 memperlihatkan suatu klasifikasi
komposisi ion serupa dengan plasma darah, juga ditemukan. yang umum digunakan untuk tipe-tipe utama jaringan ikat.
Cairan jaringan mengandung sedikit protein plasma dengan Jaringan adiposa, sebuah jaringan ikat penting khusus, dan
berat molekul rendah yang menembus dinding kapiler dua jaringan penyangga lainnya, tulang rawan dan tulang,
pembuluh darah terkecil. Meskipun hanya sebagian kecil akan dibahas dalam Bab 6, 7, dan 8.
kandungan jaringan ikat yang berupa protein plasma,
diperkirakan bahwa sebanyak sepertiga protein plasma tubuh Jaringan Ikat Umum
ditimbun dalam matriks jaringan ikat antarsel karena Pada orang dewasa ada dua kelas umum jaringan ikat
volume dan distribusi protein plasma ini yang besar. umum, longgar dan padat istilah yang terlihat pada jumlah
BAB 5 ■ Jaringan Ikat
Tekanan hidrostatik
Tekanan osmotik
Kapiler
Arteriol Venula
Kapiler
limfe
Normalnya, air melalui dinding kapiler ke ECM jaringan ikat daripada tekanan hidrostatik di ujung vena dan air ditarik kembali
sekitar terutama di ujung arterial suatu kapiler, karena tekanan ke dalam kapiler. Dalam cara plasma dan cairan interstitial terus
hidrostatik di tempat tersebut lebih besar daripada tekanan tercampur secara konstran, nutrisi dalam darah beredar ke sel-sel
osmotik koloid. Namun, seperti yang ditunjukkan pada bagian di jaringan ikat, dan limbah selular dihilangkan.
atas gambar, terdapat penurunan tekanan hidrostatik di
Tidak semua air yang meninggalkan kapiler dengan tekanan
sepanjang kapiler ke arah ujung vena. Sewaktu tekanan
hidrostatik ditarik kembali oleh tekanan osmotik. Jaringan
hidrostatik menurun, tekanan osmotik cairan kapiler meningkat
kelebihan cairan ini normalnya dikeringkan oleh kapiler limfatik,
karena kosentrasi protein bertambah akibat pasase air dari
membuka-tutup pembuluh yang timbul dalam jaringan ikat dan
kapiler.
memasukan satu arah sistem limfatik yang akhirnya memberikan
Akibat peningkatan konsentrasi protein dan penurunan cairan (sekarang disebut getah bening) kembali ke pembuluh
tekanan hidrostatik, tekanan osmotik menjadi lebih besar darah.
dari kolagen yang ditemukan (Gambar 5–21). Jaringan ikat Jaringan ikat padat teradaptasi untuk memberikan
longgar sangat umum dan umumnya menyangga jaringan ketahanan dan proteksi. Jaringan ini memiliki komponen
epitel. Jaringan ikat longgar ini terdiri dari lapisan tebal yang sama seperti komponen jaringan ikat longgar, tetapi
(lamina propria) di bawah lapisan epitel dari sistem selnya lebih sedikit dan serat kolagennya lebih banyak di
pencernaan dan mengisi ruang antar serabut otot dan saraf substansi dasar. Jaringan ikat padat kurang fleksibel dan jauh
(Gambar 5–18a). Biasanya tervaskularisasi dengan baik lebih tahan terhadap stres ketimbang jaringan ikat longgar.
apapun lokasi jaringan ikat longgar, lapisan tipis dari Jaringan tersebut dikenal sebagai jaringan ikat padat
jaringan ikat longgar mengelilingi pembuluh darah yang ireguler bila serat-serat kolagennya tersusun berupa berkas-
paling kecil dari tubuh. berkas tanpa adanya orientasi tertentu. Serat kolagen
Jaringan ikat longgar, yang terkadang disebut jaringan membentuk anyaman 3-dimensi di jaringan ikat yang tidak
arealor, memiliki semua komponen utama jaringan ikat (sel, teratur dan tahan terhadap stres dari segala arah. Jaringan
serat dan substansi dasar) dalam proporsi yang kira-kira ikat padat ireguler sering ditemukan berdekatan dengan
setara. Sel yang terbanyak ditemukan adalah fibroblas, tetapi jaringan ikat longgar, dengan kedua tipe jaringan ikat
jenis lain sel jaringan ikat juga dijumpai, dengan sepanjang tersebut sering tumpang tindih satu sama lain dan
saraf dan pembuluh darah. Serat kolagen, elastin, dan pembedaan antara keduanya sering kali acak (Gambar 5-21).
retikular juga terdapat di jaringan ini. Dengan substansi Berkas kolagen jaringan ikat padat regular tersusun
dasar dalam jumlah sedang, jaringan ikat longgar memiliki menurut pola tertentu dengan serat kolagen yang tersusun
konsistensi halus; bersifat fleksibel, dipendarahi dengan baik, dengan orientasi linear fibroblas sebagai respons terhadap
dan tidak terlalu resistan terhadap stres. stres berkepanjangan dalam arah yang sama (Gambar 5-22).
Tendo dan ligmen adalah contoh yang paling umum
untuk jaringan ikat padat kolagen regular, struktur silindris
119
BAB
Organisasi Umum Fungsi utama Contoh
5
Jaringan Ikat Umum
Jaringan ikat padat Hampir sepenuhnya diisi dengan Menyediakan koneksi yang kuat Ligamen, tendon,
regular. berkas paralel dari kolagen; dalam sistem muskuloskeletal; aponeurosis, stroma
beberapa fibroblas, tersusun resistensi yang kuat untuk daya kornea
dengan kolagen
Jaringan Ikat Embrio
Mesenkim Tipis, sel tidak terdiferensiasi Mengandung sel punca / Mesodermal dari
merata, didistribusikan dalam progenitor untuk semua lapisan embrio awal
matriks dengan serat kolagen tipis sel jaringan ikat dewasa
Jaringan ikat mukosa Fibroblas diacak dan serat Penyangga dan bantalan Matriks dari tali
(mucous) kolagen dalam matriks kental pembuluh darah besar pusar janin
GAMBAR 5–21 Jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat tidak teratur.
L L
L
a b
c d
Gambar ini memperlihatkan tiga contoh jaringan ikat yang dan kepadatan relatif longgar (L) serta jaringan ikat padat tidak
memperlihatkan jenis jaringan yang disebut longgar (atau teratur (D) 100x. Trichrome Mallory.
areolar) dari pada iregular. Jaringan Ikat longgar (L) mengandung (c) Contoh lain dari jaringan ikat padat tidak teratur,
seubstansi dasar pucat dengan serabut halus kolagen dan menunjukkan berkas kolagen besar secara diatur acak . Susunan
berdekatan dengan opitol pada contoh yang diperlihatkan di sini. kolagen memperkuat jaringan dan menahan robekan dari semua
Jaringan Ikat padat iregular (D) berada di bawah lapisan tipis arah. 150x. H&E.
jaringan ikat longgar dan selalu lebih kaya akan berkas kolagen (d) Jaringan ikat padat tidak teratur (D) berbentuk tebal, kapsul
berukuran besar. (a) Gambar mikrograf kelenjar payudara yang pelindung di sekitar organ seperti testis yang ditampilkan disini.
memperlihatkan duktus di bagian atas gambar. Di jaringan ikat Disini kapsul ditutupi oleh epitel selapis dari sel mesothelial
padat iregular, sebaran leukosit dan ruang iregularkedua serosa (S), yang menghasilkan pelumas kaya hialuronat sekitar
pembuluh limfe dapat terlihat (kiri). 100x.H&E. organ tersebut. 150x. H&E.
(b) Pulasan trikom kulit memperlihatkan pulasan biru pada
kolagen dengan metode tersebut
GAMBAR 5–22 Jaringan ikat padat regular.
5BAB
Jaringan Ikat ■ Jenis Jringan Ikat
a b
(a) Mikrograf memperlihatkan suatu potongan longitudinal (b) Mikrograf elektron menunjukan sebuah fibrosit dalam
jaringan ikat padat regular pada sebuah tendo. Berkas serat potongan melintang tendon, yang memperlihatkan bahwa
kolagen yang panjang dan paralel mengisi ruang antara inti sejumlah kecil sitoplasma fibrosit terbagi-bagi menjadi bebe-
fibrosit yang memanjang. 100x. Pulasan H&E. rapa cabang sitoplasma tipis di antara serat-serat kolagen yang
berdekatan. 25.000x.
a b
(a) Diagram tersebut hanya memperlihatkan sel-sel retikular (b) Mikrograf memperlihatkan potongan kelenjar getah bening
yang tertambat beserta serat-seratnya (sel transien yang bebas yang dipulas oleh perak dengan serat retikular yang terlihat
tidak digambarkan). Serat retikular kolagen tipe III dihasilkan sebagai garis hitam iregular. Sel-sel retikular juga terputus juga
dan diselubungi oleh sel retikular, yang membentuk suatu terpulas kuat dan tampak gelap. Kebanyakan sel yang lebih
jejaring rumit yang dilalui cairan interstisial atau limfe dan sel-sel kecil dan terputus lebih lemah merupakan limfosit yang melalui
yang menggambarkan dari darah secara kontinu. kelenjar getah bening. 200x. Pulasan perak.
122 BAB 5 ■ Jaringan Ikat
Jaringan Mukosa
Mukoid (atau mukosa) jaringan mukosa terutama ditemu-
kan di tali pusat (korda umbilikalis) dan jaringan janin.
Jaringan mukosa memiliki banyak substansi dasar yang
terutama terdiri atas asam hialuronat, yang membuatnya
menjadi jaringan mirip jeli yang mengandung sangat sedikit
serat kolagen dengan sebaran fibroblas (Gambar 5-24).
Jaringan mukosa merupakan komponen utama tali pusat,
yang disebut Wharton's jelly. Bentuk jaringan ikat serupa
juga ditemukan di dalam pulpa gigi yang masih muda. Potongan tali pusat memperlihatkan fibroblas besar yang
dikelilingi banyak ECM yang sangat longgar, yang terutama
terdiri atas substansi dasar sangat kaya hialuronat, dengan
berkas kolagen. Secara histologis, jaringan ikat mukosa
menyerupai mesenkim embrio dalam banyak hal dan jarang
ditemukan pada organ orang dewasa. 200x. H&E.
■ Jaringan ikat khusus untuk penyangga secara fisik dan ■ Sel plasma adalah sel singkat yang dideferensiasi dari limfosit B
menghubungkan jaringan lain dan menjaga air yang dibutuhkan dan khusus untuk sekresi dari spesifik berlimpah antibodi
untuk difusi metabolit ke dan dari sel. (imunoglobulin).
■ Semua jaringan ikat terutama terdiri dari bahan ekstraseluler ■ Selain makrofag dan sel plasma, leukosit lain yang biasanya
daripada sel. melewati melalui semua jenis jaringan ikat umum, memberikan
pengawasan terhadap patogen bakteri dan merangsang perbaikan
■ Dalam sebagian besar organ bentuk jaringan ikat umum jaringan.
penyangga stroma, yang menyangga komponen fungsional organ
atau parenkim yang unik. Serat dari jaringan ikat
■ Matriks ekstraselular (ECM) dari jaringan ikat umum biasanya ■ Serat-serat yang paling penting dan banyak dari jaringan ikat
terdiri dari kedua serat protein besar dan area nonfibrous dari terdiri dari kolagen protein, yang ada sekitar 20 jenis yang terkait.
substansi dasar tidak berwarna kaya berbagai GAG dan air. ■ Sintesis dari kolagen oleh fibroblas dan sel-sel tertentu lainnya
■ Semua jaringan ikat dewasa yang berasal dari bentuk embrio dari melibatkan modifikasi pasca translasi dalam RER, terutama
jaringan ikat yang disebut mesenkim, yang berisi seragam sel hidroksilasi banyak proline dan lisin, serta pembentukan dari
terdiferensiasi yang tersebar dalam matriks gel. subunit trimerik helik dari prokolagen.
■ Setelah eksositosis, ujung nonhelikal dari subunit prokolagen
dihilangkan, membentuk molekul kolagen trimerik bahwa agregat
Sel-sel dari jaringan ikat
dan kovalen menjadi terikat bersama dalam kolagen serabut besar.
■ Fibroblas (fibrocytes), sel-sel utama dari jaringan ikat umum, yang
memanjang, sel berbentuk tidak teratur dengan inti oval yang
■ Perakitan yang sangat teratur kolagen dalam serabut menghasilkan
pola karakteristik crossbanding terlihat ultrastruktural sepanjang
mensintesis dan mensekresi sebagian komponen ECM.
serabut dari beberapa jenis kolagen.
■ Adiposit (sel lemak) adalah sel yang sangat besar khusus untuk ■ Serabut dari kolagen tipe I yang diberkas bersama-sama oleh
penyimpanan dari trigliserida; adiposit mendominasi dalam bentuk-bentuk lain dari nonfibril, menghubungkan kolagen untuk
bentuk khusus dari jaringan ikat yang disebut jaringan adiposa. menghasilkan berkas kolagen besar.
■ Makrofag adalah sel berusia pendek yang diferensiasi di jaringan ■ Serabut kolagen terdegradasi oleh enzim kolagenase diklasifikasi-
ikat dari sel prekursor yang disebut monosit yang beredar dalam kan sebagai matriks metalloproteinase (MMP), yang dihasilkan
darah; makrofag berfungsi dalam omset ECM, fagositosis sel-sel terutama oleh makrofag.
mati dan debris, dan menyajikan antigen ke limfosit.
■ Sel mast juga berasal dari sel darah prekursor dan penuh dengan
granula untuk dilepas berbagai agen vasoaktif dan substansi lain
selama reaksi peradangan dan alergi.
123
■ Kolagen tipe III menghasilkan jaringan serat retikular halus, Jenis dari jaringan ikat
yang berwarna sangat gelap dengan warna perak dan banyak di ■ Jaringan ikat umum biasanya diklasifikasikan sebagai longgar atau
BAB
jaringan imun serta limfoid.
padat sesuai dengan jumlah dari kolagen dan substansi dasar.
■
5
Serat elastis, atau lembaran yang disebut lamela elastis, terdiri
dari protein elastin dan serabut, yang ada dalam konformasi ■ Jaringan ikat longgar (atau jaringan areolar) memiliki substansi
6
JARINGAN ADIPOSA PUTIH
Penyimpanan & Mobilisasi Lipid
Jaringan Adiposa
124
125
Fungsi Adiposit Cokelat
Histogenesis jaringan Adiposa Cokelat
128
129
Histogenesis Jaringan Adiposa Putih 127 IKHTISAR KUNCI 129
JARINGAN ADIPOSA COKELAT 128
J
aringan adiposit (lemak) adalah jenis jaringan ikat Terdapat dua jenis jaringan adiposa dengan lokasi,
khusus, yang terutama terdiri atas sel-sel lemak atau struktur, warna dan ciri patologis yang berbeda. Jaringan
adiposit. Sel-sel ini dapat tersebar sendiri-sendiri atau adiposa putih, jenis yang tersering, terdiri atas sel-sel yang
berupa kelompok di dalam jaringan ikat iregular atau mengandung satu tetes (droplet) lemak kuning-keputihan
longgar, sering dalam kelompok besar tempat sel-sel ini berukuran besar di bagaian tengah di sitoplasmanya bila
menjadi komponen utama jaringan adiposa atau "lemak" di berkembang sempurna. Jaringan adiposa coklat, terdiri atas
berbagai regio tubuh dan organ. Karena terdapat di banyak sel-sel yang mengandung banyak tetes lipid di antara
area di tubuh, pada pria dengan berat badan normal, sejumlah besar mitokondria, yang membuat sel ini tampak
memiliki jaringan adiposit 15-20% dari berat badannya, yang lebih gelap. Kedua jenis jaringan adiposit tersebut
agak lebih pada wanita. Selain sebagai depot penyimpanan mendapatkan suplai darah dalam jumlah yang besar.
untuk lemak netral (terutama trigliserida, ester rantai
panjang lemak asil dari gliserol), adiposit kini dikenal sebagai ❯ JARINGAN ADIPOSA PUTIH
regulator utama metabolisme energi tubuh. Karena
karena dikhususkan untuk penyimpanan energi dalam
bertamabahnya epidemi obesitas di seluruh dunia dan
jangka panjang, sel adiposa putih berbentuk sferis bila
masalah terkaitnya, mencangkup diabetes dan penyakit
terisolasi tetapi berbentuk polihedral bila terkemas rapat
jantung, adiposit kini merupakan sel jaringan ikat yang
dalam jaringan adiposa. Setiap sel berukuran sangat besar,
paling luas dipelajari.
yang berdiameter antar 50 dan 150 μm dan mengandung
Dua sifat dari trigliserida menjelaskan pilihan
sebuah droplet lipid yang mengisi hampir seluruh sel.
trigliserida sebagai bentuk pilihan dari penyimpanan nutrisi
Adiposit putih disebut unilokular karena trigliserida
terhadap ketersediaan berfluktuasi dan permintaan energi.
disimpan dalam lokus tunggal (Gambar 6–1 ). Karena lipid
Lemak tidak larut dalam air dan dapat berkonsentrasi tanpa
dihilangkan dari sel oleh alkohol dan xilena yang dipakai
efek osmotik tidak merugikan pada sel. Selain itu, kepadatan
dalam teknik histologi rutin, setiap adiposit unilokular
kalori dari trigliserida (9,3 kkal/g) adalah dua kali lipat dari
tampak dalam sediaan mikroskop standar. Sel-sel tersebut
protein atau karbohidrat, termasuk glikogen, membuat
kadang-kadang memiliki bentuk seperti cincin, dengan
molekul-molekul selapis bentuk paling efisien dari
memindahkan droplet lipid dan inti merata terhadap
penyimpanan nutrisi. Adiposit mengkhususkan diri dalam
membran sel (Gambar 6–1d). Tepi sitoplasma yang tersisa
berkonsentrasi trigliserida sebagai droplet lipid (s), dengan
setelah timbunan trigliserida dihilangkan dapat mengalami
sel lain yang normal terakumulasi relatif sedikit lipid.
Jaringan adiposit terus menerus mengalami pergantian ruptur dan kolaps, yang akan mengubah struktur jaringan.
dan sensitif terhadap rangsangan saraf dan hormonal. Selain
itu, adiposit itu sendiri melepaskan hormon dan sejumlah ❯❯ APLIKASI MEDIS
faktor penting, dan jaringan adiposit kini dikenali sebagai
organ endokrin utama dan penghantar-sinyal. Dengan sifat Adiposit unilokular dapat menghasilkan tumor jinak yang
fisisnya yang unik, jaringan lemak atau adiposa merupakan disebut lipoma yang relatif umum, meskipun tumor adipose
konduktor panas yang buruk dan berperan pada insulasi ganas (liposarkoma) jarang terjadi. Lipoma pada janin dari
termal tubuh. Jaringan adiposa juga mengisi ruang antar lemak coklat kadang-kadang disebut hibernomas.
jaringan lain dan membantu menahan sejumlah organ di
tempatnya. Jaringan adiposa subkutan membantu Bagian yang paling tebal dari sitoplasma mengelilingi inti
membentuk permukaan tubuh, sedangkan yang terdapat sel ini dan mengandung apparatus Golgi, mitokondria,
dalam bentuk bantalan berfungsi sebagai peredam
goncangan, terutama di telapak tangan dan telapak kaki.
124
125
6 BAB
Jaringan adiposa ■ Jaringan Adiposa Putih
A
A
A
a b
L *
*
L
*
c d
Jaringan adiposa unilokular putih umumnya dijumpai pada (c) Jaringan difiksasi di sini dengan osmium tetroksida, yang
potongan sejumlah besar organ manusia. (a) adiposit putih menahan lipid (L) dan memulasnya menjadi hitam. Banyak
besar (A) dijumpai di jaringan ikat yang berhubungan dengan adiposit dalam sediaan menahan paling tidak sebagian droplet
pembuluh darah kecil. Sel-sel lemak kosong karena lipid lipid. 440x. Osmium tetroxide.
menjadi larut dalam kaca sediaan. Inti di membran sel yang (d) Spesiman di sini diambil dari mamalia muda dan adiposit
terlihat di beberapa dari sel-sel lemak. 100x. H&E. yang ditandai dengan tanda bintang belum menjadi unilokular,
(b) Besar (kosong) adiposit mendominasi di tipikal jaringan yang memiliki banyak droplet lipid kecil dalam sitoplasmanya,
adiposa putih ini, yang memperlihatkan hanya sebagian kecil yang mengindikasikan bahwa diferensiasinya belum sempurna.
dari mikrovaskulatur. Dalam bagian histologis tunggal, inti dari Inti sel unilokular ditunjukkan dengan mata panah. 200x. PT.
adiposit yang sangat besar tidak termasuk. 100x. H&E.
yang kurang berkembang RER, dan poliribosom bebas. Tepi banyak organ di seluruh tubuh. Distribusi dari jaringan ini
sitoplasma yang mengelilingi tetes lipid mengandung berubah secara signifikan melalui masa kanak-kanak dan
sisterna RE halus (SER) dan sejumlah besar vesikel masa dewasa serta sebagian diatur oleh hormon kelamin,
pinositotik. Studi TEM mengungkapkan bahwa setiap sel yang mengendalikan penimbunan adiposa di payudara dan
adiposa umumnya memiliki sedikit tetes lipid, selain tetes paha. Warna jaringan adiposa putih yang segar bergantung
tunggal berukuran besar, yang terlihat dengan mikroskop pada diet dan bervariasi dari putih hingga kuning, yang
cahaya. Droplet lipit antarmuka sitoplasma diperkuat oleh terutama disebabkan adanya karotenoid terlarut di dalam
filamen intermedia vimentin di bagian tepi. Tidak seperti sel- tetes lemak.
sel jaringan ikat lainnya, sel adiposa dikelilingi oleh sebuah
lamina eksternal yang tipis mengandung kolagen tipe IV. Penyimpanan & Mobilitas Lipid
Jaringan adiposa putih dibagi lagi menjadi lobulus yang Trigliserida yang ditimbun sel-sel ini berasal dari lemak
terpisahkan oleh sekat jaringan ikat yang banyak makanan yang dibawa ke adiposit dalam bentuk kilomikron,
mengandung pembuluh darah dan jalinan saraf. Fibroblas, dalam bentuk trigliserida yang disintesis dalam hati dan
makrofag dan sel lain membentuk sekitar separuh jumlah dibawa ke sel-sel adiposa dalam bentuk VLDL (very
total sel. Serat retikular membentuk anyaman halus yang lowdensity lipoprotein), dan dihasilkan oleh sintesis asam
menyangga setiap sel lemak, dan menggabungkannya lemak bebas dan gliserol setempat dan glukosa untuk
bersama-sama. Mikrovaskulatur antara adiposit mungkin membentuk trigliserida.
tidak selalu terlihat jelas dalam sediaan jaringan. Kilomikron (Yun. chylos, jus, + micros, kecil) adalah
Hampir semua jaringan adiposa pada orang dewasa partikel berdiameter sampai 1200 μm, yang dibentuk pada
terdapat dalam jenis jaringan ini dan ditemukkan dalam
BAB 6 ■ Jaringan Adiposa
pada epitel usus dan dibawa dalam plasma darah dan cairan insulin juga merangsang ambilan glukosa ke dalam sel
limfe mesenterium. Partikel tersebut terdiri atas bagian adiposa dan meningkatkan sintesis lipase lipoprotein.
pusat, yang terutama terdiri atas trigliserida dan sedikit ester Bila asiposit dirangsang oleh saraf atau hormon, lipit
kolesterol, yang dikelilingi lapisan penstabil yang terdiri atas yang ditimbun dimobilisasi dan asam lemak berserta gliserol
apolipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid. Lipoprotein di lepaskan ke dalam darah. Norepinefrin dibebaskan di
kompleks dari lipid dan protein, tetapi umumnya lebih kecil ujung saraf simpatis pasca ganglionik, yang terdapat di
dari kilomikron (menghasilkan rasio permukaan terhadap jaringan adiposa, neurotransmiter ini memicu aktivitas
volume yang lebih besar) dan memiliki tingkat yang jauh lipase peka-hormon, yang merobek trigliserida pada
lebih tinggi dari lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid di permukaan timbunan droplet lipid (Gambar 6–2). Asam
lapisan permukaan. Lipoprotein beredar secara rutin diukur lemak bebas berdifusi melalui membran adiposit dan endotel
dalam uji klinis untuk lipid darah; berbagai tingkat dari kapiler, serta asam tersebut mengikat protein pembawa
permukaan apolipoprotein memungkinkan kategorisasi albumin dalam darah untuk didistribusikan ke seluruh
lipoprotein menurut kepadatan, dari VLDL ke densitas tinggi tubuh. Gliserol yang larut-air tetap berada dalam bentuk
lipoprotein (HDL). bebas dan diambil oleh hati. Insulin menghambat lipase
Dalam jaringan adiposa kedua kilomikron dan VLDL peka-hormon, yang mengurangi pelepasan asam lemak dan
dihidrolisis di permukaan lumen kapiler darah di jaringan juga merangsang enzim untuk sintesis lipid. Sejumlah
adiposa oleh lipoprotein lipase, suatu enzim yang disintesis hormon di perlukan dalam mengatur sintesis dan mobilitas
oleh adiposa dan dipindahkan ke membran sel kapiler lipid. Glukagon dan hormon pertumbuhan mengingkatkan
(Gambar 6–2). Asam lemak bebas memasuki adiposit penguraian trigliserida dan pelepasan asam lemak.
melalui transpor aktif dan difusi. Di dalam adiposit, asam Jaringan adiposa juga berfungsi sebagai organ endokrin
lemak bergabung dengan gliserol fosfat, yang dipasok dari yang penting. Adiposa merupakan satu-satunya sumber
metabolisme glukosa, untuk membentuk molekul hormon polipeptida berukuran 16 kDa leptin (Yun. leptos
trigliserida, yang kemudian disimpan dalam droplet lipid tipis), yakni suatu "faktor kenyang" dengan sel terget di
berkembang. Mitokondria dan SER merupakan organel yang hipotalamus dan organ lain yang mengatur nafsu makan
berpartisipasi aktif pada proses ambilan dan penyimpanan dalam kondisi normal dan berpartipasi dlam mengatur
lipid. jumlah jaringan adiposa.
Sel adiposa dapat menyintesis asam lemak dari
glukosa, yakini suatu proses yang dipercepat oleh insulin,
Gliserol
Lipase
peka-hormon Glukosa
cAMP Inti
Gliserol fosfat
Chylo
VLDL
Testes trigliserida Lipase lipoprotein
(timbunan)
Trigliserida yang diangkut oleh limfe dan dan darah dari usus Norepinefrin dari ujung saraf merangsang sistem AMP siklik
dan hati dalam kompleks lipoprotein yang dikenal sebagai (cAMP), yang mengaktifkan lipase peka-hormon untuk
kilomikron (chyle) dan VLDL. Dalam sel endotel kapiler jaringan menghidrolisis trigliserida yang tersimpan, untuk melepaskan
adiposa, kompleks tersebut sebagai dirombak oleh lipoprotein asam lemak bebas dan gliserol. Zat ini berdifusi ke dalam
lipase, yang akan melepaskan asam lemak bebas dan gliserol. kapiler, tempat asam lemak bebas berikat dengan gugus
Asam lemak bebas berdifusi dari kapiler ke dalam adiposit, hidrofilik albumin dan ditranspor ke tempat-tempat yang jauh
tempat terjadinya reesterifikasi asam lemak tersebut menjadi untuk dipakai sebagai sumber energi.
gliserol fosfat, trigliserida yang terbentuk ini disimpan dalam
bentuk droplet sampai dibutuhkan.
127
BAB
dan cokelat.
Leptin ditemukan dan diteliti dengan baik pada tikus secara
6
obesitas genetik, namun studi tersebut belum membuahkan
hasil pada pengobatan baru untuk obesitas manusia. Pada
❯ JARINGAN ADIPOSA COKELAT Jaringan ini terbagi lagi oleh sekat-sekat jaringan ikat
menjadi lobulus yang terbatas lebih tegas ketimbang lobulus
Jaringan adiposa cokelat merupakan 2% sampai 5% terdiri jaringan adiposa putih. Sel-sel jaringan tersebut mendapat
dari berat badan bayi baru lahir, yang meliputi terutama di persarafan simpatis secara langsung.
punggung, leher, dan bahu, tetapi sangat berkurang selama
masa kanak-kanak dan remaja. Pada orang dewasa itu hanya Fungsi Adiposa Cokelat
ditemukan di area yang tersebar, terutama di sekitar ginjal,
Fungsi utama sel adiposa multilokular adalah menghasilkan
kelenjar adrenal, aorta, dan mediastinum. Warna jaringan
panas melalui termogenesis tanpa menggigil. Fisiologis
adiposa cokelat atau lemak cokelat timbul karena jaringan adiposa multilokular paling mudah dimengerti saat
banyaknya mitokondria (yang mengandung sitokrom mempelajari spesies-spesies yang berhibernasi. Pada hewan
berwarna) yang tersebar dalam adiposit dan banyaknya yang mengakhiri masa hibernasinya atau pada mamalia baru
kapiler darah pada jaringan ini. Adiposit lemak cokelat lahir (termasuk manusia) yang terpapar lingkungan yang
mengandung banyak inklusi lipid kecil sehingga disebut lebih dingin daripada rahim ibu, implus saraf akan
multilokular (Gambar 6–3). Banyaknya droplet lipid kecil, melepaskan norepinefrin ke dalam jaringan adiposa cokelat.
mitokondria dan vaskularisasi yang berlimpah, semuanya Seperti pada lemak putih, neurotransmiter ini mengaktifkan
membentuk memperantarai fungsi utama berupa produksi lipase peka-hormon yang terdapat dalam sel adiposa, yang
panas di jaringan ini. meninggalkan hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan
Sel jaringan adiposa cokelat berbentuk poligonal dan gliserol. Namun, tidak seperti lemak putih, asam lemak yang
umumnya lebih kecil daripada sel adiposa putih tetapi dibebaskan akan cepat dimetabolisme, yang menyebabkan
sitoplasmanya mengandung sejumlah besar droplet lipid peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Hal ini
dengan berbagai ukuran dan inti sering berlokasi (Gambar menaikkan suhu jaringan dan menghangatkan darah yang
6–4). Adiposit dari lemak cokelat sering dikemas rapat di
sekitar kapiler besar.
BV
a
b
(a) Fotomikrograf memperlihatkan jaringan adiposa cokelat di (b) Diagram adiposit multilokular memperlihatkan pusat inti,
sekitar pembuluh darah (BV) kecil dan jaringan adiposa putih banyak droplet lipid kecil (kuning), dan banyak mitokondria.
yang berdekatan. Adiposa cokelat sedikit lebih kecil dan Gambar tersebut juga memperlihatkan ujung saraf simpatis
biasanya mengandung banyak droplet lipid kecil dan inti sferis di yang melepaskan norepinerfrin untuk menginduksi produksi
tengah. Jika lipid telah dilarutkan dari sel, seperti terlihat di sini, panas oleh mitokondria melepaskan aktivitas termogenin.
banyak mitokondria di antara ruang lipid yang dipertahankan
dan mudah dikenali. 200x. PT.
Jaringan Adiposa Cokelat 129
melaluinya yang kemudian mendistribusikan panas di awal ketimbang lemak putih sekama perkembangan janin.
seluruh tubuh. Pada manusia, jumlah lemak cokelat menjadi relatif
BAB
Produksi panas meningkat karena mitokondria dalam maksimal terdapat berat badan saat lahir, jika termogenesis
6
sel-sel jaringan tersebut memilki protein transmembran yang tanpa menggigil sangat diperlukan, jaringan ini
■ Istilah sel mendefinisikan dari jaringan adiposa (lemak), ■ Sel-sel ini masing-masing berisi terutama satu droplet lipid besar
adiposit, adalah sel yang sangat besar berasal dari mesenkim dan (sel adiposit unilokular), menyebabkan inti dan sisanya
khusus untuk penyimpanan energi dalam droplet lipid (s) dengan sitoplasma akan mendorong terhadap plasmalemma tersebut.
trigliserida. ■ Asam lemak dilepaskan dari adiposit putih ketika nutrisi yang
■ Tempat adiposit lipid dari tiga sumber: dari lemak makanan diperlukan dan dilakukan di seluruh tubuh pada protein plasma
dikemas sebagai kilomikron di usus; dari trigliserida diproduksi seperti albumin.
di hati dan lipoprotein densitas beredar sangat rendah (VLDL); Jaringan Adiposa Cokelat
dan dari asam lemak disintesis secara lokal.
■ Lemak cokelat terdiri hingga 5% dari berat badan bayi baru
■ Lipid dimobilisasi dari adiposit oleh lipase yang diaktifkan lahir tetapi jumlah yang lebih kecil pada orang dewasa.
oleh hormon (glukagon, hormon pertumbuhan) dan
norepinefrin yang dilepaskan dari saraf simpatik.
■ Adiposit dari jaringan ini biasanya lebih kecil daripada lemak putih
dan mengandung terutama banyak droplet lipid kecil (sel adiposit
■ Sel dari jaringan adiposa yang didukung oleh serat retikuler, dan multilokular) dalam sitoplasma yang mengandung banyak
septa jaringan ikat membagi jaringan ke dalam lobulus dari mitokondria dan inti pusat.
berbagai ukuran.
■ Asam lemak terlepas pada adiposit dari lemak coklat
■ Ada dua jenis jaringan adiposa: lemak putih dan lemak coklat. dimetabolisme dalam mitokondria dari sel-sel ini untuk
termogenesis daripada ATP sintesis, menggunakan uncoupling
Jaringan Adiposa Putih protein-1 atau termogenin.
■ Jaringan adiposa putih ditemukan di banyak organ di
seluruh tubuh, biasanya membentuk sekitar 20% dari berat
badan pada orang dewasa.
■ Adiposit dari lemak putih biasanya sel yang sangat besar,
berdiameter mulai dari 50-150 μm.
BAB
130
131
FIBROKARTILAGO
PEMBENTUKAN, PERTUMBUHAN DAN
134
135
Kondrosit 132
Perikondrium PERBAIKAN TULANG RAWAN
133
IKHTISAR KUNCI 137
TULANG RAWAN ELASTIS 134
T
ulang rawan adalah bentuk dari jaringan ikat yang Fibrokartilago, yang dijumpai pada bagian-bagian tubuh
fleksibel dan kuat, ditandai dengan suatu matriks yang mengalami tarikan, ditandai dengan suatu matriks yang
ekstrasel (ECM) yang banyak mengandung glikosa- mengandung anyaman padat serat kolagen tipe I yang kasar.
minoglikan dan proteoglikan, yaitu makromolekul yang Ketiga tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah
berinteraksi dengan serat kolagen dan elastin. Variasi dan mendapat nutrisi melalui difusi dari kapiler jaringan ikat
komposisi komponen matriks ini menghasilkan tiga jenis di dekatnya (perikondrium) atau melalui cairan sinovial dari
tulang rawan, yang beradaptasi dengan kebutuhan rongga sendi. Pada keadaan tertentu, pembuluh darah
biomekanis setempat (Gambar 7-1) menerobos tulang rawan untuk memberi makan jaringan
Konsistensi yang kuat dari tulang rawan ECM lain, tetapi pembuluh-pembuluh ini tidak memasok nutrien
memungkinkan jaringan tersebut menahan stres mekanis ke tulang rawan. Seperti yang sudah diduga mengenai sel-sel
tanpa terjadinya distorsi yang permanen. Karena permukaan- di jaringan avaskular, kondrosit memperlihatkan aktivitas
nya yang licin dan lentur, tulang rawan merupakan peredam metabolisme yang rendah. Tulang rawan tidak memiliki
benturan dan daerah pergeseran bagi sendi serta pembuluh limfe atau saraf.
memudahkan pergerakan tulang. Seperti dijelaskan dalam Perikondrium (Gambar 7–2 ) adalah selubung jaringan
bab berikutnya, tulang rawan juga penting untuk ikat padat yang mengelilingi tulang rawan di kebanyakan
perkembangan dan pertumbuhan tulang-tulang panjang, tempat, yang membentuk tempat pertemuan antara tulang
baik sebelum maupun sesudah lahir. rawan dan jaringan yang disangga tulang rawan tersebut.
Tulang rawan terdiri atas sel-sel, yang disebut kondrosit Perikondrium mengandung pembuluh darah yang memasok
(Yun, chondrose, tulang rawan, + kytos, sel) tertanam dalam tulang rawan (avaskular) dan juga memiliki saraf dan
ECM ekstensif. Kondrosit menyintesis dan menyekresi ECM, pembuluh limfe. Tulang rawan sendi, yang menutupi
dan sel-selnya sendiri terdapat di dalam rongga-rongga permukaan tulang sendi yang dapat digerakkan, tidak
matriks yang disebut lakuna. Kolagen, asam hialuronat, memiliki perikondrium dan dipertahankan oleh difusi
proteoglikan, dan sejumlah kecil glikoprotein adalah oksigen dan nutrien dari cairan sinovial.
makromolekul utama yang terdapat di semua jenis matriks
tulang rawan. ❯❯ APLIKASI MEDIS
Sifat fisik dari kartilago bergantung pada obligasi Banyak kondisi genetik pada manusia atau tikus yang
elektrostatik antara kolagen fleksibel dan serat elastin serta menyebabkan gangguan kartilago, deformitas sendi, atau
GAG pada proteoglikan padat. Konsistensi kartilago juga anggota badan pendek karena mutasi resesif pada gen untuk
bergantung pada keterikatan air (solvation water) pada rantai kolagen tipe II, protein inti aggrekan, transporter sulfat, dan
glikosaminoglikan yang bermuatan negatif, yang terjulur protein lain yang diperlukan untuk fungsi kondrosit normal.
dari inti protein proteoglikan. Tingginya kandungan dari air
terikat memungkinkan kartilago untuk berfungsi sebagai
peredam kejut, peran penting dari fungsional utama. ❯ TULANG RAWAN HILAIN
Akibat adanya variasi kebutuhan fungsional, tiga bentuk
tulang rawan telah berevolusi, masing-masing dengan Hialin (Yun. hyalos, kaca (glassy)) tulang rawan hialin
komposisi matriks yang bervariasi. Dalam matriks kartilago (Gambar 7–1 ), adalah bentuk tulang rawan yang paling
umum dijumpai dan paling banyak dipelajari dari ketiga
hialin, yaitu bentuk yang paling umum dijumpai, kolagen II
bentuk adalah homogen dan semitransparan dalam keadaan
merupakan tipe kolagen utamanya (Gambar 7–1 ). Kartilago
segar. Pada mamalia dewasa, tulang rawan hialin terdapat
elastis yang lebih lentur dan dapat teregang, memiliki
banyak serat elastin di dalam matriksnya selain kolagen tipe pada permukaan sendi di sendi yang dapat bergerak, di
II. dinding saluran napas yang besar (hidung, laring, trakea,
bronkus), di ujung ventral tulang rusuk tempat persendian
130
131
BAB
7 Kartilago ■ Kartilago Hialin
Kartilago di telinga eksternal
Matriks ekstrasel
Epiglotis Kartilago di hidung Lakuna
Laring (dengan kondrosit)
Paru
Trakea
Kartilago artikular
Perikondrium
di suatu sendi
Kartilago dada 180x
b Kartilago hialin
Kartilago di diskus
intervertebralis
80x
c Fibrokartilago
Meniscus (katilago
mirip-bantalan
di sendi lutut) Perikondrium
Serat elastis
Lakuna
(dengan kondrosit)
(a) Terdapat tiga tipe tulang rawan dewasa yang tersebar di pernapasan juga mencolok. Fotomikrograf memperlihatkan
banyak area kerangka, terutama di sendi dan tempat-tempat gambaran utama (b) kartilago hialin, (c) fibrokartilago, dan (d)
yang memerlukan fleksiblitas, seperti di iga, telinga dan hidung. kartilago elastis. Jaringan ikat padat dari perikondrium yang
Penyangga tulang rawan di jaringan lain pada seluruh sistem ditampilkan di sini dengan kartilago hialin dan kartilago elastis.
Proteoglikan
Perikondrium
Asam
hialuronat
Fibroblas
perikondrial
Serabut kolagen
tipe II
Kondroblas
Kartilago
Matriks
antarteritorial
Asam hialuronat
Protein penghubung Kondrosit
Protein inti
Kondrium sulfat Matriks
teritorial
Kolagen (tipe II)
a b
(a) Gambar skematis molekul terbanyak di matriks kartilago (b) Diagram area transisi antar perikondrium dan kartilago hialin.
memperlihatkan interaksi antara serat kolagen tipe II dan Sel progenitor seperti fibroblas di perikondrium yang menimbul-
proteoglikan yang terikat pada asam hialuronat. Protein kan kondroblas yang lebih besar, yang membagi dan
penghubung secara nonkovalen mengikat inti protein proteoglikan berdiferensiasi sebagai kondrosit. Sel-sel fungsional memproduksi
pada molekul asam hialuronat yang linear. Rantai samping komponen matriks dan ada di lakuna tertanam dalam matriks.
kondroitin sulfat dari proteoglikan secara elektrostatik terikat pada Perbedaan pemulasan tampak jelas antar matriks di sekeliling
serabut kolagen, yang membentuk matriks dengan ikatan-silang. setiap lakuna, yang disebut matriks teritorial, dan matriks yang
Garis lonjong menandakan daerah yang diperbesar di bagian berada lebih jauh dari lakuna, matriks antarteritorial. Kolagen
bawah gambar. Sifat fisis komponen matriks tersebut menghasil- lebih banyak terdapat di bagian antarteritorial matriks.
kan materi fleksibel yang sangat terhidrasi dengan kekuatan besar.
Sekitar 75% berat basah kartilago hialin adalah air.
Air terikat GAG dalam proteoglikan merupakan 60%-80% paralel terhadap permukaan (Gambar 7–3). Lebih ke dalam,
dari berat tulang rawan hialin segar. sel-sel ini menjadi bulat dan terdapat dalam kelompok yang
Komponen penting lainnya dari matriks tulang rawan dapat beranggotakan hingga delapan sel yang berasal dari
adalah glikoprotein multiadhesif struktural kondronektin. pembelahan mitosis sebuah kondrosit kelompok ini disebut
Seperti fibronektin di jaringan ikat, makromolekul ini secara agregat isogen. Sebagai kondrosit menjadi lebih aktif dalam
spesifik terikat pada GAG, kolagen tipe II dan integrin, yang mensekresi kolagen dan komponen ECM lainnya, sel-sel di
memperantari perlekatan kondrosit pada ECM. agregat tersebut bergerak menjauh dan menepati lakuna
Variasi pulasan di dalam matriks tersebut menggambarkan yang terpisah.
perbedaan pada komposisi molekul. Setiap kondrosit segera Sel-sel dan matriks tulang rawan sering mengerut
dikelilingi, ECM relatif lebih kaya di GAG, area tersebut selama pembuatan sediaan histologi rutin, yang berakibat
menyusun matriks teritorial dan biasanya menghasilkan ketidak-teraturan bentuk kondrosit dan retraksinya dari
pulasan yang berbeda dari matriks lainnya (Gambar 7–2b matriks. Pada jaringan hidup dan sediaan yang dibuat
dan 7–3). dengan baik, kondrosit akan memenuhi lakuna.
Karena tulang rawan tidak memiliki kapiler darah,
kondrosit "bernapas" pada tekanan oksigen yang rendah. Sel-
Kondrosit sel tulang rawan hialin memetabolisme glukosa terutama
Sel relatif menempati sedikit dari massa tulang rawan hialin. melalui glikolisis anaerob untuk menghasilkan asam laktat
Di bagian tepi tulang rawan hialin, kondrosit muda memiliki sebagai produk akhir. Nutrien dari darah berdifusi melalui
bentuk lonjong, dengan sumbu panjangnya yang perikondrium untuk mencapai sel-sel tulang rawan yang
lebih dalam.
133
BAB
7 Kartilago ■ Kartilago Hialin
P
P
C C
M
M
C
P
a b
(a) Bagian atas gambar memperlihatkan perikondrium yang (b) Regio tipis dari tulang rawan hialin yang diperlihatkan di sini
lebih eosinofilik (P), suatu contoh jaringan ikat padat yang memiliki perikondrium (P) pada kedua sisi dan memperlihatkan
terutama terdiri atas kolagen tipe I. Terdapat transisi dan lakuna besar yang berisi kelompok isogen dari kondrosit (C)
diferensiasi sel secara bertahap dari perikondrium hingga dalam matriks (M). Kelompok seperti itu dari dua, empat, atau
menjadi tulang rawan, dengan sel fibroblastik panjang yang lebih sel yang diproduksi oleh mitosis; sel akan terpisah menjadi
menjadi kondrosit (C) yang lebih bundar dan berukuran lebih lakuna individu sebagai kartilago hialin mulai mengeluarkan
besar dengan permukaan iregular yang kontak dengan matriks matrix. 160x. H&e.
(M) yang disekresi oleh sel. 200x. H&e.
Transpor air dan zat terlarut ditingkatkan oleh kerja berasal dari hipofisis. Hormon tersebut tidak bekerja
pemompaan akibat kompresi dan dekompresi tulang rawan langsung pada sel-sel tulang rawan, tetapi meningkatkan
secara intermiten. Karena terbatasnya difusi, ketebalan yang kecil pelepasan faktor pertumbuhan mirip insulin, atau
maksimum tulang rawan biasanya terbatas dan tulang rawan somatomedin, yang langsung merangsang proliferasi dari
biasanya ditemukan dalam bentuk lempeng tipis jaringan kondrosit.
❯ TULANG RAWAN ELASTIS (Gambar 7-1; Gambar 7–5). Jaringan tersebut ditemukan pada
diskus intervertebralis, di tempat perlekatan ligamen tertentu,
Tulang rawan elastis pada dasarnya sangat serupa dengan dan simfisis pubis
tulang rawan hialin, kecuali banyaknya kandungan jalinan Fibrokartilago mengandung kondrosit, baik satu-satu
serat elastin halus, selain serabut kolagen tipe II (Gambar atau dalam agregat isogen dan menghasilkan matriks yang
7-4), tulang rawan elastis segar memiliki warna kekuningan mengandung kolagen tipe II. Dalam beberapa fibrokartilago
karena adanya elastin dalam serat elastin. Demonstrasi dari
matriks ini sekitar kondrosit sangat jarang. Regio dengan
serat elastis biasanya membutuhkan pewarna seperti orsein
kondrosit dan matriks hialin dipisahkan oleh regio lain yang
atau resorsin fusin
mengandung berkas dari kolagen tipe I dan fibroblas yang
Tulang rawan elastis ditemukan dalam aurikula telinga, tersebar (Gambar 7–5). Kelangkaan relatif dari proteoglikan
dinding liang telinga luar, tuba auditorius (eustachius), membuat matriks fibrokartilago lebih asidofilik daripada
epiglotis, dan cartilago cuneiformis di laring. Tulang rawan hialin atau tulang rawan elastis. Tidak terdapat adanya
elastis di lokasi tersebut termasuk perikondrium serupa perikondrium yang dapat dikenali dalam fibrokartilago.
dengan kebanyakan tulang rawan hialin. Diskus intervertebralis dari tulang belakang terutama
terdiri atas fibrokartilago dan bekerja sebagai bantal pelumas
❯ FIBROKARTILAGO dan peredam kejut yang mencegah kerusakan vertebra yang
berdekatan akibat daya abrasi atau benturan yang terjadi
Fibrokartilago adalah jaringan intermedia antar jaringan ikat
padat dan tulang rawan hialin serta jaringan ikat padat selama kolumna vertebralis bergerak. Diadakan di tempat oleh
dengan transisi bertahap antara jaringan-jaringan ini ligamen, masing-masing diskus memiliki dua komponen
utama (lihat Gambar 8-22): annulus fibrosus perifer yang kaya
akan berkas
a b
Kondrosit (C) dan organisasi secara keseluruhan dari tulang Serat elastis memberikan fleksibilitas yang lebih besar pada
rawan elastis serupa dengan tulang rawan hialin. Pewarna untuk bentuk kartilago ini menjadi lebih besar. Membagi di bagian b
elastin, namun, memperlihatkan banyak pewarnaan gelap serat meliputi perikondrium (P) yang juga serupa dengan tulang rawan
elastis dalam matriks (M), selain komponen utama yang hialin. (a) 160x. Hematoksilin dan orsein. (b) 100x. Weigert
ditemukan dalam matriks hialin. resorsin-fusin.
135
Bab
7 Katilago ■
C
M
D C
D
a b M C
C
Fibrokartilago bervariasi di berbagai organ, tetapi pada dasarnya (b) Pada magnifikasi yang lebih tinggi di regio dari diskus kecil
campuran dari tulang rawan hialin dan jaringan ikat padat. intervertebralis, aksial diatur agregat dari kondrosit (C) terlihat
(a) Bagian dari simfisis pubis menunjukkan lakuna dengan dikelilingi oleh sejumlah kecil dari matriks dan dipisahkan oleh
kondrosit terisolasi dan dikelompokkan (C) dikelilingi oleh regio yang lebih besar dengan kolagen padat (D) dan sejumlah
matriks (M) dan dipisahkan di beberapa area oleh regio padat kecil dari fibroblas dengan inti memanjang (panah). 250x.
(D) yang berisi asidofilik lebih terkonsentrasi kolagen tipe I. Pikrosirius-hematoksilin.
Perikondrium yang terpisah tidak dijumpai pada fibrokartilago.
100x. H&e.
kolagen tipe I dan nukleus pulposus sentral dengan matriks sel-sel perikondrium (Gambar 7–2b). Pada kedua kasus,
mirip-gel yang kaya akan asam hialuronat. Struktur ini sintesis matriks meningkatkan pertumbuhan tulang rawan.
dibahas lebih lanjut dengan sendi dalam Bab 8. Fitur penting Pertumbuhan appositional dari tulang rawan lebih penting
dari tiga jenis utama dari tulang rawan diringkas dalam selama perkembangan sesudah lahir, meskipun pertumbuh-
Tabel 7-1. an interstitial di tulang rawan artikular dan lempeng epifisis,
pertumbuhan interstisial penting untuk memperpanjang
tulang panjang (lihat Bab 8). Pada tulang rawan sendi, ketika
❯ PEMBENTUKAN, PERTUMBUHAN DAN sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi berangsur-angsur
PERBAIKAN TULANG RAWAN menjadi aus, tulang rawan harus diganti dari dalam karena
Tulang rawan berasal dari mesenkim embrionik pada proses tidak ada perikondrium untuk menambah sel melalui
kondrogenesis (Gambar 7–6). Indikasi pertama diferensiasi pertumbuhan aposisi.
sel adalah membulatnya sel-sel mesenkim, dengan retraksi Kecuali pada anak-anak, tulang rawan yang cedera
cabang-cabangnya, dan membelah dengan cepat serta mengalami regenerasi secara lambat dan sering tidak
membentuk kondensasi sel. Sel-sel memisah adalah tipikal sempurna, melalui aktivitas sel di perikondrium yang
disebut kondroblas dan kondrosit ketika proliferasi telah menginvasi area cedera dan membentuk tulang rawan baru.
berhenti; keduanya memiliki basofilik sitoplasma kaya RER Pada area cedera yang luas dan kadang-kadang di area kecil
untuk sintesis kolagen (Gambar 7-7). Produksi dari ECM perikondrium membentuk parut jaringan ikat padat, dan
membungkus sel-sel dalam lakuna dan kemudian mulai bukan membentuk tulang rawan baru. Kapasitas regenerasi
memisahkan kondroblas satu sama lain. Selama tulang rawan yang buruk terjadi sebagian akibat ketiadaan
perkembangan embrionik, diferensiasi tulang rawan ber- vaskularisasi pada jaringan tersebut.
langsung dari pusat ke luar; jadi, sel-sel yang berada lebih ke
pusat memiliki ciri kondrosit, sedangkan sel-sel di perifer ❯❯ APLIKASI MEDIS
merupakan kondroblas yang tipikal. Mesenkim superfisial Dalam kontras bentuk-bentuk lain dari tulang rawan dan
berkembang menjadi perikondrium. jaringan lainnya, tulang rawan hialin rentan terhadap
Setelah awalnya terbentuk, jaringan tulang rawan kalsifikasi selama penuaan. Kalsifikasi dari matriks hialin,
membesar baik oleh pertumbuhan interstisial, yang terjadi disertai dengan perubahan degeneratif dalam kondrosit,
akibat pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada dan adalah merupakan bagian umum dari proses penuaan dan
pertumbuhan aposisional, yang terjadi akibat diferensiasi dalam banyak hal menyerupai osifikasi endokhondral
dimana tulang terbentuk.
GAMBAR 7–6 Kondrogenesis
a b c d
Diagram tahap-tahap utama pembentukan kartilago. (a) (d) Multiplikasi sel kartilago membentuk agregat isogen, masing-
Mesenkim embrio adalah jaringan prekursor ke semua tipe masing dikelilingi oleh kondensasi matriks teritorial. Pada
kartilago. (b) Proliferasi mitosis sel mesenkim dan diferensiasi kartilago yang matur, aktivitas mitosis interstisial tersebut
awal menghasilkan jaringan dengan kondensasi sel bundar berhenti dan semua kondrosit biasanya menjadi semakin jauh
yang disebut kondroblas. (c) Kondroblas dipisahkan satu sama terpisah oleh produksi matriksnya.
lain oleh produk kondroblas itu sendiri berupa sejumlah
komponen matriks yang secara kolektif membengkak dengan
air dan membentuk sejumlah besar ECM.
TEM ini dari fibrokartilago menunjukkan kondrosit dengan Kondrosit yang sedang tumbuh di kartilago hialin dan elastis
berlimpah RER aktif menyekresi matriksnya yang kaya akan memiliki kompleks Golgi yang lebih mencolok dan menyintesis
kolagen. Serat kolagen halus, yang terpotong dalam beberapa sejumlah besar proteoglikan selain kolagen. 3750x.
orientasi, tampak mencolok di sekitar kondrosit fibrokartilago.
Pembentukan, Pertumbuhan dan perbaikan Tulang Rawan 137
BAB
Kartilago Hialin Kartilago Elastis Fibrokartilago
7 Kartilago ■
Fitur utama dari Homogen, dengan kolagen Kolagen tipe II, aggrekan, dan Kolagen tipe II dan besar
matriks ekstraselular tipe II dan aggrekan serat elastis lebih gelap area dari jaringan ikat padat
dengan kolagen tipe I
Sel utama Kondrosit, kondroblas Kondrosit, kondroblas Kondrosit, fibroblas
Pengaturan tipikal Terisolasi atau dalam kelompok- Biasanya dalam kelompok Terisolasi atau dalam kelompok
■ Tulang rawan adalah jaringan ikat yang kuat, jenis elastis dari Kartilago elastis
jaringan ikat yang secara struktural menyangga jaringan lunak ■ Tulang rawan elastis umumnya menyerupai tulang rawan hialin di
tertentu, terutama di saluran pernapasan, dan menyediakan kondrosit dan komponen ECM utama, tapi matriks termasuk
bantalan, permukaan sedikit gesekan pada sendi.
banyak serat elastis, terlihat dengan warna khusus, yang
■ Sel tulang rawan, kondrosit, membuat persentase kecil dari meningkatkan fleksibilitas jaringan ini.
massa jaringan, yang terutama massa fleksibel matriks
ekstraselular (ECM).
■ Tulang rawan elastis memberikan menyangga yang fleksibel untuk
telinga eksternal serta struktur tertentu dari telinga tengah dan
■ Kondrosit yang tertanam dalam lakuna dikelilingi oleh ECM. laring; itu selalu dikelilingi oleh perikondrium.
■ Kartilago ECM biasanya meliputi kolagen serta proteoglikan
banyak, terutama aggrekan, yang mengikat sejumlah besar air. Fibrokartilago
■ Fibrokartilago mengandung berbagai kombinasi dari tulang
■ Kartilago selalu kekurangan pembuluh darah, limfatik, dan saraf, rawan hialin dalam jumlah kecil dari jaringan ikat padat.
tetapi biasanya dikelilingi oleh perikondrium jaringan ikat padat
yang vaskularisasi. ■ Secara histologis terdiri dari kondrosit kecil dalam matriks hialin,
biasanya berlapis dengan area yang lebih besar dari berkas kolagen
■ Ada tiga bentuk utama dari tulang rawan: (1) tulang rawan
tipe I dengan fibroblas yang tersebar.
hialin, (2) tulang rawan elastis, dan (3) fibrokartilago.
■ Fibrokartilago menyediakan jaringan ikat yang sangat kuat,
menyangga kuat di insersi tendon dan diskus intervertebralis dan
Kartilago Hialin sendi tertentu lainnya.
■ ECM dari tulang rawan hialin adalah homogen dan kaca (glassy),
Pembentukan, Pertumbuhan dan perbaikan Tulang Rawan
kaya serabut dari kolagen tipe II dan kompleks aggrekan dengan
air terikat. ■ Semua bentuk dari tulang rawan dari mesenkim embrionik.
■ ECM memiliki sedikit kolagen dan jaringan ini lebih proteoglikan ■ Struktur tulang rawan tumbuh dengan mitosis dari kondroblas
segera di sekitar lakuna, menghasilkan perbedaan pewarnaan kecil yang ada di lakuna (pertumbuhan interstitial) atau pembentukan
dari kondroblas baru perifer dari sel-sel progenitor di
dalam matriks teritorial ini.
■ Kondrosit muncul secara tunggal atau dalam, kelompok- perikondrium (pertumbuhan appositional).
kelompok isogen diturunkan mitotik. ■ Perbaikan atau penggantian dari tulang rawan cedera sangat
■ Perikondrium biasanya ditemukan, tetapi tidak pada tulang lambat dan tidak efektif, karena sebagian avaskularisasi jaringan
dan tingkat metabolisme rendah.
rawan hialin dari permukaan artikular atau epifisis tumbuh dari
tulang panjang.
BAB
SEL TULANG
Osteoblas
8 Tulang
138
138
OSTEOGENESIS
Osifikasi intramembranosa
148
149
Osteosit 142 Osifikasi Endokondral 149
Osteoklas 143 PERTUMBUHAN, REMODELING, & PERBAIKAN 152
MATRIKS TULANG 143 TULANG
PERIOSTEUM & ENDOSTEUM 143 PERAN METABOLIK TULANG 154
JENIS TULANG 145 SENDI 155
Tulang Sekunder (Lamellar Bone) 145 IKHTISAR KUNCI 158
Tulang Primer (Woven Bone) 148
138
GAMBAR 8–1 Komponen tulang.
BAB
8 Tulang
Lamela Serat
kosentris Vena Arteri
Orientasi
serat Kanalikuli
■ Sel Tulang
kolagen
Diafisis Kanal
dari humerus sentral
Kanal sentral
Osteon
Lamela
sirkumferens Osteon
luar
Lakuna
Serat
berforat
Periosteum
Lamela
Lapisan melingkar Osteosit
Lapisan sel di dalam
fibrosa Kanalikuli
Lamela
interstisial
Trabekula
tulang spongiosa
Kanal Endosteum
Kanal sentral
(a) Bagian dari humerus periforata
Osteoklas
Ruang untuk
sumsum Lamela
tulang
Osteosit
Trabekula di lakuna
Osteoblas
Lubang kanalikuli
yang tersusun
di permukaan
di sepanjang
trabekula
tulang baru
Pembukaan
kanalikuli di permukaan
(c) Spongiosa Tulang
Sebuah gambaran skematik dari gambaran dasar tulang, yang menginterkoneksi lakuna tersebut. Osteoklas merupakan
termasuk tiga tipe sel utama: osteosit, osteoblas dan osteoklas; sel yang berasal dari monosit di tulang yang penting pada
lokasinya yang biasa; dan susunan lamelar yang tipikal di tulang. remodeling tulang.
Osteoblas menyekresikan matriks yang kemudian mengeras Periosteum terdiri atas jaringan ikat padat, dengan lapisan
melalui kalsifikasi, dan menahan sel terdiferensiasi yang kini fibrosa yang menutupi lapisan yang mengandung lebih banyak
disebut osteosit di setiap lakuna. Osteosit mempertahankan sel. Tulang diperdarahi oleh pembuluh kecil yang menembus
matriks berkapur dan menerima nutrien dan pembuluh darah via matriks dari periosteum. Endosteum mencakup semua
kanal berukuran kecil melalui matriks yang disebut kanalikuli trabekula sekitar rongga sumsum.
BAB 8 ■ Tulang
Ob
Os
B Oc
M
a b
(a) Gambar skematis memperlihatkan hubungan osteoblas berdekatan (M), tampak sebagai sebaris sel berdekatan dengan
dengan osteoid, matriks tulang dan osteosit. Osteoblas dan selapis tipis matriks yang sedikit terpulas (Os) dan menutupi
sebagian dari osteoklas yang lebih besar adalah bagian dari matriks yang lebih banyak terpulas (B). Osteoblas inaktif lebih
endosteum yang meliputi trabekula tulang. pipih dan menutupi permukaan tulang diperlihatkan di dekat
(b) Fotomikrograf tulang yang sedang terbentuk memperlihatkan bagian atas sini. Osteosit berada dalam lakuna dikelilingi oleh
perbedaan lokasi dan morfologi antara osteoblas (Ob) dan matriks. 300x. H&E.
osteosit (Oc). Osteoblas bunder, berasal dari sel mesenkim yang
141
BAB
yang baru dibentuk (Gambar 8–2). Proses pertumbuhan Kanker yang langsung berasal dari sel tulang (Tumor tulang
8
aposisional tulang dituntaskan dengan pengendapan garam- primer) cukup jarang (0,5% dari semua kematian akibat
Vesikel sekretori di
osteoblas
Osteoblas
Pelepasan vesikel
matriks dan serat kolagen
Lapisan osteoid
Mineralisasi awal di
sekitar vesikel
Dari ujungnya yang berdekatan dengan matriks, osteoblas setempat ion tersebut menjadi tinggi. Konsentrasi ion yang
menyekresi kolagen tipe I, sejumlah glikoprotein, dan tinggi menyebabkan nanokristal kalsifikasi terbentuk dalam
proteoglikan. Beberapa faktor tersebut, terutama osteokalsin dan di sekitar vesikel matriks. Kristal terbentuk dan mengalami
dan glikoprotein lainnya, mengikat Ca2+ dengan afinasi tinggi mineralisasi selanjutnya dengan massa hidroksipatit
sehingga meningkatkan konsentrasi setempat ion-ion tersebut. [Ca10(PO4)6(OH)2], kecil yang tumbuh dan mengelilingi serat
Osteoblas juga melepaskan vesikel matriks berselubung- kolagen dan semua makromolekul lain. Akhirnya, massa
membran yang sangat kecil yang berikan dengan alkalin hidroksiapatit bergantung sebagai suatu matriks tulang yang
fosfatase dan enzim lain. Enzim-enzim tersebut menghidrolisasi solid dan konfluen saat kalsifikasi matriks selesai.
ion PO4− dari berbagai makromolekul, sehingga konsentrasi
BAB 8 ■ Tulang
ion PO4− setempat. Dengan konsentrasi kedua ion tersebut Difusi dari metabolit antar osteosit dan pembuluh darah
yang tinggi, vesikel matriks tersebut berfungsi sebagai tempat juga terjadi melalui sejumlah kecil cairan ekstrasel yang
untuk pembentukan kristal hidoksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] berada di antara osteosit dan matriks tulang dan proses
yaitu langkah kalsifikasi pertama yang dapat terlihat. Kristal osteosit. Osteosit juga berkomunikasi dengan satu sama lain
tersebut cepat terbentuk melalui penimbunan lebih banyak melalui taut celah pada proses dendritik di kanalikuli dan
mineral dan akhirnya membentuk suatu massa konfluen pada osteoblas serta sel-sel tulang lapisan.
material berkapur yang memendam serat kolagen dan Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang pipih
proteoglikan. dan berbentuk-kenari tersebut memiliki sedikit RER dan
apparatus Golgi serta kromatin inti yang lebih padat
Osteosit (Gambar 8–5a). Sel-sel ini secara aktif terlibat dalam
Setiap osteoblas secara bertahap dikelilingi oleh produk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti
sekresinya sendiri dan menjadi osteosit yang terselubung oleh resorpsi matriks tersebut. Osteosit mengekspresikan
sendiri-sendiri dalam ruang yang disebut lakuna yang secara susunan yang berbeda dari gen dibandingkan dengan
teratur berjarak sepanjang matriks mineral. Pada transisi dari osteoblas, dan produk osteosit seperti protein sklerostin dan
osteoblas menjadi osteosit, sel menjulurkan banyak tonjolan sitokin tertentu membantu mengatur remodeling tulang.
sitoplasma panjang, yang juga diselubungi oleh matriks Jaringan lakunar-kanalikular dari osteosit dan komunikasi
berkapur. Proses osteosit sehingga datang untuk menempati osteosit dengan semua sel-sel tulang lainnya mendorong
banyak kanalikuli, berdiameter 250-300 nm, yang memancar peran tambahan untuk osteosit kalsium homeostasis dan
dari setiap lakuna (Gambar 8-5; lihat Gambar 8-1). sebagai sensor untuk deteksi
C
C
C C
a c
(a) Gambaran TEM tulang yang memperlihatkan sebuah osteosit antara struktur tersebut tempat berdifusinya nutrien dari
dengan prosessus sitoplasmanya yang dikelilingi matriks. pembuluh darah dan lewatnya nutrien dari sel ke sel pada
Prosessus semacam itu terjalur saat osteoid sedang tulang yang hidup 400x. Tulang yang digerus.
disekresikan dan material tersebut mengapur di sekitar
(c) SEM dari non-dekalsifikasi, dipotong, dan tulang terkikis
prosessus yang membentuk kanalikuli (C) di matriks tulang.
asam menunjukkan lakuna dan kanalikuli (C). X400.
(b) Fotomikrograf tulang tidak mengalami dekalsifikasi dan
(Bagian c dengan izin, dari Dr Matt Allen, Indiana University
terpotong, tetapi dikeringkan dan digerus hingga sangat tipis
untuk memperlihatkan lakuna dan kanalikuli. Lakuna dan School of Medicine, Indianapolis.)
kanalikuli (C) tampak gelap dan memperlihatkan hubungan
143
dari tekanan mekanis pada tulang, yang juga penting dalam ❯ MATRIKS TULANG
mengarahkan remodeling tulang.
BAB
Kira-kira 50% berat kering matriks tulang berupa material
8
anorganik. Hidroksiapatit paling banyak dijumpai, tetapi
❯❯ APLIKASI MEDIS
bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium dan natrium juga
Ocl
Ocl
Oc
B
B
a
Inti
Lisosom
–
CO2 + H2O H+ + CH3
Osteoklas merupakan sel besar dengan beberapa inti yang enzim hidrolitik yang disekresikan oleh sel. Asidifikasi ruang
dibentuk oleh penggabungan monosit darah di tulang. (a) terbatas memfasilitasi kehilangan dari kalsium apatit dari tulang
Potongan mikroskopik yang memperlihatkan dua osteoklas (Ocl) dan menciptakan pH yang optimal untuk aktivitas hidrolase
yang sedang mencerna atau meresorpsi matriks tulang (B) di lisosom. Jadi, matriks tulang diresorpsi dan ion berserat produk
daerah resorpsi pada permukaan matriks. Sebuah lakuna pencernaan matriks dilepaskan untuk digunakan kembali, dan
dengan osteosit (Oc) juga diperlihatkan. 400x. H&e. kalsium, karbonat, serta ion-ion lain yang dilepaskan dari
serapan oleh darah.
(b) Diagram yang memperlihatkan setiap osteoklas memiliki
(c) SEM (mikroskop elektron pemindal) memperlihatkan sebuah
suatu zona sirkumferensial di mana integrin mengikat matriks
osteoklas aktif yang dibiakkan pada substrat pipih tulang. Suatu
dengan kuat dan mengelilingi batas bergelombang tonjolan
'parit' terbentuk pada permukaan tulang saat osteoklas
sitoplasma yang berdekatan dengan matriks ini. Ruang yang
merangkak. 5000x.
tertutup di antara sel dan matriks diasamkan untuk ~ pH 4,5
oleh pompa proton yang berada di membran osteoklas dan (Gambar 8–6c, atas izin dari Alan Boyde, Centre for
menerima Oral Growth and Development, University of London.)
145
one baik tersusun satu sama lain atau konsentris sekitar kanal
sentral. Dalam setiap lamela, serat kolagen tipe I tersusun
BAB
Observasi umum potongan melintang tulang memperlihat- secara paralel, dengan suara dari serat orientasi bergeser
8
kan area-area padat tanpa rongga yang sesuai dengan tulang ortogonal (sekitar 90 derajat) di lamela berturut-turut.
kompakta (kortikal), yang mewakili 80% dari total massa
O O
CC
a
L L L L L
Lamela interstisial
BAB
I
8
I
(a) Kanal perforata transversal (P) yang menghubungkan pembentukan lamela interstisial. Mengindikasikan bahwa
osteon yang berdekatan diperlihatkan pada sisi kiri mikrograf. generasi-generasi osteon memiliki derajat yang berbeda dari
Kanal tersebut "memperforasi" lamela dan menyediakan mineralisasi, dengan yang paling baru terbentuk menjadi sedikit
sumber mikrovaskular pada kanal sentral osteon. Di antara mineral. remodeling merupakan suatu proses kontinu yang
osteon utuh juga terdapat sisa-sisa osteon yang mengalami melibatkan aktivitas osteoblas dan osteoklas yang terkoordinasi,
erosi, yang terlihat berupa lamela intermedia atau interstisial dan bertanggung jawab atas adaptasi tulang terhadap
irregular (I) 100x. perubahan pada stres, terutama selama pertumbuhan tulang.
(b) Diagram skematis memperlihatkan remodeling tulang
lamelar kompak yang memperlihatkan tiga generasi sistem
Havers osteon dan kontribusinya yang bersinambungan pada
a b c
Selama remodeling tulang kompak, sekelompok osteoklas menjadi sempit dengan berbagai lapisan konsentris matriks
bekerja sebagai kerucut pengebor untuk membentuk suatu baru dan lumennya akhirnya muncul hanya berupa kanal sentral
terowongan ke dalam matriks tulang. Di belakang sel ini, populasi yang sempit dengan pembuluh darah kecil. Garis putus-putus
osteoblas memasuki terowongan tersebut dan melapisi dalam (a) memperlihatkan tingkat struktur yang ditunjukkan
dindingnya. Saat osteoblas menyekresi osteoid secara siklis, sel pada silang-pemotong (b). Gambar sinar-X (c) memperlihatkan
tersebut menghasilkan lapisan matriks baru (lamellae) dengan derajat yang berbeda dari mineralisasi di osteon dan lamela
sel (osteosit) yang terperangkap di lakuna. Terowongan tersebut interstitial (I).
BAB 8 ■ Tulang
a b
Tulang baru terbentuk dapat diberi label dengan tetrasiklin bidang-terang (a) dan mikroskop fluoresen (b) memperlihat-
molekul, yang membentuk kompleks fluoresen dengan kalsium kan osifikasi aktif dalam satu osteon dan lamela sirkumferens
di situs osifikasi dan memberikan pengusut in vivo untuk eksternal (kanan atas).
melokalisasi pembentukan tulang. Sekelompok osteon di (Dengan izin, dari Dr Matt Allen, Indiana University School
tulang setelah tetrasiklin inkorporasi in vivo terlihat dengan of Medicine, Indianapolis.)
Tulang Primer (Woven Bone) ■ Osifikasi endokondral, matriks tulang rawan yang
sudah ada mengalami erosi dan digantikan dengan
Tulang primer adalah nonlamela dan ditandai dengan osteoblas yang menghasilkan osteoid.
disposisi acak dari serat kolagen tipe I dan jaringan tulang
merupakan yang tampak pada perkembangan embrio dan Nama-nama mengacu pada mekanisme yang bentuk
pada perbaikan fraktur. Jaringan tulang primer umumnya tulang awalnya; pada kedua proses, jaringan tulang mula-
bersifat sementara dan akan diganti oleh jaringan tulang mula tampak sebagai tulang primer atau tulang anyaman.
sekunder pada orang dewasa, kecuali pada sedikit tempat di Selama pertumbuhan tulang, daerah tulang primer, daerah
tubuh, misalnya dekat sutura calvaria, di alveolus dentalis,
resorpsi, dan daerah tulang sekunder terlihat berdampingan.
dan pada insersi beberapa tendo.
Selain berkas serat kolagen iregular, ciri jaringan tulang
primer lain adalah kadar mineral yang lebih rendah (tulang
ini lebih mudah ditembus sinar-X) dan proporsi osteosit
❯❯ APLIKASI MEDIS
yang lebih tinggi ketimbang pada jaringan tulang sekunder.
Fitur-fitur ini memperlihatkan fakta bahwa bentuk tulang Osteogenesis imperfekta, atau "penyakit tulang rapuh,"
primer lebih cepat tetapi memiliki kekuatan kurang dari mengacu pada sekelompok dari gangguan kongenital terkait
tulang sekunder. di mana osteoblas menghasilkan sejumlah defisien dari
kolagen tipe I atau kerusakan kolagen tipe I karena mutasi
❯ OSTEOGENESIS genetik. Kerusakan tersebut menyebabkan spektrum dari
Tulang pada awalnya dapat terbentuk melalui satu dari dua gangguan, semua ditandai dengan kerapuhan yang signifikan
cara berikut: dari tulang. Kerapuhan memperlihatkan defisit kolagen
normal, yang biasanya memperkuat dan menambah tingkat
■ Osifikasi intramembranosa, osteoblas berdiferensiasi ketahanan terhadap matriks tulang termineralisasi.
langsung dari mesenkim dan mulai menyekresi osteoid.
149
BAB
Osifikasi intramembranosa, yang menghasilkan sebagian
besar tulang pipih, disebut demikian karena terjadi di dalam kepala neonatus merupakan area di tengkorak yang sesuai
8 Tulang ■ Osteogenesis
kondensasi ("membran") jaringan mesenkimal embrio. dengan bagian jaringan ikat yang belum mengalami
Tulang frontal dan parietal tengkorak—selain bagian tulang penulangan. Bagian lapisan jaringan ikat yang tidak
oksipital dan temporal dan mandibula serta maksila— mengalami osifikasi menghasilkan endosteum dan
terbentuk karena osifikasi intramembranosa. periosteum tulang baru.
Pada lapisan kondensasi mesenkimal atau membran,
titik awal untuk pembentukan tulang disebut pusat Osifikasi Endokondral
osifikasi. Di area ini sel mesenkimal berdiferensiasi menjadi Osifikasi endokondral (Yun. endon, di dalam, + chondros,
sel osteoprogenitor yang berproliferasi dan membentuk tulang rawan) terjadi di dalam sepotong tulang rawan hialin
lapisan yang tidak lengkap dari osteoblas sekitar jaringan yang bentuknya menyerupai miniatur tulang yang akan
dari kapiler berkembang. Dari permukaan osteoblas dibentuk. Jenis osifikasi ini pada dasarnya berperan untuk
berlawanan jauh dari pembuluh darah tersebut, osteoblas memulai sebagian tulang dari tubuh dan terutama juga
terpolarisasi mensekresikan komponen osteoid yang dipelajari di pembentukan tulang panjang.
mengapur seperti yang dijelaskan sebelumnya dan bentuk Osifikasi endokondral tulang panjang meliputi urutan
trabekula dari tulang primer (Gambar 8-13). Osteosit yang kejadian yang diperlihatkan secara skematis pada (Gambar
diferensiasi sekarang tertutup dalam lakuna matriks 8-14). Jaringan tulang pertama tampak berupa suatu kerah
menahan kontak interseluler melalui proses sitoplasmik tipis yang mengelilingi diafisis model kartilago. Kerah tulang
osteosit dalam matriks kanalikuli. Sekresi matriks (bone collar) ini dihasilkan melalui aktivitas osteoblas
memanjang, kalsifikasi, dan memimpin pertumbuhan setempat dalam perikondrium sekitarnya. Kerah tersebut
trabekular perlahan untuk fusi dari pusat osifikasi bersebelah kini menghambat difusi oksigen dan nutrien ke dalam
dan secara bertahap menghasilkan lapisan tulang kompak kartilago di bawahnya, yang memicu perubahan degeneratif
yang luas melampirkan regio tulang kanselus dengan di tempat tersebut. Kondrosit mulai memproduksi fosfatase
sumsum dan pembuluh darah besar. alkali dan membengkak (hipertrofi), yang memperbesar
Pada tulang pipih tengkorak terdapat pembentukan lakunanya. Perubahan tersebut mengompresi matriks
tulang yang lebih mencolok ketimbang resorpsi tulang pada menjadi trabekula yang lebih sempit dan menimbulkan
permukaan internal dan eksternal. Jadi, dua lapisan tulang
kompakta (lempeng internal dan
CM
M M
O O
O
B O B
M
O V V
O V M O B O
V V
M
M
B
B M
V P
a B b
Sebuah potongan rahang dari seekor fetus babi yang sedang (b) Pembesaran yang lebih kuat memperlihatkan periosteum (P)
mengalami osifikasi intramembranosa. (a) Area mesenkim yang sedang terbentuk dan meliputi massa tulang primer yang
(M) yang tipikal, mesenkim yang terkondensasi (CM) yang akan segera bergabung membentuk lempeng kontinu tulang.
berdekatan dengan agregat osteoblas (0) baru. Sejumlah Regio yang terisi-mesenkim di bagian atas gambar adalah
osteoblas menyekresi matriks tulang (B) yang tetap diliputi rongga sumsum yang sedang terbentuk. Osteosit di lakuna
osteoblas. Di antara trabekula tulang primer yang baru dapat dilihat dalam matriks tulang eosinofilik. 100x. H&e.
terbentuk ini terdapat area vaskular (V) 40x. H&e.
BAB 8 ■ Tulang
Lempeng epifisis
Garis epifisis
Kartilago (sisa lempeng
sendi epifisis)
Pembuluh Tulang
darah epifisis spongiosa
Matriks kartilago
yang memudar Kapiler
epifisis
Periosteum
Perikondrium yang terbentuk
Osifikasi endokondral membentuk sebagian besar tulang rangka osteoblas baru, kalsifikasi tulang anyaman, dan remodeling-nya
dan terjadi dalam janin pada model yang terbentuk dari kartilago menjadi tulang kompak
hialin (1). Proses tersebut berlangsung beberapa minggu dan (4) Pusat osifikasi sekunder terbentuk kemudian melalui
tahap-tahap perkembangan utama meliputi: pembentukan kerah suatu proses serupa di epifisis. Pusat osifikasi primer dan
tulang di sekeliling bagian tengah model kartilago dan sekunder dipisahkan oleh lempeng epifisis (5) yang membantu
degenerasi kartilago di bawahnya (2), perpanjangan tulang secara kontinu. Kedua pusat osifikasi tidak
yang diikuti oleh pusat osifikasi oleh kapiler dan sel menyatu hingga lempeng epifisis menghilang (6) ketika
osteoprogenitor dari periosteum untuk menghasilkan sebuah perawakan penuh tercapai. Osteoblas dari periosteum
pusat osifikasi primer di diafisis (3). Deposisi osteoid oleh menyediakan untuk pertumbuhan diameter tulang ini.
kalsifikasi di struktur tersebut. Kematian kondrosit trimester pertama. Pusat osifikasi sekunder muncul tidak
menghasilkan struktur 3-dimensi berpori yang dibentuk oleh lama kemudian di epifisis model kartilago dan berkembang
sisa-sisa matriks tulang rawan yang mengapur (Gambar dengan cara serupa. Selama perluasan dan remodeling
8-15). Pembuluh darah dari bekas perikondrium yang kini berlangsung, pusat osifikasi primer dan sekunder
menjadi periosteum, berpenetrasi melalui kerah tulang yang membentuk rongga yang secara berangsur diisi dengan
sebelumnya disusupi osteoklas, yang membawa sel-sel sumsum tulang dan trabekula dari tulang kanselus.
Dengan pusat-pusat osifikasi primer dan sekunder, dua
osteoprogenitor ke daerah sentral berpori tersebut.
regio dari tulang rawan tetap:
Berikutnya, osteoblas melekat pada matriks kartilago yang
telah mengapur dan menghasilkan lapisan-lapisan tulang ■ Lapisan dari tulang rawan artikular dalam sendi
primer yang mengelilingi sisa matriks tulang rawan. Pada (Gambar 8-14), yang biasanya berlangsung melalui
tahap ini, kartilago berkapur tampak basofilik, dan tulang kehidupan dewasa dan tidak memberikan kontribusi ke
primer terlihat eosinofilik (Gambar 8-15). pertumbuhan tulang.
Proses pada diafisis ini membentuk pusat osifikasi
primer (Gambar 8-14) dimulai pada banyak tulang awal
151
BAB
Sebuah lempeng pertumbuhan epifisis menunjukkan
regio yang berbeda dari aktivitas selular dan sering dibahas
8
dalam hal lima zona (Gambar 8-16), mulai dari regio tipis
Tukang ■ Osteogenesis
tulang rawan yang normal:
C
1. Zona istirahat terdiri atas kartilago hialin dengan
kondrosit yang tipikal.
O 2. Dalam zona proliferasi, kondrosit mulai cepat
B
membelah dan membentuk kolom-kolom sel yang
paralel terhadap sumbu panjang tulang.
3. Zona hipertrofi tulang rawan mengandung kondrosit
besar dengan sitoplasma yang telah menimbun glikogen.
Hipertrofi mengompresi matriks menjadi septa tipis di
antara kondrosit.
4. Di zona kalsifikasi tulang rawan, kehilangan kondrosit
C mati melalui apoptosis disertai oleh kalsifikasi septa
B matriks tulang rawan melalui pembentukan kristal
hidroksiapatit (Gambar 8-17).
O
5. Di zona osifikasi, jaringan tulang muncul pertama kali.
Kapiler darah dan sel-sel osteoprogenitor yang berasal
O dari periosteum menginvasi rongga yang ditinggalkan
kondrosit. Banyak rongga tersebut akan bersatu dan
menjadi ronga sempit. Sel osteoprogenitor membentuk
B osteoblas, yang menetap di suatu lapisan diskontinu di
atas septa matriks kartilago yang berkapur. Osteoblas
menumpuk osteoid di atas spikula matriks kartilago yang
berkapur, yang membentuk tulang anyaman(Gambar 8–
15, 8–16, dan 8–17).
Sebagai kesimpulan, pertumbuhan memanjang tulang-
tulang panjang terjadi melalui proliferasi kondrosit di
lempeng epifisis yang berdekatan dengan epifisis. Pada waktu
Regio pusat osifikasi primer yang memperlihatkan gambaran
utama osifikasi endokondral. Sisa matriks kartilago berkapur yang sama, kondrosit di sisi diafisis lempeng tersebut
yang terkompresi (ungu gelap), yang kini tidak mengandung mengalami hipertrofi, matriksnya mengalami perkapuran,
kondrosit. Bahan ini menjadi tertutup oleh osteoid lebih dan sel-selnya mati. Osteoblas meletakkan selapis tulang
ringan terpulas dan tulang primer (B) yang berisi osteosit di primer pada matriks yang berkapur itu. Karena laju kedua
lakuna. Tulang yang baru terbentuk ini dikelilingi oleh selapis kejadian yang berlawanan ini (proliferasi dan destruksi)
osteoblas aktif (O) diatur sebagai lapisan pada sisa-sisa
kurang lebih sama, tebal lempeng epifisis tidak berubah. Alih-
tulang rawan tua. 200x. Pararosanilin-toluidin biru.
alih, lempeng epifisis didesak menjauhi bagian tengah diafisis
sehingga tulang tersebut bertambah panjang.
■ Terorganisir khusus epifisis tulang rawan (juga disebut ❯❯ APLIKASI MEDIS
epifisis piring atau lempeng pertumbuhan), yang
menghubungkan setiap epifisis ke diafisis (Gambar 8-16 Defensiasi kalsium pada anak-anak dapat menyebabkan
dan 8-17). rakhitis, di mana penyakit matriks tulang normal tidak
mengkapur dan lempeng epifisis dapat menjadi terdistorsi
Tulang-tulang epifisis bertanggung jawab atas
oleh strain normal dari berat badan dan aktivitas otot.
pertumbuhan memanjang tulang, dan tidak terdapat lagi
Proses osifikasi akibatnya terhambat, yang menyebabkan
pada orang dewasa, yang menjadi sebab terhentinya
tulang tumbuh lebih lambat dan sering menjadi cacat.
pertumbuhan tulang pada saat dewasa. Hilangnya lempeng
Defisiensi dapat disebabkan baik untuk kalsium tidak cukup
epifiseal ("penutupan epifisis") terjadi pada waktu yang
dalam diet atau kegagalan untuk menghasilkan steroid
berbeda dengan tulang yang berbeda pula serta akan tuntas
prohormon vitamin D, yang penting untuk penyerapan dari
di semua tulang saat berumur sekitar 20 tahun. Pemeriksaan
Ca2+ oleh sel-sel usus kecil.
kerangka yang sedang tumbuh dengan pemeriksaan forensik
Pada orang dewasa kekurangan kalsium dapat
atau sinar-X memungkinkan kita menetapkan "usia tulang"
menimbulkan osteomalasia (osteon + Yun. malakia,
seseorang, dengan memperhatikan epifisis mana yang
kehalusan), ditandai dengan kalsifikasi difisien dari tulang
terbuka dan yang sudah tertutup. Begitu epifisis sudah
baru terbentuk dan dekalsifikasi parsial dari matriks sudah
kalsifikasi.
BAB 8 ■ Tulang
Zona 1: Zona
istirahat kartilago
Lempeng
Epifisis epifisis
Zona 2: Zona
Diafisis proliferasi kartilago
Zona 3: Zona
hipertrofi kartilago
Epifisis
Zona 4: Zona
Lempeng kalsifikasi kartilago
epifisis
Diafisis
Zona 5: Zona osifikasi
Pusat osifikasi primer yang besar dan sedang tumbuh di diafisis (b) Dari epifisis menuju diafisis, zona-zona tersebut mengandung
tulang panjang dan pusat osifikasi sekunder di epifisis terpisah sel-sel yang dikhususkan untuk hal berikut: (1) kartilago hialin
di setiap tulang yang sedang berkembang oleh suatu lempeng yang tampak normal, (2) kartilago dengan kondroblas yang
kartilago yang disebut lempeng epifiseal. tersusun di lakuna sebagai agregat aksial, (3) kartilago yang
(a) Lempeng epifiseal dapat diidentifikasi dengan foto sinar-X berdegenerasi dengan susunan sel yang hipertrofi dan matriks
tangan seorang anak berupa daerah sumsum dengan densitas yang terkondensasi, (4) suatu area dengan kondrosit yang telah
yang lebih rendah di antara pusat osifikasi yang lebih padat. menghilang dan matriks sedang mengalami kalsifikasi, dan (5)
Sel di lempeng pertumbuhan epifiseal bertanggung jawab atas suatu zona dengan pembuluh darah dan osteoblas yang telah
pemanjangan tulang secara kontinu hingga ukuran tubuh menginvasi lakuna kartilago tua, yang membentuk rongga
tercapai sepenuhnya. Aktivitas perkembangan pada lempeng sumsum dan osteoid untuk tulang baru 100x. H&e.
pertumbuhan epifiseal yang terjadi di zona tumpang tindih
dengan gambaran histologis yang berbeda.
8 BAB
R
C
C
M
C
M
M
C B
M
B
C
M
C
b
B
a M B
(a) Di bagian atas mikrograf, lempeng pertumbuhan (GP) lapisan osteoid, yang membentuk suatu matriks penyangga yang
memperlihatkan zona kartilago hialinnya dengan sel yang kini terutama berupa tulang anyaman primer (B). 40x. H&E.
mengalami istirahat (R), proliferasi (P), dan hipertrofi (H). Saat
kondrosit membengkak dan berdegenerasi, sel-sel tersebut (b) Pembesaran kuat memperlihatkan rincian sel dan spikula
melepaskan fosfatase, aktivitas yang mengompresi matriks dan matriks di zona yang mengalami hipertrofi (H) dan osifikasi. Sifat
menyebabkan deposisi awal kalsium fosfat. Hal tersebut pemulasan matriks berubah nyata pada proses ini: pertama-
menghasilkan spikula berkapur (C) di bekas matriks kartilago. tama ketika terkompresi dan mulai mengalami kalsifikasi (C),
Lakuna yang mirip-terowongan dengan kondrosit yang telah dan lalu saat osteoid dan tulang (B) diletakkan. Ruang besar di
mengalami apoptosis diinvasi dari diafisis oleh pembuluh darah antara spikula matriks yang mengalami osifikasi menjadi rongga
besar berdinding tipis yang mulai mengubah ruang tersebut sumsum (M), sinus sel darah merah eosinofilik dan agregat
menjadi rongga sumsum (M). Endosteum dengan osteoblas juga prekursor sel darah putih basofilik dapat dibedakan. Sulit untuk
bergerak ke dalam dari pusat osifikasi primer diafiseal dan sel- melihat pada pembesaran ini merupakan endosteum tipis
sel tersebut melapisi spikula kartilago berkapur dan meletakkan antara matriks mengapur dan sumsum. 100x. H&e.
❯❯ APLIKASI MEDIS
jaringan seperti fibrokartilago yang mengelilingi fraktur
Patah tulang diperbaiki oleh proses perkembangan yang dan mencakup ekstremitas dari tulang retak.
melibatkan pembentukan fibrokartilago dan aktivitas Kalus fibrokartilaginosa secara bertahap digantikan
osteogenik dari sel-sel tulang utama (Gambar 8-18). Patah dalam proses yang menyerupai kombinasi osifikasi dari
tulang mengganggu pembuluh darah, menyebabkan sel-sel endokhondral dan intramembranosa. Ini menghasilkan
tulang dekat istirahat untuk mati. Pembuluh darah yang kalus keras dari tulang primer sekitar ujung fraktur dari
rusak menghasilkan perdarahan setempat atau hematoma. tulang.
Darah menggumpal dihilangkan bersama dengan jaringan Tekanan yang dikenakan pada tulang selama perbaikan
debris oleh makrofag dan matriks yang rusak, tulang sel dan selama kembali secara bertahap pasien untuk aktivitas
bebas diserap kembali oleh osteoklas. melayani untuk merombak kalus tulang. Imatur, tulang
Periosteum dan endosteum fraktur di situs merespon primer dari kalus secara bertahap diserap kembali dan
dengan proliferasi intens dan menghasilkan kalus lunak digantikan oleh tulang sekunder, remodeling dan restorasi
struktur tulang asli.
154 BAB 8 ■ Tulang
Rongga
medular
Tulang
kompakta
Hematoma
Kalus di tempat
keras fraktur
Periosteum
Tulang
kompakta Kalus fibrokartila- Pembuluh darah Tulang primer
ginosa (lunak) yang beregenerasi
(a) Suatu hematoma fraktur terbentuk (b) Kalus fibrokartilaginosa (c) Kalus keras (bertulang) (d) Tulang mengalami remodeling
(lunak) terbentuk terbentuk
Perbaikan fraktur tulang terjadi melalui beberapa tahap, tetapi (c) Prokalus lunak tersebut diinvasi oleh osteoblas dan
menggunakan mekanisme yang sudah berlangsung untuk pembuluh darah yang terbentuk kembali. Dalam beberapa
remodeling tulang. (a) Pembuluh darah yang robek pada fraktur minggu berikutnya, fibrokartilago secara bertahap digantikan
melepaskan darah yang membeku sehingga terbentuk oleh trabekula tulang primer, dan membentuk kalus keras di
hematoma fraktur yang besar. (b) Hematoma tersebut secara seluruh area fraktur asal. (d) Tulang primer lalu mengalami
bertahap hilang oleh makrofag dan digantikan oleh massa lunak remodeling sebagai tulang kompak dan berongga yang
jaringan prokalus mirip-fibrokartilago yang kaya akan kolagen berhubungan secara kontinu dengan area yang tidak mengalami
dan fibroblas. Jika terdapat kerusakan, periosteum membentuk cedera di dekatnya dan vaskularisasi yang fungsional
kembali kontinuitas di atas jaringan tersebut. sepenuhnya terbentuk kembali.
Ion kalsium diperlukan untuk aktivitas banyak enzim dan Selain PTH dan kalsitonin, beberapa hormon lain
protein lain yang memperantarai adhesi sel, pergerakan memengaruhi tulang. Lobus anterior hipofisis menyintesis
sitoskeletal, eksositosis, permeabilitas membran, dan fungsi hormon pertumbuhan (GH atau somatotropin), yang me-
lain dalam sel di seluruh tubuh. Kerangka berfungsi sebagai rangsang hati untuk menghasilkan faktor pertumbuhan
cadangan kalsium dan mengandung 99% kalsium tubuh total mirip-insulin I (IGF-1 atau somatomedin). IGF memiliki efek
di kristal hidroksiapatit. Konsentrasi kalsium dalam darah pertumbuhan umum, khususnya pada kartilago epifisis.
dan jaringan umumnya cukup stabil karena pertukaran yang Akibatnya, kekurangan hormon pertumbuhan selama masa-
kontinu antara kalsium darah dan kalsium tulang. masa pertumbuhan menyebabkan cebol hipofisis (pituitary
Mekanisme utama untuk meningkatkan kadar kalsium dwarfism); kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan
darah adalah mobilisasi ion dari kristal hidroksiapatit ke pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan, dan
cairan interstisial mekanisme ini terutama terjadi dalam berakibat gigantisme. Tulang dewasa tidak dapat
tulang berongga. Mobilisasi Ca2+ dari hidroksiapatit diatur memanjang lagi meskipun sudah dirangsang oleh kelebihan
terutama oleh interaksi parakrin antara sel-sel tulang, banyak IGF karena tidak ada kartilago epifisis lagi, tetapi tulang ini
yang tidak dipahami dengan baik, tapi dua hormon dapat bertambah lebar melalui pertumbuhan periosteum.
polipeptida juga menargetkan sel-sel tulang untuk Pada orang dewasa, peningkatan GH berakibat akromegali,
mempengaruhi kalsium homeostasis: suatu keadaan yang menyebabkan tulang—terutama tulang
panjang—menjadi sangat tebal.
■ PTH dari kelenjar paratiroid berkerja tulang untuk
meningkatkan kadar kalsium darah rendah dengan
merangsang osteoklas dan osteosit untuk menyerap
❯❯ APLIKASI MEDIS
matriks dan melepaskan Ca2+. Seperti dibahas
sebelumnya efek PTH pada osteoklas adalah tidak Dalam inflamasi kronik radang sendi dari membran sinovial
langsung; reseptor PTH terjadi pada osteoblas, yang menyebabkan penebalan dari jaringan ikat ini dan
merespon dengan mengeluarkan faktor parakrin yang merangsang makrofag untuk melepaskan kolagenase dan
merangsang aktivitas osteoklas. enzim hidrolitik lainnya. Enzim tersebut akhirnya menyebab-
■ Kalsitonin, disintesis dalam kelenjar tiroid, mengurangi kan kerusakan dari tulang rawan artikular, yang memungkin-
kadar kalsium darah dengan menentang efek PTH di kan kontak langsung dari tulang memproyeksikan ke dalam
tulang. Hormon ini langsung menargetkan osteoklas sendi.
untuk memperlambat matriks resorpsi dan pergantian
tulang.
155
BAB
Sendi adalah regio tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh artikular meliputi ujung dari tulang. Semua simfisis,
8
jaringan ikat. Jenis sendi menentukan tingkat gerakan antara seperti simfisis pubis, terjadi di garis tengah dari tubuh.
tulang. Sendi dapat digolongkan sebagai diartrosis, yang
Tulang ■ Sendi
Sendi yang diklasifikasikan sebagai diartosis memungkin-
memungkinkan pergerakan tulang secara bebas, dan
kan gerakan tulang bebas. Diartrosis (Gambar 8-19) adalah
sinartrosis (Yun. syn, bersama, + arthrosis, artikulasi), sendi yang umumnya menyatukan tulang-tulang panjang
dengan sedikit pergerakan yang dapat dilakukan atau tidak
dan memiliki mobilitas besar, seperti sendi siku dan lutut.
sama sekali. Sinartosis dapat subdivisi lagi menjadi sendi
Pada diartrosis, ligamen atau suatu simpai jaringan ikat
berserat dan tulang rawan, tergantung pada jenis dari
mempertahankan susunan tulang yang benar. Simpai
jaringan yang bergabung dengan tulang. Subtipe utama dari
membungkus sebuah rongga sendi tertutup yang
sinartrosis meliputi berikut ini:
mengandung cairan sinovial, yaitu cairan kental, transparan,
■ Sinostosis, tulang disatukan oleh jaringan tulang dan tanpa warna. Rongga sendi tidak dilapisi oleh epitel, tetapi
tidak ada gerakan yang dapat terjadi. Pada orang dewasa oleh jaringan ikat khusus yang disebut membran sinovial
yang lebih tua, sinostosis menyatukan tulang-tulang yang menjulurkan lipatan dan vili ke dalam rongga tersebut
tengkorak, sedangkan pada anak dan remaja, dipersatu- dan menyekresi cairan sinovial pelumas. Cairan sinovial
kan oleh jahitan atau lapisan tipis dari jaringan ikat berasal dari plasma darah, tetapi dengan konsentrasi asam
dengan sel osteogenik. hialuronat yang tinggi, yang dihasilkan oleh sel-sel membran
■ Sinkondrosis, tulang disatukan oleh tulang rawan sinovial.
hialin. Contohnya termasuk ligamentum interoseus dari Dalam sendi diarthrotik berbeda membran sinovial
tibiofibular sendi rendah dan regio posterior dari sendi dapat memiliki regio yang mencolok dengan berbagai tipe
sakroiliaka. jaringan ikat (areolar, fibrosa, atau adiposa).
Periosteum
SM
Lapisan fibrosa
Simpai
Membran
artikular A C
sinovial
Rongga sendi
(berisi cairan sinovial)
Kartilago sendi
Ligamen E
Diartrosis adalah sendi yang memungkinkan pergerakan bebas (b) Potongan longitudinal melalui suatu diartrosis tulang
tulang yang melekat, seperti buku jari, lutut dan siku. panjang yang sedang tumbuh memperlihatkan posisi dekat
(a) Diagram memperlihatkan komponen diartrosis yang batas simpai (C) lempeng pertumbuhan epifisis (E) tempat
mencakup, suatu simpai yang berlanjut dengan ligamen pelapis terjadinya osifikasi endokondral. Gambar tersebut juga
yang terselip ke dalam periosteum kedua tulang; suatu rongga memperlihatkan kartilago sendi (A) dan lipatan membran
sinovial atau sendi yang dilapisi oleh membran sinovial dan sinovial (SM) yang menjulur ke dalam rongga sendi dari
mengandung cairan sinovial sebagai pelumas; dan ujung epifisis jaringan ikat simpai untuk produksi cairan sinovial. 10x.
yang dilapisi kartilago sendi. Garis membran sinovial simpai dan Pulasan PSH.
menghasilkan cairan sinovial.
BAB 8 ■ Tulang
AC
V Sel tipe A
mirip makrofag
JC
V Substansi
a dasar
Sel tipe B
mirip fibroblas
Kapiler darah
bertingkap
JC B
A Serabut
kolagen
Fibroblas
b
c
Membran sinovial merupakan suatu jaringan ikat khusus yang Sel-sel tersebut sering membentuk suatu lapisan pada
melapisi simpai sendi sinovial dan berhubungan dengan cairan permukaan jaringan (A) dan secara superfisial dapat menyerupai
sinovial pelumas, yang terutama berperan untuk pemeliharaan. epitel, tetapi tidak terdapat lamina basal dan sel tidak
(a) Mikrograf memperlihatkan bahwa membran ini menjulurkan dihubungkan bersama oleh taut celah. Sinoviosit (tipe B) mirip-
lipatan ke dalam rongga sendi (JC) dan memiliki banyak fibroblas (B) berasal dari mesenkim dan dikhususkan untuk
vaskularisasi (V). Rongga sendi mengelilingi kartilago sendi (AC). sintesis asam hialuronat yang memasuki cairan sinovial, dan
100x. Mallory trikrom. mengisinya. 400x.
(b) Pembesaran kuat lipatan yang memperlihatkan densitas (c) Gambar skematis struktur ultra membran sinovial. Di antara
kapiler dan dua tipe sel khusus yang disebut sinoviosit. Sel yang sinoviosit yang mirip-makrofag dan mirip-fibroblas terdapat serat
berhubungan dengan cairan sinovial pada permukaan jaringan kolagen dan komponen tipikal jaringan ikat lain. Tidak terdapat
adalah sejumlah besar sinoviosit mirip-makrofag (tipe A) yang lamina basal atau gambaran ultrastruktural epitel lainnya
bundar dan berasal dari monosit darah. Sel-sel ini mengikat, meskipun serupa secara superfisial. Kapiler darah memiliki tipe
menyelubungi dan menghilangkan debris jaringan dari cairan bertingkap, yang mempermudah pertukaran zat antara darah
sinovial. dan cairan sinovial.
Namun pada permukaan regio jaringa tersebut biasanya Serat kolagen pada kartilago hialin sendi tersusun
mendapat banyak pendarahan, dengan banyak kapiler berupa lengkung dengan ujungnya pada permukaan yang
berpori (berfenestra). Selain memiliki sel tipikal dari jaringan terpapar, yang, berbeda dengan kebanyakan kartilago, tidak
ikat yang tepat dan populasi berubah dari leukosit, membran ditutupi oleh perikondrium (Gambar 8-21). Susunan kolagen
sinovial di area ini ditandai dengan dua sel khusus dengan ini membantu mendistribusikan daya yang dihasilkan oleh
fungsi dan asal (Gambar 8-20) jelas diferensiasi: tekanan pada sendi secara lebih merata. Kartilago sendi yang
elastis juga merupakan peredam yang efektif untuk tekanan
■ Sel sinovial seperti makrofag, juga disebut tipe sel A, mekanis intermiten yang diterima banyak sendi.
yang berasal dari monosit darah dan menghilangkan
kotoran mengenakan-dan-robek dari cairan sinovial. Mekanisme yang serupa dijumpai pada diskus inter-
Makrofag ini dimodifikasi, yang mewakili sekitar 25% vertebralis (Gambar 8-22) yang merupakan cakram tebal
dari sel-sel lapisan sinovium, penting dalam mengatur fibrokartilago di antara permukaan artikular tulang vertebra
kegiatan inflamasi dalam sendi diarthrotik. yang berurutan. Komponen sendi diskoid intervertebralis
memfasilitasi gerakan dari kolom tulang belakang. Annulus
■ Sel sinovial fibroblastik, atau jenis sel B, menghasilkan fibrosus di setiap diskus memiliki lapisan luar jaringan ikat
hialuronat berlimpah dan komponen ekstraseluler padat, tetapi terutama terdiri atas lamina fibrokartilago yang
lainnya. Banyak dari bahan ini diangkut oleh air dari tumpang tindih dengan berkas kolagen yang tersusun secara
kapiler ke dalam cairan sinovial, yang melumasi sendi, ortogonal di lapisan-lapisan yang berdekatan. Beberapa
mengurangi gesekan pada semua permukaan internal, lamela memberikan diskus dengan ketahanan yang tidak
dan persediaan nutrisi serta oksigen pada tulang rawan biasa dan memungkinkan untuk menahan tekanan yang
artikular. dihasilkan oleh tulang belakang.
157
BAB
Permukaan
8
sendi
Tulang ■ Sendi
Serat kolagen
yang paralel
terhadap
permukaan
Kondrosit
Serat kolagen
yang tegak
lurus terhadap
permukaan
Kartilago
a terkalsifikasi
❯❯ APLIKASI MEDIS
Dalam sebuah diskus intervertebralis, kehilangan
kolagen atau perubahan degeneratif lainnya di anulus
AF AF
fibrosus sering disertai dengan perpindahan dari nukleus
NP
pulposus, kondisi bervariasi disebut diskus tergelincir
atau diskus hernia. Hal ini terjadi paling sering pada
regio posterior dari diskus intervertebralis di mana ada
berkas kolagen yang lebih sedikit. Dampak diskus sering
dislokasi atau sedikit bergeser dari posisi normal. Jika
bergerak ke arah pleksus saraf, ini dapat menekan saraf
dan menyebabkan sakit parah serta gangguan
neurologis lainnya. Rasa sakit yang menyertai diskus
tergelincir dapat dirasakan di area dipersarafi oleh serat
—biasanya regio lumbalis yang lebih rendah.
■ Tulang adalah jenis jaringan ikat dengan matriks kalsifikasi ■ Osteosit mempertahankan hubungan dengan sel yang berdekatan
ekstraseluler (ECM), khusus untuk menyangga tubuh, melalui proses jaringan dendritik panjang yang memperpanjang
melindungi banyak organ internal, dan bertindak sebagai tubuh melalui matriks melalui kanalikuli sempit yang memancar dari
reservoar Ca2+. setiap lakuna.
Sel utama & Komponen Tulang Matriks ■ Osteoklas adalah sel yang sangat besar, yang dibentuk oleh fusi
dari beberapa monosit darah, yang secara lokal mengikis matriks
■ Osteoblas mendeferensiasi dari sel osteoprogenitor (punca) dan tulang selama osteogenesis dan remodeling tulang.
mengeluarkan komponen dari matriks awal, yang disebut osteoid,
yang memungkinkan terjadi matriks mineralisasi. Periosteum & endosteum
■ Komponen penting dari osteoid termasuk kolagen tipe I, yang ■ Periosteum adalah lapisan jaringan ikat padat pada permukaan
protein osteokalsin, yang mengikat Ca2+ dan matriks vesikel luar dari tulang, terikat matriks tulang dengan berkas kolagen tipe
dengan enzim menghasilkan PO4-. I disebut serat perforasi (atau Sharpey).
■ Konsentrasi tinggi dari Ca2+ dan PO4- pembentukan penyebab ■ Regio periosteum yang berdekatan dengan tulang kaya sel
ion kristal dari hidroksiapatit, yang bertumbuh secara bertahap osteoprogenitor dan osteoblas yang memediasi peningkatan
klasifikasi seluruh matriks. ketebalan tulang dengan pertumbuhan aposisional.
■ Osteosit mendeferensiasi lebih lanjut dari osteoblas ketika ■ Endosteum adalah lapisan tipis osteoblas aktif dan tidak aktif,
osteosit menjadi tertutup dalam matriks lakuna dan aksi untuk yang semua garis permukaan internal dalam tulang; osteoblas
mempertahankan matriks serta mendeteksi tekanan mekanis disini juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang.
pada tulang.
159
Jenis & Organisasi Tulang (Tabel 8-1) Pertumbuhan, remodeling, & perbaikan tulang
■ Tulang padat yang langsung di bawah periosteum disebut tulang ■ Pertumbuhan dari tulang terjadi sepanjang hidup, dengan sel dan
BAB
kompak; tulang kompak mendalam untuk tulang trabekula kecil matriks memutar terus-menerus melalui aktivitas osteoblas serta
osteoklas.
8
atau spikula dari tulang kanselus (atau spons).
■ Dalam tulang panjang dari anggota tubuh kedua jenis dari ■ Lamela dan osteon adalah struktur sementara dan diganti serta
Tulang ■ Sendi
jaringan tulang matur terjadi di kedua tonjolan, ujungnya bulat, dibangun kembali secara terus menerus dalam proses dari
yang disebut epifisis, dan di batang intervensi atau diafisis. remodeling tulang dimana tulang mengubah ukuran dan bentuk
sesuai dengan perubahan stres mekanik.
■ Tulang imatur, yang disebut tulang primer (woven bone),
terbentuk selama osteogenesis atau perbaikan dan memiliki ■ Perbaikan tulang setelah fraktur atau cedera lainnya melibatkan
matriks kalsifikasi dengan serat kolagen diatur secara acak. aktivasi fibroblas untuk menghasilkan periosteal lunak, kalus
seperti fibrokartilago awal.
■ Oleh aksi dari osteoklas dan osteoblas, tulang primer mengalami ■ Kalus lunak secara bertahap digantikan oleh kalus keras dari
perputaran yang cepat dan berubah menjadi tulang sekunder
tulang primer yang segera mengubah untuk menghasilkan tulang
(lamellar bone) dengan matriks baru disimpan di lapisan yang
sekunder kuat.
berbeda dengan berkas-berkas kolagen paralel; baik tulang
kompak dan tulang kanselus merupakan tulang sekunder.
Peran tulang metabolik
■ Tulang yang paling sekunder terdiri dari lamela diatur konsentris
■ Ca2+, ion utama bagi semua sel, disimpan dalam tulang ketika
sekitar kanal sentral kecil yang berisi pembuluh darah dan saraf; kalsium memadai dan dimobilisasi dari tulang ketika gangguan
organisasi ini disebut osteon atau sistem haversian. kalsium.
■ Dalam setiap osteon lakuna osteosit terjadi antara lamela, dengan ■ Pemeliharaan dari tingkat kalsium darah yang tepat melibatkan
kanalikuli memancar melalui lamela, yang memungkinkan aktivitas dari ketiga sel-sel tulang utama dan sebagian besar diatur
semua sel untuk berhubungan dengan kanal sentral. oleh interaksi parakrin halus antara sel-sel ini dan lainnya.
Osteogenesis
■ Hormon yang mempengaruhi deposisi kalsium dan melepaskan
dari tulang termasuk hormon paratiroid (PTH), yang secara tidak
■ Tulang tengkorak dan tulang rahang bentuk awalnya oleh langsung merangsang osteoklas untuk meningkatkan kadar kalsium
osifikasi intramembranous, dengan osteoblas berdiferensiasi
dalam darah, dan kalsitonin, yang dapat menghambat aktivitas
langsung dari sel-sel di progenitor kental "membran" dari
osteoklas, menurunkan kadar kalsium darah.
mesenkim.
■ Semua tulang lainnya terbentuk oleh osifikasi endokhondral, di Sendi
mana sel-sel osteoprogenitor mengelilingi dan kemudian
disusupi model dari tulang rawan hialin dari unsur-unsur tulang
■ Sendi adalah tempat di mana tulang bertemu, atau mengartikulasi-
kan, memungkinkan setidaknya potensi membungkuk atau
pada embrio.
gerakan dalam bagian dari kerangka.
■ Pusat osifikasi primer di diafisis dari janin bentuk tulang
panjang ketika kondrosit mati setelah lampiran dari tulang rawan ■ Sendi dengan sangat terbatas atau tidak ada gerakan
dalam kerah tulang primer, menciptakan rongga awal yang diklasifikasikan secara kolektif sebagai sinartrosis dan sendi bebas
dimasukkan oleh osteoblas periosteal dan pembuluh darah. seluler disebut diartrosis.
■ Kemudian, pusat osifikasi sekunder dengan berkembang ■ Diartrosis memiliki rongga sendi diisi dengan cairan sinovial
bersama dalam epifisis, dengan tulang rawan dari pertumbuhan pelumas, tertutup oleh simpai fibrosa artikular yang keras; ujung
lempeng epifisis antara situs osifikasi primer dan sekunder. dari tulang yang terlibat ditutupi dengan hialin artikular tulang
rawan.
■ Pertumbuhan lempeng adalah kunci untuk elongasi tulang
selama masa kanak-kanak dan diorganisir sebagai rangkaian yang ■ Jaringan ikat khusus dari garis membran sinovial simpai,
saling terkait dari zona berkembang. dengan lipatan diperluas ke beberapa area rongga sendi.
■ Kebanyakan distal adalah "beristirahat" atau zona cadang- ■ Sel makrofag seperti sinovial menghilangkan debris mengena-
an dari tulang rawan hialin tipikal. kan-dan-merobek dari cairan sinovial.
■ Dalam zona proliferasi yang berdekatan, kondrosit mengalami ■ Sel fibroblast seperti sinovial menghasilkan hialuronat yang
mitosis dan muncul disusun dalam lakuna memanjang. bergerak dalam cairan sinovial dengan air dari kapiler lokal,
■ Kondrosit paling matur di lakuna tersebut membengkak, membentuk cairan sinovial yang memberi nutrisi dan melumasi
kompresi matriks, dan mengalami apoptosis di zona dari tulang rawan artikular.
kartilago hipertrofik lebih dekat ke pusat osifikasi primer besar. ■ Diskus intervertebralis memungkinkan mobilitas tulang belakang
■ Ruang matriks dalam dibuat dengan peristiwa ini mencirikan terbatas dan terdiri dari bantalan besar dari fibrokartilago yang
zona dari kalsifikasi kartilago ketika osteogenesis diinvasi oleh bantalan berdekatan tulang.
osteoblas, osteoklas, dan pembuluh darah dari pusat utama. ■ Setiap diskus intervertebralis terdiri terutama dari lapisan luar tebal
■ Di zona osifikasi, awalnya tulang primer diletakkan secara insial dari fibrokartilago membentuk anulus fibrosus keras, dan dalam
dan dirimobel oleh osteoblas dan mengubah menjadi tulang kejut penyerapan, inti seperti gel, nukleus pulposus.
lamela.
BAB
NEURON
9
PERKEMBANGAN JARINGAN SARAF
Jaringan Saraf &
Sistem Saraf
160
161
Sel Schwann (Neurolemmosit)
Sel Satelit Ganglia
174
174
Badan Sel (Perikarion) 162 SISTEM SARAF PUSAT (SSP) 174
Dendrit 164 Meninges 175
Akson 165 Sawar Darah-Otak 179
Potensial Membran 165 Plexus Choroideus 179
Komunikasi Sinaps 166 SISTEM SARAF PERIFER 180
SEL GLIA & AKTIVITAS NEURON 167 Serabut Saraf 180
Oligodendrosit 167 Saraf 182
Astrosit 170 Ganglia 184
Sel Ependimal 172 REGENERASI & PLASTISITAS JARINGAN SARAF 185
Mikroglia 173
IKHTISAR KUNCI 187
S
istem saraf manusia merupakan sistem yang paling dikatakan bersifat excitable atau irritable. Neuron bereaksi
kompleks secara histologis dan fisiologis di dalam langsung terhadap rangsangan dengan pembalikan potensial
tubuh manusia dan dibentuk oleh jejaring yang gradien ion (depolarisasi membran) yang umumnya ter-
tersusun atas miliaran sel saraf (neuron) yang kesemuanya sebar dari tempat penerimaan stimulus dan dijalarkan me-
ditunjang oleh sejumlah besar sel glia. Setiap neuron me- lalui membran plasma neuron. Penjalaran ini, yang disebut
miliki ratusan hubungan dengan neuron lain, dan mem- potensial aksi, gelombang depolarisasi, atau impuls saraf,
bentuk sistem yang sangat kompleks untuk pengolahan sanggup menempuh jarak jauh di sepanjang prosessus
informasi dan pembangkitan respons. neuron, yang meneruskan sinyal tersebut ke neuron lain,
otot, dan kelenjar.
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh sebagai jejaring
komunikasi yang terintegrasi. Ahli anatomi membagi sistem Dengan menciptakan, menganalisis, mengidentifikasi
saraf (Gambar 9–1) memiliki dua divisi utama: dan mengintegrasi informasi dalam sinyal tersebut, sistem
saraf secara kontinu menstabilkan kondisi intrinsik tubuh
■ Sistem saraf pusat (SSP), yang terdiri atas otak (misalnya, tekanan darah, kadar O2 dan CO2, pH, kadar
dan medula spinalis
glukosa darah, dan kadar hormon) agar berada dalam batas
■ Sistem saraf tepi (SST), yang terdiri atas saraf kranial,
normal dan memelihara pola perilaku (misalnya, makan,
spinal dan saraf perifer yang menghantarkan impuls ke dan
dari SSP (masing-masing saraf motorik dan sensorik) dan reproduksi, pertahanan, interaksi dengan makhluk hidup
ganglia saraf yang merupakan sekelompok kecil sel saraf lain).
di luar SSP
Jaringan saraf sentral dan tepi terdiri atas dua jenis sel: sel ❯ PERKEMBANGAN JARINGAN SARAF
saraf atau neuron, yang umumnya memiliki banyak cabang Jaringan saraf berkembang dari lapisan embrional luar, ekto-
panjang; dan beberapa jenis sel glia (Yun. glia, lem), yang
memiliki cabang-cabang pendek, menyangga dan melindungi derm, yang dimulai dari minggu ketiga kehidupan embrio
neuron, dan ikut serta dalam aktivitas saraf, nutrisi saraf, dan manusia (Gambar 9-2). Dengan sinyal dari notokord, struk-
proses pertahanan sel di susunan saraf pusat. tur aksial di bawahnya, ekstoderm di sepanjang sisi
Neuron berespons terhadap perubahan lingkungan (sti- middorsal embrio menebal membentuk lempeng saraf yang
mulus) dengan mengubah gradien ion yang terdapat di antara berepitel. Sisi lateral lempeng ini terlipat ke atas, tertekuk
permukaan membran dalam dan luar. Semua sel mem- dan tumbuh mendekat ke arah medial dan dalam beberapa
pertahankan gradien semacam itu, yang juga disebut potensial hari menyatu membentuk tubus neuralis. Sel-sel tubus
listrik, tetapi sel-sel yang dapat mengubah potensial ini secara neuralis menghasilkan keseluruhan SSP, yang meliputi
cepat sebagai respons terhadap rangsangan (misalnya, neuron, neuron, sel glia, sel ependim dan sel epitel pleksus choroi-
sel otot, sejumlah sel kelenjar) deus.
160
161
BAB
informasi dari neuron lain; informasi ini terutama
memodifikasi transmisi potensial aksi ke neuron ter-
sebut.
Neuron dan prosessus-prosessusnya memiliki ukuran
9
Serebrum dan bentuk yang sangat bervariasi. Badan sel dapat berukur-
Krista saraf
Lipatan saraf
Notokord
a Lipatan saraf dan alur saraf terbentuk dari b Lipatan saraf meninggi dan mendekat satu
lempeng saraf. sama lain.
c Saat lipatan saraf bersiap untuk menyatu d Massa sel-sel krista saraf awalnya berada
dan membentuk tabung saraf serta ditabung saraf yang baru terbentuk
epidermis dorsal, sel-sel krista saraf saling
melepas dan menjadi mesenkim.
Potongan melintang melalui embrio pada empat waktu yang (d). Tubus neuralis, yang berukuran besar di ujung kranial embrio
berbeda selama minggu berikutnya memperlihatkan tahapan dan lebih sempit di bagian kaudal, akan membentuk SSP. Saat
pada proses neurulasi, yaitu proses embrionik yang membentuk lipatan neural menyatu dan tubus yang terbentuk terlepas dari
SSP dan sistem saraf perifer awal. Gambar atas memperlihatkan ektoderm yang kini berada di atasnya (d), suatu populasi sel neural
(a) potongan melintang embrio manusia berusia 21 hari, saat terpisah dan menjadi massa sel mesenkim yang disebut krista
panjangnya mencapai sekitar 1 mm, dengan membran amnion neuralis.
sekitarnya yang sudah diangkat. Dalam pengaruh induksi dari
Setelah awalnya berada di antara tubus neuralis dan epidermis,
notokord aksial, lapisan sel ektodermal di atasnya menebal
sel krista neuralis segera mulai bermigrasi ke lateral. Sel krista
menjadi lempeng neural. Semua ektoderm lainnya akan menjadi
neuralis membentuk ganglia sensorik dan semua sel sistem saraf
epidermis. Lempeng neural membentuk dua lipatan lateral, yang
perifer lain, serta memiliki kontribusi terhadap banyak struktur lain
dipisahkan oleh alur neural (neural groove) (b).
yang sedang berkembang, termasuk jaringan nonsaraf tertentu.
Lipatan tersebut menanjak dan menyatu pada garis tengah
(c), mengubah alur neural menjadi tubus neuralis.
BAB
G
D
9
Perikarion
Dendrit
Badan sel N
Substansi
kromatofilik
(Nissl) Muara akson
(axon hillock)
Aksoplasma
Aksolema AH
Neurofibril
Akson Cabang
kolateral akson
Neurolemmosit
Nodus neurofibril
Selubung mielin
b
Telodendria
Tombol sinaptik
a
(a): Diagram suatu neuron tipikal memiliki banyak gambaran
neuron motorik, tetapi memperlihatkan ketiga bagian utama
setiap neuron. Badan sel berukuran besar dan memiliki inti sel
eukromatik yang besar dengan nukleolus yang berkembang baik.
Perikarion juga memiliki substansi kromatofilik atau badan Nissl,
yang merupakan massa besar poliribosom bebas dan RE kasar
dan menggambarkan laju sintesis protein Sejumlah besar dendrit
pendek terjulur dari perikarion, yang membawa input dari neuron.
Sebuah akson panjang membawa impuls dari badan sel dan
ditutupi oleh selubung mielin yang terdiri dari sel-sel lain. Ujung
akson biasanya memiliki banyak cabang kecil disebut percabang-
an terminal, setiap percabangan biasanya memiliki suatu pem-
besaran di bagian ujung yang disebut bouton yang membentuk
hubungan fungsional (sinaps) dengan neuron lain atau sel lain.
(b) mikrograf dari neuron motorik besar yang memperlihatkan
badan sel besar dan inti (N), dengan suatu akson panjang (A)
muncul dari sebuah akson hillock (AH) dan sejumlah dendrit (D).
merata Nissl substansi (NS) dapat terlihat di seluruh badan sel
dan elemen skeletal dapat dideteksi di prosessus tersebut. Inti
Sel glia tersebar (G) terlihat di antara jaringan sekitarnya. 100X.
H&E.
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
b Neuron bipolar
Dendrit
Akson
a Neuron multipolar
Akson
Dendrit
Dendrit Badan sel Prosessus tunggal
pendek d Neuron Anaksonik
c Neuron unipolar
Gambar sederhana ketiga jenis utama neuron, menurut jumlah (c) Semua neuron sensorik lainnya unipolar atau pseudounipolar.
prosessusnya (a) Kebanyakan neuron, termasuk semua neuron (d) Neuron anaksonik dari SSP akson tidak sejati dan tidak
motorik dan interneuron SSP, yang multipolar. (b) Neuron bipolar menghasilkan potensial aksi, tetapi mengatur perubahan listrik
termasuk neuron sensorik dari retina, mukosa penciuman, dan lokal neuron yang berdekatan.
telinga bagian dalam.
GAMBAR 9–5 Dendrit dan spina dendritik. sel. Aksoplasma mengandung mitokondria, mikrotubulus,
neurofilamen, dan sejumlah sisterna retikulum endoplasma
BAB
halus. ketiadaan poliribosom dan RE kasar memperjelas
ketergantungan akson pada perikarion untuk mempertahan-
kan diri. jika suatu akson terpotong, bagian perifernya akan
9
cepat berdegenerasi
Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul
Ketika ambang memicu impuls terpenuhi, saluran di Impuls tiba di ujung saraf sinaptik mempromosikan pelepas-
segmen awal akson terbuka dan memungkinkan influks Na+ an neurotransmitter tersimpan dengan yang merangsang
ekstraselular sangat cepat yang membuat aksoplasma positif atau menghambat potensial aksi di neuron lain atau sel non-
dalam kaitannya dengan lingkungan ekstraseluler dan per- saraf.
geseran (depolarisasi) potensial istirahat dari negatif ke Komunikasi Sinaps
positif, menjadi +30 mV. Setelah depolarisasi membran,
Sinaps (Yun. Synapsis, penyatuan) berperan dalam transmisi
gerbang portase Na+ saluran menutup dan untuk K+ mem-
satu arah dari neuron ke sel lain atau antara neuron dan sel
buka, ini dengan cepat mengembalikan membran pada posisi
efektor lain. Sinaps merupakan (Gambar 9-6) memastikan
potensial istirahat. Lama kejadian ini sangat singkat, yaitu
bahwa transmisi berlangsung dalam satu arah. Fungsi sinaps
hanya sekitar 1 milidetik,
adalah mengubah suatu sinyal listrik (impuls) dari sel pra-
Depolarisasi merangsang bagian yang berdekatan dari
sinaps menjadi sinyal kimia yang bekerja pada sel pasca-
aksolema untuk depolarisasi dan segera kembali ke potensial
sinaps. Kebanyakan sinaps meneruskan informasi dengan
istirahat, menyebabkan impuls saraf, atau gelombang depola-
membebaskan neurotransmiter yang mengikat protein
risasi, untuk bergerak cepat sepanjang akson. Setelah periode
reseptor spesifik untuk membuka atau menutup kanal ion
refraktori juga diukur dalam milidetik, neuron siap untuk
atau mengawali
mengulangi proses dan menghasilkan potensial aksi lain.
Impuls saraf
Akson neuron prasinaptik
Mitokondria
Ion
kalsium mikrotubulus
(Ca2+) sitoskeleton
T1
Kanal kalsium Vesikel sinaptik
(Ca2+) bergerang- yang mengan-
tegangan dung asetilkolin D
(ACh)
Celah
sinaptik
asetilkolin
Asetilkolin
berikatan pada Membran
T2
protein reseptor, Ion natrium pascasinaptik
yang membuka (Na+)
gerbang ion. Protein reseptor
a Neuron pascasinaptik b
(a) Diagram yang memperlihatkan pelepasan neurotransmitter (b) TEM memperlihatkan terminal sinaptik yang besar (T1) yang
dari bouton terminal pada suatu sinaps kimiawi. terminal pra- terisi dengan vesikel sinaptik dan regio padat-elektron yang
sinaps selalu memiliki sejumlah besar vesikel sinaptik yang asimetris di sekitar celah sinaptik selebar 20-30 mm (panah).
mengandung nurotransmitter, banyak mitokondria, dan RE halus Membran pascasinaptik memungkinkan reseptor neurotransmitter
sebagai sumber membran baru. Sejumlah neurotransmitter dan mekanisme untuk menginisiasi suatu impuls pada neuron
disintesis dalam badan sel lalu diangkut dalam vesikel ke terminal pascasinaps. Membran pascasinaps pada gambar kanan merupa-
prasinaptik. saat kedatangan impuls saraf, kanal Ca2+ bergerbang- kan bagian dendrit (D), yang berhubungan dengan sedikit vesikel
tegangan memungkinkan masuknya Ca2+, yang memicu eksosito- apapun, yang memperlihatkan bahwa struktur ini merupakan
sis yang melepaskan neurotransmitter ke dalam celah sinaptik. sinaps aksodendritik. Pada gambar kiri terdapat terminal
Kelebihan membran yang menumpuk pada daerah prasinaptik prasinaptik lainnya (T2) yang mengindikasikan suatu sinaps
akibat eksositosis didaur ulang oleh endositosis yang diperantai aksoaksonik dengan peran dalam memodulasi aktivitas terminal
oleh clathrin, yang tidak digambarkan disini. lainnya. 35.000x
167
kasade second-messenger. Suatu sinaps (Gambar 9-6a) ■ Asam amino (sering dimodifikasi), seperti glutamat,
memiliki struktur sebagai berikut: glisin, serotonin (5-hidroksitriptamin atau 5HT), dan γ-
BAB
■ aminobutirat (GABA); dan
Terminal akson prasinaps (terminal bouton) yang me-
lepaskan neurotransmitter oleh eksositosis vesikula ■ Peptida kecil, seperti endorfin dan substansi P.
sinaptik.
Tindakan ini dan neurotransmitter umum lainnya di-
9
■ Membran sel pascasinaps dengan reseptor untuk
ringkas Tabel 9-1.
transmiter dan kanal ion atau mekanisme lain untuk
JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF ■ Sel glia dan Aktivitas neuron
menginisiasi suatu impuls baru.
■ Celah antarsel selebar 20-30 nm yang disebut celah ❯❯ APLIKASI MEDIS
sinaps (synaptic cleft) memisahkan membran prasinaps
Tingkat neurotransmiter di celah sinaptik dan tersedia untuk
dan pascasinaps
mengikat reseptor pascasinaptik biasanya diatur oleh
Didaerah sinaps, impuls saraf membuka kanal kalsium
beberapa mekanisme lokal. Selektif serotonin reuptake
secara singkat Ca2+ yang meningkatkan influks kalsium yang
inhibitor (SSRI), obat banyak digunakan untuk pengobatan
memicu eksositosis vesikel sinaps. Neurostransmiter yang
depresi dan gangguan kecemasan, yang dirancang untuk
dilepaskan berdifusi melalui celah sinaps dan mengikat
meningkatkan tingkat neurotransmitter ini, membran pasca-
reseptor pascasinaps, memproduksi baik sebagai rangsang
sinaptik SSP serotonergik dengan secara khusus meng-
atau efek penghambatan pada membran pascasinaps.
hambat mengambil di membran presinaptik.
■ Neurotransmitter dari sinapsis Perangsang menyebab-
kan pascasinaps saluran yang Na+ untuk membuka, dan
influks yang dihasilkan dari ion ini memulai gelombang
depolarisasi dalam neuron atau efektor sel seperti yang ❯ SEL GLIA & AKTIVITAS NEURON
dijelaskan sebelumnya. Sel glia mendukung kelangsungan hidup dan aktivitas saraf,
sel glia 10 kali lebih banyak di otak mamalia ketimbang di
■ Pada sinapsis penghambat neurotransmitter membuka
saluran Cl- atau saluran yang anion lainnya, menyebab- neuron. Seperti neuron, sel-sel glia yang paling berkembang
kan masuknya anion dan hiperpolarisasi sel pascasinaps, dari sel-sel progenitor dari pelat saraf embrio. Di SSP, sel-sel
membuat potensi membran lebih negatif dan lebih tahan glia ini mengelilingi sebagian besar badan sel neuron, yang
terhadap depolarisasi. biasanya jauh lebih besar daripada sel glia, dan prosessus
Interaksi antara rangsang dan efek penghambatan pada sel akson serta dendritnya yang menempati ruang antar-
pascasinaps memungkinkan sinapsis untuk memproses neuron. Kecuali di sekitar pembuluh darah besar, SSP hanya
masukan neuronal dan menyempurnakan reaksi dari sel memiliki sejumlah kecil jaringan ikat dan kolagen. Sel glia
efektor. Impuls lewat dari neuron presinaptik ke sel pasca- menggantikan sel-sel jaringan ikat dalam beberapa hal,
sinaps biasanya dimodifikasi pada sinaps dengan koneksi mendukung neuron dan segera menciptakan lingkungan
yang sama ada dari neuron lain (Gambar 9-6b). Aktivitas mikro di sekitar sel-sel yang optimal untuk aktivitas neuron.
neuron pascasinaps ditentukan oleh penjumlahan dari Jaringan intraselular fibrosa mengelilingi sel-sel SSP
aktivitas di ratusan sinapsis pada sel itu. sekitarnya secara superfisial menyerupai kolagen dengan
Begitu digunakan, neurotransmiter cepat dihilangkan mikroskop cahaya, tetapi sebenarnya jaringan dari proses
melalui pemecahan enzimatik, difusi, atau endositosis (Daur seluler yang muncul dari neuron dan sel glia. Proses
ulang) yang diperantai oleh reseptor spesifik pada membran tersebut secara kolektif disebut neuropil (Gambar 9-8)
prasinaps. Penghilangan neurotransmitter mencegah stimu- Sel glia dirangkum pada Tabel 9-2 dan diperlihatkan
lasi berkesimbungan pada neuron pascasinaptik. secara skematis pada (Gambar 9-9). Terdapat enam jenis sel
Secara morfologis, berbagai tipe sinaps ditemukan di gila:
antara neuron (Gambar 9–7). Jika sebuah akson membentuk
suatu sinaps dengan badan sel, sinaps ini disebut sinaps Oligodendrosit
aksomatik; dengan suatu dendrit, disebut aksodendritik;
Oligodendrosit (Yun. oligus, kecil, + dendron + keytos, sel)
atau dengan akson, yaitu aksoaksonik. Sinaps aksoaksonik membentuk selubung mielin yang merupakan insulator
lebih jarang dijumpai dan digunakan untuk memodulasi listrik neuron pada SSP. Oligodendrosit menjulurkan proses-
aktivitas sinaps. Struktur sinaptik tidak dapat diatasi dengan sus yang membungkus sejumlah bagian akson, dan meng-
mikroskop cahaya, meskipun komponen seperti spina hasilkan selubung mielin seperti yang tampak pada (Gambar
dendritik dapat ditampilkan dengan metode presipitasi perak 9–9a). Sel-sel glia predominan di SSP white matter, yang
(Gambar 9–5). putih karena konsentrasi lipid yang membalut di selubung
Pemancar kimia yang digunakan di persimpangan membran. Prosessus tersebut tidak terlihat dengan pemulas-
neuromuskular adalah asetilkolin. Dalam kategori utama SSP an mikroskop cahaya rutin, karena oligodendrosit biasanya
neurotransmiter termasuk berikut ini: tampak sebagai sel kecil
■ Katekolamin, seperti epinefrin (adrenalin), norepi-
nefrin, dan dopamin;
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
Akson
Akson Akson
Dendrit
spina dendritik
Badan sel
Dendrit
Sinaps aksodendritik
Badan sel
Muara Akson Akson
Sinaps
aksosomatik
Sinaps aksoaksonik
Percabangan terminal
Ujung akson umumnya menghantarkan impuls saraf ke dendrit atau akson lain. Suatu pengaturan yang tampak memodulasi aktivitas
badan sel saraf lain (atau soma) atau ke dendritnya; (biasanya pada sinaptik. Gambar ketiga jenis morfologi sinaps yang lazim terjadi
spina dendritik). Ujung akson jarang sinaps dengan itu diperlihatkan pada bagian atas.
169
BAB
Neurotransmitter Deskripsi / Aksi
CH3 O Struktur kimia yang berbeda secara signifikan dari neurotransmiter lainnya; aktif dalam SSP
dan di kedua bagian somatik dan otonom dari SST; mengikat reseptor ACh (reseptor
H3C N+ CH2 CH2 O C CH3 kolinergik) di SST untuk membuka saluran ion pada membran pascasinaptik dan
merangsang kontraksi otot
CH3
ASAM AMINO
O Molekul dengan baik karboksil (-COOH) dan amina (-NH2) dan berbagai kelompok R;
bertindak penting dalam pemancar SSP.
NH2 CH2 C
OH
R
Glutamat Merangsang aktivitas neuron untuk mempromosikan fungsi kognitif pada otak (pembelajar-
an dan daya ingat); neurotransmitter yang paling umum di otak; membuka saluran Na+
Asam gamma-aminobutirat (GABA) Disintesis dari glutamat; neurotransmitter inhibisi utama dalam otak; juga mempengaruhi
otot; membuka atau menutup berbagai saluran ion
Glisin Menghambat aktivitas antara neuron di SSP, termasuk retina; saluran Cl- membuka
MONOAMINA
OH Cincin aromatik Molekul disintesis dari asam amino dengan menghapus kelompok karboksil dan
mempertahankan gugus amina tunggal; disebut amina biogenik
NH2 CH2 CH OH
OH
Serotonin atau 5-hidroksitriptamin Memiliki berbagai fungsi di otak yang berhubungan dengan tidur, nafsu makan, kognisi
(5-HT) (pembelajaran, ingatan), dan suasana hati;
Katekolamin Sebuah grup terpisah dari monoamina
Dopamin Menghasilkan aktivitas penghambatan di otak; berperan penting dalam kognisi (pembela-
jaran, ingatan), motivasi, perilaku, dan suasana hati; membuka saluran K+ , ditutup saluran
Ca2+
Norepinefrin (noradrenalin) Neurotransmitter dari SST (divisi simpatik dari sistem saraf otonom) dan di regio
SSP tertentu
Epinefrin (adrenalin) Memiliki berbagai efek pada SSP, terutama sumsum tulang belakang, talamus, dan
hipotalamus
NEUROPEPTIDA
Tyr Gly Gly Phe Met Polipeptida kecil bertindak sebagai sinyal untuk membantu dan memodulasi
komunikasi antar neuron di SSP
Enkefalin Membantu mengatur respon terhadap rangsangan berbahaya dan rangsangan berpotensi
berbahaya
Neuropeptida Y Terlibat dalam regulasi ingatan dan keseimbangan energi (peningkatan asupan makanan
dan penurunan aktivitas fisik)
Somatostatin Membantu dengan transmisi informasi nyeri ke otak
Substansi P Menghambat aktivitas neuron di daerah otak tertentu
Kolesistokinin (CCK) Merangsang neuron di otak untuk membantu memediasi rasa kenyang (kepenuhan)
dan mengimbangi rasa lapar
Beta-endorfin Mencegah pelepasan sinyal rasa sakit dari neuron dan menumbuhkan rasa nyaman
Neurotensin Membantu mengendalikan dan moderat efek dopamin
LAIN
Adenosin Bagian dari nukleotida, menghambat kegiatan di neuron SSP tertentu
Nitrit oksida Terlibat berperan dalam pembelajaran dan daya ingat; melemaskan otot dalam saluran
pencernaan; penting untuk relaksasi otot polos dalam pembuluh darah (vasodilatasi)
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
GAMBAR 9–8 Neuron, neuropil, dan sel-sel glia yang umum dijumpai pada SSP.
G N
Np
N
N
G Np N
G G
G
a b
(a) Sebagian besar badan sel neuronal (N) di SSP lebih besar tergambar dari sel dengan sifat yang terlihat pada gambar ini. Sel
daripada sel glia (G) yang berjumlah lebih banyak dan mengeli- glia lain yang berukuran serupa tetapi dengan sangat sedikit
linginya. Berbagai tipe sel glia dan hubungannnya dengan neurn sulit sitoplasma dan inti yang lonjong atau memanjang kebanyakan
dibedakan menggunakan kebanyakan metode mikroskop cahaya berupa astrosit. Pulasan H&E rutin tidak memungkinkan neuropil
rutin. Namun oligodendrosit memiliki inti bundar yang terkondensasi (Np) terlihat jelas. 200x H&E. (b) Dengan penggunaan pulasan
dan sitoplasma yang tidak terpulas karena banyaknya kompleks emas untuk neurofibril, neuropi telihat jelas. 200x. Emas &
Golgi, yang tidak terpulas dengan baik dan sangat mungkin Hematoksilin.
dengan inti bundar yang terkondensasi dan sitoplasma yang Astrosit dengan sedikit prosessus panjang disebut astrosit
tidak terpulas (Gambar 9-8a). fibrosa dan terdapat di substansia alba; astrosit protoplas-
ma, dengan banyak prosessus bercabang pendek, ditemu-
Astrosit kan di substansia grisea. Proses reparasinya terminal
percabangan astrosit sangat luas, memungkinkan astrosit
Astrosit (Yun, astron, bintang, + kytos)adalah sel berbentuk tunggal untuk mengasosiasikan lebih dari satu juta situs
bintang dengan banyak prosessus yang menjalar (Gambar 9–
sinaptik. Prosessus semua astrosit di perkuat berkas-berkas
9b dan 9–10) dan juga unik untuk SSP. Sejauh ini astrosit sel
glia yang jauh paling banyak dari SSP, serta yang paling filamen intermedia yang terdiri atas protein asam glia
beragam secara struktural dan fungsional. berfibril (GFAP, glia fibrillary acid protein), yang berfungsi
sebagai suatu penanda unik bagi astrosit, yang merupakan
sumber utama tumor otak.
Oligodendrosit Tubus neuralis Sistem saraf pusat Produksi mielin, insulator listrik
Astrosit Tubus neuralis Sistem saraf pusat Dukungan struktural dan metabolik
neuron; BBB; perbaikan prosesus
Sel-sel satelit (ganglia) Krista neuralis Ganglia perifer Dukungan struktural dan metabolik
untuk badan sel saraf
Sel ependim Tubus neuralis Ventrikel garis dan Produksi menghasilkan bantuan
kanal sentral SSP dan pergerakan CSF
Mikroglia Sumsum tulang Sistem saraf pusat Aktivitas pertahanan dan imun
terkait
171
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF ■ Sel glia dan Aktivitas neuron
Oligodendrosit Neuron
Inti sel
Kaki perivaskular
Astrosit
Selu-
bung
mielin
Akson
Kapiler
a Oligodendrosit b Astrosit
kanalis sentralis di
medula spinalis
Sel ependim
Sel mikroglia Neuron
Akson
Inti sel
Sel Schwann
Selubung mielin Akson Badan sel neuron
sensoris
Ada empat glia utama dalam SSP (a) Oligodendrosit membentuk (d): sel mikroglia memiliki fungsi terkait imun, fagositik dan
selubung mielin di sebagian akson. (b): Atrosit memiliki berbagai protektif. Sel glia di sistem saraf perifer. (e): Neurolemmosit, yang
prosessus dan membentuk kaki perivaskular yang menyelubungi umumnya disebut sel Schwann, membentuk barisan uang
semua kapiler (hanya sedikit kaki yang diperlihatkan pada gambar menyelubungi akson. (f): Sel satelit terbatas di ganglia tempat sel-
ini agar morfologinya dapat dilihat). (c): Sel ependim merupakan sel tersebut melapisi dan menunjang badan sel neuronal besar.
sel mirip-epitel yang melapisi ventrikel dan kanalis sentralis.
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
P PF
S A
C
A C
P A A
S
P PF
a b c
(a): Astrosit merupakan sel glia terbanyak di SSP dan ditandai pada astrosit (A) fibrosa dan prosessusnya pada SSP. Bagian
dengan banyak prosessus (P) yang menyebar dari badan sel glia kecil prosessus positif GFAP lain pada neuropil di sekitar sel ini
atau soma (S). Prosessus astrosit tidak terlihat dengan pulasan memberikan gambaran densitas sel glia ini dan prosessusnya di
mikrosop cahaya rutin, tetapi tidak mudah terlihat dengan pulasan SSP. Astrosit merupakan bagian penting sawar darah-otak yang
emas. Morfologi prosessus memungkinkan astrosit diklasifikasi mengatur masuknya molekul dan ion dari darah ke dalam
sebagai fibrosa (prosessus yang lurus dan relatif sedikit) atau jaringan SSP. Kapiler pada sudut kanan atas dan kiri bawah
protoplasmik (sejumlah besar prosessus bercabang), tetapi diselubungi oleh kaki perivaskular (PF, perivascular feet) yang
perbedaan fungsional di antara tipe-tipe terbut tidak jelas. 500x. positif GFAP di ujung sejumlah besar prosessus astrositik. 500x.
Emas klorida. (b): Semua prosessus astrositik mengandung Pulasan balik imunoperoksidase anti-GFAP dan hematoksilin (c):
filamen intermedia pada protein asam fibrilar glia (GFAP, glia Panjang kapiler yang tampak di sini sepenuhnya terselubungi di
fibrillary acidic protein) dan antibodi terhadap protein ini menjadi dalam prosessus astrosit yang terpulas. 400x. Perak Rio
suatu metode sederhana untuk memulas sel-sel ini, seperti yang Hortega.
tampak pada gambar ini
BAB
Mikroglia adalah sel kecil memanjang dengan prosessus
pendek yang iregular (Gambar 9-9d dan 9-12), yang ber-
morfologis makrofag, menjadi sel fagosit dan bekerja sebagai GAMBAR 9–13 Sel-sel satelit di sekitar neuron
sel penyaji-antigen (lihat Bab 14).
ganglia di PNS.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Pada sklerosis multipel, selubung mielin dirusak oleh S
mekanisme autoimun yang belum diketahui dengan ber-
bagai dampak neurologis. Limfosit T dan mikroglia men-
fagositosis dan mendegradasi debris mielin melalui fagosi-
tosis yang diperantai memainkan peran utama dalam
perkembangan penyakit ini. di SM tindakan destruktif sel-
sel ini melebihi kapasitas oligodendrosit untuk menghasil- N
kan dan memperbaiki selubung mielin.
S
Sel Schwann
Sel Schwann (Nama untuk abad ke-19 histologis Jerman
Theodor Schwann), yang juga disebut neurolemmosit, hanya
ditemukan pada SST dan diferensiasi membedakan dari L
prekursor dalam puncak saraf. Sel Schwann memiliki inter-
aksi trofik dengan akson dan memungkinkan mielinisasinya S
seperti oligodendrosit pada SSP. Satu sel schwann mem-
bentuk mielin di sekeliling satu segmen sebuah akson,
berbeda dengan kemampuan oligodendrosit yang dapat ber-
cabang dan meliputi bagian sejumlah akson. (Gambar 9-9e)
memperlihatkan cara membran sel Schwann membungkus N
a
akson.
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
Potongan melintang medula spinalis memperli-
hatkan transisi di antara substansia alba (kiri)
G G
dan substansia grisea (kanan). Substansia alba
terutama terdiri atas serabut saraf dengan selu-
A bung mielin yang terlarut selama prosedur pem-
A N buatan sediaan, yang menyisakan ruang bund-
ar kosong yang terlihat di sini. Setiap ruang ter-
sebut mengelilingi bercak yang terpulas gelap
yang merupakan akson. Badan sel neuronal, as-
trosit, dan sejumlah besar prosessus sel mend-
A
G ominasi substansia alba. 400x. PT.
P
P
A P
P
P A
P
A
a b
(a) Neuron serebrum yang penting adalah neuron piramidal (P), (b) Dari ujung apikal neuron piramidal (P), dendrit panjang
yang tersusun vertikal dan tersebar dengan sejumlah besar sel glia terjulur dalam arah permukaan kortikal, yang dapat dilihat
di neuropil eosinofilik. 200x. H&E paling jelas pada irisan tebal yang dipulas dengan perak
hanya sedikit (A) sel glia protoplasmik yang terlihat. 200x.
Perak.
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
ML
ML
P
GL
GL
a b
ML
P P
P
GL
c d
(a) Korteks serebeli berkelok-kelok dengan banyak lipatan kecil (GL) untuk bergabung dengan jaras di medula dan yang dendritnya
khusus; masing-masing disangga di bagian tengah oleh medula mengalami ramifikasi di seluruh lapisan molekular (ML). Dendrit
serebeli (M). Setiap kali lipat memiliki lapisan molekul yang tidak terlihat baik dengan H&E pewarnaan. 40x. H&E
berbeda (ML) dan lapisan Granular (GL). 6x. Cresyl violet. (d) Meskipun tidak terlihat jelas setelah dipulas dengan H&E, dendrit
(b) pembesaran tinggi menunjukkan bahwa lapisan granular (GL) sel Purkinje (P) memiliki ratusan cabang kecil; masing-masing
yang mengelilingi medula (M) adalah padat dengan berbagai dilapisi dengan spina dendritik, yang dapat diperlihatkan dengan
jenis badan sel saraf bulat sangat kecil. Lapisan molekul luar pulasan perak. Akson dari neuron kecil lapisan granular tidak
(ML) terdiri dari neuropil dengan lebih sedikit, lebih banyak bermielin dan berjalan bersama-sama ke dalam lapisan molekular
tersebar neuron kecil. Pada antarmuka kedua daerah lapisan tempat akson tersebut membentuk sinaps dengan spina dendritik
neuron Purkinje besar (P) perikarya dapat dilihat. 20x. H&E. sel Purkinje. Lapisan molekular korteks serebeli mengandung
(c) Pada pertemuan antara lapisan granular dan molekular relatif sedikit neuron atau sel lain. 40x. Perak.
terdapat lapisan tunggal dengan badan sel neuronal besar milik
sel Purkinje (P), yang aksonnya berjalan melalui lapisan granular
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
a b
Lumbal
c d
Sumsum tulang belakang sedikit bervariasi dengan diameter (c): Mikrograf neuron motorik besar di kornu anterius memper-
sepanjang panjangnya tetapi dalam bagian lintas selalu menunjuk- lihatkan inti yang besar, nukleoli yang mencolok, dan sitoplasma
kan sekitar simetri bilateral kecil, CSS penuh kanal pusat (C). tidak yang kaya akan substansi kromatofilik (substansi Nissl); kesemua-
seperti otak dan otak kecil, di sumsum tulang belakang gray matter nya mengindikasikan banyaknya sintesis protein untuk memper-
intern, membentuk struktur kasar berbentuk-H yang terdiri dari dua tahankan akson sel-sel tersebut yang memanjang beberapa jarak.
posterior (P) (sensorik) dan dua kornu anterius (A) (motorik) yang (d): Di commissura alba di sebelah ventral dari kanalis sentralis,
kesemuanya dihubungkan oleh commissura grisea di sekitar kanalis jaras-jaras berjalan di sepanjang medula, yang tampak pada
sentralis (a): Gray matter berisi astrosit melimpah dan badan sel gambar ini berupa selubung mielin kosong yang mengelilingi
saraf besar, terutama dari neuron motorik dalam tanduk ventral. akson, serta jaras yang berjalan dari satu sisi medula ke sisi
(b): White matter mengelilingi Gray matter dan berisi terutama lainnya, yang tampak pada gambar ini berupa sejumlah jaras
oligodendrosit dan saluran akson mielin berjalan di sepanjang kabel akson eosinofilik yang terpotong secara longitudinal. Gambar
korda. Bermielin yang berjalan di sepanjang bagian medula. tengah: 5x; a-d: 200x.; Gambar tengah, a, b: perak; c, d: H&E.
179
BAB
D
Saraf spinal BV
Radiks anterior Ruang subarakhnoid
BV
Arakhnoid
P
P
Ruang subdural
Dura mater
(a) Diagram medula spinalis mengindikasikan hubungan ketiga (A) yang menyerupai jaring dan mengandung ruang subarakhnoid
lapisan meninges jaringan ikat: pia mater yang berada paling (SA) dan trabekula jaringan ikat (T). Ruang subarakhnoid terisi
dalam, arakhnoid, dan dura mater. Dura menyatu sebagian dengan cairan serebrospinal dan arakhnoid berfungsi sebagai
dengan periosteum vertebrae penyangga, yang tidak diper- bantalan peredam kejut di antara otak dan tengkorak. Pembuluh
lihatkan. Gambar ini juga memperlihatkan pembuluh darah darah (BV) yang cukup besar berjalan melalui lapisan arakhnoid.
yang berjalan melalui rongga subarakhnoid dan radiks saraf Pia mater (P) yang berada paling dalam tipis dan tidak terpisah
yang menyatu membentuk radiks posterior dan radiks secara tegas dari arakhnoid; bersama-sama, kedua lapisan
anterior nervi spinalis. Ganglia radiks posterior mengandung tersebut terkadang disebut sebagai pia-arakhnoid atau lepto-
badan sel serabut saraf sensorik dan berada di foramina meninges. Ruang di antara pia mater dan substansia alba (WM) di
intervertebralis. medula spinalis adalah artifak yang terbentuk selama proses
(b) Potongan area di dekat fissura mediana anterior yang diseksi; normalnya, pia tersebut sangat melekat erat pada lapisan
memperlihatkan dura mater (D) dan ruang subdural (SD) yang prosessus astrosit pada permukaan jaringan SSP. 100x. H&E.
keras dan dilapisi oleh sel pipih mirip-epitel. Lapisan meninges
tengah adalah lapisan arakhnoid
Villus araknoidal
Kulit kepala
Periosteum
Tulang tengkorak
Lapisan periosteum
Dura mater
Lapisan meninges
Ruang subdural (ruang potensial)
Arakhnoid
Ruang subaraknoid
Trabekula araknoid
Pia mater
Korteks serebri
Substansia alba
Dura, arakhnoid, dan pia mater juga melapisi seluruh permukaan Villi arakhnoidale berfungsi melepaskan kelebihan cairan
otak, tetapi dura periosteum sering melekat pada cranium ketika serebrospinal ke dalam darah. Pembuluh darah dari lapisan
otak diangkat. Hubungan antar meninges kranial serupa dengan arakhnoid bercabang menjadi arteri dan vena yang memasuki
hubungan yang dijelaskan untuk meninges di medula spinalis. jaringan otak yang membawa oksigen dan nutrien. Pembuluh
Diagram ini mencakup villi arakhnoidale, yang merupakan kantong kecil ini awalnya dilapisi oleh pia mater, tetapi sebagai kapiler
arakhnoid yang menonjol dari otak dan mempenetrasi dura mater hanya dilapisi oleh kaki perivaskular astrosit.
dan memasuki sinus venosus berisi darah yang terdapat di dalam
pembuluh darah periosteum.
❯❯ APLIKASI MEDIS serabut saraf. Pada serabut saraf perifer, akson diselubungi
oleh sel Schwann, yang juga disebut neurolemmosit
Penurunan absorpsi CSS atau hambatan aliran keluarnya dari
(Gambar 9-9e). Selubung dapat atau tidak dapat membentuk
ventrikel selama masa perkembangan janin atau pascalahir
mielin di sekitar akson, bergantung pada diameternya.
berakibat timbulnya keadaan yang dikenal sebagai hidro-
sefalus (Yun. hydro, air, + kephale, kepala) yang berakibat SERABUT BERMIELIN
pembesaran kepala secara progredif, yang diikuti oleh
Saat akson berdiameter besar tumbuh pada sistem saraf
gangguan mental.
perifer, akson tersebut diselubungi oleh sejumlah besar
neurolemmosit yang tidak berdiferensiasi dan menjadi
❯ SISTEM SARAF PERIFER serabut saraf bermielin. Membran plasma neurolemmosit
(sel Schwann) menyatu di sekitar akson dan menjadi
Komponen utama sistem saraf tepi adalah saraf, ganglia,
terselubungi di sekitar serabut saraf saat badan sel glia
dan ujung saraf. Saraf adalah berkas serabut saraf (akson)
yang dikelilingi sel glia dan jaringan ikat. mengelilingi akson beberapa kali (Gambar 9-21). Berbagai
lapisan membran sel Schwann menyatu sebagai mielin, yakni
suatu kompleks lipoprotein keputihan dengan unsur lipid
Serabut Saraf yang dapat dihilangkan sebagian melalui prosedur histologis
Serabut saraf terdiri atas akson yang dibungkus selubung standar, seperti pada semua membran sel (Gambar 9-14 dan
khusus yang berasal dari krista neuralis embrional. Seperti 9-17d). Tidak seperti oligodendrosit di SSP, sel Schwann
jaras-jaras di dalam SSP, saraf perifer mengandung kum- hanya membentuk mielin di sekitar bagian akson.
pulan
181
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
CSF E
C
CP C
C
V
1 Neurolemmosit mulai
membalut di sekeliling 2 Sitoplasma
Akson neurolemmosit dan
bagian akson
membran plasma
mulai membentuk
Sel Schwann lapisan berurutan di
sekeliling akson.
Inti Arah
pembalutan
3 Lapisan dalam
membran plasma 4 Akhirnya, sitoplasma
neurolemmosit neurolemmosit dan
yang tumpang inti terdorong ke tepi
Sitoplasma sel saat selubung
tindih mementuk neurolemmosit
selubung mielin. mielin terbentuk
Selubung mielin Selubung mielin
Sebuah neurolemosit (sel Schwann) menyelubungi suatu bagian Balutan membran neurolemmosit membentuk selubung mielin
di sepanjang akson. Membran sel Schwann menyatu di sekeliling dengan badan sel pada permukaan luarnya. Lapisan mielin kaya
akson dan memanjang saat sel tersebut menjadi terbalut di akan lipid dan memberikan insulasi dan mempermudah pem-
sekitar akson ketika badan sel mengelilingi badan sel beberapa bentukan kerja potensial aksi di sepanjang aksolemma.
kali.
bahkan semua akson yang tidak bermielin terselubungi di lapisan tipis yang disebut endoneurium, yang terdiri dari
dalam lipatan sel Schwann (Gambar 9–25). Pada keadaan serat retikuler, fibroblas yang tersebar, dan kapiler. Sel
ini, sel glia tidak membentuk berbagai lapisannya dalam Schwann dan endoneurium yang dibundel bersama sebagai
bentuk mielin (Gambar 9-22).Tidak seperti hubungannya fasikula oleh lengan pada perineurium, mengandung fibro-
dengan setiap akson bermielin, setiap sel Schwann dapat sitis datar dengan tepi yang disegel bersama oleh tautan
menyelubungi bagian sejumlah akson yang tidak bermielin yang ketat. Dari dua sampai enam lapisan sel jaringan ikat
dengan diameter kecil. Sel Schwann yang berdekatan di ini unik mengatur difusi ke fasikel dan membentuk pem-
sepanjang serabut saraf yang tidak bermielin tidak mem- batas darah-saraf yang membantu menjaga serat mikro.
bentuk nodus Ranvier. Diluar terdapat lapisan fibrosa iregular yang disebut epineu-
rium, yang berlanjut lebih dalam dan juga mengisi rongga di
Saraf antara berkas-berkas serabut saraf.
Pada sistem saraf perifer, serabut-serabut saraf berkelompok Saraf yang sangat kecil terdiri atas sebuah fasikulus
menjadi berkas untuk membentuk saraf. Kecuali beberapa (Gambar 9–28). Saraf kecil dapat ditemukan pada potongan
saraf yang sangat tipis yang terdiri atas serabut tak bermielin, banyak organ dan sering memperlihatkan susunan yang
saraf memiliki tampilan yang mengilap, dan keputihan berkelok di jaringan ikat
karena kandungan mielin dan kolagennya. Saraf perifer membangun komunikasi antara pusat di
Akson dan sel Schwann terselubungi di dalam lapisan SSP dan organ-organ indera dan efektor (otot, kelenjar, dan
jaringan ikat (Gambar 9–24, 9–26, dan 9–27). Dengan lain-lain). Saraf memiliki serabut-serabut aferen dan eferen.
segera sekitar lamina eksternal dari sel Schwann adalah Serabut aferen membawa informasi yang diperoleh dari
bagian dalam tubuh dan lingkungan ke susunan saraf pusat.
Serabut-serabut eferen membawa
183
BAB
9 Saraf Jaringan & Sistem Saraf ■ Sistem saraf perifer
FM
M
SC
A
SN
MT NF
M M
A SC
UM
Potongan melintang serabut saraf perifer di mikroskop transmisi Diameter akson yang tidak bermielin (UM) jauh lebih kecil dan
elektron (TEM) memperlihatkan perbedaan antara akson yang banyak serabut demikian dapat diselubungi oleh sebuah sel
bermielin dan tidak bermielin. Akson besar (A) terbalut dalam suatu Schwann (SC). Sel glia tidak membentuk balutan mielin di
selubung mielin (M) yang tebal dari berbagai lapisan membran sel sekeliling akson kecil, tetapi hanya menyelubunginya. Tidak peduli
Schwann membentuk mielin atau tidak, sel Schwann dikelilingi, seperti yang
Gambar sisipan memperlihatkan bagian mielin dengan setiap terlihat, oleh suatu lamina eksternal yang mengandung kolagen
lapisan membran yang dapat dibedakan dengan mudah, serta tipe IV dan laminin seperti lamina basalia sel epitel. 28.000x, inset
neurofilamen (NF) dan mikrotubulus (MT) di aksoplasma yang (A). 70.000x.
Pada bagian tengah foto ini terdapat suatu sel Schwann yang (Digunakan, dengan izin, dari Dr Mary Bartlett Bunge, The
memperlihatkan inti selnya (SN) yang aktif dan sitoplasma yang Miami Proyek ke Cure kelumpuhan, University of Miami Miller
kaya akan kompleks Golgi (SC). Di bagain kanan gambar, terdapat School of Medicine, Miami, FL.)
akson dengan mielin di sekelilingnya yang masih terbentuk (FM).
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
GAMBAR 9–23 Pemeliharaan mielin dan celah impuls dari SSP ke efektor organ diperintahkan oleh pusat-
nodus (Ranvier). pusat ini. Saraf yang hanya memiliki serat sensorik disebut
saraf sensorik; saraf yang hanya terdiri atas serabut yang
membawa impuls ke efektor disebut saraf motorik.
Kebanyakan saraf memiliki serabut sensorik dan motorik
dan disebut saraf campuran, yang biasanya memiliki akson
bermielin dan tak bermielin.
Ganglia
Ganglia biasanya merupakan struktur lonjong yang
mengandung badan sel neuron dan sel glia yang ditunjang
oleh jaringan ikat. Karena ganglia bekerja sebagai stasiun
relay untuk menghantarkan impuls saraf, satu saraf masuk
dan saraf yang lain keluar dari setiap ganglion. Arah impuls
saraf menentukan apakah suatu ganglion menjadi ganglion
sensorik atau otonom.
Celah Schmidt- Nodus GANGLIA SENSORIK
Lanterman Ranvier
Ganglia sensorik menerima impuls aferen yang menuju SSP.
Ganglia sensorik berhubungan dengan saraf kranial (ganglia
kranial) dan radiks dorsal saraf spinal (ganglia spinalis).
Badan sel neuron yang besar di ganglia spinal (Gambar 9-29)
Lamina basal berhubungan dengan penjuluran tipis berbentuk lembaran
dari sel glia kecil yang disebut sel satelit (Gambar 9–9f dan
SC SC 9–13). Ganglia sensorik disangga oleh simpai dan kerangka
jaringan ikat khusus yang berhubungan langsung dengan
lapisan jaringan ikat saraf. Neuron ganglia ini merupakan
SC neuron pseudounipolar dan meneruskan informasi dari
ujung saraf ganglion ke substansia grisea medula spinalis
melalui sinaps dengan neuron setempat.
GANGLIA OTONOM
Saraf otonom (Yun. autos, sendiri, + nomos, hukum)
memengaruhi efek aktivitas otot polos, sekresi sejumlah
kelenjar, memodulasi irama jantung dan aktivitas involuntar
lainnya sehingga tubuh dapat mempertahankan lingkungan
intemal yang konstan (homeostasis).
Ganglia otonom merupakan pelebaran berbentuk bulbus
Gambar tengah memperlihatkan serabut saraf perifer bermielin pada saraf otonom. Beberapa ganglia berada dalam organ-
seperti yang terlihat dengan mikroskop cahaya. Akson di-
organ tertentu, terutama pada dinding saluran cerna, tempat
selubungi oleh selubung mielin, yang, selain membran,
mengandung sejumlah sitoplasma sel Schwann di ruang di ganglia tersebut membentuk ganglia intramural. Kapsul
antara membran yang disebut celah mielin (celah Schmidt dari ganglia ini mungkin sedikit terbentuk didefinisikan
Lanterman). antara jaringan ikat lokal. Selapis sel satelit sering
Gambar atas memperlihatkan sederetan celah secara membungkus neuron ganglia otonom (Gambar 9–29),
ultrastruktural. Celah tersebut tidak berpindah ke badan sel meskipun di ganglia intramural, hanya terlihat sedikit sel
selama pembentukan mielin. Sitoplasma ini bergerak secara
perlahan di sepanjang selubung mielin, yang membuka celah satelit yang terlihat di sekitar setiap neuron.
temporer (celah) di antara lapisan membran, yang memung- Saraf otonom menggunakan sirkuit neuron-ganda.
kinkan pembaruan sejumlah komponen membran sesuai Neuron pertama di rantai otonom tersebut, dengan serabut
kebutuhan dan pemeliharaan selubung tersebut. praganglionik, berada di SSP. Aksonnya membentuk suatu
Gambar bawah memperlihatkan stuktur ultra suatu celah
nodus atau nodus Ranvier. Prosessus interdigitasi yang terjulur
sinaps dengan serabut pascaganglionik neuron multipolar
dari lapisan luar sel Schwann (SC) sebagian melapisi dan kedua di rantai tersebut, yang terletak di sistem ganglion
berkontak dengan aksolema di celah nodus tersebut. Kontak perifer. Mediator kimiawi yang terdapat dalam vesikel
tersebut bertindak sebagai suatu sawar parsial terhadap sinaptik di semua akson praganglionik adalah asetilkolin.
pergerakan material ke dalam dan ke luar dari ruang periaksonal
di antara aksolemma dan selubung Schwann. Lamina basal atau Saraf otonom terdiri atas sistem saraf otonom dengan
eksternal di sekitar sel Schwann bersifat kontinu di atas celah dua bagian, yang disebut cabang simpatis dan para-
nodus. The aksolema di GAPPS nodal memiliki banyak tegangan simpatis. Serabut saraf yang membebaskan asetilkolin
Na+ saluran penting bagi konduktansi impuls dalam akson ini.
185
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
N
S
GAMBAR 9–26 Saraf perifer jaringan ikat: Epi, peri, dan endoneurium.
Akson
Selubung mielin E N
Endoneurium Fasikulus
Perineurium
Epineurium N E
Pembuluh
darah
Epineurium P
V A
N
b
a
Perineurium Fasikulus
Endoneurium
Akson
En
Selubung mielin
S
Pembuluh darah
c d
(a) Diagram menunjukkan hubungan antara tiga lapisan jaringan besar. Endoneurium yang (En) dan alam pipih dari perineurium
ikat ini di saraf perifer besar. epineurium yang (E) terdiri dari yang (P) juga ditampilkan pada perbesaran ini, bersama dengan
wilayah dangkal padat dan wilayah yang mendalam pecundang beberapa epineurium yang berdekatan (E). 200x. PT.
yang berisi pembuluh darah yang lebih besar. (b) mikrograf (D) SEM bagian melintang dari saraf perifer besar yang
menunjukkan vena kecil (V) dan arteri (A) di epineurium dalam (E). menampilkan beberapa fasikula, masing-masing dikelilingi oleh
serabut saraf (N) yang dibundel dalam fasikula. Setiap jilid perineurium dan dikemas dengan endoneurium sekitar
dikelilingi oleh perineurium yang (P), yang terdiri dari beberapa selubung mielin individu. masing-masing jilid berisi setidaknya
lapisan sel fibroblastik skuamosa yang tidak biasa yang semua satu kapiler. sel endotel kapiler ini erat bergabung sebagai
bergabung di pinggiran oleh taut ketat. penghalang saraf darah bagian dari penghalang saraf darah dan mengatur jenis zat
yang dihasilkan membantu mengatur lingkungan mikro di dalam plasma dirilis ke endoneurium tersebut. pembuluh darah yang
jilid tersebut. Akson dan sel-sel Schwann yang pada gilirannya lebih besar tentu saja melalui epineurium mendalam yang
dikelilingi oleh lapisan tipis endoneurium. X140. H&E (c) Seperti mengisi ruang di sekitar perineurium dan fasikula. 450x.
yang ditunjukkan di sini dan dalam diagram, septa (S) dari jaringan
ikat sering memperpanjang dari perineurium ke fasikula lebih
Sepenuhnya diferensiasi, karena neuron tidak membelah sel yang tumbuh tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan
untuk menggantikan neuron yang hilang akibat cedera atau regenerasi aksonal dalam struktur seperti saluran sumsum
penyakit, potensi sel punca neuronal untuk memungkinkan tulang belakang.
regenerasi komponen SSP menjadi subjek penelitian yang Serabut yang cedera pada saraf perifer memiliki
intensif. Astrosit lakukan berpoliferasi di situs cedera dan sel- kapasitas yang baik untuk regenerasi
Neural Plastisitas dan Regenerasi 187
BAB
yang ditunjukkan pada urutan diagram pada (Gambar 9-30).
UM UM
❯❯ APLIKASI MEDIS
SC Regenerasi berfungsi efisien hanya bila serabut dan deretan
sel Schwann terarah pada tempat yang benar. Pada cedera
saraf campuran, bila serabut sensorik yang beregenerasi
tumbuh ke dalam deretan sel yang terhubung pada motor-
end-plate yang dulunya ditempati serabut motorik, fungsi otot
Pembesaran rendah dari Mikroskop transmisi elektron (TEM)
menunjukkan sebuah fibroblas (F) dikelilingi oleh kolagen (C) tersebut tidak akan pulih kembali. Bila terdapat celah yang
epineurium (E) dan tiga lapisan sel gepeng di perineurium (P) terlalu lebar antara segmen distal dan proksimal saraf perifer
yang merupakan bagian lain dari hambatan darah saraf. Di yang terpotong atau cedera, atau bila segmen distal
dalam perineurium endoneurium yang (En) kaya serat retikulin menghilang sama sekali (misalnya pada kasus amputasi
(RF) dapat mengelilingi semua sel Schwann. Inti dari dua sel
Schwann (SC) serat bermielin (A) dapat dilihat banyak akson ekstremitas), akson yang baru tumbuh pada membentuk
yang tidak bermielin (UM) dalam sel schwann. 1200x benjolan, atau neuroma, yang dapat menjadi sumber nyeri
spontan.
Perkembangan jaringan saraf ■ Komunikasi saraf seperti ditransmisikan ke sel neuron atau
■ Jaringan saraf berkembang pada embrio awal ketika dorsal efektor lain melalui sinaps, di mana neurotransmitter dilepaskan
ektoderma plat saraf melipat sepanjang pembentukan tabung pada membran presinaptik dan mengikat reseptor pada sel
saraf, prekursor SSP, dan pelepasan sel pial neural, prekursor pasca-sinaptik, memulai potensial aksi baru di sana.
untuk kebanyakan SST. Sel glia
Neurons ■ Sel glia (glia), yang diperlukan untuk mendukung neuron dalam
banyak hal, terdiri dari enam jenis utama:
■ Ada banyak jenis neuron, tetapi semua terdiri dari badan sel
(perikarion) mengandung inti, perpanjangan sitoplasma yang ■ Oligodendrosit membungkus proses sekitar bagian akson
panjang disebut akson, dan satu atau proses yang lebih pendek dalam SSP, membentuk lapisan mielin yang insulat akson dan
disebut dendrit. memfasilitasi impuls saraf.
■ Neuron menggunakan properti sel umum untuk ekstabilitas ■ Astrosit, yang paling banyak sel SSP, semua menghasilkan
ratusan proses untuk menutupi dan memberikan lingkungan
memproduksi dan memindahkan potensial aksi (impuls saraf) mikro diatur untuk perikarya neuronal, sinapsis, dan kapiler.
sepanjang akson untuk merangsang neuron lain atau sel efektor
lainnya.
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
A
S
A S
A F
S
S
C S
A
S
S
A F
a P b
N P
P
N
N
N
c d E
Saraf kecil dapat dilihat pada bagian dari sebagian besar organ. (a) tubuh dengan tidak ada ketegangan yang berpotensi merusak
Dalam penampang terisolasi, resin tertanam syaraf dipandang pada serat. 200x. H & E.
memiliki perineurium tipis (P), satu kapiler (C), dan banyak akson (c) di bagian mesenterium dan jaringan lain, disposisi yang sangat
besar (A) terkait dengan sel Schwann (S). Beberapa inti fibroblas bergelombang atau berliku-liku dari saraf kecil tunggal (N) akan
dapat dilihat di endoneurium antara serat mielin. 400x. PT. dilihat sebagai beberapa miring atau melintang potong saraf
(b) di potongan memanjang inti diratakan fibroblas endoneurial (F) memasuki dan meninggalkan daerah di bagian. 200x. H & E.
dan inti lebih oval sel Schwann (S) dapat dibedakan. Serabut saraf (d) Seringkali, bagian saraf kecil akan memiliki beberapa serat
dimiliki agak longgar di endoneurium dan di bagian membujur dipotong melintang dan yang lain memotong miring dalam jilid
rendah perbesaran terlihat menjadi bergelombang daripada lurus. yang sama, sekali lagi menunjukkan sifat yang relatif terkendali
Hal ini menunjukkan kelambanan serat dalam saraf, yang dari serat dalam endoneurium (E) dan perineurium (P). 300x.
memungkinkan saraf untuk meregangkan sedikit selama gerakan H&E.
■ Sel ependimal seperti sel epitel , kekurangan dasar membran, yang ■ Sel-sel satelit berada dalam SST ganglia, badan sel saraf
dimana garis ventrikel serebral terisi cairan dan kanal sentral dari sensorik atau otonom agregat, di mana menunjukkan setiap
sumsum tulang belakang. perikarion dan mengatur lingkungan mikronya.
■ Mikroglia berbeda dari semua sel glia lainnya yang berasal dari
monosit darah, bukan dari prekursor jaringan saraf; menengahi Sistem Saraf Pusat
kegiatan pertahanan kekebalan tubuh dalam SSP.
■ Sel Schwann (neurolemosit) melampirkan semua akson di saraf ■ Dalam otak dan sumsum tulang belakang, daerah kaya dalam
dari SST, memproduksi selubung mielin di sekitar akson ber- perikarion neuronal dan astrosit terdiri gray matter dan wilayah
diameter besar, yang konduktivitas impuls ditambah pada nodus yang mengandung saluran akson bermielin terdiri white matter.
dari Ranvier antara sel-sel Schwann berturut-turut. ■ Ratusan neuron yang berbeda membentuk SSP; besar, neuron
Purkinje memberi ciri korteks otak kecil, dan lapisan neuron
piramidal kecil membentuk korteks serebral.
189
BAB
9 JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
C
F
F
F
C F
S
N
L
b c
(a) Suatu ganglion sensorik (G) memiliki suatu simapi jaringan (c) Ganglia saraf simpatis lebih kecil daripada kebanyakan
ikat yang khusus (C) dan kerangka internal yang bersifat kontinu ganglia sensorik, tetapi serupa karena memiliki badan sel neuro-
dengan epineurium dan komponen lain saraf perifer, kecuali nal yang besar (N), beberapa mengandung lipofuksin (L).
bahwa tidak terdapat perineurium dan tidak dapat fungsi sawar Lembaran dari sel satelit (S) menyelubungi setiap badan sel
darah-saraf. Fasikulus serabut saraf (F) memasuki dan mening- neuronal dengan morfologi yang sedikiy berbeda dari mor-fologi
galkan ganglia ini. 56x. Luxol fast blue ganglia sensorik. Ganglia otonom biasanya memiliki lebih sedikit
(b) Pembesaran yang lebih kuat memperlihatkan inti sel glia yang simpai jaringan ikat (C) yang berkembang baik ketimbang
bundar dan kecil yang disebut sel satelit (S) yang memproduksi ganglia sensorik. 400x. H&E
penjuluran sitoplasma yang tipis ekstensi sitoplasmik yang benar-
benar membungkus setiap perikarion neuronal besar. 400x. H&E.
■ SSP benar-benar tertutup oleh tiga lapisan jaringan ikat yang ■ Koroid pleksus terdiri dari lipatan pada pia mater tervaskularisasi
disebut meninges: (1) dura mater eksternal yang kuat; (2) lapisan yang ditutupi oleh ependima yang terproyeksikan dari dinding
arakhnoid tengah; dan (3) pia mater halus yang langsung ber- ventrikel serebral; ada cairan dipindahkan dari kapiler dan
kontak dengan jaringan saraf. ditransfer ke dalam ventrikel sebagai cairan serebrospinal (CSS).
■ Lapisan arakhnoid mengandung banyak CSS, yang mem- ■ Di sebagian besar wilayah SSP, neuron juga dilindungi oleh
bantu membantali SSP dalam pelekatan pada tulang. penghalang darah-otak, yang terdiri dari cabang perivaskular dari
proses astrosit dan non-fenestrasi sel endotel kapiler dengan tautan
ketat.
BAB 9 ■ JARINGAN SARAF & SISTEM SARAF
Pada saraf perifer yang terpotong atau mengalami cedera, segmen dan jumlah RE kasar sangat berkurang. Serabut saraf di sebelah
akson yang berada di sebelah distal dari tempat cedera kehilangan distal dari tempat cedera, berdegenerasi bersama selubung
penyangganya dari badan sel dan berdegenerasi sepenuhnya. mielinnya Debris difagositosis oleh makrofag (c): Serabut ototnya
Segmen proksimal dapat beregenerasi dari ujung potongan setelah terlihat mengalami atrofi denervasi yang nyata. Sel Schwann
mengalami penundaan. Perubahan utama yang terjadi pada saraf berproliferasi membentuk korda-korda padat yang dimasuki
yang cedera terlihat pada gambar ini. (a): Serabut saraf normal, akson yang tumbuh. Akson tumbuh dengan kecepatan 0,5-3 mm/
dengan perikarion dan sel efektornya (otot rangka). Badan sel hari
memiliki banyak RE kasar yang berkembang baik. (b): Bila akson (d): Pada gambar ini, regenerasi serabut saraf berhasil dan
mengalami cedera, inti neuron berpindah ke tepi serabut otot juga beregenerasi setelah menerima stimulus saraf.
J
aringan otot, jenis jaringan dasar keempat setelah Sejumlah organel sel otot memiliki nama yang berbeda
jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf, terdiri dari padanannya di dalam sel lain. Sitoplasma sel otot
dari sel-sel yang mengoptimalkan properti sel universal disebut sarkoplasma (Yun. sarkos, daging, + plasma, benda
kontraktilitas. Mikrofilamen dan protein terkait bersama- yang terbentuk), dan RE halus yang disebut retikulum
sama menghasilkan daya yang diperlukan untuk kontraksi sarkoplasma, membran sel dan eksternal lamina adalah
sel, yang menghasilkan gerakan dalam organ tertentu dan sarkolema (sarkos + Yun. lemma, kulit).
tubuh secara keseluruhan. Hampir semua sel otot berasal
dari mesoderm, dan sel-sel ini terutama mengalami
diferensiasi terutama melalui suatu proses pemanjangan sel
secara bertahap dengan sintesis protein miofibril secara
bersamaan. ❯❯ APLIKASI MEDIS
Tiga jenis jaringan otot pada mamalia dapat dibedakan Variasi diameter serabut otot rangka bergantung pada faktor-
berdasarkan ciri morfologis dan fungsional (Gambar 10-1) faktor seperti otot yang spesifik, umur dan jenis kelamin,
dan struktur setiap jenis jaringan otot disesuaikan dengan keadaan gizi, dan aktivitas jasmani orang yang bersangkutan.
peran fisiologisnya. Sudah diketahui umum bahwa latihan akan membesarkan
■ Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel multinuklir otot dan mengurangi timbunan lemak. Pembesaran otot
dan silindris yang sangat panjang, yang memiliki garis- demikian disebabkan pembentukan miofibril baru dan
garis melintang (lurik). Kontraksinya cepat, kuat, dan peningkatan diameter yang nyata di setiap serat otot. Proses
biasanya dipengaruhi kehendak. ini, yang ditandai dengan penambahan volume sel, disebut
■ Otot jantung juga memiliki garis-melintang dan terdiri hipertrofi (Yun. hyper, di atas, + trophe, makanan);
atas sel-sel panjang yang bercabang, yang terletak paralel pertumbuhan jaringan oleh penambahan jumlah sel disebut
satu sama lain. Di tempat kontak ujung ke ujung hiperplasia (hyper + Yun. plasis, cetakan), yang terjadi pada
terdapat diskus interkalaris, suatu struktur yang hanya otot polos, dengan sel-sel yang belum kehilangan
terdapat pada otot jantung. Kontraksi otot jantung kemampuannya untuk membelah melalui mitosis.
bersifat involunter, giat, dan ritmis.
■ Otot polos terdiri atas kumpulan sel-sel fusiform yang
tidak bergaris bila diamati dengan mikroskop cahaya. ❯ Otot rangka
Kontraksinya lambat dan tidak di bawah kendali
volunter. Otot rangka (atau lurik) terdiri atas serat otot, sel
multinuklir silindris yang sangat panjang dengan diameter
Dalam semua jenis otot, kontraksi disebabkan oleh 10-100µm. Selama perkembangan otot embrio, mioblas
interaksi geser filamen miosin tebal di sepanjang filamen mesenkimal (L. myo , otot) pemicu listrik, membentuk myo
aktin tipis. Diperlukan kekuatan untuk menggeser yang tabung dengan banyak nukleus. Myo tabung kemudian lebih
dihasilkan oleh protein lain untuk mempengaruhi interaksi berdiferensiasi untuk membentuk serabut otot
di jembatan antara aktin dan miosin.
191
BAB 10 ■ Jaringan otot
Mikrograf cahaya setiap tipe, yang disertai dengan gambar interkalaris dan memperlihatkan kontraksi involunter yang kuat.
berlabel. (a): Otot rangka terdiri atas serat multinuklir yang (c): Otot polos terdiri atas kumpulan sel fusiformis dengan
memanjang dan besar serta memperlihatkan kontraksi volunter kontraksi involunter yang lemah. Densitas kemasan antarsel
yang kuat dan cepat. (b): Otot jantung terdiri atas sel iregular menggambarkan sejumlah kecil jaringan ikat ekstrasel. (a,b):
bercabang yang terikat bersama secara longitudinal oleh diskus 200x. (c): 300x. Semua H&E.
lurik (Gambar 10-2). Nukleus memanjang ditemukan bagian disebut fasikel (Gambar 10-3). Setiap fasikel dari serat
perifer hanya di bawah sarkolema, lokasi unik nukleus otot membuat unit fungsional dimana serat-serat
karakteristik untuk skeletal serat otot/sel. Sebuah populasi bekerja sama. Saraf, pembuluh darah, dan limfatik
kecil sel progenitor cadangan yang disebut sel satelit otot menembus perimisium untuk memasok setiap fasikel.
tetap berdekatan dan dibedakan dengan sebagian serat otot ■ Dalam fasikula yang sangat tipis, lapisan lembut dari
rangka. serat retikuler dan fibroblas yang tersebar, endomisium
itu, mengelilingi lamina eksternal dari serat otot
individu. Selain serat saraf, kapiler membentuk jaringan
Organisasi dari otot rangka kaya endomisium yang membawa O2 ke serat otot
Lapisan tipis mengelilingi jaringan ikat dan mengatur serat (Gambar 10-5).
kontraktil dalam tiga jenis otot, dan lapisan ini terlihat
Kolagen salah satu peran terpenting jaringan ikat ini
sangat baik dalam otot rangka (Gambar 10-3 dan 10-4).
adalah meneruskan daya mekanis yang ditimbulkan oleh
Organisasi yang diberikan oleh lapisan-lapisan mendukung
kontraksi sel-sel atau serat; setiap sel otot jarang terbentang
menyerupai saraf perifer membesar:
dari satu ujung otot ke ujung lain.
■ Epimisium, suatu selubung luar jaringan ikat padat yang Sebagian besar otot meruncing di kedua ujungnya dan
mengelilingi seluruh otot. Septa tipis jaringan ikat
menyusup ke dalam, membawa saraf yang lebih besar, komponen jaringan ikat epimisium memperlihatkan konti-
pembuluh darah, dan limfatik dari otot. nuitas dengan tendon melalui taut miotendinosa (Gambar
■ Perimisium adalah lapisan jaringan ikat tipis yang 10-6). Gambaran TEM menunjukkan bahwa di daerah
dengan cepat mengelilingi setiap bundel dari serat otot peralihan ini, serat-serat kolagen tendon menyusup di antara
serat otot dan berhubungan dengan lipatan kompleks
sarkolemma.
193
GAMBAR 10–2 Perkembangan otot rangka GAMBAR 10–3 Organisasi otot rangka.
BAB
1 0 Jaringan otot ■ Otot rangka
Mioblas
Tendon
Sel satelit Mioblas menyatu
membentuk suatu
serat otot rangka
Fasia dalam
Epimisium
Otot rangka
Diferensiasi
Sel satelit
Serat Otot
Arteri
Vena Perimisium
Saraf
Otot rangka mulai berdiferensiasi saat sel mesenkimal yang
disebut mioblas tersusun dan menyatu bersama membentuk Fasikel
saluran multinuklir yang lebih panjang dan disebut miotuba
(myotube). Miotuba menyintesis protein untuk membentuk
miofilamen dan secara bertahap mulai memperlihatkan garis
melintang dengan mikroskop cahaya. Miotuba terus
berdiferensiasi membentuk miofilamen fungsional dan inti
terdorong dan menekan sarkolema. Endomisium
Bagian populasi mioblas tidak menyatu dan ber-
diferensiasi, tetapi tetap sebagai kelompok sel mesenkimal
yang disebut sel satelit otot yang berada pada permukaan Serat otot
luar serat otot di dalam lamina eksternal yang sedang
berkembang. Sel satelit berproliferasi dan menghasilkan
serat otot baru setelah terjadinya cedera otot.
Serat Otot
Seperti yang tampak dengan mikroskop cahaya, serat otot
rangka yang terpotong memanjang memperlihatkan garis-
melintang dari pita terang dan gelap secara bergantian
(Gambar 10-7). Pita yang lebih gelap disebut pita A Seluruh otot rangka terselubungi di dalam suatu lapisan
(anisotrop atau birefringen dengan cahaya polarisasi); pita jaringan ikat padat yang disebut epimisium yang berhubung-
yang lebih terang disebut pita I (isotrop, yaitu tidak an langsung dengan tendon yang terikat pada tulang. Setiap
mengubah cahaya polarisasi). Dengan TEM, setiap pita I fasikulus serat otot terselubungi di lapisan jaringan ikat lain
terlihat terbelah dua oleh garis gelap melintang, yakni garis Z yang disebut perimisum. Setiap serat otot (sel multinuklir
panjang) dikelilingi oleh suatu lapisan yang sangat halus
(Jer. zwischen, diantara). Subunit fungsional yang berulang- yang di sebut endomisium.
ulang dari alat kontraktil ini, yaitu sarkomer, terbentang dari
garis Z ke garis Z (Gambar 10-8) dan panjangnya sekitar 2,5
µm pada otot yang sedang beristirahat. Pola pita A dan I di sarkomer disebabkan oleh susunan
Sarkoplasma memiliki sedikit RE kasar atau ribosom kedua jenis miofilamen tebal dan tipis, terdiri dari miosin
bebas dipenuhi berkas-berkas filamen silindris panjang yang dan F-aktin, masing-masing, mengorganisir dalam setiap
disebut miofibril yang berjalan sejajar dengan sumbu panjang miofibril dalam pola simetris yang berisi ribuan setiap jenis
serat tersebut (Gambar 10–8a). Mitokondria dan retikulum filamen.
sarkoplasma ditemukan antara miofibril, yang memiliki Panjang filamen tebal adalah 1,6 µm dan lebarnya 15
diameter 1 sampai 2 µm. Miofibril terdiri atas deretan nm; filamen-filamen tersebut menempati pita A, yaitu bagian
sarkomer yang tersusun seperti rantai yang berhubungan pusat sarkomer. Miosin merupakan kompleks yang berukur-
dari ujung ke ujung (Gambar 10–8a); Susunan lateral an lebih besar (massa molekul ~500 kDa), miosin dapat diur-
sarkomer di miofibril yang bersebelahan, menyebabkan aikan menjadi dua rantai berat yang
keseluruhan serat otot memperlihatkan pola garis melintang
yang khas.
BAB 10 ■ Jaringan otot
En
E
P
a
GAMBAR 10–7 Otot rangka pada potongan ■ Setiap subunit tropomiosin merupakan suatu molekul
BAB
memanjang. halus dengan panjang sekitar 40 nm, memiliki dua rantai
polipeptida,
Zona H
Sarkomer
a
A
Sarkomer
Filamen tipis Garis M
Zona H
Filamen tebal e
Diskus Z Diskus Z
Titin
Pita I Pita A Pita I
c
Sarkomer
Garis M
Diskus Z Diskus Z
Zona H
d Pita I Pita A Pita I
(a): Diagram mengindikasikan bahwa setiap serat otot (d) Susunan molekular sarkomer memiliki pita dengan densitas
mengandung sejumlah berkas paralel yang disebut miofibril. protein yang lebih besar dan lebih kecil sehingga perbedaan
(b) Setiap miofibril terdiri atas deretan panjang sarkomer, pulasan yang menghasilkan pita yang terpulas gelap dan terang
dipisahkan oleh diskus Z dan mengandung filamen tebal dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan mikroskop transmisi
dan tipis dan dipisahkan satu sama lain oleh diskus Z. elektron (TEM) 28,000x.
(c): Filamen tipis merupakan filamen aktin dengan satu ujung (e) Potongan melintang dengan mikroskop transmisi elektron
yang terikat pada α-aktinin, protein utama diskus Z. Filamen (TEM) melalui berbagai regio sarkomer, seperti yang tampak
tebal merupakan berkas iosin, yang merentangi keseluruhan di sini, berguna dalam menentukan hubungan antara mio-
pita A dan terikat pada protein garis M dan pada diskus Z filamen tebal dan tipis dan protein lain, seperti terlihat pada
melalui pita I oleh suatu protein besar yang disebut titin, yang bagian b gambar ini. Filamen tebal dan tipis tersusun se-
memiliki domain menyerupai pegas. demikian rupa sehingga setiap berkas miosin berhubungan
dengan enam filamen aktin. Mitokondria besar di penampang
dan SER sisterna terlihat antara miofibril. 45,000x.
197
GAMBAR 10–9 Molekul yang terdiri atas filamen tebal dan tipis
BAB
Serat otot
Kepala
Ekor
Situs pengikat aktin
Situs pengikat ATP- dan ATPase
Kepala Miosin
a Filamen tebal
b Filamen tipis
Protein kontraktil merupakan miofilamen tebal dan tipis di (a) Setiap filamen tebal terdiri atas 200-500 molekul miosin. (b)
dalam miofibril. setiap filamen tipis terdiri atas kompleks aktin-F, tropomiosin, dan
troponin.
Bersebelahan dengan sisi yang berlawanan dari tubulus Kontraksi diinduksi saat potensial aksi tiba di sinaps,
T terdapat sisterna terminal yang melebar di retikulum neuromuskular junction (NMJ), dan hal ini diteruskan
sarkoplasma. Di bagian TEM longitudinal, Kompleks khusus sepanjang tubulus T ke retikulum sarkoplasma untuk
ini, yang terdiri atas sebuah tubulus T dan dua sisterna memicu Ca2+ rilis. (Gambar 10-11) merangkum peristiwa
retikulum sarkoplasma kecil, yang dikenal sebagai trias molekul kunci dalam kontraksi otot.
(Gambar 10–10b dan 10–11). Di trias, depolarisasi tubulus T Dalam otot beristirahat, kepala miosin tidak dapat
diteruskan ke membran retikulum sarkoplasma, pada pengikat G-aktin karena situs pengikat yang diblokir oleh
ketersediaan ion Ca2+ dan relaksasi otot berhubungan kompleks troponin tropomiosin pada filamen F-aktin. Ion
dengan ketiadaan Ca2+ membran retikulum sarkoplasma kalsium dilepaskan pada saraf stimulasi pengikat troponin,
terjadi, ion Ca2+ yang terkonsentrasi dalam sisterna mengubah bentuk dan bergerak tropomiosin pada F-aktin
retikulum sarkoplasma, secara pasif akan dibebaskan di untuk memindahkan situs pengikat miosin menjadi aktif dan
dekat tumpukan filamen tebal dan tipis, tempat pengikatan memungkinkan untuk membentuk lintas jembatan. Peng-
ion tersebut pada troponin dan memungkinkan ikat aktin menghasilkan perubahan konformasi atau poros di
terbentuknya jembatan antara molekul aktin dan miosin. miosin, yang menarik filamen tipis jauh ke dalam kelompok
Bila depolarisasi membran terhenti, retikulum sarkoplasma A, menuju Diskus Z. Energi untuk poros dan menarik dari
secara aktif akan mentranspor Ca2+ kembali ke dalam aktin disediakan oleh hidrolisis ATP terikat pada kepala
sisterna, yang berakibat terhentinya aktivitas kontraksi. miosin, setelah miosin pengikat ATP lain dan melepaskan
Mekanisme Kontraksi dari aktin. Di hadapan selanjutnya Ca2+ dan ATP, ini
melampirkan poros dan memisahkan peristiwa terjadi dalam
Selama kontraksi, filamen tebal atau tipis tidak mengubah
siklus berulang, masing-masing berlangsung sekitar 50
panjang ini. Hasil kontraksi sebagai filamen tipis dan tebal
milidetik, yang lebih memperpendek sarkomer dan
tumpang tindih setiap slide sarkomer melewati satu sama
mengkontraksi otot (Gambar 10-12). Sebuah kontraksi otot
lain.
tunggal dihasilkan dari ratusan siklus ini.
BAB 10 ■ Jaringan Otot
Tr
G Tr
T M
TC T TC
I Z I
A
A
E
T Tr
G Tr
M
a b
Tubulus transversal merupakan invaginasi sarkolema yang tubulus sentral tranversal (T) dan dua sisterna terminal yang
menembus ke dalam serat di sekitar semua miofibril. berdekatan (TC) membentang dari retikulum sarkoplasma.
(A) Mikroskop transmisi elektron (TEM) potongan silang dari otot secara sentral disebut diskus Z. Selain unsur triad, sarkoplasma
ikan menunjukkan bagian-bagian dari dua serat dan endomisi- sekitarnya miofibril juga mengandung granula glikogen padat
um (E) yang diantara ini. Beberapa garis melintang atau (G).
tubulus T (T) yang diperlihatkan, tegak lurus terhadap per- Komponen trias struktur yang berperan pada pelepasan
mukaan serat, menembus antara miofibril (M) 50,000x. siklik Ca2+ dari sisterna dan penyimpannya kembali yang terjadi
(b) Lebih tinggi-perbesaran Mikroskop transmisi elektron (MTE) selama kontraksi dan relaksasi otot. Hubungan antara sisterna
dari otot rangka pada bagian membujur menunjukkan empat RE dan tubulus T diperlihatkan sebagai diagram pada gambar
triad membran (Tr) dipotong longitudinal di dekat bagian tautan berikutnya (Gambar 10–11). 90.000x.
yang ketat pita-A dan pita-I. Setiap triad terdiri dari
Ketika impuls saraf berhenti dan kadar kalsium bebas pascasinaptik yang lebih besar dan transmembran yang
berkurang, tropomiosin kembali mencakup situs miosin lebih reseptor asetilkolin .
pengikat aktin dan filamen pasif bergeser kembali dan Ketika potensial aksi saraf mencapai MEP, asetilkolin
sarkomer membalikkan ke jangka santai ini. Jika ATP tidak dibebaskan dari terminal akson, berdifusi melintasi celah,
tersedia, kompleks miosin aktin akan menjadi stabil; inilah dan mengikat reseptor dalam sarkolema dilipat. Asetilkolin
yang menyebabkan kekakuan otot yang hebat (rigor mortis) reseptor yang berisi saluran kation nonselektif yang terbuka
setelah kematian. pada mengikat neurotransmitter, yang memungkinkan
masuknya Na+, depolarisasi sarkolema, dan memproduksi
Inervasi potensial aksi otot. Asetilkolin cepat memisahkan dari
Saraf motorik bermielin bercabang di dalam jaringan ikat reseptor, dan semua neurotransmitter bebas dihapus dari
perimisum, tempat setiap saraf menghasilkan beberapa celah sinaptik oleh enzim ekstraseluler asetilkolin-terase,
cabang terminal ranting yang melewati endomisium dan mencegah kontak berkepanjangan pemancar dengan
bentuk sinapsis dengan serat otot individu. Di tempat ini, reseptornya.
akson ditutupi selapis sitoplasma tipis dari sebuah sel Seperti diperlihatkan pada (Gambar 10-11), depolarisasi
Schwann (Gambar 10-13); lamina eksternal dari sel Schwann yang diawali di motor-end-plate diteruskan di sepanjang
dengan pemicu listrik dari sarkolema. Setiap cabang akson permukaan sel otot dan masuk jauh ke dalam serat melalui
membentuk terminasi melebar terletak dalam cekungan pada sistem tubulus transversus. Di setiap trias, sinyal depolarisasi
permukaan sel otot. Struktur ini disebut motor-end-plate disampaikan ke retikulum sarkoplasma dan berakibat
atau taut neuromuskular (Gambar 10–13). Di dalam ujung terjadinya pelepasan Ca2+ yang mengawali siklus kontraksi.
akson, terdapat banyak mitokondria dan vesikel sinaps yang Akson dari neuron motorik tunggal dapat membentuk
mengandung neurotransmiter asetilkolin. Di antara akson MEPs dengan satu serat atau banyak otot. Innervasi dari
dan otot terdapat celah, yaitu celah sinaps, sarkolema serat otot tunggal dengan neuron motorik tunggal
diteruskan ke berbagai lipatan junctional yang dalam me- memberikan kontrol yang tepat dari aktivitas otot dan
nyediakan area permukaan terjadi, misalnya, pada otot ekstraokular
199
BAB
1 0 Jaringan otot ■ Otot Rangka
Kenop sinaps 1 Sebuah impuls serat memicu
(synaptic knob) pelepasan Asetilkolin (ACh) ke
Sarkolema
celah sinaps. ACh terikat pada
Vesikel sinaps reseptor ACh di lempeng ujung
serat motorik pada taut
Taut Celah sinaps Miofibril
1 neuromuskular, memulai impuls
neuramuskular
otot di sarkolema serat otot.
Impuls
otot
ACh
Lempeng ujung
Reseptor saraf motorik
asetilkolin 2 Saat impuls otot menyebar
(motor end plate)
2 dengan cepat dari sarkolema
sepanjang tubulus-T, ion kalsium
Retikulum sarkoplasma dilepaskan dari sisterna terminal
ke sarkoplasma.
Sisterna terminal
Tubulus-
Kalsium T
Jembatan
silang
5 Ketika impuls berhenti, ion kalsium ditranspor 3 Ion kalsium terikat ke troponin. Troponin berubah bentuk
secara aktif ke retikulum sarkoplasma, tropomiosin menggerakan tropomiosin pada aktin sehingga membuka tempat
kembali menutup tempat aktif, dan filamen-filamen aktif pada molekul aktin filamen tipis. Kepala miosin filamen tebel
bergeser secara relaksnya. menempel pada tempat aktif yang terbuka tersebut sehingga
membentuk jembatan silang.
Tempat aktif
Kalsium
Filamen tipis
ATP ADP + P
Filamen tebal
Sarkomer Sarkomer
Diskus Z Filamen tebal Diskus Z
Titin Filamen tipis Filamen tipis
Garis M
Diskus Z Diskus Z
Garis M
Zona H Zona H
Pita I Pita A Pita I Pita I Pita A Pita I
a otot rangka
Kontraksi Kontraksi
Garis M
Diskus Z Diskus Z
Diskus Z Diskus Z
Garis M
Pita A Pita A
Sepenuhnya Sepenuhnya
dikontrak sarkomer dikontrak sarkomer
b otot rangka penuh
Diagram dan mikrograf TEM membandingkan perubahan pada dan tebal satu sama lain pada otot dalam keadaan relaks.
garis serat otot rangka menurut mekanisme pergeseran filamen (b): Diskus Z pada tepi sarkomer ditarik mendekat
(a): Pada keadaan yang relaks, sarkomer, pita I dan zona H bersamaan selama kontraksi saat diskus tersebut bergerak
berada pada keadaan teregang. Kerja molekul titin yang menuju ujung filamen tebal di pita A. Molekul titin
menyerupai pegas, yang merentangi pita I, membantu menarik mengalami kompresi selama kontraksi.
filamen tipis
BAB
1 0 Jaringan Otot ■ Otot Rangka
NB
MEP
MEP
S
MEP
Sarkolema Celah
sinaptik
Lipatan
Inti Serat otot Regio sarkolema
dengan reseptor taut
ACh
b c
Sebelum berakhir di otot rangka, setiap akson motorik yang dan melebar di bagian terminal dalam bentuk motor end plate
tersusun sebagai berkas pada saraf tersebut membentuk banyak yang terperangkap dalam suatu alur di lamina eksternal serat
cabang; masing-masing membentuk suatu sinaps dengan suatu otot. Diagram yang memperlihatkan gambaran utama taut neuro-
serat otot. muskular tipikal: vesikel sinaptik asetilkolin (ACh), suatu celah
(a): Pulasan perak dapat memperlihatkan berkas saraf (NB), cabang sinaptik, dan suatu membran pascasinaptik. Membran ini,
kecil akson terminal, dan motor end plate (MEP) pada serat sarkolema, sangat terlipat untuk menambah jumlah reseptor ACh
otot rangka (S). 1200x. di NMJ. Pengikatan reseptor menginisiasi depolarisasi serat otot,
(b): Suatu SEM memperlihatkan ujung percabangan akson motorik, yang dibawa ke miofibril yang berada lebih dalam oleh tubulus T.
yang masing-masing diliputi oleh perpanjangan sel Schwann terakhir
Gelondong Otot & Organ Tendon sebagai gelondong otot, sekitar panjang 2 µm dan lebar 0,1
Otot rangka dan taut miotendinosa mengandung reseptor µm (Gambar 10–14a). Sebuah gelondong otot dienkapsulasi
sensorik yang merupakan proprioseptor bersimpai (L. oleh perimisium secara termodifikasi, dengan lapisan
proprius, milik sendiri,+capio, ambil), menyediakan sistem konsentris sel pipih, yang mengandung cairan interstitial dan
saraf pusat (SSP) dengan data dari sistem muskuloskeletal. Di beberapa serat otot tipis diisi
antara fasikulus otot terdapat detektor regangan yang dikenal
BAB 10 ■ Jaringan Otot
Serat Sel multinuklir tunggal Sel disejajarkan dalam Tunggal yang kecil, sel-sel fusiformis
penyusunan percabangan erat terbungkus
Sel/Serat Berbentuk silinder, diameter Berbentuk silinder, diameter Fusiformis, diameter 0,2-10 µm,
bentuk dan 10-100 µm, banyak panjang cm 10-20 µm, panjang 50-100 µm panjang 50-200 µm
ukuran
Letak dari Periferal, berdekatan dengan Sentral Sentral, di bagian terluas dari sel
nukleus sarkolema
Tubulus T Pusat triad di A-I tautan yang Dalam diad di diskus Z Absen; caveolae mungkin secara
ketat fungsional serupa
Berkembang dengan baik, Kurang berkembang dengan
Retikulum baik, satu tangki terminal kecil Retikulum endoplasma (RE) halus
dengan dua tangki terminal per
sarkoplasma per sarkomer di diad dengan teratur tanpa organisasi yang khusus
sarkomer di triad dengan tubulus
(RS) tubulus T.
T
Fitur Sarkomer sangat terorganisir Diskus diselingi bergabung sel, Gap tautan yang ketat, caveolae,
struktural dengan baik, Sr, dan sistem dengan banyak tautan yang tubuh padat
khusus tubulus garis melintang ketat patuh dan kesenjangan
Organisasi Endomisium, perimisium, dan Endomisium; subendokardial Endomisium dan kurang terorganisir
jaringan ikat epimisium dan subperikardial lapisan CT selubung CT
Lokasi utama Otot rangka, lidah, diafragma, Jantung pembuluh darah, pencernaan dan
mata, dan kerongkongan atas saluran pernapasan, rahim, kandung
kemih, dan organ lainnya.
BAB
1 0 Jaringan otot■ Otot Rangka
SC
MA MF
MF MF
Simpai MF
Gelondong otot
SC
Serat
otot
infrafusal
C
Reseptor
Serat peregang b
saraf -an
aferen
Serat otot (a): Diagram memperlihatkan suatu gelondong otot dan organ
ekstrafusal tendon. Gelondong otot memiliki serat saraf sensorik aferen
dan motorik eferen yang berhubungan dengan serat
intrafusal, yang merupakan serat otot yang termodifikasi.
Ukuran gelondong diperbesar secara relatif terhadap ukuran
serat ekstrafusal untuk memperjelas inti pada serat
intrafusal. Kedua jenis reseptor sensorik memberikan SSP
dengan informasi mengenai tingkat peregangan dan
ketegangan dalam sistem muskuloskeletal.
(b): Potongan melintang dengan TEM di dekat ujung
Organ tendon gelondong otot memperlihatkan simpai (C), akson bermielin
Golgi sensorik (MA), dan serat otot intrafusal (MF). Serat tipis ini
berbeda dengan serat otot rangka yang biasanya karena pada
Tendon
dasarnya tidak memiliki miofibril. Intinya yang banyak dapat
a tersusun berdekatan (serat rantai inti) atau bertumpuk di
suatu pelebaran sentral (serat kantong inti). Sel satelit (S-C)
juga terdapat dalam lamina eksternal serat intrafusal. 3600x.
Konten mioglobin Tinggi (serat merah) Tinggi (serat merah) Rendah (serat putih)
Khas lokasi utama Otot postural belakang Otot utama dari kaki Otot ekstraokular
asam lemak. Energi kimiawi juga terdapat dalam partikel Bila otot rangka diberi latihan jangka pendek dan
glikogen, yang melimpah di sarkoplasma (Gambar 10–10b) kontraksi cepat biasanya lebih besar diameter dan otot-otot
dan merupakan kira-kira 0,5-1% dari berat otot. tersebut memetabolisme glukosa secara anaerob (yang
Serat dari otot rangka tertentu dikelompokkan secara terutama berasal dari cadangan glikogen) banyak yang
fisiologis menjadi tiga jenis yang mencerminkan bahwa berasal dari glikogen yang tersimpan. Glikosis yang
fungsi utama otot (Tabel 10–2), meskipun ada kontinum ada menghasilkan laktat dan menyebabkan defisit oksigen yang
di antara jenis. Kebanyakan otot mengandung campuran akan diganti selama masa istirahat.
dari tiga jenis, seperti dapat ditunjukkan histokimia Sitologi utama dan fitur metabolik dari tiga jenis serat
menggunakan miosin ATPase atau enzim mitokondria otot rangka, dengan contoh-contoh dari kaya otot setiap
(Gambar 10–15). Otot yang sering aktif dengan kontraksi jenis, diringkaskan dalam Tabel 10-2.
lambat untuk waktu yang lama cenderung memiliki lebih Penggolongan jenis serat pada biopsi otot memiliki
banyak mitokondria untuk fosforilasi oksidatif dan produksi makna klinis dalam mendiagnosis penyakit otot, atau
serta ATP dan memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari miopati (mys + Yun. pathos, menderita). Diferensiasi otot
kapiler sekitarnya. Serat tersebut memiliki tingkat tinggi dari menjadi serat jenis merah, putih, dan intermedia
mioglobin protein sitoplasma, yang berisi molekul besi dan dikendalikan oleh frekuensi impuls dari innervasi
tempat oksigen, memberikan serat seperti warna merah pada motoriknya, dan serat unit motorik berasal dari tipe yang
jaringan yang segar. sama. Pada eksperimen, jika serat merah
dan putih ditukar, serat otot akan mengalami perubahan Sel otot jantung yang matur berdiameter sekitar 15 µm
karakteristik bentuk dan fisiologi sesuai dengan saraf yang dan panjangnya antara 85 sampai 100µm. Sel-sel tersebut
BAB
menginervasinya. Denervasi otot akan menyebabkan atrofi memperlihatkan pola garis melintang yang identik dengan
serat otot dan paralisis.
Luang tubulus
Diskus interkalaris transversal Diskus interkalaris
Desmosom
Taut celah
Sarkolema
Inti
Mitkondria
Diagram sel otot jantung mengindikasikan gambaran khas tipe otot yang membentuk "sinaps listrik" yang memungkinkan
ini. Serat tersebut terdiri atas sel-sel terpisah dengan prosessus lewatnya sinyal kontraksi dari sel ke sel sebagai suatu gelombang
interdigitasi; di tempat ini, serat tertahan bersama. Regio kontak tunggal.
tersebut dinamakan diskus interkalaris, yang menyilang ke- Sel otot jantung memiliki inti sentral dan miofibril yang kurang
seluruhan serat di antara dua sel. Regio transversal diskus padat dan tersusun ketimbang inti dan miofibril otot rangka. Sel-
interkalaris yang menyerupai tangga memiliki sejumlah besar sel tersebut juga bercabang dan memungkinkan serat otot terjalin
desmosom dan taut adheren lain yang menahan sel dengan erat di suatu susunan yang lebih rumit di dalam fasikulus yang meng-
bersama-sama. Regio longitudinal diskus tersebut mengandung hasilkan suatu mekanisme kontraksi yang efisien untuk mengo-
sejumlah besar taut celah, songkan jantung.
BAB 10 ■ Jaringan Otot
N
F
S
N
I
M
D
I I
a b
(a): Potongan longitudinal otot jantung yang diperlihatkan (b): TEM suatu diskus interkalaris (panah) memperlihatkan suatu
dengan mikroskop cahaya memperlihatkan inti (N) di bagian struktur seperti tangga yang menggambarkan prosessus interdigitasi
tengah serat otot dan diskus interkalaris (I) yang berjarak lebar pendek pada sel-sel otot yang berdekatan. (Lihat Gambar 10-16).
dan menyilang serat. Sejumlah kecil diskus interkalaris tidak Regio transversal diskus ini memiliki banyak desmosom (D) dan taut
boleh disalah tafsirkan dengan garis (S, striation) berulang yang adheren yang disebut fascia adherentes (F), yang agak serupa
tersusun lebih rapat, yang serupa dengan garis otot rangka dengan macula adherentes sel epitel. Fascia adherentes berfungsi
tetapi kurang tersusun. Inti fibroblas di endomisium juga sebagai tempat penambat untuk filamen aktin sarkomer terminal.
dijumpai. 200x. H&E. Regio diskus yang kurang padat-elektron memiliki sejumlah taut
celah. Sarkoplasma memiliki banyak mitokondria (M) dan struktur
miofibrilar yang serupa dengan struktur otot rangka tetapi kurang
tersusun. 31.000x.
secara erat untuk mencegah agar sel tersebut tidak terpisah Terdapat sedikit perbedaan struktur antara otot atrium
pada saat aktivitas kontraksi yang berlangsung konstan. dan otot ventrikel. Susunan miofilamennya sama pada
Bagian yang berada lebih longitudinal di setiap diskus keduanya, tetapi otot atrium memiliki lebih sedikit tubulus T
memiliki berbagai taut celah, yang memungkinkan dan selnya sedikit lebih kecil. Granul yang dibatasi mem-
pertukaran ion secara kontinu di antara sel-sel yang bran, masing-masing berdiameter sekitar 0,2-0,3 µm berada
bersebelahan. Struktur tersebut bekerja sebagai "sinaps di kedua kutub inti otot jantung dan berhubungan dengan
listrik", dan memungkinkan sel otot jantung bekerja seperti kompleks Golgi di daerah ini (Gambar 10-18).Granul ini
pada suatu sinsitium multinuklir dengan sinyal kontraksi melepaskan hormon peptida, faktor natriuretik atrium
yang berpindah dari sel ke sel dalam bentuk gelombang. (ANF) yang bekerja pada sel target di ginjal, dan
Struktur dan fungsi protein kontraktil dalam sel otot memengaruhi keseimbangan ekskresi Na+ dan air. Jadi, sel
jantung pada dasarnya sama dengan otot rangka. Akan kontraktil atrium jantung juga menjalankan fungsi endokrin.
tetapi, sistem tubulus T dan retikulum sarkoplasma pada otot Kontraksi serat otot jantung adalah intrinsik dan
jantung tidak tersusun begitu teratur. Tubulus T berjumlah spontan, seperti yang dibuktikan oleh kontraksi lanjutan dari
lebih banyak dan lebih besar pada otot ventrikel ketimbang sel-sel dalam kultur jaringan. Impuls untuk kontraksi ritmik
pada otot rangka dan retikulum sarkoplasma tidak begitu atau detak jantung yang diawali, diatur, dan dikoordinasikan
berkembang (Gambar 10-18). Sel otot jantung mengandung secara lokal oleh nodus dari serat miokardial yang unik
banyak mitokondria yang menempati 40% atau lebih volume khusus untuk menghasilkan impuls dan konduksi, yang
sitoplasma (Gambar 10-18), yang mencerminkan kebutuhan dibahas dalam Bab 11. Seperti otot rangka, kontraksi dari
akan metabolisme aerob dalam otot jantung secara terus serat otot jantung individu adalah ada atau tidak sama sekali.
menerus. Sebagai perbandingan, hanya sekitar 2% serat otot Tingkat kontraksi dimodifikasi oleh innervasi otonom oleh
rangka yang ditempati mitokondria. Asam lemak, yang nodus sel konduksi, dengan pasokan saraf simpatis me-
dibawa ke otot jantung oleh lipoprotein, adalah bahan bakar rangsang percepatan dan pasokan parasimpatis menurunkan
utama jantung dan ditimbun sebagai trigliserida dalam tetes- frekuensi impuls.
tetes lipid dalam banyak sel otot jantung. Partikel glikogen
juga dijumpai. Granul pigmen lipofuksin sering dijumpai di
dekat inti sel otot jantung.
207
BAB
1 0 Jaringan Otot ■ Otot Halus
D G
D
SR
a b
(a): TEM otot jantung memperlihatkan sejumlah besar ditemukan di atrium kiri dan ventrikel. Granul atrium
mitokondria (M) dan retikulum sarkoplasma (SR) yang relatif mengandung prekursor hormon polipeptida, faktor natriuretik
jarang di area di antara miofibril. Tubulus T kurang tersusun baik atrium (ANF). ANF bekerja pada sel ginjal untuk menimbulkan
dan biasanya berhubungan dengan sebuah sisterna terminal pengeluaran natrium dan air (natriuresis dan diuresis). Jadi,
panjang SR, yang membentuk diad (D) dan bukan triad seperti hormon ini melawan kerja aldosteron dan hormon antidiuretik,
otot rangka. Secara fungsional, struktur ini serupa pada kedua yang efeknya pada ginjal menimbulkan retensi natrium dan air.
tipe otot. 30.000x. 10.000x.
(b): Sel otot dari atrium jantung memperlihatkan adanya granul (Gambar 10-18b atas izin dari Dr. J. C. Nogueira, Department
terikat-membran (G) membran yang berkumpul di kutub inti. of Morphology, Federal University of Minas Gerais, Belo
Granula-granula ini paling banyak terdapat di sel otot atrium Horizonte, Brazil.)
kanan (-600 per sel), tetapi jumlah yang lebih kecil juga
XS
OL
IC
P LS
a b
Sel atau serat otot polos merupakan struktur panjang yang runcing dengan
inti memanjang yang berada di sentral pada bagian terlebar sel. (a) pada
potongan melintang otot polos di dinding usus halus, sel lapisan lingkar
dalam (IC) terpotong memanjang dan sel lapisan longitudinal luar (OL)
A menyilang secara tranversal. Hanya beberapa inti (panah) sel lapisan luar
yang berada pada potongan sehingga banyak sel yang tampak tidak memiliki
inti. 140x. H&E. (b) potongan otot polos kandung kemih, memperlihatkan
serat pada potongan melintang. (XS) dan potongan longitudinal (LS) dengan
fasikulus yang sama. Terdapat banyak kolagen di perimisium yang
bercabang (P) tetapi sangat sedikit bukti tentang keberadaan endomisium.
140x. Mallory trichrome. (c) Potongan yang hanya dipulas untuk retikular
memperlihatkan suatu endomisium tipis di sekeliling setiap serat, dengan
lebih banyak retikular pada jaringan ikat arteri kecil (A) serat retikular di
lamina basal sel otot polos membantu menahan sel bersama-sama sebagai
suatu unit fungsional selama kontraksi jaringan ini yang ritmis dan lambat.
200x. Perak
ukuran diameter dan hanya penampang besar saja yang Aktivitas kontraktil otot polos yang khas berhubungan
mengandung inti (Gambar 10–19 dan 10–20). Semua sel dengan struktur dan pengaturan filamen aktin dan
dihubungkan oleh banyak tautan kedap. Perbatasan sel miosinnya, dan tidak memperlihatkan susunan yang
menjadi bergigi ketika otot polos berkontraksi dan nukleus terdapat di otot rangka, pada sel otot polos, berkas
menjadi distorsi (Gambar 10–21). Terkonsentrasi di dekat miofilamen tebal dan tipis bersilangan secara oblik melalui
inti adalah mitokondria, poliribosom, Retikulum Endo- sel. Filamen miosin memiliki pengaturan kurang regular
plasma Kasar (REK), dan aparatus Golgi. Invaginasi mem- antara filamen tipis dan jembatan silang yang lebih sedikit
bran pendek, disebut caveolae, seringkali di permukaan sel daripada di otot lurik, dan filamen aktin sedikit troponin,
otot polos. sebagai gantinya menggunakan kalmodulin dan Ca2+-
Terdapat retikulum sarkoplasma rudimenter, tetapi sensitive terhadap rantai ringan miosin kinase (RRMK)
tubulus T tidak dijumpai; fungsi ini adalah tidak perlu dalam dalam mekanisme kontraksi. Tertentu lainnya Ca2+-pengikat
sel runcing dan kecil yang memiliki tautan kedap. Caveolae protein regulator, tidak digunakan dalam otot lurik, juga
dari sel otot polos berisi beberapa pompa ion dan saluran ion dapat terjadi pada serat ini. Mekanisme filamen geser
dan dapat berfungsi untuk mengatur sinyal protein kontraksi, bagaimanapun, adalah pada dasarnya serupa
pelepasan kalsium di miofibril. dengan otot lurik.
209
BAB
1 0 Jaringan otot■ Otot Halus
M
DB
C
a b
N
(a): Gambaran TEM potongan transversal otot polos yang mem- Filamen tipis dan tebal melekat pada badan padat. Pada
perlihatkan enam atau tujuh sel yang terpotong di berbagai titik di sitoplasma di dekat inti (N) terdapat mitokondria, partikel
sepanjang bagiannya, dan memberikan gambaran berbagai diameter glikogen, dan kompleks Golgi. Di area yang tampak di kanan
dengan hanya ukuran terbesar yang mengandung inti. Filamen tebal bawah, membran sel memperlihatkan invaginasi yang disebut
dan tipis tidak tersusun menjadi berkas miofibril dan terdapat sedikit caveoli (C) (L. caveoli, rongga kecil), yang dalam banyak sel
mitokondria (M). Terdapat bukti akan sejumlah kecil lamina menjadi penanda endositosis, tetapi pada sel otot polos yang
eksternal di sekeliling setiap sel dan serat retikular banyak terdapat terutama banyak mengandung invaginasi tersebut, juga dapat
di ECM. Saraf (N) tak bermielin kecil juga dijumpai di antara sel-sel. berfungsi sebagai tubulus T serat otot rangka dan mengatur
6650x. (b): Potongan longitudinal yang memperlihatkan sejumlah pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma. 9000x.
badan padat (DB) di sitoplasma (panah) dan di membran sel.
Sel otot polos memiliki sederet filamen intermedia Otot polos menerima ujung saraf adrenergik dan kolinergik
berukuran 10 nm. Desmin merupakan protein filamen yang bekerja secara antagonistik, yang merangsang atau
intermedia utama di semua otot polos, dan vimentin adalah menekan aktivitas otot polos. Pada beberapa organ, ujung
unsur tambahan dalam otot polos vaskular. Filamen kolinergik akan mengaktifkan dan saraf adrenergik akan
intermedia dan filamen aktin-F berinsersi ke dalam badan menekan; pada organ lain, terjadi hal yang sebaliknya.
padat (Gambar 10- 20) yang dapat berhubungan dengan Selain untuk aktivitas kontraktil, sel otot polos juga
membran atau sitoplasma. Badan padat mengandung α- menyintesis kolagen, elastin, dan proteoglikan, yaitu
akfinin sehingga serupa secara fungsional dengan garis Z komponen matriks ekstrasel (ECM) yang biasanya disintesis
dalam otot rangka dan jantung. Perlekatan filamen tipis dan oleh fungsi fibroblas. Sintesis aktif dari ECM oleh sel-sel
intermedia pada badan padat membantu meneruskan daya kecil/serat dari otot polos dapat mencerminkan kurangnya
kontraktil ke sel-sel otot yang berdekatan dan jejaring serat spesialisasi untuk kontraksi yang dibandingkan dalam otot
retikular di sekitarnya (Gambar 10- 21). rangka dan otot jantung serta mirip dengan fungsi sintetis ini
Otot polos tidak di bawah kontrol volunter, dan di sel kontraktil lainnya, seperti miofibroblas dan pericites.
seratnya yang sedikit MEPs. Kontraksi diatur secara berbeda Kunci histologi dan fitur fungsional dari otot polos
dalam otot polos visera, saluran udara pernapasan, atau dengan perbandingan ini otot rangka dan jantung, diringkas
pembuluh darah besar dan kecil; kontrol dapat melibatkan dalam Tabel 10-1.
saraf autonomik, berbagai hormon dan zat serupa, serta
kondisi fisiologis lokal seperti derajat peregangan. Serat otot
polos berkontraksi sebagai kelompok kecil atau keseluruhan
otot untuk menghasilkan gelombang kontraksi yang
ditentukan terutama oleh tingkat innervasi autonomik dan APLIKASI MEDIS
kepadatan tautan kepadatan; kedua kondisi bervariasi dalam
Tumor jinak yang disebut leiomioma biasanya berkembang
organ yang berbeda.
dari serat otot polos tapi jarang problematik. Yang paling
Pada otot polos tonjolan aksonal dengan vesikel sinaptik
sering terjadi pada dinding rahim, di mana ini lebih sering
berada berdekatan dengan sarkolema, dengan sedikit atau
disebut fibroid dan di mana ini dapat menjadi cukup besar
tanpa adanya struktur khusus taut. Karena otot polos
untuk menghasilkan tekanan yang menyakitkan dan
umumnya memiliki aktivitas spontan tanpa adanya stimulus
pendarahan tak terduga.
saraf, innervasi otot polos memiliki fungsi perubahan
aktivitas dan bukan mengawalinya.
BAB 10 ■ Jaringan Otot
Filamen tebal
Filamen tipis
Badan padat
CT
Inti
C
Badan padat
a b
Sebagian besar molekul yang memungkinkan kontraksi serupa memungkinkan jaringan multiselular untuk berkontraksi sebagai
pada ketiga tipe otot, tetapi filamen otot polos tersusun agak suatu unit, yang memberikan efisiensi dan kekuatan yang lebih
berbeda dan tampak kurang tersusun. (a): Diagram ini besar. (b) Mikrograf ini memperlihatkan suatu regio jaringan yang
memperlihatkan filamen tipis yang melekat pada badan padat berkontraksi (C) Regio dari otot polos, dengan kontraksi me-
yang berada di membran sel dan dalam sitoplasma. Badan nurunkan panjang sel dan mengubah bentuk nukleus. Inti panjang
padat mengandung α-aktinin untuk perlekatan filamen. Badan serat menyerupai bentuk seperti sekrup saat serat berkontraksi,
padat pada membran juga merupakan tempat perlekatan untuk yang menggambarkan pengurangan panjang sel pada waktu ini.
filamen intermedia dan untuk taut adhesif di antara sel-sel. Jaringan ikat (CT) dari perimisium luar fasikel otot berwarna biru.
Susunan ini di sitoskeleton dan apparatus kontraktil 240x. Mallory trichrome.
egeneration
Ketiga jenis otot dewasa memiliki potensi yang berbeda induknya untuk menambah massa otot di luar penambahan
untuk regenerasi setelah cedera dan ini juga dirangkum yang terjadi melalui hipertrofi sel. Namun, kemampuan
dalam Tabel 10-1. regenerasi otot rangka sangat terbatas setelah terjadinya
Pada otot rangka, meskipun intinya tidak mampu trauma berat atau degenerasi otot.
mengalami mitosis, jaringan ini dapat mengalami regenerasi Otot jantung tidak memiliki sel satelit dan hampir tidak
dengan keterbatasan. Sumber sel yang beregenerasi adalah memiliki kapasitas untuk beregenerasi setelah awal masa
populasi kecil sel satelit, yang berada di dalam lamina kanak-kanak. Defek atau kerusakan (misalnya, infark) pada
eksternal pada setiap serat otot yang matur. Sel satelit otot jantung umunya digantikan oleh proliferasi fibroblas
merupakan mioblas inaktif yang menetap setelah diferensiasi dan pertumbuhan jaringan ikat, yang membentuk parut
otot terjadi. Setelah cedera atau rangsangan tertentu lainnya, miokardium.
sel satelit yang biasanya diam, menjadi aktif, berproliferasi, Otot polos, yang terdiri atas sel pipih mononuklir
dan bergabung membentuk serat otot rangka baru. Aktivitas mampu memberikan respons regeneratif yang lebih aktif.
sel satelit yang serupa diisyaratkan berperan pada per- Setelah cedera terjadi, sel-sel otot polos yang masih hidup
tumbuhan otot setelah latihan yang berat, suatu proses ketika mengalami mitosis dan menggantikan jaringan yang rusak
sel-sel tersebut menyatu dengan serat (lihat Bab 11) Perisit kontraktil dari dinding pembuluh darah
kecil berperan pada perbaikan otot polos vaskular.
Regenerasi Jaringan Otot 211
BAB
■ Sebuah akson motorik dapat membentuk banyak cabang terminal
JANTUNG
11
JARINGAN DINDING VASKULAR
Sistem Sirkulasi
212
216
Arteriol
Kapiler
221
224
Venula 226
PEMBULUH DARAH 217 Vena 227
Arteri Elastik 217
SISTEM PEMBULUH LIMFE 228
Struktur Sensorik Arteri 219
Arteri Muskular 220 IKHTISAR KUNCI 232
S
istem peredaran darah memompa dan mengarahkan darah besar dekat jantung. Salah satu sistem limfatik
sel-sel darah serta zat yang dibawa dalam darah ke adalah mengembalikan cairan jaringan ke dalam darah.
seluruh jaringan tubuh. Ini mencakup baik darah dan Permukaan dalam semua komponen sistem sirkulasi
sistem vaskular limfatik. Pada orang dewasa serta darah dan limfatik dilapisi selapis epitel gepeng, yang disebut
panjang pembuluh yang diperkirakan antara 100.000 sampai endotelium. Sebagai interfase antara darah dan organ-organ,
150.000 kilometer. Sistem vaskular darah, atau sistem sel-sel endotel kardiovaskular memiliki fisiologis penting
kardiovaskular (Gambar 11–1), terdiri atas struktur berikut bagi kesehatan. Tidak hanya sel endotel yang harus
ini: mempertahankan selektif permeabel, anti-trombogenik
■ Jantung, yakni suatu organ yang berfungsi untuk (penghambatan pada formasi penggumpalan) penghalang
memompa darah. anti, ini juga menentukan kapan dan di mana sel-sel darah
■ Arteri, serangkaian pembuluh eferen yang makin putih meninggalkan sirkulasi untuk ruang interstitial
mengecil sewaktu bercabang, dan berfungsi untuk jaringan dan mengeluarkan berbagai faktor parakrin untuk
mengangkut darah, dengan nutrien dan oksigen, ke dilatasi pembuluh, konstriksi, dan pertumbuhan sel-sel yang
jaringan.
berdekatan.
■ Kapiler, pembuluh darah terkecil, yaitu pembuluh darah
terkecil, adalah situs dari O2, CO2, nutrisi, dan
pertukaran produk limbah antara darah dan jaringan. ❯ JANTUNG
Bersama dengan arteri terkecil dan cabang vena yang Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara
mengalirkan darah ke kapiler hampir setiap organ mem- ritmis, memompa darah melalui sistem sirkulasi (Gambar
bentuk jaringan kompleks tipis, tubulus beranastomosis 11-2). Ventrikel kanan dan kiri memompa darah, masing-
disebut tempat microvasculature atau mikrovaskuler. masing ke paru-paru dan bagian tubuh lain; atrium kanan
■ Vena, yang berbentuk dari penggabungan kapiler dan kiri menerima darah, masing-masing dari tubuh dan
menjadi sistem saluran. Ukurannya makin membesar vena pulmonalis. Dinding keempat bilik jantung terdiri atas
sewaktu pembuluh ini mendekati jantung, sambil tiga lapisan utama atau tunika; endokardium di dalam,
membawa darah ke jantung, untuk dipompa kembali.
miokardium ditengah; dan epikardium di luar.
Seperti diperlihatkan pada (Gambar 11-1), dua divisi ■ Endokardium terdiri dari lapisan dalam endotelium yang
utama dari arteri, mikrovaskulatur, dan vena membuat sangat tipis dan mendukung jaringan ikat, sebuah
sirkulasi pulmonal, di mana darah beroksigen di paru-paru, mioelastik lapisan tengah dari serat otot polos dan jaringan
dan sirkulasi sistemik, dimana darah membawa nutrisi dan ikat, serta pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan
menghilangkan limbah di seluruh jaringan tubuh. ikat yang sering disebut lapisan subendokardial yang
Sistem pembuluh limfe, yang sudah dikemukakan menyatu dengan miokardium, cabang sistem penghantar
dalam pembahasan cairan interstisial pada Bab 5, berawal di impuls jantung, yang terdiri dari serat otot jantung yang
kapiler limfe, yang berdinding tipis, tertutup-berakhir dimodifikasi, juga terletak di lapisan subendokardial
tubulus membawa getah bening, yang bergabung untuk (Gambar 11–3).
membentuk ukuran pembuluh yang terus meningkat.
Pembuluh getah bening terbesar terhubung dengan sistem
pembuluh darah yang dan dikosongkan ke dalam pembuluh
212
213
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■ Jantung
Paru-paru
Kapiler
Pembuluh darah
mengangkut beroksigen Kapiler
Pembuluh darah
mengangkut
terdeoksigenasi
Pembuluh yang terlibat
dalam pertukaran gas
Sistem kardiovaskular
Sistem yang terdiri dari jantung, arteri, vena, dan alas melalui pembuluh memasok baik kepala dan lengan atau tubuh
mikrovaskuler disusun sebagai sirkulasi pulmonal dan sirkulasi bagian bawah, serta kembali ke sisi kanan jantung.
sistemik. Dalam sirkulasi pulmonal sisi kanan jantung memompa Ketika tubuh sedang beristirahat, sekitar 70% dari darah
darah melalui pembuluh paru, dan melalui paru-paru untuk bergerak melalui sirkulasi sistemik, sekitar 18% melalui sirkulasi
oksigenasi, serta kembali ke sisi kiri jantung. Sirkulasi sistemik pulmonal, dan 12% melalui jantung.
yang lebih besar memompa darah dari sisi kiri jantung
■ Miokardium adalah tunika yang paling tebal di jantung Epikardium sesuai dengan lapisan viskeral dari
dan terdiri atas sel-sel otot jantung dengan serat yang perikardium, yaitu membran serosa tempat jantung berada.
disusun spiral di setiap ruang jantung. Karena gaya yang Dimana pembuluh besar masuk dan keluar jantung,
kuat diperlukan untuk memompa darah melalui sirkulasi epikardium yang dipantulkan kembali sebagai lapisan
sistemik dan paru, Miokardium jauh lebih tebal di parietal yang melapisi perikardium. Selama gerakan
ventrikel ketimbang di atrium (Gambar 11–3). jantung, struktur yang mendasari berbantal dengan deposito
■ Epikardium adalah mesotelium skuamosa yang dari jaringan adiposa di epikardium serta gesekan dalam
sederhana dan didukung oleh lapisan jaringan yang perikardium dicegah oleh cairan pelumas yang diproduksi
mengandung ikat pembuluh darah longgar dan saraf oleh kedua lapisan sel mesotelial serosa.
(Gambar 11–4).
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
Atrium kanan
Atrium Kiri
Nodus sinoatrium (pacu jantung)
Serat Purkinje
Berkas Kanan
Seperti yang terlihat dalam diagram, jantung manusia mem- jantung) dan menyebarkannya melalui miokardium ventrikel.
perlihatkan dua atrium dan dua ventrikel. Miokardium dinding Nodus sinoatrium (SA) (pacu jantung) di dinding posterior atrium
ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium. Katup-katup pada kanan, dan nodus atrioventrikel (AV) di dasar atrium kanan
dasarnya merupakan lembaran jaringan ikat yang terlambat di terdiri atas jaringan miokardium yang sulit dibedakan secara
regio skeletal fibrosa jantung yang padat, yang tampak dalam histologi dari otot jantung sekitarnya. Nodus AV berhubungan
warna putih. bagian lain skeletal fibrosa adalah korda tendinea, secara kontinu dengan berkas khusus serabut otot jantung,
yaitu korda jaringan ikat yang terjulur dari katup dan melekat berkas AV (His) yang berjalan sepanjang septum interventrikel
pada m.papillaris yang membantu mencegah agar katup tidak hingga apeks jantung, tempat berkas ini bercabang seperti
terlipat ke dalam dan ke luar selama kontraksi ventrikel. Katup serabut penghantar (Purkinje) yang melebar ke dalam
dan korda ditutupi oleh endotelium nontrombogenik. miokardium kedua ventrikel.
Yang berwarna kuning adalah bagian sistem sistem konduksi,
yang menginisiasi impuls jantung untuk kontraksi jantung (denyut
Dalam lapisan-lapisan utama jantung mengandung (atau pacu jantung) dan nodus atrioventrikular (AV), serta
struktur lain yang penting untuk fungsi peredaran darah berkas atrioventrikular (His) dan jaringan konduksi
secara keseluruhan. Padat jaringan ikat fibrosa dari subendokardial.
kerangka jantung merupakan bagian dari interventrikular Terletak di dinding atrium kanan dekat vena kava
dan interatrial septa, mengelilingi semua katup jantung, dan superior, nodus sinoatrial (SA) adalah massa 6-7mm3 sel otot
meluas ke daun katup serta korda tendinea yang melekat jantung dengan ukuran yang lebih kecil, miofibril lebih
(Gambar 11–2 dan 11–5). Regio dari jaringan ikat padat ini sedikit, dan diskus lebih sedikit yang diselingi oleh khas dari
tidak teratur menjalankan fungsi berikut: serat-serat otot sekitarnya. Impuls diprakarsai oleh sel-sel
bergerak disepanjang serat miokardial kedua atrium,
■ Menahan dan mendukung katup jantung
merangsang kontraksi ini. Ketika impuls mencapai nodus
■ Menyediakan titik kuat dari insersi untuk otot jantung
atrioventrikular (AV) sedikit lebih kecil, yang terletak di
■ Membantu mengkoordinasikan detak jantung dengan lantai atrium kanan dekat katup AV dan terdiri dari sel-sel
bertindak sebagai insulasi listrik antara atrium dan mirip dengan nodus sinoatrial (SA), sel-sel ini merangsang
ventrikel depolarisasi. Melakukan serat otot dari nodus
Dalam lapisan subendokardial dan miokardium yang atrioventrikular (AV) membentuk AV bundel, melewati
berdekatan, dimodifikasi oleh sel otot jantung untuk sebuah lubang di kerangka jantung ke dalam septum
membentuk impuls dan konduksi sistem jantung, serta interventrikular, dan membagi masing-masing dalam dua
menghasilkan dan menyebarkan gelombang depolarisasi cabang ke dinding ventrikel.
yang menyebar melalui miokardium untuk merangsang Pada apeks jantung, cabang bundel lebih lanjut ke
kontraksi berirama. Sistem ini (Gambar 11-2) terdiri atas dua sebuah subendokardial melakukan jaringan miofibers,
nodus yang terletak pada atrium kanan: nodus sinoatrial biasanya disebut serabut Purkinje. Ini adalah serat pucat
(SA) pewarnaan, lebih besar dari serat otot kontraktil yang
berdekatan,
215
GAMBAR 11–3 Endokardium, miokardium, dan serat dari jaringan konduksi subendokardial.
BAB
En
P
SEn
M M
a b
Endokardium terdiri dari endotelium, lapisan tipis jaringan ikat khususkan untuk konduksi impuls bukan kontraksi. Dengan
dengan sel otot polos, dan lapisan bervariasi yang disebut glikogen mengisi banyak sitoplasma dan menggantikan miofibril
lapisan subendokardial. ke perifer, serat Purkinje secara tipikal adalah lebih berwarna
(a) Di bawah endotelium (En) dan lapisan mioelastik, lapisan pucat pada pewarnaan dibandingkan serat otot jantung
subendokardial (SEn) yang mengandung saraf kecil dan kontraktil (M).
diventrikel, serabut konduksi Purkinje (P) jaringan konduksi (b) Dalam serat atrium Purkinje (P) seringkali lebih dekat pada
impuls jantung. Serabut-serabut ini merupakan sel otot jantung endotel (En) dan bercampur dengan serabut kontraktil di dalam
yang dihubungkan oleh diskus interkalasi tetapi di miokardium (M) Keduanya 200x. H&E.
dengan tipis, miofibril perifer dan banyak glikogen (Gambar ❯❯ APLIKASI MEDIS
11–3). Serat purkinje bercampur secara distal dengan serat
Abnormalitas pada struktur katup jantung dapat diproduksi
kontraktil kedua ventrikel dan gelombang memicu kontraksi
oleh defek perkembangan, bekas luka setelah infeksi
melalui kedua ventrikel secara bersamaan.
tertentu, atau masalah kardiovaskular seperti hipertensi.
Divisi simpatis dan parasimpatis komponen saraf
Katup yang tidak normal tersebut tidak menutup erat,
otonom mempersarafi jantung. Sel saraf ganglionik dan
sehingga sedikit regurgitasi dan aliran balik darah. Ini
serabut saraf terdapat di dekat daerah nodus sinoatrial dan
menghasilkan suara jantung yang tidak normal disebut
nodus atrioventrikular, yang mempengaruhi timbulnya
sebagai murmur jantung. Jika defek katup parah, jantung
frekuensi denyut dan irama jantung, saat berlangsungnya
harus bekerja lebih keras untuk mengedarkan jumlah
kegiatan olahraga dan stres emosional. Rangsangan divisi
normal darah, pada akhirnya memperbesar untuk
parasimpatis (nervus vagus) memperlambat denyut jantung,
mengakomodasi beban kerja meningkat. Katup jantung yang
sedangkan rangsangan saraf simpatis mempercepat irama
rusak sering dapat diperbaiki melalui pembedahan atau
pacu jantung (pacemaker). Di antara serabut-serabut otot
diganti dengan katup buatan atau salah satu dari donor
miokardium, terdapat banyak ujung saraf aferen bebas, yang
hewan besar. Karena penggantian katup seperti kekurangan
berhubungan dengan sensibilitas dan rasa nyeri. Obstruksi
penutup endotel selesai, pasien memerlukan agen
parsial arteri koroner mengurangi pasokan oksigen ke
antikoagulan eksogen untuk mencegah pembentukan
miokardium dan menimbulkan rasa nyeri (angina pektoris).
trombus di situs tersebut.
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
BAB
memungkinkan adhesi tidak ada sel darah atau trombosit oleh suatu lamina elastik interna, yaitu komponen
1 1 Sistem Peredaran ■
dan mencegah pembentukan gumpalan darah. Ketika sel- terluar intima. Lamina ini, yang terdiri atas lastin,
sel endotel dari mikrovaskulatur yang rusak oleh cedera memiliki celah yang memungkinkan terjadinya difusi
jaringan, kolagen terkena dalam jaringan subendotelial dan zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dalam
menginduksi agregasi trombosit darah. Trombosit ini dinding pembuluh.
melepaskan faktor yang memulai kaskade kejadian yang ■ Tunika media, yaitu lapisan tengah, terutama terdiri
menghasilkan fibrin dari fibrinogen beredar plasma. atas lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersusun
Bekuan intravaskular, atau trombus (jamak, trombus), secara berpilin (Gambar 11–6 dan 11–7). Di antara sel-
membentuk kerangka fibrin dengan cepat menghentikan sel otot polos, terdapat berbagai serat dan lamela elastin,
kehilangan darah dari pembuluh yang rusak.
serat retikular dan proteoglikan yang kesemuanya
dihasilkan sel-sel ini. Pada arteri, tunika media memiliki
Pembuluh Darah
Dari trombus besar, massa padat yang disebut emboli
lamina elastik eksterna, yang lebih tipis, yang
(tunggal, embolus) dapat melepaskan dan akan dibawa memisahkannya dari tunika adventisia.
oleh darah untuk menghalangi pembuluh yang jauh. Pada ■ Tunika adventisia atau tunika eksterna terutama terdiri
kedua keadaan, aliran darah dapat terhenti, yakni suatu atas serat kolagen tipe I dan elasin (Gambar 11-7 dan 11
keadaan yang dapat membahayakan jiwa. Jadi, keutuhan -8). Lapisan adventisia berangsur menyatu dengan
lapisan endotel yang mencegah kontak antara trombosit jaringan ikat stromal organ tempat pembuluh darah
dan jaringan ikat subendotel merupakan suatu mekanisme berada.
anti trombogenik yang penting. Sama seperti dinding jantung divaskularisasi dengan
Individu dalam tahap awal kondisi medis yang pembuluh darah koroner sendiri untuk nutrisi dan O2,
melibatkan pembentukan trombus, seperti infark Pembuluh besar umumnya memiliki vasa vasorum
miokardial, stroke, atau emboli paru, diperlakukan secara ("pembuluh dari pembuluh"): yang berupa arteriol, kapiler
intravena dengan aktivator plasminogen jaringan, biasa atau venula, yang bercabang-cabang di tunika adventisa dan
disingkat tPA. Ini adalah protease serin yang memecah tunika media bagian luar (Gambar 11–8). Vasa vasorum
fibrin dan cepat melarutkan bekuan. membawa metabolit ke sel-sel lapisan tersebut karena pada
pembuluh besar, lapisannya terlalu tebal untuk mendapat
Sel atau serabut otot polos terdapat di semua dinding makanan secara difusi dari darah yang mengalir di dalam
pembuluh yang lebih besar daripada kapiler dan tersusun
lumennya. Darah dalam lumen itu sendiri menyediakan
heliks berlapis-lapis. Dalam arteriol dan arteri kecil, sel-sel
otot polos yang terhubung oleh banyak taut celah lebih dan nutrien dan oksigen untuk sel tunika intima. Karena
mengizinkan vasokonstriksi serta vasodilatasi adalah kunci membawa darah yang terdeoksigenasi, vena-vena besar
penting dalam mengatur tekanan darah secara keseluruhan. biasanya memiliki lebih banyak vasa vasorum ketimbang di
arteri.
Komponen jaringan ikat terdapat pada dinding vaskular Pembuluh darah besar disuplai oleh jejaring serabut
dalam jumlah dan proporsi yang bervariasi berdasarkan
saraf simpatis tak bermielin saraf vasomotor (Gambar 11–8),
kebutuhan fungsional setempat. Serat kolagen ditemukan
deangan neurotransmiter berupa neropinefrin. Pembebasan
pada seluruh dinding: di lapisan subendotel, di antara lapisan
otot dan di lapisan luar. Zat elastik memberikan ketahanan norepinefrin dari saraf ini berakibat terjadinya
agar dinding vaskular dapat teregang di bawah tekanan. vasokonstriksi.
elastin banyak terdapat pada arteri besar tempat serabut ini ❯ VASKULAR
membentuk lamela paralel yang terdistribusi secara regular Pembuluh darah besar dan itu dari cabang mikrovaskulatur
di antara lapisan-lapisan otot. Variasi dalam jumlah dan serta sering menjalani transisi bertahap ke dalam struktur
komposisi komponen substansi dasar seperti proteoglikan dengan fitur histologis dan fungsi yang berbeda. Untuk
serta hialuronat yang berperan pada sifat fisis dinding dan keperluan pengajaran, pembuluh darah besar digolongkan
memengaruhi permeabilitas dan difusi zat melalui dinding secara umum berdasarkan tipe-tipe yang akan di bahas
tersebut. berikut ini Tabel 11–1.
Semua dinding pembuluh darah lebih besar dari mikro-
Arteri elastik
vaskulatur memiliki banyak komponen dalam organisasi
umum dan sejenis. Percabangan pembuluh membantu Arteri elastik adalah aorta, arteri paru-paru, dan cabang
menghasilkan pengurangan dalam ukuran yang disertai terbesar itu; pembuluh besar ini juga disebut konduksi arteri
karena peran utama itu adalah untuk membawa darah ke
dengan perubahan bertahap dalam komposisi dinding
arteri yang lebih kecil. Seperti ditunjukkan dalam (Gambar
pembuluh darah. Transisi seperti yang dari "arteri kecil"
11-7a), fitur yang paling menonjol dari arteri elastik media
untuk "arteriol" tidak jelas. Namun, semua ini pembuluh
tebal di mana lamela elastik, masing-masing sekitar 10 µm
yang lebih besar memiliki dinding dengan tiga lapisan tebal, bergantian dengan lapisan serat otot polos. Aorta
konsentris, atau tunik (L. tunika, mantel), seperti yang dewasa memiliki sekitar 50 elastik lamela (bisa lebih jika
ditunjukkan dalam diagram (Gambar 11-6) serta dalam individu tersebut lebih hipertensi).
mikrograf (Gambar 11-7 melewati 11-9).
Intima berkembang baik, dengan banyak sel otot polos
■ Tunika intima memiliki satu lapis sel endotel, yang di pada jaringan ikat subendotelial, dan sering menunjukkan
topang oleh selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar lipatan di ikatan silang sebagai akibat dari hilangnya tekanan
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
Intima
Endotelium
Lapisan Katup
subendotelial
Media
Adventisia
Vasa vasorum
Dinding arteri dan vena memiliki suatu tunika intima, tunika lebih tebal dan lumen yang relatif sempit. Suatu vena memiliki
media, dan tunika eksterna (atau adventisia), yang sepadan lumen yang lebih besar dan tunika eksterna adalah lapisan yang
secara kasar dengan endokardium, miokardium, dan epikardium paling tebal. Tunika intima vena sering terlipat membentuk katup.
jantung. Suatu arteri memiliki tunika media yang kapiler hanya sedikit memiliki endotel, tanpa lapisan subendotel
atau tunika lainnya.
darah dan kontraksi pembuluh pada saat kematian (Gambar berlanjut mengalir darah keluar dari jantung. Tekanan
11–8). Lamina elastik internal, meskipun tidak ada, tidak arterial dan kecepatan aliran darah menurun dan makin
jelas terlihat karena serupa dengan lamina elastik dilapisan tidak bervariasi saat darah mengalir menjauhi jantung.
berikutnya (Gambar 11–7a dan 11–9). Adventisia jauh lebih
tipis dari media. ❯❯ APLIKASI MEDIS
Sejumlah lamina elastik berperan menjalankan fungsi Aterosklerosis (Gr. Athero, bubur, dan sklerosis,
penting, yaitu agar aliran darah lebih merata. Selama pengerasan) adalah penyakit arteri elastik dan arteri otot
ventrikel berkontraksi (sistol), lamina elastik arteri besar besar yang dapat memainkan peran hampir di separuh
teregang sehingga agak mengurangi daya tekanan. Selama kematian dari semua bagian dan dikembangkan di dunia.
ventrikel berelaksasi (diastol), tekanan ventrikel menurun ke Hal ini diinisiasi oleh sel endotel yang rusak atau
nilai yang rendah, tetapi daya elastik arteri besar membantu disfungsional mengoksidasi lipoprotein densitas rendah
mempertahankan tekanan arterial. Katup aorta dan (LDL) dalam intima tunika, yang menginduksi adhesi dan
pulmonal mencegah aliran darah balik ke jantung, sehingga
219
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■ Pembuluh Darah
I IEL
I
IEL
IEL
M
EF
EF
M EF
EF
EF
EF
A
a b
V
Pembandingan ketiga lapisan utama atau tunika di arteri dan Tunika media jauh lebih lebih di arteri besar ketimbang di vena,
vena terbesar (a) Aorta, (b) vena cava. Selapis sel endotel dengan lebih banyak elastin. Serat elastin juga terdapat di
gepeng (panah) melapisi tunika intima (I) yang memiliki tunika adventisia luar (A), yang relatif lebih tebal di vena besar.
jaringan ikat longgar subendotel dan dipisahkan dari tunika Vasa vasorum (V) terlihat di tunika adventisia aorta. Jaringan
media oleh lamina elastik internal (IEL), suatu lembar elastin ikat adventisia selalu menyatu dengan jaringan ikat yang
yang mencolok. tunika media (M) mengandung lamela elastik kurang padat disekitarnya. Kedua gambar 122x. Elastin
dan serabut (EF) bergantian dengan lapisan otot polos.
masuknya intima pada monosit/makrofag untuk meng- Di ateroma ateri elastik menghasilkan kerusakan lokal
hapus LDL dimodifikasi. Lipid-diisi makrofag (disebut sel dalam dinding, melemah dan menyebabkan tonjolan arteri
busa) berakumulasi dan bersama dengan LDL bebas, atau aneurisma yang bisa pecah. Di arteri muskular otot
menghasilkan tanda patologis aterosklerosis awal disebut seperti arteri koroner, ateroma dapat menyumbat aliran
lapisan berlemak. Selama perkembangan penyakit ini darah ke pembuluh bagian hilir, yang mengarah ke
berkembang menjadi plak fibro lemak, atau ateroma , yang penyakit jantung iskemik.
terdiri dari campuran bubur seperti sel otot polos, serat
kolagen, dan limfosit dengan daerah nekrotik sel lipid, Struktur Sensorik Arteri
debris, dan busa. Faktor predisposisi mencakup
Sinus karotikus adalah pelebaran kecil di carotis interna
dislipidemia (>3:1 rasio LDL terhadap HDL [tinggi densitas
yang mengandung baroreseptor yang mendeteksi
lipoprotein]), hiperglikemia diabetes, hipertensi, dan adanya peningkatan tekanan darah. Tunika media di setiap sinus
racun yang dikenalkan oleh asap rokok. lebih tipis sehingga memungkinkan peregangan yang lebih
besar saat tekanan darah meningkat. Tunika intima dan
adventisia
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
SM
E A M I
N A
V
A
banyak mengandung ujung saraf dari saraf kranial IX, nervus yang berisi dopamin, asetilkolin, dan neurotransmitter
glossopharingeus. Impuls saraf aferen diproses dalam otak lainnya, yang didukung oleh sel satelit kecil (tipe II) (Gambar
untuk mengendalikan vasokonstriksi yang mengembalikan 11–10). Saluran ion yang tepat dalam membran sel glomus
tekanan darah ke keadaan normal. Baroreseptor serupa merespon rangsangan dalam darah arteri, terutama hipoksia
terdapat pada arcus aortae dan arteri besar lainnya. (rendah O2), hiperkapnia (kelebihan CO2), atau asidosis,
Kemoreseptor secara histologis lebih kompleks yang dengan mengaktifkan pelepasan neurotransmitter. Saraf
mengamati kadar CO2 dan O2, serta hidrogen ion sensorik percabangan dari nervus glossopharingeus,
konsentrasi (pH), Badan aorta yang berada di arcus aortae bersinaps dengan sel glomus dan sinyal pusat otak untuk
memiliki struktur dan fungsi yang serupa dengan badan
memulai penyesuaian kardiovaskular dan pernapasan yang
karotis.
memperbaiki kondisi tersebut.
Struktur ini merupakan bagian dari sistem saraf otonom
yang disebut paraganglia dengan jaringan kapiler. Jejaring Arteri Muskula
kapiler sinusoidal bercampur dengan sel glomus (tipe I) Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya darah
yang mengandung sejumlah besar vesikel berinti-padat yang menuju organ dengan mengontraksikan atau
merelaksasikan
221
TABEL 11–1 Rentang ukuran, fitur utama, dan peran penting dalam tipe pembuluh darah utama.
Diameter luar Peran dalam Sistem
Intima
Tipe Arteri (Perkiraan. Ukuran) Media Adventisia sirkulasi
Arteri elastik >10 mm Endotelium; Banyak lamela Jaringan ikat, lebih Mengalirkan darah dari
jaringan ikat dengan elastik bergantian tipis dari media, jantung dan dengan Recoil
otot polos dengan otot polos dengan vasa elastik membantu
BAB
vasorum memindahkan darah ke
depan dalam tekanan yang
Arteri kecil 1-0.1 mm Endotelium; 3-10 lapisan otot Jaringan ikat, lebih Mendistribusikan darah ke
jaringan ikat otot polos tipis daripada arteriol, menyesuaikan aliran
yang memiliki media; tidak ada dengan vasodilatasi dan
sedikit otot halus vasa vasorum vasokonstriksi
Arteriol 100-10 μm Endotelium; tidak 1-3 lapisan otot Lapisan jaringan Menahan dan
ada jaringan ikat polos ikat yang sangat mengendalikan aliran darah
atau otot polos tipis ke kapiler; determinan
utama dari sistem sirkulasi
peredaran darah
Kapiler 10-4 μm Hanya endotelium Hanya perisit Tidak ada Pertukaran metabolit oleh
difusi ke dan dari sel-sel
Venula 10-100 μm Endotelium; tidak Tersebar sel otot Tidak ada Mengosongkan jaringan
(mengumpulkan ada katup polos kapiler; Situs leukosit keluar
pascakapiler dari pembuluh darah
dan muskular)
Vena kecil 0.1-1 mm Endotelium; Tipis, 2-3 Jaringan ikat, Mengumpulkan darah dari
jaringan ikat lapisan longgar lebih tebal venula
dengan serat otot sel otot polos daripada media
polos yang tersebar
Vena 1-10 mm Endotelium; 3-5 lapisan lebih Lebih tebal dari Membawa darah ke
menengah jaringan ikat, berbeda dari otot media, otot polos pembuluh darah yang lebih
dengan katup polos longitudinal bisa besar, dengan tidak ada
terdapat arus balik
Vena besar >10 mm Endotelium; > 5 lapisan otot Lapisan paling Darah kembali ke jantung
jaringan ikat, sel- polos, dengan tebal, dengan
sel otot polos; banyak kolagen dibundel otot
katup prominen polos prominen
GAMBAR 11–10 Sel dan kapiler dalam badan glomus. GAMBAR 11–11 Arteri Muskular
IEL
C
G SM
S
G
ketabalan dindingnya (Gambar 11–14). Lapisan subendotel dan membuat pembuluh determinan utama ini
tersebut sangat tipis, tidak terdapat lamina elastik interna, tekanan darah sistemik.
dan tunika media umumnya terdiri atas sel otot polos yang
tersusun melingkar. Pada arteriol dan arteri kecil, tunika ❯❯ APLIKASI MEDIS
adventitianya sangat tipis dan tidak terlihat jelas. Tekanan darah tergantung pada cardiac output dan
Arteriol hampir selalu bercabang untuk membentuk resistensi perifer total dari aliran darah, yang sebagian
jaringan anastomosis atau alas kapiler yang mengelilingi sel- besar disebabkan oleh resistensi arteriol. Hipertensi atau
sel parenkim organ. Serat otot polos bertindak sebagai tekanan darah tinggi sekunder dapat terjadi untuk masalah
sfingter menutup arteriol dan memproduksi aliran darah ginjal atau endokrin, tetapi lebih umum hipertensi esensial,
periodik ke kapiler (Gambar 11–13). Bertindak sebagai karena berbagai mekanisme yang meningkatkan konstriksi
"pembuluh resistensi," tonus otot biasanya membuat arteriol arteriol.
ditutup secara parsial
223
BAB
Kapiler
Sel otot
polos
Metarteriol
Kanal utama
V
L Arteriol
Pascakapiler
venula
Sfingter prekapiler
relaksasi
a Sfingter relaksasi; alas kapiler perfusi dengan baik
Kontraksi sfingter
prekapiler
b Sfingter kontraksi; darah bypass (melewati) alas kapiler
Arteriol (A), kapiler (C), dan venula (V) terdiri dari
mikrovaskulatur dimana, dalam hampir setiap organ,
pertukaran molekul terjadi antara darah dan cairan interstitial
Arteriol menyediakan alas kapiler biasanya membentuk cabang
dari jaringan sekitarnya. Media dan tunik adventisia serta
yang lebih kecil disebut metarteriol dalam sel-sel otot polos
dengan hanya diameter 4-10 µm kurang, kapiler (C) di bagian tersebar seperti pita yang bertindak sebagai sfingter prekapiler.
parafin dapat dikenali oleh nukleus berdekatan dengan lumen Bagian distal metarteriol, kadang disebut kanal utama , tidak
kecil atau oleh sel darah merah yang sangat eosinofilik di memiliki sel-sel otot polos dan menyatu dengan venula
lumen. Seperti dijelaskan pada (Gambar 5-20), tidak semua pascakapiler. Bercabang dari metarteriol dan kanal utama
cairan interstitial terbentuk pada alas kapiler mengalir ke adalah pembuluh terkecil, kapiler sejati yang kurang sel otot
venula; selisih tersebut disebut getah bening dan terkumpul di polos (meskipun perisit bisa terdapat). Sfingter prekapiler
dinding tipis, pembuluh berbentuk irregular limfatik (L), seperti mengatur aliran darah ke kapiler yang sebenarnya.
yang terlihat pada jaringan ikat dan otot polos di sini. 200X Bagian a menunjukkan alas kapiler perfusi dengan baik semua
H&e. sfingter relaksasi dan terbuka; bagian b menunjukkan alas
kapiler dengan darah didorong jauh oleh kontraksi sfingter.
Dalam jaringan dan organ arteriol tertentu menyimpang dari Pada saat tertentu, sfingter paling setidaknya sebagian tertutup
jalan yang sederhana ini untuk mengakomodasi berbagai dan darah memasuki alas kapiler secara berdenyut untuk
fungsi khusus (Gambar 11–15). Misalnya, termoregulasi oleh pertukaran maksimal efisien nutrisi, limbah, O2, dan CO2 di
kulit melibatkan arteriol yang dapat bypass (memotong) endotelium. Kecuali dalam sirkulasi pulmonal (lihat Gambar
11-1), darah memasuki mikrovaskulatur cukup oksigen dan
jaringan kapiler dan terhubung langsung ke venula. Media yang meninggalkan oksigen.
dan adventisia yang lebih tebal dalam pirau arteriovenosa
ini (atau anastomosis arteriovenosa) dan dipersarafi secara
luas oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Serat
autonomik mengontrol tingkat vasokonstriksi pada pirau, Mikrovaskular alternatif jalur penting lain adalah sistem
meregulasi aliran darah melalui kapiler. Aliran darah tinggi pembuluh darah vena (Gambar 11-15), di mana darah
kapiler di kulit memungkinkan lebih banyak disipasi panas mengalir melalui dua alas kapiler dipisahkan oleh vena
dari tubuh, sementara reduksi aliran darah kapiler portal. Pengaturan ini memungkinkan untuk hormon atau
menyimpan panas fungsi penting ketika suhu lingkungan
panas atau dingin secara respektif.
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
A
E
Ad Jalur sederhana
M
I
A
E
A
Pirau arteriovenosa
a b
sistem portal
Vena
Alas kapiler portal Alas kapiler
nutrisi diambil oleh darah dalam jaringan kapiler pertama Alas Kapiler
akan dialirkan secara efisien ke sel-sel paling efisien di sekitar
Kapiler memungkinkan berbagai tingkat pertukaran
alas kapiler kedua sebelum darah kembali ke jantung untuk metabolik antara darah dan jaringan sekitar. Pembuluh
distribusi secara umum. Contoh terbaik adalah sistem portal darah terkecil selalu berfungsi dalam kelompok yang disebut
dari hati dan sistem portal hipotalamus-hipofisis di kelenjar alas kapiler, yang ukuran dan bentuk keseluruhan sesuai
pituitari anterior, yang keduanya memiliki kepentingan dengan yang ada pada struktur yang disediakan (misalnya,
fisiologis utama. Gambar 10–5). Kelebihan jaringan kapiler berkaitan dengan
aktivitas dari metabolik jaringan. Jaringan dengan
225
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■ Pembuluh Darah
P
L BL
P
E
P
J
a b
BL
Kapiler hanya terdiri atas suatu endotelial yang tergulung (b): Gambaran TEM kapiler yang terpotong secara transversal,
sebagai suatu saluran, tempat terjadinya pertukaran antara yang memperlihatkan dinding tipis sel endotelial kapiler (E). sel
darah dan cairan jaringan. (a) Kapiler biasanya berhubungan endotelial membentuk lumen kapiler (L), ditutupi oleh lamina
dengan sel kontraktil perivaskular yang disebut perisit (P) yang basal (BL), dan terikat erat bersama dengan taut kompleks (J).
memiliki berbagai fungsi. Inti yang lebih gepeng dimiliki oleh sel Sebuah perisit (P) terlihat, yang dikelilingi oleh lamina externanya
endotelial 400x. H&E dari penyebaran preparasi mesenterium . (BL) dan dengan ekstensi sitoplasmik yang mengelilingi sel-sel
endotelial. 13.000x
tingkat metabolisme yang tinggi, seperti ginjal, hati, dan otot Karena dindingnya yang tipis dan aliran darah yang lambat,
jantung serta rangka, memiliki jaringan kapiler yang kapiler menjadi tempat yang mendukung untuk pertukaran
berlimpah; sebaliknya adalah dari jaringan sejati dengan air, zat, dan makromolekul di antara darah dan jaringan.
tingkat metabolisme yang rendah, seperti otot polos dan Selain sifat endotelial yang disebutkan sebelumnya
jaringan ikat padat. dalam bab ini, sel-sel kapiler memiliki banyak fitur khusus
Alas kapiler divaskularisasi secara istimewa oleh satu untuk transfer molekul dengan mekanisme mulai dari difusi
atau lebih cabang terminal arteriol disebut metarteriol, yang sederhana untuk transitosis. Lamina basal membantu
terus-menerus dengan kanal utama terhubung dengan menentukan makromolekul berinteraksi dengan sel-sel
venula pascakapiler (Gambar 11-13). Kapiler cabang sejati endotelial. Ketebalan rata-rata dari sel hanya 0,25 µm dan
dari metarteriol, yang dikelilingi oleh sel-sel otot polos yang ciri khas nukleus seringkali melengkung untuk
tersebar, dan bertemu di dalam kanal utama, yang mengakomodasi struktur tubular yang sangat kecil (lihat
kekurangan otot. Pada awal setiap kapiler sejati, serat otot Gambar 11-10). Sitoplasma mengandung mitokondria dan
bertindak sebagai sfingter prekapiler bahwa kontraksi atau sebagian besar organel lainnya, bersama dengan secara
relaksasi untuk mengontrol masuknya darah. Sfingter ini tipikal besar pada vesikel membran. Seiring dengan lamina
kontraksi dan relaksasi siklis, dengan 5 sampai 10 siklus per basal, kompleks tautan antara sel-sel mempertahankan
menit, menyebabkan darah melewati kapiler secara struktur tubular, dengan jumlah variabel dari taut erat yang
berdenyut. Ketika sfingter ditutup, darah mengalir langsung memiliki peran penting dalam kapiler permeabilitas.
dari metarteriol dan kanal utama ke dalam venula secara Kapiler memiliki variasi struktural yang memungkinkan
pascakapiler. berbagai tingkat pertukaran metabolik antara darah dan
Kapiler terdiri atas selapis sel endotelial yang tergulung jaringan sekitar. Kapiler dapat dikelompokkan menjadi tiga
membentuk suatu saluran (Gambar 11–16). Diameter rerata tipe, bergantung pada kontinuitas sel endotelial dan lamina
kapiler bervariasi dari 4 hingga 10 pm, dan panjang eksterna (Gambar 11–17).
umumnya tidak melebihi 50 µm. Pembuluh yang sangat kecil ■ Kapiler kontinu (Gambar 11–17a) memiliki banyak taut,
ini membuat lebih dari 90% dari pembuluh darah tubuh,
dengan panjang total lebih dari 100.000 km dan luas berkembang dengan baik taut occluding antara sel-sel
endotelial sedikit tumpang tindih, yang memberikan
permukaan total sekitar 5000 m2. Karena pembukaan siklis
kontinuitas sepanjang endotelium dan diatur baik
dan penutupan dari sfingter, yang paling kapiler pada
pertukaran metabolisme dengan baik diseluruh sel.
dasarnya kosong pada waktu tertentu, dengan hanya sekitar
Kapiler ini merupakan jenis kapiler tersering dan
5% (~300 mL pada orang dewasa) dari total volume darah
bergerak melalui struktur ini. ditemukan
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
Fenestra besar
Pembuluh di antara arteriol dan venula dapat berupa salah satu Kapiler berfenestra ditemukan di organ dengan pertukaran
dari ketiga jenis berikut. (a): Kapiler kontinu, jenis tersering, molekular yang penting dengan darah, seperti organ endokrin,
memiliki taut kedap yang erat dan menyekat celah antarsel dinding usus, dan plexus choroideus
di antara semua sel endotelial untuk meminimalkan (c): Sinusoid biasanya berdiameter lebih besar ketimbang jenis
kebocoran cairan. Semua molekul yang ditukar melalui kapiler lain dan memiliki diskontinuitas di antara sel endotelial,
endotelial harus menembus sel melalui difusi atau transitosis. fenestra besar melalui sel, dan membran basal parsial yang
(b): Kapiler berfenestra juga memiliki taut erat, tetapi perforasi tidak kontinu. Sinusoid ditemukan pada organ tempat
(fenestra) melalui sel endotelial memungkinkan pertukaran terjadinya pertukaran makromolekul dan sel secara mudah di
yang lebih besar melalui endotelial. Membran basal bersifat antara jaringan dan darah, seperti di sumsum tulang, hati dan
kontinu di kedua jenis kapiler. limpa.
pada semua jenis jaringan otot, jaringan ikat, kelenjar ditemukan di hati, limpa, sejumlah organ endokrin, dan
eksokrin dan jaringan saraf. Vesikel juga tampak sebagai sumsum tulang (Gambar 11–19 dan 11–20).
vesikel tersendiri di sitoplasma sel ini dan berperan pada Di berbagai tempat di sepanjang kapiler dan venula
transitosis makromolekul di kedua arah pada sitoplasma pascakapiler, terdapat sel-sel yang berasal dari mesenkim
endotelial. disebut perisit. (Yun. peri, sekitar, + kytos, sel), dengan
■ Kapiler berfenestra (Gambar 11–17b) memiliki prosessus sitoplasma panjang yang mengelilingi lapisan
penyaringan-seperti struktur yang mengizinkan endotelial. Sel-sel tersebut dibungkus lamina basalnya
pertukaran molekular yang lebih ekstensif di seluruh sendiri, yang dapat menyatu dengan lamina basal sel
endotelium. memungkinkan pertukaran molekul yang endotelial (Gambar 11–16). Jejaring miosin, aktin, dan
lebih luas melalui endotelial dan ditandai dengan tropomiosin yang berkembang baik di perisit
adanya fenestra sirkular kecil (L, fenestra, perforasi), mengindikasikan fungsi utama kontraktilitas di sel tersebut
sekitar 80 µm diameter. Setiap fenestra biasanya untuk mempermudah aliran sel darah. Setelah terjadinya
ditutupi oleh sebuah diafragma yang sangat tipis dan
cedera jaringan, perisit berproliferasi dan berdiferensiasi
mengandung proteoglikan (Gambar 11–18); sedangkan
membentuk tunika media pembuluh darah baru dan sel-sel
yang lain dapat menunjukkan invaginasi membran
dengan berbagai fungsi lain dalam membentuk kembali
selama transitosis secara temporal meliputi kedua sisi sel
mikrovaskular dan matriks ekstraselnya.
yang sangat tipis. Lamina basal pada kapiler berfenestra
bersifat kontinu, yang menutupi fenestra. Kapiler ❯❯ APLIKASI MEDIS
berfenestra dijumpai di jaringan tempat berlangsungnya
pertukaran zat secara cepat antara jaringan dan darah, Hiperglikemia atau gula darah berlebih yang terjadi dengan
seperti di ginjal, usus, plexus choroideus, dan kelenjar diabetes umumnya mengarah ke diabetes mikroangiopati,
endokrin. penebalan difus kapiler dari lamina basal dan penurunan
■ Kapiler sinusoid atau kapiler diskontinu (Gambar 11– konkomitan dalam pertukaran metabolik di pembuluh ini,
17c), memungkinkan pertukaran makromolekul secara terutama di ginjal, retina, otot rangka, dan kulit.
maksimal serta di antara jaringan dan darah. sel
endotelial memiliki fenestra besar tanpa diafragma; sel
dari suatu lapisan diskontinu dan terpisah satu sama Venula
lain oleh ruang yang lebar. Sinusoid berbentuk iregular Transisi dari kapiler menjadi venula terjadi secara bertahap.
dan berdiameter selebar 30-40 µm, yang lebih besar Venula pascakapiler serupa (Gambar 11–21a)
ketimbang daripada diameter kapiler lain, yakni sifat
yang memungkinkan aliran darah yang lambat di
tempat ini. Kapiler sinusoid
227
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■
C BL
BL
PS
N E G
C
Pembuluh Darah
G
N
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■ Sistem Limfatik Vaskular
A
Ad
V
AA
P E
Ad
M
a
I
A A
M
V c
A
V
V
b d
Serangkaian venula yang lebih tersusun dan lebih besar (E), dan sebuah tunika adventisia (Ad). Bagian suatu arteriol (A)
berada di antara kapiler dan vena. menunjukkan dinding yang lebih tebal dari venula tersebut.
(a) Dibandingkan dengan arteriol (a): Venula pascakapiler (V) 200x. Masson trichrome
memiliki lumen besar dan intima dari sel endotel sederhana, Seperti yang dibahas dengan sel darah putih dalam Bab 12,
perisit okasional (P). 400x. (TB). Venula merupakan tempat di vaskular; di tempat ini, sel darah
(b): Venula pengumpul besar (V) memiliki diameter yang lebih putih meninggalkan sirkulasi dan menjadi fungsional di ruang
besar ketimbang arterio (A) tetapi dindingnya masih sangat interstisial jaringan sekitar saat jaringan tersebut meradang
tipis, yang terdiri atas endotel dengan lebih banyak perisit atau atau terinfeksi.
sel otot polos. 200x. TB. (d) Venula pascakapiler (V) dari suatu usus halus yang
(c): Venula muskular memiliki tunika media yang lebih tegas, terinfeksi memperlihatkan sejumlah leukosit yang melekat
dengan sekitar tiga lapisan otot polos (M) di sejumlah area, pada dan bermigrasi melalui endotel. 200x. H&E.
suatu tunika intima yang sangat tipis (I) dari sel endotel
BAB 11 ■ Sistem Peredaran
M
A
Ad
V
a b
MA
MV
c d
Vena biasanya berjalan di dekat arteri dan diklasifikasikan ke dalam lumen yang bekerja untuk mencegah aliran balik
menjadi kecil, medium, atau besar berdasarkan ukuran dan darah. 200x. H&E.
perkembangan tunika (c): Mikrograf vena medium (MV) yang memperlihatkan dinding
(a): Mikrograf vena kecil (V) memperlihatkan lumen yang relatif yang lebih tebal, tetapi masih kurang penting ketimbang dinding
besar dibandingkan dengan arteri muskular kecil (A) dengan arteri muskular penyerta (MA). Tunika media dan adventisia
tunika media tebal (M) dan adventisia (Ad). kecil sangat tipis, berkembang lebih baik, tetapi dindingnya sering terlipat di
yang mengandung hanya satu atau dua lapisan otot polos 200x. sekeliling lumen yang relatif besar. 100x. H&E
H&E.
(d): Mikrograf vena medium yang mengandung darah dan
(b): Mikrograf pertemuan antara dua vena kecil yang
memperlihatkan lipatan katup (panah). 200x. Masson
memperlihatkan katup (panah). Katup merupakan lipatan
trichrome.
tipis tunika intima yang menonjol
231
BAB
1 1 Sistem Peredaran ■ Sistem Limfatik Vaskular
Vena besar memiliki suatu tunika media (M)
muskular yang sangat tipis, dibandingkan
dengan tunika adventisia (A) jaringan ikat
iregular padat. Dindingnya sering terlipat seperti
I yang terlihat di gambar ini. Tunika intima (I) ini
berprojeksi ke dalam lumen sebagai katup (V),
M yang terdiri atas jaringan ikat subendotelial
dengan endotel di kedua sisi. 100x. PT.
A
V
E
Endotel kapiler
limfatik
Cairan interstisial
Bukaan
Limfe
L
Filamen penambat
a b
Kapiler limfe mengalirkan cairan interstisial yang diproduksi saat (b): Diagram yang memperlihatkan rincian pembuluh limfe,
plasma yang didorong paksa dari vaskular mikro oleh tekanan termasuk pintu masuk di antara sel-sel endotel.Pintu masuk
hidrostatik tidak kembali semuanya ke darah melalui kerja tersebut tertahan di tempatnya oleh filamen penambat yang
tekanan osmotik (a): Mikrograf yang memperlihatkan suatu mengandung elastin dan ditutupi oleh lembar endotel. Cairan
kapiler limfe yang terisi dengan cairan ini yang disebut limfe (L). interstisial terutama masuk melalui pintu masuk tersebut dan
Pembuluh limfe merupakan pembuluh buntu dengan dinding sel lipatan endotel mencegah aliran balik limfe ke dalam ruang
endotel yang sangat tipis (E) dan diameternya cukup bervariasi jaringan. Sel endotel limfatik biasanya lebih besar daripada
(10-50 µm). Limfe kaya akan protein dan material lain dan kapiler darah.
sering terpulas lebih baik ketimbang substansi dasar di
sekelilingnya, seperti yang tampak di sini. 200x. Mallory
trichrome
232 BAB 11 ■ Sistem Peredaran
LV
LV
LV
a b
Pembuluh limfe dibentuk oleh penyatuan kapiler limfatik, tetapi (b): Pembuluh limfe (LV) di otot terpotong secara longitudinal
dindingnya tetap sangat tipis (a) Potongan melintang yang yang memperlihatkan suatu katup, struktur yang berperan
memperlihatkan suatu pembuluh limfe (LV) di dekat venula (V) untuk aliran satu arah limfe. Panah tebal memperlihatkan arah
dengan dinding tebalnya sebagai pembandingan. Pembuluh aliran limfe, dan panah putus-putus memperlihatkan
limfe normalnya tidak mengandung sel darah merah, yang mekanisme katup dalam mencegah aliran balik limfe.
memberikan karakteristik lain yang membedakannya dengan Pembuluh limfe kecil yang lebih rendah adalah kapiler limfe
venula. 200x. Mallory trichrome. dengan dinding yang terdiri atas endotel saja. 200x. PT.
Jantung mengandung lapisan pengganti otot polos dan kolagen atau lamela
■ Jantung memiliki tiga lapisan utama: (1) endokardium dalam dari elastis; serta (3) adventisia (atau eksterna) yang mengandung
endotelium dan jaringan ikat subendotelial; (2) miokardium dari jaringan ikat, pembuluh darah kecil (vasa vasorum), dan saraf.
otot jantung; dan (3) epikardium, jaringan ikat dengan banyak ■ Melalui vaskular, sel-sel endotel secara aktif tidak hanya melapisi
adiposit dan ditutupi oleh mesotelium. jantung dan pembuluh darah; ini menghasilkan faktor yang
■ Sistem konduksi jantung asli, yang merangsang kontraksi ber- mencegah pembekuan darah, faktor yang menyebabkan sel-sel otot
irama, terbuat dari serat otot jantung termodifikasi dan terdiri polos yang berdekatan dengan kontraksi dan merelaksasi, dan
dari sinoatrial (SA) dan atrioventrikular (AV) nodus, bundel faktor-faktor yang menginisiasi inflamasi di situs kerusakan atau
atrioventrikular (dari-His), dan serat Purkinje. infeksi.
■ Serat Purkinje, yang terletak tepat di bawah endokardium dari ■ Arteri dikelompokkan berdasarkan ukuran dan dinding komposisi:
kedua ventrikel, dibedakan dari serat kontraktil oleh diameter (1) arteri elastis besar, dengan lamina elastis fenestrasi di tunika
yang lebih besar, glikogen banyak, dan bundel lebih tipis dari media tebal; (2) muskular, arteri berukuran sedang; dan (3) arteri
miofibril. kecil, dengan lebih sedikit dari 10 lapisan otot polos di media.
■ Massa dari jaringan ikat padat irregular membuat kerangka ■ Sebuah mikrovaskulatur terlalu kecil untuk manipulasi bedah
jantung, yang mengelilingi dasar dari semua katup jantung, menembus sebagian besar organ dan terdiri dari (1) arteriol,
memisahkan atrium dari ventrikel, dan memberikan insersi untuk dengan satu sampai tiga lapisan otot polos; (2) kapiler, hanya
otot jantung. terdiri dari lapisan intima endotel; dan (3) venula, dengan lumen
Vaskular besar dan dinding tipis, yang mengosongkan kapiler.
■ Makroskopik pembuluh darah yang terlihat memiliki tiga lapisan ■ Cabang arteriol terminal ke dalam metarteriol, di mana sfingter
utama atau tunik: (1) intima termasuk endotelium, jaringan ikat, otot polos berkontraksi untuk menahan aliran darah dan secara
relaksasi siklis untuk menghasilkan aliran darah berdenyut ke alas
dan sebuah lamina elastis internal yang lebih besar; (2) media kapiler anastomosis, dimana pertukaran metabolik dengan sel
sekitarnya terjadi.
233
■ Kapiler diklasifikasikan sebagai tiga jenis struktural dan ■ Kecil, menengah, dan vena besar, semua dengan diameter lumen
fungsional, dengan fitur yang menghasilkan derajat yang berbeda melebihi ketebalan dinding, membawa darah kembali ke jantung,
BAB
dari pertukaran molekul atau bahkan selular: (1) kapiler kontinu dengan mencegah arus balik katup intima, dan tunik semakin
dengan banyak taut erat sehingga semua pertukaran harus terjadi berkembang dengan baik.
KOMPOSISI PLASMA
SEL DARAH
12 234
235
Darah
Leukosit
Trombosit
238
246
Eritrosit 235 IKHTISAR KUNCI 249
D
arah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi Darah selanjutnya juga berpartisipasi pada distribusi panas,
ekstrasel cair yang disebut plasma. Sekitar 5 liter pengaturan suhu tubuh dan pemeliharaan keseimbangan
didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan asam-basa dan osmotik.
rerata orang dewasa dalam satu arah di dalam sistem Leukosit memiliki berbagai macam fungsi dan
sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam merupakan salah satu pertahanan utama tubuh terhadap
plasma adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah infeksi. Sel darah ini biasanya berbentuk sferis dan tidak aktif
putih) dan trombosit. ketika tertahan dalam darah yang beredar, tetapi saat ditarik
Jika darah meninggalkan sistem sirkulasi, baik dalam ke tempat infeksi atau peradangan, sel-sel tersebut
suatu tabung reaksi atau di matriks ekstraseluler yang menembus dinding venula, bermigrasi ke dalam jaringan,
mengelilingi pembuluh darah, protein plasma bereaksi satu dan memperlihatkan kapabilitas pertahanannya.
sama lain dan suatu cairan bening kekuningan yang disebut
serum. Serum mengandung faktor pertumbuhan dan protein ❯ KOMPOSISI PLASMA
lain yang dilepaskan dari platelet selama pembentukan Plasma adalah suatu larutan cair dengan pH 7,4, yang
bekuan, yang memiliki sifat biologis yang sangat berbeda dari mengandung substansi dengan berat molekul rendah atau
sifat plasma. tinggi yang membentuk 7% dari volumenya. Seperti
Darah yang dikumpulkan dan dicegah agar tidak diringkas dalam Tabel 12-1, komponen terlarut adalah
membeku dengan menambahkan antikoagulan (misalnya, sebagian besar protein plasma, dengan sisanya yang
heparin, sitrat) dapat dipisahkan bila disentrifugasi, mem- mencakup nutrien, gas respiratori, produk sisa nitrogen,
bentuk lapisan-lapisan yang mencerminkan heterogenitasnya hormon, dan banyak ion anorganik yang secara kolektif
(Gambar 12-1). Eritrosit membentuk lapisan bawah dan disebut elektrolit. Melalui dinding kapiler, komponen
volumenya, yang normalnya mencapai sekitar 45% volume plasma dengan berat molekul rendah berada dalam
darah total pada orang dewasa, disebut hematokrit. kesetimbangan dengan cairan interstisial jaringan.
Lapisan supernatan yang berwarna kekuningan, Komposisi plasma biasanya merupakan indikator komposisi
translusen dan agak kental serta memenuhi 55% bagian atas rerata cairan ekstrasel dalam jaringan
tabung sentrifugasi adalah plasma. Lapisan tipis di antara Protein plasma utama mencakup protein berikut:
plasma dan hematokrit disebut buffy coat sekitar 1%
volume, berwarna putih atau keabuan dan terdiri atas ■ Albumin, protein plasma terbanyak, dibuat di hati dan
berfungsi terutama dalam memelihara tekanan osmotik
leukosit dan platelet, yang keduanya kurang padat daripada darah.
eritrosit.
Darah merupakan suatu media pengangkutan O2, CO2,
■ α-globulin dan β-globulin, yang dibentuk di hati dan sel
lain, mencakup transferrin dan faktor transpor lainnya;
metabolit, hormon, dan zat-zat lain ke sel di seluruh tubuh. fibronektin; protrombin dan faktor koagulasi lainnya;
O2 terutama terikat pada hemoglobin eritrosit dan jauh lebih lipoprotein dan protein lain yang memasuki darah dari
banyak darah daripada vena arteri (Gambar 12–2), sedang- jaringan.
kan CO2 diangkut oleh larutan dalam plasma sebagai CO2
atau HCO3−, selain terikat pada hemoglobin. Nutrien
■ γ-globulin, yang merupakan imunoglobulin (antibodi)
yang disekresi oleh limfosit di banyak tempat.
diangkut dari tempat absorpsi atau sintesisnya di usus dan
■ Fibrinogen, protein plsama terbesar (340 kD), yang juga
residu metabolik dikumpulkan dari semua sel dan diangkut dibentuk dihati, yang berpolimerisasi menjadi serat
dari darah oleh organ ekskretorik. Distribusi hormon di ikatan-silang yang tidak larut selama pembekuan, yang
darah memungkinkan pertukaran pesan kimiawi antara menyumbat pengeluaran darah dari pembuluh darah.
organ-organ yang berjauhan untuk fungsi normal sel. ■ Protein komplemen, suatu sistem faktor yang penting
pada peradangan dan destruksi mikroorganisme.
234
235
BAB
Plasma Buffy Coat
Eritrosit
Monosit 3%-7%
Eritrosit
3.5-5.5 juta / mm3
Eosinofil Basofil
1%-3% 0%-0.75%
Suatu tabung darah setelah sentrifugasi (tengah) memiliki sekitar leukosit dalam darah normal juga dimasukkan di sini, beserta
36%-53% volume yang diwakili oleh eritrosit dalam separuh bawah persentase setiap tipe leukosit yang terdapat pada buffy coat.
tabung tersebut, suatu volume yang disebut hematokrit. Di antara Satu milimeter kubik darah setara dengan satu mikroliter (µL).
endapan eritrosit dan plasma supernatan yang berwarna terang (Semua hitung sel darah lengkap [CBC] nilai dalam bab ini yang
terdapat selapis tipis leukosit dan trombosit yang disebut buffy coat. digunakan oleh Dewan Nasional Penguji Medis AS)
Konsentrasi rerata eritrosit, trombosit dan
❯ SEL DARAH
Sel-sel darah biasanya dipelajari dalam sediaan apus atau
film yang dibuat dengan menyebarkan setetes darah dalam
GAMBAR 12–2 Kandungan O2 darah pada setiap
jenis pembuluh darah lapisan tipis di atas kaca objek (Gambar 12-3). Pada sediaan
demikian, sel-sel darah tampak jelas dan berbeda satu
dengan yang lainnya, yang memudahkan pengamatan
100 karakteristik inti dan sitoplasmanya. Apusan darah secara
rutin dipulas dengan campuran khusus pewarna asam
80 (eosin) dan basa (metilen biru). Campuran ini juga
mengandung pewarna yang disebut azura yang lebih
Tekanan O2
Gas respiratori (misalnya, oksigen:> 2% terlarut dalam plasma, Oksigen diperlukan untuk respirasi selular aerobik; karbon
98% terikat pada hemoglobin dalam eritrosit, dan karbon dioksida adalah produk limbah yang dihasilkan oleh sel-
dioksida: ~ 7% larut dalam plasma, ~ 27% terikat pada sel selama proses ini.
hemoglobin dalam eritrosit, ~ 66% dikonversi ke HCO3-)
Limbah (produk pemecahan metabolisme) (misalnya, asam Produk limbah tidak berfungsi dalam plasma darah;
laktat, kreatinin, urea, bilirubin, amonia) hanya dibawa ke hati dan ginjal untuk dapat dieliminasi
dari darah
Mengambil darah
Noda
LM 640x
Monosit Trombosit
1 Menusuk jari dan 2 Tempatkan setetes 3a Dengan menggunakan kaca 4 Bila dilihat dengan mikroskop, apusan darah
mengumpulkan darah pada kaca objek kaca, tarik tetesan darah memperlihatkan komponen unsur-unsur
sejumlah darah kecil objek pada permukaan kaca objek, bentukan.
menggunakan sehingga menyisakan selapis
mikropipet. tipis darah pada kaca objek.
3b setelah darah mengering,
berikan pulasan untuk kontras.
Letakkan kaca penutup di
atasnya.
237
BAB
dengan rendahnya konsentrasi eritrosit di bawah nilai diameter kapiler yang kecil. Pengamatan secara in vivo
Pandangan melintang
~.75 µm ~2.6 µm
b ~7.5 µm
a c
Rouleaux Eritrosit
(a): Gambaran berwarna SEM eritrosit normal dengan setiap sisi yang juga cukup fleksibel dan dapat mudah tertekuk untuk melewati
berbentuk konkaf. 1800x. (b): Diagram eritrosit yang membentuk kapiler kecil. (c) dalam pembuluh kecil sel darah merah juga
dimensi sel. Bentuk bikonkaf memberikan rasio luas permukaan sering menumpuk di agregat disebut reuleaux. Ukuran standar
terhadap volume yang sangat besar dan meletakkan hemoglobin dari satu sel darah merah membantu untuk memperkirakan
dalam jarak yang pendek dari permukaan sel; kedua hal tersebut bahwa ukuran pembuluh darah terlihat dengan diameter 15
memberikan efisiensi transpor O2 secara maksimal. Eritrosit juga µm. 250x. H&E.
BAB 12 ■ Darah
Diferensiasi eritrosit (disajikan di Bab 13) mencakup Eritrosit manusia dapat bertahan dalam sirkulasi lebih
hilangnya inti dan semua organel sesaat sebelum sel kurang selama 120 hari. Pada saat ini, defek pada jalinan
dilepaskan oleh sumsum tulang ke dalam sirkulasi. Tanpa sitoskeleton membran atau sistem transpor ion mulai
mitokondria, eritrosit matur bergantung pada glikolisis menghasilkan pembengkakan atau kelainan bentuk lainnya,
anaerob untuk kebutuhan energi minimalnya. Tanpa adanya serta perubahan pada kompleks oligosakarida pada
inti, eritrosit tidak dapat mengganti protein yang mengalami permukaan sel. Eritrosit tua atau usang yang mem-
defek. perlihatkan perubahan tersebut dihilangkan dari sirkulasi,
terutama oleh makrofag limpa, hati, dan sumsum tulang.
Leukosit
❯❯ APLIKASI MEDIS
Leukosit (sel darah putih atau leukosit) meninggalkan darah
Kelainan bawaan pada molekul hemoglobin menyebabkan dan bermigrasi ke jaringan di mana ini menjadi fungsional
beberapa keadaan patologis, salah satu contohnya adalah dan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
penyakit sel sabit. Penyakit bawaan ini disebabkan oleh kekebalan. Menurut jenis butiran sitoplasma dan morfologi
mutasi sebuah nukleotida (mutasi titik) pada gen
nuklirnya, leukosit dibagi menjadi dua kelompok: granulosit
pembentuk rantai β hemoglobin konsekuensi dari substitusi
dan agranulosit (Tabel 12-2). Granulosit dan agranulosit
tunggal ini sangat besar. Ketika hemoglobin diubah (disebut berbentuk sferis saat kedua sel tersebut berada dalam plasma
HbS) adalah dalam pipa kapiler. Berpolimerisasi dan darah, tetapi menjadi ameboid setelah keluar dari pembuluh
membentuk agregat kaku, yang menyebabkan eritrosit darah dan memasuki jaringan. Perkiraan ukuran kedua sel
berbentuk sabit yang khas (Gambar 12-5). Eritrosit sabit tersebut mengacu pada pengamatannya di sediaan apus
tersebut tidak fleksibel dan rapuh dan memiliki rentang darah, yaitu sel-sel tersebut tampak lebih besar dan tersebar
hidup lebih pendek yang menyebabkan anemia. Sel sabit ini dibandingkan keadaannya di dalam darah.
akan meningkatkan viskositas darah dan dapat merusak
Granulosit memiliki dua jenis pada granula sitoplasmik:
dinding pembuluh darah, yang memudahkan pembekuan lisosom (sering disebut granul azurofilik dalam sel darah)
darah. Aliran darah melalui kapiler terhambat atau bahkan dan granula spesifik yang mengikat komponen netral, basa,
terhenti, dan berakibat kekurangan O2 yang serius (anoksia) atau asam dari campuran pewarna dan memiliki fungsi
dalam jaringan. khusus.
Granulosit memiliki inti polimorfik dengan 2 atau lebih
lobus dan mencakup neutrofil, eosinofil, dan basofil
(Gambar 12-1 dan 12-6). Semua granulosit adalah sel yang
sudah berdiferensiasi terminal dengan jangka hidup
GAMBAR 12–5 Eritrosit sel sabit. beberapa hari. Kompleks Golgi dan RE kasarnya kurang
berkembang. Granulosit memiliki sedikit mitokondria dan
lebih banyak bergantung pada glikolisis untuk kebutuhan
energinya yang rendah dan memungkinkannya berfungsi
pada jaringan dengan sedikit O2 seperti area peradangan.
Granulosit biasanya mati melalui apoptosis pada jaringan
ikat dan milyaran neutrofil mati akibat apoptosis setiap
harinya pada orang dewasa. Debris sel yang terbentuk
dibuang oleh makrofag dan, seperti sel yang mengalami
apoptosis, tidak memicu terjadinya respons peradangan.
Agranulosit tidak memiliki granul spesifik, tetapi sel ini
mengandung granul azurofilik (lisosom). Inti tersebut ber-
bentuk bulat atau berlekuk. Kelompok sel ini meliputi
limfosit dan monosit (Gambar 12-1 dan 12-6). Hitung jenis
semua tipe leukosit darah tertera pada Tabel 12-2.
Semua leukosit terlibat dalam pertahanan terhadap
mikroorganisme, dan pada perbaikan jaringan yang cedera,
secara spesifik mikrovaskulatur meninggalkan jaringan yang
terluka atau terinfeksi. Pada faktor situs tersebut berbagai zat
yang disebut sitokin dilepaskan, dan yang memicu
Substitusi sebuah nukleotida di gen hemoglobin menghasilkan pelonggaran taut antarsel pada sel endotel venula
suatu versi protein yang berpolimerisasi membentuk agregat pascakapiler setempat (Gambar 12–6). Bersamaan adhesi sel
kaku, yang menyebabkan kelainan bentuk sel yang parah dengan
penurunan fleksibilitas. Pada individu yang homozigot untuk gen protein munculnya selektin-P secara cepat pada permukaan
HbS yang termutasi, hal tersebut dapat menyebabkan peningkat- lumen dari badan Weibel-Palade. Neutrofil dan leukosit lain
an viskositas darah, dan sirkulasi mikrovaskular yang buruk; memiliki ligan untuk selektin-P pada permukaannya dan
kedua hal ini merupakan gambaran penyakit sel sabit. 6500x. interaksi di antara protein-protein ini membuat sel mengalir
melalui venula dan melambat, seperti bola tenis yang
bergulir sampai menempel di velcro. Sitokin lain merangsang
239
BAB
1 2 Darah ■ Sel Darah
Eosinofil
Neutrofil Basofil
Granulosit
Agranulosit
Limfosit Monosit
Menghitung
Tipe Nukleus Granul spesifika Masa hidup Fungsi utama
Differensialb (%)
Granulosit
Neutrofil 3-5 lobus Merah muda/samar 57-67 1-4 hari Membunuh dan
menfagositosis bakteri
Eosinofil Bilobus Merah/pink tua 1-3 1-2 minggu Membunuh cacing dan
parasit lainnya;
memodulasi inflamasi
lokal
Basofil Bilobus atau yang Biru gelap/ungu 0-0.75 Beberapa bulan Memodulasi inflamasi
berbentuk S melepaskan histamin
selama alergi.
Agranulosit
Limfosit Agak bulat (Tidak ada) 25-33 Jam sampai Sel Regulatori dan sel
bertahun-tahun efektor untuk imunitas
adaptif.
Monosit Indentasi atau (Tidak ada) 3-7 Jam sampai Prekursor dari makrofag
yang berbentuk C tahun dan sel mononuklear
fagosit lainnya.
Warna dengan noda apusan darah rutin. Biasanya ada 500-11,000 Total leukosit / ML darah pada orang dewasa, lebih tinggi pada bayi dan anak-anak.
a
b
Rata-rata persentase yang diberikan untuk masing-masing jenis leukosit adalah yang digunakan oleh Nasional Dewan penguji medis AS. Nilai untuk
neutrofil mencakup 3% -5% sirkulasi, bentuk pita dewasa.
Semua mikrograf 1600x.
BAB 12 ■ Darah
GAMBAR 12–6 Diagram dari peristiwa yang melibatkan leukosit dalam venula pascakapiler pada situs inflamasi.
Sel endotelial
Ligan
selektin Integrin
Neutrofil 3
Lumen dari venula
2
Selektin 4
Sitokin
(IL-1 & TNF-α) 5
1 Integrin reseptor
(ICAM-1)
Tempat jaringan ikat dengan cedera atau infeksi memerlukan 3. Eksposur ini dan sitokin lainnya menyebabkan ekspresi
imigrasi cepat dari berbagai leukosit dengan memulai peristiwa integrin baru pada leukosit bergulir dan ekspresi integrin ligan
selular untuk memperbaiki jaringan dan penghancuran invasi ICAM-1 (molekul adhesi interselular-1) pada sel endotel. Taut
mikroorganisme. Sitokin dan sel pengikat protein menargetkan kompleks antara sel-sel endotel menurunkan dan melepaskan
dari berbagai leukosit serta dikenal karena neutrofil. Peristiwa sel-sel regulasi secara selektif,
utama inisial migrasi neutrofil selama inflamasi diringkas di sini: 4. Integrin dan ligan ini menyediakan adhesi endotelial firma
1. Makrofag lokal diaktifkan oleh bakteri atau jaringan rusak dari neutrofil pada endotelium, yang menghasilkan leukosit
melepaskan sitokin proinflamasi seperti interleukin-1 (IL-1) untuk menerima rangsangan lebih jauh dari sitokin lokal.
atau faktor tumor nekrosis-α (TNF-α) yang sinyal sel-sel 5. Neutrofil menjadi bersifat motil, menyelidiki endotelium
endotel dari venula pascakapiler terdekat cepat untuk me- dengan pseudopodia, dan menjadi tertarik oleh faktor cedera
masukkan selektin glikoprotein pada permukaan sel luminal . lokal lainnya yang disebut kemokin, akhirnya bermigrasi
dengan diapedesis antara melepaskan sel-sel dari venula
2. Neutrofil melewati glikoprotein dengan permukaan sel yang
tersebut. Transendotelial cepat bermigrasi dari neutrofil dapat
sesuai pada pengikat selektin, yang menyebabkan sel-sel
difasilitasi oleh sel-sel tipis, nukleus tersegmentasi. Semua
tersebut untuk mengikuti secara bebas pada endotel dan
leukosit pertama menjadi fungsional dalam ECM setelah
"berguling" perlahan disepanjang permukaannya.
muncul dari sirkulasi oleh proses ini.
leukosit yang menggelinding secara lambat untuk sampai 5%. Diameternya 12-15 µm pada sediaan apus darah
mengekspresikan integrin dan faktor adhesi lain yang dengan inti yang terdiri atas 2-5 lobus yang dihubungkan
menghasilkan perlekatan erat pada endotel (Gambar oleh jembatan inti yang halus (Tabel 12-2; Gambar 12-7).
11-21d). Pada suatu proses yang disebut diapedesis (Yun, Pada wanita, kromosom X yang inaktif tampak sebagai alat
dia, melalui, + pedesis, melompat), leukosit cepat pemukul drum di salah satu lobus inti (Gambar 12-7c)
membentuk juluran ke dalam celah antarsel baru, bermigrasi meskipun ciri khas ini tidak jelas terlihat di semua neutrofil.
keluar dari venula ke dalam ruang jaringan sekitar dan Neutrofil tidak aktif dan berbentuk sferis saat berada dalam
langsung mengarah ke sel bakteri. Penarikan neutrofil ke sirkulasi tetapi menjadi aktif dan ameboid selama diapedesis
bakteri melibatkan mediator kimiawi pada suatu proses dan saat melekat pada substrat solid seperti kolagen pada
kemotaksis, yang menyebabkan leukosit berkumpul dengan matriks ekstrasel.
cepat di daerah yang membutuhkan kerja pertahanannya. Neutrofil adalah fagosit aktif bakteri dan partikel kecil
Jumlah leukosit dalam darah bervariasi sesuai umur, lainnya dan leukosit biasanya pertama yang tiba di lokasi
jenis, kelamin, dan keadaan fisiologis. Pada orang dewasa infeksi, di mana secara aktif mengejar sel bakteri
normal, terdapat sekitar 4500-11.000 leukosit per mikroliter menggunakan kemotaksis.
darah. Sitoplasma neutrofil mengandung dua jenis granul
Neutrofil (Leukosit Polimorfonuklear) utama dan aktivitas fungsional (Gambar 12-8). Granul
Neutrofil merupakan 54%-62% leukosit yang beredar; azurofilik primer, yang merupakan lisosom khusus dengan
komponen untuk membunuh bakteri yang ditelan.
sirkulasi bentuk dewasa meningkatkan nilai ini sebesar 3%
241
BAB
fungsi, termasuk merendahkan sekresi berbagai enzim ECM-
seperti kolagenase, pengiriman protein bakterisida tambahan
EOSINOFIL
Eosinofil jauh lebih sedikit daripada neutrofil, dan ❯❯ APLIKASI MEDIS
merupakan 1-3% leukosit dalam darah normal. Pada sediaan Peningkatan jumlah eritrosit darah (eosinofilia) berhubung-
apus darah, sel ini berukuran kurang lebih sama dengan an dengan reaksi alergi dan infeksi cacing parasit. Pada
neutrofil dan mengandung inti bilobus yang khas (Tabel jaringan, eosinofil ditemukan dalam jaringan ikat di bawah
12-3, Gambar 12-9). Ciri utama untuk mengenalinya adalah epitel bronkus, sluran cerna, uterus dan vagina, dan
sejumlah besar, granula asidofilik tipikal pewarnaan tertentu mengelilingi cacing parasit. Selain itu, sel-sel ini
merah muda atau merah. menghasilkan zat yang memodulasi peradangan melalui
Secara ultrastuktural, granul spesifik eosinofil tampak inaktivasi leukotrien dan histamin yang dihasilkan sel-sel
berbentuk oval, dengan banyak inti kristalin pipih (Gambar lain. Kortikosteroid (hormon dari korteks adrenal)
12-9c) yang mengandung protein basa utama, yaitu faktor menyebabkan penurunan jumlah eosinofil darah dengan
yang kaya akan arginin dan menimbulkan sifat asidofilia dan cepat, agaknya dengan mengganggu pelepasan granulosit
merupakan hingga 50% dari total protein granul. Protein dari sumsum tulang ke dalam sirkulasi darah.
basa utama, bersama-sama dengan peroksidase eosinofilik,
enzim dan toksin lain, memiliki efek terhadap parasit seperti
BASOFIL
cacing helmintik dan protozoa. Eosinofil juga memodulasi
respon inflamasi dengan melepaskan kemokin, sitokin, dan Basofil juga berdiameter sekitar 12-15 µm, tetapi membentuk
mediator lipid, dengan peran penting dalam respon inflamasi kurang dari 1% leukosit darah sehingga basofil sukar
yang dipicu oleh alergi. Jumlah beredar eosinofil meningkat ditemukan pada apusan darah normal. Intinya terbagi
selama infeksi cacing dan reaksi alergi. Leukosit ini juga menjadi dua atau lebih lobuli iregular, tetapi granul-granul
menghapus kompleks antigen-antibodi dari cairan spesifik besar yang berada di atasnya biasanya mengaburkan
interstisial oleh fagositosis. bentuk inti tersebut.
Eosinofil sangat banyak di jaringan ikat pada lapisan Granul spesifik azurofilik (berdiameter 0,5 um) terpulas
usus dan pada situs inflamasi kronis, seperti jaringan paru- biru gelap atau secara metakromatik dengan pewarna basa
paru pasien asma. dari pulasan apusan darah dan berjumlah lebih sedikit
dengan ukuran serta bentuk granul yang lebih iregular
ketimbang
243
BAB
1 2 Darah ■ Sel Darah
Eosinofil berukuran kurang lebih
sama dengan neutrofil, tetapi sel ini
EG memiliki inti bilobus dan banyak granul
sitoplasmik kasar. Sitoplasmanya sering
E
terisi dengan granul spesifik eosinofilik
terang, tetapi juga mencakup sejumlah
granul azurofilik. (a) Mikrograf mem-
N perlihatkan suatu eosinofil (E) yang
berada dekat dengan neutrofil (N) dan
limfosit kecil (L). 1500x. Wright.
a L (b) Bahkan dengan granul yang
memenuhi sitoplasmanya, kedua lobus
inti eosinofil biasanya terlihat jelas.
1500x. Giemsa.
(c) Gambaran TEM potongan eosinofil
N memperlihatkan secara jelas granul
M spesifik sebagai struktur oval dengan
inti kristalin padat-elektron yang
berbentuk cakram (EG). Granula ini
beserta lisosom dan sejumlah mito-
kondria (M), mengisi sitoplasma di
sekitar inti bilobus (N). 20.000x.
b c
granul granulosit lainnya (Tabel 12-2; Gambar 12-10). Basofil dan sel mast juga merupakan tipe 1 sentral
Granula basofil kuat adalah karena akibat adanya heparin mediasi atau hipersensitivitas. Dalam beberapa individu zat
dan GAG tersulfasi lainnya di granul tersebut. Granul seperti protein serbuk sari atau protein tertentu dalam
spesifik basofil mengandung banyak histamin dan berbagai makanan yang alergenik, yaitu, menimbulkan produksi
mediator peradangan, termasuk faktor pengaktivasi antibodi IgE spesifik, yang kemudian mengikat reseptor
trombosit, faktor kemotaktik eosinofil, dan fosfolipase A pada sel mast dan basofil yang berimigrasi. Setelah
yang menghasilkan faktor dengan berat molekul rendah yang eksposur berikutnya, alergen menggabungkan dengan
disebut leukosit. reseptor terikat molekul IgE, ini menyebabkan untuk tautan
Basofil dapat melengkapi fungsi sel mast pada reaksi silang dan agregat pada permukaan sel dan memicu
hipersensitivitas cepat, dengan cara bermigrasi ke dalam eksositosis cepat dari granula sitoplasma. Melepaskan
jaringan ikat lihat Bab 5. Kedua sel tersebut memiliki asal sel mediator inflamasi dengan cara ini dapat mengakibatkan
progenitor yang serupa, Basofil dan sel mast memiliki granul asma bronkial, gatal-gatal kulit, rinitis, konjungtivitis, atau
metakromatik yang mengandung heparin dan histamin, gastroenteritis alergi.
memiliki permukaan reseptor untuk immunoglobulin E
(IgE), dan menyekresi komponen granulanya sebagai respons
terhadap antigen tertentu. Limfosit
Sejauh ini merupakan jenis yang paling banyak dari
❯❯ APLIKASI MEDIS agranulosit di apusan darah normal atau CBC, limfosit
merupakan suatu familia leukosit dengan inti berbentuk
Pada beberapa individu, paparan kedua terhadap suatu
sperikal (Tabel 12–2; Gambar 12–11). Limfosit secara tipikal
alergen kuat, seperti antigen yang dibawa oleh sengatan
adalah leukosit terkecil dan terbanyak, hingga merupakan
lebah, dapat menimbulkan suatu respon sistemik
sepertiga dari sel-sel ini. Meskipun secara morfologis sama,
menyimpang yang intens. Basofil dan sel mast dapat cepat
limfosit dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
melepaskan isi granulanya, yang menimbulkan vasodilatasi di
berdasarkan molekul-molekul permukaan yang khas
banyak organ, penurunan mendadak tekanan darah, dan efek
(disebut "kluster diferensiasi" atau penanda CD) yang dapat
lain yang menjadi bagian dari suatu kondisi yang berpotensi
dibedakan dengan menggunakan antibodi dengan
fatal, yaitu anafilaksis atau syok anafilaktik.
imunositokimia atau aliran sitometri.
BAB 12 ■ Darah
B
N
c d
(a-c) Basofil berukuran kurang lebih sama dengan neutrofil dan (B). Basofil melakukan aktivitas yang memodulasi respons imun
eosinofil, tetapi memiliki granul spesifik besar yang bersifat dan peradangan dan memiliki banyak kesamaan fungsi dengan
basofilik kuat dan biasanya menutupi inti yang memiliki dua sel mast, yang merupakan penghuni normal dan lama pada
atau tiga lobus iregular. a dan b: 1500x, Wright; c:1500x, jaringan ikat. 25.000x
Giemsa.
(d) Gambaran TEM potongan basofil memperlihatkan inti (N)
berlobus, yang tampak berupa tiga bagian terpisah, granula
spesifik besar basofilik
Terutama limfosit T, limfosit B (CD4+ dan CD8+, masing- Limfosit yang lebih besar memiliki inti lebih besar dengan
masing) dan sel pembunuh alami (NK, natural killer). sedikit lekukan dan sitoplasma basofilik yang lebih sedikit,
Limfosit juga memiliki berbagai peran fungsional yang dengan beberapa granula azurofilik (lisosom), mitokondria,
berhubungan dengan reaksi imun dalam pertahanan polisom bebas, serta organel lain (Gambar 12-11d).
terhadap serangan mikroorganisme, antigen abnormal atau Limfosit bervariasi dalam rentang hidup sesuai dengan
asing, dan karakteristik fungsional pada respons imun fungsi spesifiknya; sebagian hanya hidup beberapa hari dan
dibahas di Bab 14. yang lain bertahan dalam sirkulasi darah atau jaringan lain
Meskipun umumnya sirkulasi limfosit kecil memiliki bertahun-tahun lamanya.
jangkauan yang lebih luas dari kebanyakan ukuran leukosit.
Memiliki banyak diameter sama dengan sel darah merah;
limfosit berukuran medium dan besar berdiameter 9 hingga ❯❯ APLIKASI MEDIS
18 µm, yang akhirnya menghadirkan limfosit aktif atau
Memberikan peran sentral dalam imunitas, limfosit jelas
mewakili sel NK. Limfosit kecil yang mendominasi adalah
penting dalam banyak penyakit. Limfoma adalah sekelompok
darah ditandai dengan inti sperikal, kadang-kadang berlekuk
gangguan yang melibatkan proliferasi neoplastik dari limfosit
dengan kromatin yang berkondensasi dan sangat basofilik,
atau sel-sel ini mengalami kegagalan apoptosis. Meskipun
yang membuat sel ini mudah dibedakan dari granulosit.
sering tumbuh lambat, semua limfoma dianggap ganas
karena dengan mudah menjadi banyak dapat menyebar ke
seluruh tubuh.
245
BAB
1 2 Darah ■ Sel Darah
M
a
M
N M
c d
Limfosit adalah agranulosit dan tidak memiliki granul spesifik (b) Limfosit berukuran sedang berukuran lebih besar daripada
yang khas untuk granulosit. Limfosit yang beredar dalam darah eritrosit. 1500x. Wright. (c) Limfosit besar, yang jauh lebih besar
memiliki ukuran yang bervariasi dari 6 hingga 15 µm dan daripada eritrosit, dapat menggambarkan sel aktif yang telah
terkadang diklasifikasikan secara acak sebagai limfosit kecil, kembali ke sirkulasi. 1500x. Giemsa. (d) Secara ultrastruktural,
sedang dan besar. (a): Limfosit kecil yang terbanyak suatu limfosit berukuran sedang tampak terisi sebagian besar
diperlihatkan di sini berukuran agak lebih besar ketimbang dengan inti eukromatik (N) yang dikelilingi oleh sitoplasma yang
eritrosit di sekitarnya dan sering memiliki tepi sitoplasma tipis mengandung mitokondria (M), polisom bebas, dan beberapa
yang mengelilingi inti yang sferis. 1500x. Giemsa. lisosom (granula azurofilik). 22.000x.
MONOSIT
Monosit adalah sel agranulosit yang prekursor dari Mitokondria dan regio kecil dari RE kasar yang hadir,
makrofag, osteoklas, mikroglia, dan sel-sel lain dari sistem terdapat apparatus Golgi yang terlibat dalam pembentukan
fagosit mononuklir di jaringan ikat (lihat Bab 5). Semua sel granula lisosom (Gambar 12–12e).
monosit yang diturunkan terdapat sel antigen dan memiliki
peran penting dalam pertahanan imun jaringan. Monosit
❯❯ APLIKASI MEDIS
bersirkulasi memiliki diameter 12 sampai 15 µm, melainkan
makrofag yang agak lebih besar. Monosit nukleus besar dan Ekstravasasi atau akumulasi berimigrasi monosit terjadi
biasanya jelas lekukan atau berbentuk-C (Gambar 12–12). pada fase awal dari inflamasi setelah cedera jaringan.
Kromatinnya kurang padat ketimbang pada limfosit dan Inflamasi akut biasanya berlangsung singkat seperti
terpulas lebih terang ketimbang kromatin limfosit besar. makrofag yang mengalami apoptosis atau meninggalkan
Sitoplasma monosit bersifat basofilik dan sering situs, tetapi inflamasi kronik biasanya melibatkan
mengandung granula azurofilik yang sangat halus (lisosom), perekrutan lanjutan dari monosit. Sehingga kehadiran dari
dan beberapa di antaranya mendekati batas resolusi makrofag terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
mikroskop cahaya. Granula ini tersebar di seluruh sito- jaringan rusak yang berlebihan ini adalah dari tipikal
plasma, dan berinya warna abu-abu-kebiruan pada sediaan inflamasi kronik.
terpulas.
BAB 12 ■ Darah
A
R
R M
M
a
M A
G
A
L
d e
Monosit merupakan agranulosit besar dengan diameter dari 12 dan lisosom atau granula azurofilik (A). kasar kurang
hingga 20 µm yang beredar sebagai prekursor makrofag dan sel- berkembang baik dan terdapat sejumlah ribosom bebas (R).
sel lain sistem fagosit mononuklear (a-d) Mikrograf monosit yang 22.000x
memperlihatkan intinya yang eksentrik, berlekuk, dan berbentuk (Gambar 12-12e, dengan izin, dari D.F. Bainton dan M.G.
seperti ginjal atau huruf U. a: 1500x, Giemsa; b-d: 1500x, Wright. Farquhar, Departemen Patologi, University of California at San
Monosit memperlihatkan apparatus Golgi (G), mitokondria (M), Francisco, CA.)
Trombosit
Platelet darah (trombosit) adalah fragmen sel mirip-cakram, Pada sediaan apus darah, trombosit sering tampak
dan tak berinti, dengan diameter 2-4 µm. (Gambar 12–13a). bergumpal. Setiap trombosit memiliki zona perifer yang
Trombosit berasal dari fragmentasi di ujung prosessus terpulas ringan, yaitu hialomer, dan suatu zona sentral yang
sitoplasma yang terjulur dari sel poliploid raksasa yang mengandung granul gelap yang disebut granulomer.
disebut megakariosit dalam sumsum tulang (Bab 13). Sebuah glikokaliks tipis mengelilingi plasmalemma
Trombosit mempermudah pembekuan darah dan membantu trombosit terlibat dalam adhesi dan aktivasi selama
memperbaiki robekan atau kebocoran di dinding pembuluh pembekuan darah. Analisis ultrastruktural (Gambar 12–13b)
darah, mencegah hilangnya darah dari mikrovaskulatur
memperlihatkan suatu berkas marginal mikrotubulus dan
tersebut. Nilai hitung trombosit normal berkisar dari 150.000
mikrofilamen, yang membantu mempertahankan bentuk
sampai 400.000/µL (mm3) darah. Jangka hidup trombosit lonjong trombosit. Pada hialomer juga terdapat dua sistem
dalam darah lebih kurang 10 hari.
kanal membran.
247
BAB
1 2 Darah ■ Sel Darah
δG
αG
OCS
MB
Trombosit merupakan fragmen sel yang berdiameter 2-4 µm (b) Secara ultrastruktural, trombosit biasanya memperlihatkan suatu
yang berasal dari megakariosit sumsum tulang. Fungsi sistem mikrotubulus dan filamen aktin di dekat bagian tepi disebut
utamanya adalah melepaskan isi granulanya secara cepat berkas marginal (BM), yang dibentuk sebagai platelet yang mencubit
saat berkontak dengan kolagen (atau zat lain di luar mati dari megakariosit (Bab 13), untuk membantu mempertahankan
endotel) untuk memulai proses pembentukan bekuan bentuknya dan suatu sistem kanalikuli terbuka dari vesikel yang
dan mengurangi kehilangan darah dari vaskular. bersifat kontinu dengan plasmalema. Memfasilitasi degranulasi cepat
(a) Pada apusan darah, trombosit (panah) sering ditemukan pada saat aktivasi dan Ca2+ rilis. Daerah granulomere tengah
sebagai agregat. Secara tersendiri, trombosit memperlihatkan mengandung granula delta padat kecil (δG ), butiran alpha lebih
suatu regio hialomer yang terpulas ringan yang mengelilingi
besar dan lebih banyak (αG ), dan glikogen (G). 40.000x
suatu granulomer sentral yang terpulas lebih gelap dan berisi
granula berselubung membran. 1500x. Wright. (Gambar 12-13b, dengan izin, dari Dr M. J. G. Harrison, Middlesex
Hospital dan University College London, UK.)
Suatu sistem kanalikular terbuka vesikel yang berhubungan Granulomer sentral memiliki berbagai granula berbatas
dengan invaginasi membran plasma, yang dapat membran dan sedikit mitokondria dan partikel glikogen
mempermudah ambilan faktor seperti fibrinogen dan (Gambar 12-13b). Granula delta (δG) yang bersifat padat
serotonin oleh trombosit dari plasma. Sederet vesikel tubular elektron, berdiameter 250-300 µm, mengandung adenosin
iregular yang membentuk sistem tubular padat yang berasal difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP), dan serotonin (5-
dari RE dan menyimpan ion Ca2+. Bersama-sama, kedua hidroksitriptamin) yang diambil oleh plasma. Granula alfa
sistem membran tersebut mempermudah eksositosis protein berukuran lebih besar (berdiameter 300-500 nm) dan
secara cepat dari trombosit (degranulasi) saat melekat pada mengandung platelet-derived growth factor, faktor trombosit
kolagen atau substrat lain di luar endotel vaskular. 4, dan beberapa protein spesifik trombosit lain.
BAB 12 ■ Darah
BAB
■
250
PEMATANGAN GRANULOSIT
PEMATANGAN AGRANULOSIT
256
258
Sel punca Hemopoietik Pluripoten 250 Monosit 258
Sel-sel punca Progenitor & Prekursor 251 Limfosit 258
SUMSUM TULANG 251 ASAL TROMBOSIT 259
PEMATANGAN ERITROSIT 254 IKHTISAR KUNCI 261
S
el darah matang mempunyai rentang hidup yang Sel punca hemopoietik diisolasi dengan memakai
relatif pendek sehingga populasi sel tersebut harus antibodi berlabel fluoresen untuk menandai antigen
diperbaharui secara kontinu oleh turunan sel punca permukaan sel yang spesifik dan sebuah alat penyortir sel,
yang dihasilkan dalam organ hemopoietik (Yun. haima, yang diaktifkan fluoresensi (FACS, fluorescence-activated cell
darah + poiesis, pembuatan). Pada tahap awal embriogenesis, sorting). Sel punca juga dipelajari dengan teknik
sel-sel darah muncul dari mesoderm yolk sac. Pada trimester eksperimental yang memungkinkan analisis hemopoiesis
kedua, hemopiesis (disebut juga hemopoiesis) terjadi secara in vivo dan in vitro.
terutama dalam hati yang sedang berkembang, dengan limpa Teknik in vivo meliputi penyuntikan sumsum tulang
yang juga berperan (Gambar 13–1). Elemen rangka mulai dari seekor tikus donor yang normal ke dalam tikus yang
mengalami penulangan dan sumsum tulang terbentuk di telah mendapat radiasi mematikan, dengan sel-sel hemato-
rongga medularnya sehingga, pada trimester ketiga, sumsum poietik yang telah dihancurkan. Pada hewan-hewan ini, sel-
tulang menjadi sehingga, pada trimester ketiga sumsum sel sumsum tulang yang ditransplantasikan mengembangkan
tulang menjadi jaringan hemopoietik utama. koloni sel-sel hemopoietik dalam sumsum tulang dan limpa.
Sesudah lahir dan semasa kanak-kanak, eritrosit, Teknik in vitro hemopoiesis melibatkan penggunaan
granulosit, monosit, dan trombosit berasal dari sel punca media kultur jaringan semisolid yang dibuat dari suatu
yang terdapat pada sumsum tulang. Asal dan pematangan lapisan sel yang dihasilkan dari sel strom sumsum tulang
sel-sel ini berturut-turut disebut eritropoiesis (Yun. erythros, digunakan untuk mengidentifikasi dan studi sitokin
merah, + poiesis), granulopoiesis, monositopoiesis, dan mendukung pertumbuhan serta diferensiasi sel punca
trombositopoiesis. Perkembangan jenis-jenis limfosit utama hematopoietik.
melalui limfopoiesis terjadi di dalam sumsum tulang dan
organ limfoid yang merupakan tempat tujuan migrasi sel Sel Punca Hemopoietik Pluripoten
prekursor (dibahas pada Bab 14) Diyakini bahwa semua sel darah berasal dari satu sel punca
Bab ini menjelaskan pada sel punca dan sel progenitor pada sumsum tulang yang disebut sel punca pluripoten
karena sel tersebut dapat menghasilkan semua tipe sel darah
dari hemopoiesis serta faktor kontrol, histologi sumsum
(Gambar 13–2). Sel punca pluripoten berproliferasi dan
tulang, diferensiasi dari tahap utama sel darah merah dan sel
darah putih, serta pembentukan trombosit. membentuk dua garis keturunan sel utama sel progenitor
dengan potensi terbatas (berkomitmen untuk memproduksi
sel darah tertentu): satu untuk sel-sel limfoid (sel limfosit),
❯ SEL PUNCA, FAKTOR PERTUMBUHAN & dan satu lagi untuk sel-sel mieloid (Yun. myelos, sumsum)
DIFERENSIASI. yang berkembang dalam sumsum tulang. Sel-sel mieloid
mencakup granulosit, monosit, eritrosit, dan megakariosit.
Seperti yang dibahas dalam Bab 3, Sel punca adalah sel
Seperti dijelaskan dalam Bab 14 pada sistem kekebalan
pluripoten yang dapat membelah secara asimetris dan
tubuh, sel limfoid bermigrasi dari sumsum tulang ke timus,
memperbarui diri. Sebagian sel anaknya membentuk tipe sel
khusus melalui diferensiasi secara ireversibel, dan anak sel atau ke limfonodus, limpa, dan struktur limfoid lain, tempat
lainnya tetap sebagai sel punca. sel-sel ini berproliferasi dan berdiferensiasi.
250
251
BAB
selama masa perkembangan dan penuaan
dipelihara dan sel-sel progenitor berkembang.
Multi-CSF Multi-CSF
Multi-CSF
Proeritroblas
Mieloblas M-CSF
Megakarioblas
Monoblas
EPO
G-CSF
Eritroblas awal
atau basofilik Promielosit
Trombopoietin
Promegakariosit
Eritroblas
polikromatofilik M-CSF
Mielosit Mielosit Mielosit Promonosit
eosinofilik basofilik neutrofilik
Eritroblas Trombopoietin
ortokromatofilik Megakariosit
Retikulosit
Sel punca pluripoten yang langka membelah perlahan, eritropoiesis, trombopoiesis, granulopoiesis, dan monositopoiesis,
mempertahankan populasinya sendiri, dan membentuk dua garis semuanya dalam sumsum tulang. Garis keturunan limfoid
keturunan sel progenitor: sel punca mieloid dan limfoid. Garis membentuk sel limfopoietik, sebagian pada sumsum tulang dan
keturunan mieloid mencakup sel prekursor (blas) untuk sebagian lagi di organ limfoid.
253
BAB
Sel Punca Sel Progenitor Sel Prekursor (Blas) Sel Matang
TABEL 13-1 Sitokin utama hematopoietik (faktor pertumbuhan atau faktor koloni merangsang ).
Sitokin Aktivitas utama dan Sel targeta Sumber penting
Faktor sel punca (SCF) Mitogen untuk semua sel progenitor Sel stroma sumsum tulang
hematopoietik
Eritropoietin (EPO) Mitogen untuk semua eritroid sel Sel endotel peritubular dari
progenitor dan sel prekursor, juga ginjal; hepatosit
meningkatkan diferensiasi.
Trombopoietin (TPO) Mitogen untuk megakarioblas dan sel-sel Ginjal dan hati
progenitor.
Granulosit makrofage koloni stimulating Mitogen untuk semua sel progenitor Sel endotel dari sumsum tulang
faktor (GM-CSF) mieloid dan limfosit T
Faktor stimulasi koloni granulosit (G-CSF Mitogen untuk sel prekursor neutrofil Sel endotel dari sumsum
atau filgrastim) dan makrofag
Faktor stimulasi (M-CSF)-Monosit koloni Mitogen untuk sel prekursor monosit Sel endotel dari sumsum
dan makrofag
Interleukin-1 (IL-1) Meregulasi banyak kegiatan dan sekresi Makrofag dan sel T helper
sitokin dari leukosit serta sel-sel lain
Interleukin-2 (il-2) Mitogen untuk sel T dan sel B diaktifkan; Sel T penolong
meningkatkan diferensiasi sel NK
interleukin-5 (il-5) atau faktor diferensiasi Meningkatlkan perkembangan dan Sel T penolong
eosinofil (EDF) aktivasi eosinofil
interleukin-6 (il-6) Mitogen untuk banyak leukosit; Makrofag, neutrofil, sel endotel lokal
meningkatkan aktivasi sel T dan sel B
regulatori
Interleukin-7 (il-7) Mitogen utama untuk semua sel induk Sel stroma pada sumsum tulang
limfoid
aSebagian besar sitokin yang tercantum di sini menargetkan semua sel dari garis keturunan tertentu, termasuk sel-sel progenitor dan sel-sel prekursor yang
berkomitmen dan menjadi dewasa namun masih membelah. Kedua mitosis banyak mempromosikan dan diferensiasi dalam sel target.
BAB 13 ■ Hematopoiesis
C
E
C A
S
A
A
S
T A
C
a b
Sumsum tulang merah mengandung adiposit tetapi juga aktif (a) Bagian dari sumsum tulang merah termasuk trabekula (T)
dalam hemopoiesis dengan sejumlah keturunan sel yang biasa- dari tulang kanselus, adiposit (A), dan terisi darah sinusoid (S)
nya dijumpai. Sumsum ini dapat diperiksa secara histologis antara korda hemopoietik (C) atau membentuk pulau yang
pada potongan tulang atau pada biopsi, tetapi selnya juga dapat berkembang dari sel-sel darah. 140x. H&E. (b) pada magnifikasi
dipelajari pada sediaan apus. Sumsum terdiri atas sinusoid yang lebih tinggi nukleus gepeng sel endotel sinusoidal (E)
kapiler yang berjalan melalui stroma sel retikular fibroblastik dapat dibedakan, serta dari berbagai variasi sel hematopoietik
dan jalinan matriks ekstrasel. Sel retikular menyekresi berbagai padat dikemas dalam korda (C) antara sinusoida (S) dan
faktor perangsang-koloni dan stroma membentuk lingkungan adiposit (A). Kebanyakan sel retikular dan sel keturunan
mikro untuk pemeliharaan, proliferasi, dan diferensiasi sel hemopoietik sulit diidentifikasi dengan pasti pada potongan
punca hemopoietik. sumsum yang dipulas rutin. 400x. H&E.
GAMBAR 13–5 Endotel sinusoid dalam sumsum sekitar satu minggu. Glikoprotein eritropoietin, suatu faktor
pertumbuhan yang dihasilkan dalam ginjal merangsang
BAB
yang aktif
produksi mRNA untuk globin, yakni komponen protein dari
Proeritroblas 80
Konsentrasi (%)
60
Eritroblas
ortokromatofilik
LPe
Oe
a Pe b
(a) Mikrograf yang memperlihatkan suatu proeritroblas sangat matur di lapang pandang. Semua 1400x. Wright (b): Mikrograf
besar dan langka (P), sebuah eritroblas basofilik sedikit lebih kecil yang mengandung retikulosit (panah) yang belum kehilangan
(B) dengan sitoplasma yang sangat basofilik, eritroblas polikromato- poliribosom yang digunakan untuk menyintesis globin, seperti
filik yang khas (Pe dan LPe) dengan regio sitoplasma basofilik dan yang diperlihatkan oleh pulasan untuk RNA. 1400x. Brilliant
asidofilik, dan sebuah eritroblas ortokromatofilik yang kecil (Oe) cresyl blue.
dengan sitoplasma yang hampir menyerupai sitoplasma eritrosit
BAB
Mieloblas Promielosit Mielosit Metamielosit
1 3 Hematopoiesis
Granula Granula
azurofilik spesifik
(biru) (merah
muda)
■ Pematangan Granulosit
Tidak ada butiran Granula azurofilik pertama Sejumlah granula azurofilik Sejumlah besar granula
sitoplasma yang disekresikan di dan produksi awal granula spesifik dan granula
aparatus Golgi spesifik di zona Golgi. azurofilik yang terbesar;
aparatus Golgi berkurang.
Diagram yang memperlihatkan sekuens peristiwa sitoplasmik pada tertentu terbentuk pada tahap mielosit dan terlihat dalam warna
pematangan granulosit dari mieoblas. Lisosom atau granul azurofilik merah muda. Semua granula tersebar seluruhnya pada tahap
yang termodifikasi terbentuk pertama kali pada tahap promielosit metamielosit, saat indentasi inti mulai terjadi.
dan diperlihatkan dalam warna biru; granula spesifik tipe sel
❯❯ APLIKASI MEDIS
GAMBAR 13–9 Eritrosit dan granulosit yang sedang Perubahan jumlah neutrofil dalam darah harus dievaluasi
berkembang.
dengan memperhatikan semua kompartemen ini. Jadi, neu-
trofilia, yaitu peningkatan jumlah neutrofil dalam sirkulasi,
Granulopoiesis tidak dengan sendirinya berarti peningkatan produksi neu-
trofil. Aktivitas otot yang berat atau pemberian epinefrin me-
nyebabkan neutrofil dalam kompartemen marginatum ber-
pindah ke dalam kompartemen sirkulasi, dan menyebabkan
neutrofilia yang nyata, meskipun produksi neutrofil tidak
meningkat. Akan tetapi, glukokortikoid (hormon kelenjar
adrenal) meningkatkan aktivitas mitosis prekursor neutrofil
dalam sumsum dan meningkatkan jumlah neutrofil darah.
Neutrofilia dapat pula disebabkan oleh pelepasan
neutrofil dalam jumlah yang lebih besar dari kompartemen
penyimpanan di medula. Jenis neutrofilia ini bersifat
Eritropoiesis sementara dan diikufi masa pemulihan, yaitu masa ketika
neutrofil tidak dilepaskan sama sekali.
Neutrofilia yang terjadi pada penyakit infeksi, disebab-
Sel prekursor dengan berbagai garis keturunan hemopoietik kan oleh peningkatan produksi neutrofil dan masa huni
berkembang secara bersebelahan dan beberapa berbaur neutrofil yang lebih pendek dalam kompartemen
sebagai pulau atau barisan yang terdiri atas berbagai sel di penyimpanan medula. Dalam keadaan ini, bentuk neutrofil
sumsum tulang. Potongan plastis sumsum tulang merah yang
memperlihatkan gambaran mitosis (panah), suatu sel plasma imatur seperti sel punca, metamielosit, dan bahkan mielosit
(mata panah) dan regio eritropoiesis dan granulopoiesis yang dapat dijumpai dalam peredaran darah. Neutrofilia akibat
cukup khas. Kebanyakan granulosit imatur berada pada tahap infeksi berlangsung lebih lama dari neutrofilia yang
mielosit: sitoplasmanya mengandung granula azurofilik yang disebabkan oleh kerja otot yang berat.
besar dan terpulas gelap, granula spesifik yang terpulas kurang
gelap. 400x. Giemsa.
BAB 13 ■ Hematopoiesis
5
L
6 MB
4
3
4 AG
Oe
GC
2
N AG
5
RER SG
2 N 3 CC
EM
SG
Oe N
4 1 EMm
2
Oe
N 6
4
Oe 5
Pada tahap mielosit, lisosom (granula azurofilik) telah
terbentuk dan produksi granula sekretorik spesifik sedang
berlangsung. Mikrograf ini memperlihatkan potongan mielosit
neutrofilik yang terpulas dengan peroksidase secara ultra-
Dua mikrograf dari sediaan apus sumsum tulang yang memper- struktural dengan sitoplasma yang mengandung granula
lihatkan sel-sel utama garis keturunan granulosit neutrofilik. Sel azurofilik (AG) yang bersifat positif-oksidase dan granula
prekursor yang tipikal yang terlihat dilabel sebagai berikut: spesifik (SG) , yang lebih kecil, yang tidak terpulas untuk
mieloblas (MB); promielosit (1); mielosit (2); mielosit tahap lanjut peroksidase. Produk reaksi peroksidase hanya terdapat di
(3); metamielosit (4); sel punca atau pita (5); neutrofil segmen granula azurofilik matur dan tidak terlihat pada RE kasar
yang hampir matur (6). Sejumlah sel pada tahap awal memper- (RER) atau cisternae Golgi (GC), yang berada di sekitar
lihatkan anak inti (N) Sisipan: Mielosit eosinofilik (EM) dan sentriol (C) di dekat inti (N). 15.000x.
metamielosit (EMm) dengan granula spesifiknya yang memiliki (Atas izin dari Dr. Dorothy F. Bainton, Department of
hasil pulasan yang sangat berbeda. Mielosit tersebut dan sel-sel Pathology, University of California di San Francisco.)
dari keturunan basofilik serupa dengan neutrofil yang sedang
berkembang, kecuali granulanya yang terpulas secara spesifik
dan ketiadaan bentuk sel punca. Di antara eritrosit pada apusan
sumsum tulang ini juga terlihat sejumlah eritroblas ortokro- Diferensiasi selanjutnya menghasilkan promonosit, yakni
matofilik (Oe), suatu limfosit yang kecil (L), dan sebuah sel pada suatu sel besar (berdiameter sampai 18 µm) dengan
tahap mitosis (panah). Semua 1400x. Wright. sitoplasma basofilik dan sebuah inti besar, yang sedikit
berlekuk (Gambar 13–2 dan 12–12). Kromatinnya jarang
dan anak intinya jelas. Promonosit membelah dua kali dalam
s perkembangannya menjadi monosit. Terdapat banyak RE
kasar, begitu pula kompleks Golgi, yang memperlihatkan
Studi mengenai sel prekursor limfosit dan monosit sulit
terjadinya kondensasi granul. Monosit matang memasuki
dilakukan karena sel-sel ini tidak memiliki granul sitoplasma
aliran darah, beredar selama beberapa jam, dan kemudian
spesifik atau lobulasi inti, yakni kedua ciri yang
memasuki jaringan ikut, tempat sel ini mengalami
memudahkan pembedaan bentuk granulosit muda dan
pematangan menjadi makrofag (atau sel fagositik lainnya)
matang. Limfosit dan monosit terutama dibedakan
dan berfungsi selama beberapa bulan.
berdasarkan ukuran, struktur kromatin, dan adanya anak inti
pada sediaan apus. Limfosit
Monosit Seperti dibahas pada (lihat Bab 14), limfosit yang beredar
terutama berasal dari timus dan
Monoblas adalah sel progenitor yang hampir identik dengan
mieloblas dilihat dari ciri morfologinya. Diferensiasi
259
BAB
BEBMBIlimfoblas
sel besar yang mampu membagi dua atau
tiga kali untuk membentuk limfosit (Gambar 13–2 dan 12–
❯❯ APLIKASI MEDIS
Penimbun 2
Proliferasi abnormal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang
dapat menghasilkan berbagai gangguan mieloproliferatif.
Leukimia adalah klon prekursor leukosit yang ganas.
Leukimia terjadi di jaringan limfoid (leukemia Limfoblastik)
Darah
dan sum-sum tulang (leukemia myelogenous). Pada penyakit
ini, biasanya terjadi pembebasan sejumlah besar sel imatur
Sel Sel sirkulasi ke dalam darah dan pergeseran di keseluruhan hemopoiesis,
4 3
marginatum
dengan ketiadaan jenis sel tertentu dan produksi jenis sel lain
yang berlebihan. Pasien umumnya mengalami anemia dan
mudah terkena infeksi.
Neutrofil terdapat paling tidak dalam empat kompartemen Sebuah teknis klinis yang bermanfaat untuk mempelajari
yang berbeda secara anatomis dan fungsional, dan ukuran leukemia dan gangguan sumsum tulang lainnya adalah
kompartemen tersebut sebanding dengan jumlah sel: aspirasi sumsum tulang. Sebuah jarum ditusukkan melalui
(1) Kompartemen granulopoietik yang terbagi menjadi bagian
tulang kompakta, krista iliaka secara tipikal, dan sedikit
mitotik dan bagian pematangan.
(2) Kompartemen penimbun (cadangan), yang juga berada di sampel sumsum diambil. Penggunaan antibodi monoklonal
sumsum tulang merah, bekerja sebagai sistem penyangga, berlabel yang spesifik untuk protein dalam membran
mampu melepaskan sejumlah besar neutrofil matang sesuai prekursor sel darah membantu menentukan jenis sel yang
kebutuhan. berasal dari sel punca dan ikut menentukan diagnosis yang
(3) Kompartemen sirkulasi di seluruh darah. lebih tepat untuk leukimia.
(4) Kompartemen marginatum, dengan sel yang sementara
tidak beredar, tetapi melekat via selektin pada sel endotel di
venula dan vena kecil
Kompartemen sirkulasi dan marginatum memiliki ukuran
ts
yang agak setara, dan terdapat pertukaran konstan sel di Pada orang dewasa, fragmentasi sel berselubung-membran
antaranya. Waktu paruh neutrofil di kedua kompartemen ini yang disebut trombosit berasal dari sumsum tulang merah
kurang dari 10 jam. Kompartemen granulopoietik dan pe-
melalui pelepasan megakariosit matang (Yun. megas, besar,
nyimpanan bersama-sama mengandung sel-sel dalam 14
hari pertama keberadaannya dan berukuran 10 kali lebih + karyon, inti, + kytos), yang selanjutnya berdiferensiasi dari
besar ketimbang kompartemen sirkulasi dan marginatum. megakarioblas pada suatu proses yang didorong oleh
trombopoietin. Megakarioblas berdiameter 25-50 µm
dengan sebuah inti berbentuk lonjong atau berbentuk ginjal
dan organ limfoid perifer (misalnya limpa, limfonodus, (Gambar 13-13) dengan banyak nukleolus kecil. Sebelum
tonsil dan lain-lain). Akan tetapi, semua sel progenitor berdiferensiasi, sel-sel tersebut mengalami endomitosis,
limfosit berasal dari sumsum tulang. Sebagian limfosit ini dengan replikasi DNA berulang kali yang tidak diselingi
bermigrasi ke timus, tempat limfosit memperoleh semua ciri dengan pembelahan sel, sehingga inti menjadi sangat
limfosit T. Kemudian, limfosit T menghuni daerah-daerah poliploid (yaitu 64N atau mengandung DNA lebih dari 30
khusus di organ-organ limfoid perifer. Limfosit sumsum kali ketimbang pada sel normal). Sitoplasma sel ini bersifat
tulang lain berdiferensiasi menjadi limfosit B di dalam homogen dan sangat basofilik.
sumsum tulang dan kemudian bermigrasi ke organ limfoid Megakariosit adalah sel raksasa berdiameter 150 µm
perifer, tempat sel-sel ini tinggal dan berkembang dalam dengan inti berlobus tak teratur, kromatin kasar, tanpa anak
kompartemennya sendiri. inti yang terlihat. Sitoplasmanya mengandung
BAB 13 ■ Hematopoiesis
a Mb b c
(a): Megakarioblas (Mb) merupakan sel yang berukuran sangat sum-sum tualng (M) yang terlihat di dekat sinusoid (S) 400x.
besar dan cukup jarang pada sumsum tulang, dengan sitoplasma Giemsa. Megakariosit menghasilkan semua komponen khas
yang sangat basofilik. 1400x. Wright. trombosit (vesikel membran, granula spesifik, berkas mikrotubulus
(b): Megakarioblas mengalami endomitosis (replikasi DNA tanpa marginal dan lain-lain) dan pada suatu proses yang kompleks,
diselingi dengan pembelahan sel), yang menajdi poliploid saat sel- prosessus menjulurkan tonjolan panjang dan bercabang yang
sel tersebut berdiferensiasi menjadi megakariosit (M). Sel-sel ini menyerupai pseudopodia, yang disebut proplatelet dan dari ujung
bahkan lebih besar, tetapi dengan sitoplasma yang kurang bersifat proplatelet tersebut, trombosit terlepas yang hampir sepenuhnya
basofilik. 1400x. Wright. (c):Potongan mikrograf megakariosit terbentuk.
banyak mitokondria, sebuah RE kasar yang berkembang GAMBAR 13–14 Struktur ultra Megakariosit
baik, dan sebuah apparatus Golgi yang luas yang menjadi
asal terbentuknya granula spesifik trombosit yang terlihat G
jelas atau trombosit (Bab 12). Megakriosit tersebar secara
luas di sumsum tulang, terutama di dekat kapiler sinusoid.
Untuk membentuk trombosit, megakariosit menjulur- D
kan sejumlah prosessus yang panjang (>100 µm) dan lebar
(2-4 µm) yang disebut proplatelet. Proplatelet yang terjulur
ini mempenetrasi endotel sinusoid dan tampak sebagai
prosessus panjang yang tersusun memanjang dengan aliran
darah pada pembuluh ini (Gambar 13-5). Kerangka pro-
platelet terdiri atas filamen aktin dan berkas mikrotubulus
longgar dengan polaritas campuran; di sepanjang struktur
ini, organel, vesikel membran dan granula spesifik diangkut.
Gelung mikrotubulus membentuk penonjolan berbentuk N
tetesan air mata di ujung distal proplatelet dan sitoplasma di
dalam gelung ini terlepas dan membentuk trombosit dengan
berkas mikrotubulus marginal, vesikel dan granulanya yang
khas (Gambar 12-13b).
Selama pertumbuhan proplatelet, mikrotubulus berpoli-
merisasi dalam dua arah. Pemanjangan proplatelet tidak ber-
gantung pada polimerisasi ini, tetapi pada mekanisme per-
geseran mikrotubulus berbasis-dinein yang serupa dengan
mekanisme perpanjangan tangga. Megakariosit matang me-
miliki banyak invaginasi membran plasma yang bercabang di
seluruh sitoplasma, yang disebut membran demarkasi Analisis TEM megakariosit selama pembentukan trombosit yang
(Gambar 13–14), yang dulu dianggap sebagai "garis fraktur" memperlihatkan inti berlobus (N) sejumlah besar granula
atau "perforasi" untuk pelepasan trombosit, tetapi kini sitoplasmik (G), dan suatu sistem membran demarkasi (D) melalui
sitoplasma. Meskipun dulu dianggap sebagai suatu perforasi yang
dianggap sebagai reservoar membran yang mempermudah
menjadi tempat terlepasnya trombosit dari sel, sistem membran
pemanjangan proplatelet secara cepat dan kontinu. Setiap ini kini dianggap sebagai suatu reservoar membran yang
megakariosit menghasilkan beberapa ribu trombosit, dan digunakan selama perpanjangan sejumlah besar proplatelet yang
setelah hal tersebut terjadi, sisa sel memperlihatkan terjulur dari permukaan megakariosit. 10.000x.
perubahan apoptotik dan dihilangkan oleh makrofag.
Asal Trombosit 261
BAB
Beberapa gangguan perdarahan akibat dari trombositopenia, warna bintik-bintik kecil atau petekia di kulit dari
jumlah pengurangan trombosit beredar. Salah satu perdarahan inhibisi buruk), fungsi trombosit terganggu,
■ Sel induk Pluripoten untuk formasi sel darah, atau hemopoiesis, ■ Granulopoiesis termasuk mieloblas, yang memiliki nukleus
terjadi di sumsum tulang dari anak-anak dan orang dewasa. besar dan sitoplasma yang relatif sedikit; promielosit, di mana
■ Sel progenitor, berkomitmen untuk membentuk setiap jenis sel lisosom granula azurofilik diproduksi; mielosit, di mana granula
darah dewasa, berkembang biak dan membedakan dalam relung spesifik terbentuk untuk salah satu dari tiga jenis granulosit; dan
metamielosit, di mana terjadi perubahan karakteristik morfologi
lingkungan mikro sel stromal, sel-sel lain, serta ECM dengan
faktor pertumbuhan spesifik. nuklir.
■ Metamielosit neutrofilik belum dewasa disebut sel pita
■ Sel-sel progenitor ini juga dikenal sebagai Unit pembentukan (menusuk) prematur dilepaskan ketika neutrofil kompartemen
koloni (CFUs) dan faktor pertumbuhan juga disebut faktor beredar dihilangkan selama infeksi bakteri.
stimulasi koloni (CSF) atau sitokin. ■ Monoblas menghasilkan monosit di sumsum merah, tapi
■ Sumsum tulang merah aktif dalam hemopoiesis; sumsum tulang limfoblas merangsang limfosit terutama dalam jaringan limfoid
dengan menyilang yang melibatkan imunitas yang diperoleh.
kuning sebagian besar terdiri dari jaringan adiposa.
■ Megakariosit, sel poliploid besar sumsum tulang merah,
■ Pulau eritropoietik atau korda dalam sumsum berisi garis memproduksi platelet, atau trombosit, dengan melepaskan ini
keturunan sel darah merah: proeritroblas, eritroblas dengan dari ujung proses sitoplasma disebut proplatelet.
berhasil tahap perkembangan disebut basofilik, polikromato-
filik, dan ortokromatofilik yang mencerminkan transisi sitoplas-
■ Semua elemen darah dibentuk memasuki sirkulasi dengan
diskontinu endotelium dari sinusoid dalam sumsum merah.
ma dari RNA-untuk diisi banyak hemoglobin.
■ Pada tahap terakhir dari sel nukleus eritropoiesis diekstrusi,
memproduksi retikulosit yang masih mengandung beberapa
poliribosoma namun dilepaskan ke dalam sirkulasi.
BAB
14 Sistem Imun &
Organ Limfoid
S
istem imun memberikan pertahanan atau imunitas Sel-sel imun terletak secara difus di dalam pencernaan, per-
terhadap agen infeksi mulai dari virus untuk parasit napasan, atau mukosa urogenital terdiri secara kolektif di-
multiseluler. Secara histologi sistem ini terdiri dari kenal sebagai MALT (mucosa-associated lymphoid tissue).
besar, populasi CFSCFEB pada leukosit yang terletak Proliferasi limfosit B di dalam struktur sekunder dari MALT
di dalam setiap jaringan dari tubuh dan organ limfoidsaling yang tersusun dalam nodul limfoid sperikal kecil. Distribusi
berhubungan PMFI darah dan sirkulasi limfatik. Imunitas struktur limfoid yang luas dan sirkulasi sel limfoid yang
secara jelas memiliki kepentingan medis yang luar biasa, konstan di dalam darah, limfe, jaringan ikat, dan organ
salah satu bagian dari yang berfokus pada penyakit autoimun limfoid membuat tubuh memiliki sistem pertahanan dan
di mana sel-sel imun mulai berfungsi secara abnormal dan pengawasan yang efisien dan rumit (Gambar 14–1).
menyerang komponen molekular pada organ tubuh itu
sendiri.
Ahli imunologi NFrekognisi dua bagian baris tumpang
❯ IMUNITAS BAWAAN & IMUNITAS
tindih pada pertahanan terhadap penyerang dan atau abnor- ADAPTIF.
mal lain, sel-sel secara potensial membahayakan: imunitas Sistem pada pertahanan yang disebut imunitas bawaan
bawaan dan imunitas adaptif. Yang pertama adalah non melibatkan segera, aksi nonspesifik termasuk hambatan fisik
spesifik, melibatkan berbagai dari mekanisme efektor, dan seperti kulit dan membran mukosa pada gastrointestinal,
secara evolusi lebih tua dari jenis kedua. Di antara sel pernapasan, dan urogenital traktat yang mencegah infeksi
mediasi imunitas bawaan yang sebagian besar granulosit dan atau penetrasi dari tubuh inang. Bakteri, jamur, dan parasit
leukosit lain yang dijelaskan dalam Bab 12 dan 13. Sebalik- yang mengelola untuk penetrasi hambatan ini yang secara
nya, imunitas adaptif bertujuan pada penyerang mikrobial cepat dihapus oleh neutrofil dan leukosit lain di dalam
spesifik, dimediasi oleh limfosit dan sel penyaji antigen jaringan ikat yang berdekatan. toll-like receptors (TLR) pada
(APC) yang dibahas dalam bab ini, dan menghasilkan sel-sel leukosit memberikan rekognisi dan mengikat pada permu-
memori yang memungkinkan serupa, respon yang sangat kaan komponen dari penyerang tersebut. Leukosit lainnya
cepat jika itu mikroba spesifik muncul lagi. orkestrasi pertahanan di situs pada penetrasi. Sel pem-
Limfosit dan APC untuk imunitas adaptif yang didistribusi- bunuh alami (NK) menghancurkan berbagai sel inang yang
kan tersebar di seluruh tubuh dalam darah, limfe, dan jaring- tidak sehat, termasuk yang terinfeksi dengan virus atau
an epitel serta jaringan ikat. Limfosit terbentuk awalnya di bakteri, serta sel secara potensial tumorigenik tertentu.
dari organ limfoid primer (timus dan sumsum tulang), tetapi Leukosit dan sel-sel spesifik dari hambatan jaringan juga
kebanyakan aktivasi limfosit dan proliferasi limfosit terjadi memproduksi berbagai macam bahan kimia pada antimik-
pada organ limfoid sekunder (kelenjar getah bening, limpa, robial yang juga membentuk bagian utama dari imunitas
dan difusi jaringan limfoid ditemukan di mukosa dari sistem bawaan, termasuk yang berikut:
pencernaan, termasuk tonsil, bercak Peyer, dan apendiks).
262
GAMBAR 14–1 Organ limfoid dan jalur utama pembuluh limfe.
BAB
1 4 Sistem kekebalan tubuh dan limfoid Organ ■ Imunitas alamiah & Imunitas adaptif
Struktur
Struktur sekunder
primer
Tonsil
Duktus
toraksikus Limpa
Sisterna chyli
MALT dalam usus
halus
Batang limfatik
Sumsum
tulang
Pembuluh limfatik merah
Sistem limfatik terdiri atas pembuluh limfatik, yang mengangkut sum-sum tulang dan timus, tempat B dan T masing-masing
cairan interstisial (limfe) kembali ke dalam sirkulasi darah, dan dibentuk. Organ limfoid sekunder mencakup kelenjar getah
organ limfoid yang menampung limfosit dan sel-sel sistem per- bening, jaringan limfoid terkait-mukosa (MALT) dan limpa.
tahanan imun tubuh lainnya. Organ limfoid primer adalah
BAB 14 ■ Sistem Kekebalan Tubuh dan Limfoid Organ
■ Asam hidroklorik (HCl) dan asam organik di regio Terlibat dalam imunitas kedua bawaan dan adaptif, sitokin
spesifik menurunkan pH secara lokal baik untuk mem- adalah kelompok berupa peptida atau glikoprotein yang
bunuh mikroorganisme yang masuk secara langsung atau biasanya memiliki massa molekul yang rendah (antara 8 dan
menghambat pertumbuhan ini. 80 kDa) dan cara aksi dari jenis parakrin. Mengkoordinasi-
■ Defensin, polipeptida kationik pendek yang diproduksi kan aktifitas sel di dalam respon imun bawaan dan adaptif.
oleh neutrofil dan berbagai sel epitel yang membunuh Contoh dari beberapa sitokin penting diberikan pada Tabel
bakteri dengan mengganggu dinding sel. 14-1. Respon utama diinduksi dalam sel target oleh faktor-
■ Lisozim, sebuah enzim yang dibuat oleh neutrofil dan sel- faktor seperti berikut ini:
sel dari hambatan epitel, yang menghidrolisis komponen ■ Gerakan diarahkan sel, atau kemotaksis, terhadap dan
dinding sel bakterial, membunuh sel-sel itu. akumulasi sel pada situs inflamasi, misalnya, selama
■ Komplemen, sistem pada protein dalam plasma darah, diapedesis. Sitokin memproduksi efek ini juga disebut
mukus, dan makrofag yang bereaksi dengan komponen kemokin.
permukaan bakteri untuk membantu penghapusan dari ■ Peningkatan aktivitas mitotik pada leukosit tertentu,
bakteri. kedua secara lokal maupun di dalam sumsum tulang.
■ Interferon, faktor parakrin dari leukosit dan sel yang ■ Stimulasi atau penekanan dari aktivitas limfosit dalam
terinfeksi virus yang sinyal sel NK untuk membunuh sel- imunitas adaptif. Sebuah kelompok dari sitokin dengan
sel tersebut dan sel yang berdekatan untuk melawan berdasarkan efek seperti ini dinamai interleukin karena
infeksi virus. yang akan diproduksi oleh gagasan dan hanya untuk
menargetkan leukosit.
■ Fagositosis distimulasi atau diarahkan membunuh sel
❯❯ APLIKASI MEDIS oleh sel imun bawaan.
Beberapa bakteri patogen, seperti hemofilus influenza dan Sebagian sitokin memiliki beberapa sel target yang
Streptokokus pneumonia, menghindari fagositosis oleh
menggunakan beberapa efek. Beberapa yang diproduksi oleh
granulosit dan makrofag imunitas bawaan dengan menutup
dinding sel ini dengan "kapsul" polisakarida. Kapsul meng-
sel target selain sel imun, termasuk sel-sel endotelial, neuron
hambat rekognisi dan untuk mengikat reseptor fagosit. autonomik tertentu, serta sel-sel dari sistem endokrin. Jang-
Akhirnya bakteri tersebut dapat dihilangkan dengan meka- kauan yang luas dari aksi sitokin sangat memberikan efek
nisme berbasis antibodi, termasuk fagositosis setelah opso- fisiologik daripada infeksi dan stres lainnya.
nisasi, tetapi dalam beberapa hari sel-sel interim ber-
kembang biak terganggu dan membentuk infeksi yang lebih
berbahaya. Pasien lanjut usia atau pasien imunokom- Contoh sitokin, dikelompokkan
promise sistem imun yang tertekan, dengan imunitas adaptif TABEL 14–1 menurut fungsi utama.
berkurang, terutama terhadap infeksi dengan bakteri ter-
sebut. Sitokina Fungsi utama
GM-CSF, M-CSF Faktor pertumbuhan dan
diferensiasi untuk sel sumsum
tulang
Imunitas adaptif, yang diperoleh secara bertahap dari
TNF-α, TnF-β, IL-1 Stimulasi inflamasi dan demam
eksposur mikroorganisme, lebih spesifik, lebih lambat untuk
merespon, dan perkembangan secara evolusi lebih baru
daripada imunitas bawaan. Respon imun adaptif melibatkan IL-12 Stimulasi pertumbuhan limfosit T
dan sel NK
limfosit B dan T, dijelaskan asal usulnya dalam bab ini, yang
menjadi aktif terhadap penyerang spesifik oleh yang penyaji IL-2, IL-4 Faktor pertumbuhan untuk sel T
penolong dan limfosit B
dengan molekul spesifik dari sel-sel oleh APC, yang biasanya
berasal dari monosit. Tidak seperti imunitas bawaan, respon IL-5 Eosinofil proliferasi,
diferensiasi, dan aktivasi
imun adaptif yang ditujukan pada mikrobial penyerang
spesifik dan melibatkan produksi pada limfosit memori Interferon-γ, IL-4 Aktivasi makrofag
sehingga respons yang sama dapat dipasang dengan sangat IL-10 Inhibisi dari makrofag dan
cepat jika itu penyerang pernah muncul lagi. respon imun spesifik adaptif
Aktivitas antivirus
❯ SITOKIN Interferon-α, interferon-β
IL-8 Kemokin untuk neutrofil dan
Dalam organ limfoid dan selama di situs inflamasi pada sel limfosit T
infeksi atau cedera jaringan di dalam sistem imun ber-
komunikasi dengan satu sama lain terutama melalui sitokin aGM-CSF, granulosit-makrofag koloni merangsang faktor; IL, interleukin; M-
untuk mengkoordinasikan tindakan defensif. CSF, makrofag koloni merangsang faktor; TGF, mengubah faktor pertumbuh-
an; TNF, faktor nekrosis tumor.
265
BAB
Memberi imunitas pasif terhadap infeksi tertentu sampai
suatu antigen dan dapat mencetuskan respons dari sel-sel sistem imun adaptif neonatus diperoleh sendiri.
tersebut. Antigen dapat terdiri atas molekul larut (seperti
Komponen sekretoris
■ IgD, imunoglobulin setidaknya banyak dalam plasma, diaktifkan untuk membunuh sel yang terinfeksi dengan
juga setidaknya tingkat antibodi dipahami. Monomer membebaskan perforin dan berbagai granzim. Kedua
dari IgD terikat pada permukaan di mana limfosit B ini protein bersama-sama masuk ke dalam sel yang terinfeksi
(bersama dengan monomer IgM) beraksi sebagai resep- melalui reseptor lainnya dan menyebabkan apoptosis.
tor antigen dalam memicu aktivasi sel B.
Aksi dari Antibodi ❯ PENYAJIAN ANTIGEN
Seperti ditunjukkan dalam (Gambar 14-3), sebuah situs Antigen direkognisi limfosit sering terikat untuk men-
antigen mengikat antibodi IgG dan IgA dapat mengikat spesialis oleh komplek protein membran integral pada per-
secara spesifik dan menetralisir partikel virus tertentu serta mukaan sel. Banyak protein antigen ini adalah bagian dari
racun bakteri, aglutinasi banyak sel bakteri, dan presipitasi kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) yang men-
antigen yang paling larut. Selain itu, dari bagian Fc dan cakup dua jenis kunci disebut MHC kelas I dan kelas II.
antibodi lainnya juga mengikat reseptor untuk urutan ini dan Seperti namanya, protein ini pertama kali direkognisi oleh
dengan demikian mengoptimalkan tiga tindakan penting peran dalam penolakan imun dari jaringan graft atau organ.
imunitas bawaan (Gambar 14–3 b): Protein dari kelas kedua, yang pada sel manusia sering
■ Aktivasi komplemen: kompleks antigen-antibodi yang disebut antigen leukosit manusia (HLAs), dikodekan oleh
mengandung IgG atau IgM mengikat polipeptida dari gen di lokus kromosomal besar yang memiliki derajat yang
sistem komplemen, suatu kelompok yang terdiri atas sangat tinggi dari variasi alel antara individu yang berbeda.
sekitar 20 protein plasma yang diproduksi terutama di Limfosit T yang berspesialisasi untuk merekognisi kedua
hati dan teraktifkan oleh rentetan (kaskade) reaksi. kelas protein MHC dan antigen yang ada. Jika MHCs pada
Setelah aktivasi, komplemen spesifik mengikat kompo- sel-sel dari cangkok jaringan tidak mirip dengan limfosit T
nen dan ruptur membran dari invasi sel, antigen rumpun yang ditemui selama perkembangan ini, sel dicangkokkan
atau sel bakteri bantalan, serta menimbulkan kedatangan akan menginduksi reaksi imun yang kuat oleh dari penerima
dari leukosit yang relevan. sel T. Untuk limfosit ini, Epitop MHC belum terbiasa pada
■ Opsonisasi: Hal ini mengacu pada kemampuan dari sel graft di rekognisi sebagai penanda dari potensial tumori-
reseptor pada makrofag, neutrofil, dan eosinofil untuk genik, terinfeksi, atau abnormal lain ("non diri") sel-sel yang
rekognisi serta mengikat bagian Fc dari antibodi terikat ini harus dieliminasi.
ke permukaan antigen dari mikroorganisme. Opsonisasi Seperti semua membran protein kompleks integral,
sangat meningkatkan efisiensi dari fagositosis oleh molekul MHC yang dibuat dalam ER dan Golgi aparatus
leukosit ini dari situs infeksi. kasar. Protein MHC kelas I mengikat dari berbagai protea-
■ Aktivasi sel NK antibodi terikat terhadap antigen pada som yang berasal dari fragmen peptida yang mewakili semua
sel yang terinfeksi virus dari tubuh direkognisi oleh kisaran disintesis protein dalam sel itu. Semua sel bernukleus
limfosit primitif yang disebut sel NK, yang kemudian
267
BAB
Pengikatan pada situs pengikat antigen dari antibodi
Bakteri
Kompleks
antigen-antibodi
Antibodi
Antibodi Antibodi
a
Bagian Fc terekspos berikut antigen pengikat oleh antibodi
terpapar:
Regio Fc pada antibodi Regio Fc pada pengikat Regio Fc dari antibodi mengikat sel
pengikat komplemen antibodi untuk reseptor pada sel NK, memicu pelepasan bahan
protein; komplemen fagosit, memicu fagositosis kimia sitotoksik.
diaktifkan. Bakteri Sel yang terinfeksi virus
Bakteri Perforin/
Regio Fc granzim
Antigen
pada antibodi
Antigen Sel NK
Reseptor
untuk regio
Regio Fc Fc dari
pada antibodi
antibodi
Apoptosis
Komplemen
Fagosit Reseptor untuk
Antibodi
regio Fc dari
antibodi
b
Ditunjukkan di sini mekanisme penting dimana antibodi imu- (b) Komplemen protein dan reseptor permukaan pada banyak
nitas yang paling umum beraksi. (a) Pengikatan spesifik pada leukosit mengikat bagian Fc pada antibodi terikat untuk antigen
antigen dapat menetralkan atau presipitasi antigen, atau permukaan sel, memproduksi komplemen aktif, fagositosis lebih
menyebabkan mikroorganisme bantalan antigen rumpun (aglu- efisien (opsonisasi), dan aktivasi sel-NK.
tinasi) untuk memudahkan penghapusan.
memproduksi dan mengekspos pada permukaan molekul Protein MHC kelas II yang disintesis dan diangkut ke
MHC kelas I penyaji seperti "antigen-diri" sel-sel T yang permukaan sel secara similar tetapi hanya dalam sel-sel dari
merekognisi sebagai sinyal untuk mengabaikan sel-sel itu. sistem fagosit mononuklear dan beberapa sel-sel di bawah
Dengan mekanisme yang sama ini, beberapa secara viral sel kondisi tertentu lainnya. Sebelum bergabung plasmalemma,
terinfeksi atau dengan sel protein diubah oleh mutasi gen Golgi vesikel berasal dari kompleks pertama MHC kelas II
juga memiliki protein MHC kelas I memperlihatkan bahwa berfusi dengan vesikel endolisomal yang mengandung anti-
peptida sel T tidak merekognisi sebagai "diri," membantu gen dicerna oleh reseptor yang dimediasi endositosis, pino-
mengarah untuk eliminasi pada sel-sel tersebut. sitosis, atau fagositosis.
BAB 14 ■ Sistem Kekebalan Tubuh dan Limfoid Organ
Ini memungkinkan protein kelas II untuk mengikat fragmen Sel diperuntukkan untuk menjadi limfosit B tetap dan ber-
dari sel protein apapun yang dicerna, termasuk dari sel-sel diferensiasi lebih lanjut dalam sumsum tulang. Progenitor
mati, terinfeksi, atau abnormal dan atipikal protein dari pada limfosit T bergerak melalui sirkulasi yang berkembang
semua jenis. Pada permukaan dari sel-sel ini, kompleks kelas ke timus. Setelah maturasi di struktur primer, sel B dan sel T
II memperlihatkan peptida dari sel-sel berpotensi patogenik, bersirkulasi ke periferal limfoid organ sekunder, yang me-
sinyal limfosit T dan mengaktifkan respon terhadap sumber liputi MALT, nodus getah bening dan limpa (lihat Gambar
dari antigen tersebut. 14-1). Limfosit tidak bertahan lama di organ limfoid; resirku-
lasi terus-menerus melalui tubuh dalam jaringan ikat, darah,
dan limfe. Karena dimobilitas konstan limfosit dan APC,
❯ SEL IMUNITAS ADAPTIF lokasi seluler serta rincian mikroskopik pada organ limfoid
berbeda dari satu hari ke hari berikutnya. Namun, relatif
Dijelaskan pada Bab 12 dengan darah, limfosit dan monosit persentase limfosit T dan B dalam kompartemen secara
berasal sel khusus untuk presentasi antigen ke limfosit adalah relatif stabil (Tabel 14-3).
pemain utama dalam respon imun adaptif. Jaringan limfoid biasanya jaringan ikat retikular terisi
pada limfosit dengan jumlah besar. Hal ini antara difusi
❯❯ APLIKASI MEDIS dalam bidang pada jaringan ikat longgar atau dikelilingi oleh
Jaringan graft dan transplan organ diklasifikasikan sebagai kapsul, membentuk diskrit (sekunder) organ limfoid. Karena
autograf bila jaringan yang ditransplantasikan diambil dari limfosit memiliki basofilik nukleus prominen dan sitoplasma
individu yang sama yang menerimanya, isograf bila diambil sangat sedikit, jaringan limfoid dikemas dengan sel-sel ter-
dari kembar identik. Tak satu pun dari jenis graft immuno-
sebut biasanya noda biru tua dalam hematoksilin dan eosin
logis yang ditolak. Homograf (atau allograf), yang melibat-
kan dua individu terkait atau tidak terkait, terdiri dari sel-sel
(H&E) bagian terpulas. Di semua jaringan limfoid sekunder
dengan molekul MHC kelas I dan mengandung sel-sel den- limfosit menyangga oleh banyak jaringan serat retikulin
dritik dengan molekul MHC kelas II, semua penyaji peptida dikolagen tipe III (Gambar 14-4a). Serat yang diproduksi
bahwa sel T hospes merekognisi sebagai "asing," terkemuka oleh sel-sel retikular fibroblastik, yang memperpanjang
untuk imun ditolak pada graft. banyak proses di sepanjang dan di sekitar serat (Gambar
Perkembangan pada obat imunosupresif seperti siklos- 14-4b). Selain limfosit dan sel retikular, jaringan limfoid
porin yang menghambat aktivasi di sel T sitotoksik diizinkan tipikal berisi berbagai APCs dan sel plasma.
tersebar lebih luas pada penggunaan allograft atau bahkan Meskipun sebagian besar limfosit morfologis dapat
xenograft diambil dari sebuah hewan donor jika allograft dibedakan antara mikroskop cahaya atau mikroskop elek-
dalam pasokan pendek. Namun imunosupresi tersebut tron, berbagai protein permukaan ("kluster dari diferensiasi"
dapat menyebabkan masalah imun terkait lainnya, seperti
infeksi oportunistik tertentu atau kanker.
atau penanda CD) memungkinkan untuk dibedakan sebagai
sel B dan subkategori pada sel T oleh metode imunosito-
kimia. Kunci fitur di limfosit B dan limfosit T juga mencakup
permukaan reseptor terlibat dalam mengaktifkan respon ini
berbeda dengan antigen (Gambar 14-5). Reseptor dari sel B
Sel Penyaji-Antigen (APC) adalah imunoglobulin yang mengikat antigen langsung; pada
Sel penyaji-antigen (APC, antigen-presenting cell) ditemukan sel T bereaksi hanya dengan antigen molekul MHC dan
dalam banyak jaringan dan membentuk populasi sel yang membutuhkan tambahan protein permukaan sel CD4 atau
heterogen yang meliputi sel dendritik, makrofag dan khusus CD8.
dalam organ limfoid. Fitur umum untuk semua APC adalah Limfosit di sumsum dan timus pada neonatus belum
sistem endositotik aktif dan ekspresi pada molekul MHC terekspos untuk antigen ini adalah imunokompeten tetapi
kelas II untuk penyaji peptida di antigen eksogen. Selain sel naif (naive) dan tidak mampu untuk merekognisi antigen.
dendritik (tidak boleh disalah tafsirkan dengan sel jaringan Setelah bersirkulasi ke berbagai struktur limfoid sekunder,
ikat) dan semua sel monosit yang diturunkan APC "pro- limfosit terekspos antigen di APC dan menjadi aktif,
fesional" memasukkan epitel retikular di timus (dibahas di
bawah) dan limfosit B.
Perkiraan persentase sel B dan sel
Selama inflamasi ekspresi transien MHC kelas II di- TABEL 14–3 T dalam organ limfoid.
induksi oleh interferon-γ dalam sel lokal tertentu yang bisa
dianggap APC "tidak profesional" , termasuk fibroblas dan Limfosit Limfosit
sel endotel vaskular. Organ Limfoid T (%) B (%)
Timus 100 0
Limfosit
Sumsum tulang 10 90
Limfosit kedua meregulasi dan menjalankan imunitas
adaptif. Pada dewasa sel-sel induk untuk semua limfosit yang Limpa 45 55
terletak di sumsum tulang merah, tetapi sel-sel dari garis Kelenjar getah bening 60 40
turunan limfoid utama dewasa dan menjadi fungsional Darah 70 30
dalam dua organ limfoid pusat atau utama yang berbeda.
269
BAB
1 4 Sistem Imun & Limfoid Organ■ Sel-sel Imunitas Adaptif
R
M
M
R
T R
T
T
R
a b
(a) Suatu jejaring tiga-dimensi serat retikular (kolagen tipe III) (b) Sel-sel jaringan limfoid tipikal mencakup sel-sel retikular (R)
menyangga sel-sel jaringan dan organ limfoid tersering (kecuali yang mirip-fibroblas dan menghasilkan dan memelihara trabekula
timus). Area dengan ruang yang lebih besar di antara serat-serat (T) dan jejaring retikular. Banyak sel melekat longgar pada serat
menyediakan lebih banyak mobilitas ke sel ketimbang area retikular, termasuk makrofag (M) dan banyak limfosit. 240x. H&E.
dengan jalinan serat yang ketat, seperti di trabekula (T) di mana (Atas izin dari Dr Paulo A. Abrahamsohn, Institute of Biomedical
limfosit lebih sedikit yang diagregasikan dan sel umumnya lebih Sciences, University of São Paulo, Brazil.)
stasioner. 140x. Impregnasi perak.
Limfosit T: Sel imunitas yang dimediasi sel B limfosit: sel imunitas humoral
protein CD8
protein CD4
BCR
TCR TCR
a b
(a) Semua limfosit T memiliki sel permukaan protein reseptor antara CD4 atau CD8, yang mencirikan sel T penolong dan sito-
(TCRs) dengan regio variabel yang merekognisi antigen spe- toksik, masing-masing. (B) reseptor sel B (BCRs) yang imuno-
sifik. Aktivasi sel membutuhkan kostimulasi oleh TCR dan globulin molekul memproyeksikan dari plasmalemma tersebut.
BAB 14 ■ Sistem kekebalan tubuh dan limfoid Organ
a b
Aktivasi limfosit membutuhkan kostimulasi minimal dua pada (IL-2) stimulasi, limfosit diaktifkan dan berproliferasi. (b) limfosit
reseptor dan menyebabkan sel proliferasi yang menghasilkan T sitotoksik, atau CTLs, merekognisi serta pengikat peptida
banyak sel efektor dan populasi yang lebih kecil di sel memori. abnormal pada molekul MHC kelas I, dan dipicu oleh IL-2 pada
(a) TCR dan CD4 protein pada sel T penolong pengikat penyaji sel T penolong CTLs berproliferasi.
antigen di molekul MHC kelas II dan dengan interleukin-2
berproliferasi untuk memproduksi pada klon limfosit semua diferensiasi dari sel B menjadi sel plasma, mengaktifkan
mampu merekognisi antigen itu. makrofag untuk menjadi fagosit, mengaktifkan limfosit
T sitotoksik (CTL), dan menginduksi banyak bagian
dari reaksi inflamatori. Beberapa secara spesifik sel T
Limfosit T penolong diaktifkan bersikeras berusia lama memori sel
Sel T adalah limfosit berusia panjang dan terdapat sekitar T penolong, yang memungkinkan respon lebih cepat
75% pada sirkulasi limfosit. Untuk mengenali epitop, semua jika nanti antigen itu muncul lagi.
sel T memiliki suatu molekul pada permukaannya, yang ■ CTLs adalah CD8+. TCRs ini bersama dengan CD8
disebut reseptor sel T (TCR). Sebagian TCRs termasuk dua koreseptor pengikat antigen spesifik pada sel-sel asing
glikoprotein yang disebut rantai α dan β, masing-masing atau sel yang terinfeksi virus ditampilkan oleh molekul
dengan regio variabel memproduksi sama dengan imunoglo- MHC kelas I (Gambar 14-6b). Di hadapan interleukin-2
bulin. Karena TCR hanya merekognisi antigenik peptida (IL-2) dari sel T penolong, sel T sitotoksik yang me-
ketika memberikan sebagai bagian di molekul MHC (ber- miliki rekognisi antigen diaktifkan dan berproliferasi.
interaksi dengan kedua MHC dan terdapat peptida), limfosit Juga disebut sel pembunuh, sel T melekat pada sumber
T dikatakan untuk restriksi MHC. dari sel antigen dan menghapus dengan membebaskan
Ada beberapa tipe dari limfosit T, dengan berbagai fungsi. perforin dan granzim, yang memicu apoptosis. Ini
Sel T subpopulasi yang penting adalah sebagai berikut: merupakan sel mediasi imunitas dan mekanisme yang
sebagian besar sama dengan sel NK. Aktivasi dari sel T
■ Sel T penolong (sel) yang dikarakterisasikan oleh CD4,
sitotoksik juga menghasilkan populasi dari sel T sito-
koreseptor dengan TCR untuk pengikat molekul MHC
toksik memori.
kelas II dan peptida penyaji (Gambar 14-6a). Diaktifkan
oleh pengikat, sel T penolong sangat membantu respon ■ Sel T regulatori (sel Tregs atau T penekan) adalah
imun dengan menghasilkan sitokin peningkatan CD4+ CD25+ dan untuk membantu menghambat
respon imun spesifik.
271
BAB
Kostimulasi untuk mengaktifkan limfosit B pada seleksi klonal
BCR
Antigen terikat
silang BCRs
IL-4
CD4
TCR Limfosit B memori
1 Stimulasi pertama:
Antigen bebas
mengikat BCR; MHC II dengan antigen
limfosit B menelan, Antigen
(c) Antigen terikat untuk imunoglobulin reseptor pada sel B proliferasi klonal pada sel B spesifik. Diferensiasi sebagai sel
(BCRs) adalah diendositosis, diproses, dan penyaji di protein plasma yang memproduksi antibodi terhadap antigen yang pada
MCH kelas II untuk sel T penolong. Kemudian mengeluarkan awalnya terikat dan diproses.
IL-4 dan sitokin lain yang menstimulasi rekombinasi gen dan
Sel-sel ini, juga diidentifikasi oleh kehadiran pada bakterial, jamur, protozoa, dan infeksi lain yang biasanya
faktor transkripsi Foxp3, memainkan peran krusial ditangani dengan mudah pada individu imunokompeten.
dalam menghasilkan toleransi imun, tidak responsif
untuk mempertahankan antigen diri dan menekan
respon imun yang berlebihan. Sel-sel menghasilkan
toleransi perifer, yang bertindak untuk suplemen Limfosit B
toleransi sentral berkembang dalam timus. Pada limfosit B, reseptor permukaan yang mampu mengenali
■ γδ limfosit T menunjukkan subpopulasi kecil TCRs antigen merupakan molekul monomer IgM atau IgD setiap
yang mengandung rantai γ (gamma) dan δ (delta) sel B diselubungi oleh sekitar 150.000 reseptor sel B (BCRs)
sebagai gantinya dari rantai α dan β. Sel-sel γδ T (Gambar 4–5b). BCRs pengikat antigen, yang bisa bebas
bermigrasi ke epidermis dan epitel mukosa, sebagian dalam larutan, pada bagian terekspos dari infeksi agen, atau
besar menjadi intraepitel, dan tidak resirkulasi ke sudah terikat ke antibodi, dan permukaan kompleks
organ limfoid sekunder. Limfosit T berfungsi berbagai kemudian mengalami endositosis. Didegradasi dalam endo-
cara seperti dari sel imunitas bawaan, di garis depan somes, peptida dari penyaji antigen pada molekul MHC kelas
melawan serangan mikroorganisme. II dari sel B. Sebuah sel T penolong kemudian mengikat sel B
dan mengaktivasi lebih lanjut dengan sitokin, yang meng-
induksi rekombinasi dalam gen immunoglobulin dan men-
❯❯ APLIKASI MEDIS
stimulasi beberapa siklus dari sel proliferasi (lihat Gambar
Salah satu penyebab utama sindrom imunodefisiensi yang 14–6c).
dikenal sebagai AIDS adalah membunuh sel T penolong
yang dilakukan oleh retrovirus yang menginfeksi. Reduksi Di semua jaringan limfoid sekunder limfosit B berin-
pada kunci kelompok limfosit ini melumpuhkan sistem imun teraksi dengan tersebar sel dendritik folikular (FDC), yang
pasien sehingga pasien rentan terhadap opurtunistik memiliki proses filamen panjang. Tidak seperti sel dendritik
lainnya,
BAB 14 ■ Sistem kekebalan tubuh dan limfoid Organ
Agregat besar sel B yang disebut nodul limfoid atau folikel transien
memberi ciri semua organ limfoid sekunder. Agregat dari densitas sel
beraturan dan pewarnaan merupakan nodul primer, sedangkan
GC dengan yang lebih besar, lebih banyak sel eukromatin terpusat yang
diistilahkan nodul sekunder. Disini dua nodul sekunder dapat dilihat,
M dengan pusat-pusat germinal (GC) pada tahap perkembangan yang
GC berbeda. Proliferasi cepat pada aktivasi limfoblas B di pusat germinal
M menyebabkan lebih kecil, limfosit didorong ke samping dan penuh
bersama-sama perifer sebagai mantel folikular (M).
FDC adalah mesenkimal dalam asal dan fungsinya tidak dengan prekursor limfoblas sirkulasi dari sumsum tulang
melibatkan molekul MHC kelas II. Permukaan pada sel-sel untuk menyerang dan proliferasi pada epitel timus yang
ini ditutupi dengan kompleks antigen-antibodi terikat untuk unik ini selama perkembangannya. Sepenuhnya dibentuk
reseptor dari protein komplemen dan untuk regio imuno- dan fungsional pada kelahiran, timus tetap besar dan sangat
globulin Fc, membuat sel B untuk melekatkan, menjadi aktif, aktif dalam sel-T produksi sampai pubertas, selama itu
dan agregat sebagai nodul limfoid primer kecil (atau folikel). mengalami involusi, ukuran sangat menurun dan aktivitas
Dengan bantuan berdekatan Sel-sel, sel B ini sekarang serta menjadi sebagian besar diisi dengan jaringan adiposa
membentuk jauh lebih besar dan lebih menonjol nodul (Gambar 14–8).
limfoid sekunder (Gambar 14–7).
Nodul sekunder dikarakterisasikan sedikit terpulas oleh
pusat germinal terisi dengan limfoblas besar (atau sentro-
blas) mengalami imunoglobulin rekombinasi gen, proliferasi ❯❯ APLIKASI MEDIS
cepat, dan kontrol kualitas. Pertumbuhan pada sel B aktif Kegagalan ketiga (dan keempat) kantong faring untuk ber-
dalam pusat germinal subur dan sangat cepat, menyebabkan kembang secara normal dalam embrio menyebabkan
naif, sel-sel B non proliferasi untuk mendorong ke samping sindrom DiGeorge, ditandai dengan hipoplasia timik (atau
dan memproduksi mantel perifer terpulas lebih gelap aplasia). Kurang banyak atau semua sel epitel timik, individu
(Gambar 14–7). Setelah 2 sampai 3 minggu proliferasi, tersebut tidak dapat menghasilkan limfosit T dengan baik dan
kebanyakan sel dari pusat germinal dan mantel tersebar serta memiliki imunitas seluler mengalami depresi berat.
struktur pada nodul limfoid sekunder bertahap hilang.
Pertemuan limfosit B dengan epitop yang dikenalinya Timus memiliki simpai yang tervaskularisasi jaringan
menimbulkan sejumlah siklus proliferasi sel, yang diikuti ikat memperpanjang septa ke dalam parenkim, membagi
oleh diferensiasi ulang sebagian besar limfosit tersebut men- banyak organ yang inkomplet dipisahkan menjadi lobulus.
jadi sel plasma. Karena antibodi spesifik oleh sel B beredar Setiap lobulus memiliki daerah tepi yang gelap dan dikenal
di getah bening dan darah ke seluruh tubuh, sel B dikatakan sebagai korteks dan bagian pusat yang terang dan disebut
untuk memberikan imunitas humoral. Seperti sel T diaktif- medula. Perbedaan pewarnaan merefleksikan banyak den-
kan, beberapa tetap bertahan sebagai sel B memori yang sitas limfoblas lebih besar dan limfosit kecil dalam korteks
berusia lama. Formasi limfosit memori berusia lama adalah dari medula (Gambar 14-8b).
fitur kunci dari imunitas adaptif, yang memungkinkan Korteks timus terdiri atas populasi besar limfoblas T
respon sangat cepat atas eksposur dengan antigen yang sama.
(atau timosit), beberapa yang baru tiba melalui venula, yang
terletak di antara banyak sekali makrofag dan terkait dengan
sel-sel epitel timus unik (TECs) yang memiliki fitur tertentu
❯ TIMUS dari kedua epitel dan sel retikuler. Sel-sel ini biasanya
Seperi sumsum tulang dan sel-sel B, timus dianggap sebagai memiliki nukleus eukromatin besar tetapi secara morfologis
organ limfoid primer atau sentral karena limfosit T adalah dan fungsional yang berbeda. Ada tiga jenis utama dari TECs
yang diproduksi timus, struktur bilobed (dua lobus) di di korteks timus:
mediastinum (Gambar 14-8). Fungsi utama dari timus ■ TEC skuamosa membentuk lapisan, bergabung dengan
adalah induksi pada pusat toleransi, yang bersama dengan desmosom dan taut erat (occluding), garis jaringan ikat
sel T regulatori mencegah autoimunitas. Organ berasal dari dari kapsul dan septa serta mengelilingi mikrovaskulatur
ketiga pasangan embrio pada kantong faring (endoderm), tersebut. Hal ini membuat sebuah kompartemen kortikal
terisolasi dan bersama dengan sel-sel endotel vaskular dan
perisit,
%$%
.HOHQMDUWLURLG
7LPXV
SDUX
SDUX
-DQWXQJ
'LDIUDJPD
C Co M
M
S M Co A
M Co
S
S C
E. MLNURJUDIpadaWLPXVDQDN F. MLNURJUDIpadaWLPXVGHZDVD
(a) Timus adalah organ bilobus di mediastinum yang paling aktif lengkap medula yang dipisahkan (M) pada jaringan limfoid.
dan prominen sebelum pubertas dan mengalami involusi dengan H&E, 40x. (c) Setelah involusi timus hanya menunjukkan regio
kurang aktivitas pada orang dewasa. (b) Timus seorang anak, kecil pada jaringan limfoid, di sini masih dengan korteks (Co)
menunjukkan ikat pada kapsul (C) dan septa (S) antara lobulus dan medula (M), serta tertanam dalam jaringan adiposa (A).
timus, masing-masing memiliki korteks luar (Co) dan tidak H&E, 24x.
membentuk sawar darah timus tidak diregulasi ekspo- Medula timus terpulas lebih ringan mengandung lebih
sur pada timosit terhadap antigen. sedikit dan lebih besar, limfosit lebih dewasa. Tiga jenis
■ Sepanjang kompartemen populasi lain pada TECs terkait pada medula TECs membentuk berikut:
stelata, dengan proses yang mengandung tonofilamen ■ Lapisan kedua dari batas antara korteks dan medula.
keratin bergabung dengan desmosom, membentuk sito- ■ Sebuah sitoretikulum (1) mendukung limfosit T kurang
retikulum untuk makrofag dan mengembangkan lim- padat dikemas, sel dendritik, dan makrofag, serta (2)
fosit melekat pada serat retikulin sebagai gantinya, mengekspresikan banyak protein khusus yang spesifik
Penting, sel-sel APC, mengekspresikan molekul MHC untuk sel-sel organ lainnya.
kelas II sebagai tambahan MHC kelas I. Ini juga menge- ■ Agregat besar pada TECs, kadang-kadang secara konsen-
luarkan banyak sekali sitokin untuk perkembangan sel- tris disusun, disebut korpuskula Hassall (Gambar 14-10).
T dan fungsi imun tubuh lainnya, menjustifikasi inklusi Hingga pada diameter 10 µm, korpuskula timus yang unik
organ di antara kelenjar endokrin. untuk medula. Sel mengeluarkan beberapa sitokin yang
mengendalikan aktivitas pada sel-sel dendritik lokal, ter-
■ TEC kortikal skuamosa lainnya juga ekspres molekul
MHC kelas II tetapi membentuk penjuluran struktur masuk faktor-faktor yang mendorong perkembangan
pada sel-sel T regulator untuk toleransi perifer.
berkontribusi untuk pembatas kortikomedulari fung-
sional antara dua regio dari masing-masing lobulus.
BAB 14 ■ Sistem kekebalan tubuh dan limfoid Organ
GAMBAR 14–9 Korteks timus. GAMBAR 14–10 Medula timus dengan sel-sel
Hassall.
E
E HC
E E
E
E HC
HC
(a) Zona kortikal timus aktif dikemas dengan limfoblas yang Mikrovaskulatur pada medula ini tidak dikelilingi oleh
berproliferasi serta mengalami seleksi positif dan negatif di lapisan ketat dari TEC, dan limfosit T dewasa keluar timus
regio tersebut. Limfoblas tersangga pada jalinan sel retikular dengan melalui dinding venula dan limfatik eferen di regio
epitelial (atau sitoretikulum) dari sel epitel timus tidak biasa ini.
(E). 400x. PT.
(b) Sel-sel retikuler epitel seluruh korteks adalah APC dan Peran Timus pada Pematangan Sel T & Seleksi
memperluas proses panjang terikat bersama oleh desmosom Timus merupakan tempat diferensiasi dan eliminasi limfosit
untuk membuat kerangka, sitoretikulum, untuk limfosit,
memiliki sitoretikulum terdiri dari proses seluler APC. bukan
T yang bereaksi terhadap antigen-diri, suatu bagian penting
jaringan yang lebih umum dari serat retikulin sederhana, dari induksi toleransi-diri yang bersifat sentral.
mengizinkan spesifisitas diatur limfosit mengikat melalui Permukaan limfoblas T belum memperlihatkan reseptor
antigen mengubah pada MHC protein. Beberapa sel epitel sel T (TCR) atau penanda CD4 dan CD8. Sel-sel ini
kortikal juga menyekresi sitokin yang meningkatkan pema-
tangan sel-T.
berpopulasi dikorteks dan mulai
275
BAB
tidak pada sel T reaktif-diri.
komponen kunci fungsional di tempat, timosit memulai,
tes dan bertahan untuk keluar dari timus sebagai sel T epitel berlapis dengan kriptus, dan memiliki banyak fitur
imunokompeten. Tergantung pada kelas MHC berinteraksi yang sama seperti tonsil palatin tapi kekurangan kapsul
dengan sebagian besar limfosit ini akan berhenti mengeks- yang berbeda.
presikan antara CD8 atau CD4, dan menjadi antara sel T ■ Tonsil faring tunggal terletak di dinding posterior pada
penolong atau sel T sitotoksik (Gambar 14-11). nasofaring, biasanya ditutupi oleh epitel kolumnar ber-
Penghapusan pada diri penolong reaktif dan limfosit T tingkat bersilia, dan memiliki kapsul yang mendasari
sitotoksik di timus merupakan dasar untuk pusat imunoto- tipis. Mukosa dengan berdifusi limfoid jaringan dan
leransi diproduksi di sana. Suplementasi di seluruh tubuh limfoid nodul adalah invaginasi dengan infoldings dang-
adalah toleransi perifer dimediasi oleh sel T regulatori, yang kal tetapi tidak memiliki kriptus.
juga mengembangkan awalnya di medula timus di bawah
pengaruh pada sitokin dari korpuskula Hassall. ❯❯ APLIKASI MEDIA
Inflamasi pada tonsil, radang amandel, lebih sering terjadi
pada anak-anak daripada orang dewasa. Inflamasi kronis dari
faring limfoid jaringan dan tonsil pada anak sering meng-
❯ JARINGAN LIMFOID TERKAIT-MUKOSA hasilkan hiperplasia dan pembesaran tonsil untuk mem-
bentuk "adenoid," yang dapat menghalangi tuba eustachius
(MALT) dan menyebabkan infeksi telinga tengah.
Struktur limfoid sekunder, di mana sebagian besar limfosit
yang diaktifkan oleh presentasi antigen, termasuk jaringan MALT berdifusi memanjang dari faring sepanjang
limfoid terkait-mukosa (MALT), kelenjar getah bening, dan seluruh saluran pencernaan tetapi menjadi sangat ber-
limpa. kembang dengan baik lagi di mukosa dan submukosa ileum.
Mukosa atau lapisan dalam pencernaan, respiratori, dan Terdapat agregat besar folikel limfopid yang disebut bercak
traktat genitourinari adalah situs umum invasi oleh patogen Peyer, masing-masing berisi puluhan nodul tanpa mendasari
karena lumens terbuka untuk lingkungan eksternal. Untuk jaringan ikat kapsul (Gambar 14-13a).
melindungi terhadap penyerang seperti jaringan ikat mukosa Epitel kolumnar sederhana yang mencakup nodul
dari traktat ini berisi koleksi besar dan menyebar pada limfoid bercak Peyer tersebut mengandung sel M khusus
limfosit, IgA mensekresi sel plasma, APC, dan nodul limfoid, dengan lipatan mikro atipikal dan bukan brush border dan
semua yang terdiri dari MALT tersebut. Limfosit juga glikokaliks yang khas untuk enterosit. Di sisi basal sel M
terdapat dalam lapisan epitel mukosa tersebut. Sebagian memiliki kantong intraseluler besar yang memiliki populasi
besar sel-sel imun di MALT tersebar difus pada jaringan ikat; limfosit sementara dan sel dendritik serta terbuka untuk
lain ditemukan di agregat yang membentuk besar, struktur jaringan limfoid yang mendasari melalui membran basal
mencolok seperti tonsil, bercak Peyer di ileum, dan apen- sangat berpori (Gambar 14–13b). Antigen dalam lumen usus
diks. Secara kolektif, MALT merupakan organ limfoid sampel di permukaan apikal sel-sel ini dan dipindahkan ke
terbesar, yang mengandung hingga 70% dari semua sel imun sel-sel imun di dalam kantong. Limfosit dan sel dendritik
tubuh. Sebagian besar limfosit merupakan sel B; di antara meninggalkan kantong sel M melalui pori-pori membran
sel-sel T, sel pembantu CD4 mendominasi. basal berinteraksi dan memulai respon adaptif terhadap anti-
Tonsil adalah jaringan limfoid bersimpai tak utuh, yang gen, yang menghasilkan pembentukan nodul limfoid sekun-
terdapat di bawah, dan berkontak dengan epitel rongga der. Sel-sel B ini membentuk sel plasma yang menyekresi
mulut dan faring. Bergantung pada lokasinya, tonsil-tonsil IgA, yang diangkut oleh eritrosit ke dalam lumen intestinal
ini dinamakan tonsila palatina, faringea, atau lingualis untuk berikatan dan menetralkan antigen yang berpotensi
(Gambar 14–12a). Dalam semua tonsil jaringan limfoid membahayakan.
terkait erat dengan epitel permukaan. Fitur lain meliputi: Koleksi lain yang signifikan dari MALT terjadi di mukosa
■ Tonsila palatina, di bagian posterior langit-langit lunak, apendiks, pendek, berdiameter kecil proyeksi dari sekum.
dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis. Luas permukaan Biasanya mukosa apendiks hampir sepenuhnya diisi dengan
masing-masing diperbesar dengan 10-20 invaginasi jaringan limfoid, menonjolkan kelenjar ditemukan di
dalam atau kriptus tonsil di mana epitel lapisan yang dinding usus besar (Gambar 14-14). Lumen berisi flora
padat infiltrasi dengan limfosit dan leukosit lainnya bakterial normal pada usus besar dan dapat berfungsi untuk
(Gambar 14-12). Jaringan limfoid diisi difus dengan lim- mempertahankan beberapa bakteri menguntungkan selama
fosit, dengan banyak nodul limfoid sekunder di sekitar penyakit diare.
kriptus. Jaringan ini didasari oleh jaringan ikat padat
yang beraksi sebagai kapsul parsial. ❯ KELENJAR GETAH BENING
■ Lingual tonsil terletak di sepanjang dasar lidah, juga
tercakup oleh skuamosa Kelenjar getah bening adalah struktur berbentuk buncis dan
bersimpai, yang umumnya berdiameter 10 µm dengan 2,5
cm dan tersebar ke seluruh tubuh sepanjang pembuluh limfe
(Gambar 14–1).
277
14SBAB
istem Imun & Limfoid Organ ■ Kelenjar Getah Bening
Tonsila faringeal
Pembukaan dari
tuba auditor
Palatum
Tonsila palatina E
Tonsila lingual
c C
a
(a) Tonsila palatina berada di dinding posterior lateral
rongga mulut dan tonsila lingualis berada disepanjang per-
mukaan sepertiga posterior lidah. Keduanya dilapisi oleh
GC epitel skuamosa berlapis. Tonsila pharyngea merupakan
tonsil tunggal yang berada di dinding posterior nasofaring.
E Tonsil faring tersebut biasanya dilapisi oleh epitel kolumnar
LN
bertingkat bersilia yang khas bagi saluran napas atas,
C tetapi area epitel berlapis juga dapat diamati. Tonsila
pharyngea yang mengalami hipertrofi dan terbentuk dari
peradangan kronik disebut adenoid.
(b) Sebuah bagian yang menunjukkan beberapa nodul lim-
LN foid (LN), yang secara kolektif dilapisi oleh epitel skuamosa
berlapis (E) pada satu sisi dan suatu simpai jaringan ikat
(CT) pada sisi yang lain. Sejumlah nodul memperlihat-
kan centrum germinale (GC).Lipatan mukosa di sejumlah
GC CT tonsil membentuk kriptus (C), di sepanjang kriptus ini,
nodul terutama berjumlah banyak. Lumen kriptus mengan-
dung sel epitel yang terlepas, limfosit yang hidup dan mati,
dan bakteri 140x. H&e.
(c) Epitelium (E) di sekitar kriptus tonsil (C) sering terinfiltrasi
b
dengan limfosit dan neutrofil dan dapat sulit dikenali secara
histologis. LImfosit dalam jumlah banyak pada jaringan ikat
dibawahnya tampak pada sisi kiri. 200x. H&e.
Massa nodul limfoid yang terdiri atas tonsil berkumpul di tiga (Gambar 14-12b dan c diproduksi ulang atas izin dari Dr
lokasi umum pada dinding faring. Paulo A. Abrahamsohn, Institute of Biomedical Sciences,
University of São Paulo, Brazil.)
Terdapat total dari 400 hingga 450 kelenjar getah bening, eferen limfatik serta di mana arteri, vena, dan saraf penetrasi
yang paling banyak di aksila (ketiak) dan kunci paha, organ (Gambar 14-15). Sebuah simpai jaringan ikat padat
sepanjang pembuluh utama leher, dan di toraks serta daerah mengelilingi nodus getah bening, memperluas trabekula
perut, terutama di mesenterium. Nodus merupakan serang- internal melalui cabang pembuluh darah. Katup di limfatik
kaian pada filter di barisan getah bening yang bertahan ter- memastikan bahwa aliran getah bening adalah unidireksio-
hadap penyebaran dari mikroorganisme dan sel-sel tumor nal.
serta menyediakan lingkungan tertutup yang memfasilitasi Sel-sel paling banyak dari kelenjar getah bening adalah
produksi sel plasma yang mensekresi antibodi non-IgA. limfosit dari semua jenis, sel plasma, sel dendritik, makrofag,
Sebelum bergabung dengan aliran darah, semua getah dan APC lainnya. FDC terdapat dalam nodul limfoid. Semua
bening disaring dan antibodi telah ditambah setidaknya satu sel-sel ini diatur dalam stroma serabut retikulin dan sel
nodus getah bening. retikuler untuk membentuk tiga regio utama: korteks luar,
Tertanam dalam jaringan ikat longgar, kelenjar getah sebuah medula pusat, dan area yang lebih kecil antara kedua
bening memiliki permukaan yang cembung di mana limfatik disebut parakorteks (Gambar 14–15 dan 14–16).
aferen masuk dan depresi cekung, hilum, di mana daunnya
BAB 14 ■ Sistem kekebalan tubuh dan limfoid Organ
V V V
N N
V
a b
B E L
IgA
sekretorik
Enterosit Antigen
Sel M
IgA
IgA
Bercak Peyer adalah kelompok yang sangat besar folikel limfoid (microfold) sel dengan lipatan apikal pendek tapi tidak ada
yang terletak di dinding ileum yang memungkinkan dekat sikat per-batasan. Permukaan basal sel M membentuk saku
pemantauan mikroorganisme dalam usus. intraseluler besar yang melindungi populasi transien limfosit T
(a) Potongan bercak Peyer memperlihatkan sedikit nodul limfoid dan B (L) dan sel dendritik (D) yang bergerak melalui pembuka-
yang khas (N), beberapa dengan germinal sentrum (panah). an di bagian membran basal (BM). sitoplasma lebih gelap
Mukosa usus kecil dilipat menjadi banyak villi memproyeksi (V). enterosit yang berdekatan (E) dengan perbatasan kuas (B) juga
X100. H&E. terlihat. 1000x.
(b) Dengan sel-sel epitel permukaan dihapus, pemindaian (Atas izin dari Dr Marian R. Neutra, Rumah Sakit Anak,
mikroskop elektron (SEM) menunjukkan membran basal tipikal Harvard Medical School, Boston, MA.)
selama villi (V) tetapi memperlihatkan penutup yang sangat (d) Diagram memperlihatkan antigen luminal yang terikat oleg
berpori menutup nodul limfoid dari bercak Peyer. Membran sel M dan di angkut melalui transitosis secara langsung ke
basal saringan seperti ini memfasilitasi interaksi antara sel-sel kantong intraepitelialnya yang mengandung sel-sel dendritik
imun dan sel M di epitel atas nodul. mengambil antigen, proses itu, dan menyampaikannya di sel T
(Atas izin dari Dr Samuel G. McClugage, Departemen Biologi penolong. Limfosit B menstimulasi oleh Sel-sel berdiferensiasi
Sel dan Anatomi, Universitas Negeri Louisiana Health Sciences menjadi sel plasma penyekresi antibodi IgA. IgA ini mengikat
Center, New Orleans, LA.) antigen pencetus, yang membantu menetralkan mikroorganis-
(c) TEM menunjukkan bahwa epitel langsung melalui Peyer me yang berpotensi bahaya dalam lumen tersebut sebelum
bercak yang limfoid nodul memiliki sel unik yang disebut M menembus mukosa.
279
BAB
ada untuk menghilangkan sel B yang rusak dan baru ter-
bentuk.
Aliran getah
bening
Medula
Sinus meduler
Korda meduler
Hilum
Pembuluh
Parakorteks
limfatik
eferen
Aliran getah
bening
Katup
Arteri
Pembuluh darah
Kelenjar getah bening adalah struktur enkapsulasi kecil diposisi- Tiga regio utama dari kelenjar getah bening termasuk luar kor-
kan di sepanjang pembuluh limfatik untuk memfilter getah teks menerima limfe dari limfatik aferen, sebuah parakorteks
bening dan memfasilitasi produksi antibodi. Katup dalam pem- batin di mana sebagian limfosit masuk melalui venula endotel
buluh limfatik memastikan aliran satu arah getah bening, tinggi (HEVs), dan medula pusat dengan sinus berkumpul di
ditunjukkan oleh panah. limfatik eferen.
diinternalisasi dan diangkut oleh APC. Jika mengalirkan dari secara cepat di pusat-pusat germinal pada folikel dengan
regio yang terinfeksi atau meradang, getah bening juga bantuan sel Th, sering memperbesar seluruh kelenjar getah
mengandung mikroorganisme dan sitokin. Antigen yang bening. Diaktifkan sel T sitotoksik di parakorteks yang
belum difagositosis sebelumnya dapat diinternalisasi oleh berproliferasi pada tingkat yang jauh lebih rendah tanpa
APC di kelenjar getah bening dan penyaji pada molekul membentuk folikel.
MHC kelas II. Banyak sel B yang baru dibuat, sekarang diaktifkan ter-
Jalur limfosit B dan T yang bersirkulasi dari nodus ke hadap antigen spesifik, membedakan sel plasma dan pindah
nodus, masuk melalui getah bening atau HEVs, di mana sel- ke medula atau situs bagian hilir di luar kelenjar getah
sel B kontak antigen pada FDC dan sel T antigen sampel bening di mana menghasilkan antibodi. Sel Th spesifik,
penyaji pada sel dendritik serta APC lainnya. Limfosit CTLs, dan T juga resirkulasi dalam getah bening eferen serta
reseptor yang merekognisi antigen tersebut akan diaktifkan. dengan antibodi menyebarkan pertahanan imun terhadap
Sel B akan mikroorganisme
281
GAMBAR 14–16 Regio nodul limfe. GAMBAR 14–17 Korteks nodul limfoid.
BAB
1 4 Sistem Imun & Limfoid Organ ■ Limpa
CT
C
C
LN LN S
T P
V C
C
P P
a b
Regio yang tepat berada di dalam korteks disebut parakorteks. serta banyak sel di sekitar venula (V) endotel tinggi di para-
Meskipun sebagian besar limfosit dalam korteks merupakan sel korteks, tetapi sedikit sel di parakorteks (P) yang terpulas baik.
B, banyak yang berada di nodul, limfosit parakorteks sebagian (b) Setelah dipulas dengan antibodi terhadap penanda sel T,
besar berupa sel T. Pemisahan ini diindikasikan pada mikrograf parakorteks berlabel padat, tetapi hanya sedikit sel di korteks
fluresensi dan pada gambar ini menggunakan imunohistokimia yang terpulas, (C) mungkin sel T pembantu. 200x
pada potongan nodul limfe yang berdekatan. (a) Antibodi ter- (Diproduksi ulang atas izin dari IL Weissman, Stan-
hadap penanda permukaan sel B melabel hampir semua limfosit ford University School of Medicine, Palo Alto, CA.)
di korteks (C),
(PALS), sementara pulpa merah terdiri atas sinusoid yang trabekula ,arteri tersebut meninggalkan trabekula dan me-
berisi-darah dan korda limpa. masuki parenkim arteri ketika arteriol ditutupi oleh se-
Seperti yang diharapkan dari organ mana darah dimonitor lubung limfosit T, selubung limfoid periarteriolar (PALS)
imunologis, yang mikrovaskulatur limpa mengandung regio yang terutama terdiri dari sel T dengan beberapa makrofag,
yang unik secara skematis diperlihatkan pada (Gambar DC, dan sel-sel plasma sebagai bagian dari pulpa putih
14-22). Arteri lienalis bercabang di dalam hilum, menjadi (white pulp). Karena diselubungi oleh PALS, pembuluh ini
arteri trabekularis kecil yang berjalan di jaringan ikat dikenal sebagai
a b c
Venula endotel tinggi ditemukan dalam parakorteks nodul limfe, (a) HEV dapat sulit diidentifikasi pada potongan sediaan parafin
seperti yang tampak pada tonsil dan bercak peyer. Sel-sel yang dipulas H&E. 400x (b) Potongan plastik lebih jelas mem-
endotel venula ini tidak memiliki bentuk khusus tetapi umumnya perlihatkan sel endotel tinggi (mata panah) dan limfosit yang
kuboid dan mempermudah translokasi cepat limfosit ke dalam lewat di antaranya (panah). 400x. PT (c) Gambaran SEM
jaringan limfoid. L-selektin di limfosit mengenali ligan yang kaya potongan HEV yang memperlihatkan lima limfosit tipikal yang
akan gula pada permukaan sel-sel endotel ini dan akibatnya, melekat pada sel-sel endotel (mata panah) sebelum bermigrasi
limfosit terhenti di tempat tersebut. Integrin meningkatkan di antaranya dan menggabungkan limfosit lain di parakorteks
perlekatan antara limfosit dan sel-sel endotel dan limfosit sekitarnya.
menyeberangi dinding pembuluh ke dalam parenkim nodus (Gambar 14–19c diproduksi ulang atas izin dari Fujita T,
limfe. Prog. Clin. Biol., Res 1989;295:493.)
283
BAB
1 4 Sistem Imun & Limfoid Organ ■ Limpa
MS
MC MC
MS MS
MC
a b
(a) Medula nodul limfe terutama terdiri atas sinus medular (MS) Pembuluh limfe eferen kaya akan antibodi yang baru disintesis.
yang dipisahkan oleh korda medular (MC). Limfosit dan plasma Suatu sinus medular (MS) dengan jaring-jaring proses eosinofilik
banyak dijumpai dan mendominasi ketimbang tipe sel lainnya. dari sekitar sel retikuler juga terlihat. 400x. H&A.
Suatu pembuluh darah di dalam korda medular juga terlihat. (Atas izin dari Paulo A. Abrahamsohn, Institute of Biome-
200x. H&A. (b) Pembesaran kuat korda medular (MC) memper- dical Sciences, University of Sao Paulo. Brazil.)
lihatkan sel plasma (panah) dengan inti yang eksentris dan
sferis dan lebih banyak sitoplasma ketimbang limfosit.
C
Kapsul (C) limpa terhubung pada trabekula (T) yang sebagian
membagi-bagi bagin interior organ yang menyerupai pulpa ini.
Pulpa merah (R) menempati sebagaian besar parenkim dengan
pulpa (W) yang terbatas pada area yang lebih kecil, terutama di
T
sekitar arteriol sentral. Nama area-area limpa ini merujuk pada
W warnanya dalam keadaan segar: pulpa merah terisi dengan sel-sel
darah dari semua tipe, yang terletak baik di korda maupun di
sinus; pulpa putih (white pulp) merupakan jaringan limfoid.
Pembuluh darah dan pembuluh limfe besar memasuki dan
meninggalkan limpa di hilum. 20x PSH.
R R
BAB 14 ■ Sistem Imun & limfoid Organ
S S Arteriol
penicilar
Pulpa putih (white
Periarteriolar selubung pulp) S
limfoid (PALS) (Kebanyakan Sel B)
(Kebanyakan Sel T) Selubung
(makrofag)
Arteri
Sentral
Sirkulasi
Pusat tertutup
germinal
Sinus
S
zona
marginal
S Sirkulasi
Trabekula terbuka
Pulpa merah
Arteri trabekular
Vena pulpa
merah
Vena trabekular
Gambaran skematis sirkulasi darah dan struktur limpa, dari Selain muncul dari pulpa putih (white pulp), arteriol sentral
arteri trabekular hingga vena trabekular. Cabang kecil arteri- bercabang-cabang sebagai arteriol penisili, yang berujung pada
arteri ini disebut arteri sentral dan terselubungi di dalam kapiler selubung. Dari kapiler tersebut, darah mengalir ke dalam
selubung sel-sel limfoid, selubung limfoid periarteriolar (PALS) di suatu sirkulasi tertutup yang melalui sinus limpa (S) secara
pulpa putih (white pulp). Sel-sel B dalam selubung ini dapat langsung atau sirkulasi terbuka, yang dialirkan dari vaskular ke
membentuk nodul dalam bentuk massa terbesar pulpa putih dalam jaringan limfoid korda pulpa merah limpa. Dari sel darah
(white pulp), dan di sekitar nodul-nodul tersebut terdapat sinus yang layak masuk kembali ke pembuluh darah melalui dinding
marginal. sinus.
arteriol sentral (Gambar 14–23). PALS menerima sejumlah Korda limpa dipisahkan oleh sinusoid (Gambar 14–25). Sel-
besar limfosit, terutama sel B, dan dapat membentuk nodul sel endotel yang panjang disebut stave cell melapisi sinusoid
limfoid temporer seperti yang organ limfoid sekunder lain- limpa, yang tersusun sejajar dengan aliran darah dan jarang
nya (Gambar 14–23b). Di nodul tersebut, arteriol menempati dibungkus serat retikular dan sangat diskontinu lamina basal
posisi eksentrik tetapi masih disebut arteriol sentral. Selama (Gambar 14–26).
pasasenya melalui pulpa putih (white pulp), arteriol ini Aliran darah melalui pulpa merah limpa dapat melalui
memberikan cabang kecil yang mendarahi jaringan limfoid
dua rute (Gambar 14–22):
sekitar (Gambar 14–22).
Setiap arteriol pusat pada akhirnya meninggalkan pulpa
■ Pada sirkulasi tertutup, arteriol penisili atau kapiler
yang bercabang darinya berhubungan secara langsung
putih (white pulp) dan memasuki pulpa merah, kehilangan
dengan sinusoid sehingga darah selalu terselubungi oleh
pada selubung limfosit dan bercabang karena beberapa
endotelium.
arteriol penisili yang lurus pendek sebagai kapiler (Gambar
14–22). Beberapa pada kapiler ini diselubungi dengan APC ■ Dalam sirkulasi terbuka, kapiler sekitar setengah dari
untuk pengawasan imun tambahan pada darah. arteriol penisili yang unik terbuka berakhir, membuang
darah ke dalam stroma pada korda limpa. Dalam plasma
Pulpa merah tersusun hampir sepenuhnya dari korda
rute ini dan semua elemen yang membentuk pada darah
limpa (dari Billroth) dan sinusoid limpa serta merupakan
harus masuk kembali dalam vaskulatur dengan melewati
situs di mana sel darah merah yang tak berguna dikeluarkan
celah sempit di antara sel-sel stave ke dalam sinusoida.
di dalam darah (Gambar 14–24). Korda limpa mengandung
Ini lubang kecil terdapat tidak ada hambatan terhadap
jejaring sel-sel retikular dan serat-serat retikular yang
trombosit, untuk leukosit motil, atau eritrosit fleksibel
menunjang limfosit B dan T, makrofag, leukosit lainnya, dan
tipis. Namun kaku atau tak berguna, sel darah merah
sel-sel darah merah.
bengkak di normal kehidupan rentang waktu 120 hari
285
BAB
1 4 Sistem Imun & Limfoid Organ ■ Limpa
W
R
W
R
a b
Pulpa putih (white pulp) limpa terdiri atas jaringan limfoid yang (b) Suatu nodul besar dengan germinal sentrum yang terbentuk
mengelilingi arteriol sentral sebagai selubung limfoid periarteriol di PALS dan arteriol sentral (mata panah) bergeser ke bagian
(PALS) dan nodul sel B yang berproliferasi di selubung ini (a) tepi nodul. Sinus kecil dapat terlihat pada tepi di antara pulpa
Potongan longitudinal pulpa putih (W) di PALS dan arteriol putih (W) dan merah (R) pulpa. Keduanya X20. H&a.
sentral (mata panah) yang dikelilinginya. Di sekeliling PALS (Atas izin dari Paulo A. Abrahamsohn, Institute of Biome-
terdapat banyak pulpa merah (R). dical Sciences, University of Sao Paulo, Brazil)
diblokir dari yang lewat di antara sel-sel stave dan men- kembali ke sirkulasi, dan digunakan kembali terutama untuk
jalani pemindahan selektif oleh makrofag (Gambar 14– eritropoiesis. Besi heme bebas adalah antara terikat nya
24). pengangkutan protein, hemopeksin, atau dimetabolisme
Penghapusan pada sel darah merah defektif dan men- untuk bilirubin dan diekskresikan dalam empedu oleh sel-sel
daur ulang zat besi adalah fungsi utama dari pulpa merah. hati. Setelah operasi pengangkatan limpa (splenektomi),
Besi dilepaskan dari hemoglobin selama degradasi pada sel jumlah dari eritrosit yang abnormal dalam meningkatkan
darah merah yang disimpan oleh makrofag dalam kompleks sirkulasi meskipun kebanyakan sel tersebut kemudian di-
protein feritin atau terikat transferin, hapus oleh makrofag di sinusoida pada sumsum tulang dan
hati.
Dari hasil darah sinusoida vena pulpa merah kecil yang
GAMBAR 14–24 Penghancuran eritrosit oleh bergabung sebagai pembuluh darah trabekular (Gambar
makrofag limpa 14-22), yang pada akhirnya membentuk vena limpa. Pem-
buluh vena trabekular tidak memiliki otot polos yang signi-
fikan dan menyerupai saluran berbaris endotelium ber-
lubang keluar pada jaringan ikat trabekular.
Aspek penting dari organ limfoid utama (timus, MALT,
kelenjar getah bening, dan limpa) dirangkum dan dibanding-
kan pada Tabel 14-4.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Pembesaran pada limpa, splenomegali, dapat terjadi dari
berbagai penyebab, termasuk limfoma atau perkembangan
ganas lainnya, infeksi seperti Mononukleosis, atau penyakit
sel sabit dan jenis-jenis anemia. Kapsul limpa relatif tipis,
dan limpa membesar rentan terhadap ruptur traumatik,
kejadian yang berpotensi mengancam hidup karena ke-
hilangan darah ke dalam rongga perut. Pemecahan seperti
dapat memerlukan operasi pengangkatan yang cepat dari
limpa, splenektomi, setelah sebagian besar fungsi organ
Suatu mikrograf lima makrofag dalam suatu korda limpa
memperlihatkan fagositosis aktif lebih tua. 400x. PT. dilakukan oleh organ limfoid lainnya, dengan menghilang-
kan eritrosit terjadi di sumsum hati dan tulang.
BAB 14 ■ Sistem Imun & limfoid Organ
S
C S
S
S S
C
C S
S
C
a b
(a) Pulpa merah limpa terdiri atas sinusoid vena limpa (S) dan Sel endotel yang khas tersebut dinamai sel stave dan memiliki
korda limpa (C), yang keduanya mengandung sel-sel darah dari sifat khusus yang memungkinkan seleksi sel darah merah sehat
semua tipe. Korda, yang sering disebut korda Bilroth, merupa- di korda limpa. (C). 200x. H&e.
kan jaringan retikular yang kaya akan limfosit. X140. H&e. (Atas izin dari Paulo A.Abrahamsohn, Intitute of Biomedical
(b) Magnifikasi tinggi menunjukkan bahwa sinusoid (S) dilapisi Sciences, University of Sao Paulo, Brazil.)
oleh sel endotel (panah) dengan inti besar yang menonjol ke
dalam lumen sinusoid.
BAB
1 4 Sistem Imun & Limfoid Organ ■ Limpa
C
S S
S M
S
C
R S
a b
Sinusoid
Pembuluh
Arteriol darah
Korda limpa
Serat retikular
Stave cell endotelial yang melapisi sinus venosus di pulpa (c) Diagram yang memperlihatakan komponen sinus limpa ini
merah merupakan sel panjang yang terorientasi dalam arah secara skematis dengan struktur yang menyerupai suatu tong
memanjang di sepanjang sinus. (a) Gambaran SEM memper- kayu yang tersusun longgar. Pada sirkulasi terbuka aliran darah,
lihatkan secara jelas susunan paralel stave cell (S), serta sel sel darah yang mengalir ke dalam korda pulpa merah
sejumlah besar makrofag (M) di pulpa merah sekitarnya (R). bergerak dibawah tekanan atau oleh aktivitasnya melalui ruang
X500. di antara stave cell, yang masuk kembali ke pembuluh darah
(Atas izin, dari Fujita T. Prog Clin Biol Res 1989; 295: 493) dan segera meninggalkan limpa melalui vena lienalis. Sel-sel
(b) Potongan limpa yang dipulas dengan perak memperlihatkan yang tidak dapat menyempit di antara stave cell, terutama
serat retikular hitam yang mengitari sinus tersebut (C) dan serat- eritrosit tua, dihancurkan oleh makrofag.
serat ini tampak serupa dengan serat di korda limpa sekitar (S).
Membran basal stave cell bersifak tidak utuh dan terbuka untuk
pasase sel. 400x. Perak
288 BAB 14 ■ Sistem Imun & limfoid Organ
Imunologi dasar ■ Dalam sel timus medula T yang TCRs mengikat kuat untuk
■ Imunitas bawaan terdapat sejak lahir dan melibatkan leukosit (ter- "protein diri," termasuk protein dari berbagai jenis sel nontimus
utama granulosit), dan protein seperti defensin, komplemen, dibuat oleh sel-sel epitelioretikular mengekspresikan gen Aire, yang
lisozim, dan interferon; imunitas adaptif berkembang lebih lambat diinduksi untuk mengalami apoptosis dalam proses seleksi negatif.
dan didasarkan pada antigen penyajian ke limfosit. ■ Dua tahap seleksi timus ini menyebabkan toleransi imun pusat,
■ Sel imun berkomunikasi dengan satu sama lain dan meregulasi memproduksi sel T fungsional yang tidak mengikat protein dari
satu sama lain aktivitas melalui hormon polipeptida yang disebut hospes.
sitokin. ■ Toleransi imun perifer terjadi di seluruh tubuh ketika reaksi imun
■ Antigen adalah regio pada makromolekul, biasanya protein, yang spesifik tertentu ditekan oleh sel T regulatori yang sebagian besar
di rekognisi oleh limfosit untuk mendapatkan respon imun spe- juga berasal di medula timus.
sifik terhadap ini. ■ Sel T regulator terbentuk di timus di atas berinteraksi dengan sel-
■ Antibodi adalah imunoglobulin diproduksi oleh sel plasma setelah sel dendritik penyaji antigen diri dalam proses terpapar oleh sitokin
sel progenitor B diaktifkan oleh antigen spesifik dan menata kem- dari sel epitel retikuler agregat disebut Hassall korpuskel, hanya
bali gen immunoglobulin sehingga antibodi mencocokkan antigen. ditemukan di medula timus.
■ Permukaan pada semua sel bernukleus menanggung fragmen pro- Jaringan Limfoid Terkait-Mukosa (MALT)
tein penyusunnya pada utama histokompatibilitas kompleks
■ MALT ditemukan dalam mukosa paling traktat tetapi terkonsen-
molekul (MHC) kelas I. trasi di palatina, lingual dan tonsil faring, bercak Peyer, dan
■ Hanya sel penyaji antigen (APC), sebagian besar berasal dari apendiks.
monosit, juga fragmen terdapat pada endositosis asing (biasanya ■ Tidak seperti MALT, kelenjar getah bening yang enkapsulasi dan
dari mikroorganisme) protein di permukaan molekul MHC kelas terjadi di sepanjang pembuluh limfatik; masing-masing memiliki
II. beberapa limfatik aferen dan satu eferen limfatik.
Asal limfosit dan Diferensiasi Kelenjar Getah bening
■ Limfosit berasal dari organ limfoid primer: sumsum tulang ■ Setiap nodus kelenjar getah bening memfilter getah bening dan
untuk limfosit B dan timus untuk limfosit T. menyediakan situs untuk aktivasi sel B dan diferensiasi untuk
■ Sel-sel B memproduksi antibodi untuk imunitas humoral; sel antibodi mensekresi sel plasma.
T berfungsi dalam sistem imunitas selular. ■ Sebuah nodus kelenjar getah bening memiliki tiga fungsional tapi
■ Sel T mengembangkan reseptor (TCRs), biasanya mengandung tidak secara fisik terpisah kompartemen: korteks luar, sebuah
rantai α dan β, yang mengikat antigen bersama dengan protein parakorteks mendasari, dan inti medula berdekatan dengan hilus
permukaan lain yang ditunjukkan oleh CD ("kluster diferensiasi") serta eferen limfatik.
sistem penomoran. ■ Limfatik masukkan di korteks nodus, di mana sel-sel B meng-
■ Kelas penting dari sel T termasuk CD4+ T sel penolong ;CD8+ sel alami antigen, berproliferasi dalam nodul limfoid, dan kemudian
T sitotoksik; C D4+ CD25+ sel T regulatori; dan γδ sel T, yang pindah ke regio lebih dalam pada nodus kelenjar getah bening.
memiliki rantai TCR dan terutama dalam epitel. ■ Sebagian limfosit masukkan di parakorteks dari getah bening
■ Reseptor sel B (BCRs) adalah IgM atau IgD antibodi pada nodus melalui venula endotel tinggi (HEVs) yang hanya terletak
permukaan sel pengikat antigen spesifik kapanpun kontak ini. di sana; kebanyakan limfosit di regio ini adalah sel T penolong.
■ Sel B dan sel T sering diaktifkan, proliferasi, dan mulai berfungsi ■ Medula memiliki korda medular mengandung serat retikular
pada organ limfoid sekunder: kelenjar getah bening, semua dengan banyak sel plasma, makrofag, dan leukosit lainnya; antara
mukosa terkait limfoid jaringan (MALT), dan limpa. korda yang getah bening diisi sinus medular yang berkumpul di
■ Dalam organ-organ limfosit didistribusikan dalam jalinan dari limfatik eferen.
retikulin diproduksi oleh fibroblastik sel retikuler, dan APC Limpa
adalah sel dendritik dengan paling banyak proses.
■ Limpa adalah organ limfoid besar tanpa struktur korteks/medula;
■ Dalam jaringan limfoid sekunder, BCRs pengikat antigen tidak sebagai gantinya, memiliki dua bercampur tetapi secara fungsional
terdapat di molekul MHC kelas II pada sel lain, sel dendritik berbagai regio: pulpa putih (white pulp) dan pulpa merah.
folikular (FDC). ■ Putih pulpa (white pulp), hanya 20% dari limpa, adalah jaringan
■ Dengan sitokin dari sel T penolong, sel B FDC-diaktifkan ber- limfoid sekunder yang terkait dengan arteriol sentral kecil yang
proliferasi klonal untuk sementara menghasilkan nodul limfoid juga tertutup oleh selubung limfoid periarteriolar (PALS) pada
besar (atau folikel), yang berkembang pusat germinal pucat. sel T.
■ Dari sel nodul limfoid diproduksi membubarkan sebagai sel ■ Pulpa merah, yang memfilter darah, menghilangkan eritrosit
plasma, berbagai sel T, dan sel B dan sel T memori yang rusak, dan mendaur ulang besi hemoglobin, terdiri dari korda
merespon dan berproliferasi dengan cepat jika antigen spesifik ini limpa dengan makrofag serta sel-sel darah dari semua jenis dan
muncul kembali. sinusoid limpa.
Timus ■ Sinusoid limpa dilapisi oleh sel endotel biasa disebut sel-sel stave
yang elongasi dan meluruskan paralel terhadap aliran darah,
■ Limfoblas T, atau timosit, pasang di timus ke sitoretiku- dengan celah terbuka antara sel-sel.
lum terdiri dari sel-sel epitelioretikular saling berhubungan.
■ Aliran darah dalam pulpa merah antara sirkulasi tertutup, ber-
■ Sel epitelioretikular timus juga mengeluarkan banyak sitokin, gerak dari kapiler ke dalam sinusoid vena, atau sirkulasi terbuka,
mengkompartementalisasi timus menjadi korteks dan Medula, dengan kapiler membuka langsung ke korda limpa.
serta di dalam pembuluh darah korteks mengelilingi di peng-
hambat darah-timus.
■ Filtrasi darah dalam sirkulasi terbuka melibatkan interaksi dengan
korda limpa makrofag yang menghapus tua, sel darah merah
■ Mengembangkan sel T dengan TCRs nonfungsional yang dideteksi bengkak dapat menyelinap di antara sel-sel stave untuk masuk
dan dihapus di korteks timus dengan proses pada seleksi positif; kembali aliran darah vena.
dengan sel TCRs fungsional pindah ke medula timus.
BAB
RONGGA MULUT
15
STRUKTUR UMUM SALURAN CERNA
Saluran Cerna
292
292
USUS HALUS
Mukosa
309
309
Lidah 292 Lapisan lainnya 314
Gigi 294 USUS BESAR 316
ESOFAGUS 299 IKHTISAR KUNCI 319
LAMBUNG 301
Mukosa 303
Lapisan lainnya 307
S
istem pencernaan terdiri atas saluran cerna—rongga ❯ STRUKTUR UMUM PADA SALURAN CERNA
mulut, esofagus, lambung, usus halus dan usus besar, Saluran cerna pada umumnya memiliki ciri struktural umum
rektum dan anus—dan kelenjar terkait—kelenjar liur, tertentu. Saluran ini merupakan suatu tabung berongga yang
hati, dan pankreas (Gambar 15–1). Disebut juga saluran terdiri atas lumen dengan diameter yang bervariasi, dan
gastrointestinal (GI) atau kanal alimentari fungsinya adalah dikelilingi oleh dinding yang terdiri atas empat lapisan utama:
mendapatkan molekul-molekul yang diperlukan dari mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. (Gambar 15-2)
makanan untuk pertahanan, pertumbuhan, dan kebutuhan menunjukkan gambaran umum pada empat lapisan tersebut;
energi tubuh. Molekul besar seperti protein, lemak, fitur kunci di setiap lapisan diringkas di sini.
karbohidrat kompleks, dan asam nukleat dipecah menjadi
molekul kecil yang mudah diabsorpsi melalui permukaan ■ Mukosa terdiri dari epitel pelapis; sebuah lamina propria
saluran cerna, kebanyakan di usus halus. Kebanyakan air dan jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah, pembuluh
elektrolit yang diabsorpsi dalam usus besar. Selain itu, lapisan limfe, limfosit dan sel-sel otot polos, yang terkadang juga
dalam saluran cerna merupakan sawar pelindung antara isi mengandung kelenjar; dan selapis tipis otot yang disebut
lumen saluran dan lingkungan internal tubuh dan pembuluh muscularis mucosae yang memisahkan mukosa dari
darah. submukosa dan memungkinkan gerakan lokal pada mukosa.
Struktur dalam saluran pencernaan memungkinkan berikut: Mukosa sering disebut membran mukosa.
■ Ingesti, atau introduksi pada makanan dan cairan ke ■ Submukosa terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak
dalam rongga mulut. pembuluh darah dan pembuluh limfe dan pleksus
■ Mastikasi, atau mengunyah, yang membagi makanan (Meissner) submukosa saraf otonom. Lapisan ini juga
padat menjadi potongan-potongan yang mudah dicerna. dapat mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.
■ Motilitas, gerakan muskular pada bahan melalui saluran ■ Lapisan muskularis tebal (atau muskularis eksterna)
tersebut. mengandung sel-sel otot polos yang tersusun sebagai spiral
dan terbagi dalam 2 atau lebih lapisan. Di lapisan dalam
■ Sekresi pada lubrikasi dan mukus protektif, enzim (dekat lumen), susunan sel otot umumnya melingkar; di
pencernaan, cairan asam dan basa, serta empedu.
lapisan luar, sebagian besar susunannya memanjang. Di
■ Pelepasan hormon untuk kontrol lokal pada motilitas
dan sekresi. jaringan ikat di antara lapisan-lapisan otot terdapat
■ Pencernaan bahan kimia atau degradasi enzimatik pembuluh darah dan pembuluh getah bening serta sebagai
pada makromolekul besar dalam makanan untuk mienterikus (Auerbach) pleksus saraf dari banyak neuron
molekul yang lebih kecil dan subunit. autonomik diagregasikan ke ganglia kecil dan interkoneksi
oleh pre dan serabut saraf postganglionik Pleksus ini dan
■ Absorpsi pada molekul kecil dan air ke dalam darah
serta getah bening. pleksus submukosa bersama-sama membentuk sistem saraf
■ Eliminasi yang tidak dapat dicernakan, komponen enterik lokal di saluran cerna.
tidak terserap pada makanan.
289
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
Esofagus
Hati
Lambung
Kandung empedu
Pankreas
Usus besar
Usus halus
Anus
Sistem pencernaan terdiri atas saluran dari mulut (rongga pankreas. Kelanjar digestif tambahan tersebut dibahas dalam
mulut) hingga anus, serta kelenjar digestif yang bermuara ke Bab 16.
dalam saluran ini, terutama kelenjar liur, hati, dan
Kontraksi pada muskularis, yang mencampur dan membran serosa yang melapisi rongga tersebut. Akan
mendorong isi luminal ke depan, yang dihasilkan serta tetapi, di tempat terbentuknya hubungan organ pencerna-
dikoordinasikan oleh pleksus mienterikus. an dengan organ atau struktur lain, seperti di esofagus
■ Serosa adalah lapisan tipis jaringan ikat longgar, yang (Gambar 15-1), serosa tersebut digantikan oleh lapisan
kaya akan pembuluh darah, pembuluh limfe dan adventisia, lapisan jaringan ikat yang mengandung
jaringan lemak, serta epitel selapis gepeng sebagai epitel pembuluh dan saraf tanpa adanya mesotelium.
pelapis atau mesotelium. Di dalam rongga perut, serosa Banyak sel imun bebas dan nodul limfoid di mukosa
menyatu dengan mesenterium membran tipis yang dan submukosa merupakan MALT dijelaskan
dilapisi mesotel pada kedua sisinya, yang menopang
usus. Mesenterium yang menyatu dengan peritoneum,
291
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Struktur Umum dari Saluran Pencernaan
Mukosa
Epitel
Lamina propria
Muskulatis
mukosa
Mesenterium
Vena
Arteri
Pembuluh limfe
Submukosa
Kelenjar submukosa
Pembuluh darah Lumen
Muskularis
Lapisan sirkular
dalam
Serosa
Diagram skematis yang memperlihatkan struktur bagian usus dan usus besar digantung oleh mesenterium yang
halus pada saluran cerna,dengan empat lapisan dan komponen merupakan situs dari saraf, pembuluh darah dan limfatik
utamanya yang disebutkan di sebelah kiri. Lambung, usus kecil, dari perut dan usus.
dalam Bab 14. Saluran pencernaan biasanya berisi ribuan ❯❯ APLIKASI MEDIS
pada spesies mikroba, termasuk kedua inhabitat berguna di
Pada penyakit tertentu, seperti penyakit Hirschsprung
usus serta potensial patogen tertelan dengan makanan dan
(megakolon kongenital) atau penyakit Chagas (tripano-
minuman. Mukosa terkait sistem pertahanan imun me-
somiasis infeksi dengan protozoa Trypanosoma cruzi),
nyediakan sebagai esensial pertahanan penting untuk pem-
pleksus di sistem saraf enterik saluran pencernaan ini
batas fisik tipis pada lapisan epitel. Lamina propria yang
masing-masing tidak ada atau terluka parah. Hal ini
terdapat tepat di bawah epitel, yang kaya akan makrofag dan
berakibat gangguan motilitas saluran cerna disertai
sel-sel limfoid, dan beberapa diantaranya secara aktif
peiebaran beberapa bagiannya. Banyaknya persarafan dari
menghasilkan antibodi IgA. Antibodi ini terutama disekresi-
susunan saraf otonom yang ada pada saluran cerna secara
kan ke dalam lumen usus yang dalam keadaan tergabung
anatomis menjelaskan besarnya pengaruh stres emosional
dengan suatu protein sekresi yang dihasilkan oleh sel-sel
terhadap saluran cerna.
epitel pelapis usus. Kompleks IgA ini serangan proteolisis
oleh enzim pencernaan dan memberikan perlindungan
penting terhadap patogen virus dan bakteri tertentu.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Rongga Mulut
Epitel skuamosa berlapis
pada permukaan lidah
Lingual
tonsil Epitel
Sulkus Sel kecap
terminalis
Mikrovili
kecap
Pori kecap
Sel
penyangga
Apeks lidah
Di permukaan dorsal (a), sepertiga posterior lidah memiliki tonsil sel-sel (kecap) gustatorik, sel penyangga dengan fungsi yang
lingual dan bagian anterior memiliki banyak empat jenis dari belum diketahui dan sel punca basal. Mikrovili di ujung sel
papila lingual. Papila filiformis runcing memberikan gesekan gustatorik berproyeksi melalui lubang di epitel, pori kecap.
untuk membantu bergerak makanan selama mengunyah. Rigi Akson sensorik aferen memasuki ujung basal kuncup kecap dan
(ridges) seperti tertutup oleh papila foliata pada sisi lidah terbaik bersinaps dengan sel gustatorik. Pada epitel skuamosa berlapis
yang dikembangkan pada anak-anak. Papila fungiformis pada permukaan lidah atau mukosa mulut, kuncup kecap
tersebar di seluruh dari permukaan dorsal, dan 8-12 besar terbentuk berupa kumpulan sel yang dapat dilihat secara
papila vallata (b) yang terdapat dalam garis berbentuk V dekat histologis meskipun pada pembesaran lemah (d). Pada
sulkus terminal. Kuncup kecap yang terdapat pada fungiformis pembesaran kuat, pori kecap dapat dilihat, dan inti panjang sel
dan tertutup oleh papila foliata tetapi jauh lebih banyak di papila penyangga dan gustatorik serta sedikit inti bulat sel punca basal
vallata. (c) Diagram sebuah kuncup kecap, yang memperlihatkan 140x dan 500x. H&E.
Sejumlah besar papilla di bagian anterior lidah ■ Papila fungiformis (Gambar 15-5) jauh lebih banyak,
merupakan peninggian membran mukosa yang memiliki keratin ringan, dan diselingi antara papila filiformis.
berbagai bentuk dan fungsi. Terdapat empat tipe papilla yang Berbentuk jamur dengan tervaskularisasi dan inervasi
dikenali (Gambar 15–4): inti pada lamina propria.
■ Papilla filiformis (Gambar 15-5) berjumlah cukup ■ Papilla foliata terdiri dari beberapa paralel rigi (ridges)
banyak, berbentuk kerucut memanjang dan memiliki pada setiap sisi lidah, anterior untuk sulkus terminalis,
banyak lapisan tanduk, yang membuat permukaannya tetapi belum sempurna pada manusia, terutama
terlihat keabuan atau keputihan. Perannya bersifat me- individu yang lebih tua.
kanisme dalam menyediakan permukaan kasar yang
mempermudah pergerakan makanan selama me-
ngunyah.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
FI SS
F
FI
SS
SS
TB CT TB
SS
SS
GL
GL
CT
a b
(a) Potongan permukaan dorsal lidah memperlihatkan papilla (b) Mikrograf memperlihatkan sebuah papilla vallata yang sangat
filiformis (Fg) dan papilla fungiformis (F). Kedua tipe tersebut besar dengan dua gambaran utama: banyak kuncup kecap (TB)
merupakan peninggian jaringan ikat (CT) yang dilapisi oleh disampingnya dan sejumlah kelenjar liur kecil (Gn) kecil yang
epitel skuamosa berlapis (SS), tetapi tipe filiformis berbentuk bermuara ke dalam celah atau parit yang terbentuk dari
runcing dan sangat berkeratin sementara tipe fungiformis peninggian mukosa di sekitar papilla. Kelenjar-kelenjar tersebut
berbentuk jarum, sedikit berkeratin dan memiliki sedikit secara kontinu membasahi celah tersebut dan memperbaharui
kuncup kecap. cairan yang berkontak dengan kuncup kecap. Kedua 20x. H&E.
■ Vallata (atau papilla circumvallata) (Gambar 15–5) lain yang dijumpai berupa sel-sel penyangga, sel imatur dan
adalah papilla terbesar, dengan diameter sebesar 1 sel punca basal yang membelah dan membentuk kedua tipe
sampai 3 mm. Delapan sampai dua belas papilla vallata sel lainnya. Dasar setiap kuncup berada di lamina basal dan
biasanya disejajarkan hanya di depan sulkus terminal. disusupi oleh akson sensorik aferen yang membentuk sinaps
Duktus dari sejumlah kelenjar liur (von Ebner) serosa di sel-sel gustatoriknya. Di ujung apikal sel-sel gustatorik,
bermuara ke dalam alur dalam yang mengelilingi setiap mikorvili menonjol melalui 2-µm-lebar dalam struktur yang
papilla vallata. Susunan seperti parit menimbulkan aliran disebut pori kecap. Molekul (zat kecap) yang terlarut dalam
cairan secara kontinu di atas kuncup kecap yang ber- saliva berkontak dengan mikrovili melalui pori tersebut dan
limpah pada sisi papilla tersebut, yang menyapu partikel berinteraksi dengan reseptor kecap dipermukaan sel
makanan di dekatnya sehingga kuncup kecap dapat (Gambar 15–4).
menerima dan memproses stimulus pengecapan yang Kuncup kecap mendeteksi sedikitnya lima kategori
baru. Kelenjar ini juga menyekresi suatu lipase yang umum sensasi kecap: ion logam (asin); ion hidrogen dari
mencegah pembentukan suatu lapisan hidrofobik di atas asam (asam); gula dan senyawa organik terkait (manis);
kuncup kecap yang mungkin akan menghambat fungsinya. alkaloid dan toksin tertentu (pahit); dan asam amino seperti
Kuncup kecap merupakan struktur ovoid di dalam epitel glutamate (umami; Jap. umami, gurih). Rasa asin dan asam
berlapis lidah, yang sampel umum komposisi kimia dari dihasilkan oleh kanal ion; kategori rasa lain diperantarai oleh
ingesti bahan (Gambar 15–4 dan 15–5). Sekitar 250 kuncup reseptor yang terangkai dengan protein G. Pengikatan
kecap yang terdapat pada permukaan lateral dari setiap papilla reseptor menghasilkan depolarisasi sel-sel gustatorik, yang
vallata, dengan banyak lainnya terdapat pada papila fungi- menghasilkan serabut saraf sensorik yang mengirimkan
formis dan foliata (tetapi tidak filiformis keratin). Tidak informasi ke otak untuk di olah. Persepsi sensasi kecap
dibatasi untuk papila dan juga secara luas tersebar pada dorsal dalam makanan memerlukan sensasi penghidu dan lainnya
dan permukaan lateral pada lidah, di mana juga secara terus- selain aktivitas kuncup kecap.
menerus dibasahi oleh berbagai kelenjar air liur minor.
Kuncup kecap memiliki 50 sampai 100 sel, sekitar
Gigi
separuh sel merupakan sel gustatorik (kecap) yang panjang, Pada manusia dewasa, normalnya terdapat 32 gigi
yang berganti dengan rentang hidup selama 7-10 hari. Sel-sel permanen, yang tersusun dalam dua lengkung simetris
bilateral di
295
tulang maksila dan mandibula (Gambar 15–6a). Setiap mesenkimal longgar dengan banyak substansi dasar, serat
kuadran memiliki 8 gigi: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar, kolagen tipis, fibroblas, dan sel-sel punca mesenkimal.
BAB
dan 3 molar tetap. Dua puluh dari gigi-gigi permanen ini Rongga pulpa menyempit di akar sebagai kanal radiks, yang
meluas ke apeks setiap radiks, tempat terdapatnya sebuah
Kanan atas (rahang atas) Kuadran Kiri atas (rahang atas) Kuadran
Email Mahkota
Gusi
Molar 3 (17-25 tahun) Leher
Dentin
Rongga pulpa
Molar 2 (11-13 tahun)
Semua gigi serupa secara embriologis dan histologis. (a): Sebagian akar dan leher terdiri dari dentin. Rongga pulpa
Penulangan gigi permanen diperlihatkan serta usia perkiraan melebar ke dalam bagian leher dan terisi dengan jaringan ikat
terjadinya erupsi setiap gigi. (b): Diagram struktur internal molar mesenkimal yang tervaskularisasi dan terinervasi. Pembuluh
serupa dengan struktur semua gigi, dengan mahkota yang darah dan saraf memasuki gigi melalui foramen apikal di ujung
dilapisi email, akar berlapis sementum yang menambatkan gigi akar. Ligamen periodontal memegang gigi ke tulang rahang.
pada tulang alveolar rahang, dan suatu bagian leher yang
sempit tempat bertemunya email dan sementum di gusi.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
b
PC
OP
OP
P
D O
a d
(a): Odontoblas (0) merupakan sel terpolarisasi panjang yang di kanal yang disebut tubulus dentis yang berjalan melalui
berasal dari mesenkim rongga pulpa yang berkembang (PC). seluruh ketebalan dentin. 400x. Mallory trichrome.
Odontoblas khusus untuk sintesis kolagen dan GAG dan terikat (b): Prosesus odontoblas dapat terpulas perak dan tampak
bersama-sama oleh kompleks taut berupa suatu lapisan tanpa bercabang di dekat pertautan dentin dengan email (E) dan di
lamina basal sehingga matriks yang kaya-kolagen dan disebut sepanjang bagiannya dekat sumbernya (c), dengan cabang
predentin (P) hanya disekresikan di ujung apikalnya pada gigi. lateral yang menempati kanalikuli yang lebih kecil di dalam
Kira-kira pada hari pertama sekresi, predentin mengalami dentin. Kedua gambar dengan pembesaran 400x. Perak.
mineralisasi menjadi dentin (D) berupa kristal hidroksiapatit (d): Hubungan prosesus odontoblas ini (OP) dengan odontoblas
yang terbentuk dalam proses yang serupa dengan proses yang (0), yang tampak dengan inti yang terpulas pada gambar ini,
terjadi pada osteoid tulang yang sedang berkembang (Bab 8). penting untuk pemeliharaan dentin pada gigi dewasa. 400x.
Dengan proses tersebut, kolagen diselubungi dan matriks Mallory trichrome
berkapur menjadi lebih bersifat asidofilik dan terpulas agak
berbeda dari predentin. Ketika sekresi predentin bemula, suatu (Gambar 15-7b, c, dan d digunakan atas izin, dari M. F.
penjuluran apikal dari setiap sel, yaitu prosesus odontoblas Santos, Department of Histologydan Embryology, Institute of
(OP), terbentuk dan dikelilingi oleh matriks baru. Seiring dengan Biomedical Sciences, University of São Paulo, Brazil.)
bertambahnya ketebalan lapisan dentin-predentin, prosesus
tersebut memanjang. Bila pembentukan gigi sudah ter-selesai-
kan, odontoblas menetap dan prosesusnya bertahan
297
BAB
pada suatu proses yang serupa pada osteoid (Bab 8). Email adalah komponen tubuh manusia yang paling keras
Prosesus-prosesus odontoblas apikal yang memanjang yang terdiri dari 96% kalsium hidroksiapatit dan bahan
P
S
S
OP OP
D
P N
a b
(a): TEM memperlihatkan kalsifikasi dentin (D) pada tepinya (b): TEM potongan melintang prosesus odontoblas (OP) di dekat
dengan predentin (P). yang belum terkalsifikasi. Suatu prosesus predentin (P) memperlihatkan hubungannya yang dekat dengan
odontoblas (OP) dengan mikrotubulus dan sedikit vesikel serabut saraf tak bermielin (N) yang terjulur di tempat tersebut
sekretorik menempati banyak ruang (S) di tubulus dentis. Suatu dari serabut dalam rongga pulpa. Saraf tersebut berespons
prosesus terjulur dari setiap odontoblas dan tubulus berlanjut terhadap berbagai rangsangan, seperti udara dingin, yang
sepenuhnya melalui lapisan dentin. 32.000x mencapai serabut saraf melalui tubulus dentis. 61.000x.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
E
CT A E D
D
a b
(a) Di bagian ameloblas kuncup gigi (A) merupakan sel ter- di sekitar mahkota yang berkembang sepenuhnya menghilang
polansasi tinggi dengan ujung apikal yang awalnya berkontak selama erupsi gigi. Gigi yang kehilangan kalsifikasinya
dengan dentin (D). Ameloblas tergabung membentuk selapis sel untuk sediaan histologi biasanya kehilangan lapisan email
yang dikelilingi di basal oleh jaringan ikat (CT). Saat odontoblas sepenuhnya. 400x. H&E.
menyekresi predentin, ameloblas menyekresi matriks yang (b): Mikrograf sediaan tipis gigi yang dibuat melalui penggilasan
sedikit mengandung kolagen, tetapi kaya akan sejumlah (grinding). Tubulus halus dapat diamati pada dentin (D) , dan
glikoprotein yang cepat memulai pembentukan kalsium batang yang tersusun dengan cara yang sama dapat diamati
hidroksiapatit untuk membuat email, (E) materi terkeras di secara tersamar (panah) pada email (E). Garis yang lebih
tubuh. Email membentuk suatu lapisan, tetapi terdiri atas menonjol yang melintas email secara diagonal menggambarkan
batang atau prisma email, yang tergabung secara solid dengan pertambahan garis pertumbuhan yang terbentuk saat matriks
lebih banyak email. Setiap batang email menggambarkan email disekresikan secara siklik oleh lapisan ameloblas. 400x.
produk suatu ameloblas. Tidak terdapat proses yang terjadi di Tidak terpulas.
email dan lapisan ameloblas
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Esofagus
OEE
DP
PD
O A O
PD
D
E
A
DP
B B
B
a b
Pembentukan gigi dimulai pada embrio saat epitel ektodermal odontoblas mulai memproduksi lapisan predentin (PD). Kontak
melapisi rongga mulut tumbuh ke dalam mesenkim di bawahnya dengan dentin menginduksi setiap ameloblas untuk mulai
pada rahang yang berkembang. Pada sederetan tempat yang menyekresi batang atau prisma matriks email. Email antar prisma
sesuai untuk bakal gigi, sel-sel epitel tersebut berproliferasi yang mengalami kalsifikasi secara perlahan menyatukan semua
ekstensif dan tersusun berupa organ email, dan masing-masing batang email menjadi suatu massa solid yang sangat kuat. 20x.
berbentuk seperti gelas anggur dengan tangkai yang awalnya H&E.
masih melekat pada lapisan mulut. Ameloblas terbentuk dari (b): Detail organ email pada tahap lanjut yang memperlihatkan
lapisan terdalam sel di organ email. Sel mesenkimal dalam lapisan predentin (PD) dan dentin (D) dan lapisan email
bagian konkaf organ email termasuk sel krista neuralis yang (E), beserta susunan lapisan sel yang menghasilkan materi
berdiferensiasi sebagai lapisan odontoblas dengan ujung tersebut. Odontoblas (0) berada dalam kontak dengan
apikalnya yang berkontak dengan ujung apikal ameloblas. sangat selular mesenkim dari papilla gigi (DP) yang akan
(a): Bila produksi dentin dan email telah dimulai, organ email menjadi rongga pulpa. Ameloblas (A) mendominasi di organ
tampak seperti pada mikrograf ini. Lapisan ameloblas (A) email yang kini lebih tipis, yang sangat dekat dengan tulang
terpisah dari epitel email luar (OEE) oleh suatu regio tebal yang berkembang (B). Pembentukan email berlanjut hingga
penyelip yang banyak mengandung GAG tetapi lebih sedikit sel sesaat sebelum erupsi gigi; pembentukan dentin berlanjut
yang tersebar. Mesenkim mengelilingi organ email dan sejumlah setelah erupsi hingga gigi sepenuhnya terbentuk. Odontoblas
bagiannya mulai mengalami penulangan intra-membranosa dan tetap berada di sekitar rongga pulpa dengan prosesus yang
membentuk rahang (B). Di dalam rongga setiap organ email, sel menembus lapisan dentin dan menghasilkan faktor yang
mesenkim membentuk papilla dentis (DP), dengan sel terluar membantu mempertahankan dentin. Sel mesenkimal yang
berupa lapisan odontoblas (0) yang menghadap ameloblas. berada dekat organ email berdiferensiasi menjadi sel sementum
Kedua lapisan sel tersebut mulai bergerak menjauh saat dan jaringan periodontal lainnya. 120x. H&E.
tekanan rekuren diberikan selama mastikasi. Ketebalannya Bagian khusus epitel ini, yang disebut epitel pertautan,
(150-350 µm) adalah hampir sama sepanjang akar tetapi melekat pada email gigi melalui kutikula yang menyerupai
menurun dengan penuaan. lamina basal tebal, sel-sel epitel melekat pada kutikula ini
Tulang alveolar tidak memiliki pola pipih tipikal pada melalui sejumlah besar hemidesmosom.
tulang dewasa tetapi memiliki osteoblas dan osteosit terlibat
dalam kontinu remodeling pada matriks tulang. Hal ini
dikelilingi oleh ligamen periodontal, yang berfungsi sebagai sophagus
periosteumnya. Serat bundel kolagen dari ligamen Esofagus adalah tabung berotot, panjang sekitar 25 cm pada
periodontal menembus tulang ini, mengikat ke sementum orang dewasa, yang mengangkut menelan materi dari faring
(Gambar 15-11c). ke dalam lambung. Empat lapisan saluran pencernaan
Sekitar periodonsium gingiva membran mukosa yang (Gambar 15-12) pertama menjadi mapan dan jelas terlihat
melekat pada periosteum tulang maksila dan mandibula
dalam esofagus. Mukosa esofagus memiliki mukosa tidak
(Gambar 15–11). Antara email dan epitel gingiva adalah
berkeratin epitel skuamosa berlapis, dan submukosa
sulkus gingiva, alur yang hingga 3 mm mendalam di sekitar
leher (Gambar 15–11a). mengandung kelenjar kecil pensekresi mukus
300 BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
FG
L
D B B
V
L C
LP
B PL
a b c
Periodontium setiap gigi terdiri atas sementum, ligamentum dengan banyak pembuluh darahnya (V) dan insersi ke dalam
periodontalis, tulang alveolar, dan gusi. tulang alveolar (B). Ligamen ini bertindak sebagai periosteum
(a): Mikrograf gigi terdekalsifikasi yang memperlihatkan gusi. alveolar di kantong gigi dan juga berlanjut dengan lapisan
Gusi bebas (FG) menghadap dentin (D), dengan sedikit sementum (C) yang sedang berkembang dan melapisi dentin.
sulkus gusi yang tampak. Gusi memiliki banyak lapisan sel Sementum membentuk selapis tipis materi menyerupai tulang
epitel berlapis yang menyelubungi jaringan ikat lamina propria yang disekresikan oleh sel panjang besar yang disebut
(LP). Jaringan ikat berlanjut dengan jaringan periosteum (P) sementoblas. 100x. H&E.
yang melapisi tulang alveolar (B) dan dengan ligamentum (c): Mikrograf memperlihatkan kontinuitas serat kolagen pada
periodontal (PL). 10x. H&E. tulang alveolar (B) dengan berkas di ligamentum periodontalis
(b): Mikrograf memperlihatkan ligamentum periodontal (L) (L). 200x. Pulasan pikrosirius dengan cahaya terpolarisasi.
Mukosa
E
Submukosa
Muskularis
LP
Adventisia
a MM
b
(a) Dalam bagian silang empat lapisan utama dari saluran Gl lamina propria (LP) dengan limfosit tersebar, dan helai otot polos
terlihat jelas. Mukosa esofagus dilipat longitudinal, dengan di muskularis mukosa (MM). 65x. H&E.
lumen sebagian besar ditutup. 10x. H&E. (b) magnifikasi yang
lebih tinggi mukosa menunjukkan epitel berlapis skuamosa (E),
301
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Lambung
SS
LP St
MM D
Sm
MM
GL St Sm
a D b
(a) Potongan longitudinal esofagus memperlihatkan mukosa (b): Potongan transversal yang memperlihatkan muskularis di
yang terdiri atas epitel skuamosa berlapis dan tidak bertanduk sepanjang esofagus memperlihatkan kombinasi otot rangka (St)
(SS), lamina propria (LP), dan otot polos muskularis mukosa dan serabut otot polos (Sm) di lapisan luar, yang terpotong secara
(MM). Di bawah mukosa terdapat submukosa yang mengandung longitudinal dan transversal pada gambar ini. Transisi tersebut
kelenjar mukosa esofagus (GL) yang bermuara melalui duktus dari otot di bawah kontrol volunter ke tipe otot yang dikontrol
(D) ke permukaan luminal. 40x. H&E. secara autonom penting pada mekanisme penelanan. 200x. H&E.
Esofagus Fundus
SCE
Kardia
Sfingter Lapisan
pilorik longitudinal LP
Orifice
SSE
Kurvatur Lapisan
pilorik lebih Muskularis
Duodenum sirkular
rendah
Lapisan
oblikus MM
Badan
b
ECG
Kurvatur lebih
besar
Pilorus
Lipatan
gastri
Epitel kolumnar
Pembuluh darah
sederhana
Pembuluh getah bening
Mukosa Lamina
propria
Muskularis
mukosa
Submukosa Arteri
Vena
Lapisan Pleksus saraf
oblikus submukosa
Muskularis Lapisan
Pleksus saraf
sirkular
mienterikus
Lapisan
longitudinal
Serosa
membuka ke dalam usus halus. Kedua regio ini terutama ❯❯ APLIKASI MEDIS
terlibat dengan produksi mukus dan serupa secara histologis.
BAB
Ulkus gastrik dan ulkus duodenum adalah nyeri lesi erosif dari
Karena struktur bagian fundus dan tubuh identik secara mukosa yang dapat meluas ke lapisan yang lebih dalam.
mikroskopis dan merupakan situs dari kelenjar lambung
GAMBAR 15–16 Sumur dan kelenjar lambung. ■ Sel parietal menyekresi asam hidroklorida (HCI) dan
terdapat di antara sel-sel leher mukosa serta seluruh bagian
lebih dalam dari kelenjar. Bentuknya bulat atau berbentuk
piramid, masing-masing dengan satu (kadang-kadang dua)
sentral dikelilingi nukleus. Sitoplasma adalah sangat
eosinofilik karena padatnya mitokondria (Gambar 15–17).
Ciri yang paling mencolok dari sebuah sel yang aktif
menyekresi yang dilihat dengan mikroskop elektron adalah
invaginasi dalam yang sirkular pada membran sel apikal
yang membentuk kanalikulus intrasel dengan luas
permukaan besar yang dihasilkan oleh ribuan mikrovili
(Gambar 15–18). Seperti diperlihatkan pada (Gambar
15-19), karbonik anhidrase mengkatalisis konversi air
sitoplasma dan CO2 ke HCO3+ dan H+. HCO3+ diangkut
P dari sisi basal sel dan H+ dipompa dari sel apikal, bersama
dengan Cl−. Dalam lumen H+ dan ion Cl− bergabung untuk
membentuk HCl. Sedangkan sekresi gastrik menjadi sangat
asam, mukosa sendiri tetap pada sebagian PH lebih netral
karena dari bikarbonat dibebaskan ke lamina propria.
Mitokondria banyak menghasilkan energi terutama untuk
a operasi pompa ion sel.
Sel parietal juga mengeluarkan faktor intrinsik suatu
P P glikoprotein yang diperlukan untuk ambilan vitamin B12 di
P usus halus.
Aktivitas sekretorik sel-sel parietal dirangsang oleh ujung
saraf kolinergik stimulasi parasimpatis dan oleh histamin
dan suatu polipeptida gastrin dari sel enteroendokrin.
■ Sel zimogen (chief cell) sel mendominasi di regio yang
lebih rendah dari kelenjar gastrik (Gambar 15–17) dan
memiliki semua karakteristik dari sel protein yang
mensekresi aktif. Secara ultrastruktural sel chief me-
nunjukkan RER berlimpah dan banyak apikal granula
sekretori (Gambar 15–20). Granul di dalam mengandung
enzim pepsinogen yang tidak aktif, prekursor ini dengan
cepat dikonversi menjadi enzim proteolitik pepsin yang
sangat aktif setelah dibebaskan ke dalam lingkungan
lambung yang asam (Gr. Peptein, untuk dicerna). Pepsin
adalah endoproteinase dengan spesifisitas luas dan
maksimal aktivitas pada pH antara 1,8 serta 3,5. Pepsin
inisiasi hidrolisis dari ingesti protein dalam lambung. Sel
chief juga memproduksi lipase gastrik, yang mencerna
banyak lipid.
b
■ Sel enteroendokrin merupakan tipe sel epitel pada
mukosa gastrik dengan endokrin atau fungsi parakrin.
Dalam fundus sel enteroendokrin ditemukan dilamina
D: SEM lapisan lambung dengan lapisan mukus yang telah basal kelenjar gastrik kecil mensekresi serotonin (5-
dihilangkan memperlihatkan sumur lambung 3 yang terietak hidroksitriptamin) (Gambar 15-20). Pada pilorus dan
berdekatan dan dikelilingi oleh ujung apikal poligonal pada bagian bawah lambung, sel enteroendokrin lainnya
permukaan sel mukosa. 600x. berkontak dengan lumen kelenjar, termasuk sel G yang
E: Lapisan yang sama memperlihatkan bahwa sel-sel mu menghasilkan polipeptida gastrin.
kosa permukaan tersebut merupakan bagian epitel kolumnar
selapis yang berlanjut dengan lapisan sumur 3. Setiap sumur Berbagai sel enteroendokrin mensekresi hormon yang
meluas ke dalam lamina propria dan kemudian bercabang berbeda, biasanya peptida, juga ditemukan dalam mukosa
menjadi sejumlah kelenjar tubular, Kelenjar tersebut usus dan dari utama pentingnya untuk fungsi pada saluran
bercabang lebih lanjut, sedikit bergelung dan mengisi
pencernaan. Contoh penting diringkas dalam Tabel 15-1.
sebagian besar volume mukosa. Di sekitar kelenjar, yang
mengandung sel-sel lain selain sel kolumnar, sejumlah kecil Jarang terlihat oleh rutin mikroskop cahaya, sel-sel ini dapat
jaringan ikat yang membentuk lamina propria juga divisualisasikan oleh TEM pengobatan jaringan dengan
diperlihatkan. 200x. H&E. kromium atau perak garam. Ini tersedia alternatif
305
BAB
Permukaan sel
mukosa
C
Sel G (sel
enteroendokrin
MM MM yang
P mensekresi
gastrin ke dalam
(a) (c) (d) darah)
Sepanjang fundus dan tubuh regio pada lambung, lubang- proses ini menyebabkan eosinofilia tersebut. Sel chief (C)
lubang gastrik menyebabkan kelenjar gastrik dengan ber- mulai muncul di dalam regio leher. Sekitar ini kelenjar tubular
bagai jenis sel. (a) Panjang, bergelung kelenjar gastrik penetrasi berbagai sel dan mikrovaskulatur dalam jaringan ikat.
lengkap ketebalan pada mukosa, dari lubang gastrik (GP) ke (c) Dekat muskularis mukosa (MM), basis dari kelenjar ini
mukosa muskularis (MM). mengandung sedikit sel-sel parietal (P) tapi lebih banyak sel
(b) Di dalam leher pada kelenjar gastrik, di bawah per- chief zimogenik (C). Sel chief ditemukan di kluster, dengan
mukaan sel-sel mukosa (SM) lapisan lubang gastrik, adalah nukleus basal dan sitoplasma basofilik. Dari apikal berakhir ini
sel leher mukosa kecil (MN), tersebar secara individu atau sel chief mensekresi pepsinogen, prekursor zimogen untuk
berkerumun di antara sel-sel parietal (P) dan sel-sel punca yang protease pepsin utama. Zimogen granula sering dihapus atau
menimbulkan ke semua sel epitel kelenjar. Banyak sel parietal tidak terpulas dengan baik dalam persiapan rutin. Kedua 200x.
(P) adalah sel khusus besar sering menggembung dari tubulus, H&E.
dengan pusat nukleus dikelilingi oleh secara intens sito- (D) Diagram menunjukkan secara morfologi umum dan
plasma eosinofilik dengan ultrastruktur tidak biasa. Sel-sel ini memiliki fungsi dari sel kelenjar gastrik utama.
menghasilkan HCl, dan banyak mitokondria diperlukan untuk
nama sel enterokromatin (EC) dan sel argentafin, secara ❯❯ APLIKASI MEDIS
masing-masing. Sekarang biasanya divisualisasikan secara Tumor yang disebut karsinoid, yang berasal dari sel entero-
imunohistokimia menggunakan antibodi terhadap produk endokrin, menimbulkan gejala klinis yang disebabkan oleh
ini, yang diberi nama dengan huruf awal dari hormon utama produksi serotonin berlebih. Serotonin meningkatkan
produksi ini (lihat Tabel 15–1). Sebagian besar dari sel-sel
motilitas usus, tetapi tingginya kadar hormon/neuro-
proses amina dan juga secara kolektif disebut sel APUD
transmitter ini dapat menyebabkan vasokonstriksi dan
karena itu aktivitas "amina prekursor serapan dan dekarbok-
kerusakan mukosa.
silasi". Semua sel tersebut secara umum lebih dianggap
bagian dari sistem neuroendokrin difus (DNES), yang
dibahas lebih lanjut dalam Bab 20.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
Lumen MV
Intraselular
Kanalikulus
M
MV
IC
M MV M
IC
M
a
TV
G M
IC
IC
(a): Gambaran TEM sel parietal aktif memperlihatkan banyak (IC) antara mitokondria (M) dan vesikula Golgi (G). Bila
mikrovili (MV) yang menonjol ke dalam kanalikuli intrasel, di terstimulasi memproduksi asam hidroklorida (kanan), vesikel
dekat lumen dan di dalam sel. Bagian sitoplasma lainnya tersebut bergabung dengan membran sel membentuk
dipenuhi mitokondria (M). 10,200x. kanalikulus (IC) dan mikrovili (MV), sehingga menambah luas
(b): Diagram campuran sel parietal, yang rnemperlihatkan permukaan membran sel untuk difusi dan pompa ion. Aktivitas
perbedaan ultrastruktural antara sel yang beristirahat (kiri) dan yang berkepanjangan dapat menghasilkan lebih banyak
sel aktif (kanan). Pada sel yang beristirahat, sejumlah struktur mitokondria (M).
tubulovesikular (TV) dapat dilihat pada regio apikal tepat di (Gambar 15–18a, with permission, dari Dr Susumu Ito,
bawah plasmalemma (kiri), tetapi sel tersebut memiliki sedikit Department of Cell Biology, Harvard Medical School, Boston,
mikrovili dan hanya kanalikulus intrasel pendek MA.)
307
BAB
Kanalikulus
Taut
kompleks
H+ K+ K+ Cl−
H+ K+ K+ Cl−
H+
Transpor
aktif
H+
Karbonat
anhidrase
CO2 + H2O H+ + HCO3−
Cl− K+
HCO3− Na+
Diagram yang memperlihatkan langkah-langkah utama dalam dengan proton dalam lumen dari kelenjar gastrik untuk
sintesis asam hidroklorida. Transpor aktif oleh ATPase membentuk HCl.
ditunjukkan oleh panah dan difusi ditandai dengan panah Tubulovesikel apeks sel agaknya berhubungan dengan sekresi
terputus. Dengan bantuan kerja karbonat anhidrase, asam asam hidroklorida karena jumlahnya berkurang setelah rang-
karbonat diproduksi dari CO2. 2 Asam karbonat terurai menjadi sangan sel parietal karena mikrovili bertambah. Kebanyakan ion
ion bikarbonat dan suatu proton (H+) yang dipompa ke dalam bikarbonat kembali ke darah dan menyebabkan peningkatan pH
lumen lambung sebagai pengganti K+. Konsentrasi K+. intrasel darah selama pencernaan, HCO3− lainnya tetapi sebagian
yang tinggi dipertahankan oleh Na+, K+ ATPase, sedangkan diambil oleh sel mukosa permukaan dan digunakan untuk
HCO3− ditukar dengan Cl− oleh suatu antiport. Ion klorida meningkatkan pH mukus.
berdifusi dari sel ke kanalikuli dan menggabungkan
Setelah stimulasi, sel-sel ini membebaskan produk Di dalam regio kardia dan pilorus dari lambung, mukosa
hormon yang kemudian menggunakan parakrin (lokal) juga mengandung kelenjar tubular, dengan lubang-lubang
atau endokrin (sistemik) melalui efek vaskulatur. Sel-sel yang panjang, bercabang menjadi bagian sekretori bergelung,
dari saluran pencernaan DNES dibagi ke dalam dua kelas: disebut kelenjar kardial dan kelenjar pilorik (Gambar 15-21).
jenis "tertutup", di mana apeks selular ditutupi oleh sel Kelenjar kedua kurang parietalis dan sel chief, terutama
epitel berdekatan (Gambar 15-20), dan jenis "terbuka", di mensekresi mukus yang berlebihan.
mana konstriksi apikal akhir pada sel kontak lumen dan
menanggung kemoreseptor isi lumen yang sederhana. Efek Lapisan lainnya
dari hormon termasuk regulasi dari peristaltik dan saluran Lapisan utama lainnya dari dinding lambung dirangkum
motilitas; sekresi pada enzim pencernaan, air, serta dalam (Gambar 15-14 dan 15-15). Lapisan submukosa terdiri
elektrolit; dan merasakan sensasi setelah makan.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
IC
P C
E P
Gambaran TEM potongan secara transversal kelenjar lambung sekretorik padat di basal. Contoh sel tersebut adalah sel
memperlihatkan ultrastruktur ketiga tipe sel utama. Sel parietal enterokromafin; yaitu sel tidak memiliki kontak dengan lumen
(P) memiliki banyak mitokondria dan kanalikuli intrasel (IC). kelenjar, dan menyekresi produk secara endokrin parakrin.
Kebanyakan sel merupakan sel chief (C) yang memiliki retikulum 1.200 .
endoplasma kasar dan granula sekretorik apikal di dekat lumen
(L). Sebuah sel enteroendokrin (E) memperlihatkan granula
Tindakan Utama
Jenis Sel Lokasi utama Hormon Diproduksi Meningkatkan Menghambat
GAMBAR 15–21 Kelenjar pilorus. HCl, dan enzim pencernaan dari mukosa lambung. Di
BAB
pilorus, lapisan tengah sangat menebal membentuk sfingter
pilorus, lambung dilapisi oleh selapis tipis serosa.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Leiomioma, tumor jinak dari sel-sel otot polos, adalah jenis
yang paling umum dari tumor di dalam lambung dan usus
kecil serta dapat menjadi besar. Catatan autopsi me-
nunjukkan bahwa muskularis dari lambung dapat meliputi
P leiomioma hingga 50% pada populasi yang lebih tua dari 50
tahun.
Mukosa
Bila dilihat dengan mata telanjang, permukaan usus halus
memperlihatkan lipatan-lipatan permanen sirkular atau
semilunar (plicae circulares) yang terdiri atas mukosa dan
G submukosa (Gambar 15–22a dan 15–23), yang paling
berkembang di jejunum. Menutupi secara padat seluruh
mukosa dari usus kecil yang pendek (0.5- sampai 1,5-mm)
perkembangan mukosa disebut vili yang memproyeksi ke
LP
dalam lumen (Gambar 15–22). Jari atau lapisan seperti
proyeksi ditutupi oleh epitel kolumnar sederhana pada sel
absorbtif disebut enterosit, dengan banyak diselingi sel
goblet. Setiap villus memiliki inti pada jaringan ikat longgar
yang memanjang dari lamina propria dan mengandung
fibroblas, serat otot polos, limfosit serta sel plasma, kapiler
Regio pilorus lambung memiliki sumur lambung yang dalam fenestrasi, dan pusat limfatik yang disebut sebuah lakteal.
(P) yang berujung pada kelenjar pilorus pendek (G) yang
bergelung di lamina propria (LP). Kelenjar kardia agak serupa
secara histologis dan fungsional. Sel-sel kelenjar ini ❯❯ APLIKASI MEDIS
menyekresikan mukus dan lisozim terutama dengan sedikit Penyakit celiac (sariawan celiac) adalah gangguan dari
sel G yang temui. Kelenjar dan sumur lambung dikelilingi oleh
mukosa usus kecil yang menyebabkan malabsorpsi dan
sel lamina propria, jaringan ikat yang juga mengandung
pembuluh limfe dan MALT. Tepat di bawah kelenjar terdapat dapat menyebabkan untuk kerusakan atau destruksi pada
lapisan otot polos muscularis mucosae. 140x. H&E. vili. Penyebab dari penyakit celiac adalah reaksi imun
terhadap gluten atau protein lain dalam gandum dan jenis
dari biji-bijian tertentu lainnya. Inflamasi yang dihasilkan
atas jaringan ikat padat yang mengandung pembuluh darah mempengaruhi enterosit, terkemuka untuk dikurangi
dan pembuluh limfe; lapisan ini sel-sel limfoid, makrofag, absorpsi nutrien.
dan sel mast. Lapisan muskularis terdiri atas serabut otot
polos yang tersusun dalam tiga arah utama, lapisan luar Di antara vili terdapat muara kecil kelenjar tubular
tersusun longitudinal, lapisan tengah tersusun sirkular, dan simpleks yang disebut (kriputus intestinal atau kriptus
lapisan dalam tersusun oblik. Kontraksi ritmis muskularis Lieberkühn) dan epitel setiap vili kontinu dengan epitel dari
berfungsi mencampur makanan dan kimus yang tercerna kelenjar intervensi (Gambar 15-22c). Sel epitel kelenjar usus
dengan produk sekresi mukosa lambung termasuk diferensiasi
310 BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
Enterosit
(Menyerap nutrisi)
Vili intestinal
Muskularis mukosa
Venula
Pembuluh limfe
Submukosa Arteriole
Epitel kolumnar
selapis
Lamina propria Lumen usus
(e) Mikrovili
Sel goblet
(a): Mukosa dan submukosa merupakan dua lapisan terdalam (d) Vili dilapisi oleh selapis epitel kolumnar yang terdiri atas
dari keempat lapisan konsentris usus. (b): Kedua lapisan mem- enterosit absorptif dan sel goblet. 70x. H&E.
bentuk lapisan sirkular atau plica sirkularis yang meningkatkan (e) Pada membran sel apikal setiap enterosit terdapat mikrovili
area penyerapan. (c) Mukosa dan submukosa dilapisi oleh suatu padat, yang berfungsi meningkatkan luas permukaan absorpsi
selubung padat berbentuk jari yang disebut vili. Setiap vilus sel. 18.000x. TEM.
intemal memiliki jaringan ikat lamina propria dengan mikro-
vaskular dan pembuluh limfe yang disebut lakteal.
311
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Usus Halus
V
SM
Mukosa dan submukosa (SM) usus halus membentuk lipatan Lapisan dalam memiliki otot polos yang mengitari submukosa;
menonjol yang disebut plicae (P), yang mengitari atau berputar lapisan luar berjalan memanjang tepat di dalam serosa (S),
di sekitar sirkumferens internal dan paling berkembang di lapisan luar usus. Susunan otot polos ini menimbulkan gerakan
jejunum. Di setiap lipatan, mukosa membentuk suatu lapisan peristalsis yang kuat untuk isi usus. 12x. H&E.
padat struktur menonjol yang disebut vili (a). Pada potongan
longitudinal, kedua lapisan muskularis (M) tampak jelas.
dan sel-sel punca pluripoten untuk semua jenis sel pada suatu fungsi plica dan vili, yaitu ciri penting suatu
usus halus. Termasuk berikut ini: organ yang dikhususkan untuk absorpsi. Plica diper-
kirakan memperluas permukaan usus sebesar 3 kali
■ Enterosit, yaitu sel absortif, merupakan sel silindris
tinggi, masing-masing dengan inti lonjong di bagian basal lipat, vili memperluasnya 10 kali, dan mikrovili mem-
sel (Gambar 15–24). Di apeks sel terdapat lapisan perluasnya 20 kali. Sehingga total daerah serap lebih
homogen yang disebut brush (striated) border. Secara dari 200 m2 di usus kecil!
ultrastruktural perbatasan lurik adalah lapisan dipandang Mekanisme penyerapan nutrien bervariasi dengan
dari mikrovili dikemas secara padat ditutupi oleh molekul berbeda yang dihasilkan oleh pencernaan.
glikokaliks melalui nutrisi yang diambil ke dalam sel Disakaridase dan peptidase yang disekresi sel-sel
(Gambar 15–22e dan 15–24c). Seperti dibahas pada Bab 4, tersebut dan terikat pada mikrovili, menghidrolisis
setiap mikrovilus merupakan tonjolan silindris dari disakarida dan dipeptida menjadi monosakarida dan
sitoplasma apikal dengan panjang 1 µm dan diameter 0,1 asam amino. Ini mudah diserap oleh transpor aktif dan
µm dan terdiri atas filamen aktin dan dibungkus membran segera dilepaskan lagi dari enterosit untuk penyerapan
sel. Setiap sel absorptif diperkirakan memiliki rerata 3000 oleh kapiler. Pencernaan lemak oleh lipase pankreas
mikrovili, dan 1 mm2 mukosa mengandung sekitar 200 dan empedu menghasilkan subunit lipid, termasuk
juta struktur ini. Mikrovili memperluas daerah kontak gliserol, monogliserida, dan asam lemak, yang emulsi
antara permukaan usus dengan nutrien, dengan garam empedu ke dalam (2 nm) misel
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
E
E
G
G
E
EC
b c
(a) Epitel kolumnar yang melapisi vili usus terutama terdiri atas (b) Pada pembesaran yang lebih kuat, setiap mikrovili enterosit
enterosit tinggi absorbtif (E). Ujung apikal sel-sei ini dihubung- lebih jelas terlihat dan tampilan berlurik di bagian tepinya jelas
kan dan dilapisi oleh brush border mikrovili. Berlapis glikoprotein, teriihat. 500x. (c) TEM memperlihatkan mikrovili dan mitoko-
brush border, beserta sel goblet (G), penyekresi-mukus, terpulas ndria enterosit yang terkemas rapat (E), dan sel enteroendokrin
dengan pemulasan karbohidrat. Sel-sel epitel lain adalah sebaran (EC) dengan granula sekretorik dapat dilihat di sepanjang
sel enteroendokrin, yang sulit diidentifikasi pada sediaan rutin, lamina basal. 2500x.
dan berbagai sel imun seperti limfosit intraepithelial. Inti limfosit
yang kecil dan sferis dapat dilihat di antara enterosit. 250x. PAS-
hematoksilin.
kecil dari lipid yang masukkan enterosit oleh pasif eosinofilik berukuran besar di sitoplasma apikal
difusi dan membran transporter. Lipid ini reesterifikasi (Gambar 15–26). Granula sel Paneth mengalami ekso-
menjadi trigliserida di dalam enterosit ER halus dan sitosis untuk melepaskan lisozim, fosfolipase A2, dan
kemudian dikompleks dengan apoprotein dalam aparatus peptida hidrofobik yang disebut defensin, yang ke-
Golgi, memproduksi kilomikron terpasang dari per- semuanya mengikat dan menguraikan membran
mukaan basolateral sel untuk penyerapan oleh lakteal mikroorganisme dan dinding bakteri. Sel-sel paneth
tersebut. (Gambar 15-25) menggambarkan konsep dasar berperan penting pada imunitas alami dan dalam me-
absorpsi lipid ngatur lingkungan mikro di kriptus intestinal.
■ Sel goblet tersebar di antara sel absorptif (lihat Gambar ■ Sel-sel enteroendokrin terdapat dalam berbagai jumlah
15–22d dan 15–24 a,b). Sel-sel ini menghasilkan musin di seluruh area usus halus, yang menyekresikan ber-
glikoprotein yang terhidrasi dan berikatan silang mem- bagai peptida (lihat Tabel 15–1). Banyak dari jenis ini
bentuk mukus dengan fungsi utama melindungi dan "terbuka", dalam apikal konstriksi akhir dari sel kontak
melumasi lapisan usus. lumen usus dan memiliki kemoreseptor mirip dengan
■ Sel Paneth di bagian basal kriptus intestinal di bawah kuncup kecap, tingkat contoh pada nutrisi tertentu
sel punca adalah sel eksokrin dengan granul sekresi seperti gula untuk meregulasi pembebasan hormon
secara basal (Gambar 15–27).
313
BAB
1 Asam Lipid Lipase
SER
2 Sintesis trigliserida
SER
Pertunasan
Sintesis
RER protein di RER
3
Trigliserida +
lipoprotein penutup
= kilomikron.
Golgi (sintesis
glikoprotein dan
lipoprotein)
Darah kapiler
4
Kapiler limfatik (lakteal)
b
(a) TEM memperlihatkan enterosit yang terlibat dalam absorpsi membran mikrovili dan terkumpul di sisterna retikulum
lipid menumpuk banyak droplet lipid kecil dalam vesikel reti- endoplasma halus (RE), tempat produk tersebut disintesis ulang
kulum endoplasma halus. (RE). Vesikel-vesikel tersebut menyatu sebagai trigliserida. 3. Melalui pemrosesan di retikulum
di dekat inti, dan membentuk globulus yang lebih besar dan endoplasma kasar dan Golgi, trigliserida tersebut dikelilingi oleh
bergerak ke arah lateral dan menyeberangi membran sei ke selapis tipis protein dan terkemas dalam vesikel yang
ruang ekstrasel (panah) untuk ambilan oleh kapiler limfatik mengandung kilomikron (berdiameter 0,2-1 µm) lipid yang
(lakteal) di lamina. propria. 3.000x. berkompleks dengan protein. 4. Kilomikron diangkut ke
(b): Diagram yang menjelaskan pemrosesan lipid oleh enterosit. membran sel lateral, yang disekresikan oleh eksositosis, dan
1. Komponen empedu dalam lumen mengemulsifikasi asam mengalir ke dalam ruang ekstrasel ke arah lamina propria,
lemak menjadi droplet lipid, yang terurai lebih lanjut oleh tempat sebagian besar kilomikron memasuki limfe di lakteal.
lipase menjadi monogliserida dan asam lemak. Senyawa (Gambar 15-25a atas izin dari Robert R. Cardell Jr.,
tersebut menjadi stabil dalam suatu emulsi oleh kerja asam Department of Cancer and Cell Biology, University of Cincinnati
empedu. 2. Produk hidrolisis berdifusi secara pasif melalui College of Medicine. Cincinnati, OH.)
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
V G
V V
EC
LP
P
IC
IC
P P P
b
LP
S
a
(a) Di antara vili (v) di seluruh usus halus, seperti yang tampak sel yang terlepas di seluruh usus halus setiap harinya. Pada
pada mikrograf ini, epitel pelapis berinvaginasi ke dalam lamina dasar kriptus terdapat sel Paneth, (P) dengan fungsi imun
propria (lP) untuk membentuk kelenjar tubular pendek yang di- bawaan submukosa (S) bisa memiliki limfatik mengalirkan
sebut kelenjar atau kriptus intestinal (iC). Lapisan di dekat lakteal. 200x. H&E.
muara kriptus memiliki sejumlah sel punca untuk keseluruhan (b) Magnifikasi yang lebih tinggi di dasar kelenjar usus
lapisan epitel usus halus. Sel anak bergerak perlahan dengan menunjukkan granula eosinofilik tipikal sel paneth (P), termasuk
pertumbuhan epitel keluar dari kriptus tersebut, yang berdiferen- sel enteroendokrin yang terpulas lebih pucat sel yang bermitosis,
siasi sebagai sel goblet, enterosit dan sel enteroendokrin. Sel-sel (EC) dan sel yang berdiferensiasi sebagai enterosit dan sel
tersebut terus bergerak ke atas setiap vilus dan dalam goblet. (G). 400x. H&E.
seminggu terlepas di ujungnya, dengan milyaran
■ Sel M (microfold) adalah sel epitel khusus pada ileum mikrovaskular getah bening, serabut saraf, sel otot polos, dan
yang menutupi folikel limfoid pada plak peyer. Seperti difusi jaringan limfoid. Lamina propria menembus pusat vili
dibhas dalam Bab 14, sel ini ditandai dengan banyaknya usus, yang membawa serta mikrovaskulatur, limfe, dan saraf
invaginasi membran basal yang membentuk sumur- (lihat Gambar 15–22c; Gambar 15–28). Serabut otot polos di
sumur yang mengandung banyak limfosit intraepitel dan dalam vili berperan menimbulkan pergerakan ritmis di vili,
sel penyaji-antigen (lihat Gambar 14–13). Sel M yang penting untuk penyerapan yang efektif. Muscularis
mengendositosis antigen secara selektif dan mentrans- mucosae juga menimbulkan pergerakan setempat vili dan
pornya kepada makrofag dan limfosit serta sel dendritik, plicae circulares bahwa getah bening mendorongkan bantuan
yang kemudian bermigrasi ke kelenjar limfe tempat dari lakteal ke submukosa dan mesenterik limfe.
dimulainya respons imun terhadap antigen asing. Submukosa memiliki darah lebih besar dan pembuluh
getah bening serta berdifusi, neuron yang saling ber-
Lapisan lainnya hubungan pada pleksus saraf submukosa (Meissner).
Bagian proksimal duodenum memiliki terutama di lapisan
Secara keseluruhan jaringan ikat longgar usus halus pada
submukosanya tetapi meluas ke mukosa banyak kelenjar
mukosa lamina propria mengandung darah ekstensif dan mukosa tubular, yaitu kelenjar duodenum (atau kelenjar
Brunner) dengan
Usus Halus 315
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Usus Halus
TEM sel enteroendokrin tipe terbuka di epitel duodenum yang
memperlihatkan mikrovili di ujung apikalnya yang berkontak
dengan lumen. Mikrovili memiliki komponen sistem sensor
nutrisi dan transduksi sinyal yang serupa dengan sejumlah
komponen pada kuncup kecap dan sel gustatorik. Aktivasi sel-
sel tersebut oleh nutrien memicu pelepasan faktor peptida di
membran basolateral, termasuk peptida rasa kenyang, yang
berdifusi melalui cairan ekstrasel dan memasuki kapiler (endo-
krin) atau mengikat reseptor pada ujung saraf yang berdekatan,
serabut otot polos, atau sel lain (parakrin). Hormon dari ber-
bagai sel enteroendokrin bekerja secara terkoordinasi untuk
mengontrol motilitas usus, mengatur sekresi enzim, HCI, em-
pedu dan komponen lain untuk pencernaan, dan menimbulkan
sensasi rasa kenyang di otak. 4.500x.
(Atas izin dari A.G.E. Pearse, Department of Histochemistry,
Royal Postgraduate Medical School, London.UK)
Lamina propria
Muskularis mukosa
Pleksus submukosa
Submukosa
GAMBAR 15–29 Kelenjar (Brunner) duodenum. Muskularis yang berkembang di dalam usus kecil, yang
terdiri dari lapisan sirkular internal, lapisan longitudinal
eksternal, dan di antaranya neuron dari mienterikus
(Auerbach) pleksus saraf (Gambar 15–30). Neuron dari
kedua submukosa dan pleksus mienterikus sebagian besar
autonomik serta secara kolektif menyusun sistem saraf
enterik besar. Usus halus ditutupi oleh serosa tipis dengan
mesotelium kontinu dengan dari mesenterium (lihat Gambar
15-22a).
❯❯ APLIKASI MEDIS
Penyakit Crohn adalah penyakit inflamatori usus kronis
yang paling sering terjadi di dalam ileum atau usus besar,
dihasilkan dari kombinasi kurang baik dipahami pada imun,
lingkungan, dan faktor genetik. Terlalu banyak aktivitas
limfosit dan inflamasi terjadi pada salah satu atau semua
lapisan pada dinding saluran, menghasilkan rasa sakit,
pendarahan lokal, malabsorpsi, dan diare.
D D
MM
ne
Usus besar atau usus, yang absorpsi air dan elektrolit serta
membentuk bahan yang tidak dapat dicerna ke dalam feses,
memiliki regio berikut: sekum pendek, dengan katup
ileosekal dan appendiks; yang naik, melintang, turun, serta
DG
kolon sigmoid; dan rektum, di mana feses disimpan sebelum
evakuasi. (Gambar 15–31). mukosa kekurangan vili dan
kecuali di dalam rektum tidak memiliki lipatan utama.
Kurang dari sepertiga selama usus halus, usus besar memiliki
diameter yang lebih besar (6-7 cm). Dinding usus yang
mengerut ke dalam serangkaian dari kantung besar yang
Terkonsentrasi khususnya di duodenum atas adalah massa
disebut haustra (L. sing. haustrum, bucket, scoop).
kelenjar mukosa bercabang majemuk, kelenjar duodenum
(DG), dengan banyak lobulus yang menempati banyak Mukosa pada usus besar penetrasi seluruh panjangnya
submukosa dan dapat meluas ke muscularis mucosae (MM) oleh tubular kelenjar intestinal. Kelenjar usus tubular yang
ke dalam mukosa. Banyak duktus ekskretorius (D) kecil dilapisi oleh sel goblet dan sel absorptif dengan sedikit sel
terbentang dari lobulus tersebut melalui lamina propria dan enteroendokrin (Gambar 15–32 dan 15–33). Sel absorptif
bermuara ke dalam lumen di antara kriptus usus halus.
Mukus alkali dari kelenar duodenum menetralkan pH materi atau kolonosit berbentuk silindris dengan mikrovili pendek
yang memasuki duodenum dan menambah mukus dari sel iregular dan ruang interselular dilatasi menunjukkan
goblet dalam melumaskan dan melindungi lapisan usus absorbsi cairan aktif (Gambar 15–33d). Sel goblet mem-
halus. 100x. H&E. produksi pelumas mukus menjadi lebih banyak sepanjang
dari kolom dan dalam rektum. Sel punca untuk epitel usus
besar berada pada sepertiga bawah kelenjar.
muara duktus ekskretorius kecil di antara kriptus-kriptus
intestinal (Gambar 15–29). Produk kelenjar sangat bersifat Lamina propria kaya kan sel limfoid dan nodul limfoid
basa (pH 8.1-9.3), yang menetralkan kimus yang memasuki yang sering kali menyebar sampai ke dalam submukosa
duodenum dari pilorus, yang melindungi membran mukosa (Gambar 15–32). Banyaknya jaringan MALT berkaitan
duodenum dan membuat pH isi usus menjadi optimal untuk dengan banyaknya bakteri di usus halus. Meskipun apendiks
kerja enzim pankreas. Dalam ileum, lamina propria dan tidak memiliki fungsi pencernaan, struktur tersebut
submukosa mengandung berkembang dengan baik mukosa merupakan komponen penting MALT (lihat Bab 14).
terkait jaringan limfoid (MALT), yang terdiri dari agregat Muskularis terdiri atas berkas-berkas longitudinal dan
nodul limfoid besar yang dikenal sebagai plak Peyer men- sirkular, tetapi berbeda dari lapisan muskularis diusus halus
dasari sel epitel M. dengan serabut lapisan luarnya yang mengelompok dalam 3
pita longitudinal yang disebut taeniae coli (L., pita usus
besar) (Gambar 15-32a). Bagian intraperitoneal kolon
dilapisi oleh serosa, yang ditandai dengan tonjolan kecil yang
terdiri atas jaringan adiposa.
317
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Usus Besar
IM
IM
MP
EM
EM b
❯❯ APLIKASI MEDIS
❯❯ APLIKASI MEDIS Herniasi atau outpocketing pada mukosa dan submukosa
Pembuluh darah yang bengkak di dalam mukosa atau sub- dari kolon dapat terjadi antara teniae coli, membentuk
mukosa dari Kanalis anal dapat menyebabkan gangguan tonjolan (divertikula) dan kondisi yang disebut divertikulosis.
yang menyakitkan disebut wasir. Kondisi umum ini secara Gangguan ini dapat menyebabkan dari defek struktural dari
tipikal hasil dari diet rendah serat, konstipasi, duduk lama, dinding kolon atau dari tekanan intraluminal tinggi atau
atau mengedan pada buang air besar, kondisi yang konstipasi. Bahan kotoran dapat menjadi terimobilisasi di
memproduksi peningkatan tekanan pada pembuluh darah dalam divertikula dan menyebabkan inflamasi terlokalisasi
tersebut. atau divertikulitis.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
Kolon transversal
Kolon Kolon
asendens desendens
Sekum
Apendiks Kolon
vermiformis Rektum sigmoid
Kanal analis
Fleksura koli sinistra
Mesokolon transversal
Fleksura koli
dekstra
Apendiks omentum
Haustra
Tenia koli
Katup Rektum
ileosekal
Katup rektum
Sekum
Ileum M. levator anal
Apendiks vermiformis Kanal anus
Rektum Vena
Mesokolon Sfingter anal interna
sigmoid
Anus Sfingter anal eksterna
Kanal anus
Pada gambar atas, usus besar terdiri atas sekum; colon ascen- memperlihatkan serangkaian massa jaringan adiposa yang ter-
dens, colon transversalis, colon descendens dan regio sigmoid; gantung dan disebut apendiks omentum.
dan rektum (a) Pandangan anterior usus besar dengan ujung (b): Di ujung distal rectum, canal analis, mukosa dan sub-
proksimal yang dipaparkan memperlihatkan katup ileosekal mukosa banyak vaskularisasinya dengan sinus vena dan
pada perlekatannya dengan ileum, di sepanjang kantong buntu terlipat sebagai serangkaian lipatan longitudinal yang disebut
yang disebut sekum dan penjulurannya, yailu apendiks. Muko- kolom anal (dari Morgagni) dengan intervensi sinus anal. Bahan
sa memiliki plicae yang dangkal tanpa vili. Lapisan muskularis kotoran yang terkumpul dalam rectum dikeluarkan oleh
memiliki dua lapisan, tetapi lapisan longitudinal luar hanya ter- kontraksi otot, termasuk aksi dari sfingter anal internal yang
diri atas tiga berkas serabut otot yang disebut taeniae coli yang kontinu dengan lapisan sirkular dari muskularis dan sfingter
menghasilkan haustra di dinding usus besar. Serosa kolon eksternal otot lurik (volunter).
berlanjut dengan serosa mesenterium penunjang dan
Usus Besar 319
BAB
1 5 Saluran Pencernaan ■ Usus Besar
Sel goblet Muara ke kelenjar
Muara ke Lumen Lumen
kelenjar usus usus
Nodul
limfatik Submukosa
Muskularis
mukosa Muskularis
lapisan sirkular Muskularis mukosa
Lapisan longitudinal luar
muskularis (tenia coli)
(a) Diagram yang memperlihatkan dinding usus besar yang (b) Mukosa ditempati sebagian besar oleh kelenjar intestinal
terdiri atas empat lapisan khas. Submukosa tervaskularisasi tubular yang terjulur ke dalarn sebagai muscularis mucosae
baik. Lapisan muscularis memiliki lapisan sirkular internal yang dan oleh lamina propria yang kaya akan MALT. 80x. H&E.
khas, tetapi otot longitudinal luar hanya terdapat di ketiga pita
dengan lebar yang setara, yaitu taeniae coli.
Rongga mulut ■ Periodonsium dari setiap gigi terdiri dari lapisan tipis tulang
■ Rongga mulut terutama dilapisi oleh mukosa dengan epitel seperti sementum sekeliling dentin dari akar dan ligamen peri-
skuamosa berlapis tidak berkeratin, dengan epitel skuamosa odontal mengikat sementum ke tulang alveolar pada soket rahang.
berlapis berkeratin pada palatum keras dan gingiva.
Lapisan dari saluran pencernaan
■ Permukaan dorsal mukosa pada lidah memiliki proyeksi papila
lingual dari empat jenis: papila filiformis dengan epitel keratin dan ■ Dari esofagus ke rektum, saluran pencernaan memiliki empat
foliasi tidak berkeratin, fungiformis, serta papilla vallata besar. lapisan utama: sebuah lapisan mukosa, sebuah submukosa,
sebuah muskularis, dan sebuah adventisia paling terluar atau
■ Semua papila lingual, kecuali jenis filiformis, memiliki epitel
serosa tertutup mesotelium.
kuncup kecap di sisi ini, dengan kemosensori sel gustatory
dengan sinapsis untuk basal inervasi sensorik, sel penyangga, dan ■ Mukosa bervariasi secara regional sepanjang saluran tetapi
pori rasa apikal. selalu terdiri dari lapisan epitel pada lamina propria dari jaringan
ikat longgar dan serat otot polos yang memanjang dari lapisan
■ Setiap gigi memiliki email menutupi mahkota dan leher serta
mukosa muskularis.
vaskularisasi, pusat rongga pulpa diinervasi dalam dentin yang
membentuk akar dan meluas ke dalam leher. Esofagus.
■ Email kalsifikasi sebagai paralel batang email dalam proses ■ Mukosa dari esofagus memiliki epitel skuamosa berlapis tidak
dipandu oleh protein amelogenin setelah sekresi dari sel epitel berkeratin; muskularisnya lurik pada superior akhir dengan otot
kolumnar disebut ameloblas dalam organ email dari kuncup gigi polos pada inferior akhir, dengan jenis serat bercampur di tengah.
embrionik. ■ Sebagian besar lapisan luar dari esofagus adalah adventisia,
■ Predentin disekresikan sebagai elongasi tubulus dentin dari penggabungan dengan jaringan lain dari mediastinum.
odontoblas tinggi yang melapisi rongga pulpa dan berlangsung di
gigi dibentuk sepenuhnya, dengan apikal proses odontoblas
memperluas antara tubulus.
BAB 15 ■ Saluran Pencernaan
L L
LP
S
L
ME
a c d
(a) Potongan melintang kolon memperlihatkan muscularis (c) Potongan longitudinal sebuah kelenjar yang terpulas untuk
eksterna (ME), termasuk taenia coli yang terpotong transversal glikoprotein memperlihatkan mukus di lumen tersebut dan dua
di bagian bawah gambar, submukosa (S), mukosa (M) yang tipe sel utama di epitel: sel goblet (G) dan sel kolumnar lainnya
terisi dengan kelenjar tubular usus. Sejumlah kelenjar ini yang dikhususkan untuk penyerapan air. 400x. PAS.
terpotong secara longitudinal, tetapi sebagian besar yang (d) Mikrograf TEM sel absorptif, yang disebut kolonosit, mem-
terlihat di sini terpotong transversal. 14x. H&E. perlihatkan mikrovili pendek di ujung apikalnya dan dilatasi
(b) Kelenjar yang terpotong transversal tampak terdiri atas ruang interselular dengan interdigitating melebar dari membran
epitel kolumnar selapis yang dikelilingi lumen tubular (L) dan sel (L), yaitu penanda transpor aktif air. Penyerapan air bersifat
tertambat di lamina propria (LP) dengan banyak limfosit bebas. pasif dan mengikuti transpor aktif natrium dari permukaan
Limfosit juga dapat terlihat menembus epitel (panah). 200x. basolateral sel epitel 2.500x.
H&E.
TABEL 15-2 Ringkasan pada pengelompokkan fitur saluran pencernaan, berdasarkan regio dan lapisan.
BAB
Muskularis (Lapisan inti
Regio dan Mukosa (Epitel, Lamina Submukosa
Usus besar Kelenjar usus dengan sel Tidak ada fitur yang Lapisan longitudinal luar Terutama serosa,
(Sekum, kolon, goblet dan sel absorptif. membedakan dipisahkan menjadi tiga pita, dengan adventisia
rektum) yang teniae coli di rektum
Anus kanal Epitel skuamosa Sinus vena Dalam lapisan sirkular Adventisia
berlapis; kolom anal menebal sebagai sfingter
longitudinal internal
■ Di taut esofagogastrik, epitel skuamosa berlapis secara tiba-tiba ■ Sel enteroendokrin tersebar sel-sel epitel dari sistem neuro-
ke epitel kolumnar sederhana invaginasi ke dalam lamina endokrin difusi, yang membebaskan hormon peptida untuk
propria sebanyak kelenjar tubular bercabang. meregulasi aktivitas dari jaringan selama pencernaan makanan
berdekatan.
Lambung ■ Mukosa dari kardiak lambung dan regio pilorus memiliki cabang
■ Lambung memiliki empat regio utama: kardia superior dan kelenjar kardial dan pilorus yang terdiri hampir seluruhnya dari
pilorus inferior,yang secara histologis agak sama, dan intervensi sel mukosa kolumnar, sedikit parietalis dan sel chief.
fundus serta tubuh, yang juga sama.
Usus halus
■ Mukosa dari lambung fundus dan tubuh dipenetrasi oleh banyak
lubang gastrik, yang dilapisi seperti lumen lambung dengan ■ Usus kecil memiliki tiga regio: duodenum dengan kelenjar mukosa
permukaan sel mukosa dan yang mengarah ke percabangan besar di dalam submukosa yang disebut kelenjar duodenum;
kelenjar gastrik. jejunum; dan ileum dengan mukosa besar dan submukosa bercak
peyer.
■ Permukaan sel mukosa mensekresi lapisan tebal dari mukus
kental dengan ion bikarbonat, yang melindungi sel-sel ini dan ■ Di semua regio pada mukosa usus halus memiliki jutaan dari
yang mendasari lamina propria. memproyeksi vili, dengan epitel kolumnar sederhana lebih inti dari
■ Kelenjar gastrik dilapisi oleh epitel dengan empat jenis sel lamina propria, dan intervensi tubular sederhana kelenjar usus
utama, serta sel punca pluripoten yang terletak di regio leher (atau kriptus).
sempit pada kelenjar ini: ■ Sel punca di kelenjar ini menghasilkan sel-sel kolumnar epitel pada
■ Sel-sel leher mukosa termasuk prekursor imatur dari vili, terutama sel-sel goblet dan enterosit untuk absorpsi nutrien,
permukaan sel-sel mukosa tetapi menghasilkan kurang mukus serta defensin memproduksi sel Paneth jauh di dalam kelenjar.
alkali saat bermigrasi ke dalam lubang-lubang gastrik.
■ Gula dan asam amino diproduksi oleh tahap akhir dari mencerna
■ Sel parietal adalah sel besar dengan banyak mitokondria dan karbohidrat dan polipeptida dalam Glikokaliks mengalami transi-
kanalikuli intraseluler besar untuk produksi dari HCl di tosis melalui enterosit untuk serapan oleh kapiler.
dalam sekresi gastrik; ini juga mensekresi faktor intrinsik
untuk penyerapan vitamin B12. ■ Produk dari lipid pencernaan asosiasi dengan garam empedu, yang
diambil oleh enterosit, dan dikonversi ke trigliserida dan lipo-
■ Sel chief (zimogenik), terutama terdapat di setengah bawah protein untuk membebaskan sebagai kilomikron dan serapan oleh
dari kelenjar gastrik, mensekresi protein pepsinogen yang
limfatik yang disebut lakteal di dalam inti villus masing-masing
diaktifkan oleh pH rendah dalam lumen untuk membentuk
protease pepsin utama.
■ Otot polos dari lamina propria dan mukosa muskularis, di bawah
kontrol dari pleksus submukosa (Meissner) autonomik, vili
bergerak dan membantu mendorong getah bening melalui lakteal.
BAB 15 ■ Saluran pencernaan
■ Otot polos di lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal ■ Muskularis dari kolon memiliki lapisan luar longitudinal dibagi
luar pada muskularis, di bawah kontrol autonomik pleksus menjadi tiga pita pada otot polos yang disebut teniae coli, yang
mienterikus (Auerbach), menghasilkan peristaltik yang kuat. beraksi dalam gerakan peristaltik dari feses ke rektum.
Anal Kanal
Usus besar
■ Pada anal kanal epitel kolumnar sederhana lapisan rektum bergeser
■ Usus besar memiliki tiga regio utama: sekum pendek, dengan secara tiba-tiba ke epitel skuamosa berlapis dari kulit di anus.
appendiks; kolon panjang, dengan asendens, transversal,
desendens, dan bagian sigmoid; serta rektum.
■ Dekat anus lapisan sirkular dari muskularis rektum ini membentuk
sfingter anal internal dengan kontrol lebih lanjut diberikan oleh
■ Sekitar seluruh panjang, dari mukosa usus besar memiliki jutaan
otot lurik dari sfingter anal eksternal.
dari kelenjar usus tubular pendek sederhana, dilapisi oleh
lubrikan sel-sel goblet dan sel absorptif untuk penyerapan dari
air dan elektrolit.
16
Organ-organ yang
BAB Berhubungan dengan
Saluran Cerna
KELENJAR LIUR 323 SALURAN EMPEDU & KANTUNG EMPEDU 339
PANKREAS 326 IKHTISAR KUNCI 340
HATI 329
Hepatosit dan Lobulus Hepatik 332
Struktur dan Fungsi Hati 337
O
rgan-organ yang berhubungan dengan saluran cerna Suatu simpai jaringan ikat mengelilingi kelenjar liur
meliputi kelenjar liur, pankreas, hati, dan kandung utama. Parenkim kelenjar terdiri atas ujung sekretorik dan
empedu. Produk organ-organ ini mempermudah sistem saluran bercabang, yang tersusun dalam lobus, yang
pengangkutan dan pencernaan makanan di dalam saluran dipisahkan oleh septa jaringan ikat yang berasal dari simpai.
cerna. Fungsi utama kelenjar liur adalah membasahi dan Sekresi setiap kelenjar dapat bersifat serosa, seromukosa,
melumasi mukosa mulut dan makanan yang masuk,memulai atau mukosa, bergantung pada kandungan musin
pencernaan karbohidrat dan lipid oleh amilase dan lipase, glikoproteinnya. Saliva dari parotis bersifat serosa dan encer.
serta menyekresi subtansi bakteriostatis protektif seperti Kelenjar submandibular dan sublingual menghasilkan sekret
imunoglobulin IgA, lisozim, dan laktofrin. seromukosa, yang sebagian besar berupa mukus dari kelenjar
Pankreas memproduksi enzim pencernaan yang bekerja liur minor. Saliva dimodifikasi sel sistem duktus yang
di usus halus dan hormon yang penting untuk metabolisme mengaliri unit sekretorik, dengan banyak Na+ dan Cl- yang
nutrien yang diserap. Hati memproduksi empedu, suatu diabsorbsi ulang ketika faktor pertumbuhan dan enzim
getah yang penting pada pencernaan lemak. Kandungan pencenaan tertentu ditambahkan.
empedu menyerap air dari empedu dan menyimpannya
Tiga jenis sel epitel terdiri dari unit sekretori saliva:
dalam bentuk terkonsentrasi. Hati juga berperan penting
pada metabolisme karbohidrat dan protein dan ■ Sel-sel serosa merupakan sel penghasil protein
menginaktifkan serta memetabolisme banyak zat toksik dan terpolarisasi, biasanya berbentuk piramid dengan dasar
obat. Hati juga menyintesis sebagian besar protein plasma lebar yang berada di lamina basal permukaan apikal yang
darah dan faktor yang diperlukan untuk pembekuan darah. sempit dan menghadap lumen (Gambar 16–2 melalui 16–
4). Sel-sel sekresi di dekatnya diikat oleh kompleks tautan
❯ KELENJAR LIUR dan biasanya membentuk massa sferis yang disebut suatu
asinus (L. grape), dengan lumen yang sangat kecil di
Kelenjar eksokrin dalam mulut menghasilkan liur, yang
pusat (Gambar 16–2). Sel asinar serosa terutama
memiliki fungsi digestif, pelumas, dan pelingdung. Dengan
menghasilkan enzim digestif dan protein lainnya.
pH normal 6,5-6,9, saliva juga memiliki fungsi pendapar
yang penting dan pada banyak spesies selain manusia, juga ■ Sel-sel mukosa agak berbentuk kuboid atau kolumnar
sangat penting untuk pendinginan evaporatif. Terdapat tiga sampai silindris dengan inti yang terdesak ke basal sel
pasang kelenjar liur utama: kelenjar parotis, kelenjar (Gambar 16–2 dan 16–4). Sel-sel mukosa mengandung
submandibular dan kelenjar sublingual (Gambar 16–1), granula apikal dengan musin hidrofilik yang memberikan
selain kelenjar liur minor di mukosa dan submukosa di lubrikasi dalam air liur tapi menyebabkan pewarnaan sel
seluruh rongga mulut yang mensereksi 10% dari volume liur sulit dalam persiapan rutin (Gambar 16–5). Sel-sel
total saliva. mukosa paling sering tersusun sebagai tubulus
ketimbang asinus dan memproduksi sebagian besar
❯❯ APLIKASI MEDIS musin. Kelenjar liur campuran memiliki unit sekretori
Produksi air liur inadekuat, menyebabkan mulut kering tubuloasinar dengan sekresi baik serosa dan mukosa.
atau xerostomia, dapat disebabkan oleh berbagai faktor ■ Sel-sel mioepitel, yang dibahas pada Bab 4, ditemukan
yang mempengaruhi kelenjar liur utama, seperti infeksi di bagian dalam lamina basal unit sekretorik dan (lebih
virus campak, radiasi terhadap kelenjar, atau efek samping sedikit) bagian awal sistem duktus (Gambar 16–2 dan
yang normal dari obat-obatan seperti antihistamin. 16–4). Sel-sel gepeng yang kecil ini memanjang beberapa
proses kontraktil sekitar sekretori terkait
323
GAMBAR 16–1 Kelenjar liur utama.
Asinus serosa
Demilun
Duktus interkalaris serosa
Duktus interkalaris
Tubulus mukosa
Bagian sekretorik terdiri atas sel serosa berbentuk piramid (biru Duktus interkalaris pendek dilapisi dengan epitel kuboid.
muda) dan mukosa (cokelat muda). Sel serosa merupakan sel Duktus striata terdiri atas sel kolumnar dengan ciri khas sel
pensekresi-protein yang khas, dengan inti bulat, akumulasi RE pengangkut ion: invaginasi membran basal dengan
kasar di sepertiga basal, dan apeks yang terisi dengan granul tumpukan mitokondria. Sel mioepitel diperlihatkan dalam
sekretorik yang kaya akan protein. Inti sel mukosa, yang asinus serosa.
terdesak oleh kromatin padat, berlokasi didekat dasar sel.
325
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Kelenjar Liur
SD
SD
A
CT
A A
ID
a b
Kelenjar parotis besar yang sepenuhnya terdiri atas asinus sediaan plastis ini, serta duktus interkalaris (ID) dan duktus
serosa dengan sel yang menghasilkan amilase dan protein lain striata (SD), yang keduanya terpotong transversal. X400. PT.
untuk disimpan pada granula sekretorik. (a) Mikrograf kelenjar (b) Stria di sebuah duktus (SD) lebih jelas terlihat pada gambar
parotis yang memperlihatkan asinus serosa (A) yang terhimpit ini beserta septum (CT) dan sejumlah besar asinus serosa (A).
dengan duktus. Granula sekretorik sel serosa terlihat jelas pada Jaringan ikat sering meliputi adiposit. X200. H&E.
unit atau saluran dan aktivitas mereka adalah striata radial dari bagian basal sel ke tingkat inti. Secara
penting untuk memindahkan produk sekretorik ke ultrastruktual, stria tersebut terdiri atas lipatan membran
dalam dan melalui saluran. plasma basal (Gambar 16–6). Duktus striata menyerap
kembali ion Na+ dari sekresi awal dan membran sel ini
❯❯ APLIKASI MEDIS mereabsorpsi dilipat pada area permukaan besar dengan
transporter ion, memfasilitasi transitosis ion cepat dan
Produksi air liur berlebihan, atau sialorrhea, terkait dengan membuat sekresi sedikit hipotonik.
aktivitas otonom dari mual, inflamasi dalam rongga mulut, Sel plasma melepaskan IgA yang membentuk suatu
dan infeksi virus rabies. kompleks dengan komponen sekretorik yang disintesis oleh
sel epitel asini serosa dan duktus interlobularis. Kompleks
IgA sekretori yang dilepaskan ke dalam saliva menahan
Pada sistem duktus intralobular, ujung sekretoris pencernaan enzimatik dan membentuk suatu mekanisme
bermuara ke dalam duktus interkalaris, yang dilapisi sel-sel pertahanan imunologis terhadap patogen di rongga mulut.
epitel kuboid, dan sejumlah duktus pendek tersebut Duktus dari masing-masing lobulus berkumpul dan
bergabung membentuk duktus striata (Gambar 16–2). Sel mengalir ke duktus ekskretoris interlobular dengan
kolumnar duktus striata sering memperlihatkan penjuluran meningkatkan ukuran dan tebal
326 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Pankreas
A M
ID A
M
S S
A
M ID
M
S
ID
M M
M
SM
S
S A
SM
M M
a b
(a) Kelenjar submandibular merupakan campuran kelenjar (b) Kelenjar sublingual adalah kelenjar campuran tetapi
serosa dan mukosa (sel serosa mendominasi) dan sebagian besar lendir dengan susunan tubuloasinar sel
memperlihatkan sel yang terpulas jelas di asinus serosa (A) dan mukosa dalam pewarna tidak bagus (M). Duktus intralobularis
demilun serosa (S) dan sel mukosa (M) yang terpulas pucat dan kecil (ID) kecil terlihat pada jaringan ikat, serta sejumlah
berkelompok sebagai tubulus pada kelenjar tubuloasinar ini. fasikulus kecil otot rangka lidah (SM). X140. H&E.
Duktus intralobularis (ID) menguras setiap lobulus. X340. H&E.
B
SD
B
a b c
(a) Mikrograf cahaya duktus striata (SD) ini memperlihatkan (c) SEM ini memperlihatkan dasar (B) sejumlah sel tersebut
stria merah muda yang sangat pucat pada separuh bawah sel dengan lamina basal yang telah dihilangkan, dan
kolumnar. stria dihasilkan oleh mitokondria yang berada di memperlihatkan pertautan ekstensif lipatan membran sel-sel
lipatan membran sel lateral X200. H&E. yang berdekatan. Mitokondria di antara lipatan menyediakan
(b) SEM mengindikasikan bahwa ujung apikal sel terhubung energi untuk pompa ion membran dan ambilan ion dari saliva
bersama di dekat lumen kecil (L), dengan lipatan interdigitasi menjadi cepat dan efisien. X4000.
membran sel yang paling jelas terbentu di ujung basal (B).
X4000.
duktus bergabung dengan duktus interlobular dan duktus ■ pH rendah dalam asinus dan duktus sistem karena
interlobular lebih besar, yang memiliki epitel semakin HCO3- disekresikan oleh sentroasinar dan sel-sel duktus
kolumnar sebelum bergabung dengan saluran pankreas interkalasi, yang membantu menjaga semua enzim
utama yang membentang dari kelenjar. inaktif.
Pankreas menyekrsikan 1,5 sampai 2 L getah per
harinya. Getah pankreas kaya akan ion bikarbonat (HCO3-) ❯❯ APLIKASI MEDIS
dan enzim digestif, termasuk beberapa protase (tripsinogen,
kimotripsinogen, proelastase, protease E, kallikreinogen, Pada pankreatitis nekrotikans akut, proenzim menjadi aktif
prokarboksipeptidase), α-amilase, lipase, dan nuklease dan mencerna jaringan pankreas, dan menimbulkan
(DNAase dan RNAase). Protease disimpan sebagai zimogen komplikasi yang sangat serius. Kemungkinan penyebab
inaktif dalam granul sekretoris sel-sel asinus. Setelah sekresi, mencakup infeksi, batu empedu, alkoholisme, obat-obatan
tripsinogen terurai dan menjadi aktif oleh enterokinase di dan trauma. Pankreatitis kronis dapat menghasilkan
lumen usus halus, dan menghasilkan tripsin yang fibrosis progresif dan hilangnya fungsi pankreas.
mengaktifkan protease lain secara kaskade. Jaringan
pankreas dilindungi terhadap autodigesti oleh berikut ini:
■ Membatasi aktivasi protease ke duodenum, Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama melalui dua
■ Inhibitor tripsin, yang dikemas dalam sekretori hormon polipeptida yang dihasilkan oleh enteroendokrin
butiran dengan tripsinogen, dan sel-sel usus kecil:
■ Cholecystokinin (CCK) merangsang eksositosis zimogen
dan enzim dari sel asinar pankreas.
329
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Hati
Korpus pankreas
Duktus pankreatikus mayor
Duktus biliaris
Kauda
komunis
pankreas
Duodenum
Duktus
pankreatikus Fleksura
aksesorius duodenojejunalis
Ampula
hepatopan
kreatia Asinus
Papila duodenum pankreas Pulau
mayor pankreas
Jejunum
Kaput pankreas
(a) Duodenum dan pankreas, pandangan
anterior Sel asinar
Asinus pankreas
b
(a) Regio utama pankreas terlihat dalam hubungannya dengan (b) Mikrograf memperlihatkan sebuah pulau pankreas dan
kedua duktus pankreatikus dan duodenum. sejumlah asinus pankreas. X75 and X200. H&E.
A
A I
I
D
I
Pandangan pankreas dengan pembesar-
an lemah mencakup beberapa pulau (I)
I yang dikelilingi oleh banyak asinus
serosa (A). Duktus interlobularis (D) yang
lebih besar dilapisi oleh epitel kolumnar
selapis. Duktus dan pembuluh darah (V)
V terdapat dijaringan ikat, yang juga
A menyediakan simpai tipis ke seluruh
kelenjar dan septum tipis yang memisah-
kan lobulus asinus sekretorik. X20. H&E.
V D
D
Sel sentroasinar
A
A Lamina basal
Duktus interkalaris
F
(a) Mikrograf pankreas eksokrin memperlihatkan sel serosa (b) Diagram lebih jelas memperlihatkan susunan sel. Dalam
penghasilan-enzim yang tersusun dalam asinus kecil (A) pengaruh sekretin, sel sentroasinar dan sel lain di duktus kecil
dengan lumen yang sangat kecil. Asinus dikelilingi oleh ini menyekresi sejumlah besar getah yang kaya akan HCO3-
sejumlah kecil jaringan ikat dengan fibroblas (F). Setiap asinus yang menambah cairan dan membuat sekresi enzim sel asinar
dialiri oleh sebuah duktus interkalaris dengan sel-sel awalnya, menjadi alkali.
yaitu sel sentroasinar. X200. H&E.
331
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Hati
L
RER
di bagian lain tubuh. Sekitar 75% dari darah memasuki hati protein plasma besar, termasuk Albumin, fibrinogen,
adalah kaya nutrisi (tapi O2- rendah) darah dari vena portal apolipoprotein, transferin, dan banyak lainnya
yang timbul dari lambung, usus, dan limpa; 25% lainnya ■ Konversi asam amino menjadi glukosa
berasal dari arteri hepatika dan persediaan O2 organ. (glukoneogenesis)
Hepatosit ((S)FQBS
IBUJ), sel-sel utama dari organ ini, ■ Memecahkan (detoksifikasi) dan konjugasi racun
adalah salah satu sel yang paling fungsional beragam tubuh. tertelan, termasuk banyak obat
Selain fungsi eksokrin di sekresi komponen empedu, ■ Amino deaminasi asam, memproduksi urea
hepatosit dan sel-sel hati lainnya memproses isi darah, dikeluarkan dari darah di ginjal
dengan banyak fungsi spesifik: ■ Penyimpanan glukosa dalam butiran glikogen
■ Sintesis dan sekresi endokrin ke dalam darah dari dan trigliserida dalam tetesan lipid kecil
332 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
■ Penyimpanan vitamin A (dalam sel stellata hepatik) eksokrin, dan endokrin fungsi. Hepatosit yang kuboidal
dan vitamin larut lemak lainnya besar atau sel epitel polyhedral, dengan besar, inti pusat bulat
■ Penghapusan eritrosit rusak (oleh makrofag dan sitoplasma eosinofilik kaya mitokondria. Sel-sel yang
khusus, atau sel-sel Kupffer) sering berinti dua dan sekitar 50% dari berinti ganda adalah
■ Penyimpanan besi di kompleks dengan feritin protein polyploid, dengan dua hingga delapan kali jumlah
kromosom yang normal.
Hepatosit dan Lobulus Hepatik Hepatosit tersusun berupa ribuan lobulus hati kecil
(~0,7 X 2 mm) polihedral yang merupakan unit fungsional
Organisasi histologis unik hati dan mikrovaskulatur dan strutual hati yang klasik (Gambar 16–11 melalui 16–13).
memungkinkan hepatosit untuk melakukan metabolisme Hepatosit
hati yang beragam,
Sinusoid hati
Vena sentral
Hepatosit Lobulus Kanalikuli biliaris
hati
Sel retikuloedotelial
Vena sentral
Sinusoid hati
Kanalikuli
biliaris Hepatosit
Trias porta
Cabang duktus
(a) Lobulus hati biliaris
Cabang vena
porta hepatik
Cabang arteri
hepatika
C
PV
H (b) Hepatosit dan sinusoid
L
B
HA
Sebagai organ besar di kuadran kanan atas abdomen, tepat di (b) Kedua pembuluh darah di setiap lobulus membentuk
bawah diafragma, hati terdiri atas ribuan struktur poligonal yang sinusoid yang terbentang melalui lempeng hepatosit dan
disebut lobulus hati, yang merupakan unit fungsional dasar bermuara ke dalam vena sentralis.
organ tersebut. (a) Diagram memperlihatkan sebuah vena
(c) Mikrograf dari lobulus yang menunjukkan vena sentral (C),
sentral kecil yang menonjol melalui pusat setiap lobulus hati dan
lapisan hepatosit (H), dan di daerah Portal berdekatan sebuah
sejumlah set pembuluh darah yang membtasi bagian tepi. limfatik kecil(L) dan komponen dari trias porta: sebuah venula
Pembuluh perifer berkelompok terutama pada jaringan ikat yang Portal (PV), arteriol hati (HA), dan duktus empedu (B). X220.
membentuk saluran portal, yang biasanya mencakup cabang H&E.
vena porta dan cabang a. hepatica, serta cabang duktus biliaris.
333
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Hati
A
C
C
D
A D
A
V
D
a b V
Lobulus hati yang terpotong transversal adalah unit poligonal batasnya lebih sulit dibedakan. Pada semua kasus, jaringan ikat
dengan lempeng sel epitel yang disebut hepatosit yang menjalar perifer area porta dengan mikrovaskular dan cabang duktus
dari suatu vena sentral (C). (a) Lobulus hati sejumlah mamalia, biliaris kecil (D), venula (V) dari vena porta dan suatu arteriol (A)
seperti babi, dibatasi di semua sisinya oleh jaringan ikat. dari a. hepatica. Kedua gambar X150. H&E.
(b) Unit hepatik manusia memiliki lebih sedikit jaringan ikat dan
apusan didukung oleh stroma halus dari serat retikulin dan lapisan diskontinu dari sel endotel fenestra yang
(Gambar 16–13b). Secara perifer setiap lobulus memiliki 3-6 dikelilingi oleh lamina basal dan serat retikuler.
portal daerah dengan jaringan ikat lebih berserat, masing- Diskontinuitas dan fenestrasi memungkinkan plasma untuk
masing berisi tiga struktur interlobular yang terdiri dari trias mengisi ruang perisinusoidal sempit (atau ruang Disse) dan
porta (Gambar 16–11 dan 16–13d): langsung disalurkan ke banyak mikrovili ireguler proyeksi
■ Sebuah cabang venula dari vena portal, dengan darah dari hepatosit ke dalam ruang ini (Gambar 16–14). Kontak
yang kaya nutrisi tapi rendah O2, langsung antara hepatosit dan plasma memfasilitasi sebagian
besar fungsi utama hepatosit yang melibatkan penyerapan
■ Sebuah cabang arteri dari arteri hepatika yang
menyediakan O2, dan pelepasan nutrisi, protein, dan racun potensial.
■ Satu atau dua duktus empedu kecil epitel kuboid,
cabang dari sistem hantaran empedu. Terdapat dua sel penting yang berhubungan dengan
Sebagian besar daerah portal perifer juga mengandung sinusoid tersebut:
limfatik dan serabut saraf dan pada beberapa spesies ■ Sejumlah besar makrofag stelata, yang juga dikenal
(misalnya babi) memperpanjang lembaran tipis dari jaringan sebagai sel Kupffer, ditemukan antara sel endotel
ikat fibrosa sepenuhnya di sekitar lobulus, membuat lobulus sinusoid dan permukaan luminal di dalam sinusoid,
individu lebih mudah untuk membedakan dari pada terutama dekat area portalnya (Gambar 16–15). Sel-sel
manusia (Gambar 16–12). ini mengenali dan eritrosit tua menfagositosis,
Antara semua apusan anastomosis hepatosit dari lobulus membebaskan heme dan besi untuk digunakan kembali
atau penyimpanannya di kompleks ferritin. Sel Kupffer
hati yang sinusoid vaskular penting serta muncul dari
juga sel penyaji antigen dan merupakan bakteri atau
cabang perifer dari vena portal adalah arteri hepatik dan
debri yang ada dalam darah portal.
berkumpul di vena sentral lobulus ini (Gambar 16–11
sampai 16–13c). Vena dan arteri darah bercampur dalam ini ■ Dicelah perisinusoid (bukan di lumen) terdapat sel
sinusoids hati iregular. Sinusoid anastomosis memiliki tipis, penimbun-lemak stelata (atau sel-sel Ito) dengan
334 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
H
S
S
a b
S
H VP
S
AH DB
S
c S d
(a) Hepatosit (H) adalah sel epitel poligonal yang membentuk sinusoid kecil (S) yang menguras ke dalamnya dari segala
percabangan, lapisan iregular dipisahkan oleh sinusoid vena arah (panah). X200. Mallory trichrome.
(S). H&E X400. (d) Area porta perifer memiliki lebih banyak jaringan ikat dan
(b) Serat retikular (kolagen tipe III) (R) yang terbentang di merupakan tempat trias porta: sebuah venula porta (VP),
sepanjang lempeng hepatosit (H), adalah penyangga utama sebuah arteriol yang bercabang dari arteria hepatika (AH),
sinusoid dan venula sentral. Sebagian besar jaringan ikat hati dan satu atau lebih cabang duktus biliaris (DB). X200. H&E.
ditemukan dalam septa dan saluran porta. X400. Pulasan
perak.
(c) Dengan lapisan hepatosit (H) muncul untuk memancarkan
dari itu, vena sentral (C) dari lobulus memiliki lebih kolagen
dari
droplet lipid kecil yang mengandung vitamin A Endotelium vena sentral di tengah-tengah setiap lobulus
(Gambar 16–15b). Sel-sel mesenkimal, yang sulit hati didukung oleh lapisan sangat tipis dari jaringan ikat
untuk dilihat dalam persiapan rutin, juga fibrosa (Gambar 16–13c). Venula sentralis dari setiap lobulus
memproduksi matriks ekstraselular (ECM) komponen menyatu menjadi vena, yang akhirnya membentuk dua atau
(menjadi miofibroblas setelah cedera hati) dan sitokin lebih vena hepatica besar yang bermuara ke dalam vena
yang membantu mengatur aktivitas sel Kupffer. cava inferior.
335
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Hati
H
M
E
G
PS
BC
F
TJ
M E
H
b
PS
S PS
SER
BC H
E
RER M
a H c
(a) TEM hepatosit memperlihatkan kanalikuli bilaris kecil terlihat potongan sel endotel (E) pada sinusoid diskontinu ini
(BC) antara tautan ketat (TJ) bergabung dua sel. Nukleus dan hepatosit (H). Antara kedua sel adalah celah perisnusoid
hepatosit (H) terdapat di sudut kanan bawah, dikelilingi (PS), tempat menonjolnya mikrovili dari permukaan hepatosit.
oleh vesikel tubular kecil halus ER (SER), banyak ER kasar X6500.
(RER), banyak mitokondria (M), granul glikogen padat kecil (Gambar 16–14b, atas izin dari Eddie Wisse, Electron
dan kompleks Golgi (G). Antara hepatosit dan sel endotel Microscopy Unit, Department of Pathology, University of Maas-
fenestra (E) dari sinusoid (S) adalah ruang perisinusoidal tricht, Maastricht, the Netherlands.)
sangat kecil (PS) hampir penuh dengan mikrovili. X9500. (c) SEM hepatosit (H) rusak terpisah dari satu sama lain
menunjukkan panjang dari kanalikuli empedu (BC) sepanjang
(Gambar 16–14a, atas izin, dari Douglas L. Schmucker, permukaan sel. Kanalikuli berjalan antara sel-sel dari apusan
Department of Anatomy, University of California, San hepatomonosit dalam lobulus hati dan membawa empedu
Francisco, CA.) menuju daerah Portal di mana kanalikuli bergabung duktus
(b) SEM permukaan luminal endotel yang melapisi sinusoid empedu kuboid. X8000.
di hati memperlihatkan kelompok fenestra (F). Di tepi
Darah selalu mengalir dari pinggiran ke pusat setiap menjelaskan mengapa sifat dan fungsi hepatosit periportal
lobulus hati. Akibatnya, oksigen dan metabolit, serta semua berbeda dari sel sentrilobular. Hepatosit dekat daerah portal
zat beracun atau tidak beracun lainnya diserap di usus, dapat mengandalkan metabolisme aerobik dan sering lebih
mencapai lobulus sel perifer pertama dan kemudian sel-sel aktif dalam sintesis protein, sedangkan sel yang lebih sentral
yang lebih sentral. Arah ini dari aliran darah sebagian yang terbuka ke konsentrasi rendah dari nutrisi dan
336 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
HS
K PS
E
H
K
K
H
S
a b
Makrofag stelata khusus, yang disebut sel Kupffer, melekat daripada sel endotel pipih (E). Di antara endotel dan hepatosit
pada lumen endotel sinusoid, tempat sel ini mendeteksi terdapat suatu celah tipis yang disebut celah perisinusoid
danmemfagosit eritrosit tua. (a) sel Kupffer (K) tampak sebagai (PS) Disse, di mana terletak sel ito kecil (HS), sel Ito, yang
sel hitam disebuah lobulus hati dari seekor tikus yang disuntikan memelihara sejumlah kecil matriks ekstrasel di kompartemen
dengan tinta india khusus. X200. H&E. ini dan juga dikhususkan untuk penyimpanan vitamin A di
(b) Pada sediaan plastis ini, sells Kupffer (K) di antara dua droplet lipid kecil. Sel-sel tersebut berjumlah banyak, tetapi
kelompok hepatosit (H). Sel-sel tersebut lebih besar sulit diperlihatkan pada sediaan rutin histologi. X750. PT.
oksigen dan lebih terlibat dengan detoksifikasi dan Setelah melalui jarak yang pendek, duktulus melewati
metabolisme glikogen. hepatosit pembatas di lobilis dan berakhir dalam duktus
Sementara sinusoidal (basolateral) domain hepatosit biliaris di celah portal. Duktus biliaris dilapisi epitel kuboid
memproses nutrisi dan komponen darah lainnya dan atau silindris dan mempunyai selubung jaringan ikat.
mengeluarkan protein plasma, permukaan apikal lebih kecil Duktus-duktus ini secara berangsur membesar, menyatu,
dari hepatosit membentuk kanalikuli empedu dan terlibat dan membentuk duktus hepatikus kiri dan kanan yang
dalam kelenjar eksokrin yang mensekresi empedu (Gambar akhirnya keluar dari hati.
16–14 dan 16–16). Dalam apusan hati hepatosit terlihat tegas Empedu mempunyai sejumlah komponen penting
dengan desmosom dan kompleks tautan. Permukaan apikal lainnya selain air dan elektrolit: asam empedu (asam
dua hepatosit patuh yang berlekuk dan disandingkan untuk organik dengan berat molekul rendah seperti asal kolat dan
membentuk kanalikuli, disegel oleh tautan ketat, di mana bentuk deprotonasinya yang disebut garam empedu),
komponen empedu disekresikan (Gambar 16–14). Kanalikuli fosfolipid, kolestrol dan pigmen empedu yang mengandung
ini memanjang ruang (panjang total > 1 km) dengan lumens heme seperti bilirubin. Sekresi empedu merupakan suatu
hanya 0.5-1µm diameter dengan area permukaan besar fungsi eksokrin karena hepatosit terlibat dalam ambilan,
karena banyak mikrovili pendek dari hepatosit konstituen transformasi, dan ekskresi komponen darah ke dalam
(Gambar 16–14 dan 16–16). kanalikuli biliaris (Gambar 16–16). Asam empedu memiliki
suatu fungsi penting dalam emulsifikasi lipid di saluran
Kanalikuli bilaris membentuk suatu jalinan anastomosis cerna sehingga memudahkan proses pencernaan oleh lipase
kompleks di sepanjang lempeng lobulus hati dan berakhir di dan absorpsi selanjutnya.
daerah portal (Gambar 16–11b dan 16–17). Jadi, aliran Kebanyakan pigmen empedu bilirubin berasal dari
empedu berlangsung dalam arah yang berlawanan dengan perombakan hemoglobin pada eritrosit yang menua, yang
arah aliran darah, yaitu dari pusat lobulus ke bagian tepi. terutama terjadi dalam makrofag limpa, tetapi juga dalam
Kanalikuli empedu adalah cabang terkecil dari percabangan makrofag lain, termasuk makrofag dalam sinusoid hati.
empedu atau sistem konduksi bilier. Kanalikuli ini Setelah dilepaskan ke dalam usus bersama empedu, sejumlah
mengosongkan ke saluran Hering dari empedu (Gambar bilirubin dimetabolisme oleh bakteri menjadi pigmen lain
16-17) terdiri dari sel epitel kuboid disebut kolangiosit. yang menghasilkan warna khas pada tinja. Bilirubin lain
diserap dalam usus dan dihilangkan dari dalam darah di
ginjal sehingga menghasilkan warna kuning pada urine.
337
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Hati
1
Lipid
2
Kanalikulus
RER empedu Diagram organisasi sitoplasma hepatosit, dengan
SER fungsi utama lokal. (1) RER terutama bergerak dari
Tautan dalam sintesis protein plasma untuk rilis ke dalam
Lisosom ketat ruang perisinusoidal. (2) Senyawa berpotensi
(oklusi) beracun, bilirubin (terikat albumin) dan asam
Golgi Golgi empedu yang diambil dari ruang perisinusoidal,
SER Desmosom diproses oleh enzim dalam sistem tubular vesikular
Mitokondria dari SER, dan disekresi ke dalam kanalikuli empedu.
(3) Glukosa diambil dari ruang perisinusoidal dan
disimpan dalam butiran glikogen, dengan proses
terbalik ketika glukosa diperlukan.
RER
Glikogen Mikrovili
Ruang perisinusoidal
Endotelium
❯❯ APLIKASI MEDIS
GAMBAR 16–17 Duktus biliaris.
Karakteristik fibrosis pada sirosis menghasilkan jaringan ikat
Kanalikuli biliaris yang dapat mengisi ruang perisinusoidal dan mengganggu
pertukaran metabolik antara hepatosit dan sinusoid.
Penyumbatan sekresi hepatosit ke dalam darah dapat
mengakibatkan gangguan pembekuan, hipoalbuminemia,
dan masalah medis lainnya.
bilirubin untuk glukuronat, render itu lebih mudah larut metabolisme oksidatif seperti sintesis protein.
dan memfasilitasi ekskresi dalam empedu. Hepatosit di zona III, dekat vena sentralis, memperoleh
Granula glikogen dan tetesan lipid kecil di hepatosit, paling sedikit oksigen dan nutrien. Heaptosit di zona
dan sangat kecil elektron-padat kompleks feritin tersebut merupakan tempat pilihan untuk glikosis,
(hemosiderin) terutama dalam sel Kupffer, masing-masing pembetukan lipid, dan biotransformasi obat dan
memediasi penyimpanan sementara glukosa, trigliserida, dan merupakan hepatosit petama yang mengalami
besi. akumulasi lemak dan nekrosis iskemik. Di zona II,
Peroksisom hepatosit juga berlimpah dan penting untuk hepatosit memiliki kisaran pertengahan untuk fungsi
oksidasi asam lemak berlebih, katalase dimediasi rincian dari metabolik antara fungsi metabolik di zona I dengan
hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh oksidasi asam zona III. Aktivitas utama di setiap hepatosit terjadi
lemak (dengan cara aktivitas katalase), dan konversi karena sel beradaptasi terhadap lingkungan mikro yang
kelebihan purin menjadi asam urat. Banyak kompleks Golgi diciptakan kandungan dalam darah yang terpajan
juga hadir, terlibat dalam sintesis dari kedua protein plasma dengannya.
dan komponen empedu. Banyak mitokondria menyediakan
energi untuk semua kegiatan ini (Gambar 16– ❯❯ APLIKASI MEDIS
16). Fungsi penting dari hepatosit SER adalah konjugasi
hidrofobik (tidak larut air), bilirubin kuning oleh transferase
❯❯ APLIKASI MEDIS glukoronil untuk membentuk larut dalam air, tidak beracun
Penyakit lemak hati adalah suatu kondisi reversibel dimana bilirubin glukuronida, yang diekskresikan ke dalam
tetesan lipid besar berisi trigliserida menumpuk normal di kanalikuli empedu. Ketika bilirubin glukuronida tidak
hepatosit melalui proses yang disebut steatosis. Gangguan terbentuk dan dikeluarkan benar, berbagai penyakit yang
ini memiliki banyak penyebab, tetapi paling sering terjadi ditandai dengan ikterus dapat timbul.
pada individu dengan alkoholisme dan obesitas. Penyebab sering sakit kuning pada bayi baru lahir
Penumpukan lemak di hepatosit dapat menghasilkan adalah bagian terbelakang dari SER hepatosit (hiperbilirubi-
peradangan yang progresif dari hati, atau hepatitis, dalam nemia neonatal). Sebuah pengobatan dalam kasus ini
kasus yang disebut ini steatohepatitis. adalah paparan sinar biru dari tabung neon biasa, yang
mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi larut dalam air
Berbagai jenis fungsi hepatosit—termasuk sekresi faktor isomer yang dapat diekskresikan oleh ginjal.
protein ke dalam darah, sekresi komponen empedu, dan
pengangkutan oksigen dan senyawa kecil lainnya dari darah
Tidak seperti kelenjar liur dan pankreas, hati memiliki
telah menimbulkan tiga macam pemikiran mengenai
struktur lobulus hati, yang diringkas dalam Gambar 16-18. kapasitas regenerasi yang besar meskipun laju pergantian
selnya lambat. Hilangnya jaringan hati dari kerja zat toksik
■ Lobulus hati klasik (Gambar 16–18a), dengan memicu mekanisme pembelahan hepatosit yang masih
darah yang melalui hepatosit dari enam area trias porta
hingga vena sentral, menekankan fungsi endokrin normla, dalam suatu proses yang disebut hiperplasia
struktur yang membentuk faktor untuk ambilan kompensatorik, yang berlanjut sampai massa aslinya
kembali. Pengangkatan bagian hati melalui pembedahan
plasma.
menimbulkan respons serupa di hepatosit lobus yang tersisa.
■ Lobulus porta hepatosit lebih berguna ketika Jaringan hati yang bergenerasi biasanya tersusun baik
memikirkan fungsi eksokrin sel-sel tersebut, yaitu
dengan susunan lobulus yang khas, dan menggantikan fungsi
sekresi empedu. Area portal memiliki duktulus biliaris
jaringan yang rusak. Pada manusia, kapasitas ini penting
di bagian tengah dan empedu, yang bergerak dalam
karena satu lobulus hati dapat sering didonasikan oleh
arah berlawanan saat darah mengalir menuju area ini
kerabat yang masih hidup untuk transplantasi pembedahan
dari semua hepatosit di sekelilingnya. Jaringan yang
dan fungsi hati dapat sepenuhnya pulih baik pada pendonor
mengalirkan empedu ke dalam duktus di setiap area
maupun penerima donor.
portal secara kasar berbentuk segitiga dengan vena
sentral pada ketiga lobulus klasik di setiap sudutnya Selain proliferasi hepatosit yang tersisa, peran sel punca
(Gambar 16–18b). hati dalam regenerasi telah dibuktikan dalam beberapa
■ Asinus hati, cara ketiga untuk menggambarkan sel hati, percobaan. Sel punca yang disebut sel lonjong terdapat pada
menekankan sifat suplai darah ke hepatosit dan gradien epitel awal duktulus biliaris di dekat area portal dan sel ini
oksigen dari a. hepatika yang bercabangan ke vena dapat menghasilkan hepatosit dan kolangiosit.
sentral. Asinus memiliki hepatosit berupa area berbentuk
❯❯ APLIKASI MEDIS
berlian atau lonjong tak teratur yang terbentang dari dua
trias porta hingga dua vena sental terdekat (Gambar 16– Tumor hati yang paling ganas berasal dari hepatosit atau
18c). Hepatosit yang terdekat dengan arteriol hepatika, kolangiosit duktus hepatik. Patogenesis karsinoma hati
yaitu zona I pada konsep ini, memperoleh paling banyak berkaitan dengan berbagai kelainan yang didapat seperti
oksigen dan nutrien dan dapat dengan mudah hepatitis viral kronis (B atau C) dan sirosis.
melaksanakan sebagian besar fungsi yang memerlukan
339
BAB
(a) LOBULUS HATI KLASIK (b) LOBULUS PORTA (c) ASINUS PORTA
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Saluran empedu & Kandung empedu
Mengalirkan darah dari vena Mengalirkan empedu Menyediakan darah
porta dan a. hepatika ke vena dari hepatosit ke teroksigenasi ke
hepatika atau vena sentral duktus biliaris hepatosit
Vena sentral
Arteriol hepatik
Zona III yang
Duktus
paling sedikit
biliaris
teroksigenasi
Vena porta
Zona II
Venula Zona I yang
sentral paling
(atau banyak
hepatik) teroksigenasi
Studi anatomi mikro, fisiologi dan patologi hati telah sinusoid, dengan darah dari setiap area porta yang menyuplai
menimbulkan tiga pemikiran untuk menggambarkan susunan sel di dua lobulus klasik atau lebih. Setiap aktivitas utama
hati yang menekankan berbagai aspek aktivitas hepatosit. (a) hepatosit ditentukan oleh lokasinya disepanjang gradien
Konsep lobulus klasik menawarkan pemahaman mendasar oksigen/nutrien: sel periportal zona I memperoleh paling banyak
hubungan struktur-fungsi pada susunan hati dan menekankan oksigen dan nurtien dan memperlihatkan aktivitas metabolik
fungsi endokrin hepatosit sebagai aliran darah yang melaluinya yang biasanya berbeda dari hepatosit perisentral zona III, yang
menuju vena sentral. terpapar dengan kadar oksigen dan nutrien terendah. Banyak
(b) Lobulus porta menekankan fungsi eksokrin hepatosit dan perubahan patologis di hati paling baik dipahami dari sudut
aliran empedu dari regio ketiga lobulus klasik menuju duktus pandang asinus.
biliaris di trias porta di bagian tengah gambar ini. Area yang (Diproduksi, atas izin, dari Boron WF, Boulpaep EL. Medical
dialiri setiap duktus biliaris secara kasar berbentuk segitiga. Physiology: A Cellular and Molecular Approach. Phila-delphia,
PA: Saunders Elsevier, 2005.)
(c) Konsep asinus hati menekankan perbedaan kandungan
oksigen dan nutrien dalam jarak yang berbeda di sepanjang
❯ SALURAN EMPEDU & KANTUNG Kandungan empedu adalah organ berongga berbentuk
buah pir (Gambar 16–19) yang melekat pada permukaan
EMPEDU bawah hati, dan mampu menyimpan 30-50 ml empedu.
Empedu yang dihasilkan hepatosit mengalir melalui Dinding kandung empedu terdiri atas mukosa yang terdiri
kanalikuli biliaris, duktulus biliaris, dan duktus biliaris. atas epitel selapis silindris dan lamina propria, muscularis
Struktur ini secara berangsur bergabung, membentuk tips dengan berkas serabut otot yang tersusun dalam
anyaman yang berkonvergensi membentuk duktus sistikus beberapa arah, dan lapisan adventisia eksternal atau serosa
dari kandungan empedu, berlanjut ke duodenum sebagai (Gambar 16–20a). Mukosa memiliki banyak sekali lipatan
duktus koledokus (Gambar 16–19). yang sangat jelas ketika kandung empedu kosong.
Duktus hepatikus, duktus sistikus, dan duktus koledokus Sel epitel pelapisan memiliki banyak mitokondria,
dilapisi membran mukosa dengan epitel selapis silindris mikrovili, dan antarsel, yang kesemuanya mengindikasikan
kolangiosit. Lamina propria dan submukosanya relatif tipis, sel absorptif aktif (Gambar 16–20b). Mekanisme ini
dengan kelanjar mukosa di sejumlah area duktus sistikus, termasuk aktivitas Na+ pompa di membran basolateral,
dan dikelilingi muskularis yang tipis. Lapisan otot ini diikuti oleh pergerakan pasif air dari empedu. Kontraksi otot
bertambah tebal dekat duodenum dan akhirnya, pada bagian polos kandung empedu diinduksi oleh kolesistokinin (CCK)
intramural, membentuk sfingter yang mengatur aliran
empedu.
340 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
BAB
1 6 Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan ■ Saluran empedu & Kandung empedu
LP G MV
LP
A
a b
Kandung empedu adalah suatu struktur yang menyerupai (b) TEM epitel memperlihatkan sel yang dikhususkan untuk
kantong dan menyimpan serta memekatkan empedu, dan ambilan air melalui mikrovili apikal (MV) dan terlepas ke dalam
melepaskannya ke dalam duodenum setelah makan. (a) celah antarsel (panah) di sepanjang membran sel basolateral
Dindingnya terutama terdiri atas lipatan mukosa, dengan epitel yang terlipat. Dari ruang ini air cepat dihapus oleh kapiler di
kolumnar selapis (panah) yang berada di atas lamina propria lamina propria. Sejumlah besar mitokondria menyediakan
(LP); suatu muskularis (M) dengan berkas serabut otot yang energi untuk proses pemompaan ini. Sebaran granula
terorientasi dalam segala arah untuk mempermudah sekretorik (G) apikal mengandung mukus. X5600.
pengosongan organ; suatu adventisia eksternal (A) yang
menghadap hati dan serosa yang terpajan. X60. H&E.
■ Setiap sel asinar pankreas adalah berbentuk piramida, dengan ■ Dalam hati hepatosit akan disusun dalam lempeng iregular untuk
granula sekretori (zimogen) dalam ujung apikal sempit dan membentuk lobulus hati poligonal di mana lempeng hepatosit
kompleks Golgi, banyak ER kasar, dan inti besar di ujung basal. terarah menuju vena sentral kecil.
■ Duktus interkalasi mengosongkan asinus pankreas, termasuk sel- ■ Setiap lobulus hati dikelilingi oleh jaringan ikat jarang yang lebih
sel sentroasinar awal yang memasukkan ke dalam lumen asinar, banyak di daerah portal pada sudut-sudut.
mensekresi ion bikarbonat (HCO3-) untuk menetralisir yang ■ Daerah portal atau saluran mengandung limfatik kecil dan trias
dimasukkan ke duodenum dari lambung. porta: cabang venula portal dari vena portal, cabang arteri hepatik
Hati dari arteri hepatika, dan cabang empedu duktus dari percabangan
empedu.
■ Hepatosit hati adalah sel epitel besar dengan inti sentral besar
pusat (poliploid dan sering binukleat), banyak ER halus dan kasar, ■ Dalam lobulus venula portal dan arteriol hati kedua cabang
dan banyak kompleks Golgi kecil. menuju ke sinusoid iregular antara lempeng hati yang mana kaya
nutrisi dan kaya O2, melewati hepatosit, dan mengalir ke vena
■ Hepatosit memiliki banyak fungsi, termasuk endokrin (sekresi
sentral.
protein plasma), eksokrin (sekresi empedu), penyimpanan
glukosa (granula glikogen), dan detoksifikasi (menggunakan SER
■ Endotelium dari sinusoid hati diskontinu dan venestralis; di
dan peroksisom). antara endotelium ini dan hepatosit adalah perisinusoidal yang
342 BAB 16 ■ Organ Terkait dengan Saluran Pencernaan
ruang (Disse) dimana pertukaran terjadi antara hepatosit Saluran empedu dan Kandung empedu
dan plasma darah. ■ Semua saluran empedu-bekerja setelah kanalikuli empedu dilapisi oleh
■ Endotelium sinusoidal mencakup banyak stellata makrofag khusus sel kuboid atau kolumnar sederhana yang disebut kolangiosit.
seperti bintang atau sel Kupffer, yang mengenal dan ■ Duktus hepatik umum mengarah pada duktus kistik yang membawa
menghancurkan eritrosit tak berguna, melepaskan besi dan cairan empedu ke kantong empedu untuk penyimpanan empedu
bilirubin untuk penyerapan oleh hepatosit. sementara dan konsentrasi empedu.
■ Juga hadir dalam ruang perisinusoid adalah sel stellata hepatik ■ Mukosa dari cairan empedu memiliki banyak lipatan dengan
(sel Ito) yang mengandung banyak tetesan lemak kecil untuk permukaan yang luas, sebuah lamina propria baik vascularized, dan
penyimpanan vitamin A dan vitamin yang larut dalam lemak lapisan kolangiosit kolumnar khusus untuk penyerapan air dari
lainnya. empedu.
■ Antara hepatosit patuh dalam lempengan hepatik yang melekuk ■ Kontraksi muskularis kandung empedu mengeluarkan empedu ke
disebut kanalikuli empedu, disegel oleh tautan ketat, di mana usus duodenum melalui saluran empedu dan diinduksi oleh
hepatosit mengeluarkan air dan komponen empedu, termasuk kolesistokinin (CCK) dari sel enteroendokrin di duodenum ketika
bilirubin dan asam empedu. terdapat makanan.
■ Dalam setiap lobulus hati, semua kanalikuli empedu berkumpul di
kanal empedu (dari Hering), yang bergabung dengan duktus
empedu di daerah portal dan akhirnya semua bergabung untuk
membentuk kiri dan kanan duktus hati.
BAB
RONGGA HIDUNG
Epitel Pernafasan
17 343
343
Sistem Pernapasan
Bronkiolus respiratorius
Duktus Alveolaris
352
352
Epitel Penciuman 344 Alveolus 356
Sinus Paranasal 345 Regenerasi di Lapisan Alveolus 360
NASOFARING 346 PEMBULUH DARAH & SARAF PARU 360
LARING 346 PLEURA 362
TRAKEA 348 GERAKAN PERNAPASAN 362
PERCABANGAN BRONKUS & PARU 348 IKHTISAR KUNCI 363
Bronkus 350
Bronkiolus 351
S
istem pernapasan menyediakan tempat untuk di dalam. Kulit hidung memasuki nares (cuping hidung)
pertukaran O2 dan CO2 ke dan dari darah. Sistem yang berlanjut ke dalam vestibulum dan memiliki kelenjar
pernapasan mencakup paru-paru dan sistem saluran keringat, kelenjar sebasea, dan vibrisa (bulu hidung) yang
bercabang yang menghubungkan tempat pertukaran gas menyaring partikel-partikel besar dari udara inspirasi.
dengan lingkungan luar. Udara digerakkan melalui paru oleh Vestibulum adalah bagian paling anterior dan paling lebar di
suatu mekanisme ventilasi, yang terdiri atas rongga toraks, setiap rongga hidung.
otot interkostal, diafragma, dan komponen elastis jaringan Rongga hidung berada di dalam tengkorak berupa dua
paru. Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi struktur bilik kavernosa yang dipisahkan oleh septum nasi oseosa.
saluran napas atas dan bawah (Gambar 17–1). Secara Dari setiap dinding lateral, terdapat tiga tonjolan bertulang
fungsional, struktur-struktur tersebut: (Gambar 17–1) mirip rak yang dikenal sebagai conchae.
Mukosa menutup conchae ini dan bagian lain dari dinding
■ Bagian konduksi sistem, yang terdiri atas rongga
hidung, nasofaring, laring, trakea, bronki (Yun. broncos, rongga hidung yang memiliki lamina propria dengan peran
pipa angin), bronkiolus, dan bronkiolus terminalis. penting dalam mendinginkan udara terhirup. Sebuah
pembuluh darah yang kompleks dengan putaran kapiler
■ Bagian respiratorik (tempat berlangsungnya
dekat permukaan epitel membawa darah ke arah aliran udara
pertukaran gas), yang terdiri atas bronkiolus
untuk aliran udara terinspirasi dan untuk melepaskan panas
respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli.
agar menghangatkan udara yang yaitu dilembabkan dengan
Alveoli adalah tempat utama bagi fungsi utama paru- air dilepaskan dari kelenjar seromukosa kecil. Lapisan tipis
pertukaran O2 dan CO2 antara udara yang dihirup dan
darah, merupakan struktur mirip-kantong yang membentuk lendir yang dihasilkan oleh kelenjar ini dan sel-sel goblet
sejumlah besar bagian paru. juga berfungsi untuk menangkap partikel dan kotoran udara
Bagian konduksi memiliki dua fungsi utama: gas yang kemudian dibersihkan. Immunoglobulin A (IgA)
menyediakan sarana bagi udara yang keluar masuk paru dan dari sel plasma di lamina propria ini juga nampak di sekret
mengkondisikan udara yang dihirup tersebut. Untuk hidung.
menjamin kelangsungan pasokan udara yang kontinu, Concha media dan inferior ditutupi dengan epitel
kombinasi tulang rawan, serat elastin dan kolagen, dan otot pernapasan; langit-langit rongga hidung dan conchae
polos, memberikan bagian konduksi ini sifat kaku dan superior ditutupi dengan epitel penciuman khusus.
fleksibilitas serta ekstensibilitas yang diperlukan.
EPITEL RESPIRATORIK
❯ RONGGA HIDUNG Sebagian besar rongga hidung dan jalur sistem pernafasan
Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua struktur: sebagian dilapisi dengan mukosa memiliki epitel kolumnar
vestibulum di luar dan rongga hidung (atau fossa nasalis) bersilia pseudostratifid,
343
344 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
GAMBAR 17–1 Anatomi sistem pernapasan. enteroendokrin dari usus, adalah bagian dari sistem
neuroendokrin difus (DNES; lihat Bab 20). Seperti
sel sikat, sel-sel ini hanya mewakili sekitar 3% dari
sel-sel di epitel pernapasan.
■ Sel basal, yaitu sel bulat kecil pada membran basal
Sinus sfenoidalis tetapi tidak meluas sampai permukaan lumen epitel,
Sinus frontalis merupakan sel punca yang membentuk jenis sel lain.
Kavum nasi
Saluran ❯❯ APLIKASI MEDIS
napas
atas
Gejala kronis atau akumulasi racun yang terjadi dengan
Faring
merokok berat atau pencemaran udara industri
mempengaruhi epitel pernapasan dimulai pada rongga
Laring hidung. Imobilisasi silia menyebabkan kegagalan untuk
membersihkan lendir yang mengandung bahan disaring dan
Trakea memperburuk masalah, yang akhirnya untuk kemungkinan
Saluran metaplasia skuamosa epitel. Perubahan dari kolumnar
napas bersilia pseudostratifid untuk bertingkat epitel skuamosa
bawah Bronkus
dapat terjadi, terutama di mukosa bronkus. Hal ini dapat
Paru menghasilkan sel displasia prakanker dalam jaringan ini.
Bronkiolus
Respiratorius
bronkiolus Epitel Menghidu (Olfaction)
Duktus alveolaris
Kemoreseptor olfaktorius terletak di epitel olfaktorius, yaitu
Alveolus
regio khusus membran mukosa concha superior yang
Pleura
terletak di atap rongga hidung. Pada manusia, luasnya
Diafragma sekitar 10 cm2 dengan tebal sampai 100 μm. Epitel ini
merupakan epitel bertingkat silindris yang terdiri atas tiga
jenis sel (Gambar 17–3):
Secara anatomis, saluran pernapasan memiliki bagian atas
dan bawah. Secara histologis dan fungsional, sistem ■ Neuron olfaktorius adalah neuron bipolar yang berada
pernapasan memiliki bagian konduksi, yang terdiri atas di seluruh epitel ini. Ujung dendrit setiap neuron bipolar
semua komponen yang mengondisikan udara dan merupakan ujung apikal (luminal) sel dan memiliki
membawanya ke paru, dan bagian respiratorik, tempat tonjolan dengan sekitar lusinan badan basal. Dari badan
terjadinya pertukaran gas, yang terdiri atas bronkiolus basal tersebut, silia panjang nonmotil menonjol dengan
respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli di paru. Bagian
aksonema tetapi memiliki luas permukaan yang
kedua set sinus paranasalis diperlihatkan pada gambar ini.
bermakna untuk kemoreseptor membran. Reseptor
tersebut berespon terhadap zat pembau dengan
dijelaskan dengan epitel di Bab 4 dan umumnya dikenal
menimbulkan potensial aksi di sepanjang akson (basal)
sebagai epitel pernapasan (Gambar 17-2). Epitel ini neuron. Akson meninggalkan epitel dan bersatu di
sedikitnya memiliki lima jenis sel, yang kesemuanya
lamina propria sebagai saraf yang sangat kecil yang
menyentuh membran basal yang tebal:
kemudian melalui foramina di lamina cribriformis ossis
■ Sel kolumnar bersilia yang paling banyak, masing- ethmoidalis ke otak (Gambar 17-3). Ditempat tersebut,
masing dengan 250-300 silia pada permukaan
apikalnya (Gambar 17-2). saraf ini membentuk saraf kranial I, nervus olfaktorius.
■ Sel goblet juga banyak dijumpai di sejumlah area epitel ■ Sel penyongkong berbentuk kolumnar dengan apeks
respiratorik (Gambar 17–2), yang terisi di bagian silindris dan dasar yang lebih sempit. Pada permukaan
apikalnya dengan granula glikoprotein musin. bebasnya terdapat mikrovili, yang terendam dalam
■ Sel sikat (brush cells) adalah jenis sel kolumnar jauh selapis cairan. Kompleks tautan yang berkembang baik
lebih sedikit, di mana permukaan apikal kecil dan mengikat sel-sel penyongkong ada sel-sel olfaktori di
jarang, mikrovili tumpul (Gambar 17–2c). Sel sikat sebelahnya. Peran suportif sel-sel ini tidak begitu
reseptor kemosensori menyerupai sel gustatoris, dipahami, tetapi sel tersebut memiliki banyak kanal ion
dengan komponen transduksi sinyal yang sama dan dengan fungsi yang tampaknya diperlukan untuk
kontak sinaptik dengan ujung saraf aferen pada memelihara lingkungan mikro yang kondusif untuk
permukaan basal. fungsi penghidu dan ketahan hidup.
■ Sel granula kecil (atau sel Kulchitsky) juga sulit ■ Sel-sel basal adalah sel kecil, sferis atau terbentuk
ditemukan pada sediaan rutin, tetapi memiliki banyak kerucut dan membentuk suatu lapisan di lamina basal.
granula padat diameter 100-300 nm. Seperti sel-sel Sel-sel ini adalah sel punca untuk kedua tipe sel lainnya.
345
17BAB
Sistem Pernapasan ■ Rongga Hidung
G
G
C
G
B
V
BM
B
a b c
Epitel respiratorik merupakan contoh klasik epitel kolumnar (b) SEM memperlihatkan permukaan luminal sel goblet (G) di
bertingkat bersilia. (a) Detail strukturnya bervariasi di berbagai antara sejumlah besar sel bersilia.
regio saluran napas, tetapi epitel ini biasanya berada di atas (c) Seperti diperlihatkan oleh SEM regio lain, sel goblet (G)
membran basal (BM) yang sangat tebal dan memiliki sejumlah mendominasi di sejumlah area, dengan akumulasi mukus
tipe sel, sebagian kolumnar, sebagian basal dan semuanya permukaan di sebagian tempat (panah). Lapisan mukus
berkontak dengan membran basal. Sel kolumnar bersilia menjerat sebagian besar partikel debu dan mikroorganisme,
merupakan sel terbanyak dengan ratusan silia panjang yang dan pergerakan silia secara kontinu mendorong lapisan mukus
lebat (C) di setiap tonjolan apikalnya yang membentuk suatu ke arah esofagus untuk dikeluarkan. Sel kolumnar lain, yang
lapisan silia pada permukaan luminal. Sebagian besar sel bulat hanya mencapai sekita 3% sel diepitel respiratorik adalah sel
kecil pada membran basal merupakan sel punca dan sikat (B) dengan permukaan apikal kecil yang membawa berkas
progenitornya yang berdiferensiasi, yang bersama-sama mikrovili pendek yang tumpul. 3000x.
membentuk sekitar 30% epitel. Sel goblet (G) penghasil mukus (Gambar 17–2b dan 17–2c yang dicetak ulang, atas izin,
juga ditemukan. Lamina propria tervaskularisasi (V) dengan dari John Wiley & Sons, Inc., Andrews P. Am J Anat
baik. 400x. Mallory trichrome. 1974;139:421.)
C
M
b
❯ NASOFARING ❯ LARING
Di bagian posterior rongga hidung, nasofaring adalah Laring adalah saluran kaku yang pendek (4 cm x 4 cm) untuk
bagian pertama faring, yang berlanjut sebagai orofaring ke udara antara faring dengan trakea (Gambar 7–1).
arah kaudal, yaitu bagian posterior rongga mulut (Gambar Dindingnya diperkuat oleh kartilago hialin (di tiroid,
17–1). Nasofaring dilapisi dengan epitel pernapasan, dan krikoid, dan cartilago arytenoid inferior) dan kartilago elastis
memiliki tonsila pharyngealis di media dan muara bilateral yang lebih kecil (di epiglotis, cuneiformis, cornikulatum, dan
tuba auditorius untuk setiap telinga tengah. cartilago arytenoid superior), yang kesemuanya dihubungkan
oleh ligamen. Selain menjaga agar jalan napas terbuka,
pergerakan kartilago ini oleh otot rangka berperan pada
produksi suara selama fonasi.
347
Epiglotis, yang terjulur keluar dari tepi atas laring, Di bawah epiglotis dan laring vestibularis, mukosa
berfungsi untuk mencegah makanan atau cairan menelan menunjukkan ke lumen bilateral dengan dua pasang lipatan
BAB
memasuki jalur ini. bagian atas, atau lingual, permukaan dipisahkan oleh celah sempit atau vertikel (Gambar 17–4).
G
G
LV
VF VF
V
V
VC
VC
VM
VM
Laring adalah saluran pendek untuk aliran udara antara faring Di bawah setiap plica vestibularis terdapat celah sempit atau
dan trakea. Dindingnya memiliki otot rangka dan bagian vertikel (V), dan di bawahnya terdapat pasangan plica lateral
kartilago, yang semuanya membuat laring dikhususkan untuk lainnya, yaitu plica vocalis atau pita suara (VC). Pita suara
produksi suara. Mikrograf berdaya rendah memperlihatkan dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis dan menonjol lebih dalam
vestibulum laring di atas (LV), yang dikelilingi oleh kelenjar ke lumen, yang membatasi tepi lubang laring itu sendiri. Setiap
seromukosa (G). Dinding lateral regio ini menonjol sebagai pita suara memiliki otot rangka m. vocalis yang benar (VM) dan
pasangan lipatan luas, plica vestibularis (VF). Plica ini juga dikekat permukaan, suatu ligamen kecil, yang terpotong
memiliki kelenjar seromukosa dan jaringan areolar dengan transversal sehingga sulit dilihat pada gambar ini. Berbagai
MALT, sering dengan nodul limfoid (L) dan sebagian besar tegangan ligamen tersebut yang dibebaskan oleh otot
dilapisi oleh epitel respiratorik, dengan regio di dekat epitologis menghasilkan berbagai suara saat udara didorong melalui pita
yang memiliki epitel skuamosa berlapis. suara. Semua struktur dan ruang tersebut di atas lipatan ini
menambah resonansi suara dan membantu fonasi. 15X. H&E.
348 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
❯❯ APLIKASI MEDIS
Peradangan pada laring, atau radang tenggorokan, C
disebabkan oleh infeksi virus dan biasanya disertai dengan
edema atau pembengkakan pada organ lamina propria. Hal
ini akan mengubah bentuk pita suara atau bagian lain dari Trakea dilapisi oleh epitel reseptorik (RE) yang terletak di
laring, memproduksi suara serak atau kehilangan suara. bawah jaringan ikat (LP) dan kelenjar seromukosa (G)
Croup adalah sindrom yang sama pada anak-anak di mana pada lamina propria. Submukosa memiliki cincin kartilago
hialin (C) dilapisi oleh perikondrium (P). 50X. H&E.
edema mukosa laring disertai oleh suara serak dan batuk
yang biasanya keras dan kasar. Polip reaktif jinak, disebut
nodul penyanyi (singer's nodules), sering dalam epitel
skuamosa berlapis dari pita suara yang benar,
mempengaruhi suara.
Fitur utama dari semua struktur saluran pernapasan atas
❯ TRAKEA diringkas dalam Tabel 17–1.
17BAB
Sistem Pernapasan ■ Percabangan bronkus & Paru
Laring
Bronkus primer
Trakea Bronkus sekunder
Bronkus tersier
Bronkus yang lebih kecil
Bronkus yang
lebih kecil
Trakea bercabang sebagai bronkus primer kanan dan kiri yang paru, bronkus bercabang lebih lanjut membentuk percabang-
memasuki hilus disisi posterior setiap paru sepanjang pembuluh an bronkus, komponen terakhir sistem hataran udara. (b)
darah, pembuluh limfe, dan saraf paru. (a) Di dalam setiap Diagram memperlihat kode warna cabang utama percabangan
bronkus.
dan keluar dan membentuk tiga bronkus sekunder (lobaris) Keberadaan segmen paru semacam itu mempermudah
dalam paru kanan dan dua buah di paru kiri (Gambar 17-6), reseksi jaringan paru yang sakit melalui pembedahan tanpa
dan masing-masing memasok sebuah lobus paru. Bronkus memengaruhi jaringan sehat di sekitarnya.
lobaris ini terus bercabang dan membentuk bronkus tersier Bronkus tersier membentuk bronkus yang semakin kecil
(segmental). Setiap bronkus tersier, beserta cabang kecil dengan cabang terminal yang disebut bronkiolus. Setiap
yang dipasoknya, membentuk segmen bronkopulmonal- bronkiolus memasuki sebuah lobulus paru, di mana cabang
sekitar 10-12% setiap paru dengan simpai jaringan ikat dan untuk membentuk lima sampai tujuh bronkiolus terminalis.
darahnya sendiri. Lobulus paru berbentuk piramida dengan apeks yang
berhadapan langsung dengan hilus paru, dan masing-masing
350 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
TABEL 17–1 Fitur histologis dari saluran pernapasan atas, laring, dan trakea.
Regio Epitel Kelenjar Dukungan Fitur lain dan
muskuloskeletal Fungsi utama
Vestibulum Skuamosa berlapis, Kelenjar sebaseus Tulang rawan hialin Vibrissa (bulu kaku) dan
cavitas nasal berkeratin sampai dan kelenjar melembabkan kedua
mukosanya non keringat penyaring udara
berkeratin
Sebagian besar Pernafasan Kelenjar mukosa Tulang keras dan Kaya pembuluh darah dan
area cavitas tulang rawan kelenjar, menghangatkan,
nasal hialin melembabkan dan bersih
Daerah yang unggul Saraf bipolar penciuman Kelenjar serosa Tulang (ethmoidal) Melarutkan dan mendeteksi
dari cavitas nasal pada otak (Bowman) molekul bau di udara
Nasofaring dan Pernapasan dan Kelenjar mukosa Tulang keras dan otot Menyalurkan udara ke
orofaring posterior skuamosa berlapis rangka laring; faring dan tonsil
palatine
Laring Pernapasan dan Kelenjar lendir, Elastis dan tulang Situs untuk fonasi; epiglotis
skuamosa berlapis kelenjar seromukosa rawan hialin, ligamen, menutup saat menelan
kecil otot rangka
Trakea Pernafasan Terutama kelenjar Cincin berbentuk-C dari Menyalurkan udara ke
mukosa, beberapa tulang rawan hialin, dengan bronkus primer ke paru-
kelenjar serous atau otot polos (trachealis) otot paru
kelenjar campuran di pembukaan posterior
masing-masing
dilapisi oleh lapisan tipis yang paling jelas terlihat pada fetus. kebanyakan cincin kartilago sepenuhnya mengelilingi lumen
Melalui bronkus dan bronkiolus yang semakin kecil menuju bronkus, cincin kartilago secara perlahan digantikan
komponen respiratorik, susunan histologis epitel dan lamina lempeng kartilago hialin. Sejumlah besar kelenjar mukosa
propria di bawahnya menjadi semakin sederhana (Table 17– dan serosa juga ditemui dengan saluran yang bermuara ke
2). dalam lumen bronkus. Di lamina propria bronkus, terdapat
berkas menyilang otot polos yang tersusun spiral (Gambar
Bronkus 17–7 dan 17–8), yang menjadi lebih jelas terlihat di cabang
Setiap bronkus primer bercabang-cabang dengan setiap bronkus yang lebih kecil. Kontraksi lapisan otot ini
cabang yang mengecil sehingga tercapai diameter sekitar 1 bertanggung jawab atas tampilan berlipat mukosa bronkus
sampai 2 mm. Mukosa bronkus besar secara struktual mirip yang diamati pada sediaan histologis.
dengan mukosa trakea, kecuali pada susunan kartilago dan Banyak limfosit ditemukan baik di dalam lamina propria
otot polosnya (Gambar 17–7). Di bronkus primer, dan di antara sel-sel epitel. Terdapat kelenjar getah bening
GAMBAR 17–7 Bronkus (segmental) tersier. debri-debri dan lendir dengan bergerak ke atas sepanjang
BAB
cabang bronkial dan trakea.
C
V
C SM
LP
E
C
LT
SM G
SM
a b
(a) Pandangan dengan pembesaran kuat bronkus (LT) secara langsung mengelilingi adventisia bronkus. 140X. H&E.
memperlihatkan epitel (E) yang terutama berupa sel silindris (b) Mikrograf ini memperlihatkan epitel bronkus yang lebih kecil
bersilia bertingkat. Lamina propria (LP) mengandung lapisan dengan epitel yang terutama berupa sel kolumnar dengan silia
otot polos (SM) yang mengelilingi seluruh bronkus. Submukosa (panah), dengan lebih sedikit sel goblet. Lamina propria memiliki
adalah tempat kartilago penyangga (C) dan adventisia otot polos (SM) dan kelenjar serosa yang kecil (G) di dekat
mencakup pembuluh darah (V) dan saraf (N). Jaringan paru kartilago (C). 400X. H&E.
BAB
1 7S
istem Pernapasan ■ Percabangan bronkus & Paru
CT
A
V
b
E
E
CT
a c
Percabangan bronkus berdiameter lebih kecil dari 5 mm tidak Serat elastin yang terpulas gelap juga ditemukan di tunica
memili kartilago penyangga dan disebut bronkiolus. (a) Sebuah media arteriol besar (A) di dekatnya dan dalam jumlah yang
bronkilus besar memiliki epitel respiratorik yang terlipat (E) dan lebih sedikit di venula (V). Jaringan ikat mencakup banyak
otot polos yang mencolos (panah), tetapi disangga hanya oleh limfosit (L) MALT dan nodul limfoid. 180X. Pulasan elastin.
jaringan ikat fibrosa (CT). 140X. H&E. (c) Di bronkiolus yang sangat kecil, epitel (E) berkurang
(b) Pemulasan serat elastin memperlihatkan kandungan menjadi epitel kolumnar rendah selapis dan sejumlah lapisan
elastin yang tinggi dalam otot polos (mata panah) yang sel otot polos (panah) membentuk sebagian besar dinding.
berhubungan dengan otot bronkiolus yang lebih kecil dengan 300X. H&E.
epitel berupa epitel kolumnar.
Di lamina propria tipis, untai sel otot polos mengelilingi (Gambar 17–11 dan 17–12). Lamina propria sekarang sangat
setiap pembukaan alveolar dari matriks serat elastis dan serat tipis, pada dasarnya terdiri secara esensial jaringan serat
kolagen yang mendukung saluran dan alveoli. elastin dan jaringan serat retikular yang mengelilingi muara
Kelompok yang lebih besar dari alveoli disebut kantung atrium, saccus alveolaris, dan alveoli. Kedua serabut tersebut
alveolar membentuk ujung saluran alveolar secara distal dan menunjang jaringan ikat yang menampung jaringan ikat
kadang-kadang terjadi di sepanjang saluran alveolar yang menampung jalinan kapiler di sekitar setiap alveolus.
354 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
CT
SM
C
E
A
a b
Bagian terakhir sistem hantaran udara sebelum tempat surfaktan yang mengurangi tegangan permukaan dan
pertukaran udara disebut bronkiolus terminalis. (a) Potongan membantu mencegah kolaps bronkiolus. Selain itu sel Clara
melintang memperlihatkan bahwa suatu bronkiolus terminalis menghasilkan enzim yang membantu mencegah mukus
memiliki hanya satu atau dua lapisan sel otot polos (SM) sel yang setempat. Sistem enzim P450 pada retikulum endoplasma
meliputi oleh jaringan ikat (CT). Epitel (E) mengandung sel kuboid halus mendetoksifikasi senyawa yang berpotensi berbahaya di
bersilia dan banyak sel kolumnar rendah tak bersilia. Alveoli (A) udara. Pada fungsi pertahanan lainnya, sel Clara juga
terlihat di jaringan paru-paru sekitarnya. 300X. PT. menghasilkan komponen sekretorik untuk transfer IgA ke
(b) Sel Clara yang tidak bersilia (C) dengan kubah sitoplasma yang dalam lumen bronkiolus; lisozim dan enzim lain aktif bekerja
menonjol memiliki granula, yang tampak lebih jelas pada sediaan melawan bakteri dan virus; dan sejumlah sitokin yang
plastis. Diberi nama untuk menghormati Dr Max Clara, ahli mengatur respons inflamatorik setempat. Sel yang aktif
histologi yang menemukannya pada tahun 1937, sel Clara bermitosis juga ditemukan dan mencakup sel punca untuk
memiliki sejumlah fungsi penting. Sel Clara menyekresi komponen epitel bronkiolus. 500X. PT.
❯❯ APLIKASI MEDIS menghirup gas beracun, bahan kimia, atau udara dengan
oksigen berlebihan; dan sindrom emboli lemak, di mana
Sindrom kerusakan alveolar difus atau sindrom distress
adiposit masuk ke dalam darah selama operasi, beredar,
respiratori dewasa gangguan pernapasan dapat diproduksi
dan kemudian memblokir kapiler. Dengan menghilangkan
oleh berbagai jenis luka pada epitel alveolar dan sel-sel
faktor memulai, komponen dinding alveolar normal
endotel kapiler. Penyebab umum dari cedera tersebut
sering dapat dipulihkan dan setidaknya fungsi parsial
termasuk infeksi saluran pernapasan virus dan bakteri;
dipulihkan.
355
BAB
1 7S
Cabang a. pulmonalis
Bronkiolus terminalis
Arteriol
Cabang paru
vena pulmonalis Bronkiolus respiratorius
Jalinan
paru
Venula
paru Duktus alveolaris
Alveoli
Pori-pori alveolar
Septum
interalveolar
Kantung
alveolar
Serat elastis
Jaringan ikat
a
AS TB
RB
AD
AD RB
AD
AD
ASAS AS AS
A A
b c
Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus alveolus untuk pertukaran gas antara darah dan udara.
respiratorius, yang kemudian bercabang lebih lanjut menjadi (b) Mikrograf memperlihatkan sifat percabangan bronkiolus
duktus alveolaris dan setiap alveoli. Bronkiolus respiratorius dalam dua dimensi (RB), duktus alveolar (AD), kantung
mirip dengan sebagian besar bronkiolus terminalis kecuali alveolar (AS), dan alveoli individu (A). 60X. H&E.
adanya sebaran alveoli d sepanjang permukaannya. (a) (c) SEM memperlihatkan hubungan tiga-dimensi alveoli
Diagram memperlihatkan hubungan percabangan, dan terhadap bronkiolus terminalis (TB), bronkiolus respiratorius
pembuluh darah paru yang berjalan dengan bronkiolus dan (RB), duktus alveolar (AD), kantung alveolar (AS), dan alveoli
lapisan padat percabangan kapiler yang mengelilingi setiap indivdu (A). 180X.
356 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
PA V A A
AD
RB
AS
A AD
V
AD AS
A
A
A AD
AS
AS
a b
V
Jaringan paru memiliki struktur berbusa karena banyaknya respiratorius berjalan di sepanjang cabang a. pulmonalis (PA),
kantong dan saluran yang disebut alveoli. (a) Irisan jaringan paru yang berdinding-tipis, yang memiliki dinding yang relatif tipis,
yang meliputi banyak bronkiolus, dan beberapa di antaranya sementara cabang v. pulmonalis (V) berjalan di tempat lain di
berupa bronkiolus respiratorius (RB) yang terpotong memanjang, parenkim. 14X. H&E.
dan memperlihatkan kontinuitas percabangan dengan duktus (b) Pembesaran kuat memperlihatkan hubungan alveoli (A) bulat
alveolaris (AD) dan saccus alveolaris (AS). Bronkiolus berdinding tipis degan duktus alveolaris (AD). Duktus alveolaris
respiratorius masih memiliki lapisan otot polos dan sejumlah berakhir dalam dua atau lebih kumpulan alveoli yang disebut
regio epitel kuboid, tetapi duktus alveolaris memiliki untaian otot saccus alveolaris (AS). Otot polos di sekitar bukaan alveolar
polos dan epitel yang terdiri atas serangkaian alveoli yang muncul sebagai eosinofilik "tonjolan" di antara alveoli yang
berdekatan. Serabut otot polos berbentuk seperti sfingter dan berdekatan. Alveoli tersebut yang terlihat di sini dan tidak
tampak seperti tonjolan di antara alveoli yang berdekatan. Setiap menampakkan pintu masuk ke duktus atau saccus, memiliki
alveolus (A) terbuka ke dalam saccus atau duktus. Brokiolus hubungan dengan bagian lain dalam bidang yang berdekatan.
140X. H&E.
17BAB
Sistem Pernapasan ■ Percabangan Bronkus & Paru
Jaringan Inti sel
Eritrosit ikat endotel kapiler
alveolar Inti sel
Kapiler alveolar
tipe I Eritrosit Kapiler
paru
Sel
alveolar tipe I
Sel
alveolar tipe II Difusi CO2 Difusi
Difusi O
O22
Makrofag
alveolar
a b
Pertukaran udara antara udara dan darah terjadi di sawar berdifusi dari udara alveolar ke dalam darah kapiler dan karbon
bermembran di antara setiap alveolus dan kapiler yang dioksida bergerak dalam arah berlawanan. Lapisan intenal
mengelilinginya. (a) Diagram ini memperlihatkan hubungan alveoli dilapisi oleh selapis surfaktan, yang tidak tergambar di
antara kapiler dan dua atau lebih alveoli yang menyerupai sini, yang menurunkan tegangan permukaan cairan dan
kantong. (b) Sawar darah-udara terdiri atas sel alveolar tipe I, sel membantu mencegah kolapsnya alveoli.
endotel kapitel, dan membran basalnya yang menyatu. Oksigen
daerah sel menjadi sangat tipis sehingga efisiensi pertukaran Sel alveolus tipe II (pneumosit tipe II atau sel septal)
gas meningkat. Secara ultrastruktural, fitur yang paling tersebar di antara sel-sel alveolus tipe I dengan taut kedap
prominen di bagian meratakan sel banyak vesikel pinositotik. dan desmosom yang menghubungkan dengan sel tersebut
Sel alveolus tipe I (juga disebut pneumosit tipe I atau (Gambar 17–16). Sel tipe II berbentuk bundar yang biasanya
sel alveolar skumosa) merupakan sel yang sangat tipis yang berkelompok dengan jumlah dua atau tiga di sepanjang
melapisi permukaan alveolus. Sel tipe I menempati 95% dari permukaan alveolus di tempat pertemuan dinding alveolus.
permukaan alveolus; sel alveolar tipe II (dijelaskan di bawah) Sel ini berada di lamina basal dan merupakan bagian dari
menutupi sisanya. Sel-sel ini sangat tipis bahwa TEM itu epitel, dan memiliki asal yang sama dengan sel tipe I yang
diperlukan untuk membuktikan di mana semua alveoli melapisi dinding alveolus. Sel-sel ini membelah dengan cara
memiliki lapisan epitel (Gambar 17–15). Organel-organel mitosis untuk mengganti populasinya sendiri dan juga
berkumpul di sekitar inti, sehingga mengurangi ketebalan mengganti populasi sel tipe I. Sel tipe II inti yang bulat dan
sawar darah-udara untuk sampai sekecil 25 nm. Sitoplasma mungkin memiliki nukleolus, dan sitoplasma secara tipikal
di bagian tipis mengandung banyak vesikel pinositotik, yang di warnai ringan dengan banyak vesikel.
dapat berperan pada pergantian surfaktan dan pembuang Vesikel ini disebabkan adanya badan lamela, yang TEM
partikel kontaminan kecil dari permukaan luar. Selain menunjukkan untuk menjadi granula membran-terikat
desmosom, semua sel epitel tipe I memiliki taut kedap yang sekitar 1 sampai 2 μm dalam diameter yang berisi lamela
berfungsi mencegah perembesan cairan jaringan ke dalam terikat erat membran paralel (Gambar 17–16 dan 17–17).
ruang udara alveolus (Gambar 17–16). Badan lamelar dapat dipertimbangkan penanda untuk sel
tipe II.
358 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
M C A
A II
M
II II
I
C
M A
C
II
A I
A
Dinding antara alveoli (A) mengandung sejumlah tipe sel. setiap alveolus dan merupakan sel bulat, yang sering ,menonjol
Seperti terlihat disini. Kapiler (C) mengandung eritrosit dan ke dalam alveolus (II). Sel tipe II ini memiliki banyak fungsi sel
leukosit. Alveoli terutama dilapisi oleh sel alveola skuamosa tipe Clara, termasuk produksi surfaktan. Makrofag alveolar (M),
I (I), yang melapisi hampir seluruh permukaan alveolus dan terkadang disebut sel debu, yang dapat berada di alveoli dan
tempat terjadinya pertukaran gas. Sel alveolar tipe II melapisi septa interalveolar.
Alveoli mengandung lipid berbagai, fosfolipid, dan protein, Kurangnya surfaktan yang adekuat merupakan penyebab
dan dilepaskan pada permukaan apikal sel. Materi yang utama dari gangguan pernapasan pada neonatus prematur.
disekresikan menyebar di seluruh permukaan alveolar
internal sebagai selaput lipoprotein kompleks dan air yang
bertindak sebagai surfaktan paru. Surfaktan paru memiliki ❯❯ APLIKASI MEDIS
beberapa fungsi penting dalam efisiensi paru, tetapi terutama Sindrom distres pernapasan bayi, penyebab utama kematian
bekerja mengurangi tegangan permukaan di alveolus. pada bayi prematur, karena diferensiasi tidak lengkap dari
Lapisan surfaktan terdiri atas suatu hipofase aquosa tipe II sel alveolar dan defisit yang dihasilkan dari surfaktan
berprotein yang ditutupi oleh selapis tipis fosfolipid serta kesulitan dalam memperluas alveoli dalam bernafas.
monomolekular, yang terutama terdiri atas fosfatidilkolin Pengobatan melibatkan penyisipan tabung endotrakeal
dipalmitoil dan fosfatidilgliserol (Gambar 17–17). Protein untuk menyediakan tekanan terus menerus positive airway
surfaktan A (SP-A), glikoprotein hidrofilik yang sangat (CPAP) dan surfaktan eksogen, baik disintesis secara kimia
banyak, dan SP-D adalah penting untuk proteksi imun non atau dimurnikan dari paru-paru sapi.
spesifik dalam paru-paru. SP-B dan SP-C diperlukan untuk
pematangan DPPC dan orientasi yang tepat dalam film
surfaktan dalam alveolus.
Makrofag alveolus, yang disebut sel debu, ditemukan
Lapisan surfaktan tidak bersifat statis tetapi diganti dalam alveolus dan septum interalveolus (Gambar 17–13 dan
secara terus menerus. Lipoprotein secara berangsur 17–14). Puluhan juta monosit bermigrasi setiap hari dari
dihilangkan dari permukaan melalui pinositosis di kedua tipe mikrovaskular ke dalam jaringan paru, tempat sel ini
sel alveolus dan oleh makrofag. Dalam perkembangan janin, memfagositosis eritrosit yang hilang akibat kerusakan kapiler
surfaktan muncul di minggu-minggu terakhir kehamilan dan partikel udara yang telah memasuki alveolus. Makrofag
sebagai sel tipe II diferen dan membentuk badan lamelar. aktif dalam alveoli sering dapat dibedakan dari tipe II
359
BAB
1 7 Sistem Pernapasan ■ Percabangan Bronkus & Paru
I
F
A
E
A
TEM potongan transversal kapiler (C) di septum interalveolar alveolar sel tipe I (I) dan sel tipe II. Sebuah fibroblas (F) dapat
memperlihatkan area pertukaran gas antara darah dan udara terlihat di septum dan regio inti tebal pada kedua sel endotel
di ketiga alveolus (A). Endotel sangat tipis tetapi tidak (E) juga tampak. Inti dibagian bawah gambar adalah inti sel
bertingkap dan lamina basal (B) sekering dengan yang dari endotel atau leukosit yang beredar. 30,000X.
pneumosit karena sedikit lebih gelap sesuai dengan bergabung dengan mukus bronkus, yang membentuk cairan
kandungannya dari debu dan karbon serta udara serta bronkoalveolar, yang membantu pengeluaran partikel halus
kompleks besi (hemosiderin) dari eritrosit (Gambar 17–14). dan komponen berbahaya yang berasal dari udara inspirasi.
Makrofag yang sudah terisi dapat mengalami berbagai nasib: Cairan bronkoalveolar adalah bakteriostatik, mengandung
kebanyakan bermigrasi ke dalam bronkiolus tempat sel ini lisozim dan perantara pelindung lainnya yang berasal dari sel
menggerakkan eskalator mukosiliar untuk pembuangannya Clara, sel tipe II, dan makrofag alveolus.
di faring; makrofag lain meninggalkan paru melalui aliran
limfe, sementara yang lain tetap di jaringan ikat septum ❯❯ APLIKASI MEDIS
intralveolus selama bertahun-tahun. Pada gagal jantung kongestif, paru mengalami kongesti
Fitur histologis penting dan fungsi utama pada setiap dengan masuknya darah dan eritrosit ke dalam alveoli,
tingkat saluran udara di paru-paru dirangkum dalam Tabel tempat eritrosit difagositosis oleh makrofag alveolus. Pada
17-2. keadaan demikian, makrofag tersebut disebut sel gagal
Cairan pelapis alveolus juga dihilangkan melalui saluran jantung bila terdapat di dalam paru dan sputum; sel ini
konduksi akibat adanya aktivitas silia. Sewaktu sekret dikenali dari hasil reaksi histokimia yang positif karena
berpindah ke atas melalui jalan napas, cairan tersebut adanya pigmen besi (hemosiderin).
360 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
M A
MVB
JC
I
RF L
RER
L
L
G JC
RF
TEM sel alveolar tipe II yang menonjol ke dalam lumen alveolus menutupi permukaan sel apikal pada lumen (A) alveolus. Sel
memperlihatkan gambaran sitoplasma yang tidak biasa. (L) tipe II melekat melalui kompleks taut (JC) dengan sel epitel tipe
yang menyimpan surfaktan paru yang baru disimpan setelah I yang sangat tipis (I). Serat retikular (RF) yang mencolok ECM.
pemrosesan komponennya di RE kasar (RER) dan aparatus 17,000X.
Golgi (G). Badan multivesikular yang lebih kecil (MVB) dengan (Direproduksi ulang, atas izin, dari Dr Mary C. Williams,
vesikel intraluminal juga sering dijumpai. Mikrovili pendek (M) Pulmonary Center Boston University School of Medicine, MA.)
Regenerasi di Lapisan Alveolus kontinu pada kedua tipe sel alveolus. Melalui peningkatan
toksik, sel Clara juga dapat membelah dan menghasilkan sel
Inhalasi gas toksik atau materi serupa dapat membunuh sel
alveolus.
tipe I dan tipe II yang melapisi alveolus paru. Kematian sel
pertama meningkatkan aktivitas mitosis sel-sel tipe II yang
tersisa, yang progenitornya menjadi kedua tipe sel.
❯ PEMBULUH DARAH & SARAF PARU
Kecepatan penggantian normal sel tipe II diperkirakan Sirkulasi darah di paru-paru meliputi sirkulasi paru, yang
sebesar 1% perhari dan menimbulkan pembaruan secara membawa darah rendah O2- untuk pertukaran gas,
361
BAB
Surfaktan yang dikeluarkan dari
Golgi
Sel tipe I
Sintesin protein
Sintesis fosfatidilkolin
Diagram memperlihatkan sekresi surfaktan oleh sel tipe II. berinvaginasi, dan terlepas dalam bentuk vesikel kecil ke
Surfaktan mengandung kompleks lipid-protein yang awalnya dalam lumen endosom. Dalam sel surfaktan-memproduksi
disintesis dalam retikulum endoplasma dan kompleks Golgi, vesikula di badan multivesikular ditambahkan ke badan
dengan pemrosesan dan penyimpanan lebih lanjut pada lamelar. Surfaktan disekresi terus menerus oleh eksositosis
organel besar yang disebut badan lamela. Badan ini terbentuk dan membentuk lapisan berminyak yang mengandung
ketika komponen membran endosom tahap awal dipilih, fosfolipid dan protein surfaktan.
dan sirkulasi bronkial, membawa darah sistemik, yang kaya Venula yang berasal dari jalinan kapiler ditemukan satu-
nutrisi. Arteri-arteri dan vena-vena paru menggambarkan satu di dalam parenkim, dan agak menjauh dari jalan napas
sirkulasi fungsional dan arteri tersebut memiliki dinding (Gambar 17–11 dan 17–12), yang ditopang oleh selapis tipis
yang tipis akibat tekanan yang rendah (25 mm Hg sistolik, jaringan ikat. Setelah meninggalkan lobulus, vena mengikuti
5 mm Hg diastolik) di dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, a. percabangan bronkus ke arah hilus.
pulmonalis bercabang mengikuti percabangan bronkus Cabang arteri bronkial bersamaan sepanjang dan
(Gambar 17–11 dan 17–12), dengan cabang-cabang yang mengikuti cabang bronkial, mendistribusikan darah ke
dikelilingi adventisia bronkus dan bronkiolius. Di tingkat sebagian paru-paru ke tingkat bronkiolus, pada saat mana
duktus alveolaris, cabang-cabang arteri ini membentuk cabang ini beranastomosis dengan cabang kecil arteri paru-
jalinan kapiler di dalam septum interalveolus dan berkontak paru dan campuran darah dengan memasuki kapiler jaringan
erat dengan alveolus. dikosongkan oleh venula paru. Vena bronkial hanya terjadi
di dalam dan sekitar hilus.
❯❯ APLIKASI MEDIS Pembuluh limfe muncul di jaringan ikat bronkiolus.
Emfisema, penyakit paru-paru kronis yang paling sering Pembuluh ini mengikuti bronkiolus, bronkus dan
disebabkan oleh merokok, melibatkan pelebaran dan pembuluh-pembuluh pulmonal serta semuanya
pembesaran permanen dari bronkiolus yang mengarah ke mencurahkan isinya ke dalam kelenjar getah bening di
asinus paru dan menyertai hilangnya sel dalam alveoli dan daerah hilus. Jalinan limfatik ini disebut jalinan dalam untuk
bagian lain dari dinding saluran napas, menyebabkan membedakannya dari jalinan superfisial pembuluh limfe di
kerusakan ireversibel fungsi pernapasan. Setiap jenis pleura viseral. Pembuluh limfe tidak ditemukan di bagian
infeksi di daerah pernapasan paru-paru menghasilkan terminal percabangan bronkus atau di luar duktus alveolaris.
kondisi peradangan lokal yang disebut pneumonia. Kedua serat otonom parasimpatis dan simpatis
menginervasi paru-paru dan refleks kontrol mengatur
362 BAB 17 ■ Sistem Pernapasan
❯ MEMBRAN PLEURA
Permukaan luar paru dan dinding internal rongga toraks
dilapisi oleh suatu membran serosa yang disebut pleura
(Gambar 17–18). Membran yang melekat pada jaringan paru
Pleura parietalis
disebut pleura viseralis dan membran yang melapisi dinding
toraks adalah pleura parietalis. Kedua membran tersebut Rongga pleura
menyatu di hilum dan keduanya terdiri atas sel-sel mesotel
Pleura viseralis
skuamosa selapis yang berada pada lapisan jaringan ikat tipis
yang mengandung serat kolagen dan elastis. Serat-serat
elastin pleura viseral menyatu dengan serat elastin parenkim
Diafragma
paru.
Rongga pleura yang sempit (Gambar 17–18) diantara a
lapisan parietal dan viseral seluruhnya dilapisi sel-sel mesotel
yang normalnya membentuk suatu lapisan cairan serosa tipis
yang bekerja sebagai pelumas, yang mempermudahkan M
pergeseran antar permukaan pleura selama gerakan
pernapasan.
V
Pada keadaan patologis tertentu, rongga pleura dapat
mengandung cairan atau udara. Seperti dinding rongga
peritoneal dan perikardial, serosa rongga pleura cukup L
permeabel untuk air dan cairan yang keluar melalui eksudasi V
dari plasma darah sering menumpuk (berupa efusi pleura)
dalam rongga ini dalam keadaan abnormal.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Kondisi pneumotoraks adalah kolaps paru sebagian atau
keseluruhan disebabkan oleh udara yang terjebak dalam A
b
rongga pleura, biasanya dihasilkan dari trauma tumpul
atau penetrasi ke dada dan dihasilkan sesak napas serta
hipoksia. Peradangan pleura, suatu kondisi yang pleuritis Pleura merupakan membran serosa yang berhubungan
atau radang selaput dada, paling sering disebabkan oleh dengan setiap paru dan rongga toraks. (a) Diagram ini
infeksi virus akut atau pneumonia. Efusi pleura atau menggambarkan pleura parietalis yang melapisi permukaan
internal rongga toraks dan pleura viseralis yang melapisi
penumpukan cairan dalam rongga pleura menghasilkan
permukaan eksternal paru. Di antara kedua lapisan tersebut,
sesak napas dan dapat menjadi salah satu hasil dari pleura terdapat celah sempit rongga pleura. (b) Kedua lapisan
yang meradang. serupa secara histologis dan terdiri atas mesotel skuamosa
selapis (M) atau pada selapis tipis jaringan ikat, seperti yang
diperlihatkan pada gambar ini untuk pleura viseralis yang
❯ GERAKAN PERNAPASAN melapisi alveoli (A). Jaringan ikat kaya akan serat kolagen
dan elastin serta mengandung pembuluh darah (V) dan
pembuluh limfe (L). 140X.
Selama inspirasi, kontraksi otot interkostal menaikan iga,
dan kontraksi diafragma menurunkan dasar rongga toraks,
yang menambah diameter rongga tersebut dan menimbulkan
pengembangan paru. Diameter dan panjang bronkus dan parenkim paru diregangkan oleh pengembangan ini. Selama
bronkiolus bertambah selama inspirasi. Bagian respiratorik pernafasan hembus, paru-paru retraksi secara pasif mungkin
juga membesar, terutama akibat pengembangan duktus karena relaksasi otot dan serat elastis kembali ke kondisi
alveolaris. Alveoli hanya sedikit membesar. Serat elastin teregang.
Gerakan Pernapasan 363
❯❯ APLIKASI MEDIS timbul dari sel-sel epitel yang lebih perifer, di bronkiolus dan
BAB
alveoli. Karsinoma sel kecil, bentuk kurang umum tetapi
Kanker paru-paru adalah salah satu bentuk yang paling
■ Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk menyediakan ■ Bronkus dan cabang dilapisi oleh mukosa saluran pernapasan,
oksigen ke darah, dengan fungsi sekunder produksi suara di dengan pita spiral prominen dari otot polos dan potongan
laring. semakin kecil dari tulang rawan hialin.
■ Sistem pernapasan terdiri dari bagian udara melakukan ■ Cabang-cabang bronkial dengan diameter 1 mm atau kurang
conducting region (saluran pernapasan bagian atas di kepala, umumnya disebut bronkiolus, yang dilapisi oleh sel kuboid
serta laring, trakea, bronkus, dan paling bronkiolus) dan daerah sederhana atau sel-sel bersilia kolumnar, dengan otot polos
pernapasan dengan alveoli. melingkar tapi tidak ada tulang rawan.
Rongga hidung ■ Terminal bronkiolus adalah cabang terakhir kurang alveoli dan
dilapisi oleh epitel kuboid sederhana terutama terdiri dari sel-sel
■ Rongga hidung kiri dan kanan saluran pernapasan atas memiliki
Clara, yang memiliki fungsi imun non spesifik dan fungsi
vestibular di mana udara masuk dan tiga proyeksi disebut
conchae dari dinding medial, yang menciptakan turbulensi di surfaktan.
udara terinspirasi. Regio pernafasan
■ Vibrissae lembab di lubang vestibular, nares atau lubang ■ Terminal bronkiolus terbagi menjadi dua atau tiga bronkiolus,
hidung, menyaring beberapa materi dari udara. dilapisi oleh epitel kuboid sederhana dan sel Clara serta terganggu
■ Daerah yang lebih dalam dari vestibular dan dasar, dinding oleh evaginasi skuamosa yang tersebar disebut alveoli, situs
lateral, dan sebagian besar conchae dari rongga hidung sendiri pertukaran gas.
dilapisi oleh epitel pernapasan: epitel kolumnar bersilia ■ Sebuah bronkiolus pernapasan mengarah ke saluran alveolar, yang
pseudostratifid. dilapisi oleh serangkaian kontinu dari alveoli dan yang berakhir
■ Epitel pernapasan termasuk sel-sel goblet yang mensekresi dalam sebuah kelompok alveoli disebut kantung alveolar.
lendir, sel-sel kolumnar bersilia luas lendir di sepanjang ■ Semua alveolus dikelilingi oleh jaringan ikat jarang pada septum
permukaan, sel kemosensor sikat, sel endokrin yang tersebar, dan interalveolar yang terutama terdiri dari serat elastis dan serat
sel-sel induk basal. retikular serta jaringan kapiler yang padat.
■ Atap dan bagian dari concha superior di setiap rongga hidung ■ Dinding setiap alveolus terdiri dari dua tipe sel: sel tipe I alveolar
ditutupi oleh epitel penciuman, epitel semu yang mengandung sangat tipis (pneumosit) dan kuboid sel tipe II alveolar dengan
neuron penciuman bipolar, sel penyangga, dan sel-sel induk. mensekresi surfaktan dan properti imun non spesifik.
■ Mukosa rongga hidung dan nasofaring juga berisi pembuluh ■ Sel tipe II alveolar ditandai ultrastruktural oleh badan lamelar
darah yang kaya dan banyak kelenjar seromukus, yang sitoplasma yang khusus, granula besar dengan lapisan ditumpuk
membantu hangat, melembabkan, dan membersihkan udara erat pada membran yang terlibat dalam sintesis surfaktan.
terinspirasi. ■ Penghalang darah-udara yang memungkinkan pertukaran gas
setiap alveolus terdiri dari sel tipe I alveolar tipis, sel-sel endotel
Laring, Trakea, dan Bronkial cabang kapiler tipis, dan lamina basal menyatu dari dua sel tersebut.
■ Dalam lumen laring, bilateral memproyeksikan lipatan vokal (atau ■ Bahan surfaktan disekresikan oleh sel-sel Clara dan sel tipe II
kabel) dapat ditempatkan di bawah ketegangan variabel dengan alveolar merupakan campuran berminyak dari fosfolipid dan
otot vocalis yang mendasari dan menyebabkan getaran dengan protein surfaktan, yang membentuk sebuah film dan
udara yang dikeluarkan, menghasilkan suara. menurunkan tegangan permukaan dalam alveoli.
■ Trakea benar-benar dilapisi oleh epitel pernapasan dan didukung ■ Setiap paru ditutupi oleh pleura visceral, lapisan jaringan ikat tipis
oleh cincin C-berbentuk tulang rawan hialin di mukosa, dengan dan mesothelium, serta kontinu dengan parietal pleura, sebuah
otot trakealis halus dalam pembukaan posterior dari cincin. yang melapisan jaringan dimana serta melapisi rongga pleura.
■ Kiri dan kanan bronkus primer masukkan dua paru dan terbagi
dalam dua cabangnya berulang kali sebagai sekunder, tersier, dan
segmental bronkus lebih kecil dengan jaringan paru-paru sebagai
cabang bronkial.
BAB
EPIDERMIS
Melanosit
18 365
368
Kulit
KUKU 377
KELENJAR KULIT 378
Sel (Langerhans) Dendritik 370 Kelenjar Sebasea 378
Sel (Merkel) Taktil 370 Kelenjar Keringat 380
DERMIS 371 PERBAIKAN KULIT 383
JARINGAN SUBKUTAN 373 IKHTISAR KUNCI 384
PEMBULUH & RESEPTOR SENSORIK KULIT 373
RAMBUT 374
K
ulit adalah organ tunggal yang berberat di tubuh, mekanoreseptor kulit membantu mengatur interaksi
yang biasanya membentuk 15% sampai 20% berat tubuh dengan objek fisik.
badan total dan pada orang dewasa, memiliki luas ■ Termoregulatorik: Tempratur tubuh yang konstan
permukaan sebesar 1.5-2 m2 yang terpapar dengan dunia normalnya lebih mudah dipertahankan berkat
luar. Selain dikenal sebagai integumen (L. integumentum, komponen insulator kulit (misalnya, lapisan lemak dan
menutupi) atau lapisan kutaneus, kulit terdiri atas rambut di kepala) dan mekanismenya untuk
epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, mempercepat pengeluaran panas (produksi keringat dan
dan dermis, suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mikrovaskular superfisial yang padat).
mesoderm (Gambar 18–1). Taut dermis dan epidermis tidak ■ Metabolik: Sel kulit menyintesis vitamin D3, yang
teratur, dan tonjolan dermis yang disebut papila saling diperlukan pada metabolisme kalsium dan pembentukan
mengunci dengan evaginasi epidermis yang disebut tulang secara tepat, melalui kerja sinar UV setempat pada
epidermal ridges (rigi epidermis) untuk memperkuat prekursor vitamin ini. Kelebihan elektrolit dapat
adhesi dari dua lapisan. Dibawah dermis terdapat jaringan dihilangkan melalui keringat dan lapisan subkutan
subkutan atau hipodermis (Yun. hypo, di bawah + derma, menyimpan sejumlah energi dalam bentuk lemak.
kulit), yaitu jaringan ikat longgar yang dapat mengandung ■ Sinyal seksual: Banyak gambaran kulit, seperti
bantalan adiposit. Jaringan subkutan mengikat kulit secara pigmentasi dan rambut, adalah indikator visual
longgar pada jaringan di bawahnya dan sesuai dengan fasia kesehatan yang terlibat dalam ketertarikan antara jenis
superfisial pada anatomi makro. kelamin pada semua spesies vertebra, termasuk
Fungsi spesifik kulit terbagai menjadi sejumlah kategori manusia. Efek feromon seks yang dihasilkan kelenjar
umum. keringat apokrin dan kelenjar lain dikulit juga penting
■ Protektif: Kulit menyediakan sawar fisik terhadap untuk ketertarikan tersebut.
rangsang termal dan mekanis seperti gaya gesekan dan Interdigitas dermal-epidermal memiliki variasi "pasak
kebanyakan patogen potensial dan materi lain. dan lubang" (peg-and-socket) pada sebagian besar kulit
Mikroorganisme yang mempenetrasi kulit memberi (Gambar 18–1), tetapi dijumpai berupa alur (groove) dan
peringatan limfosit dan sel penyaji-antigen di kulit rabung (ridge) yang terbentuk baik di kulit telapak tangan
(APCs) dan respon imun meningkat. Pigmen melanin dan telapak kaki yang tebal, yang lebih tahan terhadap
gelap di epidermis melindungi sel dari radiasi ultraviolet gesekan. Rabung (ridge) tersebut dan sulkus di antaranya
(UV). Kulit juga merupakan sawar permeable terhadap membentuk pola yang unik untuk setiap individu, yang
kehilangan atau ambilan air yang berlebihan, yang tampak sebagai kombinasi gelungan, lekuk dan uliran, yang
memungkinkan kehidupan di bumi. Permebilitas kulit disebut dermatoglif, yang juga dikenal sebagai sidik jari dan
selektif memungkinkan sejumlah obat lipofilik seperti jejak kaki. Kulit bersifat elastis dan dapat cepat merenggang
hormon steroid tertentu dan obat-obatan yang untuk menutupi area yang membengkak dan seperti lapisan
diberikan melalui koyo. usus, memperbarui diri seumur hidup. Pada individu yang
■ Sensorik: Banyak tipe reseptor sensorik memungkin- sehat kulit yang terluka diperbaiki dengan cepat. Dasar
kan kulit memantau lingkungan dan berbagai molekul penyembuhan kulit semakin dipahami dan
memberikan dasar pemahaman yang lebih baik mengenai
perbaikan dan regenerasi orang lain.
364
365
BAB
1 8 Kulit ■ Epidermis
Rabung epidermis
Papila dermis
Epidermis
Lapisan
papiler
Dermis
Lapisan
retikular
Reseptor sensorik
Arteri
Vena
Lapisan
subkutan Jaringan ikat areolar
Jaringan ikat adiposa
Diagram lapisan kulit memperlihatkan hubungannya dan keringat dan sebasea), vaskular, dan reseptor sensorik
lokasi apendiks epidermis (folikel rambut, kelenjar utama.
Keratinosit mati
Stratum corneum
Stratum lucidum
Stratum
granulosum
Keratinosit hidup
Stratum spinosum
a b
(a) Mikrogaf memperlihatkan urutan lapisan epidermis di kulit ke pori permukaan melalui semua strata 100x H&E.
tebal dan perkiraan ukuran bentuk keratinosit pada lapisan- (b) Diagram yang memperlihatkan urutan lapisan epidermis
lapisan tersebut. Tampak juga berkas kasar kolagen di juga mengindikasikan lokasi normal ketiga sel nonkeratinosit
dermis dan di sebelah kiri, duktus dari kelenjar keringat yang penting di epidermis: melanosit, sel dendritik (Langehans),
memasuki epidermis dari suatu papila dermis dan bergelung dan sel taktil.
lokus untuk sel tersebut juga ditemukan di tonjolan sejumlah sel masih membelah dan zona kombinasi ini
khusus selubung folikel rambut yang bersambungan terkadang disebut stratum germinativum. Filamen
dengan epidermis. Epidermis manusia diperbarui setiap keratin membentuk berkas yang tampak secara
15-30 hari, bergantungan pada usia, bagian tubuh, dan mikroskopis, disebut tonofibril yang berkonvergensi
faktor lain. Sebuah fitur penting dari semua keratinosit dan berakhir pada sejumlah desmosom yang
di dalam basal stratum adalah keratin sitoskeletal, mengubungkan sel bersama-sama secara kuat untuk
filamen intermediat sekitar 10 nm diameter. Selama menghindari gesekan. Stioplasma ditarik ke dalam
diferensiasi, sel-sel bergerak ke atas dan jumlah serta juluran sel pendek di sekitar tonofibril pada kedua sisi
jenis filamen keratin meningkat sampai mewakili di setiap desmosom (dan juluran tersebut memanjang
setengah protein total dalam keratinosit superfisial. jika sel mengerut sedikit ketika mengalami proses
histologis), yang menimbulkan tampilan spina atau duri
❯❯ APLIKASI MEDIS kecil di permukaan sel (Gambar 18–4). Epidermis di
area yang rentan mengalami gesekan dan tekanan
Lecet gesekan adalah ruang terisi limfe terbentuk antara secara kontinu (seperti telapak kaki) memiliki stratum
epidermis dan dermis kulit tebal oleh gesekan berlebihan, spinosum yang lebih tebal dengan lebih banyak
seperti sepatu yang sakit ketika dipakai untuk penggunaan tonofibril dan desmosom.
kasar dengan tangan. Jika dilanjutkan, gesekan ini
menghasilkan penebalan dan pengerasan lapisan
❯❯ APLIKASI MEDIS
epidermal tanduk (cornified) luar, dilihat sebagai tonjolan
dan kapalan. Pada orang dewasa, sepertiga dari semua kanker
timbul di kulit. Sebagian besar penyakit tersebut
■ Lapisan spinosa (stratum spinosum), yang normalnya berasal dari sel lapisan basal atau spinosa, yang
lapisan epidermis paling tebal, terutama di epidermal masing-masing membentuk karsinoma sel basal dan
ridges (Gambar 18–2 dan 18–3), dan terdiri atas sel-sel karsinoma sel skuamosa. Untungnya, kedua tipe
kuboid atau agak gepeng dengan inti di tengah dengan tumor dapat didiagnosis dan dieksisi sejak dini
nukleolus dan sitoplasma yang aktif menyintesis sehingga jarang mematikan. Kanker kulit mem-
filamen keratin. Tepat di atas lapisan basal, perlihatkan peningkatan insidens pada orang berkulit
cerah yang tinggal di daerah dengan pejanan sinar
matahari yang tinggi.
367
BAB
Sitoplasmanya berisikan massa basofilik intens (Gambar
1 8 Kulit ■ Epidermis
18–2 dan 18–3; Gambar 18–5) yang disebut granul
keratohialin. Ini adalah padat, tidak berikatan dengan
C membran dan terdiri atas massa filaggrin dan protein
lain yang berhubungan dengan keratin tonofibril, yang
G
menghubungkannya dengan struktur sitoplasma besar.
S Fitur ultrakstrutual karakteristik dalam sel dari lapisan
granular adalah membran, Golgi diturunkan granul
S
lamela, bulat telur kecil (100 oleh 300 nm) yang
EP DP mengandung banyak lamel yang dibentuk oleh berbagai
lipid. Di antara aktivitas terakhir dari keratinosit, granul
lamela menjalani eksositosis, menghasilkan kaya lipid,
B lapisan impermeabel sekitar sel. Bahan ini membentuk
bagian utama dari penghalang kulit terhadap hilangnya
D cairan. Pembentukan sawar tersebut yang terlihat
pertama kali pada reptile, merupakan salah satu
peristiwa evolusi penting yang memungkinkan hewan
Pertemuan antara dermis dan epidermis di kulit tipis ditahan
berkembang biak di darat. Bersama-sama, keratinisasi
bersama-sama dengan erat oleh pasak epidermis yang saling
mengunci (EP, epidermal pegs) dan papila dermis (DP). dan produksi lapisan yang kaya-lipid juga memiliki efek
Dermis (D) lebih banyak mengandung sel dan perlindungan yang penting dikulit, yang membentuk
tervaskularisasi lebih baik ketimbang kulit tebal, dengan sawar terhadap penetrasi sebagian besar benda asing.
elastin dan lebih sedikit berkas kasar kolagen. Epidermis
biasanya hanya memperlihatkan empat lapisan di kulit tipis: ■ Stratum lusidum, hanya dijumpai pada kulit tebal, dan
stratum basale dengan ketebalan satu sel (B) yang terdiri atas lapisan tipis, lapisan translusen dari
mengandung sebagian besar sel mitosis; stratum spinosum keratinosit eosinofilik gepeng yang disatukan oleh
(S) tempat sintesis sejumlah besar keratin dan protein lain; desmosom (Gambar 18–1 dan 18–5). Organel dan inti
stratum ganulosum (G); dan stratum corneum (C), yang terdiri telah menghilang dan sitoplasma hampir sepenuhnya
atas skuama mati yang sebagian besar terdiri atas keratin. terdiri atas filamen keratin padat yang berhimpitan
240x. H&E. dalam matriks padat-elektron. Desmosom masih
tampak di antara sel-sel yang bersebelahan.
■ Stratum korneum (Gambar 18–2 dan 18–3) terdiri atas
15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin filamentosa
birefribgen. Filamen keratin sekurang-kurangnya
mengandung enam macam polipeptida dengan massa
a b c
(a) Mikrograf cahaya potongan kulit dari telapak kaki (kulit (c) Detail desmosom yang menghubungkan dua sel yang
tebal), yang hanya memperlihatkan stratum spinosum, memperlihatkan filamen intermedia yang terkait dengan
menekankan sel dengan sejumlah besar proyeksi sitoplasma desmosom. X40,000.
pendek (panah) . X400. PT.
(b) TEM memperlihatkan selapis keratinosit spinosa dengan
panah yang menandai sejumlah desmosom pada proyeksi
tersebut. X8400.
BAB 18 ■ Kulit
GAMBAR 18–5 Stratum granulosum dan stratum Fitur penting dari strata epidermal dirangkum dalam
lucidum: kulit tebal. Tabel 18-1.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Dalam kondisi kulit kronis yang disebut psoriasis, keratosit
biasanya diproduksi dan berdeferensiasi pada tingkat
dipercepat, menyebabkan setidaknya sedikit penebalan
lapisan epidermis dan meningkatkan keratinisasi secara
C deskuamasi. Psoriasis disebabkan oleh limfosit T yang
terlalu aktif yang memicu reaksi autoimun pada kulit, yang
juga dapat menyebabkan peradangan dengan kemerahan,
iritasi, gatal, dan pengerakan, dengan penghalang kulit yang
rusak.
L Melanosit
Warna kulit ditentukan berbagai faktor, dan yang terpenting
G
adalah kandungan melanin dan karoten dalam keratinosit
dan sejumlah pembuluh darah dalam dermis.
Eumelanin adalah pigmen hitam kecokelatan yang
dihasilkan oleh melanosit (Gambar 18–6 dan 18–7), suatu
sel khusus epidermis yang terdapat di antara sel-sel lapisan
S
basal dan dalam folikel rambut. Pigmen serupa yang
Pada keratinosit yang bergerak ke atas dari stratum spinosum ditemukan dalam rambut merah disebut feomelanin (Yun.
(S), diferensiasi berlanjut dengan sel yang terisi sejumlah besar phaios, agak gelap + melas, hitam). Melanosit adalah
massa amorfik protein yang disebut granul keratohialin yang turunan krista neural (neural crest) yang bermigrasi ke dalam
sangat bersifat basofilik. epidermis embrio stratum basal, di mana pada akhirnya
Sel yang mengandung granula tersebut membentuk suatu
salah satu melanosit terakumulasi untuk setiap lima atau
stratum granulosum (G), dengan ketebalan tiga sampai lima
sel saja, di mana filamen keratin berikatan silang dengan enam keratinosit basal (600-1200/mm2 kulit). Melanosit
filaggrin dan protein lain dari granula tersebut untuk memiliki pewarna pucat, badan sel yang bulat dan
menghasilkan berkas erat yang mengisi sitoplasma dan membentuk hemidesmosom dengan lamina basal, tetapi
memipihkan sel. Organel kecil yang disebut granula lamelar tanpa desmosom dengan keratinosit yang bersebelahan.
mengalami eksositosis di lapisan ini, menyereksi suatu lapisan Beberapa yang irregular ekstensi sitoplasma panjang dari
kaya-lipid di sekitar sel yang membentuk epidemis yang
impermeabel terhadap air. Bersama-sama, selubung lipid dan
setiap melanosit bercabang ke dalam epidermis, yang
sel yang terisi-keratin menentukan sebagian besar sifat fisis berjalan di antara sel-sel lapisan basal dan spinosa serta
epidermis. berakhir dalam bentuk invaginasi lima sampai sepuluh
Sel yang meninggalkan stratum granulosum, masih terikat keratinosit. Secara ultrastruktural sebuah melanosit memiliki
bersama oleh desmosom, mengalami diferensiasi terminal dan banyak mitokondria kecil, sisterna pendek (RER), dan
di lapisan tebal, tampak sebagai lapisan tipis padat yang apparatus Golgi yang berkembang dengan baik (Gambar
disebut stratum lucidum (L). Protein asam di massa basofilik
granular tersebar melalui bekas tonofibril, yang membuat sel- 18-6).
sel lapisan baru ini memiliki tampilan eosinofilik yang jernih. Melanin disintesis dalam melanosit, dengan tirosinase,
Pada sebagian besar lapisan superfisial, stratum corneum (C), enzim transmembran di vesikel derivat-Golgi (Gambar 18–
sel sepenuhnya terdiferensiasi dan telah kehilangan inti dan 7a). Aktivitas tirosinase mula-mula mengubah tirosin
sitoplasmanya. Sel-sel ini hanya mengandung struktur
berkeratin pipih yang disebut skuama yang terikat oleh semen menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin (DOPA), yang kemudian
antar sel hidrofobik, yang kaya lipid dan di permukaan, diubah dan berpolimerisasi menjadi melanin. Pigmen
skuama tersebut terkikis (kulit tebal) atau terlepas (kulit tipis). melanin tersebut lalu terikat pada matriks protein struktual
200x. H&E. dan terakumulasi dalam vesikel sampai membentuk granul
matang yang berbentuk elips dengan panjang 1 μm yang
disebut melanosom (Gambar 18–7b).
molekul antara 40 sampai 70 kDa. Komposisi Melanosom kemudian diangkut melalui kinesin di
tonofilamen berubah sewaktu sel epidermis ber- sepanjang ekstensi sitoplasma. Keratinosit yang bersebelah
diferensiasi dan ketika massa tonofibril bertambah menfagositosis ujung dendrit ini, mengambil dalam
dengan protein lain dari granula keratohialin. Setelah melanosom, dan mengangkut dengan dinein (dynein)
mengalami keratinisasi, sel-sel hanya terdiri atas menuju inti. Melanosom berakumulasi di dalam keratinosit
protein amorf dan fibrilar dan membran plasma yang sebagai suatu tudung supranuklear yang sebelum keratinisasi
menebal dan disebut sisik atau sel bertanduk. menyerap dan menyebarkan sinar matahari, yang
Sepenuhnya sel keratin atau sel tanduk (cornified) ini melindungi DNA dari sel-sel hidup dan ionisasi, efek
disebut skuama secara kontinu pada permukaan mutagenik radiasi UV.
epidermal sebagai desmosom dan pelindung sel kaya Walaupun melanosit membentuk melanin, keratinosit
lipid pecah. berfungsi sebagai depot dan mengandung lebih banyak
369
BAB
Lapisan Lapisan Spesifik Deskripsi
1 8 Kulit ■ Epidermis
Epidermis Stratum korneum Lapisan superfisial; 20 sampai 30 lapisan mati,
gepeng, nukleat, keratinosit terisi keratin; melindungi
terhadap gesekan dan kehilangan cairan
Stratum korneum Stratum lucidum 2 sampai 3 lapis anukleat, sel-sel mati;
hanya terlihat pada kulit tebal
Stratum lucidum Stratum granulosum 3 sampai 5 lapisan keratinosit dengan granula
Stratum granulosum keratohialin yang berbeda
Stratum spinosum Beberapa lapisan keratinosit semua bergabung
Stratum spinosum dengan desmosom; terdapat sel Langerhans
Stratum basale Stratum basale Terdalam, lapisan tunggal dari kuboid ke sel
kolumnar rendah dalam kontak dengan dasar
membran; mitosis terjadi di sini; melanosit dan
sel Merkel juga
Lapisan retikular
Lapisan subkutan Tidak ada Tidak dianggap sebagai bagian dari integumen;
lapisan spesifik mendalam untuk dermis; terdiri dari jaringan
ikat areolar dan adiposa
M CE
a
M
Vesikel yang
terisi dengan
melanin
Pigmen melanin
di keratinosit MG
MG
Pigmen melanin
Melanosit G
Dasar c BL
membran
b
(a) Mikrograf yang memperlihatkan melanosit (M) di lapisan dendritik iregular di antara keratinosit yang bersebelahan untuk
basal epidermal yang menyintesis granul melanin dan transfer melanin ke sel-sel tersebut.
mengangkutnya ke dalam keratinosit yang bersebelahan di (c) Secara ultrastruktural, melanosit berada di lamina basal (BL)
lapisan basal dan spinosa. Biasanya melanosit merupakan sel dan memiliki kompleks Golgi (G) yang menghasilkan vesikel
yang terpulas pucat di membran basal dengan kandungan tempat sintesis melanin di dalamnya. Sewaktu terisi, vesikel
melanin total yang rendah ketimbang keratinosit. X400. H&E. tersebut menjadi granula melanin (MG), yang menumpuk di
(b) Diagram sebuah melanosit. Sel ini mengirimkan prosesus ujung penjuluran sitoplasma dendritik (CE) sebelum diangkut ke
keratinosit (K). X14,000.
❯❯ APLIKASI MEDIS sebagai sel dendritik imun pada organ lain (lihat Bab 14).
Mikroorganisme tidak dapat mempenetrasi epidermis tanpa
Melanosit normal dapat berproliferasi di kulit untuk
memberi peringatan kepada sel dendritiknya dan
menghasilkan tahi lalat, atau nevus melanositik jinak dari
mencetuskan suatu respons imun. Sel Langerhans, beserta
berbagai jenis. Perubahan ukuran atau penampilan tahi
limfosit epidermal yang tersebar dan sel imun yang serupa di
lalat kadang-kadang menunjukkan displasia yang tidak
dermis membentuk komponen utama imunitas adaptif kulit.
dapat berkembang lebih lanjut untuk melanoma maligna.
Karena lokasinya, kulit secara kontinu berkontak erat
Membelah dengan cepat, meanosit malignant berubah
sering menembus lamina basal, masukkan dermis, dan
dengan banyak molekul antigen. Berbagai gambaran
epidermis berperan pada imunitas alami dan imunitas
metastasis dengan menyerang darah dan pembuluh
limfatik.
adaptif (lihat Bab 14), yang menyediakan komponen
imunologis pada keseluruhan fungsi perlindungan kulit.
Sel (Langerhans) Dendritik
Sel (Merkel) Taktil
Sel penyaji-antigen (APC) yang disebut sel Langerhans, yang Sel Merkel, atau sel taktil epithelial, adalah mekanoreseptor
biasanya terlihat paling jelas di lapisan spinosa, dan mewakili sensitif penting untuk sensasi sentuhan ringan. Bergabung
2-8% sel-sel epidermis. Prossesus sitoplasma terjulur dari sel dengan desmosom ke keratinosit dari lapisan basal
dendritik ini di antara keratinosit pada semua lapisan, yang epidermis, sel Merkel menyerupai sel-sel di sekitarnya tetapi
membentuk suatu jalinan padat di epidermis (Gambar 18–8). dengan sedikit, jika ada, melanosom. Sel Merkel banyak di
Sel Langerhans merupakan sel darah turunan sumsum tulang kulit yang sangat sensitif seperti itu dari ujung jari dan pada
yang mampu mengikat, mengolah, dan menyajikan antigen basis dari beberapa folikel rambut. Sel Merkel berasal dari sel
kepada limfosit T dengan cara yang sama induk yang sama seperti keratinosit dan ditandai dengan
Dermis 371
BAB
1 8 Kulit ■ Dermis
I
Granula melanin
(tidak ada aktivitas
tirosinase) II
Melanosom
Melanosom III
III
Golgi
(tirosinase
(tirosinase ++ melanin)
melanin)
Melanosom IIII
Melanosom
(tirosinase ++ melanin)
(tirosinase melanin)
III
Sintesis
tirosin
IV
RE kasar
Tirosin
Diagram sebuah melanosit, yang menggambarkan ciri utama dan matriks internal tampak terisi penuh dengan melanin.
pembentukan melanin. Pematangan granula yang tampak Granula matur berbentuk elipsoid, berukuran sekitar 0.5 x 1
secara ultrastruktual. Tirosinase disintesis di RE kasar, diproses μm dan terlihat dengan mikroskop cahaya.
melalui matriks granular halus protein lain (melanosom tahap I). Granula melanin diangkut ke ujung prosesus melanosit dan
Sintesis melanin dimulai dalam melanosom ovoid tahap II, lalu ke keratinosit yang bersebelahan di lapisan basal dan
tempat matriks tersusun menjadi filamen paralel dengan spinosa. Pada keratinosit, granula melanin diangkut ke regio di
polimerisasi melanin. Melanin menumpuk di matriks, yang dekat inti, tempat granula ini menumpuk sebagai suatu tudung
membentuk melanosom tahap III dan akhirnya, granula melanin supranuklear yang melindungi DNA dari efek radiasi UV yang
matur (tahap IV) dengan melanin yang mengisi penuh vesikel merugikan.
tersebut. Struktur tersebut kehilangan aktivitas tirosinasenya
F
a b
Sel Langerhans adalah APCs dendritik dari epidermis di (b) Menghadapi pada tampilan lembar epidermal terpulas
mana terdiri pertahanan penting terhadap patogen dan menggunakan antibodi yang sama menunjukkan jaringan sel
gangguan lingkungan. Seperti APCs lain, berkembang dalam Langerhans di antara sel-sel epidermis lainnya, yang
sumsum tulang, bergerak ke dalam sirkulasi darah, dan mendeteksi serangan mikroorganisme. Setelah contoh infaksi
akhirnya bermigrasi ke epitel skuamosa bertingkat di mana antigen, sel Langerhans meninggalkan epidermis dan menuju
sel Langerhans sulit untuk mengidentifikasi di bagian ke kelenjar getah bening terdekat untuk memperoleh limfosit
pemulas secara rutin. (a) Bagian kulit pemulas imuno yang dapat mengikat respon imun kolektif. X200. Anti-
menunjukkan sel Langerhans (kuning) yang banyak di langerin/CD207.
folikel rambut (F), di mana banyak mikroorganisme hidup, (Diproduksi ulang, atas izin, dari Romani N et al. Acta Path
dan seluruh epidermis (E). Keratin epidermis dan folikel Micro Immunol Scandinavica. 2003;111:725.)
bernoda hijau. X40. Antibodi terhadap langerin/CD207 dan
keratin.
Membran basal selalu dijumpai antara stratum basale dalam lamina basal, membantu untuk mengikat
dan lapisan papilar dermis, dan mengikuti kontur dermis pada epidermis.
interdigitas antara kedua lapisan tersebut. Seperti yang ■ Yang mendasari lapisan retikular lebih tebal, yang
dijelaskan pada Bab 4, membran ini adalah struktur terdiri atas jaringan ikat padat iregular (terutama
majemuk yang terdiri atas lamina basal dan lamina kolagen tipe I), dan memiliki lebih banyak serat dan
retikular, dan biasanya dapat terlihat dengan mikroskop lebih sedikit sel daripada lapisan papilar. Jalinan serat
cahaya. Nutrien untuk keratinosit harus berdifusi ke dalam elastin juga ditemukan (Gambar 18-10), yang
epidermis yang avaskular dari vaskular dermis melalui menghasilkan elastisitas kulit. Ruang antara serat
membran basal tersebut. kolagen dan elastin terisi dengan proteoglikan yang kaya
akan dermatan sulfat.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Kelainan pertautan dermis-epidermis ini dapat menimbulkan ❯❯ APLIKASI MEDIS
suatu bentuk lepuhan kulit (pemfigoid bulosa). Jenis lain
penyakit melepuh ini (pemfigus) disebabkan oleh kerusakan Serat kolagen menebal dan sintesis kolagen berkurang
autoimun pada pertautan antar sel di antara keratinosit. sejalan dengan bertambahnya usia. Pada usia tua, ikatan
silang serat kolagen yang berlebihan, hilangnya serat-serat
elastin, dan degenerasi serat-serat ini akibat terpajan sinar
matahari yang belebihan (elastosis solaris) menyebabkan
Dermis terdiri dua lapisan dengan batas yang tidak kulit menjadi berkerut. Epidermis juga biasanya menipis
nyata (lihat Gambar 18–1; Tabel 18–1): dan menjadi lebih transparan selama proses penuaan.
■ Lapisan papilar tipis, yang terdiri atas papila dermal, Beberapa kelainan, seperti sindrom cutis laxa dan sindrom
terdiri dari jaringan ikat longgar, dengan tipe I dan III Ehlers-Danlos, terdapat peningkatan daya ekstensibilitas
serat kolagen, fibroblas dan sel mast (mastosit) yang kulit dan ligamen akibat defek pada pemrosesan serabut
tersebar, makrofag, dan leukosit lainnya. Dari lapisan kolagen yang rusak.
ini, fibril penambat dari kolagen tipe VII menyelip ke
373
BAB
menjadi dermal kelenjar keringat dan serat otot polos pada
❯ JARINGAN SUBKUTAN
Lapisan subkutan (lihat Gambar 18–1) terdiri atas jaringan
ikat longgar yang mengikat kulit secara longgar pada organ-
N organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di
atasnya. Lapisan tersebut, yang juga disebut hipodermis atau
fascia superficialis, mengandung adiposit yang jumlahnya
bervariasi sesuai daerah tubuh dan ukuran yang bervariasi
sesuai dengan status gizi. Suplai vaskular yang luas di lapisan
subkutan meningkatkan ambilan insulin dan obat yang
disuntikan ke dalam jaringan ini secara cepat.
G
N ❯ RESEPTOR SENSORIK
Dengan permukaan yang besar dan tempat eksternal, fungsi
Sel (Merkel) taktil epitelial di lapisan basal epidermis kulit kulit sebagai penerima yang luas untuk berbagai rangsangan
dengan sensitivitas taktil yang tinggi dan berfungsi sebagai dari lingkungan. Varietas reseptor sensorik terdapat di kulit,
mekanoreseptor. TEM sel (Merkel) taktil memperlihatkan termasuk ujung saraf tanpa lapisan kolagenosa atau glia dan
massa granula sitoplasma berinti-padat (G) di dekat sel
membran basolateral, yang berkontak langsung dengan
lebih banyak struktur kompleks dengan serabut sensorik
pelebaran, ujung seperti cakram dari saraf sensorik (N). yang dilapisi oleh glia dan simpai jaringan ikat halus
14,000X. Sisipan: Granula serupa dalam hal morfologi dan (Gambar 18–11). Reseptor yang tidak bersimpai mencakup
kandungan granula sel neuroendokrin. 61,500X.) struktur berikut:
■ Sel Merkel, masing-masing terkait dengan saraf
diperluas (Gambar 18–9), yang berfungsi reseptor
sebagai tonik untuk sentuhan ringan berkelanjutan dan
Kedua regio dermal berisi jaringan yang kaya darah dan
untuk merasakan tekstur obyek.
pembuluh limfatik. Pembuluh nutrisi membentuk dua
pleksus utama (lihat Gambar 18–1): ■ Ujung saraf bebas di dermis papilar dan terjulur ke
dalam lapisan epidermis bawah, yang terutama
■ Antara papilar dan lapisan dermal retikular terletak berespons terhadap suhu tinggi dan rendah, nyeri dan
mikrovaskuler pleksus sub papilaris, dari cabang gatal, tetapi juga berfungsi sebagai reseptor taktil.
kapiler memperluas ke papila dermal dan membentuk
jaringan kapiler yang kaya, nutrisi tepat di bawah ■ Pleksus akar rambut, suatu jaringan serabut sensorik
yang mengelilingi dasar folikel rambut di dermis
epidermis.
retikular yang mendeteksi gerakan rambut.
■ Sebuah pleksus mendalam dengan pembuluh darah
dan pembuluh limfatik yang lebih besar terletak dekat Reseptor yang dikemas adalah mekanoreseptor semua
antarmuka dari dermis dan lapisan subkutan. fasik, menanggapi dengan cepat terhadap rangsangan pada
Selain fungsi nutrisi, dermal pembuluh darah memiliki kulit. Empat diakui pada kulit manusia, meskipun hanya dua
fungsi termoregulasi, yang melibatkan banyak anastomosis yang pertama terlihat dalam persiapan rutin:
arteriovenosa atau menghindar (lihat Bab 11) yang terletak ■ Korpuskel taktil (Korpuskel Meissner) adalah struktur
di antara dua pleksus utama. Terhindar menurunkan aliran elips, 30 sampai 75 μm oleh 50 untuk 150 μm, terdiri
darah di lapisan papilar untuk meminimalkan kehilangan dari akson sensorik berliku antara sel-sel Schwann
panas dalam kondisi dingin dan meningkatkan aliran ini gepeng diatur tegak lurus epidermis di papila dermal
untuk memfasilitasi kehilangan panas ketika panas, sehingga (Gambar 18–12a). Memulai dorongan ketika sentuhan-
membantu mempertahankan suhu tubuh yang konstan. ringan atau frekuensi rendah rangsangan terhadap kulit
Pembuluh limfatik dimulai pada papilla dermal dan bertemu sementara merusak bentuknya. Taktil banyak di ujung
untuk membentuk dua pleksus terletak dengan pembuluh jari, telapak tangan, dan telapak kaki tetapi menurun
darah. perlahan jumlahnya selama penuaan setelah pubertas.
Dermis juga sangat dipersarafi. Serabut saraf aferen
sensorik membentuk jaringan di dermis papilar dan sekitar
BAB 18 ■ Kulit
❯ RAMBUT
Rambut adalah struktur berkeratin panjang yang berasal
dari invaginasi epitel epidermis yang disebut folikel rambut
(Gambar 18–13). Warna, ukuran, dan tekstur rambut
bervariasi sesuai umur, latar belakang genetik dan bagian
tubuh. Semua kulit paling tidak memiliki rambut kecuali di
telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris, dan
labia minora. Bagian muka memiliki sekitar 600 rambut/cm2,
sedangkan bagian tubuh yang lain memiliki rambut lebih
kurang 60/cm2. Rambut tidak tumbuh terus-menerus dan
memiliki masa pertumbuhan yang diikuti oleh masa
Potong kulit tipis yang terpulas untuk serat elastin istirahat. Pertumbuhan ini tidak berlangsung secara sinkron
memperlihatkan distribusi luas serat elastin yang terpulas di semua bagian tubuh atau bahkan di daerah yang sama.
gelap di antara berkas kolagen eosinofilik. Di lapisan dermal
Pertumbuhan folikel rambut memiliki pelebaran di
papiler, dan menyelip ke dalam membran basal. X100.
Pulasan Weigert untuk elastin. distal yang disebut bulbus rambut (Gambar 18–13a). Suatu
papilla dermis menyelip ke dalam dasar bulbus rambut dan
mengandung jalinan kapiler yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup folikel rambut. Keratinosit kontinu
❯❯ APLIKASI MEDIS dengan dari epidermis basal menutupi papilla dermal. Sel-sel
ini membentuk matriks akar rambut memanjang; bagian
Kepadatan korpuskel Meissner taktil pada kulit dapat
dari rambut memperluas luar permukaan kulit batang
ditentukan sekitar dengan tes diskriminasi dua titik.
rambut.
Pengukuran neurologis seperti menunjukkan bahwa jumlah
Sel epitel (keratinosit) yang menyusun bulbus tersebut
sel darah taktil pada kulit biasanya menurun selama
serupa dengan sel epitel pada lapisan basal dan spinosa
kehidupan dewasa. Kehilangan korpuskel taktil atau
epidermis. Sel-sel ini membelah secara kontinu dan lalu
penurunan aktivitas korpuskel juga dapat dideteksi di
mengalami keratinisasi, yang berdiferensiasi menjadi tipe sel
skleroderma dan gangguan ikat tertentu lainnya jaringan
spesifik. Melanosit di bulbus rambut mentransfer granul
yang menyebabkan sklerosis (pengerasan) dari dermis dan
melanin ke dalam sel epitel yang kemudian akan
mengencangkan kulit.
berdiferensiasi membentuk rambut. Berbeda dengan
epidermis di mana semua keratinosit menimbulkan stratum
■ Korpuskel (Pacini) lamelar merupakan struktur oval
korneum, sel-sel di akar rambut matriks membedakan
besar, sekitar 0,5 mm dengan 1 mm, yang ditemukan
jauh di dalam dermis retikular dan hipodermis, dengan jumlah bervariasi dan tipe keratin. Keratin rambut
dengan simpai luar dan tipis 15 sampai 50, lamela lebih sulit dan lebih kompak dibandingkan dengan stratum
konsentris sel Schwann gepeng dan kolagen yang korneum, mempertahankan strukturnya sebagai batang
mengelilingi bercabang, akson tak bermielin (Gambar rambut lebih lama.
18–12b). Korpuskel lamela yang khusus untuk Dalam kebanyakan rambut tebal sel besar, bervakuola,
dan cukup keratin yang akan membentuk medula pusat akar
375
BAB
1 8 Kulit ■ Rambut
Cakram taktil
Epidermis
Ujung saraf bebas
Korpuskel taktil
Bulbus Krause
Dermis Korpuskel Ruffini
Korpuskel berlamel
Lapisan subkutan
Kulit mengandung sejumlah tipe reseptor sensorik, dengan atau Lebih kompleks, reseptor taktil tersimpai terletak di dermis
tanpa simpai kolagen dan sel Schwann dimodifikasi. dan hipodermis, dan termasuk korpuskel Meissner untuk
Kebanyakan sulit untuk melihat dalam persiapan rutin. Di sentuhan ringan, korpuskel (pacinian) lamelar sel darah
epidermis terdapat ujung saraf bebas dan cakram taktil di mendeteksi tekanan dan getaran frekuensi tinggi, bulbus
serabut saraf yang berhubungan dengan sel (Merkel) taktil pada Krause untuk frekuensi rendah getaran/gerakan, dan
lapisan basal. Kedua struktur tersebut memiliki serabut saraf korpuskel Ruffini mendeteksi distorsi jaringan. Dua reseptor
tak bersimpai, sebagaimana pleksus akar rambut di sekitar yang disebut terakhir kurang luas dan kurang jelas.
dasar folikel rambut di dermis. Kedua struktur ini mendeteksi
sentuhan ringan atau gerakan rambut, meskipun ujung saraf
bebas epidermal juga mendeteksi nyeri dan suhu ekstrem.
rambut (Gambar 18–13b dan 18–14). Berkeratin banyak, rambut tetapi berdegenerasi di atas kelenjar sebasea. Sarung
yang akan membentuk korteks sekitar medula. Sel-sel yang akar rambut luar melapisi sarung dalam dan meluas ke
paling perifer dari akar rambut menghasilkan kutikula, epidermis, di mana sarung ini bersambungan dengan lapisan
lapisan tipis berat keratin, sel skuamosa meliputi korteks basal dan spinosa. Yang memisahkan folikel rambut dari
(Gambar 18–13c dan 18–14). dermis adalah lapisan hialin nonselular, yaitu membrane
Sel-sel terluar bersambung dengan sarung akar pitelial, basal tebal yang disebut membran kaca (glassy membrane)
dengan dua lapisan yang dapat dikenali. Sarung akar (Gambar 18–14b). Dermis sekitarnya membentuk selubung
rambut dalam sepenuhnya mengelilingi bagian awal batang jaringan ikat.
BAB 18 ■ Kulit
TC PC
DP
a b
Mikrograf yang memperlihatkan dua reseptor sensorik tersering di dalam dermis retikuler atau dalam jaringan subkutan. Di
di kulit. (a) Korpuskel (Meissner) taktil (TC) dikhususkan untuk tempat tersebut simpai jaringan ikat luar mengelilingi 15
mendeteksi sentuhan ringan dan sering berada di papila dermis sampai 50 lapisan konsentris tipis yang terdiri atas sel
(DP), yang sangat dekat dengan epidermis (E). Korpuskel ini Schwann termodifikasi, yang masing-masing dipisahkan oleh
berbentuk elips, dengan panjang sekitar 150 μm, dengan simpai cairan interstisial yang sedikit kental. Sejumlah akson
luar (dari perineum) dan tumpukan lapisan internal tipis yang memasuki satu ujung korpuskel dan berada di inti silindris
terdiri atas sel Schwann yang termodifikasi dan di kelilingi struktur tersebut. Gerakan atau tekanan korpuskel ini dari
sejumlah serabut saraf. X400. H&E. segala arah menggeser inti dalam, yang menimbulkan impuls
(b) Korpuskel (pacini) berlamel (PC) mendeteksi sentuhan kasar saraf. X40. H&E.
atau tekanan dan merupakan struktur oval, panjang dan
mencapai 1 mm, ditemukan di antara jaringan adiposa (A) jauh
Otot arektor pili, seikat kecil sel otot polos, memanjang ■ Sebuah panjang secara umum pada aktivitas mitotik
dari titik tengah selubung fibrosa ke lapisan dermal papilaris dan pertumbuhan (anagen),
(Gambar 18–13a). Kontraksi otot-otot ini menarik poros ■ Sebuah periode singkat pada pertumbuhan tertahan
rambut ke posisi yang lebih tegak, biasanya ketika dingin dan regresi dari bulbus rambut (katagen), dan
dalam upaya untuk menjebak lapisan udara hangat di dekat ■ Sebuah periode panjang berakhir pada fase tidak
kulit. Di regio di mana rambut baik-baik saja, kontraksi otot aktif (telogen) selama rambut dapat dirontokkan.
arektor pili terlihat untuk menghasilkan benjolan kecil pada
permukaan kulit ("merinding") di mana setiap otot Pada awal fase anagen berikutnya, sel-sel induk epidermis
berkontraksi mendistorsi dermis terpasang. terletak di tonjolan kecil akar selubung eksternal dekat sel
progenitor arektor pili menghasilkan otot untuk matriks
Seperti disebutkan rambut sebelumnya tumbuh
bulbus rambut baru. Pertumbuhan rambut pada wajah dan
asinkronus, siklis, dan pada tingkat yang berbeda di berbagai
pubis sangat dipengaruhi oleh hormon seks, khususnya
daerah tubuh. Siklus pertumbuhan rambut memiliki tiga fase
androgen, dan dimulai saat pubertas.
utama:
377
BAB
1 8 Kulit ■ Kuku
Batang
Sarung
jaringan
ikat
Folikel
Sarung rambut
akar
jaringan
epitelial
Medulla
Kutikula
Korteks
Medulla Otot arektor pili Matriks
Lapisan luar
Folikel rambut
Jaringan ikat
akar selubung
Jaringan epitel Akar
b
akar selubung
Matriks
Bulbus (bulb) rambut
Papilla
rambut
a
c
Semua tipe rambut tubuh memiliki komposisi serupa dan selubung dan jaringan sekitar. Sel matriks berproliferesiasi,
terbentuk di folikel rambut yang berasal dari epidermis tetapi mengambil granula melanin, dan mengalami keratinisasi
terjulur ke dalam dermis. (a) Diagram skematis memperlihatkan untuk berdeferensiasi sebagai tiga lapisan konsentris rambut.
bagian utama folikel rambut, termasuk otot arektor pili yang X70. H&E.
menarik ereksi rambut dan kelenjar sebasea yang bermuara ke (c) Lapisan terluar rambut adalah kutikula tipis, terdiri dari
dalam folikel di dekat epidermis. sirap (shingle) seperti sel, diperlihatkan dalam SEM ini dari
(b) Bagian memanjang dari akar rambut dan bulbus (bulb) batang rambut yang muncul di stratum korneum. X260.
menunjukkan matriks, medula dan korteks di akar dan epitel ikat
BV
CTS CTS
CTS
ERS
ERS
CO
IRS ERS
IRS M
G G
CO CU
CO M CU
IRS
DP
CB
a b c
(a) Dasar folikel rambut yang terpotong oblik memperlihatkan memperlihatkan lapisan yang sama di sarung folikel, tetapi
papilla dermis yang tervaskularisasi (DP) dan bersambung lapisan akar rambut kini tampak meliputi medula (M), korteks
dengan sarung jaringan ikat sekitar (CTS). Papilla ini (CO), dan kutikula (CU). Label lain seperti sebagian itu (a).
dikelilingi oleh bagian terdalam sarung epitelial, yang X140. H&E.
bersambung dengan kedua sarung akar internal (IRS) dan (c) SEM spesimen serupa memberikan perspektif berbeda
sarung akar eksternal (ERS). Kedua lapisan ini selanjutnya pada lapisan-lapisan tersebut, termasuk gambaran permuka-
berhubungan langsung dengan epidermis berlapis. Tepat di an kutikula tipis yang menyerupai genteng atap (CU), dan
luar ERS terdapat membran kaca (G) yang bersambungan pembuluh darah kecil (BV) dan berkas kolagen (CB) dekat
dengan membran basal epidemis. Sel epitel (keratinosit) di selubung jaringan ikat sekitarnya (CTS). Seperti dari label lain
sekitar papilla berproliferasi dan berdiferensiasi sebagai (a). X2600.
akar rambut itu sendiri. Di atas papilla, hanya korteks (CO) (Gambar 18–14c, atas izin, dari Kessel RG, Kardon RH.
rambut yang terlihat jelas pada potongan ini. X140. H&E. Jaringan dan Organ-organ: A Text-Atlas of Scanning Electron
(b) Sebuah akar rambut yang terpotong lebih transversal Microscopy. San Francisco, CA: W.H. Freeman & Co.; 1979. )
Lempeng kuku timbul dari matriks kuku, yang terjulur ❯ KELENJAR KULIT
dari akar kuku. Sel-sel matriks membelah, bergeser ke distal,
dan mengalami keratinisasi, yang membentuk akar kuku. Kelenjar Sebasea
Akar tersebut menjadi matang berupa lempeng kuku Kelenjar sebasea terbenam dalam dermis pada sebagian besar
(Gambar 18–15). Dengan pertumbuhan kontinu di matriks permukaan tubuh, kecuali kulit tebal yang tidak berambut
yang mendorong ke atas bantalan kuku (yang tidak ikut (glabrosa) di telapak tangan dan telapak kaki. Terdapat
dalam pembentukan lempeng) pada kecepatan sekitar 3mm/ sekitar 100 kelenjar per sentimeter persegi, tetapi jumlah ini
bulan untuk kuku jari tangan dan 1 mm/bulan untuk kuku bertambah menapai 400-900/cm2 di bagian muka dan kulit
ibu jari kaki. Ujung distal lempeng menjadi bebas dari kepala. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar asinar
bantalan kuku yang disebut hiponikum dan habis terkikis bercabang dengan sejumlah asini yang bermuara ke dalam
atau terpotong. Lempeng kuku yang hampir transparan dan saluran pendek dan biasanya berakhir di bagian atas folikel
eptel tipis bantalan kuku merupakan "jendela" petunjuk yang rambut (Gambar 18–16). Sebuah folikel rambut dan kelenjar
berguna untuk mengetahui jumlah oksigen dalam darah sebasea yang terkait membuat unit pilosebaseus. Area
dengan melihat warna darah dalam pembuluh dermis. folikel yang menonjol adalah lokus sel punca yang
membentuk sel-sel folikel dan matriks rambut, epidermis
yang bersebelahan, kelenjar sebasea terkait.
379
BAB
1 8 Kulit ■ Kelenjar Kulit
Ujung bebas
Bantalan kuku
Hiponikium
Lempeng kuku
Dermis
a b
Epidermis
PNF
DNM
E
NR
VNM
NP
NB
Kuku merupakan dervat keratin yang keras dan terbentuk lipatan kuku proksimal (PNF) dan ekstensi epidermisnya,
dalam proses yang serupa dengan proses yang terjadi di stratum eponikium (E) atau kutikula. Akar kuku (NR), regio yang paling
corneum dan rambut. (a) Gambaran permukaan jari proksimal di lempeng kuku (NP), terbentuk seperti akar
memperlihatkan bagian utama kuku, termasuk area berbentuk rambut oleh matriks keratinosit yang berproliferasi dan
sabit berwarna putih yang disebut lanula, yang memperoleh berdiferensiasi. Sel-sel ini membentuk matriks kuku dorsal
warnanya dari matriks kuku opak dan lempeng kuku imatur di (DNM) dan matriks kuku ventral (VNM), yang mengitimkan sel
bawahnya. berkeratin ke akar kuku. Lempeng kuku yang matur tetap
(b) Diagram potongan sagital mencakup detail internal dan melekat pada bantalan kuku (NB), yang terdiri atas lapisan
memperlihatkan hiponikium tempat ujung bebas lempeng kuku epidermis basal dan spinosa di atas dermis (D), tetapi
terikat pada epidermis. terdorong maju pada bantalan tersebut oleh pertumbuhan
(c) Mikrograf potongan sagital dari jari fetus memperlihatkan kontinu di matriks kuku. X100. Mallory trichrome.
BAB 18 ■ Kulit
Di area tak berambut tertentu, seperti penis, klitoris, kelopak ■ Sel jernih pucat menghasilkan keringat, dengan
mata, dan puting, duktus sebasea terbuka langsung ke sejumlah besar mitokondria dan mikrovili untuk
permukaan epidermis. menambah luas permukaan. Cairan interstisial dari
Asini terdiri atas lapisan basal sel-sel epitel gepeng tak dermis yang kaya akan kapiler di sekitar kelenjar
tersebut diangkut melalui sel jernih, baik secara
berdiferensiasi yang terletak di atas lamina basal. Sel-sel ini
langsung ke dalam kanalikuli antar sel yang membuka
berproliferasi dan bergeser ke arah pertengahan asinus, yang
ke lumen.
mengalami diferensiasi terminal berupa sebosit besar
penghasil-lipid dengan sitoplasmanya yang terisi dengan ■ Sel gelap penuh dengan granula eosinofilik (Gambar
18–18a) baris sebagian lumen dan tidak berhubungan
droplet lemak kecil (Gambar 18–17). Intinya berangsur
dengan lamina basal ( Gambar 18–19). Granula
mengkerut dan mengalami autofagi di sepanjang organel lain
menjalani sekresi merokrine untuk melepaskan
dan di dekat duktus, sel-sel berpisah dan melepaskan lipid
campuran yang kurang dipahami dari glikoprotein
melalui sekresi holokrin. Hasil proses tersebut adalah
dengan aktivitas bakterisida.
sebum, yang secara berangsur berpindah ke permukaan
kulit di sepanjang duktus atau folikel rambut. ■ Sel mioepielial di lamina basal (Gambar 18–19)
Sebum merupakan suatu campuran lipid yang menghasilkan kontraksi yang membanu melepaskan
mencakup ester malam (wax), skualen, kolestrol dan sekret ke dalam duktus.
trigliserida yang dihidrolisis oleh enzim bakteri setelah Duktus kelenjar keringat ekrin terdiri atas dua lapisan
disekresi. Sekresi dari kelenjar sebasea sangat meningkat saat sel epitel yang lebih bersifat asidofilik dan terisi dengan
pubertas, yang terutama dirangsang oleh testosterone pada mitokondria dan memiliki membran yang kaya akan Na+,
pria dan oleh androgen ovarium dan adrenal pada wanita. K+- ATPase. Sel-sel duktus ini menyerap ion Na+ untuk
Fungsi spesifik sebum tampaknya membantu mencegah kehilangan berlebih elektrolit tersebut. Pada
mempertahankan stratum corneum dan rambut, dan juga epidermis setiap saluran menyatu dengan basal stratum dan
memperlihatkan sifat antibakteri dan antijamur yang lemah aliran keringat terus di saluran spiral melalui lapisan lima
pada permukaan kulit. epidermal ke pori keringat ekskretoris di permukaan kulit
(Gambar 18–2a dan 18–16). Setelah dilepaskan pada
❯❯ APLIKASI MEDIS permukaan kulit, keringat menguap dan mendinginkan kulit.
Selain fungsi pendinginan yang penting, kelenjar keringat
Jerawat vulgaris adalah gangguan inflamasi dari unit
juga berfungsi sebagai organ ekskretorik tambahan, yang
pilosebaseus, yang dapat diharapkan terjadi selama masa
menghilangkan sejumlah kecil limbah nitrogen dan
remaja. Ini melibatkan keratinisasi berlebihan dalam unit
kelebihan garam.
dan kelebihan sebum ini produksi, baik yang berkontribusi
pada penyumbatan saluran di folikel. Bakteri anaerob, Kelenjar keringat apokrin terutama terbatas pada kulit
ketiak dan regio perineal. Perkembangannya (tetapi bukan
biasanya Propionibacterium acnes, tumbuh dalam
aktivitas fungsional) bergantung pada hormon kelamin dan
akumulasi sebum, yang menyebabkan peradangan lokal
tidak tuntas hingga mencapai pubertas. Bagian sekretorik
dan infiltrasi neutrofil. Yang dihasilkan folikel membesar
kelenjar keringat apokrin terdiri atas selapis (Gambar 18–18)
disebut komedo.
dan sel kuboid eosinofilik dengan sejumlah besar granula
sekretorik yang mengalami eksositosis. Jadi, kelenjar
Kelenjar Keringat tersebuut mendapatkan nama yang keliru: sel-sel tersebut
memperlihatkan sekret merokrin dan bukan apokrin.
Kelenjar keringat mengembangkan invaginasi epidermal
yang tertanam dalam dermis (lihat Gambar 18–1). Ada dua Duktus kelenjar apokrin yang mirip dengan kelenjar
jenis kelenjar keringat, kelenjar keringat ekrin dan kelenjar ekrin, tetapi biasanya terbuka ke folikel rambut di epidermis
keringat apokrin memiliki perbedaan fungsi, distribusi, dan (Gambar 18–16) dan mengandung produk kaya-protein.
rincian struktur. Sekret yang agak kental awalnya tidak berbau, tetapi dapat
memiliki bau yang khas akibat aktivitas bakteri. Produksi
Kelenjar keringat ekrin (Gambar 18–16 dan 18–18a)
terdistribusi luas di kulit dan paling banyak pada telapak kaki feromon oleh kelenjar apokrin sangat jelas pada banyak
(620/cm2). Secara kolektif, 3 juta kelenjar keringat ekrin mamlia dan mungkin pada manusia, meskipun kapasitasnya
pada rerata seseorang setara dengan massa sebuah ginjal dan sudah berkurang atau hampir hilang. Kelenjar keringat
dapat menghasilkan sebanyak 10 liter/hari, yaitu laju sekresi apokrin disarafi oleh serabut saraf adrenergik, sedangkan
yang jauh melebihi laju sekresi kelenjar eksokrin lainnya. kelenjar keringat ekrin menerima serabut kolinergik.
Keringat adalah respons fisiologis terhadap peningkatan
suhu tubuh selama aktivitas fisik atau stres termal dan pada ❯❯ APLIKASI MEDIS
manusia, merupakan cara terefektif untuk pengaturan suhu. Keringat bayi dengan fibrosis kistik (CF) yang sering asin
Kedua komponen sekretori dan duktus kelenjar keringat dan umumnya diambil sebagai indikasi penyakit genetik ini.
ekrin bergelung dan memiliki lumen yang kecil. Bagian Pasien CF memiliki cacat dalam regulator transmembran
sekretorik umumnya terpulas yang lebih pucat ketimbang konduktansi (CFTR) sel epitel yang menyebabkan akumulasi
duktus dan memiliki epitel kuboid berlapis yang terdiri atas mengganggu lendir tebal di saluran pernafasan dan
tiga tipe sel (Gambar 18–19): pencernaan. Kegagalan untuk menghilangkan asin dari
keringat adalah terkait dengan cacat genetik yang sama.
Skin Glands 381
BAB
1 8 Kulit ■ Kelenjar kulit
Pori keringat Kulit mencakup tiga jenis utama dari kelenjar eksokrin.
Kelenjar sebaseus biasanya bagian dari unit pilosebasea
Duktus kelenjar dengan folikel rambut dan mensekresi sebum berminyak ke
keringat dalam ruang di sekitar akar rambut. Kelenjar keringat ekrin
termoregulasi mengosongkan sekresi pori ke permukaan
kulit melalui pori-pori keringat. Kelenjar keringat apokrin
Folikel rambut mengeluarkan keringat lebih kaya protein ke dalam folikel
Kelenjar sebasea rambut di kulit ketiak dan perineum.
Kelenjar keringat
merokrin
Otot arektor pili
Kelenjar keringat
apokrin
S
D S
D S
D
C
a b
Kelenjar sebasea menyekresi campuran kompleks lipid yang pengisian dengan droplet lipid kecil dan berdisintegrasi di
disebut sebum ke dalam duktus pendek yang umumnya duktus (D) dekat batang rambut (H). X122. H&E.
membuka ke dalam folikel rambut. Produksi sebum adalah
(b) Mikrograf memperlihatkan simpai kelenjar (C) dan sebosit
contoh klasik sekresi holokrin, dengan seluruh sel yang mati yang berdiferensiasi (S) pada pembesaran kuat. Proliferasi
dan berkontribusi pada produk sekretoris. (a) Bagian dari yang stabil dari sel perifer di dalam simpai mendorong sebum
unit pilosebasea menunjukkan asinus terdiri atas sebosit secara perlahan dan secara kontinu ke dalam duktus; sel
besar (S), yang mengalami diferensiasi terminal karena mioepitelial tidak dijumpai. X400. H&E.
BAB 18 ■ Kulit
H
S
S
S
D
a b
(a) Secata histologis, kelenjar ekrin memiliki lumen kecil di (b) Kelenjar keringat apokrin, yang menghasilkan lebih banyak
bagian sekretorik (S) dan duktus (D), yang keduanya sekret yang kaya akan protein dengan sifat feromon, yang
memiliki tampilan kuboid berlapis iregular. Kedua sel yang ditandai dengan bagian sekretori (S) dengan lumen yang jauh
jelas dan asidofilik terlihat pada epitel kuboid berlapis unit lebih besar daripada kelenjar ekrin. Duktus (D) membuka ke
sekretori. dalam folikel rambut (H) bukan ke permukaan epidermis.
Kedua gambar dengan pembesaran 200X. Mallory trichrome.
D
TEM dari struktur termoregulasi penting mengungkapkan tiga
D tipe sel di bagian sekretori. Sel mioepitelial (M) adalah sel tipis
yang terdapat di lamina basal (BL) untuk mendorong keringat
ke saluran. Sel piramidal iregular yang disebut sel gelap (D)
IC membatasi lumen (L) dan terisi dengan granul sekretorik
eosinofilik yang bersifat padat-elektron yang melepaskan
peptida bakterisida dan komponen imunitas alamiah lainnya.
Sel kolumnar jernih (C) berbentuk kolumnar dan memiliki ujung
basal di lamina basal serta berfungsi pada transpor cepat air
dari cairan interstisial di dermis yang kaya akan kapiler secara
langsung ke dalam lumen dan ke dalam kanalikuli antarsel (IC)
yang bersambungan dengan lumen tersebut. Ion Na+ kembali
C C dari cairan ini melalui kerja sel di duktus yang terlihat jelas
M
C pada sudut kiri bawah gambar. 6500x
M
BL
383
BAB
Kulit memiliki kapasitas yang baik untuk perbaikan, yang 18–20). Dalam darah tahap pertama dari pembuluh darah
1 8 Skin ■
penting dalam organ terkena dan mudah rusak. Proses dipotong menggumpal di luka, melepaskan faktor
penyembuhan luka kulit, apakah dimulai pembedahan atau
Skin Repair
Luka Gumpalan darah
Epidermis
Dermis Makrofag
Fibroblas
Neutrofil
Leukosit
1 Memotong pembuluh darah berdarah ke dalam luka 2 Darah beku terbentuk, dan leukosit luka bersih.
Makrofag
Regenerasi
epidermis
Jaringan
granulasi
Pertumbuhan Jaringan parut
kembali pem- (fibrosis)
buluh darah Fibroblas
Fibroblas
3 Pembuluh darah tumbuh kembali, dan bentuk- 4 Epitel meregenerasi, dan fibrosis jaringan ikat terjadi.
bentuk jaringan granulasi.
Perbaikan kulit terjadi pada tahap tumpang tindih ditampilkan di Di bawah pengaruh faktor pertumbuhan dan enzim hidrolitik
sini secara skematis. Proses ini dimulai dengan darah cepat dirilis pada bagian dari makrofag, fibroblas berkembang biak dan
pembekuan terletak luka, melepaskan faktor pertumbuhan menghasilkan banyak kolagen baru untuk membentuk "jaringan
platelet diturunkan dan zat lain (1). Makrofag dan neutrofil granulasi" mengandung banyak baru, kapiler tumbuh (3).
memasuki luka peradangan dimulai, dan sel-sel epitel dari tepi Epidermis secara bertahap membangun kembali kontinuitas atas
potongan dari lapisan basal mulai bermigrasi bawah dan melalui situs luka, tapi kolagen yang berlebihan biasanya tetap di dermis
bekuan darah (2). sebagai jaringan parut (4).
384 BAB 18 ■ Kulit
pertumbuhan polipeptida dan kemokin dari trombosit mengikat dalam proteoglikan ECM. Matriks metalo-
disintegrasi. Neutrofil dan makrofag menjalani diapedesis proteinase dan protease lainnya dari sel-sel bermigrasi serta
lokal dan menghilangkan bakteri dan kotoran dari luka. Ini makrofag memfasilitasi migrasi sel.
adalah peristiwa besar dari peradangan yang biasanya Berkembang biak fibroblas dan kapiler baru tumbuh
berlangsung 2 sampai 3 hari. menghasilkan kaya kolagen baru, jaringan tervaskularisasi
Sebelum tahap ini selesai, epitelisasi dimulai sebagai sel baik di dermis disebut jaringan granulasi, yang secara
dari lapisan basal epidermis menghapus desmosomes dan bertahap menggantikan gumpalan darah (Gambar 18–20).
hemidesmosom dan bermigrasi lateral bawah gumpalan Pada tahap akhir epidermis kembali menetapkan
darah yang menjadi berkerak semakin kering, atau keropeng. kelangsungan tetapi telah kehilangan kemampuan untuk
Jika banyak epidermis telah hilang, sel-sel baru dapat membentuk rambut baru atau kelenjar. Jaringan granulasi
bermigrasi dari wilayah tonjolan yang masih hidup folikel mengalami renovasi dan pembuluh darah lebih normal
rambut. Pertumbuhan sel epidermal dan fibroblas dibangun kembali. Bundel kolagen dan fibroblas dalam
dirangsang oleh beberapa faktor pertumbuhan yang berbeda jaringan ini ikat baru setidaknya awalnya jauh lebih banyak
dilepaskan dari makrofag dan sel-sel lain serta dari situs dan tidak terorganisir daripada di kulit terluka,
menghasilkan jaringan parut di situs luka.
■ Kulit terdiri terutama dari epitel superfisial skuamosa berlapis, Reseptor Sensorik Kulit
epidermis, dan lapisan tebal dari jaringan ikat, dermis, yang ■ Reseptor sensorik di epidermis termasuk ujung saraf bebas, yang
overal hipodermis subkutan. mendeteksi rasa sakit dan suhu ekstrem, dan sel-sel Merkel basal,
Epidermis sentuhan-ringan (taktil) reseptor terkait dengan serat sensorik.
■ Epidermis terdiri dari keratinosit yang mengalami proses ■ Struktur sensorik kulit lainnya termasuk korpuskel Meissner,
diferensiasi terminal disebut keratinisasi dalam serangkaian dikemas mekanoreseptor elips yang mengelilingi akson sensorik
langkah-langkah yang membentuk berbeda lapisan epidermis dan juga mendeteksi sentuhan ringan.
atau lapisan. ■ Lebih dalam dermis dan lapisan subkutan yang lamelar atau
korpuskel pacinian, yang oval dan jauh lebih besar dari korpuskel
■ Stratum basal adalah salah satu lapisan sel kuboid mitotisis aktif Meissner, untuk mendeteksi tekanan atau sentuhan perusahaan.
terpasang dengan hemidesmosom dan integrin pada membran
basemen dan satu sama lain dengan desmosom.
■ Stratum spinosum memiliki beberapa lapisan sel polihedral Lampiran Epidermal
melekat satu sama lain dengan desmosom di ujung proyeksi ■ Rambut terbentuk di folikel rambut, dimana keratinosit yang
pendek yang mengandung keratin dibundel, atau tonofibril. terdiri dari matriks bulbus rambut yang mendalam berkembang
■ Stratum granulosum adalah lapisan tipis dari keratinosit, biak dengan cepat dan menjalani keratinisasi untuk membentuk
sekarang gepeng dan penuh padat dengan granula keratohialin medula, korteks, dan kutikula dari akar rambut.
mengandung filaggrin dan protein lain mengikat tonofibril. ■ Sebuah papilla rambut dermal besar menembus dasar bulbus
■ Stratum korneum superfisial melindungi terhadap kehilangan rambut, dan pembuluh darah yang memasok nutrisi dan O2 untuk
air, gesekan, dan invasi mikroba, serta terdiri dari sel pipih, berkembang biak dan membedakan sel.
terdiferensiasi secara terminal, atau skuama, yang perlahan-lahan ■ Akar rambut tumbuh dikelilingi oleh selubung akar internal dan
hilang. eksternal bersambungan dengan epidermis, membran kaca
■ Epidermis-dermis antarmuka diperbesar dan diperkuat dengan dibentuk sebagian oleh lamina basal, dan sarung jaringan ikat.
interdigitasi rabung (ridges) epidermal atau pasak dan papila ■ Kuku terbentuk dalam cara yang mirip dengan rambut: keratinosit
dermal yang mikrovaskular juga memasok nutrisi dan O2 untuk berkembang biak dalam matriks akar kuku dan membedakan
epidermis. dengan pembentukan keratin keras sebagai lempeng kuku tumbuh
■ Melanosit di epidermis basal mensintesis pigmen melanin gelap dengan tepi ditutupi oleh lipatan kulit.
di melanosom dan membawa untuk keratinosit yang berdekatan, ■ Kelenjar sebasea menghasilkan sebum oleh diferensiasi terminal
yang mengumpulkan untuk melindungi DNA nuklir dari dari sebosit, contoh klasik dari sekresi holokrin, mensekresi
kerusakan UV. substansi berminyak ini ke rambut folikel atau unit pilosebaseus.
■ Sel penyaji-antigen (APC) yang disebut sel Langerhans
■ Kelenjar keringat ekrin di dermis menghasilkan keringat yang
membentuk jaringan melalui epidermis, mencegat dan sampling
sebagian besar air ke permukaan kulit, di mana penguapan yang
mikroba sebelum pindah ke kelenjar getah bening di respon imun
memberikan mekanisme penting untuk pendinginan tubuh.
adaptif.
■ Kelenjar keringat apokrin dibatasi untuk kulit ketiak dan perineal,
Dermis memiliki lumen jauh lebih luas daripada kelenjar ekrin,
■ Dermis memiliki dua lapisan utama: lapisan papiler dangkal atau berkembang setelah pubertas, dan mengeluarkan keringat yang
jaringan ikat longgar dengan pleksus mikrovaskular, dan padat kaya-protein ke rambut folikel rambut.
iregular lapisan retikular tebal yang mengandung pembuluh
darah yang lebih besar.
GINJAL
BAB
19 385
Sistem Perkemihan
S
istem perkemihan terdiri atas sepasang ginjal dan dilapisi oleh suatu simpai fibrosa tipis (Gambar 19–1). Ujung
ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem ini peran atas ureter yang disebut pelvis renalis, terbagi menjadi dua
utamanya adalah untuk memastikan optimal sifat atau tiga kaliks major. Cabang yang lebih kecil, yaitu kaliks
darah, yang terus memantau ginjal. Ini umum peran ginjal minor, muncul dari setiap kaliks major. Area sekitar pelvis
melibatkan sebuah kompleks kombinasi dari fungsi renalis : renalis dan kaliks mengandung jaringan adiposa.
■ Peraturan keseimbangan antara air dan elektrolit (ion Ginjal memiliki korteks di luar, regio gelap dengan
anorganik) serta keseimbangan asam-basa banyak sel-sel dan penampang tubulus, dan medula batin
■ Ekskresi limbah metabolik bersama dengan kelebihan yang terdiri dari lurus, struktur selaras (Gambar 19–1). Pada
air dan elektrolit dalam urin manusia, medula ginjal terdiri atas delapan sampai lima belas
■ Ekskresi banyak zat bioaktif, termasuk banyak obat struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal,
■ Pengaturan tekanan darah arteri oleh sekresi renin yang dipisahkan oleh penjuluran korteks yang disebut
kolumna renalis. Setiap piramida medula plus jaringan
Renin adalah protease yang disekresi ke dalam darah korteks di dasarnya dan di sepanjang sisinya membentuk
yang membantu mengatur tekanan darah dengan membelah suatu lobus ginjal. Striasi membentang dari medula ke
beredar angiotensinogen menjadi angiotensin I. Fungsi korteks disebut sinar meduler; ditambah jaringan kortikal
renalis lainnya adalah sebagai berikut: terlampir dianggap lobulus. Masing-masing ujung piramida,
■ Sekresi eritropoietin, faktor pertumbuhan glikoprotein yang disebut papilla renalis, menunjukkan menjadi kaliks
minor yang mengumpulkan urin dibentuk oleh tubulus di
yang merangsang produksi eritrosit dalam sumsum
piramida (Gambar 19–1).
merah ketika darah O2 tingkat rendah;
Setiap ginjal terdiri atas 1 juta unit fungsional yang
■ Konversi dari prohormon steroid vitamin D, yang
awalnya dibentuk di epidermis, menjadi bentuk aktif disebut nefron (Gambar 19–2) yang terdiri dari sederhana,
epitel berlapis tunggal bersama seluruh panjang. Divisi utama
(1,25-dihidroksivitamin D3 atau kalsitriol); dan
setiap nefron adalah sebagai berikut:
■ Glukoneogenesis selama kelaparan atau periode puasa
berkepanjangan, membuat glukosa dari asam amino ■ Korpuskel ginjal, bagian dilatasi awal melampirkan
untuk mensuplemen proses ini dalam hati. seberkas putaran kapiler dan situs filtrasi darah, selalu
terletak di korteks;
Urine, yang diproduksi di ginjal, mengalir melalui ureter ■ Tubulus proksimal, bagian kontortus panjang, terletak
ke kandung kemih untuk ditampung sementara, dan sepenuhnya di korteks, dengan bagian lurus pendek yang
kemudian dikeluarkan melalui uretra. memasuki medula;
■ Ansa Henle (atau gelung nefron), di medula, dengan
❯ GINJAL desendens tipis dan asendens tipis;
■ Tubulus distal, yang terdiri dari bagian asendens lurus
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus-tempat tebal dari gelung Henle kembali ke korteks dan bagian
masuknya saraf, keluarnya ureter, serta masuk dan kontortus benar-benar di korteks; serta
keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe-dan ■ Tubulus penghubung, bagian akhir pendek yang
memiliki permukaan lateral yang cembung, keduanya menghubungkan nefron untuk duktus colligens.
385
BAB 19 ■ Sistem Perkemihan
Korteks renalis
Medulla renalis
Kolumna renalis Kaliks minor
Piramida ginjal Kaliks mayor Setiap ginjal berbentuk kacang
dengan hilus konkaf dimana ureter,
Pelvis renalis
a. renalis dan v. renalis masuk.
a. renalis Ureter bercabang dan terbagi lagi
Taut kortiko medularis
menjadi jumlah kaliks mayor dan
minor, yang sekelilingnya terdapat
v. renalis
Papilla renalis sinus renalis yang mengandung
jaringan adiposa. Piramida ginjal
melekat pada setiap kaliks minor,
suatu area berbentuk kerucut yang
dibatasi penjuluran korteks.
Lobus renalis Korteks dan hilum dilapisi capsula
fibrosa.
Ureter
Capsula fibrosa
Tubulus penghubung dari beberapa nefron bergabung Sekitar pelvis ginjal, cabang ini lebih lanjut sebagai arteri
untuk membentuk tubulus colligens yang kemudian interlobar, yang memperpanjang antara piramida ginjal
menggabungkan sebagai duktus colligens yang lebih besar. menuju persimpangan kortiko medularis (Gambar 19–3). Di
Ini bertemu di papilla ginjal, di mana colligens memberikan tempat ini, a. interlobaris bercabang lebih lanjut membentuk
urine ke kaliks minor. Nefron kortikal berada hampir a. arcuata yang berjalan melengkung di sepanjang taut
sepenuhnya di korteks sementara nefron Jukstaglomerularis tersebut di dasar setiap piramida ginjal. A. interlobularis
(sekitar satu sampai ketujuh dari total) di dekat medula dan kecil (atau arteri radial kortikal) memancar dari arteri
memiliki gelung panjang Henle. arkuata, memperluas dalam ke korteks.
Dari a. interlobularis muncul mikrovaskular arteriol
❯❯ APLIKASI MEDIS aferen, yang menyuplai darah ke jalinan kapiler yang disebut
Penyakit ginjal polikistik merupakan kelainan bawaan di
glomerulus, dan masing-masing berhubungan dengan
korpuskel ginjal dimana darah disaring (Gambar 19–3 dan
mana pengaturan kortikal normal kedua ginjal hilang
19–4). Darah meninggalkan kapiler glomerulus, bukan
karena pembentukan beberapa kista, besar, berisi cairan.
Kista mungkin timbul dari sel-sel epitel nefron dan dapat
melalui venula, tetapi melalui arteriol eferen, yang
bercabang kembali membentuk jaringan kapiler lain,
menyebabkan pembesaran ginjal kotor dan hilangnya
fungsi ginjal.
biasanya kapiler peritubular menyebar secara luas korteks.
Dari sel-sel jukstaglomerularis dekat medula, eferen tidak
membentuk kapiler peritubular, melainkan cabang berulang
kali untuk membentuk berkas rumbai-seperti lingkaran
❯ SIRKULASI DARAH paralel kapiler disebut vasa recta (L. recta, lurus) yang
menembus jauh ke dalam medula di asosiasi dengan gelung
Sebagaimana diduga untuk organ yang dikhususkan untuk dari Henle dan duktus colligens. Secara kolektif, korteks
pemrosesan darah, pembuluh darah ginjal besar, terorganisir menerima lebih dari 10 kali lebih banyak darah daripada
dengan baik dan hubungannya dengan komponen nefron medula.
sangat penting. Pembuluh darah ginjal diberi nama Darah meninggalkan ginjal melalui vena dengan
berdasarkan lokasi atau bentuknya yang sesuai (Gambar 19– perjalan yang sama seperti arteri dan memiliki nama yang
3). sama (Gambar 19–3). Kapiler peritubular yang terluar dan
Setiap ginjal menerima darah dari a. renalis yang kapiler dalam simpai ginjal menyatu menjadi vena stelata
bercabang menjadi dua atau lebih arteri segmental di hilus. kecil yang kosong ke dalam vena interlobular.
R 387
BAB
1 9 Sistem Perkemihan ■ Fungsi Ginjal: Filtrasi, Sekresi, & Reabsorpsi
Makula
densa
Tubulus
penghubung
Tubulus
Glomerulus kontortus
kapsula proksimal
glomerulus:
.RUSXNVHO Tubulus
UHQDOLV Lapisan viseral kontortus distal
Lapisan parietal
Gelung (ansa)
Ruang kapsular
Henle
Tubulus
Koreks proksimal lurus
Tubulus
renalis
Segmen
descendens tipis
Medulla
Segmen
asendens tipis
Tubulus
penghubung Segmen
asendens tebal
Duktus
colligens
Setiap ginjal mengandung sekitar 1 juta unit fungsional yang Gelung Henle berakhir dengan asenden tebal, tubulus lurus
disebut nefron. Setiap nefron berasal korteks, pada korpuskel yang kembali memasuki korteks dan berakhir di area makula
renalis sekitarnya seberkas kecil kapiler glomerular. densa menebal yang mana menghubungkan arteriol
Memperluas dari korpuskel adalah tubulus kontortus memasuki glomerulus. Di luar macula densa tubulus ini
proksimal panjang yang mengarah ke proksimal lurus yang adalah tubulus kontortus distal, akhir yang merupakan tubulus
pendek tubulus yang memasuki medula luar. Tubulus ini terus penghubung yang pendek. Tubulus penghubung dari banyak
berlanjut sebagai segmen desendens tipis dan segmen nefron bergabung menjadi tubulus colligens kortikal dan
asendens tipis putaran nefron untuk Henle di medula. duktus colligens yang mengangkut urin ke kaliks.
Nefron
Arteria Glomerulus
segmentalis
Korpuskel PCT
V. interlobu- renalis
laris
DCT
A. renalis Arteriol eferen
Korteks
Kapiler Vasa recta
peritubular (berhubungan
Vasa Medulla (berhubungan dengan
arcuata dengan tubulus gelung nefron)
kontortus
V. renalis
Lengkung Henle
Suatu pandangan koronal (kiri) memperlihatkan pembuluh pembuluh dengan darah arteri dan kotak biru muda
utama diagram, dengan nama korpuskel. Diagram diperluas menunjukkan aliran balik vena. Kotak berwarna lavender di
(kanan) meliputi komponen mikrovaskular yang terjulur ke antaranya dan pembuluh darah merupakan tempat perantara
dalam korteks dan medula dari vasa interlobularis di mana sebagian besar materi di reabsorbsi memasuki darah
diperlihatkan di kanan. Kotak merah muda menunjukkan kembali.
BAB
kutub tubular atau perkemihan, tempat tubulus kontortus
Lapisan parietal
Aliran darah
Aliran filtrat simpai glomerulus
Ruang kapsular Arteriol aferen PL
Polus vascularis CS
Polus tubularis
Apparatus
Tubulus jukstaglomerularis:
kontortus Sel jukstaglome-
ptoksimal G
rularis
Macula densa
Glomerulus
Podosit lapisn viseral
simpai glomerulus Tubulus distal
Arteriol eferen
Endotel
DCT
MD
Pedikel glomerulus
PCT
(a) Corpusculum renale
Podosit
Lumen kapiler
Kapiler glomerulus Pedikel
Membran penyaring
Kapiler
Endotel kapiler glomerulus
fenestrasi
yang dilapisi
Membran basal oleh podosit
kapiler
dengan pedikel
Celah filtrasi
(a) Corpusculum renale adalah massa kecil kapiler yang disebut sederhana (PL) simpai Bowman. Dekat korpuskel adalah bahwa
glomerulus yang berada di dalam simpai glomerulus bulbosa. nefron ini makula densa (MD) dan bagian dari tubulus kontortus
Lapisan internal simpai terdiri atas sel epitel kompleks yang ptoksimal (PCT) dan tubulus kontortus distal (DCT). H&E. 300x.
disebut podosit, yang melapisi setiap kapiler dan membentuk (c) Filtrat dihasilkan dalam corpusculum ketika plasma darah
celah filtrasi di antara prosesus interdigitas yang disebut terdorong oleh tekanan melalui fenestrasi kapiler, melintasi
pedikel. Darah memasuki dan meninggalkan glomerulus melalui membran filtrasi atau GBM sekitar kapiler, dan melalui celah
arteriol aferen dan arteriol eferen, masing-masing. diafragma filtrasi di antara pedikel prosesus podosit.(d)
(b) Mikrograf memperlihatkan gambaran histologis utama Pemindaian mikroskop elektron (SEM) menunjukkan penampilan
corpusculum renale. Glomerulus (G) kapiler dikelilingi oleh yang khas dari podosit dan proses pedikel yang menutupi kapiler
ruang kapsuler (CS) ditutupi oleh lapisan parietal skuamosa glomerular. 800x
R 391
BAB
1 9 Sistem Perkemihan ■ Fungsi ginjal: Filtrasi, Sekresi, dan Reabsorpsi
C
P
C FS
PC
E
BM
P
CS
F
PC
FS
SD
a C b F
Filter glomerulus
Endotel kapiler fenestrasi
Membran basal glomerulus
(memblokir protein besar)
Celah filtrasi diafragma antara pedikel
Protein
(memblokir banyak protein kecil)
kecil
TABEL 19–1 Fitur histologis dan fungsi utama dari regio dalam tubulus ginjal.
BAB
Regio pada Tubulus Fitur Histologis Tempat Fungsi utama
amino, vitamin, dll), disaring dari plasma dalam korpuskel disebabkan oleh adanya sejumlah besar mitokondria. Apeks
ginjal biasanya diserap kembali di PCT. Molekul-molekul ini sel memiliki banyak mikrovilli panjang, yang membentuk
ditransfer langsung di dinding tubular untuk penyerapan suatu brush border untuk reabsorpsi (Gambar 19–8 sampai
segera kembali ke dalam plasma kapiler peritubulus. 19–10). Karena selnya berukuran besar, setiap potongan
Reabsorpsi transelular melibatkan kedua mekanisme melintang PCT biasanya hanya mengandung tiga sampai
aktif dan pasif, dengan sel-sel yang memiliki berbagai macam lima inti. Pada sediaan histologis rutin, brush border dapat
pompa ion transmembran, saluran ion, pengangkut, enzim, tidak teratur dan lumennya tampak terisi serabut. Kapiler
dan protein pembawa. Air dan beberapa zat terlarut juga peritubular yang banyak di sekitarnya interstisium jaringan
dapat memindahkan pasif antara sel-sel (transportasi ikat jarang, yang mengisi hanya sekitar 10% dari korteks
paraseluler) sepanjang gradien osmotik melalui taut erat (Gambar 19–8).
apikal yang bocor.
Secara ultrastruktual, sitoplasma apikal sel-sel ini
Protein kecil di dalam filtrat yang baik diserap oleh
memiliki banyak lekuk dan vesikel di dekat dasar mikrovili,
reseptor dimediasi endositosis dan terdegradasi dalam sel
yang mengindikasikan endositosis dan pinositosis aktif
kuboid, atau terdegradasi oleh peptidase pada permukaan
(Gambar 19–10). Vesikel ini mengandung kecil, protein di
luminal. Dalam kedua kasus asam amino yang dirilis pada
reabsorpsi yang akan terdegradasi di lisosom, dengan asam
permukaan sel basolateral untuk penyerapan oleh kapiler.
amino dirilis ke sirkulasi. Sel tubulus proksimal juga
Sebaliknya, anion organik dan kation tidak disaring
memiliki banyak invaginasi membran basal yang panjang
dalam korpuskel ginjal (karena polyanions di dalam filter
dan interdigitasi lateral dengan sel bersebelahan (Gambar
atau mengikat protein plasma) mungkin akan dirilis pada
19–10). Kedua brush border dan lipatan basolateral berisi
kapiler peritubular, diambil oleh sel-sel tubulus proksimal
banyak jenis protein transmembran yang memediasi di
dan menjalani sekresi ke dalam filtrat (Table 19–1). Organik
reabsorpsi tubular dan sekresi. Mitokondria panjang
anion dan kation pengangkut memungkinkan ginjal untuk
berkumpul di sepanjang invaginasi basal (Gambar 19–10)
membuang zat-zat tersebut pada tingkat yang lebih tinggi
menyediakan ATP lokal untuk sel yang terlibat dalam
daripada filtrasi glomerulus saja. Karena molekul-molekul
transpor ion secara aktif. Karena banyaknya interdigitasi
ini termasuk zat penting (seperti garam (asam) empedu,
pada membran lateral, batas di antara sel-sel tubulus
kreatinin, dll) dan banyak antibiotik dan obat lain, proses ini
proksimal sulit diamati dengan mikroskop cahaya.
sekresi tubular sangat penting farmakologis besar sebagai
mekanisme kunci kliren obat. Selain peran utama dalam reabsorpsi dan sekresi, sel-sel
Sel-sel tubulus proksimal memiliki inti sentral dan tubulus proksimal juga melakukan hidroksilasi vitamin D
sitoplasma asidofilik (Gambar 19–8 dan 19–9) yang dan melepaskan ke kapiler. Selain itu, fibroblastik
BAB 19 ■ Sistem Perkemihan
P
P
P D
U TP D P
G
P
P
P P
U
D
D
P
D
a b
(a) Mikrograf memperlihatkan kontinuitas pada korpuskel ginjal terikat pada struktur ini. Di pihak lain, lumen tubulus
kutub tubular (TP) antara epitel kuboid tubulus kontortus kontortus distal (D) tampak kosong, dan tidak memiliki
proksimal (P) dan epitel skuamosa selapis di lapisan parietal brush border dan protein.
simpai. Ruang perkemihan (U) di antara lapisan parietal dan (b) Sejumlah besar kapiler peritubular dan venula bermuara
glomerulus (G) bermuara ke dalam lumen tubulus proksimal. (panah) dan mengelilingi proksimal (P) dan distal (D) tubulus
Lumen tubulus proksimal tampak terisi, karena mikrovili kontortus yang terlihat jelas. Kedua gambar 400x. H&E.
panjang brush border dan agregat protein plasma kecil yang
sel-sel interstisial di area kortikal dekat tubulus proksimal Gelung Nefron (Ansa Henle)
menghasilkan eritropoietin, faktor pertumbuhan yang
PCT proksimal berlanjut sebagai tubulus lurus yang lebih
disekresi untuk merespon penurunan berkepanjangan dalam
konsentrasi oksigen lokal. pendek dan memasuki medula serta menjadi gelung nefron
(Ansa Henle) (lihat Gambar 19–2). Gelung ini merupakan
❯❯ APLIKASI MEDIS struktur berbentuk U dengan segmen desendens dan
segmen asendens; keduanya terdiri dari epitel skuamosa
Glomerulosklerosis diabetes, penebalan dan hilangnya
sederhana. Bagian lurus tubulus proksimal dengan diameter
fungsi dalam GBM yang diproduksi sebagai bagian dari
luar sekitar 60 μm, tiba-tiba menyempit sampai sekitar 30
sklerosis mikrovaskuler sistemik pada diabetes melitus, μm pada tipis gelung nefron. Dinding segmen tipis hanya
adalah penyebab utama dari penyakit ginjal (ireversibel) terdiri dari sel-sel skuamosa dengan beberapa organel
tahap akhir di Amerika Serikat. Pengobatan membutuhkan (menunjukkan secara pasif terutama peran dalam
baik transplantasi ginjal atau hemodialisis buatan reguler. transportasi) dan lumen prominen
R 395
BAB
1 9 Sistem Perkemihan ■ Fungsi Ginjal: Filtrasi, Sekresi, dan Reabsorpsi
RC
Tubulus
Arteriol kontortus
eferen Korpuskulum proksimal
renale
Tubulus
kontortus
distal
Arteriol
aferen
Duktus
colligens
PCT
DCT
Inti
Mitokondria
Membran
Tubulus kontortus proksimal basal Tubulus kontortus distal
(Gambar 19–9 dan 19–11). Gelung asendens tipis menjadi Gelung Henle dan jaringan ikat interstisial sekitarnya
segmen asendens tebal (TAL), dengan epitel kuboid terlibat dalam lebih menyesuaikan kandungan garam dari
sederhana dan banyak mitokondria, di medula luar dan filtrat. Sel kuboid dari TALs putaran aktif mengangkut ion
meluas sejauh makula densa dekat glomerulus nefron ini. natrium dan klorida dari tubulus dengan melawan gradien
konsentrasi ke dalam jaringan ikat interstisial yang kaya-
396 BAB 19 ■ Sistem Perkemihan
❯❯ APLIKASI MEDIS
MV Nefropati sel sabit, salah satu masalah yang paling
umum yang disebabkan oleh penyakit sel sabit, terjadi
ketika eritrosit yang terkena sabit di vasa recta, karena
tekanan oksigen rendah ada. Hasil nefropati dari infark
V L V
ginjal, biasanya dalam papila ginjal atau piramida.
L L
Tubulus Kontortus Distal & Apparatus
L Jukstaglomerularis
L M
M Segmen tebal asendens nefron menjadi lurus saat memasuki
korteks dan membentuk macula densa, serta kemudian
berkelok-kelok sebagai tubulus kontortus distal (DCT) (lihat
M Gambar 19–2). Apalagi reabsorpsi tubular terjadi di sini
M daripada di tubulus proksimal. Selapis sel kuboid tubulus
tersebut berada dari sel kuboid tubulus kontortus proksimal
karena lebih kecil dan tidak memiliki brush border dan
lumen lebih kosong (Gambar 19–9). Karena sel-sel tubulus
F distal lebih gepeng dan lebih kecil daripada sel tubulus
proksimal, tampak lebih banyak inti di dinding tubulus distal
C ketimbang di dinding tubulus proksimal (Gambar 19–8). Sel-
sel DCT juga memiliki mitokondria lebih sedikit dari sel-sel
tubulus proksimal, membuat kurang asidofilik (Gambar 19–
TEM memperlihatkan gambaran penting sel kuboid epitel 9). Tingkat Na+ penyerapan sini diatur oleh aldosteron dari
kontortus proksimal: mikrovili apikal yang panjang dan padat kelenjar adrenal.
(MV), sejumlah besar endosit dan vesikel (V) di regio apikal
dekat lisosom (L). Protein kecil yang dibawa ke dalam sel Bagian awal, tubulus distal yang lurus berkontak dengan
secara tidak spesifik melalui pinositosis diuraikan di lisosom kutub vaskular di korpuskel ginjal nefron induknya, sel-sel
dan asam amino yang dilepaskan di basal. Ujung apikal sel- menjadi lebih kolumnar dan erat dibungkus, membentuk
sel yang berdekatan ditutup oleh zonula occludens, tetapi sisi makula densa (L. thicker spot). Ini adalah bagian dari
basolateral ditandai dengan lipatan invaginasi panjang
membran, yang di sepanjangnya sejumlah mitokondria
struktur sensorik khusus, apparatus jukstaglomerularis
panjang (M) berada. Air dan molekul kecil yang dilepaskan (JGA) yang memanfaatkan mekanisme umpan balik auto
dari PCTs segera diambil oleh kapiler peritubular yang regulasi aliran darah glomerulus dan menjaga laju filtrasi
berdekatan (C). Di antara membran basal tubulus dan kapiler glomerulus dengan relatif konstan. JGA ditunjukkan pada
yang diperlihatkan pada gambar ini terdapat suatu penjuluran (Gambar 19–5 dan 19–12). Sel-sel dari makula densa
sebuah fibroblas (F). 10.500x.
biasanya memiliki inti apikal, kompleks Golgi basal, dan
sistem yang lebih rumit dan beragam saluran ion dan
bervariasi. Bersebelahan dengan macula densa, tunica media
arteriol aferen juga termodifikasi. Sel-sel otot polos yang
dimodifikasi sebagai sel granular jukstaglomerularis (JG),
hialuronat, yang membuat kompartemen tersebut menjadi dengan fenotipe sensorik dengan inti yang lebih bulat, RE
hiperosmotik. Hal ini menyebabkan air ditarik pasif dari kasar, kompleks Golgi dan granula zimogen dengan renin
desendens bagian putaran tipis, sehingga berkonsentrasi (Gambar 19–5 dan 19–12). Di kutub vaskular juga terdapat
filtrat. Segmen asendens tipis bersifat permeabel terhadap sel lacis (Perancis lacis, jalinan), merupakan sel mesangial
(NaCI) tetapi impermeabel terhadap air. Aliran arus balik ekstrasel yang mungkin memiliki banyak fungsi pendukung,
dari filtrat (desendens, kemudian langsung asendens) dalam kontraktil dan defensif berfungsi sebagai sel-sel ini dalam
dua paralel segmen tipis menetapkan gradien dari glomerulus.
osmolaritas dalam interstisium piramida medula, efek yang Fungsi dasar JGA dalam autoregulasi laju filtrasi
"berlipat" pada tingkat yang lebih dalam di medula. Aliran glomerulus (GFR) dan dalam pengaturan tekanan darah
darah arus balik di desendens dan asendens lengkung dari dipikirkan sebagai hal berikut. Peningkatan tekanan arterial
vasa recta membantu mempertahankan interstisium meningkatkan tekanan kapiler glomerulus, yang
hiperosmotik. Osmolaritas interstitial di ujung piramida meningkatkan GFR. Peningkatan GFR menambah
adalah sekitar empat kali dari darah. Sistem penggandaan konsentrasi Na+ dan Cl− di nefron TAL yang dipantau oleh
R 397
19 BAB
T
CD C
A
I
I C
CD
a b
(a) Sebuah mikrograf piramida medula yang terpotong trasversal memekatkan urine dan menyimpan air tubuh. 400x. Mallory
memperlihatkan potongan melintang sejumlah besar segmen trichrome.
tipis desendens (T) dan segmen asendens tebal (A), saling (b) TEM memperlihatkan sifat interstisium (I) dan
terjalin dengan kapiler vasa recta yang paralel (C) dan duktus memperlihatkan bahwa epitel skuamosa selapis di segmen
colligens (CD). Semua struktur ini terbenam dalam interstisium tipis (T) sedikit lebih tebal ketimbang segmen di kapiler vasa
(I) yang mengandung sebaran sel mirip-miofibroblas dalam recta (C). 3300x.
sebuah matriks yang sangat kaya akan hialuronat hidrofilik. Sifat (Gambar 19–11b, atas izin, dari Dr Johannes Rhodin,
khusus jaringan interstisial membantu memelihara gradien Department of Cell Biology dan Anatomy, University of South
osmotik yang tercipta karena pengangkutan air dan garam Florida College of Medicine, Tampa.)
melalui dinding gelung nefron yang diperlukan untuk
sel macula densa. Peningkatan kadar ion membuat sel-sel ini meningkatkan tekanan darah. Kembalinya tekanan darah
melepaskan ATP, adenosine dan senyawa vasoaktif lainnya normal menghentikan sekresi renin oleh sel JG.
yang memicu kontraksi arteriol aferen, yang menurunkan
tekanan glomerulus dan mengurangi GFR. Hal tersebut Duktus Colligens
menurunkan konsentrasi ion tubulus, yang menghentikan
pelepasan vasokonstriktor dari macula densa. Bagian terakhir dari masing-masing nefron, tubulus
penghubung, membawa filtrat ke dalam sistem pengumpul
Penurunan tekanan arteri meningkatkan stimulasi
yang mengangkut ke sebuah kaliks minor dan di mana lebih
autonom pada JGA sebagai akibat fungsi baroreseptor,
banyak air diserap kembali jika diperlukan oleh tubuh.
termasuk baroreseptor lokal di arteriol aferen, dan mungkin
Seperti dipelihatkan dalam (Gambar 19–13), tubulus
sel-sel JG itu sendiri. Hal tersebut membuat sel-sel JG penghubung memanjang dari masing-masing nefron dan
melepaskan produk sekretoris utamanya, renin, suatu beberapa bergabung bersama dalam sinar meduler kortikal
aspartil protease, ke dalam darah. Renin di tempat tersebut untuk membentuk duktus colligens pengumpul dari epitel
menguraikan protein plasma angiotensinogen menjadi kuboid sederhana dan diameter rata-rata 40 μm. Di medula
dekapeptida inaktif, angiotensin I. Enzim pengonversi luar ini menggabungkan lebih lanjut sebagai yang lebih
angiotensinogen pada kapiler paru menguraikan senyawa ini besar, duktus colligens lurus (Bellini), yang lari ke ujung
lebih lanjut menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor piramida medula dengan sel semakin kolumnar dan
poten yang secara langsung meningkatkan tekanan darah diameter keseluruhan mencapai 200 μm (Gambar 19–11 dan
sistemik dan merangsang kelenjar adrenal menyekresi 19–14). Di apeks piramida, beberapa duktus colligens
aldosteron. Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na+ dan menggabungkan lebih lanjut sebagai duktus papiler yang
air ke tubulus kontortus distal serta tubulus penghubung, memberikan urin ke kaliks minor (Gambar 19–13). Sejajar
yang meningkatkan volume darah untuk membantu dengan segmen desendens dan segmen asendens dari gelung
BAB 19 ■ Sistem Perkemihan
L ❯❯ APLIKASI MEDIS
Masalah umum yang melibatkan ureter ada obstruksi oleh
MD kanalikuli ginjal (batu ginjal) yang dibentuk di dalam pelvis
AA renalis dan kaliks, biasanya dari garam kalsium (oksalat
JG D
atau fosfat) atau asam urat. Sementara batu urat biasanya
P P halus dan kecil, batu kalsium dapat menjadi besar dan
mengiritasi mukosa. Kebanyakan batu ginjal tidak
menunjukkan gejala, tetapi selain menyebabkan obstruksi
yang dapat menyebabkan masalah ginjal, pergerakan batu
dari pelvis ginjal ke ureter dapat menyebabkan rasa sakit
yang hebat pada sisi yang terkena tubuh. Masalah yang
JGA terbentuk di titik kontak antara sebuah tubulus distal disebabkan oleh batu tersebut dapat dikoreksi dengan baik
nefron (D) dan polus vascularis glomerulusnya (G). Di tingkat operasi pengangkatan batu atau disintegrasi dengan
tersebut, sel-sel tubulus distal menjadi kolumnar berupa
menggunakan gelombang kejut ultrasonik terfokus pada
penebalan regio yang disebut macula densa (MD). Sel otot
polos tunica media arteriol aferen (AA) terkonversi dari sel prosedur yang disebut litotripsi, walaupun pengobatan ini
kontraktil menjadi morfologi sekretoris sebagai sel granul dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang signifikan.
jukstaglomerular (JG). Sel lacis juga dijumpai (L), yang
merupakan sel mesangial ekstraglomerular yang berdekatan
dengan macula densa, arteriol aferen, dan arteriol eferen
(EA). Pada spesimen ini, lumen tubulus proksimal (P) tampak
terisi dan ruang perkemihan (US) agak membengkak. 400x.
❯ URETER, KANDUNG KEMIH, &
Mallory trichrome. URETHRA
Urine diangkut oleh ureter dari pelvis ginjal ke kandung
nefron (Ansa Henle) dan vasa recta, duktus colligens kemih disimpan sampai dikeluarkan selama miksi melalui
meduler terletak di area dengan osmolaritas interstisial uretra. Kaliks, pelvis renalis, ureter dan kandung kemih
sangat tinggi (Gambar 19–2 dan 19–11). memiliki struktur dasar histologis yang sama dengan dinding
Duktus colligens terutama terdiri atas terpulas pucat yang semakin tebal saat mendekati kandung kemih. Mukosa
epitheliocytus principalis (principal cell) dengan beberapa organ-organ ini dilapisi oleh epitel transisional unik
organel, mikrovili jarang, dan batas-batas sel biasa yang berlapis atau urothelium dalam Bab 4 (Gambar 19–15 dan
berbeda (Gambar 19–14). Secara ultrastruktural, sel principal 19–16). Sel-sel epitel ini diselenggarakan sebagai tiga lapisan:
dapat terlihat memiliki lipatan membran basal, yang sesuai ■ Selapis sel basal yang terletak pada membran basal
dengan perannya pada transpor ion, dan silia primer antara yang sangat tipis
mikrovili. Medula duktus colligens adalah situs akhir dari ■ Regio peralihan yang terdiri atas satu atau beberapa
reabsorpsi air dari filtrat. Sel-sel duktus colligens terutama lapis sel yang lebih kolumnar
banyak mengandung aquaporin yaitu protein integral yang ■ Sebuah lapisan superfisial sel bulbosa polihedral yang
ditemukan pada sebagian besar membran sel yang berfungsi sangat besar yang disebut umbellocytus (umbrella
sebagai pori selektif untuk pasase molekul air, di tempat cell) yang terkadang berinti dua atau multinuklear dan
tersebut, aquaporin tersekuestrasi di vesikel sitoplasma sangat terdiferensiasi melindungi sel-sel di bawahnya
membranous. dari efek sitotoksik urine hipertonik.
399
BAB
sistem kemih.
1 Ruang kapsuler
Cairan tubulus
1 2 Tubulus
kontortus
2 proksimal (PCT)
5
3 Segmen
desendens
gelung nefron VRVR
4 Segmen
3 asendens
gelung nefron
4
5 Tubulus
kontortus distal
(DCT)
6 Tubulus
penghubung
7
7 Duktus colligens
CDCD
a 8
Urine
8 Duktus papiler
9 9 Kaliks minor
10 10 Kaliks major Sel prinsipal kolumnar yang terpulas pucat, di mana ADH-
mengatur aquaporins dari membran sel memungkinkan
peningkatan reabsorpsi air, jelas terlihat di duktus colligens
11 11 Pelvis ginjal
melintang dipotong ini (CD), dikelilingi oleh interstitium
dengan vasa recta (VR). 600x. PT.
12 12 Ureter
❯❯ APLIKASI MEDIS
Infeksi bakteri pada saluran kemih dapat menyebabkan
peradangan pada pelvis ginjal dan kaliks, atau pielonefritis.
Pada bakteri pielonefritis akut sering berpindah dari satu
atau lebih kaliks minor ke papilla ginjal terkait,
menyebabkan akumulasi neutrofil di duktus colligens.
13 13 Kandung kemih
Mukosa
BAB
Lamina Epitel
propria transisional
Mukosa
Muskularis
Mu
Lumen
Adeventisia
(a) Diagram ureter pada potongan melintang memperlihatkan urothelium yang tahan terhadap efek yang berpotensi
pola khas mukosa yang terlipat longitudinal, yang dikelilingi oleh merugikan dari kontak dengan urine hipertonik.
suatu muscularis tebal yang menggerakan urine melalui (b) Histologis muscularis (Mu) jauh lebih tebal ketimbang
gelombang peristalsis yang regular. Lamina propria dilapisi oleh mukosa (M) dan adventisia (A). 18x. H&E.
suatu epitel berlapis khas yang disebut epitel transisional atau
LP
S
LP
S
IL
U
U
ML
OL
a A b c
(a) Di leher kandung kemih, dekat urethra, dinding ini (b) Ketika kandung kemih kosong, mukosa sangat terlipat
memperlihatkan empat lapisan: mukosa dengan urothelium dan urothelium memiliki (U) umbellocytus (umbrella cell)
(U) dan lamina propria (LP); submukosa tipis (S); lapisan bulbosa. 250x. PSH. (c) Ketika kandung kemih penuh,
dalam, tengah dan luar otot polos (IL, ML, dan OL); serta mukosa tertarik secara mulus, urothelium (U) menjadi lebih
adventisia (A). 15x. H&E. tipis, dan umbellocytus menjadi lebih pipih. 250x. H&E.
BAB 19 ■ Sistem Perkemihan
E
L
a b
Urethra merupakan suatu saluran fibromuskular yang membawa memperlihatkan sifat kolumnar berlapis yang tidak biasa dari
urine dari kandung kemih ke luar tubuh. epitel uretra (E).
(a) Potongan transversal memperlihatkan bahwa mukosa Lapisan epitel tebal adalah epitel kolumnar berlapis pada
memiliki lipatan longitudinal besar disekitar lumen (L). 50x. H&E. sejumlah area dan epitel kolumnar bertingkat di tempat lain,
(b) Sebuah perbesaran yang lebih tinggi dari area tertutup tetapi menjadi epitel skuamosa berlapis di ujung distal urethra.
250x. H&E.
dan dilapisi oleh kolumnar bertingkat dan epitel berlapis Bagian tengah urethra wanita dikelilingi oleh otot rangka
■ Urethra spongiosa, dengan panjang 15 cm, terbenam eksternal sfingter.
dalam jaringan erektil penis (lihat Bab 21) dan dilapisi
oleh epitel kolumnar bertingkat dan kolumnar berlapis ❯❯ APLIKASI MEDIS
(Gambar 19–18), dengan epitel skuamosa berlapis di
Infeksi saluran kemih, biasanya melibatkan bakteri koliform
distal.
atau klamidia, sering menghasilkan uretritis dan pada
wanita sering menyebabkan sistitis karena uretra pendek.
Pada wanita, urethra hanyalah organ perkemihan. Infeksi tersebut biasanya disertai dengan dorongan terus-
Urethra wanita adalah saluran dengan panjang 4 sampai 5 menerus atau lebih sering buang air kecil, dan uretritis
cm, yang awalnya dilapisi epitel transisional, lalu oleh epitel dapat menghasilkan rasa sakit atau kesulitan saat buang air
skuamosa berlapis dan sejumlah area epitel kolumnar semu. kecil (disuria).
Ureter, Kandung kemih, & Uretra 403
BAB
1 9 Sistem Perkemihan ■ Ureter, Kandung kemih, & Uretra
Ginjal mikrovili panjang dalam lumen, mitokondria banyak, dan besar,
■ Setiap ginjal memiliki korteks luar yang tebal, mengelilingi interdigitas lipatan basolateral.
medula yang terbagi menjadi 8 sampai 12 piramida renalis; setiap ■ Dalam PCT, semua glukosa dan nutrisi organik lainnya, semua
piramida dan jaringan kortikal yang terkait terdiri dari lobus protein kecil dan peptida (yang terdegradasi menjadi asam amino),
renalis. dan banyak air serta elektrolit yang diserap dari filtrat dan
■ Papilla apikal setiap piramida renalis menyisipkan ke dalam ditransfer ke kapiler peritubular.
kaliks minor, sebuah subdivisi dua atau tiga kaliks major ■ Dari filtrat PCT mengalir ke lengkung Henle, terletak di medula,
memanjang dari pelvis renalis. yang memiliki skuamosa desendens tipis dan segmen asendens;
■ Ureter membawa urin dari pelvis renalis dan keluar dari yang meluas akhir sebagai segmen asendens tebal (TAL) kembali
hilus renalis, dimana arteri renalis dan vena juga terletak. ke korteks.
■ Di korteks yang TAL (juga dikenal sebagai tubulus lurus distal)
Vaskular Renal menghubungkan arteriol di kutub vaskular korpuskel renalis
■ Cabang arteri renalis untuk membentuk arteri yang lebih kecil induknya dan ada mengental fokus sebagai macula densa.
antara lobus renalis, dengan arteri interlobular memasuki ■ Sel epitel tinggi dari macula densa dan sel-sel otot polos khusus di
korteks untuk membentuk mikrovaskular tersebut; cabang arteriol aferen yang berdekatan disebut sel jukstaglomerularis,
venous paralel pasokan arteri. yang mengeluarkan renin, terdiri dari aparat jukstaglomerularis
■ Di korteks sebuah arteriol aferent masukkan klaster (JGA) yang merupakan regulator penting dari tekanan darah.
kapiler disebut glomerulus, yang dikeringkan oleh arteriol ■ Di luar densa makula, tubulus terus sebagai tubulus kontortus
eferen, bukan venula, pengaturan yang memungkinkan tekanan distal (DCT), di mana kadar elektrolit dari filtrat disesuaikan lebih
hidrostatik tinggi di kapiler. lanjut dan menyebabkan tubulus penghubung singkat.
■ Arteriol eferen dari cabang glomeruli kortikal difus sebagai ■ Menghubungkan tubulus dari beberapa nefron bergabung untuk
kapiler peritubular, sedangkan yang dari jukstaglomerularis membentuk kortikal duktus colligens, epitel kuboid sederhana,
yang masuk medula secara paralel dengan lengkung dari Henle dan
glomeruli cabang putaran mikrovaskuler selama disebut vasa
vasa recta dan menjadi lebih besar dengan lebih banyak sel
recta di medula.
kolumnar.
Nefron
Saluran kemih
■ Unit fungsional dari ginjal adalah nefron, berjumlah sekitar 1 ■ Epitheliocytus principalis (principal cell) dari duktus colligens
juta, masing-masing dengan korpuskel renalis dan tubulus
yang terpulas pucat, dengan relatif sedikit mitokondria dan
renalis panjang, dan sistem duktus colligens.
membran sel berbeda yang kaya aquaporin (saluran air) untuk
■ Korpuskel renalis memiliki parietal skuamosa sederhana lapisan
reabsorpsi air pasif.
simpai (Bowman) glomerular, kontinu dengan tubulus
proksimal, dan lapisan viseral khusus podosit sekitar kapiler ■ Duktus colligens terbesar memberikan filtrat ke kaliks minor, di
glomerulus. mana duktus calligens tidak mengalami modifikasi lebih lanjut dan
■ Podosit memperpanjang proses primer besar yang kurva sekitar disebut urin.
kapiler dan memperpanjang singkat, interdigitasi proses ■ Kaliks, pelvis renalis, ureter, dan kandung kemih dilapisi oleh
sekunder atau pedikel, diantara ruang sempit yang disebut celah urothelium, atau epitel transisional, yang melindungi sel-sel yang
pori-pori. mendasari dari efek hipertonik atau urin beracun.
■ Peningkatan tekanan dalam kapiler mendorong air dan zat ■ Besar, sel-sel superfisial bulbosa dari urothelium, yang disebut
terlarut kecil pada plasma darah melewati filter glomerulus ke umbellocytus (umbrella cells), memiliki membran apikal terdiri
dalam kapsula (atau urin) ruang di dalam simpai glomerulus. dari regio dihubungkan dengan plak padat uroplakin protein yang
■ Dalam setiap glomerulus filter memiliki tiga bagian: endotel melindungi sitoplasma.
kapiler fenestrasi halus; tebal (330 nm) menyatu lamina basal ■ Ktika kandung kemih mengisi mukosanya yang terlipat akan
dari kolagen tipe IV dan protein lain yang dihasilkan oleh sel terbentang, urothelium akan menjadi tipis oleh gerakan sel, dan
endotel dan podosit; dan celah-pori kulit antara pedikel, ditutupi plak membran dihubungkan umbellosytus (umbrella cell) sebagian
oleh diafragma filtrasi celah tipis. terungkap.
■ Dari korpuskel renalis, filtrat memasuki tubulus nefron panjang ■ Urethra mengalir kandung kemih dan dilapisi oleh kolumnar
yang meluas melalui kedua korteks dan medula, dengan sel-sel berlapis biasa dan epitel kolumnar berlapis.
epitel untuk kedua reabsorpsi dan sekresi zat ke dalam filtrat. ■ Pada laki-laki urethra memiliki tiga wilayah: uretra prostat di
■ Bagian tubular pertama, tubulus kontortus proksimal (PCT), kelenjar prostat; urethra membran pendek melewati diafragma
terutama kortikal, memiliki sel-sel kuboid sederhana dengan urogenital, dan urethra penis panjang.
BAB
20
KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS)
Saluran Portal Hipotalamus-Hipofisis
Kelenjar Endokrin
S
el sekretoris kelenjar endokrin melepaskan hidrofilik seperti protein, glikoprotein, peptida, atau asam
produknya, molekul pensinyal yang disebut amino yang termodifikasi dengan reseptor ini berada pada
hormon, ke dalam kompartemen vaskular yang ber- permukaan sel target. Sebagai alternatif, steroid hidrofobik
dekatan untuk ambilan oleh kapiler dan distribusi ke seluruh dan hormon tiroid harus beredar pada protein pengangkut,
tubuh. Tidak ada sekresi duktus seperti pada kelenjar tetapi dapat berdifusi melalui membran sel dan
eksokrin. Sel-sel endokrin biasanya epitel, setidaknya dalam mengaktifkan reseptor protein sitoplasma pada sel target
origin, dan digabungkan sebagai korda atau klaster. Selain (lihat Bab 2).
kelenjar endokrin khusus yang dibahas pada bab ini, banyak
organ lain yang dikhususkan untuk fungsi lain, seperti ❯ KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS)
jantung, timus, usus, ginjal, testis, dan ovarium mengandung
Kelenjar pituitari, atau hipofisis (Yun. hypo, di bawah +
berbagai sel endokrin (Gambar 20–1).
physis, pertumbuhan), memiliki berat sekitar 0.5 g pada
Distribusi melalui sirkulasi memungkinkan hormon orang dewasa, dan memiliki dimensi sekitar 10 × 13 × 6
bekerja pada sel target dengan protein reseptor untuk mm. Hipofisis terletak di bawah otak dalam rongga os
hormon tersebut pada jarak tertentu dari tempat sekresinya. sphenoidale-yakni sella turcica (Gambar 20–2). Hipofisis
Seperti dibahas secara singkat pada Bab 2, sel endokrin lain terbentuk pada embrio sebagian dari otak yang sedang
menghasilkan hormon yang bekerja sangat cepat pada jarak berkembang dan sebagian dari rongga mulut berkembang
yang pendek. Hal ini yang melibatkan sekresi parakrin, (Gambar 20–3). Komponen saraf adalah neurohipofiseal dari
dengan penyebaran setempat dalam cairan interstisial atau dasar diensefalon dan tumbuh ke arah kaudal sebagai suatu
melalui jalinan pendek pembuluh darah, seperti halnya tangkai (atau infundibulum) yang masih melekat pada otak.
ketika gastrin yang dibentuk sel G pilorus mencapai sel Komponen oral muncul sebagai penonjolan keluar ektoderm
target di kelenjar fundus, atau sekresi jukstakrin, dengan dari atap mulut primitif embrio dan tumbuh ke arah kranial,
suatu molekul pensinyal yang tetap berada di permukaan sel membentuk suatu struktur yang disebut kantong (Rathke)
penyekresi atau matriks ekstrasel yang berdekatan dan hipofisis. Dasar kantong ini menyempit dan memisahkan
memengaruhi sel target ketika sel berkontak. Sinyal kantong Rathke dari faring. Dinding anterior kantong lalu
jukstakrin terutama penting pada embrionik dan regeneratif sangat menebal sehingga lumen kantong ini berkurang
interaksi jaringan. Pada sekresi autokrin, sel dapat sampai terbentuk suatu fisura sempit (Gambar 20–3).
menghasilkan molekul yang bekerja pada sel itu sendiri atau Karena memiliki dua tempat origin, hipofisis sebenarnya
sel bertipe sama. Sebagai contoh, faktor pertumbuhan yang
terdri atas dua kelenjar—neurohipofisis posterior dan
mirip-insulin (IGF) yang dibentuk sejumlah tipe sel dapat
adenohipofisis anterior—yang secara anatomis menyatu
bekerja pada sel yan sama yang menghasilkannya. Kelenjar
tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Neurohipofisis
endokrin juga sering menjadi organ target untuk hormon
mempertahankan banyak fitur histologis jaringan otak dan
lain yang dapat membentuk mekanisme umpan balik untuk
terdiri atas bagian yang besar, pars nervosa, dan
mengendalikan sekresi hormon dan menjaga kadar hormon
infundibulum yang lebih kecil dengan tangkai yang melekat
darah dalam batas yang ketat.
pada hipotalamus di eminentia mediana (Gambar 20–2 dan
Hormon, seperti neurotransmiter, sering berupa molekul
20–4). Adenohipofisis, yang berkembang dari ekstoderm
404
GAMBAR 20–1 Lokasi dari kelenjar endokrin mayor.
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Kelenjar Pituitari (Hipofisis)
Hipotalamus
Berada di permukaan
posterior tiroid Kelenjar tiroid
Korteks
adrenal
Medula
adrenal Kulit
Timus
Kelenjar adrenal
Jantung
Kelenjar adrenal
Hati
Perut
Pankreas
Usus halus
Ginjal
Kelenjar kelamin
Testis (pria)
Ovarium (wanita)
Selain kelenjar endokrin besar yang ditampilkan di sebelah kiri fungsi endokrin. Tidak ditampilkan adalah adiposit, yang
disini, ada banyak didistribusikan sel endokrin serta berbagai menunjukkan fungsi endokrin penting, dan banyak jaringan di
jaringan lain di organ (kanan) di seluruh tubuh dengan mana parakrin sinyal penting.
GAMBAR 20–2 Kelenjar hipofisis.
Hipotalamus
Corpus mammillare
Fossa hypophysealis
di sella turcica ossis
sphenoidalis
Tunas neurohipofisis
Diensefalon (bakal hipofisis posterior)
Neuroectoderm
Tunas Tunas hipofisis (bakal
neurohipofisial hipofisis anterior)
Kantong Ektoderm oral
Faring
hipofisis
Stomodeum
(bakal mulut)
(b) Menjelang akhir bulan kedua: kantong (c) Periode janin: hipofisis
hipofisis kehilangan kontak dengan anterior dan posterior
dasar faring. telah terbentuk.
Kelenjar hipofisis terbentuk dari dua struktur embrionik (b) Menjelang akhir bulan kedua, kantong hipofisis terlepas
terpisah. (a) Selama minggu ketiga perkembangan, kantong dari dasar faring dan bersatu dengan tunas neurohipofisis. (c)
hipofisis (atau kantong Rathke, bakal hipofisis anterior) Selama periode janin, perkembangan bagian anterior dan
tumbuh dari dasar faring, sementara tunas neurohipofisis posterior hipofisis terselesaikan.
(bakal hipofisis posterior) terbentuk dari diensefalon.
407
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Kelenjar Pituitari (Hipofisis)
IS
PT
PD
PN
PI
Secara histologis, kedua bagian kelenjar hipofisis menggambarkan jaringan CNS, sedangkan adenohipofisis
menggambarkan asalnya, seperti yang tampak pada pars distalis (PD), pars intermediat (PI), dan pars tuberalis (PT)
pembesaran lemah potongan kelenjar tersebut. Tangkai biasanya tampak glandular ketika terpulas. 30x. H&E.
infundibulum (IS) dan pars nervosa (PN) neurohipofisis
oral, memiliki tiga bagian: pars distalis yang besar atau nukleus paraventrikular, secara masing-masing. Kedua
lobus anterior; pars tuberalis, yang mengelilingi hormon mengalami transpor aksonal dan berakumulsi secara
infundibulum; dan pars intermediat yang tipis berdekatan temporal di akson dari traktus hipotalamus-hipofisis
dengan pars nervosa posterior (Gambar 20–2 dan 20–4). sebelum dirilis dan diserap oleh cabang kapiler dari arteriol
inferior.
Sistem Portal Hipotalamus-Hipofisis & Suplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok
Suplai Darah pembuluh darah yang berasal dari a. karotid interna dan
Kelenjar hipofisis koneksi saraf ke otak dan suplai darah dikeringkan dengan vena hipofisial. Arteria hypophysealis
yang keduanya kunci penting untuk fungsinya (Gambar 20– superior mendarahi eminentia mediana dan tangkai
4 dan 20–5). Embriologis, anatomi, dan fungsional, kelenjar infundibulum; arteria hypophysealis inferior terutama
hipofisis terhubung ke hipotalamus di dasar otak. Selain mendarahi neurohipofisis. Arteri superior membentuk suatu
sistem portal pembuluh darah yang membawa peptida jalinan kapiler primer fenestrasi yang mendarahi tangkai dan
regulatori kecil dari hipotalamus untuk adenohipofisis itu, eminentia mediana. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung
seikat akson disebut kursus traktus hipotalamus-hipofisis menjadi venula yang bercabang lagi menjadi pleksus kapiler
menuju ke neurohipofisis dari dua inti hipotalamus penting. sekunder yang lebih besar di adenohipofisis (Gambar 20–5).
Hormon-hormon peptida ADH (hormon antidiuretik) dan Pembuluh darah ini membentuk sistem portal hipotalamus-
oktosin yang disintesis oleh neuron besar di supraoptik dan hipofisis ini sangat penting karena sistem tersebut membawa
BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
Hipotalamus
Nukleus paraventricularis
(menghasilkan oksitosin)
Nukleus supraopticus
(menghasilkan ADH)
neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak tertentu basa dan asam (Gambar 20–6).
adenohipofisis tempat peptida tersebut merangsang atau Subtipe sel basofil dan asidofil diidentifikasi oleh
menghambat pelepasan hormon oleh sel endokrin di sana. morfologi granular di TEM atau lebih mudah dengan
pemeriksaan imunohistokimiawi (Gambar 20–7). Sel-sel
$GHQRKLSRILVLV+LSRILVLV$QWHULRU spesifik biasanya dinamai untuk hormon sel targetnya (Tabel
Ketiga bagian adenohipofisis berasal dari kantong hipofisis 20–1). Asidofil mengeluarkan baik hormon pertumbuhan
yang terlepas dari faring embrionik. (somatotropin) atau prolaktin disebut somatropik dan
laktotropik (atau sel somatotropik serta sel laktotrop),
masing-masing. Sel-sel basofilik adalah kortikotropik,
Pars Distalis gonadotropik, dan tirotropik, masing-masing dengan sel
Pars distalis membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi target di korteks adrenal, gonad (gonads), dan kelenjar tiroid.
oleh suatu kapsula fibrosa tipis. Komponen utama korda Sel somatotropik biasanya membentuk sekitar separuh sel
(deretan) yang tepulas-pucat sel endokrin diselingi dengan pars distalis pada manusia, dengan sel tirotropik yang
kapiler fenestrasi dan mendukung jaringan ikat retikuler berjumlah paling sedikit.
(Gambar 20–4 dan 20–6). Dengan pulasan umum, dua
kelompok sel dapat dikenali dalam pars distalis berdasarkan Dengan dua pengecualian, setiap jenis sel anterior
afinitas pulasannya: kromofil dan kromofob. Kromofil hipofisis membuat satu jenis hormon (lihat Tabel 20–1).
adalah sel sekretoris dengan hormon yang disimpan dalam Gonadrotopik mengeluarkan dua glikoprotein yang berbeda:
granula sitoplasma. Kromofil juga disebut basofil dan hormon penstimulasi-folikel (follicle-stimulating hormone)
asidofil, masing-masing sesuai afinitasnya terhadap pulasan (FSH) dan hormon luteinisasi (luteinizing hormone)
409
BAB
C
A C
A C
B
B
C
B
S C
A
a b
(LH; disebut hormon penstimulasi sel interstisial [ICSH] heterogen, termasuk sel punca dan sel progenitor tak
pada pria). Protein utama disintesis di kortikotropik adalah terdiferensiasi serta sel yang terdegranulasi.
proopiomelanokortin (POMC), terurai pascatranslasi
menjadi hormon polipeptida hormon adrenokortikotropin Pars Tuberalis
(ACTH) dan b-lipotropin (b-LPH). Hormon yang dihasilkan Pars tuebralis merupakan daerah berbentuk corong yang
oleh pars distalis memiliki aktivitas fungsional yang luas. mengelilingi infundiulum neurohipofisis (Gambar 20–2 dan
Hormon mengatur hampir semua kelenjar endokrin lain, 20–4). Kebanyakan sel pars tuberalis berupa sel
fungsi ovarium dan produksi sperma, sekresi air susu, dan gonadotropik.
metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (lihat Tabel
20–1 Gambar 20–8). Pars Intermedia
Sel kromofob terpulas lemah, dengan sedikit atau tanpa Pars intermedia merupakan suatu zona tipis sel basofiliki di
granula sekretoris, dan juga menggambarkan kelompok yang antara pars distalis dan pars nervosa neurohipofisis,
BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
N
a b
(a) Secara ultrastruktual, sitoplasma semua sel kromofil tampak diidentifikasi dengan menggunakan pemeriksaan
memiliki kompleks Golgi (G), inti eukromatik (N), dan sitoplasma imunohistokimiawi dan antibodi terhadap produk hormon.
yang terisi granula sekretoris, seperti yang tampak pada gambar 10.000x. (b) Mikrograf memperlihatkan sel somatotropik yang
ini untuk sel somatotropik, paling sering asidofil. Panah terpulas dengan antibodi terhadap somatotropin. 400x.
menunjukkan membran sel. Spesifik kromofil lebih mudah Pulasan balik hemaktosilin.
TABEL 20–1 Tipe sel utama dari hipofisis anterior dan fungsi utama hipofisis.
Tipe sel % dari jumlah Hormon yang dihasilkan Fungsi utama
total sel
Sel somatotrop 50 Somatotropin (hormon pertumbuhan, Bekerja pada pertumbuhan tulang panjang
GH), 22-kDa protein melalui faktor pertumbuhan mirip-insulin
(IGFs) yang disintesis dalam hati
Sel aktotropik (atau 15-20 Prolaktin (PRL), 22.5-kDa protein Membantu sekresi air susu
mammotropik)
Sel gonadotropik 10 Hormon penstimulasi-folikel (FSH) dan FSH meningkatkan perkembangan folikel
hormon luteinisasi (LH; hormon ovarium dan sekresi esogen pada wanita
penstimulasi sel interstisial [ICSH] dan spermatogenesis pada pria; LH
pada pria), kedua 28-kDa dimer membantu pemantangan folikel ovarium
glikoprotein, disekresikan dari jenis sel dan sekresi progesteron pada wanita dan
yang sama sekresi androgen sel interstisial pada pria
Sel tirotropik 5 Tirotropin (TSH), a 28-kDa dimer Merangsang sintesis, penyimpanan, dan
glikoprotein pelepasan hormon tiroid
Sel kortikotropik 15-20 Kortikotropin adrenal (ACTH), 4-kDa Merangsang sekresi hormon korteks
polipeptida adrenal
Lipotropin (LPH) Pengaturan metabolisme lipid
411
BAB
Hipotalamus
20
Hormon regulasi dari hipotalamus
Melepaskan hormon: TRH, PRH, GnRH, CRH, GHRH
Infundibulum
Otot
TSH Hormon pertumbuhan (GH) bekerja
Hormon penstimulasi-tiroid (TSH)
GH pada semua jaringan tubuh, terutama
merangsang kelenjar tiroid untuk
tulang rawan, tulang, otot, dan
melepaskan hormon tiroid (TH).
jaringan ikat adiposa untuk
merangsang pertumbuhan.
Kelenjar adrenal
Hormon penstimulasi-folikel (FSH)
dan hormon luteinisasi (LH) bertindak atas
gonad (testis dan ovarium) untuk menstimulasi
perkembangan gamet (sperma dan oosit).
Testis Ovarium
Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon tropik utama ini diatur terutama oleh faktor hipotalamus dilakukan oleh
mengendalikan kegiatan organ target. Pelepasan hormon suplai darah hipotalamus-hipofisialis.
yang sering disusupi oleh basofil (Gambar 20–9). Pars oleh neuron kecil dekat ventrikel ketiga, dibuang dari akson
intermedia berkembang dari bagian dorsal kantong hipofisis di eminentia mediana, dan diangkut oleh kapiler dari sistem
dan biasanya mengandung kista yang menggambarkan sisa portal di sepanjang hipofisis anterior. Seperti yang
lumen struktul (Gambar 20–9). Selama masa kehidupan ditunjukkan pada Tabel 20–2, sebagian besar hormon ini
janin dari regio ini, seperti sel kortikotropik pars distalis, melepaskan hormon yang merangsang sekresi oleh sel
mengekspresikan POMC. Namun, pada sel-sel ini, POMC anterior hipofisis tertentu. Dua faktor hipotalamus, namun,
diurakan oleh suatu protase lain menjadi hormon peptida menghambat hormon yang memblokir sekresi hormon di
lebih kecil, termasuk dua bentuk hormon prenstimulasi- sel spesifik adenohipofisis (Tabel 20–2). Karena posisi
melanosit (MSH), γ-LPH, dan β-endorfin. MSH neuron hipotalamus yang strategis dan kendalinya atas
meningkatkan aktivitas melanosit, tetapi makna fisiologis hipofisis yang mengatur banyak fungsi tubuh, banyak
regio ini secara keseluruhan masih belum pasti, terutama rangsangan sensorik yang menuju otak, rangsang yang
pada orang dewasa. timbul di SSP, dapat memengauhi fungsi banyak organ dan
jaringan lain.
Pengendalian pada Sekresi Hormon di
Hipofisis Anterior Mekanisme lain yang mengatur sel hipofisis anterior
Aktivitas sel hipofisis anterior diatur terutama oleh hormon adalah umpan balik negatif oleh hormon dari organ target
peptida yang dihasilkan oleh hormon hipotalamus saat sekresi faktor hipotalamik terkait dan saat sekresi sel
BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
❯❯ APLIKASI MEDIS
Adenoma hipofisis jinak sering menghasilkan jumlah pada
berlebihan asidofil fungsional atau basofil fungsional.
Adenoma melibatkan sel somatotropik dapat menyebabkan
gigantisme jika terjadi pada anak-anak sebelum dibungkus
tulang panjang lempeng epifisis atau akromegali pada
orang dewasa, dengan muskuloskeletal, neurologis, dan
konsekuensi medis lainnya.
BAB
Hormon Bentuk kimiawi Fungsi
GAMBAR 20–10 Lengkung umpan balik negatif yang memengaruhi sekresi hipofisis anterior.
Hubungan antara hipotalamus, hipofisis anterior, dan tiroprin (TSH), yang merangsang sintesis dan sekresi
organ targetnya diperlihatkan, dengan kelenjar tiroid hormon tiroid (TH). Selain efeknya terhadap organ target, TH
sebagai contoh. Hormon pelepas-tirotropin hipotalamik menghambat sekresi TSH dari pars distalis dan sekresi TRH
(TRH) menstimulasi sekresi hormon pelepas-tiroid atau dari hipotalamus melalui umpan balik negatif.
❯❯ APLIKASI MEDIS
Fungsi hipofisis posterior dapat terpengaruh oleh mutasi vasopresi, kondisi tersebut dapat menghasilkan diabetes
diturunkan dalam gen untuk vasopresi (ADH)-neurofisin, insipidus, gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan
dengan kompresi dari tumor pada jaringan yang berdekatan, untuk menahan urin, yang mengarah ke sering buang air
dan oleh trauma di kepala. Dengan menurunkan kadar kecil (poliuria) dan rasa haus yang meningkat (polidipsia).
BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
lands
Kelenjar adrenal (suprarenal) adalah sepasang organ yang
terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam jaringan
adiposa perirenal (lihat Gambar 20–1; Gambar 20–12).
Kelenjar adrenal merupakan struktur pipih berbentuk bulan
sabit, dengan panjang sekitar 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal
4-6 mm pada orang dewasa. Bersama-sama, kelenjar adrenal
memiliki berat sekitar 8 gram, tetapi berat dan ukurannya
C
bervariasi sesuai umur dan keadaan fisiologis perorangan.
Kelenjar adrenal masing-masing dibungkus oleh simpai
jaringan ikat padat yang mengirimkan trabekula tipis ke
P NB kelenjar parenkim. Stroma terutama terdiri atas jalinan serat
A. phrenica
infrior kiri
A. suprarenalis
superior kiri
Pars nervosa pada hipofisis posterior terdiri atas jaringan A. suprarenal
saraf termodifikasi yang mengandung akson tak bermielin tengah kiri
yang disangga dan diselubungi oleh sel glia yang disebut
pituisit (P), terbanyak yang dijumpai. Akson berjalan dari Kelenjar adrenal kiri
nukleus hipotalamus supraoptik dan paraventrikular, dan
memiliki pelebaran yang disebut badan (Herring) A. suprarenalis
neurosekretoris (NB) yang baik oksitosin atau vasopresin inferior kiri
dilepaskan oleh rangsangan saraf. Hormon yang dilepaskan
diambil oleh kapiler (C) untuk disebarkan. 400x. H&E. V.suprarenalis
kiri
BAB
kekuninga, yaitu korteks adrenal, dan lapisan pusat kortikal.
berwarna coklat-kemerahan, yaitu medula adrenalis
Simpai Simpai
Zona glomerulosa
Simpai
Korteks adrenal
medula adrenalis
Zona fasciculata
Korteks
adrenal
Zona reticularis
Di dalam simpai setiap kelenjar adrenal terdapat korteks Kedua regio tervaskularisasi baik dengan kapiler sinusoid
adrenal, yang terbentuk dari sel mesodermal embrionik, yang bertingkap. Sel kortikal tersusun sebagai tiga lapisan: zona
sepenuhnya mengelilingi medula adrenalis terdalam yang glomerulosa di dekat simpai, zona fasciculata (lapisan paling
secara embriologis berasal dari sel krista neuralis. tebal), dan zona reticularis.
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Kelenjar Adrenal
C
C
G
a b
R
c d
e f
M M
Sel penyekresi-steroid korteks adrenal tersusun secara berbeda (c, d) Lapisan tengah yang tebal, zona fasciculata, terdiri atas
membentuk tiga lapis konsentris yang cukup khas, zona deretan panjang sel panjang yang tampak berbusa dan
glomerulosa (G), fasciculata (F), dan retikularis (R), sekitar terutama menyekresi glukortikoid seperti kortisol.
medula (M). Potongan dua kelenjar adrenal juga diperlihatkan, (e, f) Sel-sel dari zona retikularis terdalam, sebelah medula (M),
yang terpulas dengan H&E (kiri) dan Mallory trichrome, dengan berukuran kecil, terpulas lebih kuat, tersusun dalam suatu
kolagen yang tampak biru (kanan). jalinan erat dan terutama menyekresikan steroid seks. Sel di
(a, b) Tepat di bawah simpai (C), zona glomerulosa terdiri atas semua lapisan berhubungan erat dengan kapiler sinusoid.
kelompok bundar sel kolumnar yang pada dasarnya menyekresi Kiri: 20x H&E.; a, c, e: 200x. H&E. b, d, f: 200x.
mineralokortikoid aldosteron. Mallory trichrome.
418 BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
NE
a b
Sel penyekresi-hormon di medula adrenalis adalah sel (b) TEM memperlihatkan bahwa granula sel penyekresi-
kromofin, yang menyerupai neuron simpatis. norepinefrin (NE) lebih padat-elektron ketimbang granula sel
(a) Mikrograf memperlihatkan sel besar terpulas-pucat, penyekresi-epinefrin (E), hal ini merupakan fungsi kromogranin
terususun dalam deretan yang tersebar dengan kapiler yang tempat melekatnya katekolamin. Sebagian besar hormon yang
lebar. Granula sitoplasma yang terpulas agak pucat dapat dihasilkan berupa epinefrin, yang hanya dihasilkan di medula
terlihat pada kebanyakan sel kromafin. 200x. H&E. adrenalis. 33.000x.
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Pulau Pankreas
C
a b
c d
Suatu tipe sel keempat minor, lebih sering dijumpai sistem neuroendokrin difus (DNES, diffuse neuro-
pada pulau-pulau pankreas yang berada di dalam caput endocrine system). Seperti pulau pankreas, kebanyakan sel
pankreatis, adalah sel f atau sel PP, yang menyekresi ini berasal dari sel endodermal usus embrionik atau tunas
polipeptida pankreas. Tabel 20–4 merangkum tipe, bronkial. Sel sekretoris semacam itu dianggap sebagai
kuantitas, dan fungsi penting hormon utama yang dihasilkan neuroendokrin karena sel tersebut menghasilkan banyak
sel pulau pankreas. Pulau pankreas juga normalnya polipeptida yang sama dan molekul yang menyerupai
mengandung sedikit sel enterokromafin, seperti sel saluran neurotransmitter seperti serotonin, (5-hydroxytryptamine),
cerna, yang juga tersebar di asinus pankreas dan duktus dan yang juga dilepaskan oleh sel neurosekretoris di SSP.
yang memiliki efek lain di dalam sistem pencernaan. Beberapa sel tersebut, beserta hormon dan fungsi utamanya,
Aktivitas sel α dan β diatur terutama oleh kadar glukosa di rangkum pada Tabel 15–1 dengan sistem pencernaan.
darah diatas atau di bawah kadar sebesar 70 mg/dL. Sebagian besar hormon ini polipeptida dan bekerja secara
Peningkatan kadar glukosa merangsang sel β melepaskan parakrin, yang terutama memengaruhi aktivitas sel
insulin dan menghambat sel α melepaskan glukagon; kontraktil dan sel sekretori yang berdekatan (kedua eksokrin
penurunan kadar glukosa merangsang sel α melepaskan dan endokrin). Sel enteroendokrin dilambung dan usus halus
glukagon. Kerja hormon-hormon ini yang berlawanan diperlihatkan pada (Gambar 15–20, 15–24c, dan 15–27).
membantu mengatur kadar gula darah secara tepat, suatu
faktor penting pada homeostasis (lihat Tabel 20–4). Sejumlah besar sel DNES terpulas oleh larurutan garam
Hormon-hormon dan somatostatin dari sel δ juga kromium sehinga disebut sebagai sel enterokromafin,
bekerja secara parakrin untuk mempengaruhi pelepasan sementara sel tersebut yang terpulas dengan perak nitrat
hormon di dalam pulau pankreas kecil serta aktivitas sel-sel terkadang disebut sel argentafin. Sel DNES itu yang
asinar yang berdekatan. Ujung saraf simpatis dan menyekresi serotonim atau derivat amina lainnya sering
parasimpatis berhubungan erat dengan sekitar 10% sel α, β, disebut secara akronim sebagai sel APUD. Nama tersebut
dan δ serta dapat juga berfungsi sebagai nagian sistem masih secara luas digunakan, tetapi, seperti ditunjukkan
kendali untuk sekresi insulin dan glukagon. Taut celah pada Tabel 15–1, kebanyakan diganti dengan huruf seperti
menghantarkan stimulus saraf autonom ke sel-sel yang lain. yang digunakan untuk sel pulau pankreas. Nama apapun
Serabut simpatis meningkatkan pelepasan glukagon dan yang digunakan, sel DNES sangat penting karena perannya
menghambat pelepasan insulin; serabut parasimpatis dalam mengatur motilitas dan semua tipe sekresi dalam
meningkatkan sekresi glukagon dan insulin. sistem pencernaan.
BAB
organel yang mengindikasikan sintesis protein aktif dan
C L
S
S
L
C
a b
T
T
C
C
C
C
C
c d e T
(a) Mikrograf pembesaran rendah pada kelenjar tiroid sel C atau sel parafolikular besar yang terpulas pucat juga
memperlihatkan simpai tipis (C), dari yang septa (S) dengan terlihat (C) yang menyekresi kalsitonin, suatu polipeptida yang
pembuluh darah besar, pembuluh limfe dan saraf yang berperan dalam metabolisme kalsium. 200x. H&E.
memasuki kelenjar. Parenkim organ cukup khas, dengan (c-e) Sel C dapat menjadi bagian dari epitel folikel atau dijumpai
berbagai ukuran folikel epitel yang terisi-koloid. Lumen setiap tersendiri atau berkelompok di luar folikel. Tirosit (T) biasanya
folikel terisi dengan koloid yang terpulas lemah dengan protein dapat dibedakan dengan sel C parafolikuler (C) oleh ukurannya
gelatinosa besar yang disebut tiroglobulin. 12x. H&E. yang lebih kecil dan pulasan yang lebih gelap. Tidak seperti tirosit,
(b) Lumen (L) setiap folikel dikelilingi oleh selapis epitel sel C jarang bervariasi dalam ukuran atau karakteristik terpulas
sederhana tirosit dengan tinggi sel yang bervariasi dari pucat. Sel C agak lebih mudah ditemukan di dalam atau di antara
skuamosa hingga kolumnar rendah. Juga mempersentasikan folikel-folikel kecil. c dan d: 400x. H&E; e: 400x. Mallory trichrome.
3. Residu tirosin tiroglobulin mengalami iodinasi dengan 6. Sekresi T4 dan T3 pada domain basolateral dari tirosit
satu atau dua atom terjadi pada koloid setelah oksidasi terjadi secara endokrin: kedua molekul segera diambil
iodida terhadap yodium oleh membran-terikat oleh kapiler.
peroksidase tiroid pada permukaan mikrovili dari tirosit. Hampir semua dari kedua hormon tiroid dibawa dalam
4. Pembentukan T3 dan T4 (juga disebut tiroksin) terjadi darah dengan berikat erat pada globulin mengikat tiroksin
sebagai dua tirosin (tyrosines) iodinasi, masih bagian dari atau albumen. T4 adalah senyawa yang lebih banyak
tiroglobulin koloid, yang kovalen terkonjugasi dalam dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
reaksi gandengan. Kedua molekul mengikat reseptor intrasel yang sama pada
5. Endositosis pada tiroglobulin iodinasi oleh tirosit sel target, tetapi T3 2 sampai 10 kali lebih aktif ketimbang T4.
melibatkan kedua pinositosis fase-cairan dan endositosis Waktu paruh T3 adalah 1.5 hari dibandingkan dengan
reseptor-termedisiasi. Vesikula endosit sekering dengan seminggu untuk T4. Kedua hormon tiroid meningkatkan
lisosom, dan tiroglobulin adalah sepenuhnya jumlah dan ukuran mitokondria dan merangsang sintesis
terdegradasi oleh protease lisosom, membebaskan protein mitokondria, membantu untuk meningkatkan
hormon tiroid aktif baik sebagai T3 dan T4. aktivitas metabolik.
423
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Kelenjar Paratiroid
L
T
G
T
T
BM
a b
(a) TEM dari epitel folikular memperlihatkan pseudopodia dan sel C (C). Di sebelah kiri dan kanan kedua sel C yang
mikrovili yang terjulur dari tirosit folikel (T) ke dalam koloid tampak di sini terdapat kapiler yang berhubungan erat
lumen (L). Sel-sel ini memiliki kompleks taut apikal, banyak dengan sel folikular, tetapi di luar membran basal. 2000x.
RER, kompleks Golgi yang berkembang baik, dan banyak (b) TEM sebuah sel C, dengan apparatus Golgi (G), RER
lisosom. Di dalam membran basal (BM) folikel, tetapi tidak ekstensif, dan sitoplasma yang terisi dengan granula sekretoris
sering berkontak dengan koloid dalam lumen, terdapat sedikit yang mengandung kalsitonin. 5.000x.
1
5 Tyr Tyr
Lisosom
2 MIT DIT
DIT DIT
Tetesan
reabsorpsi Tyr Tyr
koloid
Pre-T3 Pre-T4
Triiodotironin (T3)
I I
HO O CH2CHCOOH
rER 6 NH2
I
Tiroksin (T4)
I I
Simporter
Lumen Iodida Na/I (NIS) T3 T4 HO O CH2CHCOOH
kapiler
NH2
I I
Tiroglobulin Iodine Sintesis Reabsorpsi
Diagram memperlihatkan proses multitahap yang dan berikatan secara kovalen membentuk T3 dan T4 yang masih
menghasilkan hormon tiroid melalui perantara tiroglobulin berada di dalam glikoprotein. Tiroglobulin teriodinasi lalu
yang disimpan. Pada fase eksokrin proses tersebut, mengalami endositosis oleh tirosit dan diuraikan oleh lisosom,
glikoprotein tiroglobulin terbentuk dan disekresikan ke dalam yang melepaskan T3 dan T4 aktif ke kapiler yang berdekatan
lumen folikel dan iodida dipompa melalui sel ke dalam lumen. secara endokrin. Langkah-langkah rinci diberikan dalam teks.
Di lumen residu tirosin tiroglobulin mengalami iodinasi, untuk Kedua fase ditingkatkan oleh TSH dan dapat terjadi secara
membentuk monoiodotirosin (MiT) atau diiodotirosin (DiT), simultan pada sel yang sama.
Sel-sel endokrin dari kelenjar paratiroid, yang disebut dihasilkan dari kalsifikasi matriks tulang dan
sel prinsipal (chief), sel-sel poligonal kecil dengan inti bulat pelepasan Ca2+ meningkatkan konsentrasi beredar
dan sitoplasma pucat, yang sedikit asidofilik (Gambar 20– Ca2+, yang menekan produksi PTH. Efek PTH pada
23). Granula sitoplasmik berbentuk iregular mengandung kadar Ca2+ demikian berlawanan dengan kalsitonin.
polipeptida hormon paratiroid (PTH), regulator penting dari ■ Di tubulus kontortus distal dari korteks ginjal, PTH
kadar kalsium darah. PTH memiliki tiga sasaran utama: merangsang Ca2+ reabsorpsi (dan menghambat
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal).
■ Osteoblas menanggapi PTH dengan memproduksi ■ PTH juga secara tidak langsung meningkatkan Ca2+
faktor osteoklas menstimulasi yang meningkatkan penyerapan di usus kecil dengan merangsang
jumlah dan aktivitas osteoklas. Resorpsi yang aktivasi vitamin D.
425
BAB
ngsang jumlah dan aktivitas osteoklas, yang menyebabkan
peningkatan kadar kalsium darah yang dapat disimpan
land
Kelenjar pineal, dikenal juga sebagai epiphysis cerebri atau
badan pineal, mengatur irama harian aktivasi tubuh. Kecil,
kelenjar ini berbentuk kerucut di organ, sekitar 5-8 mm 3-5
mm, kelenjar pineal dari neuroektoderm dibagian posterior
Kelenjar tiroid ventrikel ketiga dan tetap melekat pada otak oleh suatu
(pandangan
posterior)
tangkai pendek. Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat
pia mater, septa yang mengandung pembuluh darah kecil
dan membagi secara variasi ukuran lobulus.
Kelenjar paratiroid Sel sekretoris yang mencolok dan berjumlah banyak
adalah pinealosit yang memiliki sitoplasma dengan sedikit
basofiliki serta nukleus dan nukleolus euromatik besar yang
iregular (Gambar 20–24). Secara ultrastruktural, pinealosit
tampak memiliki vesikel sekretoris, banyak mitokondria dan
Esofagus
prosesus sitoplasma panjang yang terjulur ke septa yang
memiliki vaskularisasi, di mana sel tersebut memiliki
pelebaran di bagian akhirnya dekat kapiler, yang
mengindikasikan suatu fungsi endokrin. Sel-sel yang
Trakea
menghasilkan melatonin, suatu derivat triptofan berbobot
molekul-rendah. Serabut saraf simpatis tak bermielin
memasuki kelenjar pineal dan berakhir di antara pinealosit,
Pandangan posterior dengan beberapa yang membentuk sinapsis.
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah
Kelenjar paratiroid merupakan empat nodul kecil yang pada kegelapan dan dihambat oleh sinar terang. Yang
normalnya terbenam dalam simpai di permukaan posterior dihasilkan fluktuasi diurnal yang timbul pada kadar
kelenjar tiroid. melatonin darah menginduksi perubahan ritmis pada
aktivitas hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan jaringan
endokrin lain yang menandai irama sirkadian (24 jam, hari/
malam) fungsi dan perilaku fisiologis. Pada manusia dan
mamalia lain, siklus terang dan gelap terdeteksi dalam retina
dan dihantarkan ke pinealosit melalui tractus
Dengan bertambahnya usia, banyak sel sekretori diganti retinohypothalamicus, nucleus suprachiasmaticus, dan jaras
dengan adiposit, yang mungkin merupakan lebih dari 50% serabut simpatis yang memasuki kelenjar pineal. Tindakan
dari kelenjar pada orang tua. kelenjar pineal, oleh karena itu, sebagai mentransduksi
neuroendokrin, yang mengubah input saraf mengenai cahaya
Populasi jauh lebih kecil dari sel osifil, sering
berkumpul, kadang-kadang juga terlihat dalam kelenjar dan kegelapan menjadi berbagai fungsi hormonal.
paratiroid, lebih umum pada orang tua. Ini jauh lebih besar Kelenjar pineal juga memiliki sel glial interstisial yang
dari sel-sel utama dan dikarakterisasi dengan sitoplasma disebut astrosit dimodifikasi, pewarnaan positif untuk
asidofilik yang terisi dengan mitokondria yang berbentuk protein asam fibrilar glial, yang menggambarkan sekitar 5%
abnormal. Sejumlah sel oksifil memperlihatkan tingkat dari sel-sel. Astrosit ini memiliki inti memanjang yang
sintesis PTH yang rendah, yang mengisyratkan bahwa sel-sel terpulas lebih berat daripada pinealosit dan biasanya
ini merupakan derivat transisional dari sel utama. ditemukan di area perivaskular dan antara kelompok
pinealosit.
❯❯ APLIKASI MEDIS Sebuah fitur karakteristik dari kelenjar pineal adalah
adanya konkresi berbagai ukuran dari garam kalsium dan
Pada hipoparatiroidisme, sekresi berkurang dari PTH dapat
magnesium disebut korpora arenasea (corpora arenacea),
menyebabkan tulang menjadi lebih termineralisasi dan atau pasir otak, yang merupakan deposito protein
padat serta lurik otot menunjukkan kontraksi abnormal ekstraseluler menjadi mineralisasi. Seperti konkres yang
karena konsentrasi ion kalsium inadekuat. PTH muncul selama masa kanak-kanak dan secara bertahap
meningkatkan jumlah dan ukuran dengan usia, tanpa efek
jelas pada fungsi kelenjar ini.
426 BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
P
S
O
C
a b
(a) Sebuah lobus kecil kelenjar paratiroid, yang dikelilingi tersendiri atau berupa kumpulan dengan berbagai ukuran.
oleh septa jaringan ikat (S), memperlihatkan terutama 60x. H&E.
deretan sel prinsipal yang kecil (P). Kelenjar paratiroid yang (b) Pembesaran tinggi menunjukkan bahwa sel-sel utama
lebih tua memperlihatkan sejumlah besar sel oksifil besar memiliki putaran pusat inti dan sitoplasma terpulas-pucat. Pita
dan asidofilik nonfungsional (O) yang dapat dijumpai sel pokok mensekresi PTH disekitar kapiler (C). 200x. H&E.
Kelenjar Hipofisis ■ Sel-sel endokrin dari hipofisis anterior dapat disebut asidofil,
■ Kelenjar hipofisis memiliki dua bagian utama: bagian posterior basofil, dan kromofob berdasarkan sifat pewarnaan umum sel
disebut pars nervosa berkembang sebagai pertumbuhan bawah endokrin; yang terakhir kurangnya granula sekresi dan pewarnaan
dari otak berkembang dan melekat di hipotalamus oleh secara buruk.
infundibulum. ■ Asidofil dan basofil dapat diidentifikasi untuk hormon hipofisis
■ Hipofisis anterior meliputi pars distalis besar, pars tuberalis yang menghasilkan menggunakan imunohistokimiawi dan
yang mengelilingi infundibulum, dan pars intermedia tipis antibodi terhadap hormon tertentu.
berdekatan dengan pars nervosa. ■ Asidofil terutama somatropik memproduksi somatotropin
■ Pembuluh darah pada sistem portal hipofisis hipotalamus (hormon pertumbuhan), atau laktotropik (atau mammotropik)
penting dalam membawa faktor peptida dari neuron hipotalamus memproduksi prolaktin (PRL).
ke sel-sel hipofisis anterior di mana mengendalikan sekresi sel. ■ Basofil termasuk gonadotropik memproduksi hormon
penstimulasi-folikel (follicle-stimulating hormone) (FSH) dan
■ Sistem portal ini termasuk pleksus kapiler primer dalam hormon luteinisasi (luteinizing hormone) (LH) dan tirotropik
infundibulum dan hipotalamus lebih rendah dan pleksus membuat hormon penstimulasi-tiroid (thyroid-stimulating
sekunder di pars distalis, dihubungkan oleh vena portal dan hormone) (TSH).
pengosongan ke vena hipofisis. ■ Jenis ketiga pada basofil adalah kortikotropik, untuk
mensintesiskan proopiomelanokortin (proopiomelanocortin)
(POMC) yang
427
BAB
2 0 Kelenjar Endokrin ■ Kelenjar Pineal
V P
S
A
V
CA
CA
P
a b
(a) Mikrograf memperlihatkan sekelompok pinealosit yang pembuluh darah kecil (V). Kapiler (panah) tidak sebanyak yang
dikelilingi septa (S) yang mengandung venula (V) dan kapiler dijumpai di kelenjar endokrin lain. Di kiri bawah terdapat corpus
(panah). Juga memperlihatkan deposit mineral ekstrasel arenaceum yang sangat besar (CA), struktur berkapur yang juga
yang disebut corpus arenaceum (CA) dengan kepentingan dikenal sebagai pasir otak (brain sand). Di sepanjang septa,
fisiologis yang belum diketahui tetapi menjadi penanda yang berjalan jaras serabut simpatis tak bermielin, yang berhubungan
baik untuk kelenjar pineal. 200x. H&E. secara tidak langsung dengan neuron fotoreseptif di retina dan
(b) Pada pembesaran yang lebih kuat, banyak pinealosit besar berjalan ke pinealosit untuk merangsang pelepasan melatonin
(P) dengan inti eukromatik dapat dibandingkan dengan astrosit pada periode kegelapan. Kadar melatonin dalam sirkulasi
yang relatif sedikit (A) dan memiliki inti yang lebih gelap, lebih merupakan satu faktor yang menentukan irama diurnal
panjang dan berada terutama di dalam septa dan di dekat pelepasan hormon dan aktivitas fisiologis di seluh tubuh. 400x.
H&E.
dibelah oleh protase untuk membuat hormon adreno- ■ Yang lebih luas, zona fasciculata tengah telah mengalongasi
kortikotropin (adrenocorticotropic hormone) (ACTH) dan untaian sel memproduksi glukokortikoid seperti kortisol,
β- hormon lipotropik (b-l ipotropic hormone) (LPH). yang mengatur beberapa aspek metabolisme karbohidrat.
■ Traktus hipofiseal hipotalamus meliputi bundel pada saraf ■ Zona reticularis terdalam memiliki jaringan sel membuat
akson yang berjalan dari nukleus supraoptik (SON) dan nukleus dehidroepiandrosteron androgen lemah (DHEA) yang
paraventrikular (PVN) di hipotalamus ke hipofisis posterior. diubah menjadi testosteron pada pria dan wanita.
■ Neuron hipotalamus di dalam SON yang mensintesis vasopresin/ ■ Medula adrenal mengandung pial neural berasal sel kromafin
hormon antidiuretik (ADH) dan dari oksitosin mensintesis mensintesis baik epinefrin atau norepinefrin yang mengatur
PVN, yang keduanya disimpan sebuah pelebaran aksonal disebut respon stres.
badan Herring sebelum melepas ke kapiler di hipofisis posterior.
Kelenjar adrenal Pulau-pulau pankreas
■ Korteks adrenal setiap kelenjar adrenal terdiri dari tiga zona ■ Pulau-pulau pankreas pada Langerhans adalah kelompok kecil
konsentris, semua histologis yang berbeda tetapi dengan sel yang sel pucat terbenam dalam jaringan eksokrin; terutama memiliki
memproduksi hormon steroid dan semua dikosong oleh sistem sel b membuat insulin, sel a (glukagon), dan sel d
kapiler yang sama. (somatostatin).
■ Zona glomerulosa yang paling superfisial memiliki cluster
bulat pada sel memproduksi mineralokortikoid seperti
aldosteron mengatur kadar elektrolit.
BAB 20 ■ Kelenjar Endokrin
TABEL 20–5 Sel, hormon penting, dan fungsi organ endokrin utama lainnya.
Kelenjar Sel Endokrin Hormon utama Fungsi utama
Kelenjar adrenalis: Korteks Sel dari zona glomerulosa Mineralokortikoid Merangsang reabsorpsi ginjal
pada air dan Na+ dan sekresi K+
untuk menjaga keseimbangan
garam dan air
Sel dari zona fasikulata Glukokortikoid Pengaruh metabolisme
karbohidrat; menekan
aktivitas sel kekebalan tubuh
Sel dari zona retikularis Androgen lemah Prekursor untuk testosteron
atau estrogen
Kelenjar adrenalis: Medula Sel Kromafin Epinefrin Meningkatkan denyut
jantung dan pembuluh
Melebarkan pembuluh dan
Norepinefrin
meningkatkan pelepasan glukosa
Pulau pankreas Sel α (Alfa) Glukagon Meningkatkan kadar glukosa
darah
Sel β (Beta) insulin Menurunkan kadar glukosa darah
Sel δ (Delta) Somatostatin Menghambat sekresi insulin,
glukagon, dan somatotropin
Sel PP (F) Polipeptida pankreas Menghambat sekresi enzim
pankreas dan HCO3-
Kelenjar tiroid Sel Folikel Hormon tiroid (T3 dan T4) Meningkatkan metabolisme
Sel Parafolikuler atau C Kalsitonin Menurunkan darah Ca2+ tingkat
dengan menghambat aktivitas
osteoklas
Kelenjar paratiroid Sel chief Hormon paratiroid (PTH) Meningkatkan darah Ca2+
tingkat dengan menstimulasi
aktivitas osteoklas
Kelenjar Paratiroid
■ Di sisi posterior tiroid kelenjar empat kelenjar paratiroid kecil,
masing-masing secara umum terdiri dari sel prinsipal yang
mengeluarkan hormon paratiroid (PTH) yang meningkatkan
Ca2+ tingkat darah.
21
Sistem
BAB
Reproduksi Pria
S
istem reproduksi pria terdiri atas testis, duktus kantung skrotum atau skrotum, pada ujung funiculus
kelamin, kelenjar aksesori, dan penis (Gambar 21–1). spermaticus (Gambar 21–2). Selama bermigrasi dari rongga
Testis menghasilkan sperma tetapi juga mengandung abdomen, setiap testis membawa serta suatu katung serosa,
sel-sel endokrin mensekresi hormon seperti testosteron, yang tunica vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini
diperlukan bagi fisiologi reproduksi pria. Testosteron terdiri dari lapisan parietal di luar lapisan skrotum dan
penting untuk spermatogenesis, diferensiasi seksual selama lapisan viseral di sebelah dalam, yang membungkus tunica
perkembangan embrio dan fetus, pengaturan sekresi albuginea pada sisi anterior dan lateral testis (Gambar 21–2).
gonadotropin di hipofisis. Sebuah metabolit pada Setelah berevolusi pada hewan yang berdarah dingin,
testosteron, dihidrotestosteron, juga bekerja pada banyak peristiwa molekul tertentu dalam proses pembentukan
organ dan jaringan tubuh selama pubertas (misalnya, sperma tidak dapat terjadi pada suhu inti tubuh dari 37°C.
kelenjar aksesori pria dan folikel rambut). Sebuah suhu permisif dari sekitar 34°C dipertahankan dalam
Saluran kelamin dan kelenjar tambahan menghasilkan kantong skrotum melalui berbagai mekanisme. Setiap a.
sekret diperlukan untuk aktivitas sperma dan kontrak untuk testicularis dipertahankan oleh pleksus vena pampiniformis
mendorong spermatozoa serta sekresi dari uretra penis. dengan darah dingin dari testis, yang menarik panas dari
Sekret ini juga menyediakan zat nutrisi bagi spermatozoa darah arteri melalui suatu sistem pertukaran panas balik.
sewaktu berada dalam saluran reproduksi pria. Spermatozoa Evaporasi keringat dari skrotum juga berkontribusi pada
dan kelenjar tambahan membentuk semen (L, benih), yang pengeluaran panas. Relaksasi atau kontraksi m. dartos
masuk ke dalam saluran reproduksi wanita melalui penis. skrotum dan m. cremaster funiculus spermaticus, masing-
masing menggerakkan testis menjauhi atau mendekati
❯ TESTIS tubuh, yang memungkinkan pengaturan suhu tubuh lebih
lanjut.
Setiap testis (atau buah zakar) dikelilingi oleh simpai tebal ❯❯ APLIKASI MEDIS
jaringan ikat simpai, tunika albuginea, yang menebal pada
Akumulasi cairan yang berlebihan pada serosa di satu atau
permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum
kedua sisi kantung skrotum, disebut hidrokel, adalah
testis. Tempat septa fibrosa, mempenestrasi organ tersebut
dan bagi kelenjar menjadi sekitar 250 kompartemen piramid penyebab paling umum dari pembengkakan skrotum dan
atau lobulus testis (Gambar 21–2 dan 21–3). Setiap lobulus kondisi mudah diperbaiki melalui pembedahan.
mengandung jaringan ikat longgar dengan sel interstisial Kriptorkismus (Yun. kryptos , tersembunyi + orchis,
(atau sel Leydig) endokrin yang menyekresi testosteron, dan testis), kegagalan pada salah satu atau kedua testis untuk
satu sampai empat tubulus seminiferus yang sangat turun dari abdomen, terjadi pada sekitar 4% dari neonatus
kontortus di mana produksi sperma terjadi. laki-laki, tetapi di sebagian besar individu-individu testis
Testis berkembang secara retroperitoneal pada dinding pindah ke skrotum selama satu tahun pertama.
dorsal rongga abdomen embrional dan bergerak selama Kriptorkismus bilateral menyebabkan kemandulan jika
perkembangan fetus serta tertahan dalam dua bagian dari pembedahan tidak diperbaiki oleh usia 2 sampai 3 tahun.
429
430 BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
Ureters
Kandung kemih
Symphisis pubis
Ampulla ductus deferens
Ductus deferens
Vesicula seminalis
Duktus ejaculatorius
Diagram urogenital Kelenjar prostat
Kelenjar bulbourethra
Urethra
Anus
Penis
Epididimis
Glans Testis
Skrotum
Diagram ini memperlihatkan lokasi dan hubungan testis, sisi anterior dan superior kandung kemih karena penurunan
epididimis, kelenjar, dan duktus deferens yang berjalan dari testis ke dalam skrotum dari rongga abdomen selama
skrotum ke urethtra. Duktus deferens berada di sepanjang perkembangan janin.
BAB
2 1 Sistem Reproduksi Pria ■ Testis
Funiculus spermaticus
Ductus deferens
Caput epididymis SG SC M
Duktus epididymidis
Tubulus seminiferus
Tubulus lurus
Ductuli efferentes
LS
Mediastinum testis Septum
(menampung rete
testis) Lobulus PS
Lapisan viseral
Corpus epididymidis
tunica vaginalis
IC
Lapisan parietal
tunica vaginalis
Tunica albuginea b
Cauda epididymidis
Anatomi pada testis diperlihatkan. (a) Diagram ini memper- (SG) tepi, dekat inti sel Sertoli (SC), spermatosit primer (PS), dan
lihatkan potongan sagital parsial dari testis. (b) Potongan silang spermatid akhir (LS) dekat lumen, dengan sel-sel interstitial (IC)
sebuah tubulus seminiferus memperlihatkan spermatogonia dalam jaringan ikat di sekitarnya. 400x. H&E.
Panjang gabungan seluruh tubulus pada satu testis mencapai Sel-sel turunan spermatogenik membentuk empat
sekitar 250 m. Setiap tubulus ini merupakan suatu gelung sampai delapan lapisan konsentris sel dan fungsinya adalah
berkelok yang dihubungkan oleh suatu segmen pendek, dan menghasilkan sel yang menjadi sperma. Seperti
sempit, tubulus rektus, dengan rete testis, suatu labirin diperlihatkan dalam (Gambar 21–5), spermatogenesis
saluran berlapis-epitel yang tertanam di mediastinum testis adalah bagian pertama dari produksi sperma, termasuk sel
(lihat Gambar 21–2a dan 21–3). Sepuluh hingga dua puluh induk mitosis dan meiosis, dan spermiogenesis adalah
duktulus efferen menghubungkan rete testis dengan caput proses diferensiasi akhir terjadi di haploid sel germinal pria.
epididymidis (Gambar 21-2a).
Spermatogenesis
Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh suatu epitel
Spermatogenesis dimulai saat pubertas dengan proliferasi
berlapis khusus dan kompleks, disebut germinal atau epitel
dari sel induk dan sel progenitor yang disebut
seminiferus (Gambar 21–2b). Membran basal epitel ini
dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa, dengan suatu lapisan spermatogonia (Yun. sperma + gone, generasi), sel bulat
kecil dengan diameter sekitar 12 μm. Sel-sel ini menempati
terdalam, otot polos seperti sel-sel mioid (Gambar 21–2b),
yang memungkinkan kontraksi lemah tubulus. Epitel tubulus relung (niche) basal di dinding epitel dari tubulus, di
seminiferus terdiri atas dua jenis sel: sebelah membran basal dan terkait erat dengan permukaan
sel sertoli (Gambar 21–5, 21–6 dan 21–7).
■ Sel sertoli besar yang tidak membelah
(Gambar 21-4c, d), yang secara fisik dan secara Tahapan berbeda dari pengembangan spermatogonia
metabolik mendukung perkembangan prekursor dapat dikenali oleh perubahan halus dari bentuk dan sifat
sel sperma. pulasan intinya. Spermatogonia dengan inti ovoid dan gelap
bertindak sebagai sel punca, yang tidak sering membelah
■ Membagi sel dari garis keturunan spermatogenik dan membentuk sel punca, yang membelah lebih cepat
(Gambar 21–5a).
sebagai sel transit (progenitor) penguat (Gambar 21–7).
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
ST
ST RT
S
S
ST
S
ST ST
Simpai testis, tunica albuginea, menebal di permukaan posterior Setiap tubulus berupa suatu gelung yang melekat oleh suatu
sebagai mediastinum (M) testis, sejumlah besar septa tipis (S) tubulus rectus pendek dengan rete testis (RT), suatu jalinan
bercabang menjadi sekiar 250 lobulus. Setiap lobulus memiliki saluran yang terbenam dalam mediastinum testis. Dari rete
satu hingga empat lubulus seminiferus bergelung (ST) di testis, sperma bergerak ke dalam epididimis. 60x. H&E.
interstisium jaringan ikat.
Spermatogonia tipe A masing-masing mengalami sejumlah terbesar pada garis keturunan spermatogenik dan ditandai
pembelahan klonal khusus yang tetap saling terhubung dengan keberadaan kromosom yang mengalami kondensasi
sebagai suatu syncytium. Ini menjadi spermatogonia tipe B parsial dalam berbagai tahap sinapsis dan rekombinasi
yang memiliki inti pucat yang lebih fisis. (Gambar 21–6).
Setiap spermatogonium tipe B mengalami pembelahan Kromosom homolog berpisah pada pembelahan meiosis
mitosis akhir dan membentuk dua sel yang ukurannya pertama, menghasilkan sel berukuran lebih kecil yang
bertambah dan menjadi spermatosit primer, yang disebut spermatosit sekunder (Gambar 21–5a dan 21–7)
merupakan sel sferis dengan inti eukromatik (Gambar 21–6 dengan hanya 23 kromosom (22 + X atau 22 + Y), tetapi
dan 21–7). Spermatosit primer mereplikasi DNA, sehingga masing-masing terdiri atas dua kromatid sehingga jumlah
setiap kromosom terdiri atas kromatid ganda, dan DNA menjadi 2N (lihat Bab 3). Spermatosit sekunder jarang
mengalami mitosis, selama kromosom homolog berkumpul diamati dalam sediaan testis karena merupakan sel
bersama dalam sinaps, rekombinasi DNA terjadi, dan dua berumuran-pendek yang berada dalam tahap interfase yang
pembelahan sel cepat menghasilkan sel haploid (lihat Bab 3). sangat singkat dan dengan cepat memasuki pembelahan
Spermatosit primer memiliki 46 kromosom (44 + XY), meiosis kedua.
jumlah diploid, dan kandungan DNA sebesar 4N. (N Pembelahan setiap spermatosit sekunder memisahkan
menunjukkan susunan haploid kromosom, sebanyak 23 pada kromotid di setiap kromosom dan menghasilkan dua sel
manusia, atau jumlah DNA dalam susunan ini.) Segera haploid yang disebut spermatid, yang masing-masing
setelah terbentuk, sel-sel ini memasuki tahap profase meiosis mengandung 23 kromosom (Gambar 21–5a, 21–6, dan 21–
pertama yang belangsung sekitar 3 minggu. Kebanyakan 7). Karena tidak ada fase-S (replikasi DNA) yang terjadi
spermatosit primer yang terlihat pada potongan ini berada antara pembelahan meiosis pertama dan kedua, jumlah DNA
pada tahap meiosis. Spermatosit primer merupakan sel per sel berkurang setengah ketika kromatid berpisah dan sel
433
BAB
2 1 Sistem Reproduksi Pria ■ Testis
CT
SC
IC
IC IC
M
a b
S
S
c d
(a) Tubulus seminiferus yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang (c) Imunohistokimiawi pada dinding tubulus seminiferus
mengandung banyak sel interstisial (IC) yang menyekresi memperlihatkan ketinggian penuh dari sel Sertoli (S) dan sifat
androgen. Dinding tubulus adalah epitel yang unik terdiri dari dendritik dari sitoplasma. Sel spermatogenik sangat berkaitan
sel Sertoli kolumnar (SC), dengan inti oval dan nukleolus khas erat dengan permukaan sel Sertoli. 400x.
dan sel benih dari garis keturunan spermatogenik (panah). (d) Magnifikasi rendah dari persiapan yang sama
Juga banyak diratakan peritubulus sel myoid (M) kontraksi yang memperlihatkan distribusi dan kepadatan sel Sertoli (S) di
membantu memindahkan cairan dalam tubulus. 400x. H&E. tubulus seminiferus. 100x. Kedua dengan antibodi fluoresen
(b) Bagian plastis memperlihatkan droplet lipid yang mengisi terhadap sulfat glikoprotein-1 (prosaposin).
sitoplasma sel interstisial berkelompok (IC), atau sel Leydig, di (Gambar 21–4c, d digunakan, atas izin, dari Dr Richard
jaringan ikat (CT) antara tubulus. Sitoplasma yang khas untuk Sharpe, Medical Research Council/University of Edinburgh
sel endokrin penyekresi-steroid. Epitel tubulus seminiferus Centre for Reproductive Health, UK.)
dikelilingi oleh sel mioid (M). 400x. PT.
GAMBAR 21–5 Spermatogenesis dan spermiogenesis.
Mitokondria
46 1
Spermatogonium
Taut erat
Kompartemen Tudung akrosom
basal Sel Sertoli 46 Spermatosit yang berkembang
46 primer Inti spermatid
2 Meiosis I
Flagelum yang
23 berkembang
Spermatosit 23
Tudung akrosom
sekunder
3 Meiosis II Inti spermatid
Kompartemen 23 23
Spermatid 23 23
adluminal
23 4 23 23
23
Flagelum yang
Spermatid berkembang
menjadi sperma Akrosom
23 23 Inti
23 Kelebihan
23 sitoplasma
Mitokondria
Sel
sperma
Inti Kepala
1 Sel-sel progenitor spermatogenik, disebut spermatogonia, sel-sel
diploid yang mengandung 46 kromosom (23 pasang). Mitokondria
Pembelahan mitosis sel ini menghasilkan satu sel benih baru Bagian
dan satu yang akan bermiosis. tengah
2 Setiap spermatosit primer baru secara transien membongkar
taut ketat dari sawar testis-darah dan bergerak dari
kompartemen basal tubulus untuk kompartemen adluminal.
Pada saat yang sama sel-sel ini mereplikasi DNA, masukkan
meiosis I, dan mengalami sinapsis. Pembelahan meiosis
pertama menghasilkan dua spermatosit sekunder haploid
Ekor
masing-masing dengan 23 kromosom.
(flagelum)
3 Pembelahan meiosis kedua berasal dari spermatosit sekunder
dan menghasilkan spermatid.
4 Proses spermiogenesis bermula dengan spermatid dan
menghasilkan perubahan-perubahan morfologis yang diperlukan Sperma
untuk membentuk sperma motil dan mampu pada pembuahan.
(b) Spermiogenesis
(a) Diagram ini memperlihatkan dua besar, sel Sertoli kolumnar berpindah dari kompartemen basal ke kompartemen adluminal
dengan permukaan mengikat banyak sel germinal pada dari tubulus.
berbagai tahap spermatogenesis. Di dekat membran basal (b) Spermiogenesis adalah proses diferensiasi sel dimana
terdapat spermatogonia, yang membelah melalui mitosis untuk spermatid menjadi sperma. Perubahan besar yang terjadi selama
menghasilkan lebih banyak spermatogonia dan juga spermatosit spermiogenesis yang ditampilkan di sini. Ini melibatkan
primer yang mengalami meiosis untuk menghasilkan spermatid pemipihan inti, pembentukan akrosom yang menyerupai lisosom
haploid yang berdiferensiasi sebagai sperma. Secara baru besar, pertumbuhan flagelum (ekor) dari badan basal,
spermatosit dibentuk sementara membongkar taut ketat antara reorganisasi mitokondria di regio tengah, dan pelepasan
sel-sel Sertoli yang bertindak sebagai "sawar testis-darah" untuk sitoplama yang tidak diperlukan.
435
BAB
2 1 Sistem Reproduksi Pria ■ Testis
SC
ES
SG LS
M
PS
SC
SG
LS
PS PS
SC
SG
M
F PS
a b
(a, b) Dalam melintang tubulus seminiferus, sebagian besar lumen. Masing-masing membelah membentuk spermatosit
jenis sel terkait dapat terlihat. Di luar tubulus terdapat sel mioid sekunder, yang jarang terlihat pada sediaan karena sel-sel ini
(M) dan fibroblas (F). Di dalam dekat membran basal terdapat segera mengalami pembelahan meiosis kedua dan membentuk
banyak spermatogonia yang mencolok (SG), sel kecil yang dua spermatid haploid. Spermatid bundar yang baru terbentuk
membelah secara mitosis tetapi membentuk populasi yang (ES) berdiferensiasi dan kehilangan volumenya menjadi
mengalami meiosis. Spermatosit primer (PS) yang terhenti spermatid lanjut (LS) dan akhirnya menjadi sel sperma. Semua
selama 3 minggu pada profase pembelahan meiosis pertama tahap spermatogenesis dan spermiogenesis terjadi dengan sel
selama masa ini terjadi rekombinasi. Spermatosit primer yang berhubungan erat dengan permukaan sel Sertoli (SC)
merupakan sel spermatogenik terbesar dan biasanya banyak yang berdekatan dan menjalankan sejumlah fungsi penunjang.
dijumpai pada semua tingkat di antara membran basal dan Kedua gambar 750x. H&E.
yang terbentuk bersifat haploid (1N). Dengan fertilisasi, sel tetap melekat satu sama lain melalui jembatan antarsel
ovum dan sperma haploid yang dihasilkan oleh meiosis sitoplasma (Gambar 21–7). Ini memungkinkan komunikasi
bersatu dan jumlah diploid normal untuk spesies sitoplasmik bebas di antara sel-sel yang berkembang dari
diperintahkan. satu spermatogonium melalui pembelahan mitosis dan
meiosis lainnya. Meskipun sejumlah sel berdegenerasi tanpa
menyelesaikan spermatogenesis dan sejumlah sel dapat
Sifat Klon Sel Benih Pria berpisah, sekitar seratus sel dapat tetap terhubung melalui
Sel punca hasil pembelahan spermatogonia tetap bertahan periode meiosis. Makna syncytium spermatogenik ini masih
sebagai sel terpisah. Namun, semua pembelahan sel anak belum sepenuhnya jelas, tetapi jembatan sitoplasma
selanjutnya menjadi sel progenitor transit penguat memungkinkan sel haploid dapat disuplai dengan produk
mengalami sitokinesis yang tidak utuh setelah telofase dan genom diploid yang utuh, termasuk protein dan RNA yang
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
Spermatogonia tipe A
(sel punca)
Spermatogonia tipe A
(sel progenitor)
Mitosis
Spermatogonia tipe B
Spermatosit primer
Pembelahan meiosis
pertama
Spermatosit sekunder
Pembelahan meiosis
kedua
Spermatid
Spermatozoa matang
Spermiogenesis
(diferensiasi)
Badan residu
Subpopulasi disebut spermatogonia tipe A bertindak sebagai sel menjalani meiosis dan menjadi spermatosit primer (dua sel
punca, membelah untuk menghasilkan sel punca baru dan diperlihatkan), yang masih saling berhubungan. Jembatan
spermatogonia tipe A lainnya yang mengalami penguatan transit antarsel bertahan selama pembelahan meiosis pertama dan
sebagai sel progenitor. Mitosis pada sel-sel ini terjadi melalui kedua, akhirnya menghilang saat spermatid haploid
sitokinesis komplet, meninggalkan sitoplasma pada sebagian besar menyelesaikan diferensiasinya menjadi sperma (spermio-
atau semua dari sel-sel ini dihubungkan oleh jembatan sitoplasma. genesis) dan melepaskan kelebihan sitoplasma sebagai suatu
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis dua atau tiga kali, badan residu. Interkoneksi dari sel memungkinkan komunikasi
kemudian berdiferensiasi sebagai spermatogonia tipe B yang bebas antarsel dan mempermudah koordinasi selanjutnya
mengalami babak akhir mitosis untukmembentuk sel yang lalu melalui meiosis dan spermiogenesis.
disandi oleh gen pada kromosom X atau Y yang hilang waktu sekitar 2 bulan. Sel spermatogenik tidak terdistribusi
dakam inti hapoidnya. Sel benih akhirnya terpisah dari sel secara acak di epitel spermatogenik. Sel pada berbagai tahap
benih lain selama proses diferensiasi (Gambar 21–7). perkembangan berkelompok bersama di sepanjang tubulus,
Peristiwa dan perubahan sel antara mitosis akhir dengan jembatan antarsel membantu untuk mengoordi-
spermatogonia dan pembentukan spermatid memerlukan nasikan pembelahan dan diferensiasinya.
437
BAB
adalah proses suhu-sensitif spermatid menjadi spermatozoa, satu sentriol bertindak sebagai suatu badan basal,
yang sangat dikhususkan untuk menyampaikan DNA pria
M
N
Kepala dari spermatid terlambat selama spermiogenesis inti pada sisi yang menghadap akrosom. Berkas perinuklear
benar-benar tertutup oleh sitoplasma sel Sertoli. Seperti yang mikrotubulus dan filamen aktin yang disebut manchette (M)
diperlihatkan oleh TEM, inti sperma (N) adalah separuh mengangkut vesikel, mitokondria, dan keratin yang terangkut
dilapisi oleh tudung akrosom yang berasal dari Golgi (A). ke posisi tertentu saat spermatid memanjang. 7.500x.
Flagelum (F) dapat terlihat muncul dari badan basal di dekat
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
lebih panjang dan lebih padat, dengan histon yang jaringan interstisial bervaskular yang mengandung limfosit
nukleosom yang digantikan oleh peptida basa kecil yang dan sel imun lainnya. Spermatosit yang baru terbentuk
disebut protamin. Pertumbuhan flagela berlanjut dan mengganggu molekul adhesi sel di sebagian besar taut basal
mitokondria berkumpul di sekitar bagian proksimal dan bergerak ke dalam kompartemen adluminal tubulus
flagelum, dan membentuk bagian tebal yang dikenal sementara masih melekat pada sel Sertoli (Gambar 21–5a).
sebagai bagian tengah, yaitu tempat pembentukan Seperti spermatogonia, semua spermatosit dan spermatid
ATP untuk membangkitkan pergeakan flagela yang terletak dalam invaginasi dari permukaan sel Sertoli. Migrasi
dihasilkan (Gambar 21–5). adluminal terjadi tanpa berkompromi sawar testis-darah,
■ Selama fase maturasi akhir spermiogenesis, sitoplasma yang semua lebih impresif ketika satu diingat bahwa sel
yang tidak diperlukan dibuang sebagai suatu badan germinal tetap dihubungkan oleh jembatan antarsel. Sel
residu dari setiap spermatozoa dan tersisa jembatan Sertoli juga dihubungkan dan dipasangkan secara ionik oleh
antarsel yang hilang. Dewasa namun belum fungsional sejumlah besar taut celah, yang dapat membantu mengatur
sperma (Gambar 21–5) lalu dilepaskan ke dalam lumen perubahan transien pada taut kedap dan sinkronisasi
tubulus. kegiatan dalam sel spermatogenik. Sewaktu ekor flagela
spermatid berkembang, flagela tersebut tampak sebagai
❯❯ APLIKASI MEDIS
jerumbai yang meluas dari ujung apikal sel Sertoli.
Kualitas semen menurun, yang sering idiopatik (penyebab
Terkait dengan peran dalam membangun sawar
yang tidak diketahui), merupakan penyebab utama
testis-darah sel Sertoli memiliki tiga fungsi umum:
infertilitas pria. Fitur umum pada kualitas semen yang buruk
termasuk oligospermia (volume ejakulasi >2 mL), densitas
■ Penunjang, perlindungan, dan nutrisi spermatozoa
sel sperma kurang dari 10-20 juta/mL, morfologi sperma yang sedang berkembang: Karena spermatosit,
spermatid, dan sperma terpisah dari protein plasma
abnormal, dan kelainan flagelar yang mengganggu motilitas
dan diberi nutrisi oleh sawar testis-darah, sel-sel
sperma.
spermatogenik ini bergantung pada sel Sertoli untuk
produksi atau pengangkutan metabolit dan faktor
nutrisi seperti protein pengangkut-besi, transferin, ke
Sel Sertoli dalam lumen. Jadi, sambil melindungi sel
Sel Sertoli, sesuai nama Enrico Sertoli (1842-1910) yang spermatogenk dari komponen imun dalam plasma
pertama kali memperlihatkan makna fisiologisnya, adalah yang diperlukan untuk pertumbahan dan diferensiasi.
kolumnar tinggi atau sel epitel piramidal yang membentuk ■ Sekresi endokrin dan eksokrin: Sel Sertoli secara
lamina basal dari tubulus seminiferus (Gambar 21–4c). kontinu menyekresi suatu cairan ke dalam tubulus
Semua sel pada garis keturunan spermatogenik yang terkait seminiferus yang digunakan untuk mengangkut sperma
erat dengan permukaan diperpanjang dari sel Sertoli dan
baru keluar dari testis. Produksi nutrisi dan protein
tergantung pada sel Sertoli untuk metabolik dan dukungan
pengikat androgen (ABP), yang memekatkan
fisik.
testosteron hingga mencapai kadar yang diperlukan
Sel Sertoli melekat pada lamina basal dan ujung untuk spermiogenesis, ditingkatkan oleh hormon
apikalnya sering terjulur ke dalam lumen, seperti yang penstimulasi-folikel (FSH). Secara sel endokrin,
diperlihatkan secara imunohistokimia di (Gambar 21–4c,d). melepaskan glikoprotein sebesar 39-kDa inhibin, yang
Dalam persiapan rutin garis dari sel Sertoli yang mengelilingi memasok kembali pada kelenjar pituitari anterior
sel-sel spermatogenik sangat sulit didefinisikan (Gambar 21– untuk menekan sintesis dan pelepasan FSH. Pada fetus,
6 dan 21–8). Sel Sertoli menyangga 30-50 sel germinal sel Sertoli juga menyekresi glikoprotein sebesar 140-
dengan berbagai tahap perkembangan. Secara ultrastruktural kDa yang disebut zat penghambat-Müllerian (MIS)
Sel Sertoli terlihat untuk mengandung banyak SER, sejumlah yang menimbulkan regresi duktus mülleri (para
RE kasar, kompleks Golgi yang berkembang baik, dan mesonefros); tanpa MIS, duktus tersebut bertahan dan
sejumlah besar mitokondria dan lisosom (Gambar 21–8). menjadi bagian saluran reproduksi wanita.
Inti yang secara tipikal oval atau segitiga, eukromatik, dan
memiliki anak inti yang mencolok, fitur yang
■ Fagositosis: Selama spermiogenesis, kelebihan
sitoplasma yang terlepas sebagai badan residu
memungkinkan sel-sel Sertoli dapat dibedakan dari sel difagositosis dan dicerna oleh lisosom sel Sertoli. Tidak
germinal bersebelahan (Gambar 21–6). ada protein dari sperma yang normalnya melewati
Fungsi penting dalam sel Sertoli yang menguraikan taut sawar testis-darah.
kedap yang erat di antara membran basolateral sel-sel Sertoli
yang berdekatan membentuk suatu sawar testis-darah pada ❯❯ APLIKASI MEDIS
epitel seminiferus (Gambar 21–5a). Sawar darah-jaringan
yang paling erat pada mamalia, sawar fisis ini merupakan Peradangan akut atau peradangan kronis dari testis, orkitis,
bagian dari sistem yang mencegah serangan autoimun sering melibatkan duktus yang menghubungkan organ ini
terhadap sel spermatogenik yang khas, yang pertama kali untuk epididimis. Bentuk umum dari orkitis diproduksi oleh
muncul lama setelah sistem imun menjadi matang dan agen infektif dan terjadi sekunder untuk infeksi saluran
toleransi-diri telah terbentuk. kemih atau patogen menular seksual seperti klamidia atau
Spermatogonia terletak pada kompartemen basal Neisseria gonore memasuki testis dari epididimis atau
tubulus, yang berada di bawah taut dan membuka melalui sistem limfatik.
E 439
BAB
seksual seperti gonore atau infeksi klamidia (chlamydia)
tak bersilia yang diselingi sel bersilia yang lebih tinggi dan
dan menyebabkan rasa sakit intraskrotal dan nyeri.
TABEL 21–1 Ringkasan histologi dan fungsi dari saluran kelamin pria.
Duktus Lokasi Epitelium Jaringan Penyangga Fungsi
Tubulus seminiferus Lobulus testis Spermatogenik, Sel Myoid dan Menghasilkan sperma
dengan sel Sertoli dan jaringan ikat longgar
sel germinal
Tubulus lurus Tepi dari Sel Sertoli dalam porsi Jaringan ikat Disampaikan sperma
(tubuli recti) mediastinum testis proksimal, cuboidal ke rete testis
sederhana di bagian distal
Rete testis Di dalam mediastinum testis Selapis kuboid Jaringan ikat Saluran dengan
padat iregular sperma dari semua
tubulus seminiferus
Duktulus eferen Dari rete testis ke Pergantian bercak Tipis melingkar Menyerap sebagian cairan
kepala epididimis sederhana kuboid lapisan otot polos dari tubulus seminiferus;
nonsilia dan selapis sirkular dan jaringan menyampaikan sperma ke
bersilia kolumnar ikat vaskular longgar dalam epididimis
Duktus epididimis Kepala, tubuh, dan Kolumnar berlapis, Otot polos melingkar Situs untuk pematangan
ekor dari epididimis dengan sel basal kecil awalnya, dengan lapisan sperma dan penyimpanan
dan sel pokok tinggi membujur dalam dan jangka pendek; mengeluar-
bantalan Stereosilia luar di bagian ekor kan sperma saat ejakulasi
panjang
Duktus (vas) deferens Memanjang dari Kolumnar berlapis, Fibroelastik lamina Membawa sperma dengan
epididimis ke saluran dengan Stereosilia propria dan tiga peristaltik yang cepat dari
ejakulasi di kelenjar lebih sedikit lapisan yang sangat epididimis ke saluran
prostat tebal otot polos ejakulasi
Duktus ejakulasi Di dalam prostat, yang Berlapis dan Jaringan fibroelastik Mencampur sperma dan
dibentuk oleh penyatuan kolumnar sederhana dan otot polos stroma cairan mani; mengalirkan
dari duktus deferens dan prostat semen ke uretra, di
duktus dari vesikula mana sekresi prostat
seminalis ditambahkan
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
R
R
R R
CT
T
CT
R
R
R
a b
(a) Tubulus seminiferus (S) mengalir ke tubulus lurus, pendek, (b) Pada perbesaran yang lebih tinggi bagian tertutup dari mem-
jauh lebih sempit (T), yang terhubung ke rete testis (R), jaringan perlihatkan bagian transisi dari tubulus seminiferus lebar (S) ke
saluran tertanam bersama dengan pembuluh darah (V) pada tubulus lurus (T). Secara inisial dinding tubulus lurus hanya
jaringan ikat (CT) dari testis mediastinum. 120x. H&E memiliki sel-sel Sertoli tinggi tanpa sel germinal. Dinding
menjadi epitel kuboid sederhana dekat hubungannya dengan
rete testis (R), yang juga dilapisi dengan epitel kuboid
sederhana. 300x. H&E.
Sementara lewat saluran ini, sperma menjadi motil dan Duktus epitel dikelilingi oleh beberapa lapisan sel otot polos,
permukaan serta akrosom menjalani langkah pematangan diatur sebagai bagian dalam dan lapisan longitudinal luar
akhir. Cairan dalam epididimis mengandung faktor serta melingkar di ekor epididimis. Kontraksi peristaltik
dekapasitasi glikolipid yang mengikat membran sel sperma menggerakan sperma di sepanjang saluran serta
dan blok reaksi akrosom serta kemampuan pembuahan mengosongkan regio tubuh dan regio ekor di ejakulasi.
sampai faktor dikeluarkan sebagai bagian dari proses
kapasitasi dalam saluran reproduksi wanita.
Saluran epididimis dilapisi dengan epitel kolumnar Duktus (vas) deferens
bertingkat yang terdiri dari sel-sel prinsipal kolumnar, Dari epididimis duktus (atau vas) deferens, suatu tubulus
dengan karakteristik stereosilia panjang, dan sel-sel punca lurus panjang berdinding otot tebal, dinding otot dan lumen
bulat kecil (Gambar 21–11). Sel-sel prinsipal mensekresi yang relatif kecil, berlanjut ke arah urethra pars prostatica
glikolipid dan glikoprotein, tetapi juga menyerap air dan dan bermuara ke dalamnya (lihat Gambar 21–1). Seperti
menghilangkan tubuh residu atau debris lain yang tidak pada (Gambar 21–12), mukosa yang sedikit dilipat secara
dihapus sebelumnya oleh sel Sertoli. longitudinal, lamina propria mengandung
441
BAB
efferentes.
kelenjar prostat, ujung dua ampula bergabung dengan
❯ KELENJAR TAMBAHAN
b Kelenjar tambahan saluran reproduksi pria menghasilkan
sekret yang ditambahkan ke dalam sperma selama ejakulasi
untuk menghasilkan semen dan penting untuk reproduksi.
Kelenjar genital tambahan meliputi vesicula seminalis (atau
(a) Rete testis (R) saluran memiliki epitel kuboidal kelenjar), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra
sederhana dan biasanya tertanam dalam jaringan ikat (Gambar 21–13).
padat. 350x. Mallory trichrome.
(b) Duktuli efferentes (E) yang mengalirkan rete testis
memiliki lapisan dengan gambaran khas bergelombang di Vesikula Seminalis
bagian, terdiri atas kelompok sel kuboid dengan mikrovili Dua vesikula seminalis terdiri dari tabung yang sangat
penyerap-air yang bergantian dengan kelompok sel tinggi
bersilia (panah). 350x. H&E.
berkelok, panjang masing-masing sekitar 15 cm, tertutup
oleh kapsula jaringan ikat. Mukosa khas memperlihatkan
sejumlah besar lipatan tipis kompleks yang mengisi sebagian
banyak serat elastis, dan lapisan epitel berlapis dengan besar lumer (Gambar 21–14). Lipatan ini dilapisi oleh selapis
beberapa sel memiliki stereosilia jarang. Muskularis sangat epitel kolumnar atau epitel kolumnar bertingkat yang banyak
tebal terdiri dari lapisan dalam dan longitudinal luar dan memiliki granula sekretoris. Lamina propria mengandung
serat elastin dikelilingi otot polos dengan lapisan sirkular
lapisan sirkular. Selama ejakulasi otot-otot menghasilkan
dalam dan lapisan longitudinal luar yang mengosongkan
kontraksi peristaltik kuat, yang secara cepat menggerakkan
kelenjar saat ejakulasi. Vesikula seminalis merupakan
sperma di sepanjang duktus ini dari epididimis.
kelenjar eksokrin yang memproduksi sekret kental, sekresi
Duktus (vas) deferens membentuk bagian funiculus kekuningan yang mengandung testosteron. Cairan dari
spermaticus yang mencakup a. testicularis, plexus vesikula seminalis biasanya membentuk sekitar 70% ejakulat
pampiniformis, dan saraf (lihat Gambar 21–2). Mengikuti dan komponennya termasuk berikut:
jalur general sepanjang yang testis embrionik menurun,
setelah melalui kandung kemih, duktus deferens melebar
■ Fruktosa, sumber energi utama bagi sperma, serta
inositol, sitrat, dan metabolit lainnya;
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
B P
TV V
SM
V
DE
a b
(a) Duktus epididimis yang panjang dan melingkar (DE), di lapisan melingkar tipis dari sel otot polos (SM) dan lumen
mana sperma mengalami tahap pematangan dan yang mengandung sperma (S). Otot polos menjadi lebih tebal
penyimpanan jangka pendek, diselubungi oleh jaringan ikat dan suatu lapisan longitudinal yang berkembang di dalam
yang mengandung banyak pembuluh darah (V) dan dilapisi tubuh dan ekor dari epididimis. 400x. H&E.
oleh simpai dan tunika vaginalis (TV). Duktus ini dilapisi oleh (c) Foto inset memperlihatkan epitel dengan sel prinsipal yang
suatu epitel kolumnar beringkat dengan stereosilia panjang tinggi (P) dengan stereosilia dan sel basal kecil (B). Limfosit
(panah). 140x. H&E. intraepitelial juga umum dijumpai pada duktus epidimis.
(b) Epitel kolumnar dari saluran epididimis dikelilingi oleh 500x. H&E.
■ Prostaglandin, yang mengaruhi aktivitas dalam (Gambar 21–13b). Saluran dari kelenjar individu dapat
saluran reproduksi wanita; dan bertemu tapi semua kosong secara langsung ke uretra
■ Fibrinogen, yang mengkoagulasikan semen setelah prostat, yang berjalan melalui prostat sentral. Seperti
ejakulasi. diperlihatkan dalam (Gambar 21–15), kelenjar tersebut
diatur dalam tiga zona utama di seluruh uretra:
Kelenjar Prostat ■ Zona transisi menempati sekitar 5% volume prostat,
Kelenjar prostat merupakan suatu organ padat yang mengelilingi bagian superior dari uretra, dan memiliki
mengelilingi urethra di bawah kandung kemih. Kelenjar ini kelenjar mukosa periuretra.
berukuran sekitar 2 cm × 3 cm × 4 cm dan berat sekitar 20 ■ Zona sentral menempati 25% volume dari jaringan
gram. Prostat merupakan suatu kumpulan 30 sampai 50 kelenjar dan memiliki kelenjar submukosa periuretra
kelenjar tubuloasnar tertanam di dalam stroma dengan duktus yang lebih panjang.
fibromuskular padat di mana kontrak otot polos di ejakulasi.
443
BAB
2 1 Sistem Reproduksi Pria ■ Kelenjar Tambahan
LP
L-SM
C-SM
L-SM
LP
A
a c
(a) Sebuah penampang vas deferens memperlihatkan mukosa (b) Lamina propria (LP) kaya akan serat elastin dan lapisan epitel
(M), suatu lapisan muskularis tebal dengan lapisan dalam dan tebal (E) memperlihatkan lipatan longitudinal. 150x. Mallory
luar otot polos longitudinal (L-SM) dan lapisan intervensi dari otot trichrome.
polos melingkar (C-SM), dan adventitia eksternal (A). Muskularis (c) Pembesaran kuat mukosa memperlihatkan bahwa epitel ini
dikhususkan untuk pergerakan peristalsis sperma saat ejakulasi. bertingkat dengan sel basal dan banyak sel kolumnar dengan
60x. H&E. sejumlah stereosilia. 400x. H&E.
■ Zona perifer menempati sekitar 70% prostat dan menunjukkan mukosa kelenjar yang abnormal biasanya
memiliki kelenjar utama dengan duktus yang lebih karena karsinoma prostat atau peradangan.
panjang. Badan sferis kecil yang berdiameter 0,2 sampai 2 mm
Kelenjar tubuloasinar prostat semua dilapisi oleh epitel dan sering mengalami klasifikasi, sering dijumpai dalam
kolumnar sederhana atau berlapis dan menghasilkan cairan lumen kelenjar prostat tubuloasinar (Gambar 21–16).
yang mengandung berbagai glikoprotein, enzim, dan Konkret ini, disebut corpora amylaceum, terutama
molekul kecil seperti prostaglandin dan disimpan sampai mengandung deposit glikoprotein dan sulfat keratan,
ejakulasi. Suatu produk sekretoris prostat klinis adalah mungkin jumlahnya meningkat seiring pertambahan usia
antigen spesifik-prostat (PSA), dalam serin protease 34-kDa tetapi tampaknya tidak memiliki makna fisiologis atau
yang membantu mengencerkan semen teragulasi untuk makna klinis. Prostat dikelilingi oleh simpai fibroelastik, dari
pelepasan secara perlahan sperma setelah ejakulasi. Sejumlah septa yang memperluas dan membagi kelenjar menjadi lobus
kecil PSA juga bocor secara normal dalam pembuluh darah tidak jelas. Seperti vesikula seminalis, struktur dan fungsi
prostat; meningkatkan peredaran kadar PSA prostat tergantung pada tingkat testosteron.
BAB 21 ■ Sistem Reproduksi Pria
Kandung kemih
Ureter
FF
Ampulla
Vesicula seminalis
Duktus
(b) Vesicula seminalis
ejakulasi
Kelenjar
prostat
Uretra
prostatik
Kelenjar
bulbourethra Membran CCAA
Diafragma uretra
urogenital
GG
Duktus GG
deferens Corpus
cavernosum
Epididimis (c) Kelenjar prostat
Testis
MM MM
Penis
Corpus
spongiosum
Uretra spons
(a) Tiga set kelenjar berhubungan dengan duktus deferens vesikula seminalis (F) dengan luas permukaan besar.
atau urethra: pasangan vesikula seminalis, prostat, dan (c) Kelenjar prostat memiliki banyak kelenjar tubuloasinar
pasangan kelenjar bulbourethra. Kedua tipe kelenjar pertama individu (G), beberapa konkret mengandung disebut corpora
berperan menyumbang sejumlah besar volume ke semen dan amylacea (CA).
yang terakhir menghasilkan sekret yang melumasi urethra (d) Kelenjar bulbourethral yang berpasangan dan kecil
sebelum ejakulasi. terutama terdiri dari asinus mukus (M). Semua a,b,c 80x.
(b) Makrograf memperlihatkan lipatan mukosa khas di H&E.
BAB
2 1 Sistem Reproduksi Pria ■ Penis
LP
LP
SM
SM SM
a b c
Vesicula seminalis merupakan pasangan kelenjar eksokrin yang lipatan tipis (panah) di lumen (L) dan dikelilingi oleh dua
menyekresi sebagian besar cairan semen, termasuk nutrien lapisan otot polos (SM). 20x. H&E.
sperma. (a) Mikrograf dengan pembesaran lemah (b, c) Lipatan mukosa meliputi otot polos (SM), suatu lamina
memperlihatkan bahwa setiap kelenjar terdiri atas duktus propria tipis (LP), dan epitel kolumnar selapis sel sekretori
dengan mukosa melingkar terorganisir dengan banyak pokok. Kedua: 300x. b: H&E; c: PSH.
LP
S
E
M
LP
CA
CA
M
G
S LP
E
LP
a b M c
(a) Prostat memiliki stroma fibromuskular padat (S) yang dikelilingi oleh lamina propria (LP) dan otot polos tebal
dengansejumlah besar kelenjar tubuloalveolar kecil (G). 20x. (M). 122x. H&E.
H&E. (c) Pembesaran kuat memperlihatkan sifat lamelar sebuah
(b) Mikrograf sebuah kelenjar prostat, memperlihatkan corpus amylaceum (CA) dan epitel kolumnar yang dilandasi oleh
corpus amylaceum (CA) konkresi dan epitel sekretori (E) sebaran lamina propria (LP). 300x. Mallory trichrome.
dengan epitel epidermis tipis yang melapisi glans. Kelenjar GAMBAR 21–17 Struktur penis.
urethra kecil penyekresi-mukus (kelenjar Littre) terdapat di
sepanjang urethra penis. Pada pria yang tidak disunat,
permukaan glans dilapisi oleh prepusium atau kulup, suatu
lipatan retraktil kulit tipis dengan kelenjar sebasea pada
lipatan internal. V. dorsalis (biru), a.
V. dorsalis
dorsalis (merah),
Corpora cavernosa dibungkus oleh lapisan fibroelastik profunda
dan saraf (kuning)
padat, tunica albuginea (Gambar 21–17 dan 21–18). Ketiga Tunica albuginea
jaringan erektil yang mengandung sejumlah besar ruang Corpus A. centralis
cavernosum Ruang venosa
kavernosa bervena yang dilapisi sel-sel endotel dan
dipisahkan oleh trabekula dengan sel otot polos dan jaringan Fascia profunda
ikat kontinu dengan tunik sekitarnya (Gambar 21–19). Corpus Fascia superficialis
Arteri sentral di dalam cabang corpora cavernosa untuk spongiosum
membentuk arteri nutritif dan aa. helicinae bergelung kecil, Kulit
yang bermuara langsung ke dalam ruang-ruang kavernosa Urethra spongiosa
pada jaringan erektil. Terdapat pirau arteriovenosa di antara
aa. helicinae dan v. dorsalis profunda. Sebuah diagram potongan melintang penis memperlihatkan
hubungan antara badan erektil, tunica albuginea, dan
Ereksi penis melibatkan pengisian ruang kavernosa di
pembuluh darah utama. Bandingkan potongan ini dengan
tiga massa jaringan ereksi. Hal ini dimulai dengan rangsang
diagram pada (Gambar 21–13).
eksternal ke SSP, diatur oleh input saraf autonom ke otot
polos pada dinding vaskular. Stimulasi parasimpatis
melemaskan otot di trabekula dan melebarkan aa. helicinae,
Penis 447
BAB
menyebabkan corpora cavernosa untuk kompres pembuluh
V TA
TA
❯❯ APLIKASI MEDIS
Pada awal dari asetilkolin ereksi dari saraf parasimpatis
menyebabkan sel-sel endotel vaskular dari arteri helikan
dan jaringan kavernosa untuk melepaskan nitrit oksida
(NO). NO berdifusi ke dalam sel-sel otot polos yang
U mengelilingi dan mengaktifkan guanilat siklase untuk
menghasilkan GMP siklik, yang menyebabkan sel-sel ini
S untuk melemaskan dan mempromosikan aliran darah untuk
ereksi.
CS
Disfungsi ereksi, atau impotensi, dapat hasil dari
diabetes, kecemasan, penyakit pembuluh darah, atau
kerusakan saraf selama prostatektomi. Sildenafil obat
dapat mengatasi masalah dengan menghambat
Corpus spongiosum ( CS ) berada di sisi ventral penis dan
mengelilingi urethra ( U ). Dua corpora cavemosa ( CC ) fosfodiesterase yang mendegradasi GMP siklik dalam sel
mengisi sisi dorsal dan dikelilingi oleh padat, tunica albuginea otot polos arteri helicinae dan jaringan erektil. Tingkat
berserat ( TA ). Pembuluh utama berjalan di sepanjang sisi berikutnya yang lebih tinggi dari cGMP mempromosikan
dorsal ( V ) dan di dalam setiap massa jaringan erektil terdapt relaksasi dari sel-sel ini dan meningkatkan efek saraf untuk
pembuluh darah kecil ( V ), termasuk a centralis. Penis dilapisi menghasilkan atau mempertahankan ereksi.
oleh kulit ( S ), yang distal membentuk kulup lipat besar dan
menjadi tipis di atas glans. 15x. H&E.
CC CC
HA TA
HA
CS
SM
UG
PU SM
TA
CS
a b
D&RUSXV VSRQJLRVXP &6 PHQJHOLOLQJL XUHWKUD SHQLV GHQJDQ sebagian kecil tunica albuginea (TA) dan fibrosa, jaringan LNDW
GLQGLQJQ\D \DQJ WHUOLSDW PHPDQMDQJ 38 .HOHQMDU XUHWKUD \DQJ PHQJDQGXQJ RWRW SRORV (SM) GDQ EDQ\DN NHFLO UXDQJ
NHFLO 8*GHQJDQGXNWXVSHQGHNXQWXNSHOHSDVDQVHNUHW\DQJ NDYHUQRVD (CS) GLODSLVL ROHK HQGRWHO YDVNXODU. 6DQJDW VHGLNLW
PHQ\HUXSDL PXNXV NH GDODP XUHWKUD VHODPD HUHNVL VHUXSD GDUDK\DQJQRUPDOQ\DPHODOXLYDVNXODULQLDNLEDWNRQVWULNVLDD
\DQJ GLODNXNDQ GDUL NHOHQMDU EXOERXUHWKUD .HGXD GRUVDO KHOLFLQDH (HA) \DQJ PHQ\XSODLQ\D. 6HODPD HUHNVL RWRW SRORV
FRUSRUD FDYHUQRVD && \DQJ GLVHOXEXQJL ROHK SDGDW WXQLND SHPEXOXKGDUDKPHOHPDV, PHPXQJNLQNDQDOLUDQGDUDKFHSDW
DOEXJLQHD EHUVHUDW 7$ GDQ GDODP VDWX GL VLQL DD KHOLFLQDH NH GDODP UXDQJ NDYHUQRVD, mengisi ruang ini dan
\DQJNHFLO+$diperlihatkanx+ ( menimbulkan kompresi drainase vena di tunica albuginea,
(b) 6HEXDK SHPEHVDUDQNXDWMDULQJDQ HUHNWLOWDPSDN GHQJDQ yang membuat massa jaringan erektil dan turgiditas yang jauh
lebih besar. 200x. H&e.
■ Epididimis dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semu yang dalam saluran reproduksi wanita (prostaglandin), dan
mengandung sel-sel prinsipal yang memiliki Stereosilia panjang; mengendalikan viskositas produk untuk rilis sperma.
sepanjang-panjangnya jumlah sekitarnya lapisan otot polos
meningkat. Penis
■ Pada ejakulasi tubuh dan ekor epididimis dikosongkan ke dalam ■ Penis berisi dua korpora kavernosum dorsal dan satu korpus
duktus (vas) deferens, juga dilapisi oleh epitel kolumnar spongiosum periuretra, semua tersusun dari jaringan kavernosa
berlapis semu dengan tiga lapisan tebal otot polos untuk vaskular sejumlah kecil sekitarnya otot halus dan aa. helicinae.
peristaltik. ■ Untuk ereksi stimulasi parasimpatis melemaskan otot aa.
Kelenjar Tambahan helicinae kecil dan jaringan bersebelahan, yang memungkinkan
pembuluh dari jaringan kavernosa untuk mengisi dengan
■ Sebagian semen diproduksi oleh vesikula seminalis dipasangkan
darahnya; pembesaran korpora menekan drainase vena,
(kelenjar), ditandai dengan banyak lipatan tipis mukosa sekresi;
saluran dari masing-masing vesikula seminalis bergabung dengan menghasilkan pembesaran lebih lanjut dan turgiditas pada tiga
duktus deferens sebagai duktus ejakulasi. massa corpora.
■ Di dalam kelenjar prostat medial dua duktus ejakulasi dan ■ Stimulasi simpatik sama ejakulasi mengkonstriksi aliran darah
puluhan duktus dari kelenjar prostat tubuloasinar melalui aa. helicinae, memungkinkan darah untuk dikosongkan
bergabung dengan uretra yang mengangkut semen melalui penis. dari jaringan kavernosa.
■ Komponen semen dari vesikula seminalis memberi nutrisi
sperma (misalnya, fruktosa), mengaktifkan silia dan aktivitas otot
22
Sistem
BAB
Reproduksi
Wanita
OVARIUM 449 EMBRIONIK IMPLANTASI, DESIDUA &
Perkembangan Awal Ovarium 449 PLASENTA 467
Folikel Ovarium 450 CERVIX 470
Pertumbuhan & Perkembangan Folikel 452
Atresia Folikel VAGINA 471
454
Ovulasi & Regulasi Hormonal 455 GENITALIA EKSTERNAL 471
Corpus Luteum 456 KELENJAR MAMMAE 472
TUBA UTERINA 459 Perkembangan payudara Selama Pubertas 473
PERIHAL UTAMA FERTILISASI 460 Payudara Selama Kehamilan & Laktasi 473
Regresi Kelenjar Payudara Pascalaktasi
UTERUS 462 Kelenjar Mammae 474
Miometrium 462
IKHTISAR KUNCI 477
Endometrium 463
Siklus Haid 463
S
istem reproduksi wanita terdiri dari ovarium suatu regio yang terisi dengan stroma jaringan ikat yang
berpasangan, oviduktus (atau tuba uterina), uterus, banyak mengandung sel dan banyak folikel ovarium dengan
vagina, dan genitalia eksterna (Gambar 22–1). Sistem ukuran setelah menarke (Gambar 22-1). Bagian terdalam
ini menghasilkan gamet wanita (oosit), menyediakan ovarium adalah medula, yang mengandung jaringan ikat
lingkungan untuk fertilisasi, dan mempertahankan embrio longgar dan pembuluh darah yang memasuki organ melalui
selama perkembangan lengkapnya melalui tahap fetal sampai hilum dari mesenterium yang menahan ovarium (Gambar
lahir. Seperti pada pria, sistem ini menghasilkan hormon 22–1 dan 22–2). Tidak ada batas yang tegas antara daerah
seks steroid yang mengatur organ-organ sistem reproduksi korteks dan medula ovarium.
dan memengaruhi organ lain dalam tubuh. Diawali dengan Perkembangan Awal Ovarium
menarke, yaitu saat terjadinya menstruasi pertama, sistem
reproduksi mengalami perubahan siklik dalam struktur dan Pada bulan pertama kehidupan embrio, sejumlah kecil
aktivitas fungsional, modifikasi ini dikendalikan mekanisme populasi sel germinal primordial bermigrasi dari kantong
kuning telur (yolk sac) ke primordia gonad. Di gonad, sel-sel
neurohumoral. Menopause adalah periode bervariasi saat
perubahan siklik menjadi tidak teratur dan akhirnya ini membelah dan berdiferensiasi menjadi oogonia. Pada
terhenti. Pada periode pascamenopause terjadi involusi lam- ovarium yang berkembang pada embrio berusia dua bulan,
bat pada organ reproduksi. Meskipun kelenjar payudara terdapat sekitar 600.000 oogonia yang menghasilkan lebih
tidak termasuk dalam sistem genitalia, kelenjar tersebut di- dari 7 juta sel pada bulan kelima. Pada awal bulan ketiga,
bahas pada bab ini karena mengalami perubahan yang oogonia mulai memasuki profase dari pembelahan meiosis
langsung berhubungan dengan status fungsional pada sistem pertama tetapi terhenti setelah menyelesaikan sinapsis dan
reproduksi. rekombinasi, tanpa berlanjut ke tahap meiosis berikutnya
(lihat Bab 3). Sel-sel yang terhenti pada meiosis ini adalah
❯ OVARIUM oosit primer (Yun. oon, telur, + kytos, sel). Setiap oosit
primer dikelilingi oleh sel penyangga pipih yang disebut sel-
Ovarium merupakan struktur berbentuk buah kenari dengan
sel folikel di dalam suatu folikel ovarium. Menjelang bulan
panjang sekitar 3 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Setiap ketujuh perkembangan, kebanyakan oogonia telah bertrans-
ovarium ditutupi epitel selapis kuboid, permukaan (atau formasi menjadi oosit primer di dalam folikel. Akan tetapi,
germinal) epitel, yang berlanjut dengan mesotel dan banyak oosit primer akan lenyap melalui proses degeneratif
menutupi selapis simpai jaringan ikat padat, yakni tunica perlahan yang disebut atresia yang berlanjut melalui
albuginea, seperti simpai testis. Sebagian besar ovarium kehidupan reproduksi wanita. Pada masa pubertas, ovarium
terdiri atas korteks, mengandung sekitar 300.000 oosit. Karena pada umumnya
449
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
Arteri ovarium
Vena ovarium
Mesosalpinx Ligamentum
(bagian ligamentum latum) suspensorium
Ligamen ovarium
Infundibulum
Tuba uterina
Fimbriae
Ovarium
Uterus
Ligamentum latum
Arteri uterina
Vena uterina
Tunica albuginea
Korteks Medula Mesosalpinx
Korteks
Medula
Mesovarium
Hilum
(a) Diagram memperlihatkan organ internal sistem reproduksi dan hubungan mesenterium penyangga utamanya, mesovarium
wanita, yang mencakup organ-organ utama ovarium, tuba dan mesosalpinx ligamentum latum (c) Sebuah ovarium di-
uterina, uterus dan vagina. (b) Pada gambar potongan lateral potong, yang menunjukkan regio medula dan korteks, serta
ovarium memperlihatkan ovarium sejumlah folikel dengan berbagai ukuran di korteks. 15x. H&E.
hanya satu oosit yang kembali menjalani meiosis di setiap selapis sel folikel pipih (Gambar 22–2b; Gambar 22–3 dan
siklus menstruasi (rata-rata berlangsung 28 hari) dan masa 22–4). Folikel ini terdapat pada lapisan superfisial di daerah
reproduksi seorang wanita berlangsung sekitar 30-40 tahun, korteks. Oosit dalam folikel primordial adalah suatu sel sferis
hanya sekitar 450 oosit yang dibebaskan dari ovarium berdiameter sekitar 25 µm dengan inti yang besar dan
melalui ovulasi. Semua oosit lainnya akan berdegenerasi kromosom yang kebanyakan bergelung pada profase meiosis
melalui atresia. pertama. Organel dalam sitoplasmanya cenderung ber-
kelompok di dekat inti dan mencakup banyak mitokondria,
Folikel Ovarium beberapa kompleks Golgi, dan sisterna retikulum endo-
Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang plasma. Lamina basal mengelilingi sel folikular, dan
dikelilingi satu atau lebih sel epitel dalam lamina basal. menandai batas antara folikel dan stroma bervaskular.
Folikel yang terbentuk selama kehidupan janin—folikel
primordial—terdiri atas sebuah oosit primer yang dibungkus
451
BAB
Zona pelusida
Folikel Folikel
primer sekunder
Medula
Folikel primordial
Tunica albuginea
Permukaan epitel Folikel vesikular
Antrum
Oosit sekunder
Zona pelusida
Ligamentum ovari
Corona radiata
Zona pelusida
Oosit sekunder terovulasi
Corpus albicans Corpus Corpus luteum Korteks
luteum yang
(a) Potongan melintang ovarium berkembang
Corona Zona Oosit
Corpus albicans Corpus luteum Antrum radiata pelusida sekunder
(g) Corpus albicans (f) Corpus luteum (e) Matang, preovulasi, atau folikel
Graafian
Ovarium menghasilkan oosit dan hormon seks. Sebuah diagram yang tampak sangat membesar. Potongan histologis meng-
potongan ovarium (a) memperlihatkan berbagai tahap pemata- identifikasi folikel primordial (b), suatu folikel primer (c), folikel
ngan folikel, ovulasi, dan pembentukan serta degenerasi corpus sekunder (d), dan suatu folikel vesikular besar (e). Setelah
luteum. Semua tahap dan struktur yang tampak pada diagram ovulasi, bagian folikel yang tertinggal di belakang membentuk
ini sebenarnya akan tampak pada berbagai waktu selama siklus corpus luteum (f), yang lalu berdegenerasi menjadi corpus
ovarium dan tidak terjadi secara simultan. Folikel disusun pada albicans (g). Semua dengan pulasan H&E.
gambar ini untuk kemudahan pembandingan. Folikel primordial
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
GAMBAR 22–3 Tahapan folikel ovarium, dari GAMBAR 22–4 Folikel primordial.
primordial hingga matur.
SE
Folikel Oosit
primordial Sel stroma
TA
Sel Folikel O
Theca interna
Regio korteks sebuah ovarium dikelilingi oleh epitel permukaan
(SE), suatu mesotelium dengan sel yang biasanya berbentuk
kuboid. Lapisan ini terkadang disebut epitei germinal karena
gambaran awal yang keliru bahwa epitel ini merupakan sumber
sel prekursor oogonia. Di bawah epitel terdapat lapisan jaringan
Folikel
ikat, tunica albuginea (TA). Kelompok folikel primordial, masing-
antral atau
Antrum masing dibentuk oleh sebuah oosit (O) yang dikelilingi selapis
vesikular
sel epitel folikular pipih (panah), terdapat pada jaringan ikat
ovarium (stroma). 200x. H&E.
Theca interna
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Ovarium
PF BM
G
ZP
PF
UF
UF
a b
(a) Mikrograf korteks ovarium memperlihatkan beberapa folikel Di antara sel-sel tersebut dan oosit (O) terdapat zona pelusida
primordial (PF) dan sel folikel pipihnya (panah), dan dua folikel dengan tebal 5-10 µm (ZP) , suatu lapisan glikoprotein yang
primer unilaminar (UF) dengan sel folikel atau sel granulosa dihasilkan oosit, yang diperlukan untuk pengikatan sperma dan
(G) yang membentuk suatu lapisan kuboid di sekitar oosit pembuahan. Oosit primer kini merupakan suatu sel yang sangat
primer besar (O). 200x. PT. besar. Dengan pulasan tersebut, membran basal (BM) yang
(b) Mikrograf ini diambil dengan pembesaran yang sama dan memisahkan folikel dari stroma sekitar juga dapat terlihat. 200x.
memperlihatkan folikel primer berlapis yang lebih besar. Sel PSH.
granulosa (G) kini berproliferasi membentuk sejumlah lapisan.
Folikel ini sekarang disebut folikel primer unilaminar Filopodia sel granulosa dan mikrovili oosit penetrasi zona
(Gambar 22-3 dan 22-5a). Sel folikel terus berproliferasi dan pelusida, yang memungkinkan komunikasi antara sel-sel ini
membentuk epitel folikel berlapis, yaitu granulosa, dengan melalui taut celah.
sel-sel yang saling berkomunikasi melalui taut celah. Sel
folikel kini disebut sel granulosa dan adalah folikel menjadi ❯❯ APLIKASI MEDIS.
suatu folikel primer multilaminar (Gambar 22–3 dan 22–5b)
Pertumbuhan folikel primer dapat terlibat menjadi sindrom
masih dikelilingi oleh membran basal.
ovarium polikistik (SOPK) yang ditandai oleh pembesaran
Di antara oosit dan sel granulosa dari folikel primer ovarium dengan banyak kista dan sebuah keadaan
berkembang, selapis materi ekstrasel yang disebut zona anovulatori (dengan tanpa melengkapi maturasi folikel
pelusida terbentuk, dengan tebal 5 hingga 10 µm yang terdiri secara berhasil). Presentasi klinis dari gangguan ini adalah
atas empat glikoprotein yang dihasilkan oosit (Gambar 22–5b variabel dan etiologi tidak jelas, meskipun meningkatnya
dan 22–6). Komponen zona pelusida, ZP3 hingga ZP4 produksi androgen yang mungkin terlibat oleh ovarium atau
reseptor sperma penting, mengikat protein pada permukaan adrenal. SOPK adalah penyebab umum dari infertilitas pada
sperma dan menginduksi aktivasi akrosom. wanita.
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Ovarium
TE TE
TI G
TI
A
CR
G
G CO
O
A
G
O
ZP
a b
(a) Folikel antral besar memperlihatkan, cairan rongga antral selama fiksasi. Oosit (O) kini menonjol ke dalam rongga berisi
atau vesikel (A) yang tampak di lapisan granulosa saat sel meng- cairan ini, yang masih dikelilingi oleh sel granulosa yang
hasilkan cairan folikel. Oosit (O) dikelilingi oleh zona pelusida kini membentuk corona radiata (CR). Sel corona radiata ter-
(ZP) dan sel granulosa (G), yang juga melapisi dinding folikel. Sel hubung dengan oosit melalui taut celah antara prosesus yang
fibroblastik di luar folikel yang tumbuh berkembang menjadi melintasi zona pelusida. Corona radiata dan oosit melekat pada
theca interna (TI) penyekresi steroid dan theca eksterna (TE) sisi folikel melalui massa padat sel granulosa yang disebut
100x. H&E. cumulus oophorus. (CO) yang bersambung dengan sisa sel
(b) Sebuah folikel preovulasi sedikit lebih maju memperlihatkan granulosa (G). Theca interna (TI) dan theca eksterna (TE)
antrum tunggal yang sangat besar (A) yang terisi oleh cairan mengelilingi keseluruhan folikel. 100x. PT.
folikel dengan protein yang membentuk suatu lapisan tipis
Ovulasi & Regulasi hormonal Sesaat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan
meiosis pertama, yang sudah bermula dan terhenti pada
Ovulasi adalah proses menstimulasi hormon oleh oosit
dilepaskan dari ovarium. Ovulasi normalnya terjadi pada profase selama masa janin (Gambar 22–10). Kromosom
pertengahan siklus menstruasi, yakni sekitar hari keempat terbagi rata di antara kedua sel anak, tetapi salah satu darinya
belas dari satu siklus 28 hari. Beberapa jam sebelum ovulasi, mempertahankan hampir semua sitoplasmanya. Sel tersebut
folikel matur besar yang menonjol ke tunica albuginea kini menjadi oosit sekunder dan lainnya menjadi badan
membentuk area iskemik keputihan atau translusen, yakni polar pertama, yakni sel yang sangat kecil dan tidak dapat
stigma, dengan pemadatan jaringan yang telah menghambat hidup dengan inti dan sedikit sitoplasma. Segera setelah
aliran darah. Pada manusia, biasanya hanya satu oosit yang badan polar pertama, dikeluarkan, inti oosit memulai
dibebaskan ovarium selama satu siklus, tetapi terkadang pembelahan meiosis kedua, yang terhenti saat ini pada
tidak ada oosit yang dibebaskan, atau dua atau lebih oosit metafase dan tidak pernah menyelesaikan meiosis kecuali
dilepaskan secara bersamaan. terjadi fertilisasi (Gambar 22–10).
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
GAMBAR 22–8 Dinding pada folikel antral. Seperti disebutkan sebelumnya, perkembangan folikular
tergantung pada FSH dari gonadotropik hipofisis, sekresi
yang distimulasi oleh gonadotropin membebaskan hormon
(GnRH) dari hipotalamus. (Gambar 22-11) merangkum
interaksi hormonal utama yang meregulasi pertumbuhan
folikular serta ovulasi dan formasi dari korpus luteum.
Perhatikan bahwa umpan balik negatif dari estrogen dan
progesteron pada hipotalamus dan pituitari anterior diper-
A G BM TI TE S
kuat oleh hormon polipeptida, inhibin, juga diproduksi oleh
granulosa dan sel luteal. Dalam beberapa hari menjelang
ovulasi, folikel dominan vesikular mensekresi tingkat lebih
tinggi dari estrogen yang menstimulasi lebih cepat berdenyut
membebaskan dari GnRH pada hipotalamus.
Peningkatan level dari GnRH menyebabkan lonjakan pada
pembebasan LH dari kelenjar pituitari yang secara cepat
memicu serangkaian pada peristiwa utama dan di sekitar
folikel dominan:
Pada pembesaran yang lebih kuat, sebagian kecil dinding ■ Meiosis I lengkap oleh oosit primer, menghasilkan oosit
folikel antral memperlihatkan lapisan sel granulosa (G) di sekunder dan dan badan polar pertama yang
dekat antrum (A), dengan protein yang beragregasi dalam sel berdegenerasi (Gambar 22-10).
yang berkontak dengan cairan folikel. Theca interna (TI) ■ Sel granulosa terstimulasi untuk menghasilkan jumlah
mengelilingi folikel, selnya tampak bervakuola dan terpulas lebih besar dari kedua prostaglandin dan hyaluronan
lemah karena droplet lipid sitoplasmanya, suatu ciri khas sel
ekstraseluler. GAG hidrofilik melonggarkan sel-sel dan
penghasil steroid. Theca eksterna (TE) di atasnya me-
ngandung fibroblas dan sel otot polos serta bersatu dengan meningkatkan volume secara cepat, tekanan, dan
stroma (S). Suatu membran basal (BM) memisahkan theca viskositas dari cairan folikel.
interna dari granulosa, yang menghambat vaskularisasi ■ Penggelembungan pada stigma, dinding ovarium
granulosa. 400x. PT. melemah sebagai plasminogen diaktifkan (plasmin) dari
kapiler rusak mendegradasi kolagen dalam tunika
albuginea dan permukaan epitel.
■ Kontraksi otot polos dimulai pada eksterna theca, di-
GAMBAR 22–9 Atresia. picu oleh prostaglandin yang berdifusi dari cairan folikel.
Peningkatan tekanan cairan folikel dan pelemahan dinding
folikel menimbulkan penggelembungan dan lalu ruptur per-
mukaan ovarium di stigma. Oosit dan corona radiata, beserta
cairan folikel dan sel dari cumulus, dikeluarkan melalui
O A lubang tersebut oleh kontraksi otot polos theca eksterna yang
dipicu oleh prostaglandin dari cairan folikel. Oosit sekunder
terovulasi melekat longgar pada permukaan ovarium karena
cairan folikel koagulatif yang kaya-hialuronat yang di-
lepaskan bersamanya dan, seperti dibahas kemudian, ditarik
G ke dalam pembukaan tuba uterina tempat fertilisasi dapat
terjadi. Jika tidak dibuahi dalam sekitar 24 jam, oosit
sekunder mulai berdegenerasi. Sel pada folikel ovulasi yang
tetap di dalam ovarium berdiferensiasi ulang di bawah
pengaruh dari LH dan menimbulkan ke korpus luteum
(Gambar 22-11).
Corpus Luteum
Atresia atau degenerasi sebuah folikel dapat terjadi pada Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dan theca interna folikel
setiap tahap perkembangan dan terlihat pada gambar ini ovarium menyusun diri membentuk suatu kelenjar endokrin
dalam sebuah folikel yang telah membentuk sebuah antrum
besar. Atresia ditandai dengan apoptosis sel granulosa (G) sementara, corpus luteum (L., badan kekuningan), pada
dan autolisis oosit dengan makrofag yang memasuki struktur korteks ovarium. Ovulasi menimbulkan kolaps dan pelipatan
yang berdegenerasi untuk membersihkan debris. Banyak sel lapisan granulosa dan theca di dinding folikel, dan darah dari
apoptotik terlihat longgar di antrum (A) dan sel corona radiata kapiler yang ruptur mengumpul sebagai bekuan di area yang
telah menghilang, dan membuat oosit degeneratif terapung dulu menjadi antrum (Gambar 22–12). Bekas granulosa
(O) bebas di dalam antrum. 200x. PT.
diinvasi oleh kapiler. Sel granulosa dan sel theca interna
mengalami perubahan histologis dan fungsional dalam pe-
ngaruh LH, yang menjadi khusus untuk
457
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Ovarium
Sebelum lahir Oogenesis Perkembangan folikel
(Periode embrio dan fetal) (Perkembangan dari oosit)
Oogonium adalah sel diploid
(Mengandung 23 pasang dari Oogonium
46
kromosom, atau total 46) yang
merupakan asal dari oosit.
Mitosis dari divisi pada oogonium Mitosis
menghasilkan oosit primer, yang Oosit
Sel folikel
merupakan sel diploid.
Oosit primer memulai proses Oosit primer
46 Folikel primordial
pada meiosis tetapi ditahan (ditahan dalam
dalam profase I. profase I)
Masa kecil
Ovarium inaktif. Tempat Meiosis I
folikel primordial. Beberapa ditahan
atresia terjadi pada folikel
primordial.
Oogenesis dimulai pada fetus perempuan, dengan oosit mulai berkembang setiap bulan. Secara tipikal satu per
primer menangkap di profase I dalam folikel primordial, yang bulan menghasilkan gamet perempuan (oosit sekunder).
tetap inaktif selama masa kanak-kanak. Pada masa
pubertas, populasi dari folikel primordial
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
Sebagian besar fase folikel Akhir folikel, ovulasi, dan fase luteal
Hipotalamus Hipotalamus
1 Hipotalamus
mensekresi
GnRH, yang
GnRH
menstimulasi
pituitari anterior.
Stimulasi
Inhibisi
Pituitari
Pituitari anterior
anterior 6 Sebuah lonjakan LH
2 FSH dan LH dari pituitari anterior Progesteron,
estrogen, inhibin
menstimulasi menginduksi ovulasi
Estrogen perkembangan folikel Estrogen
inhibin (tingkat LH
5 Folikel vesikuler
rendah) 8 Korpus luteum
menghasilkan jumlah ambang
mensekresi jumlah
FSH, LH besar dari estrogen, yang
besar pada progesteron,
menstimulasi hipotalamus dan estrogen, dan inhibin,
pituitari anterior yang menghambat
hipotalamus dan pituitari
anterior.
Estrogen
Folikel ovarium menjadi (tingkat rendah) LH
3 dewasa mensekresi inhibin (yang
menghambat produksi FSH) dan 4 Estrogen juga
rendahnya tingkat pada estrogen membantu dengan 7 Bentuk-bentuk korpus
(yang secara awal menghambat kedua perkembangan dari luteum di bawah
hipotalamus dan pituitari anterior). folikel vesikuler. pengaruh pada LH.
Siklus ovarium dari pertumbuhan folikel, diikuti oleh ovulasi GnRH. Ini menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresikan
dan formasi luteal, diinisiasi ketika hipotalamus mensekresi FSH dan LH, dalam siklus digambarkan di sini.
produksi steroid progesteron selain estrogen. Akibat penurunan sekresi progesteron adalah menstruasi,
Ukuran sel granulosa sangat bertambah (berdiameter yaitu pelepasan sebagian mukosa uterus. Estrogen yang
20-35 µm), tanpa membelah dan akhirnya menempati dihasilkan corpus luteum aktif menghambat pembebasan
sekitar 80% parenkim corpus luteum. Sel-sel ini disebut sel FSH dari hipofisis. Namun, setelah corpus luteum ber-
lutein granulosa (Gambar 22–12) dan kini telah kehilangan degenerasi, konsentrasi steroid darah menurun dan sekresi
banyak gambaran sel penyekresi-protein untuk menambah FSH meningkat lagi, yang merangsang pertumbuhan se-
perannya pada konversi aromatase androstenedion menjadi kelompok folikel lain dan memulai siklus menstruasi
estradiol. Bekas theca interna berperan menjadi komponen berikutnya. Corpus luteum yang bertahan sebagian dari
lain corpus luteum, yang menghasilkan sel lutein theca siklus menstruasi disebut corpus luteum menstruasi. Sisa
(Gambar 22–12). Sel-sel ini berukuran kurang dari separuh sel dari degenerasi dan regresinya difagositosis oleh
ukuran sel lutein granulosa dan biasanya teragregasi pada makrofag. Setelah fagositosis tersebut, fibroblas memasuki
lipatan dinding corpus luteum, yang memiliki vaskularisasi daerah ini dan membentuk parut jaringan ikat padat yang
baik seperti semua kelenjar endokrin. LH membuat sel-sel disebut corpus albicans (L., badan putih) (Gambar 22–13).
ini menghasilkan sejumlah besar progesteron dan andro- Jika terjadi kehamilan, mukosa uterus tidak boleh
stenedion. mengalami menstruasi karena embrio akan mati. Untuk
Nasib jangka pendek corpus luteum bergantung pada mencegah penurunan kadar progesteron, sel-sel trofoblas
ada tidaknya kehamilan. Setelah kadar LH melonjak, corpus embrio yang berimplantasi menghasilkan suatu hormon
luteum terprogram menyekresi progesteron selama 10-12 glikoprotein yang disebut human chorionic gonadotropin
hari. Bila rangsangan stimulasi LH selanjutnya dan kehamil- (HCG) dengan mekanisme kerja yang serupa dengan LH.
an tidak terjadi, kedua tipe sel utama corpus luteum meng- HCG bekerja pada corpus luteum dengan mempertahankan
hentikan produksi steroid dan mengalami apoptosis dan meningkatkan pertumbuhan
sementara jaringan beregresi.
459
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Tuba Uterina
CL
TL
GL
BC
a b
Corpus luteum merupakan suatu struktur endokrin besar yang (b) Sel lutein granulosa (GL), yang tampak dengan pembesaran
terbentuk dari sisa folikel dominan besar setelah mengalami kuat pada gambar ini, mengalami hipertrofi bermakna, dan
ovulasi. (a) Mikrograf dengan pembesaran lemah memperlihat- menambah sebagian besar ukuran corpus luteum, dan mulai
kan corpus luteum (CL), yang ditandai dengan lipatan bekas menghasilkan progesteron. Ukuran sel lutein theca (TL) hanya
granulosa yang kolaps ketika theca externa berkontraksi saat sedikit bertambah dan terpulas agak lebih gelap ketimbang sel
ovulasi. Bekas antrum sering mengandung bekuan darah (BC) lutein granulosa, dan mulai menghasilkan estrogen. Sel lutein
dari pembuluh darah di lapisan theca yang rusak selama ovulasi. theca yang berasal dari theca interna, biasanya berada di dalam
Sel-sel granulosa dan theca interna tersusun ulang dalam lipatan yang membentuk massa jaringan ini. 100x. H&E.
pengaruh LH hipofisis dan namanya berubah. 15x. H&E
selanjutnya dari kelenjar endokrin serta merangsang sekresi ■ Infundubulum, memiliki ujung berbentuk corong di-
progesteron yang mempertahankan mukosa uterus. Corpus batasi dengan ekstensi seperti jari yang disebut fimbriae
luteum kehamilan ini menjadi besar dan dipertahankan oleh (L., juluran) di sebelah ovarium;
HCG selama 4-5 bulan, selama waktu ini, plasenta sendiri ■ Ampulla, area terpanjang dan Iebar tempat fertilisasi
menghasilkan progesteron (dan estrogen) pada kadar yang biasanya terjadi,
adekuat untuk mempertahankan mukosa uterus. tersebut ■ Isthmus, suatu regio yang lebih sempit di dekat uterus
lalu berdegenerasi dan digantikan oleh corpus albicans yang ■ Bagian uterus atau intramural, yang melalui dinding
besar. uterus dan membuka ke dalam bagian dalam organ ini.
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Peristiwa Utama Fertilisasi
Muskularis
Lumen
tuba Mukosa
uterina Epitel kolumnar
bersilia selapis
Ligamentum
Pembuluh suspensorium ovarii
darah ovarium
Tuba uterina
Bagian uterus
Fimbriae
Mesosalpinx
Ovarium
Tubuh rahim
Endometrium Ligamentum
Ligamentum latum Miometrium Dinding
rotundum
Perimentrium uterus
Istmus
Pembuluh darah
Os internum
uterus
Canalis cervicis Cervix
Ureter Os externum Lumen uterus
Epitel
Ligamentum
transversale cervicis
Vagina Lapisan Kelenjar uterus
fungsional
Miometrium
c Uterus
Tuba uterina atau oviduk merupakan pasangan duktus yang (b) Ditampilkan di sini adalah potongan melintang tuba uterina
menangkap oosit sekunder yang terovulasi, memberi nutrisi dengan magnifikasi mukosa tinggi. 35x dan 400. H&E.
oosit dan sperma, menciptakan lingkungan mikro untuk (c) Mikrograf memperlihatkan lapisan endometrium dan
fertilisasi, dan mengangkut embrio yang membelah ke uterus. miometrium pada dinding uterus. 45x. H&E.
(a) Diagram memperlihatkan hubungan antara tuba uterina
dan uterus dalam suatu gambar utuh dari posterior (kiri) dan
potongannya (kanan).
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
L PC
LP
CC
E
CC
C
LP
PC
L
L
a b c d
(a) Potongan melintang tuba uterina di antrum memperlihatkan (c, d) Pembesaran kuat epitel memperlihatkan dua jenis sel: sel
jalinan lapisan otot polos sirkular (C) dan longitudinal (L) ) di bersilia (CC) yang tersebar dengan sel sekretoris (PC), meng-
lapisan muscularis dan kompleks lipatan mukosa, lamina hasilkan cairan nutrisi yang melapisi epitel. Semua aspek sel
propria (LP) yang melandasi selapis epitel kolumnar (panah). epitel diatur oleh hormon, terutama estrogen, dan gambaran
140x. H&E. histologis dan fungsional sel bervariasi di sepanjang siklus
(b) Saluran telur mukosa, dengan lipatan memproyeksi ke ovarium akibat fluktuasi hormon tersebut. Pada (d) sel sekretoris
dalam lumen (L), memiliki epitel kolumnar sederhana (E) pada tampak pada keadaan yang paling aktif dan berkembang pada
lamina propria (LP). 200x. PT. periode sesaat setelah ovulasi ketika embrio dapat terlihat. c.
400x, PT: d: 400x, Mallory trichrome.
terus
Seperti diperlihatkan pada (Gambar 22-14), uterus adalah Ketiga lapisan tersebut bersambung dengan padanannya
organ berbentuk pir dengan dinding otot yang tebal. Bagian di tuba uterina. Ketebalan dan struktur endometrium, yang
terbesarnya, yaitu badan (korpus), dimasuki tuba uterina bahkan melebihi ketebalan mukosa tuba, dipengaruhi secara
kanan dan kiri dan area superior yang melengkung di antara siklik oleh perubahan kadar hormon ovarium (Gambar 22–
kedua tuba disebut fundus. Uterus menyempit di isthmus 17).
dan berakhir dengan suatu struktur silindris di bawah, yakni
serviks. Lumen serviks, canalis cervicis, memiliki bukaan Miometrium
dikontraksikan yang di setiap ujung: ostium internal (L. os, Miometrium (Yun. myo, otot, + metra, uterus), yakni lapisan
mulut) membuka ke lumen uterus utama dan ostium yang paling tebal di uterus, terdiri atas berkas-berkas serabut
eksternal untuk vagina (Gambar 22–14). otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat yang
Dengan sokongan serangkaian ligamen dan mesen- mengandung pleksus vena dan limfatik (Gambar 22–16).
terium yang juga berhubungan dengan ovarium dan tuba Otot polos membentuk lapisan terjalin, dengan serat dari
uterina (Gambar 22–1), dinding uterus memiliki tiga lapisan dalam dan luar tersusun sejajar dengan sumbu panjang
utama (Gambar 22–14): organ
■ Suatu lapisan jaringan ikat luar, perimetrium, yang ber- Selama kehamilan, miometrium akan mengalami masa
sambung dengan ligamen, yang berupa lapisan adven- pertumbuhan pesat yang melibatkan hiperplasia (ber-
tisia di sejumlah area, tetapi kebanyakan berupa serosa tambahnya jumlah sel otot polos), sel hipertrofi, dan
yang dilapisi mesotel. peningkatan produksi kolagen oleh sel-sel otot, yang mem-
■ Lapisan tebal otot polos yang memiliki banyak perkuat dinding rahim. Miometrium uterus ini berkembang
pembuluh darah, miometrium (Gambar 22–16); dan dengan baik kontrak sangat kuat selama proses kelahiran
untuk mengeluarkan bayi dari rahim. Setelah kehamilan,
■ Suatu mukosa, endometrium, yang dilapisi oleh sejumlah besar sel otot polos mengerut, dan banyak di
epitel kolumnar selapis.
antaranya mengalami apoptosis dengan
463
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Uterus
SE
A
A
B
G A S
A
M A
a b c
(a) Lapisan basal (B) endometrium, yang membatasi mio- memperlihatkan lapisan fungsional dan mencakup bagian
metrium (M), Lapisan basal mengandung ujung basal kelenjar kelenjar uterus panjang (G) serta sebuah arteri spiralis (A).
uterus (G) dan banyak arteri kecil (A) yang terbenam dalam 100x. Mallory trichrome.
stroma jaringan ikat khusus dengan banyak fibroblas, substansi (c) Epitel permukaan (SE) yang melapisi endometrium adalah
dasar dan khususnya kolagen halus tipe III, tetapi tanpa selapis kolumnar, dengan banyak sel yang memiliki silia.
adiposit. 100x. Mallory trichrome. Stroma di bawahnya (S) memiliki mikrovaskular luas, banyak
(b): Di atas lapisan basal endometrium terdapat lapisan fungsi- substansi dasar, dan sel fibroblas dengan inti besar yang aktif.
onal, yaitu bagian yang berubah secara histologis dan fungsional 400x. Mallory trichrome.
bergantung pada kadar estrogen. Mikrograf ini hanya
GAMBAR 22–17 Korelasi siklus ovarium dan siklus haid dengan kadar hormon-hormon pengaturnya.
Siklus ovarium
Hari 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Kadar gonadotropin
FSH
LH
Hari 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Ovulasi
Estrogen
Progesteron
Hari 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Siklus uterus
Darah haid
Lapisan
fungsional
Lapisan
basal
Hari 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Perkembangan siklik folikel ovarium dan corpus luteum, yang endometrium. Jika fertilisasi dan implantasi embrio tidak terjadi,
diatur oleh gonadrotropin hipofisis, FSH dan LH, menimbulkan regresi corpus luteum menimbulkan penurunan kadar hormon
perubahan siklis kadar hormon utama ovarium: steroid estro- steroid dan kegagalan mempertahankan jaringan endometrium
gen dan progesteron. Estrogen menstimulasi fase proliferasi baru. Jaringan baru ini terlepas sebagai darah menstruasi, dan
siklus uterus dan kadar puncaknya mendekati hari ovulasi, hari pertama terjadinya hal ini dianggap sebagai hari ke-1 siklus
yang menandai pertengahan siklus ovarium. Setelah ovulasi, ovarium dan siklus uterus. Lapisan basal endometrium tidak
corpus luteum terbentuk dan menghasilkan progesteron dan sensitif terhadap penurunan progesteron dan bertahan selama
estrogen yang bersama-sama meningkatkan pertumbuhan dan haid, yang bertindak meregenerasi lapisan fungsional selama
perkembangan lapisan fungsional fase proliferasi selanjutnya.
465
BAB
siklik kadar hormon ovarium, yang menyebabkan endo-
metrium mengalami perubahan struktural siklik selama
Lapisan fungsional
Lakuna
hanya fertil pada tahun-tahun ketika ia mengalami siklus
Kelenjar haid.
uterus
Hari pertama siklus haid biasanya dianggap sebagai hari
Endometrium saat perdarahan haid mulai muncul. Produk haid terdiri atas
endometrium yang berdegenerasi dengan darah dari vaskular
yang ruptur mikrovaskulatur. Fase menstruasi berlangsung
Arteri spiralis
rata-rata 3-4 hari. Fase berikutnya, yaitu fase proliferasi,
memiliki lama yang bervariasi, dengan rerata 8-10 hari, dan
fase sekresi yang bermula saat ovulasi dan berlangsung
Lapisan basal
sekitar 14 hari (Gambar 22–17). Perubahan struktur yang
terjadi selama siklus timbul secara berangsur, dan peristiwa
Arteri lurus yang menandai fase-fase tersebut terjadi secara tumpang
tindih.
FASE PROLIFERASI
Cabang radial Setelah fase menstruasi, mukosa uterus menjadi relatif tipis
Arteri arcuata (~0,5 mm). Awal fase proliferasi, yang juga disebut fase
folikular atau estrogenik, bertepatan dengan tumbuhnya
Miometrium sekelompok kecil folikel ovarium tumbuh sebagai folikel
vesikuler. Dengan terbentuknya theca intema, folikel ini aktif
menyekresi estrogen, yang meningkatkan konsentrasi plas-
Lapisan basal dan fungsional endometrium diperdarahi oreh manya (Gambar 22–17).
berbagai sel arteri kecil yang muncul dari arteri arcuata Estrogen bekerja di endometrium yang menginduksi
uterus di miometrium: masing-masing arteri lurus dan arteri proliferasi sel dan membentuk ulang lapisan fungsional yang
spiralis, yang tumbuh cepat secara spiral saat lapisan hilang selama menstruasi. Sel-sel pada ujung basal kelenjar
fungsional menebal dalam pengaruh steroid luteum tersebut
dan memberikan darah ke mikrovaskular yang mencakup berproliferasi, bermigrasi dan membentuk lapisan epitel baru
banyak lakuna yang dilapisi oleh endotel tipis. Suplai darah ini yang menutupi permukaan endometrium yang terpajan saat
membawa oksigen dan nutrien ke sel lapisan fungsional dan haid sebelumnya. Pada fase proliferasi, endometrium di-
embrio yang berimplantasi ke dalam jaringan tersebut. Jika tutupi epitel selapis silindris dan kelenjar uterus berbentuk
tidak terdapat embrio yang menghasilkan gonadotropin tubulus lurus dengan lumen yang sempit dan hampir kosong
pengganti LH, corpus luteum mengalami regresi 8-10 hari
setelah ovulasi. Penurunan cepat kadar progesteron me- (Gambar 22–19a,d). Gambaran mitosis dapat ditemukan
nyebabkan konstriksi arteri spiralis dan perubahan lain yang pada sel epitel dan fibroblas. Arteria spiralis memanjang saat
cepat menimbulkan iskemia setempat di lapisan fungsional lapisan fungsional terbentuk kembali dan tumbuh (Gambar
dan pemisahannya dari lapisan basal selama haid. 22–16) dan mikrovaskular luas terbentuk di dekat per-
mukaan lapisan fungsional. Pada akhir fase proliferasi, tebal
endometrium mencapai 2-3 mm.
❯❯ APLIKASI MEDIS
FASE SEKRESI
Sel-sel endometrium yang layak sering mengalami refluks
menstruasi ke dalam atau melalui tuba uterin. Pada Setelah ovulasi, fase sekretorik atau luteal bermula akibat
progesteron yang disekresi corpus luteum. Progesteron me-
beberapa wanita ini dapat menyebabkan endometriosis,
rangsang sel-sel epitel kelenjar uterus yang terbentuk selama
gangguan dengan nyeri pelvis karena jaringan endometrium
tumbuh di ovarium, oviduktus, atau di tempat lain. Dalam
fase proliferasi dan sel-sel epitel mulai menimbun glikogen,
dilatasi lumen kelenjar dan menyebabkan kelenjar menjadi
pengaruh estrogen dan progesteron, jaringan ektopik
bergelung (Gambar 22–19b,e). Mikrovaskular superfisial kini
tumbuh dan berdegenerasi setiap bulan tanpa pengeluaran
mencakup lakuna darah berdinding tipis (Gambar 22–18
secara efektif dari tubuh. Selain nyeri endometriosis dapat
dan 22–19e). Endometrium mencapai ketebalan maksimum-
menimbulkan nyeri, peradangan, kista perlengketan, dan
nya (5 mm) selama fase sekretorik akibat akumulasi sekret
jaringan parut yang dapat menimbulkan infertilitas.
dan edema di stroma.
Jika pembuahan terjadi pada hari setelah ovulasi, embrio
diangkut ke uterus sekitar
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
L L
L
F
F
F
B
B B
B
M
B B
B
a b M c M
La
G
G G
G
G
d e f
Fase utama sildus uterus bertumpang tindih, tetapi menimbul- yang lebih lebar dan mengandung produk sekretoris dan ber-
kan berbagai perubahan khas di lapisan fungsional (F) yang gelung erat melatui stroma, yang memberikan gambaran histo-
paling dekat dengan lumen (L) dengan sedikit efek terhadap logis seperti zig-zag atau terlipat. Di atas lapisan fungsional ter-
lapisan basal (B) dan miometrium (M). Gambaran khas setiap dapat lakuna (La) yang tersebar dan terisi darah.
fase mencakup hal berikut. Selama sebagian besar fase pro- Fase pramenstruasi yang pendek (c, f) bermula dengan kons-
liferatif (a, d), lapisan fungsional masih relatif tipis, stroma lebih triksi arteri spiralis, yang menimbulkan hipoksia yang menye-
banyak mengandung sel dan kelenjar (G) relatif lurus, sempit babkan pembengkakan dan disolusi kelenjar (G). Stroma lapisan
dan kosong. perifer fungsional lebih padat dan di dekat lapisan basal biasa-
Pada fase sekretoris (b, e) lapisan fungsional kurang banyak nya tampak lebih menyerupai spons selama stasis darah, apop-
mengandung sel dan mungkin empat kali lebih tebal ketimbang tosis dan perombakan matriks stroma. a: 20x; b dan c: 12x; d, e,
lapisan basal. Kelenjar tubular memiliki lumen dan f: 50x. Semua H&E.
Implantasi Embrio, Desidua, & Plasenta 467
BAB
Tahap-tahap siklus
Kerja utama FSH merangsang Puncak LH di awal fase sekresi, yang disekresi oleh rang-
hormon hipofisis pertumbuhan folikel sangan estrogen, menginduksi ovulasi dan perkembangan
ovarium yang cepat corpus luteum.
5 hari kemudian dan kini melekat pada epitel uterus ketika Pada akhir fase menstruasi, endometrium biasanya
ketebalan endometrium dan aktivitas sekretorik menjadi berkurang menjadi suatu lapisan tipis dan siap memulai
optimal untuk implantasi dan nutrisi embrio. Sekresi siklus baru sewaktu sel-selnya mulai membelah untuk
kelenjar uterus adalah sumber utama nutrisi embrio sebelum memulihkan mukosanya. Tabel 22-1 merangkum kejadian-
dan selama implantasi. Selain meningkatkan sekresi, proges- kejadian penting pada siklus menstruasi.
teron menghambat kontraksi kuat miometrium yang dapat
mengganggu implantasi embrio. tatio ta
FASE MENSTRUASI
Bila pembuahan oosit dan implantasi embrio tidak terjadi,
Zigot yang terbentuk mengalami pembelahan mitosis
corpus luteum akan beregresi dan kadar progesteron dan
estrogen darah mulai menurun 8-10 hari setelah ovulasi, sewaktu zigot bergerak secara pasif ke arah uterus, dengan sel
yang menimbulkan onset haid (Gambar 22–17). Penurunan yang disebut blastomer (Yun. blastos, benih, + meros,
progesteron menimbulkan (1) spasme kontraksi otot di a. bagian) dan agregat padat blastomer adalah morula (L.
spiralis kecil lapisan fungsional, yang mengganggu aliran morum, mulberry). Tidak ada pertumbuhan terjadi selama
periode pembelahan sel, dengan blastomer menjadi semakin
darah normal, dan (2) pertingkatan sintesis prostaglandin
oleh sel arteri, yang menimbulkan vasokonstriksi kuat dan kecil setiap membelah, dan morula berukuran serupa dengan
oosit saat pembuahan.
hipoksia setempat. Sel yang mengalami jejas hipoksik me-
lepaskan sitokin yang meningkatkan permeabilitas vaskular Embrio mencapai rongga rahim 5 hari setelah
dan imigrasi leukosit. Leukosit melepaskan kolagenase dan pembuahan, Pada waktu ini, sebuah rongga terbentuk di
sejumlah matriks metallo-proteinase (MMY) lain yang pusat morula dan embrio memasuki tahap perkembangan
menguraikan membran basal dan komponen matriks blastokista. Blastomer mengatur diri dalam lapisan perifer
ekstrasel lain (Gambar 22–19c,f). yang disebut trofoblas di sekitar rongga tersebut, sementara
beberapa sel mengumpul di dalam lapisan ini, membentuk
Lapisan basal endometrium yang tidak bergantung pada
embrioblas atau inner cell mass (Gambar 22–20).
arteri spiralis yang peka-progesteron, relatif tidak dipenga-
Blastokista tetap berada di dalam lumen uterus selama dua,
ruhi oleh aktivitas tersebut. Namun, bagian utama lapisan yang terbenam dalam sekret kelenjar endometrium.
fungsional, termasuk epitel permukaan, kebanyakan kelenjar,
Implantasi, atau nidasi, mencakup perlekatan blas-
stroma dan lakuna darah, terlepas dari endometrium dan tokista dengan sel-sel epitel permukaan pada fase sekretoris
keluar sebagai darah haid atau mens. Konstriksi arteri lanjut di endometrium dan penetrasi proteolitiknya melalui
biasanya membatasi kehilangan darah selama haid, tetapi epitel tersebut ke dalam stroma di bawahnya (Gambar 22–
sejumlah darah keluar dari ujung vena yang terbuka. Jumlah 20), suatu proses yang berlangsung sekitar tiga hari. Sel-sel
endometrium dan darah yang hilang saat haid bervariasi trofoblas mendorong peristiwa implantasi, dan selama
antar wanita dan pada wanita yang sama di waktu yang implantasi, sel embrioblas tersusun kembali menjadi
berbeda.
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
Hari 5
Blastokista
Hari 6
Trofoblas
Embrioblas
dua rongga baru, amnion dan yolk sac. Di tempat kontak dari darah dan sekret di tempat tersebut. Sel sitotrofoblas
sel-sel yang melapisi rongga tersebut, cakram embrionik melepaskan sitokin anti-inflamasi untuk mencegah reaksi
bilaminar terbentuk dengan lapisan epiblas yang bersam- simpang rahim dari embrio yang berimplantasi dan sel-sel
bung dengan amnion dan lapisan hipoblas yang bersambung ini disuplai kemudian oleh berbagai faktor embrionik yang
dengan yolk sac (Gambar 22–20). menimbulkan toleransi imun setempat untuk embrio di
Semua bagian embrio berkembang dari cakram embrio- sepanjang masa kehamilan.
nik awal ini. Yolk sac dan amnion membentuk struktur Stroma endometrium mengalami perubahan besar
embrionik, tetapi hanya amnion yang bertahan di sepanjang dalam beberapa hari setelah implantasi. Fibroblas membesar
masa kehamilan. Seperti ditunjukkan dalam (Gambar 22-20), dan berbentuk poligonal, lebih aktif pada sintesis protein,
trofoblas membedakan selama menjadi implantasi sebagai dan kini disebut sel decidua. Keseluruhan endometrium
berikut: kini dianggap sebagai decidua (L. deciduus, jatuh, terlepas)
■ Sitotrofoblas, lapisan sel mitotik langsung aktif disekitar dan meliputi tiga daerah (Gambar 22–21):
amnion dan yolk sac; dan ■ Decidua basalis, yang terdapat di antara embrio itu
■ Sinsitiotrofoblas, yang lebih superfisial, non mitosis sendiri dan miometrium
massa sitoplasma multinuklear yang menginvasi stroma ■ Decidua capsularis, di antara embrio dan lumen uterus,
sekitarnya. yang menipis sebagai embrio akan lebih besar; dan
Kira-kira pada hari kesembilan setelah ovulasi, embrio
■ Decidua parietalis, di sisi rahim jauh dari embrio.
embrio sepenuhnya berimplantasi di endometrium dan
memperoleh nutrien
Implantasi Embrio, Desidua, & Plasenta 469
BAB
Khorion
Miometrium
Decidua basalis
Vili chorialis
Yolk sac
Decidua capsularis
Decidua parietalis
Rongga khorion
Arteri ibu
Vena ibu
Darah ibu
❯❯ APLIKASI MEDIS.
dan vagina, dan menutupi jalan keluar fetus saat
Perlekatan awal embrio biasanya terjadi pada dinding melahirkan. Keadaan ini disebut placenta previa, dan
ventral atau dorsal corpus uteri. Kadang-kadang embrio harus diketahui dokter, serta fetus harus dilahirkan
melekat dekat dengan ostium internum. Dalam hal ini, melalui operasi caesar. Bila tidak, fetus dapat meninggal.
plasenta akan terletak di antara fetus
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
Plasenta adalah tempat berlangsungnya pertukaran bercabang berkali-kali dan setiap cabang memiliki satu atau
nutrien, limbah, O2 dan CO2 antara ibu dan fetus, serta lebih kumpulan loop kapiler (Gambar 22–21c). Karena
mengandung jaringan dari kedua individu. Bagian embrio- tergantung di kompartemen darah maternal, villi chorialis
niknya adalah charion, yang berasal dari bekas trofoblas, dan memiliki area yang luas untuk pertukaran metabolit
bagian maternalnya dari decidua basalis. Pertukaran terjadi (Gambar 22–22). Pertukaran gas, nutrien, dan limbah terjadi
antara darah embrio di villi khorionik luar embrio dan darah antara darah fetus di kapiler dan darah maternal yang
ibu di lakuna dari desidua basalis. vili korionik plasenta membasahi vili, dengan difusi yang terjadi melalui lapisan
berkembang melalui tiga tahap: trofoblas, jaringan ikat vilus, dan endotel kapiler.
■ Villi primer muncul 2 hari setelah implantasi sebagai Plasenta juga merupakan suatu organ endokrin, yang
korda sederhana dari proliferasi sel sitotrofoblas tertutup menghasilkan HCG, tirotropin korionik, kotikotropin korio-
oleh sinsitiotrofoblas meluas kedalam lakuna yang nik, estrogen, progesteron, dan hormon lain. Informasi yang
mengandung darah maternal. lebih rinci mengenai perkembangan embrio dan pem-
■ Vili sekunder mulai terbentuk pada sekitar hari ke-15 bentukan serta struktur plasenta perlu dicari pada buku ajar
dari perkembangan embrio sebagai villi primer embriologi.
menginvasi oleh mesenkim ekstraembrionik.
■ Villi tersier berkembang dalam beberapa hari sebagai ❯ Cervix
mesenkim di dalam vili sekunder berdiferensiasi untuk
membentuk kapiler loop kontinu dengan sistem sirkulasi Cervix adalah bagian bawah uterus yang silindris (lihat
pada embrio. Gambar 22–1). Struktur histologinya berbeda dari bagian
lain uterus. Lapisan mukosa endoservikal adalah suatu
Pada akhir bulan pertama dari kehamilan, plasenta
epitel selapis silindris penghasil-mukus pada lamina propria
berisi ribuan pada villi korion tersier, masing-masing
yang tebal, bercabang, kelenjar serviks.
MB
MB
A
C MB
S
MB
a b
Plasenta mengandung vili chorialis janin dan darah maternal dengan darah janin. Pada akhir kehamilan, sel sitotrofoblas
yang terkumpul di ruang desidua. (a) plasenta matang men- mengalami penurunan jumlah di banyak area vili dan hanya
cakup potongan banyak tangkai vilus, yang berisi arteri (A) dan selapis tipis sinsitiotrofoblas yang dilandasi membran basal
(V) vaskular ekstraembrionik , dan ratusan cabang vilus kecil yang mengeiilingi vilus di regio ini (panah). Pembuluh darah
(panah) yang mengandung jaringan ikat dan mikrovaskular. ekstraembrionik menjadi terhubung erat dengan area
Darah ibu (MB) normalnya mengisi ruang di sekilar vili. 50x. trofoblas tipis ini untuk difusi maksimal antara kedua
H&E. kumpulan darah. 400x. H&E.
(b) Perbesaran lebih tinggi dari cabang villus dikelilingi oleh
darah ibu (MB) masing-masing berisi kapiler (C) atau sinusoid (S)
471
Terdapat sedikit arteri spiral, tidak mengubah ketebalan 2-3 Epitel mukosa vagina merupakan epitel berlapis gepeng
mm selama siklus ovarium, dan tidak berganti selama dengan tebal 150-200 µm pada orang dewasa (Gambar 22–
BAB
menstruasi. 24). Dalam pengaruh estrogen, sel epitel menyintesis dan
Regio cervix tempat canalis endocervicalis membuka ke mengumpulkan glikogen. Ketika sel-sel terlepas, bakteri me-
CC
SC
b c
SS
a
V d
(a) Mukosa saluran serviks (CC) berlanjut dengan endometrium kaca objek melalui prosedur Papanicolaou dengan mengguna-
dan seperti endometrium, jaringan tersebut diiapisi oleh epitel kan hematoksilin, orange G, dan eosin dan terpuras berbeda
kolumnar selapis (SC). Mukosa endoserviks memiliki lipatan dan sesuai kandungan keratinnya. Sel inti atipikal atau kelainan
banyak kelenjar serviks besar bercabang (panah). Di ostium sitologis lain yang terdeteksi oleh metode ini lebih lanjut
externum, titik saat kanal membuka ke dalam vagina (V), menguji kemungkinan karsinoma serviks. 200x. Pulasan
terdapat pertemuan (J) mendadak antara selapis epitel kolum- Papanicolaou.
nar ini dan epitel skuamosa berlapis (SS) yang melapisi ekso- (d) Mukosa endoserviks terkena populasi yang relatif tinggi
serviks dan vagina. Lebih dalam, dinding serviks adalah jaringan mikroorganisme dan biasanya memiliki sejumlah besar neutrofil
terutama fibromuskular (F). 15x. H&E dan leukosit lainnya. Sel-sel semacam itu tampak dalam
(b) Taut epitel (panah) terlihat lebih jelas. 50x. H&E. gambar ini di lamina propria dan epitel (panah), tetapi juga
(c) Sitologi eksfoliatif sel yang terlepas dari eksoserviks normal banyak dijumpai dan tampak jelas di lapisan mukus (M) yang
pada sediaan apus rutin serviks. Sel skuamosa, terpulas pada terfiksasi di tempatnya pada spesimen ini. 400x. H&E.
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Kelenjar Payudara
LP
LP E
LP LP
a b LP
Vagina memiliki lapisan mukosa, muskular dan adventisia. (b) Pembesaran kuat epitel dan lamina propria (LP) mem-
(a) Lamina propria (L) yang memiliki sangat banyak sel dan perlihatkan invasi leukosit (panah) antara sel epitel dari
menjulurkan papila sempit ke dalam epitel (E). Lapisan jaringan ikat. 200x. PSH.
muskular (M) memiliki berkas otot polos yang tersusun sirkular
di dekat mukosa dan longitudinal di dekat adventisia. 60x. H&E
berkumpul secara terpisah di puting yang memiliki 15-25 Kulit yang melapisi puting membentuk areola dan
muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm. Struktur merupakan kulit yang cukup tipis dengan kelenjar sebasea
histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis dan saraf sensorik yang banyak, berlanjut dengan mukosa
kelamin, usia, dan status fisiologis. sinus lactiferi. Areola mengandung lebih banyak melanin
Perkembangan Payudara Selama Pubertas ketimbang kulit di bagian lain payudara dan bertambah
Sebelum pubertas, kelenjar mammae pada kedua jenis gelap selama kehamilan. Jaringan ikat puting kaya akan
kelamin terdiri atas sinus lactiferi di dekat puting, dengan serabut otot polos yang berjalan sejajar dengan sinus lactiferi
cabang duktus kecil dari sinus ini. Pada gadis yang me- dan menimbulkan ereksi puting ketika berkontraksi.
ngalami pubertas dan kadar estrogen sirkulasi yang lebih
Payudara Selama Kehamilan & Laktasi
besar, payudara membesar akibat akumulasi adiposit di
Kelenjar payudara mengalami pertumbuhan selama
jaringan ikat dan meningkatnya pertumbuhan dan per-
kehamilan sebagai akibat kerja sinergis beberapa
cabangan sistem duktus.
hormon, terutama estrogen, progesteron, prolaktin, dan
Pada wanita dewasa yang tidak hamil, struktur parenkim laktogen plasenta manusia. Salah satu efek hormon ini
khas pada kelenjar, lobus, terdiri atas banyak lobulus, yang adalah proliferasi alveoli sekretoris di ujung ductus
terkadang disebut unit lobular ductus terminalis. Setiap intralobularis (Gambar 22–25 dan 22–26). Alveoli sferis
lobulus memiliki sejumlah duktus bercabang kecil tetapi unit terdiri atas epitel kuboid dengan sel mioepitel stelata
sekretoris yang melekat berukuran kecil dan rudimenter di antara sel-sel sekretoris dan lamina basal. Derajat per-
(Gambar 22–25). Sinus lactiferi dilapisi oleh epitel kuboid kembangan kelenjar bervariasi antar lobulus dan bahkan di
berlapis dan lapisan ductus lactiferi dan ductus terminalis dalam setiap lobulus.
adalah epitel kuboid selapis yang dilapisi oleh sel mioepitel
Ketika alveoli dan sistem duktus tumbuh dan ber-
yang berhimpitan erat. Sebaran serat otot polos juga
kembang selama kehamilan sebagai persiapan untuk laktasi,
mengelilingi duktus yang lebih besar. Sistem duktus ter-
stroma menjadi kurang mencolok (Gambar 22–26 dan 22–
benam dalam jaringan ikat vaskular longgar dart jaringan ikat
27). Jaringan ikat longgar dalam lobulus terinfiltrasi oleh
padat yang lebih sedikit mengandung sel dan memisahkan
limfosit dan sel plasma; sel plasma menjadi lebih banyak
lobus. Pada fase pramenstruasi siklus, jaringan ikat payudara
menjadi agak edematosa, yang membuat payudara agak lebih pada akhir kehamilan.
besar.
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
GAMBAR 22–25 Kelenjar Payudara. dan α-laktoalbumin yang larut; kesemuanya dicerna
sebagai sumber asam amino oleh bayi. Protein yang
lebih sedikit dalam air susu mencakup protein yang
membantu pencernaan dan kegunaan nutrien air susu
lain, imunoglobulin dan sejumlah protein dengan
aktivitas antimikroba, dan berbagai faktor pertumbuh-
an mitogenik penting untuk perkembangan usus pada
bayi baru lahir.
1 Matur, tetapi inaktif ■ Droplet lipid bentuk awalnya dari asam lemak rantai
pendek disintesis dalam sel epitel dan tumbuh dengan
2 Kehamilan awal
akresi pada asam lemak lebih panjang dan kolesterol
yang berasal dari diet atau penyimpanan lemak. akhir-
nya menjalani sekresi apokrin, selama sekresi ini,
m. pectoralis 3 Pertengahan kehamilan droplet menjadi terselubungi oleh sebagian membran sel
major apikal (lihat Gambar 22–28). Susu mengandung 4 atau 5
Puting
Ductus Sinus lactiferi
g lemak total per desiliter.
lactiferi
■ Laktosa, yang utama karbohidrat dan sumber energi
Lobulus 4 Laktasi dalam susu, disintesis di aparatus Golgi dan disekresikan
Costa V dengan laktalbumin. ASI mengandung lebih dari 7 g
5 Regresi setelah laktosa per desiliter, lebih dari kombinasi total protein
Lemak
berhenti menyusui
dan lipid. Laktosa juga bertanggung jawab untuk meng-
hasilkan gradien osmotik yang menarik air dan Ca2+ ke
dalam lumen alveolar.
Sepanjang laktasi, sekresi pada protein, membran
Struktur dan jaringan utama pada payudara beserta sederet
perubahan yang terjadi pada sistem duktus dan unit sek- terikat droplet lipid, laktosa, besi, dan kalsium sedang
retoris sebelum, selama dan setelah kehamilan dan laktasi. berlangsung, dengan produk terakumulasi sebagai susu
(1) Sebelum kehamilan, kelenjar tidak aktif dengan duktus dalam lumen dari sistem duktus (Gambar 22–27).
kecil dan hanya sedikit alveoli sekretoris kecil. (2) Alveoli
terbentuk dan mulai tumbuh pada awal kehamilan. (3) Pada
pertengahan kehamilan, alveoli dan duktus menjadi besar
dan memiliki lumen lebar. (4) Pada kelahiran dan selama ❯❯ APLIKASI MEDIS
laktasi, alveoli sangat melebar dan paling aktif dalam meng- Bila seorang wanita menyusui, isapan anak akan merang-
hasilkan komponen air susu. (5) Setelah berhenti menyusui,
sang reseptor taktil pada puting susu, yang berakibat pe-
alveoli dan duktus beregresi melalui kematian apoptotik sel.
lepasan hormon oksitosin dari hipofisis posterior. Hormon
ini menimbulkan kontraksi otot polos di sinus dan duktus
lactiferi, serta sel mioepitel alveoli yang menimbulkan
refleks ejeksi air susu (milk ejectian reflex). Rangsangan
Pada kehamilan lanjut, alveoli dan duktus kelenjar emosional negatif, seperti frustrasi, kegelisahan, atau
melebar oleh tumpukan kolostrum, suatu cairan yang kaya amarah, dapat menghambat pelepasan oksitosin dan men-
akan protein, dan mengandung leukosit, yang diproduksi di cegah timbulnya refleks tersebut.
bawah pengaruh prolaktin. Imunoglobulin A (IgA). Antibodi
disintesis dalam jumlah banyak oleh sel plasma dan diangkut
ke dalam kolostrum; dari kolostrum ini, neonatus yang
menyusui memperoleh kekebalan pasif. Regresi Kelenjar Payudara Pascalaktasi
Setelah kelahiran, alveoli kelenjar payudara menjadi Dengan berhenti menyusui (menyapih), sebagian besar
sangat aktif memproduksi air susu, atau laktasi yang alveoli yang memiliki sifat sekretoris selama kehamilan
terutama dipengaruhi oleh prolaktin dari hipofisis anterior mengalami degenerasi. Sel epitel mengalami apoptosis, auto-
(lihat Gambar 20). Sel epitel alveoli membesar dan phagy, atau pengelupasan (Gambar 22–29), dengan sel-sel
mengaktifkan berbagai proses yang terlibat dalam laktasi: mati dan debris yang dihilangkan oleh makrofag. Sistem
■ Sejumlah besar protein disintesis, dikemas ke dalam duktus kelenjar kembali ke gambaran umumnya pada
vesikel sekretoris, dan menjalani sekresi merokrin ke keadaan inaktif (Gambar 22–25). Setelah menopause,
dalam lumen (Gambar 22–28). ASI mengandung sekitar ukuran alveoli dan duktus kelenjar payudara berkurang dan
1 g protein per desiliter, termasuk kasein agregat (44% terjadi pengurangan fibroblas, kolagen, dan serat elastin di
dari total protein), serta β- laktoglobulin stroma.
475
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Kelenjar Payudara
A
CT
L
L
L D
L
A
L CT L
A
D D
L
CT L
a b c
(a) Kelenjar payudara wanita dewasa yang tidak hamil bersifat yang menjadi semakin besar dan semakin bercabang.
inaktif, dengan duktus kecil dan sedikit lobulus (L) yang memiliki Pada mikrograf ini, adiposit (A) ikut terlihat, tetapi adiposit ini
alveoli sekretoris yang tidak berkembang baik. Struktur dengan hanya sebagian kecil dari jumlah yang ada
lumen besar di setiap lobulus adaiah bagian duktus; struktur (c) Selama laktasi, lobulus sangat membesar dan lumen se-
yartg lebih kecil adalah alveoli kecil yang tidak berkembang. jumlah besar alveoli (A) kelenjar dari duktus ekskretoris (D)
Payudara khususnya terdiri atas jaringan ikat (CT), yang memiliki terisi air susu. Pada saat ini, jaringan ikat intralobular lebih
sejumlah lemak. tersebar dan sulit terlihat, kecuali septa kecil (panah).
(b) Kelenjar menjadi aktif selama kehamilan, dengan sistem Semua 60x, H&E.
duktus yang tumbuh cepat dan unit sekretoris setiap lobulus
❯❯ APLIKASI MEDIS
mengetahui keberadaan metastasis set karsinoma
Kebanyakan kanker payudara (carcinoma mammae) payudara. Deteksi awal (misalnya, melalui pemeriksaan
berasal dari sel epitel terminal di lobulus terminal kelenjar. diri, mammografi, USG, dan teknik lain) dan terapi dini
Bentuk yang paling umum adalah karsinoma duktal invasif secara bermakna menurunkan angka kematian.
di mana sel-sel neoplastik pada duktus intralobular atau Infeksi bakteri dari kelenjar payudara, atau mastitis akut,
cabang kecil dari duktus laktiferus menginvasi disekitar dapat terjadi dalam laktasi atau payudara berinvolusi,
stroma, membentuk massa yang jelas dan tetap. Sel-sel biasanya setelah obstruksi oleh susu kiri dalam komponen
yang menyebar (atau bermetastasis) dari karsinoma melalui kecil dari sistem duktus.
pembuluh limfe atau sirkulasi ke organ-organ penting
seperti paru atau otak berperan pada angka mortalitas yang
terkait dengan kanker payudara. Jika pengobatan mastek-
tomi ini, kelenjar limfe aksila diangkat melalui pembedahan
dan diperiksa secara histologis untuk
BAB 22 ■ Sistem Reproduksi Wanita
M M
A
V
CT
LD
D
L
P D
a b
Alveoli kelenjar terbentuk sepenuhnya hanya selama ke- plasma; lumen yang lebih besar dapat menunjukkan susu
hamilan dan memulai produksi air susu mendekati akhir (panah). 400x. H&E.
kehamilan (a) Alveoli (A) terbentuk sebagai struktur sferis yang (b) sel sekretoris kelenjar yang berlaktasi, lebih berbentuk
terdiri atas sel epitel kuboid yang dikelilingi prosesus kontrak- kolumnar dan mengandung droplet lipid dengan berbagai
til sel mioepitel (M). Perkembangan terjadi pada berbagai ukuran, yang juga dijumpai dalam air susu (LD). Jaringan ikat
tahap di seluruh payudara. Pada kehamilan lanjut, limfosit (L) (CT) mengandung pembuluh darah kecil (v). Sel sekretoris di
meninggalkan venula (v), menumpuk di jaringan ikat intra- area yang terselubungi terlihat berupa diagram pada (Gambar
lobular dan berdiferensiasi sebagai sel plasma (P) IgA yang 22–28). 400x. PT.
disekresikan. Duktus intralobular (D) dilapisi oleh sel-sel epitel
yang mengandung sekretori, sel nonsekretori, dan sel-sel
Sel mioepitel
Kelenjar Payudara 477
BAB
2 2 Sistem Reproduksi Wanita ■ Kelenjar Payudara
Setelah berhenti menyusui, semua alveolus kelenjar payudara
mengalami regresi, seperti tampak pada sediaan plastis
sebuah alveolus ini. Sel-sel sekretori telah mengalami auto-
phagy dan skuamosa sekarang. Sel mengalami apoptosis dan
telah terlepas ke dalam lumen. Air susu dengan droplet lipid
juga masih dijumpai di tempat tersebut. Sel mati dan debris
jaringan lain dihancurkan oleh makrofag. 400x. PT.
■ Oosit meiosis II lengkap, memproduksi tubuh polar kedua ■ Degenerasi arteri spiral menghasilkan iskemia pada lapisan
dan pronukleus wanita dari ovum haploid. fungsional, menyebabkan lapisan ini akan terkelupas saat
menstruasi, setelah itu beregenerasi dari lapisan basal di bawah
■ Pronukleus wanita dan pronukleus pria dari penyatuan pengaruh pada estrogen.
sperma, menghasilkan sel diploid, zigot.
■ Plasenta terutama terdiri dari villi khorionik, yang membentuk
■ Mukosa oviduktus ini sangat berlipat di dalam regio ampula dan seperti proyeksi yang sangat tervaskularisasi dari trofoblas ekstra-
dilapisi oleh epitel kolumnar sederhana pada sel bersilia dan sel embrionik ke dalam lakuna vaskular pada endometrium.
sekretori memproduksi nutrisi mukus yang menggenangi sperma
(dan zigot). ■ Pertukaran plasenta pada nutrisi, limbah, O2, dan CO2 terjadi antara
darah janin di dalam villi khorionik dan darah maternal mendarahi
■ Oviduktus muskularis tebal, terorganisir untuk kontraksi peristal- vili di dalam lakuna tersebut.
tik dari tabung, terutama bertanggung jawab untuk memindahkan
perkembangan embrio ke uterus. Serviks Vagina, dan Kelenjar Payudara
Uterus ■ Mukosa sempit, inferior akhir pada uterus, serviks, tidak mengubah
secara siklus di bawah pengaruh hormon; di os eksternal perubahan
■ Mukosa uterin atau endometrium dilapisi oleh epitel kolumnar epitel kolumnar yang secara tiba-tiba ke skuamosa berlapis.
sederhana, dari banyak kelenjar uterin besar meluas ke dalam
jaringan ikat yang di bawah. ■ Mukosa pada vagina dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis,
■ Jaringan ikat vaskular, tidak memiliki lemak, dan terdiri dari dikelilingi oleh arteri muskularis.
lapisan basal yang sangat seluler lanjut ke muskularis uterin atau ■ Dalam kelenjar payudara, unit sekretori alveolar berkembang
miometrium, dan lapisan fungsional yang lebih superfisial. setelah pubertas pada sistem duktus bercabang dengan sinus
■ Mengubah level pada estrogen dan progesteron dari folikel ovarium laktiferus berkonvergensi pada puting.
dan korpus luteum menghasilkan perubahan siklik di dalam
ketebalan, aktivitas glandular, dan status vaskular dari lapisan
■ Sekresi air susu (laktasi), yang dimulai pada akhir kehamilan dan
berlanjut sampai penyapihan, melibatkan kedua eksositosis protein
fungsional endometrium. dan sekresi apokrin dari droplet lipid.
■ Sebuah embrio tahap blastokista sampai di dalam rahim melekat ke
permukaan endometrium dan implan itu sendiri ke dalam lapisan
fungsional ketika aktivitas lapisan sekretori dan dan menyediakan
vaskular yang maksimal.
■ Jikatidak ada implan embrio, degenerasi pada korpus luteum
menyebabkan jatuh dari progesteron tergantung arteri spiral yang
membawa darah ke lapisan fungsional.
BAB
23
MATA: SISTEM FOTORESEPTOR
Mata dan Telinga:
Organ Perasa Khusus
I
nformasi mengenai dunia luar diterusakan ke susunan oleh suatu sistem sirkular serabut zonula, yang terbentang
saraf pusat (SSP) dari reseptor sensorik. Unit kemore- dari lensa ke dalam penebalan lapisan tengah, yaitu badan
septor untuk rasa kecap dan penciuman dibahas, dengan siliar dan berdekatan dengan corpus vitreum di sisi posterior
sistem pencernaan dan pernafasan (masing-masing pada Bab (Gambar 23-1). Struktur yang menutupi sebagian permuka-
15 dan 17) dan kisaran mekanoreseptor yang memperantarai an anterior lensa adalah perluasan lapisan tengah berpigmen
sensasi sentuhan di berbagai komponennya disajikan pada yang opak dan disebut iris, lubang bundar di tengah iris
Bab 18. Bab ini akan membahas sistem yang berperan pada adalah pupil (Gambar 23-1).
penglihatan melalui fotoreseptor mata dan sensasi keseim- Terletak di bagian anterior mata, iris dan lensa dibasahi
bangan dan pendengaran yang melibatkan mekanoreseptor di humor aquous yang jernih yang mengisi kedua bilik anterior
apparatus vestibulocohlearis telinga. antara kornea dan iris dan bilik posterior, antara iris, serta
lensa (Gambar 23–1 ). Kedua struktur ini saling terhubung di
pupil dan mengandung cairan jernih yang disebut humor
❯ MATA: SISTEM FOTORESEPTOR aquosa.
Mata (Gambar 23-1) adalah suatu organ fotosensitif yang Posterior bilik vitreum, terletak di belakang lensa dan
sangat berkembang dan rumit, yang menganalisis bentuk, perlekatan zonula serta dikelilingi oleh retina, bilik vitreum
intensitas, dan warna cahaya yang ditampilkan objek dan berisikan massa jaringan ikat gelatinosa transparan yang
menimbulkan sensasi pengeliatan. Mata terletak dalam disebut corpus vitreum (badan kaca).
struktur bertulang yang protektif ditengkorak yang juga Aspek penting dari pembentukan mata embrionik
mengandung batalan jaringan adiposa, setiap bola mata dipertlihatkan pada (Gambar 23-2) dan meliputi:
terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk
mempertahankan bentuk secara keseluruhan. Secara internal
■ Dalam 4 minggu embrio vesikel optik epitelial yang
menonjol secara bilateral dari otak depan yang
mata mengandung jaringan transparan yang membiasakan
memanjang dan membentuk tangkai optik yang
cahaya untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif,
dan suatu sistem neuron yang berfungsi mengumpalkan, membawa mangkuk optik (Gambar 23–2a).
memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak. ■ Interaksi antara mangkuk optik dan ektoderm
permukaan membuat ektoderm berinvaginasi dan
Setiap mata terdiri atas tiga lapisan atau tunika
terlepas di kedua sisi, yang membentuk vesikel lensa
konsentris (Tabel 23–1): (Gambar 23-2b).
■ Sebuah lapisan fibrosa luar kuat yang terdiri atas sklera ■ Tangkai optik berkembang sebagai saraf optik dan dalam
dan kornea transparan; alur rendah (inferior) disebut koroid fisura membungkus
■ Sebuah lapisan tengah vaskular yang terdiri atas koroid, pembuluh hialoid yang memasok darah untuk
mengembangkan lensa serta mangkuk optik (Gambar
badan siliar, dan iris;
23-2 c).
■ Sebuah lapisan sensorik intemal, retina, yang
berhubungan dengan otak melalui saraf optik posterior ■ Dalam minggu-minggu berikutnya, mesenkim
(Gambar 23-1). kepala berdiferensiasi membentuk sebagian besar
jaringan pada dua lapisan mata luar dan vitreum.
Bukan bagian dari lapisan ini, lensa mata adalah suatu Ektoderm dari mangkuk optik berdiferensiasi sebagai
struktur transparan bikonveks yang ditahan ditempatnya retina dan membentuk permukaan ektoderm dari epitel
kornea (Gambar 23–2d).
479
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Ora serrata
Kanal hialoid
a. retinae m. ciliaris
Badan siliar
centralis v. retina Prosesus ciliaris
centralis Serat zonula
Limbus
Sinus venosa sklera
N.II-
(n. opticus)
Lensa
Kapsul lensa
Iris
Discus Kornea
opticus Pupil
Fovea centralis
Sphincter pupillae
Dilator pupillae
Bilik vitreus
(rongga posterior)
Sklera
Potongan sagital sebuah mata memperlihatkan hubungan di atau tunika dinding, regio penting di dalam lapisan tersebut
antara struktur-struktur utama mata, ketiga lapisan utama dan elemen refraktif (kornea, lensa, dan corpus vitreum).
Ketika lensa sepenuhnya terbentuk, arteri hialoid distal Tendon otot ekstraokular yang menggerakkan insersi
dan vena menghilang, hanya menyisakan pasokan darah mata ke dalam area anterior sklera. Di posterior sklera
ke retina. menebal kira-kira sebesar 1 mm dan bergabung dengan
epineurium yang melapisi nervus opticus. Di mana sklera
mengelilingi koroid, sklera termasuk dalam lamina
Lapisan Fibrosa suprakoroid, dengan serabut kolagen yang lebih tipis, lebih
banyak fibroblas, serat elastin, dan melanosit.
Lapisan ini mencakup dua regio utama, posterior sklera dan
kornea anterior, bergabung di limbus. Kornea
Berbeda dengan sklera, seperenam anterior mata—yaitu
kornea—tidak berwarna dan transparan, dan sepenuhnya
Sklera avaskular (Gambar 23-1). Potongan melintang kornea
Lapisan fibrosa luar bola mata melindungi struktur internal memperlihatkan bahwa struktur ini terdiri atas lima lapisan:
yang lebih halus dan menyediakan tempat untuk insersi otot
(Tabel 23–1). Lapisan luar berwarna opak di lima perenam ■ Suatu epitel skuamosa eksternal berlapis,
bagian posterior bola mata adalah sklera (Gambar 23-1); ■ Suatu membrana limitans anterior (membran Bowman)
pada orang dewasa, lapisan ini membentuk segmen bola yang merupakan membran basal epitel berlapis;
yang berdiameter sekitar 22 mm. Sklera memiliki ketebalan ■ Stroma tebal;
rerata 0,5 mm, relatif avaskular, terdiri atas jaringan ikat ■ Suatu membrana limitans posterior (membran Des-
padat kuat, yang terdiri atas berkas kolagen tipe I pipih yang
cemet) yang merupakan membran basal endotel); dan
berselangseling dalam berbagai arah tetapi tetap sejajar
dengan permukaan organ; mikrovaskulatur juga ditemukan ■ Endotelium skuamosa internal selapis
di dekat permukaan luar.
Mata: Sistem Fotoreseptor 481
BAB
Struktur Komponen Fungsi
23
Tunika fibrosa (Lapisan Eksternal)
Epitel permukaan berlapis tidak bertanduk, dengan kolagen terdapat juluran sitoplasmik sel pipih mirip-
lima atau enam lapisan sel yang membentuk sekitar 10% fibroblas yang disebut keratinosit (Gambar 23–3). Substansi
ketebalan kornea (Gambar 23–3). Sel-sel basal memiliki dasar yang mengelilingi sel-sel ini banyak mengandung
kapasitas proliferasi tinggi penting untuk pembaharuan dan proteoglikan seperti lumican, yang mengandung keratan
perbaikan dari permukaan kornea serta muncul dari sel-sel sulfat dan kondroitin sulfat, yang membantu mempertahan-
punca dalam limbus korneosklera yang mengelilingi kornea. kan susunan dan jarak serabut kolagen secara tepat.
Sel epitel permukaan yang pipih memiliki mikrovili dan
lipatan yang menonjol ke dalam lapisan protektif atau
lapisan air mata yang terdiri atas lipid, glikoprotein dan air. ❯❯ APLIKASI MEDIS
Sebagai upaya perlindungan lain, epitel kornea juga memiliki
Bentuk atau kelengkungan kornea dapat diubah dengan
salah satu persarafan sensoris terbanyak dari jaringan lain.
pembedahan untuk memperbaiki kelainan visual tertentu
Membran basal epitel ini disebut membran Bowman, yang mengenai kemampuan berfokus. Pada prosedur
sangat tebal (8-12 µm) dan berperan pada stabilitas dan
oftalmologi yang umum, pembedahan laser-assisted in situ
kekuatan kornea, yang membantu melindungi infeksi stroma
keratomileusis (LASIK), epitel kornea diganti sebagai suatu
di bawahnya.
tandur dan stroma dibentuk ulang oleh suatu excimer laser
Stroma, atau substansia propria, membuat 90% dari yang memvaporisasi kolagen dan keratinosit secara
ketebalan kornea dan dibentuk oleh sekitar 60 lapisan berkas terkendali tanpa menimbulkan kerusakan sel atau matriks
kolagen paralel yang saling menyilang tegak lurus dan ekstrasel yang berdekatan (ECM). Setelah stroma dibentuk
membentangi keseluruhan diameter kornea. Susunan ulang, tandur epitel diletakkan kembali dan respons
ortogonal serabut kolagen yang seragam berperan pada regeneratif yang relatif cepat memulihkan fisiologi kornea
kejernihan jaringan avaskular ini. Di antara lamela
normal. Operasi LASIK digunakan untuk memperbaiki
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Mangkung optik
Vesikel lensa
Celah lensa
Tangkai optik Tangkai
optik
Pembuluh hialoid
(a) Minggu ke-4 awal: vesikel optik membentuk (b) Minggu ke-4 lanjut: Mangkuk optik menekuk ke
mangkuk optik berlapis-dua; ektoderm permukaan dalam dan membentuk lapisan internal dan eksternal;
membentuk celah lensa. celah lensa membentuk vesikel lensa.
(c) Minggu ke-6: Lensa menjadi struktur internal; (d) Minggu ke-20: Ketiga lapisan mata telah terbuka.
kornea, sklera dari koroid mulai terbentuk.
Mata mulai terbentuk pada awal perkembangan saat vesikel sepanjang tangkai optik, memasuki mangkuk optik dan tumbuh
optik menonjol di kedua sisi dari regio diensefalon otak depan ke arah lensa yang berkembang. Mesenkim kepala berhubungan
(prosensefalon). Vesikel ini tumbuh, dan tetap terhubung dengan dengan mangkuk optik yang berkembang, yang membentuk dua
otak yang sedang berkembang melalui tangkai optik, dan lapisan utama retina. Sel mesenkim berdiferensiasi di sekitar
mendekati ektoderm permukaan. Pada saat ini, setiap vesikel lapisan pigmen retina yang berkembang sebagai iris, badan siliar
terlipat ke dalam dan membentuk lapisan internal dan eksternal dan koroid lapisan vaskular, dan sebagai lapisan berserat lebih
mangkuk optik dan menginduksi ektoderm permukaan eksternal. Pembuluh hialoid beregresi dan menyisakan ruang yang
berinvaginasi ke dalam mangkuk sebagai vesikel lensa yang disebut kanal hialoid, di tubuh vitreum. Lipatan kulit membentuk
segera terlepas dari permukaan dan berada di pembukaan gambaran kelopak mata dan konjungtiva, epidermis yang melapisi
mangkuk optik. konjungtiva berkembang secara bersambungan dengan epitel
Pembuluh darah, yang disebut pembuluh hialoid, tumbuh di permukaan kornea dan sklera.
miopia (rabun dekat), hiperopia (rabun jauh), atau tanpa penolakan imun karena sebagian kurangnya jaringan
astigmatisme (kelengkungan tidak teratur dari kornea). dari kedua pasokan pembuluh darah dan drainase limfatik
Cangkok kornea (transplantasi) antara individu yang tidak dan toleransi imun lokal yang diproduksi oleh sel penyaji
berhubungan biasanya dapat berhasil dicapai antigen okular dan faktor imunomodulator di humor aquous.
483
23 BAB
E
EN
S S
S
D
a
EN
b c
Struktur anterior mata, kornea memiliki lima lapisan. (a) (b) Epitel kornea (E) berada erat pada membran Bowman
Mikrograf memperlihatkan epitel (E) skuamosa berlapis homogen (panah) (B). Stroma (S) sepenuhnya avaskular dan
eksternal, yang tidak bertanduk dan memiliki ketebalan lima nutrien mencapai keratosit dan sel epitel melalui difusi dari
hingga enam sel, epitel banyak dipersarafi dengan ujung saraf limbus sekitarnya dan humor aquosa di belakang kornea.
sensoris yang memicu refleks berkedip. Stroma (S) membentuk 400x. H&E. (c) Permukaan posterior kornea dilapisi oleh epitel
sekitar 90% ketebalan kornea, yang terdiri atas 60 lapisan serat skuamosa selapis (endotel) (EN) yang berada pada lapisan
kolagen tipe I yang tersusun dalam susunan ortogonal yang tebal kolagen lain dan materi ekstrasel lain yang disebut
tepat dan berselingan dengan sel pipih yang disebut keratosit. membran Descemet (panah). (D) berdekatan dengan stroma (S).
Stroma dilapisi di bagian dalam oleh endotel (EN). 100x. H&E. 400x. H&E.
Permukaan posterior dari stroma dibatasi oleh sebagai konjungtiva yang menutupi bagian anterior dari
membran basal tebal lainnya, yang disebut membran sklera (dan garis kelopak mata). Seperti disebutkan
Descemet, yang menyangga skuamosa endotelium selapis sebelumnya, sel punca untuk epitel berlapis terkonsentrasi di
kornea internal (Gambar 23-3). limbus; dari limbus ini, sel-sel penguat transit yang cepat
Endotelium ini mempertahankan membran Descemet membelah bergerak dalam arah sentripetal ke dalam epitel
dan termasuk sel yang paling aktif secara metabolik dari kornea. Stroma menjadi pembuluh darah dan kurang
kornea. Pompa Na+/K+ ATPase dalam membran basolateral terorganisir dengan baik di limbus, sebagai berkas kolagen
dari sel-sel ini sangat berperan memelihara keadaan hidrasi bergabung dengan limbus dari sklera.
di dalam kornea yang membantu memberikan kejernihan Pada pertemuan korneosklera, membran Descemet dan
maksimal dan pembiasan cahaya yang optimal. endotel selapisnya digantikan oleh suatu sistem kanal
berlapis endotel iregular yang disebut jalinan trabekular,
(Gambar 23–5). Ini memasuki stroma di taut korneoskleral
Limbus dan memungkinkan drainase humor aquosa secara kontinu
Lingkaran kornea-sklera, atau disebut limbus, adalah suatu dan lambat dari bilik anterior. Cairan dipompa dari kanal
area peralihan dengan stroma transparan bersatu dengan tersebut ke dalam ruang besar sinus venosa sklera yang
sklera opak (Gambar 23–1 dan 23–4). Berikut ujung berdekatan, atau kanal Schlemm (Gambar 23-1, 23-4, dan
membran Bowman dan permukaan epitel menjadi lebih 23-5); yang mengelilingi mata. Sinus mengalir dari humor
bertingkat aquous ke dalam pembuluh darah kecil (pembuluh darah)
dari sklera.
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Koroid
GAMBAR 23–4 Pertemuan korneosklera (limbus)
dan badan siliar. Koroid merupakan suatu lapisan yang sangat vaskular pada
2/3 posterior dari mata, dengan jaringan ikat longgar
C bervaskular yang banyak mengandung serat melanosit
CSJ (Gambar 23–6). Banyak melanosit memberinya ciri warna
hitam yang khas dan menghambat masuknya cahaya kecuali
melalui pupil. Koroid membentuk dua lapisan (Gambar 23-6):
SVS ■ Dalam lamina kapiler-koroid memiliki kaya mikro-
vaskular yang penting untuk gizi dari lapisan retina luar.
AC
■ Membran Bruch, lembaran ekstraseluler tipis, terdiri dari
I kolagen dan serat elastis yang mengelilingi mikrovaskular
berdekatan serta lamina basal dari lapisan retina
PC S berpigmen.
Badan Siliar
CM
Badan siliar, suatu pelebaran anterior koroid di tingkat lensa,
posterior berada pada limbus (Gambar 23-1 dan 23-4). Seperti
CP koroid, sebagian besar dari tubuh siliar bertumpu pada sklera.
Struktur penting terkait dengan tubuh siliar meliputi berikut
CZ ini:
BAB
2 3 Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
CE
CSJ
SVS
TM
AC
I CB
TM
(a) Pada pertemuan korneosklera (CVJ), atau limbus, yang trabekular ini (TM) dan dipompa oleh sel endotel ke dalam
mengelilingi kornea, endotel posterior dan membran tebal di ruang yang berdekatan, sinus venosa sklera (SVS). 50x. H&E.
bawahnya (membran Descemet) digantikan oleh jalinan saluran
(b) Gambaran SEM memperlihatkan bahwa peralihan dari
iregular yang dilapisi endotel dan ditunjang oleh trabekula
jaringan ikat. Pada sudut iridokornea antara limbus dan iris (I), endotel kornea (CE) ke jalinan trabekular terjadi secara
Humor aquosa dari bilik anterior (AC) mengisi saluran jalinan bertahap dan saluran yang terbentuk berukuran besar. 300x.
Iris
❯❯ APLIKASI MEDIS
Iris adalah perluasan uvea yang paling anterior (lapisan
Humor aquosa diproduksi secara kontinu. Bila drainase-nya tengah) yang sebagian menutupi lensa, dan menyisakan
dari bilik anterior terhambat, biasanya akibat obstruksi lubang bundar di pusat yang disebut pupil (Gambar 23–1).
jalinan trabekular atau sinus venosa sklera, tekanan Permukaan anterior iris, yang terpajan bilik anterior, tidak
intraokular dapat meningkat dan menimbulkan kondisi yang dilapisi oleh epitel, tetapi terdiri atas lapisan diskontinu
disebut glaukoma. Glaukoma yang tidak tertangani dapat fibroblas dan melanosit yang iregular, terkemas rapat dengan
menimbulkan penekanan corpus vitreum terhadap retina, prosesus yang saling mengunci (Gambar 23–10a,b). Jauh di
yang mengganggu fungsi penglihatan dan mungkin dalam iris, stroma berupa jaringan ikat longgar yang lebih
menimbulkan neuropati pada jaringan tersebut. khusus dengan mikrovaskular
Ketika sudut iridokornea lebih sempit dari biasanya, Permukaan posterior iris bersifat polos dengan epitel
penebalan dari iris perifer yang terjadi dengan pelebaran dari berlapis ganda yang berlanjut dengan epitel yang melapisi
pupil dapat menutup sudut jalan dan menghambat drainase badan siliar dan prosesusnya, tapi sangat banyak terisi
humor aquous di jalinan trabekular. Hal ini dapat dengan melanin. Epitel yang sangat berpigmen pada iris
mengakibatkan pesatnya perkembangan hipertensi mencegah masuknya cahaya ke bagian dalam mata kecuali
intraokular dikenal sebagai sudut glaukoma tertutup, melalui pupil. Lapisan epitel di bawahnya terdiri atas sel
glaukoma akut, atau sudut glaukoma tertutup (sempit). mioepitel yang setidaknya juga berpigmen dan
Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua mata dan memperpanjang prosesus kontraktil radial sebagai otot
menyebabkan penglihatan kabur, sakit mata, dan sakit dilator pupillae sangat tipis (Gambar 23-10). Iris
kepala. Pengobatan dari jenis ini dari glaukoma biasanya mengandung berkas otot polos yang tersusun secara sirkular
mencakup beberapa bentuk intervensi bedah. di dekat tepi pupil sebagai m. sphincter pupillae. Muskulus
dilator dan sphincter pupillae iris memiliki, masing-masing,
persarafan simpatis dan parasimpatis untuk melebarkan dan
mengecilkan pupil.
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
GAMBAR 23–6 Sklera, koroid, dan retina. GAMBAR 23–7 Epitel prosesus ciliaris.
S C P
SCL CCL V
B
PE
NE
ILL
V
OLL
VB
ONL INL GL
R&C OPL IPL NFL
Potongan dinding mata ini memperlihatkan jaringan ikat padat Potongan prosesus ciliaris ini memperlihatkan bahwa epitel
sklera (S), dan jaringan ikat vaskular longgar koroid (C). permukaannya berupa suatu lapisan ganda epitelial sel
Melanosit mencolok dalam koroid, terutama di regio luarnya, kolumnar rendah atau kuboid yang berpigmen (PE) dan tidak
lamina suprachoroidalis (SCL). Regio internal koroid, lamina berpigmen (NE). Kedua lapisan berkembang dari lipatan tepi
choroidocapillaris (CCL), memiliki mikrovaskular yang mangkuk optik embrionik sehingga permukaan lapisan tak
membantu menyediakan O2 dan nutrien ke retina yang berpigmen yang terpajan sebenernya adalah permukaan
berdekatan. Di antara koroid dan retina terdapat selapis tipis basal sel. Tidak terdapat lamina basal sejati yang ditemukan,
materi ekstrasel yang dikenal sebagai membran Bruch (B). tetapi sel-sel tersebut membentuk komponen yang
Lapisan eksternal retina adalah lapisan berpigmen (P) membentuk serat zonula ciliaris pada embrio. Di bawah
epitel kuboid yang berisi melanin. Berdekatan dengan lapisan epitel ganda ini terdapat inti jaringan ikat dengan banyak
ini adalah komponen fotoreseptor sel batang dan kerucut pembuluh darah kecil (V). Cairan dari pembuluh ini dipompa
(R&C) yang terkemas rapat, dengan badan selnya yang oleh sel epitel keluar dari prosesus ciliaris sebagai humor
membentuk lapisan inti luar (ONL). Kompleks taut antara sel- aquosa. 200x. PT.
sel ini tersusun dan dapat terlihat sebagai lapisan tipis yang
disebut membrana limitans externa (OLL). Akson sel batang
dan kerucut terjulur ke dalam lapisan pleksiformis luar (OPL) Lensa
yang membentuk sinaps di tempat tersebut dengan dendrit Lensa merupakan struktur bikonkaf yang transparan dan
neuron di lapisan inti dalam (INL). Neuron ini mengirimkan terletak tepat di bawah iris, yang digunakan untuk
akson ke dalam lapisan pleksiformis dalam (IPL), tempat
neuron tersebut bersinaps dengan dendrit sel di lapisan
memfokuskan cahaya pada retina (lihat Gambar 23–1).
ganglion (GL). Akson dari sel-sel ini mengisi sebagian besar Selain berasal dari invaginasi epitel permukaan embrionik
lapisan serabut saraf (NFL) yang terpisahkan oleh membrana (lihat Gambar 23-2), lensa adalah suatu jaringan avaskular
limitans interna (ILL) dari jaringan ikat corpus vitreum (VB) yang yang unik dan sangat elastis, bahan yang secara normal
mirip gelatin. 200x. H&E. menurun seiring dengan usia. Lensa memiliki tiga
komponen utama:
■ Lensa dibungkus suatu simpai tebal (10-20 µm) dan
Melanosit stroma iris juga membentuk warna mata.
homogen kapsul lensa yang kaya akan proteoglikan dan
Pada individu dengan sangat sedikit sel berpigmen di stroma, kolagen tipe IV (Gambar 23-11) lensa melindungi sel-sel
cahaya dengan warna biru dibiaskan kembali dari epitel di bawahnya dan menyediakan tempat untuk perlekatan
berpigmen hitam pada permukaan posterior iris. Seiring serat zonula (Gambar 23-10). Lapisan ini berasal sebagai
dengan bertambahnya jumlah melanosit dan kolagen di membran basal dari vesikel lensa embrionik.
stroma, warna iris berubah menjadi berbagai corak warna
hijau, abu-abu dan cokelat. Individu dengan albinisme ■ Epitel lensa subkapsular terdiri atas selapis sel epitel
hampir tidak memiliki pigmen dan warna merah muda di kuboid dan hanya terdapat pada permukaan anterior
irisnya timbul akibat pantulan cahaya dari pembuluh darah lensa (Gambar 23–11). Ujung basal sel epitel melekat
stroma. pada kapsul lensa dan permukaan apikalnya memiliki
interdigitasi yang mengikat epitel pada serat lensa
internal.
487
GAMBAR 23–8 Produksi dan pengeluaran humor GAMBAR 23–9 Serat zonula ciliaris.
BAB
aquosa.
Pada ujung posterior epitel ini, di dekat ekuator lensa, menepatkan ketegangan pada serat zonula, yang menarik
sel-sel membelah untuk membentuk sel-sel baru yang lensa menjadi bentuk datar. Agar dapat memfokuskan benda
berdiferensiasi sebagai serat lensa. Prosesus ini dekat, m. ciliaris berkontraksi, dan menimbulkan pergeseran
memungkinkan pertumbuhan lensa dan berlanjut koroid dan badan siliar ke depan, yang mengurangi
dengan laju yang perlahan dan melambat di dekat area ketegangan yang ditimbulkan zonula pada lensa sehingga
ekuator lensa sepanjang masa dewasa. memungkinkan lensa membulat dan menebal serta menjaga
■ Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai objek pada fokusnya. Pada dekade keempat dari masa
struktur tipis dan gepeng (Gambar 23–11). Berkembang presbiopia (Gr. presbyter, lebih tua + L. opticus, yang
dari sel-sel di epitel lensa, serat lensa matur biasanya berkaitan dengan mata) biasanya menyebabkan lensa
memiliki panjang 7-10 mm, dengan penampang dimensi kehilangan elastisitas dan kemampuan serat lensa untuk
hanya dari 2 oleh 8 µm. Sitoplasma menjadi penuh menjalani akomodasi.
dengan sekelompok dari protein yang disebut kristalin,
dan organel serta inti melalui autofagi. Serat lensa ❯❯ APLIKASI MEDIS
terkemas rapat yang membentuk jaringan transparan
yang sangat terkhususkan untuk pembiasan cahaya. Presbiopia dikoreksi dengan memakai kacamata lensa
konveks (kacamata baca). Pada orang yang lebih tua,
Lensa ditahan pada tempatnya oleh sekelompok serat yang denaturasi kristalin umumnya mulai terjadi di serat lensa dan
tersusun radial, yakni zonula ciliaris elastis, yang terinsersi membuatnya kurang transparan. Bila area lensa menjadi
pada kapsul lensa dan pada badan siliar (Gambar 23–1 dan
opak atau keruh dan penglihatan terganggu, kondisi ini
23–9). Bersama-sama dengan otot siliaris, sistem ini penting
disebut katarak. Penyebab katarak mencakup pajanan
untuk proses yang dikenal sebagai akomodasi, yang dapat
berlebihan sinar ultraviolet atau radiasi lain, trauma, dan
memfokuskan objek dekat dan jauh dengan mengubah
kecembungan lensa (Gambar 23–12). Bila mata sedang efek sekunder pada penyakit seperti diabetes mellitus dan
istirahat atau memandang objek yang jauh, otot siliar rileks hipertensi.
dan bentuk yang dihasilkan dari badan siliar
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
AC
S
DPM P
SPM
PE
PC
a
SPM
DPM
PE
b c
Iris mengatur jumlah cahaya yang jatuh ke retina. (a) Mikrograf Di dekat pupil, fasikulus otot polos membentuk m. sphincter
dengan pembesaran lemah memperlihatkan potongan iris pupillae (SPM). 140x. H&E. Stroma (S) di bawahnya memiliki
sentral, di dekat pupil (P). Permukaan anterior, yang terpajan banyak melanosit dengan berbagai jumlah melanin.
humor aquosa pada bilik anterior (AC), tidak memiliki epitel dan
hanya terdiri atas lapisan fibroblas dan melanosit. Sel epitel (b) Gambaran SEM memperlihatkan permukaan anterior non-
berpigmen eksternal (PE) sangat kaya akan granula melanin epitelial iris. 900x. (c) Mikrograf ini memperlihatkan bahwa
untuk melindungi bagian interior mata dari kelebihan cahaya. stroma yang dalam juga banyak vaskularisasi (mata panah).
Sel-sel pada lapisan lain adalah sel mioepitelial yang kurang Mioepitel dilator otot pupillae (DPM) lebih mudah terlihat di sini,
berpigmen dan membentuk m. dilator pupillae (DPM) yang dalam kaitannya dengan otot sfingter pupillae (SPM) dan epitel
terjulur di sebagian besar panjang iris. berpigmen posterior (PE). 100x. PT.
Dalam operasi katarak modern lensa yang dihilangkan posterior. Posterior kapsul cekung, atau kantong kapsuler,
oleh aspirasi dari bahan lensa ketika sedang emulsi oleh kemudian digunakan sebagai tempat untuk implantasi dari
pemeriksaan bergetar. Sisi posterior dari kapsul lensa dan akrilik prostesis lensa intraokular (IOL). Penelitian sedang
serat zonula yang dimasukkan yang tersisa di tempat bilik dilakukan untuk mengembangkan IOL dari akomodasi alami.
489
BAB
LC
Zonula tegang
LE Lensa diratakan
untuk fokus pada
obyek yang jauh
DLF (a)
Otot siliar
berkontraksi
Zonula rileks
MLF (b)
■ Di dekat epitel berpigmen, lapisan nukleus luar (ONL) ■ Lapisan luar pleksiform (OPL) termasuk akson dari
mengandung badan sel dari fotoreseptor (sel batang dan fotoreseptor dan dendrit dari neuron asosiasi di INL.
BAB
sel kerucut). ■ Lapisan dalam pleksiform (IPL) terdiri dari akson dan
23
■ Lapisan nukleus dalam (INL) mengandung inti dari dendrit menghubungkan neuron dari INL dengan sel
berbagai neuron, terutama sel-sel bipolar, sel amakrin, dan ganglion.
Respons impuls
terhadap cahaya
melalui retina
Cahaya yang
a.retinae masuk
centralis
v.retinae Retina
centralis Sklera Koroid
Koroid
Diskus Lapisan
opticus berpigmen
Retina
(b)
(a)
Retina adalah lapisan tebal mata di dalam koroid. (a) Diagram menembus lapisan ini dan masuk ke retina, membentuk kapiler
memperlihatkan a. retinae centralis dan v. retinae centralis yang memperpanjang sejauh INL. Nutrien dan O2 untuk lapisan
yang melalui n. opticus dan memasuki mata pada diskus retina luar berdifusi dari kapiler pada koroid. (b) Lapisan dan
opticus. Pembuluh ini awalnya terletak antara corpus vitreum neuron utama dari retina dan organisasi umum retina
dan ILL dari retina, tetapi cabang lateral yang lebih kecil diperlihatkan secara skematis di sini dan sel-sel penyangga
Müller dilepaskan.
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
GAMBAR 23–15 Lapisan retina GAMBAR 23–16 Sel batang dan kerucut.
ILL
VB
Lapisan
pleksiform luar.
NFL
Sinapsis dengan
sel bipolar.
GL
IPL
Regio metabolik.
INL Sintesis protein
dan fosfolipid plus
produksi ATP. Membran limitans
externa
Segmen
OPL dalam
Mitokondria
ONL
OLL Silia
RCL
PL
Regio fotosensitif. Segmen
C Pembentukan luar
potensial reseptor.
BAB
dalam dan luar.
batang dan kerucut. Cabang dari arteri retina sentral dan
23
vena (lihat Gambar 23-1) terutama dalam menjalankan serat
saraf dan GL, dikelilingi oleh kaki perivaskular dari astrosit
IS
Sel Batang
Retina manusia memiliki sekitar 92 juta sel batang. Sel-sel
ini sangat peka terhadap cahaya, yang berespon terhadap
sebuah foton dan memungkinkan sensasi penglihatan
bahkan dengan tingkat pencahayaan yang rendah, seperti
saat senja atau larut malam. Sel batang adalah sel tipis
memanjang (50 µm × 3 µm), yang terdiri atas dua segmen
terpisah (Gambar 23–16). Segmen luar adalah silia primer
dimodifikasi, fotosensitif dan berbentuk seperti batang
pendek; segmen bagian dalam berisi glikogen, mitokondria,
serta poliribosom untuk aktivitas sel biosintesis. CS
Segmen luar berbentuk batang terutama terdiri atas 600-
1000 cakram bermembran pipih yang tertumpuk seperti
uang logam dan dikelilingi oleh membran plasma (Gambar
23–16). Protein pada permukaan sitoplasmik dari setiap
cakram termasuk rhodopsin (ungu visual) yang memutih
oleh cahaya dan menginisiasi stimulus penglihatan. Di antara
segmen luar dan segmen dalam sel terdapat suatu
penyempitan, tangkai penghubung, yang merupakan suatu
silia termodifikasi yang muncul dari badan basal (Gambar
23-17).
OS
Cakram bermembran terbentuk melalui pelipatan
berulang membran plasma di dekat tangkai penghubung dan
insersi ke dalam protein lapisan ganda lipid yang diangkut di
tempat tersebut dari segmen dalam. Rakitan cakram baru di
sel-sel batang terlepas dari membran plasma dan bergeser ke
distal sebagai bentuk cakram baru. Akhirnya, cakram tiba di
ujung sel batang, tempat cakram ini terlepas, terfagosit dan Gambaran TEM potongan retina memperlihatkan segmen
tercerna oleh sel-sel epitel berpigmen (Gambar 23–13). dalam (IS) dengan mitokondria di bagian atas gambar dan
segmen fotosensitif luar (OS) yang terdiri atas cakram
Setiap hari, sekitar 90 cakram bermembran dihasilkan dan bermembran pipih paralel. Sel di tengah gambar
menghilang dari setiap sel batang, melalui proses perakitan, memperlihatkan badan basal yang membentuk silia yang
pergerakan distal, dan pelepasan apikal yang memerlukan membentuk tangkai penghubung (CS) dan termodifikasi lebih
waktu sekitar 10 hari. lanjut ke distal sebagai segmen luar. Tumpukan membran
cakram sangat khas dan bersifat padat-elektron karena
padatnya kandungan protein. 24.000x.
Sel Kerucut
Kurang banyak dan kurang sensitif terhadap cahaya dari Sel-sel kerucut (Gambar 23-16) juga berupa segmen me-
batang, rata-rata 4,6 juta sel kerucut di retina manusia manjang dengan segmen dalam dan luar, suatu tangkai
menghasilkan penglihatan warna pada cahaya terang. Ada penghubung silia termodifikasi dan tumpukan mitokondria
tiga kelas morfologis serupa dari kerucut, masing-masing dan poliribosom. Segmen luar kerucut berbeda dari segmen
berisi satu jenis dari iodopsin pigmen visual (atau batang karena lebih pendek dan berbentuk lebih lancip dan
photopsins). Dari setiap tiga iodopsin memiliki sensitivitas pada sel kerucut, struktur cakram bermembran tetap berupa
maksimal terhadap cahaya dari panjang gelombang yang invaginasi kontinu membran plasma di sepanjang satu sisi
berbeda, di area merah, biru, atau hijau dari aspektrum (Gambar 23–16). Jadi, iodopsin baru disintesis dan protein
cahaya tampak, masing-masing. Campuran oleh saraf yang membran lainnya didistribusikan merata di seluruh segmen
masuk dihasilkan oleh pigmen visual ini, kerucut menghasil- luar kerucut dan meskipun iodopsin berganti, cakram ini
kan warna gambar. lebih jarang terlepas ketimbang di sel batang.
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
BAB
Dalam kegelapan:
Cakram Retina
teraktivitas
Transducin
Rhodopsin Opsin
inaktif (opsin (memutih)
dan retinal)
Fosfodiesterase
Penurunan
Kadar cGMP cGMP
yang tinggi
Menutup
Na+
K+ K+ Na+
Transduksi cahaya melibatkan serangkaian perubahan sel Hal ini selanjutnya mengaktifkan protein membran perifer yang
batang dan kerucut yang bermula saat cahaya menyentuh berdekatan, transducin, suatu protein G trimerik, yang
tumpukan cakram bermembran. Bagian utama proses serupa memungkinkannya melepaskan subunit α-nya, yang bergerak ke
pada sel batang dan kerucut, tetapi lebih jelas terlihat pada sel arah lateral dan merangsang protein membran lain,
batang yang berjumlah lebih banyak, seperti yang tampak pada fosfodiesterase, untuk menghidrolisis cGMP. Dengan sedikitnya
gambar ini. Membran cakram terkemas rapat dengan protein, cGMP, banyak kanal natrium kini menutup, yang menimbulkan
meskipun hanya salah satu tipe utama yang diperlihatkan di hiperpolarisasi sel ini yang mengurangi pelepasan
sini. Dalam kegelapan, rhodopsin dan 11-cis-retinalnya bersifat neurotransmiter di sinaps. Perubahan tersebut di sinaps
inaktif dan konsentrasi intrasel second messenger GMP siklis mendepolarisasi serangkaian neuron bipolar yang lalu
(cGMP) menjadi tinggi. Salah satu efek cGMP adalah menjaga mengirimkan potensial aksi ke berbagai sel ganglion nervus
pembukaan sejumlah besar kanal kation pada membran sel opticus yang akan memungkinkan otak membentuk suatu citra.
sehingga sel terdepolarisasi yang secara kontinu melepaskan Saat molekul retinal teraktivasi oleh cahaya, molekul ini
neurotransmiternya (glutamat) di sinaps dengan neuron terdisosiasi dari rhodopsin dan menyisakan opsin yang berwarna
bipolar. lebih pucat (pemutihan). Molekul retinal bebas bergerak ke
Saat foton cahaya terabsorpsi oleh rhodopsin retina, dalam sel epitel pigmen di sekitarnya, di mana isomer all-trans
molekul ini terisomerisasi dari 11-cis-retinal menjadi all-trans- teregenerasi. Isomer ini lalu diangkut kembali ke dalam sel
retinal dan perubahan ini mengaktifkan opsin. batang atau sel kerucut untuk kembali berikatan dengan opsin
dan digunakan untuk transduksi cahaya berikutnya.
TG
C
TG
T
S
M TG
S LP
T
F
a b
(a) Kelopak mata adalah suatu jaringan fleksibel dengan kulit dengan asinus yang bersekresi ke dalam duktus sentral panjang
(S) yang melapisi permukaan luarnya dan konjungtiva polos (C) (D) yang bermuara di ujung bebas kelopak mata. 12,5x. H&E.
yang melapisi permukaan dalamnya. Di tepi luar kelopak mata (b) Pada pembesaran kuat, hanya bagian dalam kelopak mata
terdapat serangkaian folikel rambut (F) untuk bulu mata. yang tampak dan memperlihatkan bahwa konjungtiva (C) adalah
Kelenjar yang berhubungan dengan folikel rambut adalah suatu membran mukosa yang terdiri atas epitel kolumnar berlapis
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin termodifikasi. dengan sel kecil yang menyerupai sel goblet dan berada pada
Di dalam, kelopak mata memiliki fasikulus otot rangka (M) lamina propria (LP) tipis. Sel-sel besar yang mengalami sekresi
yang membentuk m. orbicularis oculi dan di dekat konjungtiva, holokrin terlihat di asinus kelenjar tarsal (TG), dan jaringan ikat
terdapat lempeng tebal jaringan ikat fibroelastis yang disebut fibrosa di tarsus (T) yang mengelilingi asinus. Sebum dari kelenjar
tarsus (T). Lempeng tarsal ini membentuk struktur penyangga ini ditambahkan ke lapisan air mata dan membantu melumasi
untuk kelopak mata dan mengelilingi serangkaian kelenjar permukaan mata 200x. H&E.
sebasea besar, kelenjar tarsal (TG) (atau kelenjar Meibom),
Di sebelah konjungtiva terdapat suatu lempeng fibroelastis distal kelopak mata (Gambar 23–19). Minyak dalam sebum
padat jaringan ikat yang disebut tarsus yang menyangga yang dihasilkan oleh kelenjar tarsal ini, yang umum disebut
jaringan lain di kelopak mata. Jaringan ini juga memiliki kelenjar Meibom, membentuk lapisan permukaan pada
serangkaian 20-25 kelenjar sebasea besar, masing-masing lapisan air mata, mengurangi laju evaporasi dan membantu
dengan banyak asinus yang bersekresi ke dalam suatu duktus melumasi permukaan mata.
sentral panjang yang membuka di antara bulu mata di tepi
497
BAB
lnfeksi di dekat muara duktus kelenjar tarsal, umumnya
23
disebabkan oleh Staphylococcus aureus, disebut hordeolum V
extemum. Kelainan ini paling sering terjadi pada bayi, tetapi D
Ossicula auditus
Stapes Pars petrosa ossis temporalis
Inkus
Malieus Cabang vestibular
N.VIII
Cabang koklear
N. VIII
Facial nerve
(CN VII)
N. vestibulocoh-
learis (N.VIII)
Vestibulum Meatus acusticus
Auricula internus
Membran Rongga
timpani timpani
Fenestra
ovakis
Kartilago elastis Fenestra rotunda
Tuba auditoria
Ke nasofaring
dan internal oleh epitel kuboid selapis dari mukosa yang umumnya kolaps, tuba akan terbuka selama proses menelan,
melapisi rongga telinga tengah. Gelombang membran yang menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah
timpani yang dihasilkan gelombang suara menghantarkan dengan tekanan atmosfer. Pada dinding medial bertulang
energi gelombang suara ke telingga tengah dan dalam telinga tengah terdapat dua area berlapis membran dan tidak
(Gambar 23–21). bertulang: yaitu, tingkap lonjong (fenestra ovalis) dan
tingkap bundar (fenestra rotunda) (Gambar 23–21).
Telinga Tengah Membran timpani berhubungan dengan tingkap lonjong
Telinga tengah mengandung rongga timpani yang terisi- melalui sederetan tiga tulang kecil, ossicula auditus, yang
udara, suatu ruang iregular yang berada di dalam tulang menghantarkan getaran mekanis membran timpani ke
temporal di antara membran timpani dan permukaan tulang telinga dalam (Gambar 23–23). Ossicula dinamai dengan
telinga dalam (Gambar 23–21). Di sebelah anterior, ruang malleus, incus, dan stapes, bahasa Latin masing-masing
ini berhubungan dengan faring melalui tuba auditorius untuk "palu", "landasan", dan "pijakan", yang menggambar-
(juga disebut tuba eustachii atau tuba pharyngotympanica) kan setiap bentuk umum tulang. Maleus menempel pada
dan di sebelah posterior, berhubungan dengan rongga jaringan ikat membran timpani dan stapes melekat pada
mastoid yang berisikan udara pada tulang temporal. Rongga jaringan ikat membran di tingkap lonjong. Tulang-tulang ini
timpani terutama dilapisi oleh selapis epitel kuboid yang berartikulasi di sendi sinovial yang bersama-sama
berada di lamina propria yang sangat melekat pada periosteum sepenuhnya dilapisi epitel selapis gepeng. Dua
periosteum. Di dekat tuba auditorius, epitel selapis ini secara otot kecil berinsersi, tensor timpani dan stapedius, di dalam
berangsur berubah menjadi epitel bertingkat silindiris malleus dan stapes, yang membatasi pergerakan
bersilia yang melapisi tuba tersebut. Meskipun dinding tuba
499
BAB
2 3 Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
C
SG
F
Ossicula auditori
F Maleus
Inkus
Stapes
Fenestra ovalis
SG Stapedius
Tensor timpani
(memotong)
Membran
timpanik Fenestra rotunda
Meatus acusticus externus terbentang dari lubang auricula yang terisi cairan dan bilik yang membentuk labirin
ke membrana timpani (gendang telinga). Potongan dinding
membranosa yang lebih kecil (Gambar 23-21). Labirin
ini di sepertiga luar meatus acusticus memperlihatkan
lapisan kulit yang mengandung folikel rambut kecil (F),
membranosa berasal dari vesikel ektodermal, otokista, yang
kelenjar sebasea (SG) dan kelenjar keringat apokrin melekuk ke dalam jaringan ikat di bawahnya selama minggu
termodifikasi yang disebut kelenjar seruminosa (CG). Sekresi keempat perkembangan embrio, kehilangan kontak dengan
dari kedua kelenjar membentuk suatu produk kuning ektoderm permukaan, dan menjadi terbenam pada rudimen
berminyak atau menyerupai lilin yang disebut serumen (C). bakal tulang temporal. Komponen dari tulang dan labirin
50x. H&E. membranosa serta fungsi telinga dalam diringkas dalam
(Tabel 23-2).
ossicula dan membantu melindungi telinga dalam dari bunyi Vesikel otik embrionik, atau otokista, membentuk
yang terlalu keras. labirin membranosa dengan divisi utama:
■ Dua kantung terkoneksi disebut utrikulus dan sakulus,
❯❯ APLIKASI MEDIS ■ Tiga duktus semisirkular yang terus-menerus dengan
utrikulus,
Telinga tengah rongga timpanik mungkin memperlihatkan ■ Duktus koklea, yang menyediakan untuk mendengar dan
peradangan (otitis media) ketika virus atau infeksi bakteri terus-menerus dengan sakulus tersebut.
memperpanjang dari saluran pernapasan bagian atas
Fungsi mediasi dari telinga dalam, pada setiap struktur
melalui tuba auditori. Otitis media paling sering terjadi pada
tersebut lapisan epitel memiliki area luas mekanoreseptor
anak-anak, di mana tuba auditori pendek memfasilitasi
infeksi pada rongga timpanik.
sensorik kolumnar yang disebut sel rambut di regio khusus:
■ Dua makula utriculus dan sacculus,
■ Tiga krista ampullaris di pelebaran regio ampula pada
Telinga Dalam setiap duktus semisirkularis, dan
Telinga dalam berada sepenuhnya di dalam tulang temporal, ■ Organ Corti spiral panjang pada duktus koklearis.
di mana sederetan ruang yang saling berhubungan, labirin Seluruh labirin membranosa adalah tulang labirin dalam,
bertulang, menampung serangkaian saluran kontinu yang meliputi regio sebagai berikut (Gambar 23-24):
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
■ Labirin oseosa memiliki sebuah rongga sentral yang ■ Di sisi lain vestibulum, koklea (L. siput, sekrup)
iregular, vestibulum (L. vestibulum, area untuk memiliki duktus koklea (Gambar 23-24). Koklea
memasuki), tempat sacculus dan utrikulus berada. berukuran panjang sekitar 35 mm dan membentuk 2¾
■ Di belakang struktur ini, tiga kanal semisirkular putaran di sekeliling inti tulang yang disebut modiolus
oseosa menyelubungi duktus semisirkular. (L. pusat dari roda).
Labirin membranosa
(duktus semisirkularis)
Endolimfe
Labirin tulang
(kanalis semisirkularis) Perilimfe
Labirin membranosa
(duktus semisirkularis) Tulang
Tulang labirin
Cabang koklear (kanal semisirkularis)
N.VIII
Utrikulus
Labirin tulang
(koklea)
Vestibulum Apeks koklea Organ Labirin membranosa
Sacculus (contains helicotremma) spiral (duktus koklear)
Regio internal telinga terdiri atas sebuah rongga di tulang organ vestibular untuk sensasi kesetimbangan dan keseimbangan
temporal, labirin tulang, yang menampung suatu labirin (sacculus, utriculus, dan duktus semisirkularis) dan koklea untuk
membranosa berisi-cairan. Labirin membranosa mencakup sensasi pendengaran.
501
Modiolus memiliki pembuluh darah dan mengelilingi Di ujung basalnya, semua sel rambut memiliki sinapsis basal
BAB
badan sel dan prosesus cabang akustik saraf kranial dengan ujung saraf aferen (ke otak) ujung saraf namun
kedelapan di ganglion cochleare atau ganglion spirale. terdiri dari dua jenis (Gambar 23-26a):
23
Tulang dan labirin membranosa mengandung dua cairan
■ Sejumlah sel rambut (tipe I) memiliki ujung basal
bundar yang dikelilingi oleh suatu calyx terminalis
yang berbeda (Gambar 23-24). Pemisahan dan perbedaan ion
Otolit
Otolit
Membran Lapisan
otolit gelatin
Kinosilia
Stereosilia
Sel
Duktus rabut
semisirkularis
Makula
Anterior Cabang
Posterior Sel vestibular
Horizontal penyokong N. VIII
(b) Makula
Cabang
Utricular macula nervus
Saccular macula vestibularis
Utriculus
Vestibulum
Sacculus
N. VIII
(a) Kompleks vestibular
(a) Dua area sensorik disebut makula terjadi di labirin otolitik lebih berat dari endolimfe sendiri, yang memfasilitasi
membranosa dari vestibular utrikulus dan sakulus, khusus pelengkungan dari kinosilia dan stereosilia oleh gravitasi atau
untuk mendeteksi kedua gerakan gravitasi dan endolimfe. gerakan dari kepala.
(b) Gambaran rinci dinding makula memperlihatkan bahwa (SEM, dengan izin, dari David J. Lim, House Ear Institute dan
makula terdiri atas sel rambut, sel penyokong, dan ujung Departemen Cell & Neurobiologi, University of Southern
cabang vestibular saraf kranial kedelapan. Permukaan apikal California, Los Angeles, CA.)
sel rambut dilapisi oleh lapisan atau membran otolitik (c) Diagram sebuah sel rambut memperlihatkan sejumlah besar
gelatinosa dan ujung basal sel memiliki hubungan sinaps stereosilia lurus, yang memiliki berkas aktin, dan sebuah
dengan serabut saraf. SEM memperlihatkan otolit terpendam kinosilia panjang, sebuah silia dengan ujungnya yang sedikit
dalam membran ini. Struktur mineral ini membuat membran membesar.
23 bab
Stereosllia Kinosilium
Kaliks
saraf Penghubung
samping
Sel
penyokong
Ujung saraf
aferen
Ujung saraf
eferen
Selubung mielin Lempeng
kultikular
(jaring terminal)
(a) (b)
(a) Diagram ini memperlihatkan dua tipe sel rambut di makula padat-elektron yang memiliki kanal kation dan protein yang
dan krista ampullaris. Ujung basal sel rambut tipe I dikelilingi terlibat pada transduksi mekanoelektrik (MET) yang mengubah
dan terselubungi di dalam kaliks saraf di serabut aferen. Sel aktivitas mekanis stereosilia menjadi aktivitas elektrik di dalam
rambut tipe II berbentuk kolumnar dan berhubungan dengan sel rambut. Stereosilia yang berdekatan terhubung oleh
hubungan sinaps khas pada serabut aferennya. Kedua tipe berbagai penghubung samping yang terdiri atas protein;
tersebut juga berhubungan dengan serabut eferen. penghubung yang paling dipahami adalah tip links yang
(b) Diagram yang rinci dari berkas rambut stereosilia sel rambut menghubungkan ujung stereosilia dan memiliki tipe protein
yang memperlihatkan bahwa stereosilia tersusun dalam barisan cadherin yang sangat panjang. Perubahan tegangan tip links
yang semakin meninggi, dengan stereosilia tertinggi yang yang dihasilkan dari penekukan berkas rambut membuka atau
berdekatan dengan kinosilium pada satu sisi ujung apikal sel. menutup kanal kation yang berdekatan dan mengubah aktivitas
Dengan TEM, ujung setiap stereosilia memperlihatkan regio sinaps aferen sel rambut.
Sel-sel rambut dari krista ampularis berkerja sebagai kranial kedelapan ke inti vestibular dalam SSP. Di sana
transduser mekanoelektrik seperti dari makula dalam duktus semisirkular ditafsirkan bersama dengan masuk ke
utrikulus dan sakulus, sinyal akson aferen oleh transmiter dari mekanoreseptor dari sistem muskuloskeletal untuk
melepaskan denyut ditentukan oleh keadaan depolarisasi dan memberikan dasar untuk mengamati gerakan dan orientasi
hiperpolarisasi (Gambar 23-27). Di sini mekanoreseptor dalam ruang dan untuk mempertahankan keseimbangan
mendeteksi gerakan rotasi dari kepala seperti yang atau kesetimbangan.
dibelokkan oleh gerakan endolimfe di duktus semisirkular.
Sel-sel yang berorientasi dengan polaritas yang berhadapan ❯❯ APLIKASI MEDIS
pada setiap sisi dari samping, sehingga kepala memutar Periode singkat dari vertigo yang dihasilkan oleh perubahan
menyebabkan sel rambut depolarisasi di satu sisi dan mendadak dalam posisi kepala, seperti berdiri cepat atau
hiperpolarisasi di sisi lain. Neuron dari inti vestibular di SSP duduk setelah berbaring di tempat tidur, mungkin menjadi
menerima masuk ke kumpulan dari duktus semisirkular pada ringan contoh dari vertigo paroksismal positional jinak (BPPV).
setiap sisi secara bersamaan dan menginterpretasikan rotasi BPPV juga terjadi ketika satu atau lebih dari otolit padat (atau
kepala pada dasar di transmiter relatif yang melepaskan debit otokonia) melepaskan diri dari membran otolitik dan pindah ke
dari kedua belah pihak. suatu ampula dari posterior duktus semisirkular sebagai
Input dari duktus semisirkular bergerak bersama-
sama dengan itu dari utrikulus dan sakulus sepanjang saraf
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Tip link
[K+]
yang
tinggi
Taut erat
Sel
penyokong
Depolarisasi Hiperpolarisasi
K+
[K+ ] Sinaps
yang rendah
Ca2+
Ca2+ Transmiter
(a) (b)
Sel rambut dan sel penyokong merupakan bagian epitel dengan Bila pergerakan ini terhenti, sel cepat mengalami repolarisasi.
taut erat. Ujung apikal sel terpajan endolimfe dengan kadar K+
yang tinggi dan perilimfe dengan kadar K+ yang rendah (b) Pergerakan dalam arah berlawanan, menjauhi kinosilium,
membasahi permukaan basolateralnya. Saat istirahat, sel menghasilkan pengenduran tip links, yang memungkinkan
rambut terpolarisasi dengan sejumlah kecil K+ yang masuk dan penutupan kanal K+ apikal sepenuhnya, yang menimbulkan
pelepasan neurotransmiter yang rendah ke serabut saraf aferen hiperpolarisasi dan pengurangan pelepasan neurotransmiter.
di ujung basal sel. Dengan berbagai jumlah serabut aferen dan eferen pada sel
rambut dan berbagai sel rambut yang berespons berbeda
(a) Pada gambar ini, pergerakan kepala yang menimbulkan terhadap pergerakan endolimfe akibat posisinya di dalam
defleksi berkas stereosilia ke arah kinosilium menghasilkan makula dan krista ampullaris, informasi sensoris yang
tegangan di tip links yang ditransduksi menjadi aktivitas elektrik dihasilkan secara kolektif oleh sel-sel ini dapat diproses oleh
oleh pembukaan kanal kation yang berdekatan. Masuknya K+ regio vestibular otak dan digunakan untuk membantu
mendepolarisasi sel, yang membuka kanal Ca2+ di ujung basal mempertahankan kesetimbangan.
sel yang merangsang pelepasan neurotransmiter.
Kanalit yang juga dapat melekat pada cupula. Menjadi berat, kontinu. Sebuah serangkaian spesifik dari gerakan kepala
kanalit membuat gravitasi krista ampularis sensitif. Ketika lambat yang membentuk prosedur kanali reposisi atau
kanal semisirkular itu selaras dengan gravitasi selama Epley manuver, dapat digunakan untuk mengembalikan
gerakan kepala, impuls sensorik dimana diproduksi otak otolit ke utrikulus dan meringankan sensasi dari pusing
menafsirkan salah sebagai rotasi kepala dan kegoyangan.
505
BAB
semisirkularis.
(Gambar 23-29b).
23
Skala timpani dan vestibuli berhubungan dengan satu sama
lain di apeks dari koklea melalui lubang kecil yang disebut
❯❯ APLIKASI MEDIS
Duktus koklea Ketulian dapat timbul akibat banyak faktor, yang biasanya
Duktus koklea, sebuah bagian dari labirin membranosa terbagi menjadi dua kategori. (1) Tuli konduktif melibatkan
berbentuk sebagai tuba spiral, mengandung sel-sel rambut berbagai masalah di telinga dalam yang dapat mengurangi
dan struktur lain yang memungkinkan fungsi auditori. hantaran vibrasi oleh rantai ossicula dari membrana tympani
Diadakan di tempat dalam tulang koklea, duktus ini ke fenestra ovalis. Contoh umum adalah otosklerosis,
merupakan salah satu dari tiga kompartemen paralel, atau dengan lesi mirip-parut yang terbentuk di labirin tulang
skala (L., landai atau tangga) yang 2¾ koil ternyata dalam
dekat stapes yang menghambat pergerakannya di fenestra
koklea (Gambar 23-29):
ovalis. Infeksi telinga tengah (otitis media) umum dijumpai
■ Duktus koklea itu sendiri membentuk kompartemen pada anak berusia muda, yang biasanya berlanjut dari
tengah, atau skala media, diisi dengan endolimfe. Hal infeksi saluran napas atas, dan dapat mengurangi hantaran
ini kontinu dengan sakulus dan berakhir di apeks dari suara akibat akumulasi cairan di rongga tersebut. (2) Tuli
koklea. sensorineural dapat bersifat kongenital atau didapat dan
■ Semakin besar skala vestibuli mengandung perilimfe timbul akibat defek di struktur atau sel mana saja dari
dan dipisahkan dari skala media oleh membran koklea ke pusat auditorik di otak, tetapi umumnya
vestibularis (Membran Reissner) struktur yang sangat mencakup kehilangan sel rambut atau degenerasi saraf.
tipis ini terdiri atas suatu membran basal dengan epitel
skuamosa selapis di setiap sisinya (Gambar 23–30). Sel- Kedua sel-sel rambut luar dan dalam memiliki ujung
sel di kedua lapisan memiliki taut erat yang luas yang saraf aferen dan eferen, dengan IHC lebih banyak
membantu menjaga gradien ion yang sangat besar pada dipersarafi.
kedua sisi membran di antara endolimfe dan perilimfe.
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Membran vestibularis
Ganglion spirale
Skala
vestibuli
Scala vestibuli Membran
vestibular
Duktus koklearis
Membran tektorial
Scala tympani
Spiral ganglion Membran basilaris
Stereosilia
Cabang
Membran tektorial Sel penyokong koklear Ganglion spiral Organ spiral
N.VIII
Terowongan
dalam
(a) Bagian auditorik telinga dalam, yaitu
koklea, memiliki bentuk yang menyerupai
Membran basilaris
siput pada labirin tulang dan labirin
Sel rambut luar
membranosa. Sebuah potongan koklea
Sel falang luar
memperlihatkan tiga kompartemen paralel
Sel rambut dalam
Sel pilar yang terpotong di sejumlah tempat.
Cabang koklear N.VIII
Skala timpani
(b) Diagram ini memperlihatkan gambaran
(c) Organ spiral rinci sebuah putaran duktus koklea (skala
media), organ spiral, pada membran basilar,
dan ruang berisi perilimfe, yaitu skala
Duktus koklear vestibuli dan skala timpani. Endolimfe
dihasilkan di stria vaskularis, suatu area
Membran tektorial yang kaya akan kapiler di periosteum yang
berhubungan dengan lapisan epitel dinding
Sel rambut luar saluran tersebut.
Sel rambut dalam (c) Diagram ini memperlihatkan organ spiral
Sel penyokong lebih detail, termasuk membran tektorial,
lokasi umum dan bentuk dari sel-sel rambut
Cabang koklear dari dalam dan luar, penyokong sel falang organ
N. VIII
spiral, dan sel-sel pilar membuat terowongan
Membran basilar
dalam.
Skala timpani
(d) Mikrograf menunjukkan fitur utama dari
organ spiral histologis. 75x. H&E.
(d) Organ Corti
Badan sel neuron bipolar aferen berada di suatu inti tulang ■ Sel falang dalam dan luar mengekstensi prosesus apikal
modiolus dan membentuk ganglion spirale (Gambar 23–29 yang saling berhubungan mengelilingi dengan penyangga
dan 23–30). bagian basolateral dari kedua sel-sel rambut dalam dan
Kedua tipe utama sel penyokong kolumnar yang melekat luar serta ujung saraf sinaptik. Ujung apikal dari sel
pada membran basilar dalam organ spiral (Gambar 23-29c): falang bergabung ke sel falang dari sel-sel rambut dengan
zonula okluden erat, membentuk lempeng apikal
507
GAMBAR 23–30 Duktus koklearis dan ganglion spiral. GAMBAR 23–31 Stereosilia sel rambut koklea.
23 BAB
B
VM
STV
CD
SG
SO
ST
Organ spiral (SO) atau organ Corti berada pada dinding basal
duktus koklea (CD), atau skala media. Duktus ini terisi
endolimfe yang dihasilkan pada stria vaskularis (STV), suatu
hubungan unik antara sel epitel kolumnar dengan sejumlah
besar lipatan basal dan kapiler di periosteum tulang (B).
Pada salah satu sisi duktus koklearis terdapat skala vestibuli Dengan membrana tektorial yang dihilangkan, gambaran
(SV) dan skala timpani (ST), yang terisi perilimfe dan SEM memperlihatkan lempeng apikal dari organ spiral tikus
bersambung di apeks koklea. Membran vestibular (VM) yang melalui proyek berkas stereosilia kaku ke endolimfe.
memisahkan perilimfe di skala vestibuli dari endolimfe di Yang diperlihatkan adalah berkas rambut dari tiga baris dari
duktus koklearis. Badan sel neuron bipolar pada ganglion sel rambut luar dan satu baris dari sel rambut bagian dalam
spiral (SG) mengirimkan dendrit ke sel rambut organ spiral (bawah) dalam giliran tengah dari koklea. 3000x.
dan akson ke inti koklea SSP. 25x. H&E. (Dengan izin, dari Dr Bechara Kachar dan Dr Leonardo
Andrade, Laboratorium Struktur Sel dan dynamics, National
Institutes of Health, Bethesda, MD.)
diseberang organ spiral yang melalui berkas proyek periode embrionik dari sekresi sel yang melapisi regio di
stereosilia ke endolimfe (Gambar 23-31). dekatnya yang disebut limbus spiral.
■ Dengan mendeteksi gerakan menit dari stereosilia, sel-
Sel pilar yang menegang oleh banyak berkas dari keratin
dan garis ruang segitiga, terowongan dalam, antara sel rambut di organ Corti spiral berkerja sebagai transduser
kompleks luar dan dalam dari sel rambut serta sel-sel mekanoelektrik sangat banyak seperti itu dari makula
falang. Terowongan dalam kaku juga berperan dalam vestibular yang dijelaskan sebelumnya dan memediasi indera
transmisi suara. dari pendengaran. Seperti ditunjukkan dalam (Gambar
Pada ujung sel-sel rambut luar dari yang tertinggi 23-32), gelombang suara yang terkumpul oleh auricula
terbenam di dalam membrana tektorial, suatu lapisan telinga luar membuat membran timpani bergetar, yang
aselular yang terjulur di atas organ spiral dari jaringan ikat menyebabkan pergerakan ossicula di telinga tengah dan
sekitar modiolus (Gambar 23–29). Membrana tektorial fenestra ovalis. Sisi membran timpani yang besar
terdiri atas berkas halus kolagen (tipe II, V, IX, glan XI), dibandingkan dengan fenestra ovalis dan sifat mekanis rantai
proteoglikan terkait dan protein lain serta dibentuk selama
BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Tekanan
tinggi
(keras)
Tekanan
Tekanan
rendah Amplitudo Amplifikasi di
(kurang telinga tengah
keras) Membran
Arah gelombang suara tektorial
Ossicula auditus
Sel rambut
Malleus Incus Stapes
Cabang koklear
dari N. VIII
Membran
Fenastra ovalis basilar
Skala vestibuli
Helikotrema
2 3
Duktus koklearis
Meatus Membran
akustik eksternal 5
1 vestibular
4 Organ spiral
Membran basilar
1 Gelombang suara masuk ke telinga dan menyebab- 4 Gelombang tekanan menyebabkan membran vestibular bergerak,
kan membran timpani bergetar. menghasilkan pembentukan gelombang tekanan di endolimfe dalam
duktus koklea dan perpindahan dari regio tertentu dari membran
2 Getaran membran timpani bergerak ossicles auditori; basilar. Sel-sel rambut di organ spiral yang terdistorsi, memulai sinyal
gelombang suara diperkuat. saraf di cabang koklea dari N VIII.
3 Stape pada fenestra ovalis menghasilkan gelombang 5 Sisa gelombang tekanan ditransfer ke skala timpani dan telinga
tekanan di perilimfe dalam skala vestibuli. bagian dalam keluar melalui fenestra ovalis.
ossicula yang menghubungkan kedua membran membrana vestibularis dan atau membrana basilaris dan
memungkinkan transfer energi secara optimal antara udara endolimfe yang mengelilingi organ spiral (Gambar 23–32).
dan perilimfe, dari gelombang suara ke getaran jaringan dan Lebar, kekakuan dan sifat fisis lain membrana basilaris
ruang berisi cairan. yang menunjang organ spiral bervariasi di sepanjang
Gelombang suara di dalam perilimfe bermula di fenestra permukaannya. Hal ini membuat regio pergeseran maksimal
ovalis dan bergerak di sepanjang scala vestibuli. Setiap dalam organ spiral yang bergetar bervariasi sesuai frekuensi
gelombang tekanan menimbulkan pergerakan singkat gelombang suara, yaitu jumlah gelombang yang melalui per
satuan waktu (diukur dalam hertz).
509
Gelombang berfrekuensi-tinggi menimbulkan pergerakan yang dapat terdeteksi menimbulkan pergerakan membrana
maksimal organ spiral di dekat fenestra ovalis. Suara dengan basilaris di apeks atau helikotrema koklea. Setelah melalui
BAB
frekuensi yang semakin rendah menghasilkan gelombang duktus koklea dan organ spiral di berbagai titik ini,
23
tekanan yang bergerak jauh di sepanjang skala vestibuli dan gelombang tekanan dihantarkan ke skala timpani dan me-
menggeser organ spiral di titik yang lebih jauh dari fenestra ninggalkan telinga dalam di fenestra rotunda (Gambar 23–
Fenestra ovalia
Suara berfrekuensi-tinggi
Skala vestibuli
Helikotrema
Organ spiral
Skala timpani
Membrana Duktus Membran
vestibularis
koklearis besailar
Suara berfrekuensi-medium
Suara berfrekuensi-tinggi
Mendasarkan Apeks
Frekuensi tinggi
Frekuensi medium
Frekuensi rendah Lebar relatif dari
regio yang berbeda
pada membran
basilar
Koklea adalah sepenuhnya diluruskan dalam diagram ini untuk Suara berfrekuensi medium (panah hijau) menimbulkan gelombang
lebih mudah menunjukkan bagaimana gelombang suara tekanan yang menggerakan membran di titik berbeda di sepanjang
ditafsirkan menurut frekuensinya di situs tertentu di sepanjang pusat regio dari koklea. Suara berfrekuensi rendah (panah biru)
organ spiral. Suara berfrekuensi tinggi (panah merah) menimbulkan gelombang tekanan yang menggerakkan organ spiral
menimbulkan gelombang tekanan yang menggerakan membran hanya di dekat ujung koklea, dekat helikotrema.
basilar dekat pangkal dari koklea, dekat dengan fenestra ovalis.
510 BAB 23 ■ Mata dan Telinga: Organ Perasa Khusus
Mekanoreseptor utama murni untuk sensasi pendengaran sebagai suara. sinyal yang dikirimkan sel-sel ini ke SSP untuk
adalah IHC (inner hair cells) yang lebih banyak dipersarafi pemrosesan sebagai suara. Peran sekuensial ini untuk sel-sel
pada organ spiral koklea. OHC (outer hair cells), dengan rambut luar dan dalam menghasilkan amplifikasi koklea
ujung stereosilia yang terbenam di membrana tektorial, lebih lanjut dari gelombang suara.
terdepolarisasi ketika stereosilia yang cacat, seperti yang
dijelaskan sebelumnya, untuk sel-sel rambut vestibular ❯❯ APLIKASI MEDIS
(Gambar 23–27 ). Di organ spiral, namun, aktivitas sel
rambut yang lebih kompleks, yang memungkinkan kontrol Beberapa pasien dengan gangguan pendengaran dapat
yang lebih besar pada penerimaan sensorik. dibantu oleh implan koklea. Sebuah kabel kecil dengan
serangkaian elektroda berulir ke skala timpani, dengan
Depolarisasi OHC (outer hair cells) cepat menimbulkan
elektroda sepanjang dinding yang berisi cabang dari saraf
pemendekan sel kolumnar ini, yang diperantarai oleh suatu
koklea. Sebuah perangkat yang berisi mikrofon, prosesor
protein, efek dimediasi oleh yang tidak biasa 80-kD trans-
speech untuk menyaring suara asing, dan pemancar usang
membran unik yang disebut prestin (It. presto, sangat cepat)
di belakang telinga luar. Suara dari berbagai frekuensi
yang berjumlah banyak pada membran sel lateral. Prestin
mengirimkan sinyal ke penerima dipendam dalam tulang
mengalami suatu perubahan bentuk bergantung-tegangan
tengkorak dan melekat pada susunan dari elektroda yang
yang memengaruhi sitoskeleton, dengan sel yang cepat
merangsang cabang saraf yang tepat untuk frekuensi suara.
memendek ketika membran terdepolarisasi dan memanjang
Impuls saraf diinterpretasikan otak sebagai suara. Implan
dengan hiperpolarisasi membran. Pergerakan OHC (outer
koklea tidak mengembalikan pendengaran normal, tetapi
hair cells) yang menyerupai piston menimbulkan vibrasi
pasien yang tuli dapat menggunakan suara dalam kisaran
membrana tektorial terhadap stereosilia IHC (inner hair
tertentu dan ikut terlibat dalam pembicaraan langsung.
cells) yang berdekatan (Gambar 23-29c), yang memperkuat
sinyal yang dikirimkan sel-sel ini ke SSP untuk pemrosesan
Mata
■ Mata memiliki tiga tunika: sklera dan kornea membentuk ■ Foton dari cahaya mengkonversi 11-cis-retinal untuk all-trans-
tunika fibrosa luar; lapisan vaskular tengah (atau uvea) terdiri retinal, menyebabkan rodopsin untuk melepaskan retina
dari koroid, badan silia, dan iris; serta retina membentuk (pemutihan), dan mengaktifkan transdusin protein G yang
tunika dalam. berdekatan, yang menyebabkan impuls saraf.
■ Kornea transparan terdiri dari anterior epitel skuamosa yang ■ Di saraf retina lapisan batang dan kerucut (RCL) terdekat
berlapis pada membran Bowman, stroma avaskular yang tebal, dengan epitel retina berpigmen dan dekat lapisan nuklir dalam
dan endotelium dalam pada membran Descemet. (INL) yang berisi badan sel dari fotoreseptor ini.
■ Humor aquous disekresikan oleh prosesus silia ke bilik ■ Sebuah lapisan luar pleksiform (OPL) berisi akson fotoreseptor
posterior, mengalir melalui pupil ke bilik anterior, dan terhubung di sinapsis dengan dendrit dari berbagai neuron
dikeringkan dengan sinus vena skleral di limbus. mengintegrasikan badan sel yang membentuk INL.
■ Iris stroma mengandung melanosit dan posterior memiliki serat ■ Akson dari sel-sel dalam bentuk sinapsis INL di lapisan dalam
otot polos dari otot sfingter pupillae dan sel-sel mioepitel pleksiform (IPL) dengan neuron dari lapisan ganglionik (GL),
membentuk otot dilator pupillae. yang mengirimkan akson melalui lapisan serat saraf (NFL) ke
■ Lensa adalah jaringan avaskular yang unik terdiri dari serat lensa saraf optik.
panjang, tertutup di sisi anterior sebesar epitel lensa kuboid, dan ■ Kelopak mata dilapisi oleh konjungtiva, epitel kolumnar berlapis
dikelilingi oleh lapisan aselular tebal disebut lensa kapsul. dengan sel goblet, yang juga mencakup bagian anterior dari sklera
■ Lensa tergantung di belakang iris dan pusat pupil oleh zonula dan kontinu dengan epitel kornea.
siliar dari serat-serat fibrilin diproduksi oleh sel-sel epitel yang ■ Kelenjar lakrimal terus memproduksi air mata yang mengalir ke
mengelilingi menutupi badan siliar. rongga hidung melalui saluran apparatus lakrimal.
■ Retina memiliki dua bagian utama berasal dari mangkuk optik
embrio: epitel berpigmen di sebelah lapisan koroid pembuluh Telinga
darah dan saraf retina tebal. ■ Meatus akustik dari telinga eksternal berakhir pada membran
■ Sel dari epitel berpigmen menyerap cahaya yang tersebar, timpani dan mukosa yang mengandung sebaseus dan kelenjar
merupakan bagian dari penghalang darah retina, regenerasi 11- seruminous yang menghasilkan zat antimikroba, serumen.
cis-retinal, menfagositosis pelindung cakram dari batang, serta ■ Rongga timpani dari telinga tengah membuka ke nasofaring
penyangga sel batang dan sel kerucut . melalui tuba pendengaran (estachius).
■ Sel batang adalah yang fotoreseptor yang mendeteksi intensitas ■ Dalam rongga timpani, diartikulasikan dirangkaian dari tiga
cahaya dengan segmen luar berbentuk batang pendek; sedikit sel ossicles tulang kecil (maleus, inkus, dan stapes) menghubungkan
kerucut, dengan segmen luar kerucut, reseptor untuk warna membran timpani dengan fenestra ovalis di dinding telinga
primer (cahaya dari panjang gelombang yang berbeda). dalam.
■ Batang memiliki tumpukan membran cakram di mana ■ Telinga dalam yang terdiri dari labirin membranosa yang berisi
membran yang padat dengan rhodopsin protein dengan retina endolimfe; labirin membranosa tertutup oleh labirin tulang dari
terikat. tulang temporal ini yang berisi perilimfe.
511
■ Labirin membranosa memiliki pusat vestibulum dengan dua ■ Duktus koklea adalah kompartemen tengah (skala media) dari
subdivisi: utrikulus menghubungkan ke tiga duktus semisirkular koklea dan membentang antara dua kompartemen lainnya berisi
BAB
dan sakulus menghubungakan ke duktus koklea. perilimfe yang panjang: skala vestibuli dan skala timpani.
513
This page intentionally left blank
Figure Credits
Figure numbers in boldface indicate those appearing for the first time in this text; figure numbers in lightface indicate those taken from other
sources.
Berman I. Color Atlas of Basic Histology. 3rd Chapter 3 (2nd ed) 14-12a; 9-26b: Berman 6-15;
ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2003. 3-2: McKinley, O’Loughlin 2-17; 3-10: 9-26d: McKinley, O’Loughlin (2nd ed)
Eckel CM. Human Anatomy Lab Manual. Hartwell et al 17-22b; 3-12 (right): McKinley, 14-12b; 9-28b: Berman 6-19; 9-28d:
New York, NY: McGraw-Hill; 2008. O’Loughlin 2-19; 3-18: Lewis et al 9-10. Berman 6-18; 9-29a: Berman 6-10; 9-29c:
Fitzpatrick TB, et al. Dermatology in Berman 6-12.
General Medicine. New York, NY: Chapter 4
McGraw-Hill; 1971. 4-4: Raven 7-13; 4-5: Weiss 3-12; 4-20: Chapter 10
Hartwell L, Hood L, Goldberg M., et al. McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 4-4; 4-15d: 10-1: Widmaier 9-1; 10-2: McKinley,
Genetics: From Genes to Genomes. 4th Berman 1-16; 4-21a: McKinley, O’Loughlin O’Loughlin (2nd ed) 10-4; 10-3: McKinley
ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2010. 4-6; 4-21b: McKinley, O’Loughlin 4-6; et al 10-1; 10-7a: Berman 7-2; 10-7c:
Kaushansky K, Lichtman M, Beutler E, et al. 4-21c: McKinley, O’Loughlin 4-6c; 4-27: Berman 7-4; 10-8: McKinley, O’Loughlin
Williams Hematology. 8th ed. New York, McKinley et al 4-14. (2nd ed) 10-6; 10-9: McKinley et al 10-4;
NY: McGraw-Hill; 2010. McKinley, O’Loughlin 10-9; 10-12:
Lewis R, Gaffin D, Hoefnagels M, et al. Life. Chapter 5 McKinley et al 10-12; 10-13: Widmaier
5th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2004. 5-2: McKinley et al 16-3; 5-3a: Berman 2-6; 9-14; 10-14a: Widmaier 10-4; Berman 7-6;
Lichtman MA, Shafer MS, Felgar RE, Wang 5-8a: Berman 2-7; 5-12b: Berman 2-24; 10-14b: Berman 7-7; 10-15: McKinley,
N: Lichtman’s Atlas of Hematology. 5-17b: Murray et al 48-6. O’Loughlin (2nd ed) 10-12; 10-16:
New York, NY: 2007. http://www. McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 22-10a;
accessmedicine.com. Chapter 6 10-17a: Berman 7-10; 10-17b: Berman
McKinley M, O’Loughlin VD. Human 6-1c: Berman 2-20; 6-1d: Berman 2-19. 7-11; 10-19a: Berman 7-12; 10-21a:
Anatomy. 2nd ed. New York, NY: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 10-16.
McGraw-Hill; 2008. Chapter 7
McKinley M, O’Loughlin VD. Human 7-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 6-1; Chapter 11
Anatomy. 3rd ed. New York, NY: 7-5a: Berman 3-4. 11-1: McKinley, O’Loughlin 22-1; 11-2:
McGraw-Hill; 2012. McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 22-11;
McKinley MP, O’Loughlin VD, Bidle TS.
Chapter 8 11-5: Berman 11-2; 11-6: McKinley,
Anatomy & Physiology: An Integrative 8-1: McKinley et al 7-7; 8-9: Berman O’Loughlin (2nd ed) 23-1; 11-8a: Berman
Approach. New York, NY: McGraw-Hill; 4-4; 8-13a: Berman 5-7; 8-14: McKinley, 11-11; 11-8b: Berman 11-12; 11-13:
2013. O’Loughlin (2nd ed) 6-11; 8-16: McKinley, McKinley et al 20-5; 11-14a: Berman 11-20;
Murray RK, Bender DA, Botham KM, et al. O’Loughlin (2nd ed) 6-12a,b; 8-17a: 11-14b: Berman 11-22; 11-15: McKinley
Harper’s Illustrated Biochemistry. 28th ed. Berman 5-3; 8-17b: Berman 5-4; 8-18: et al 20-8; 11-16: Berman 11-25; 11-21b:
New York, NY: McGraw-Hill; 2009. McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 6-16; Berman 11-21; 11-22b: Berman 11-18;
Raven P, Johnson GB, Losos JB, et al. 8-19a: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 9-4. 11-22c: Berman 11-13; 11-22d: Berman
Biology. 7th ed. New York, NY: 11-19;11-24b: McKinley, O’Loughlin (2nd
Chapter 9 ed) 24-2b.
McGraw-Hill; 2005.
9-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 14-1;
Weiss L, Greep RO. Histology. 4th ed. New
9-2: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 14-16; Chapter 12
York, NY: McGraw-Hill; 1977.
9-3: McKinley et al 12-2; 9-4: McKinley 12-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 21-2;
Widmaier EP, Raff H, Strang KT. Vander’s
et al 12-1 (table); 9-5: Berman 6-8; 9-6a: 12-3: McKinley et al 18-2; 12-4a: Widmaier
Human Physiology. 11th ed. New York,
McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 14-14b; 12-67; 12-4b,c: McKinley, O’Loughlin (2nd
NY: McGraw-Hill; 2008.
9-7: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 14- ed) 21-4; 12-8: Lichtman II.A.4; 12-10d:
Chapter 1 13c; 9-8b: Eckel 4-28b; 9-9: McKinley, Lichtman II.E.7; 12-11b: Berman 8-5;
1-14: McKinley et al 1-5. O’Loughlin (2nd ed) 14-7; 9-10a: 12-12c: Berman 8-6; 12-12d: Berman 8-1;
Berman 9-11a; 9-17: Eckel 16-1c; 9-18a: 12-13a: Berman 8-9; 12-14: McKinley,
Chapter 2 McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 16-2b; O’Loughlin (2nd ed) 21-10.
2-3: McKinley et al 4-5a; 2-6: McKinley, 9-19: McKinley, O’Loughlin 15-4; 9-20c:
O’Loughlin (2nd ed) 2-7; 2-8: McKinley et McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 15-7a; Chapter 13
al 4-19; 2-10a: McKinley, O’Loughlin 2-8; 9-21a: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 13-1: Kaushansky et al 4-1; 13-5: McKinley
2-10b: McKinley, O’Loughlin 2-8; 2-13a 14-8(1); 9-21b: McKinley, O’Loughlin (2nd et al 18-4b; 13-7a: Berman 9-6 through 9-9;
(left side): McKinley, O’Loughlin 2-9; ed) 14-8(2); 9-21c: McKinley, O’Loughlin 13-7b: Berman 8-8; 13-10 top, bottom,
2-16b: McKinley, O’Loughlin 2-10; 2-16c: (2nd ed) 14-8(3); 9-21d: McKinley, insets: Berman 9-2, 9-1; 9-4, 9-5; 13-13a:
McKinley, O’Loughlin 2-10; 2-20 (top O’Loughlin (2nd ed) 14-8(4); 9-22: Berman Berman 9-11; 13-13b: Berman 9-13; 13-14:
part): McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 2-12; 6-21; 9-25: McKinley, O’Loughlin (2nd Berman 9-14.
2-21b: McKinley, O’Loughlin 2-11; 2-24: ed) 14-10a; 9-26a: McKinley, O’Loughlin
McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 2-35.
515
516 FIGURE Credits
Chapter 14 O’Loughlin (2nd ed) 25-10; 17-14: Berman right): McKinley et al 17-18; 20-22:
14-1: McKinley et al 21-1; 14-2: McKinley 14-20; 17-18a: McKinley, O’Loughlin (2nd McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 20-11a; 20-
et al 22-17; 14-3: McKinley et al 22-18a; ed) 25-11. 23: Berman 17-17.
14-5: McKinley et al 22-9; 14-6: McKinley
et al 22-18; 14-8a: McKinley et al 21-5; Chapter 18 Chapter 21
14-8c: McKinley et al 21-5; 14-11: 18-1: McKinley et al 6-6; 18-2: McKinley, 21-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 28-
McKinley et al 22-14; 14-13a: Berman 10-5; O’Loughlin (2nd ed) 5-2; 18-3: Berman 11; 21-2: McKinley, O’Loughlin (2nd ed)
14-16: McKinley et al 21-6. 15-4; 18-5: Berman 15-3; 18-6a: Berman 28-13; 21-3: Berman 18-2; 21-4a: Berman
15-2; 18-6b: McKinley, O’Loughlin 18-5; 21-5: McKinley et al 28-18; 21-6a:
Chapter 15 (2nd ed) 5-4a; 18-7b: Fitzpatrick 70-9; Berman 18-7; 21-6b: Berman 18-8; 21-9a:
15-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 18-9: Fitzpatrick 7-6; 18-10: McKinley, Berman 18-10; 21-9b: Berman 18-11;
26-1; 15-2: McKinley, O’Loughlin (2nd O’Loughlin (2nd ed) 19-5; 21-10b: Berman 18-13; 21-11a: Berman
ed) 26-9; 15-4: McKinley et al 16-7; 15-5a: 18-11: McKinley et al 16-3; 18-12: 18-14; 21-12a: Berman 18-16; 21-13a:
Berman 12-10; 15-5b: Berman 12-12; Eckel 17-2; 18-13a: McKinley et al 6-9; McKinley et al 28-19; 21-14a: Berman
15-6a: McKinley, O’Loughlin 26-6c; 18-13c: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 18-18; 21-16a: Berman 18-20; 21-
15-6b: McKinley/O’Loughlin (2nd ed) 26-5; 5-9; 18-14a: Berman 15-15; 18-14b: 16b: Berman 18-21; 21-17: McKinley,
15-10a: Berman 12-1; 15-10b: Berman Berman 15-14; 18-14c: Berman 15-13; O’Loughlin (2nd ed) 18-17b; 21-18:
12-4; 15-12: McKinley, O’Loughlin 26-10; 18-15a,b: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) Berman 18-23.
15-13a: Berman 12-16; 15-14a: McKinley 5-8; 18-16: McKinley et al 6-10a; 18-17a:
et al 26-9a; 15-14b: McKinley et al 26-10; Berman 15-10; 18-19: Fitzpatrick 81-2; Chapter 22
15-15: Berman 12-22; 15-17d: McKinley 18-20: McKinley et al 6-12. 22-1a,b: McKinley, O’Loughlin (2nd ed)
et al 26-10c; 15-22: McKinley, O’Loughlin 28-11; 22-2: McKinley, O’Loughlin (2nd
(2nd ed) 26-15; 15-31: McKinley, Chapter 19 ed) 28-4; 22-9: McKinley, O’Loughlin
O’Loughlin (2nd ed) 26-26; 15-32a: 19-1: McKinley et al 24-3 (right side); 19-2: (2nd ed) 3-7; 22-10: McKinley et al 28-6;
McKinley et al 26-23a; 15-32b: McKinley et McKinley et al 24-4; 19-3: McKinley et al 22-11: McKinley et al 28-8; 22-13: Berman
al 26-23b; 15-33a: Berman 12-41; 15-33b: 24-8; 19-4: Berman 16-4; 19-5a: McKinley, 19-8; 22-14: McKinley, O’Loughlin (2nd
Berman 12-43. O’Loughlin (2nd ed) 27-6; 19-5c: McKinley ed) 28-7; 22-15a: Berman 19-16; 22-17:
et al 24-11a; 19-5d: McKinley, O’Loughlin McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 28-6; 22-
Chapter 16 (2nd ed) 27-6; 19-6b: Berman 16-11; 19-6c: 19a: Berman 19-19; 22-19b: Berman 19-20;
16-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 26-4a; McKinley et al 24-11b; 19-8a: Berman 16- 22-19c: Berman 19-21; 22-20: McKinley,
16-3b: Berman 13-26; 16-5a: Berman 13- 8; 19-9a,b,c: McKinley, O’Loughlin (2nd O’Loughlin (2nd ed) 2-6; 22-21c: McKinley
29; 16-5b: Berman 13-32; 16-7: McKinley, ed) 27-7; 19-13: McKinley et al 24-9; 19-16: et al 29-7 22-23a: Berman 19-22; 22-24a:
O’Loughlin 26-20; 16-8: Berman 13-17; McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 27-8; 19- Berman 19-23; 22-26a: Berman 19-24;
16-9a: Berman 13-21; 16-11a,b: McKinley, 17a: Berman 16-18. 22-26b: Berman 19-25; 22-26c: Berman
O’Loughlin 26-19; 16-12a: Berman 13-3; 19-26; 22-27a: Berman 19-27.
16-12b: Berman 13-4; 16-13b: Berman Chapter 20
13-7; 16-19: McKinley et al 26-17; 16-20a: 20-1: McKinley et al 17-3; 20-2: McKinley, Chapter 23
Berman 13-15. O’Loughlin (2nd ed) 20-4; 20-3: McKinley, 23-1: McKinley 19-12b; 23-2: McKinley,
O’Loughlin (2nd ed) 20-15; 20-4: Berman O’Loughlin (2nd ed) 19-19; 23-8: McKinley
Chapter 17 17-1; 20-5a: McKinley, O’Loughlin et al 16-16; 23-10a: Berman 20-4; 23-14:
17-1: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 25-1; 20-8; 20-5b: McKinley, O’Loughlin 20-6; McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 19-14a,b;
17-3: McKinley et al 16-6; 17-4: Berman 20-6: Berman 17-3; 20-8: McKinley et 23-15: Berman 20-9; 23-21: McKinley,
14-1; 17-6: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) al 17-4; 20-9: Berman 17-4, McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 19-20; 23-23:
25-8; 17-7: Berman 14-10; 17-8a: O’Loughlin (2nd ed) 20-10; 20-12: McKinley et al 16-25; 23-24: McKinley et al
Berman 14-11; 17-8b: Berman 14-12; McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 20-13a; 26-26; 23-25: McKinley et al 16-32; 23-28:
17-9a: Berman 14-13; 17-9c: Berman 20-14: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 19-25;
14-14; 17-11a: McKinley et al 26-11; 20-13c,d; 20-17c: Berman 17-13; 20-17e: 23-29a,b: McKinley et al 16-27a,b; 23-29c:
17-11b,c: McKinley, O’Loughlin (2nd McKinley, O’Loughlin (2nd ed) rt qt; McKinley 19-27; 23-29d: McKinley et al
ed) 25-9; 17-12: Berman 14-18; 17-13a: 20-18: McKinley, O’Loughlin (2nd ed) 16-27d; 23-32: McKinley et al 16-28; 23-33:
McKinley et al 23-12; 17-13b: McKinley, 20-9; 20-19: Berman 17-15; 20-21 (upper McKinley et al 16-29.
Index
Note: Page numbers followed by f indicate figures; and page numbers followed by t indicate tables
517
518 INDEX
blood vessels, urinary system (Cont.): boutons, 165 canalith repositioning procedure, 504
proximal convoluted tubule, 392–394 bowel, 316–317, 318f–319f. See also large canals of Hering, 336, 337f
renal corpuscles, 388–389, 392 intestine; small intestine cancellous bone, 145, 145f, 157t
veins. See veins Bowman capsule, 389 cancer
venules, 226–227, 229f Bowman’s membrane, 480 adenocarcinomas, 92, 317
blood-air barrier, 356, 357f, 359f brain sand, 427f apoptosis, 69
blood-brain barrier (BBB), 179 branched secretory portions, 88 bone marrow aspiration, 259
blood-nerve barrier, 182 breasts breast, 475
blood-retina barrier, 490 anatomy of, 474f carcinoids, 304–305
blood-testis barrier, 438 cancer of, 475 carcinomas, 92
blood-thymus barrier, 273 overview, 472–473 cell cultures, 10
body postlactational regression, 474 cell proliferation, 63
stomach, 301–309, 302f, 303 in pregnancy and lactation, 473–474 cervical, 471
uterine, 462 pubertal development of, 473 chemotherapy for, 47
bone. See also specific entries beginning bright-field microscopy, 5–6, 7f–8f chondrosarcoma, 133
with osteo- bronchi, 350t, 350–351, 352f colon, 317
apposition, 143 bronchial circulation, 361 definition of, 58
calcification, 141, 141f bronchial tree. See also respiratory system of epithelial cell origin, 92
calcium in, 154 alveolar ducts, 352–356, 356f intermediate filament protein
components of, 139f alveoli, 343, 350t, 352f, 356–359 identification, 49
endosteum, 138, 139f, 143 bronchi, 350t, 350–351, 352f leukemias, 259
growth of, 152 bronchioles, 349, 349f, 351, 353f liposarcomas, 124
hormones acting on, 143, 154 overview, 348–350 lung, 363
joints, 155–158 regeneration in alveolar lining, 360 malignant melanoma, 370
matrix, 138, 140f, 145 respiratory bronchioles, 351, 355f–356f mammary carcinomas, 475
metabolic role of bronchioles, 349, 349f, 350t, 351, 353f Merkel cell carcinoma, 371
hormones acting on bone tissue, 154 bronchitis, 86, 345 metastasis, 279
overview, 154 bronchoalveolar fluid, 359 neoplasia, 92
mineralization in matrix, 141f bronchopulmonary segment, 349 pancreatic, 327
osteoblasts, 138, 139f–141f, 141–142 bronchospasm, 351 prostate, 444
osteoclasts, 101, 102t, 138, 139f, 143, 144f brown adipose tissue, 128, 128f protooncogenes, 63
osteocytes, 138, 139f–140f, 142–143 function of brown adipocytes, 128–129 retinoblastoma, 63
osteogenesis histogenesis of, 129 skin, 366
endochondral ossification, 149–151, overview, 124, 128 squamous cell carcinoma, 363
150f–151f Bruch’s membrane, 484 testicular, 430
intramembranous ossification, 149, 149f Brunner glands, 314, 316f Candida albicans, 297
overview, 148 brush border, 79, 311, 393 canker sores, 292
overview, 138 brush cells, 344, 351 cap phase, 437
periosteum, 138, 139f, 143 buffy coat, 235f capacitation factors, 460
remodeling of, 145, 152 bulb, hair, 374 capillaries, 213f
repair of, 152, 154f bulbourethral glands, 441, 444f, 445 alveoli, 353
resorption of, 143, 144f, 145 bullous pemphigoid, 372 features of, 221t, 223f
types of bundles, hair, 501 fenestrated, 226, 227f
overview, 145 lymphatic, 212, 228, 231f, 263f, 315f
primary bone tissue, 145 C overview, 212, 224–226
summary of, 157t C cells, 421, 428t with pericyte, 225f
bone collar, 149 cadherins, 77 sinusoidal, 251, 254f
bone fractures, 153, 154f calcification, 141, 141f skeletal muscle, 194f
bone lining cells, 138 calcified cartilage zone, epiphyseal plate, types of, 226f
bone marrow, 257f. See also hemopoiesis 151, 152f walls of, 218f
erythrocyte development in, 257f calcitonin, 154, 421 capillary beds, 224–226
granulocyte development in, 257f calcitriol, 385 capillary endothelial cells, 356
lymphocytes, 266 calcium, 154 capillary fenestrations, 390f
overview, 251, 254 calmodulin, 208 capsular space, 389
bone marrow aspiration, 259 canal of Schlemm, 484, 487f carbon monoxide, 237
bony labyrinth, 499, 500f canaliculi, 138, 139f carbonic anhydrase, 304
INDEX 521
collecting, 386, 387f, 397f, 397–398, main characteristics of, 74t overview, 90, 404
399f–400f overview, 73 pancreatic islets, 326, 418–420, 419f,
compound, 88 in tissue composition, 1 420t, 428t
ejaculatory, 441 ultrastructure of, 114f parathyroid glands, 423–425, 425f–426f,
epididymal, 439t ectopic pregnancy, 460 428t
excretory edema, 117, 228 pineal gland, 425–426, 427f, 428t
genital, 439–441 effectors, 27 pituitary gland
salivary, 325 efferent arterioles, 386 adenohypophysis, 408–411
exocrine gland, 78f, 87 efferent ductules, 431, 439, 439t, 441f hypothalamo-hypophyseal portal
hepatic, 336, 339 efferent fibers, 182 system, 407–408
intercalated, 325, 327 efferent lymphatics, 277 neurohypophysis, 412–414
interlobular, 325 efferent neurons, 161 overview, 404–407
intratesticular, 439 Ehlers-Danlos syndrome, 110t, 372 vasculature, 407–408
lactiferous, 472–473 ejaculatory ducts, 439t, 441 thyroid gland
right lymphatic, 228 elastase, 113 control of function, 421–423
semicircular, 499, 500f, 502–505 elastic arteries, 217–219, 220f, 221t development of, 421f
simple, 88 elastic cartilage, 130, 131f, 134, 137t overview, 420–421
striated, 325, 328f elastic fibers storage and release of hormone,
terminal duct lobular units, 473 of alveoli, 353 421–423
thoracic, 228 connective tissue, 111–113, 112f endocrine secretion, Sertoli cells, 438
ductal carcinoma, 475 definition of, 105 endocrine signaling, 26, 90
ductules of dermis, 374f endocrine system, cells of, 428t
bile, 336 vascular wall, 217 endocytosis, 22–24, 25t, 27f, 90, 422
efferent, 431, 439, 439t, 441f elastic lamellae, 111 endolymph, 501
ductus deferens, 439t, 440–441, 443f elasticity, 113f endometriosis, 465
duodenal glands, 314, 316f elastin, 105, 111, 113f endometrium, 462–463
duodenal ulcers, 303 electrochemical gradient, 40 endomysium, 192, 193f
duodenum, 309, 329f electron microscopy endoneurium, 182, 186f
dura mater, 175, 179f scanning, 9f, 10 endonucleases, 69
dust cells, 358, 358f transmission, 9f, 9–10, 14f endoplasmic reticulum
dwarfism, 26 electron-transport chain, 40, 42f–43f overview, 29–30
dyes, histological, 3–4 embedding, tissue, 3 rough, 30–31, 337
dynein, 46, 165 emboli, 217 smooth, 32, 337
dystrophin, 203 embryoblast, 467 endoplasmic reticulum-associated
dysuria, 402 embryonic development degradation, 31
cardiac muscle, 205–207 endosomal compartment, 23
E eye, 482f endosomes, 23, 26f
ear hydrocephalus, 180 endosteum, 138, 139f, 143
external, 497–498, 498f implantation, 467–470 endothelial cells, 225
internal neurulation, 162f endothelium
auditory functions, 505–510 embryonic mesenchyme, 99f corneal, 480
cochlear duct, 505–510 embryonic stem cells, 18 vascular walls, 212, 216
overview, 499–501, 500t emphysema, 361 end-stage kidney disease, 394
saccule, 501 enamel, 295, 298f energy transduction, 42f–43f
semicircular ducts, 499, 500f, 502–505 enamel organs, 297, 299f enkephalin, 169t
utricle, 501 enamel rods, 297 entactin, 75
vestibular functions of, 501–504 end bulbs, 374 enteric nervous system, 289
middle, 498–499, 498f–499f endocardium, 212, 215f enterochromaffin cells (EC cells), 305, 420
overview, 497 endocervical mucosa, 470 enterocytes, 311–312, 313f
early endosomes, 23 endochondral ossification, 149–151, enteroendocrine cells, 304, 308t, 312, 315f
EC cells (enterochromaffin cells), 305, 420 150f–151f enzymatic receptors, 26, 28f
eccrine sweat glands, 379, 381f–382f endocrine glands enzyme digestion, 4
ECM (extracellular matrix) adrenal glands, 414–418 enzymes. See specific enzymes
cartilage, 130 anatomy of, 405f eosinophil, 100t, 103, 238, 239t, 242, 243f
connective tissue, 98, 100f diffuse neuroendocrine system, 305, 420 eosinophilia, 242
edema, 117 formation of, 87, 89f ependymal cells, 170t, 171f, 172–173, 173f
526 INDEX
overview of, 472–473 fibrillin, 111 follicular cells, 421, 422f–423f, 428t, 449,
postlactational regression, 474 fibrillin microfibrils, 111 451f–452f
in pregnancy and lactation, 473–474 fibrils, 106 follicular cysts, 454
pubertal development of, 473 fibrin, 248 follicular dendritic cell (FDC), 271
secretion in, 476f fibrinogen follicular fluid, 454
ovaries blood coagulation, 248 follicular phase, 465
corpus luteum, 456–459 in plasma, 234 follicular theca, 454
early development of, 449–450 in semen, 442 formalin, 2
ovarian follicles, 450–452 fibroblast-like (type B) synoviocytes, 156f formed elements, 234
overview of, 449, 450f fibroblasts, 61f, 98–99, 100f, 100t formin, 47
ovulation, 455–456 fibrocartilage, 130, 131f, 134–135, fovea centralis, 480f, 494
overview, 449 135f, 137t fractured bone repair, 153, 154f
uterine tubes, 450f, 459–460, 461f–462f fibrocytes, 99 free nerve endings, 373
uterus fibro-fatty plaques, 219 free radicals, 490
decidua, 467–470 fibronectin, 116, 116f freeze etched, 10
embryonic implantation, 467–470 fibrosis, 337 freeze fracture, 10
endometrium, 462–463 fibrous astrocytes, 170 freezing tissues, 3, 10
menstrual cycle, 463–467 fibrous layer, of eye friction blisters, 366
myometrium, 462–463 cornea, 480–483, 481f fructose, 441
overview of, 450f, 462, 463f limbus, 483 FSH (follicle-stimulating hormone), 408,
placenta, 467–470 sclera, 479–480, 480f–481f 456
uterine cervix, 462, 470–471, 472f fibrous skeleton, 214, 214f, 216f functional layer, 463, 465f
vagina, 450f, 471, 473f filaggrin, 367 fundus
fenestrated capillaries, 226, 227f filiform papillae, 293 of stomach, 302f, 303
ferritin, 338 filtration membrane, 390f of uterus, 462
fibers filtration slits, 389, 390f fungiform papillae, 293
afferent, 182 fimbriae, 459
argyrophilic, 111 fimbrin, 80f G
collagen, 75, 105–108, 130, 217 first messenger, 27 G cells, 304
conducting myofibers, 214, 214f–215f first polar body, 455 G proteins, 27
efferent, 182 FISH (fluorescent in situ hybridization), 57 GAGs (glycosaminoglycans)
elastic fixation, tissue, 2 in cartilage, 131–132
connective tissue, 111–113, 112f fixatives, 2 composition and distribution of, 114t
of dermis, 374f flagella, 41, 51t, 437 definition of, 4
vascular wall, 217 fluid mosaic model of membrane structure, disorders involving, 115–116
intrafusal, 203 20, 21f ground substance of extracellular matrix,
lens, 487 fluid movement in connective tissue, 118f 113, 115
myelinated, 180–181, 182f–183f fluid-phase endocytosis, 23 histochemical procedures for detecting,
perforating, 143 fluorescence microscopy, 6f, 6–7 12
postganglionic, 184 fluorescent in situ hybridization (FISH), 57 proteoglycans and glycoproteins, 115f
preganglionic, 184 fluorescent stains, 6, 6f galactosamine, 113
protein, 98 foam cells, 219 gallbladder, 339–340, 340f–341f
Purkinje, 214, 214f–215f focal adhesions, 116 gallstones, 340
reticular, 74–75, 75f, 105, 108, 111, 111f, foliate papillae, 293 gametes, 67
269f, 353 follicles gamma-aminobutyric acid (GABA),
Sharpey’s, 143 hair, 374, 377f–378f 169t
skeletal muscle, 192–195, 203–205, 204t, lymphoid nodules, 272f γd (gamma-delta) T lymphocytes, 271
204f ovarian gamma-globulins, 234
stress, 47 atresia, 454 ganglia
type I skeletal muscle, 204f development of, 457f autonomic, 184–185
type IIa skeletal muscle, 204f growth of, 452–454 overview, 184–185, 189f
type IIb skeletal muscle, 204f overview, 450 sensory, 184
unmyelinated, 181–182, 183f vesicular, 454 ganglionic layer, 491
zonular, 479 thyroid, 420–422 gap junctions
fibril-associated collagens, 106 follicle-stimulating hormone (FSH), 408, cardiac muscle, 205f, 206
fibrillar collagen, 106 456 definition of, 26
528 INDEX
granule layer, cerebellar cortex, 175 hearing loss, 505, 510. See also auditory hemorrhagic cyst, 454
granulocyte, 238, 256–257, 257f–258f system hemorrhoids, 317
granulocyte colony-stimulating factors heart, 212–216. See also cardiac muscle; hemosiderin, 50
(G-CSF), 62, 253t circulatory system hemosiderin granules, 50f
granulocyte-macrophage colony- heart failure cells, 359 hemosiderosis, 50
stimulating factors (GM-CSF), 253t, heart murmur, 215 heparan sulfate, 113, 114t
264t heartburn, 301 heparin, 103
granulomere, 246 heat production, 128 hepatic acinus, 338
granulopoiesis, 250, 257f–258f heavy metal ions, 10 hepatic artery, 333
granulosa, 453 HeLa cells, 11 hepatic ducts, 336, 339
granulosa cells, 453 helicine arteries, 446 hepatic lobules, 332f–334f, 332–336, 338
granulosa lutein cells, 458 Helicobacter pylori, 78 hepatic sinusoids, 333, 336f
granzymes, 266 helicotrema, 505 hepatic veins, 334
Graves’ disease, 423 helper T cells, 270–271, 278f hepatitis, 338
gravity, 501, 504 hematocrit, 234, 235f hepatocytes, 331–336, 335f, 338
gray matter, 161, 174–175 hematopoiesis herniation of intervertebral disk, 158
ground substance agranulocyte maturation, 258–259 Herring bodies, 412, 414f
definition of, 98 bone marrow, 251, 254 heterochromatin, 55, 58f
overview, 100f, 113–117 differentiation, 250–251 heterolysosome, 33
growth erythrocyte maturation, 254–256 HEV (high endothelial venules), 279, 282f
appositional, 135 granulocyte maturation, 256–257, hibernation, 128
of bone, 152 257f–258f hibernomas, 124
of cartilage, 135 growth factors, 251 high endothelial venules (HEV), 279, 282f
interstitial, 135 origin and differentiative stages of blood hilum, 277, 385
of ovarian follicles, 452–454 cells, 252f Hirschsprung disease, 291
growth factors overview, 250 histamine, 103, 105
cycling in postmitotic cells, 61 platelets, 259–260 histiocytes, 99
fibroblasts as target of, 99 stem cells histochemistry, 11–12
hemopoiesis, 251 overview, 250 histology
proteoglycans, 113, 115 pluripotent, 250 autoradiography, 10
use in medicine, 62 precursor cells, 251 cell culture, 10–11
growth hormone (GH), 154 progenitor cells, 251 cytochemistry, 11–12
growth hormone–releasing hormone hematoxylin and eosin (H&E), 3, 4f detection methods using molecule
(GHRH), 413t hemidesmosomes, 77t, 78 interactions
gustatory cells, 293, 293f hemodialysis, 394 hybridization techniques, 15
hemoglobin, 237, 356 immunohistochemistry, 12–15
H hemoglobin S, 238 overview, 12
H zone, 195 hemopoiesis electron microscopy
hair, 365f, 374–377 agranulocyte maturation, 258–259 scanning electron microscopy, 9f, 10
hair bulb, 374 bone marrow, 251, 254 transmission electron microscope, 9f,
hair bundles, 501 differentiation, 250–251 9–10, 14f
hair cells, inner ear, 499, 501, 503f–504f, erythrocyte maturation, 254–256 histochemistry, 11–12
507f granulocyte maturation, 256–257, light microscopy
hair follicles, 374, 377f–378f 257f–258f bright-field microscopy, 5–6
hair root, 374 growth factors, 251 confocal microscopy, 7–8
hair shaft, 374 origin and differentiative stages of blood differential interference microscopy, 7
haploid cells, 57, 67, 70f cells, 252f fluorescence microscopy, 6–7
Hassall corpuscles, 273, 274f overview, 250 overview, 5
haustra, 316, 318f platelets, 259–260 phase-contrast microscopy, 7
Haversian system, 145 stem cells polarizing microscopy, 8
HCG (human chorionic gonadotropin), overview, 250 preparation of tissues for study
458 pluripotent, 250 embedding, 3
HCl (hydrochloric acid), 264, 304, 307f precursor cells, 251 fixation, 2f, 2–3
H&E (hematoxylin and eosin), 3, 4f progenitor cells, 251 overview, 1
head trauma, 413 hemopoietic cords, 251 sectioning, 3
healing, wound, 99 hemopoietic growth factors, 251 staining, 3–5
530 INDEX
in vivo techniques, 250 internal ear iris, 479, 481f, 484–486, 488f
inclusion cell disease (I-cell disease), 37t cochlear duct, 505–510 irritable cells, 160
inclusions, 49–50, 52t overview, 497, 499–501, 500t ischemia, 207
incus, 498 saccule, 501 ISH (in situ hybridization), 15
indirect method of immunocytochemistry, semicircular ducts, 499, 500f, 502–505 islands, hemopoietic, 251
13–14 utricle, 501 islets of Langerhans, 326, 418–420, 419f,
infections, 256 vestibular functions, 501–504 420t
inferior hypophyseal arteries, 407 internal elastic lamina, 217 isogenous aggregates, 132
infertility internal os, 462 isogenous cell aggregates, 136f
female, 453 internal root sheath, 375 isografts, 268
male, 438–439 interneurons, 161 isthmus
infiltration, 2f internodal segment, 181 stomach, 303
inflammation, 105, 216, 245, 383 interphase, 63 uterine, 462
infundibulum, 404, 459 interstitial cell stimulating hormone uterine tube, 459
inhibin, 438, 456 (ICSH), 430 Ito cells, 333
inhibitory synapses, 167 interstitial cell tumors, 430
innate immunity, 262, 264 interstitial cells, 429–430, 433f J
inner cell mass, 18, 467 interstitial fluid, 117 J chain, 265
inner circumferential lamellae, 145 interstitial glial cells, 425 jaundice, 32
inner hair cells (IHC), 505 interstitial growth, 135 jejunum, 309, 311f
inner membrane, 40 interstitial lamellae, 145, 147f JG (juxtaglomerular granular) cells, 396
inner plexiform layer, 491 interterritorial matrix, 132f joints, 155–158
innervation, 198–201 intervertebral discs, 134, 156, 158, 158f junctional epithelium, 299
inositol 1,4,5-triphosphate, 27 intestinal crypts, 309 junctional folds, 198
insulin, 418, 420t intestinal glands, 316, 320f junctions, intercellular, 75–78
insulin-dependent diabetes, 418 intestines juxtacrine secretion, 404
insulin-independent diabetes, 418 large, 316–317, 318f–319f juxtacrine signaling, 26
insulin-like growth factor (IGF), 154 small juxtaglomerular apparatus, 396–397, 398f
integral proteins, 19 features of, 321t juxtaglomerular granular (JG) cells, 396
integrins, 18, 78, 98, 116, 116f–117f lamina propria through serosa, juxtamedullary nephrons, 386
integument, 364 314–316
interalveolar septum, 356 mucous membrane, 309–314 K
intercalated discs, 191, 205, 205f–206f muscularis, 317f kallikreinogen, 328
intercalated ducts, 325, 327 myenteric nerve plexus, 317f karyotype, 57
intercellular adhesion, 75–78 nerves, 314 karyotyping, 62f
intercellular bridges, 435 overview, 309 keloid, 108
intercellular junctions, 75–78, 76f vessels, 314 keratan sulfate, 113, 114t
interferon-a, 264t villi, 315f keratinization, 49, 82, 86f, 367, 378
interferon-b, 264t intima, 217, 218f, 221t keratinocytes, 365, 367f
interferon-τ, 264t intracellular canaliculus, 304 keratins, 48f, 49, 366
interferons, 264 intrafusal fibers, 203 keratocytes, 481
interleukin, 216 intralobular duct system, 325, 328 keratohyaline granules, 367
interleukin-1 (IL-1), 253t, 264t intramembranous ossification, 149, 149f kidney(s). See also specific entries under
interleukin-2 (IL-2), 253t, 264t intramural ganglia, 184 renal
interleukin-3 (IL-3), 253t intramural part, uterine tube, 459 blood circulation
interleukin-4 (IL-4), 253t, 264t intraocular lens, 488 collecting ducts, 397–398
interleukin-5 (IL-5), 253t, 264t intratesticular ducts, 439 distal convoluted tubule, 396–397
interleukin-6 (IL-6), 253t intrinsic factor, 304 juxtaglomerular apparatus, 396–397
interleukin-7 (IL-7), 253t involution, thymic, 272 loop of Henle, 394–396
interleukin-12 (IL-12), 264t iodide, 421, 423 overview, 386
interlobar arteries, 386 iodine, 421 proximal convoluted tubule, 392–394
interlobular arteries, 386 iodine deficiency goiter, 421 renal corpuscles and blood filtration,
interlobular ducts, 328 iodopsin, 493 388–389, 392
intermediate filaments, 48f, 48–49, 49t, 52t ion channels, 22 overview, 385
intermembrane space, 40, 42f ion pumps, 22 kidney stones, 398
internal anal sphincter, 317 ion transport, 96f kidney transplantation, 394
532 INDEX
kinesins, 46, 83f, 165 leukocytes, 239f. See also lymphocytes; hepatocytes, 331–336, 335f
kinetochores, 63–64 neutrophil overview of, 329
kinocilium, 501, 503 basophils, 238, 239t, 243, 243f, regeneration of, 338
Klinefelter syndrome, 57 408f–409f stem cells of, 338
Krause corpuscles, 374 in connective tissue, 100t, 105 structure of, 337–338
Krause end bulbs, 374 eosinophils, 103, 238, 239t, 242, 243f liver carcinoma, 338
Kulchitsky cells, 344 monocytes, 246f lobar bronchi, 349
Kupffer cells, 101, 102t, 332–333 features of, 239t lobes, mammary gland, 472
functions of, 102t lobules
L maturation of, 258 hepatic, 332f–334f, 332–336, 338
labels, compound, 12 overview, 238, 245 mammary gland, 473
labia majora, 471 production of, 101 submandibular gland, 323, 324f
labia minora, 471 overview, 234, 238, 240 testicular, 429
labyrinth, 500f platelets, 234, 246–248, 259–260 loop of Henle, 385, 387f, 394–396
lacis cells, 396 leukoplakia, 297 loose connective tissue, 118, 119t, 120f
lacrimal glands, 497, 497f leukotrienes, 103, 243 lung(s). See also respiratory system
lactation, 474 Leydig cells, testis, 429–430 alveolar ducts, 350t, 352–356, 356f
lacteals, 310f, 314 LH (luteinizing hormone), 408, 430 alveoli, 343, 350t, 352f, 356–359
lactiferous ducts, 472–473 ligaments, 119 bronchi, 350t, 350–351, 352f
lactiferous sinuses, 473 light microscopy, 5–8, 7f–9f bronchioles, 349, 349f, 350t, 351, 353f
lactose, 474 bright-field microscopy, 5–6 nerves, 360–362
lactotrophs, 408, 410t confocal microscopy, 7–8 overview, 343, 348–350
lactotropic cell, 410t differential interference microscopy, 7 pleura, 362
lacunae, 130, 138, 139f, 142 fluorescence microscopy, 6–7 regeneration in alveolar lining, 360
lambda (λ) granules, 248 overview, 5 respiratory bronchioles, 352, 355f–356f
lamellar bodies, 357, 361f phase-contrast microscopy, 7 vasculature, 360–362
lamellar bone, 145, 146f, 157t polarizing microscopy, 8 lung cancer, 363
lamellar granules, 367 limbus, 483, 484f lunula, 380f
lamellated corpuscles, 374, 376f linear acceleration, 501 luteal phase, 465, 466f, 467, 467t
lamin, 49, 55, 59f lingual tonsils, 276 luteinizing hormone (LH), 408, 430
lamina propria, 73, 289, 303, 314–316 lining (covering) epithelia, 81–82, 84t, lymph, 223f
laminin, 75, 116, 116f 84f–87f, 86 lymph edema, 228
laminopathies, 60 lining mucosa, 292 lymph fluid, 231f
Langerhans, pancreatic islets of, 326, lipase, 304, 328 lymph nodes, 279–281, 280f–282f
418–420, 419f, 420t lipid absorption, 313f histologic features of, 286t
Langerhans (dendritic) cells, 101 lipid droplets, 50f, 474 overview, 262
main functions of, 102t lipid rafts, 21 sentinel, 279
skin, 365, 370, 372f lipids, 19, 125–127 spleen, 281–285, 283f, 286t, 286f
large intestine, 316–317, 318f–319f, 321t lipid-soluble dyes, 5 thymus, 272–276, 273f
large veins, 227–228, 231f lipofuscin, 33, 50, 50f, 164 lymphatic capillaries, 212, 228, 231f, 263f,
laryngitis, 348 lipomas, 124 315f
larynx, 346–348, 347f, 350t lipoprotein lipase, 126 lymphatic system, 212, 228, 263f
laser-assisted in situ keratomileusis liposarcomas, 124 lymphatic vessels, 232f
(LASIK) surgery, 481–482 lips, 292, 292f lymphatics, efferent, 277
late endosomes, 23 liquor folliculi, 454 lymphoblasts, 259
lateral surfaces, 74 lithotripsy, 398 lymphocytes
L-dopa, 162 liver B, 244, 269f, 271–272
lectins, 12 acinus, 339f in connective tissue, 100t
leiomyomas, 209, 309 blood supply of, 334–336 features of, 239t
lens, eye, 479, 480f, 486–489, 489f diseases of, 337 maturation of, 258–259
lens capsule, 486 function of, 337–338 memory, 264
lens epithelium, 486 hepatic artery, 333 natural killer cells, 244, 262, 266
lens fibers, 487 hepatic ducts, 336 overview, 243–244, 245f, 268, 270
lens vesicles, 479 hepatic lobules, 332f–334f, 332–336 in reticular tissue, 122
leptin, 126–127 hepatic sinusoids, 333, 336f T, 244, 269f, 270–276
leukemias, 259 hepatic veins, 334 lymphocytic leukemias, 259
INDEX 533
pulp, tooth, 295–297 resorption, bone, 143, 144f, 145, 152 retraction, clot, 248
pulp cavity, 295 respiratory bronchioles, 350t, 352, retrograde transport, 165
pupil, 479, 485 355f–356f rheumatoid arthritis, 154
Purkinje cells, 175 respiratory distress syndrome, 358 rhodopsin
Purkinje fibers, 214, 214f–215f respiratory epithelium, 343–344, 345f overview, 493
pus, 241 respiratory membrane, 356 rod cell phototransduction, 495f
pyelonephritis, 399 respiratory portion, 343, 344f ribonucleic acid (RNA), 15
pyknotic nuclei, 69 respiratory system ribosomes, 28–29, 52t
pyloric glands, 307, 309f bronchial tree and lung rickets, 151
pyloric sphincter, 309 alveolar ducts, 352–356 right lymphatic duct, 228
pylorus, 301, 302f, 307 alveoli, 350t, 352f, 355f–356f, 356–359 rigor mortis, 198
pyramidal neurons, 175 bronchi, 350–351, 352f rima glottidis, 348
bronchioles, 349, 350t, 352, 353f RNA (ribonucleic acid), 15
R overview, 348–350 RNAase, 328
Rathke pouch, 404 regeneration in alveolar lining, 360 rod cells, 492f, 493, 495f
Rb gene, 63 respiratory bronchioles, 352 root
receptor-mediated endocytosis, 23, 25t, larynx, 346–348, 347f, 350t hair, 374
26f–27f nasal cavities, 343–345 nail, 377
receptors, 20 nasopharynx, 346, 350t tooth, 295, 295f
rectoanal junction, 317, 320f nerves, 360–362 root canal, 295
rectum, 316 overview, 343 root hair plexuses, 373
red blood cells, 234–238, 254–256, pleura, 362 rough endoplasmic reticulum (RER),
256f–257f. See also hemopoiesis respiratory epithelium, 343–344 30–32, 30f–32f, 51t, 57f, 337
red bone marrow, 251, 254f respiratory movements, 362 rouleaux, 237, 237f
red pulp, 284–285, 286f sinuses, 345 round window, 498
reflux esophagitis, 301 trachea, 348, 348f, 350t Ruffini corpuscles, 374
regeneration vasculature, 360–362 ruffled borders, 143
in alveolar lining, 360 respiratory tract infections, 354 rugae, 303, 303f
connective tissue, 98–99 resting potential, 165
of muscle tissue, 209–210 resting zone, epiphyseal plate, 151, 152f S
regenerative medicine, 98, 254 restriction point, 61–62 SA (sinoatrial) node, 214
regulatory T cells, 270–271 rete testis, 431, 432f, 439, 439t, 440f–441f saccule, 33, 499, 500f, 501
remodeling reticular cells, 111, 119, 268 salivary glands, 95f, 294, 323–326
bone, 145, 152 reticular connective tissue, 119t salpingitis, 460
granulation tissue, 383 reticular fibers, 74, 75f, 105, 108, 111f, 269f, saltatory conduction, 181
renal calculi, 398 353 Sanfilippo syndrome, 116
renal columns, 385 reticular lamina, 74, 75f, 372 sarcolemma, 191
renal corpuscles, 388–389, 390f, 392 reticular layer, dermis, 372 sarcomeres, 193, 196f, 200f
renal cortex, 389f, 394f reticular tissue, 119, 121f, 122 sarcoplasm, 191
renal lobe, 385 reticulocytes, 255–256 sarcoplasmic reticulum, 32, 191, 195, 197,
renal papilla, 400f retina 206
renal pelvis, 385 cone cells, 493 satellite cells
renal pyramids, 385 detachment of, 490 of ganglia, 170t, 174, 174f
renewal, epithelial cell, 91–92 inner limiting layer of, 492 of skeletal muscle, 184, 189f, 192, 193f,
renin, 385, 397 inner nuclear layer of, 491 210
repair layers of, 481f, 492f scala media, 505
of bone, 152, 154f outer nuclear layer of, 491 scala tympani, 505
of cartilage, 135 overview, 479, 480f, 486f, 489 scala vestibuli, 505
reproductive system. See female phototransduction, 494 scanning electron microscopy (SEM), 9f, 10
reproductive system; male pigmented epithelium of, 490 scar tissue, 99, 383
reproductive system regeneration of, 490 SCF (stem cell factor), 253t
RER (rough endoplasmic reticulum), rod and cone layer of, 491 Schmidt-Lanterman clefts, 181
30–32, 30f–32f, 51t, 57f rod cells, 493 Schwann cells (neurolemmocytes), 170t,
residual bodies, 33, 38f, 436f, 438 specialized areas of, 494 171f, 174, 180–182, 198
resolving power, bright-field microscope, structure of, 491f sclera, 479–480, 480f–481f, 486f
5–6 retinoblastoma, 63 scleral venous sinus, 483, 485f, 487f
540 INDEX