You are on page 1of 9

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STATUS GIZI PEKERJA

PETERNAKAN AYAM DI DESA SILEBO-LEBO KABUPATEN DELI


SERDANG
TAHUN 2013

Oleh :

Surita Ginting, SKM, M.Kes.


Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

ABSTRACT

The chicken farm workers in the village of Silebo-Lebo, Deli Serdang District
use working hours exceeds the normal working hours which have been determined in
Indonesia is 8 hours/day and 40 hours a week. The amount of labor is not comparable
with the work on the chicken farms that takes the work day and night, there has been no
shift between day and night. Caloric intake of the workers has not been considered
either by the worker himself or by the breeder.
The purpose of this explanatory research study was to analyze the influence of
work load (working hours, kinds of activities) and calorie intake on the nutritional
status of the workers of chicken farm in Silebo-lebo Village, Deli Serdang District in
2011. The population of this study were all of the 67 workers working in the chicken
farms in Silebo-lebo Village, and 58 of them were selected to be the samples for this
study. Work load was measured by measuring the working hours and kinds of activities
done by the workers, the calorie intake was measured through a 24-hour food recall,
and the nutritional status of the workers was measured by using the indicator of body
mass index.
The results of this study showed that there were significant influence of work
load (working hours, kinds of activities) and caloric intake on the nutritional status of
the chicken workers (p<0.05), since food consumption of the most workers were still
under the adequacy of calories intake of the workers for working load on the chicken
farms, so that it was not enough to raise the nutritional status of the chicken workers.
While controlling the chicken workers, the breeders are suggested to provide
them food or to carry out the activities of providing milk and noodle gradually until
the completion of breeding period. The workers are requested to eat three meals a day,
plus a snack between meals to meet caloric intake in accordance with the workload.
Snack, milk and noodle which are provided by breeders should be consumed by the
workers themselves.

Keywords: Work Load, Nutritional Status

PENDAHULUAN diselesaikan dalam waktu tertentu,


sesuai dengan kemampuan fisik,
Beban kerja merupakan beban maupun keterbatasan pekerja yang
aktivitas fisik, mental, sosial yang menerima beban tersebut. Herrianto
diterima oleh seseorang yang harus (2010) menyatakan bahwa beban kerja
adalah sejumlah kegiatan yang harus jenis dan beban pekerjaan yang
diselesaikan oleh seseorang ataupun dilakukannya.
sekelompok orang, selama periode Asupan kalori bagi tenaga kerja
waktu tertentu dalam keadaan normal. ditujukan untuk memelihara dan
Menurut Nurmianto (1998) beban kerja meningkatkan derajat kesehatan serta
adalah sekumpulan atau sejumlah mengupayakan daya kerja yang optimal,
kegiatan yang harus diselesaikan oleh untuk itu kebutuhan harus sesuai
tenaga kerja dalam jangka waktu dengan beban kerjanya. Kesehatan dan
tertentu. Semua pekerjaan harus selalu daya kerja sangat erat hubungannya
diusahakan dengan sikap kerja yang dengan tingkat gizi pekerja. Namun
ergonomis. Beban kerja dapat gizi pekerja sering tidak diperhatikan,
dibedakan atas beban kerja berlebih dan baik oleh pengusaha maupun pekerja itu
beban kerja terlalu sedikit atau kurang sendiri, mungkin karena belum
(Munandar, 2008). mengetahui hubungan gizi dengan
Setiap pekerja berhak atas pekerjaan dan faktor lain mungkin
derajat kesehatannya yang optimal karena kemiskinan , ketidakmampuan
untuk menjalankan aktifitasnya, maka untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
dari itu agar keadaan kesehatan pekerja cukup untuk bekerja, bisa juga
tetap baik, perlu penyesuaian antara diakibatkan oleh sistem penggajian
beban kerja dengan kemampuan fisik yang belum memadai untuk membeli
maupun asupan gizinya. Asupan gizi bahan makanan yang cukup dan bergizi,
bagi tenaga kerja sangat penting sedangkan pekerja selain memenuhi
terutama pekerja berat adalah salah satu kebutuhan gizinya sendiri juga akan 1
faktor penentu tingkat produktifitas memenuhi kebutuhan hidup keluarga
kerjanya. Akibat beban kerja yang berat pekerja tersebut.
sering menimbulkan penurunan berat Dalam hal kebutuhan gizi bagi
badan jika tidak seimbang dengan pekerja seperti disebutkan di atas
asupan gizinya. Santoso (2004) didukung oleh pendapat Suma’mur
menyatakan bahwa pekerjaan (2009) kondisi gizi kurang diakibatkan
memerlukan tenaga yang sumbernya oleh kemampuan ekonomi seperti
dari makanan yang mana kebutuhan kemiskinan dan tingkat pengupahan
akan gizi tenaga kerja harus sesuai yang rendah atau tidak cukupnya
dengan pekerjaannya. pengetahuan tentang masalah gizi yang
Dalam hubungan pekerjaan, sangat berkaitan dengan beban
tenaga kerja membutuhkan bahan pekerjaan yang dilakukannya, ditambah
makanan untuk memenuhi kebutuhan lagi bagi kondisi lingkungan kerja yang
kalori untuk melaksanakan pekerjaan. buruk.
Menurut Sudiarti (2010) kekurangan Keadaan gizi pada pekerja
nilai gizi pada makanan yang sangat berpengaruh dengan
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari pekerjaannya karena bekerja
akan membawa akibat buruk terhadap memerlukan energi yang menghasilkan
tubuh, seperti kemampuan fisik kurang, panas untuk melakukan pekerjaan dan
berat badan menurun, badan menjadi semakin berat beban pekerjaan yang
kurus, muka pucat, kurang bersemangat, dilakukan seorang pekerja maka
kurang motivasi, bereaksi lamban dan semakin banyak jumlah energi yang
apatis, karena itu perlu mendapatkan digunakan. Jika asupan gizi pekerja
asupan gizi cukup yang sesuai dengan tidak cukup maka tubuh akan
mengambil cadangan lemak tubuh
untuk diubahkan menjadi tenaga, dan Ditinjau dari segi penggajian,
bila keadaan ini berlangsung lama akan banyak pekerja yang digaji dibawah
terjadi penurunan berat badan tenaga upah minimun rata-rata yang ditetapkan
kerja tersebut. pemerintah. Waktu kerja yang berlebih
Pekerja yang banyak tidak dibayar sebagai upah lembur,
kekurangan gizi adalah pekerja yang sehingga gaji yang diterimanya untuk
umumnya bekerja ditempat industri memenuhi kebutuhan gizinya tidak
kecil, yang belum terjangkau mencukupi, karena selain memenuhi
pemerintah dinas tenaga kerja kebutuhan gizinya sendiri, pekerja juga
keberadaannya. Kesehatan pekerja memenuhi kebutuhan hidup
belum diperhatikan, umumnya keluarganya, sedangkan asupan gizi
pengusaha hanya terfokus pada hasil yang baik sangat berkaitan dengan
produksi yang maksimal dan meraup beban pekerjaan serta produktivitas
keuntungan, tanpa memperhatikan efek kerjanya. Hal ini didukung oleh
yang timbul akibat pekerjaan yang penelitian Nugroho (2007) ada
dilakukan, sedangkan produksi hubungan antara status gizi dengan
maksimal sebenarnya dapat dicapai jika produktivitas tenaga kerja wanita di
salah satu faktor penentu adalah derajat bagian pengepakan PT. Tobacco
kesehatan tenaga kerja dalam keadaan Gembongan Kartasura.
optimal. Pengusaha dalam merekrut Peneliti merencanakan
tenaga kerja sering tidak melakukan penelitian tentang pengaruh
memperhitungkan jumlah tenaga beban kerja terhadap status gizi pekerja,
dengan beban pekerjaan yang ada, karena sampai saat ini keadaan gizi
pengusaha mempekerjakan tenaga kerja pekerja belum diperhatikan oleh pihak
bervariasi, baik jumlah tenaga, pengusaha maupun pekerja itu sendiri,
penggajian maupun waktu/jam kerja. ditambah kurangnya pengetahuan
Beban kerja bila ditinjau dari mereka mengenai keterkaitan antara
waktu kerja, terutama di sektor industri kebutuhan gizi dengan faktor pekerjaan.
kecil, industri rumah tangga, pengusaha Pengusaha hanya menginginkan
mempekerjakan tenaga kerja dengan bagaimana agar pekerja menghasilkan
memberi pekerjaan yang harus selesai produk yang maksimal, tanpa
pada hari itu juga, atau pekerjaan rutin memikirkan beban pekerjaan yang ada
yang harus dikerjakan sampai tuntas dengan perekrutan tenaga kerja. Selain
setiap hari. Sementara untuk itu gaji yang diberikan masih rendah,
menyelesaikan tugas tersebut dimana gaji tersebut tidak cukup untuk
seharusnya jumlah tenaga kerja memenuhi kebutuhan gizi sesuai
melebihi dari tenaga kerja yang ada. dengan pekerjaannya.
Keadaan seperti ini jelas bahwa tidak Di Desa Silebo-lebo Kabupaten
sesuai bagi kesehatan pekerja, yang Deliserdang, peneliti melihat banyak
seharusnya waktu kerja normal di peternakan ayam, dimana masing-
Indonesia 8 jam sehari. Menurut masing peternak bekerjasama dengan
Herrianto (2010) pekerjaan manual di pengusaha PIR. Peternakan ayam di
sektor industri yang menggunakan desa ini ada sebanyak 38 kandang
waktu bekerja 8 jam sehari, seseorang dengan jumlah pekerja 67 orang
tenaga kerja itu dapat bekerja tanpa (masing-masing 1, 2 atau 3 orang
kelelahan dan waktu istirahat singkat pekerja pada satu kandang), umumnya 1
serta sering sangat bermanfaat untuk keluarga, suami, istri dan anak yang
kebugaran tubuh pekerja. sudah dewasa. Pekerja tinggal di lokasi
peternakan dan pekerja ini disebut anak dengan pemilik peternakan, akan tetapi
kandang. jika tidak mencapai target, maka bonus
Hasil wawancara pada saat tidak ada. Gaji yang diterima tidak
survei awal dengan beberapa orang memadai untuk membeli bahan pangan
pekerja, peneliti telah mendapatkan data bergizi sesuai dengan pekerjaan yang
yang diperlukan, yaitu pekerja pada dilakukannya, karena pekerja juga harus
peternakan ayam ini bekerja pagi, siang membagi keuangan dengan kebutuhan
dan malam. Anak ayam yang dipelihara anggota keluarganya. Pekerja
dalam kandang mulai dari umur 2 hari berpenampilan kurus dan pucat karena
sampai panen, pada saat umur ayam kerjanya berat dan waktu kerjanya juga
mencapai usia 35 s/d 40 hari, disebut 1 melebihi standar namun gizi kurang
periode. Jumlah ayam yang dipelihara diperhatikan.
dalam 1 kandang bervariasi mulai dari Berdasarkan uraian di atas
4000 ekor dan 5000 ekor ayam. peneliti berkeinginan untuk mengetahui
Pekerjaan rutin pada peternakan lebih jauh mengenai pengaruh beban
ayam ini adalah memberi makan dan kerja yang dilakukan setiap hari dan
minum ayam dengan cara membagi- asupan kalori terhadap status gizinya.
bagikan pakan ketempat makan dan
mencampurkan vitamin kedalam air TUJUAN PENELITIAN
minum ayam 4 kali sehari. Pakan ternak
sejumlah lebih kurang 14 ton dalam 1 Penelitian ini bertujuan untuk
periode atau lebih kurang 350 kg dalam menganalisis pengaruh beban kerja
sehari harus diangkat dan angkut dari (waktu kerja, jenis kegiatan), asupan
gudang penyimpanan ke atas kandang, kalori terhadap status gizi pekerja
dimana tinggi kandang 2 meter diatas peternakan ayam di Desa Silebo-lebo
permukaan tanah. Tempat makan dan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
minum ayam harus dibersihkan 2 kali
sehari sebanyak lebih kurang 80 buah,
demikian juga dengan alas lantai tempat MANFAAT PENELITIAN
ayam harus diganti 2 minggu sekali.
Setelah panen, kandang dan 1. Bagi pekerja, diharapkan penelitian
peralatan harus dibersihkan secara ini bermanfaat untuk menambah
keseluruhan dengan air dan disemprot pengetahuan tenaga kerja, mengenai
pakai formalin agar kandang betul-betul pengaruh pekerjaan yang dilakukan
bersih dari kotoran dan kuman penyakit setiap hari terhadap kebutuhan
ayam, untuk menunggu anak ayam gizinya yang harus seimbang dengan
masuk ke dalam kandang pada periode beban kerjanya, dalam rangka
berikutnya. meningkatkan derajat kesehatan,
Selain kerja berat dan waktu daya kerja dan produktivitasnya.
kerja yang melebihi dari waktu kerja 2. Bagi peternak, diharapkan dapat
seharusnya, namun gajinya rendah, menambah pengetahuan dan boleh
dalam 1 periode hanya digaji Rp. 1,2 secara bersama-sama untuk
juta dengan 30 kg beras untuk pekerja memperhatikan dan menerapkan gizi
pada satu kandang. Jika pada waktu kerja yang baik sesuai dengan beban
penjualan (panen) jumlah ayam (kg) kerja yang ada,karena semakin berat
mencapai target yang telah ditetapkan beban kerja yang dilakukan, maka
PT. PIR, pekerja akan mendapat bonus semakin banyak asupan kalori atau
maksimal Rp. 1 juta, lalu dibagi dua
bahan makanan yang
dibutuhkannya. 1. Pengaruh Beban Kerja
3. Bagi perkembangan ilmu, Berdasarkan Waktu Kerja
merupakan khasanah ilmu yang terhadap Status Gizi Pekerja
dapat menambah pengetahuan dan
pengembangan penelitian tentang Hasil Penelitian menunjukkan
gizi pekerja, di masa yang akan bahwa, pekerja yang menggunakan
datang. waktu kerja lebih dari 8 jam/hari,
ditemukan 84,8% memiliki status gizi
KERANGKA KONSEP kurang, 15,2% status gizi baik.
PENELITIAN Selanjutnya pekerja yang menggunakan
waktu kerja kurang dari 8 jam/hari,
Berdasarkan teori yang telah ditemukan 72,0% memiliki status gizi
dijelaskan, maka kerangka konseptual baik, 28,0% memiliki status gizi
dalam penelitian ini digambarkan kurang. Hal ini berarti bahwa pekerja
sebagai berikut: yang menggunakan waktu bekerja lebih
dari 8 jam sehari cenderung memiliki
Variabel Independen status gizi kurang dan sebaliknya
Variabel Dependen pekerja yang menggunakan waktu kerja
kurang dari 8 jam sehari cenderung
memiliki status gizi baik. Jadi waktu
kerja dapat memengaruhi status gizi
pekerja.
Hasil uji regresi logistik pada
penelitian ini, ada pengaruh signifikan
antara waktu kerja dan status gizi
pekerja, hal ini sesuai dengan secara
teoritis, dimana waktu kerja berlebih
atau memperpanjang waktu kerja akan
Pada kerangka konsep, variabel menambah beban kerja dan beban kerja
bebas penelitian ini adalah beban kerja berat harus dibarengi dengan asupan
dengan sub variabel waktu kerja,jenis kalori sesuai pekerjaannya. Begitu juga
kegiatan dan asupan kalori. Waktu kerja pada uji chi square ada hubungan
meliputi waktu kerja kurang, jika para signifikan antara waktu kerja dengan
pekerja di peternakan ayam bekerja status gizi pekerja. Hal ini diperkuat
kurang dari 8 jam per hari, dan waktu oleh penelitian Nugroho (2007) ada
kerja berlebih, jika ternyata waktu hubungan antara status gizi dengan
kerjanya lebih dari waktu standar yaitu produktivitas tenaga kerja wanita di
lebih dari 8 jam per hari. Sedangkan bagian pengepakan PT Tobacco
jenis pekerjaan meliputi pekerjaan Gembongan Kartasura. Selanjutnya
ringan, sedang dan pekerjaan berat menurut. Santoso (2004) menyatakan
seperti angkut dan angkat pakan ternak. bahwa pekerjaan memerlukan tenaga
Beban kerja dan asupan kalori sangat yang sumbernya dari makanan yang
berkaitan dan akan memengaruhi status mana kebutuhan akan gizi tenaga kerja
gizi pekerja. harus sesuai dengan pekerjaannya.
Ditinjau dari jumlah waktu kerja
di peternakan ayam di Desa Silebo-
HASIL DAN PEMBAHASAN lebo, belum ada ketentuan yang
digunakan, masing-masing peternak dengan pekerjaannya akan berdampak
mempekerjakan tenaga kerja dengan terhadap status gizinya. Beban kerja
sistem borongan, kegiatan rutin yang yang terlalu berat tanpa kecukupan gizi
harus diselesaikan dalam sehari sering penurunan drastis berat badan
memerlukan waktu banyak, yang tidak yang bersangkutan. Ukuran berat badan
mungkin dikerjakan dengan waktu seseorang umumnya tergantung dari
normal, oleh tenaga kerja yang keseimbangan antara asupan makanan
dipekerjakan di peternakan tersebut, dengan penggunaan/aktivitasnya.
sehingga tenaga kerja umumnya Tenaga kerja membutuhkan
mandapat waktu kerja melebihi waktu kalori untuk melaksanakan pekerjaan,
kerja normal, dan waktu berlebih tidak keadaan gizi sangat berpengaruh dengan
dibayar sebagai upah lembur, karena pekerjaannya, semakin berat pekerjaan
dianggap pekerjaan borongan, namun dan semakin lama waktu bekerja yang
ada juga pekerja yang menggunakan digunakan, maka semakin banyak
waktu kerja kurang dari 8 jam/hari, jumlah energi yang digunakan. Jika
yaitu pekerja perempuan ini disebabkan asupan gizi tidak cukup maka tubuh
karena pada umumnya pakerja adalah akan mengambil cadangan lemak untuk
sekeluarga dalam 1 kandang. diubahkan menjadi tenaga dan bila
Menurut UU No 13 Tahun 2003 keadaan ini berlangsung lama akan
pasal 77 ayat 1, setiap pengusaha wajib terjadi penurunan berat badan tenaga
melaksanakan ketentuan waktu kerja kerja tersebut dan akan memengaruhi
meliputi, 7 jam dalam sehari dan 40 jam status gizi pekerja.
seminggu untuk 6 hari kerja, atau 8 jam
sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 2. Pengaruh Beban Kerja
hari kerja. Pengusaha yang Berdasarkan Jenis Kegiatan
mempekerjakan pekerja melebihi waktu terhadap Status Gizi Pekerja
kerja tersebut, wajib membayar upah
kerja lembur. Munandar (2008) Hasil penelitian menunjukkan
menyatakan bahwa beban kerja bahwa pekerja yang melaksanakan
berlebih, mempunyai pengaruh yang pekerjaan berat, ditemukan 82,1%
tidak baik terhadap pekerja, karena itu memiliki status gizi kurang, 17,9%
kebutuhan akan zat gizi sesorang tenaga memiliki status gizi baik. Selanjutnya
kerja, harus sesuai dengan berat pekerja yang melaksanakan pekerjaan
ringannya beban kerja yang ringan, ditemukan 84,2% memiliki
diterimanya, seperti beban kerja status gizi baik, 15,8% memiliki status
berlebih, akan membutuhkan sumber gizi kurang. Hal ini berarti bahwa
energi yang lebih banyak. pekerja yang melaksanakan pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan berat cenderung memiliki status gizi
bahwa pekerja yang menggunakan kurang dan sebaliknya pekerja yang
waktu kerja melebihi 8 jam/hari melaksanakan pekerjaan ringan
dominan pada pekerja laki-laki dan dominan memiliki status gizi baik, jadi
asupan kalori tidak sesuai dengan beban berat ringannya pekerjaan yang
kerja yang diterimanya, sehingga dilakukan akan berdampak terhadap
ditemukan dominan status gizinya status gizinya.
kurang, hal ini berarti semakin lama Pada hasil uji regresi logistik
seorang tenaga kerja menggunakan penelitian ini ada pengaruh yang
waktu kerja dalam sehari, tanpa signifikan antara jenis kegiatan dan
memperhatikan kecukupan gizi sesuai status gizi pekerja, karena pekerja yang
melaksanakan pekerjaan berat memiliki status gizi normal. Sedangkan
seharusnya memerlukan asupan kalori pekerja yang mendapat asupan kalori
sesuai pekerjaannya. Begitu juga pada baik, seluruhnya memiliki status gizi
uji chi square menunjukkan bahwa ada baik. Hal ini berarti bahwa semakin
hubungan yang signifikan antara jenis baik asupan kalori seorang pekerja
kegiatan dan status gizi pekerja. Hal ini sesuai dengan berat ringanya pekerjaan
sesuai dengan pendapat Rahmawati, yang dilakukan, maka status gizi
(2008) bahwa beban kerja terlalu berat pekerja tersebut akan baik/normal.
tanpa kecukupan gizi sering penurunan Hasil uji regresi logistik
drastis berat badan. Penurunan berat penelitian ini ada pengaruh yang
badan sebagai pertanda kurang gizi atau signifikan antara asupan kalori dengan
status gizi kurang. status gizi pekerja. Begitu juga pada uji
Jenis kegiatan di peternakan chi square menunjukkan bahwa ada
ayam broiler di Desa Silebo-lebo ini, hubungan yang signifikan antara asupan
tergolong jenis pekerjaan berat, karena kalori dan status gizi pekerja. Hal ini
selain memberi makan dan jenis diperkuat menurut pendapat Waspadji
kegiatan lainnya yang harus dikerjakan (2010) yang mengutip pendapat Habict
secara manual, tenaga kerja harus (1979), status gizi adalah tanda-tanda
mengangkat pakan ternak ayam 14 ton atau penampilan fisik yang diakibatkan
dalam 1 periode. Mengangkat pakan karena adanya keseimbangan antara
ternak adalah beban kerja yang berat asupan makanan, dan pengeluaran yang
yang memerlukan tenaga, dan dapat terlihat melalui suatu indikator status
menimbulkan kelelahan bagi tenaga gizi. Jadi cukup tidaknya asupan kalori
kerja, yang mana kelelahan diartikan sesuai pekerjaan yang dilakukan akan
sebagai proses menurunnya kekuatan tergambar melalui status gizi pekerja,
atau ketahanan fisik untuk terus asupan kalori dan status gizi saling
melanjutkan kegiatan. berhubungan.
Hal ini didukung oleh penelitian Asupan kalori adalah banyaknya
Febriani (2010) ada pengaruh beban nilai energi (kalori) dari makanan yang
kerja terhadap kelelahan kerja pada dimakan dalam sehari. Asupan kalori
pekerja jasa kuli angkut di pasar klewer bagi tenaga kerja ditujukan untuk
Surakarta. Upaya untuk membantu memelihara dan meningkatkan derajat
mengurangi kelelahan adalah salah kesehatan serta mengupayakan daya
satunya dengan kecukupan gizi. Beban kerja yang optimal, untuk itu kebutuhan
kerja yang berat akibat mengangkat dan harus sesuai dengan beban kerjanya.
mengangkut beban sangat memerlukan Kesehatan dan daya kerja sangat erat
tenaga yang sumbernya adalah hubungannya dengan tingkat gizi
makanan. Makanan dan beban kerja pekerja.
merupakan satu kesatuan yang tidak Asupan kalori pekerja di
terpisahkan dan saling berhubungan. peternakan ayam di Desa Silebo-lebo
masih kurang memadai terlihat dari
3. Pengaruh Asupan Kalori terhadap hasil penelitian bahwa masih dominan
Status Gizi Pekerja ditemukan asupan kalori kurang dan
memiliki status gizi kurang, sedangkan
Hasil penelitian menunjukkan semua pekerja yang asupan kalorinya
bahwa pekerja yang mendapat asupan baik sesuai beban kerjanya memiliki
kalori kurang, ditemukan 66,0% status gizi baik/normal.
memiliki status gizi kurang dan 34%
Kurangnya asupan kalori 1. Ada hubungan signifikan antara
pekerja disebabkan karena kurangnya beban kerja (waktu kerja dan jenis
pengetahuan tentang hubungan asupan kegiatan) dengan status gizi pekerja.
kalori terhadap pekerjaan yang 2. Ada hubungan signifikan antara
dilakukan, ditambah lagi kurangnya asupan kalori dengan status gizi
kemampuan ekonomi dalam memenuhi pekerja
kebutuhan gizinya dan dilihat dari 3. Ada pengaruh signifikan antara
pokok permasalahan asupan kalori waktu kerja, jenis kegiatan dan
adalah rendahnya sistem asupan kalori terhadap status gizi
pengupahan/penggajian, yaitu dalam 1 pekerja.
periode (40) hari, pekerja diberi upah SARAN
Rp.1,2 juta dengan beras 30 kg, susu
kental manis 2 kaleng dan supermi 10 Berdasarkan hasil penelitian
bungkus untuk 1 keluarga atau uang Rp yang diperoleh, peneliti mengemukakan
50.000,- untuk beli susu. Pendapatan beberapa saran antara lain :
seperti ini jelas bahwa untuk membeli 1. Kepada peternak/pemilik peternakan
bahan makanan kurang memadai, ayam yang ada di Desa Silebo-lebo,
berhubung pekerja, selain memenuhi agar pada saat mengontrol ke
kebutuhan gizinya juga memenuhi peternakan dapat menyediakan
kebutuhan hidup keluarganya. makanan atau melaksanakan
Dalam hal asupan kalori kurang penyelengaraan makanan untuk
pada pekerja di peternakan ayam ini, pekerja di peternakan. Dalam hal ini
sesuai dengan pendapat Suma’mur penyediaan susu kaleng untuk
(2009) menyatakan bahwa kondisi gizi pekerja tidak hanya di awal periode
kurang diakibatkan oleh kemampuan saja, tetapi tetap disediakan
ekonomi seperti kemiskinan dan tingkat sepanjang 1 periode. Selain itu perlu
pengupahan yang rendah atau tidak diberikan makanan selingan di
cukupnya pengetahuan tentang masalah antara jam makan berupa roti atau
gizi yang sangat berkaitan dengan gorengan dan buah, yang penting
beban pekerjaan yang dilakukannya, dapat menambah kalori kerja.
ditambah lagi bagi kondisi lingkungan 2. Bagi pekerja di peternakan ayam
kerja yang buruk. broiler di Desa Silebo-lebo,
Asupan kalori pekerja dapat disarankan agar memperhatikan
terpenuhi dengan baik dengan kebutuhan gizinya. Pekerja
memperhatikan beberapa hal yaitu dianjurkan makan 3 kali sehari,
frekwensi makan tiga kali sehari, ditambah makanan selingan di
komposisi makanan, makanan selingan antara jam makan, karena pekerjaan
pada saat-saat istirahat kerja, dapat di peternakan membutuhkan
mengurangi kelelahan kerja, bahkan gizi/makanan sesuai dengan
meningkatkan daya kerja. Makan di pekerjaan berat. Makanan selingan
pagi hari mempunyai pengaruh penting berupa roti atau gorengan, buah dan
pada produktivitas kerja. susu yang disediakan pemilik
peternakan, sebaiknya dimakan dan
KESIMPULAN diminum sendiri oleh pekerja untuk
menambah tenaga dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan melaksanakan pekerjaan di
pembahasan pada bab sebelumnya maka peternakan.
dapat disimpulkan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA Pitoyo, W., 2010, Panduan Praktis
Hukum Ketenagakerjaan,
Arisman, M.B., 2007, Gizi dalam Daur Cetakan I, Jakarta, Penerbit :
Kehidupan, Jakarta : Penerbit Visi Media.
Buku Kedokteran EGC Prihatini, L.D., 2007, Tesis, Analisis
Almatsier, S., 2009, Pinsip Dasar Ilmu Hubungan Beban Kerja Dengan
Gizi, Jakarta, Penerbit : PT Stres Kerja Perawat di tiap
Gramedia Pustaka Utama. Ruang Rawat Inap di RSD
Asri, M., 1079, Perencanaan, Penarikan Sidikalang.
dan Pengukuran Karyawan, Santoso, G.,2004, Manajemen
Yogyakarta, Penerbit : Medio. Keselamatan dan Kesehatan
Barnes, R.M., 1980, Motion And Time Kerja, Jakarta, Penerbit : Prestasi
Study Design and Measuerment Pustaka.
of work, seventh edition, New ________, 2004, Ergonomi Manusia,
York. Peralatan dan Lingkungan,
Budiono Sugeng, A.M., dkk, 2003, Jakarta, Penerbit : Prestasi
Bunga Rampai Hiperkes dan Pustaka.
Kesehatan Kerja, Semarang Sastroasmoro, S., 2008, Dasar-Dasar
Febriani, E, 2010, Skripsi, Pengaruh Metodologi Penelitian Klinis,
Beban Kerja terhadap Kelelahan Edisi ke III, Jakarta, Penerbit :
Kerja pada Pekerja Jasa Kuli CV.Sagung Seto.
Angkut di Pasar Klewer Siagian, A., 2010, Epidemiologi Gizi,
Surakarta. Jakarta, Penerbit Erlangga.
Herrianto, R.,2010, Kesehatan Kerja, Suma’mur, PK, 2009. Higiene
Jakarta, Penerbit : Buku Perusahaan dan Kesehatan Kerja
kedokteran EGC. (Hiperkes), Jakarta, Penerbit :
Hosmer, D.W., Lemeshow, S., 1989, Sagung Seto.
Applied Logistic Reggression, Sudiarti, T., Utari, D.M., 2010, Gizi dan
New York. Kesehatan Masyarakat, Edisi
Lubis, M. 2007, Tesis, Pengaruh Beban Revisi, Jakarta, Penerbit : PT.
Kerja terhadap Efektivitas Raja Grafindo Persada.
Pekerjaan Perawat Pelaksana di Tarwaka, 2004, Ergonomi untuk
Instalasi Rawat Inap RSU.Dr. Keselamatan Kesehatan Kerja
Pirngadi Medan Tahun 2007. dan Produktivitas , Penerbit
Munandar, A.S., 2008, Psikologi UNIBA Press, Universitas Islam
Industri Dan Organisasi, Jakarta, Surakarta.
Penerbit : Universitas Indonesia NN, Analisis Regresi Logistik
(UI Press). Multinomial,
Nurmianto, E, 2003, Ergonomi Konsep file:///D:/Multinomial%2019-5-
Dasar dan Aplikasinya, 2011.htm (diakses tanggal 19-
Surabaya, PT Guna Widya. 5-2010)
Nugroho, V.A., 2006, Skripsi,
Hubungan Antara Status Gizi
Dengan Produktivitas Tenaga
Kerja Wanita, di PT Java
Tobacco Gembongan Kartasura.

You might also like