You are on page 1of 6

Pengaruh Konsumsi Pir (Pyrus) terhadap Indeks Debris

pada Siswa SD Garuda di Kota Manado

Tanindy M. Sipayung
Paulina N. Gunawan
Johanna A. Khoman

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: msnindy96@gmail.com

Abstract: Oral hygiene is part of body health that can not be separated one from another.
One of the oral diseases that commonly occurs among children is dental caries. The
influencing factor that causes caries is debris or food residue around the teeth. Mastication of
fibrous food like pear could clean the teeth. Pear fruit is rich of nutritive materials which are
able to block the growth of Streptococcus mutans on the formed teeth and to enhance
bacterial protein denaturation. This study was aimed to obtain the effect of pear consumption
on debris index in children aged 9 years at Garuda elementary school in Manado. This was a
quasi-experimental study with a pre and post-test design. Population was all of the students
aged 9 years at Garuda elementary school in Manado. There were 48 students as samples
obtained by using total sampling method. The results showed that the average difference of
debris index value in the experimental group was 1.04 and in the control group was 0.34.
The Mann-Whitney test obtained a P value of 0.000 (<0.05) that indicated significant
differences between the former and the later debris index in the experimental group and the
control group. Conclusion: Pear consumption could influence the debris index in children
aged 9 years at Garuda elementary school in Manado.
Keywords: pear, debris index

Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan sebab kesehatan gigi dan mulut memengaruhi kesehatan tubuh. Salah satu
penyakit mulut yang paling sering terjadi pada anak ialah karies gigi. Faktor pendukung
penyebab terjadinya karies gigi yaitu debris atau sisa makanan yang terdapat di sekitar gigi.
Mengunyah makanan berserat seperti buah pir dapat membantu membersihkan gigi. Buah pir
kaya akan zat gizi yang mampu menghambat bakteri Streptococcus mutans pada
pembentukan gigi serta mendenaturasi protein sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konsumsi buah pir (Pyrus) terhadap indeks debris pada anak usia 9
tahun di SD Garuda Manado. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pre and post-
test design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa SD Garuda Manado yang berusia 9 tahun.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 48 sampel.
Hasil penelitian pada kelompok eksperimen mendapatkan nilai selisih rerata indeks debris
sebesar 1,04 dan pada kelompok kontrol nilai selisih rerata indeks debris sebesar 0,34. Uji
Mann-Whitney mendapatkan nilai P = 0,000 (< 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna antara selisih indeks debris awal dan akhir pada kelompok eksperimen
dibandingkan kelompok kontrol. Simpulan: Terdapat pengaruh konsumsi buah pir (Pyrus)
terhadap indeks debris pada anak usia 9 tahun di SD Garuda Manado.
Kata kunci: buah pir, indeks debris

50
Sipayung, Gunawan, Khoman: Pengaruh konsumsi pir (Pyrus) terhadap ...

Kesehatan gigi dan mulut merupakan buah-buahan dapat membantu membersih-


bagian dari kesehatan tubuh yang tidak kan gigi. Buah pir kaya akan zat gizi, serta
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya berkhasiat sebagai antikanker dan anti-
sebab kesehatan gigi dan mulut akan bakteri. Selain rasanya yang manis dan
memengaruhi kesehatan tubuh.1 Salah satu banyak dijumpai di sekitar kita, buah pir
penyakit mulut yang paling sering terjadi juga merupakan buah segar yang umumnya
pada anak ialah karies gigi.2 Karies disukai masyarakat dengan harga terjang-
merupakan suatu penyakit pada jaringan kau. Buah pir juga mengandung senyawa
keras gigi yang merusak struktur email, katekin yang mampu menghambat perle-
dentin dan sementum. Penyebab karies katan bakteri Streptococcus mutans pada
yaitu adanya aktivitas jasad renik (mikro- pembentukan gigi serta mendenaturasi
organisme jenis laktobasilus) yang melaku- protein sel bakteri sehingga bakteri tersebut
kan proses peragian pada plak di permuka- mati.7
an gigi. Proses peragian ini menghasilkan Adanya ketertarikan masyarakat untuk
suatu kondisi asam pada permukaan email mengonsumsi buah-buahan menyebabkan
yang mengakibatkan terjadinya karies.3 supermarket yang berada di Sulawesi Utara
Faktor pendukung lainnya yang tepatnya di Manado menyediakan produk
menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu buah, baik buah lokal maupun buah impor.
debris atau sisa-sisa makanan yang terdapat Pada supermarket tersebut terdapat berba-
di sekitar gigi. Debris adalah material lunak gai jenis buah lokal seperti pisang, jeruk,
yang terdapat pada permukaan gigi terdiri sirsak, advokat dan lain-lain sedangkan
dari lapisan biofilm, material alba, dan sisa buah-buahan impor seperti buah anggur,
makanan. Debris mempunyai pengaruh pir, kiwi, dan sawo.8
yang cukup besar terhadap proses terjadi- Penelitian ini bertujuan untuk menge-
nya karies. Luas permukaan debris dapat tahui pengaruh konsumsi pir (Pyrus) dalam
diukur dengan indeks debris. Indeks debris menurunkan indeks debris pada anak usia 9
adalah skor debris yang menempel pada tahun di SD Garuda Manado. Alasan
permukaan gigi penentu. Pengukuran peneliti memilih buah pir sebagai bahan
indeks debris dilakukan untuk mengukur penelitian karena buah ini mudah didapat
permukaan gigi yang ditutupi oleh debris.4 serta banyak orang yang menyukai rasa
Karies gigi umumnya banyak ditemu- buah pir. Pemilihan anak usia 9 tahun
kan pada anak usia sekolah karena pada karena usia ini merupakan usia yang kritis
usia tersebut anak sudah lebih aktif untuk terhadap terjadinya karies gigi dan juga
menentukan apa yang dimakan dan kapan mempunyai sifat khusus yaitu transisi gigi
mau mengonsumsinya.5 Cokelat, permen, susu ke gigi permanen. Di SD Garuda
atau biskuit-biskuit manis merupakan belum pernah dilakukan penelitian menge-
makanan yang sangat disukai anak-anak nai indeks debris.
pada umumnya. Makanan ini mengandung
banyak gula dan biasa memunculkan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
berbagai gangguan kesehatan gigi dan Jenis penelitian ini ialah eksperimental
mulut.5 Konsumsi buah dan sayuran segar semu (quasi experimental) dengan pre and
yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan post-test design. Penelitian dilakukan pada
air dapat melancarkan pembersihan sendiri bulan Mei 2018 di SD Garuda Manado.
pada gigi, sehingga luas permukaan plak Populasi penelitian ialah seluruh siswa SD
dan debris dapat dikurangi dan pada Garuda Manado yang berusia 9 tahun.
akhirnya karies gigi dapat dicegah. Buah- Dengan menggunakan total sampling
buahan segar seperti bengkoang, pir, berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
semangka serta sayuran seperti caisim dan yang telah ditetapkan, diperoleh sampel
wortel dapat merangsang fungsi pengu- sebesar 48 siswa yang terdiri dari 24
nyahan dan meningkatkan sekresi saliva.6 kelompok eksperimen dan 24 kelompok
Mengunyah makanan berserat seperti kontrol. Penelitian dilakukan setelah

51
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 2, Juli-Desember 2018

mendapat izin dari pihak sekolah dan berikutnya.


adanya surat persetujuan informed consent Data yang terkumpul dianalisis dengan
yang telah ditandatangani oleh orang tua analisis univariat dan analisis bivariat.
subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan uji t-test tidak
Pengambilan data dilakukan dengan berpasangan untuk membandingkan antara
pemeriksaan intraoral untuk mengukur kelompok perlakuan yang mendapat inter-
indeks debris dengan menggunakan cara vensi dan kelompok kontrol atau pemban-
perhitungan dari Green dan Vermillion ding menggunakan bantuan SPSS dengan
sebagai berikut: skala berbentuk rasio dan interval. Bila data
- Nilai 0: tidak ada debris atau stain tidak terdistribusi normal maka digunakan
- Nilai 1: terdapat debris lunak menutupi uji Mann-Whitney.
tidak lebih sepertiga permukaan gigi.
- Nilai 2: terdapat debris lunak menutupi HASIL PENELITIAN
lebih dari sepertiga permukaan gigi, Distribusi karakteristik subyek pene-
tetapi tidak lebih dari dua pertiga litian berdasarkan jenis kelamin menunjuk-
permukaan gigi. kan 17 subyek (35,42%) berjenis kelamin
- Nilai 3: terdapat debris lunak menutupi perempuan dan 31 subyek (64,58%)
lebih dari dua pertiga permukaan gigi. berjenis kelamin laki-laki (Tabel 1).

Skor indeks debris diperoleh dengan Tabel 1. Distribusi karakteristik sampel


cara menjumlahkan debris skor tiap permu- berdasarkan jenis kelamin
kaan gigi dibagi dengan jumlah gigi yang
Jenis kelamin N %
diperiksa. Kriteria indeks debris sebagai
berikut: baik (0,0-0,6), sedang (0,7-1,8), Perempuan 17 35,42
dan buruk (1,9-3,0). Laki-laki 31 64,58
Alat dan bahan yang digunakan dalam Total 48 100
penelitian ini ialah kaca mulut, sonde,
nierbeken, tissue, kapas, alkohol, masker, Hasil pemeriksaan indeks debris pada
sarung tangan, lembaran informed consent, kelompok eksperimen dan kontrol berda-
kartu indeks, alat tulis, timbangan makan- sarkan kategori dibagi atas baik, sedang,
an, pir jenis Shandong, dan coklat. dan buruk (Tabel 2) sedangkan rerata
Penelitian ini menggunakan dua indeks debris pada kelompok eksperimen
kelompok subyek yang berbeda dengan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.
karakteristik yang sama, Kelompok ekspe- Uji perbedaan indeks debris kelompok
rimen dan kelompok kontrol yang pertama eksperimen dibandingkan kelompok kon-
diberi makan biskuit seberat 50 gram dan trol melalui perbedaan nilai selisih indeks
dikunyah sebanyak 32 kali. Setelah 3 menit debris sebelum dan sesudah perlakuan pada
diukur indeks debris yang pertama. Kemu- kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam
dian kelompok eksperimen yang pertama penelitian ini digunakan uji Mann-Whitney
diberi makan buah pir 0 gram dan dikunyah dengan nilai signifikansi 0,000 (P <0,05),
sebanyak 32 kali, sedangkan kelompok yang menunjukkan terdapat perbedaan ber-
kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah makna antara selisih indeks debris awal dan
kelompok eksperimen selesai mengunyah akhir pada kelompok eksperimen dengan
buah pir, 5 menit kemudian kelompok kelompok kontrol. Dengan demikian dapat
eksperimen dan kelompok kontrol diukur disimpulkan terdapat pengaruh konsumsi
indeks debris yang kedua. Selanjutnya pir terhadap indeks debris pada anak usia 9
dilakukan hal yang sama pada kelompok tahun di SD Garuda Manado.
eksperimen dan kelompok kontrol yang

52
Sipayung, Gunawan, Khoman: Pengaruh konsumsi pir (Pyrus) terhadap ...

Tabel 2. Hasil pemeriksaan indeks debris pada kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan
kategori
Kelompok subyek
Eksperimen Kontrol
Kategori
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan
Baik 0 11 0 0
Sedang 9 13 10 16
Buruk 15 0 14 8
Total 24 24 24 24

Tabel 3. Rerata indeks debris pada kelompok eksperimen dan control

Rerata Indeks Debris


Kelompok
Sebelum Sesudah
Selisih
perlakuan perlakuan
Eksperimen 1,96 0,92 1,04
Kontrol 1,94 1,60 0,34

BAHASAN Serat adalah polisakarida nonpati, yaitu


Berdasarkan hasil penelitian ini diketa- karbohidrat kompleks yang terbentuk dari
hui bahwa jumlah sampel dalam penelitian gugusan gula sederhana yang bergabung
ini berjumlah 48 siswa. Berdasarkan jenis menjadi satu serta tidak dapat dicerna.9
kelamin, laki-laki lebih banyak yaitu 31 Makanan padat dan berserat secara
siswa (64,58%) dibandingkan dengan yang fisiologik akan meningkatkan intensitas
berjenis kelamin perempuan yang berjum- pengunyahan dalam mulut. Proses pengu-
lah 17 siswa (35,42%) (Tabel 1). nyahan makanan ini akan merangsang dan
Berdasarkan kategori indeks debris meningkatkan produksi saliva. Saliva akan
pada kelompok eksperimen sebelum perla- membantu membilas gigi dari partikel-
kuan terdapat 9 siswa dengan kategori partikel makanan yang melekat pada gigi
sedang, dan 15 siswa dengan kategori dan juga melarutkan komponen gula dari
buruk, sedangkan indeks debris pada sisa makanan yang terperangkap dalam
kelompok eksperimen sesudah perlakuan sela-sela pit dan fisur permukaan gigi.10
menjadi 11 siswa dengan kategori baik dan Berdasarkan kategori indeks debris
13 siswa dengan kategori sedang (Tabel 2). pada kelompok kontrol sebelum perlakuan
Rerata nilai indeks debris pada kelompok terdapat 10 siswa dengan kategori sedang,
eksperimen sebelum perlakuan sebesar 1,96 dan 14 siswa dengan kategori buruk,
dan rerata nilai indeks debris pada sedangkan indeks debris pada kelompok
kelompok eksperimen sesudah perlakuan kontrol sesudah perlakuan, 16 siswa
0,92 (Tabel 3). Dari data tersebut terlihat dengan kategori sedang, dan 8 siswa
penurunan nilai indeks debris setelah dengan kategori buruk (Tabel 2). Rerata
perlakuan pada kelompok eksperimen yang indeks debris pada kelompok kontrol
juga menunjukkan bahwa kebersihan gigi sebelum perlakuan sebesar 1,94 dan rerata
dari subjek penelitian mengalami pening- nilai indeks debris pada kelompok kontrol
katan. Faktor yang menyebabkan terjadinya sesudah perlakuan sebesar 1,60 (Tabel 3).
peningkatan kebersihan gigi setelah me- Berdasarkan hal ini terlihat bahwa pada
ngunyah buah pir yaitu kandungan serat kelompok kontrol juga mengalami penu-
dalam buah pir. runan indeks debris tetapi penurunannya

53
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 2, Juli- Desember 2018

lebih rendah dibanding pada kelompok memperlambat proses makan dan mening-
eksperimen. Hal ini terjadi karena pada katkan intensitas pengunyahan. Proses
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan mengunyah makanan berserat akan me-
mengunyah buah pir, tetapi setelah mengu- rangsang saliva.14
nyah coklat diberi jeda waktu 5 menit Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney
sebelum dilakukan pemeriksaan yang diperoleh angka signifikansi yaitu 0,000
kedua. Padahal mengonsumsi buah berserat yang menunjukkan terdapat perbedaan
merupakan salah satu cara mencegah terja- bermakna antara selisih indeks debris awal
dinya penumpukan sisa-sisa makanan pada dan akhir pada kelompok eksperimen
permukaan atau sela-sela gigi.11 Oleh dengan kelompok kontrol.
karena itu jeda waktu yang diberikan pada
kelompok kontrol kurang efektif sehingga SIMPULAN
tidak dapat menghasilkan perubahan yang Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
bermakna. disimpulkan bahwa konsumsi pir (Pyrus)
Rerata selisih indeks debris pada dapat memengaruhi indeks debris pada
kelompok eksperimen sebesar 1,04 dan anak usia 9 tahun di SD Garuda Manado.
pada kelompok kontrol 0,34. Berdasarkan
uji Mann-Whitney nilai probabilitas signifi- SARAN
kansi P = 0,000 (P <0,05), yang artinya Disarankan agar pemerintah lebih
terdapat perbedaan bermakna antara selisih menggiatkan program penyuluhan tentang
indeks debris awal dan akhir pada kelom- kesehatan gigi dan mulut serta manfaat
pok eksperimen dengan kelompok kontrol. mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-
Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh buahan khususnya buah pir terhadap
konsumsi pir terhadap indeks debris pada kebersihan gigi.
anak usia 9 tahun di SD Garuda Manado. Disarankan pada masyarakat agar
Hasil penelitian ini selaras dengan dapat mengonsumsi sayur-sayuran dan
enelitian yang dilakukan oleh Mukti11 di buah-buahan yang berserat seperti pir untuk
Panti Asuhan Yayasan Nur Hidayah Sura- membantu mencegah proses terjadinya
karta yang menunjukkan adanya selisih karies gigi.
penurunan indeks debris sebelum dan Bagi pihak sekolah agar menganjurkan
sesudah mengonsumsi buah berserat. Hasil para siswa untuk mengonsumsi buah-
penelitian ini juga mendukung pernyataan buahan seperti pir setelah makan.
Hidayanti et al.12 yang menyebutkan bahwa
konsumsi buah-buahan segar yang kaya DAFTAR PUSTAKA
serat dan air dapat melancarkan pember- 1. Nurhamidah, Ramadhan ES, Asmawati,
sihan sendiri pada gigi atau sering disebut Juni. Hubungan status kesehatan gigi
self cleansing, sehingga luas permukaan dan mulut dengan prestasi belajar
debris dapat dikurangi serta plak dan karies siswa/i SD Negeri 2 Sangga Beru
Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten
gigi dapat dicegah.12 Hal ini juga dipapar-
Aceh Singkil. Jurnal Kesehatan Gigi.
kan pada penelitian yang dilakukan oleh 2016;3(2):36-7.
Angela13 tentang pencegahan primer pada 2. Pratiwi R, Mutmainnah R. Gambar kepa-
anak yang berisiko karies tinggi bahwa rahan karies pada anak usia 6,9 dan 12
memperbanyak makan sayur-sayuran dan tahun di Kabupaten Pinrang, Sulawesi
buah-buahan yang berserat dan berair akan Selatan menggunakan indeks PUFA/
bersifat membersihkan dan merangsang pufa. Dentofasial. 2013;12(2):76.
sekresi saliva sehingga karies gigi dapat 3. Kantja I. Pengaruh pola makan pada anak
dicegah. Hal ini sejalan dengan penelitian sekolah dasar terhadap status kesehatan
yang dilakukan oleh Chemiawan et al.14 gigi dan mulut [Skripsi]. Makassar:
mengenai makanan yang banyak mengan- FKG Universitas Hasanuddin; 2015.
dung serat dan air yang berarti sedikit 4. Lusnarnera R. Pengaruh konsumsi semangka
(Citrullus lanatus) dalam menurunkan
mengandung karbohidrat. Serat dapat

54
Sipayung, Gunawan, Khoman: Pengaruh konsumsi pir (Pyrus) terhadap ...

indeks debris pada anak usia 8-10 10. Panda PAC, Kaligis SHM. Perbedaan
tahun. eG. 2016;4(1):54. indeks plak sebelum dan sesudah
5. Lestari SP, Atmadi TA. Hubungan antara pengunyahan buah pir. eG. 2015;3(2):
kebiasaan konsumsi makanan manis 381.
dengan karies gigi anak usia sekolah. 11. Pratiwi AI. Manfaat berkumur sari buah
Jurnal PDGI. 2016;65(2):56. delima merah (Punica granatum)
6. Hidayanti L, Lina N, Bachtiar KR. Peran terhadap penurunan plak gigi [Skripsi].
buah dan sayur dalam menurunkan Denpasar: FKG Universitas Maha-
keparahan karies gigi pada anak saraswati; 2014.
[Skripsi]. Tasikmalaya: Universitas 12. Hidayanti L, Lina N, Bachtiar KR. Peran
Siliwangi; 2008. buah dan sayur dalam menurunkan
7. Ajeng RR. Pengaruh pengunyahan buah pir keparahan karies gigi pada anak. eG.
(Pyrus communis L) terhadap penurun- 2016;4(2):49.
an plak pada pemakaian alat ortho- 13. Angela A. Pencegahan primer pada anak
dontic lepasan. Jurnal Kesehatan Gigi. yang berisiko karies tinggi [Skripsi].
2010;4(3):3. Medan: Departemen Pedodonsia FKG
8. Lomboan RH. Tingkat kepuasan konsumen Universitas Sumatera Utara; 2005.
buah local dan buah impor terhadap 14. Chemiawan E, Riyanti E, Fransisca F.
pelayanan di pasar swalayan di Kota Perbedaan tingkat kebersihan gigi dan
Manado. Cocos. 2014;3(2):4. mulut antara anak vegetarian dan non
9. Yulandris S. Hubungan tingkat pengetahuan vegetarian di Vihara Maitreya Pusat
dengan tingkat konsumsi buah dan Jakarta [Skripsi]. Bandung: Depar-
sayur pada anak kelas IV-V SD Pertiwi temen Pediatri FKG Universitas
3 [Skripsi]. Padang; Universitas Anda- Padjadjaran; 2016.
las; 2013.

55

You might also like