You are on page 1of 10

[ CASE REPORT ]

APPLICATION OF PAVLIK HARNESS


IN DEVELOPMENTAL DYSPLASIA OF THE HIP (DDH)
Aryadi Kurniawan1, Ahmad Fauzi 2
1
Paediatric Orthopaedic Division, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
2
Orthopaedic and Traumatology Division, Faculty of Medicine, Universitas Lampung

Abstract
Developmental dysplasia of the hip (DDH) is a spectrum of pathology ranging from acetabular dysplasia with
minor instability until acetabular dysplasia with hip dislocation. The incidence of DDH that require treatment is
5.1 per 1000 live birth. Early detection is important to deliver good outcome and lessen complication. Careful
history taking, physical examination and ultrasonography, have increased the sensitivity in establishing diagnose
of DDH. Pavlik harness is the mainstay of treatment for infant who has not commenced crawling. Despite the
fact of high success rate, the use of Pavlik harness is still uncommon in Indonesia. This paper reports a case of
DDH treated with Pavlik harness and assessed regularly with ultrasonography. A 3 months girl with
0 0
developmental dysplasia of the left hip. The initial ultrasound shows α angle 49.4 and β angle was 50.2 ,
femoral head subluxated to superolateral aspect. The patient had Pavlik harness and followed up with serial
st rd th
ultrasound at 1 , 3 and 4 month’s time. Having had 4 months of Pavlik harness, the α angle of the left hip
0 0
became 63 , and β angle 49 with good structure of ilium. Femoral head was smooth and no signs of avascular
necrosis. The hip has full range of motion. Parents have no difficulty in taking care of their daughter daily
activities such as taking a bath, changing napkin, and clothes. This implicates, patient treated using Pavlik
harness showed good outcome clinically and ultrasonographically. Pavlik harness has been proven to be a safe,
simple and user friendly method for treatment of DDH before crawling age. The good result obtained from this
case could initiate application of pavlik harness in larger population of early detected DDH in Indonesia. [JuKe
Unila 2014; 4(8):208-217]

Keywords: DDH, Pavlik harness. Ultrasonography

Pendahuluan
Developmental displasia of the mengembalikan biomekanik normal
hip (DDH) merupakan kelainan yang sendi panggul sehingga dapat
seringkali menyebabkan masalah menunda atau mungkin mencegah
berkepanjangan terhadap pasien. timbulnya komplikasi berupa avaskular
Walaupun kewaspadaan terhadap nekrosis dan osteoarthritis panggul.
DDH pada bayi baru lahir sudah mulai Terapi konservatif pada anak yang
meningkat namun seringkali kelainan sudah berjalan, akan lebih sulit, karena
ini luput dari pemeriksaan dan sudah terdapat mekanisme adaptasi
terdeteksi saat pasien sudah mulai terhadap proses berjalan dan
berjalan. Pada keadaan seperti ini, kemungkinan sudah terjadi kontraktur
umumnya telah terjadi kontraktur pada jaringan sekitarnya.1,2,4-6
pada jaringan sekitar panggul yang Salah satu metode yang
akan mempengaruhi hasil terapi.1-3 dianggap terbaik dan aman untuk
Prognosis kelainan ini mendeteksi DDH pada minggu-minggu
tergantung pada diagnosis dini dan awal kehidupan adalah dengan
terapi yang diberikan. Tujuan ultrasonografi (USG). Klasifikasi oleh
tatalaksana dini DDH adalah untuk Graf untuk mendeteksi DDH
Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

menggunakan USG digunakan untuk Avaskular nekrosis caput femur dapat


menentukan apakah pasien dengan terjadi bila abduksi dipaksakan.1,2,4,5,7
DDH memerlukan terapi atau tidak. Lama pemakaian tergantung
Sistem klasifikasi ini berdasarkan pada usia pasien saat diagnosis
besarnya sudut yang dibentuk oleh ditegakkan dan derajat instabilitas hip.
struktur-struktur pada panggul. Lama pemakaian penuh Pavlik harness
Semakin kecil sudut α berarti struktur bagi pasien dengan dislokasi hip
tulang acetabulum semakin mendatar. diperkirakan sebanding dengan usia
Semakin besar sudut β berarti struktur pada saat stabilitas dicapai ditambah 2
kartilago pada acetabulum semakin bulan. Penyapihan dimulai dengan
lebar. Keputusan untuk memberikan melepas harness selama 2 jam setiap
terapi berdasarkan hasil pemeriksaan harinya. Kemudian ditingkatkan 2
USG sebaiknya dilakukan setelah usia kalinya setiap 2-4 minggu hingga Pavlik
anak lebih dari 6 minggu. Terapi yang harness akhirnya hanya dipakai pada
dilakukan adalah dengan malam hari. Night bracing dilanjutkan
2,3,5,7,8
menggunakan Pavlik harness. sampai gambaran radiologis hip
Pavlik harness pertama kali normal. Pemeriksaan rontgen dan USG
diperkenalkan oleh Arnold Pavlik pada bermanfaat untuk melihat
tahun 1941 untuk terapi DDH. Selain perkembangan posisi hip. Rontgen
mencegah ekstensi dan adduksi bermanfaat pada waktu: pemakaian
panggul, Pavlik harness awal harness; setelah adanya
memungkinkan sedikit gerakan yang penyesuaian pada harness; satu bulan
membuat anak merasa nyaman dan setelah penyapihan dimulai; usia 6
memungkinkan terjadinya reduksi bulan dan saat usia 11 tahun.1,4
spontan. Keuntungan menggunakan Sedangkan monitoring rutin untuk
Pavlik harness adalah terjadinya mengevaluasi keberhasilan terapi
reduksi spontan tanpa tindakan sebaiknya dengan menggunakan
1,2,4
operatif, memungkinkan monitoring USG.
menggunakan USG, memungkinkan Di Indonesia, manajemen DDH
penggantian popok anak tanpa perlu dengan Pavlik harness belum lazim
membuka Pavlik harness dan tentunya dilakukan, sehingga perlu dilaporkan
lebih murah dan mudah sebuah kasus. Berikut adalah laporan
digunakan.1,2,4,5 Pemakaian Pavlik kasus DDH pada anak wanita usia 3
harness menyebabkan panggul dalam bulan yang diterapi dengan Pavlik
posisi fleksi lebih dari 900 dengan harness. Pasien saat ini sudah
adduksi yang terbatas hingga posisi dinyatakan sembuh berdasarkan
netral. Strap yang menyebabkan fleksi, evaluasi dengan menggunakan USG.
harus ditempatkan se-lateral mungkin
untuk memberikan efek fleksi dengan Kasus
abduksi relatif pada panggul. Strap Pasien seorang bayi
pada sisi posterior direnggangkan agar perempuan berusia 3 bulan. Keluhan
tidak terjadi forcefull abduksi. Strap utama datang ke dokter adalah
pada sisi ini untuk mencegah kelainan bentuk pada pinggul kiri. Hal
terjadinya dislokasi akibat adduksi. ini diketahui sejak lahir, saat ibu

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 209


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

memandikan pasien. Ibu pasien (ROM), gerakan abduksi dan adduksi


merasakan adanya kelainan pada hip pasien terbatas. Gerakan fleksi dan
bentuk pinggul kiri, dan terasa tulang ekstensi serta internal dan eksternal
pinggul kiri
iri pasien seperti terjatuh saat rotasi tidakk ada kelainan. Pemeriksaan
posisi terlentang. barlow dan ortholani manuver positif.
Pasien adalah anak ke ke-3 yang
lahir secara sectio caecaria atas ● Pencitraan
indikasi riwayat obsetri buruk. Usia Pada USG pertama kali saat
kehamilan aterm dengan presentasi usia pasien 3 bulan, pada hip kanan
kepala. Anak pertama dan kedua, didapatkan besar sudut α 660 dan
merupakan kehamilan gemeli, yang sudut β 39,50. Sedangkan pada hip kiri
lahirr prematur secara sectio caesaria besar sudut α 49,40 dan sudut β 50,20
dan meninggal sesaat setelah serta didapatkan adanya subluksasi
dilahirkan. Berat badan lahir 3000 caput femur ke laterosuperior.
gram dan panjang badan 50 cm. (Gambar 1).
Perkembangan selanjutnya tidak
mengalami gangguan. Riwayat trauma ● Diagnosis
sebelumnya disangkal. Tidak ada Developmental dysplasia of the
riwayat DDH sebelumnya di dala dalam left hip
keluarga. Ibu pasien tidak menderita
sakit saat kehamilan. ● Tatalaksana
Pada pasien ini dilakukan
● Pemeriksaan Fisik pemasangan pavlik harness. Saat
Pada pemeriksaan fisik, pasien kontrol dilakukan evaluasi
keadaan umum dan status gizi pasien dengan pemeriksaan USG setelah 1
baik. Pada posisi tidur terlentang bulan, 3 bulan dan 4 bulan pemakaian
tampak ekstremitas bawah kiri pavlik harness. Selain mengevaluasi
eksternal rotasi. Saat kedua lutut fleksi struktur tulang ileum, ossifikasi caput
tampak galleazi sign positif. Tidak ada femur dan kontur acetabulum,
nyeri tekan maupun gangguan dilakukan juga pengukuran sudut α
neurovaskuler pada kedua tungkai. dan sudut β untuk menilai
Pada pemeriksaan range of motion keberhasilan terapi.

A B

Gambar 1. Pada hip kiri tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput femur, atap
0
acetabulum baik, caput femur licin dan bulat, caput femur subluksasi ke laterosuperior, sudut α 49,4
0
dan sudut β 50,2 (A). Pada hip kanan tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput
0 0
femur, atap acetabulum baik, caput femur licin dan bulat, sudut α 66 dan sudut β 39,5 (B).

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 210


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

Setelah 1 bulan pemakaian Setelah 4 bulan pemakaian


pavlik harness didapatkan pada hip pavlik harness, pada hip kanan
kanan besar sudut α 600 dan sudut β didapatkan besar sudut α 620 dan
400, sedangkan pada hip kiri besar sudut β 47 0. Sedangkan pada hip kiri
sudut α 470 dan sudut β 400 besar sudut α 630 dan sudut β 490.
(Gambar 3). (Gambar 4)

Gambar 2.. Anak wanita berusia 3 bulan dengan DDH of the left hip, yang diterapi dengan Pavlik
harness

A B

Gambar 3. Pada hip kiri tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput femur, atap
0 0
acetabulum baik, caput femur licin dan bulat, sudut α 47 dan sudut β 40 (A). Pada hip kanan
tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput femur, atap aceta
acetabulum
bulum baik, caput femur
0 0
licin dan bulat, sudut α 60 dan sudut β 40 (B).

A B

Gambar 4. Pada hip kiri (A), tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput femur, atap
0 0
acetabulum baik, caput femur licin dan bulat, sudut α 63 dan sudut β 49 . Pada hip kanan (B),
tampak struktur tulang ileum baik, ossifikasi pada caput femur, atap ac
acetabulum
etabulum baik, caput femur
0 0
licin dan bulat, sudut α 62 dan sudut β 47

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 211


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

Pembahasan pada individu yang memiliki riwayat


Developmental displasia of the DDH dalam keluarga, bahkan dalam
hip adalah pertumbuhan abnormal seluruh populasi (contoh negara-
dari hip yang meliputi subluksasi caput negara di utara dan timur
femur, displasia acetabulum, dan Mediterania). Wynne dan Davis pada
dislokasi caput femur dari tahun 1970 mengidentifikasi dua
acetabulum.2,3,6,8,9 Pada neonatus kelainan yang diturunkan, yang dapat
dengan DDH, caput femur dapat menjadi predisposisi timbulnya DDH,
mengalami dislokasi dan tereduksi yaitu kelemahan sendi generalisata
secara spontan ke dalam acetabulum. (bersifat dominan) dan acetabulum
Pada anak yang lebih dewasa, caput yang dangkal (bersifat poligenik,
femur akan mengalami dislokasi terutama terlihat pada anak
menetap akibat perkembangan caput perempuan dan ibunya). Namun
femur dan acetabulum. Hingga saat ini demikian, hal ini tidak bisa dianggap
belum diketahui secara pasti apakah sebagai penyebab tunggal karena dari
ketidakstabilan panggul pada DDH 4 atau 5 kasus hanya satu yang
muncul akibat dislokasi dan subluksasi mengalami dislokasi.11 Ortolani
caput femur sehingga mempengaruhi melaporkan bahwa 70% anak dengan
perkembangan acetabulum, atau DDH memiliki riwayat kelainan
akibat displasia acetabulum primer.4 tersebut di dalam keluarganya.1
Insiden DDH diperkirakan Faktor hormonal, yaitu
sekitar 1 per 1.000 kelahiran hidup. tingginya kadar estrogen, progesteron
Secara epidemiologi hip kiri lebih dan relaxin pada ibu hamil di minggu-
sering mengalami DDH dibanding hip minggu terakhir kehamilan diduga
kanan, dan unilateral DDH lebih sering menjadi pencetus DDH.1-3,8 Tingginya
terjadi daripada bilateral. Bayi kadar hormon tersebut diduga
perempuan lebih sering terkena menyebabkan relaksasi pelvis saat
dibandingkan bayi laki-laki (7:1).2,8 proses kelahiran yang menyebabkan
Kelainan ini lebih sering terjadi pada ligamentous laxity pada anak sehingga
anak pertama dibandingkan anak mempermudah terjadinya dislokasi
kedua, ketiga, dan seterusnya. Adanya caput femur.1,2,4,6,8
riwayat keluarga dengan DDH Malposisi intrauterin (terutama
merupakan salah satu faktor risiko posisi Breech dengan tungkai ekstensi)
timbulnya kelainan ini. Ras kulit putih diduga turut menyebabkan terjadinya
diperkirakan lebih mudah mengalami DDH. Dislokasi unilateral biasanya
DDH dibanding ras kulit hitam.1-3,8 mengenai panggul kiri, terutama pada
Beberapa penyebab DDH presentasi vertex (occiput anterior
secara teoritis telah banyak sinistra) dimana panggul adduksi.2-4,6,8
dikemukakan, antara lain penyebab Faktor-faktor postnatal juga
mekanik, hormon-induced joint laxity, diduga berperan terhadap timbulnya
displasia acetabulum primer dan faktor instabilitas pada hip dan displasia
genetik.1-3,6,8 Faktor genetik diduga acetabulum. Kebiasaan meletakkan
kuat memiliki peran sebagai etiologi bayi dalam selimut dengan posisi
DDH. Kelainan ini cenderung didapat ekstensi penuh pada hip dan lutut

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 212


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

serta kebiasaan menggendng bayi di difleksikan maka caput femur tidak


belakang sehingga bayi dalam posisi hanya terdislokasi ke lateral namun
abduksi akan mempermudah juga ke proksimal sehingga femur yang
terjadinya DDH.2-4 terdislokasi akan tampak lebih
Pada laporan kasus ini, pasien pendek.1-3
datang setelah berusia 3 bulan. Dari Dari hasil pemeriksaan fisik
riwayat penyakit didapatkan beberapa pasien ini didapatkan adanya
faktor risiko DDH, yaitu jenis kelamin eksorotasi pada hip kiri disertai
wanita dan hip yang terkena adalah keterbatasan gerak abduksi maupun
hip kiri. Hal ini sesuai dengan faktor– adduksi, yang dapat menjadi pertanda
faktor risiko yang telah disebutkan, adanya subluksasi ataupun dislokasi
bahwa jenis kelamin wanita lebih hip. Selain itu ditemukan tanda
banyak menderita DDH dibanding pria. Ortholani dan Barlow serta tanda
Demikian halnya bahwa hip kiri lebih Galleazi. Hal ini sesuai dengan
banyak terkena dibandingkan hip gambaran klinis yang telah disebutkan,
kanan. Pada pasien terdapat beberapa bahwa anak dengan DDH terdapat
faktor yang tidak sesuai dengan faktor keterbatasan abduksi dan adduksi hip,
risiko timbulnya DDH seperti yang tanda Galleazi, tanda Ortholani, dan
telah disebutkan di atas, yaitu berupa Barlow pada pemeriksaan fisik.
presentasi kepala saat intra uterin, Pemeriksaan radiologis dapat
tidak ada riwayat trauma saat membantu menegakkan diagnosis
kehamilan, tidak ada riwayat keluarga DDH. Pada pasien dilakukan
dengan DDH sebelumnya dan pasien pemeriksaan menggunakan USG, baik
bukan anak pertama. untuk membantu menegakkan
Manifestasi klinis pada DDH diagnosis maupun untuk monitoring
dapat diidentifikasi saat bayi baru terapi. Pemeriksaan radiologis dengan
lahir. Pemeriksaan yang dapat foto polos sulit untuk menegakkan
dilakukan adalah metode Ortolani dan diagnosis sebab struktur hip pada
Barlow. Tanda Ortolani adalah adanya neonatus sebagian besar adalah
bunyi “clunk” saat panggul tereduksi, kartilago. Graf adalah ilmuwan yang
saat sendi panggul diabduksikan. pertama kali menerapkan penggunaan
Sedangkan tanda Barlow adalah bunyi USG untuk menegakkan diagnosis
“clunk” saat panggul terdislokasi saat DDH. Dari pemeriksaan ini akan
posisi adduksi (provocative test). Bila didapatkan hasil berupa hipoekoik
panggul memiliki hasil positif pada pada hyaline, normoekoik pada kapsul
kedua pemeriksaan tersebut, panggul dan otot serta hiperekoik pada
dikatakan dislocatable.2-4,6,8 struktur fibrokartilago.2,4,7,8
Pemeriksaan klinis saat anak Pemeriksaan yang dilakukan
sudah lebih besar, sedikit berbeda. berupa pengukuran besarnya sudut
Pada usia ini, panggul yang terdislokasi yang dibentuk oleh garis khayal
sudah terfiksasi. Tanda Galleazi dapat struktur-struktur pada panggul.
terlihat bila panggul yang terkena Baseline adalah garis yang dibentuk
unilateral. Pada saat pasien berbaring oleh os ilium terhadap acetabulum.
terlentang dan panggul serta lutut Inclination line adalah garis yang

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 213


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

dibentuk oleh struktur kar


kartilago pada Hal ini akan mempermudah terjadinya
acetabulum, dan acetabular roofline dislokasi ataupun subluksasi caput
adalah garis yang dibentuk oleh femur. Semakin besar sudut β berarti
struktur tulang pada acetabulum. struktur kartilago pada acetabulum
Sudut α adalah sudut antara baseline semakin eversi, dan mempermudah
dan acetabular roofline
roofline. Sedangkan terjadinya
dinya subluksasi ataupun dislokasi
sudut β adalah sudut yang dibentuk caput femur.2,7,8
oleh baseline dan inclination line line. Berdasarkan pemeriksaan
Semakin kecil sudut α berarti struktur tersebut, Graf membagi kelainan pada
tulang acetabulum semakin mendatar. tipe 2,7
hip menjadi beberapa tipe.

Tabel 1. Klasifikasi DDH menurut Graf


Tipe Sudut α Sudut β Deskripsi Terapi

Klasifikasi Standar
0 0
I > 60 < 55 Normal Tidak ada
0 0 0 0
IIa 50 -60 55 -77 Imatur (< 3 bulan) Observasi
0 0 0 0
IIb > 50 -60 55 -77 > 3 bulan Pavlik Harness
0 0 0
IIc 43 -49 > 77 Acetabular defisiensi Pavlik Harness
0 0 0
IId 43 -49 > 77 Everted labrum Pavlik Harness
0 0
III < 43 > 77 Everted labrum Pavlik Harness
Pavlik Harness/
IV Tidak dapat diukur Dislokasi Reduksi terbuka atau
tertutup
Klasifikasi Sederhana
0 0
I > 60 < 55 Normal Tidak ada
0 0 0 0
II 43 -60 55 -77 Delayed ossification ?
0 0
III < 43 > 77 Lateralisasi Pavlik Harness
Pavlik Harness/
IV Tidak dapat diukur Dislokasi Reduksi terbuka atau
tertutup

Gambar 5.. Ultrasonogram dan skema Graf tipe I. 1. Perichondrium dan peristeum pada ilium, 2.
Kartilago acetabulum, 3. Labrum acetabulum, 4. Kapsul sendi, 5. Os Ilium, 6. Promontory of osseous
acetabular rim,, 7. Os ilium , 8 Margin inferior ilium, 9. Caput femur. Sudut α terletak antara baseline
7
dan osseous roof line
line. Sudut β terletak antara baseline dan cartilaginous roof line.
line

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 214


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

Pada pasien ini, dilakukan digunakan sebagai manajemen awal


pemeriksaan radiologis dengan USG, DDH. Metode yang paling banyak
saat pertama kali datang, didapatkan digunakan serta aman dan mudah
besar sudut α pada hip kanan 660 dan dilakukan adalah dengan Pavlik
sudut β 39,50. Sedangkan pada hip kiri harness.2,4,8
besar sudut α 49,40 dan sudut β 50,20 Pada bayi baru lahir hingga usia
serta didapatkan adanya dislokasi 6 bulan, terapi ditujukan untuk
caput femur ke laterosuperior. menstabilisasi hip yang memiliki hasil
Berdasarkan klasifikasi oleh Graf, tes Ortolani atau Barlow positif, atau
disimpulkan bahwa hip kiri termasuk untuk mengurangi dislokasi hip dengan
dalam kelainan tipe II dan hip kanan kontraktur adduksi ringan hingga
masih dalam batas normal. sedang.1,4 Persentase keberhasilan
Berdasarkan faktor-faktor risiko anak yang diterapi dengan Pavlik
yang diperoleh dari anamnesis, harness selama awal bulan pertama
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kehidupan adalah 85-95%. Studi yang
radiologis, maka pasien kami diagnosis dilakukan oleh Grill dkk., untuk
sebagai developmental dysplasia of the European Paediatric Orthopaedic
left hip. Society mengevaluasi terapi Pavlik
Tatalaksana DDH memerlukan harness pada 3.611 hip dari 2.636
pengetahuan dan keterampilan yang pasien. Terdapat reduksi pada 92%
memadai. Tertundanya diagnosis atau dari 95% displasia hip.9
identifikasi kelainan, seringkali Taylor dan Clarke dalam suatu
mengakibatkan defek anatomis yang studi prospektif selama 6 tahun,
menetap dan arthritis degeneratif. melaporkan hasil terapi DDH pada
Tujuan manajemen DDH termasuk 1.000 kelahiran. 370 hip diketahui
diagnosis tepat dan cepat, reduksi abnormal dari USG dan kemudian
konsentris, mengurangi risiko diterapi dengan Pavlik Harness, 354
terjadinya avascular necrosis dan hip (95,7%) diantaranya berhasil
koreksi residual displasia.1-4,6 direduksi, 16 hip membutuhkan
Tercapainya reduksi pada DDH operasi. Dari semua hip yang diterapi
tergantung dari umur pasien saat dengan Pavlik harness, hanya satu
penyakit terdiagnosis, terapi yang (0,3%) yang timbul tanda
pernah didapatkan sebelumnya dan osteonekrosis ringan.10
tingkat keberhasilan terapi tersebut. Cashman dkk., selama 6 tahun
Anak-anak dengan usia kurang dari 6 studi prospektif menemukan
bulan saat ditemukannya instabilitas osteonekrosis hanya pada 1% dari 546
panggul dapat menggunakan brace, hip yang diterapi dengan pavlik
misalnya Pavlik harness.1,2,4,6,8 harness, dan reduksi berhasil pada
Terdapat berbagai macam 97% hip.12 Semakin bertambahnya usia
metode untuk terapi instabilitas hip anak dan berkembangnya kontraktur
pada anak, antara lain: hip spica cast; jaringan lunak, seiring perubahan
Frejka Pillow splint; Craig splint; Ilfeld sekunder pada acetabulum, tingkat
splint; dan Von Rosen splint. Saat ini keberhasilan Pavlik harness menurun.
metode-metode tersebut sudah tidak Penggunaan Pavlik harness pada

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 215


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

pasien harus sangat diperhatikan Setelah bulan ke-3 pemakaian


karena adanya risiko terjadinya Pavlik harness, pada hip kanan
osteonekrosis pada caput femur.1,2,8 didapatkan besar sudut α 650 dan
Indikasi pemasangan pavlik sudut β 330. Sedangkan pada hip kiri
harness antara lain: hip yang masih besar sudut α 600 dan sudut β 350.
reducible; anak yang belum berdiri dan Pada bulan ke-4 pemakaian Pavlik
merangkak; disertai kesediaan orang harness, didapatkan besar sudut α 620
tua untuk mengikuti aturan pemakaian dan sudut β 470 pada hip kanan dan
Pavlik harness; serta gambaran pada hip kiri besar sudut α 630 dan
radiologis berupa aksis collum dan sudut β 490. Berdasarkan hasil
caput femur yang mengarah pada evaluasi dengan USG tersebut dapat
kartilago triradiata saat hip dalam disimpulkan bahwa sudut α dan sudut
posisi fleksi.8,9 β kedua hip pasien sudah normal.
Pada kasus ini, indikasi Setelah pemakaian pavlik
pemasangan Pavlik harness sudah harness selama 4 bulan pasien
sesuai, yaitu hip yang masih reducible, dinyatakan sembuh dari DDH. Hal ini
anak belum berdiri dan merangkak, sesuai dengan penelitian terdahulu
serta kesediaan orang tua untuk oleh Grill dkk., untuk European
mematuhi aturan pemakaian pavlik Paediatric Orthopaedic Society serta
harness. Namun pada pasien ini Taylor dan Clarke, bahwa DDH pada
evaluasi radiologis tidak dilakukan anak usia 0 hingga 6 bulan dapat
dengan rontgen sehingga tidak dapat diterapi dengan Pavlik harness. Dan
dinilai aksis collum dan caput femur diagnosis serta evaluasi DDH dapat
terhadap kartilago triradiata. Evaluasi menggunakan USG.
dilakukan dengan USG sebab lebih Pada pasien tidak didapatkan
mudah mengevaluasi struktur hip yang tanda-tanda osteonekrosis. Hal ini
sebagian besar adalah kartilago. sesuai dengan penelitian yang
Setelah 1 bulan pemakaian dilakukan oleh Taylor and Clarke serta
pavlik harness, didapatkan pada hip Cashman, yang menyebutkan bahwa
kanan besar sudut α 600 dan sudut β persentase terjadinya osteonekrosis
400, dan pada hip kiri besar sudut α pada DDH yang diterapi dengan Pavlik
470 dan sudut β 400, dan tidak harness sangat kecil.
didapatkan dislokasi caput femur.
Dapat disimpulkan bahwa telah Simpulan
terdapat reduksi caput femur kiri dan Laporan kasus ini selain
perbaikan sudut β pada hip kiri pada membuktikan bahwa USG merupakan
pasien. Hal ini menandakan terapi pemeriksaan penunjang yang cukup
dengan Pavlik harness berespon baik efektif dan aman untuk diagnosis dan
serta dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi DDH pada anak usia 0 hingga
keluarga pasien juga tidak mengalami 6 bulan, juga membuktikan bahwa
kesulitan dalam hal perawatan pasien anak dengan DDH usia tersebut
termasuk pada saat memandikan memiliki respon yang baik terhadap
mengganti popok, maupun mengganti pemakaian Pavlik Harness. Serta Pavlik
pasien. harness telah terbukti merupakan

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 216


Aryadi Kurniawan, Ahmad Fauzi | Application of Pavlik Harness

metode yang aman, mudah dan user congenital dislocation of the hip. J Bone Joint
Surg. 1970; 52(4):704.
friendly dalam terapi DDH sebelum 12. Cashman JP, Round J, Taylor G, Clarke NM. The
usia merangkak. Hasil laporan kasus ini natural history of developmental dysplasia of
diharapkan dapat menginisiasi the hip after early supervised treatment in
pavlik harness. J Bone Joint Surg. 2002;
pemakaian Pavlik harness secara luas 84(3):418-25.
pada DDH yang terdeteksi dini di
Indonesia.

Daftar Pustaka
1. Beaty HJ. Congenital and developmental
anomalies of the hip and pelvis. Dalam: Canale
ST, Beaty JH, editor. Campbell’s Operative
Orthopaedics Jilid II. Edisi ke-11. Philadelphia:
Mosby Elsevier; 2008. hlm. 1180-229.
2. Antony JH. Developmental dysplasia of the hip.
Dalam: Herring JA, editor. Tachdjian’s
pediatrics orthopaedics jilid IV. Edisi ke-4.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008. hlm.
637-756.
3. Morrissy, T. Raymond, Weinstein.
Developmental hip displasia and dislocation in
lovell & winter's pediatric orthopaedics. Edisi
ke-6. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins;
2006. hlm. 988-1037
4. Richards BS. Developmental dysplasia of the
hip. Dalam: Song KM, editor. Orthopaedic
Knowledge Update Pediatrics. USA: American
Academy of Orthopaedic Surgeons; 1996. hlm.
167-76
5. Atalar H, Sayli U, Yavuz OY, Uraş I, Dogruel H.
Indicators of successful use of the Pavlik
harness in infants with developmental
dysplasia of the hip. Int Orthop. 2007; 31(2):
145–50
6. Solomon L, David W, Nayagam S. Apley’s
system of orthopaedics and fractures. Edisi ke-
8. Britain: Hodder Arnold; 2001. hlm. 409-16.
7. Wientroub S, Grill F. Ultrasonography in
developmental dysplasia of the hip. J Bone
Joint Surg Am. 2000; 82:1004.
8. Guille JT, Pizzutillo PD, MacEwen GD.
Developmental dysplasia of the hip from birth
to six months. J Am Aacad Orthop Surg. 2000;
8($):232-42.
9. Grill F, Benhassel H, Canadell J, Dungl P,
Matasovic T, Vizkelety T. The pavlik harness in
the treatment of congenital dislocating hip:
report on a multicenter study of the European
paediatric orthopaedic society. J Pediatr
Orthop. 1988 ; 8(1):1-8.
10. Taylor GR, Clarke NM. Monitoring the
treatment of developmental dysplasia of the
hip with the pavlik harness: the role of
ultrasound. J Bone Joint Surg. 1997; 79(5):719.
11. Wynne-Davies R. Acetabular dysplasia and
familial joint laxity, two etiological factors in

JUKE | Volume 4 Nomor 8 | September 2014 217

You might also like