You are on page 1of 9

p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
MASJID DI KOTA MEDAN

Julkarnain
Universitas Islam Sumatera Utara
julkarnain@fe.uisu.ac.id

ABSTRACT

The mosque is a non-profit organization and donated from various sources such as zakat, infak,
and wakf donations. In regard to financial statement, this organization might use standard
accountance system as widely lnown as Financial Report Standard or called Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109. The system is stressing on transparency and
accountability. It is interesting therefore, to study more regarding both accountability and
transparency of financial system which is applied in the mosque organizations located in the
Medan City. This case study involved 5 mosques in the area of Medan City were; Masjid Raya
Al-Mashun mosque, Ikhlasiyah Mosque, Jami 'Al-Munawarrah Mosque (at Islamic University of
North Sumatera), Silaturrahim Mosque and Ismail Mosque. This study consisted of three
variables; accountability and transparency as independent variables and financial management
of the mosque as dependent variable. The questionnaire was employed for data collection and
distrusted to 34 respondents around the five mosques as the research subjects.The results shows
that the influence of accountability and transparency of financial report to the mosque financial
management in Medan City was simulatneousely significant. The statistical analysis involved f
test with coefficient of determination and the result show 83,7% while the rest of 16,3% are
other factors not examined by the author.

Keywords: accountability, transparency, financial management, standard accountance.

1. PENDAHULUAN aktivitas operasionalnya. Organisasi bisnis


memperoleh sumber dana operasionalnya dari
Organisasi masjid merupakan organisasi kekayaan pribadi, keluarga atau pinjaman
nirlaba, karena itu dalam laporan keuangan- melalui bank pemerintah atau swasta.
nya menggunakan suatu cara yang dikenal Organisasi sektor publik memperoleh sumber
dengan sistem “Pernyataan Standar Akuntansi dana dari lembaga donor dan para
Keuangan” yang disingkat dengan PSAK. penyumbang lainnya yang tidak mengikat.
Dalam hal ini adalah PSAK No. 45 tentang Perbedaan kedua organisasi juga terletak
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. pada orientasi operasionalnya. Organisasi
PSAK No. 45 tersebut menjelaskan bahwa bisnis memang beriorientasi untuk mencari
komponen laporan keuangan organisasi keuntungan material semata. Sedangkan
nirlaba meliputi Laporan Posisi Keuangan, organisasi publik lebih menekankan pada
Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. orientasi kemasyarakatan atau semata-mata
Karakteristik organisasi nirlaba atau dalam bersifat sosial. Salah satu organisasi publik
hal ini, organiasasi sektor publik berbeda yang kerap menjadi sorotan adalah organisasi
dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama masjid.
yang mendasar terletak pada bagaimana cara Dalam menjalankan fungsinya, organisasi
organisasi tersebut memperoleh sumber dana masjid memperoleh dana dari berbagai
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai sumber, seperti bantuan yang bersifat pribadi,

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 1


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

kelompok, keluarga, pemerintah dan bahkan oleh publik atau masyarakat secara umum.
perusahaan swasta yang tidak mengikat. Suatu kebijakan pemerintah suatu Negara
Sumber dana masjid secara umum berasal misalnya, terkait dengan keterbukaan
dari zakat, infak dan shadaqah, sumbangan, informasi, maka diharapkan akan meng-
bantuan dan lain sebagainya termasuk wakaf. hasilkan persaingan politik yang sehat, toleran
Oleh karena itu, dalam laporan keuangannya sehingga kebijakan yang dibuat berdasarkan
selain menggunakan “Pernyataan Standar pada referensi publik.
Akuntansi Keuangan” (PSAK) No. 45 dapat Ada beberapa prinsip transparansi seperti
juga menggunakan PSAK No. 109, yaitu yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum
tentang akuntansi zakat, dan infak/shadaqah. Indonesia (HFI), yaitu:
Sumber pembiayaan untuk aktivitas
masjid berkaitan erat dengan besarnya dana 1. Adanya informasi yang mudah dipahami
yang dikelola masjid. Jumlah dana yang besar dan diakses (dana, cara pelaksanaan,
yang dikelola oleh organisasi masjid bentuk bantuan atau program).
memerlukan manajemen keuangan yang baik 2. Adanya publikasi dan media mengenai
dan sehat. Salah satu ciri manajemen proses kegiatan dan detail keuangan.
keuangan yang baik adalah adanya 3. Adanya laporan berkala mengenai pen-
transparansi dan akun-tabilitas dalam dayagunaan sumber daya dalam perkem-
pengelolaan keuangan suatu organisasi atau bangan proyek yang dapat diakses oleh
perusahaan. Organisasi masjid sebagai salah umum.
satu organisasi nirlaba yang mengelola 4. Laporan tahunan
keuangan yang diperoleh dari masyarakat 5. Website atau media publikasi organisasi
senantiasa dituntut melakukannya secara 6. Pedoman dalam penyebaran informasi
sistematis, transparan dan akuntabel.
Akuntabilitas yang dimaksudkan adalah Karena itu berkenaan dengan prinsip
mencari informasi atau jawaban terkait transparansi dan akuntabilitas yang diterapkan
dengan pertanggungjawaban atas segala yang ke dalam pengelolaan dana yang diserap oleh
telah dilakukan dan harus sesuai dengan yang organisasi masjid seharusnya tercermin dari
sebenarnya terjadi. Jika terdapat penyim- laporan keuangannya. Pengawasan terhadap
pangan dan tidak sesuai dengan yang seharus- sistem pengelolaan keuangan organisasi
nya, maka perlu dilakukan pencarian terkait masjid umumnya dilakukan oleh seseorang
penyimpangan tersebut. Hal itu sesuai dengan yang disebut “takmir” masjid. Dalam hal ini
pandangan yang dikemukakan oleh J.b. takmir masjid menyediakan informasi yang
Ghartey (2001) bahwa akuntabilitas ditu- dibutuhkan seperti berkenaan dengan fasilitas
jukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan masjid, peralatan yang dibutuhkan masjid
yang berhubungan dengan stewardzip yaitu secara rutin, dan berbagai aktivitas yang harus
apa, mengapa, siapa, kemana, yang mana, dan dilaksanakan. Selain itu takmir masjid juga
bagaimana suatu pertanggungjawaban harus melakukan pengalokasian sumber-sumber
dilaksanakan. dana yang dimiliki agar mencukupi serta
Dengan demikian akuntabilitas sebenarnya memenuhi kebutuhan-kebutuhan operasional
bertujuan tidak hanya untuk memperbaiki kegiatan yang diselenggarakan masjid.
kesalahan tetapi juga terkait dengan masalah Organisasi masjid sebagai suatu organisasi
pertanggungjawaban seseorang atas apa yang Islami memang sudah seharusnya menganut
telah dilakukan. Penjelasan ini sesuai dengan prinsip akuntabilitas dalam melaksanakan
pandangan yang dikemukakan Sirajudin Saleh kegiatannya. Menurut Anzar & Mukhtar
dan Aslam Iqbal bahwa akuntabilitas merupa- (2010), Diptyana (2009) dan Wardani (2012)
kan aspek sikap dan watak kehidupan bentuk akuntabilitas masjid adalah melalui
manusia yang meliputi aspek internal dan penerapan akuntansi dalam pencatatan
eksternal seseorang. transaksi keuangan, pengelolaan dana yang
Adapun terkait dengan transparansi, dilakukan secara amanah sesuai tujuannya
Meutiah (2008) menjelaskan bahwa trans- dengan pembuatan laporan keuangan yang
paransi merupakan kebijakan terbuka bagi reliable dan lain-lain. Semakin tinggi akun-
pengawasan. Terbuka artinya dapat dijangkau tabilitas dalam pengelolaan organisasi masjid

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 2


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

semakin besar pula potensi penerimaan dana 3. Masjid Shilaturrahim, Jl. Garu III Lk. III
organisasi. Maka mengingat sumber dana No.43, Medan Amplas.
yang bervariasi untuk suatu organisasi masjid 4. Masjid Ismail, Jl. Garu III Lk IX No. 122
maka penerapan akuntansi semakin dibu- A.2, Medan Amplas.
tuhkan dalam sistem pengelolaan keuangan- 5. Masjid Ikhlashiyah, Jl. Garu I, Sitirejo III,
nya. Terutama untuk efektivitas dan efesiensi Medan Amplas.
pemanfaatan dan penggunaan dana yang
masuk disamping untuk menghindari adanya 2.1. Sumber Data.
kesalahan atau penyelewengan.
Berdasarkan pengamatan, organisasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
masjid yang selama ini menyebar di beberapa data primer yang diproses melalui tahapan
kawasan menghadapi beberapa permasalahan tertentu untuk diperoleh hasil dan
dalam sistem pengelolalan keuangannya, kesimpulan. Menurut Umar (2003:56) data
antara lain sebagai berikut: primer merupakan “data yang diperoleh
langsung dilapangan oleh peneliti sebagai
1. Belum banyak masjid yang menerapkan objek penulisan”. Pengumpulan data
PSAK Nomor 45 tentang organisasi dalam penelitian ini yatu dengan cara
nirlaba. penyebaran kuesioner dan melakukan
2. Belum banyak masjid yang menerapkan wawancara langsung dengan pihak yang
PSAK Nomor 109 tentang zakat dan berhubungan dengan penelitian yang
infak/shadaqah. dilakukan.
3. Kurang transparansi dalam pengelolalan
keuangann organisasi dan 2.3. Teknik Pengumpulan Data
4. Kinerja organisasi yang kurang menuntut
akuntabilitas (pertanggungjawaban). Teknik pengumpulan data merupakan
cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh
Bersarkan beberapa poin di atas memberi data yang relevan disertai keterangan yang
alasan untuk dilakukan suatu peneltian untuk diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian
mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya ini penulis berupaya untuk memperoleh data
sistem manjemen organisasi masjid. Maka primer langsung dari objek atau responden
untuk lebih terfokus pada lapangan kajian ini, penelitian. Teknik pengumpulan data yang
berikut ditentukan beberapa tujuan peneltian: digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah penerapan akuntabilitas dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
manajemen keuangan organisasi masjid di
Dilakukan untuk memperoleh data sekun-
Kota Medan?
der sebagai landasan teori yang digunakan
2. Apakah [enerapan transparansi keuangan
untuk data pendukung. Karena itu dalam
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pembahasan penelitian kepustakaan dila-
manajemen keuangan pada organisasi
kukan dengan cara membawa literatur
masjid di Kota Medan.
yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti oleh penulis.
2. METODE PENELITIAN
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan pada 5 (lima)
masjid terpilih di Kota Medan, yaitu: a. Wawancara
Penulis memperoleh data dengan cara
1. Masjid Raya Al-Mashun, Jl. Sisinga- melakukan tanya jawab secara
mangaraja, Medan Kota. langsung untuk meminta keterangan
2. Masjid Jami’ Al-Munawarrah UISU, mengenai hal yang berhubungan
Teladan Barat, Medan Kota. dengan masalah yang diteliti.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 3


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

b. Kuesioner = 1 + 3,3 Log 34


Dalam penelitian ini metode yang = 1 + 3,3 (1,531)
digunakan untuk memperoleh infor- = 1 + 5,052
masi dari responden adalah berbentuk = 6,052
kuesioner. Jenis kuesioner yang penulis = 6 (dibulatkan)
gunakan adalah kuesioner tertutup,
yaitu kuesioner yang disediakan jawa- b. Menghitung Rentang Data
bannya dengan menggunakan skala Rentang Data = Data Tertinggi dikurangi
Likert dengan 5 alternatif, mulai dari (-) Data Terendah + 1
jawaban “Selalu” hingga “Tidak = 70 - 42 + 1
Pernah”. = 29

2.4. Teknik Analisis Data c. Menghitung Panjang Kelas


Panjang Kelas = Rentang Data/Jumlah
Teknik analisis data yang digunakan Kelas = 29/6 = 4,83 = 5 (dibulatkan).
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik deskriptif dengan menggunakan Berdasarkan perhitungan diatas, maka
software atau aplikasi spss versi 20. Sugiyono dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai
(2010: 208), statistik deskriptif adalah berikut:
statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau Tabel 1
menggambarkan data yang telah terkumpul Distribusi Frekuensi Variabel
sebagaimana adanya tanpa bermaksud Manajemen Keuangan
membuat kesim-pulan yang umum atau Nilai Frekuensi Persenta
mengeneralisa-sikannya. Statistik deskriptif se
membahas beberapa hal, antara lain rata-rata 42 – 47 1 3%
(mean), standar deviasi, nilai maksimum, nilai 48 – 53 0 0
minimum, dan jumlah data, frekuensi data,
dan kecenderungan data. 54 – 59 5 15%

60 – 65 8 23%

3. HASILAN DAN PEMBAHASAN 66 – 71 20 59%


Total 34 100%
Berdasarkan data hasil penyebaran
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
kuesioner yang terdiri dari empat belas (14)
butir pernyataan untuk variabel manajemen
keuangan organisasi Masjid, peneliti Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
melakukan kategorisasi terhadap variabel frekuensi terbesar yaitu 20 yang terletak pada
manajemen keuangan organisasi Masjid kelas interval 66-71 dengan prosentase
berdasarkan skor tertinggi dan terendah. sebesar 59%. Nilai frekuensi terendah terletak
Penelitian ini menggunakan Skala Likert pada interval 42-47 sebanyak 1 responden
dengan 5 alternatif mulai dari jawaban dengan prosentase 3%. Selanjutnya meng-
“Selalu” hingga “Tidak Pernah”. Penulis hitung kecenderungan frekuensi variabel yang
menentukan kriteria variabel Y berdasarkan ditentukan dengan menghitung Mean ideal
skor tertinggi dan terendah dimana skor (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) serta
tertinggi yaitu 70 dan skor terendah yaitu 42; mencari kategorinya. Hasilnya adalah:
Nilai mean sebesar 64,26; Nilai median Skor maksimal : 5 x 14 = 70
sebesar 67,50; Nilai modus sebesar 68 dan Skor minimal : 1 x 14 = 14
Nilai standar deviasi sebesar 6,067. Mean Ideal (Mi) = ½ (nilai maksimum + nilai
minimum) = ½ (70 + 14) = 42
a. Menghitung Jumlah Kelas Interval Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 (nilai
Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,3 maksimum – nilai minimum)
Log n = 1/6 (70 – 14) = 9,33

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 4


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

a. Tinggi a. Menghitung jumlah kelas interval:


= > (Mi+SDi) = > 42+9,33) = > 51,33
b. Sedang Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,3 Log n
= (Mi-SDi) s/d (Mi+SDi) = (42-9,33) s/d = 1 + 3,3 Log 34
(42+9,33) = 32,67 s/d 51,33 = 1 + 3,3 (1,531)
c. Rendah = 1 + 5,052
= < (Mi-SDi) = < (42-9,33) = < 32,67 = 6,052
= 6 (dibulatkan)
Tabel 2
Kategori Kecenderungan Frekuensi b. Menghitung rentang data:
Manajemen Keuangan Masjid
No Interval Frekuensi Presentase Kategori Data Tertinggi - Data Terendah + 1
1. >51 33 97% Tinggi = 195 – 109 + 1
= 87
2. 32,67 1 3% Sedang
s/d
51,33
Selanjutnya menghitung Panjang Kelas, yaitu
3. <32,67 0 0% Rendah Panjang Kelas = Rentang Data/Jumlah Kelas
Total 34 100% = 87/6
Sumber: Data primer yang diolah, 2018 = 14,5

Berdasarkan perhitungan kecenderungan Berdasarkan perhitungan maka dapat dibuat


data variabel manajemen keuangan masjid di tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
kota Medan menunjukkan bahwa dari 34
responden terdapat 33 responden dengan Tabel 3
kategori tinggi (97%), 1 responden kategori Distribusi Frekuensi Variabel
sedang (3%), dan tidak ditemukan responden Akuntabilitas Laporan Keuangan
dengan kategori rendah. Hasil tersebut Nilai Frekuensi Persentase
menunjukkan bahwa manajemen keuangan
109 – 123,5 0 0%
masjid di kota Medan sudah sangat tinggi.
Hanya saja masih ada pengurus masjid yang 123,6 – 138,1 1 3%
tidak menyesuaikan kegiatan ketika kegiatan 138,1 – 152,6 1 3%
masjid mengalami beberapa kendala sehingga
terkadang pengelolaan masjid tidak berjalan 152,7 – 167,2 4 12%
dengan baik. 167,3 – 181,8 17 32%
Jika dideskripsikan variabel akuntabilitas 181,9 – 196,4 11 50%
laporan keuangan masjid di Kota Medan, Total 34 100%
maka berdasarkan data hasil penyebaran Sumber : Data primer diolah, 2018
kuesioner yang terdiri dari tiga puluh
sembilan (39) butir pernyataan untuk variabel Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
akuntabilitas, penulis melakukan kategorisasi frekuensi terbesar yaitu 11 yang terletak pada
terhadap variabel akuntabilitas berdasarkan kelas interval 181,9 – 196,4 dengan
skor tertinggi dan terendah. Penelitian ini prosentase sebesar 50%. Nilai frekuensi
menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif terendah terletak pada interval 123,6-138,1
jawaban dari Selalu sampai Tidak Pernah. dan 138,1-152,6 yaitu sebanyak 1 responden
Penulis menentukan kriteria variabel X dengan prosentase 3%. Selanjutnya meng-
berdasarkan skor tertinggi dan terendah hitung kecenderungan frekuensi variabel yang
dimana skor tertinggi yaitu 195 dan skor ditentukan dengan menghitung Mean ideal
terendah yaitu 109. Nilai mean sebesar (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) serta
174,18; Nilai median sebesar 177; Nilai mencari kategorinya, dengan hasil sebagai
modus sebesar 174 dan Nilai standar deviasi berikut:
sebesar 16,029.
Sementara untuk menghitung jumlah kelas Skor maksimal : 5 x 39 = 195
interval, maka diketahui: Skor minimal : 1 x 39 = 39

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 5


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

Mean Ideal (Mi) = ½ (nilai maksimum + nilai Pernah”. Penulis menentukan kriteria variabel
minimum) X berdasarkan skor tertinggi dan terendah
= ½ (195 + 39) dimana skor tertinggi yaitu 45 dan skor
= 117 terendah yaitu 34; Nilai mean sebesar 41,21;
Nilai median sebesar 42; Nilai modus sebesar
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 1/6 (nilai 42 dan Nilai standar deviasi sebesar 3,282.
maksimum – nilai minimum) a. Menghitung Jumlah Kelas Interval
= 1/6 (195-109) Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,3 Log n
= 14,33 = 1 + 3,3 Log 34
a. Tinggi = > (Mi+SDi) = 1 + 3,3 (1,531)
= > (117+14,33) = > 131,33 = 1 + 5,052 = 6,052 = 6 (dibulatkan)
b. Sedang = (Mi-SDi) s/d (Mi+SDi) b. Menghitung Rentang Data
= (117-14,33) s/d (117+14,33) Rentang Data = Data Tertinggi – Data
= 102,67 s/d 131,33 Terendah + 1
c. Rendah = < (Mi-SDi) = 45 – 9 + 1
= < (117-14,33) = 37
= < 102,67
Menghitung Panjang Kelas Panjang Kelas =
Tabel 4 Rentang Data/Jumlah Kelas = 37/6
Kategori Kecenderungan Frekuensi = 6,16
Akuntabilitas Laporan Keuangan Masjid = 6 (dibulatkan)
No Interval Frekuensi Presentase Kategori
1. >131,33 33 97% Tinggi Berdasarkan perhitungan maka dapat dibuat
tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
2. 102,67 1 3% Sedang
s/d
Tabel 5
131,33
3. <102,67 0 0% Rendah Distribusi Frekuensi Variabel
Transparansi Laporan Keuangan Masjid
Total 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018 Nilai Frekuensi Prosentase

Berdasarkan perhitungan kecenderungan 9 – 15 0 0%


data variabel akuntabilitas laporan keuangan
16 – 22 0 0%
masjid di kota Medan menunjukkan bahwa
dari 34 responden terdapat 33 responden 23 – 29 0 0%
dengan kategori tinggi (97%), 1 responden
kategori sedang (3%), dan tidak ditemukan 30 – 36 6 18%
responden dengan kategori rendah. Hasil 37 – 43 18 53%
tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas 44 – 50 10 29%
laporan keuangan masjid di kota Medan Total 34 100%
sudah sangat tinggi. Hanya saja masih banyak Sumber : data primer yang diolah, 2018
pengurus masjid yang tidak mencatat
keuangan masjid secara informatif. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
Berikut adalah deskripsi variabel frekuensi terbesar yaitu 18 yang terletak pada
transparansi laporan keuangan masjid di Kota kelas interval 37-43 dengan prosentase
Medan. Berdasarkan data hasil penyebaran sebesar 53%. Nilai frekuensi terendah terletak
kuesioner yang terdiri dari sembilan (9) butir pada interval 30-36 sebanyak 6 responden
pernyataan untuk variabel transparansi, dengan persentase 18%. Selanjutnya
penulis melakukan kategorisasi terhadap menghitung kecenderungan frekuensi variabel
variabel transparansi berdasarkan skor yang ditentukan dengan menghitung Mean
tertinggi dan terendah. Penelitian ini ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi)
menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif serta mencari kategorinya, dengan hasil
jawaban dari “Selalu” sampai “Tidak sebagai berikut:

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 6


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

Skor maksimal : 5 x 9 = 45 Tabel 7


Skor minimal : 1 x 9 = 9 Hasil Analisis Regresi Linier erganda
Coefficientsa
Mean Ideal (Mi)=½ (nilai maksimum + nilai Unstandardized Stand
Coefficients Coef.
minimum) Model
B Std. Beta
T Sig.
= ½ (45 + 9) Error
= 27 (Constant) -6.499 5.658 -1.149 .260
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 1/6 (nilai Akuntanta-
.156 .040 .412 3.943 .000
maksimum – nilai minimum) 1 bilitas (X1)
= 1/6 (45-9) Transparansi
1.058 .193 .573 5.484 .000
(X2)
=6 a. Dependent Variable: Manajemen Keuangan (Y)
a. Tinggi = > (Mi+SDi)
= > (27+6) = > 33 Berdasarkan hasil pengolahan data seperti
b. Sedang = (Mi-SDi) s/d (Mi+SDi) diuraikan pada tabel di atas maka dapat
= (27-6) s/d (27+6) dibentuk persamaan regresi variabel
= 21 s/d 33 akuntabilitas dan transparansi terhadap
c. Rendah = < (Mi-SDi) manajemen keuangan organisasi masjid
= < (27-6) = < 21 sebagai berikut: Y = 6,499 + 0,156X1 + 1,058
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa
Tabel 6
koefisien regresi akuntabilitas (X1) memiliki
Kategori Kecenderungan Frekuensi
tanda positif yang berarti semakin tinggi
Transparansi Laporan Keuangan Masjid
akuntabilitas akan membuat manajemen
No Interval Frekuensi Presentase Kategori
1. >33 34 100% Tinggi
keuangan masjid semakin memadai.
Kemudian koefisien regresi transparansi (X2)
2. 21 s/d 0 0% Sedang juga memiliki tanda positif yang berarti
33 semakin tinggi transparansi akan membuat
3. <21 0 0% Rendah manajemen keuangan masjid semakin
Total 34 100%
memadai.
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan Uji Parsial (t) yang bertujuan
Berdasarkan perhitungan kecenderungan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
data variabel akuntabilitas laporan keuangan pengaruh parsial pada variabel X terhadap
masjid di kota Medan menunjukkan bahwa variabel Y maka hasilnya sebagai berikut.
dari 34 responden terdapat 33 responden Tabel 8
dengan kategori tinggi (100 tidak ditemukan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
responden dengan kategori sedang dan
Coefficientsa
rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Model Unstandardized Stand T Sig.
transparansi laporan keuangan organisasi Coefficients Coef
masjid di kota Medan sudah sangat tinggi. B Std. Beta
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel Error
independen yaitu, Akuntabilitas Laporan (Constant) -6.499 5.658 -1.149 .260
Akunta-
Keuangan dan Transparansi Laporan .156 .040 .412 3.943 .000
1 bilitas (X1)
Keuangan pada beberapa Masjid di Kota Trans-
Medan. Sedangkan variabel dependen dalam 1.058 .193 .573 5.484 .000
paransi (X2)
penelitian ini hanya terdapat satu (1) varibel, a. Dependent Variable: Manajemen Keuangan (Y)
yaitu Manajemen Keuangan Masjid di Kota
Medan. Maka untuk menganalisis lebih lanjut Diketahui ttabel= (α/2;n-k-1) = t (0,025;31)
terhadap data-data kuantitatif adalah dengan = 2,042. sedangkan nilai sig < 0,05 atau
menggunakan Statistical Package for the thitung> ttabel, maka terdapat pengaruh variabel
Social Sciences atau yang disingkat dengan X terhadap variabel Y. Maka dari hasil uji t
istilah SPSS. SPSS yang dipergunakan dalam pada penelitian ini, terdapat pengaruh antara
peneltian ini adalah SPSS versi 20 dan akuntabilitas (X1) dengan manajemen
hasilnya sebagai berikut. keuangan masjid sebesar 0,000 < 0,05,

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 7


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

sedangkan nilai thitung 3,943 > ttabel 2,042, pengaruh yang diberikan variabel X secara
maka dapat disimpulkan H1 diterima yang simultan terhadap variabel Y, maka hasilnya
berarti terdapat pengaruh antara akuntabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.
(X1) terhadap Manajemen Keuangan Masjid
(Y). Untuk variabel transparansi (X2), dengan Tabel 10
variabel manajemen keuangan masjid (Y) Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
terdapat pengaruh sebesar 0,000 < 0,05, Model Summaryb
sedangkan nilai thitung 5,484 > ttabel 2,042, Model R R Square Adjusted Std. Error
maka terdapat pengaruh antara transparansi R Square of the
(X2) dengan manajemen keuangan masjid Estimate
1 .915a .837 .827 2.527
(Y). Sehingga dapat di simpulkan H2 di
a. Predictors: (Constant), Transparansi Laporan
terima yang berarti terdapat pengaruh antara Keuangan (X2), Akuntantabilitas Laporan Keuangan
transparansi dengan manajemen keuangan (X1)
masjid. b. Dependent Variable: Manajemen Keuangan Masjid
Selanjutnya dilakukan Uji Simultan (f), uji (Y)
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
atau tidaknya pengaruh secara simultan yang Berdasarkan output pada tabel di atas
diberikan varibel X terhadap variabel Y, dan diketahui nilai R square 0,837. Hal ini
hasilnya sebagaimana pada tabel berikut. mengandung arti bahwa pengaruh variabel
akuntabilitas (X1) dan transparansi (X2) secara
Tabel 9 simultan terhadap manajemen keuangan
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda masjid (Y) sebesar 83,7 %. Sementara
berdasarkan hasil pengujian secara parsial dan
ANOVAa mengacu pada pengujian hipotesis
Model Sum of Df Mean F Sig. sebelumnya, didapatkan bahwa H2 diterima
Squares Square yang berarti transparansi (X 2 ) berpengaruh
terhadap manajemen keuangan masjid di Kota
Regres- Medan. Dengan demikian dapat disimpulkan
1016.718 2 508.359 79.632 .000b
sion
1
bahwa semakin transparan suatu laporan
Resi- keuangan masjid, maka manajemen keuangan
197.900 31 6.384 Masjid di Kota Medan semakin baik dan
dual
Total 1214.618 33 berkualitas.
a. Dependent Variable: Manajemen Keuangan (Y)
b. Predictors: (Constant), Transparansi Laporan
Keuangan (X2), Akuntantabilitas (X1)
4. KESIMPULAN
Diketahui jika sig < 0,05 atau fhitung> ftabel, Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
maka terdapat pengaruh variabel X secara secara simultan yang telah dilakukan,
simultan terhadap Variabel Y. Diketahui f tabel diperoleh penjelasan bahwa H3 diterima yang
= F (k;n-k) = F (2-32) = 3,32. Berdasarkan berarti terdapat pengaruh antara akuntabilitas
output diatas nilai signifikansi untuk dan transparansi laporan keuangan terhadap
pengaruh akuntabilitas (X1) dan transparansi manajemen keuangan masjid di Kota Medan.
(X2) secara simultan terhadap manajemen Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian
keuangan masjid (Y) adalah sebesar 0,000 < yang telah dilakukan oleh Jennifer Septiany
0,05, sedangkan nilai fhitung sebesar 79,634 > (2015) bahwa adanya pengaruh antara
ftabel 3,32, maka dapat di simpulkan bahwa H3 akuntabilitas dan transparansi laporan
diterima yang berarti terdapat pengaruh antara keuangan terhadap manajemen keuangan
akuntabilitas (X1) dan tranparansi (X2) secara pada 36 masjid di Kota Bandung.
simultan terhadap manajemen keuangan Hasil penelitian mengenai pengaruh
organisasi masjid (Y). akuntabilitas dan transparansi laporan
Adapun analisis selanjutnya dilakukan keuangan terhadap manajemen keuangan
melalui uji koefisiensi determinasi. Uji ini masjid di atas, maka dapat ditarik beberapa
berfungsi untuk mengetahui berapa persen kesimpulan. Akuntabilitas pada masjid di

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 8


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

Kota Medan sangat baik. Akuntabilitas Kristianten. 2006. Transparansi Anggaran


laporan keuangan masjid sangat berpengaruh Pemerintah. Rineka Cipta. Jakarta.
terhadap manajemen keuangan masjid. Hal ini
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan
ditunjukkan dengan thitung 3,943 > ttabel 2,042,
Daerah. Erlangga. Jakarta
maka Ha diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara akuntabilitas (X1) terhadap Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor
Manajemen Keuangan Masjid (Y). Publik. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Transparansi laporan keuangan masjid di YKPN. Yogyakarta.
Kota Medan sangat transparan. Hal ini Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
ditunjukkan dengan thitung 5,484 > ttabel 2,042, Penerbit Andi. Yogyakarta.
maka terdapat pengaruh antara transparansi
(X2) dengan manajemen keuangan masjid Moh. Wahyudin Zarkasyi. 2008. Good
(Y). Sehingga dapat di simpulkan Ha di Corporate Governance Pada Badan
terima yang berarti terdapat pengaruh antara Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa
transparansi dengan manajemen keuangan Keuangan Lainnya. Alfabeta. Bandung
masjid. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pengaruh akuntabilitas dan transparansi Kuantitatif Dan R&D. Alfabeta.
laporan keuangan terhadap manajemen Bandung.
keuangan masjid di Kota Medan secara
simultan memberikan pengaruh sebesar Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian:
83,7%. Hal ini menunjukkan terdapat Aplikasi dalam Pemasaran. Gramedia
pengaruh akuntabilitas dan transparansi Pustaka Utama. Jakarta.
laporan keuangan terhadap manajemen
keuangan masjid di Kota Medan yang
signifikan, karena semakin tinggi
akuntabilitas dan transparansi, maka akan
membuat manajemen keuangan masjid di
Kota Medan semakin berkualitas.
Sesuai dengan hasil peneltitian di peroleh
penjelasan bahwa manajemen keuangan
masjid di Kota Medan sudah sangat memadai.
Pengelola masjid melaksanakan dengan baik
bagaimana mendapatkan dana yang sesuai
dan tidak memberatkan umat beragama.
Pengelola masjid juga menggunakan dana
dengan efektif dan efisien serta
mempertanggung jawabkan dana tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Taufik dan Andriana. 2014. Laporan


Keuangan Masjid Berdasarkan Kom-
binasi PSAK No 45 dan PSAK No 109. e-
journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi.
2017. Vol. IV. No 1. hlm 6-11
Halim Abdul & Syam Kusufi. 2013.
Akuntansi Sektor Publik. Salemba
Empat. Jakarta.
J.B. Ghartey. (2001). Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 9

You might also like