Professional Documents
Culture Documents
Jurnal
Jurnal
Abstract
Ibuprofen or acid 2-(-4-isobutylphenyl) propionate had anti-inflammatory and high analgesic
activity especially for reduced pain due to inflammation in a variety of arthritic and arthritis
conditions. The purpose of this research to establish the level of ibuprofen in the initial material
drug with alkalimetry titration of volumetric method where 0.1 N NaOH as titrant and external
standard method used a UV spectrophotometry. In alkalimetry titration that has been done, the
volume of 0.1 N NaOH were completely reacted with ibuprofen was 6.28 mL, so the level of
ibuprofen was obtained from the titration result was 113.9% where the result was not accordance
with the literature. In the external standard method used a UV spectrophotometry, the yield of
absorbance from the sample solution ibuprofen was 0.3613, so concentration was obtained from
ibuprofen was 239.76 ppm with percentage level was 95.904%. The level was not accordance
with the literature. Determined level of ibuprofen with external standard method used UV
Abstrak
Ibuprofen atau asam 2-(-4-Isobutilfenil) propionat mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik
yang tinggi terutama untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada berbagai kondisi
rematik dan arthritis. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar ibuprofen dalam bahan
awal obat dengan metode volumetri yaitu titrasi alkalimetri dimana NaOH 0,1 N sebagai titran
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER2015 ISSN 2302-2493
dan metode baku luar menggunakan spektrofotometri UV. Dalam titrasi alkalimetri yang telah
dilakukan, volume NaOH 0,1 N yang habis bereaksi dengan ibuprofen adalah 6,28 mL, sehingga
kadar ibuprofen yang diperoleh dari hasil titrasi tersebut adalah 113,9% dimana hasil tersebut
tidak sesuai dengan literatur. Dalam metode baku luar menggunakan spektrofotometri UV,
larutan sampel ibuprofen menghasilkan absorbansi sebesar 0,3613, sehingga diperoleh kadar
sampel ibuprofen yaitu 239,76 ppm dengan persentase kadar sebesar 95,904%. Kadar yang
diperoleh tidak sesuai dengan literatur. Penetapan kadar ibuprofen dengan metode baku luar
metanol, dalam aseton, dan dalam kloroform Gambar 1. Stuktur kimia Ibuprofen1.
Ibuprofen adalah obat anti radang non
serta sukar larut dalam etil asetat 1. Rumus
steroid yang mempunyai aktivitas antiradang
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER2015 ISSN 2302-2493
dan analgesik yang tinggi, terutama yang bereaksi ekuivalen dengan analit5.
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri Analisis volumetri yang cocok untuk
akibat peradangan pada berbagai kondisi ibuprofen adalah reaksi penetralan. Reaksi
rematik dan arthritis. Ibuprofen memiliki penetralan adalah suatu cara penetapan
efek samping iritasi saluran cerna2,3. kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan
Ibuprofen memiliki sifat antipiretik yang prinsip netralisasi. Bila sebagai titran
sangat peka salah satunya terhadap suhu) Sebaliknya bila larutan baku basa sebagai
yang disertai dengan keluarnya banyak dilakukan titrasi alkalimetri yang merupakan
perpindahan proton dari zat yang bersifat sedangkan sinar tampak (visible)
dengan metode baku luar (external standar banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
kromofor yang dapat menyerap radiasi pada mengukur absorbansi pada panjang
interpolasi terhadap persamaan garis yang bebas CO2, etanol, serbuk asam oksalat,
adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu ibuprofen BPFI, dan serbuk natrium
hingga mendidih agar bebas dari CO2. tiga tetes fenolftalein dan dititrasi
glass dengan aquadest bebas CO2 lalu sebanyak tiga kali (triplo). Volume
diaduk hingga larut dan homogen. NaOH dicatat hingga mencapai titik
ukur 250 mL dengan aquadest dilarutkan dalam etanol 96% (pH netral)
ditimbang, dilarutkan dalam beaker glass titik akhir titrasi (warna rosa). Persentase
Spektrofotometri UV
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER2015 ISSN 2302-2493
12,5 mg, dimasukkan dalam labu ukur ppm, 300 ppm, dan 250 ppm. Larutan
25 mL, dan ditambahkan etanol sampai tersebut diukur pada panjang gelombang
larut lalu ad etanol sampai tanda batas. maksimum 266 nm. Hasil dibuat kurva
rentang 190-380 nm. Dihasilkan panjang dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
gelombang maksimum 266 nm. lalu ditambahkan etanol sampai larut dan
Hasil
0.4
0.3
0.2
0.1
0
250 ppm 300 ppm 400 ppm 500 ppm
adalah 6,28 mL. Kadar ibuprofen yang 100 ml etanol karena dikhawatirkan jika
diperoleh dari hasil titrasi tersebut adalah penimbangan dalam jumlah sangat kecil
113,9%. Kadar tersebut tidak sesuai dengan maka tingkat error akan semakin besar.
literatur dimana menurut Depkes RI (2012) Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet
dalam Farmakope Indonesia Edisi Kelima, untuk diukur absorbansinya. Kuvet yang
kadar ibuprofen yang dipersyaratkan adalah dipakai tidak boleh berwarna sehingga dapat
dalam titrasi dan ketidakmurnian zat sampel. benar sejajar, harus tahan (tidak bereaksi)
Selanjutnya kadar ibuprofen ditentukan
terhadap bahan-bahan kimia, tidak boleh
dengan metode baku luar (external standar
rapuh, dan mempunyai bentuk yang
methods) menggunakan spektrofotometri
sederhana. Hasil pengukuran diperoleh
UV. Prinsip dasar pada spektrofotometri UV
absorbansi pada panjang gelombang
adalah sampel harus jernih dan larut
maksimum 266 nm pada larutan baku
sempurna serta tidak ada partikel koloid
dengan konsentrasi 500, 400, 300, dan 250
(suspensi). Larutan baku dibuat dengan
ppm berturut turut adalah 0,7468, 0,5887,
berbagai konsentrasi yaitu 500, 400, 300,
0,4569, dan 0,3753, sedangkan sampel
dan 250 ppm. Larutan sampel ibuprofen
dengan konsentrasi 250 ppm menghasilkan
dibuat dengan dilarutkannya 25 mg dalam
absorbansi sebesar 0,3613. Dengan
100 mL etanol. Sebenarnya bisa saja jika 2,5
persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi
mg sampel dilarutkan dalam 10 mL tetapi
larutan baku ibuprofen, maka diperoleh
dengan pertimbangan akurasi dari alat
kadar sampel ibuprofen yaitu 239,76 ppm
timbang, maka konsentrasi 250 ppm sampel
dengan persentase kadar sebesar 95,904%.
dibuat dari 25 mg sampel dilarutkan dalam
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER2015 ISSN 2302-2493
Kadar yang diperoleh tidak termasuk dalam dan pembacaan skala buret yang dilakukan
103,0% C13H18O2, dihitung terhadap zat volumetri dengan metode titrasi alkalimetri
Klinik. Jakarta: Salemba Medika; 2002. III. London: The Stationery Office;
3. Siswandono dan Soekardjo B. Kimia
2007.
Medisinal Edisi 2. Surabaya: Airlangga 8. Basset, J, et al. Buku Ajar Vogel Kimia
EGC; 1994.
4. Tjay, TH dan K Rahardja. Obat-Obat 9. Ebeshi, UB. Comparative Utilization of
Penting. Jakarta: PT Elex Media Visual, Potentiometric Titrations, and
Komputindo; 2008. UV Spectrophotometric Methods in The
5. Satiadarma, K, et al. Asas Determination of Ibuprofen. African
Pengembangan Prosedur Analisis. Journal Of Pharmacy And
Surabaya: Airlangga University Press; Pharmacology. 2009;3(9):426 -431.
2004.
6. SA Kulichenko and SO Fessenko. 10. Ibrahim. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Determination of Ibuprofen and
Algensindo; 2007.
Novocaine Hydrochloride with The Use 11. Rohman, Abdul. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
of Water–Micellar Solutions of
2007.
Surfactants. Analytica Chimica Acta.
12. Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi
2003;481:149–153.
Kelima. Jakarta: Depkes RI; 2012.